menjajal pengelolaan lanskap berkelanjutan di...

8
1 KELOLA Sendang Factsheet │ April 2017 Factsheet Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang Dangku South Sumatra Partnership for Landscape Management Support Project MENJAJAL PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN DI SUB-LANSKAP DANGKU MENGENAL LEBIH BAIK SUB-LANSKAP DANGKU: 1. Penggunaan lahan di Sub-Lanskap Dangku Sub-Lanskap Dangku meliputi kawasan yang berada baik di dalam maupun di sekitar Suaka Margasatwa Dangku (SM Dangku). Kawasan suaka ini sangat penting bagi konservasi keanekaragaman hayati, dan merupakan salah satu kawasan hutan dataran rendah dengan topografi landai yang tersisa di Sumatera Selatan. Keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna, yang dikandung oleh kawasan ini meliputi beberapa spesies dilindungi seperti Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatranus) dan beruang madu (Helarctos malayanus). Sampai dengan tahun 2015, terdapat populasi kecil Harimau Sumatera di SM Dangku, namun pasca bencana kebakaran hutan dan lahan yang melanda sebagian besar Pulau Sumatera pada tahun 2015, diperkirakan populasi harimau yang ada sebelumnya berpindah ke Hutan Harapan (PT. REKI). Di sekitar SM Dangku, terdapat empat area yang ditetapkan sebagai Hak Guna Usaha (HGU) untuk perkebunan kelapa sawit, tiga Hutan Tanaman Industri (HTI), dan tiga perusahaan minyak dan batu bara. Di sisi lain, terdapat desa dengan masyarakat asli dan transmigrasi. Seluruh jalan di kawasan tersambung dengan kegiatan operasional perusahaan di sub-lanskap. Sejak ditetapkan menjadi suaka margasatwa, kawasan SM Dangku mengalami tekanan dari berbagai aktivitas illegal dan tumpang tindih kawasan dengan perkebunan sawit. Aktivitas illegal yang terjadi diantaranya perambahan kawasan menjadi lahan budidaya singkong dan karet yang dilakukan oleh masyarakat desa di sekitar kawasan maupun masyarakat pendatang, pembalakan liar yang “didukung” oleh infrastruktur jalan operasi peninggalan kegiatan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang telah habis ijin operasionalnya, perburuan liar, dan kebakaran hutan dan Peta Situasi dan Penggunaan lahan untuk Sub-Lanskap Dangku.

Upload: nguyenkien

Post on 09-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1KELOLA Sendang │ Factsheet │ April 2017

F a c t s h e e t

K e m i t r a a n P e n g e l o l a a n L a n s k a p S e m b i l a n g D a n g k u South Sumatra Partnership for Landscape Management Support Project

MENJAJAL PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN DI SUB-LANSKAP DANGKU

MENGENAL LEBIH BAIK SUB-LANSKAP DANGKU:

1. Penggunaan lahan di Sub-Lanskap Dangku

Sub-Lanskap Dangku meliputi kawasan yang berada baik di dalam maupun di sekitar Suaka Margasatwa Dangku (SM Dangku). Kawasan suaka ini sangat penting bagi konservasi keanekaragaman hayati, dan merupakan salah satu kawasan hutan dataran rendah dengan topografi landai yang tersisa di Sumatera Selatan. Keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna, yang dikandung oleh kawasan ini meliputi beberapa spesies dilindungi seperti Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatranus) dan beruang madu (Helarctos malayanus). Sampai dengan tahun 2015, terdapat populasi kecil Harimau Sumatera di SM Dangku, namun pasca bencana kebakaran hutan dan lahan yang melanda sebagian besar Pulau Sumatera pada tahun 2015, diperkirakan

populasi harimau yang ada sebelumnya berpindah ke Hutan Harapan (PT. REKI).

Di sekitar SM Dangku, terdapat empat area yang ditetapkan sebagai Hak Guna Usaha (HGU) untuk perkebunan kelapa sawit, tiga Hutan Tanaman Industri (HTI), dan tiga perusahaan minyak dan batu bara. Di sisi lain, terdapat desa dengan masyarakat asli dan transmigrasi. Seluruh jalan di kawasan tersambung dengan kegiatan operasional perusahaan di sub-lanskap.

Sejak ditetapkan menjadi suaka margasatwa, kawasan SM Dangku mengalami tekanan dari berbagai aktivitas illegal dan tumpang tindih kawasan dengan perkebunan sawit. Aktivitas illegal yang terjadi diantaranya perambahan kawasan menjadi lahan budidaya singkong dan karet yang dilakukan oleh masyarakat desa di sekitar kawasan maupun masyarakat pendatang, pembalakan liar yang “didukung” oleh infrastruktur jalan operasi peninggalan kegiatan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang telah habis ijin operasionalnya, perburuan liar, dan kebakaran hutan dan

Peta Situasi dan Penggunaan lahan untuk Sub-Lanskap Dangku.

2 KELOLA Sendang │ Factsheet │ April 2017

lahan. Tumpang tindih kawasan dengan perkebunan sawit yang berbatasan dengan SM Dangku belum terselesaikan hingga kini. Dari analisis peta yang dilakukan paling tidak ada 4 perusahaan sawit yang masuk dalam kawasan SM Dangku dengan luasan sekitar 5000 Ha.

2. Hutan Dangku Sebelum Tahun 2015

Sampai dengan tahun 2010, pemerintah, lembaga non pemerintah, perusahaan swasta serta masyarakat yang tinggal maupun berkegiatan di sekitar SM Dangku telah melaksanakan beberapa upaya yang bertujuan meningkatan pengelolaan lingkungan di Sub-Lanskap Dangku. Pada tahun 2011, BKSDA mendukung berdirinya forum konservasi untuk Sub-Lanskap Dangku. Forum konservasi ini sempat tidak aktif karena kegiatannya sangat bergantung dengan pendanaan. Pada tahun 2014, forum diaktifkan kembali oleh Proyek ZSL bekerja sama dengan ConocoPhillips, untuk mendukung kegiatan pengelolaan kolaboratif di SM Dangku serta kawasan penyangganya sebagai habitat Harimau Sumatera. Saat itu fokus forum tersebut adalah konservasi kawasan lindung, dan juga bekerjasama dengan perusahaan swasta di sekitar SM Dangku untuk konservasi satwa liar. Forum diadakan setiap 2 bulan dengan tujuan mengembangkan Manajemen Konservasi Terintegrasi dan Rencana Pemantauan (I-CMMP) dengan dukungan dari sektor pemerintah (Balai Konservasi Sumberdaya Alam dan Kesatuan Pemangku Hutan) dan perusahaan swasta.

Selama periode itu, Tim Formatur Forum Dangku dikoordinasi oleh BKSDA Sumatera Selatan. Tim terdiri dari staf BKSDA, perusahaan kehutanan (PT. Bumi Persada Permai - Sinar Mas Forestry), dan perusahaan minyak kelapa sawit

(PT. Musi Banyuasin Indah – Wilmar Group dan PT. Sentosa Bahagia Bersama – Sentosa Group), industri pertambangan (ConocoPhillips Indonesia) serta Lembaga non pemerintah (GIZ dan ZSL).

Tugas dan fungsi utama Tim Formatur adalah:

1. Mengurangikonflikmanusiadengansatwaliarsebagaiprekondisi dari konservasi sumber daya alam dan keanekaragamanhayatidiLansekapDangku.

2. Menyiapkan model struktur tata kelola dan manajemen multi-pihakLanskapDangkudalamjangkapanjang.

Pada bulan April 2014, Forum Dangku memformulasikan Model untuk Pengelolaan Konservasi Terintegrasi, yang meliputi Suaka Margasatwa Dangku dan zona penyangganya; yang kemudian disebut sebagai sub-lanskap yang meliputi wilayah di dalam dan di sekitar SM Dangku. Rencana yang dibuat secara multi-pihak ini bertujuan meningkatkan upaya konservasi dalam sub-lanskap tersebut serta mendukung penghidupan yang berkelanjutan bagi desa-desa di sekitarnya. Pertemuan-pertemuan Forum Dangku berjalan hingga tahun 2015. Meskipun demikian, pada pertengahan tahun 2015 forum terpaksa di-non-aktifkan saat terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan yang menyebabkan anggota forum harus fokus pada penanggulangan bencana tersebut. Pada saat itu, ada keinginan Forum Dangku untuk untuk mengembangkan koridor satwa antara SM Dangku dan mengidentifikasi beberapa lokasi yang berpotensi untuk menyambungkan koridor berdasarkan asumsi bahwa saat kebakaran hutan terjadi, Harimau Sumatera meninggalkan SM Dangku bergerak melintasi PT REKI. Hal ini kemudian menjadi dugaan yang mengarah pada pengembangan tingkat konektivitas diantara kedua tempat tersebut.

Gambar 1 Monitoring harimau di SM Dangku sebelum kebakaran pada tahun 2015. Tidak ada tanda-tanda keberadaan harimau di SM Dangku pasca kebakaran 2015.

3KELOLA Sendang │ Factsheet │ April 2017

Gambar 2 Lanskap Konservasi Harimau skala besar sudah banyak dilindungi namun dibutuhkan juga perlindungan dan restorasi lanskap kecil yang meliputi habitat harimau, termasuk PT REKI dan SM Dangku (Lanskap sebelum kebakaran tahun 2015).

FORUM DANGKU: PLATFORM MULTIPIHAK UNTUK PENGELOLAAN

LANSKAP BERKELANJUTAN

Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang telah mengembangkan pendekatan

holistik dalam pengelolaan sumberdaya alam untuk mencapai “Visi Pertumbuhan Hijau”. Gubernur Sumatera Selatan telah menetapkan empat prioritas pengembangan untuk tahun 2013-2018, yaitu: (i) menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi; (ii) mempromosikan kesetaraan dan kesempatan yang sama; (iii) meningkatkan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan; dan (iv) meningkatkan pengelolaan bencana yang sejalan dengan konservasi dan lingkungan yang berkelanjutan, termasuk mengantisipasi dampak perubahan iklim.

Proyek KELOLA Sendang (Proyek Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang-Dangku) turut mendukung dalam mencapai Visi Pertumbuhan Hijau melalui pendekatan kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat untuk pengelolaan lanskap yang berkelanjutan. Lanskap Sembilang-Dangku dijadikan model percontohan dalam pendekatan konservasi dan pembangunan berkelanjutan yang terintegrasi yang akan mengatasi deforestasi, hilangnya habitat bagi satwa liar, degradasi gambut dan kebakaran hutan dan lahan.

Untuk membangun kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat pada tingkat sub-lanskap dalam kerangka pengelolaan lanskap berkelanjutan, Proyek mendukung

pengembangan dan/atau pengaktifan kembali forum multipihak. Salah satunya adalah dengan mengaktifkan kembali Forum Multipihak Dangku yang sudah ada sebelumnya dan telah mendapat dukungan dari pemerintah maupun pihak lainnya. Factsheet ini menggarisbawahi mengenai pendekatan dan fasilitasi yang digunakan oleh Proyek KELOLA Sendang dalam mengaktifkan kembali Forum Multipihak Dangku dan memperluas fungsi serta kegiatan yang meliputi konservasi dan pengelolaan berkelanjutan di tingkat sub-lanskap.

Forum Dangku Ke DepanProyek KELOLA Sendang yang didukung oleh Yayasan David and Lucile Packard, UKCCU, dan Kedutaan Besar Norwegia, telah melakukan serangkaian upaya untuk mengaktifkan kembali Forum Dangku. Forum ini dinilai dapat berkontribusi dalam pengelolaan lanskap berkelanjutan dengan: (1) memobilisasi keterlibatan dan dukungan multipihak, (2) memfasilitasi tata kelola dan institusi yang lebih baik untuk pengelolaan lanskap, dan (3) mengkoordinasikan rencana pembentukan dan implementasi kerja kolaborasi multipihak. Meskipun inisiatif ini mencoba membangun kembali kinerja Forum Dangku sebagaimana sebelum tahun 2015, forum yang diaktifkan kembali ini memiliki mandat yang lebih luas, dengan mengkombinasikan tujuan konservasi dan pembangunan berkelanjutan. Hal tersebut akan dicapai melalui kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat.

4 KELOLA Sendang │ Factsheet │ April 2017

- PT. REKI - KPHK Dangku-Bentayan - KPHPMeranti- GIZ – Bioclime - GAPKI - APHI - Universitas Sriwijaya - Universitas Muhammadyah Palembang - Forum DAS - HutanKitaInstitut(HAKi)- Solidaritas Perempuan Palembang - TigerConservationProject-ZSLJambi- Desa-desa di Sub-Lanskap Dangku

Fungsi Forum

Sesuai tujuannya sebagai ruang belajar, komunikasi, dan koordinasi para-pihak, forum akan mengedepankan hubungan interpersonal para-pihak dan mendorong diskusi dan pembahasan yang bersifat informal-semi formal untuk mendorong kesepahaman bersama antar para-pihak mengenai isu-isu lingkungan yang dihadapi di Sub-lanskap Dangku. Karena itu, forum-multipihak didorong agar berfungsi sebagai:

- Fasilitator Forum menjadi pemudah cara bagi koordinasi para-

pihakdenganprosesyangsistematisdandinamis.- Dinamisator Forummemotivasipara-pihakuntukaktifterlibatdalam

berbagaiinisiatifBersamadanberkomitmendalamjangka panjang

- Mediator Forum menjadi perantara bagi para-pihak untuk

menyelesaikan masalah yang kemungkinan muncul karenagesekankepentinganpara-pihak.

- Inovator Forum menjadi laboratorium pembelajaran untuk

mendorong pembaruan solusi bagi isu-isu kompleks

Hasil yang Diharapkan dan Indikator

Melalui Forum ini, stakeholder yang terlibat dalam proses pembelajaran dapat:

1. Mengidentifikasikekuatanmasing-masingsertakombinasikekuatandidalamkelompokmultipihak

2. Membangun visi bersama untuk lanskap berkelanjutan 3. Ikut serta dalam membuat rencana terintegrasi

untuk membangun sistem informasi bersama, yang terkonsolidasi dari seluruh stakeholder

4. Membangun rencana aksi untuk pengelolaan lanskap berkelanjutanyangakanditindaklanjutiolehKelompokKerja Forum

5. Mendapatkan peningkatan kapasitas baik dari sesi pembelajaran di forum maupun dari pihak-pihak lain di luar forum

Keseluruhan tujuan dari reaktivasi Forum ini adalah untuk membangun platform pembelajaran guna mencapai tujuan konservasi dan pembangunan berkelanjutan di dalam lanskap yang kompleks dimana terdapat tumpang tindih serta konflik kepentingan dan prioritas penggunaan lahan oleh para-pihak dari sektor pemerintah, swasta dan desa.Keseimbangan antara kepentingan konservasi dan kebutuhan kehidupan yang berkelanjutan dari masyarakat yang hidup di dalam lanskap memerlukan solusi bersama. Hal ini dapat dicapai dalam kerangka pertumbuhan hijau dan inklusif serta pengelolaan berkelanjutan di Sub-Lanskap Dangku.

Tujuan reaktivasi Forum Dangku adalah:

1. Membangun penyadartahuan para-pihak mengenai manajemen lanskap yang inklusif dan berkelanjutan melalui penyebaran data, informasi, pengetahuan dan pembelajarandaripengelolaanmultipihakSub-LanskapDangku.

2. Meningkatkan kapasitas stakeholder dalam pengelolaan lanskap berkelanjutan, terkait dengan pembangunan sosial, ekonomi dan kelestarian lingkungan termasuk konservasikeanekaragamanhayati.

Keterlibatan Stakeholder

Hasil analisis stakeholder yang telah dilakukan oleh Proyek KELOLA Sendang, menyatakan bahwa banyaknya para-pihak yang terlibat dalam pengelolaan lanskap di wilayah pelaksanaan proyek, diantaranya adalah: pengelola lahan dari sektor pemerintah, sektor swasta, maupun pengelola lahan desa/pribadi. Selain itu terdapat beberapa para-pihak yang bukan merupakan pengelola lahan, namun mendapatkan manfaat dan penghidupan dari sub-lanskap tersebut; maka dari itu pihak tersebut juga perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Selain itu diperlukan juga pelibatan para-pihak yang memiliki kepentingan dalam pengelolaan lanskap berkelanjutan di Sub-Lanskap Dangku. Hingga saat ini, Forum telah melibatkan stakeholder sebagai berikut.

A. Anggota Tim Formatur Forum Dangku: - BKSDA Sumatra Selatan - Asia Pulp and Paper dan Yayasan Belantara - PT. Bumi Persada Permai (BPP) / Sinar Mas Forestry

Group - PT. Musi Banyuasin Indah (MBI) / Wilmar Group - PT. ConocoPhillips Indonesia Inc. Ltd - PT. Sentosa Bahagia Bersama - GIZ – LAMA-I - GIZ – BIOCLIME

B. Para-pihak lainnya yang terlibat: - Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan - Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan - Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin - IDH Sustainable Trade

5KELOLA Sendang │ Factsheet │ April 2017

Inovasi

Beberapa inovasi diuji cobakan untuk meningkatkan keterlibatan para-pihak dan membangun komitmen jangka panjang untuk mendukung Forum dalam mencapai Sasaran dan Tujuan Bersama. Berikut merupakan metode yang digunakan:

1. Adaptiveandcollaborativemanagement(ACM) ACMmerupakanpendekatanpartisipatoridalam

melibatkan para-pihak yang dapat meningkatkan komunikasi antar stakeholder, memperkuat suara dari masyarakat desa/ lokal yang hidup di dalam lanskap, dan meningkatkan kapasitas dari masyarakat desa/lokal untuk beradaptasi dengan perubahan dalam mendapat penghidupan yang berkelanjutan. Untuk mencapainya, dibutuhkan perubahan sikap dan sosial. ACM didukung oleh Participatory Action Research (PAR), dimana stakeholdertersebutbelajarmelaluipartisipasidalam kegiatan pengkajian bersama. Siklus belajar yang digunakan adalah: refleksi, perencanaan, aksi, observasi dan refleksi kembali. Pembelajaran di sosialisasikan serta perencanaan kegiatan dan proses pembelajaran di informasikan.

2. Appreciativeinquiry(AI) Appreciativeinquiriesmerupakanprosesuntuk

membangunkerjasamadenganmelihatsisipositifdarimasing-masing,danbukansisinegatifmaupunkekurangannya. Prinsip ini kemudian diaplikasikan ke ranahlanskapdimanapendekatanpositifdigunakanuntukmengindentifikasikanpeluangyangdapatmembawaperubahanpositifkepadalanskapdanparapemangku lahan di dalam lanskap. Melalui visioning dan appreciative inquiries,ideinovatifakanmunculmelaluikolaborasipositif.

Lokakarya Visioning

Para-pihak kunci untuk Forum Dangku diundang dalam Lokakarya Visioning Forum Multipihak Dangku. Acara tersebut dilaksanakan di Hotel Santika Palembang pada tanggal24Januari2017.

Metode Visioning dan Appreciative Inquiry digunakan untuk

Peserta dari Lokakarya Visioning

membangun visi dan misi bersama untuk Forum Dangku. Sebanyak47orangdari52undanganmenghadirilokakaryatersebut.

Lokakarya dimulai dengan sesi berbagi informasi. Dr. Najib Asmani Staf Ahli Perubahan Iklim Gubernur Sumatera Selatan memberikan gambaran mengenai pendekatan Pemerintah dalam menangani perubahan iklim, yang meliputi target merestorasi kembali 400,000 ha hutan yang terdegradasi, dan memberikan saran kepada Proyek untuk melanjutkan upaya dalam membangun koridor satwa. Saran yang diberikan oleh Dr Najib ditanggapi oleh Dr Asep Adhikerana, Senior Conservation Biologist ZSL Indonesia, yakni konektivitas dapat dibangun dari SM Dangku ke PT REKI dengan adanya dukungan dari pemerintah, perusahaan dan masyarakat yang hidup di dalam lanskap. Begitu pula dengan pihak dari BKSDA yang juga selaku Koordinator dan Tim Manajemen Dangku yaitu Octavia Susilowati. Beliau menggarisbawahi mengenai sejarah komitmen BKSDA pada lanskap, serta upaya terdahulu dalam membangun dan mempertahankan Forum Dangku, yang meliputi pengaktifan kembali Forum Dangku pada tahun 2014 dengan dukungan dari BKSDA Sumsel, ZSL, GIZ, PT BPP, PT MBI, Conoco Phillips dan PT SBB. Beliau menambahkan diperlukannya keberlanjutan dalam fokus konservasi terhadap spesies satwa liar yang dilindungi, sekaligus meningkatkan penghidupan masyarakat di dalam lanskap.

Hasil dari lokakarya ini adalah terbentuknya pemahaman yang lebih baik dalam isu yang perlu ditangani oleh Forum Dangku, dan bagaimana para-pihak dapat bekerjasama untuk menangani isu bersama. Pertemuan ini juga untuk menghidupkan kembali komitmen dan dukungan mengenai waktu dan materi terhadap Forum Dangku dalam jangka panjang.

Foto

: ZSL

Foto

: ZSL

Foto

: ZSL

6 KELOLA Sendang │ Factsheet │ April 2017

Inisiatif di dalam Sub-Lanskap Dangku

Koridor Satwa – Pra-Survei

Salah satu isu yang didiskusikan selama Lokakarya Visioning adalah dibutuhkannya pembangunan koneksi koridor antara Suaka Margasatwa ke PT REKI, dimana terdapat sekitar 30 individu populasi harimau sumatera. Dibawah payung Forum Dangku, diskusi awal telah dilaksanakan antara PT REKI dan Proyek KELOLA Sendang untuk berkoordinasi dalam pengadaan konektivitas habitat bagi pergerakan satwa liar.

Tim Biodiversity dari Proyek KELOLA Sendang telah melaksanakan beberapa survei untuk mengidentifikasi potensi pembangunan koridor satwa antara SM Dangku dan Hutan Harapan (PT. REKI). Pada bulan Maret 2017,pre-surveiyangdilakukanolehtiminiuntukmengidentifikasi jejak keberadaan harimau dan mangsa di Sub-Lanskap Dangku menemukan jejak satwa liar, diantaranya Tapir (Tapirus indicus), Macaca (Macaca sp.), Kucing Luwuk (Prionailurus bengalensis), Luwak (Paradoxurus hermaphoditus), dan Berang-berang (Lutra sumatrana). Dari survei ini, lokasi untuk pemasangan camera trap di Sub-Lanskap Dangku telah teridentifikasi (lihat Gambar 9).

Bukti Keberadaan Satwa Liar di Koridor Potensial – Meranti FMU

Selama survei, terlihat keberadaan satwa liar termasuk satwa mangsa bagi Harimau Sumatera.

Peta menunjukan rute pra-survei keanekaragaman hayati (garis kuning) dan potensi letak pemasangan camera trap (titik merah) di area Dangku.

(kiri ke kanan) Jejak tapak tapir’s dan macaque’s (Macaca sp.)

Foto

: ZS

L

Jejak tapak Leopard

Foto

: ZS

L

7KELOLA Sendang │ Factsheet │ April 2017

Restorasi Hutan di Dalam Suaka Margasatwa Dangku dan KPH Meranti

Proyek KELOLA Sendang telah melaksanakan pengecekan lapangan bersama dengan KPH Meranti dan SM Dangku untuk mengidentifikasi potensi lokasi untuk restorasi hutan/reforestasi. Area yang potensial telah diidentifikasi termasuk identifikasi areal pembibitan. Proyek ini pun bekerjasama dengan beberapa KPH untuk menjadikan area restorasi/reforestasi ini sebagai bagian dari lokasi restorasi Bonn Challenge. Forum Dangku memfasilitasi kemitraan antara sektor pemerintah, swasta dan masyarakat untuk upaya restorasi koridor antara SM Dangku dan area KPH Meranti yang dapat berkontribusi dalam pembangunan konektivitas habitat sebagai habitat loncatan (stepping stones) yang menyambungkan antara SM Dangku dan Hutan Harapan (PT. REKI).

dalam sub-lanskap untuk melakukan monitoring Hutan Nilai Konservasi Tinggi serta monitoring SMART (Spatial Monitoring and Reporting Tool) di beberapa hutan NKT. Proyek KELOLA Sendang telah memberikan pelatihan bagi pemangku lahan yang berkomitmen untuk melaksanakan pengelolaan berkelanjutan dan memonitor hutan NKT yang dimiliki. Proyek juga bekerja Bersama dengan KOLEGA Sumsel (Program Pemerintah Sumatera Selatan untuk Pertumbuhan Hijau) dalam membangun portal yang meliputi Dashboard dan sistem monitoring untuk Hutan NKT, dan hasil dari Monitoring SMART. Apabila pengelolaan berkelanjutan dari Hutan NKT yang tersisa di dalam lanskap dikombinasikan dengan restorasi hutan dan reforestasi, maka akan meningkatkan konektivitas habitat yang melintasi sub-lanskap.

Mendukung Percepatan Kebijakan Perhutanan Sosial di Sumatera Selatan

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memindahkan pengelolaanareahutannegarasebanyak12.7jutaha menjadi pengelolaan desa adat pada tahun 2019. Sementara, pemindahan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan permintaan pemindahan pengelolaan seluas 40 juta ha. Maka dari itu, kebijakan dan program perhutanan sosial diprioritaskan oleh Proyek KELOLA Sendang. Proyek memastikan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam di dalam Lanskap Sembilang-Dangku. Komponen 2 dari Proyek KELOLA Sendang, bekerja sama dengan Hutan Kita Institute (HaKI), telah memfasilitasi pembuatan Kelompok Kerja untuk Perhutanan Sosial (Pokja Perhutsos) di Provinsi Sumatera Selatan. Pokja Perhutsos yang dibuat telah disetujui secara legal oleh Surat Keputusan Gubernur. Komponen 2 telah menyetujui untuk memfasilitasi beberapa kegiatan dan Pokja Perhutsos Sumatera Selatan. Beberapa kegiatan yang difasilitasi adalah:

1. Menilai dan menganalisis peluang untuk mengintegrasikan kebijakandanprogramPerhutananSosialditingkatProvinsi dan Kabupaten.

2. Membangun kapasitas dari Kelompok Kerja dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan serta pemerintah lokal dalam kebupaten untuk akselerasi program Perhutanan Sosial.

3. Membantumengidentifikasiprosesdananalisispembangunan Perhutanan Sosial di Sumatera Selatan.

4. Mendukung dan memfasilitasi pertemuan reguler dari Kelompok Kerja Perhutanan Sosial di Sumatera Selatan.

5. Memfasilitasi proses persiapan dan membangun kapasitas institusipadatingkatdesadibeberapadesaintervensiProyek KELOLA Sendang untuk Perhutanan Sosial serta menyebarluaskan pembelajaran untuk replikasi.

Menggunakan Sumber Bertanggungjawab untuk Mengurangi Insentif Perambahan Suaka Margasatwa Dangku

Sampai dengan saat ini SM Dangku mengalami perambahan yang besar oleh perkebunan karet dan kebun kelapa sawit, sedangkan hutan yang tersisa telah terdegradasi oleh pembalakan liar. Stakeholder di dalam sub-lanskap berusaha untuk mengatasi dengan melakukan inisiatif Demonstrasi Keterlacakan (Traceability Demonstration).

Kebun pembibitan pemerintah mempersiapkan bibit untuk reforestasi dan restorasi hutan

Foto

: KP

H M

eran

ti

Sistem Agroforestri digunakan di desa yang ada pada lanskap Dangku. Kiri: Spesies Pohon Cepat Tumbuh Fiksasi

Nitrogen (Sengon – Paraserianthes falcataria) menyediakan naungan untuk tumbuhan pertanian. Bawah: Jagung yang

ditanam di antara pohon berkayu.

Foto

: KP

H M

eran

ti

Banyak perusahaan dan desa di dalam sub-lanskap yang berkomitmen dalam restorasi hutan dan/atau reforestasi. Di beberapa desa, upaya ini dilakukan dalam bentuk agroforestry, dimana tanaman pertanian ditanam di bawah naungan pohon, dan ditanam diantara baris pepohonan.

Monitoring Hutan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) dan SMART

Proyek KELOLA Sendang mendukung pemangku lahan baik dari pihak pemerintah, swasta maupun desa di

8 KELOLA Sendang │ Factsheet │ April 2017

Diagram 1 Activity flows

This material has been funded by UK aid from the UK government; however the views expressed do not necessarily reflect the UK government's official policies.

Perluasan perkebunan kelapa sawit oleh petani kecil yang masuk ke dalam SM merupakan penyebab utama dalam perubahan penggunaan lahan yang bermuara pada deforestasi. Selama masih tersedia pasar kebun kelapa sawit ilegal di dalam sub-lanskap, maka akan selalu ada insentif terjadinya perluasan perambahan SM untuk kebun kelapa sawit. KELOLA Sendang, melakukan demonstrasi ketertelusuran di dalam sub-lanskap. Anggapannya adalah sumber yang bertanggungjawab yang beroperasi di dalam sub-lanskap akan menyingkirkan sumber tidak bertanggungjawab (ilegal) untuk masuk dalam pabrik pengolahan. Dengan begitu proses ini akan meniadakan insentif perambahan dalam SM Dangku. Tujuan dari Demonstrasi Lacak Balak adalah:

1. Membuat sistem percontohan yang dapat melacak CoC dari TBS (Tandan Buah Segar) melalui rantai pasok.

2. Mengurangidanpadaakhirnyamengeliminasiinsentifuntuk perambahan di dalam kawasan lindung.

3. Mendukunginisiatifsektorswastadanpemerintahsejalan dengan tujuan dari Proyek KELOLA Sendang.

4. Meningkatkan keterlibatan petani kecil, mendukung pengadaan layanan penyuluhan, memfasilitasi peningkatanefisiensidanpraktikterbaik.

5. Menyediakan model untuk perkembangan lebih lanjut dan peningkatan pada lintas lanskap.

Dalam periode kuartal, KELOLA Sendang telah melakukan konsultasi dengan PT BOS dan PT MBI terkait dengan komitmen yang akan diberikan untuk berpartisipasi dalam Demonstrasi. Sebagai upaya tindak lanjut akan dibuat

Surat Pernyataan pada periode kuartal berikutnya. Dinas Perkebunan Kabupaten juga telah membuat komitmen untuk ikut berpartisipasi dalam Demonstasi. Secara bersamaan, KELOLA Sendang telah mengidentifikasi perangkat lunak yang sesuai untuk dijadikan platform dalam sistem lacak balak. Open Data Kit/Geo ODK dipilih karena beberapa fitur: (i) Aplikasi android berbasis pengumpulan data yang terbuka dan bebas biaya, (ii) Digunakan oleh puluhan ribu pengguna secara global, (iii) Integrasi langsung dengan platform Cadasta, (iv) Memungkinkan dalam pengumpulan data terhubung atau terputus, (v) Menggunakan integrase dengan GPS dalam smartphone/tablet (ataupun antenna eksternal untuk peningkatan akurasi), (vi) Tidak hanya pengumpulan data tabular dan spasial, dan (vii) Data berupa Video, gambar ataupun audio.

Platform Cadasta dipilih karena beberapa fitur seperti: (i) Platform Bebas dan Terbuka, (ii) Platform berbasis cloud yang aman menggunakan AWS, (iii) Streaming resolusi tinggi citra DigitalGlobe & OSM base layer, (iv) Model fleksibel dan ekstensibel: Party - Location – Relationship, (v) Kemudahan konfigurasi field data, (vi) Mengunggah dokumen pendukung: pemindaian, foto, video, dokumen, (vii) Izin pengguna terperinci, dan (viii) Open API. Alur kegiatan diilustrasikan pada diagram di bawah ini:

Dalam mendukung Demonstrasi ini, Komponen 1 menyiapkan peta yang merinci penggunaan lahan dan penutupan lahan yang akan menunjukkan plot/perkebunan kelapa sawit di dalam Suaka Margasatwa Dangku dan di dalam zona penyangga.