broken home asli

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah "broken home" biasanya digunakan untuk menggambarkan sebuah keluarga yang berantakan akibat orang tua kita yang tak lagi peduli dengan situasi dan keadaan keluarga di rumah. Orang tua tidak lagi perhatian terhadap anak- anaknya, baik masalah di rumah, sekolah, sampai pada perkembangan pergaulan anak di masyarakat pun orang tua tidak peduli lagi. Namun, broken home bisa juga diartikan dengan kondisi keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun, damai, dan sejahtera karena sering terjadi keributan serta perselisihan yang menyebabkan pertengkaran dan berakhir pada perceraian. Terdapat faktor lain yang menyebabkan perceraian yaitu saling egois satu sama lain tidak ada yang mau mengalah, faktor ekonomi yang menyebabkan kondisi rumah tangga menjadi rumit tak terkendali, dan kesalah pahaman yang awalnya terjadi hanya masalah sepele. Kondisi ini menimbulkan dampak yang sangat besar bagi anak-anaknya terutama anak yang masih dibawah umur. Bisa saja anak menjadi murung, sedih yang berkepanjangan, malu dengan situasi yang terjadi dirumah bahkan ada juga anak yang dengan kejadian ini anak menjadi stress dengan situasi dirumah, yang pada akhirnya anak melakukan pergaulan yang negatif untuk melampiaskan semuanya. Selain itu, anak juga kehilangan pegangan serta panutan dalam masa menuju kedewasaan. 1

Upload: alvin-ipin

Post on 24-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Broken Home Asli

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah "broken home" biasanya digunakan untuk menggambarkan sebuah keluarga

yang berantakan akibat orang tua kita yang tak lagi peduli dengan situasi dan keadaan

keluarga di rumah. Orang tua tidak lagi perhatian terhadap anak-anaknya, baik masalah di

rumah, sekolah, sampai pada perkembangan pergaulan anak di masyarakat pun orang tua

tidak peduli lagi. Namun, broken home bisa juga diartikan dengan kondisi keluarga yang

tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun, damai, dan sejahtera karena

sering terjadi keributan serta perselisihan yang menyebabkan pertengkaran dan berakhir pada

perceraian.

Terdapat faktor lain yang menyebabkan perceraian yaitu saling egois satu sama lain

tidak ada yang mau mengalah, faktor ekonomi yang menyebabkan kondisi rumah tangga

menjadi rumit tak terkendali, dan kesalah pahaman yang awalnya terjadi hanya masalah

sepele. Kondisi ini menimbulkan dampak yang sangat besar bagi anak-anaknya terutama

anak yang masih dibawah umur. Bisa saja anak menjadi murung, sedih yang berkepanjangan,

malu dengan situasi yang terjadi dirumah bahkan ada juga anak yang dengan kejadian ini

anak menjadi stress dengan situasi dirumah, yang pada akhirnya anak melakukan pergaulan

yang negatif untuk melampiaskan semuanya. Selain itu, anak juga kehilangan pegangan serta

panutan dalam masa menuju kedewasaan.

Selain itu Broken Home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya

kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, brutal

dan susah diatur. Broken home sangat berpengaruh besar pada mental seorang pelajar hal

inilah yang mengakibatkan seorang pelajar tidak mempunyai minat untuk berprestasi dan

minat dibidang non-akademiknya. Broken home juga bisa merusak jiwa anak sehingga dalam

sekolah mereka bersikap seenaknya saja, tidak disiplin di dalam kelas mereka selalu berbuat

keonaran dan kerusuhan hal ini dilakukan karena mereka ingin cari perhatian pada teman-

teman mereka bahkan pada guru-guru mereka untuk mendapatkan perhatian dari orang-orang

disekitarnya dengan cara yang salah. Untuk menyikapi hal semacam ini perlu diberikan

perhatian dan pengerahan yang khusus agar mereka sadar dan mau berprestasi sama dengan

orang-orang yang lainnya.

Masa remaja merupakan masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak

menuju kedewasaan. Pada masa ini adalah proses remaja mencari jati diri. Pencaharian jati

1

Page 2: Broken Home Asli

diri merupakan proses dari perkembangan pribadi anak. Menurut Erickson (dalam Kartini

kartono, 2003 : 8) “Masa remaja merupakan masa pencaharian suatu identitas menuju

kedewasaan”. Untuk membantu remaja pada masa transisi ini yang sangat berperan disini

adalah keluarga, seperti diungkapkan Satiadarma (2001 : 121) “Keluarga merupakan tempat

pertama bagi anak untuk belajar berinteraksi sosial”. Jadi di sini keluargalah yang

bertanggung jawab dalam perkembangan sosial anak, tingkah laku anak, pendidikan anak dan

semua proses yang dilakukan oleh anak tersebut.

Pada hakekatnya keluargalah tempat atau wadah pembentukan masing-masing

anggotanya, terutama anak remaja yang pikirannya masih gampang terpengaruh tanpa

berfikir-fikir dahulu efek nantinya bagaimana, hal itu sering disebut labil dan masa inilah

yang harusnya berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya, selain sebagai

pembentukan masing-masing anggota terutama anak peranan terpenting dalam keluarga

memenuhi kebutuhan anak baik kebutuhan fisik maupun psikis. Maslow (dalam Syamsu

Yusuf, 2001: 38) “Tahap perkembangan psikologi dalam kehidupan seseorang individu dan

itu semua bergantung pengalaman dalam keluarga”. Jadi dari keluargalah semua itu berasal,

kalau anak remaja dibesarkan dari keluarga yang utuh atau tidak broken home maka

perkembangan anaknya akan mengarah kearah yang baik atau sebaliknya, menurut Kartini

Kartono (2003 : 57) “Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi

primer bagi perkembangan anak”.

Maka dari itu lah sosok keluarga sangat dibutuhkan oleh anak-anak dan yang telah

diketahui bahwa fungsi keluarga adalah memberi pengayoman sehingga menjamin rasa aman

maka dalam masa kritisnya remaja itu sangat membutuhkan realisasi fungsi tersebut. Sebab

dalam masa yang kritis seseorang kehilangan pegangan yang memadai dan pedoman

hidupnya. Masa kritis diwarnai oleh konflik-konflik internal, pemikiran kritis, perasaan

mudah tersinggung, cita-cita dan kemauan yang tinggi tetapi sukar ia kerjakan sehingga ia

frustasi dan sebagainya. Masalah keluarga yang broken home bukan menjadi masalah baru

tetapi merupakan masalah yang utama dari akar-akar kehidupan seorang anak. Keluarga

merupakan dunia keakraban dan diikat oleh tali batin, sehingga menjadi bagian yang vital

dari kehidupannya.

Adapun anak yang pada pada akhirnya setelah keluarganya berpisah anak diambil

asuh oleh ayahnya dengan cara sepihak tidak ada persetujuan dari mana-mana. Anak pun

tidak diperbolehkan bertemu dengan ibu kandungnya sendiri bahkan anak tidak boleh

mengingat ibu nya lagi. Ayah melakukan segala hal untuk anak tidak mengingat ingat ibunya

lagi dengan segala cara seperti menuruti semua kemauan anak, membelikan sesutu yang

2

Page 3: Broken Home Asli

diinginkan anak tersebut. Disinilah anak mengalami kesenangan tetapi sebenarnya anak pun

mengalami gangguan mental menghadapi tekanan dari ayahnya tersebut. Anak yang awalnya

diam lama kelamaan akan melakukan hal yang tidak dingin dengan cara membrontak semua

tekanan yang ada dirumah.

1.2 Pertanyaan Penelitian

a. Bagaimana dampak kejiwaan anak-anak?

b. Apa yang menyebabkan terjadinya broken home?

c. Bagaimana cara menangani situasi seperti itu?

3

Page 4: Broken Home Asli

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Dampak Broken Home terhadap Perkembangan Kejiwaan Anak

Dampak pada anak-anak pada masa ketidak harmonisan, tetapi belum sampai bercerai

namun sudah mulai tidak harmonis:

a. Anak mulai menderita kecemasan yang tinggi dan ketakutan.

b. Anak merasa jerjepit di tengah-tengah, karena harus memilih antara ibu atau ayah.

c. Anak sering kali mempunyai rasa bersalah.

d. Kalau kedua orangtuanya sedang bertengkar, itu memungkinkan anak bisa membenci

salah satu orang tuanya.

Dalam rumah tangga yang tidak sehat, yang bermasalah dan penuh dengan

pertengkaran-pertengkaran bisa muncul beberapa kategori anak:

a. Anak-anak yang memberontak yang menjadi masalah diluar. Anak yang jadi korban

keluarga yang bercerai itu menjadi sangat nakal sekali.

b. Selain itu, anak korban perceraian jadi gampang marah karena mereka terlalu sering

melihat orang tua bertengkar. Namun kemarahan juga bisa muncul karena:

1) Dia harus hidup dalam ketegangan dan dia tidak suka hidup dalam ketegangan.

2) Dia harus kehilangan hidup yang tenteram, yang hangat, dia jadi marah pada orang

tuanya kok memberikan hidup yang seperti ini kepada mereka.

3) Waktu orang tua bercerai, anak kebanyakan tinggal dengan mama, itu berarti ada

yang terhilang dalam diri anak yakni figur otoritas, figur ayah.

4) Anak-anak yang bawaannya sedih, mengurung diri, dan menjadi depresi. Anak ini

juga bisa kehilangan identitas sosialnya.

Sedangkan dari segi kejiwaan (psikologis), seorang yang mengalami broken home

akan berakibat seperti:

1.  Broken Heart

Si pemuda merasakan kepedihan dan kehancuran hati sehingga memandang hidup ini

sia-sia dan mengecewakan. Kecenderungan ini membentuk si pemuda tersebut menjadi orang

yang krisis kasih dan biasanya lari kepada yang bersifat keanehan sexual. Misalnya sex

bebas, homo sex, lesbian, jadi simpanan orang, tertarik dengan istri atau suami orang lain dan

lain-lain.

4

Page 5: Broken Home Asli

2.  Broken Relation

Si pemuda merasa bahwa tidak ada orang yang perlu di hargai, tidak ada orang yang

dapat dipercaya serta tidak ada orang yang dapat diteladani. Kecenderungan ini membentuk

si pemuda menjadi orang yang masa bodoh terhadap orang lain, ugal-ugalan, cari perhatian,

kasar, egois, dan tidak mendengar nasihat orang lain, cenderung “semau gue”.

3.  Broken Values 

Si pemuda kehilangan ”nilai kehidupan” yang benar. Baginya dalam hidup ini tidak

ada yang baik, benar, atau merusak yang ada hanya yang ”menyenangkan” dan yang ”tidak

menyenangkan”, “pokoknya apa saja yang menyenangkan saya lakukan, apa yang tidak

menyenangkan tidak saya lakukan.”

Penyebab terjadinya broken home

2.2 Adapun faktor-faktor yang menyebabkan broken home adalah :

a. Terjadinya perceraian

Faktor yang menjadi penyebab perceraian adalah pertama adanya disorientasi tujuan

suami istri dalam membangun mahligai rumah tangga; kedua, faktor kedewasaan yang

mencakup intelektualitas, emosionalitas, dan kemampuan mengelola dan mengatasi berbagai

masalah keluarga; ketiga, pengaruh perubahan dan norma yang berkembang di masyarakat.

b. Ketidakdewasaan sikap orang tua

Ketidakdewasaan sikap orang tua salah satunya dilihat dari sikap egoisme dan

egosentrime. Egoisme adalah suatu sifat buruk manusia yang mementingkan dirinya sendiri.

Sedangkan egosentrisme adalah sikap yang menjadikan dirinya pusat perhatian yang

diusahakan oleh seseorang dengan segala cara. Pada orang yang seperti ini orang lain tidaklah

penting. Dia mementingkan dirinya sendiri dan bagaimana menarik perhatian pihak lain agar

mengikutinya minimal memperhatikannya. Akibatnya orang lain sering tersinggung dan tidak

mau mengikutinya. Misalnya ayah dan ibu bertengkar karena ayah tidak mau membantu

mengurus anaknya yang kecil yang sedang menangis alasannya ayah akan pergi main

badminton. Padahal ibu sedang sibuk di dapur. Ibu menjadi marah kepada ayah dan ayah pun

membalas kemarahan tersebut, terjadilah pertengkaran hebat di depan anak-anaknya, suatu

contoh yang buruk yang diberikan oleh keduanya. Egoisme orang tua akan berdampak

kepada anaknya, yaitu timbulnya sifat membandel, sulit disuruh dan suka bertengkar dengan

saudaranya. Adapun sikap membandel adalah aplikasi dari rasa marah terhadap orang tua

yang egosentrisme. Seharusnya orang tua memberi contoh yang baik seperti suka bekerja

sama, saling membantu, bersahabat dan ramah. Sifat-sifat ini adalah lawan dari egoisme atau

egosentrisme.

5

Page 6: Broken Home Asli

c. Orang tua yang kurang memiliki rasa tanggung jawab

Tidak bertanggungjawabnya orang tua salah satunya masalah kesibukan. Kesibukan

adalah satu kata yang telah melekat pada masyarakat modern di kota-kota. Kesibukannya

terfokus pada pencarian materi yaitu harta dan uang. Mengapa demikian ? Karena filsafat

hidup mereka mengatakan uang adalah harga diri, dan waktu adalah uang. Jika telah kaya

berarti suatu keberhasilan, suatu kesuksesan. Di samping itu kesuksesan lain adalah jabatan

tinggi.

Kesibukan orang tua dalam urusan ekonomi ini sering membuat mereka melupakan

tanggungjawabnya sebagai orang tua. Dalam masalah ini, anak-anaklah yang mendapat

dampak negatifnya. Yaitu anak-anak sering tidak diperhatikan baik masalah di rumah,

sekolah, sampai pada perkembangan pergaulan anak-anaknya di masyarakat. Contohnya anak

menjadi pemakai narkoba, kemudian akhirnya ditangkap polisi dan orang tua baru sadar

bahwa melepas tanggung jawab terhadap anak adalah sangat berbahaya.

d. Jauh dari Tuhan

Segala sesuatu keburukan perilaku manusia disebabkan karena dia jauh dari Tuhan.

Sebab Tuhan mengajarkan agar manusia berbuat baik. Jika keluarga jauh dari Tuhan dan

mengutamakan materi dunia semata maka kehancuran dalam keluarga itu akan terjadi.

Karena dari keluarga tersebut akan lahir anak-anak yang tidak taat kepada Tuhan dan kedua

orang tuanya. Mereka bisa menjadi orang yang berbuat buruk, yang dapat melawan orang tua

bahkan pernah terjadi seorang anak yang sudah dewasa membunuh ayahnya karena ayahnya

tidak mau menyerahkan surat-surat rumah dan sawah. Tujuannya agar dia dapat menguasai

harta tersebut. Apalagi dia seorang penjudi dan pemabuk. Inilah hasil pendidikan yang hanya

mengutamakan dunia, makan dan minum saja, pendidikan umum saja, hasilnya sangat

mengecewakan orang tua, akhirnya tega membunuh ayahnya sendiri.

e. Adanya masalah ekonomi

Dalam suatu keluarga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan rumah

tangga. Istri banyak menuntut hal-hal di luar makan dan minum. Padahal dengan penghasilan

suami sebagai buruh lepas, hanya dapat memberi makan dan rumah petak tempat berlindung

yang sewanya terjangkau. Akan tetapi yang namanya manusia sering bernafsu ingin memiliki

televisi, radio dan sebagainya sebagaimana layaknya sebuah keluarga yang normal. Karena

suami tidak sanggup memenuhi tuntutan isteri dan anak-anaknya akan kebutuhan-kebutuhan

yang disebutkan tadi, maka timbullah pertengkaran suami istri yang sering menjurus ke arah

perceraian.

6

Page 7: Broken Home Asli

Berbeda dengan keluarga miskin maka keluarga kaya mengembangkan gaya hidup

internasional yang serba mewah. Mobil, rumah mewah, serta segala macam barang yang baru

mengikuti model dunia. Namun tidak semua suami suka hidup sangat glamour atau

sebaliknya. Di sinilah awal pertentangan suami istri yaitu soal gaya hidup. Jika istri yang

mengikuti gaya hidup dunia sedangkan suami ingin biasa saja, maka pertengkaran dan krisis

akan terjadi. Mungkin suami berselingkuh sebagai balas dendam terhadap istrinya yang sulit

diatur. Hal ini jika ketahuan akan bertambah parah krisis keluarga kaya ini dan dapat

berujung pada perceraian, dan yang menderita adalah anak-anak mereka.

f. Kehilangan kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak

Kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga menyebabkan hilangnya

kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak. Faktor kesibukan biasanya sering

dianggap penyebab utama dari kurangnya komunikasi. Dimana ayah dan ibu bekerja dari

pagi hingga sore hari, mereka tidak punya waktu untuk makan siang bersama, sholat

berjamaah di rumah dimana ayah menjadi imam, sedang anggota keluarga menjadi jamaah.

Di meja makan dan di tempat sholat berjamaah banyak hal yang bisa ditanyakan ayah atau

ibu kepada anak-anaknya seperti pelajaran sekolah, teman di sekolah, kesedihan dan

kesenangan yang dialami anak. Dan anak-anak akan mengungkapkan pengalaman perasaan

dan pemikiran-pemikiran tentang kebaikan keluarga termasuk kritik terhadap orang tua

mereka. Yang sering terjadi adalah kedua orang tua pulang hampir malam karena jalanan

macet, badan capek, sampai di rumah mata sudah mengantuk dan tertidur. Tentu orang tidak

mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dengan anak-anaknya.

Akibatnya anak-anak menjadi remaja yang tidak terurus secara psikologis, mereka

mengambil keputusan-keputusan tertentu yang membahayakan dirinya seperti berteman

dengan anak-anak nakal, merokok, meneguk alkohol, main kebut-kebutan di jalanan sehingga

menyusahkan masyarakat. Dan bahaya jika anak terlibat menjadi pemakai narkoba.

g. Adanya masalah pendidikan

Masalah pendidikan sering menjadi penyebab terjadinya broken home. Jika

pendidikan agak lumayan pada suami istri maka wawasan tentang kehidupan keluarga dapat

dipahami oleh mereka. Sebaliknya pada suami istri yang pendidikannya rendah sering tidak

dapat memahami lika-liku keluarga. Karena itu sering salah menyalahkan bila terjadi

persoalan di keluarga. Akibatnya selalu terjadi pertengkaran yang mungkin menimbulkan

perceraian. Jika pendidikan agama ada atau lumayan mungkin sekali kelemahan dibidang

pendidikan akan di atasi. Artinya suami istri akan dapat mengekang nafsu masing-masing

sehingga pertengkaran dapat dihindari

7

Page 8: Broken Home Asli

2.3 Adapun cara agar hal tersebut tidak terjadi dan berdampak buruk pada keluarga

Hadapi semuanya dengan sikap positif. Tidaklah semua yang terjadi itu merupakan

hal buruk meskipun itu sesuatu yang berdampak negatif kekita. Kita harus mencoba

menerima keadaan dan berusaha tegar. Hal ini akan membantu kita mengatasi masalah

tersebut.

a. Berpikir positif

Peristiwa yang kita alami kita lihat dari sisi positifnya. Karena di balik semua masalah

pasti ada hikmah yang dapat kita petik. Jadikan itu semua sebagai proses pembelajaran bagi

kita sebagai remaja menuju tahap kedewasaan. Jauhkan segala pikiran buruk yang bisa

menjerumuskan kita ke jurang kehancuran, seperti memakai narkoba, minum-minuman keras,

malah sampai mencoba untuk bunuh diri.

b. Jangan terjebak dengan situasi dan kondisi

Yang jelas, kita enggak boleh terjebak dengan situasi dan menghakimi orangtua atau

diri sendiri atas apa yang terjadi serta marah dengan keadaan ini. Alangkah baiknya apabila

kita bisa memulai untuk menerima itu semua dan mencoba menjadi lebih baik. Keterpurukan

bukanlah jalan keluar. Sebaiknya sih kita bisa tegar dan mencoba bangkit untuk menghadapi

cobaan ini. Tetap berusaha itu kuncinya.

c. Mencoba hal-hal baru

Tidak ada salahnya kita mencoba sesuatu yang baru, asal bersifat positif dan dapat

membentuk karakter positif di dalam diri kita. Contohnya, mencoba hobi baru, seperti

olahraga ekstrem (hiking, rafting, skating atau olahraga alam) yang dapat membuat kita bisa

lebih fresh (segar) dan melupakan hal-hal yang buruk.

d. Cari tempat untuk berbagi

Kita enggak sendirian lho, karena manusia adalah makhluk sosial yang hidup

berdampingan dengan orang lain. Mencari tempat yang tepat untuk berbagi adalah solusi

yang cukup baik buat kita, contohnya teman, sahabat, pacar, atau mungkin juga saudara.

Ya… usahakan tempat kita berbagi itu adalah orang yang dapat dipercaya dan kita bisa enjoy

berkeluh kesah dengan dia.

Beberapa hal di atas dapat dijadikan acuan buat kita karena sebenarnya semua permasalahan

itu ada solusinya.

a. Tidak perlu panik

Kita tidak bisa mengelak apabila itu terjadi pada keluarga kita walaupun kita tidak

menginginkannya. Tidak perlu panik ataupun sampai depresi menghadapinya. Walaupun

8

Page 9: Broken Home Asli

berat, kita juga musti bisa menerimanya dengan bijak. Karena siapa sih yang mau hidup di

tengah keluarga yang broken home? Pasti semua anak enggak akan mau mengalaminya.

Broken home bukanlah akhir dari segalanya bagi kehidupan kita. Jalan kita masih

panjang untuk menjalani hidup kita sendiri. Pergunakanlah situasi ini sebagai sarana dan

media pembelajaran guna menuju kedewasaan. Ingat, kita tidak sendiri dan bukanlah orang

yang gagal. Kita masih bisa berbuat banyak serta melakukan hal positif. Menjadi manusia

yang lebih baik belum tentu kita dapatkan apabila ini semua tidak terjadi. Mungkin saja ini

merupakan sebuah jalan baru menuju pematangan sikap dan pola berpikir kita.

9

Page 10: Broken Home Asli

BAB III

METODE

Menggunakan metode wawancara.

Metode wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data umum yang digunakan untuk

mendapatkan hasil lisan dari seorang narasumber atau responden untuk mengecek ulang

pembuktian terhadap informasi yang telah diterima sebelumnya dengan cara tanya jawab

dengan bertatapan muka secara langsung. Wawancara dilakukan dengan menggunakan

pedoman wawancara bebas terpimpin yang memuat permasalahan pokok dalam penelitian.

Menurut Sutrisni Hadi (1994: 70) pedoman wawancara yang bebas terpimpin telah

dipersiapkan sebelumnya tetapi tidak mengikat jalannya wawancara.

10

Page 11: Broken Home Asli

BAB IV

SIMPULAN

Broken home adalah kurangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat

mental anak menjadi mengalami gangguan mental. Pada umumnya penyebab utama broken

home ini adalah kesibukkan kedua orang tua dalam mencari nafkah keluarga seperti hal ayah

laki – laki bekerja dan ibu menjadi wanita karier yang pada akhirnya tidak ada waktu untuk

berbagi kasih sayang dengan anak-anaknya. Jadi jangan biarkan masalah ini terjadi, apabila

masalah sepele masih bisa diselesaikan selesaikanlah masalah tersebut dalam keadaan tenang

dan berbagi waktu dengan anak untuk merasakan kasih sayang dari orang tuanya tidak

memikirkan pekerjaannya selalu tetapi betapa berharganya kasih sayang anak dari ibunya.

Karena dampak terbesar masalah ini akan tertuju kepada anak, anak itu yang akan mengalami

semua dampak akibat masalah kedua orangtuanya. Maka dari itu anak akan terganggu pada

waktu masa perkembangannya.

11

Page 12: Broken Home Asli

DAFTAR PUSTAKA

Aswendo. 2012. “Latar Belakang” dalam http://aswendo2dwitantyanov.wordpress.com/2012/

05/14/penelitian-kualitatif-pemaknaan-cinta-orangtua-pada-remaja-dalam-keluarga

broken-home/

Putriayu. 2013. “Latar Belakang” dalam http://putriayumawarni.blogspot.com/2013/03/

makalah-dampak-broken-home-bagi.html

sobatbaru. 2008. “Pengertian Broken Home”dalam http://sobatbaru.blogspot.com/2008/04/

pengertian-broken-home.html

unawati. 2011. “Cara Menangani Broken Home” dalam http://unawatiputri.blogspot.com/

2011/05/pengertian-broken-home.html

12

Page 13: Broken Home Asli

LAMPIRAN

13