blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/rth-1.docx · web viewruang terbuka hijau binaan...

37
Peran Hutan Kota Sebagai RTH di Kota Malang Diajukan Dalam Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Seminar Isu Lingkungan yang dibina oleh : DR.MUCHAMMAD ROZIKIN, MAP Oleh Pandu Arya Wirawan 135030100111056 Rinaldo J. Aritonang 135030100111072 Muhammad Jauhar N 135030100111081 Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Upload: trantuyen

Post on 03-Apr-2018

226 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

Peran Hutan Kota Sebagai RTH di Kota Malang

Diajukan Dalam Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Seminar Isu Lingkungan yang dibina oleh :

DR.MUCHAMMAD ROZIKIN, MAP

Oleh

Pandu Arya Wirawan 135030100111056

Rinaldo J. Aritonang 135030100111072

Muhammad Jauhar N 135030100111081

Jurusan Ilmu Administrasi PublikFakultas Ilmu Administrasi

Universitas BrawijayaMalang

2016

Page 2: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Malang adalah salah satu Kota di Jawa Timur yang terletak didataran

tinggi dengan hawa sejuk dan dingin yang merupakan kota kedua terbesar di Jawa

Timur setelah Surabaya dan merupakan kota pendidikan kedua di Indonesia

setelah Yogyakarta. Selain dikenal sebagai kota pendidikan, Malang juga menjadi

salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia. Letak Kota Malang yang

dikelilingi oleh pegunungan dan banyaknya tempat wisata di Malang, menjadi

alasan bahwa Kota Malang juga disebut kota pariwisata.

Dengan hawa di Malang yang dingin dan sejuk, banyaknya tempat

pariwisata serta merupakan kota pendidikan yang didalamnya ada puluhan

sekolah-sekolah berkualitas dari SD hingga bangku perguruan tinggi

mengakibatkan banyak orang memutuskan untuk memilih menetap di Malang.

Melihat data dari Dinas Kependudukan Kota tercatat bahwa pertanggal 1 Februari

2014 penduduk di Malang mencapai 847.592 jiwa. Ditambah lagi dengan puluhan

ribu mahasiswa dari berbagai asal yang menetap di Malang.

Kebutuhan manusia akan tempat tinggal sebagai ruang untuk mereka

jadikan tempat tinggal merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Semakin

banyaknya jumlah penduduk disuatu wilayah berbanding lurus dengan semakin

banyaknya kebutuhan terhadap lahan perumahan atau tempat tinggal. Manusia

yang serakah akhirnya mengambil alih fungsi lahan untuk kepentingannya tanpa

mempertimbangkan berbagai faktor lain yang ada.

Tata ruang Kota Malang diatur didalam Rencana Tata Ruang Wilayah atau

yang biasa disebut dengan RTRW yang telah disahkan pada tahun 2009 hingga

2029. Rencana tata ruang wilayah Kota Malang merupakan suatu hal yang

mengikat pemerintah untuk mengimplementasikannya dan yang harus didukung

oleh seluruh lapisan masyarakat. terbentuknya RTRW ini menjadi sebuah arahan

Page 3: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

pembangunan dalam periode 20 tahun kedepan pemerintah dalam menata

kotanya.

Rencana tata ruang wilayah ini diatur dalam Undang-undang nomor 26

tahun 2007, undang-undang ini melindungi implementasi dari RTRW suatu

daerah. Dijelaskan di dalam pasal 28 sampai 30 syarat agar bisa terjalinnya

ekosisitem yang berkelanjutan dan seimbang diharuskan disetiap kota dan

kabupaten memiliki minimal 30% ruang terbuka hijau dari seluruh luas

wilayahnya, yang meliputi 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% ruang

terbuka hijau. Namun berbeda dengan Kota Malang yang memiliki RTH yang

sangat jauh dari angka tersebut.

Di  kota Malang sendiri keberadaan RTH menyusut dan diperkirakan

tinggal 1,8% dari luas Kota Malang 110,6 km². Padahal seharusnya sesuai

Undang-Undang (UU) No. 26/2007 tentang tata ruang menyebutkan luas areal

ruang terbuka setidaknya 30% dari total luas wilayah.yakni meliputi 20% ruang

publik dan 10% untuk ruang privat Selain permasalahan  semakin berkurangnya

RTH di kota malang, juga tampak jelas ketidakoptimalan fungsi  RTH di kota

Malang seperti RTH publik di bidang ekologi dan sosial ekonomi yaitu Alun-alun

Kota Malang, Alun-alun Tugu Kota Malang, Tarekot (Taman Rekreasi Kota)

Malang dan Hutan Kota seakan terabaikan dan tidak berfungsi dengan baik.

Bagaimana membuat RTH yang sudah tinggal sedikit kemudian dapat difungsikan

lebih  optimal agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga

lingkungan agar tetap bersih dan nyaman untuk disinggahi, bukan menjadi tempat

yang tidak sedap dipandang mata karena terlihat kotor oleh sampah-sampah yang

dibuang sembarangan oleh masyarakat.

Disini penulis mengambil studi kasus tentang Ruang Terbuka Hujau Hutan

Kota

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana rencana dan implementasi tata ruang wilayah terhadap ruang

terbuka hijau Kota Malang?

Page 4: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

2. Bagaimana peran Hutan Kota Sebagai RTH di Kota Malang?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui rencana dan implementasi tata ruang wilayah Kota

Malang terhadap ruang terbuka hijau Kota Malang.

2. Mengetahui peran Hutan Kota Sebagai RTH

Page 5: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Ruang Terbuka Hijau

Secara definitif, Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) adalah

kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina

untuk fungsi perlindungan habitat  tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan

atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya  pertanian. Selain untuk

meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, Ruang

Terbuka Hijau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga

berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap kota.

Sejumlah areal  di  perkotaan, dalam beberapa dasawarsa terakhir  ini, 

ruang publik,  telah tersingkir akibat pembangunan gedung-gedung yang

cenderung berpola “kontainer” (container  development) yakni bangunan yang

secara sekaligus dapat menampung berbagai aktivitas sosial ekonomi, seperti

Mall, Perkantoran, Hotel, dlsbnya, yang berpeluang menciptakan kesenjangan

antar lapisan masyarakat. Hanya orang-orang kelas menengah ke atas saja yang

“percaya diri” untuk  datang ke tempat-tempat semacam itu.

Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30 % dari luas wilayah. Hampir

disemua kota besar di Indonesia, Ruang terbuka hijau saat ini baru mencapai 10%

dari luas kota. Padahal ruang terbuka hijau diperlukan untuk kesehatan, arena

bermain, olah raga dan komunikasi publik. Pembinaan ruang terbuka hijau harus

mengikuti struktur nasional atau daerah dengan standar-standar yang ada.

Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) terdiri dari Ruang Terbuka Hijau

Lindung (RTHL) Dan Ruang Terbuka  Hijau Binaan (RTH Binaan).

Ruang Terbuka Hijau Lindung (RTHL) adalah ruang atau kawasan yang lebih

luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, dimana

penggunaannya lebih bersifat terbuka/ umum, di dominasi oleh tanaman yang

tumbuh secara alami atau tanaman budi daya. Kawasan hijau lindung terdiri dari

Page 6: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

cagar alam di daratan dan kepulauan, hutan lindung, hutan wisata, daerah

pertanian, persawahan, hutan bakau, dsbnya.

Ruang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang

lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, dimana

penggunaannya lebih bersifat terbuka/ umum, dengan permukaan tanah di

dominasi oleh perkerasan buatan dan sebagian kecil tanaman. Kawasan/ruang 

hijau terbuka binaan sebagai upaya menciptakan keseimbangan antara ruang

terbangun dan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota,

peresapan air, pencegahan polusi  udara dan perlindungan terhadap flora.

RTH menurut Undang-Undang 

Disebutkan dalam  Undang-undang Republik Indonesia nomor 26/ 2007

tentang penataan ruang pasal 1 no.31 bahwa Ruang terbuka hijau adalah area

memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat

terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang

sengaja ditanam. RTH diklasifikasikan menjadi dua macam yang telah disebutkan

dalam pasal 29 (1) yaitu RTH public dan RTH privat,  Ruang terbuka hijau publik

merupakan ruang terbuka hijau yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah

kota yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Yang termasuk

ruang terbuka hijau publik, antara lain, adalah taman kota, taman pemakaman

umum, dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai, dan pantai. Yang termasuk ruang

terbuka hijau privat, antara lain, adalah kebun atau halaman rumah/gedung milik

masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. Dalam penyediaan RTH terdapat

proporsi yang dapat dipenuhi yaitu minimal tigah puluh (30) persen dari luas

wilayah kota, Pada pasal 29 Ayat (2) disebutkan bahwa  Proporsi 30 (tiga puluh)

persen merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem

kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan sistem mikroklimat, maupun sistem

ekologis lain, yang selanjutnya akan meningkatkan ketersediaan udara bersih yang

diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota.

Untuk lebih meningkatkan fungsi dan proporsi ruang terbuka hijau di kota,

Page 7: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

pemerintah, masyarakat, dan swasta didorong untuk menanam tumbuhan di atas

bangunan gedung miliknya, sedangkan proporsi untuk RTH public minimal seluas

dua puluh (20) persen yang harus disediakan oleh pemerintah daerah kota

dimaksudkan agar proporsi ruang terbuka hijau minimal dapat lebih dijamin

pencapaiannya sehingga memungkinkan pemanfaatannya secara luas oleh

masyarakat.

Yang termasuk ruang terbuka hijau publik, antara lain, adalah taman kota,

taman pemakaman umum, dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai, dan pantai.

Yang termasuk ruang terbuka hijau privat, antara lain, adalah kebun atau halaman

rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. Untuk lebih

meningkatkan fungsi dan proporsi ruang terbuka hijau di kota, pemerintah,

masyarakat, dan swasta didorong untuk menanam tumbuhan di atas bangunan

gedung miliknya.

Ruang terbuka hijau kota sebagaimana dimaksud dalam Peraturan pemerintah

republik Indonesia Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana tata ruang wilayah

nasional Pasal 52 ayat (2) huruf d ditetapkan dengan kriteria:

a) Lahan dengan luas paling sedikit 2.500 (dua ribu lima ratus) meter persegi;

b) Berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu

hamparan dan jalur; dan

c) Didominasi komunitas tumbuhan.

Mengutip didalam Peraturan Menteri PU No.05/PRT/M/2008 dijelaskan bahwa

penitngnya fungsi ruang terbuka hijau adalah sebagai berikut.

Fungsi Utama yaitu fungsi ekologis:

a) Memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi

udara(paru-paru kota)

b) Pengatur iklim mikroagar sistem sirkulasi udara dan air secara alami

dapat berlangsung lancar

Page 8: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

Ruang terbuka hijau dapat dibangun untuk mengelola lingkungan

perkotaan untuk menurunkan suhu pada waktu siang hari dan sebaliknya pada

malam hari dapat lebih hangat karena tajuk pohon dapat menahan radiasi balik

(reradiasi) dari bumi. Selain suhu, unsur iklim mikro lain yang diatur oleh ruang

terbuka hijau adalah pada daerah sekitar hutan kota. Hutan kota mampu

menurunkan rata-rata suhu pinggir sebesar 2.83% dan suhu jauh hutan sebesar

4.84% (studi kasus hutan kota malang). Perubahan suhu tersebut akan

berkorelasi linier negatif dengan tingkat kelembapan relatif (RH), dimana jika

terjadi penurunan suhu, maka kelembapan yang terjadi disekitar hutan kota akan

menaik, dan begitu pula sebaliknya.  Sehingga Hutan kota mampu

mempengaruhi tingkat kelembapan rata-rata 9.7% dibanding daerah tidak

bervegetasi, dan

c) Produsen oksigen

Semua tumbuhan akan memanfaatkan cahaya matahari dalam proses

fotosintesis yang berfungsi untuk mengubah gas karbon dioksida dan air menjadi

karbohidrat (C6H12O6) dan oksigen (O2). Proses kimia pembentukan

karbohidrat (C6H12O6) dan oksigen (O2) adalah 6 CO2 + 6 H2O + Energi dan

klorofil menjadi C6H12O6 + 6 O2. Apabila setiap 1 m2 ruang terbuka hijau

mampu menghasilkan 50,625 gram O2/m2/hari menurut Gerakis (1974) yang

dimodifikasi dalam dalam Wisesa (1988), Maka dapat disimpulkan bahwa luas

RTH berbanding lurus dengan besar/kecilnya produksi O2, yaitu semakin tinggi

luas RTH akan semakin besar jumlah O2 yang dihasilkan dan semakin rendah

luas RTH akan semakin sedikit jumlah O2 yang dihasilkan. Pengalih fungsian

ruang terbuka hijau menjadi kawasan terbangun di Kota Malang pada akhirnya

menyebabkan penurunan produksi oksigen. Konsumsi oksigen penduduk adalah

sebesar 0,864 kg/jiwa/hari (Herliani, 2007). Dengan jumlah penduduk sebanyak

816.637 jiwa (Kota Malang Dalam Angka, 2008), maka konsumsi oksigen Kota

Malang adalah 705,57 ton O2/hari. Jika luas terbuka hijau (RTH) Kota Malang

adalah 1.303,8 ha (Masterplan RTH Kota Malang, 2005) maka produksi O2

Page 9: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

yang mampu dihasilkan oleh RTH adalah sebesar 660,04 ton O2/hari sehingga

Kota Malang memerlukan adanya penambahan ruang terbuka hijau (RTH).

d) Penyerap air hujan dan penyediaan air hujan

Sistem perakaran tanaman dan serasah yang berubah menjadi humus akan

mengurangi tingkat erosi, menurunkan aliran permukaan dan mempertahankan

kondisi air tanah di lingkungan sekitarnya. Pada musim hujan laju aliran

permukaan dapat dikendalikan oleh penutupan vegetasi yang rapat, sedangkan

pada musim kemarau potensi air tanah yang tersedia bisa memberikan manfaat

bagi kehidupan di lingkungan perkotaan. Ruang terbuka hijau dengan luas

minimal setengah hektar mampu menahan aliran permukaan akibat hujan dan

meresapkan air ke dalam tanah sejumlah 10.219 m3 setiap tahun

e) Penyedia habitat satwa

Ruang terbuka hijau bisa berfungsi sebagai habitat berbagai jenis hidupan

liar dengan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Ruang terbuka hijau

merupakan tempat perlindungan dan penyedia nutrisi bagi beberapa jenis satwa

terutama burung, mamalia kecil dan serangga. Ruang terbuka hijau dapat

menciptakan lingkungan alami dan keanekaragaman tumbuhan dapat

menciptakan ekosistem lokal yang akan menyediakan tempat dan makanan

untuk burung dan binatang lainnya

f) Penyerapan polutan media udara, air, dan tanah

g) Penahan dan peneduh angin

Penanaman pohon yang selalu hijau sepanjang tahun berguna sebagai

penahan angin pada musim dingin, sehingga pada akhirnya dapat menghemat

energi sampai dengan 50 persen energi yang digunakan untuk penghangat ruangan

pada pemakaian sebuah rumah. Pada musim panas pohon-pohon akan menahan

sinar matahari dan memberikan kesejukan di dalam ruangan

Dari fungsi tersebut kita jelas tahu bahwa fungsi dari ruang terbuka sangat

vital bagi kehidupan manusia. Semodern apapun peradaban manusia dia tinggal di

Page 10: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

bumi, dan mereka pasti membutuhkan sumberdaya dari alam baik yang bisa

diperbaharukan atau yang tidak bisa diperbaharukan jelas saja bila hal ini tidak

dijaga hal ini dapat mengakibatkan ketidak seimbangan alam, sumberdaya sudah

tercemar dan bencana mungkin akan menjadi hal yang lumrah nantinya.

RTH (Ruang Terbuka Hijau) di kota Malang

Ruang terbuka hijau di kota Malang adalah area memanjang/jalur dan/atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh

tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam yang

berada di kota Malang.

2.2. Kota Malang

Kota Malang adalah salah satu Kota di Jawa Timur yang terletak didataran

tinggi dengan hawa sejuk dan dingin yang merupakan kota kedua terbesar di Jawa

Timur setelah Surabaya dan merupakan kota pendidikan kedua di Indonesia

setelah Yogyakarta. Selain dikenal sebagai kota pendidikan, Malang juga menjadi

salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia. Letak Kota Malang yang

dikelilingi oleh pegunungan dan banyaknya tempat wisata di Malang, menjadi

alasan bahwa Kota Malang juga disebut kota pariwisata.

Dengan hawa di Malang yang dingin dan sejuk, banyaknya tempat

pariwisata serta merupakan kota pendidikan yang didalamnya ada puluhan

sekolah-sekolah berkualitas dari SD hingga bangku perguruan tinggi

mengakibatkan banyak orang memutuskan untuk memilih menetap di Malang.

Melihat data dari Dinas Kependudukan Kota tercatat bahwa pertanggal 1 Februari

2014 penduduk di Malang mencapai 847.592 jiwa. Ditambah lagi dengan puluhan

ribu mahasiswa dari berbagai asal yang menetap di Malang.

Jumlah penduduk Kota Malang 820.243 (2010), dengan tingkat

pertumbuhan 3,9% per tahun. Sebagian besar adalah suku Jawa, serta sejumlah

suku-suku minoritas seperti Madura, Arab, dan Tionghoa. Agama mayoritas

adalah Islam, diikuti dengan Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong

Page 11: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

Hu Chu. Bangunan tempat ibadah banyak yang telah berdiri semenjak zaman

kolonial antara lain Masjid Jami (Masjid Agung), Gereja Hati Kudus Yesus,

Gereja Kathedral Ijen (Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel), Klenteng di

Kota Lama serta Candi Badut di Kecamatan Sukun dan Pura di puncak Buring.

Malang juga menjadi pusat pendidikan keagamaan dengan banyaknya Pesantren,

yang terkenal ialah Ponpes Al Hikam pimpinan KH. Hasyim Muzadi, dan juga

adanya pusat pendidikan Kristen berupa Seminari Alkitab yang sudah terkenal di

seluruh Nusantara, salah satunya adalah Seminari Alkitab Asia Tenggara. Bahasa

Jawa dengan dialek Jawa Timuran adalah bahasa sehari-hari masyarakat Malang.

Kalangan minoritas Suku Madura menuturkan Bahasa Madura.

Page 12: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Rencana dan Implementasi Tata Ruang Wilayah Kota Malang terhadap

Ruang Terbuka Hijau Kota Malang

Alam merupakan lingkungan tempat kita tinggal merupakan sumberdaya

yang sangat melimpah sebagai bekal dan kebutuhan dari berlangsungnya hidup

kita. Mulai dari setiap hembusan nafas yang kita hirup hingga tanah tempat kita

tinggal merupakan sumberdaya alam yang merupakan anugrah Allah yang tiada

ternilai harganya. Bisa kita bayangkan bagaimana bila kita dalam 5 menit saja

oksigen hilang dari muka bumi, 6 milyar jumlah manusia dibumi akan mati

seketika.

Seiring dengan pertumbuhan manusia secara kuantitas, berbanding lurus

pula dengan meningkatnya kebutuhan manusia. Pembangunan dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai kebutuhan primer tempat tinggal

hingga kebutuhan tersier atau kebutuhan kan barang mewah. Dampak dari

pembangunan beragam, positif maupun negatif. Pembangunan yang dilakukan

oleh manusia jelas menguntungkan didalam satu sisi untuk memenuhi dan

menjawab kebutuhan, namun disisi lain ada yang dikorbankan. Secara tidak

langsung pembangunan yang kita lakukan sedikit banyak berdampak langsung

terhadap lingkungan jangka panjang maupun jangka pendek. Logikanya disaat ada

pembangunan fisik perkebunan kelapa sawit demi untuk menambah lapangan

kerja dan meningkatkan perekonomian suatu daerah, hal tersebut jelas

membutuhkan lahan yang nantinya mungkin akan menghabiskan dan

mengalihfungsikan lahan hutan. Bila seperti itu siapa yang dikorbankan kalau

bukan alam.

Manusia berpura-pura acuh dengan apa yang dia lakukan, dampak jangka

panjang atau jangka pendek merupakan konsekuensi dari apa yang dilakukan oleh

manusia. Dampak dari kerusakan lingkungan dikarenakan kerusakan oleh manusia

sudah bisa kita rasakan sekarang. Gerakan peduli lingkungan mulai dari tingkat

Page 13: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

masyarakat yang sadar akan lingkungan perlahan mulai muncul, hingga yang

besar adalah berjalannya konferensi-konferesi para pemimpin negara diseluruh

dunia.

Bruntland Commnission pada tahun 1987 mengeluarkan konsep

pembangunan baru yang disebut Sustainable Development atau pembangunan

berkelanjutan. Dijelaskan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah proses

pembangunan yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa

mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan.

Laporan dari KTT Dunia 2005, yang menjabarkan pembangunan

berkelanjutan terdiri dari tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Penting bagi manusia untuk sadar pembangunan yang dilakukannya sekarang

tidak hanya untuk generasinya saja, melainkan juga generasi yang akan datang

generasi anak cucu mereka sendiri. Maka dari itu perlu adanya kontrol agar

pembangunan yang kita lakukan sekarang bukan hanya merupakan pembangunan

fisik yang sifatnya kan menguntungkan saat ini saja, namun keseimbangan alam

yang merupakan kebutuhan primer kita dalam jangka panjang harus seimbang dan

tetap dijaga.

Sesuai kondisi geografisnya, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang

direncanakan dengan memperhatikan ruang terbuka hijau yang menyatu dengan

alam pegunungan disekitar kota, perencanaan ruang terbuka hijau ini didukung

oleh aneka ragam tumbuhan yang tumbuh subur serta udara yang sejuk sepanjang

tahun. Salah satu ciri khas penataan ruang Kota Malang adalah keberadaan ruang

terbuka/taman kota, dimulai dari perencanaan Thomas Karsten (1933); tata

taman/ruang terbuka yang representatif di Jln. Trunojoyo; Kertanegara; Tugu;

Gajahmada, Merbabu, Ijen, dan Jl. Suropati. Disamping sebagai ruang terbuka

untuk mendukung keberadaan bangunan pemerintahan, taman-taman tersebut

diperuntukkan bagi kepentingan orang-orang Belanda yang tinggal di daerah

perumahan elit Jalan Ijen dan sekitarnya. Kawasan pusat pemerintahan dan

kawasan perumahan tersebut, sampai sekarang tetap dipertahankan sebagai

kawasan yang dilestarikan karena dapat menjadi salah satu monumen sejarah awal

Page 14: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

berdirinya Kota Malang. Perhitungan kebutuhan ruang terbuka hijau di Kota

Malang dilakukan dengan pendekatan sesuai ketentuan dalam pedoman teknis

pembangunan perumahan dan sarana lingkungan, dimana perhitungan dilakukan

berdasarkan jumlah penduduk yang dilayani dan diperhitungkan dengan prakiraan

proyeksi jumlah penduduk 20 (duapuluh) tahun kedepan, sampai dengan tahun

2029.

Ruang terbuka hijau merupakan area memanjang/jalur dan/atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh

tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) memiliki fungsi penting yaitu ekologis

dan sosial-ekonomi. Fungsi ekologis RTH yaitu dapat meningkatkan kualitas air

tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara dan pengatur iklim mikro.

Fungsi lainnya yaitu sosial-ekonomi untuk memberikan fungsi sebagai ruang

interaksi sosial, sarana rekreasi dan fungsi arsitektural sebagai landmark kota.

Adapun rencana fungsi dan manfaat RTH di Kota Malang adalah sebagai berikut:

- Terjaminnya ketersediaan oksigen dalam jumlah yang cukup dan menerus;

- Terciptanya iklim yang sehat, udara bersih bebas polusi;

- Terciptanya suasana teduh, nyaman, bersih dan indah;

- Terkendalinya sistem tata air (hidrologi) secara optimal dan memungkinkan

adanya hasil sampingan berasal dari tanaman produktif yang sengaja ditanam

di lokasi yang aman dari polusi pada media tanah, air dan udara;

- Tersedianya sarana rekreasi dan wisata kota;

- Sebagai lokasi cadangan untuk keperluan sanitasi kota dan pemekaran kota;

- Sebagai sarana penunjang pendidikan dan penelitian, serta jalur pengaman

dalam penataan ruang kota.

Adapun rencana penyediaan dan pemanfaatan RTH di Kota Malang adalah

sebagai berikut:

- Pemeliharaan dan pelestarian kawasan RTH yang masih tersisa, seperti yang

telah ditetapkan dalam rencana tata ruang kota.

Page 15: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

- Pengembangan Taman Anggrek di Kedungkandang yang dilengkapi dengan

sarana dan prasarana.

- Pengembangan Taman Teknologi diarahkan di alun-alun kota, alun-alun tugu,

velodrom yang dilengkapi dengan fasilitas gazebo dan shelter. Selain itu di

setiap perumahan diarahkan untuk menyediakan taman teknologi.

- Pengembangan lapangan Rampal sebagai taman teknologi, lapangan

pertunjukan, dan pameran.

- Peningkatan GOR Ken Arok sebagai taman olahraga di Kota Malang.

- Mengisi dan memelihara taman-taman kota yang sudah ada, sebaik-baiknya

dan berdasar pada prinsip fungsi pokok RTH (identifikasi dan keindahan)

masing-masing lokasi.

- Pengembangan RTH halaman rumah dan bangunan umum, serta di puncak

gedung (rooftop garden), dengan tanaman aerofonik atau hidrofonik, dan

semacamnya oleh pemilik bangunan

- Pengembangan RTH sebagai zone pengaman pada jalur KA; sempadan

sungai; sempadan SUTT, kawasan industri.

- Refungsionalisasi dan pengamanan jalur-jalur hijau alami, seperti di sepanjang

tepian jalan raya, jalan tol, bawah jalan layang (flyover), tempat pemakaman

umum (TPU), dan lapangan olahraga, dari okupasi permukiman liar.

- Penyediaan jalur hijau dan taman kota diarahkan di Kecamatan Buring dan

Kecamatan Kedungkandang, selain itu di setiap jalan lingkar.

- Memberikan ciri-ciri khusus pada tempat-tempat strategis, seperti batas-batas

kota dan alun-alun kota.

- Peremajaan dan peningkatan kualitas tanaman pada jalur jalan utama kota,

sesuai klasifikasinya.

- Pengembangan hutan kota dan kebun bibit pada kawasan Malang Timur

(Kecamatan Kedungkandang) yang relatif masih banyak lahan belum

terbangun.

Bila kita melihat Kota Malang beberapa tahun terakhir memang sangat

menyedihkan. Kota Malang yang terletak didataran tinggi yang mungkin bisa

Page 16: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

dibilang mustahil bila terjadi banjir namun kenyataanya hal itu yang menjadi

masalah kita sekarang. Meskipun tidak separah Jakarta, namun bila dibandingkan

dengan kota-kota yang berada didataran tinggi yang lain, Malang termasuk kota

yang sangat parah. Bisa kita lihat ada beberapa titik banjir di Malang di Jalan

Veteran, Galunggung, Soekarno Hatta dan bahkan Jalan Ijen yang terkenal dengan

perumahan elit juga tidak luput dari banjir.

Kondisi RTH di kota Malang sudah sangat memprihatinkan, bayangkan

saja proporsi RTH yang seharusnya 30 % dari luas wilayah kota, ternyata di kota

malang diperkirakan hanya tersisa 1,8 % saja dari luas Kota Malang 110,6 km2.

Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya terjadi alih fungsi lahan di kota

Malang. Malang yang dulu di juluki dengan semboyan Malang ijo Royo-Royo

(Malang yang Hijau) kini semboyan itu tidak berlaku lagi, karena dilihat pada

kenyataannya Malang yang dulu dipenuhi dengan pohon dan tanaman di setiap

sudut  kota kini telah berganti menjadi bangunan-bangunan yang membuat

malang semakin panas dan tidak terlihat hijau lagi. Terjadinya alih fungsi lahan

ini dipengaruhi oleh arus urbanisasi yang semakin meningkat dari waktu ke

waktu. Tentunya hal ini akan memberikan dampak pada tingginya tekanan

terhadap pemanfaatan ruang kota, karena tumbuh kembangnya jumlah penduduk

tersebut juga di ikuti dengan pertumbuhan kawasan hunian, fasilitas umum dan

sosial. Untuk pemenuhan pembangunan kawasan-kawasan tersebut, alih fungsi

lahan besar-besaran pada RTH publik kota Malang tidak dapat dihindari, berikut

daftar beberapa kasus alih fungsi lahan yang terjadi di Kota Malang :

a) Alih fungsi tanah seluas 28 hektar berupa taman APP yang merupakan

bekas kampus Akademi Penyuluh Pertanian (APP) menjadi kawasan

perumahan mewah melalui RDTRK Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7

Tahun 2001 tentang RTRW Kota Malang.

b) Pembangunan Malang Town Square di kawasan resapan air pada bekas

SNAKMA – APP di Jalan Veteran jalan Bandung.

c) Pembangunan Mall dan Hotel Malang Olimpic Garden yang memakan + 8

hektar open space warga kota Malang di kawasan stadion Gajayana.

Page 17: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

d) Pengalihfungsian Taman Kunir di kawasan Oro-oro Dowo menjadi kantor

kelurahan Oro-oro Dowo Kecamatan Klojen di Jalan Taman Kunir yang

sudah di resmikan pembangunannya pada hari Rabu 30/4/2008 oleh

Mantan Walikota Malang Drs. Peni Suparto, M.AP.

e) Yang terbaru adalah pembangunan apartmen Soekarno Hatta yang berada

di atas daerah aliran sungai.

Selain permasalahan alih fungsi lahan, RTH publik di malang terlihat tidak

berfungsi dengan optimal. Di Malang sendiri RTH  publik dibidang sosial

ekonomi dan ekologi yang berupa taman kota, hutan kota, dan taman rekreasi

terdapat 4 lokasi yang menjadi bahasan kelompok kami yaitu Alun-Alun Kota

(depan Masjid Jami’ Kota Malang & Gedung Pemkab Malang), Tarekot (Taman

Rekreasi Kota), terletak di belakang kantor Walikota/ Balai kota, Alun-Alun Tugu

(depan Balai Kota Malang) Hutan Kota Malabar. Mari kita telaah satu persatu

mengenai  kondisi RTH publik yang berada di kota Malang.

Yang pertama adalah Alun-alun Kota Malang yang terletak di depan

Masjid Jami’ dan Kantor Walikota Malang. Fasilitas yang disediakan di alun-alun

ini sudah mulai kusam dan tidak terawatt, seperti air mancur yang tidak berfungsi,

tempat duduk yang kotor, tempat sampah dan madding yang terabaikan, dan toilet

umum yang kotor, bahkan tidak jarang ditemukan sampah yang berserakan akibat

perilaku masyarakat yang kurang menyadari pentingnya menjaga lingkungan,

sebagaian besar sampah berasal dari bungkus makanan, karena di sekitar alun-

alun kota banyak ditemui pedagang kaki lima yang berjualan di kawasan alun-

alun. Memang di alun-alun ini masih terlihat banyak pohon besar dan kuat yang

tumbuh di setiap sudut alun-alun seperti pohon beringin, cemara dan tanaman

bunga lainnya. Tetapi pada dasarnya Alun-alun kota merupakan tempat bagi

masyarakat untuk bersantai, seharusnya di alun-alun tersebut disediakan fasilitas

yang memadai bagi pengunjung agar merasa nyaman sehingga dapat

menumbuhkan rasa mencintai lingkungan.

Page 18: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

Yang kedua adalah alun-alun Tugu Kota Malang yang terletak di Jalan

Tugu ,di alun-alun ini  tampak bersih. Bahkan ketika sore hari terlihat banyak

masyarakat yang bersantai di sekitar alun-alun untuk menikmati keindahan kota

malang. Daya tarik alun-alun ini juga terlihat ketika  malam hari karena dipenuhi

lampu-lampu yang menghiasi setiap sudut alun-alun. Tetapi sayangnya di tempat

ini tidak disediakan fasilitas yang memadai karena hanya terlihat beberapa tempat

duduk saja di sekitar air mancur, dan apabila siang hari ketika berjalan-jalan terasa

sangat panas karena tidak diatanami pohon yang besar dan rindang, yang terlihat

hanya taman bunga.

RTH publik yang ketiga adalah Tarekot (Taman Rekreasi Kota) Malang

yang terletak di Jalan Simpang Mojopahit, di belakang Bali Kota Malang. Tarekot

menyediakan berbagai macam fasilitas yang dapat dinikmati masyarakat, seperti

jogging track untuk berolahraga, kolam renang, taman bermain anak-anak, hingga

stan-stan yang menjual berbagai produk khas Malang, dan kebun binatang mini.

Tetapi stan-stan yang tersedia tidak difungsikan dengan baik karena terlihat sepi

penjual, sedangkan kebun binatangnya juga tidak terawat dan kandang-kandang

dibiarkan kosong.

RTH publik yang keempat yaitu Hutan Kota Malabar yang terletak di

Jalan Malabar. Vegetasi yang banyak ditanam di hutan ini antara lain pohon

cemara, pohon beringin, tanaman perdu, rerumputan, serta tanaman lainnya.

Mayoritas tanaman yang ditanam di tempat ini adalah tanaman berkayu yang

tinggi dan besar. Di sekitar hutan ini juga banyak ditemui warung-warung kecil

yang berjajar di sepanjang hutan. Dan terlihat di sudut hutan beberapa sampah

yang kebanyakan berasal dari warung-warung tersebut, padahal di dekat hutan

tersebut terdapat tempat pengolahan sampah dan air limbah produksi kompos,

seharusnya mereka yang bekerja disana lebih tegas dalam menegakkan peraturan

kepada masyarakat agar tidak membuang sampah di dalam hutan. Di dalam hutan

tersebut juga terdapat kolam kecil yang digunakan untuk mandi padahal kondisi

airnya sangat kotor. Sungguh merupakan pemandangan yang memprihatinkan.

Page 19: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

Hutan kota yang seharusnya dijaga dan dilindungi tetapi malah dijadikan tempat

pembuangan sampah oleh masyarakat.

Hal ini bukan terjadi tanpa alasan, kalau bukan karena kita siapa lagi.

Eksploitasi alam besar-besaran dalam bentuk alih fungsi lahan akibatnya, bisa kita

lihat dari data berikut ini yang menunjukkannya semakin menyusutnya dengan

sangat drastis RTH di Kota Malang semenjak tahun 1994-2007.

Tahun Luas RTH

1994 7.160 ha

1996 6.957 ha

1998 6.615 ha

2000 6.415 ha

2002 6.367 ha

2004 3.188 ha

2007 1.908 ha

Sumber: http://ajauharul.blogspot.com/2011/12/analisis-berkurangnya-rth-

ruang-terbuka.html

3.2. Peran Hutan Kota Sebagai RTH Kota Malang

Hutan kota adalah komunitas vegetasi berupa pohon dan asosiasinya yang

tumbuh di lahan kota atau sekitar kota, berbentuk jalur, menyebar, atau

bergerombol, dengan struktur menyerupai/meniru hutan alam, membentuk habitat

yang memungkinkan kehidupan bagi satwa dan menimbulkan lingkungan sehat,

nyaman dan estetis.  Pengertian ini sejalan dengan PP No 63 Tahun 2002 tentang

Hutan Kota yang menggariskan hutan kota sebagai pusat ekosistim yang dibentuk

menyerupai habitat asli dan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi oleh

pepohonan dan menyatu dengan lingkungan sekitarnya. Penempatan areal hutan

kota dapat dilakukan di tanah negara atau tanah private yang ditetapkan sebagai

Page 20: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

hutan kota oleh pejabat berwenang. Sebagai unsur RTH, hutan kota merupakan

suatu ekosistim dengan sistim terbuka. Hutan kota diharapkan dapat menyerap

hasil negatif akibat aktifitas di perkotaan yang tinggi. Tingginya aktifitas kota

disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan industri yang sangat pesat di wilayah

perkotaan. Dampak negatif dari aktifitas kota antara lain meningkatnya suhu

udara, kebisingan, debu, polutan, kelembaban menurun, dan hilangnya habitat

berbagai jenis burung dan satwa lainnya karena hilangnya vegetasi dan RTH

(Zoer’aini, 2004; Sumarni, 2006).

Ruang terbuka hijau di kota Malang yang berfungsi sebagai kawasan

resapan air hujan perlu dipertahankan luasannya karena akan berperan terhadap

pengurangan banjir atau genangan tidak wajar pada musim penghujan dan

mempunyai potensi untuk imbuhan air tanah pada musim kemarau.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan ruang terbuka hijau

di kota Malang dari tahun 1995 sampai 2005, mengetahui kapasitas infiltrasi dan

agihan kapasita infiltrasi serta kontribusi ruang terbuka hijau tersebut untuk

imbuhan air tanah di kota Malang.

Jenis penelitian ini adalah survey dengan pengukuran langsung dalam hal

ini kapasitas resapan air hujan (infiltrasi) ruang terbuka hijau di kota Malang.

Metode pengambilan sampel pengukuran kapasitas resapan air hujan (infiltrasi)

menggunakan metode purposive sampling yaitu perubahan ruang terbuka hijau di

kota Malang. Untuk mengetahui alih fungsi atau perubahan ruang terbuka hijau

dan eksisting ruang terbuka hijau digunakan metode overlay peta (tumpang susun)

kemudian analisis data untuk mengetahui nilai kapasitas resapan air hujan

(infiltrasi) dihitung dengan menggunakan metode Horton yang kemudian

dipresentasikan agihannya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan penyusutan ruang

terbuka hijau kota Malang tahun 1995 sampai 2005 sebesar 4,6% dari total luas

ruang terbuka hijau kota Malang tahun 1995. Kapasitas infiltrasi kota Malang

bervariasi, kapasitas infiltrasi tertinggi di Hutan Arjosari Blimbing sebesar

1797,81 cm/hari, sedangkan kapasitas infiltrasi terendah pada Taman Serayu yaitu

sebesar 30,64 cm/hari. Tingkat infiltrasi kota Malang termasuk kelas sangat tinggi

Page 21: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

atau >53 mm/jam, hal ini menunjukkan bahwa kota Malang merupakan daerah

resapan air yang sangat baik. Total kontribusi ruang terbuka hijau dengan luas

keseluruhan 49277,5 m2 memberikan supplay air tanah sebesar 13594,536

m3/jam

Studi Kasus

Revitalisasi Hutan Kota Malabar

Pemerintah Kota Malang terus menggenjot pembangunan dan penambahan Ruang

Terbuka Hijau di Kota Malang. Setelah beberapa taman interaktif seperti Taman

Cerdas Trunojoyo, Taman Kunang-kunang, Merbabu Family Park, dan juga

Taman Singha Merjosari diresmikan, kini Pemkot Malang dengan menggandeng

pihak ketiga akan merevitalisasi Hutan Kota Malabar, Selasa (16/6).

Untuk menyulap Hutan Kota Malabar menjadi lebih menarik, Pemkot Malang

didukung penuh oleh PT Amerta Indah Otsuka yang menggelontorkan

dana Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp 2,5 miliar. Beberapa

fasilitas yang akan ditambahkan antara lain panggung pertunjukan, taman

bercengkerama, rumah pohon, jalur sepeda, sungai buatan, area bermain anak-

anak, dan berbagai fasilitas lainnya.

Wali Kota Malang H. Moch. Anton mengungkapkan, pihaknya sudah sejak

setahun yang lalu melakukan pembicaraan terkait pembangunan Hutan Kota

Malabar dengan PT Amerta Indah Otsuka. Dari berbagai pertemuan itu akhirnya

disepakati untuk merevitalisasi Hutan Kota Malabar.

“Revitalisasi Hutan Malabar sudah dikonsep dengan baik. Intinya revitalisasi itu

harus tetap mengindahkan dan memenuhi estetika sebagai sebuah taman kota,”

jelas pria yang kerap disapa Abah Anton itu, Selasa (16/6).

Dengan revitalisasi di Hutan Kota Malabar yang berada tidak jauh dari Merbabu

Family Park tersebut, Abah Anton berharap habitat segala jenis tanaman di Hutan

Page 22: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

Kota Malabar tetap terjaga kelestariannya, burung-burung bisa berkembang biak

dengan baik karena kelestarian hutan yang tetap terjaga.

Page 23: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kondisi RTH di kota Malang sudah sangat memprihatinkan, bayangkan

saja proporsi RTH yang seharusnya 30 % dari luas wilayah kota, ternyata

di kota malang diperkirakan hanya tersisa 1,8 % saja dari luas Kota

Malang 110,6 km2. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya terjadi alih

fungsi lahan di kota Malang. Malang yang dulu di juluki dengan semboyan

Malang ijo Royo-Royo (Malang yang Hijau) kini semboyan itu tidak

berlaku lagi, karena dilihat pada kenyataannya Malang yang dulu dipenuhi

dengan pohon dan tanaman di setiap sudut  kota kini telah berganti

menjadi bangunan-bangunan yang membuat malang semakin panas dan

tidak terlihat hijau lagi.

Sebagai unsur RTH, hutan kota merupakan suatu ekosistim dengan sistim

terbuka. Hutan kota diharapkan dapat menyerap hasil negatif akibat

aktifitas di perkotaan yang tinggi. Tingginya aktifitas kota disebabkan oleh

pertumbuhan penduduk dan industri yang sangat pesat di wilayah

perkotaan. Dampak negatif dari aktifitas kota antara lain meningkatnya

suhu udara, kebisingan, debu, polutan, kelembaban menurun, dan

hilangnya habitat berbagai jenis burung dan satwa lainnya karena

hilangnya vegetasi dan RTH

4.2 Saran

Kampanye peduli lingkungan sangat perlu di sosialisasikan kepada

masyarakat.

Rencana tata ruang wilayah sudah merupakan sebuah Perda yang mengikat

yang harus ditaati oleh pemerintah maupun juga masyarakat, pertama jelas

kita melakukan evaluasi terhadap implementasi RTRW Kota Malang yang

dicanangkan jangka panjang yaitu periode tahun 2009-2029 yang tentu

Page 24: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

harus mempertimbangkan keseimbangan ekosistem alam. Dari situ

pemerintah dalam melakukan pembangunan tidak boleh keluar dari

koridornya

Izin mendirikan bangunan harus diperketat

Pemerintah harus menetapkan cagar-cagar alam mana yang sama sekali

tidak boleh dialih fungsikan untuk menjaga kestabilan ekosistem

Sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat tentang

sadar lingkungan, melalui media cetak atau apapun itu.

Page 25: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/RTH-1.docx · Web viewRuang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur

DAFTAR PUSTAKA

Bapeko Malang. 2008. “Pemanfaatan RTH Kota Malang”.

Bappeko. 2006. “Masterplan RTHK Malang”.

Bappeko Kota Malang. 2007

Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Kota Malang. 2007

Peraturan Menteri PU No.05/PRT/M/2008

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana

tata ruang wilayah nasional

Undang-undang Republik Indonesia nomor 26/ 2007 tentang Penataan Ruang

Pemerintah Kota Malang. 2014. Rekapitulas Penduduk Kota Malang 2013. (21

Maret 2016)

RTRW Kota Malang tahun 2009-2029 

Ardhaneswimbardhi. 2009. Ruang Terbuka Hijau di Kota Malang. (online) 21

Maret 2016.

Bai Fang Li.  Konsep Sekolah Alam. “(online)

http://unnes.info/catatan-perjalanan/konsep-.sekolah-alam . 21 Maret 2016

http://ruangterbukahijaukotamalang.weebly.com/rth-kota-malang.html 21 Maret

2016