biografi gus gus

Upload: roy-alws

Post on 07-Jul-2018

290 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    1/21

    Tanbihun.com -KH. Hamim Tohari Djazuli atau akrab dengan panggilan Gus Miek lahir pada17 Agustus 1940,beliau adalah putra KH. Jazuli Utsman (seorang ulama sufi dan ahli tarikat

    pendiri pon-pes Al Falah mojo Kediri), Gus Miek salah-satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan pejuang Islam yang masyhur di tanah Jawa dan memiliki ikatan darah kuat dengan berbagaitokoh Islam ternama, khususnya di Jawa Timur. Maka wajar, jika Gus Miek dikatakan pejuang

    agama yang tangguh dan memiliki kemampuan yang terkadang sulit dijangkau akal. Selainmenjadi pejuang Islam yang gigih, dan pengikut hukum agama yang setia dan patuh, Gus Miekmemiliki spritualitas atau derajat kerohanian yang memperkaya sikap, taat, dan patuh terhadapTuhan. Namun, Gus Miek tidak melupakan kepentingan manusia atau intraksi sosial (hablumminallah wa hablum minannas). Hal itu dilakukan karena Gus Miek mempunyai hubungan dan

    pergaulan yang erat dengan (alm) KH. Hamid Pasuruan, dan KH. Achmad Siddiq, serta melaluiketerikatannya pada ritual ”dzikrul ghafilin” (pengingat mereka yang lupa). Gerakan -gerakanspritual Gus Miek inilah, telah menjadi budaya di kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga

    NU), seperti melakukan ziarah ke makam-makam para wali yang ada di Jawa maupun di luarJawa. Hal terpenting lain untuk diketahui juga bahwa amalan Gus Miek sangatlah sederhanadalam praktiknya. Juga sangat sederhana dalam menjanjikan apa yang hendak didapat oleh para

    pengamalnya, yakni berkumpul dengan para wali dan orang-orang saleh, baik di dunia maupunakhirat.

    Gus Miek seorang hafizh (penghapal) Al-Quran. Karena, bagiGus Miek, Al-Quran adalah tempat mengadukan segala permasalahan hidupnya yang tidak bisadimengerti orang lain. Dengan mendengarkan dan membaca Al-Quran, Gus Miek merasakanketenangan dan tampak dirinya berdialog dengan Tuhan, beliaupun membentuk sema‟an alquran

    dan jama‟ah Dzikrul Ghofilin.

    Gus Miek selain dikenal sebagai seorang ulama besar juga dikenal sebagai orang yang nyeleneh, beliau lebih menyukai da‟wah di kerumunan orang yang melakukan maksiat seperti diskotik,club malam dibandingkan dengan menjadi seorang kyai yang tinggal di pesantren yangmengajarkan santrinya kitab kuning. hampir tiap malam beliau menyusuri jalan-jalan di JawaTimur keluar masuk club malam, bahkan nimbrung dengan tukang becak, penjual kopi di

    pinggiran jalan hanya untuk memberikan sedikit pencerahan kepada mereka yang sedang dalam

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    2/21

    kegelapan. Ajaran-ajaran beliau yang terkenal adalah suluk jalan terabas atau dalam bahasaindonesia-nya pemikiran jalan pintas.

    Pernah diceritakan Suatu ketika Gus Miek pergi ke diskotik dan di sana bertemu denganPengunjung yang sedang asyik menenggak minuman keras, Gus Miek menghampiri mereka dan

    mengambil sebotol minuman keras lalu memasukkannya ke mulut Gus Miek salah satu darimereka mengenali Gus Miek dan bertanya kepada Gus Miek. ”Gus kenapa sampeyan ikut Minum bersama kami ? sampeyankan tahu ini minuman ker as yang diharamkan oleh Agama ?” lalu Gus Miek Menjawab “aku tidak meminumnya …..!! aku hanya membuang minuman itukelaut…!” hal ini membuat mereka bertanya-tanya, padahal sudah jelas tadi Gus Miek meminumminuman keras tersebut. Diliputi rasa keanehan, Gus miek angkat bicara “sampeyan semua ga

    percaya kalo aku tidak meminumnya tapi membuangnya kelaut..?” lalu Gus Miek Membukalebar Mulutnya dan mereka semua terperanjat kaget didalam Mulut Gus miek terlihat Laut yang

    bergelombang dan ternyata benar minuman keras tersebut dibuang kelaut. Dan Saat itu jugamereka diberi Hidayah Oleh Alloh SWt untuk bertaubat dan meninggalkan minum-minumankeras yang dilarang oleh agama. Itulah salah salah satu Karomah kewaliyan yang diberikan

    Alloh kepada Gus Miek.Jika sedang jalan-jalan atau keluar, Gus Miek sering kali mengenakan celana jeans dan kaosoblong . Tidak lupa, beliau selalu mengenakan kaca mata hitam lantaran lantaran beliau seringmenangis jika melihat seseorang yang “masa depannya” suram dan tak beruntung di akh iratkelak.

    Ketika beliau berdakwah di Semarang tepatnya di NIAC di Pelabuhan Tanjung Mas. Niac adalahsurga perjudian bagi para cukong-cukong besar baik dari pribumi maupun keturunan, Gus Miekyang masuk dengan segala kelebihannya mampu memenangi setiap permainan, sehingga paracukong-cukong itu mengalami kekalahan yang sangat besar. NIAC pun yang semula menjadi

    surga perjudian menjadi neraka yang sangat menakutkan bagi para penjudi dan penikmatmaksiat.

    Satu contoh lagi ketika Gus Miek berjalan-jalan ke Surabaya, ketika tiba di sebuah club malamGus Miek masuk kedalam club yang di penuhi dengan perempuan-perempuan nakal, lalu GusMiek langsung menuju waitres (pelayan minuman) beliau menepuk pundak perempuan tersebutsambil meniupkan asap rokok tepat di wajahnya, perempuan itu pun mundur tapi terus di kejaroleh Gus miek sambil tetap meniupkan asap rokok diwajah perempuan tersebut. Perempuantersebut mundur hingga terbaring di kamar dengan penuh ketakutan, setelah kejadian tersebut

    perempuan itu tidak tampak lagi di club malam itu.

    Pernah suatu ketika Gus Farid (anak KH.Ahamad Siddiq yang sering menemani Gus Miek)mengajukan pertanyaan yang sering mengganjal di hatinya, pertama bagaimana perasaan GusMiek tentang Wanita ? “Aku setiap kali bertemu wanita walau pun secantik apapun dia dalam

    pandangan mataku yang terlihat hanya darah dan tulang saja jadi jalan untuk syahwat tidakada ” jawab Gus miek.

    Pertanyaan kedua Gus Farid menayakan tentang kebiasaan Gus Miek memakai kaca mata hitam baik itu dijalan maupun saat bertemu dengan tamu …”Apabila aku bertemu orang dijalan atau

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    3/21

    tamu aku diberi pengetahuaan tentang perjalanan hidupnya sampai mati. Apabila aku bertemudengan seseorang yang nasibnya buruk maka aku menangis, maka aku memakai kaca matahitam agar orang tidak tahu bahwa aku sedang menagis “ jawab Gus Miek

    Adanya sistem Dakwah yang dilakukan Gus miek tidak bisa di contoh begitu saja karena

    resikonya sangat berat bagi mereka yang Alim pun Sekaliber KH.Abdul Hamid (pasuruan)mengaku tidak sanggup melakukan da‟wak seperti yang dilakukan oleh Gus Miek padahalKh.Abdul Hamid juga seorang waliyalloh.

    Gus Miek bertemu KH. Mas’ud

    Ketika Gus Miek masih berusia 9 tahun, Gus Miek sowan ke rumah Gus Ud (KH. Mas‟ud)Pagerwojo, Sidoarjo. Gus Ud adalah seorang tokoh kharismatik yang diyakini sebagai seorangwali. Dia sering dikunjungi olah sejumlah ulama untuk meminta doanya. Di rumah Gus Udinilah untuk pertama kalinya Gus Miek bertemu KH. Ahmad Siddiq, yang di kemudian harimenjadi orang kepercayaannya dan sekaligus besannya.

    Saat itu, Kiai Ahmad Siddiq masih berusia 23 tahun, dan tengah menjadi sekretaris pribadi KH.Wahid Hasyim yang saat itu menjabat sebagai menteri agama. Sebagaimana para ulama yang

    berkunjung ke ndalem Gus Ud, kedatangan Kiai Ahmad Siddiq ke ndalem Gus Ud juga untukmengharapkan do‟a dan dibacakan Al -Fatehah untuk keselamatan dan kesuksesan hidupnya.Tetapi, Gus Ud menolak karena merasa ada yang lebih pantas membaca Al-Fatehan. Gus Udkemudian menunjuk Gus Miek yang saat itu tengah berada di luar rumah. Gus Miek denganterpaksa membacakan Al-Fatehah setelah diminta oleh Gus Ud.

    KH. Ahmad Siddiq, sebelum dekat dengan Gus Miek, pernah menemui Gus Ud untuk bicaraempat mata menanyakan tentang siapakah Gus Miek itu.

    “Mbah, saya sowan karena ingin tahu Gus Miek itu siapa, kok banyak orang besar seperti KH. Hamid menghormatinya?” Tanya KH. Ahmad Siddiq.

    “Di sekitar tahun 1950 -an, kamu datang ke rumahku meminta do‟a. Aku menyuruh seorangbocah untuk mendoakan kamu. Itulah Gus Miek. Jadi, siapa saja, termasuk kamu, bisaberkumpul dengan Gus Miek itu seperti mendapatkan Lailatul Qodar,” jawab Gus Ud.

    Begitu Gus Ud selesai mengucapan kata Lailatul Qodar, Gus Miek tiba-tiba turun dari langit-langit kamar lalu duduk di antara keduanya. Sama sekali tidak terlihat bekas atap yang runtuhkarena dilewati Gus Miek. Setelah mengucapkan salam, Gus Miek kembali menghilang.

    Suatu hari, Gus Miek tiba di Jember bersama Syafi‟i dan KH. Hamid Kajoran, mengendaraimobil Fiat 2300 milik Sekda Jember. Sehabis Ashar, Gus Miek mengajak pergi ke Sidoarjo.Rombongan bertambah Mulyadi dan Sunyoto. Tiba di Sidoarjo, Gus Miek mengajak istirahat disalah satu masjid. Gus Miek hanya duduk di tengah masjid, sementara KH. Hamid Kajoran danSyafi‟i tengah bersiap -siap menjalankan shalat jamak ta‟khir (Magrib dan Isya).

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    4/21

    Ketika Syafi‟i iqomat, Gus Miek menyela, “Mbah, Mbah, shalatnya nanti saja di Ampel.” KH.Hamid dan Syafi‟i pun tidak berani melanjudkan.

    Tiba-tiba, dri sebuah gang terlihat seorang anak laki-laki keluar, sedang berjalan perlahan. GusMiek memanggilnya.

    “Mas, beri tahu Mbah Ud, ada Gus Hamim dari kediri,” kata Gus Miek kepada anak itu.

    Anak itu lalu pergi ke rumah Mbah Ud. Tidak beberapa lama, Mbah Ud datang dengan dipapahdua orang santri.

    “Masya Allah, Gus Hamim, sini ini Kauman ya, Gu s. Kaumnya orang-orang beriman ya, Gus. Ini masjid Kauman, Gus. Anda doakan saya selamat ya, Gus,” teriak Mbah Ud sambil terus berjalan ke arah Gus Miek.

    Ketika sudah dekat, Gus Miek dan Mbah Ud terlihat saling berebut untuk lebih dulu menyalami

    dan mencium tangan. Kemudian Gus Miek mengajak semuanya ke ruamah Mbah Ud. Tiba dirumah, Mbah Ud dan Gus Miek duduk bersila di atas kursi, kemudian dengan lantang keduanyamenyanyikan shalawat dengan tabuhan tangan. Seperti orang kesurupan, keduanya terus

    bernyanyi dan memukul-mukul tangan dan kaki sebagai musik iringan. Setelah puas, keduanyaterdiam. “Silakan, Gus, berdoa,” kata Mbah Ud kepada Gus Miek. Gus miek pun berdoa danMbah Ud mengamini sambil menangis.

    Di sepanjang perjalanan menuju ruamah Syafi‟i di Amp el, Sunyoto berbisik-bisik denganMulyadi. Keduanya penasaran dengan kejadian yang baru saja mereka alam. Karena Mbah UdPagerwojo terkenal sebagai wali dan khariqul „adah (di luar kebiasaan). Hampir semua orang diJawa Timur segan terhadapnya. “Mas, misal nya ada seorang camat yang kedatangan tamu, lalu

    camat tersebut mengatakan silakan-silakan dengan penuh hormat, itu kalau menurutkepangkatan, bukankah tinggi pangkat tamunya?” Tanya Sunyoto kepada Mulyadi.

    Mbah Ud adalah salah seorang tokoh di Jawa Timur yang sangat disegani dan dihormati GusMiek selain KH. Hamid Pasuruan. Hampir pada setiap acara haulnya, Gus Miek selalu hadirsebagai wujud penghormatan kepada orang yang sangat dicintainya itu.

    Ketertundukan Binatang

    Ketika gus miek baru mulai bisa merangkak, saat itu ibunya membawa ke kebun untukmengumpulkan kayu bakar dan panen kelapa, bayi itu ditinggalkan sendirian di sisi kebun, tiba-tiba dari semak belukar muncul seekor harumau. Spontan sang ibu berlari menjauh dan luapa

    bahwa bayinya tertinggal. Begitu sadar, sang ibu kemudian berlari mencari anaknya. Tetapi,sesuatu yang luar biasa terjadi. Ibunya melihat harimau itu duduk terpaku di depan sang bayisambil menjilagti kuku-kukunya seolah menjaga sang bayi.

    Peristiwa ketertundukan binatang ini kemudian berlanjut hingga Gus Miek dewasa. Di antarakejadian itu adalah Misteri Ikan dan Burung Raksasa. Gus Miek yang sangat senang bermain ditepi sungai Brantas dan menonton orang yang sedang memancing, pada saat banjir besar Gus

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    5/21

    Mik tergelincir ke sungai dan hilang tertelan gulungan pusaran air. sampai beberapa jam, santriyang ditugaskan menjaga Gus Miek, mencari di sepanjang pinggiran sungai dengan harapan GusMiek akan tersangkut atau bisa berenang ke daratan. Tetapi, Gus Miek justru muncul di tengahsungai, berdiri dengan air hanya sebatas mata kaki karena Gus Miek berdiri di atas punggungseekor ikan yang sangat besar, yang menurut Gus Miek adalah piaraan gurunya. Pernah suatu

    hari, ketika ikut memancing, kail Gus Miek dimakan ikan yang sangat besar. Saking kuatnyatenaga ikan itu, Gus Miek tercebur ke sungai dan tenggelam. Pengasuhnya menjadi kalang kabutkarena tak ada orang yang bisa menolong, hari masih pagi sehingga masih sepi dari orang-orangyang memancing. Hilir mudik pengasuhnya itu mencari Gus Miek di pinggir sungai denganharapan Gus Miek dapat timbul kembali dan tersangkut. Tetapi, setelah hampir dua jam tubuhGus Miek belum juga terlihat, membuat pengasuh itu putus asa dan menyerah.

    Karena ketakutan mendapat murka dari KH. Djazuli dan Ibu Nyai Rodyiah, akhirnya pengasuhitu kembali ke pondok, membereskan semua bajunya ke dalam tas dan pulang tanpa pamit.Dalam cerita yang disampaikan Gus Miek kepada pengikutnya, ternyata Gus Miek bertemugurunya. Ikan tersebut adalah piaraan gurunya, yang memberitahu bahwa Gus Miek dipanggil

    gurunya. Akhirnya, ikan itu membawa Gus Miek menghadap gurunya yaitu Nabi Khidir.Pertemuan itu menurut Gus Miek hanya berlangsung selama lima menit. Tetapi, kenyataannyaGus Miek naik ke daratan dan kembali ke pondok sudah pukul empat sore. beberapa bulankemudian, setelah mengetahui bahwa Gus Miek tidak apa-apa, akhirnya kembali ke pondok.

    Pada suatu malam di ploso, Gus Miek mengajak Afifudin untuk menemaninya memancing disungai timur pondok Al Falah. Kali ini, Gus Miek tidak membawa pancing, tatapi membawacundik. Setelah beberapa lama menunggu, hujan mulai turun dan semakin lama semakin deras.Tetapi, Gus Miek tetap bertahan menunggu cundiknya beroleh ikan meski air sungai brantastelah meluap. Menjelang tengah malam, tiba-tiba Gus Miek berdiri memegangi gagang cundik dan berusaha menariknya ke atas. Akan tetapi, Gus Miek terseret masuk ke dalam sungai.Afifudin spontan terjun ke sungai untuk menolong Gus Miek. Oleh Afifudin, sambil berenang,Gus Miek ditarik ke arah kumpulan pohon bambu yang roboh karena longsor. Setelah Gus Miek

    berpegangan pada bambu itu, Afifudin naik ke daratan untuk kemudian membantu Gus Mieknaik ke daratan. Sesampainya di darat, Gus Miek berkata “Fif, ini kamu yang terakhir kalimenemaniku memancing. Kamu telah tujuh kali menemaniku dan kamu telah bertemu dengan

    guruku .“ Afifudin hanya diam saja. Keduanya lalu kembali kepondok dan waktu sudahmenunjukkan pukul tiga pagi.

    Gus Miek Wafat

    Tepat tanggal 5 juni 1993 Gus Miek menghembuskan napasnya yang terakhir di rumah sakit

    Budi mulya Surabaya (sekarang siloam). Kyai yang nyeleneh dan unik akhirnya meninggalkandunia dan menuju kehidupan yang lebih abadi dan bertemu dengan Tuhannya yang selama ini

    beliau rindukan. (sumber )

    SURABAYA POST - Masuk kampung Pagerwojo, Kec. Buduran yang sempit akan menjumpaisebuah makam yang dikelilingi dinding papan berhias ukiran Jepara di bawah sebuah joglo. Di

    http://www.mypesantren.com/blogs/1546309/http://www.mypesantren.com/blogs/1546309/http://www.mypesantren.com/blogs/1546309/http://www.mypesantren.com/blogs/1546309/

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    6/21

    teras joglo yang dipaving dan dipasang karpet hijau orang-orang bersimpuh membaca Alqurandan berdoa.

    Di sekitar makam istimewa itu ada puluhan makam lain yang hanya dikijing semen dengan nisan bercat putih. Sebagian nisan ini ada yang ditutup kain hijau. Tempat istimewa berukiran itu

    adalah makam KH Ali Mas'ud yang dikenal dengan sebutan Mbah 'Ud.

    Hampir semua warga Sidoarjo terutama generasi tua mengenal kisah Mbah Ud. Dia dinilaisebagai kiai yang mempunyai karomah bahkan pejabat dan masyarakat menganggapnya sebagaiwali.

    Karena itulah makam Mbah Ud yang meninggal tahun 1979 dalam usia 46 tahun itu termasukyang dikeramatkan. Orang berziarah untuk mengenang kealimannya dan tidak sedikit yang

    berdoa di makam itu untuk ngalab berkah.

    "Badannya memang kecil ngiyeyet (lunglai). Tapi jangan macam-macam. Dia itu sangat malati

    (bertuah)," ungkap Amir (77), penjaga makam dan masjid KH Ali Mas'ud ditemui Selasa (18/5)selepas magrib.

    Amir mengaku dirinya sangat mengenal Mbah 'Ud karena mereka berdua adalah rekansekampung halaman di Desa Pagerwojo, Kecamatan Buduran.

    "Umur kami berdua itu iring-iringan (sebaya). Umurnya nggak jauh dari saya, dia lebih tuasedikit. Kalau sekarang Mbah Ud masih hidup mungkin usianya sekitar 80 tahunan," tutur Amir.

    Di masyarakat Pagerwojo sudah umum beredar kisah-kisah tuah Mbah Ud yang diceritakan tuturtinular. Contohnya cerita Ali Mas'ud kecil minta uang jajan kepada ayahnya yang punya usaha

    jasa slep padi.

    Ayahnya tak mau memberi sehingga Ali Mas'ud kecil pun marah. Dia lantas berkata, "Ooo,sampeyan iku gak negeke'i duit aku, matek slepan sampeyan." Seketika itu pula, menurut kisahitu, usaha slep padi ayah Ali Mas'ud macet.

    Kisah-kisah lainnya seperti ketika diundang pejabat pemerintah dalam sebuah acara Mbah Udtidak mau dijemput naik mobil. Dia berangkat sendiri naik becak yang ternyata datang lebih awaldari mobil jemputannya.

    Amir tak membantah kisah itu. Dia lalu mengatakan, Mbah 'Ud tak hanya bertuah semasahidupnya. Namun juga setelah meninggal dunia. Makamnya di RT 26 RW 6 Desa Pagerwojo,Kecamatan Buduran itu menjadi tempat ziarah banyak pelaku usaha dan politikus yangmengharapkan kesuksesan.

    "Dulu pernah ada orang, sepertinya pengusaha dari Kalimantan. Begitu mendarat di Juandalangsung ke sini. Tujuannya, cuma ambil tanah makamnya Mbah Ud buat dibawa pulang," ceritaAmir.

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    7/21

    Makam Mbah Ud sendiri memang gampang dicari. Dari Surabaya, traffic light pertama selepas jalan layang Jenggolo Kota Sidoarjo langsung belok ke kanan masuk Jl Raya Pagerwojo, persisdi sebelah utara Sungai Pucang.

    Kemudian lurus mengikuti jalan itu sampai bertemu lagi traffic light. Di sekitar traffic light itu

    ada papan penunjuk ke makam Mbah 'Ud yang mengarahkan untuk berbelok ke kanan masuk jalan kampung yang lebarnya cuma sekitar 4-5 meter tapi beraspal mulus.

    Lurus terus mengikuti jalan kampung itu, sampai ketemu tanda penunjuk arah untuk belok kekiri masuk ke gang selebar 3 meter tapi beraspal mulus.

    Dari mulut gang, berjarak 200 meter segera terlihat sebuah joglo megah dan cungkup makam berhiasan ukir-ukiran di sebelah kiri jalan. Di puncak atap joglo dan cungkup makam dihiasilampu kelap-kelip berwarna-warni. Ya, itulah makam Mbah Ud yang dikeramatkan. Kemudiandi seberangnya berdiri sebuah masjid yang sedang direnovasi.

    Di depan joglo, terpasang dua papan besar. Satu bertuliskan susunan silsilah keluarga Mbah Uddan satu lagi bertuliskan struktur organisasi pengurus kompleks makam Mbah Ud.

    Menurut susunan silsilah keluarga itu Mbah Ud punya garis keturunan dari RasulullahMuhammad saw lewat salah satu cucunya, Husain, anak dari Fatimah binti Muhammad yangkawin dengan Ali bin Abi Thalib. Kemudian menurun ke Abdullah Umdatuddin (sepupu SunanAmpel), Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) hingga ke Mbah Ud.

    Di depan cungkup makam terpasang kaligrafi bertuliskan cuplikan surat Yunus ayat 2: "Ingatlah,sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidaklah mereka

    bersedih hati."

    Joglo, cungkup makam, dan masjid yang sedang direnovasi itu, kata Amir, adalah salah satu bukti karomah Mbah Ud setelah dia meninggal dunia. Joglo dan cungkup dibangun oleh BupatiWin Hendrarso setelah sukses terpilih kembali untuk periode kedua.

    "Dulu ya sering (nyekar) ke sini. Terus kepilih lagi untuk lima tahun kedua, dia mbangun joglosatu set dengan cungkup makam ukir-ukiran itu. Itu nilainya Rp 500 juta," tutur Amir.

    Sedangkan renovasi masjid, panitia pembangunannya sama sekali tak mengeluarkan duitsepeserpun untuk membeli material. Semuanya sumbangan dari pengunjung makam atauanggota jamaah pengajian yang rutin digelar di kompleks makam Mbah Ud itu setiap Jumatmalam dan Senin pagi.

    "Kami merenovasi masjid ini sejak tahun 2002. Sedikit-sedikit. Tanahnya tanah waqaf.Materialnya, ada saja yang nyumbang. Entah pasir, batu bata, besi atau semen. Yang paling

    banyak nyumbang semen," ungkap H Khusen Arifin, yang pernah menjabat sebagai KetuaTakmir Masjid KH Ali Mas'ud untuk periode 2005-2009.

    Hingga saat salat maghrib kemarin itu suasana kompleks makam Mbah 'Ud terlihat ngelangut.

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    8/21

    Hanya ada 3-4 orang yang berada di joglo dan depan cungkup makam.

    Tiga orang berada di sebelah barat cungkup makam tampak khusyuk membaca kitab sambilmenghadap ke cungkup. Dan seorang lagi di joglo terlihat lesehan juga membaca kitab.Sementara di masjid, jamaah salat magrib hanya tiga shaf.

    "Pengunjung makam itu, ramainya jam 12 malam ke atas. Banyak di antara mereka yang datangnaik mobil bagus-bagus," kata Amir.

    Menjelang Pemilukada Sidoarjo 2010, imbuh Amir, kunjungan ke makam Mbah Ud makin banyak. Menurut dia, hampir semua kandidat calon kepala daerah menyempatkan diri untuknyekar ke makam Mbah Ud.

    Tapi ada yang memang punya tradisi ziarah ke makam Mbah 'Ud. Seperti Saiful Ilah, WakilBupati Sidoarjo sekaligus kandidat calon bupati dari PKB.

    Kata Amir, Saiful kerap berkunjung ke makam Mbah Ud sekadar singgah atau memang berziarah khusus. "Biasanya malam-malam, jam satu atau jam dua Pak Saiful tiba-tiba sudahleyeh-leyeh di masjid ini," ungkapnya.

    Dia juga ingat Imam Sugiri, kandidat calon bupati yang gagal maju pemilukada karena tiketnyadari PAN dianulir KPU Kabupaten Sidoarjo pernah ke situ. Imam, ungkap Amir, berziarah kemakam Mbah Ud didampingi 20 pendukungnya. ”Mereka ngotot masuk ke dalam cungkupmakam,” dia bercerita.

    Setelah usai ziarah, Imam membagikan uang ke beberapa penjaga kompleks makam tersebut."Lumayan, saya dapat Rp 50 ribu. Kalau lainnya rata-rata cuma Rp 15 ribuan satu orang," kataAmir sambil tertawa.

    Selama hidupnya, KH Ali Mas’ud sangat ringan tangan. Beliau sering menjadi ruju kanpara kiai di Jawa Timur untuk memecahkan problematika umat Islam. MAKAM Gus Ud,begitu warga Sidoarjo mengenal KH Ali Mas’ud, terletak di Pagerwojo,Kec Kota Sidoarjo.Gus Ud ikut berkiprah menyebarkan Islam dengan berdakwah kepada tamu-tamu yangdatang ke rumahnya. Dia memang tak membangun pesantren, tapi muridnya tersebar dipenjuru Jawa dan luar Jawa. Hidayatullah, salah satu cucu keponakan Gus Udmenuturkan, kakeknya itu memang tidak mau langsung membuka pesantren. ”Kalaumenyiarkan agama Islam secara langsung tidak, tapi beliau memberi wejangan kepadasiapa pun tamunya yang datang. Beliau juga menjadi rujukan kiai yang ada di JawaTimur untuk memecahkan masalah terkait agama Islam,” jelasnya kemarin kepadaSINDO. Gus Ud,kata Hidayatullah,lahir pada 1 908 di Sidoarjo. Ali Mas’ud kecil yangmasih berusia 5 tahun sudah menunjukkan kelebihannya. Dia tidak pernah sekolah, tidakbisa membaca dan menulis.Namun dia, lanjut Hidayatullah, bisa membaca Alquran dan

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    9/21

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    10/21

    Begitu GusUd selesai mengucapan kata Lailatul Qodar, Gus Miek tiba-tiba turun dari langit-langit kamar lalu duduk di antara keduanya. Sama sekali tidak terlihat bekas atap yang runtuhkarena dilewati Gus Miek. Setelah mengucapkan salam, Gus Miek kembali menghilang.Suatu hari, Gus Miek tiba di Jember bersama Sya fi‟I dan KH. Hamid Kajoran, mengendaraimobil Fiat 2300 milik Sekda Jember. Sehabis Ashar, Gus Miek mengajak pergi ke Sidoarjo.

    Rombongan bertambah Mulyadi dan Sunyoto. Tiba di Sidoarjo, Gus Miek mengajak istirahat disalah satu masjid. Gus Miek hanya duduk di tengah masjid, sementara KH. Hamid Kajoran danSyafi‟I tengah bersiap -siap menjalankan shalat jamak ta‟khir (Magrib dan Isya). Ketika Syafi‟I iqomat, Gus Miek menyela, “Mbah, Mbah, shalanya nanti saja di Ampel.” KH.Hamid dan Syafi‟i pun tidak berani melanjudkan.Tiba-tiba, dri sebuah gang terlihat seorang anak laki-laki keluar, sedang berjalan perlahan. GusMiek memanggilnya.“Mas, beri tahu Mbah Ud, ada Gus Hamim dari kediri,” kata Gus Miek kepada anak itu. Anak itu lalu pergi ke rumah Mbah Ud. Tidak beberapa lama, Mbah Ud dating dengan dipapahdua orang santri.“Masya Allah, Gus Hamim, sini ini Kauman ya, Gus. Kaumnya orang -orang beriman ya, Gus.

    Ini masjid Kauman, Gus. Anda doakan saya selamat ya, Gus,” teriak Mbah Ud sambil terus berjalan kea rah Gus Miek.Ketika sudah dekat, Gus Miek dan Mbah Ud terlihat saling berebut untuk lebih dulu menyalamidan mencium tangan. Kemudian Gus Miek mengajak semuanya ke ruamah Mbah Ud. Tiba diruamh, Mbah Ud dan Gus Miek duduk bersila di atas kursi, kemudian dengan lantang keduanyamenyanyikan shalawat dengan tabuhan tangan. Seperti orang kesurupan, keduanya terus

    bernyanyi dan memukul-mukul tangan dan kaki sebagai musik iringan. Setelah puas, keduanyaterdiam. “Silakan, Gus, berdoa,” kata Mbah Ud kepada Gus miek. Gus miek pun berdoa danMbah Ud mengamini sambil menangis.

    Di sepanjang perjalanan menuju ruamah Syafi‟I di Ampel, Sunyoto berbisik -bisik denganMulyadi. Keduanya penasaran dengan kejadian yang baru saja mereka alam. Karena Mbah UdPagerwojo terkenal sebagai wali dan kha riqul „adah (di luar kebiasaan). Hampir semua orang diJawa Timur segan terhadapnya. “Mas, misalnya ada seorang camat yang kedatangan tamu, lalu

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    11/21

    camat tersebut mengatakan silakan-silakan dengan penuh hormat, itu kalau menurutkepangkatan, bukankah tinggi p angkat tamunya?” Tanya Sunyoto kepada Mulyadi. Mbah Ud adalah salah seorang tokoh di Jawa Timur yang sangat disegani dan dihormati GusMiek selain KH. Hamid Pasuruan. Hampir pada setiap acara haulnya, Gus Miek selalu hadirsebagai wujud penghormatan kepada orang yang sangat dicintainya itu.

    Biografi KH Abdul Hamid Pasuruan Jawa Timur

    Posted on 11/01/2013 by Musthofa

    Biografi KH Abdul Hamid © KH. Abdul hamid Lahir pada

    tahun 1333 H, di Desa Sumber Girang, Lasem, Rembang, Jawa Tengah.Wafat 25 Desember1985. Pendidikan: Pesantren Talangsari, Jember; Pesantren Kasingan, Rembang, Jateng;Pesantren Termas, Pacitan, Jatim. Pengabdian: pengasuh Pesantren Salafiyah, Pasuruan

    Kesabarannya memang diakui tidak hanya oleh para santri, tapi juga oleh keluarga danmasyarakat serta umat islam yang pernah mengenalnya. Sangat jarang ia marah, baik kepadasantri maupun kepada anak dan istrinya. Kesabaran Kiai Hamid di hari tua, khususnya setelahmenikah, sebenarnya kontras dengan sifat kerasnya di masa muda.

    “Kiai Hamid dulu sangat keras,” kata Kiai Hasan Abdillah. Kiai Hamid lahir di Sumber Girang,sebuah desa di Lasem, Rembang, Jawa Tengah, pada tahun 1333 H. Ia adalah anak ketiga daritujuh belas bersaudara, lima di antaranya saudara seibu. Kini, di antara ke 12 saudarakandungnya, tinggal dua orang yang masih hidup, yaitu Kiai Abdur Rahim, Lasem, dan Halimah.Sedang dari lima saudara seibunya, tiga orang masih hidup, yaitu Marhamah, Maimanah dan

    Nashriyah, ketiganya di Pasuruan. Hamid dibesarkan di tengah keluarga santri. Ayahnya, Kiaiumar, adaiah seorang ulama di Lasem, dan ibunya adalah anak Kiai Shiddiq, juga ulama diLasem dan meninggal di Jember, Jawa Timur.

    Masa Kecil

    https://kumpulanbiografiulama.wordpress.com/2013/01/11/biografi-kh-abdul-hamid-pasuruan-jawa-timur/https://kumpulanbiografiulama.wordpress.com/2013/01/11/biografi-kh-abdul-hamid-pasuruan-jawa-timur/https://kumpulanbiografiulama.wordpress.com/2013/01/11/biografi-kh-abdul-hamid-pasuruan-jawa-timur/https://kumpulanbiografiulama.wordpress.com/2013/01/11/biografi-kh-abdul-hamid-pasuruan-jawa-timur/https://kumpulanbiografiulama.wordpress.com/2013/01/11/biografi-kh-abdul-hamid-pasuruan-jawa-timur/https://kumpulanbiografiulama.wordpress.com/author/mnurulqolbi/https://kumpulanbiografiulama.wordpress.com/author/mnurulqolbi/https://kumpulanbiografiulama.wordpress.com/author/mnurulqolbi/https://kumpulanbiografiulama.wordpress.com/author/mnurulqolbi/https://kumpulanbiografiulama.wordpress.com/2013/01/11/biografi-kh-abdul-hamid-pasuruan-jawa-timur/https://kumpulanbiografiulama.wordpress.com/2013/01/11/biografi-kh-abdul-hamid-pasuruan-jawa-timur/

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    12/21

    Kiai Shiddiq adalah ayah KH. Machfudz Shiddiq, tokoh NU, dan KH. Ahmad Shiddiq, mantanRo‟is Am NU. Keluarga Hamid memang memiliki keterikatan yang sangat kuat dengan dunia

    pesantren. Sebagaimana saudara-saudaranya yang lain, Hamid sejak kecil dipersiapkan untukmenjadi kiai. Anak keempat itu mula-mula belajar membaca al-Quran dari ayahnya. Pada umursembilan tahun, ayahnya mulai mengajarinya ilmu fiqh dasar.

    Tiga tahun kemudian, cucu kesayangan itu mulai pisah dari orangtua, untuk menimba ilmu di pesantren kakeknya, KH. Shiddiq, di Talangsari, Jember, Jawa Timur. Konon, demikian penuturan Kiai Hasan Abdillah, Kiai Hamid sangat disayang baik oleh ayah maupun kakeknya.Semasih kecil, sudah tampak tanda-tanda bahwa ia bakal menjadi wali dan ulama besar.

    “Pada usia enam tahun, ia sudah bertemu dengan Rasulullah,” katanya. Dalam kepercayaan yang berkembang di kalangan warga NU, khususnya kaum sufi, Rasulullah walau telah wafat sekaliwaktu menemui orang-orang tertentu, khususnya para wali. Bukan dalam mimpi saja, tapi secaranyata.

    Pertemuan dengan Rasul menjadi semacam legitimasi bagi kewalian seseorang. Kiai Hamidmulai mengaji fiqh dari ayahnya dan para ulama di Lasem. Pada usia 12 tahun, ia mulai berkelana. Mula-mula ia belajar di pesantren kakeknya, KH. Shiddiq, di Talangsari, Jember. Tigatahun kemudian ia diajak kakeknya untuk pergi haji yang pertama kali bersama keluarga, paman-

    paman serta bibi-bibinya. Tak lama kemudian dia pindah ke pesantren di Kasingan, Rembang. Didesa itu dan desa-desa sekitarnya, ia belajar fiqh, hadits, tafsir dan lain lain. Pada usia 18 tahun,ia pindah lagi ke Termas, Pacitan, Jawa Timur.

    Konon, seperti dituturkan anak bungsunya yang kini menggantikannya sebagai pengasuhPesantren Salafiyah, H. Idris , “Pesantren itu sudah cukup maju untuk ukuran zamannya, denganadministrasi yang cukup rapi. Pesantren yang diasuh Kiai Dimyathi itu telah melahirkan banyak

    ulama terkemuka, antara lain KH Ali Ma‟shum, mantan Ro‟is Am NU.” Menurut Idris, inilah pesantren yang telah banyak berperan dalam pembentukan bobot keilmuan Hamid. Di sini ia juga belajar berbagai ilmu keislaman. Sepulang dari pesantren itu, ia tinggal di Pasuruan, bersama orangtuanya. Di sini pun semangat keilmuannya tak pernah Padam. Dengan tekun,setiap hari ia mengikuti pengajian Habib Ja‟far, ulama besar di Pasuruan saat itu, tentang ilmutasawwuf.

    Menjadi Blantik

    Hamid menikah pada usia 22 tahun dengan sepupunya sendiri, Nyai H. Nafisah, putri KHAhmad Qusyairi. Pasangan ini dikarunia enam anak, satu di antaranya putri. Kini tinggal tigaorang yang masih hidup, yaitu H. Nu‟man, H. Nasikh dan H. Idris.

    Hamid menjalani masa-masa awal kehidupan berkeluarganya tidak dengan mudah. Selama beberapa tahun ia harus hidup bersama mertuanya di rumah yang jauh dari mewah. Untukmenghidupi keluarganya, tiap hari ia mengayuh sepeda sejauh 30 km pulang pergi, sebagai

    blantik (broker) sepeda. Sebab, kata ldris, pasar sepeda waktu itu ada di desa Porong, Pasuruan,30 km ke arah barat Kotamadya Pasuruan.

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    13/21

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    14/21

    Mushalla pesantren dan pelatarannya setiap Ahad selalu penuh oleh pengunjung untuk mengikuti pengajian selepas salat subuh ini. Mereka tidak hanya datang dari Pasuruan, tapi juga kota-kotaMalang, Jember, bahkan Banyuwangi, termasuk Walikota Malang waktu itu. Yang diajarkanadalah kitab Bidayah al-Hidayah karya al-Ghazali. Konon, dalam setiap pengajian, ia hanyamembaca beberapa baris dari kitab itu.

    Selebihnya adalah cerita-cerita tentang ulama-ulama masa lalu sebagai teladan. Tak jarang, airmatanya mengucur deras ketika bercerita. Disuguhi Kulit Roti Kiai Hamid memang sosok ulamasufi, pengagum imam Al-Ghazali dengan kitab- kitabnya lhya „Ulum ad -Din dan Bidayah al-Hidayah. Tapi, corak kesufian Kiai Hamid bukanlah yang menolak dunia sama sekali. Ia, konon,memang selalu menolak diberi mobil Mercedez, tapi ia mau menumpanginya. Bangunan rumahdan perabotan-perabotannya cukup baik, meski tidak terkesan mewah.

    Ia suka berpakaian dan bersorban yang serba putih. Cara berpakaian maupun penampilannyaselalu terlihat rapi, tidak kedodoran. Pilihan pakaian yang dipakai juga tidak bisa dibilang

    berkualitas rendah. “Berpakaianlah yang rapi dan baik. Biar saja kamu di sangka orang kaya.

    Siapa tahu anggapan itu merupakan do a bagimu,” katanya suatu kali kepada seorang santrinya. Namun, Kiai Hamid bukanlah orang yang suka mengumbar nafsu. Justru, kata idris, ia selalu berusaha melawan nafsu.

    Hasan Abdillah bercerita, suatu kali Hamid berniat untuk mengekang nafsunya dengan tidakmakan nasi (tirakat). Tetapi, istrinya tidak tahu itu. Kepadanya lalu disuguhkan roti. Untukmenyenangkannya, Hamid memakan roti itu, tapi tidak semuanya, melainkan kulitnya saja. “O,rupanya dia suka kulit roti,” pikir istrinya. Esoknya ia membeli roti dalam jumlah yang cukup

    besar, lalu menyuguhkan kepada suaminya kulitnya saja. Kiai Hamid tertawa. “Aku bukan penggemar kulit roti. Kalau aku memakannya kemarin, itu karena aku bertirakat,” ujarnya.

    Konon, berkali-kali Kiai Hamid ditawari mobil Mercedez oleh H. Abdul Hamid, orang kaya diMalang. Tapi, ia selalu menolaknya dengan halus. Dan untuk tidak membuatnya kecewa, Hamidmengatakan, ia akan menghubunginya sewaktu-waktu membutuhkan mobil itu. Kiai Hamidmemang selalu berusaha untuk tidak mengecewakan orang lain, suatu sikap yang terbentuk dariajaran idkhalus surur (menyenangkan orang lain) seperti dianjurkan Nabi. Misalnya, jika

    bertamu dan sedang berpuasa sunnah, ia selalu dapat menyembunyikannya kepada tuan rumah,sehingga ia tidak merasa kecewa. Selain itu, ia selalu mendatangi undangan, di manapun danoleh siapapun.

    Selain terbentuk oleh ajaran idkhalus surur, sikap sosial Kiai Hamid terbentuk oleh suatu ajaranv(yang dipahami secara sederhana) mengenai kepedulian sosial islam terhadap kaum dlu‟afa yang diwujudkan dalam bentuk pemberian sedekah. Memang karikaturis – meminjam istilahAbdurrahman Wahid tentang sifatnya.

    Tapi, Kiai Hamid memang bukan seorang ahli ekonomi yang berpikir secara lebih makro. Walau begitu, kita dapat memperkirakan, sikap sosial Kiai Hamid bukan hanya sekadar refleksi darimotivasi keagamaan yang “egoistis”, dalam arti hanya untuk mendapat pahala, dan kemudianmerasa lepas dari kewajiban. Kita mungkin dapat melihat, betapa ajaran sosial islam itu sudahmembentuk tanggung jawab sosial dalam dirinya meski tidak tuntas.

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    15/21

    Ajaran Islam, tanggung jawab sosial mula-mula harus diterapkan kepada keluarga terdekat,kemudian tetangga paling dekat dan seterusnya. Urut-urutan prioritas demikian tampak pada KiaiHamid. Kepada tetangga terdekat yang tidak mampu, konon ia juga memberikan bantuannyasecara rutin, terutama bila mereka sedang mempunyai hajat, apakah itu untuk mengawinkan ataumengkhitan anaknya.

    H. Misykat yang mengabdi padanya hingga ia meninggal, bercerita bahwa bila ada tetangga yangsedang punya hajat, Kiai Hamid memberi uang RP. 10.000 plus 10 kg. beras. Islam mengajarkan,hari raya merupakan hari di mana umat Islam dianjurkan bergembira sebagai rasa syukur setelahmenunaikan lbadah puasa sebulan penuh. Menjelang hari raya, sebagai layaknya seorang ulama,Kiai Hamid tidak menerima hadiah dan zakat fitri.

    KH. ABDUL HAMID PASURUAN

    Kyai Abdul Hamid bin Abdullah bin Umar Basyaiban BaAlawi dilahirkandiLasem, Rembang, Jawa Tengah tahun 1333.H, dilahirkan dengan nama kecil “Abdul Mu`thi”.sejak kecil beliau dibimbing oleh ayahanda beliau, setiap hari beliau mengaji di mushola yangterletak persis di samping rumah beliau.

    Naik Haji Suatu ketika KH.Siddiq singgah di Lasem dan langsung mengajak Kyai Hamid menunaikanibadah haji dan ziarah ke makam Rasululloh SAW. Sepulang dari Makkah pada usia 15 tahun

    beliau dipondokan ke pondok pesantren Tremas , pacitan .

    Mondok di Tremas Pada periode Tremas inilah potensi spiritual kyai Hamid mulai terasa.kecemerlangan spiritualnya membuat kagum banyak pihak, hingga tidak sedikit kawan beliaumenjadkan kyai Hamid sebagai guru, dan mengikuti jejak beliau ke Pasuruan.

    Menikah di Pasuruan kyai Hamid dinikahkan degan putri Kyai Ahmad Qusairy kebonsari pasuruan. dan sejak itu

    beliau tinggal dan menetap di Pasuruan . kehidupan Kyai Hamid teramat sederhana, beliau bekerja sebagai guru ngaji dan juga sebagai belantik. pekerjaan belantik itu di daerah bangildengan jarak kurang lebih 15 km sebelah bara tPasuruan . setiap hari beliau ke sana dneganmenggunakan sepeda, beliau menjalani itu semua dengan tabah. sampai sampai beliau hanyamempunyai satu sarung yang sudah menerawang sangking tuanya sehingga setiap sholat beliaumenutupinya dengan sorban.

    Berguru pada Habib Ja`far Periode pasuruan adalah periode emas dari perjalanan spiritual beliau. disinilah beliau mulai danmungkin mengasah diri dengan pancaran ruhhul ilahiyah yang begitu cemerlang. di Pasuruan ini

    pula beliau semakin mendekatkan diri pada kalangan ulama dan habaib kususnya dengan Habib

    http://napaktilaswali.blogspot.com/p/kh-abdul-hamid-pasuruan.htmlhttp://napaktilaswali.blogspot.com/p/kh-abdul-hamid-pasuruan.htmlhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lasem&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Rembanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rasululloh&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rasululloh&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rasululloh&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Pacitanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pacitanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pacitanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasuruanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasuruanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasuruanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasuruanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasuruanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasuruanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasuruanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasuruanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasuruanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Habib_ja%27far_bin_syaikhon_assegaf_pasuruan&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Habib_ja%27far_bin_syaikhon_assegaf_pasuruan&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Habib_ja%27far_bin_syaikhon_assegaf_pasuruan&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Habib_ja%27far_bin_syaikhon_assegaf_pasuruan&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasuruanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasuruanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasuruanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pacitanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rasululloh&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rembanghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lasem&action=edithttp://napaktilaswali.blogspot.com/p/kh-abdul-hamid-pasuruan.html

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    16/21

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    17/21

    tanggal 9 rabiul awal 1403,H. beliau berpulang ke rahmatulloh, umatpun menangis, gerakkehidupan d i pasuruan seakan terhenti, bisu oleh luka yang dalam, puluhan bahkan ratusan ribuorang membanjiri pasuruan, memenuhi relung relung masjid agung al anwar dan alun alun sertamemadati gang gang dan ruas jalan didepannya. beliau dimakamkan di turba belakang masjidagung al anwar pasuruan . ribuan umat selalu menziarahinya setiap waktu mengenang jasa dan

    cinta beliau kepada umat.

    Ijazah-Ijazah Seperti kebanyakan para kiai, Kiai Hamid banyak memberi ijazah (wirid) kepada siapa saja.Biasanya ijazah diberikan secaara langsung tapi juga pernah memberi ijazah melalui orang lain.Diantara ijazah beliau adalah:1. Membaca Surat Al-Fatihah 100 kali tiap hari. Menurutnya, orang yang membaca ini bakalmendapatkan keajaiban-keajaiban yang tak terduga. Bacaan ini bisa dicicil setelah sholat Shubuh30 kali, selepas shalat Dhuhur 25 kali, setelah Ashar 20 kali, setelah Maghrib 15 kali dan setelahIsya‟ 10 kali. 2. Membaca Hasbunallah wa ni‟mal wakil sebanyak 450 kali sehari semalam. 3. Membaca sholawat 1000 kali. Tetapi yang sering diamalkan Kiai Hamid adalah shalawat

    Nariyah dan Munjiyat.4. Membaca kitab Dala‟ilul Khairat. Kitab ini berisi kumpulan shalawat

    Kalau membaca judul di atas, kayaknya yang bisa mengalaminya pasti hanya orang tertentu danmempunyai keistimewahan tersendiri. Ya, bisa dipastikan orang tersebut adalah hamba Allah

    yang mendapatkan nilai lebih dari-Nya.

    Mungkin anda sekalian pernah mendengar cerita tentang kyai Abdul Hamid Pasuruan? Kyai yang memiliki akhlaq sangat mulia dan sopan dalam bermasyarakat ini mulai beliau hiduphinga wafat sekalipun terus menjdai panutan dan figur bagi penduduk tanah Jawa khususnyamasyarkat Pasuruan.

    Selain itu, kita juga mungkin pernah mendengar atau membaca tentang sejumlah karomah yangdimiliki kyai kelahiran kota Lasem Jawa-Tengah ini. Sedangkan karomah itu sendiri bisa

    diketahui sebagai satu keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang tertentu, yang menjadi kekasih-Nya, dan yang selalu takut kepada-Nya dimanapun ia berada. Karomahtersebut biasanya keluar dengan sendirinya tanpa diduga alias langsung dari Allah SWT. Nah,kalau kita bahas tentang karomah pastinya kurang lengkap kalau hanya sebatas keterangan

    saja. Kali ini penulis mencoba kembali mengungkap salah satu keistimewahan atau karomah yang dimiliki kyai Abdul Hamid.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pasuruanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasuruanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasuruanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Masjid_agung_al_anwar_pasuruan&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Masjid_agung_al_anwar_pasuruan&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Masjid_agung_al_anwar_pasuruan&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Masjid_agung_al_anwar_pasuruan&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Masjid_agung_al_anwar_pasuruan&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Masjid_agung_al_anwar_pasuruan&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Masjid_agung_al_anwar_pasuruan&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasuruan

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    18/21

    Alkisah dahulu di Jawa Tengah, tepatnya di daerah Klaten, di dalamnya terdapat suatukampung, yang warganya pernah mengalami kejadian aneh yang sempat membuat semua wargadi dalamnya merasakan rasa ketidakpercayaan atas kejadian yang dialaminya. Berikutceritanya,

    Dalam satu komunitas masyarakat, baik di daerah, di kampung, pedesaan, kecamatan, kota,maupun provinsi, pasti mempunyai orang yang di percaya oleh penduduknya sebagai orang

    yang mumpungi atau pandai akan ilmu agama atau dengan kata lain orang tersebut biasa kita panggil sebagai tokoh masyarakat. Nah, pada satu ketika, tokoh masyarakat di daerah Klaten yang bernama Fulan (bukan nama asli) tersebut kedatangan tamu dari luar kota, tamu tersebutmengaku bernama Kyai Hamid. Setelah berbincang-bincang dan mengutarakan maksudkedatangan si tamu ke daerah tersebut, kyai Hamid langsung menjalankan misinya sebagai

    seorang Da‟i, yakni berda‟wah.

    Misi kyai Hamid sebagai seorang muballig kian hari berjalan dengan lancar dan menunjukkan perkembangan. Dalam sederetan agenda da‟wahnya beliau memulainya dengan mengadakan pengajian rutinan yang diikuti oleh warga sekitar, yang bertempat di Masjid di daerah tersebut.Semakin hari pengajian kyai Hamid mampu menarik warga setempat untuk selalu mendatangi

    pengajian yang dibinanya. Setiap minggunya bisa dibilang jumlah jama‟ah yang hadir dalam pengajian tersebut terus bertambah, hingga melebihi kapasitas ruangan dalam Masjid tersebut. Hingga beberapa bulan kemudian, jumlah yang mengikuti pengajian kyai Hamid meluber sampai ke pelataran Masjid. Melihat jama‟ah pengajiannya begitu banyak, dan juga mendapatrespon baik dari warga setempat, akhirnya muncullah keinginan kyai Hamid untuk membangun

    sebuah pesantren di desa itu. Beliau mempunyai anggapan, mungkin sebagian warga suatu saatakan mengirim anak-anak mereka untuk mengaji dan menimba ilmu di pesantren orang yangbelum lama mereka kenal dan menetap di sana.

    Alhasil pesantren yang di bangun kyai Hamid perlahan banyak di datangi anak-anak warga setempat untuk nyantri. Dengan di bantu tokoh masyarakat yang menjadi orang pertama yangdikenal kyai Hamid sekaligus yang banyak membantu da‟wah beliau di daerah tersebut. Sesuaidengan amanat yang diberikan kyai Hamid kepadanya, dia mengkelola pesantren itu denganbaik. Melihat keadaan pesantren yang semakin hari semakin membaik, pesantren pun padaakhirnya dipasrahkan kepada tokoh masyarakat tersebut. Beliau juga berpesan agar selalumenjaga dan merawat pesantren yang didirikannya itu dengan baik.

    Di tengah-tengah semakin banyaknya santru yang mengaji di pesantren tersebut, tanpa bilang sepatah kata pun dan hendak ke mana, kyai Hamid pergi begitu saja tanpa memberi kejelasankepada tokoh masyarakat tersebut dan warga setempat.

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    19/21

    Dua tahun silam telah berlalu, kepergian kyai Hamid pun dari daerah tersebut menimbulkantanda tanya dan mendorong rasa penasaran tokoh masyarakat untuk mengetahui keberadaanorang yang telah banyak berjasa di daerahnya tersebut. Dia ingat, sebelum pergi meninggalkan

    kampungnya dua tahun lalu, kyai Hamid pernah menuliskan sebuah alamat kepadanya.

    Setelah mencari kertas yang berisikan alamat yang ditulis kyai Hamid, dia baca danmenganalisa di daerah mana alamat tersebut berada. Dan yang tertulis di dalamnya adalahalamat PonPes Salafiyah Pasuruan. Dia pun tanpa berfikir panjang berencana untukmendatangi pondok tersebut.

    Ke esokan harinya ia jadi berangkat ke Pasuruan. Setelah sampai di Pasuruan, ia

    pun kesana-kemari dan muter-muter mencari alamat yang ada disobekan kertas itu, hinga padaakhirnya alamat yang di maksud ketemu. Sesampainya di dalam pondok, dia menanyakan ke

    salah satu santri tentang kyai Hamid. Santri yang ditanyai pun sempat kaget dan heran, namun,kebetulan dia tahu bahwa salah satu kyainya itu adalah seorang wali besar, jadi, kalau kalau

    saat ini ada orang yang mencari kyai Hamid, mungkin orang tersebut pernah bertemu di daerahlain. Karena orang tadi bertanya rumah kyai Hamid, lantas dia menyarankan untuk sowan kekyai Idris, yang saat itu menjadi Nadhir atau pimpinan pondok.

    Sesampainya di ndalem kyai Idris, dia langsung bercerita panjang lebar semua yang terjadi dua

    tahun silam di desanya. Kyai Idris yang dari tadi hanya menjadi pendengar tidak percaya dan juga heran, “ha . . . , apa benar yang diceritakan bapak itu?” kata kyai Idris kepada Fulan tadi.“Iya betul, sungguh saya bertemu dengan kyai Hamid, lha wong saya juga sering salamandengan beliau. Beliau juga sempat mendirikan sebuah pesantren di sana, tapi ditinggal begitu

    saja selama dua tahun, makanya itu saya kemari untuk menayakan kepada kyai Hamid,mengapa pondoknya di san kok di tinggal?” jelas si fulan. “Saya tadi kaget dan tidak percayadengan cerita sampean, karena kyai Hamid sudah lama meninggal.” Ungkap kyai Idris.“Memang anda ini siapa? kok berani bilang kalau kyai Hamid sudah wafat?” tanya si fulan

    sambil menunjukkan rasa tidak terima terhadap apa yangtelah dikatakan kyai Idris kepadanya.“Saya putra kyai Hamid” jawab kyai Idris santai. Kini gantian si fulan tadi yang tidak percayad an heran. “Kalau anda masih tidak percaya kyai Hamid itu sudah meninggal, mari ikut saya,

    saya akan tunjukkan makam beliau kepada sampean” Kata kyai Idris yang berusahameyakinkan si fulan. Tanpa berpikir panjang, si fulan pun langsung mengiyakan ajakan beliau.

    Berangkatlah keduanya menuju makam kyai Hamid, yang bertempat di komplek pemakaman dibelakang Masjid Jami‟ Al - Anwar Pasuruan. “itu makam Abah saya” kata kyai Idris sambilmenunjukkan makam kyai Hamid. Si fulan pun tidak percaya dan heran. Baru setelah

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    20/21

  • 8/18/2019 Biografi Gus gus

    21/21