berduka antisipasi

7
LAPORAN PENDAHULUAN DIAGNOSA RESIKO : BERDUKA ANTISIPASI 1. Masalah Utama Berduka Antisipasi 2. Proses Terjadinya Masalah a. Definisi Respons intelektual dan emosional serta perilaku oleh individu, keluarga dan komunitas yang merupakan proses modifikasi dari konsep diri yang didasari oleh persepsi potensial kehilangan (Nanda, 2005). Kehilangan dan berduka merupakan bagian integral dari kehidupan. Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisispasi atau tidak diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak dapat kembali. Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan. NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka disfungsional. Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal. Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu yang responnya dibesar-

Upload: muftiyadwicahyani

Post on 10-Jul-2016

507 views

Category:

Documents


75 download

TRANSCRIPT

Page 1: berduka antisipasi

LAPORAN PENDAHULUAN DIAGNOSA RESIKO : BERDUKA ANTISIPASI

1. Masalah Utama

Berduka Antisipasi

2. Proses Terjadinya Masalaha. Definisi

Respons intelektual dan emosional serta perilaku oleh individu,

keluarga dan komunitas yang merupakan proses modifikasi dari konsep diri

yang didasari oleh persepsi potensial kehilangan (Nanda, 2005). Kehilangan

dan berduka merupakan bagian integral dari kehidupan. Kehilangan adalah

suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu tanpa hal yang

berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap

atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisispasi atau tidak

diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak dapat

kembali.

Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan.

NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan

berduka disfungsional.

Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman

individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan

seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional

sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.

Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan

pengalaman individu yang responnya dibesar-besarkan saat individu

kehilangan secara aktual maupun potensial, hubungan, objek dan

ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-kadang menjurus ke tipikal,

abnormal, atau kesalahan/kekacauan.

b. Tanda dan Gejala1. Marah

2. Menolak potensial kehilangan

3. Menolak kehilangan yang signifikan

4. Mengekspresikan distress dari potensial kehilangan

Page 2: berduka antisipasi

5. Rasa bersalah

6. Perubahan kebiasaan, makan, pola, tidur, pola mimpi

7. Perubahan tingkat aktivitas

8. Perubahan pola komunikasi

9. Perubahan libido

10. Tawar menawar

11. Kesulitan mengatakan yang baru atau peran yang berbeda

12. Potensial kehilangan objek yang signifikan (misal orang, hak

milik,pekerjaan,status, rumah, bagian dan proses tubuh)

13. Berduka cita

c. Rentang ResponDenial Anger Bergaining Depresi Acceptamce

d. Teori proses berduka Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah

berorientasi pada perilaku dan menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai berikut:

a)  Penyangkalan (Denial)

Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan dapat menolak

untuk mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan. Pernyataan seperti “Tidak,

tidak mungkin seperti itu,” atau “Tidak akan terjadi pada saya!” umum dilontarkan

klien.

b)    Kemarahan (Anger)

Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin “bertindak lebih” pada

setiap orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan. Pada

fase ini orang akan lebih sensitif sehingga mudah sekali tersinggung dan marah.

Hal ini merupakan koping individu untuk menutupi rasa kecewa dan merupakan

menifestasi dari kecemasannya menghadapi kehilangan.

c)    Penawaran (Bargaining)

Individu berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara yang halus

atau jelas untuk mencegah kehilangan. Pada tahap ini, klien sering kali mencari

pendapat orang lain.

d)     Depresi (Depression)

Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata dari makna

kehilangan tersebut. Tahap depresi ini memberi kesempatan untuk berupaya

melewati kehilangan dan mulai memecahkan masalah.

Page 3: berduka antisipasi

e)      Penerimaan (Acceptance)

Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut. Kubler-Ross

mendefinisikan sikap penerimaan ada bila seseorang mampu menghadapi

kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran diri atau berputus asa.

3. Pohon MasalahGangguan Konsep Diri : HDR

Berduka Disfungsional

Kehilangan

4. Data yang Perlu di Kaji

PENGKAJIANData yang dapat dikumpulkan adalah:

a. Perasaan sedih, menangis.

b. Perasaan putus asa, kesepian

c. Mengingkari kehilangan

d. Kesulitan mengekspresikan perasaan

e. Konsentrasi menurun

f. Kemarahan yang berlebihan

g. Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain.

h. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan.

i. Reaksi emosional yang lambat

j. Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas

5. Rencana Keperawatan pada Berduka Antisipasi

a. Tujuan Umum : Klien dapat mengatasi rasa berduka yang dialaminya

b. Tujuan Khusus1) Klien mampu mengenal kehilangan yang dialaminya

2) Klien mampu mengatasi rasa kehilangan atau berduka yang dialami

c. Intervensi Keperawatan1. Kaji pengalaman masa lalu klien terhadap kehilangan, keberadaan support

system dan kegiatan berduka yang biasa dilakukan

Page 4: berduka antisipasi

2. Jelaskan karaktersistik yang normal dan abnormal dari berduka

3. Diskusikan perbedaan pola individu terhadap berduka (misalnya antara

laki-laki dan perempuan)

4. Dukung klien untuk memverbalisasi ketakuan dan berkonsentrasi pada

potensial kehilangan, termasuk konflik dalam keluarga

5. Bantu klien unutk sharing rasa takut, rencana dan harapan terhadap

anggota keluarga yang lain.

6. Pada klien anak bantu untuk mengklarifikasi konsep yang salah tentang

kematian atau kehilangan

7. Grieve Work Fasilitation

a) Identifikasi tentang kehilangan klien

b) Jelaskan tentang tahapan proses berduka dan beri dukungan

c) Dukung klien untuk mengidentifikasi kehilangan objek atau orang

d) Beri dukungan untuk mengekspresikan perasaan terhadap kehilangan

e) Beri dukungan untuk mengidentifikasi ketakutan yang besar yang

menyertai kehilangan

f) Beri dukungan klien untuk mengimplementasikan budaya, religius dan

sosial dan kehilangan

g) Gunakan kata-kata yang jelas seperti “kematian” atau meninggal dari

euphemisme (peristilahan)

h) Pada klien anak : beri dukungan untuk mengekspresikan rasa nyama

i) seperti menulis, menggambar atau bermain

8. Anticipatory Guidance

a. Latih teknik koping untuk perkembangan atau situasi krisis dengan klien

b. Lengkapi dengan informasi yang realistis yang berhubungan dengan

perilaku klien

c. Beri buku dan literatur untuk dibaca klien sebagai dukungan

d. Lengkapi klien dengan nomor telepon yang bisa dihubungi untuk

memberikan dukungan, jika klien mengalami kesulitan

e. Buat jadwal follow up untuk mengevaluasi keberhasilan klien atau untuk

kebutuhan reinforcement

9. Kolaborasi

a. Rujuk pada sumber daya yang sesuai seperti keompok pendukung,

dukungan legal, dukungan keuangan, pekerjaan sosial, grief counselor,

genetic counselor, dll.

b. Identifikasi sumber daya pendukung di komunitas

10. Tindakan untuk Keluarga :

Page 5: berduka antisipasi

a. Kaji pengalaman masa lalu keluarga terhadap kehilangan, keberadaan

support system dan kegiatan berduka yang biasa dilakukan

b. Jelaskan karakteristik yang normal dan abnormal dari berduka

c. Jelaskan tentang tahapan proses berduka dan beri dukungan

d. Anjurkan keluarga unutk memberi dukungan dan membantu klien melalui

tahapan berduka

e. Beri reinforement pada peran keluarga yang positif terhadap klien

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan volume 1. Jakarta: EGC.

Suseno, Tutu April. 2004. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia: Kehilangan, Kematian

dan Berduka dan Proses keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.

Townsend, Mary C. 1998. Diagnosa Keperawatan pada Keperawatn Psikiatri, Pedoman

Untuk Pembuatan Rencana Perawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.