ciri khas wahabi salafi yang perlu di ingat sebagai antisipasi jangan sampai keluarga anda keluar...
TRANSCRIPT
CIRI KHAS WAHABI SALAFI YANG PERLU DI INGAT SEBAGAI
ANTISIPASI JANGAN SAMPAI KELUARGA ANDA KELUAR DARI AL
JAMA`AH ( ASWAJA )
Dan ingat
Rasulullah shallallah alayhi wa aalihi wa sallam bersabda,” Barangsiapa yang
memisahkan diri dari jamaaah ( Khilafah Islam ), maka ia mati sebagaimana
bangkai jahiliyyah “ ( H.R. Muslim ).
“Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku diatas kesesatan. Dan tangan
Allah bersama jama’ah (ahlussunnah wal jama`ah). Barangsiapa yang
menyelewengkan, maka ia menyeleweng ke neraka“. (HR. Tirmidzi: 2168).
“Barangsiapa yang menolak sunnahku maka bukan dari golonganku” (Shahih
Bukhari).
Oleh Von Edison Alouisci
1. Membagi Tauhid menjadi 3 bagian yaitu:
(a). Tauhid Rububiyyah: Dengan tauhid ini, mereka mengatakan bahwa kaum
musyrik Mekah dan orang-orang kafir juga mempunyai tauhid.
(b). Tauhid Uluhiyyah: Dengan tauhid ini, mereka menafikan tauhid umat Islam
yang bertawassul, beristigathah dan bertabarruk sedangkan ketiga-tiga perkara
tersebut diterima oleh jumhur ulama‟ Islam khasnya ulama‟ empat Imam
madzhab.
(c.) Tauhid Asma’ dan Sifat: Tauhid versi mereka ini bisa menjerumuskan umat
islam ke lembah tashbih dan tajsim kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala seperti:
Menterjemahkan istiwa’ sebagai bersemayam/bersila.
Merterjemahkan yad sebagai tangan
Menterjemahkan wajh sebagai muka
Menisbahkan jihah (arah) kepada Allah (arah atas – jihah ulya)
Menterjemah janb sebagai lambung/rusuk
Menterjemah nuzul sebagai turun dengan dzat
Menterjemah saq sebagai betis
Menterjemah ashabi’ sebagai jari-jari, dll
Menyatakan bahawa Allah SWT mempunyai “surah” atau rupa
Menambah bi dzatihi haqiqatan [dengan dzat secara hakikat] di akhir setiap ayat-
ayat mutashabihat
2. Memahami ayat-ayat mutashabihat secara zhahir tanpa penjelasan terperinci
dari ulama-ulama yang mu’tabar
3. Menolak asy-Sya’irah dan al-Maturidiyah yang merupakan ulama’ Islam dalam
perkara Aqidah yang diikuti mayoritas umat islam
4. Sering mengkrititik asy-Sya’irah bahkan sehingga mengkafirkan asy-Sya’irah.
5. Menyamakan asy-Sya’irah dengan Mu’tazilah dan Jahmiyyah atau
Mu’aththilah dalam perkara mutashabihat.
6. Menolak dan menganggap tauhid sifat 20 sebagai satu konsep yang
bersumberkanfalsafah Yunani dan Greek.
7. Berlindung dibalik mazhab Salaf tapi ajarannya inkar salaf
8. Golongan mereka ini dikenal sebagai al-Hasyawiyyah, al-Musyabbihah, al-
Mujassimah akidah jisim menyamakn Allah seperti makhluk,punya tangan,punya
kaki.bisa duduk,punya arah,punya tempat tinggal dll..
9. Sering menuduh bahwa Abu Hasan Al-Asy’ari telah kembali ke mazhab Salaf
versi mereka
10. Menolak ta’wil dalam bab Mutashabihat.
11. Sering menuduh bahwa mayoritas umat Islam telah jatuh kepada perbuatan
syirik.
12. Menuduh bahwa amalan memuliakan Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam
[membaca maulid dll] membawa kepada perbuatan syirik.
13. Tidak mengambil pelajaran sejarah para anbiya’, ulama’ dan sholihin dengan
dalih menghindari syirik.
14. Pemahaman yang salah tentang makna syirik, sehingga mudah menghukumi
orang sebagai pelaku syirik.
15. Menolak tawassul, tabarruk dan istighathah dengan para anbiya’ serta
sholihin.
16. Mengganggap tawassul, tabarruk dan istighathah sebagai cabang-cabang
syirik.
17. Memandang remeh karamah para wali [auliya’].
18. Menyatakan bahwa ibu bapa dan datuk Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa
sallam tidak selamat dari adzab api neraka.
19. Mengharamkan mengucap “radhiallahu ‘anha” untuk ibu Rosulullah
Shollallohu ‘alaihi wa sallam, Sayyidatuna Aminah.
SIKAP
1. Sering membid’ahkan amalan umat Islam bahkan sampai ke tahap
mengkafirkan
mereka.
2. Mengganggap diri sebagai mujtahid atau berlagak sepertinya (walaupun tidak
layak).
3. Sering mengambil hukum secara langsung dari al-Qur’an dan hadits (walaupun
tidak layak).
4. Sering memtertawakan dan meremehkan ulama’ pondok dan golongan agama
yang lain.
5. Ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits yang ditujukan kepada orang kafir sering
ditafsir ke atas orang Islam.
6. Memaksa orang lain berpegang dengan pendapat mereka walaupun pendapat itu
syaz (janggal).
HADITS
1. Menolak beramal dengan hadis dho’if.
2. Penilaian hadits yang tidak sama dengan penilaian ulama’ hadits yang lain.
3. Mengagungkan Nasiruddin al-Albani di dalam bidang ini [walaupun beliau
tidak
mempunyai sanad bagi menyatakan siapakah guru-guru beliau dalam bidang
hadits.
[Bahkan mayoritas muslim mengetahui bahwa beliau tidak mempunyai guru
dalam bidang hadits dan diketahui bahawa beliau belajar hadits secara sendiri dan
ilmu jarh dan ta’dil beliau adalah mengikut Imam al-Dhahabi].
4. Sering menganggap hadits dho’if sebagai hadits mawdhu’ [mereka
mengumpulkan hadits dho’if dan palsu di dalam satu kitab atau bab seolah-olah
kedua-dua kategori hadits tersebut adalah sama]
5. Pembahasan hanya kepada sanad dan matan hadits, dan bukan pada makna
hadits. Oleh karena itu, pebedaan pemahaman ulama’ [syawahid]
dikesampingkan.
QUR’AN
1. Menganggap tajwid sebagai ilmu yang menyusahkan dan tidak perlu (Sebagian
Wahabi indonesia yang jahil)
FIQH
1. Menolak mengikuti madzhab imam-imam yang empat; pada hakikatnya
mereka bermadzhab “TANPA MADZHAB”
2. Mencampuradukkan amalan empat mazhab dan pendapat-pendapat lain
sehingga membawa kepada talfiq [mengambil yang disukai] haram
3. Memandang amalan bertaqlid sebagai bid’ah; mereka mengklaim dirinya
berittiba’
4. Sering mengungkit dan mempermasalahkan soal-soal khilafiyyah
5. Sering menggunakan dakwaan ijma’ ulama dalam masalah khilafiyyah
6. Menganggap apa yang mereka amalkan adalah sunnah dan pendapat pihak lain
adalah Bid’ah
7. Sering menuduh orang yang bermadzhab sebagai ta’assub [fanatik] mazhab
8. Salah faham makna bid‟ah yang menyebabkan mereka mudah membid‟ahkan
orang lain
9. Mempromosikan madzhab fiqh baru yang dinamakan sebagai Fiqh al-Taysir,
Fiqh al-Dalil, Fiqh Musoffa, dll [yang jelas keluar daripada fiqh empat mazhab]
10. Sering mewar-warkan agar hukum ahkam fiqh dipermudahkan dengan
menggunakan hadis “Yassiru wa la tu’assiru, farrihu wa la tunaffiru”
11. Sering mengatakan bahwa fiqh empat madzhab telah ketinggalan zaman
NAJIS
1. Sebagian mereka sering mempermasalahkan dalil akan kedudukan babi sebagai
najis mughallazhah
2. Menyatakan bahwa bulu babi itu tidak najis karena tidak ada darah yang
mengalir.
WUDHU’
1. Tidak menerima konsep air musta’mal
2. Bersentuhan lelaki dan perempuan tidak membatalkan wudhu’
3. Membasuh kedua belah telinga dengan air basuhan rambut dan tidak dengan air
yang baru.
ADZAN
1. Adzan Juma’at sekali; adzan kedua ditolak
SHALAT
1. Mempromosikan “Sifat Shalat Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam‟, dengan
alasan kononnya shalat berdasarkan fiqh madzhab adalah bukan sifat shalat Nabi
yang benar
2. Menganggap melafazhkan kalimat “usholli” sebagai bid’ah.
3. Berdiri dengan kedua kaki mengangkang.
4. Tidak membaca “Basmalah‟ secara jahar.
5. Menggangkat tangan sewaktu takbir sejajar bahu atau di depan dada.
6. Meletakkan tangan di atas dada sewaktu qiyam.
7. Menganggap perbedaan antara lelaki dan perempuan dalam shalat sebagai
perkara bid‟ah (sebagian Wahabiyyah Indonesia yang jahil).
8. Menganggap qunut Subuh sebagai bid’ah.
9. Menggangap penambahan “wa bihamdihi” pada tasbih ruku’ dan sujud adalah
bid’ah.
10. Menganggap mengusap muka selepas shalat sebagai bid’ah.
11. Shalat tarawih hanya 8 rakaat; mereka juga mengatakan shalat tarawih itu
sebenarnya adalah shalat malam (shalatul-lail) seperti pada malam-malam lainnya
12. Dzikir jahr di antara rakaat-rakaat shalat tarawih dianggap bid’ah.
13. Tidak ada qadha’ bagi shalat yang sengaja ditinggalkan.
14. Menganggap amalan bersalaman selepas shalat adalah bid’ah.
15. Menggangap lafazh sayyidina (taswid) dalam shalat sebagai bid’ah.
16. Menggerak-gerakkan jari sewaktu tasyahud awal dan akhir.
17. Boleh jama’ dan qashar walaupun kurang dari dua marhalah.
18. Memakai sarung atau celana setengah betis untuk menghindari isbal.
19. Menolak shalat sunnat qabliyyah sebelum Juma’at
20. Menjama’ shalat sepanjang semester pengajian, karena mereka berada di
landasan Fisabilillah
DO’A, DZIKIR DAN BACAAN AL-QUR’AN
1. Menggangap do’a berjama’ah selepas shalat sebagai bid’ah.
2. Menganggap dzikir dan wirid berjama’ah sebagai bid’ah.
3. Mengatakan bahwa membaca “Sodaqallahul ‘azhim” selepas bacaan al-Qur’an
adalah Bid’ah.
4. Menyatakan bahwa do’a, dzikir dan shalawat yang tidak ada dalam al-Qur’an
dan Hadits sebagai bid’ah. Sebagai contoh mereka menolak Dala’il al-Khairat,
Shalawat al-Syifa‟, al-Munjiyah, al-Fatih, Nur al-Anwar, al-Taj, dll.
5. Menganggap amalan bacaan Yasin pada malam Jum’at sebagai bid’ah yang
haram.
6. Mengatakan bahwa sedekah atau pahala tidak sampai kepada orang yang telah
wafat.
7. Mengganggap penggunaan tasbih adalah bid’ah.
8. Mengganggap zikir dengan bilangan tertentu seperti 1000 (seribu), 10,000
(sepuluh ribu), dll sebagai bid’ah.
9. Menolak amalan ruqiyyah syar’iyah dalam pengobatan Islam seperti wafa‟,
azimat, dll.
10. Menolak dzikir isim mufrad: Allah Allah.
11. Melihat bacaan Yasin pada malam nisfu Sya’ban sebagai bid’ah yang haram.
12. Sering menafikan dan memperselisihkan keistimewaan bulan Rajab dan
Sya’ban.
13. Sering mengkritik keutamaan malam Nisfu Sya’ban.
14. Mengangkat tangan sewaktu berdoa’ adalah bid’ah.
15. Mempermasalahkan kedudukan shalat sunat tasbih.
PENGURUSAN JENAZAH DAN KUBUR
1. Menganggap amalan menziarahi maqam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, para anbiya’, awliya’, ulama’ dan sholihin sebagai bid’ah dan shalat tidak
boleh dijama’ atau qasar dalam ziarah seperti ini.
2. Mengharamkan wanita menziarahi kubur.
3. Menganggap talqin sebagai bid’ah.
4. Mengganggap amalan tahlil dan bacaan Yasin bagi kenduri arwah sebagai
bid’ah yang haram.
5. Tidak membaca do’a selepas shalat jenazah.
6. Sebagian ulama’ mereka menyeru agar Maqam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam dikeluarkan dari masjid nabawi atas alasan menjauhkan umat Islam dari
syirik
7. Menganggap kubur yang bersebelahan dengan masjid adalah bid’ah yang
haram
8. Do’a dan bacaan al-Quran di perkuburan dianggap sebagai bid’ah.
MUNAKAHAT [PERNIKAHAN]
1. Talak tiga (3) dalam satu majlis adalah talak satu (1)
MAJLIS SAMBUTAN BERAMAI-RAMAI
1. Menolak peringatan Maulid Nabi; bahkan menyamakan sambutan Mawlid Nabi
dengan perayaan kristen bagi Nabi Isa as.
2. Menolak amalan marhaban para habaib
3. Menolak amalan barzanji.
4. Berdiri ketika bacaan maulid adalah bid’ah
5. Menolak peringatan Isra’ Mi’raj, dll.
6. Menghalalkan Khaul pada ulamanya sendiri
HAJI DAN UMRAH
1. Mencoba untuk memindahkan “Maqam Ibrahim as.” namun usaha tersebut
telah digagalkan oleh al-Marhum Sheikh Mutawalli Sha’rawi saat beliau
menemuhi Raja Faisal ketika itu.
2. Menghilangkan tanda telaga zam-zam
3. Mengubah tempat sa’i di antara Sofa dan Marwah yang mendapat tentangan
ulama’ Islam dari seluruh dunia
PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN
1. Maraknya para professional yang bertitle LC menjadi “ustadz-ustadz‟ mereka
(di Indonesia)
2. Ulama-ulama yang sering menjadi rujukan mereka adalah:
a. Ibnu Taymiyyah al-Harrani
b. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
c. Muhammad bin Abdul Wahhab
d. Sheihk Abdul Aziz bin Baz
e. Nasiruddin al-Albani
f. Sheikh Sholeh al-Utsaimin
g. Sheikh Sholeh al-Fawzan
h. Adz-Dzahabi dll.
3. Sering mendakwahkan untuk kembali kepada al-Qura’an dan Hadits (tanpa
menyebut para ulama’, sedangkan al-Qura’n dan Hadits sampai kepada umat
Islam melalui para ulama’ dan para ulama’ juga lah yang memelihara dan
menjabarkan kandungan al-Qur’an dan Hadits untuk umat ini)
4. Sering mengkritik Imam al-Ghazali dan kitab “Ihya’ Ulumuddin”
PENGKHIANATAN MEREKA KEPADA UMAT ISLAM
1. Bersekutu dengan Inggris dalam menjatuhkan kerajaan Islam Turki
Utsmaniyyah
2. Melakukan perubahan kepada kitab-kitab ulama’ yang tidak sehaluan dengan
mereka
3. Banyak ulama’ dan umat Islam dibunuh sewaktu kebangkitan mereka di timur
tengah
4. Memusnahkan sebagian besar peninggalan sejarah Islam seperti tempat lahir
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, meratakan maqam al-Baqi’ dan al-Ma’la
[makam para isteri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di Baqi’, Madinah
dan Ma’la, Mekah], tempat lahir Sayyiduna Abu Bakar dll, dengan hujjah tempat
tersebut bisa membawa kepada syirik.
5. Di Indonesia, sebagian mereka dalu dikenali sebagai Kaum Muda atau Mudah
[karena hukum fiqh mereka yang mudah, ia merupakan bentuk ketaatan
bercampur dengan kehendak hawa nafsu].
TASAWWUF DAN THARIQAT
1. Sering mengkritik aliran Sufisme dan kitab-kitab sufi yang mu’tabar
2. Sufiyyah dianggap sebagai kesamaan dengan ajaran Budha dan Nasrani
3. Tidak dapat membedakan antara amalan sufi yang benar dan amalan
bathiniyyah yang sesat.
Wallahu a’lam bish-Showab wal hadi ila sabilil haq.
LAIN LAIN
1.gerakan-gerakan atau organisasi Islam yang di luar Wahabi Salafi atau yang
tidak segaris dengan manhaj (aturan standar) Wahabi akan mendapat label syirik,
kufur atau bid'ah.
2.Semua lulusan universitas Arab Saudi dan afiliasinya adalah kader Wahabi
Salafi. Sampai terbukti sebaliknya.
3.Pengikut/aktivis sangat menghormati ulama-ulama mereka dan selalu menyebut
para ulama Wahabi dengan awalan Syekh dan kadang diakhiri dengan rahimahu-
Llah atau hafidzahulLah. Seperti, Syeikh Utsaimn, Syeikh Bin Baz, dll. Tapi,
menyebut ulama-ulama lain cukup dengan memanggil namanya saja.
4.Ulama Wahabi Salafi utama (kecuali Nashiruddin Albani yang asli Albania)
mayoritas berasal dari Arab Saudi dan bertempat tinggal di Arab Saudi. Oleh
karena itu, mereka umumnya memakai baju tradisional khas Arab Saudi yaitu (a)
gamis/jubah warna putih (b) surban merah (c) surban putih (d) maslah yaitu jubah
luar tanpa kancing warna hitam atau coklat yang biasa dipakai raja. Lihat baju luar
yang dipakai Abdul Wahab dan Al-Utsaimin.
5.Dalam memberi fatwa, tokoh utama ulama Wahabi Salafi akan mengutip ayat
dan hadits yang mendukung. Atau, kalau mengutip fatwa ulama, mereka akan
cenderung mengutip fatwa dari Ibnu Taimiyah atau Ibnul Qayyim. Selanjutnya,
mereka akan membuat fatwa sendiri yang kemudian akan menjadi dalil para
pengikut Wahabi. Dengan kata lain, pengikut Wahabi hanya mau bertaklid buta
pada ulama Wahabi.
6.Tokoh atau ulama Wahabi Salafi level kedua ke bawah akan cenderung
menjadikan fatwa tokoh Salafi level pertama sebagai salah satu rujukan utama.
Atau kalau tidak, akan memberi fatwa yang segaris dengan ulama Wahabi level
pertama.
7. Kalangan ulama atau tokoh Wahabi Salafi tidak suka atau sangat jarang
mengutip pendapat ulama salaf seperti ulama madzhab yang empat dan yang lain.
Hanya pendapat Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim yang sering dikutip untuk
pendapat ulama di atasnya Muhammad ibnu Abdil Wahhab.
8. Di mata ulama Wahabi, perayaan keislaman yang boleh dilakukan hanyalah
hari raya idul fitri dan idul adha. Sedangkan perayaan yang lain seperti maulid
Nabi Muhammad, peringatan Isra' Mi'raj dan perayaan tahun baru Islam dianggap
haram dan bid'ah.
9.Lihat, perhatikan, dan terus waspada… sebagian orang Wahabi enggan
memakai nama Wahabi, tapi mereka lebih memilih nama-nama yang yang “wah”
untuk mengelabui orang-orang awam; seperti “Salafi”, “Salafiyah”, “Anshar as
Sunnah”, “Anshar at Tauhid”, “Jama’ah at Takfir Wa al Hijrah”, “Jam’iyyah an
Nur Wa al Iman”, “al Jama’ah al Islamiyyah”, dan lain-lain. Bahkan sekolah-
sekolah yang mereka dirikan seringkali memakai nama-nama para sahabat
terkemuka, atau para Imam Madzhab; seperti “Utsman bin Affan”, “Umar bin
Khattab”, “Imam Syafi’i”, dan lainnya. Waspadalah…!!!. — Koleksi Foto
Kronologi