bab ilibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2011-2... · web viewbab 2 landasan teori 2.1...
TRANSCRIPT
1
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem Informasi (SI)
Menurut Satzsinger (2005, p7), sistem informasi adalah kumpulan dari
komponen-komponen saling berhubungan, yang dikumpulkan, diproses, disimpan, lalu
komponen-komponen tersebut digunakan untuk menyediakan informasi yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan bisnis, serta dapat membantu dalam
pengambilan keputusan.
Menurut Turban dan Volonino (2010, p11) mendefinisikan sistem informasi
sebagai proses fisik yang mendukung organisasi dalam mengumpulkan, memproses,
menyimpan, dan menganalisis data serta menyebarkan informasi keseluruh organisasi.
Menurut Stair dan Reynold (2010, p10) mendefinisikan sistem informasi sebagai
seperangkat element - element yang saling terkait untuk di-input, diproses, disimpan,
serta diserbarkan guna mendapatkan feedback dalam memenuhi tujuan tertentu pada
perusahaan.
2.2 Pengertian Sistem
O'Brien dan Marakas (2008, p24) menjelaskan bahwa sistem adalah sekumpulan
komponen yang saling berhubungan dengan batasan tertentu, saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama dengan menampung input serta menghasilkan output dalam
proses transformasi. menurutnya sistem memiliki tiga fungsi dasar, yaitu: input, process,
dan output.
7
Menurut Schoomaker (2005, p117) sistem adalah sebuah kumpulan orang, mesin
dan prosedur yang terorganisir dalam keadaan saling kebergantungan untuk
menyelesaikan sekumpulan fungsi tertentu. Kumpulan tersebut memiliki kemampuan
memproduksi, menggunakan, mengubah, atau pertukaran informasi dalam memenuhi
tujuan.
Dan menurut Stair dan Reynolds (2010, p8) sistem adalah sebuah set elemen dan
komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan terntentu. Hubungan tersebut
menentukan bagaimana sistem tersebut bekerja mulai dari input, mekanisme proses,
output hingga feedback.
2.3 Pengertian Informasi
Menurut Bernard (2005, p124), informasi yaitu data diproses atau diatur kembali
sehingga menjadi bentuk lebih berarti bagi seseorang. Informasi adalah bentuk dari
kombinasi data sehingga diharapkan dapat memiliki arti untuk yang menerima.
Menurut Widayana (2009, p13), informasi adalah data telah di susun atau di olah
dan di sertai dengan referensi terhadap suatu hubungan (konteks) yang mempunyai arti
menjadi bentuk lain sehingga lebih berguna bagi penerima dalam pengambilan
keputusan, masa sekarang dan masa depan.
2.4 Pengertian Data
Menurut Williams dan Sawyer (2005, p12), data adalah fakta mentah yang akan
diolah menjadi informasi tertentu, contohnya melakukan melakukan survey kepuasan
konsumen dengan menyebarkan kuesioner.
3
Menurut O'Brien (2005, p26), data adalah hasil observasi tentang fenomena fisik
seperti transaksi bisnis. Lebih rincinya data adalah pengukuran objektif dari atribut
(karakteristik) dan entitas (seperti manusia, tempat, barang, kejadian), dikelompokkan
serta dimasukkan tetapi tidak dioleh menjadi sesuatu yang memiliki arti.
Sedangkan Turban dan Volonino (2010, p41) mendefinisikan bahwa data
merupakan segala sesuatu, peristiwa, aktivitas, dan transaksi yang dicatat, diklasifikasi,
serta disimpan, tetapi tidak diatur untuk mengungkapkan makna tertentu
2.5 Pengertian Knowledge Management (KM)
Menurut Tobing (2007, p8), KM adalah mekanisme dan proses untuk
penyimpanan, pemeliharaan, pengorganisasian informasi bisnis, pekerjaan saling
berhubungan dengan penciptaan berbagai informasi menjadi aset intelektual organisasi
yang permanen.
Menurut Dalkir (2005, p3), KM adalah hubungan antara pegawai, teknologi,
proses, dan struktur organisasi yang sistematis dalam rangka untuk menciptakan inovasi.
Hubungan ini terjadi melalui membuat, berbagi, dan menerapkan pengetahuan serta dari
pengalaman dalam rangka untuk perkembangan organisasi itu pada masa yang akan
datang.
Menurut Widayana (2005, p9), KM adalah sistem yang dibuat untuk
menciptakan, mendokumentasikan, mengelompokkan dan menyebarkan knowledge
dalam organisasi, sehingga knowledge mudah digunakan kapanpun diperlukan oleh
siapa saja sesuai dengan tingkat otoritas dan kompetensinya.
4
Dan berdasarkan definisi dari Turban dan Volonino (2010, p392) dijelaskan
bahwa KM sebagai sebuah proses dalam mengidentifikasi, memilih, mengatur,
menyebarkan informasi penting dan keahlian yang merupakan bagian dari knowledge
organisasi dan biasanya berada dalam organisasi secara tidah terstruktur. KM dapat
mendorong pembelajaran dalam organisasi yang dapat mengarah ke penciptaan
pengetahuan lebih lanjut.
2.6 Pengertian Knowledge
Menurut Tobing (2007, p8), Knowledge adalah informasi yang mengubah
sesuatu atau seseorang, hal itu terjadi ketika informasi tersebut menjadi dasar untuk
bertindak atau ketika informasi tersebut dapat membantu seseorang dalam mengambil
tindakan berbeda.
Menurut Widayana (2009, p13), Knowledge merupakan informasi yang
dilengkapi dengan pemahaman pola hubungan dari informasi disertai pengalaman baik
individu maupun kelompok dalam organisasi, Knowledge merupakan penerapan
informasi dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam suatu
perusahaan.
Menurut Bernard and Tichkiewitch (2008, p7) knowledge adalah informasi yang
berada pada pikiran seseorang dan itu bernilai sebagai ide baru berwawasan, sehingga
dapat diinterpretasikan sebagai informasi yang memiliki kekuatan bersaing dan bernilai
tinggi.
5
2.7 Knowledge Management Cycle
Menurut Turban dan Volonino (2010, p394) KM memiliki suatu siklus yang
terdiri dari enam langkah fungsi (lihat Gambar 2.1). Alasan sistem tersebut berada dalam
siklus karena knowledge secara dinamik disempurnakan dari waktu ke waktu.
Knowledge dalam suatu sistem KM yang baik tidak akan pernah sempurna, karena
seiring berjalannnya waktu keadaan lingkungan terus berubah dan knowledge harus
selalu update untuk merepresentasikan perubahan tersebut.
Fungsi siklus KM menurut Turban dan Volonino (2010, p394) meliputi:
a) Create Knowledge: knowledge tercipta sebagai suatu cara baru dalam
melakukan sesuatu atau mengembangkan know-how, terkadang external
knowledge termasuk di dalamnya.
b) Capture Knowledge: knowledge baru harus diidentifikasi sebagai sesuatu yang
bernilai dan dapat direpresentasikan dengan beralasan.
c) Refine Knowledge: knowledge baru harus ditempatkan dalam suatu makna
sehingga dapat ditindaklanjuti.
d) Store Knowledge: knowledge berguna harus disimpan dalam knowledge
repository dengan format sistematis, sehingga semua bagian dalam organisasi
dapat mengaksesnya.
e) Manage Knowledge: knowledge harus tetap update dan dapat di review untuk
memastikan knowledge tersebut relevan dan akurat.
f) Disseminate Knowledge: knowledge harus tersedia dalam format yang berguna
bagi organisasi kapan dan di mana saat dibutuhkannya.
6
Menurut Bukowitz dan Williams yang dikutip oleh Dalkir (2011, p38), KMC
merupakan suatu kerangka kerja yang terdiri dari tempat penyimpanan pengetahuan,
hubungan, TI, infrastuktur komunikasi, keahlian fungsional, lingkungan responsif,
kecerdasan organisasi dan sumber daya eksternal.
Gambar 2.1. Siklus Knowledge Management menurut Volonino (2010)Sumber: Volonino (2010, p394)
Tobing mendefisikan bahwa (2007, p25) siklus utama dalam KM yaitu proses
knowledge creation, knowledge retention, knowledge sharing/transfer, knowledge
utilization. Di mana salah satu proses utamanya adalah knowledge sharing/transfer,
7
maksudnya adalah penciptaan kesempatan yang luas untuk pembelajaran seluruh
anggota organisasi sehingga dapat meningkatkan kompetensinya secara mandiri.
2.8 Jenis Knowledge
Menurut Debowski (2006, p16-18) jenis knowledge dibagi menjadi dua macam:
a) Tacit Knowledge
Tacit knowledge (2006, p18) adalah knowledge yang diakumulasi dari pengalaman dan
pembelajaran seseorang. Tacit knowledge sulit untuk direproduksi atau dibagikan
dengan orang lain. Kelemahan dari tacit knowledge adalah sulitnya menerjemahkan tacit
knowledge menjadi produk yang tangible. Isu lain yang berkaitan dengan tacit
knowledge adalah bagaimana mengidentifikasi orang – orang yang memiliki knowledge
dan bagaimana memungkinkan orang lain untuk mengakses knowledge tersebut saat
dibutuhkan.
b) Explicit Knowledge
Explicit knowledge (2006, p17) adalah knowledge yang dapat dibagi, didokumentasikan,
dikategorikan, dan disebarkan kepada pihak lain sebagai informasi. Explicit knowledge
merupakan sumber daya utama dalam organisasi di mana fokus pekerjaan berubah
menjadi berfokus pada knowledge yang ada dalam organisasi.
Tacit knowledge
Menurut Tobing (2007, p9) tacit knowledge adalah knowledge yang terletak pada
otak atau melekat di dalam diri seseorang dan diperoleh melalui pengalaman namun
sangat sulit dikodifikasi. Sedangkan explicit knowledge adalah segala bentuk
8
knowledge yang sudah direkam, dan didokumentasikan dalam repository KM
sehingga lebih mudah didistribusikan dan dikelola.
Menurut Dalkir Tacit knowledge (2011, p101) adalah knowledge yang tercipta
dari pengalaman dan keahlian seseorang.Proses pengambilan tacit knowledge ini
terdiri dari capturing, organizing, dan refining informasi yang bertujuan agar
knowledge tersebut bisa digunakan dan dipelajari oleh orang lain.
Explicit knowledge
Menurut Nonaka dan Ichijo (2007, p283) explicit knowledge dapat diekspresikan
dalam kata dan angka, serta mudah dikomunikasikan dan disebarkan dalam bentuk
dokumen, formulasi ilmiah, atau prosedur pengkodean. Tacit knowledge merupakan
personal knowledge, sulit diungkapkan dengan bahasa formal untuk
dikomunikasikan.
2.9 Proses Penciptaan KM
Menurut Nonaka dan Takeuchi yang dikutip oleh Dalkir (2011, p64), menyatakan
bahwa proses penciptaan knowledge perusahaan terjadi karena adanya konversi antara
tacit knowledge dan explicit knowledge, melalui proses sosialisasi, eksternalisasi,
kombinasi, dan internalisasi.
9
Gambar 2.2. Pemetaan Infrastruktur TI ke dalam Proses SECISumber: Dalkir (2011, p66)
Menurut Setiarso (2009, p35) untuk mendukung proses aktivitas dan
pengembangan SDM disuatu perusahaan merupakan perwujudan dari model SECI
(Socialization, Externalization, Combination, Internalization) milik Nonaka, digunakan
perangkat teknologi yang ada di perusahaan. Berikut adalah penjelasan dari SECI:
Sosialisasi
Proses sosialisasi antar SDM di perusahaan salah satunya dilakukan melalui
pertemuan tatap muka (rapat, diskusi, dan pertemuan bulanan). Melalui pertemuan
tatap muka ini, SDM dapat saling berbagi knowledge dan pengalaman yang
dimilikinya sehingga tercipta knowledge baru. Rapat dan diskusi yang dilakukan
secara berkala harus memiliki notulen rapat. Notulen rapat ini kemudian menjadi
bentuk explicit (dokumentasi) dari knowledge. Di dalam sistem KM yang akan
dikembangkan, fitur-fitur Collaboration, seperti e-mail, diskusi elektronik,
10
communities of practice memungkinkan pertukaran tacit knowledge yang dimiliki
seseorang sehingga perusahaan semakin mampu belajar serta melahirkan ide-ide baru,
kreatif, dan inovatif. Perusahaan telah mendorong penggunaan intranet dan e-mail
kepada seluruh karyawannya. Hal ini baik untuk dilakukan karena bermanfaat untuk
meningkatkan koordinasi, mempercepat proses aktivitas, dan menumbuhkan budaya
belajar.
Eksternalisasi
Sistem KM akan sangat membantu proses eksternalisasi ini, yaitu proses untuk
mengartikulasikan tacit knowledge akan menjadi suatu konsep yang jelas. Dukungan
terhadap proses eksternalisasi ini, dapat diberikan dengan mendokumentasikan
notulen rapat (bentuk eksplisit dari knowledge yang tercipta saat diadakannya
pertemuan) ke dalam bentuk elektronik untuk kemudian dapat dipublikasikan kepada
yang berkepentingan. Perusahaan telah mendatangkan expert untuk melakukan
serangkaian kegiatan sesuai dengan bidang keahliannya, yang tidak dimiliki oleh
perusahaan. Dengan mendatangkan expert, akan terdapat knowledge baru dalam
perusahaan yang dapat dipelajari, dikembangkan dan dimanfaatkan untuk
meningkatkan kompetensi sumber daya.
Kombinasi
Proses konversi knowledge melalui kombinasi adalah mengkombinasikan berbagai
explicit knowledge yang berbeda untuk disusun ke dalam sistem KM. Media untuk
proses ini dapat melalui intranet (forum diskusi), database perusahaan dan internet
untuk memperoleh sumber eksternal. Fitur-fitur enterprise portal seperti knowledge
11
organization system yang memiliki fungsi untuk pengkategorian informasi
(taksonomi), pencarian, dan sebagainya sangat membantu dalam proses ini. Data yang
telah tersimpan dalam sistem dianalisis terutama untuk analisis data kondisi daerah,
keuangan, operasional, serta yang bersifat strategis, seperti pembuatan indikator-
indikator kinerja. Demikian pula content management memiliki fungsi untuk
mengolah informasi perusahaan baik terstruktur (database) maupun tidak terstruktur
(dokumen, laporan, notulen) dapat mendukung proses kombinasi ini.
Internalisasi
Semua dokumen data, informasi dan knowledge yang sudah didokumentasikan dapat
disebarkan, dan terjadilah peningkatan knowledge SDM. Sumber-sumber explicit
knowledge dapat diperoleh melalui media intranet (database perusahaan), surat
edaran atau surat keputusan, papan pengumuman dan internet serta media massa
sebagai sumber external untuk dapat mendukung proses ini sistem perlu memiliki alat
bantu pencarian dan pengambilan dokumen. Content Management, selain mendukung
proses kombinasi, juga dapat memfasilitasi proses internalisasi pemicu untuk proses
ini adalah penerapan “learning by doing”. Fitur-fitur terdapat pada fungsi learning
akan sangat membantu terlaksananya proses ini. Selain itu pendidikan dan pelatihan
(training) dapat mengubah pelajaran tertulis (explicit knowledge) menjadi tacit
knowledge pada karyawan.
Menurut Setiarso (2009, p35), faktor budaya memegang peran yang sangat penting
dalam mendukung proses penciptaan knowledge perusahaan dan keberhasilan knowledge
manajemen di perusahaan. Berbagi knowledge berarti setiap anggota perusahaan
12
menyadari pentingnya knowledge bagi perusahaan, bersama-sama ingin membangun
knowledge perusahaan, serta rela membangun budaya knowledge sharing di dalam diri
SDM suatu perusahaan.
2.10 Knowledge Management Models
2.10.1 The European Foundation for Quality Management (EFQM) KM Model
Model EFQM (bhatt dikutip oleh dalkir, 2011, p89) adalah cara untuk melihat di
mana manajemen pengetahuan digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. model ini
didasarkan pada model tradisional kualitas dan keunggulan, sehingga ada hubungan
yang sangat kuat antara proses KM dan hasil organisasi yang diharapkan. Komponen
yang paling utama adalah kepemimpinan, sumber daya manusia, kebijakan, dan strategi,
kemitraan dan sumber daya proses, dan yang penting, hasil kinerja. Peran km secara
keseluruhan diposisikan sebagai alat yang membantu perusahaan mencapai tujuan.
Gambar 2.3 The key components of the EFQM modelSumber : www.efqm.org
13
Berikut adalah penjelasan 9 Kriteria dari EFQM:
a) Leadership: Bagaimana pemimpin mengembangkan dan memfasilitasi
tercapainya misi dan visi. Menciptakan nilai yang diperlukan untuk sukses
dalam jangka panjang dan mengimplementasikan melalui tindakan yang tepat.
b) People: Bagaimana organisasi mengelola, mengembangkan dan melepaskan
pengetahuan dan porensi penuh dari perusahaan dan bagaimana merencanakan
kegiatan dalam rangka mendukung kebijakan dan strategi dan operasi yang
efektif.
c) Strategy: Bagaimana organisasi melaksanakan visi dan misis melalui strategi
pemangku kepentingan yang jelas,dan didukung oleh kebijakan, rencana,
tujuan, sasaran, dan proses.
d) Partnership and Resources: Bagaimana organisasi merencanakan dan
mengelola kemitraan eksternal dan sumber daya internalnya untuk mendukung
kebijakan dan strategi serta operasi yang efektif dari proses-prosenya.
e) Processes, product and services: Bagaiman organisasi mengelola dan
meningkatkan proses untuk mendukung kebijakan dan strategi,dan sepenuhnya
memenuhi dan menghasilkan, meningkatkan nilai bagi pelanggan dan
stakeholder
f) People results: Menjelaskan apa tujuan dari organisasi untuk masyarakat.
g) Customer results: Menjelaskan apa tujuan dari organisai untuk pelanggan.
h) Society results: Menjelaskan apa tujuan dari organisasi untuk masyarakat local
dan internasional.
14
i) Key results: Menjelaskan tujuan organisasi terkait dengan kinerja yang telah
direncanakan.
Keuntungan dai EFQM Model adalah:
Memberikan dasar untuk keunggulan bagi perusahaan
Menyediakan kerangka holistik yang mencakup seluruh organisasi
Menghasilkan perbaikan kegiatan dari metode sistem self assesment
Menyediakan proses untuk benchmarking dan membandingkan hasil dari
pengguna lain
Memberikan kesempatan untuk menerjemahkan data penilaian internal ke
format yang digunakan oleh National and European Award
Radar adalah kerangka kerja penilaian dinamis dan alat manajemen yang
memberikan pendekatan terstruktur untuk menilai suatu kinerja organisasi. Penerapan
logika RADAR membantu organisasi mengidentifikasi, memprioritaskan,
merencanakan, dan melaksanakan perbaikan jika diperlukan.
Gambar 2.4 RADARSumber : www.efqm.org
15
Berikut merupakan penjelasan dari RADAR:
1. Required RESULTS: bertujuan sebagai bagian dari pembuatan strategi yang
mencakup kinerja organisasi, baik financial maupun operasional.
2. Plan and develop APPROACHES: digunakan untuk memberikan hasil yang
diperlukan sekarang dan di masa depan.
3. DEPLOY Approaches: berfungsi untuk menyebarkan pendekatan secara sistematis
untuk menetapkan suatu implementasi.
4. ASSESS and REFINE Approaches and Deployment: berguna untuk memantau dan
menganalisis hasil yang dicapai, menggunakan kegiatan belajar yang sedang
berlangsung serta mengidentifikasi dan melaksanakan perbaikan yang sesuai.
Keuntungan penggunaan dari RADAR:
Berguna untuk proses pencapaian dari suatu strategi.
Merencanakan dan mengembangkan pendekatan terintegrasi untuk memberikan
hasil yang diperlukan, baik sekarang maupun di masa depan.
Menyebarkan pendekatan secara sistematis untuk memastikan pelaksanaan.
Menilai pendekatan berdasarkan pemantauan dan hasil analisis dari kegiatan
pembelajaran yang sedang berlangsung.
16
Gambar 2.5 Key Changes EnablerSumber : www.efqm.org
Berikut adalah penjelasan dari Key Changes Enabler:
1. Sound
- Pendekatan dengan rasional yang jelas.
- Pendekatan dengan proses pencarian.
17
Integrated
- Pendekatan dengan strategi pendukung.
2. Implemented
- Pendekatan implementasi dengan area yang relevan.
Systematic
- Melakukan pendekatan terstruktur dan tepat waktu serta berkemampuan untuk
mengelola perubahan dalam lingkungan jika dibutuhkan.
3. Measurement
- Melakukan pengukuran secara rutin dari pendekatan dan pengimplementasian
yang dilakukan.
- Memilih pengukuran yang sesuai.
Learning and Creativity
- Belajar mengidentifikasi praktek yang baik di intenal dan eksternal dan peluang
untuk mengimplementasikannya.
- Membuat kreatifitas untuk menghasilkan pendekatan yang baru.
Improvement and innovation
- Hasil dari pengukuran dan pembelajaran digunakan untuk mengidentifikasi,
memprioritaskan, merencanakan dan melakukan perbaikan.
- Hasil dari kreatifitas digunakan untuk mengevaluasi.
18
Gambar 2.6 Key Changes ResultsSumber : www.efqm.org
Berikut adalah penjelasan mengenai Key Changes Result:
1. Relevance and usability
Scope
- Ruang lingkup yang disajikan yaitu membahas kebutuhan dan harapan
dari stakeholder.
- Konsisten dengan strategi dalam organisasi.
19
Integrity
- Hasil yang tepat waktu dan dapat diandalkan.
Segmentation
- Segmen hasil yang tepat.
2. Performance
Trend
- Trend positif yang berkelanjutan untuk proses kesempurnaan.
Target
- Serangkaian tujuan untuk kunci keberhasilan.
- Sasaran yang sesuai.
- Sasaran yang dicapai.
Comparisons
- Perbandingan yang dibuat untuk kunci keberhasilan.
- Perbandingan yang sesuai.
- Perbandingan yang menguntungkan.
Causes
- Hubungan antara hasil yang dicapai dan dapat dimengerti.
- Berdasarkan bukti yang diajukan, ada keyakinan bahwa kinerja positif
akan dipertahankan di masa depan.
2.10.2 The Inukshuk KM Model
Inukshuk KM Model (Menurut Girard yang dikutip oleh Dalkir 2011, p91)
dikembangkan oleh pemerintahan negara Kanada untuk mengelola pengetahuan mereka
20
lebih baik. Model ini dikembangkan dengan meninjau model utama yang ada untuk
menghasilkan lima kunci enabler (teknologi, kepemimpinan, budaya, pengukuran dan
proses) dan dengan melakukan penelitian kuantitatif untuk memvalidasi enabler.
Gambar 2.7. Overview of the Inukshuk KM ModelSumber : Dalkir (2011, p91)
Proses elemen Inukshuk secara langsung berasal dari Model SECI(Nonaka dan
Takeuchi 1995). Teknologi dan budaya merupakan merupakan unsur penting yang
membantu menjaga integritas. Pengukuran dan kepemimpinan ditempatkan dibagian
paling atas untuk memperlihatkan pentingnya fungsi menyeluruh dari pengukuran
dampak KM dan menyediakan kepemimpinan serta untuk mendukung pelaksanaannya.
MEASUREMENT
TACIT KNOWLEDGEEXPLICIT KNOWLEDGE
SOCIALIZATION
INTERNALIZATION COMBINATION
EXTERNALIZATION
LEADERSHIP
TECHNOLOGY CULTURE
21
2.11 KM untuk Individu, Komunitas dan Organisasi
menurut Dalkir (2011, p25), KM memberikan manfaat bagi individu, komunitas,
dan kepada organisasi. Berikut penjabaran dari manfaat tersebut:
Bagi individual:
Membantu setiap karyawan untuk pekerjaannya dalam
pembuatan keputusan serta pemecahan masalah.
Membangun rasa kebersamaan dalam organisasi.
Membantu setiap karyawan untuk tetap mengikuti dan mengetahui
perkembangan yang terjadi.
Memberikan tantangan dan kesempatan untuk berkontribusi.
Bagi komunitas:
Mengembangkan keterampilan profesional.
Mengenalkan cara belajar secara peer-to-peer.
Memfasilitasi jaringan dengan baik dan berkolaborasi.
Mengembangkan kode etik profesional yang dapat diikuti para karyawan.
Mengembangkan bahasa yang umum
Bagi organisasi:
Membantu dalam menjalankan strategi.
Membantu memecahkan masalah secara cepat.
Mendisfusikan praktek terbaik.
Meningakatkan pengetahuan yang tertanam dalam produk dan layanan.
Menciptakan ide dan meningkatkan inovasi serta peluang.
22
Memungkinkan organisasi untuk menjadi lebih baik dalam menghadapi
persaingan.
Membangun memori organisasi.
Menurut Dalkir (2011, p145), Knowledge sharing groups dapat didefinisikan
sebagai sekelompok orang dengan segala sumber daya mereka dan juga hubungan yang
dinamis, berkumpul untuk memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan
pembelajaran dan menciptakan nilai bersama untuk grup. Konsep komunitas ini berbagi
pengetahuan dalam pengaturan organisasi berasal dari lave dan wenger. Banyak
organisasi telah menerapkan cara ini.
2.12 Knowledge Management System (KMS)Menurut Dalkir (2011, p207), KMS merupakan alat yang diarahkan untuk
mendukung KM. KMS berevolusi dari information management tools yang terintegrasi
dengan beberapa aspect dari computer-supported collaborative environment dengan
information and document management system. Karakteristik kunci dari KMS adalah
untuk:
Komunikasi antar berbagai pengguna.
Koordinasi pada aktivitas pengguna.
Kolaborasi dari beberapa kelompok pengguna dalam pembuatan, modifikasi, dan
penyebaran artefak serta produk-produk.
Mengontrol pemrosesan untuk memastikan suatu integritas dan berguna dalam
melacak kemajuan proyek.
23
Sedangkan menurut Rainer (2011, p147), KMS merupakan suatu TI modern
dengan menggunakan teknologi internet, intranet, ekstranet, dan tempat penyimpanan
data secara sistematisasi. KMS menyediakan dukungan dalam banyak fungsi informasi,
diantaranya adalah untuk:
Memperoleh, mengindeks, menangkap, mengarsip informasi.
Menemukan dan mengakses.
Membuat dan anotasi.
Menggabungkan, menyusun dan memodifikasi.
Penelusuran
Menurut Tobing (2007, p8-9), KMS adalah mekanisme dan proses yang terpadu
dalam penyimpanan, pemeliharaan, pengorganisasian informasi bisnis dan pekerjaan
yang berhubungan dengan penciptaaan berbagai informasi menjadi aset intelektual yang
permanen.
2.13 Manfaat KM pada perusahaanMenurut Andriarto, et al (2008, p3) KM memiliki manfaat serta fungsi penting
yang terbagi dalam empat hal yaitu: mengidentifikasi aset kunci dari knowledge ada di
dalam perusahaan, merefleksikan apa yang organisasi diketahui, saling berbagi segala
knowledge kepada siapapun yang membutuhkannya, menerapkan penggunaan
knowledge untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Keuntungan dan manfaat KM bagi perusahaan menurut Tobing (2007, p38),
cukup beragam dan banyak. Di antaranya adalah:
Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.
24
Menekan biaya pengeluaran perusahaan.
Meningkatkan kolaborasi dalam perusahaan.
Cara kerja menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Meningkatkan mutu produk dan layanan.
2.14 Pengertian Knowledge GoalMenurut Probst et al (2004, p40), tugas utama manajemen adalah mendefinisikan
tujuan agar dapat memberikan pengarahan tentang proses penting kepada perusahaan.
Kesepakatan tujuan strategis dalam perancangan strategis kemudian memberikan dasar
untuk implementasi dan pemantauan. Berikut adalah knowledge goal yang ingin dicapai
oleh perusahaan ini:
Normative knowledge goal
- Menciptakan kondisi di mana berorientasi kepada knowledge yang strategis dan
tujuan operasional.
- Bertujuan untuk menciptakan budaya sadar pengetahuan pada perusahaan.
- Membutuhkan komitmen dan keyakinan pada pihak manajemen pucak.
Strategic knowledge goal
- Strategic knowledge goal dapat melengkapi perencanaan strategis tradisional
dengan menyediakan deskripsi keahlian yang akan dibutuhkan dimasa depan dan
menjaga knowledge assets suatu organisasi.
- Bertujuan untuk menentukan jenis keahlian yang akan diperoleh untuk masa
depan.
Operational knowldge goal
25
- Mengarah pada sasaran operasional pengendalian dan pemantauan sistematis
pengetahuan dalam rangka pelaksanaan proyek serta proses.
- Pastikan KM dilaksanakan pada tingkat operasional
Tabel 2.1 Knowledge goals pada level yang berbedaStructures Activities Behavioral
Normative Management
Company Character
Legal Structure effect on KM
Company Policy
Knowledge vision an mission statement
Identification of critical area of knowledge
Company Culture
Knowlegde sharing desirable
Innovative spirit Intense
communication
Strategic Management
Organization Structure
Conference, reporting, structure.
R & D organization, experience groups
Management System
EIS, Lotus, Notes.
Programs
Co-operation Building core
competencies Information
provision
Approach to Problem
Orientation to knowledge goals
Problem oriented knowledge identification
Operational Management
Organizational Process
Control of knowledge flows
Deployment Process
Knowledge infraastructures
Supply of knowledge
Task
Knowledge project Build expect
databank
Performance and Co-operation
Knowledge sharing Kowledge in action
Sumber : Probst (2004, p45)
26
2.15 Knowledge Taxonomies (KT)Menurut Dalkir (2011, p124), taxonomy adalah sistem klasifikasi dasar yang
memungkinkan kita untuk menggambarkan konsep dan dependensi dengan cara hirarkis.
Semakin tinggi suatu konsep diletakan, maka semakin umum dan dapat dirincikan, dan
semakin rendah suatu konsep, maka semakin spesifik nama dari satu subclass.
Gambar 2.8 Example of Knowledge TaxonomySumber : Dalkir (2011, p125)
Menurut Dalkir (2011, p126), Taksonomi adalah suatu skema klasifikasi
kelompok yang saling terkait bersama-sama, sering dinamai sebagai suatu jenis konsep
hubungan kepada satu sama lain dan memberikan pengertian tentang kategori secara
plants
House plants Landscaping plant Wild plants
foliage Ground cover
cacti
flowering trees
deciduousevergreen
27
umum dibandingkan contoh atau kasus khusus. Skema klasifikasi dapat sangat bersifat
pribadi, seperti contoh penamaan pada sebuah folder pribadi.
2.16 Analisis dan Rancangan Sistem Informasi2.16.1 Analisis Sistem
Analisis sistem ialah suatu masalah yang diselesaikan perusahaan dengan SI.
terdiri atas pendefinisian masalah, identifikasi penyebab, pencarian solusi, dan
identifikasi kebutuhan informasi yang harus dipenuhi oleh suatu solusi sistem. Menurut
Laudon (2010, p208).
Analisis sistem menurut Bently dan Whitten (2007, p160) adalah suatu teknik
pemecahan masalah yang mengurangi sistem menjadi potongan-potongan komponen
untuk tujuan mempelajari seberapa baik bagian-bagian komponen bekerja dan
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Analisis sistem menurut McLeod dan Schell (2007, p154), adalah suatu penelitian
terhadap sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru dan
kemudian diimplementasikan.
2.16.2 Perancangan Sistem
Menurut Laudon (2008, p210) perancangan sistem adalah keseluruhan rencana
atau model untuk sistem. Perancangan sistem menggambarkan apa yang harus
dilaksanakan oleh sistem dalam memenuhi kebutuhan informasi.
28
Perancangan sistem berdasarkan pendapat Stair dan Reynolds (2010, p497), adalah
fase pengembangan sistem dengan cara mendefinisikan bagaimana SI akan melakukan
apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan cara dalam memecahkan masalah.
Menurut McLeod dan Schell (2011, p192), perancangan sistem adalah proses
penentuan data yang diperlukan oleh sistem baru dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dan memberikan gambaran serta perancangan bangun secara
lengkap dari pihak terlibat di dalamnya.
Simpulan dari perancangan sistem adalah suatu spesifikasi dengan cara
melakukan fungsi-fungsi yang telah diidentifikasi pada saat analisis sistem yang berguna
dalam menangani dan mengatasi masalah.
2.16.3 Pengertian Object-Oriented Analysis and Design
Menurut Satzinger et al (2005, p60) pengertian Object-Oriented Analysis and
Design (OOAD) adalah:
Object-Orientied Analysis (OOA) adalah semua jenis objek yang melakukan
pekerjaan dalam sistem dan menunjukan interaksi pengguna apa dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas-tugas. Objek diartikan sebagai suatu hal dalam sistem komputer
yang dapat merespon pesan-pesan.
Object-Oriented Design (OOD) adalah semua jenis objek yang diperlukan untuk
berkomunikasi dengan orang dan perangkat dalam sistem, menunjukan bagaimana
objek berinteraksi untuk meyelesaikan tugas, dan menyempurnakan definisi dari
29
masing-masing jenis objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa
tertentu.
Object Oriented Programming (OOP) menuliskan tentang pernyataan dalam bahasa
pemrograman untuk mendifinisikan tipe dari masing-masing objek.
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p25), OOAD merupakan suatu kumpulan
alat serta teknik untuk mengembangkan suatu sistem yang akan menggunakan teknologi
objek untuk membangun sebuah sistem dan piranti lunaknya.
2.17 Pemodelan Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
2.17.1 Unified Modeling Language (UML)
Menurut Satzinger (2005, p48), Unified Modeling Language (UML) merupakan
suatu bentuk model dan notasi dikembangkan secara khusus untuk pengembangan
berorientasi objek. Dengan menggunakan UML, analis dan end user dapat
menggambarkan serta memahami diagram spesifik yang digunakan dalam proyek
pengembangan sistem.
Menurut Chaffey (2007, p516), UML merupakan suatu bahasa yang digunakan
untuk memilah, menggambarkan, dan mendokumentasi artefak kedalam sistem yang
berorientasi objek. UML memberi akses untuk menjelaskan bagaimana model suatu
objek diterapkan untuk menganalisis proses alur kerja.
30
2.17.2 Activity Diagram
Menurut Satzinger (2005, p144), activity diagram adalah sebuah diagram alur
kerja yang menggambarkan kegiatan pengguna, orang yang melakukan setiap kegiatan,
dan aliran sekuensial kegiatannya.
Gambar 2.9 Activity diagram symbolSumber : Satzinger (2005, p145)
2.17.3 Class Diagram
Menurut Satzinger (2005, p63), class diagram adalah suatu model grafik,
digunakan pada pendekatan object-oriented untuk menampilkan class dari suatu objek di
pada suatu sistem.
31
++memesan()()
-order 1-order 2-order 3
ORDER
++membeli()()
-joni-yolai-gatot
CUSTOMER
++memesan()()
-baju-celana -topi
PRODUCT
*
* **
Gambar 2.10 Class DiagramSumber : Satzinger (2005, p64)
Menurut McLeod dan Scheel (2007, p164), class diagram merupakan teknik
penggambaran hubungan antar data sekaligus menunjukan tindakan apa yang akan
dilakukan terhadap data, secara grafis. Dinamakan class diagram dan merupakan salah
satu model berorientasi objek. Objek adalah satu konsep dalam TI, terdiri dari data,
tindakan yang akan dilakukan dan menandakan suatu hubungan.
2.17.4 Use Case
Menurut Satzinger (2005, p52), usecase merupakan suatu aktivitas sistem yang
melaksanakan tugas, biasanya dalam menanggapi permintaan oleh pengguna. Setiap
usecase didefinisikan secara rinci untuk menentukan persyaratan fungsional. Serta
menyediakan kerangka kerja untuk merencanakan suatu proses pengulangan. Menurut
Menurut McLeod dan Scheel (2007, p201), usecase adalah penjelasan dialog
terjadi antara sistem primer dan sekunder. Pertama naratif berkelanjutan dengan masing-
32
masing tindakan diberi nomor secara berurutan, kedua disebut format ping pong, terdiri
dari dua naratif dan nomor menandai bagaimana tugas dilaksanakan secara bergantian.
Menurut Chaffey (2007, p518) use case merupakan urutan transaki-transaksi
antara aktor dan sistem yang mendukung aktivitas pada aktor. Usecase memaparkan
aktivitas dan tugas yang merupakan suatu bagian antara aktor dan sistem, usecase
menjabarkan kebutuhan-kebutuhan pada suatu sistem dari masing-masing aktor.
Gambar 2.11 A simple Use Case with an actorSumber : Satzinger (2005, p215)
Stick figured called an actor and representing a role (for now,think “has hands” to remember the direct contact with the automated system)
Create new order
Connecting line to show which actors participate in which use cases
33
2.17.5 System Sequence Diagam (SSD)
Menurut Satzinger (2005, p226) System Sequence Diagram (SSD) digunakan
untuk menggambarkan alur informasi yang masuk dan keluar dari sistem secara
otomatis.
Gambar 2.12 Sample System Sequence DiagramSumber : Satzinger (2005, p229)
:system
inquireOnitem(catalogID,prodID,size)
Item information
The object lifeline;shows the "sequence" of messages, top
to bottom
An object(underlined) representing the
automated system
actor interacting with system
An input message
A returned value
34
2.17.6 User Interface
Menurut Satzinger (2005, p444), User Interface merupakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan end user saat sedang menggunakan sistem seperti fisik, perseptual,
dan konseptual. Shneiderman (2010, p88-89) mengemukakan delapan aturan yang dapat
digunakan sebagai petunjuk dasar yang baik untuk merancang suatu user interface.
Delapan aturan ini disebut dengan Eight Golden Rules of Interface Design, yaitu:
a) Berusaha konsisten.
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang
digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.
b) Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut.
Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan
interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi,
dan fasilitas makro.
c) Memberikan umpan balik informative.
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik.
Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input
data atau muncul pesan kesalahannya.
d) Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan.
Umpan balik yang informatif akan memberikan indikasi penutupan bahwa cara
yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan
berikutnya.
35
e) Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana
Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan
kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan
dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sederhana dan mudah dipahami
untuk penanganan kesalahan.
f) Mudah kembali ke tindakan sebelumnya
Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna mengetahui
kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga pengguna tidak takut untuk
mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.
g) Mendukung tempat pengendali internal
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan
yang dilakukan pengguna dari pada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol
pengguna.
h) Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan sederhana atau banyak
tampilan halaman sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan
untuk kode, dan urutan tindakan.
36
2.17.7 Navigation Diagram
Berdasarkan Mathiassen et al. (2000, p151) interface merupakan fasilitas yang
membuat model dan fungsi tersedia untuk actor. Hasil dari interface adalah user
interface dan system interface. User interface adalah style dialog, bentuk presentasi, dan
daftar elemen lengkap. System interface adalah class diagram untuk eksternal device dan
untuk interaksi dengan sistem lain. Navigation diagram merupakan semua window dari
user interface dan hubungan dinamiknya yang dapat dilihat pada Gambar 2.12.
Main Main
PersonPerson
SessionSessionActivityActivity
PaperPaper
Gambar 2.13 Navigation Diagram menurut Mathiassen et.al. (2000)
37
vii