bab in perkembangan konstruksi berkelanjutan · kombinasi antara prinsip pembangunan berkelanjutan...

13
BAB i n PERKEMBANGAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN 3.1. Isu Lingkungan 3.1.1. Isu Lingkungan Global Beberapa masalah lingkungan yang bersifat global harus dibadapi bersama oleh lingkungan global dan memerlukan kerjasama yang bersifat internasional. (Ogunlana, 1999:2). Secara garis besar isu tersebut adalah: Perubahan cuaca/suhu Penipisan lapisan ozon - Keanekaragaman hayati (biodiversity) Sumberdaya alam Sumberdaya air 3.1.2. Isu Lingkungan dalam Tahap Siklus Konstruksi (life cycle) Konstruksi berkelanjutan tidak dapat dipisahkan dari masalah lingkungan yang terjadi pada setiap tahap dalam siklus hidup konstruksi karena penerapannya haruslah dapat menjawab masalah-masalah tersebut. Beberapa masalah dapat yang timbul dalam setiap tahap konstruksi dapat dilihat dibawah ini (Ogunlana,1999:8): - Tahap penggunaan bahan-bahan mentah (material) 13

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB in PERKEMBANGAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN · kombinasi antara prinsip pembangunan berkelanjutan dengan sumberdaya yang ada. Laporan lain juga berasal dari Amerika Serikat (Augenbroe,

BAB i n

PERKEMBANGAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN

3.1. Isu Lingkungan

3.1.1. Isu Lingkungan Global

Beberapa masalah lingkungan yang bersifat global harus dibadapi

bersama oleh lingkungan global dan memerlukan kerjasama yang bersifat

internasional. (Ogunlana, 1999:2). Secara garis besar isu tersebut adalah:

Perubahan cuaca/suhu

Penipisan lapisan ozon

- Keanekaragaman hayati (biodiversity)

Sumberdaya alam

Sumberdaya air

3.1.2. Isu Lingkungan dalam Tahap Siklus Konstruksi (life cycle)

Konstruksi berkelanjutan tidak dapat dipisahkan dari masalah

lingkungan yang terjadi pada setiap tahap dalam siklus hidup konstruksi

karena penerapannya haruslah dapat menjawab masalah-masalah tersebut.

Beberapa masalah dapat yang timbul dalam setiap tahap konstruksi dapat

dilihat dibawah ini (Ogunlana,1999:8):

- Tahap penggunaan bahan-bahan mentah (material)

13

Page 2: BAB in PERKEMBANGAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN · kombinasi antara prinsip pembangunan berkelanjutan dengan sumberdaya yang ada. Laporan lain juga berasal dari Amerika Serikat (Augenbroe,

Isu yang timbul adalah kerusakan ekosistem, kerusakan sumberdaya

tertentu, kebisingan, debu, pengaruh terhadap hidrogeologi, pengaruh

terhadap transportasi, polusi udara dan air

- Tahap manufaktur

Isu yang timbul adalah mengenai konsumsi energi, kerusakan

sumberdaya tertentu, polusi udara dan air, kebisingan, debu, pengaruh

terhadap ekosistem

- Tahap konstruksi

Isu yang timbul adalah kebisingan, debu, polusi udara dan air, emisi

zat berbahaya, pengaruh terhadap lingkungan, pengemasan,

meminimumkan limbah pembuangan, pelaksanaan konstruksi yang

baik, penipisan lapisan ozon

- Tahap penggunaan bangunan

Isu yang dihadapi adalah mengenai konsumsi energi, ketahanan,

permintaan pemeliharaan, frekuensi penggantian, kemudahan dalam

penggantian, kenaikan suhu global, emisi gas asam, sisa pembuangan

air, kontaminasi terhadap tanah, penipisan ozon

- Tahap pembongkaran dan daur ulang

Isu yang dihadapi adalah mengenai kebisingan, debu, penggunaan

kembali, kontaminasi terhadap tanah, konsumsi energi, peningkatan

suhu global, emisi gas asam, penipisan ozon

3.2. Konsekuensi Penerapan Konstruksi Berkelanjutan

14

Page 3: BAB in PERKEMBANGAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN · kombinasi antara prinsip pembangunan berkelanjutan dengan sumberdaya yang ada. Laporan lain juga berasal dari Amerika Serikat (Augenbroe,

Konsekuensi-konsekuensi yang harus dihadapi dalam penerapan

konstmksi berkelanjutan merupakan hal yang harus dilakukan dalam

menghadapi isu lingkungan yang sedang terjadi saat ini.

Beberapa bahan studi literatur yang digunakan diambil dari laporan

beberapa negara, seperti Amerika Serikat, lnggris, Italia, Perancis, Hungaria,

Yunani, Rumania, dan beberapa jurnal serta laporan dari organisasi-organisasi

intemasional seperti CIB, BSRIA, dan Iain-lain yang membahas mengenai

pembangunan berkelanjutan dan penerapannya di sektor konstruksi

Pada umumnya penerapan pembangunan berkelanjutan dalam proses

konstruksi menghasilkan konsekuensi-konsekuensi yang dapat dilihat dalam

lima tahap utama, yaitu perkembangan dan perencanaan (development &

planning), perancangan (design), konstruksi (construction), penggunaan

(operating), dan pembongkaran/dekonstruksi (demolition/deconstruction)

Dalam laporan dari perancis yangberjudul Sustainable Development and

Future of Construction in France (Bourdeau,1997:19) dikemukakan beberapa

konsekuensi-konsekuensi praktis yang berkaitan dalam penerapan prinsip

pembangunan berkelanjutan dalam setiap tahap konstruksi. Sedangkan dari

laporan CIB dari Italia yang berjudul Sustainable Development and Future of

Construction - Italian National Report (CIB-ltalia,1997:14) dikemukakan

kombinasi antara prinsip pembangunan berkelanjutan dengan sumberdaya yang

ada. Laporan lain juga berasal dari Amerika Serikat (Augenbroe, 1998), Yunani

(Milonas,1998), Hongaria (Kunszt,1998), lnggris (Smerdon, 1998:8), Finlandia

(CIB-Agenda21,1999:44), Rumania (Suler.1998), Belanda (CIB-

Agenda21,1999:45) serta dari beberapa jurnal lainnya.

15

Page 4: BAB in PERKEMBANGAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN · kombinasi antara prinsip pembangunan berkelanjutan dengan sumberdaya yang ada. Laporan lain juga berasal dari Amerika Serikat (Augenbroe,

Tahap Pembangunan dan Perencanaan (development and

planning)

Kombinasi (CIB-ltalia,1997:14):

- Pengawetan dan pemanfaatan bangunan-bangunan lama yang telah

ada sejak dahulu

- Penggunaan kembali wilayah yang kondisinya jelek untuk

dikembalikan kedalam kondisi dan kualitas semula

Konsekuensinya adalah:

Menyusun peraturan-peraturan dan standarisasi yang didasarkan

pada lingkungan dan geografi (ClB-ltalia,1997:14)

Menyusun program-program strategi dalam produksi / transformasi

/penggunaan sumberdaya energi yang dapat diperbaharui dan

pendaur-ulangan sumberdaya air dan material (CIB-ltalia,1997:14)

- Mengembangkan program restorasi dan rekualifikasi untuk

mengembalikan lahan kedalam kondisi semula (CIB-ltalia,1997:14)

- Tersedianya lahan yang cukup untuk green space, air tanah dan

permukaan (run-off) (Bourdeau,1997:19)

- Melindungi flora dan fauna (Bourdeau, 1997:19)

Mengembangkan proses pengambilan keputusan baru yang

melibatkan partisipasi publik (Bourdeau, 1997:19)

- Mengatasi kebutuhan perhubungan, akses untuk transportasi dan

keselamatan dalam perjalanan (Bourdeau, 1997:19)

16

Page 5: BAB in PERKEMBANGAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN · kombinasi antara prinsip pembangunan berkelanjutan dengan sumberdaya yang ada. Laporan lain juga berasal dari Amerika Serikat (Augenbroe,

- Penempatan bangunan yang tepat untuk mengurangi dampaknya

terhadap lingkungan (Holm, 1999:67)

- Menggunakan teknik life cycle costing dan pengendalian mutu

(Holm, 1999:67)

- Memperpanjang umur layanan bangunan melalui renovasi untuk

pemakaian selanjutnya (Holm, 1999:67)

- Membangun kembali lahan bekas pakai atau brownfield (Smerdon,

1998:8)

- Penempatan bangunan dengan memperhatikan vegetasi yang ada

(Kunszt, 1998:13)

Adanya pengaturan letak wilayah bangunan (zone area) untuk

mengurangi dampak terhadap lingkungan (DETR, 1998:23)

3.2.2. Tahap Perancangan (design)

Kombinasi (CIB-Italia, 1997:14):

Penggunaan kembali dan restorasi bangunan-bangunan lama yang

sudah ada sejak dahulu

Penggunaan sumberdaya energi yang dapat diperbaharui (renewable

resources)

- Lebih menekankan pada penggunakan material berkualitas, tahan

lama dan tidak beracun

- Menggunakan kembali sumberdaya air

Konsekuensinya:

17

Page 6: BAB in PERKEMBANGAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN · kombinasi antara prinsip pembangunan berkelanjutan dengan sumberdaya yang ada. Laporan lain juga berasal dari Amerika Serikat (Augenbroe,

- Memilih produk dengan kandungan energi rendah (produk lokal,

mengurangi transportasi) (Bourdeau, 1997:19)

- Mengurangi berat komponen untuk mengoptimalkan berat bangunan

(Bourdeau, 1997:19)

- Menjamin tidak ada resiko terhadap kesehatan (Bourdeau, 1997:19)

- Meningkatkan ketahanan bangunan (durability) (Bourdeau,

1997:19)

Mengoptimalkan kemudahan pemeliharaan selajutnya (Bourdeau,

1997:19)

- Mengoptimalkan kemampuan perbaikan kualitas (Bourdeau,

1997:19)

Mengoptimalkan kemungkinan dekonstruksi terhadap bangunan

(Bourdeau, 1997:19)

Bangunan didisain untuk hemat energi dan menggunakan

sumberdaya energi yang dapat diperbaharui (A1A, 1999:1)

Mengoptimalkan penggunaan material dengan meminimumkan sisa

bahan bangunan melalui disain sesuai dengan ukuran standar, dan

menghindari disain yang berlebihan (AIA, 1999:1)

- Mengutamakan penggunaan energi matahari sebagai salah satu cara

penggunaan energi secara efisien untuk penerangan siang hari (AIA,

1999:1)

- Menggunakan material dan produk yang tahan lama (AIA, 1999:1)

- Adanya standar kualitas untuk material daur ulang (AIA, 1999:1)

18

Page 7: BAB in PERKEMBANGAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN · kombinasi antara prinsip pembangunan berkelanjutan dengan sumberdaya yang ada. Laporan lain juga berasal dari Amerika Serikat (Augenbroe,

- Pemilihan dan penggunaan lahan untuk dipakai tidak hanya

mempertimbangkan dampak lingkungan semata tetapi juga dampak

sosial dan ekonomi (Holm, 1998:67)

- Efisiensi dalam penggunaan lahan, contohnya bangunan dibuat

untuk multifungsi (Smerdon, 1998:11)

- Bangunan dirancang untuk lebih fleksibel untuk antisipasi

pengantian fungsi bangunan (Smerdon, 1998:12)

- Menggunakan bahan-bahan bangunan daur ulang (DETR, 1998:23)

- Mengembangkan sistem pertukaran udara dalam ruang, penyaluran

air, dan penerangan yang menjamin pemakaian sumberdaya energi

yang efisien (A1A, 1999:1)

3.2.2 Tahap Pelaksanaan Konstruksi (construct)

Kombinasi (CIB-Italia, 1997:14):

- Penggunakan material yang dapat didaur ulang dan tidak beracun

Perlindungan lahan dan pengawetan sumberdaya air dan alam

Konsekuensi:

Meminimumkan dampak yang timbul dari proses konstruksi

terhadap lingkungan (ClB-ltalia, 1997:14)

Pengembangan pengontrolan dan pengawasan terhadap setiap

aktivitas konstruksi (CIB-ltalia, 1997:14)

Mengurangi terjadinya pemborosan (direncanakan dengan jumlah

yang tepat) (Bourdeau, 1997:19)

Menjamin perlindungan flora dan fauna (Bourdeau, 1997:19)

19

Page 8: BAB in PERKEMBANGAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN · kombinasi antara prinsip pembangunan berkelanjutan dengan sumberdaya yang ada. Laporan lain juga berasal dari Amerika Serikat (Augenbroe,

- Menjamin tidak ada polusi udara, suara, air dan tanah (Bourdeau,

1997:19)

- Membatasi kebutuhan transportasi (Bourdeau, 1997:19)

- Menjamin keamanan dalam seluruh pekerjaan di lapangan

(Bourdeau, 1997:19)

- Kenyamanan dalam bekerja (menciptakan kondisi lingkungan kerja

yang baik dan bersih) (Bourdeau, 1997:19)

Mengoptimalkan penyediaan dan pengendalian bahan bangunan di

lapangan (pengadaan, penyaluran, pemeriksaan, dan pengontrolan

bahan-bahan bangunan) (Bourdeau, 1997:19)

- Meminimalkan pembuangan sisa bahan bangunan di lapangan

(Davies, 1999:14)

Menghindari penggunaan zat kimia yang dapat meracuni air dan

tanah (Suler, 1998),

Menggutamakan penggunaan material lokal (CIB-Agenda21,

1999:44)

Penggunaan peralatan konstruksi yang ramah lingkungan dan hemat

energi(DETR, 1998:23)

3.2.3. Tahap Penggunaan (operate)

Kombinasi (CIB-Itaha, 1997:14):

- Pengawetan energi

- Penggunaan kembali sumberdaya air dan material

- Perlindungan alam (tanah, bangunan dan alam yang ada)

20

Page 9: BAB in PERKEMBANGAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN · kombinasi antara prinsip pembangunan berkelanjutan dengan sumberdaya yang ada. Laporan lain juga berasal dari Amerika Serikat (Augenbroe,

Konsekuensi:

- Meningkatkan kepekaan pemakai terhadap masalah penggunaan dan

perawatan bangunan (CIB-Italia, 1997:14)

- Mengembangkan sarana pengaturan dan pengendalian seperti

manual atau petunjuk dalam penggunaan dan pemeliharaan

bangunan (CIB-Italia, 1997:14)

- Mengoptimalkan konsumsi energi (Bourdeau, 1997:20)

- Mengoptimalkan konsumsi air (Bourdeau, 1997:20)

- Menggunakan air hujan dan air permukaan (run-off) (Bourdeau,

1997:20)

- Menangani limbah cair dan gas (Bourdeau, 1997:20)

- Menjamin tidak ada bahaya terhadap kesehatan (Bourdeau,

1997:20)

3.2.5. Tahap Dekonstruksi (deconstruct)

Kombinasi (CIB-Italia, 1997:15):

Perlindungan lahan, bangunan lama dan alam yang ada

Penggunaan kembali sumberdaya air dan material

- Perlindungan alam

Konsekuensi:

Menentukan dan mengembangkan teknik pembongkaran secara

selektif (CIB-Italia, 1997:15)

21

Page 10: BAB in PERKEMBANGAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN · kombinasi antara prinsip pembangunan berkelanjutan dengan sumberdaya yang ada. Laporan lain juga berasal dari Amerika Serikat (Augenbroe,

- Menentukan dan mengembangkan metode dan teknik dalam

pendaur-ulangan material dan pemakaian selanjutnya (CB-Italia,

1997:15)

- Adanya manual untuk mengatur pelaksanaannya (Bourdeau,

1997:20)

- Penanganan sisa bahan bangunan hasil dekonstruksi (Bourdeau,

1997:20)

Sedangkan dari Belanda (C1B-Agenda21,1999:45), konsekuensi dalam

penerapan konstruksi berkelanjutan dibagi dalam tiga kriteria utama, yaitu

mengurangi, melestarikan, dan memelihara seperti yang tercantum dibawah ini:

Mengurangi (reduce)

Penggunaan sumberdaya energi, mineral, air, tanah melalui pengunaan

kembali (reuse), daur ulang, penggunaan sumberdaya yang dapat

diperbaharui

Melestarikan (conserve)

Alam dan keanekaragaman hayati (biodiversity) melalui pembatasan

penggunaan lahan, mengurangi fragmentasi, pencegahan terhadap emisi zat

beracun

Memelihara (maintain)

Lingkungan yang sehat melalui penggunaan material yang ramah

lingkungan, efisiensi penggunaan energi, tersedianya fasilitas yang lengkap

(transportasi, rekreasi, keamanan), mengurangi polusi serta renovasi dan

rehabilitasi untuk mengembalikan keadaan lingkungan seperti semula

22

Page 11: BAB in PERKEMBANGAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN · kombinasi antara prinsip pembangunan berkelanjutan dengan sumberdaya yang ada. Laporan lain juga berasal dari Amerika Serikat (Augenbroe,

3.3. Contoh Penerapan Konstruksi Berkelajutan

Beberapa contoh penerapan konstruksi berkelanjutan sebagai penerapan

dari pembangunan berkelanjutan di beberapa negara yang ditinjau. Contoh

penerapan tersebut dapat berupa proyek bangunan, program-program inisiatif,

badan-badan sukarela yang dibentuk untuk mengusahakan penerapan

konstruksi berkelanjutan dalam seluruh proses konstruksi.

Dari laporan negara Amerika Serikat (Augenbroe, 1998:26) dikemukakan

beberapa proyek yang telah menerapkan beberapa prinsip konstruksi

berkelanjutan. Untuk proyek perumahan yaitu Village Homes di Davis,

California yang didirikan pada 1975 telah menerapkan prinsip penghematan

energi, Dewee Island di South Carolina, yang mengutamakan perlindungan

terhadap binatang-binatang liar (wildlife), lainnya lagi adalah Civano-Tucson

Solar Village, Seaside di Florida, Haymount di Virginia, Military Family

Housing, Vandenberg AFB, California. Proyek bangunan tingginya antara lain

Rocky Mountain Institute di Snowmass, Colorado yang menerapkan prinsip

penghematan energi dan pelestarian hngkungan, Abacoa Residences di Jupiter,

Florida yang memperhatikan ekosistem dan perbaikan lahan, Energy Resources

Center di Downey, California. Selain itu ada juga program untuk mengatur

penggunaan energi dalam bangunan yaitu Software program BEES (Building

for Environmental and Economic Sustainability) dan sistem LEED ( The

Leadership in Energy and Environmental Design ) yang dikeluarkan oleh US

Green Building Council, Program Building for 21 Century dari Departemen

23

Page 12: BAB in PERKEMBANGAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN · kombinasi antara prinsip pembangunan berkelanjutan dengan sumberdaya yang ada. Laporan lain juga berasal dari Amerika Serikat (Augenbroe,

Energi USA dan Office Building Technology, yang bertujuan untuk efisiensi

penggunaan energi. Sedangkan organisasi-organisasi yang dibentuk dalam

kaitannya untuk menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan adalah

Passive Solar Industries Council (PSIC), EPA's Energy Star dan Green Light

Programs (Environmental Protection Agency), The American Council for an

Energy-Efficient Economy Programs (ACEEE), Home Energy Rating Systems

(HERS) dan Energy-Efficient Mortgage (EEMs) dari Departemen Energi USA.

Laporan lainnya dari negara Italia (CIB-ltalia, 1997:18) memberikan

beberapa contoh seperti perencanaan perkotaan Saline-Ostia Antica, Roma

dengan menggunakan konsep efisiensi penggunaan air, sistem vegetasi, dan

konsep ekologi dan energi. Proyek lain yang juga serupa adalah Cavalese

(Trento) pada tahun 1991 yang menerapkan penggunaan energi yang dapat

diperbaharui, dan pelestarian sumberdaya alam. Untuk proyek bangunan

contohnya sekolah menengah Ponzano di Empoli pada tahun 1996 yang

direncanakan untuk menggunakan sistem hemat energi.

Departemen lingkungan, transportasi dan daerah di Inggris juga

mengemukakan beberapa proyek yang menerapkan prinsip konstruksi

berkelanjutan yaitu Inland Revenue Building di Nottingham, Portcullis House

di Westminster, London, Millenium Dome yang menerapkan pendaurulangan

air, Commerzhaus, Frankurt, Powys Centre for Alternative Technology di

Wales. Dan juga terdapat banyak sekali organisasi dan inisiatif yang ada saat

ini di Inggris yang turut mendukung penerapan konstruksi berkelanjutan, antara

lain yaitu Ecological Building Society, Building Management System (BMS),

Northern Ireland Federation of Housing Association, BRECSU (Building

24

Page 13: BAB in PERKEMBANGAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN · kombinasi antara prinsip pembangunan berkelanjutan dengan sumberdaya yang ada. Laporan lain juga berasal dari Amerika Serikat (Augenbroe,

Research Energy Conservation Support Unit), BRE (Building Research

Establishment), Powys Centre for Alternative Technology,

Wales.(DETR,1998:98)

Dari Yunani (Milonas,1998:18) contoh penerapannya yaitu perumahan

The Solar Village of Pefki-lykovryssi di Athena, lalu untuk proyek bangunan

tinggi antara lain yaitu Two Storey Building di Drosia-Thessaloniki dan

Queen's Tower Park di Athena.

3.4. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang ditawarkan dalam penerapan konstruksi

berkelanjutan yang didapatkan dari laporan-laporan beberapa negara dan

literatur. Rekomendasi ini secara garis besar ditujukan bagi pemerintah,

penelitian lebih lanjut dan institusi pendidikan.

- Menyusun peraturan-peraturan dan standarisasi yang mengatur

pelaksanaan konstruksi berkelanjutan, seperti dalam penggunaan

sumber energi, dan penanganan limbah.(Bourdeau, 1997:24)

- Mengembangkan metode-metode analisa seperti life cycle analysis, full

cost pricing suatu produk konstruksi (Bourdeau, 1997:26)

- Menyusun peraturan penggunaan lahan yang memperhatikan green

areas dan open .vpace.(Milonas, 1998:17)

- Menyusun standarisasi untuk eco-labelling terhadap produk bangunan

(Milonas, 1998:24)

Menyebarluaskan informasi mengenai konstruksi berkelanjutan baik

melalui institusi pendidikan formal dan informal (CIB-Italia, 1997:15)

25