bab iii usu gaya belajar

44
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual Kerangka penelitian ini menjelaskan dugaan adanya hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Dimana motivasi berprestasi meliputi tanggung jawab, prestasi, pengembangan diri, dan kemandirian. Sedangkan gaya belajar terdiri dari visual, auditori, dan kinestetik. Prestasi belajar merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai peserta didik dalam periode tertentu Tirtonegoro (1999) dalam (Tarmidi, 2005). Penggolongan prestasi keberhasilan belajar dapat dilihat dari yaitu Indeks Prestasi Kumulatif berdasarkan Peraturan Akademik Program Sarjana Universitas Sumatera Utara (2007) pada pasal 8 tentang yudisium terbagi tiga yaitu, memuaskan, sangat memuaskan, dan cumlaude. Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan kepustakaan maka kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

Upload: puri-kresnawati

Post on 28-Oct-2015

233 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III USU Gaya Belajar

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka penelitian ini menjelaskan dugaan adanya hubungan motivasi

berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Dimana motivasi

berprestasi meliputi tanggung jawab, prestasi, pengembangan diri, dan kemandirian.

Sedangkan gaya belajar terdiri dari visual, auditori, dan kinestetik. Prestasi belajar

merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol,

angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai

peserta didik dalam periode tertentu Tirtonegoro (1999) dalam (Tarmidi, 2005).

Penggolongan prestasi keberhasilan belajar dapat dilihat dari yaitu Indeks Prestasi

Kumulatif berdasarkan Peraturan Akademik Program Sarjana Universitas Sumatera

Utara (2007) pada pasal 8 tentang yudisium terbagi tiga yaitu, memuaskan, sangat

memuaskan, dan cumlaude. Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan kepustakaan

maka kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB III USU Gaya Belajar

Skema 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya belajar

dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas

Keperawatan USU

2. Definisi Konseptual

2.1 Motivasi Berprestasi

Motif atau motive adalah dorongan yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan

psikis atau rokhaniah (Sukmadinata, 2005). Motivasi berprestasi yaitu dorongan untuk

berhasil dalam melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan, dorongan untuk memperoleh

kesempurnaan (Uno, 2007).

2.2 Gaya Belajar

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembang kinerja dalam pekerjaan, di

sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Gaya belajar seseorang adalah

kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah

informasi (DePorter & Henarcki, 2003).

Prestasi Belajar meliputi: Memuaskan Sangat memuaskan Cumlaude

Motivasi berprestasi meliputi: Tanggung jawab Prestasi Pengembangan diri Kemandirian

Gaya belajar meliputi: Visual Auditori Kinestetik

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB III USU Gaya Belajar

2.3 Prestasi Belajar

Menurut Tirtonegoro (1999, dalam Tarmidi, 2005) menyatakan bahwa prestasi

belajar merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk

simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

dicapai peserta didik dalam periode tertentu.

3. Definisi Operasional

No Variabel Defenisi

Operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala

1 Motivasi

berprestasi

meliputi

a.tanggung

jawab

b. prestasi

c.pengembang-

an diri

d. kemandirian

Motivasi berprestasi

dapat dipahami

sebagai motif yang

mendorong

mahasiswa Program

Profesi Ners yaitu

jalur A dan B untuk

mencapai sukses

dan bertujuan untuk

berhasil dalam

kompetisi dengan

beberapa ukuran

keunggulan

(standar of

excellence).

a. tanggung jawab:

suatu tindakan yang

dilakukan oleh

mahasiswa

program profesi

ners dengan kerja

Kuisioner dengan

26 pertanyaan

dengan 5 pilihan

jawaban yaitu:

0= Tidak pernah

1= Kurang

2=Kadang-

kadang

3=Sangat sering

4=Sering

Dinilai berdasarkan

skor tertinggi dari

masing-masing

jawaban yaitu:

Motivasi berprestasi

rendah dengan skor

0-52 dan motivasi

berprestasi tinggi 53-

104.

Ordinal

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB III USU Gaya Belajar

keras dan menyatu

dengan tugas untuk

pencapaian suatu

tujuan.

b. Prestasi adalah

dorongan/keinginan

untuk sukses dan

unggul yang ada

pada mahasiswa

program profesi

ners serta adanya

keinginan umpan

balik atas hasil yang

telah dicapai.

c. Pengembangan

diri adalah suatu

tindakan yang

dilakukan oleh

mahasiswa program

profesi ners untuk

peningkatan

keterampilan yang

disertai dengan

dorongan untuk

maju.

d. Kemandirian

adalah suatu hal

atau keadaan dapat

berdiri sendiri tanpa

bergantung dengan

orang lain dalam

bekerja dan suka

pada tantangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB III USU Gaya Belajar

2 Tipe belajar a. Visual b. Auditori

c. Kinestetik

Belajar melalui apa yang mahasiswa Program Profesi Ners yaitu jalur A dan B lihat. Belajar yang dilakukan mahasiswa Program Profesi Ners yaitu jalur A dan B dengan cara mendengar Belajar yang dilakukan mahasiswa Program Profesi Ners yaitu jalur A dan B dengan gerak, bekerja dan menyentuh

Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 1-12 dengan 3 pilihan jawaban yaitu: 0 = Tidak pernah 1=Kadang-kadang 2 = Sering Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 13 – 24 dengan 3 pilihan jawaban, yaitu : 0 = Tidak pernah 1=Kadang-

kadang 2 = Sering Kuisioner dengan 12 pertanyaan yaitu nomor 25 – 36 dengan 3 pilihan jawaban, yaitu : 0 = tidak pernah 1=Kadang-

kadang 2 = Sering

Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing jawaban yaitu : tidak pernah dilakukan, kadang-kadang dilakukan dan sering dilakukan Dinilai berdasarkan skor tertinggi dari masing-masing jawaban yaitu : tidak pernah dilakukan, kadang-kadang dilakukan dan sering dilakukan

Dinilai berdasarkan

skor tertinggi dari

masing-masing

jawaban yaitu : tidak

pernah dilakukan,

kadang-kadang

dilakukan dan sering

dilakukan

Nominal Nominal Nominal

3 Prestasi Belajar Prestasi belajar

adalah hasil

penilaian dosen

Fakultas

keperawatan

terhadap proses dan

hasil belajar

mahasiswa program

profesi ners yang

menggambarkan

Transkip nilai /

Indeks Prestasi

Kumulatif yang

merupakan data

sekunder

Dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang dimodifikasi dari predikat yudisium program sarjana (S1) USU, yaitu : Cumlaude = ≥ 3,51 Sangat memuaskan = 2,76-3,50 Memuaskan = 2,00-2,75

Ordinal

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB III USU Gaya Belajar

penguasaan

mahasiswa program

profesi ners atas

materi pelajaran

sebagai akibat

adanya proses

belajar yang dialami

oleh mahasiswa

program profesi

ners dalam jangka

waktu tertentu yang

dilihat melalui

Indeks Prestasi

Kumulatif (IPK)

mahasiswa dalam

beberapa semester

4. Hipotesa Penelitian

Adapun hipotesa kerja dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa

Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU.

2. Terdapat hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program

Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU.

3. Terdapat hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar

mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB III USU Gaya Belajar

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain korelasi yaitu desain penelitian atau

penelaahan hubungan antara dua variabel atau lebih pada situasi kelompok sampel

(Notoadmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada

hubungan antara variabel motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar

mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Populasi dan Sampel

2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang akan diteliti. Populasi

pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan yang sedang menjalani

Program Profesi Ners. Pemilihan populasi didasarkan karena pada kelompok telah

diketahui IPK akademik yang menjadi ukuran dalam prestasi belajar dan telah melalui

berbagai mata kuliah mulai dari mata kuliah dasar hingga mata kuliah khusus

keperawatan yang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Jumlah mahasiswa

Program Profesi Ners yaitu jalur A adalah sebanyak 49 orang dan mahasiswa Program

Profesi Ners jalur B adalah sebanyak 36 orang (Bagian Pendidikan PSIK FK USU,

2007). Maka jumlah populasi yaitu sebanyak 85 orang.

2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan “sampling” tertentu

untuk bisa memenuhi/mewakili populasi (Nursalam, 2003). Pengambilan sampel

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB III USU Gaya Belajar

menggunakan teknik Quota sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel sesuai

dengan jumlah yang ditentukan sebelumnya, dan jika jumlah sampel tersebut sudah

dicapai maka si pengumpul data berhenti. Dalam menerapkan teknik ini, peneliti

pertama-tama harus memutuskan strata mana yang sesuai dengan penelitiannya,

selanjutnya peneliti menetapkan kuota untuk setiap stratumnya yang proporsinya

mewakili seluruh populasi (Zuriah, 2006). Adapun kriteria sampel dalam penelitian

ini adalah mahasiswa yang aktif kuliah (tidak sambil bekerja), belum menikah dan

bersedia berpartisipasi menjadi responden, serta dari hasil penyebaran kuesioner

didapati hanya memiliki salah satu gaya belajar yang dominan sehingga jumlah

sampel dalam penelitian ini yaitu 62 orang.

A B Jumlah

Semester I 13 31 44

Semester II 36 5 41

Jumlah 49 36 85

Penentuan besarnya jumlah sampel dari populasi yang telah diketahui dapat

ditentukan dengan menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2005) yaitu :

Keterangan : n = besar sampel

N = besar populasi

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan = 0,05

N n = 1 + N (d2)

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB III USU Gaya Belajar

Sehingga jumlah sampel yang akan diambil adalah :

85 n = = 70 orang

1+85 (0,05)

x 100 % dari jumlah mahasiswa setiap semester = 82 % , yaitu : 85

Jumlah sampel penelitian yang diambil dari tiap semester

2

Dan setiap jalur dapat diwakili dengan menggunakan rumus :

70

A B Jumlah Semester I

111310082

=x 253110082

=x 36

Semester II 3036

10082

=x 4510082

=x 34

Jumlah 41 29 70

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel yang memadai, efisien waktu dan biaya

penelitian. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, dimulai awal bulan Januari

2010 hingga awal bulan Maret 2010.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara. Sebelum melakukan penelitian ini terlebih dahulu

peneliti meminta kesediaan responden untuk membaca informed consent dan

menginformasikan makna dan tujuan dilakukannya penelitian ini. Penelitian dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB III USU Gaya Belajar

dimulai bila responden bersedia menandatangani informed consent yang telah

disediakan atau bersedia secara lisan, namun jika responden tidak bersedia maka

peneliti tidak akan memaksa dan menghormati keputusannya. Untuk menjaga

kerahasiaan maka nama responden tidak akan dicantumkan pada lembar kuesioner

yang diisi oleh responden dan hanya diberi kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang

diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan hanya dipergunakan untuk

kepentingan penelitian (Nursalam, 2003).

5. Instrumen Penelitian

5.1. Kuesioner Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dibuat dalam bentuk kuisioner.

Yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Instrumen terdiri dari

4 bagian yaitu data demografi, motivasi berprestasi, gaya belajar, dan Indeks Prestasi

Kumulatif.

Bagian pertama yaitu kuesioner demografi yang bertujuan untuk

mengidentifikasi karakteristik responden yang meliputi jalur program studi, semester,

usia, dan jenis kelamin.

Bagian kedua yaitu kuesioner motivasi berprestasi bertujuan untuk mengetahui

kecenderungan motivasi berprestasi mahasiswa. Kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner motivasi berprestasi yang dimodifikasi dari buku Uno (2007) dengan

pemilihan beberapa pertanyaan dengan alasan ada beberapa pertanyaan yang tidak

sesuai dengan motivasi berprestasi. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

tertutup, sehingga responden hanya perlu memberikan jawaban berupa tanda check

list ( √ ) pada jawaban yang tersedia. Kuesioner motivasi beprestasi terdiri dari 26

pertanyaan yang meliputi tanggung jawab, prestasi, pengembangan diri, kemandirian.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB III USU Gaya Belajar

Model skala motivasi berprestasi menggunakan skala likert. Pernyataan 5 pilihan

yaitu tidak pernah, kurang, kadang-kadang, sering, dan sangat sering. Jawaban

kuisioner disusun dengan pembobotan (skoring). Bobot penilaian sebagai berikut:

tidak pernah diberi skor 0, kurang diberi skor 1, kadang-kadang diberi skor 2, sering

diberi skor 3, sangat sering diberi skor 4. Berdasarkan rumus statistika p =

rentang/banyak kelas menurut Sudjana (1992) dimana p merupakan panjang kelas,

rentang merupakan pengurangan nilai tertinggi dengan nilai terendah. Nilai terendah

yang mungkin diperoleh oleh setiap responden adalah 0 dan nilai tertinggi 104.

Rentang kelas sebesar 104 (104-0) dan banyak kelas yang diinginkan adalah 2 yaitu

motivasi berprestasi rendah 0-52 dan motivasi berprestasi tinggi 53-104.

Bagian ketiga yaitu kuesioner gaya belajar mahasiswa yang diadopsi dari

DePorter & Henrcki (2003). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup,

sehingga responden hanya perlu memberikan jawaban berupa tanda check list ( √ )

pada jawaban yang tersedia. Jumlah pertanyaan sebanyak 36 pertanyaan yaitu 1-12

untuk gaya belajar visual, 13-24 untuk gaya belajar auditori, 25-36 untuk gaya belajar

kinestetik. Model skala gaya belajar menggunakan skala likert dengan alternatif

jawaban yang tersedia pada kuesioner yaitu tidak pernah, kadang-kadang, sering.

Jawaban kuesioner disusun dengan pembobotan (skoring). Bobot penilaian sebagai

berikut: tidak pernah diberi skor 0, kadang-kadang diberi skor 1, sering diberi skor 2.

Jumlah skor yang paling tinggi pada tiap bagian maka akan menentukan gaya belajar

yang paling menonjol pada mahasiswa, jika terdapat skor yang sama artinya terdapat

lebih dari satu gaya belajar yang dominan pada mahasiswa sehingga responden tidak

dimasukkan kedalam sampel penelitian. Dalam hal ini hanya satu gaya belajar yang

diambil yaitu yang paling tinggi jumlah skornya.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB III USU Gaya Belajar

Bagian keempat berisi data Indeks Prestasi Kumulatif yang bertujuan untuk

menilai hasil pembelajaran dari responden selama kuliah di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara, dengan kriteria penilaian berdasarkan peraturan

akademik Program Sarjana (S1) Universitas Sumatera Utara pada pasal 8 tentang

yudisium yaitu memuaskan (2,00-2,75), sangat memuaskan (2,76-3,50) dan cumlaude

(≥ 3,51) (Buku panduan akademik Fakultas Keperawatan USU).

5.2. Uji validitas dan Reliabilitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan sesuatu instrumen dan bertujuan untuk menggambarkan sejauh mana

instrumen mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto , 2006).

Uji realibilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran

tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2005).

Pada penelitian ini uji validitas kuesioner motivasi berprestasi dilakukan oleh

salah satu dosen keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu Liberta Lumbantoruan

S.Kp, MKep dan Siti Zahara Nst S.Kep, MKep bentuk uji validitas yang dilakukan

adalah validitas isi. Uji reabilitas dilakukan terhadap 30 orang responden yaitu

mahasiswa Program Profesi Ners STIKES Medistra Lubuk Pakam dan mahasiswa

Program Profesi Ners STIKES Deli Husada yang memenuhi kriteria sampel

(Dempsey, 2002). Teknik analisa yang digunakan adalah rumus Cronbach Alpha.

Hasil uji reabilitas terhadap kuesioner motivasi berprestasi adalah 0,872. Berdasarkan

Pollit & Hungler (1999) yang menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel

apabila hasil uji lebih besar dari 0,70. Sehingga kuesioner motivasi berprestasi ini

dikatakan reliabel.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB III USU Gaya Belajar

Uji validitas dan reabilitas pada kuesioner gaya belajar telah dilakukan oleh

salah satu dosen keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu Ibu Rika Endah

Nurhidayah S.Kp. MPd. Bentuk uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi. Uji

reliabilitas dilakukan terhadap 30 orang responden yaitu mahasiswa Jalur A Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang memenuhi kriteria sampel (Dempsey,

2002). Teknik analisa yang digunakan adalah rumus Cronbach Alpha. Hasil uji

reliabilitas terhadap kuesioner gaya belajar mahasiswa adalah 0,73. Berdasarkan Pollit

& Hungler (1999) yang menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel apabila

hasil uji lebih besar dari 0,70. Sehingga kuesioner gaya belajar ini dikatakan reliabel.

6. Pengumpulan Data

Pada tahap awal permohonan izin pelaksanaan peneliti diajukan pada institusi

pendidikan Fakultas Keperawatan USU. Setelah mendapat izin pelaksanaan penelitian

dari Dekan FKep USU, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

kepada setiap responden sesuai dengan kriteria dan telah bersedia menjadi responden

dengan mengisi lembar persetujuan. Kepada responden dijelaskan tentang topik,

manfaat, serta tujuan peneliti kemudian responden diminta untuk mengisi kuesioner

yang sudah diberikan oleh peneliti, namun agar tidak terjadi kesalahan interpretasi

pada responden, peneliti perlu untuk bersama responden selama pengisian kuesioner

sehingga jika ada yang tidak dimengerti oleh responden dapat segera ditanyakan

kepada peneliti. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, maka seluruh data

dikumpulkan untuk dianalisa.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB III USU Gaya Belajar

7. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data berupa semua kuesioner

dikumpulkan oleh peneliti dan diperiksa satu persatu. Setiap data dan pernyataan

dalam kuesioner diberi kode untuk mempermudah proses analisa data. Kemudian

memasukkan data dari lembar kuesioner ke dalam program komputer dengan

menggunakan komputerisasi. Selanjutnya mengecek kembali data yang telah

dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.

7.1. Analisis Univariat

a. Deskripsi Data Demografi

Data demografi mahasiswa program profesi ners adalah data bentuk nominal,

menggunakan skala pengukuran katagorikal berupa skala nominal (Sastroasmoro,

2002). Data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

b. Deskripsi Data Motivasi Berprestasi

Data motivasi berprestasi adalah data bentuk ordinal, menggunakan skala

pengukuran katagorikal berupa skala ordinal (Sastroasmoro, 2002) yaitu tinggi dan

rendah. Data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

c. Deskripsi Data Gaya Belajar

Data gaya belajar adalah data bentuk nominal, menggunakan skala

pengukuran katagorikal berupa skala nominal (Sastroasmoro, 2002) yaitu visual,

audiotori dan kinestetik. Data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

dan persentase.

d. Deskripsi Data Prestasi Belajar

Data prestasi belajar adalah data bentuk ordinal, menggunakan skala

pengukuran katagorikal berupa skala nominal (Sastroasmoro, 2002) yaitu

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB III USU Gaya Belajar

memuaskan, sangat memuaskan, dan cum laude. Data akan disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi dan persentase.

7.2. Analisis Bivariat

Hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dan gaya belajar

dengan prestasi belajar akan dianalisa dengan menguji hipotesis penelitian. Untuk

pengujian hipotesa pertama dan kedua dilakukan dengan teknik korelasi sederhana

dan regresi sederhana. Teknik korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan

variabel motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dan gaya belajar dengan prestasi

belajar yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson, dimana total skore

dari ketiga variabel dinumerikan yaitu motivasi, gaya belajar dan prestasi belajar

menggunakan data interval. Kemudian variabel independen (motivasi berprestasi dan

gaya belajar) langsung dikorelasikan dengan variabel dependen (prestasi belajar).

Analisis dilakukan secara komputerisasi menggunakan program SPSS versi 17,0

untuk mengkorelasikan antara keduanya. Uji Pearson digunakan dalam penelitian ini

karena variabel independen (motivasi berprestasi, gaya belajar) berskala numerik

interval dan variabel dependen (prestasi belajar) berskala numerik interval

(Dahlan, 2008).

Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, maka nilai r menginterpretasikan 4

hal yaitu arah korelasi, ada tidaknya korelasi, tinggi rendahnya korelasi dan signifikan

tidaknya harga r (Helmi dkk, 2008). Dalam Hartono (2008), dijelaskan bahwa SPSS

akan memberikan tabel berupa Corelations dimana pada tabel tersebut terlihat harga

koefisien korelasi yang dihasilkan dari korelasi peringkat Pearson. Jika ρ value lebih

kecil dari nilai α yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 0,05, maka Ho ditolak yang

berarti ada hubungan. Namun jika sebaliknya harga ρ value lebih besar dari nilai α,

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB III USU Gaya Belajar

berarti Ho gagal ditolak yang berarti tidak ada hubungan diantara variabel yang

diteliti. Tabel berikut merupakan tabel panduan interprestasi hasil uji hipotesis

berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi.

Kemudian regresi sederhana digunakan untuk mengetahui persamaan regresi

variabel motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dan gaya belajar dengan prestasi

belajar.

Tabel 4.1. Kriteria Penafsiran Korelasi

No Parameter Nilai Interpretasi

1 Kekuatan korelasi (r) 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000

Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat

2 Nilai p p<0,05 p>0,05

Terdapat korelasi yang bermakna antar dua variabel yang diuji. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji.

3 Arah korelasi + (positif) - (negatif)

Searah, semakin besar nilai satu variabel, semakin besar pula nilai variabel yang lainnya. Semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel yang lainnya.

7.3. Analisis Multivariat

Untuk mengetahui hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar terhadap

prestasi belajar dilakukan teknik korelasi ganda dan regresi linear berganda. Teknik

korelasi ganda (R) digunakan untuk mengetahui hubungan dan kontribusi dari kedua

variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Analisis regresi linear

berganda digunakan untuk melihat hubungan linear antar beberapa variabel bebas

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB III USU Gaya Belajar

yang biasa disebut X1,X2,X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y

(Helmi dkk, 2008). Tujuan menggunakan analisis regresi linear berganda adalah

untuk mencari pengaruh dua atau lebih variabel prediktor (bebas) atau untuk mencari

hubungan dua variabel prediktor (bebas) atau lebih terhadap variabel kliteriumnya

(terikat), atau untuk meramalkan dua variabel – variabel prediktor (bebas) atau lebih

terhadap variabel kriteriumnya (terikat) (Hartono, 2008).

Dalam pemodelan ini semua variabel prediktor dicobakan secara bersama-

sama. Model yang diasumsikan dari regresi linear berganda adalah:

Y=a + b1X1 +b2X2 +b3X3 ...... bnXn

Variabel dengan nilai p-value < 0,05 artinya kesimpulan constant dari model regresi

linear berganda ini signifikan. Analisis bertujuan untuk mengetahui hubungan

beberapa variabel bebas dengan variabel terikat secara bersama-sama.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB III USU Gaya Belajar

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan antara lain

tentang: deskripsi karakteristik responden, deskripsi motivasi berprestasi, deskripsi

gaya belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU, deskripsi

prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU, analisa

hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa Program

Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU, analisa hubungan gaya belajar dengan

prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU serta

analisa motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU.

1. Hasil Penelitian

1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Analisis univariat pada penelitian ini melihat distribusi frekuensi dan persentase

karakteristik responden usia dan jenis kelamin.

Berdasarkan tendensi sentral dapat diketahui bahwa usia responden dalam

penelitian ini memiliki modus pada usia pada kelompok usia 21-23 tahun (n=3,

51,6%). Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (n=54, 87,1%). Tabel

5.1 berikut disajikan karakteristik demografi responden mahasiswa.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB III USU Gaya Belajar

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden

Variabel Frekuensi Persen (%) Usia Max = 29 Min = 21 Mode = 23

2 6 15

3,23

9,7 24,2

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

8 54

12,9 87,1

1.2. Deskripsi Motivasi Berprestasi Mahasiswa

Hasil penelitian terhadap motivasi berprestasi mahasiswa dapat dilihat pada

tabel 5.2 yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki motivasi

berprestasi yang tinggi (n=56, 90,3%).

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase motivasi berprestasi responden

Motivasi Berprestasi Frekuensi Persen (%)

Tinggi

Rendah

56

6

90,3

9,7

Total 62 100.0

1.3. Deskripsi Gaya Belajar Mahasiswa

Hasil penelitian terhadap gaya belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.3

yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki gaya belajar visual

(n=41, 66,1%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pelajar visual cenderung

lebih banyak bila dibandingkan dengan pelajar auditori maupun kinestetik.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB III USU Gaya Belajar

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase gaya belajar responden

Gaya Belajar Frekuensi Persen (%)

Visual

Auditori

Kinestetik

41

14

7

66,1

22,6

11,3

Total 62 100.0

1.4. Deskripsi Prestasi Belajar Mahasiswa

Prestasi belajar menjadi indikator untuk menilai tingkat keberhasilan mahasiswa

dalam proses belajar. Winkel (1996) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu

bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan

kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Hasil penelitian terhadap

prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.4 yang menunjukkan bahwa

mahasiswa dengan prestasi belajar sangat memuaskan (IPK 2,76-3,50) lebih banyak

dibandingkan dengan prestasi belajar memuaskan (IPK 2,00-2,75) dan prestasi belajar

cumlaude (3,51-4,00).

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase prestasi belajar responden

Prestasi Belajar Frekuensi Persen (%)

Cumlaude(3,51-4,00)

Sangat Memuaskan (2,76-3,50)

Memuaskan (2,00-2,75)

Total

3

52

7

62

4,8

83,9

11,3

100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB III USU Gaya Belajar

2. Pengujian Statistik

Pengujian statistik berisi uji asumsi klasik seperti uji normalitas, dan pengujian

hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana.

2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Menurut Helmi (2008), untuk uji normalitas data dengan melihat histogram

(bentuk loncang) jika data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan maka data

berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dengan menggunakan, disajikan

sebagaimana gambar dibawah ini:

Gambar 5.1 Diagram Normal Histogram

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB III USU Gaya Belajar

Berdasarkan output dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17.0,

dengan melihat pada grafik normal histogram dari variabel motivasi berprestasi, gaya

belajar dan prestasi belajar tampak bahwa data-datanya tidak menceng ke kiri atau

menceng ke kanan maka data dari ketiga variabel tersebut dapat dikatakan

berdistribusi normal.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB III USU Gaya Belajar

2. Analisis Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Analisis bivariat pada penelitian ini melihat hubungan masing-masing variabel

independen (motivasi berprestasi, gaya belajar) dengan variabel dependen (prestasi

belajar).

2.1. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi berprestasi yang ada pada diri

seseorang. Dimana semakin tinggi motivasi berprestasi seseorang maka prestasi yang

dihasilkan semakin optimal. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa 83,9%

mahasiswa dikategorikan memiliki prestasi belajar sangat memuaskan dan sebagian

besar mahasiswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi (n=56, 90,3%).

Uji korelasi Pearson dilakukan secara komputerisasi dan memberikan nilai

kekuatan korelasi (r) yaitu 0,423 yang artinya kekuatan korelasi sedang dan

sig. (1-tailed) sebesar 0,001. Angka ini lebih kecil dari nilai α = 0,05 sehingga hal ini

diinterpretasikan bahwa Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan antara motivasi

berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Hasil uji korelasi Pearson yang telah

dilakukan disajikan pada tabel 5.5 berikut.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB III USU Gaya Belajar

Tabel 5.5. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa

Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Dari hasil uji regresi linear sederhana, pada tabel 5.6 didapatkan persamaan

linear dari hubungan motivasi berprestasi (X1) dengan prestasi belajar (Y) yang

dilihat dari korelasi koefisien yaitu:

Y = 2,508 + 0,008X1

Sesuai dengan persamaan diatas dapat dideskripsikan secara ringkas yaitu

apabila terjadi kenaikan 1 unit variabel motivasi berprestasi akan meningkatkan

prestasi belajar sebesar 0,008. Secara umum menunjukkan bahwa perubahan motivasi

berprestasi pada mahasiswa program profesi ners fakultas keperawatan USU sebesar

0,008 ke arah positif akan diikuti dengan peningkatan prestasi belajar sebesar 2,508.

Tabel 5.6 Koefisien Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Model Koefisien

Sig. (Constant) 2.508 .000 Motivasi .008 .001

2.2. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program

Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Prestasi belajar yang baik dapat mencerminkan tipe belajar yang baik karena

dengan mengetahui dan memahami tipe belajar yang terbaik bagi dirinya akan

Variabel Motivasi Berprestasi IPK Sig Motivasi Berprestasi 1 r = 0,423 ** 0,001 IPK r = 0,423** 1 0,001

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB III USU Gaya Belajar

membantu mahasiswa dalam belajar sehingga prestasi yang dihasilkan akan

maksimal. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa 83,9% responden

dikategorikan memiliki prestasi belajar sangat memuaskan memiliki kecenderungan

pada tipe belajar visual (n=41, 66,1%) dibandingkan dengan pelajar auditori (n=14,

22,6%) maupun kinestetik (n=7, 11,3%).

Uji korelasi Pearson dilakukan secara komputerisasi dan memberikan nilai

kekuatan korelasi (r) yaitu 0,381 yang artinya kekuatan korelasi sedang dan

sig. (1-tailed) sebesar 0,001. Angka ini lebih kecil dari nilai α = 0,05 sehingga hal ini

diinterpretasikan bahwa Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan antara gaya

belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara. Hasil uji korelasi Pearson yang telah dilakukan disajikan

pada tabel 5.7 berikut.

Tabel 5.7 Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program

Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Dari hasil uji regresi sederhana, pada tabel 5.8 didapatkan persamaan linear

dari hubungan gaya belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) yang dilihat dari

koefisien korelasi yaitu:

Y = 2,544+0,031X

Sesuai dengan persamaan diatas dapat dideskripsikan secara ringkas yaitu

apabila terjadi kenaikan 1 unit variabel gaya belajar akan meningkatkan prestasi

2

Variabel Gaya Belajar IPK Sig Gaya Belajar 1 r = 0,381 0,001 IPK r = 0,381 1 0,001

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB III USU Gaya Belajar

belajar sebesar 0,031. Secara umum menunjukkan bahwa perubahan gaya belajar

sebesar 0,031 mahasiwa program profesi ners fakultas keperawatan USU ke arah

positif akan diikuti dengan peningkatan prestasi belajar sebesar 2,544.

Tabel 5.8 Koefisien Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Model Koefisien Sig. (Constant) 2.544 .000 Gaya belajar .031 .002

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk menguji keberartian

hubungan variabel bebas yaitu motivasi berprestasi (X1), gaya belajar (X

2)

dengan

prestasi belajar (Y).

Uji keberartian koefisien regresi dilakukan dengan uji F secara komputerisasi

dan diperoleh Fhitung sebesar 10.728 dengan signifikansi = 0,000 < 0,05, dimana harga

F(5%, 2:59)

sebesar 3,68, karena harga Fhitung lebih besar dari 3,68 maka disimpulkan

bahwa koefisien korelasi gandanya signifikan artinya ada hubungan yang signifikan

antara motivasi berprestasi an gaya belajar dengan prestasi belajar. Hal ini berarti ini

berarti bahwa hipotesis kerja (Ha) diterima. Dinyatakan ada hubungan motivasi

berprestasi (X1) dan gaya belajar (X

2

) dengan prestasi belajar (Y). Hasil uji

keberartian koefisien regresi yang telah dilakukan disajikan pada tabel 5.9 berikut.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: BAB III USU Gaya Belajar

Tabel 5.9 Hasil Uji Keberartian Koefisien Regresi

Dalam tabel 5.10 harga koefisien korelasi hubungan motivasi berprestasi dan

gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara diperoleh R= 0,516 berarti hubungan

motivasi berprestasi, gaya belajar dengan prestasi belajar sebesar 51,6% , dimana

hubungannya sedang.

Tabel 5.10 Harga Koefisien Korelasi Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 0.516a 0.267 0.242 .19986

3.1. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.11 diperoleh model regresi hubungan

motivasi berprestasi (X1), dan gaya belajar (X

2) dengan prestasi belajar (Y) untuk

mahasiswa program profesi ners.

Y = 2,178 + 0,007X1+0,024X

Model regresi tersebut mengandung arti bahwa setiap terjadi kenaikan 1 unit

variabel motivasi berprestasi akan meningkatkan prestasi belajar sebesar 0,007. Setiap

2

Model Df F Sig.

Regression 2 10.728 .000a

Residual 59

Total 61

Universitas Sumatera Utara

Page 28: BAB III USU Gaya Belajar

terjadi kenaikan 1 variabel gaya belajar akan meningkatkan prestasi belajar sebesar

0,024. Secara umum menunjukkan bahwa perubahan motivasi berprestasi dan gaya

belajar pada mahasiswa program profesi ners fakultas keperawatan USU ke arah

positif akan diikuti dengan peningkatan prestasi belajar sebesar 2,178. Model regresi

tersebut diatas diuji kebermaknaannya menggunakan uji simultan (F) dan uji

parsial (t).

Tabel 5.11 Koefisien Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Model Koefisien Sig

(Constant) 2.178 .000 Motivasi .007 .003 Gaya belajar .024 .010

3.2. Uji Simultan (F)

Uji simultan dengan uji F merupakan suatu pengujian untuk mengetahui

signifikansi/kebermaknaan persamaan garis regresi yang terbentuk. Berdasarkan tabel

5.10 diketahui bahwa di dapatkan harga Fhitung sebesar 10,728 dengan signifikansi

0,000. Karena harga signifikansinya (0,000) lebih kecil dari 0,05 maka persamaan

garis regresi yang didapatkan tersebut bermakna atau dapat digunakan untuk

memprediksi prestasi belajar bila hanya dipengaruhi oleh motivasi berprestasi dan

gaya belajar.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: BAB III USU Gaya Belajar

3.3. Uji Parsial

Uji parsial dilakukan dengan menggunakan uji t yang bertujuan untuk menguji

signifikansi/kebermaknaan konstanta dan koefisien variabel bebas berdasarkan model

regresi linier ganda yang terbentuk. Berdasarkan tabel 5.12 diketahui hasil

perhitungan menunjukkan bahwa thitung untuk konstanta sebesar 11,169 dengan

signifikansi 0,000. Sehingga besarnya hubungan masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat dapat diketahui sebagai berikut:

1. Hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar

Pengujian hipotesa secara parsial ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh

motivasi berprestasi (X1) dengan prestasi belajar (Y). Berdasarkan tabel 5.12

uji keberartian koefisien regresi tersebut dengan uji t diperoleh t hitung sebesar 3,126

dengan p value = 0,03 < 0,05, sehingga Ha diterima. Hal ini berarti hipotesis kerja

(Ha) yang menyatakan variabel motivasi berprestasi (X2

Pengujian hipotesa secara parsial ini dimaksudkan untuk menguji hubungan gaya

belajar (X

) berhubungan secara

signifikan dengan prestasi belajar (Y). Maka dapat diputuskan bahwa secara parsial

motivasi berprestasi berpengaruh signifikan dengan prestasi belajar pada

mahasiswa program profesi ners fakultas keperawatan USU.

2. Hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar

2) dengan prestasi belajar (Y). Berdasarkan tabel 5.12 uji keberartian

koefisien regresi tersebut dengan uji t diperoleh thitung sebesar 2,657 dengan

p value = 0,010 < 0,05, sehingga Ha diterima. Hal ini berarti bahwa hipotesis kerja

(Ha) yang menyatakan gaya belajar (X2) berhubungan secara signifikan dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 30: BAB III USU Gaya Belajar

prestasi belajar (Y). Maka dapat diputuskan bahwa secara parsial gaya belajar

berpengaruh signifikan dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners

fakultas keperawatan USU

Tabel 5.12 Hasil Uji Parsial Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar

dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas

Keperawatan USU

3.4. Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.10 menunjukkan bahwa harga koefisien

determinasinya sebesar 0,267 atau 26,7 % artinya besar pengaruh prestasi belajar bila

hanya dipengaruhi oleh motivasi berprestasi dan gaya belajar adalah 26,7% sedangkan

73,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.

Tabel 5.10 Harga Koefisien Korelasi Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .516a .267 .242 .19986

Model T Sig. (Constant) 11.169 .000 Motivasi 3.126 .003 Gayabelajar 2.657 .010

Universitas Sumatera Utara

Page 31: BAB III USU Gaya Belajar

3.5. Koefisien Determinasi Parsial

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.13 diperoleh besarnya pengaruh

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui dari besarnya

determinasi parsial (r2) dari masing-masing variabel tersebut. Dengan demikian

besarnya hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar adalah (0,377)2

atau

14,2% Dan besarnya hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar adalah (0,327)2

atau 10,7%.

Tabel 5.13 Harga Koefisien Korelasi Parsial Hubungan Motivasi Berprestasi dan

Gaya Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas

Keperawatan USU

4. Faktor yang Paling Berhubungan dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Untuk mengetahui adanya hubungan sejumlah variabel independen dengan

variabel dependen dilakukan analisis multivariat. Analisis multivariat yang digunakan

adalah uji regresi linear berganda. Dalam analisis ini kedua variabel independen

dicobakan bersama-sama sehingga dihasilkan suatu persamaan linear.

Model Korelasi Parsial

Motivasi berprestasi .377

Gaya belajar .327

Universitas Sumatera Utara

Page 32: BAB III USU Gaya Belajar

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.11 diperoleh model regresi berganda

hubungan motivasi berprestasi (X1) dan gaya belajar (X

2) dengan prestasi belajar (Y)

untuk mahasiswa program profesi nurse yaitu sebagai berikut:

Y = 2,178 + 0,007X1+0,024X

2

Sesuai dengan persamaan diatas dapat didekskripsikan secara ringkas yaitu

apabila terjadi kenaikan 1 unit variabel motivasi berprestasi akan meningkatkan

prestasi belajar sebesar 0,007 dan dengan kenaikan 1 variabel gaya belajar akan

meningkatkan prestasi belajar sebesar 0,024. Secara umum menunjukkan bahwa

perubahan motivasi berprestasi dan gaya belajar pada mahasiswa program profesi ners

fakultas keperawatan USU ke arah positif akan diikuti dengan peningkatan prestasi

belajar sebesar 2,178.

Tabel 5.11 Koefisien Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan

Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas

Keperawatan USU

Model Koefisien Sig

(Constant) 2.178 .000 Motivasi .007 .003 Gaya belajar .024 .010

5. Pembahasan

Hasil penelitian yang diperoleh akan diuraikan pada pembahasan yaitu untuk

menjawab pertanyaan penelitian tentang hubungan motivasi berprestasi dengan

prestasi belajar mahasiswa program profesi ners, hubungan gaya belajar dengan

prestasi belajar mahasiswa program profesi ners serta hubungan motivasi berprestasi

Universitas Sumatera Utara

Page 33: BAB III USU Gaya Belajar

dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners fakultas

Keperawatan USU.

5.1. Motivasi Berprestasi Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas

Keperawatan USU.

Motivasi berprestasi merupakan harapan untuk melakukan tugas dengan

berhasil, persepsi tentang nilai tugas, dan kebutuhan untuk sukses menurut Mc

Clelland (1985) dalam (Nursalam & Efendi, 2008). Sedangkan menurut Wayan

(2009) bahwa motivasi berprestasi adalah konstruk psikologis yang mendorong siswa

untuk melakukan usaha dengan sebaik-baiknya atas dasar kompetisi yang sehat dan

bertanggung jawab agar tercapai hasil belajar yang maksimal berdasarkan standard

keunggulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki motivasi berprestasi tinggi (90,3%). Menurut Anni (2006) yang menyatakan

bahwa salah satu teori motivasi yang paling penting dalam psikologi adalah motivasi

berprestasi yakni kecenderungan untuk mencapai keberhasilan atau tujuan dan

melakukan kegiatan yang mengarah pada kesuksesan atau kegagalan . Motivasi tidak

hanya penting namun juga menyebabkan belajar untuk mencapai prestasi belajar.

Hasil pengolahan data pada penelitian ini diketahui bahwa pelajar yang

memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung lebih banyak dibandingkan dengan

pelajar yang memiliki motivasi berprestasi rendah (90,3%). Motivasi berprestasi yang

tinggi merupakan tumpuan pertama para mahasiswa untuk dapat mengikuti pelajaran

yang diberikan dengan baik. Keinginan mereka untuk dapat mengikuti dan menyerap

pelajaran akan berpengaruh pada hasil belajarnya yang berupa prestasi belajar yang

meningkat.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: BAB III USU Gaya Belajar

5.2. Gaya Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

Gaya belajar merupakan tipe belajar yang dimiliki oleh setiap individu yang

merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi

(DePotter dan Hernachi, 2003). Sedangkan menurut Zaini (2002) tipe belajar adalah

karakteristik dan preferensi atau pilihan individu untuk mengumpulkan informasi,

menafsirkan, mengorganisasi, merespon, dan memikirkan informasi yang diterima.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

gaya belajar visual 66,1%. Menurut Richard Bandler, John Grinder, dan Michael

Grinder, dalam karya mereka Neuro Linguistic Programming (NLP) dalam

Binakreatif (2008)

Hasil pengolahan data pada penelitian ini diketahui bahwa pelajar visual

cenderung lebih banyak bila dibandingkan dengan pelajar auditori (22,6%) maupun

kinestetik (11,1%). Berdasarkan hasil penelitian mahasiswa program profesi ners

mengemukakan bukti kuat bahwa secara umum kita memiliki ciri

belajar yang dominan yaitu: Visual (penglihatan). Dan hal ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan Maulida (2008) yang menemukan bahwa sebagian besar

siswa di SMK Muhammadiyah 2 Malang memilik gaya belajar yang paling dominan

digunakan adalah gaya belajar visual dengan frekuensi (72,2%) . Berdasarkan hasil

penelitian Panggabean (2009) terhadap 123 orang mahasiswa program reguler

Fakultas Keperawatan USU menunjukkan bahwa 83 orang responden memiliki

prestasi belajar yang sangat memuaskan memiliki kecenderungan tipe belajar visual

(72,5%) dan auditori (65,7%). Hasil penelitian Sundari (2010) terhadap 55 orang

mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU 28 orang responden

memiliki prestasi belajar yang sangat memuaskan memiliki kecenderungan gaya

belajar visual (50,9%) dan auditori (29,1%)

Universitas Sumatera Utara

Page 35: BAB III USU Gaya Belajar

cenderung memiliki kemudahan dalam belajar dengan menggunakan gaya belajar

visual, yaitu pilihan individu untuk menyerap informasi kuliah yang disampaikan oleh

dosen melalui apa yang mahasiswa lihat. Mahasiswa dengan gaya belajar visual lebih

mudah mengingat apa yang disampaikan oleh dosen selama masa perkuliahan

berlangsung melalui apa yang ditampilkan oleh dosen, berupa tulisan, gambar, dan

visualisasi. Hal ini didukung oleh strategi pengajaran yang digunakan di Fakultas

Keperawatan USU banyak menguntungkan mahasiswa dengan gaya belajar visual.

5.3. Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

Prestasi belajar responden dinilai berdasarkan pada nilai IPK mahasiswa pada

delapan semester yang telah dilalui. Hasil penelitian terhadap prestasi belajar

mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa dengan prestasi belajar sangat

memuaskan (IPK 2,76-3,50) berjumlah 52 orang, jumlah ini lebih banyak

dibandingkan memuaskan (IPK 2,00-2,75) yaitu 7 orang dan mahasiswa dengan

prestasi belajar cumlaude (3,51-4,00) yaitu 3 orang. Kemungkinan besar hal ini

disebabkan oleh karena mahasiswa pada semester ini cenderung memiliki motivasi

dan berusaha untuk lulus dengan nilai yang sangat memuaskan (IPK ≥ 3,00).

Mahasiswa dengan prestasi belajar sangat memuaskan memiliki kecenderungan

motivasi berprestasi tinggi (87,1%), hal disebabkan karena adanya dorongan pada diri

mahasiswa untuk sukses dimana memperoleh prestasi yang baik dan dapat

menyelesaikan kuliah tepat waktu. Selain itu, mahasiswa dengan prestasi belajar

sangat memuaskan kecenderungan memiliki gaya belajar visual (54,84%), hal ini

disebabkan karena mata kuliah yang disampaikan dalam bentuk ceramah dan diskusi

lebih banyak bila dibandingkan dengan kuliah praktikum sehingga prestasi belajar

Universitas Sumatera Utara

Page 36: BAB III USU Gaya Belajar

yang dimiliki oleh mahasiswa dengan gaya belajar visual maupun auditori lebih baik

bila dibandingkan dengan gaya belajar kinestetik. Mahasiswa dengan gaya belajar

kinestetik lebih banyak memiliki prestasi belajar sangat memuaskan (6,5%) bila

dibandingkan dengan prestasi belajar memuaskan (4,8%). Berdasarkan pengamatan

peneliti mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik yang hasil belajarnya memuaskan

disebabkan oleh lebih banyaknya mata kuliah yang disampaikan tidak dalam bentuk

praktek sehingga mahasiswa merasa kesulitan untuk meningkatkan prestasi

belajarnya.

Mahasiswa yang belajar tanpa metode dan teknik yang baik namun memperoleh

hasil yang baik, kemungkinan tidak menyadari bahwa seandainya ia melakukan

belajar dengan cara yang tepat pasti akan memperoleh hasil yang lebih baik lagi.

5.4 Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

Program Profesi Ners

Berdasarkan uji korelasi regresi sederhana yang dilakukan, didapat nilai yang

signifikan untuk terjadinya hubungan yaitu r = 0,423 dan α = 0,001, sehingga Ho

ditolak atau terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan

prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU. Nilai

korelasi regresi sederhana sebesar 0,423 menunjukkan bahwa arah korelasi positif

dengan kekuatan korelasi adalah sedang.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Arifuddin (2009) yang menjelaskan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XI

IPS SMAN 2 Singaraja dengan harga koefisien korelasi sebesar 0,796 dan thitung

sebesar 11,623 > ttabel = dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Juga penelitian yang

telah dilakukan oleh Santoso (2008) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

Universitas Sumatera Utara

Page 37: BAB III USU Gaya Belajar

positif signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa jurusan

akutansi SMK PGRI 06 Malang dengan nilai koefisien korelasi (r hitung) sebesar

0,639 dengan nilai (2-tailed) adalah sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa

motivasi berprestasi yang ada pada mahasiswa akan berpengaruh terhadap hasil

belajar mahasiswa. Serta sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan Ulya (2003)

ada hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi berprestasi dengan

prestasi belajar matematika di SDN I Paciran Lamongan dengan mengendalikan

faktor inteligensi (r = 341; p < .05). Berarti semakin tinggi motivasi berprestasi maka

semakin tinggi prestasi belajar matematika, begitu juga sebaliknya semakin rendah

motivasi berprestasi maka semakin rendah pula prestasi belajar matematikanya.

Menurut pendapat Umar (2003) mengemukakan motivasi berprestasi adalah

dorongan dari dalam diri seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan

dalam upaya mencapai tujuan. Motivasi berprestasi merupakan bentuk spesifik dari

motivasi instrinsik, peranannya sangat menentukan agar tercapai prestasi belajar yang

bermakna. Motivasi berprestasi perlu ditemukenali, dipupuk serta

ditumbuhkembangkan oleh guru secara maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini

senada dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (1991) yang menyatakan bahwa

motivasi berprestasi dikatakan sebagai motivasi instrinsik yang perlu diperhatikan dan

dikembangkan oleh guru sejak Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

Motivasi berprestasi merupakan suatu usaha yang mendorong seseorang untuk

bersaing dengan standar keunggulan dimana standar keunggulan ini dapat berupa

kesempurnaan tugas, dapat diri sendiri atau prestasi orang lain. Siswa yang

mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi nampaknya akan memperoleh prestasi

yang lebih tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: BAB III USU Gaya Belajar

5.5. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program

Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uji korelasi regresi sederhana yang dilakukan, didapat nilai yang

signifikan untuk terjadinya hubungan yaitu nilai p= 0,381, sehingga Ho ditolak atau

terdapat hubungan yang signifikan antara gaya belajar dengan prestasi belajar

mahasiswa program profesi ners Fakultas keperawatan USU. Nilai korelasi regresi

sederhana sebesar 0,381 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan

korelasi adalah lemah.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hidayana (2009) yang menjelaskan

bahwa gaya belajar berpengaruh sebesar 55,8% terhadap prestasi belajar siswa kelas

X SMK Negeri 2 Balikpapan, juga penelitian yang pernah dilakukan oleh Astuti

(2009) yang menjelaskan bahwa gaya belajar berpengaruh sebesar 61,5 % terhadap

prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Malang, serta penelitian yang

pernah dilakukan oleh Maulida (2008) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara gaya belajar dengan prestasi belajar siswa kelas I Penjualan SMK

Muhammadiyah 2 Malang yaitu sebesar 20,6%. Hal ini menunjukkan bahwa

metode/strategi yang digunakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung yang

sesuai dengan gaya belajar mahasiswa akan berpengaruh pada hasil belajar

mahasiswa.

Beberapa peneliti telah menemukan bahwa kecocokan atau ketidakcocokan

antara strategi pengajaran dengan gaya belajar secara signifikan mempengaruhi

keberhasilan pelajar (Dunn, dkk, 1989 dikutip dari Pranata, 2009). Menurut Sanjaya

(2009) mahasiswa yang memiliki gaya belajar yang tidak cocok dengan strategi

pembelajaran yang distrukturkan dosen bagi mereka cenderung tidak mampu

Universitas Sumatera Utara

Page 39: BAB III USU Gaya Belajar

mengembangkan konsep desain belajar mereka, bahkan cenderung mengalami frustasi

sehingga prestasi belajar yang didapatkan sangat tidak memuaskan.

Penelitian yang berkaitan dengan hal ini juga telah dilakukan oleh Husain

(2000) dengan judul penelitian Learning and Personality Styles in Second Language

Acquisition : Gaya belajar dan gaya kepribadian dalam perolehan bahasa kedua

pada 414 responden mahasiswa UNM Ujung Pandang dengan hasil penelitian bahwa

mahasiswa yang diajar dengan menyesuaikan gaya mengajar dosen dengan gaya

belajar dan gaya keperibadian mahasiswa akan memperoleh hasil belajar yang lebih

baik. Hal ini dibuktikan dengan menggunakan analisis uji-t. Hasil uji-t = - 10.815, ini

berarti hasil uji t lebih kecil dari taraf signifikan 0.05. Oleh karena itu, peneliti

menyimpulkan bahwa penyesuaian metode/strategi mengajar dengan tipe belajar

mahasiswa sangat membantu mahasiswa dalam memperoleh prestasi belajar yang

optimal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang dikategorikan

memiliki prestasi belajar sangat memuaskan memiliki kecenderungan pada gaya

belajar visual. Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh metode belajar dan media

pembelajaran yang diterapkan di Fakultas Keperawatan USU cenderung

menguntungkan mahasiswa dengan gaya belajar visual, seperti penggunaan LCD,

OHP, dan white board.

Keefektifan belajar adalah implementasi yang berhasil dari komponen-

komponen pengajaran dimana masing-masing komponen pengajaran mempunyai

hubungan dengan keterampilan pengajar. Leivie dan Leivie (1975) dalam Rusyanti

(1998) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus

gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual

membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat,

mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: BAB III USU Gaya Belajar

Penggunaan media pengajaran visual dengan model pembelajaran kooperatif

diharapkan mampu membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar

mahasiswa, membantu keefektifan proses pembelajaran, menarik dan mengarahkan

perhatian mahasiswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran, memperlancar

pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau yang diberikan,

pembelajaran menjadi lebih menarik, membawa kesegaran dan variasi baru bagi

pengalaman belajar mahasiswa sehingga mahasiswa tidak bosan dan tidak bersikap

pasif, serta dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, dengan

menghadirkan gambaran objek yang sedang dipelajari di dalam ruang kelas.

5.6. Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dari hubungan motivasi berprestasi

dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners fakultas

keperawatan USU diperoleh persamaan linear yaitu:

Y = 2,178 + 0,007X1+0,024X

2

Dari persamaan liner diatas menunjukkan bahwa motivasi berprestasi

berhubungan langsung dengan prestasi belajar. Artinya motivasi berprestasi tersebut

berpengaruh positif dan signifikan dengan prestasi belajar. Apabila terjadi kenaikan 1

unit variabel motivasi berprestasi akan meningkatkan prestasi belajar sebesar 0,007.

Dan berdasarkan koefisien determinasi parsial (r2

Dan dari persamaan linear diatas juga diperoleh bahwa gaya belajar

berhubungan langsung dengan prestasi belajar. Artinya gaya belajar tersebut

berpengaruh positif dan signifikan dengan prestasi belajar. Apabila dengan kenaikan 1

), motivasi berprestasi berpengaruh

langsung terhadap prestasi belajar yaitu sebesar 14,2%.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: BAB III USU Gaya Belajar

variabel gaya belajar akan meningkatkan prestasi belajar sebesar 0,024. dan

berdasarkan koefisien determinasi parsial (r2

Secara umum menunjukkan bahwa perubahan motivasi berprestasi dan gaya

belajar pada mahasiswa program profesi ners fakultas keperawatan USU ke arah

positif akan diikuti dengan peningkatan prestasi belajar sebesar 2,178. Tidak jauh

berbeda dengan motivasi berprestasi, gaya belajar pun ikut memberikan konstribusi

yang nyata terhadap prestasi belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

dapat dioptimalkan dengan meningkatkan motivasi berprestasi dan mengenal gaya

belajar.

), gaya belajar berpengaruh langsung

terhadap prestasi belajar yaitu sebesar 10,7%.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: BAB III USU Gaya Belajar

BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat mengambil kesimpulan

bahwa hasil yang diperoleh dalam penelitian hubungan motivasi berprestasi dan gaya

belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Mayoritas responden memiliki motivasi berprestasi tinggi (n=56, 90,3%) dan

gaya belajar visual (n=41, 66,1%) dan sebagian besar memiliki prestasi belajar

sangat memuaskan (n=52, 83,9%).

2. Hasil uji regresi sederhana didapat hasil yang positif dan signifikan untuk

terjadinya hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa

program profesi ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan

nilai r = 0,423, dan memiliki persamanan regresi Y= 2,508+0,08X1

3. Hasil uji regresi sederhana didapat hasil yang positif dan signifikan untuk

terjadinya hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program

profesi ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan nilai r =

0,381, dan memiliki persamanan regresi Y= 2,544+0,031X

dan memiliki

konstribusi sebesar 14,2%.

2

4. Hasil uji regresi berganda didapat hasil yang positif dan signifikan untuk

terjadinya hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar

mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

dan memiliki

konstribusi sebesar 10,7%.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: BAB III USU Gaya Belajar

Utara dengan nilai r=0516, dan memiliki persamanan regresi

Y=2,178+0,007X1+0,024X2

dan memiliki konstribusi sebesar 26,7%.

2. Saran

2.1. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, hendaknya mahasiswa lebih

meningkatkan motivasi berprestasi dalam dirinya, dan juga hendaknya mahasiswa

bisa mengenali gaya belajar yang sesuai dengan dirinya sendiri, sehingga jika metode/

strategi pada saat proses belajar mengajar di kelas tidak sesuai dengan gaya

belajarnya, mahasiswa mampu menentukan sendiri cara yang paling mudah baginya

untuk menyerap pelajaran yang diberikan baik itu pada saat belajar di kelas maupun

ketika belajar di rumah sehingga dapat mengoptimalkan prestasi belajar mahasiswa.

2.2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan bagi

Fakultas Keperawatan USU yaitu :

1. Perlu dilakukan pengkajian/identifikasi terhadap motivasi berprestasi dan gaya

belajar yang ada pada mahasiswa program profesi ners. Karena dengan hal

tersebut, diharapkan dosen dapat membantu dalam meningkatkan motivasi

berprestasi mahasiswa dan dapat meneyesuaikan gaya/strategi mengajar dengan

gaya belajar mahasiswa sehingga tercapai hasil belajar yang lebih optimal.

2. Memberikan kesempatan bagi dosen untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang

berhubungan dengan pengembangan metode dan strategi mengajar.

3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa program profesi

ners Fakultas Keperawatan USU adalah pelajar visual. Oleh karena itu, perlu

Universitas Sumatera Utara

Page 44: BAB III USU Gaya Belajar

menambah penggunaan media/strategi visual dalam pengajaran, akan tetapi

lebih baik jika strategi dan media yang digunakan dikombinasikan untuk ketiga

gaya belajar, karena mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan USU

terdiri dari mahasiswa dengan gaya belajar visual, auditori dan kinestetik dan

semakin banyak modalitas belajar yang dilibatkan dalam proses belajar mengajar

akan meningkatkan minat dan derajat pemahaman mahasiswa terhadap pelajaran

2.3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Oleh karena

itu agar memperoleh hasil yang lebih representative maka peneliti menyarankan

kepada peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan

faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi tambahan informasi bagi penelitian lanjutan yang berhubungan dengan

prestasi belajar mahasiswa.

Universitas Sumatera Utara