bab iii proses perancangan -...
TRANSCRIPT
38
Sumber Ide Tanaman Buah Kakao
BAB III
PROSES PERANCANGAN
A. Bagan Pemecahan Masalah
Batik
Permasalahan:
1. Pewarnaan alami dari kulit kakao yang masih jarang
digunakan.
2. Penerapan motif batik bersumber ide tanaman
kakao.
3. Pemilihan bahan yang sesuai untuk perancangan.
4. Pemahaman konsep perancangan
Pemecahan masalah:
1. Studi pustaka melalui buku-buku yang berkaitan dengan perancangan.
2. Studi visual untuk mencari gambaran awal mengenai produk batik.
3. Studi proses untuk mengurangi kegagalan proses batik tulis.
4. Wawancara untuk memperoleh data yang tidak terdokumentasi.
5. Observasi untuk mengetahui produk pembanding.
6. Uji coba untuk memperkecil kesalahan produksi.
Konsep perancangan:
1. Aspek Estetis yang berkaitan dengan desain motif dan pewarnaan alami
kulit buah kakao.
2. Aspek Teknik yang berkaitan dengan teknik batik tulis.
3. Aspek Bahan/Material meliputi bahan yang digunakan yaitu sutera.
4. Aspek Fungsi sebagai alternatif motif berkarakter kedaerahan.
5. Sekmen Pasar sebagai produk eksklusif.
Alternatif Desain
Visualisasi
Produk
39
B. Konsep Perancangan
Konsep perancangan pada proyek tugas akhir ini adalah perancangan batik
tulis dengan pewarnaan alami dari kulit buah kakao yang bersumber ide tanaman
buah kakao. Konsep perancangan ini bertujuan mengembangkan batik berkarakter
kedaerahan di Karanganyar dan memanfaatkan potensi alam yang ada.
Perancangan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan batik untuk masyarakat,
serta memperkaya ragam motif batik yang ada di Indonesia. Ada beberapa aspek
yang menjadi pertimbangan dalam perancangan ini meliputi aspek teknik, aspek
material, aspek desain, aspek fungsi dan segmen pasar.
1. Aspek Estetis
Aspek estetis yang dimunculkan dalam perancangan ini adalah kain batik
dengan motif yang berkarakter kedaerahan di Karanganyar, dengan memanfaatkan
potensi unggulan dari alam kabupaten Karanganyar.
Beberapa faktor pendukung untuk mendapatkan desain yang harmonis dan
memiliki nilai estetis yang berhubungan dengan fungsi dan penerapannnya adalah
sebagai berikut :
a. Motif
Pengolahan visual dari sumber ide tanaman kakao akan menonjolkan
buah kakao sebagai motif utamanya, sedangkan bunga, daun, dan
batang sebagai motif pendukung. Penggambaran motif akan dilakukan
secara dekoratif. Motif yang dibuat dipertimbangkan aspek estetis dan
komposisi bentuk dengan perulangan supaya tidak monoton, pola
perulangan/repetisi satu langkah dan setengah langkah yang
menggunakan komposisi all over.
40
b. Warna
Warna merupakan salah satu unsur rupa yang sangat besar pengaruhnya
dalam tata rupa, di samping unsur bentuk. Namun warna tidak dapat
berdiri sendiri dalam membentuk keindahan, karena masih banyak
unsur lain yang mempengaruhinya. Warna berfungsi untuk
menyempurnakan bentuk dan memberi karakter terhadap karya
seni/desain. Perancangan ini menggunakan pewarnaan alami yang
dihasilkan dari ekstrak kulit buah kakao. Menggunakan fiksator tawas,
kapur, dan tunjung, maka dihasilkan berbagai warna dengan intensitas
warna yang bervariasi. Pewarnaan alami akan menghasilkan warna
yang cenderung kearah warna coklat. Fikstor tunjung akan diarahkan
menjadi warna latar, karena menghasilkan warna yang lebih gelap.
2. Aspek Teknik
Teknik yang dipakai dalam pembuatan karya ini yaitu batik tulis.
Pemilihan teknik ini karena penulis ingin mempertahankan teknik tersebut di
tengah pesatnya perkembangan teknik cap dan printing. Adapun kelebihan batik
tulis dibandingkan dengan teknik batik yang lain, goresan-goresan lebih ekspresif
sehingga tidak akan ada goresan yang sama dalam setiap pengulangannya.
3. Aspek Bahan
Bahan merupakan hal terpenting yang dibutuhkan untuk terealisasinya
karya, maka dipilih bahan yang sesuai dengan kosep perancangan yaitu bahan.
Bahan ini dipilih karena bisa menyerap warna dengan baik dan juga memiliki
serat yang kuat terbuat dari serat alam.
41
4. Aspek Fungsi
Perancangan ini berfungsi sebagai solusi pada masyarakat untuk
memanfaatkan limbah kulit buah kakao sebagai zat pewarna alami, serta media
komunikasi kepada masyarakat akan pentingnya pemanfaatan sumber daya alam
yang ada. Hasil perancangan ini juga sebagai tambahan ide dasar batik berkarakter
ke daerahan di kabupaten Karanganyar.
5. Segmen Pasar
Produk yang dihasilkan dari perancangan ini adalah tekstil pakaian yang
bersifat ekskelusif. Sasaran yang dituju orang dewasa, dikarenakan mereka sudah
memiliki penghasilan dan dirasa dapat untuk membeli produk ini.
C. Kriteria Desain
Kriteria perancangan pada tugas akhir ini adalah mampu merancang batik
dengan sumber ide tanaman buah kakao sebagai motif berkarakter ke daerahan
yang memiliki ciri khas yang berbeda dari batik didaerah lain. Karya ini dibuat
dengan desain khusus. Setiap produk berbeda satu dengan yang lainnya dan bukan
untuk produk massal. Pertimbangan perancangannya adalah proses produksi yang
membutuhkan banyak tenaga kerja, biaya produksi, bahan yang digunakan dan
waktu proses produksi yang lama. Oleh karena itu, segmen pasar diperuntukkan
pasar sosial menengah keatas. Dengan segmen pasar menengah keatas diharapkan
produk ini menjadi sebuah alternatif produk tekstil yang ramah lingkungan.
42
D. Pemecahan Masalah
Visualisasi desain adalah bentuk kerja kreatif dalam mengeksternalkan ide,
gagasan, dan konsep. Visualisasi desain menjadi sebuah bentuk penggabungan
dari kesatuan berbagai macam aspek yang sudah dipertimbangkan untuk
menghasilkan sebuah produk.
Pemecahan visual dalam perancangan karya ini diawali dengan melakukan
survai, studi literatur, wawancara terkait visualisasi karya, serta pendalaman
bentuk dari tanaman buah kakao. Tanaman buah kakao terdiri dari batang, daun,
bunga, dan buah yang akan dikomposisikan menjadi motif batik secara seimbang
dan harmonis sebagai perwujutan karakter visual. Pengolahan motif batik
dilakukan secara dekoratif.