bab ii kajian teori - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/c0712031_bab2.pdfmedia...

21
10 BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Visual 1. Perancangan Perancangan adalah suatu kegiatan untuk merancang atau membuat dan membentuk pola-pola tertentu sesuai dengan tujuan yang ditetapkan ber- dasarkan proses perencanaan dan pemikiran yang matang. Jika dikaitkan dengan pendahuluan, perancangan yang dimaksud adalah proses membuat media buku panduan menyusui sesuai minat dan selera ibu hamil dan me- nyusui sebagai target pembaca. “Perancangan adalah proses merencanakan segala sesuatu lebih dahu- lu.” (Kamus Bahasa Indonesia, 1988:1164). Taura dan Nagai (2009:3) mendefinisikan perancangan sebagai proses penyusunan suatu bentuk atau pola yang diinginkan untuk di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Sardi (2004:27) Perancangan merupakan peng- gambaran, perencanaan, pembuatan sketsa dari sekumpulan unsur terpisah dan menjadi satu kesatuan yang utuh dan memiliki fungsi . 2. Perancangan Visual Kata visual berasal dari kata videre dari bahasa latin yang artinya melihat yang kemudian dimasukkan ke dalam bahasa inggris visual. Visual berarti segala sesuatu yang dapat dilihat menggunakan indra penglihatan atau berdasarkan penglihatan. Memvisualkan berarti menjadikan suatu konsep dapat dilihat menggunakan indra penglihatan (Kamus Bahasa Indonesia, 1988:1609).

Upload: dinhhuong

Post on 07-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Perancangan Visual

1. Perancangan

Perancangan adalah suatu kegiatan untuk merancang atau membuat

dan membentuk pola-pola tertentu sesuai dengan tujuan yang ditetapkan ber-

dasarkan proses perencanaan dan pemikiran yang matang. Jika dikaitkan

dengan pendahuluan, perancangan yang dimaksud adalah proses membuat

media buku panduan menyusui sesuai minat dan selera ibu hamil dan me-

nyusui sebagai target pembaca.

“Perancangan adalah proses merencanakan segala sesuatu lebih dahu-

lu.” (Kamus Bahasa Indonesia, 1988:1164).

Taura dan Nagai (2009:3) mendefinisikan perancangan sebagai proses

penyusunan suatu bentuk atau pola yang diinginkan untuk di masa yang akan

datang. Sedangkan menurut Sardi (2004:27) Perancangan merupakan peng-

gambaran, perencanaan, pembuatan sketsa dari sekumpulan unsur terpisah dan

menjadi satu kesatuan yang utuh dan memiliki fungsi .

2. Perancangan Visual

Kata visual berasal dari kata videre dari bahasa latin yang artinya

melihat yang kemudian dimasukkan ke dalam bahasa inggris visual.

Visual berarti segala sesuatu yang dapat dilihat menggunakan indra

penglihatan atau berdasarkan penglihatan. Memvisualkan berarti menjadikan

suatu konsep dapat dilihat menggunakan indra penglihatan (Kamus Bahasa

Indonesia, 1988:1609).

11

Menurut Kusrianto (2007) seperti dikutip oleh Lestari (2011:15-16)

visual sendiri merupakan hal-hal yang berhubungan dengan dunia penglihatan

dengan kata lain segala sesuatu yang tampak, dapat disaksikan, dan direspon

oleh indra penglihatan.

Ada beberapa unsur yang dapat membantu mewujudkan suatu tampi-

lan visual:

a. Titik, adalah satu unsur visual yang wujudnya relatif kecil, cenderung

ditampilkan dalam variasi jumlah, susunan, dan kepadatan tertentu.

b. Garis, dianggap sebagai unsur yang banyak berpengaruh terhadap

pembentukan suatu objek sehingga dikenal sebagai goresan atau core-

tan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna.

c. Bidang, memiliki dimensi panjang dan lebar yang bisa dihasilkan

dengan menyusun titik maupun garis dalam kepadatan tertentu dan

dengan mempertemukan potongan goresan satu garis atau lebih.

d. Ruang, bisa dihasilkan karena adanya bidang dengan pembagian antar

objek dengan unsur: titik, garis, bidang, dan warna. Ruang lebih

mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dibagi men-

jadi ruang nyata dan ruang semu.

e. Warna, sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang men-

dukung keberadaannya ditentukan jenis pigmen dimana kesan yang

diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya.

f. Tekstur, adalah nilai raba dari sebuah permukaan. Secara fisik dibagi

menjadi tekstur kasar dan halus dengan kesan pantul mengkilap dan

12

kusam. Ditinjau dari efek tampilannya digolongkan menjadi tekstur

nyata dan tekstur semu.

Dilihat dari beberapa tinjauan diatas tentang perancangan dan visual

dari beberapa sumber dapat diartikan bahwa perancangan visual atau desain

visual adalah proses perencanaan dan penyusunan terhadap nilai-nilai visual

baik dari sudut pandangan estetika dan ilmu komunikasi efektif.

Desain visual adalah wujud tata letak dan penggabungan terencana dari

unsur-unsur seni seperti warna, bentuk, dan ilustrasi sehingga menarik dan in-

formatif bagi orang yang melihatnya. Desain visual yang baik berhubungan

dengan emosional manusia di dalam alam bawah sadar dan mampu

mempengaruhi keputusan, mengubah persepsi dan harapan (A. dan Gunarsa,

2011:95).

Pada saat ini perancangan visual menjadi hal yang penting. Dikare-

nakan pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan untuk menilai ling-

kungan mereka berdasarkan isyarat visual atau dari apa yang mereka lihat

dengan mata mereka.

B. Promosi

1. Promosi

Promosi adalah salah satu bagian penting dan merupakan salah satu

bauran dalam kegiatan pemasaran suatu produk yang dapat berupa pemberian

informasi, membujuk atau mempengaruhi seseorang untuk menggunakan

produk yang ditawarkannya.

“Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang

bertujuan untuk mengubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang sebelumnya

13

tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan mengingat

produk tersebut.” (Saladin dan Oesman, 2002:123).

Sedangkan pengertian promosi menurut Kurniawan (2014:57) adalah

“Kegiatan yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk mempromosikan,

mengenalkan, mempublikasikan produknya agar dapat diterima oleh masyara-

kat. Tujuan dari promosi adalah masyarakat tertarik pada produk itu, karena

ketertarikan ini maka konsumen berkeinginan untuk membeli produk itu”

Berdasarkan pendapat di atas bisa disimpulkan promosi merupakan media

komunikasi dan penghantar pesan yang dilakukan baik oleh perusahaan mau-

pun perantara dengan maksud untuk menginformasikan mengenai produk,

harga, dan tempat. Informasi tersebut bersifat memberitahukan, membujuk,

dan mengingatkan kembali kepada konsumen, para perantara, dan atau kom-

binasi keduanya. Dalam promosi, terdapat kombinasi dari beberapa unsur

yang dapat menentukan keberhasilan sebuah promosi tersebut yang biasa

disebut bauran promosi.

2. Promosi Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2012:21) promosi kesehatan dalam arti pen-

didikan, secara umum adalah berbagai cara yang direncanakan untuk

mempengaruhi atau membujuk orang lain, baik individu, kelompok, atau

masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku

pendidikan atau promosi kesehatan.

Pengertian menurut WHO, berdasarkan Ottawa Charter (1986)

mengenai promosi kesehatan sebagai hasil Konferensi Internasional Promosi

Kesehatan di Ottawa Kanada adalah “Health promotion is the process of ena-

14

bling people to control over and improve their health. To reach a state of

complete physical, mental, and social well-being, an individual or group must

be able to identify and realize aspiration, to satisfy needs, and to change or

cope with or cope with the environment.” Dari pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah suatu cara untuk meningkatkan

kontrol hidup manusia dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang

jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri (self empowerment).

Pengertian promosi kesehatan yang dirumuskan oleh Australian Health

Foundation adalah “Health promotion is programs which designed to bring

about change within people, organization, communities, and their environ-

ment.”. Maksudnya adalah promosi kesehatan merupakan program yang

dirancang untuk membawa perbaikan di dalam masyarakat sendiri, maupun

dalam organisasi dan lingkungannya.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa promosi

kesehatan berpusat pada kegiatan yang akan dilakukan dan hasil yang ingin

didapatkan. Hasil yang ingin dicapai promosi kesehatan adalah meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat. Selain itu promosi kesehatan tidak hanya ber-

tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan saja,

namun juga untuk memperbaiki lingkungan dalam rangka menjaga kesehatan

masyarakat.

3. Media Promosi Kesehatan

Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk mem-

permudah dalam menyampaikan pesan atau informasi untuk masyarakat, baik

melalui media cetak, elektronik, maupun media luar ruang sehingga sasaran

15

dapat meningkat pengetahuannya yang pada akhirnya diharapkan dapat men-

gubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2012:65).

4. Penggolongan Media Promosi Kesehatan

Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media

itu dibagi menjadi tiga, yaitu media cetak, media elektronik dan media papan.

a. Media Cetak

Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan

sangat bervariasi, antara lain sebagai berikut:

1) Booklet, ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan

kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar.

2) Leaflet, ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan

kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam

bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi.

3) Flyer (selebaran), bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak berlipat.

4) Flip Chart (lembar balik), media penyampaian pesan atau informasi

kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku

yang tiap halamannya berisi gambar peragaan dan lembaran baliknya

berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan

gambar tersebut.

5) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang mem-

bahas suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan

kesehatan.

16

6) Poster, ialah bentuk media cetak yang berisi pesan atau informasi

kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-

tempat umum, atau di kendaraan umum.

7) Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.

b. Media Elektronik

Media elektronik sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan atau

informasi kesehatan bereda-beda jenisnya antara lain:

1) Televisi

Penyampaian pesan atau informasi atau kesehatan melalui media tele-

visi dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya

jawab sekitar masalah kesehatan, pidato (ceramah), TV Spot, kuis atau

cerdas cermat, dan sebagainya.

2) Radio

Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui radio juga

dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain obrolan (tanya jawab),

sandiwara radio, ceramah, radio spot dan sebagainya.

3) Video

Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan dapat melalui vid-

eo.

4) Slide

Slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informa-

si-informasi kesehatan.

5) Film Strip

17

Film Strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan

kesehatan.

6) Media Papan (Billboard)

Papan (billboard) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi

dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media papan

di sini juga mencangkup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng

yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (bus dan taksi) (No-

toatmodjo, 2012:65-66).

C. Buku Panduan

1. Tinjauan Buku

Buku adalah jendela dunia yang menghubungkan peradaban satu

dengan yang lainnya. Dari sebuah buku kita bisa mengenal sejarah dan ke-

budayaan bangsa lain. Buku juga menjadi tempat penyimpanan dan berkum-

pulnya ilmu pengetahuan dari seluruh dunia dan menjadi saksi bisu dari proses

perjalanan hidup umat manusia. Apa saja dapat kita ketahui dengan membaca

buku.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:229) buku mempunyai

arti yaitu “Lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong.”

Pengertian buku dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan fungsinya. Menurut

bentuknya, buku merupakan kumpulan halaman atau lembaran tertulis yang

dicetak; dihimpun menjadi satu serta mempunyai bentuk tertentu. Menurut

fungsinya, buku merupakan alat penghubung kebudayaan dalam bentuk hasil

tulisan cetakan yang terkumpul menjadi satu atau beberapa bagian (Satriadi:

2010,8-10).

18

Menurut Rustan (2009:122) buku berisi lembaran halaman yang cukup

banyak, sehingga lebih tebal daripada booklet. Berbeda dengan booklet yang

bisa dijilid hanya dengan staples atau bisa juga tidak dijilid karena cuma

terdiri dari beberapa lembar, pada buku penjilidan yang baik merupakan keha-

rusan agar lembar-lembar kertasnya tidak tercerai-berai.

2. Struktur dan Bagian-Bagian Penyusun Buku

Berdasarkan isi tulisan Satriadi (2010:18) dalam sebuah buku, ada be-

berapa elemen yang ikut mendukung terbentuknya sebuah buku secara utuh

dan keseluruhan. Secara garis besar buku tersusun atas beberapa bagian, yaitu

:

a. Halaman Kulit Depan (Cover)

Yaitu kulit bagian depan buku yang biasanya terbuat dari bahan yang

tebal berbeda dengan halaman isi, dan diletakkan pada bagian depan dan

bagian belakang (terakhir) sebuah buku. Pada bagian sampul depan se-

buah buku biasanya terdapat judul (topik) buku, nama pengarang atau

penerbit. Sedang pada sampul bagian belakang tercantum sinopsis buku

dan alamat instansi yang menerbitkan buku tersebut. Jenis penyampulan

ada dua macam, yaitu soft cover dan hard cover.

b. Halaman Pelanggaran Hak Cipta

Halaman ini menerangkan mengenai instansi yang menerbitkan buku,

judul buku, pengarang, pelanggaran hak cipta dan tahun cetakan (berapa

kali buku itu dicetak ulang).

c. Halaman Judul Utama

19

Bagian ini berisi mengenai judul utama dari buku, terdiri atas judul utama,

sub judul, penerbit dan pengarang.

d. Halaman Kata Pengantar

Yaitu tulisan yang berisi paparan alasan yang dibuat pihak yang menge-

luarkan buku, mengapa ia membuat buku tersebut, serta ucapan terima

kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyusun buku

tersebut.

e. Halaman Daftar Isi

Bagian ini memuat berbagai pokok isi yang dikandung buku tersebut. Bi-

asanya pada halaman ini dibubuhi dengan sistem penomoran dari awal

sampai akhir, tujuannya untuk memudahkan menemukan bagian-bagian

tertentu dari buku.

f. Halaman Isi (Content)

Yaitu bagian yang membahas buku dan informasi apa yang disampaikan

oleh pembuat buku.

g. Halaman Daftar Kata Asing

Halaman ini berisi mengenai kata-kata asing (istilah) yang sulit di-

mengerti dalam buku dan dicoba dijelaskan.

h. Halaman Indeks

Yaitu berisi mengenai daftar kata atau istilah penting yang terdapat pada

buku yang tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai

halaman atau istilah itu ditemukan.

i. Halaman Daftar Pustaka

20

Halaman ini berisi mengenai referensi mengenai studi pustaka dari

berbagai sumber yang diambil dalam proses penyusunan buku.

j. Halaman Sinopsis

Yaitu berisi mengenai ringkasan dari keseluruhan isi buku, biasanya ter-

letak pada sampul bagian belakang buku.

Selain bagian-bagian yang disebutkan diatas, terdapat bagian pendukung

lainnya yang terdapat dalam sebuah buku. Bagian pendukung terse-

but diantaranya :

a. Nomor Halaman

Urutan dari jumlah halaman atau isi sebuah buku. Biasanya sistem peno-

moran menggunakan angka.

b. Judul Halaman (page tittle)

Tulisan yang mengandung judul buku atau nama pihak yang mengeluar-

kan buku di bagian atas pada setiap halaman buku, atau biasa disebut

bab.

c. Navigasi (sub judul)

Yaitu merupakan kelanjutan dari judul halaman yang kemudian diletakkan

pada bagian atas dan bawah pada setiap halaman.

d. Sidebeld

Yaitu merupakan penghubung antara sampul dengan halaman pertama.

Biasanya berbentuk gambar-gambar yang figuratif dan monochrome,

serta hanya muncul pada sampul hard cover.

e. Footnote (catatan kaki)

21

Yaitu penjelasan bisa berupa referensi atau berasal dari istilah-istilah ten-

tang suatu kata yang terdapat di halaman tersebut.

f. Endnote

Sama seperti catatan kaki hanya saja endnote diletakkan di bagian akhir

buku dan berupa kumpulan-kumpulan footnote yang ada. Biasanya dipakai

bila tidak ada footnote.

g. Glosarium

Penjelasan dan kata-kata istilah asing yang dianggap perlu dijelaskan. Bi-

asanya diletakkan langsung dalam satu halaman bersamaan dengan kata

tersebut, tetapi ada juga yang diletakkan di bagian akhir.

h. Gambar (image)

Tampilan dari suatu gambar (foto, ilustrasi, tabel) yang dapat men-

dukung isi sebuah buku.

3. Sejarah dan Pengertian Buku Panduan

Menurut Satriadi (2010:24) media panduan adalah media yang bersifat

memberikan informasi dan instruksi mengenai ketentuan yang berkaitan

dengan apa yang dipelajari, dituju dan dicapai. Medianya berupa buku pan-

duan, poster, dan lain-lain. Tujuannya adalah menghemat waktu dalam

mempelajari atau mendapatkan informasi tantang suatu hal. Dalam media

panduan, mencakup beberapa hal, menjabarkan informasi mengenai suatu ka-

sus secara singkat tetapi tetap harus lengkap, bahasa yang digunakan mudah

dimengerti dan dipahami, pemakaian tulisan atau huruf yang mudah terbaca,

biasanya ada foto atau ilustrasi sebagai pendukung informasi. Media panduan

22

mempermudah si pengguna media dalam mencerna dan mempelajari hal-hal

yang ingin diketahui.

Menurut Satriadi (2010:24) buku panduan adalah kumpulan kertas atau

bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tu-

lisan atau gambar yang berfungsi sebagai panduan bagi penggunanya. Dan se-

tiap babnya berurutan sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Buku panduan

merupakan buku yang digunakan untuk turis atau pelancong yang men-

erangkan lokasi geografi, tempat tujuan turis dan berbagai hal untuk men-

dukung keperluan turis, seperti: telepon-telepon penting, alamat, harga dan

penjelasan mengenai hotel dan tempat tujuan. Buku panduan turis pertama

yang ditemukan oleh Karl Baedeker di Jerman pada tahun 1835 dan John

Murray III di Inggris pada tahun 1836. Buku panduan mungkin bisa saja di-

artikan sama karena manfaat dan fungsinya, atau bisa saja kita anggap sama.

Dua hal yang berbeda namun memiliki fungsi dan manfaat yang sama. Infor-

masi apa saja dalam buku panduan atau buku saku tersebut?

Definisi buku panduan adalah buku yang berisi petunjuk bagaimana

melakukan sesuatu (Badudu, Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1994, Si-

nar Harapan, Jakarta).

D. Layout

Layout bisa diartikan sebagai tata letak elemen-elemen dalam sebuah de-

sain terhadap suatu bidang media tertentu untuk membantu konsep atau pesan

yang disampaikan (Rustan, 2009: 27).

Layout adalah sebuah sketsa kasar awal untuk menggambarkan organisasi

unsur-unsur komunikasi grafis yang akan disertakan (Pujianto, 2005:71). Elemen

23

layout bisa dipisahkan menjadi tiga bagian, yaitu elemen teks, elemen visual, dan

invisible elements (Rustan, 2009: 74).

Sedangkan menurut Book bahwa Layout yang spesifik menunjukkan ru-

ang yang jelas sehingga hasil akhirnya terlihat jelas atau muncul. Adanya indi-

kator khusus di dalam hubungan antara unsur-unsurnya memberikan peluang pada

yang lain untuk membaca, melihat ulang, dan menilai (Book dan schick, 1986:

61).

Menurut Jefkins dalam bukunya “Introduction to marketing, advertising

and public relation” terdapat beberapa hal yang harus dimengerti dan diusahakan

dalam pembuatan sebuah layout yaitu:

1. The law of unity

Umumnya sebuah iklan yang ideal terdiri dari beberapa elemen dalam

komunikasi visual berupa headline, subhead, gambar ( ilustrasi – fotografi ),

body text, logo produk, slogan dan sebagainya yang dibuat dengan memikir-

kan dengan masak agar menghasilkan komposisi yang menarik, baik, dan enak

dilihat.

2. The law of variety

Untuk menghindari citra monoton sebuah iklan dibuat agar terlihat

bervariasi dalam beberapa hal.

3. The law of balance

Dalam iklan media cetak, titik atau garis tengah keseimbangan tidak

selalu tepat di tengah atau pusat tetapi merupakan ruang yang membagi daerah

iklan menjadi kira-kira sepertiga dan dua pertiga bagian .

4. The law of rhythm

24

Saat melihat sebuah iklan, mata pembaca bergerak secara wajar. Jadi

iklan yang ideal harus memiliki alur baca yang jelas dengan urutan headline,

sub head, body text, hingga nama produsen dan alamatnya.

5. The law of harmony

Bagian-bagian tata letak sebaiknya disusun secara harmonis namun

tidak monoton.

6. The law of proportion

Ukuran yang lebih panjang pada salah satu sisi baik secara vertical

maupun horizontal biasanya memberikan nilai lebih terhadap iklan

7. The law of scale

Percampuran warna yang terang dan gelap menginterpretasikan bentuk

visual yang kontras dan lebih menarik. Yang dimaksud untuk memberi aksen

pada bagian tertentu dari iklan. Namun sisi kekontrasan yang terlalu sering

akan menimbulkan aksen membosankan dan akhirnya tidak dapat menampil-

kan apapun ( Jefkins, 1982 : 33 ).

E. Menyusui dan ASI

1. Pengertian Menyusui dan ASI

Definisi menyusui menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah

Memberikan air susu untuk diminum (kepada bayi) melalui buah dada atau

payudara (1988:1164).

Menurut Roesli, menyusui artinya memberikan makanan kepada bayi

secara langsung dari payudara ibu itu sendiri. Menyusui adalah proses alami-

ah, walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan

25

hal yang sifatnya alamiah tidaklah selalu mudah untuk dilakukan oleh para ibu

menyusui (2000:2).

Sedangkan ASI sendiri merupakan cairan hidup yang mengandung

sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi seimbang yang sesuai dengan

kebutuhan tumbuh bayi sampai usia 6 bulan dan memiliki zat kekebalan yang

akan melindungi dan menjaga bayi dari ancaman penyakit infeksi bakteri, vi-

rus, parasit, dan jamur (Roesli, 2000:7-8). .

ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi dan anak yang mengan-

dung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi dan

membantu tumbuh kembang anak secara optimal serta melindungi terhadap

penyakit. ASI mengandung keseimbangan gizi sempurna untuk bayi

(UNICEF, 2010:58).

2. Kandungan ASI

Berdasarkan buku yang ditulis oleh Yuliarti (2010:7) Kandungan yang

terkumpul di dalam ASI, antara lain:

a. ASI memiliki 88,1% air sehingga ASI yang diminum bayi selama pem-

berian ASI eksklusif telah memenuhi kebutuhan bayi dan sesuai dengan

kesehatan bayi. Bayi baru lahir yang hanya memperoleh sedikit ASI pertama

(colostrum/ cairan kental berwarna kekuningan) tidak membutuhkan tambahan

cairan karena bayi dilahirkan dengan jumlah cairan yang cukup di dalam

tubuhnya. ASI yang memiliki kandungan air yang lebih banyak biasanya akan

keluar pada hari ketiga atau keempat.

b. ASI terisi dengan bahan larut yang rendah yang terdiri dari 3,8% lemak,

0,9% protein, 7% laktosa, dan 0,2% bahan-bahan lain. Salah satu keutamaan

26

air adalah untuk menguras kelebihan bahan-bahan larut melalui air seni. Zat-

zat yang bisa dilarutkan (misalnya, sodium, potasium, nitrogen, dan klorida)

disebut sebagai bahan-bahan larut. Ginjal bayi yang pertumbuhannya belum

sempurna hingga usia 2 bulan mampu mengeluarkan kelebihan bahan larut

lewat air seni untuk menjaga keseimbangan kimiawi pada tubuhnya. Karena

ASI berisi sedikit bahan larut maka bayi tidak memerlukan banyak air seperti

layaknya anak-anak atau orang dewasa.

3. Jenis-jenis ASI

a. Colostrum

Jenis ini dibuat pada beberapa hari pertama. Air susu ini sangat kaya

dengan kandungan protein dan antibodi, serta sangat kental. Di awal me-

nyusui, colostrum yang keluar mungkin hanya sebanyak satu sendok teh

saja. Colostrum melapisi usus bayi dan menjaganya dari serangan bakteri

jahat. Produksinya berkurang secara perlahan ketika air susu keluar pada

hari ke 3 sampai 5.

b. Foremilk

Jenis ini disimpan pada saluran penyimpanan dan keluar ketika awal me-

nyusui. ASI dihasilkan sangat berlimpah dan cocok untuk menghilangkan

rasa haus bayi.

c. Hind milk

Jenis ASI ini keluar setelah foremilk habis, saat menyusui hampir selesai.

Sangat kaya, kental, dan penuh lemak bervitamin mirip dengan hidangan

utama setelah sup pembuka. Bayi memerlukan foremilk dan hind milk

(Chumbley, 2004:13).

27

4. Manfaat Pemberian ASI

Banyak manfaat pemberian ASI yang dapat dirasakan bagi bayi, beri-

kut manfaat utama yang diperoleh oleh bayi menurut Roesli (2000:6):

a. ASI sebagai Nutrisi

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bagi masing-

masih bayi. Jadi air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan untuk

bayinya sendiri.

b. ASI Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, dan

jamur. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain akan melindungi

bayi dari penyakit diare.

c. ASI Meningkatkan Kecerdasan

Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan

akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara

optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal, dengan kompo-

sisi yang tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga

mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak bayi agar tum-

buh optimal, antara lain: taurine, laktosa, dan asam lemak ikatan panjang

(DHA, AA, omega-3, omega-6).

d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang

28

Dengan memberikan ASI kepada si buah hati, akan menciptaan suatu

ikatan emosional yang akan semakin mendekatkan si anak terhadap ibun-

ya.

ASI juga memberikan banyak manfaat yang dapat dirasakan bagi sang

ibu, Manfaat pemberian ASI bagi ibu menurut UNICEF (2010:65) antara lain:

a. Terbukti secara ilmiah dapat mengurangi risiko kanker payudara dan

kanker indung telur (ovarium) pada ibu.

b. Cara kontrasepsi alamiah, karena dengan memberikan ASI akan merang-

sang keluarnya hormon prolactin untuk menghasilkan ASI sekaligus

menunda kesuburan sehingga kehamilan tertunda.

c. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan dan mencegah terjadinya ane-

mia.

d. Mengembalikan berat badan seperti sebelum hamil.

e. Lebih ekonomis, praktis, higienis dan hemat waktu.

Ayah dan anggota keluarga yang lain dapat membantu ibu, dengan

menganjurkan ibu beristirahat sambil menyusui bayi. Mereka juga dapat

membantu ibu dengan menyediakan makanan bergizi, menyelesaikan peker-

jaan rumah lainnya atau merawat anak lainnya yang lebih besar.

F. Media Komunikasi Visual

“Media komunikasi merupakan suatu alat atau seperangkat alat yang dapat

digunakan untuk menunjang kelancaran proses komunikasi” (Barata, 2003:108).

Fungsi Media Komunikasi (Ruben dan Stewart, 2013:207) :

29

1. Produksi dan Distribusi Pesan

Produksi informasi merupakan penciptaan terhadap pesan dengan me-

manfaatkan bantuan media komunikasi. Sedangkan distribusi informasi terdiri

dari tiga komponen:

a. Pengiriman: memindahkan pesan.

b. Reproduksi dan penambahan: menyalin, memperkuat atau melipatganda-

kan pesan.

c. Menampilkan: membuat pesan tersedia dalam bentuk fisik begitu mereka

sampai di tempat yang dituju.

Bahasa lisan adalah sarana yang paling penting dalam menciptakan pe-

san vokal. Telepon, CD, MP3, kaset-kaset audio, dan perangkat perekam

lainnya adalah fasilitas memproduksi maupun distribusi pesan. Dalam daftar

panjang dan beragam media visual yang menjadikan dimungkinkannya

pengerjaan produksi dan distribusi pesan, terdapat: abjad huruf, pena dan pen-

sil, komputer, internet, papan reklame, tanda, dan pesan.

2. Penerimaan, Penyimpanan, dan Menemukan kembali Informasi

Media yang ikut menunjang produksi, distribusi, reproduksi, dan atau

amplifikasi juga berperan penting dalam penerimaan sedemikian rupa sehing-

ga pesan dapat diakses. Seperti e-mail aplikasi pesan instan dan berbagai fitur

yang tersedia di era konvergensi media.

Jenis-jenis media komunikasi (Barata, 2003:111) :

1. Berdasarkan Alat yang Digunakannya

Media komunikasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai

berikut:

30

a. Media Komunikasi Audio (pendengaran)

Merupakan alat bantu komunikasi yang memancarkan suara sehingga

memungkinkan komunikasi dapat ditangkap melalui saluran pendengaran.

Contohnya: radio dan telepon.

b. Media Komunikasi Visual (penglihatan)

Merupakan alat bantu komunikasi yang memancarkan tulisan dan atau

gambar, sehingga memungkinkan komunikasi dapat ditangkap melalui

saluran penglihatan. Contohnya: brosur, poster, dll.

c. Media Komunikasi Audio-Visual (pendengaran dan penglihatan)

Merupakan alat bantu komunikasi yang memancarkan suara tulisan dan

atau gambar, sehingga memungkinkan komunikasi dapat ditangkap me-

lalui saluran pendengaran dan penglihatan. Contohnya: televisi, video, dan

film.

2. Berdasarkan Sasarannya

a. Media Komunikasi Umum

Adalah alat komunikasi yang dapat ditujukan kepada sasaran tunggal, ke-

lompok atau massa. Contohnya: telepon, telegram dll

b. Media komunikasi massa

Merupakan alat komunikasi yang ditujukan untuk kepentingan massa. Si-

fat dari komunikasi massa adalah komunikasi satu arah, yaitu dari com-

municator kepada khalayak (massa). Contohnya: surat kabar, televisi, dan

poster.