bab iii kerjasama china dengan negara-negara...

28
59 BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA AFRIKA Dalam bab ini penulis akan memaparkan data mengenai proses kerjasama antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk Forum On China Africa Cooperation (FOCAC). Forum kerjasama tersebut sebagai media yang digunakan China dalam melakukan diplomasi ekono0i di Afrika guna memperluas wilayah kekuasaannya. 1.1 China di Afrika: The New Power in the Continent China telah menjadi salah satu negara yang memiliki kekuatan ekonomi yang besar di dunia, dimana kekuatan China ini telah menyaingi kekuatan dunia lainnya seperti Jepang maupun Amerika Serikat. Pertumbuhan China yang begitu pesat dalam ekonomi, bisa dilihat dari pertumbuhan dalam bidang industri maupun teknologi yang telah dihasilkan oleh China. 1 Ekspansi perdagangan hasil dari industri dan teknologi telah menyebar di berbagai belahan dunia dimana barang-barang yang berasal dari China telah banyak diminati. Hal tersebut dibuktikan pada orientasi ekspor China adalah produk manufaktur dengan total ekspor pada 2000 mencapai 90%, dan meningkat meningkat sebesar 5% pada 2008. 2 Diminatinya produk-produk dari China juga karena Pemerintah China memberlakukan pengurangan tarif atau bea cukai lainnya terhadap produk-produk yang menopang eksistensi ekspor China di pasar 1 The World Bank, Overview China, diakses dalam : http://www.worldbank.org/en/country/china/overview (02/03/2017,11.45 WIB) 2 Lardy, Nicholas R. 2009. China’s interaction with the global economy. dalam The Turning Point in China’s Economic Development, ed. Ross Garnaut & Ligang Song, ANU E Press and Asia Pacific Press, Australia. Hal 35.

Upload: trinhthu

Post on 29-Jul-2019

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

59    

BAB III

KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA AFRIKA

Dalam bab ini penulis akan memaparkan data mengenai proses kerjasama

antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk Forum On

China Africa Cooperation (FOCAC). Forum kerjasama tersebut sebagai media

yang digunakan China dalam melakukan diplomasi ekono0i di Afrika guna

memperluas wilayah kekuasaannya.

1.1 China di Afrika: The New Power in the Continent

China telah menjadi salah satu negara yang memiliki kekuatan ekonomi

yang besar di dunia, dimana kekuatan China ini telah menyaingi kekuatan dunia

lainnya seperti Jepang maupun Amerika Serikat. Pertumbuhan China yang begitu

pesat dalam ekonomi, bisa dilihat dari pertumbuhan dalam bidang industri

maupun teknologi yang telah dihasilkan oleh China.1

Ekspansi perdagangan hasil dari industri dan teknologi telah menyebar di

berbagai belahan dunia dimana barang-barang yang berasal dari China telah

banyak diminati. Hal tersebut dibuktikan pada orientasi ekspor China adalah

produk manufaktur dengan total ekspor pada 2000 mencapai 90%, dan meningkat

meningkat sebesar 5% pada 2008.2 Diminatinya produk-produk dari China juga

karena Pemerintah China memberlakukan pengurangan tarif atau bea cukai

lainnya terhadap produk-produk yang menopang eksistensi ekspor China di pasar

                                                                                                                1 The World Bank, Overview China, diakses dalam :

http://www.worldbank.org/en/country/china/overview (02/03/2017,11.45 WIB) 2 Lardy, Nicholas R. 2009. China’s interaction with the global economy. dalam The Turning

Point in China’s Economic Development, ed. Ross Garnaut & Ligang Song, ANU E Press and Asia Pacific Press, Australia. Hal 35.

Page 2: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

60    

dunia sehingga biaya input bagi produksi nasional relatif murah, dan pada

akhirnya berdampak pada daya saing produk China yang kompetitif.3

Hal ini kemudian menjadikan China memerlukan sumber daya alam untuk

tetap dapat menghasilkan barang-barang tersebut bagi pabrik-pabrik yang

memproduksinya. Sumber daya alam yang dibutuhkan oleh China seperti minyak

dan material mentah lainnya. Penekanan penting disini adalah kebutuhan China

akan sumber energi minyak. Hal tersebut dibuktikan dengan pertumbuhan

tahunan permintaan minyak China pada tahun 2005-2008 yang rata-rata

mendekati 800 ribu barel/hari, yang berarti mencakup pertumbuhan berkala

sepertiga kebutuhan dunia atau sama dengan 70% pertumbuhan kebutuhan

minyak di kawasan Asia-Pasifik, dan 45% dari total konsumsi minyak mentahnya

berasal dari impor.4 Maka, tidak dipungkiri lagi bahwa China membutuhkan

sumber pemasok minyaknya.

Kebutuhan China akan minyak dikarenakan akibat perkembangan industri

China yang begitu pesat, membuat ketidaksepadanan antara jumlah produksi dan

konsumsi minyak yang dilakukan oleh China.

Ketimpangan antara jumlah produksi dan konsumsi minyak di China

tersebut, membuat China harus melakukan ekspansi ke negara-negara penghasil

minyak. Negara-negara kaya minyak menjadi sasaran bagi China untuk dijadikan

sebagai pemasok bagi kebutuhan minyak China. Sumber utama bagi minyak

China masih berasal dari negara-negara Arab, akan tetapi yang menjadi sorotan

                                                                                                                3 Ibid., 4 Rene L. Pattiradjawane. 2009. Minyak Dunia dan Energi China.

http://www.pattiradjawane.com/index.php?option=com_content&task=view&id=262&Itemid=27 . Diakses pada 18 April 2017.

Page 3: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

61    

belakangan ini adalah tentang hubungan China dan Afrika.5 China telah mampu

memperluas pengaruhnya hingga Afrika dimana kemudian kepentingan China

adalah untuk memenuhi kebutuhan minyak dan energi bagi negaranya. Hubungan

China dengan Afrika sendiri telah terjalin lama, dimana sebelumnya sejak tahun

1990 China dan sudan menjalin kerjasama dibidang perdagangan, dan hal ini

berlanjut dan semakin meningkat saat China dan Afrika sendiri mendirikan forum

kerjasama yaitu FOCAC guna memudahkan dan membuka kerjasama di bidang

lain antar kedua negara.6 China melalui kebijakan luar negerinya melakukan

kerjasama dengan pemerintah di Afrika untuk membangun pipa minyak dan

melakukan investasi. Hal ini dilakukan China karena supaya Afrika berkenan

untuk melakukan kerjasama dalam bidang perminyakan untuk memenuhi

kebutuhan minyak di China.

Gambar 3.1 China’s Oil Import7

                                                                                                                5 Adam Blenford. 2009. Saling Ketergantungan China dan Afrika.

http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2009/11/091126_Chinaetiopia.shtml. Diakses pada tanggal 15 April 2017 pukul 19:10 WIB.  

6 Ibid., 7 Lauren Gamache. China’s Trade And Investment Relationship With Africa. Diakses dalam

https://www.usitc.gov/publications/332/2013-04_China-Africa(GamacheHammerJones).pdf. Diakses tanggal 19 Februari 2017, pukul 21:26 WIB.

Page 4: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

62    

Pengaruh China di Afrika semakin lama semakin besar. Upaya China

dalam memperluas pengaruhnya di afrika semakin terlihat karena diperkuat akan

kebutuhan atau kepentingannya di Afrika. China terutama tertarik pada sumber

daya alam dan minyak dari Afrika. Bagi Afrika, kehadiran bisnis China juga

menguntungkan. Sejak pertengahan 1990, kegiatan China di Afrika terus meluas.8

Sekarang ini China aktif hampir di semua negara Afrika. Kepentingan utama

China adalah melakukan bisnis. Selain tertarik pada sumber daya alam, China

juga membidik kawasan Afrika sebagai pasar.9

Orientasi China di Afrika kemudian terlihat dari bagaimana meningkatnya

hubungan kerjasama bilateral antara China dan negara-negara di Afrika. Penting

untuk melihat bahwa strategi China tidak melewati isu-isu sentral yang sedang

berkembang di Afrika seperti masalah hak asasi manusia ataupun demokrasi.

Disebutkan oleh juru bicara dari pemerintah Kenya mengenai hal ini dalam tulisan

David M. Tull10 adalah

“You never hear the Chinese saying that they will not finished a project because the government has not done enough to tackle corruption. If they are going to build a road, then it will be built”. Hal tersebut merujuk kepada Amerika Serikat atau negara Barat lainnya

yang ketika memberikan bantuan ke Afrika selalu memperhatikan dari aspek

politik atau militer. Sehingga inilah yang menjadikan China yang melalui kegiatan

ekonominya di Afrika dipandang berbeda oleh elit politik disana. Selanjutnya

adalah komitmen dari China sendiri ditunjukkan melalui penghapusan hutang

                                                                                                                8 Hamish Mcrae. 2013. China’s Need for Oil Will Send It in Search of Skills. (Online) tersedia

dalam www.independent.co.uk. Diakses pada 03 Februari 2017, pukul 16:08 WIB. Hal 3. 9 Denis Tull. 2009. “China’s Engagement in Africa” dalam W. Harberson, John Rothchild, and

Donald Rothchild (eds.). Africa in World Politic: Reforming Political Order. Westview Press, Boulder, CO80301. Hal 46.

10 Ibid.,

Page 5: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

63    

Afrika, dimana China menghapus hutang dari 31 negara di Afrika11. Bantuan

China terhadap Afrika ini memang mengandung sangat sedikit konten politik

dimana berbeda dengan pendonor dari negara Barat dimana negara Afrika sendiri

harus memenuhi standar dalam hak asasi manusia ataupun demokrasi pada saat

bantuan tersebut akan diberikan kepada mereka. Misalnya saja, China tidak ikut

campur dalam konflik yang memecah salah satu negara di Afrika, yaitu Sudan

yang terpecah menjadi Sudan Utara dan Selatan.12

Melalui keinginan membangun dan adanya perasaan yang sama akan

kolonialisme, hubungan China dan Afrika ini berlanjut untuk mereduksi kekuatan

Barat atau Amerika Serikat. Pola-pola yang digunakan oleh China berbeda dengan

Barat ketika mereka datang ke Afrika dengan menginginkan adanya demokratisasi

atau kestabilan politik ketika memberikan bantuan.13 Keinginan China mereduksi

kekuatan Barat diikuti dengan keberpihakan negara di Afrika dengan kehadiran

China. Secara politik kemudian China lebih diterima oleh pemerintah negara-

negara di Afrika. Penerimaan hadirnya China secara politik akan membantu China

ketika berada dalam institusi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB) atau World Trade Organizations (WTO) yang mengusung kebijakan one

country one vote. Keuntungan dalam institusi ini adalah dukungan yang bisa

diberikan negara-negara di Afrika yang telah memiliki hubungan kerjasama

dengan China.14 Dalam institusi ini, China bisa memenangkan banyak suara

                                                                                                                11 Ibid.,Hal 47.   12 Sara Lengauer. China’s Foreign Aid Policy: Motive and Method, Culture Mandala: The

Bulletin of The Centre Foe East-West Cultural and Economics Studies, Vol. 9, No. 3, 2011, Hal 40.

13 Ibid.,Hal 51. 14Marcus Power dan Giles Mohan. 2012. Towards A Critical of China’s Engagement with

African Development. Open University. Hal 23.

Page 6: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

64    

dalam isu tertentu ketika negara-negara di Afrika mendukung China. Kepentingan

China dapat terlindungi ketika memenangkan suara dari negara-negara di Afrika.

Hal ini karena di lembaga-lembaga dunia seperti PBB, China memerlukan

dukungan. Melalui kerjasama dengan Afrika, China menggalang dukungan

diplomasi. Berbeda dengan Barat, bagi China isu demokrasi dan hak asasi

manusia tidak jadi tema dalam menjalin kerjasama. Hal tersebut tentu

menyenangkan bagi sebagian besar pemerintahan Afrika yang cenderung bersifat

otoriter. Mereka bisa menghindari tekanan, terutama negara-negara dan lembaga

donor Barat sering menekan mereka dengan isu tersebut. Dengan China, tekanan

seperti itu mampu untuk dikurangi.

Banyak data yang memperlihatkan bahwa kehadiran China di Afrika telah

meningkat dalam hal kerjasama ekonomi. China mengekspor barang-barang

dengan harga rendah seperti tekstil, pakaian, alat elektronik, dan mesin dimana

kemudian ekspor tersebut memiliki pasar yang sangat besar peminatnya di Afrika.

Pada tahun 2003 sendiri, China telah menjadi negara kedua terbesar yang

mengekspor bagi negara-negara di Afrika yang tergabung dalam Economic

Community of West African States (ECOWAS)15. Tidak hanya itu, guna untuk

melancarkan kegiatan produksinya tersebut, tentu China membutuhkan sumber

daya alam. Dalam hal ini, negara-negara Afrika yang notabenenya kaya akan

sumber daya alam menjadi supplier bagi China dalam impor sumber daya alam.

China sendiri membutuhkan sumber daya mineral seperti aluminum dan nikel

                                                                                                                15 Maria. 2013. Perpanjangan Pengaruh China di Afrika Melalui Minyak. (Online). http://maria-j-

r-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-83030-Umum-China%20dan%20Afrika.html. Diakses Pada 02 Februari 2017, Pukul 14:08. Hal 3.

Page 7: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

65    

serta membutuhkan juga minyak16 . Data yang dihadirkan oleh Tull adalah

terdapat sepuluh mitra dagang terpenting bagi China di Afrika yaitu Angola,

Afrika Selatan, Sudan, Republik Kongo, Equatorial-Guinea, Gabon, Aljazair,

Nigeria, Maroko dan juga Chad. Menariknya lagi, sembilan dari sepuluh negara

tersebut adalah negara terkaya di Afrika dengan sumber daya alamnya.17

Meskipun banyak yang mengatakan bahwa hubungan kerjasama antara

China dan Afrika adalah tidak sepadan karena eksploitasi sumber daya alam

Afrika oleh China, dan Afrika hanya mengekspor bahan-bahan mentah ke China.

Akan tetapi yang perlu digaris bawahi adalah sebenarnya Afrika memiliki banyak

keuntungan dari kehadiran dan pertumbuhan China di benua hitam tersebut,

meskipun bukan tanpa efek negatif. Peningkatan perdagangan dan link investasi

yang sangat menjanjikan karena memiliki potensi untuk mendukung pengentasan

kemiskinan dan mempertahankan keuntungan ekonomi.18

Juru bicara dari Kementerian Perdagangan China, yaitu Shen Danyang

menggambarkan kerja sama saling menguntungkan China-Afrika. Investasi China

di Afrika meningkat dalam beberapa tahun terakhir telah mendorong pertumbuhan

ekonomi dan pendapatan pajak, menciptakan banyak lapangan kerja dan

membantu melatih tenaga kerja lokal. Sementara itu, turis-turis China membuat

870.000 perjalanan ke Afrika tahun 2015 dalam rangka berwisata.19

Dalam upayanya untuk menjalin hubungan yang saling menguntungkan

dan menjalin kerjasama secara resmi dengan Afrika, presiden China Hu Jintau

                                                                                                                16Denis Tull. 2009. “China’s Engagement in Africa” dalam W. Harberson, John Rothchild, and

Donald Rothchild (eds.). Africa in World Politic: Reforming Political Order. Westview Press, Boulder, CO80301. Hal 51.

17 Ibid.,Hal 55. 18 Hamish Mcrae. 2013. China’s Need for Oil Will Send It in Search of Skills. (Online) tersedia

dalam www.independent.co.uk. Diakses pada 03 Februari 2017, pukul 16:08 WIB. Hal 5. 19 Ibid.,Hal 6.

Page 8: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

66    

mengadakan kunjungan ke berbagai kota Negara-negara Afrika. Banyak upaya

kerjasama yang telah dilakukan oleh China dengan Afrika, diantaranya

menetapkan dana pembangunan China dan Afrika senilai US$ 5 Miliar untuk

mendorong perusahaan-perusahaan China menanam modal di Afrika, menyedikan

pinjaman prefensial US$ 3 miliar dan kredit pembeli prefensial senilai US$ 2

miliar bagi Afrika selama 3 tahun kedepan, menghapus hutang-hutang Negara

Afrika paling terliit hutang dan paling terbelakang dalam bentuk hutang bebas

bunga yang jatuh tempo pada akhir 2005 dan dalam 3 tahun berikutnya melatih

15.000 profesional Afrika, selain itu mengirim 100 ahli pertanian ke Afrika,

membangun 30 rumah sakit dan 100 sekolah di pedesaan dan menambah jumlah

beasiswa pemerintah China bagi mahasiswa Afrika dari 2000 orang menjadi 4000

orang per tahun 2009. 20

1.2 Forum On China Africa Cooperation (FOCAC) Sebagai Media yang

Digunakan China dalam Diplomasi Ekonomi di Afrika

China dan Afrika mempunyai forum kerjasama yang dinamakan Forum On

China Africa Cooperation (FOCAC). Kerjasama antara China dan Afrika

sebenarnya sudah berlangsung sejak lama, akan tetapi forum kerjasama kedua

negara baru dilangsungkan untuk pertama kalinya di Beijing pada bulan Oktober

tahun 2000 yang diikuti oleh 80 kementrian dan 53 negara Afrika.21 Forum ini

berfokus pada peningkatan kegiatan investasi dan juga perdagangan antara China

dan Afrika, dimana kegiatan perdagangan bebas terbuka bagi China dan negara-

negara Afrika.

                                                                                                                20 Martin,op.Cit,h.358 21 Dwijaya Kusuma, 2008, China Mencari Minyak : Diplomasi China ke Seluruh Dunia 1990-

2007. Jakarta, hal:47.  

Page 9: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

67    

Pada forum tersebut, China menyatakan akan menghapus hutang negara-

negara di Afrika sebesar ¥10 Milyar (US$ 1,2 juta).22 FOCAC mencerminkan

bentuk dan isi dari hubungan sementara masa depan China-Afrika bagi kedua

belah pihak untuk mencapai kesejahteraan antara China dan Afrika.

Forum kerjasama China-Afrika (FOCAC) dimulai tahun 2000. FOCAC

yang pertama diselenggarakan di Beijing pada bulan Oktober 2000, yang kedua di

Addis Ababa pada bulan Desember 2003, yang ketiga di Beijing pada bulan

November 2006, yang keempat di Sharm El Sheik-Mesir pada bulan November

2009, yang kelima pada bulan Juli 2012 di Beijing, dan yang terakhir pada

Desember 2015 di Afrika Selatan.23 FOCAC bertujuan untuk lebih memajukan

hubungan antara China dan negara-negara Afrika yang memiliki hubungan

diplomatik. Hal tersebut penting untuk melihat retorika dan meneliti seberapa

sukses pelaksanaan janji FOCAC sudah diimplementasikan di negara-negara

Afrika.24

Anggota FOCAC itu sendiri ada 50 negara. Diantaranya adalah Afrika

Selatan, Aljazair, Angola, Benin, Botswana, Burundi, Chad, Djibouti, Eritrea,

Ethiopia, Gabon, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Guinea Khatulistiwa, Kamerun,

Kenya, Komoro, Kongo, Lesotho, Liberia, Libia, Madagaskar, Malawi, Mali,

Maroko, Mauritania, Mauritius, Mesir, Mozambik, Namibia, Niger, Nigeria,

Pantai Gading, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Rwanda,

                                                                                                                22 Ibid., 23 FOCAC. 2012. Forum on China-Africa Cooperation (FOCAC).

http://www.focac.org/eng/dwjbzjjhys/t952503.htm. Diakses pada tanggal 08 April 2017, pukul 21:15 WIB.

24 Ibid.,

Page 10: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

68    

Sierra Leone, Seychelles, Senegal, Somalia, Sudan, Sudan Selatan, Tanjung

Verde, Tanzania, Togo, Tunisia, Uganda, Zambia, Zimbabwe.25

FOCAC memfasilitasi kepentingan ekonomi China di Afrika seperti adanya

mekanisme pembebasan tarif, kemudahan investasi, dan keikutsertaan hampir

seluruh negara Afrika di dalam FOCAC tanpa memandang wilayah sub-regional

dan besarnya volume perdagangan dan investasi China dengan negara tersebut.

Dalam memudahkan kepentingan ekonomi China di Afrika, China harus bersaing

sebagai kekuatan baru dalam interaksi ekonomi antara negara-negara Afrika

dengan kekuatan-kekuatan ekonomi dunia.

Persaingan tersebut kemudian ditangani dengan strategi-strategi yang ada

dalam FOCAC, seperti pemberian bantuan luar negeri, penguatan sentimen anti

barat dan anti hegemoni, serta penggunaan sifat FOCAC yang fleksibel. Masing-

masing strategi ini digunakan untuk menghadapi jenis pesaing yang berbeda.

Selain itu adanya kemiripan diantara organisasi-organisasi kemitraan Afrika yang

dibentuk oleh Uni Eropa, China, dan India juga menjadi salah satu indikator yang

memperlihatkan kuatnya persaingan di antara negara-negara tersebut dalam

diplomasi dengan negara-negara Afrika.26

Keberadaan isu-isu non-ekonomi dalam FOCAC merupakan penunjang dari

kepentingan ekonomi China. Isu kerjasama politik internasional dan pembentukan

sistem ekonomi internasional yang baru merupakan bentuk sentiment anti barat

dan anti hegemoni yang dibangkitkan untuk menghadapi persaingan kepentingan

ekonomi dengan negara-negara kekuatan lama, yaitu Amerika dan Uni Eropa. Isu

                                                                                                                25 Situs Resmi Forum On China Africa Cooperation (FOCAC). Diakses Online dalam

http://www.focac.org/eng/ltda/ltjj/t933522. Diakses pada tanggal 03 Februari 2017, pukul 20:19 WIB.

26 Hong Zhao. China’s New Energy Diplomasi In Afrika: Progress and Problems. ICW Working Paper No. 2009-11. Kuala Lumpur: Institute of China Studies University Of Malay. 2009.

Page 11: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

69    

keamanan non tradisional merupakan isu penunjang kepentingan ekonomi China

di Afrika, karena China membutuhkan stabilitas keamanan untuk menunjang

aktivitas ekonominya dengan negara-negara Afrika. isu sosial dan juga budaya

digunakan sebagai bagian dari bantuan luar negeri, yang berfungsi sebagai bagian

dari strategi China dalam menghadapi persaingan dengan kekuatan-kekuatan lain

yang mencoba menjalin kerjasama dengan negara-negara Afrika.

Analisis terhadap hubungan China menjelang terbentuknya FOCAC

memperlihatkan bahwa peningkatan kepentingan ekonomi China di Afrika dan

persaingan antara China dengan negara-negara lain dalam pencapaian kepentingan

tersebut menjadi alasan bagi China untuk membentuk FOCAC. Menguatnya

kepentingan ekonomi China di Afrika ini terlihat dari adanya peningkatan volume

perdagangan antara China-Afrika, terbukti hingga tahun 2012, arus perdagangan

antara China dan Afrika terus meningkat.

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa alasan China membentuk FOCAC

adalah untuk memfasilitasi kepentingan ekonomi China di Afrika dan sebagai

tindakan atas rivalitas dalam pencapaian kepentingan ekonominya.

Page 12: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

70    

Gambar 3.2 China-Afrika Trade Volume (2000-2012)27

Selain itu, menguatnya kepentingan ekonomi China di Afrika juga terlihat

dari adanya peningkatan arus investasi dari China ke negara-negara Afrika dalam

berbagai sektor. Investasi China pada bagian pertambangan sebesar 72%, sektor

jasa sebesar 24%, dan sektor industri sebesar US$ 200 juta.28 Sedangkan yang

berkaitan dengan investasi minyak China adalah ditandai dengan adanya

perusahaan minyak yang berada di Sudan, yaitu (China National Petroleum

Corporation) (CNPC). Dimana CNPC memiliki 40% yang merupakan saham

tunggal terbesar, dari Greater Nile Petroleum Operating Company (GNPC).

Dalam upaya untuk mencapai kepentingan ekonominya di Afrika, China

menghadapi persaingan dengan negara-negara lain, seperti Uni Eropa, Amerika

Serikat, Jepang, India, dan juga Brazil. Negara-negara tersebut adalah pesaing-

pesaing China dalam hal perdagangan dengan negara-negara Afrika. selain itu,

persaingan juga terjadi dalam diplomasi pembentukan kemitraan dengan negara-

negara Afrika.29 Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang telah membentuk

organisasi kemitraan dengan negara-negara Afrika sebelum dibentuknya FOCAC,

sedangkan India membentuk kemitraan setelah dibentuknya FOCAC. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa kepentingan ekonomi China di Afrika dan

persaingan antara China dan negara-negara lain dalam pencapaian kepentingan

tersebut merupakan alasan China membentuk FOCAC.

Kemudian juga terdapat beberapa analisis lain dalam kepentingan ekonomi

China di Afrika. pertama adalah posisi Afrika sebenarnya kurang signifikant jika

                                                                                                                27 https://www.wto.org/english/res_e/statis_e/its2015_e/its2015_e.pdf. Hal 287. Diakses tanggal

19 Februari 2017, pukul 20:09 WIB. 28 Kang Wu dan Lan Storey. Op.cit 29 Hong Zhao. China’s New Energy Diplomasi In Afrika: Progress and Problems. ICW Working

Paper No. 2009-13. Kuala Lumpur: Institute of China Studies University Of Malay. 2009.  

Page 13: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

71    

dibandingkan dengan posisi kawasan lain seperti Asia, Eropa, dan Amerika Utara

bagi kepentingan China, Afrika hanya berkontribusi sekitar 5% dari total

perdagangan dan investasi global China.30 Akan tetapi, kuatnya rivalitas dalam

pencapaian kepentingan tersebut mendorong China untuk dapat mengamankan

kepentingan ekonominya di Afrika dari pengaruh negara-negara lain.

Kedua, berdasarkan analisis perdagangan dan investasi yang dilakukan

China di Afrika, terlihat bahwa dalam pencapaian kepentingan ekonomi China di

Afrika, China melihat Afrika sebagai sebuah kawasan bukan sebagai kumpulan

hubungan bilateral antara China dengan negara-negara Afrika secara terpisah. Hal

ini terlihat melalui analisis data perdagangan dan investasi China di Afrika. data

perdagangan China dan negara-negara Afrika menunjukkan bahwa tidak terjadi

pemusatan hubungan perdagangan antara China-Afrika pada beberapa negara

tertentu, kecuali Afrika Selatan.31 Negara-negara Afrika lainnya memiliki peran

berbeda dalam perdagangan dengan China. Sebagian negara berperan sebagai

tujuan ekspor, dan sebagian lain berperan sebagai sumber bahan baku untuk

produksi bahan (impor), seperti kebutuhan akan energi dan minyak. Situasi serupa

juga terjadi pada bidang investasi. Investasi China tersebar di banyak negara

Afrika dan ditujukan pada berbagai sektor. Situasi perdagangan dan investasi

China di Afrika ini menunjukkan bahwa kepentingan ekonomi China di Afrika

sudah menjangkau banyak negara, sehingga tidak lagi memungkinkan bagi China

untuk membentuk organisasi yang hanya mengikutsertakan sebagian negara

Afrika, baik dikategorikan berdasarkan kontribusi ekonomi maupun berdasarkan

                                                                                                                30 Parks Strange, Tiemey, Fuchs, Dreher, and Ramachandran. China’s Development Finance To

Afrika: A Media-Based Approach to Data Collection. (Online) http://aiddatachina.org/projects/2017. Hal 37.

31 Ibid.,Hal 38.

Page 14: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

72    

kawasan. Situasi ini menjelaskan keikutsertaan hampir seluruh negara Afrika dan

organisasi regional Afrika di dalam FOCAC. Tidak mengherankan pula jika

tindakan mengikutsertakan seluruh negara-negara di kawasan Afrika dalam

organisasi kemitraan khusus Afrika ini juga dikuti oleh pesaing-pesaing China,

seperti Uni Eropa, Jepang, dan India.

Ketiga, dokumen-dokumen FOCAC telah menunjukkan bahwa meskipun

ekonomi merupakan faktor dominan kepentingan China di Afrika, di dalam

FOCAC juga diatur isu-isu lain di luar isu ekonomi, seperti isu keamanan non-

tradisional, kerjasama politik internasional, dan isu sosial budaya. Isu-isu tersebut

merupakan penunjang dari pencapain kepentingan ekonomi China di Afrika. isu

keamanan non tradisional berfungsi untuk menunjang keamanan aktivitas

perdagangan dan investasi China di Afrika. Isu kerjasama politik internasional

dan isu sosial budaya berfungsi sebagai pengikat hubungan antara China dan

negara-negara Afrika. informalitas FOCAC memungkinkan China memasukkan

isu-isu tersebut sebagai bidang kerjasama dalam FOCAC.32

Sehingga dapat disimpulkan bahwa FOCAC didirikan sebagai sarana

pencapaian kepentingan ekonomi China di Afrika dan sebagai bentuk strategi

pemenangan atas rivalitas yang terjadi antara China dengan negara-negara lain

dalam pencapaian kepentingan ekonomi tersebut.

3.3 Karakteristik FOCAC Sebagai Organisasi Internasional

FOCAC sebagai organisasi internasional memiliki enam (6) karakteristik.

Fleksibilitas dalam FOCAC terlihat dari tidak adanya aturan dan mekanisme

                                                                                                                32 Chuka Enuka. The Forum on China-Africa Cooperation (FOCAC): A Framework for China’s

Re Engagement with Africa in the 21st Century. Pakistan Journal of Social Sciences (PJSS) Vol. 30, No. 2 (December 2010). Hal 17.

Page 15: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

73    

resmi mengenai pengambilan keputusan dalam forum, serta tidak mengikatnya

deklarasi dan rencana aksi yang dihasilkan dari forum ini.33 Otonomi yang terletak

pada negara anggota FOCAC terjadi karena pada forum ini tidak terdapat

penyerahan wewenang negara pada organisasi. Kontrol terhadap informasi bagi

anggota tampak pada FOCAC karena pada organisasi ini tidak terdapat aturan

mengikat mengenai peredaran informasi yang terkait dengan forum, baik antar

sesama anggota forum maupun kepada publik. Minimalisasi biaya transaksi

jangka pendek dalam FOCAC terjadi karena proses pengambilan keputusan di

dalam forum ini bersifat sederhana dan tidak terikat oleh prosedur formal.

Minimalisasi birokrasi pada FOCAC teramati dari tidak adanya sekretariat

permanen untuk forum ini. Seluruh urusan-urusan administrasi FOCAC ditangani

oleh pemerintah China.34 Penanganan terhadap situasi ketidakpastian terdapat

dalam FOCAC karena informalitas forum ini memberi ruang gerak yang besar

bagi China untuk mengatur dan mengarahkan organisasi sesuai dengan situasi dan

kepentingan China, tanpa adanya prosedur formal yang berpotensi memberi ruang

bagi negara-negara anggota FOCAC lain untuk menghambat kepentingan dari

China sendiri.

Keenam sifat tersebut memberikan kemudahan dan keuntungan bagi China

dalam upaya pencapaian kepentingannya. Fleksibilitas FOCAC memberikan

China kemampuan untuk mengubah bidang-bidang kerja sama, nilai nominal

komitmen, dan susunan keanggotaan FOCAC sesuai dengan situasi yang dihadapi

                                                                                                                33 Ibid.,Hal 19. 34 Sanusha Naidu. The Forum on China-Africa Cooperation (FOCAC): What Does the Future

Hold?. (Online). http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/000944550704300301. Diakses pada tanggal 4 Februari 2017, pukul 14:59 WIB. Hal 4.

Page 16: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

74    

dan kepentingan yang ingin dicapai oleh China.35 Otonomi FOCAC yang terletak

pada negara anggota, memberi China sebagai inisiator dan kekuatan dominan

pada forum ini, keleluasaan untuk mengendalikan forum dan anggota-anggotanya

untuk mendukung kepentingan China. Kontrol informasi FOCAC yang terdapat

pada negara anggota memberi kemampuan bagi China untuk mengontrol jenis-

jenis informasi yang dapat dipublikasikan kepada seluruh anggota organisasi dan

publik, serta merahasiakan informasi yang berpotensi menghambat pencapaian

kepentingannya. Minimalisasi biaya transaksi jangka pendek memudahkan China

untuk mengambil keputusan dengan cepat tanpa hambatan prosedur formal.36

Kemudian Birokrasi yang minimal menguntungkan China karena negara ini

tidak perlu mengeluarkan anggaran yang besar untuk pembentukan sekretariat dan

dapat melaksanakan administrasi organisasi tanpa melakukan power sharing

dengan negara-negara afrika di sekretariat.37 Penanganan terhadap ketidakpastian

memberikan China kemampuan untuk menghadapi ketidakpastian dalam kerja

sama dengan negara-negara Afrika. ketidakpastian ini timbul karena adanya

ketidakpastian mengenai kelanjutan kepentingan dan kerjasama ekonomi China di

Afrika, komitmen dan preferensi negara-negara Afrika pada China, situasi

kawasan Afrika, dan situasi internasional. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa keenam sifat organisasi internasional informal dalam FOCAC tersebut

memberikan keuntungan dan kemudahan tersendiri bagi China dalam upaya untuk

mencapai kepentingannya di Afrika.

                                                                                                                35 Ibid.,Hal 5. 36 Garth Shelton and Farhana Paruk. 2008. Th e Forum on China–Africa cooperation A strategic

opportunity. (Online). https://www.files.ethz.ch/isn/103618/MONO156FULL.PDF. Diakses pada tanggal 5 Februari 2017, pukul 13:41 WIB. Hal 3.

37 Ibid., Hal 4.

Page 17: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

75    

Kepentingan ekonomi China mencakup bidang investasi dan perdagangan,

baik mencari pangsa ekspor, juga mencari bahan-bahan baku produksi seperti

energi dan minyak untuk diekspor. Salah satu negara yang sedang mengalami

peningkatan grafik perdagangan dengan China adalah Sudan. Sudan merupakan

produsen minyak dengan jumlah kandungan yang besar. Cadangan minyak Sudan

sendiri menguasai hampir 50% dari total pengeluaran ekonomi setiap tahun, 90%

dari total ekspor dan 80% dari pendapatan pemerintah. Puncak hubungan China

dan Sudan ini terjadi pada tahun 2004 ketika Export-Import Bank of China

(EXIM Bank) memberikan pinjaman sebesar US$ 2 Milyar untuk mendanai

rekonstruksi infrastruktur di Sudan. 38 Sejak itu, hubungan antara keduanya

diwarnai oleh kunjungan bilateral atas petinggi negara yang bertujuan untuk

memperkuat hubungan antara China dan Sudan. Sudan menunjukkan grafik

penaikan yang signifikan dari tahun ke tahun. Selain   itu Sudan juga merupakan

penghasil berlian, mineral, kopi, ikan, timber, dengan Gross National Income

(GNI)-nya US$ 3.450.39

Hubungan perdagangan bilateral antara China dan Sudan tumbuh semenjak

pertengahan 1990an. Pada tahun 1990an, perdagangan bilateral antara keduanya

berkisar antara US$ 150 Juta sampai US$ 700 Juta. Pada tahun 2000,

perdagangan ini mencapai US$ 1,8 Milyar dan akhir tahun 2005 meningkat empat

                                                                                                                38 Ana Cristina Alves. 2010. The Oil Factor in Sino- Angolan Relations at the start of the 21st

century, South African Institute of International Affairs (SAIIA). Diakses dalam http://www.saiia.org.za/images/stories/pubs/occasional_papers/saia_sop_55_alves_20100225.pdf. Diakses pada 04 Februari 2017, pukul 23:59 WIB.

39 Zainuddin Djafar, Gayatri Marisca, & Raisa Muthmaina. 2012. Afrika Barat, Afrika Tengah, & Afrika Selatan: Kajian atas pasar dan politik domestik, relevansi perjanjian Cotonou, dan marketing power diplomasi piala dunia 2010. Universitas Indonesia (UI-Press). Hal:45.

Page 18: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

76    

kali yaitu sebesar US$ 6,9 Milyar, dan kemudian meningkat lagi menjadi US$ 12

Milyar dan Sudan menjadi salah satu partner dagang utama China di Afrika.40

Salah satu kepentingan China ialah untuk mendapatkan pasokan minyak

demi memenuhi kebutuhan negaranya yang semakin meningkat dari tahun ke

tahun. China memilih Sudan untuk mendapatkan pasokan minyaknya dikarenakan

Sudan merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar di benua Afrika

dengan kandungan minyak sebesar 631,5 juta barel. Sudan diperkirakan memiliki

cadangan minyak mentah yang besar yaitu dengan total ekspor 500.000

barel/harinya, Hal ini membuat Sudan berada di urutan ke-34 negara penghasil

minyak Dunia.41 Hubungan kedua negara tersebut terjadi karena kedua negara

benar-benar saling membutuhkan. Sudan yang sedang memerlukan bantuan

negara lain untuk dapat membantu membangun kembali perekonomian

negaranya, diberikan tawaran bantuan oleh China yang sedang memerlukan

pasokan minyak bagi negaranya. Berbagai pihak telah menawarkan bantuan,

tetapi hanya negara China lah yang menawarkan bantuan dengan syarat yang

paling menguntungkan bagi negara Sudan. Prasyarat tersebut yaitu pengembalian

berupa minyak mentah untuk China.

Selain itu China memberikan waktu yang panjang untuk mengembalikan

pinjamannya tersebut. China juga menjanjikan bantuan bagi bangkitnya ekonomi

Sudan. Ekspor minyak dan pinjaman luar negeri sangat membantu mendorong

tingkat pertumbuhan ekonomi. Karena kepentingan China dan Sudan yang saling

                                                                                                                40 Indira Campos and Alex Vines. 2007. Sudan and China : pragmatic partnership: working

paper presented at a CSIS conference “praspect for improving US. -China – Africa Cooperation,CSIS. http://csis.org/files/media/csis/pubs/080306_angolachina.pdf. Diakses pada 04 Februari 2017, pukul 0:09 wib. Hal 12.  

41 Ikhrotul Fitriyah, 2012, Strategi China Dalam Persaingan Dengan Amerika Serikat Untuk Memperebutkan Hak Eksplorasi Minyak Di Sudan, Skripsi HI, FISIP-UMM, hal 3

Page 19: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

77    

membutuhkan tersebut, saat ini kerjasama keduanya masih terus berlanjut dengan

berbagai rencana kerjasama yang akan di jalankan oleh kedua negara.

3.4 Conference dalam Forum On China Africa Cooperation (FOCAC)

Selama 12 tahun terakhir, FOCAC telah melembagakan beberapa

mekanisme pemetaan dan dialog di berbagai tingkat dan dalam berbagai bentuk,

termasuk Konferensi Tingkat Menteri, konsultasi politik antara menteri luar negeri

China dan Afrika di sela-sela Sidang Umum PBB, Pertemuan Pejabat Tinggi

(SOM), dan konsultasi antara Secretariat of the Chinese Follow-up Committee dan

the African Diplomatic Corps in China. Dalam kerangka FOCAC, Konferensi

Bisnis China-Afrika, Forum Rakyat China-Afrika mengenai pertanian, sains dan

teknologi, keuangan, budaya, undang-undang, pemuda dan wanita telah diadakan

secara reguler atau ad hoc.

Beberapa pertemuan atau Conference yang telah dilakukan dalam Forum On

China Africa Cooperation (FOCAC) adalah sebagai berikut42 :

1. The First Ministerial Conference (October 2000, Beijing, China)

Tujuan dilakukannya konferensi ini adalah melakukan konsultasi,

memperdalam pemahaman, memperluas konsensus, memperkuat persahabatan

dan mempromosikan kerja sama. Dalam pertemuan ini dihadiri lebih dari 80

menteri dari China dan 44 negara Afrika, perwakilan dari 17 organisasi

internasional dan regional, dan pemimpin bisnis dari China dan Afrika.

Hasil konferensi menyatakan bahwa konferensi mengadopsi Deklarasi

Beijing dan Program untuk Kerjasama China-Afrika dalam Pembangunan

                                                                                                                42 FOCAC. 2012. Forum on China-Africa Cooperation (FOCAC). (Oniine).

http://www.focac.org/eng/dwjbzjjhys/t952503.htm. Diakses pada tanggal 24 Mei 2017, pukul 02:31 WIB.  

Page 20: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

78    

Ekonomi dan Sosial; Dan mengusulkan untuk membentuk jenis kemitraan

China-Afrika baru yang mencakup stabilitas jangka panjang, kesetaraan dan

keuntungan bersama. Keberhasilan Konferensi Tingkat Menteri Pertama

menandai peresmian FOCAC dan menciptakan sebuah platform baru untuk

dialog dan kerjasama China-Afrika.

Pelaksanaan nyata dari konferensi ini adalah China   membatalkan  

10,9   US$   miliar   hutang   untuk   31   Negara   Afrika,   membentuk   dana  

pinjaman   bagi   pengembangan   Sumber   Daya   Manusia   Afrika,   melatih  

hampir   7.000   tenaga   profesional   Afrika,   dan   memberikan   dana   khusus  

untuk   mendukung   dan   mendorong   investasi   oleh   perusahaan   China   di  

negara-­‐negara   Afrika.   Bantuan-bantuan yang diberikan tersebut juga

diharapkan dapat mempermudah China dalam mencapai kepentingannya di

Afrika, yaitu untuk minyak.

2. The Second Ministerial Conference (December 2003, Addis Ababa, Ethiopia)

Tujuan dilakukannya konferensi ini adalah untuk melakukan kerja

sama praktis dan melakukan tindakan tertentu. Konferensi ini dihadiri

sebanyak 70 menteri luar negeri dan ekonomi dari China dan 44 negara

Afrika, dan perwakilan organisasi internasional dan regional.

Hasil konferensi tersebut menyatakan bahwa konferensi mengadopsi

Rencana Aksi Addis Ababa (2004-2006), dan mengusulkan untuk membentuk

jenis kemitraan baru antara China dan Afrika yang memiliki stabilitas jangka

panjang, persamaan, saling menguntungkan dan kerjasama yang

komprehensif. Menekankan kerja sama praktis dan komprehensif, Konferensi

Page 21: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

79    

tersebut selanjutnya mempromosikan perkembangan suara hubungan China-

Afrika.

Hasil nyata yang telah dilaksanakan melalui konferensi ini adalah

Pemerintah China menandatangani 382 perjanjian bantuan dengan negara-

negara Afrika, melatih 12.600 profesional Afrika, memberikan perlakuan

tanpa tarif untuk ekspor dari 28 negara maju di Afrika dengan 190 item tarif,

dan memberi ijin bagi 17 negara Afrika untuk dijadikan destinasi wisata bagi

turis China. Mengadakan Festival Seni Internasional "Meet in Beijing",

"Voyage of Chinese Culture to Africa" dan dua Festival Pemuda China-Afrika

berhasil dilaksanakan. Hal-hal tersebut dilakukan untuk dapat mempermudah

China dalam mencapai kepentingannya di Afrika, yaitu untuk minyak.

3. The Third Ministerial Conference (November 2006, Beijing, China)

Pada tahun 2006 menandai peringatan 50 tahun peresmian hubungan

diplomatik antara Republik Rakyat China dan negara-negara Afrika. Untuk

merayakan kesempatan tersebut, kedua belah pihak bersama-sama memulai

KTT Beijing dan Konferensi Tingkat Menteri Ketiga FOCAC.

Konferensi ini dihadiri oleh 70 menteri luar negeri atau ekonomi dan

perwakilan dari China dan 48 negara Afrika. Hasil konferensi ini menyatakan

bahwa konferensi meninjau pelaksanaan tindak lanjut dari Konferensi Tingkat

Menteri Kedua dan menyelesaikan persiapan untuk KTT Beijing. Dalam

konferensi ini hanya meninjau pelaksanaan tindak lanjut dari Konferensi

Tingkat Menteri Kedua dan menyelesaikan persiapan untuk KTT Beijing.

4. The Beijing Summit I (November 2006, Beijing, China)

Page 22: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

80    

Tujuan sekaligus tema pertemuan ini adalah persahabatan, perdamaian,

kerjasama dan pembangunan. Pertemuan ini dihadiri oleh Presiden Hu Jintao

dari China dan kepala perwakilan negara swadaya masyarakat dari 48 negara

Afrika.

Hasilnya menyatakan bahwa pertemuan tersebut mengadopsi

Deklarasi Beijing Summit dan Beijing Action Plan (2007-2009), dan

memutuskan untuk membentuk jenis kemitraan strategis baru antara China

dan Afrika yang menampilkan kesetaraan dan kepercayaan bersama,

kerjasama ekonomi saling menguntungkan dan pertukaran budaya. China

mengumumkan delapan langkah kebijakan untuk memperkuat kerjasama

dengan Afrika dan mendukung pembangunannya. The Beijing Summit I

mengangkat hubungan China-Afrika ke tingkat yang telah disahkan dan

meletakkan dasar politik yang solid untuk pembangunan hubungan China-

Afrika yang berkelanjutan.

Pelaksanaan nyata dari adanya konferensi ini adalah Presiden Hun

Jintao melipatgandakan bantuan ke Afrika dalam tiga tahun pasca konferensi.

Selain itu China juga bersedia memberi bantuan kepada Afrika sebesar 3

miliar dolar AS dalam bentuk pinjaman, 2 miliar dolar AS dalam piutang

ekspor, dan 5 miliar dolar AS untuk memperkenalkan investasi China di

Afrika. China berharap bisa membantu untuk meningkatkan taraf kehidupan

rakyat Afrika karena menurut China, Afrika mempunyai tujuan yang sama

untuk meningkatkan pembangunan dan kepentingan yang sama. Bantuan-

bantuan yang diberikan tersebut juga diharapkan dapat mempermudah China

dalam mencapai kepentingannya di Afrika, yaitu untuk minyak.

Page 23: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

81  

5. The Fourth Ministerial Conference (November 2009, Sharm El Sheikh,

Egypt)

Tujuan dari konferensi ini adalah memperdalam kemitraan strategis

jenis baru China-Afrika untuk pembangunan berkelanjutan. Konferensi ini

dihadiri oleh negara asing atau perwakilan menteri ekonomi dari China dan 49

negara Afrika. Hasil pertemuan menyatakan bahwa konferensi mengadopsi

Deklarasi Sharm El Sheikh dan Rencana Aksi Sharm El Sheikh (2010-2012).

China mengumumkan delapan langkah baru untuk memajukan kerjasama

China-Afrika.

Hasil pelaksanaan yang nyata dengan adanya konferensi ini adalah

sebagai berikut :

a. China memberi pinjaman kepada Negara-Negara Afrika lebih dari US $ 10

miliar. Kemudian juga memberikan pinjaman khusus untuk UKM DI

Afrika yang berkomitmen sebesar US $ 966 juta untuk 38 proyek UKM di

Afrika.

b. China membatalkan hutang yang terhutang oleh negara-negara miskin yang

berhutang dan negara-negara terbelakang di Afrika yang memiliki

hubungan diplomatik dengan China sejak akhir tahun 2009. Semua negara

yang paling tidak berkembang di Afrika yang memiliki hubungan

diplomatik dengan China menikmati perlakuan dengan tarif nol untuk 60%

Ekspor ke China.

c. China menerapkan 105 proyek energi bersih di Afrika, membangun lima

pusat demonstrasi agroteknologi baru, mengirim 50 tim agroteknologi ke

negara-negara Afrika, menyediakan peralatan medis, bahan dan obat-

Page 24: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

82    

obatan ke 30 rumah sakit dan 30 pusat pencegahan dan pengobatan

malaria, membangun 19 sekolah baru dan menyediakan pasokan Ke 42

sekolah di Afrika.

d. China melatih 24.000 tenaga profesional untuk Afrika, termasuk 1.500

kepala sekolah dan guru, 3.000 pakar pertanian dan 3, petugas medis, dan

menawarkan 5.710 dan 6.316 beasiswa pemerintah pada tahun 2010 dan

2011 masing-masing.

e. Pada akhir tahun 2011, di bawah Program Kemitraan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi China-Afrika, China telah menerapkan 88 proyek penelitian

dan demonstrasi bersama China-Afrika dan menjadi tuan rumah 42 personil

penelitian Afrika untuk studi pasca-doktor di China.

f. Program Penelitian dan Penukaran SDM China-Afrika mendukung 14

seminar internasional di China dan Afrika, dan mensponsori 500 ilmuwan

China dan Afrika untuk pertukaran akademis dan kunjungan. Di bawah

kerangka Program, institusi akademis China dan Afrika melaksanakan 28

proyek.

Bantuan-bantuan yang diberikan oleh China tersebut juga diharapkan

dapat mempermudah China dalam mencapai kepentingannya di Afrika, yaitu

untuk minyak. Hal ini karena memang tujuan utama China mendekat kepada

Negara-Negara Afrika adalah untuk memenuhi pasokan minyak dalam

negerinya.

6. The Beijing Summit II (December 2015, South Africa)

Pertemuan ini dihadiri oleh lima puluh Kepala Negara dan

Pemerintahan Afrika, Presiden China, Ketua Komisi Uni Afrika (AU), dan

Page 25: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

83    

kepala organisasi internasional dan regional berpartisipasi dalam forum

tersebut. Siaran Pers AU yang dikeluarkan di akhir Forum Uni Afrika,

menyatakan hal berikut43 :

a. Ketua Komisi AU Dr. Nkosazana Dlamini Zuma, dan Presiden Republik

Rakyat China, Xi Jinping, telah bertukar tempat di bidang kritis untuk

memperkuat hubungan antara Uni Afrika dan China. Mereka bertemu

pada tanggal 3 Desember 2015, di sela pertemuan Forum untuk China-

Africa Cooperation (FOCAC) Summit yang kedua, di Pretoria, Republik

Afrika Selatan.

b. Kedua pemimpin tersebut bertemu di Afrika Selatan hampir sebulan

setelah pertemuan mereka di Beijing, China, ketika Ketua Komisi AU

melakukan kunjungan resmi.

c. Kali ini, mereka bertukar tempat di bidang utama yang bertujuan

memperkuat hubungan Afrika-China, termasuk pelatihan keterampilan,

industrialisasi, pengentasan kemiskinan, Pusat Pengendalian Penyakit

Afrika, perdamaian dan keamanan, perubahan iklim, serta pelaksanaan

MoU di dalam Kerangka Rencana Pelaksanaan 10 Tahun Agenda 2063.

d. Setelah pertemuan tersebut, Ketua Komisi AU mengatakan bahwa dia

sangat terinspirasi oleh bagaimana China dapat mengangkat lebih dari 700

juta orang keluar dari kemiskinan dalam waktu yang cukup singkat. China

berencana untuk mengangkat 70 juta orang yang tersisa keluar dari

kemiskinan dalam lima tahun.

                                                                                                                 43  OSSA. 2015. Second China-Africa Cooperation Forum (FOCAC) Summit (4 - 5 December

2015). (Online). http://www.un.org/en/africa/osaa/events/2015/focac20151210.shtml. Diakses pada tanggal 24 Mei 2017, pukul 02:21 WIB.  

Page 26: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

84    

e. Bidang kolaborasi yang diidentifikasi akan membantu Afrika

memindahkan orang-orang Afrika keluar dari kemiskinan, melompati

perkembangannya dan menetapkan langkah untuk sebuah benua yang

terintegrasi, damai dan sejahtera, seperti yang dibayangkan dalam Agenda

Afrika 2063. Kemitraan antara AU dan China sejalan dengan kebutuhan

Afrika dan Prioritas.

f. Kedua pemimpin tersebut mengharapkan hasil KTT FOCAC kedua dan

AU dan pelaksanaannya oleh AU dan Negara-negara Anggotanya

mengenai hasil untuk hubungan China-Afrika yang saling

menguntungkan.

g. Ketua Komisi AU mengumumkan bahwa dia akan segera menunjuk

seorang Duta Besar yang berdedikasi ke China setelah MoU

ditandatangani antara AU dan China pada bulan Januari 2015. Pihak China

telah menunjuk satu.

h. Presiden Xi Jinping mengucapkan terima kasih kepada Ketua AUC atas

komitmennya dalam mengembangkan hubungan yang kuat antara China

dan Afrika. Dia mengatakan bahwa China menghargai hubungannya

dengan Afrika, yang juga dicontohkan oleh kunjungan resmi Ketua ke

China sebulan sebelumnya.

Pada intinya pertemuan atau konferensi yang diadakan dalam FOCAC

bertujuan meningkatkan kerjasama investasi dan perdagangan antara Cina dan

Afrika. Hingga saat ini ada sekitar 49 negara di Afrika yang menjadi anggota

FOCAC dimana kegiatan perdagangan bebas terbuka bari Cina dan negara-negara

AFrika. selain itu peningkatan kerjasama dalam mengeksplorasi SDA menjadi hal

Page 27: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

85    

terpenting kedua disamping perdagangan. Ini membuktikan keseriusan Cina untuk

mengepakkan sayapnya lebih lebar sebagai mitra dagang strategis Afrika. Potensi

pasar yang baik dan juga pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan

menciptakan kondisi yang lebih harmonis di antara Cina dan Afrika.

Selain itu, pertemuan tersebut dijadikan oleh China untuk memeperkuat

bargaining position negaranya di mata dunia internasional melalui dukungan

banyak negara Afrika dalam berbagai keanggotaan rezim internasional, organisasi

internasional seperti PBB, institusi internasional dan lainnya.

Namun, yang jauh lebih penting pada intinya juga merupakan salah satu

langkah strategis yang dilakukan China untuk menguasai sumber-sumber minyak

Afrika. Hal tersebut karena negara-negara di Afrika terkenal sebagai negara

penghasil minyak. Sehingga kepentingan akan minyak juga menjadi hal yang tidak

kalah pentingnya bahkan menjadi prioritas bagi China untuk mengadakan

kerjasama dengan negara-negara Afrika melalui FOCAC.

Kerjasama yang dilakukan China dengan Negara-Negara Afrika didasarkan

pada kepentingan China untuk melakukan ekspansi Minyak. Salah satu negara

penghasil minyak terbesar di Afrika adalah Sudan yang memiliki kandungan

minyak sebesar 631,5 juta barel. Sudan diperkirakan memiliki cadangan minyak

mentah yang besar yaitu dengan total ekspor 500.000 barel/harinya, Hal ini

membuat Sudan berada di urutan ke-34 negara penghasil minyak Dunia.44 Itulah

yang membuat China gencar melakukan diplomasi ekonomi ke Sudan. Proses atau

tahapan dari diplomasi ekonomi China ke Sudan dijelaskan pada bab selanjutnya.

 

                                                                                                               44 Ikhrotul Fitriyah,(07260119),2012,Strategi China Dalam Pwerasaingan Dengan Amerika

Serikat Untuk Memperebutkan Hak Eksplorasi Minyak Di Sudan,Skripsi HI,FISIP-UMM,hal 3

Page 28: BAB III KERJASAMA CHINA DENGAN NEGARA-NEGARA …eprints.umm.ac.id/37665/4/jiptummpp-gdl-ratihdewan-52869-4-babiii.pdf · antara China dengan negara-negara di Afrika dengan membentuk

86