bab iii kajian studi terdahulu

93
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I KALIMANTAN BARAT Halaman I-1 LAPORAN PENDAHULUAN FEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAK TAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK BAB III KAJIAN STUDI TERDAHULU 3.1. Umum Pada penyusunan Bab ini adalah memaparkan tentang hasil kajian studi dan perencanaan yang sudah dilakukan sebelumnya, dimana pokok pembahasannya adalah sebagai berikut : 1. Potensi Sumber Air Baku 2. Neraca Air 3. Kondisi Eksisting SIstem Penyediaan Air 4. Konsep Desain Master Plan Penyediaan Air Baku-Air Bersih Kota Metropolitan Pontianak Kalimantan Barat 5. Kriteria Desain 3.2. Potensi Sumber Air Baku A. Sungai Kapuas (Intake Kapuas Imam Bonjol, Sei Jawi Luar) Untuk melayani Kota metropolitan dan sekitarnya, namun permasalahan yang ada saat ini adalah kedua intake tersebut dipengaruhi Intrusi air laut saat musim kemarau. GAMBAR IMAM BONJOL B. Waduk Penepat

Upload: goparipung-bambang

Post on 23-Jul-2015

305 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-1

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

BAB III

KAJIAN STUDI TERDAHULU

3.1. UmumPada penyusunan Bab ini adalah memaparkan

tentang hasil kajian studi dan perencanaan yang

sudah dilakukan sebelumnya, dimana pokok

pembahasannya adalah sebagai berikut :

1. Potensi Sumber Air Baku

2. Neraca Air

3. Kondisi Eksisting SIstem Penyediaan Air

4. Konsep Desain Master Plan Penyediaan Air Baku-Air Bersih Kota Metropolitan

Pontianak Kalimantan Barat

5. Kriteria Desain

3.2. Potensi Sumber Air Baku

A. Sungai Kapuas (Intake Kapuas Imam Bonjol, Sei Jawi Luar)

Untuk melayani Kota metropolitan dan sekitarnya, namun permasalahan yang ada

saat ini adalah kedua intake tersebut dipengaruhi Intrusi air laut saat musim

kemarau.

GAMBAR IMAM BONJOL

B. Waduk Penepat

Untuk mengantisipasi kondisi kemarau ( Sungai Kapuas terintruisi Air Asin)

dibangun Intake Cadangan di Penepat (24 km arah hulu Intake Kapuas ) dengan

sumber air baku Sungai Landak. Pengaliran dari Intake Penepat dilakukan dengan

pemompaan melalui pipa transmisi air baku sejauh 24 km selanjutnya diolah

menjadi air bersih pada IPA di Imam Bonjol Pontianak. Guna peningkatan kapasitas

air baku saat kemarau telah dilakukan pembangunan waduk penepat dengan luas

2 ( dua ) Ha yang mampu menampung air baku 45.000 m3 dengan 12 jam

Page 2: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-2

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

pengaliran, pembangunan tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi jika Intake

Imam Bonjol terinteruisi air asin, sehingga kontinuitas layanan dapat terjaga

dengan kapasitas minimal.

Waduk Penepat hanya memiliki debit sebesar 400 l/dtk. Namun berdasarkan hasil

analisa hidrologi diketahui bahwa potensi debit pada Sungai Landak (Penepat)

sebesar 99,55 m3/dtk. Apabila akan digunakan untuk pemenuhan air (pada saat

interusi air laut) pada tahun 2030 harus ada penambahan kapisitas tampungan.

Berdasarkan perhitungan kebutuhan air baku pada taun 2030 diketahui sebesar 4

m3/detik (pembulatan dari 3,93 m3/dtk). Dengan asumsi kedalaman air sebesar 4

meter maka tabel berikut menampilkan kebutuhan lahan dan volumenya:

Tabel 3.1. Analisa Kebutuhan Ketersediaan Volume dan Luas Lahan Unuk Waduk

Penepat

No Kebutuhan Air Waktu Pengaliran Volume Kedalaman Luas(m3/dtk) (jam) (m3) (m) (ha)

1 4 12 172800 4 4.32 4 10 144000 4 3.63 4 8 115200 4 2.94 4 6 86400 4 2.25 4 4 57600 4 1.4

Kelebihan penggunaan waduk penepat

1. Pembangunan waduk Penepat beserta kelengkapannya telah

menghabiskan dana yang cukup besar sehingga akan sia-sia jika tidak

terus dimanfaatkan.

2. Tidak perlu pembuatan jalur pipa transmisi baru karena saat ini telah

dilakukan peremajaan pipa.

Kekurangan

1. Waduk Penepat memiliki potensi

terinterusi air laut, walaupun

jarang terjadi. Berdasarkan

Page 3: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-3

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

informasi yang didapat oleh tim konsultan interusi air laut pada

Penepat bisa mencapai 1000 mg/liter.

2. Jalur suplesi yang cukup jauh antara waduk penepat dan PDAM Imam

Bonjol sehingga diperlukan beberapa boster. Hal tersebut cukup

merugikan ditinjau dari tingginya biaya OP.

Gambar 3.1. Fisual Sungai Landak Penepat

Page 4: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-4

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

C. Sungai Landak (Biong)

Sungai Landak pada daerah Biong terletak di hulu Penepat sejauh 6 km.

Berdasarkan info yang didapat oleh tim Konsultan daerah tersebut belum interusi

air laut. Hanya sesekali saja saat kemarau panjang terjadi interusi dengan kadar

yang rendah yaitu sebesar <10 mg/liter.

Potensi dari sumber air sungai landak daerah Biong adalah untuk tambahan suply

air ke waduk penepat dengan jarak 6 km, sehingga untuk kebutuhan air bersih di

massa mendatang tidak membutuhkan perubahan desain tampungan dari waduk

penepat. Namun apaila dalam perkembangan kondisi persungaian di masa

mendatang waduk penepat sudah sering terjadi intrusi saat musim kemarau,

maka pengambilan dari biyung dapat digunakan untuk menggantikan

pengambilan dari waduk penepat.

Kelebihan

1. Prinsip dari alternative ini adalah menambahkan kapasitas pada Waduk

Penepat dari Sungai Landak di daerah Biong. Sehingga Waduk Penepat

tetap difungsikan.

2. Tidak diperlukan rekayasa yang rumit karena prinsip dasar dari

alternative ini adalah membuat intake dari Sungai Landak di daerah Biong

dan disalurkan dengan pipa menuju waduk penepat.

3. Jalur pipa antara waduk penepat dan PDAM Imam Bonjol tetap dapat

dimanfaatkan.

4. Daerah Biong jarang sekali terinterusi apabila terjadi hanya sebesar <10

mg/liter.

Page 5: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-5

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

Gambar 3.2. Fisuali Sungai Landak Daerah Biong

Page 6: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-6

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

D. Sungai Ambawang

Pengembangan Ambawang sendiri telah lama dilakukan study, yaitu pembangunan

bendung karet dan shortcut channel Sungai Landak yang dibawa menuju Sungai

Ambawang untuk tujuan supply debit dan pengenceran residu pada Sungai

Ambawang.

Potensi debit sungai ambawang adalah cukup besar yaitu : 4000 liter/detik mampu

memenuhi kebutuhan Metropolitan Pontianak hingga tahun 2030, namun memiliki

kelemahan yaitu :

1. Sungai Ambawang memiliki kedalaman 10 meter, sedangkan bendung karet

dari pabrik hanya setinggi 5 meter sehingga perlu dilakukan rekayasa teknis

untuk pembangunannya.

2. Sungai Ambawang merupakan jalur transportasi sungai yang cukup ramai.

Apabila dibangun Bendung Karet akan terjadi pemutusan jalur transportasi.

3. Memutuhkan suplesi air dari landak untuk kebutuhan pengenceran residu dan

sedimen Sungai Ambawang sejauh 9 km.

Gambar 3.3. Fisual Sungai Ambawang

Page 7: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-7

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

Gambar 3.4. Fisual Anak Sungai Ambawang Bagian Hulu

E. Sungai Kapuas Kecil Wilayah Durian Kubu Raya

Page 8: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-8

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

Di wilayah Durian Kabupaten Kubu Raya terdapat pengambilan air baku, dimana

di sunga ini beroperasi instalasi air yaitu :

Instalasi Arang Limbung kapasitas total terpasang 130 l/det terdiri dari 1 paket IPA

beton kapasitas 80 liter per detik, 1 paket baja 30 liter per detik dan 1 paket baja 20

liter per detik.

Instalasi penglahan air di Kuala dua kapasitas terpasang 10 liter per detik

Gambar 3.5. Fisual Anak Sungai Durian (Pengambilan Arang Limbung)

3.3. Neraca Air

Total Kebutuhan untuk Kota metropolitan hingga tahun 2030 adalah :

Tabel 3.2. Rekapitulasi Kebutuhan Air Baku Metropolitan Pontianak

Page 9: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-9

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

No Tahun Kebutuhan Air(l/dtk)

1 2015 2751

2 2020 3367

3 2025 3684

4 2030 3926

2015 2020 2025 20300

1000

2000

3000

4000

5000

2751

33673684

3926

Tahun

Kebu

tuha

n Ai

r (l/

detik

)

Gambar 3.6. Grafik Peningkatan Kebutuhan Air Baku Metropolitan Pontianak

Sedangkan potensi ketersediaan sumber sumber air baku di sekitar Kota metropolitan

adalah sebesar :

Tabel 3.3. Debit Andalan Daerah Tangkapan Air Kapuas Kecil

Page 10: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-10

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

n WeilbullJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

1 0.090909 3183.22 3467.24 3113.45 3620.08 3519.47 2827.52 1804.74 3154.80 3623.03 4115.35 3473.20 3769.732 0.181818 3096.61 3047.43 2876.23 3247.97 3336.11 2262.48 1686.17 2788.97 2247.08 2748.69 3222.47 3268.433 0.272727 3002.45 2622.54 2733.93 2968.62 2636.84 2248.19 1642.20 1520.38 2015.26 2606.13 2924.64 2950.694 0.363636 2942.39 2567.85 2355.81 2869.56 2501.21 2030.00 1604.45 1427.73 1805.24 2560.37 2741.42 2946.135 0.454545 2871.95 2530.60 2139.33 2659.48 2236.31 2014.45 1332.60 1307.21 1404.67 2469.59 2447.06 2606.016 0.545455 2475.41 2144.53 1855.25 2448.31 2228.03 1628.04 1330.56 1140.09 1383.65 2168.87 2244.06 2419.527 0.636364 2439.68 1929.36 1841.82 2341.25 2148.29 1472.36 1238.97 1105.82 1299.29 1885.51 2287.77 2371.248 0.727273 2097.42 1774.42 1801.07 2212.74 2089.77 1396.05 1212.05 943.61 1155.04 1884.20 2266.37 2347.439 0.818182 2052.75 1686.21 1755.89 2117.40 1988.57 1224.05 1073.21 723.94 1145.48 1800.09 2098.92 2033.90

10 0.909091 1612.03 1501.27 1695.11 1781.67 1954.00 1218.60 1025.96 682.15 1134.93 1240.83 1974.98 1974.980.8 2061.69 1703.85 1764.93 2136.47 2008.81 1258.45 1100.98 767.87 1147.39 1816.91 2132.41 2096.600.9 1656.10 1519.77 1701.18 1815.24 1957.45 1219.15 1030.69 686.33 1135.99 1296.76 1987.37 1980.87

Debit (m3/dtk)

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sept

Okt

Nov

Des

0

500

1000

1500

2000

2500

Debit Andalan 80% DAS Kapuas Kecil

Bulan

Debi

t (m

3/dt

k)

Gambar 3.7. Debit Andalan 80% DTA Kapuas KecilSumber: Hasil Perhitungan

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sept

Okt

Nov

Des

0

500

1000

1500

2000

2500 Debit Andalan 90% DAS Kapuas Kecil

Bulan

Debi

t (m

3/dt

k)

Gambar 3.8. Debit Andalan 90% DTA Kapuas KecilSumber: Hasil Perhitungan

Tabel 3.4. Debit Andalan DTA Kapuas

Page 11: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-11

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des1 0.09 1162.61 733.76 1052.95 1232.09 1244.92 949.64 814.03 846.19 1007.61 1104.11 1283.88 1291.582 0.18 1015.36 726.27 818.49 1121.54 910.79 722.38 721.12 676.52 962.20 1045.89 1150.66 1197.443 0.27 809.51 566.76 763.00 996.91 832.10 699.09 706.72 673.84 904.53 941.97 1150.04 1162.694 0.36 805.30 550.49 712.36 901.76 794.72 686.15 652.86 663.51 757.62 901.38 1117.31 1161.765 0.45 791.19 533.24 621.98 815.01 751.14 681.92 476.08 489.29 738.43 839.18 1088.09 1150.046 0.55 680.33 496.78 577.38 701.38 734.21 598.28 440.91 461.95 695.50 800.96 1085.61 1136.147 0.64 665.48 472.77 521.17 687.54 686.80 548.27 379.55 338.03 659.95 746.96 998.20 1095.038 0.73 584.75 438.10 451.87 664.95 684.33 489.07 352.57 327.49 572.94 712.61 896.23 977.229 0.82 401.15 405.71 441.32 596.77 567.67 423.42 298.58 302.12 399.47 620.34 860.85 750.17

10 0.91 301.60 389.68 401.88 567.79 543.33 218.87 283.87 100.72 277.11 282.10 770.69 580.590.80 437.87 412.19 443.43 610.41 591.00 436.55 309.38 307.19 434.16 638.79 867.93 795.580.90 311.56 391.28 405.82 570.69 545.76 239.32 285.34 120.86 289.35 315.92 779.70 597.55

n WeilbulDebit (m3/dtk)

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sept

Okt

Nov

Des

0100200300400500600700800900

1000

Debit Andalan 80% DTA Kapuas

Gambar 3.9. Debit Andalan 80% DTA KapuasSumber: Hasil Perhitungan

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sept

Okt

Nov

Des

0100200300400500600700800900

Debit Andalan 90% DTA Kapuas

Gambar 3.10. Debit Andalan 90% DTA Kapuas Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 3.5. Debit Andalan DTA Biyung

Page 12: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-12

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des1 0.09 754.77 567.13 580.99 1178.82 997.16 581.93 469.60 668.45 669.90 867.20 840.66 842.242 0.18 743.89 548.80 554.23 689.65 588.91 534.33 452.42 584.63 606.98 716.30 805.70 832.143 0.27 738.98 535.46 464.10 635.13 586.41 461.46 436.87 498.79 556.70 667.30 797.76 811.444 0.36 609.83 472.46 394.16 597.39 507.76 424.82 374.74 485.53 465.80 621.15 715.95 808.445 0.45 606.84 432.20 385.85 532.00 489.85 399.98 340.93 391.54 448.78 600.84 706.96 688.106 0.55 570.73 329.17 322.04 526.56 467.26 397.60 328.96 386.38 447.83 581.93 688.10 610.687 0.64 460.11 299.49 289.28 524.13 413.71 356.48 264.86 260.00 376.90 524.05 662.25 535.228 0.73 412.66 287.04 264.31 411.51 383.90 344.60 239.61 100.51 293.11 494.75 653.72 519.149 0.82 323.53 258.09 252.26 286.45 361.89 315.89 192.69 82.96 279.26 337.81 530.13 473.64

10 0.91 211.20 205.11 245.52 285.26 292.63 290.43 162.49 80.60 268.61 139.25 437.22 433.870.80 341.35 263.88 254.67 311.46 366.29 321.63 202.07 86.47 282.03 369.20 554.85 482.740.90 222.43 210.41 246.20 285.38 299.56 292.98 165.51 80.84 269.67 159.10 446.51 437.84

n WeilbulDebit (m3/dtk)

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sept

Okt

Nov

Des

0

100

200

300

400

500

600

Debit Andalan 80% DTA Biyung

Gambar 3.11. Debit Andalan 80% DTA Biyung Sumber: Hasil Perhitungan

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sept

Okt

Nov

Des

050

100150200250300350400450500

Debit Andalan 90% DTA Biyung

Gambar 3.12. Debit Andalan 90% DTA Biyung Sumber: Hasil Perhitungan

Page 13: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-13

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

Tabel 3.6. Debit Andalan DTA Penepat

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des1 0.09 894.27 740.98 770.26 1486.97 1249.06 622.07 567.51 648.09 664.45 1073.83 1097.98 979.722 0.18 789.18 605.33 747.76 884.96 669.25 556.25 436.55 621.40 613.48 755.30 905.69 899.133 0.27 779.62 591.99 590.86 777.59 660.97 499.96 416.65 580.04 603.22 718.71 884.42 889.984 0.36 623.31 570.14 557.09 739.12 472.92 491.19 352.38 437.64 600.89 697.44 826.49 870.395 0.45 613.95 553.20 501.01 701.93 469.19 490.76 319.55 402.26 548.28 553.01 796.20 789.716 0.55 603.53 400.26 394.42 659.75 465.67 469.96 314.41 390.90 484.96 488.33 731.23 731.237 0.64 573.13 385.94 349.82 589.18 452.72 427.65 245.28 255.15 306.17 421.89 713.17 702.708 0.73 428.23 383.08 346.71 420.27 448.03 380.13 230.56 120.74 275.14 397.02 650.46 505.379 0.82 413.60 342.91 286.01 364.84 426.39 352.18 226.77 101.67 253.43 298.26 482.03 494.18

10 0.91 324.95 269.16 273.54 321.53 412.65 246.30 197.76 99.31 222.23 139.02 406.52 423.750.80 416.53 350.95 298.15 375.93 430.72 357.77 227.53 105.49 257.77 318.01 515.72 496.420.90 333.81 276.54 274.79 325.86 414.02 256.88 200.66 99.55 225.35 154.95 414.07 430.80

n WeilbulDebit (m3/dtk)

0

100

200

300

400

500

600

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Ags

Sep

t

Okt

No

v

De

s

Debit Andalan 80% DTA Penepat

Gambar 3.13. Debit Andalan 80% DTA Penepat Sumber: Hasil Perhitungan

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Ags

Sep

t

Okt

No

v

De

s

Debit Andalan 90% DTA Penepat

Gambar 3.14. Debit Andalan 90% DTA Penepat Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 3.7. Tabel 5. 1. Debit Andalan DTA Ambawang

Page 14: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-14

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des1 0.09 81.10 96.78 78.34 75.35 94.89 85.03 51.53 122.23 153.66 88.57 85.84 93.622 0.18 77.63 85.14 60.60 72.59 69.39 69.23 48.89 75.85 85.92 67.89 82.15 87.213 0.27 65.15 60.07 57.96 60.31 63.30 56.79 47.22 49.66 57.95 63.81 77.29 80.424 0.36 61.33 54.04 53.28 58.11 51.02 49.92 40.70 40.48 50.69 58.75 74.04 64.035 0.45 52.55 47.81 52.17 52.89 48.94 38.18 38.95 35.06 45.43 58.02 65.44 55.756 0.55 49.99 43.51 29.26 51.22 43.76 37.17 36.26 33.48 40.73 57.67 60.67 54.457 0.64 49.46 37.93 27.31 43.44 38.49 31.33 27.97 22.71 35.35 44.22 51.83 43.328 0.73 48.30 24.77 23.52 29.26 33.49 17.66 19.96 22.01 35.20 42.38 47.45 39.369 0.82 30.19 17.54 23.28 27.00 31.80 14.20 18.14 16.51 29.85 29.93 41.23 38.48

10 0.91 10.76 14.80 21.65 22.72 18.43 14.15 14.38 11.58 23.09 28.90 23.20 23.200.80 33.81 18.98 23.33 27.45 32.14 14.90 18.50 17.61 30.92 32.42 42.48 38.660.90 12.70 15.07 21.81 23.15 19.76 14.16 14.76 12.07 23.77 29.00 25.00 24.73

n WeilbulDebit (m3/dtk)

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sept

Okt

Nov

Des

05

1015202530354045

Debit Andalan 80% DTA Ambawang

Gambar 3.15. Debit Andalan 80% DTA AmbawangSumber: Hasil Perhitungan

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sept

Okt

Nov

Des

0

5

10

15

20

25

30

35

Debit Andalan 90% DTA Ambawang

Gambar 3.16. Debit Andalan 90% DTA AmbawangSumber: Hasil Perhitungan

Page 15: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-15

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

Tabel 3.8. Tabel 5. 2. Debit Andalan DTA Ambawang Hulu

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des1 0.09 56.16 67.01 54.24 52.17 65.70 58.86 35.67 84.64 106.40 61.34 59.43 64.822 0.18 53.75 58.94 41.95 50.27 48.05 47.94 33.87 52.53 59.49 47.00 56.88 60.393 0.27 45.11 41.58 40.12 41.76 43.82 39.33 32.71 34.40 40.12 44.19 53.51 55.684 0.36 42.46 37.41 36.90 40.23 35.33 34.56 28.19 28.03 35.09 40.68 51.26 44.335 0.45 36.37 33.10 36.12 36.63 33.88 26.44 26.97 24.28 31.47 40.16 45.31 38.606 0.55 34.61 30.14 20.25 35.46 30.31 25.73 25.10 23.19 28.19 39.94 42.01 37.707 0.64 34.24 26.26 18.90 30.07 26.64 21.70 19.36 15.73 24.47 30.63 35.89 30.008 0.73 33.45 17.15 16.29 20.27 23.19 12.23 13.83 15.25 24.37 29.35 32.85 27.259 0.82 20.91 12.15 16.12 18.71 22.02 9.83 12.55 11.43 20.66 20.72 28.54 26.65

10 0.91 7.45 10.24 14.99 15.73 12.75 9.79 9.95 8.02 15.97 20.01 16.06 16.060.80 23.41 13.15 16.15 19.02 22.25 10.31 12.81 12.19 21.40 22.45 29.40 26.770.90 8.79 10.43 15.10 16.03 13.68 9.80 10.21 8.36 16.44 20.08 17.31 17.12

n WeilbulDebit (m3/dtk)

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sept

Okt

Nov

Des

0

5

10

15

20

25

30

35

Debit Andalan 80% DTA Ambawang Hulu

Gambar 3.17. Debit Andalan 80% DTA Ambawang Hulu

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sept

Okt

Nov

Des

0

5

10

15

20

25

Debit Andalan 90% DTA Ambawang Hulu

Gambar 3.18. Debit Andalan 90% DTA Ambawang HuluSumber: Hasil Perhitungan

Tabel 3.9. Rekapitulasi Debit Andalan Sungai Sungai Kota Metropolitan Pontianak

Page 16: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-16

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

No Nama DTA Debit Andalan(m3/detik)

1 Kapuas Kecil 686.332 Kapuas 120.863 Biong 80.844 Penepat 99.555 Ambawang 12.076 Ambawang Hulu 8.36

Page 17: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT

Halaman I-17

Gambar 3.19. Gambar Peta Daerah Tangkapan Air Rencana Intake Pengambilan Penyediaan Air Baku

Page 18: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-18

Berdasarkan besar tingkat kebutuhan air bersih dan besar ketersediaan air baku maka

berikut perbandingan ketersediaan dan kebutuhan air di Kota Metropolitan hingga

tahun 2030 :

Tabel 3.10. Neraca Air Wilayah Kota Metropolitan Pontianak

No Nama DTA Debit Andalan 90% (m3/dtk) Debit Kebutuhan (m3/dtk) Selisih (m3/dtk)1 Kapuas Kecil 686.33 3.93 682.402 Kapuas 120.86 3.93 116.933 Biyung 80.84 3.93 76.914 Penepat 99.55 3.93 95.625 Ambawang 12.07 3.93 8.146 Ambawang Hulu 8.36 3.93 4.43

Sumber: Hasil Analisa

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa potensi air di Kalimantan Barat

terutama daerah Metropolitan Pontianak cukup besar, Terjadi surplus air apabila

dibandingkan antara debit andalan dan kebutuhan air minum. Namun yang perlu

diperhatikan adalah masalah kualitas air dan interusi air laut.

3.4. Kondisi Eksisting SIstem Penyediaan Air

3.4.1. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Kota Pontianak

Kegiatan penyediaan air minum Kota Pontianak dimulai tahun

1959 yang ditandai oleh pembangunan sarana dan prasarana

penyediaan air minum melalui pembangunan Instalasi

Pengolahan Air (IPA) Kapasitas 100 l/det di Kompleks IPA Imam

Bonjol dan mulai dioperasikan pada tahun 1962. Sumber air

yang digunakan adalah air permukaan yang berasal dari S.

Kapuas yang diolah secara konvensional melalui instalasi

dengan sistem pengolahan lengkap.

Pada awalnya pengelolaan ditangani oleh Dinas Saluran Air

Minum kemudian pada tanggal 14 Mei tahun 1975, Dinas

Saluran Air Minum tersebut berganti nama dan status menjadi

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) melalui Peraturan

Daerah Kotamadya Dati II Pontianak Nomor : 03 tahun 1975.

Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan dan kebutuhan akan air minum melalui

berbagai upaya pihak manajemen Perusahaan bersama-sama Pemerintah baik Pusat

Unit produksi Imam Bonjol dan Sei Jawi Luar menggunakan air baku dari S.Kapuas dan lokasi Selat Panjang menyadap dari S. Landak. Kedua sungai tersebut berkapasitas cukup besar, namun saat air laut pasang muka air sungai tertahan naik. Rata-rata fluktuasi pasang surut muka air sungai sekitar 1 - 2 m,

Page 19: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-19

dan Daerah telah meningkatkan kapasitas Instalasi dari semula 100 l/det pada tahun

1959 menjadi 1.210 l/det sampai tahun 2009. Peningkatan ini dilakukan secara

bertahap dengan pendanaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

PDAM, Pinjaman Komersial, Rekening Pembangunan Daerah, maupun Hibah

Pemerintah.

Unit Air Baku

Unit produksi Imam Bonjol dan Sei Jawi Luar menggunakan air baku dari S.Kapuas

dan lokasi Selat Panjang menyadap dari S. Landak. Kedua sungai tersebut

berkapasitas cukup besar, namun saat air laut pasang muka air sungai tertahan naik.

Rata-rata fluktuasi pasang surut muka air sungai sekitar 1 - 2 m, musim kemarau

terhadap musim penghujan juga mengalami penurunan hingga 1m. Hal ini

menyebabkan fluktuasi min. – maks. mencapai 3m, bahkan walau sesaat tahunan

berkala terjadi mencapai 4 m. Sejalan dengan pasang-surut, air baku juga

mengandung fluktuasi kualitas air yang signifikan terhadap penyadapan dan unit-unit

proses IPA. Hal ini secara berkala harus dilakukan pemeriksaan kualitasnya di

laboratrium.

Musim kemarau secara berkala ditandai dengan intrusi air laut dengan kadar klorida

cukup tinggi. PDAM mencatat tahun 2009 Juni – Oktober kadar klorida tertinggi

10.601 mg/l pada bulan Agustus. Secara darurat telah disediakan suplesi air tawar

hulu s. Landak dari Penepat hanya kapasitas 275 l/d. Adapun musim penghujan

rawa-rawa melepas air gambut bersama air hujan membuat kedua sungai

mengandung warna tinggi sekitar 400 TCU dan sangat ter pengaruh saat hujan besar

daerah gambut, ditandai peningkatan warna yang sangat tinggi pada penyadapan air

baku. Gangguan lumpur dan sampah juga meminta perhatian yang lebih. Saat ini

PDAM masih melakukan kajian untuk menanggulangi kendala air baku tersebut dan

dibutuhkan studi regional tersendiri untuk mendapat rancang-bangun penyadapan

air baku yang handal.

Penyadapan Air Baku

Secara garis besar sistem penyediaan air minum yang dikelola PDAM Kota Pontianak

sebagai berikut :

(1) Sumber Air Baku, secara kronologi terdiri dari : Intake air baku S. Kapuas untuk Unit Produksi Imam Bonjol (Wil. Selatan),

Page 20: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-20

Intake air baku S. Kapuas untuk Unit Prduksi Sei Jawi Luar (Wil. Barat ), Intake air baku S. Landak di Penepat untuk Cadangan Unit Produksi Imam

Bonjol, Intake air baku S. Landak untuk Unit Produksi Selat Panjang (Wil. Utara)

(2) Unit Produksi, terdiri dari komponen : Bangunan Intake dengan Pemompaan air baku pada 4 lokasi ,diatas

Bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA),

Bangunan Reservoir produksi dengan Pemompaan Distribusi,

Bangunan Penunjang UP (peralatan mekanikal / elektrikal (M/E), pembubuh kimia, Instrumentasi dan bangunan operasi serta sarana operasi),

Jaringan Perpipaan Site untuk air baku, di IPA dan Reservoar serta induk distribusi

Unit Instalasi

Secara keseluruhan sistem pengaliran air yang ada pada PDAM Tirta Khatulistiwa Kota

Pontianak mulai dari Intake air baku sampai ke pelanggan dilakukan dengan sistem

pemompaan selama 24 jam.

Pengolahan air dilakukan di 3 (tiga) lokasi dengan total kapasitas terpasang sebesar

1.210 liter/detik (104.544 m3/hari)yaitu :

a. Kompleks Instalasi Imam Bonjol kapasitas total terpasang 860 l/det atau (74.304 m3/hari).

b. Kompleks Instalasi Sei Jawi Luar kapasitas total terpasang 50 l/det atau (4.320 m3/hari).

c. Kompleks Instalasi Selat Panjang, Pontianak Utara dengan kapasitas total terpasang 300 liter/detik (25.920 m3/hari)

Kinerja Instalasi

Unit produksi Imam Bonjol merupakan induk system produksi dan distribusi, sehingga

peningkatan kapasitas yang direncanakan secara geografis dan kebijakan teknis

menuntut pengembangan dilokasi ini. Keterbatasan lahan yang ada dan tata ruangnya

menjadi perhatian utama untuk kinerja masa depan.

Bangunan unit produksi dan evaluasi survai meliputi :

Bangunan Intake :a. Terdapat 3 saluran intake, 2 diantaranya digunakan, saluran-Int.III berikut pompa

turbin merupakan intake awal pembangunan thn. 1958, tidak digunakan.

b. Bangunan rumah pompa untuk IPA 1,2 dan 3 serta bangunan khusus IPA – 4

Page 21: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-21

c. Peralatan M/E

Perpipaan air baku :Meliputi tiga jalur, 2 jalur dari pemompaan intake dan tambahan jalur dari intake

Penepat sebagai cadangan. Masing-masing dicabangkan dengan diengkapi meter

induk air baku kesetiap IPA.

Tabel 3.1. Perpipaan Air Baku

No. Lokasi

Diamater

Pipa

(mm)

Bahan

Tahun

Pemasangan

Pipa

Unit

Instalasi

Produksi

1. Intake I (Imam Bonjol) 450 DCIP 1982 IPA.1 – Imam Bonjol

2. Intake I (Imam Bonjol) 450 DCIP 1982 IPA.2 – Imam Bonjol

3. Intake I (imam (Bonjol) 300 GRP 1992 IPA.3 – ImamBonjol

4. Intake III (Imam Bonjol) 600 PVC 1995 IPA.4 – Imam Bonjol

5. Intake Penepat 600 DCIP 1982 IPA. Imam Bonjol

Sumber : PDAM Kota Pontianak (diolah)

Pada perpipaan air baku sebelum IPA dilengkapi dengan meter induk dan titik bubuh

Koagulan (static mixer). Adapun tanki menara pengaduk cepat yang untuk ketiga IPA

tidak difungsikan karena efek aerasi tinggi dalam proses yang akhirnya menimbulkan

busa berlebihan dan melemahkan filtrasi.

Bangunan Pembubuh Kimia :Bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan air minum pada Instalasi PDAM

Kota Pontianak adalah alum sebagai koagulan, kian-chem sebagai coagulant aid

dan kapur powder sebagai netralisator. Pada reservoir dibubuhkan gas chlor

sebagai desinfektan. Seluruh unit pembubuhan bahan kimia tersebut dalam kondisi

berfungsi baik.

Adapun bangunan pembubuh hanya difungsikan dilokasi IPA – 1,2,3, sedangkan

bangunan terbaru di IPA-4 tidak difungsikan. Semula bangunan ini dilengkapi

dengan pengatur suspensi air baku menggunakan Kaolin/Zeolit.

Tabel 3.2. .Pemakaian bahan kimia utama pada proses pengolahan air tahun 2005

Bahan Kimia UtamaPemakaian Rata-Rata Jumlah

Page 22: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-22

No. Tahun 2005 Perbulan Pemakaian

(Kg) (Kg) (mg/l)

1. Alum (Tawas) 520.500 86.750 33.53

2. Soda Ash 276.600 46.100 17.86

3. Kianchem

4. Gas Chlor

5.. Kaporit 17.055 2.843 1.09

Sumber : PDAM Kota Pontianak (diolah)

Bangunan IPA : Berdasarkan data operasi PDAM selama tahun 2009 menunjukan kinerja kapasitas

sbb.:

a. Operasi maksimum terjadi bulan Januari, 894.6 l/d (102.83 %), tetapi IPA-3 tidak maksimal hanya 63.91 %. Produksi ini dapat dimaksimalkan seluruh IPA mencapai tambahan 10 % produksi (masing-masing IPA maks.operasi dibulan berbeda).

b. Rata-rata inplant loss 5.64 % dan maks. distribusi bulan Juli IPA-1 109.12 % menunjukan adanya suplesi antar reservoir produksi walau relatip kecil. Hal ini ditandai inplant-loss IPA-1 dan 3 sering terhitung negative. Rata-rata produksi 98.6% atau 857.86 l/d tercapai. Gambaran maksimum interkoneksi ditunjukan operasi bulan Juli bahwa Inplan-loss IPA-2 sebesar 17.04 % sebaliknya terhitung negative (-) 9.12 % di IPA -1 dan 3.

c. Suplesi interkoneksi selalu dibutuhkan dalam konteks seasonal load. Hal ini mempertimbangkan berbagai kebutuhan kondisional dan situasional yang ada secara berkala, keterbatasan wash-load, peak-load dan safety/emergency-load, dengan interkoneksi reservoir.

d. Peluang uji operasi IPA-3, dan akurasi system kapasitas seluruh unit produksi bisa dilakukan dengan kalibrasi Flow-meter dan tidak mengganggu operasinya.

Tabel 3.3. Kapasitas Operasi rata-rata bulanan thn. 2009

Lokasi IPAOperasi proses A.baku (l/d - %)

Operasi distribusi A.bersih (l/d - %)

Inplant – Loss (%)

IPA I Pulsator 177.51 118.34 182.72 102.94 - 2.94

IPA II Pulsator 308.78 102.93 277.07 89.73 10.27

IPA III Maswandi 76.50 69.55 78.37 102.44 - 2.44

IPA IV Kedasih 295.07 95.18 271.30 91.94 8.06

Page 23: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-23

Total Kapasitas 857.86 98.61 809.47 94.36 5.64

3.4.2. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Kabupaten Pontianak

Sistem Produksi

Perusahaan daerah air minum (PDAM) Kabupaten Pontianak yang instalasinya tersebar

di beberapa kecamatan dengan jumlah pelanggan keadaan Desember 2003 menurut

urutan terbanyak, pertama Kecamatan Sungai Raya 7.670 pelanggan, Mempawah Hilir

2.298 pelanggan, Sungai Pinyuh 786 pelanggan. Sungai Kunyit (Semudun) 416

pelanggan, Kecamatan Siantan (Jungkat) 240 pelanggan dan Padang Tikar 136

pelanggan. Pelayanan perusahaan daerah air minum Kabupaten Pontianak yang

tersebar dibeberapa kecamatan hanya menjangkau 11.546 rumah tangga.

Kecilnya jangkauan pelayanan air minum terhadap masyarakat yang dikelola PDAM

tersebut barangkali terbatasnya dana yang tersedia sehingga belum dapat menjangkau

daerah lain yang hingga saat ini masih belum terlayani. Pendistribusian air tahun 2003

ke Kecamatan Sungai Raya merupakan kecamatan yang terbesar distribusi airnya ke

pelanggan, yakni sebanyak 1.584.449 M3 (74,70%) dikarenakan pelanggan juga

terbanyak dibanding dengan daerah lain, kemudian menyusul Kecamatan Mempawah

Hilir 292.806 M3 (4,30%), Sungai Pinyuh 72.996 M3 (3,40%), Semudun 53.122 M3

(2,50%) dan Padang Tikar 25.680 M3 (1,2%). Data pada tahun 2008 sistem pelayanan

PDAM Kabupaten Pontianak dari IPA Tanjung Berkat Ke area pelayanan unit Semudun

dengan jumlah sambungan rumah 420 SR, ke daerah pelayanan unit Kuala/Senggiring

dengan jumlah Sambungan 278 SR, ke daerah pelayanan Kota mempawah dengan

jumlah sambungan rumah 2.477 SR, ke daerah pelayanan Sei Pinyuh dengan jumlah

sambungan rumah 201 SR, ke daerah pelayanan jungkat dengan jumlah sambungan

rumah 183 SR. Total jumlah sambungan rumah 3.559 SR.

Unit Air Baku

Air baku bagi sistem penyediaan air minum Kabupaten Pontianak terbagi atas :

Pada saat normal (musim hujan) Air baku yang digunakan pada musim normal/hujan

berasal dari sumber air utama S. Mempawah, dan Intake cadangan Sungai Bemban.

Unit Instalasi

Secara keseluruhan sistem pengaliran air yang ada pada PDAM Kabupaten Pontianak

mulai dari Intake air baku sampai ke pelanggan dilakukan dengan sistem pemompaan

selama 24 jam.

Page 24: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-24

Pengolahan air dilakukan di 3 (tiga) lokasi dengan total kapasitas terpasang sebesar

155 liter/detik yaitu :

Instalasi Mempawah kapasitas total terpasang 115 l/det.

Instalasi Pinyuh kapasitas total terpasang 20 l/det.

Instalasi Jungkat kapasitas total terpasang 20 l/det.

Kinerja Instalasi

Unit produksi Mempawah merupakan induk system produksi dan distribusi, karena

mempunyai kapasitas Instalasi pengolahan air yang terbesar dikabupaten Pontianak

dan mempunyai sambungan langganan yang paling banyak.

Bangunan Intake :

a) Sumber air terinstrusi air laut.

b) Adanya pencemaran limbah penambangan tanpa izin (PETI)

c) Peralatan M/E terutama pompa air baku mengalami penurunan efisiensi

Perpipaan air baku :

Perpipaan air baku ke IPA Tanjung Berkat jenis pipa ACP Diameter 250 mm

mengalami keropos dengan jarak 8000 meter

Bangunan Pembubuh Kimia :

Bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan air minum pada Instalasi PDAM

Kabupaten Pontianak adalah alum sebagai koagulan, Soda Ash sebagai

penyeimbang pH dan Kaporite sebagai desinfektan.

Tabel 3.4. Pemakaian bahan kimia utama pada proses pengolahan air Juni tahun 2010

No.Bahan Kimia Utama Pemakaian

Tahun 2010Rata-RataPerbulan

(Kg) (Kg)1. Alum (Tawas) 45.600 3.8002. Soda Ash 1.800 1503. Kaporit 540 45

Sumber : PDAM Kabupten Pontianak

Bangunan IPA :

Berdasarkan data operasi PDAM selama tahun 2008 menunjukan kinerja kapasitas

sbb.:

a) Operasi maksimum terjadi bulan Oktober, 92.880 m3.

b) Rata-rata penurunan kinerja IPA mencapai 50%

Page 25: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-25

Tabel 3.5. Kapasitas Operasi Rata-Rata Bulanan Thn. 2009Lokasi IPA Terpasang Realisasi

IPA Mempawah 115 45

IPA Pinyuh 20 8

IPA Jungkat 20 8

Sumber : data PDAM Kab. Pontianak (satuan LPS)

Bangunan Reservoar Produksi

Reservoar produksi berfungsi ganda :

a) Menjaga waktu kontak desinfeksi min. 5 menit dan untuk kebutuhan operasi

disetiap IPA (service water: back-wash, dosing, cleaning, dll)

b) Pemompaan distribusi yang membutuhkan kapasitas reservoir terhadap tingkat

fluktuasi pelayanan. Kenyataan pemompaan ini dominan untuk transmisi air

minum ke reservoir-reservoar boster.

3.4.3. Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Kabupaten Kubu Raya

Sistem Produksi

Air minum merupakan kebutuhan dasar (basic need) bagi penduduk, baik untuk

memasak/minum, mencuci/mandi dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Bagi kebanyakan

penduduk secara tradisional penggunaan air minum bersumber dari air sungai dan air

hujan. Sebagian besar kebutuhan air minum di Kabupaten Kubu Raya masih belum

dapat dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sehingga kebutuhan air

minum masyarakat masih dilakukan dengan menampung air hujan atau penampung air

hujan (PAH), memanfaatkan air tanah dengan menggali sumur dalam dan dengan cara

langsung memanfaatkan air dari sungai-sungai yang ada. Satu-satunya kecamatan di

Kubu Raya yang terlayani oleh PDAM Kabupaten Pontianak adalah kecamatan Sungai

Raya. Berdasarkan data PDAM Tahun 2005, jumlah pelanggan di Kecamatan Sungai

Raya sebanyak 8.310 pelanggan, dengan jumlah air yang dapat didistribusikan

sebanyak 1.398.093 m3.

Kecilnya jangkauan pelayanan air minum terhadap masyarakat yang di kelola PDAM

Kubu Raya pada saat ini selain dikarenakan oleh beberapa faktor teknis teknologis

dengan sulitnya mendapatkan air baku yang mudah dan murah untuk diproses dan

diolah menjadi air minum yang kualitasnya layak dan sesuai dengan standar baku mutu

yang berlaku dari Permenkes. Program pengembangan mendesak sangat dibutuhkan

Page 26: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-26

dan perlu diprioritaskan untuk dilakukan secara bertahap sehingga dapat menjangkau

daerah lain yang samasekali belum terakses air minum baik dengan sistem perpipaan

maupun juga dengan non perpipaan. Daerah yang saat ini sudah terakses air minum

dengan non perpipaan yang belum terlindungi diprogramkan agar menjadi terlindungi

selanjutnya daerah non perpipaan yang sudah terlindungi diplot supaya dapat

ditingkatkan menjadi sistem perpipaan.

Perusahaan daerah air minum (PDAM) Kabupaten Kubu Raya mempunya instalasi

pengolahan air (IPA) yang berlokasi di Arang Limbung Kecamatan Sungai Raya.

Kapasitas produksinya adalah 130 liter per detik dan kapasitas reservoarnya adalah

400m3 dilengkapi beberapa booster pump di Pondok Indah.

Unit Air Baku

Air baku bagi sistem penyediaan air minum Kabupaten Kubu Raya terbagi atas :

Pada saat normal (musim hujan) Air baku yang digunakan pada musim normal/hujan

berasal dari sumber air utama S. Kapuas Kecil

Unit Instalasi

Secara keseluruhan sistem pengaliran air yang ada pada PDAM Kabupaten Kubu Raya

mulai dari Intake air baku sampai ke pelanggan dilakukan dengan sistem pemompaan

selama 24 jam.

Pengolahan air dilakukan di 3 (tiga) lokasi dengan total kapasitas terpasang yaitu :

Instalasi Arang Limbung kapasitas total terpasang 130 l/det terdiri dari 1 paket IPA

beton kapasitas 80 liter per detik, 1 paket baja 30 liter per detik dan 1 paket baja 20

liter per detik.

Instalasi penglahan air di Kuala dua kapasitas terpasang 10 liter per detik

Instalasi penglahan air di Sungai Kakap kapasitas terpasang 20 liter per detik

Kinerja Instalasi

Unit produksi ini merupakan induk system produksi dan distribusi, karena mempunyai

kapasitas Instalasi pengolahan air yang terbesar dikabupaten Kubu Raya dan

mempunyai sambungan langganan yang paling banyak.

Bangunan Intake :

a) Sumber air terinstrusi air laut pada musim kemarau.

b) Peralatan M/E terutama pompa air baku mengalami penurunan efisiensi

Perpipaan air baku :

Perpipaan air baku ke IPA Arang Limbung relative dekat karena lokasi IPA dekat

dengan sumber air bakunya yaitu Sungai Kapuas Kecil .

Page 27: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-27

Bangunan Pembubuh Kimia :

Bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan air minum pada Instalasi PDAM

Kabupaten Kubu Raya adalah alum sebagai koagulan, Soda Ash sebagai

penyeimbang pH dan Kaporite sebagai desinfektan.

Bangunan IPA :

Berdasarkan data operasi PDAM selama tahun 2010 menunjukan kinerja kapasitas

sbb.:

a) Operasi maksimum terjadi tiap bulan, 133.175 m3.

b) Rata-rata penurunan kinerja IPA mencapai 40%.

Tabel 3.6. Kapasitas Operasi rata-rata bulanan thn. 2010Lokasi IPA Terpasang Realisasi

IPA Arang Limbung 130 110IPA Kuala Dua 10 8IPA Sungai Kakap 20 15Sumber : data PDAM Kab. Kubu Raya (satuan LPS)

Bangunan Reservoar Produksi

Reservoar produksi berfungsi ganda :

a) Untuk kebutuhan operasi disetiap IPA (service water: back-wash, dosing,

cleaning, dll)

b) Pemompaan distribusi yang membutuhkan kapasitas reservoir terhadap tingkat

fluktuasi pelayanan. Kenyataan pemompaan ini dominan untuk transmisi Air

Minum ke reservoar boster.

3.5. Konsep Desain Master Plan Penyediaan Air Baku-Air Bersih Kota Metropolitan

Pontianak Kalimantan Barat

Rencana pengembangan sistem penyediaan air minum Metropolitan Pontianak

disesuaikan dengan arahan pengembangan wilayah pada daerah tersebut. Dalam

RTRW Nasional ditetapkan Kota Pontianak sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), hal

ini mengandung konsekuensi bahwa Kota Pontianak harus dapat mengemban fungsi :

Page 28: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-28

1. Pusat yang mempunyai potensi sebagai pintu gerbang ke kawasan-kawasan

internasional dan mempunyai potensi untuk mendorong kemajuan daerah

sekitarnya.

2. Pusat jasa-jasa pelayanan keuangan/bank yang telah melayani skala nasional atau

melayani beberapa provinsi.

3. Pusat pengolahan/pengumpul barang secara nasional atau meliputi beberapa

provinsi.

4. Simpul transportasi secara nasional atau untuk beberapa provinsi.

5. Pusat jasa pemerintahan untuk skala nasional atau meliputi beberapa provinsi.

6. Pusat jasa-jasa kemasyarakatan yang lain untuk skala nasional atau meliputi

beberapa provinsi.

Rencana pengembangan sistem penyediaan air minum mengikuti rencana tata ruang

wilayah metropolitan pontianak. Peta rencana pengembangan metropolitan Pontianak

ditampilkan pada peta dibawah ini. Rencana zonasi dan pentahapan berdasarkan tata

ruang dan kondisi lingkungan yang tertera pada peta.

Page 29: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT

Halaman I-29

Page 30: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-30

Sehingga berdasarkan rencana pengembangan wilayah Kota Metropolitan Pontianak, maka

rencana pengembangan penyediaan air minum Metropolitan Pontianak, dilakukan bertahap

yaitu sebagai berikut :

A. Rencana Pengembangan Tahun 2010 – 2015Metropolitan Pontianak tetap akan menggunakan Sungai Kapuas sebagai sumber air baku

utama. Metropolitan Pontianak tahun 2010 – 2015 didominasi kawasan perumahan

perkotaan, pertokoan dan industri. Sehingga ketersediaan air baku harus terjaga

sepanjang tahun.

Rencana Pengembangan 2010-2015 adalah sebagai berikut :

1. Kondisi Normal

Fokus rencana pengembangan Tahun 2010 – 2015 Metropolitan Pontianak adalah

terkonsentrasi pada Kota Pontianak, diperhitungkan kebutuhan Kota Pontianak

sebesar 1792 liter/detik. Untuk mengatasi peningkatan kebutuhan air maka perlu

adanya peningkatkan kapasitas sebanyak 582 liter/detik. Berdasarkan lokasi daerah

pelayanan perlu adanya peningkatan kapasitas sebagai berikut :

Tabel 4. Penambahan Kapasitas IPA Tahun 2015

No IPA Daerah Pelayanan Kapasitas Eksisting Kebutuhan (2015) Penambahan Kapasitas

(liter/detik) (liter/detik) (liter/detik)

1 PDAM Imam Bonjol Pontianak Selatan 800 1415 615

Pontianak Tenggara

Pontianak Timur

Pontianak Barat

Pontianak Kota

2 IPA Selat Panjang Pontianak Utara 300 377 77

2. Kondisi Interusi

Permasalahan yang muncul adalah interusi air laut pada Sungai Kapuas lokasi

pengambilan PDAM Kota Pontianak Imam Bonjol. Permasalahan tersebut diatasi

Page 31: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-31

dengan supply dari Waduk Penepat yang belum terintrusi air laut. Jika Sungai Landak

(waduk penepat) juga terintrusi air laut pada pekerjaan ini direncanakan pengganti

tambahan supply Sungai Landak daerah Biyung untuk memenuhi kebutuhan

Metropolitan Pontianak.

Gambar 3. Kebutuhan Air Metropolitan Pontianak 2015

Gambar 4. Rencana Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2015

Page 32: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-32

B. Rencana Pengembangan Tahun 2015 – 2020Pada tahap ini perkembangan Metropolitan Pontianak telah masuk pada wilayah

Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya tepatnya sebagai berikut:

1. Kab Kubu Raya sebelah utara Sungai Landak atau kanan dan kiri aliran Sungai Landak

yaitu Kecamatan Kuala Mandor

2. Kab. Kubu Raya sebelah kanan dan kiri aliran Kapuas kecil yaitu Kec. Sungai Raya,

3. Kabupaten Kubu Raya sebelah Barat Daya Kota Pontianak yaitu Kec. Sungai Kakap

4. Kabupaten Kubu Raya Kecamatan S. Ambawang

5. Kab. Pontianak sebelah Barat Laut kota Pontianak yaitu Kec. Siantan

Gambar 5. Wilayah Rencana Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2020

Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2020(Kec. Kuala Mandor)

Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2020(Kec. Sungai Raya)

Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2020(Kec. Sungai Kakap)

Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2020(Kec. Siantan)

Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2020(Kec. S. Ambawang)

Page 33: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-33

Gambar 6 Kebutuhan Air Metropolitan Pontianak 2020

Gambar 7. Skema Pengembangan Air Minum Metropolitan Pontianak 2020

Skenario yang direncanakan untuk tahun 2020 adalah sebagai berikut:

a. Kondisi Normal (tanpa interusi)

Page 34: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-34

Seiring dengan adanya penambahan jumlah penduduk maka kebutuhan air

juga meningkat. Oleh karena itu peningkatan kapasitas tiap IPA diperlukan.

Berikut adalah perhitungannya:

Tabel 5. Penambahan Kapasitas IPA Tahun 2020

No IPA Daerah Pelayanan Kapasitas Eksisting Kebutuhan (2015) Penambahan Kapasitas

(liter/detik) (liter/detik) (liter/detik)

1 IPA Jungkat Kec. Siantan (Kab. Pontianak) 20 104 84

2 PDAM Imam Bonjol Pontianak Selatan 800 1510 710

Pontianak Tenggara

Pontianak Timur

Pontianak Barat

Pontianak Kota

3 IPA Selat Panjang Pontianak Utara 300 400 100

4 Sui Kakap Sungai Kakap 20 331 311

5 Arang Limbung Rasau Jaya 130 1021 891

Sungai Raya

Kuala Mandor

Sungai Dua

b. Kondisi Interusi

Saat interusi umumnya seluruh IPA tidak mampu melakukan netralisir air asin. Oleh

karena itu Waduk Penepat akan dikembangkan potensinya untuk memenuhi daerah

Metropolitan Pontianak tahun 2020. Dan jika saat waduk penepat terganggu adanya

intrusi maka pembangunan intake biyung yang dilakukan untuk menghadapi

pengembangan hingga tahun 2015 dapat digunakan untuk supply pengganti penepat

untuk ke lima IPA diatas.

C. Rencana Pengembangan Tahun 2020 – 2030

Perkembangan wilayah Metropolitan Pontianak tahun 2020 – 2030 merupakan

perluasan wilayah dari tahun 2020 – 2030.

Page 35: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-35

Gambar 8. Wilayah Rencana Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2030

Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2030(Kec. Kuala Mandor)

Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2030(Kec. Sungai Raya)

Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2030(Kec. Sungai Kakap)

Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2030(Kec. Siantan)

Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2030(Kec. S. Ambawang)

Pengembangan SPAM Metropolitan Pontianak 2030(Kec. Rasau Jaya)

Page 36: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-36

Gambar 9. Kebutuhan Air Metropolitan Pontianak 2030

Skenario yang direncanakan untuk tahun 2030 adalah sebagai berikut:

a. Kondisi Normal (tanpa interusi)

1. Pada tahun 2030 terdapat perluasan wilayah Metropolitan Pontianak.

Maka diperlukan peningkatan kapasitas sebagai berikut:

Tabel 6. Penambahan Kapasitas IPA Tahun 2030

Page 37: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-37

2. Pada perkembangan tahun 2020-2030 tersebut digunakan IPA yang

sudah ada di Sungai Raya/ Durian untuk mendukung kebutuhan air di

daerah Sungai Raya daerah sekitar bandara. Untuk pengembangan

wilayah sebelah selatan bandara di rencanakan pengambilan intake

bebas dari sungai raya / durian dimana untuk mengatasi permasalahan

kekeruhan sungai tersebut di rencanakan pembangunan kontruksi

Wetland, dimana inflow tampungan Wetland dari debit Sungai

Raya/Durian dan dijernihkan dalam tampungan Wetland, kemudian di

keluarkan kembali menuju aliran Sungai Raya/Durian untuk ditangkap di

Intake Intake bagian hilirnya.

3. Wilayah Kecamatan S. Ambawang bagian timur dilayani oleh S.

Ambawang. Pada studi ini tidak direncanakan Bendung Karet dengan

beberapa alasan yang telah dijelaskan tentang kelemahan

pembangunan Bendung Ambawang di atas. Pada studi direncanakan

sebuah intake bebas. Resiko adanya intrusi dan kondisi air yang jelek

pada sungai Ambawang, di desain untuk mengatasinya adalah dengan

pembangunan kontruksi Wetland, dengan outflownya akan di

koneksikan ke Intake IPA Ambawang.

Page 38: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-38

S. Ambawang juga di rencanakan untuk supply tambahan kebutuhan air

baku Metropolitan Pontianak dari waduk penepat atau biyung, yang

dikoneksikan ke Pipa Eksisting Penepat Imam bonjol.

b. Kondisi Interusi

Pada kondisi kedepan yaitu untuk Tahun 2030, saat terjadi Intrusi banyak

kemungkinan-kemungkinan kondisi yang dapat terjadi, yaitu :

1. Intrusi hanya terjadi pada daerah intake Kapuas Imam Bonjol Maka

pelaksanaan desain layanan menggunakan waduk penepat, ambawang dan

raya durian sudah layak dan cukup untuk mengairi wilayah bagian Barat,

Utara, timur, selatan Kota Pontianak. Sedangkan untuk kebutuhan layanan

daerah sungai raya di layani oleh Intake Durian Sungai Raya dan intake

bagain hulu.

2. Intrusi terjadi hingga di waduk penepat maka pelaksanaan desain

layanan haruslah menggunakan tambahan supply pengganti Intake Biyung

– menuju Penepat dan di bantu inflow dari ambawang. Sedangkan untuk

kebutuhan layanan daerah sungai raya di layani oleh Intake Durian Sungai

Raya dan intake bagain hulu.

3. Resiko perubahan klimatologi dan siklus hidrologi di Tahun tahun

mendatang hingga tahun 2030, sehingga di mungkinkan terjadi siklus

hidrologi yang tidak teratur, penurunan debit sungai saat musim kering,

sehingga kejadian intrusi mencapai wilayah sungai intake intake di atas,

Maka perlu segera dipersiapkan bangunan tampungan air berupa tendon-

tandon yang di desain dengan kapasitas volume untuk melayani selama 4

jam (Asumsi durasi waktu laju intrusi air laut)

Page 39: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-39

3.6. Kriteria Desain

Berikut ini kriteria desain yang disebutkan diatas, tentang desain-desain kusus yang

dibutuhkan yaitu :

1. Wetland

2. Tandon

A. Wetland

Definisi wetland sangat beragam diantaranya wetland adalah suatu lahan yang

jenuh air dengan kedalaman air tipikal yang kurang dari 0,6 m yang mendukung

pertumbuhan tanaman air emergent misalnya Cawetlandil, bulrush, umbrella

plant dan canna (Metcalf and Eddy, 1991), pengertian lainnya Constructed

wetland merupakan suatu rawa buatan yang di buat untuk mengolah air limbah

untuk aliran air hujan dan mengolah lindi (leachate) atau sebagai tempat hidup

habitat liar lainnya, selain itu constructed wetland dapat juga digunakan untuk

reklamasi lahan penambangan atau gangguan lingkungan lainnya. Wetland dapat

berupa biofilter yang dapat meremoval sediment dan polutan seperti logam

berat. (wikipedia, 2007)

Pada Constructed wetland terdapat tiga faktor utama, yaitu:

Area yang digenangi air dan mendukung hidupnya aquatic plant jenis

hydrophita

Media tumbuh berupa tanah yang selalu digenangi air

Media jenuh air

Tanaman yang digunakan : Eceng Gondok, tanaman akar wangi, atau

tanaman air lainnya.

1. DESAIN TEKNIS WETLAND YANG DIBUTUHKAN UNTUK PENGEMBANGAN

PENYEDIAAN AIR BAKU SUNGAI AMBAWANG

Data teknis pengembangan Sungai Ambawang :

1. Debit Rerata Sungai Ambawang : 8,36 m3/det

2. Debit demand puncak pengambilan intake Sungai Ambawang 0,271 m3/det

3. Lokasi Wet Land diletakkan pada lokasi setelah Intake pengambilan Sungai

Ambawang

Page 40: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-40

Sehingga berikut ini desain teknis kontruksi Wet Land untuk pengembangan Sungai

Ambawang :

a. Diketahui Debit Pengambilan Sungai Ambawang : 0.271 m3/det

Maka untuk pengisian dengan retaining time (HRT) /waktu tunggu selama 4

jam membutuhkan volume tampungan Wet land :

0.271 m3/det x 4 jam = 3902.4 m3

b. Desain HRT 4 jam ketika wetland terisi penuh/crest spillway, yaitu untuk

mendesain panjang aliran pada area Wet Land , yang dikontrol dengan syarat

kecepatan endap adalah sebesar 0.004 m/det

Panjang Aliran yang dibutuhkan : Kecepatan endap Ijin x HRT

Panjang Aliran = 0.004 m/det x 4 jam = 57.6 m.

c. Desain Kedalaman Wet Land = 2.5 m Area endapan

d. Maka lebar konruksi wetland yang dibutuhkan sebesar :

Volume We Land = P x L x t

Maka :

L =

VolumePxt

=3902. 457 . 6x2. 5 =27.1 m

e. Kontrol Debit Intake WetLand dan Desain Lebar Pelimpah

Akibat fungsi luas tampungan memberikan dampak adanya pengurangan debit

outflow, dan desain lebar pelimpah akan berpengaruh terhadap tarikan debit

outflow yang akan keluar dari system tampungan Wet Land. Sehingga perlu

adanya cek control unuk desain intake Wet Land agar ouflow dari Wet Land

sesuai dengan kebutuhan /Demand layanan untuk Daeral Layanan Sungai

Amawang ini.

Berikut adalah tahapan desain control debit intake Wetland dan Lebar

Pelimpah :

1. Kapasitas Debit Pelimpah

H Pelimpah : 2.5 , Desain lebar pelimpah didesain dengan Hd diatas

pelimpah < 0,5 m didapatkan lebar pelimpah = 1 m

Tabel 7 Kapasias Pengaliran Diatas Pelimpah

No. ElevasiH = h C L efektif Q

( m ) ( m1/2/dt) ( m ) ( m3/dt )

Page 41: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-41

1 2.50 0.0 1.6000 1.0000 0.0000

2 2.60 0.10 1.5999 0.9960 0.0504

3 2.70 0.20 1.5997 0.9920 0.1419

4 2.80 0.30 1.5996 0.9880 0.2597

5 2.90 0.40 1.5994 0.9840 0.3982

6 3.00 0.50 1.5993 0.9800 0.5541

7 3.10 0.60 1.5992 0.9760 0.7254

8 3.20 0.70 1.5990 0.9720 0.9103

9 3.30 0.80 1.5989 0.9680 1.1075

10 3.40 0.90 1.5988 0.9640 1.3159

11 3.50 1.00 1.5986 0.9600 1.5347

12 3.60 1.10 1.5985 0.9560 1.7630

13 3.70 1.20 1.5983 0.9520 2.0002

2. Tabel 8 Hubungan elevasi Luas Genangan dan Volume waduk dan Di Atas Pelimpah

H pelimpah ElevasiGenangan

Luas Volume Limpahan Volume Tampungan

(Kedalaman) (m) (m2) 103 (m2) (Ha) m3 m3

0.00 2.50 1560.96 1.56 0.16 0.00 4311.36

0.10 2.60 1560.96 1.56 0.16 187.43 4498.79

0.20 2.70 1560.96 1.56 0.16 376.01 4687.37

0.30 2.80 1560.96 1.56 0.16 565.75 4877.11

0.40 2.90 1560.96 1.56 0.16 756.63 5067.99

0.50 3.00 1560.96 1.56 0.16 948.67 5260.03

0.60 3.10 1560.96 1.56 0.16 1141.86 5453.22

0.70 3.20 1560.96 1.56 0.16 1336.20 5647.56

0.80 3.30 1560.96 1.56 0.16 1531.70 5843.06

0.90 3.40 1560.96 1.56 0.16 1728.35 6039.71

1.00 3.50 1560.96 1.56 0.16 1926.14 6237.50

1.10 3.60 1560.96 1.56 0.16 2125.09 6436.45

1.20 3.70 1560.96 1.56 0.16 2325.20 6636.56

Sumber : Desain Tampungan

Page 42: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-42

Tabel 9 Hubungan H-S-Q Pelimpah Berpintu - Buka penuh

No.

Elevasi H Q Q/2 D SD S / D t Psi Phi

D t = 1 jam y = DS/Dt - Q/2 f = DS/Dt + Q/2

( m ) ( m ) ( m3/det ) ( m3/det ) m3 ( m3/det ) ( m3/det ) ( m3/det )

1 2.50 - - - - - - -

2 2.60 0.100

0.05 0.0252 187.430400 0.052 0.02687 0.08

3 2.70 0.20

0.14 0.0710 376.012800 0.104 0.03348 0.18

4 2.80 0.30

0.26 0.1298 565.747200 0.157 0.02731 0.29

5 2.90 0.40

0.40 0.1991 756.633600 0.210 0.01110 0.41

6 3.00 0.50

0.55 0.2771 948.672000 0.264 (0.01355) 0.54

7 3.10 0.60

0.73 0.3627 1,141.862400 0.317 (0.04551) 0.68

8 3.20 0.70

0.91 0.4551 1,336.204800 0.371 (0.08397) 0.83

9 3.30 0.80

1.11 0.5537 1,531.699200 0.425 (0.12826) 0.98

10 3.40 0.90

1.32 0.6579 1,728.345600 0.480 (0.17785) 1.14

11 3.50 1.00

1.53 0.7673 1,926.144000 0.535 (0.23230) 1.30

12 3.60 1.10

1.76 0.8815 2,125.094400 0.590 (0.29120) 1.47

13 3.70 1.20

2.00 1.0001 2,325.196800 0.646 (0.35422) 1.65

Sumber : Hasil Perhitungan

Page 43: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-43

4. Pencarian Desain Pengambilan Intake Wet Land

Desain pengambilan intake untuk pengambilan pengaliran Wet Land adalah

dengan melakukan trial error pada debit inflow perhitungan routing debit diatas

pelimpah yaitu sebagai berikut :

No

Waktu Inflow 0,5 (I1 + I2) Psi Phi Outflow-gab H Elevasi

pelimpah pelimpah

t I y f O h

( jam )

(

m3/det )

( m3/det ) ( m3/det )

(

m3/det )

( m3/det ) ( m ) ( m )

1 0.00 0.51 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.50

2 1.00 0.51 0.51 0.00 0.51 0.2566 0.30 2.80

3 2.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2729 0.31 2.81

4 3.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

5 4.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

6 5.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

7 6.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

8 7.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

9 8.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

10 9.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

11 10.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

12 11.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

13 12.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

14 13.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

15 14.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

16 15.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

17 16.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

18 17.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

19 18.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

20 19.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

21 20.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

22 21.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

23 22.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

24 23.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

25 24.00 0.51 0.51 0.03 0.53 0.2719 0.31 2.81

Maksimum 0.27 0.31 2.81

Page 44: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-44

Garfik Hubungan Inflow dan OutflowTampungan Wet Land Sungai Ambawang

0.0000

0.0500

0.1000

0.1500

0.2000

0.2500

0.3000

0.3500

0.4000

0.4500

0.5000

0.5500

0.6000

0.6500

0.7000

1 2 3 4 5

Periode Penelusuran t (jam)

Deb

it (m3 /d

t)

Inflow Outflow

Hubungan Inflow Outflow Tampungan Wet Land Sungai Ambawang

Berdasarkan hasil diatas maka diketahui bahwa selisih inflow dan outflow sebesar 0.24

m3/det, dan Hd diatas pelimpah dengan kedalaman diatas pelimpah : 0.31 m.

Dengan nilai Hd = 0.31 maka :total aliran di badan Wet Land adalah dengan kedalaman : 2,5 +

0.31 = 2.81 m sehingga kecepatan aliran untuk setiap pembagian luasan penampang melintang

Wet Land sedalam Hd adalah sebesar :0.27 m dengan debit aliran memiliki kecepatan :

Q = V x A (Luasan Penampang Basah kedalam Hd + P Pelimpah)

0.24 = V x (b+mh) x h

0.24 = V x (27.1 + 1 x 2.81) x 2.81

0.24 = V x 84.0471

V = 0.0029 m/det

Sehingga dengan panjang Aliran sepanjang dimensi Wet Land = 57.6 m, maka :

Berawal dari Intake menuju Outlet membuuhkan waktu : Jarak/kecepatan

Waktu empuh = 57,6 / 0.0029 = 5.7 jam (Oke memenui syarat HRT)

Kesimpulan dimensi Wet Land :

Page 45: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-45

Kedalaman 2.5 m

Panjang : 57.6 m

Lebar : 27.1 m

Volume : 3902.4 m3

Tinggi Pelimpah : 2.5 m

Lebar Pelimpah : 1 m

Page 46: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-46

2. DESAIN TEKNIS WETLAND YANG DIBUTUHKAN UNTUK PENGEMBANGAN

PENYEDIAAN AIR BAKU WILAYAH DURIAN

a. Diketahui Debit Pengambilan Wilayah Durian : 0.093 m3/det

Maka untuk pengisian dengan retaining time (HRT) /waktu tunggu selama 4

jam membutuhkan volume tampungan Wet land :

0.093 m3/det x 4 jam = 1339.2 m3

b. Desain HRT 4 jam ketika wetland terisi penuh/crest spillway, yaitu untuk

mendesain panjang aliran pada area Wet Land , yang dikontrol dengan syarat

kecepatan endap adalah sebesar 0.004 m/det

Panjang Aliran yang dibutuhkan : Kecepatan endap Ijin x HRT

Panjang Aliran = 0.004 m/det x 4 jam = 57.6 m.

c. Desain Kedalaman Wet Land = 2.5 m Area endapan

d. Maka lebar konruksi wetland yang dibutuhkan sebesar :

Volume We Land = P x L x t

Maka :

L =

VolumePxt

=1339 .257 . 6x2. 5 = 9.3 m

e. Kontrol Debit Intake WetLand dan Desain Lebar Pelimpah

Akibat fungsi luas tampungan memberikan dampak adanya pengurangan debit

outflow, dan desain lebar pelimpah akan berpengaruh terhadap tarikan debit

outflow yang akan keluar dari system tampungan Wet Land. Sehingga perlu

adanya cek control unuk desain intake Wet Land agar ouflow dari Wet Land

sesuai dengan kebutuhan /Demand layanan untuk Daeral Layanan Sungai

Amawang ini.

Berikut adalah tahapan desain control debit intake Wetland dan Lebar

Pelimpah :

1. Kapasitas Debit Pelimpah

H Pelimpah : 2.5 , Desain lebar pelimpah didesain dengan Hd diatas

pelimpah < 0,5 m didapatkan lebar pelimpah = 1 m

Tabel 10 Kapasias Pengaliran Diatas Pelimpah

No. Elevasi H = h C L efektif Q

Page 47: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-47

( m ) ( m1/2/dt) ( m ) ( m3/dt )

1 2.50 0.0 1.6000 1.0000 0.0000

2 2.60 0.10 1.5999 0.9960 0.0504

3 2.70 0.20 1.5997 0.9920 0.1419

4 2.80 0.30 1.5996 0.9880 0.2597

5 2.90 0.40 1.5994 0.9840 0.3982

6 3.00 0.50 1.5993 0.9800 0.5541

7 3.10 0.60 1.5992 0.9760 0.7254

8 3.20 0.70 1.5990 0.9720 0.9103

9 3.30 0.80 1.5989 0.9680 1.1075

10 3.40 0.90 1.5988 0.9640 1.3159

11 3.50 1.00 1.5986 0.9600 1.5347

12 3.60 1.10 1.5985 0.9560 1.7630

13 3.70 1.20 1.5983 0.9520 2.0002

Tabel 11 Hubungan elevasi Luas Genangan dan Volume waduk dan Di Atas Pelimpah

H pelimpah ElevasiGenangan

Luas Volume Limpahan Volume Tampungan

(Kedalaman) (m) (m2) 103 (m2) (Ha) m3 m3

0.00 2.50 535.68 0.54 0.05 0.00 1699.20

0.10 2.60 535.68 0.54 0.05 82.94 1782.14

0.20 2.70 535.68 0.54 0.05 167.04 1866.24

0.30 2.80 535.68 0.54 0.05 252.29 1951.49

0.40 2.90 535.68 0.54 0.05 338.69 2037.89

0.50 3.00 535.68 0.54 0.05 426.24 2125.44

0.60 3.10 535.68 0.54 0.05 514.94 2214.14

0.70 3.20 535.68 0.54 0.05 604.80 2304.00

0.80 3.30 535.68 0.54 0.05 695.81 2395.01

0.90 3.40 535.68 0.54 0.05 787.97 2487.17

1.00 3.50 535.68 0.54 0.05 881.28 2580.48

1.10 3.60 535.68 0.54 0.05 975.74 2674.94

1.20 3.70 535.68 0.54 0.05 1071.36 2770.56

Page 48: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-48

Tabel 12 Hubungan H-S-Q Pelimpah Berpintu - Buka penuh

No.

Elevasi H Q Q/2 D SD S / D t Psi Phi

D t = 1 jam y = DS/Dt - Q/2 f = DS/Dt + Q/2

( m ) ( m ) ( m3/det ) ( m3/det ) m3 ( m3/det ) ( m3/det ) ( m3/det )

1 2.50 - - - - - -

2 2.60 0.100 0.05 0.0252 82.944000 0.023 (0.00215)

3 2.70 0.20 0.14 0.0710 167.040000 0.046 (0.02457)

4 2.80 0.30 0.26 0.1298 252.288000 0.070 (0.05976)

5 2.90 0.40 0.40 0.1991 338.688000 0.094 (0.10500)

6 3.00 0.50 0.55 0.2771 426.240000 0.118 (0.15867)

7 3.10 0.60 0.73 0.3627 514.944000 0.143 (0.21965)

8 3.20 0.70 0.91 0.4551 604.800000 0.168 (0.28714)

9 3.30 0.80 1.11 0.5537 695.808000 0.193 (0.36045)

10 3.40 0.90 1.32 0.6579 787.968000 0.219 (0.43907)

11 3.50 1.00 1.53 0.7673 881.280000 0.245 (0.52254)

12 3.60 1.10 1.76 0.8815 975.744000 0.271 (0.61046)

13 3.70 1.20 2.00 1.0001

1,071.36000

0 0.298 (0.70251)

Sumber : Hasil Perhitungan

5. Pencarian Desain Pengambilan Intake Wet Land

Desain pengambilan intake untuk pengambilan pengaliran Wet Land adalah

dengan melakukan trial error pada debit inflow perhitungan routing debit diaas

pelimpah yaitu sebagai berikut :

No

Waktu Inflow 0,5 (I1 + I2) Psi Phi Outflow-gab H Elevasi

pelimpah-

berpintu

pelimpah-

berpintu

t I y f O h

( jam ) ( m3/det ) ( m3/det ) ( m3/det ) ( m3/det ) ( m3/det ) ( m ) ( m )

1 0.00 0.17 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.50

2 1.00 0.17 0.17 0.00 0.17 0.1095 0.16 2.66

3 2.00 0.17 0.17 -0.02 0.15 0.0977 0.15 2.65

4 3.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0998 0.15 2.65

5 4.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

6 5.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0995 0.15 2.65

Page 49: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-49

No

Waktu Inflow 0,5 (I1 + I2) Psi Phi Outflow-gab H Elevasi

pelimpah-

berpintu

pelimpah-

berpintu

t I y f O h

( jam ) ( m3/det ) ( m3/det ) ( m3/det ) ( m3/det ) ( m3/det ) ( m ) ( m )

7 6.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

8 7.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

9 8.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

10 9.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

11 10.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

12 11.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

13 12.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

14 13.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

15 14.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

16 15.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

17 16.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

18 17.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

19 18.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

20 19.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

21 20.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

22 21.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

23 22.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

24 23.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

25 24.00 0.17 0.17 -0.01 0.16 0.0994 0.15 2.65

Maksimum 0.10 0.16 2.66

Page 50: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-50

Garfik Hubungan Inflow dan OutflowTampungan Wet Land Pengembangan Wilayah Durian

0.0000

0.0500

0.1000

0.1500

0.2000

0.2500

0.3000

1 2 3 4 5

Periode Penelusuran t (jam)

Deb

it (m3 /d

t)

Inflow Outflow

Hubungan Inflow Outflow Tampungan Wet Land Sungai Ambawang

Berdasarkan hasil diatas maka diketahui bahwa selisih inflow dan outflow sebesar 0.1m3/det,

dan Hd diatas pelimpah dengan kedalaman diatas pelimpah : 0.16 m.

Dengan nilai Hd = 0.16 maka :total aliran di badan Wet Land adalah dengan kedalaman : 2,5 +

0.16 = 2.67 m sehingga kecepatan aliran untuk setiap pembagian luasan penampang melintang

Wet Land sedalam Hd adalah sebesar :0.16 m dengan debit aliran memiliki kecepatan :

Q = V x A (Luasan Penampang Basah kedalam Hd + P Pelimpah)

0.1 = V x (b+mh) x h

0.24 = V x (9.3 + 1 x 2.67) x 2.67

0.24 = V x 84.0471

V = 0.0022 m/det

Sehingga dengan panjang Aliran sepanjang dimensi Wet Land = 57.6 m, maka :

Berawal dari Intake menuju Outlet membuuhkan waktu : Jarak/kecepatan

Waktu empuh = 57,6 / 0.0022 = 7.1 jam (Oke memenui syarat HRT)

Kesimpulan dimensi Wet Land :

Kedalaman 2.5 m

Page 51: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-51

Panjang : 57.6 m

Lebar : 9.3 m

Volume : 1339.2 m3

Tinggi Pelimpah : 2.5 m

Lebar Pelimpah : 1 m

Page 52: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-52

B. Tandon/Tampungan

Pada studi ini dilakukan alternative pembuatan tandon-tandon penampungan air untuk mengatasi

interusi air laut saat musim kemarau. Konsep yang digunakan untuk pembuatan tandon ini

disesuaikan berdasarkan luas daerah pelayanan. Dimensi tandon akan didesain berdasarkan

kebutuhan air minum pada suatu kawasan. Berikut adalah perhitungan sederhana dari tandon

pada masing-masing zona.

Gambar 1.Lokasi Tandon dan Kawasan PeruntukanPada perhitungan luas tandon digunakan beberapa asumsi sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk adalah jumlah penduduk yang masuk pada masing-masing wilayah zona.

2. Kebutuhan air adalah 150 l/orang/hari.

3. Kolam hanya digunakan pada saat musim kemarau dengan asumsi interusi laut selama 4 jam.

4. Sumber kolam dari air sungai yang sudah diolah. Air tersebut ditampung dan digunakan saat interusi

air laut.

5. Kedalaman kolam sebesar 3,5 m.

Berdasarkan hal di atas dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Page 53: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT

Halaman I-53

Tabel 13 .Rencana Luas Kolam

Kolam Sumber Luas Layanan Wilayah Administrasi Kepadatan Penduduk Jumlah Penduduk Kebutuhan Air Kebutuhan Air Volume Volume Luas Kolam(km2) jiwa/km2 (l/orang/hari) (l/hari) (m3) (m3) (m2)

1 Kapuas-Penepat-Biong 11 KOTA PONTIANAK 4889 53779 150 8066850 1344 1500 3842 Kapuas-Penepat-Biong-Durian 11 KOTA PONTIANAK 4889 53779 150 8066850 1344 1344 3843 Kapuas-Penepat-Biong 29 KOTA PONTIANAK 4889 141781 150 21267150 3545 3545 10134 Kapuas-Penepat-Biong 23 KOTA PONTIANAK 4889 112447 150 16867050 2811 2811 8035 Kapuas-Penepat-Biong 18 KOTA PONTIANAK 4889 88002 150 13200300 2200 2200 6296 Kapuas-Penepat-Biong 30 KOTA PONTIANAK 4889 146670 150 22000500 3667 3667 10487 Kapuas-Penepat-Biong 28 KUBU RAYA 70 1960 150 294000 49 49 148 Kapuas-Penepat-Biong 22 KUBU RAYA 70 1540 150 231000 39 39 119 Kapuas-Penepat-Biong-Durian 36 KUBU RAYA 70 2520 150 378000 63 63 18

10 Durian 17 KUBU RAYA 70 1190 150 178500 30 30 911 Durian 12 KUBU RAYA 70 840 150 126000 21 21 612 Kapuas-Penepat-Biong 14 KAB. PONTIANAK 174 2436 150 365400 61 61 1713 Kapuas-Penepat-Biong 12 KAB. PONTIANAK 174 2088 150 313200 52 52 1514 Kapuas-Penepat-Biong 6 KUBU RAYA 70 420 150 63000 11 11 315 Ambawang 7 KUBU RAYA 70 490 150 73500 12 12 416 Ambawang 8 KUBU RAYA 70 560 150 84000 14 14 417 Kapuas-Penepat-Biong-Durian 5 KUBU RAYA 70 350 150 52500 9 9 318 Durian 22 KUBU RAYA 70 1540 150 231000 39 39 1119 Durian 14 KUBU RAYA 70 980 150 147000 25 25 720 Durian 21 KUBU RAYA 70 1470 150 220500 37 37 1121 Durian 21 KUBU RAYA 70 1470 150 220500 37 37 1122 Kapuas-Penepat-Biong 10 KUBU RAYA 70 700 150 105000 18 18 5

Page 54: Bab III Kajian Studi Terdahulu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-54

Untuk mengetahui apakah kapasitas kolam memenuhi kebutuhan maka perlu dilakukan simulasi

tiap 4 jaman dari setiap tandon untuk mengetahui volume dan luas kolam. Pada simulasi ini

dipperhitungkan nilai load factor untuk mengetahui kemampuan tandon dalam mensuplai air.

Tabel 14 Simulasi Tampungan Tandon 1

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 1344 336118.75 336.12 124.36 1220.112 2:00 0.45 1220 336118.75 336.12 151.25 1068.863 3:00 0.64 1069 336118.75 336.12 215.12 853.744 4:00 1.15 854 336118.75 336.12 386.54 467.21

5 5:00 1.15 1344 336118.75 336.12 386.54 957.946 6:00 1.40 958 336118.75 336.12 470.57 487.377 7:00 1.53 487 336118.75 336.12 514.26 -26.898 8:00 1.56 -27 336118.75 336.12 524.35 -551.23

9 9:00 1.38 1344 336118.75 336.12 463.84 880.6310 10:00 1.27 881 336118.75 336.12 426.87 453.7611 11:00 1.20 454 336118.75 336.12 403.34 50.4212 12:00 1.14 50 336118.75 336.12 383.18 -332.76

13 13:00 1.17 1344 336118.75 336.12 393.26 951.2214 14:00 1.18 951 336118.75 336.12 396.62 554.6015 15:00 1.22 555 336118.75 336.12 410.06 144.5316 16:00 1.31 145 336118.75 336.12 440.32 -295.78

17 17:00 1.38 1344 336118.75 336.12 463.84 880.6318 18:00 1.25 881 336118.75 336.12 420.15 460.4819 19:00 0.98 460 336118.75 336.12 329.40 131.0920 20:00 0.62 131 336118.75 336.12 208.39 -77.31

21 21:00 0.45 1344 336118.75 336.12 151.25 1193.2222 22:00 0.37 1193 336118.75 336.12 124.36 1068.8623 23:00 0.25 1069 336118.75 336.12 84.03 984.8324 0:00 0.30 985 336118.75 336.12 100.84 883.99

Q outflow

Tabel 15. Simulasi Tampungan Tandon 2

Page 55: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-55

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 1344 336118.75 336.12 124.36 1220.112 2:00 0.45 1220 336118.75 336.12 151.25 1068.863 3:00 0.64 1069 336118.75 336.12 215.12 853.744 4:00 1.15 854 336118.75 336.12 386.54 467.21

5 5:00 1.15 1344 336118.75 336.12 386.54 957.946 6:00 1.40 958 336118.75 336.12 470.57 487.377 7:00 1.53 487 336118.75 336.12 514.26 -26.898 8:00 1.56 -27 336118.75 336.12 524.35 -551.23

9 9:00 1.38 1344 336118.75 336.12 463.84 880.6310 10:00 1.27 881 336118.75 336.12 426.87 453.7611 11:00 1.20 454 336118.75 336.12 403.34 50.4212 12:00 1.14 50 336118.75 336.12 383.18 -332.76

13 13:00 1.17 1344 336118.75 336.12 393.26 951.2214 14:00 1.18 951 336118.75 336.12 396.62 554.6015 15:00 1.22 555 336118.75 336.12 410.06 144.5316 16:00 1.31 145 336118.75 336.12 440.32 -295.78

17 17:00 1.38 1344 336118.75 336.12 463.84 880.6318 18:00 1.25 881 336118.75 336.12 420.15 460.4819 19:00 0.98 460 336118.75 336.12 329.40 131.0920 20:00 0.62 131 336118.75 336.12 208.39 -77.31

21 21:00 0.45 1344 336118.75 336.12 151.25 1193.2222 22:00 0.37 1193 336118.75 336.12 124.36 1068.8623 23:00 0.25 1069 336118.75 336.12 84.03 984.8324 0:00 0.30 985 336118.75 336.12 100.84 883.99

Q outflow

Tabel 16 Simulasi Tampungan Tandon 3

Page 56: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-56

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 3545 886131.250 886.131 327.869 3216.6564382 2:00 0.45 3217 886131.250 886.131 398.759 2817.8973753 3:00 0.64 2818 886131.250 886.131 567.124 2250.7733754 4:00 1.15 2251 886131.250 886.131 1019.051 1231.722438

5 5:00 1.15 3545 886131.250 886.131 1019.051 2525.4740636 6:00 1.40 2525 886131.250 886.131 1240.584 1284.8903137 7:00 1.53 1285 886131.250 886.131 1355.781 -70.8905008 8:00 1.56 -71 886131.250 886.131 1382.365 -1453.255250

9 9:00 1.38 3545 886131.250 886.131 1222.861 2321.66387510 10:00 1.27 2322 886131.250 886.131 1125.387 1196.27718811 11:00 1.20 1196 886131.250 886.131 1063.358 132.91968812 12:00 1.14 133 886131.250 886.131 1010.190 -877.269938

13 13:00 1.17 3545 886131.250 886.131 1036.774 2507.75143814 14:00 1.18 2508 886131.250 886.131 1045.635 1462.11656315 15:00 1.22 1462 886131.250 886.131 1081.080 381.03643816 16:00 1.31 381 886131.250 886.131 1160.832 -779.795500

17 17:00 1.38 3545 336118.750 336.119 463.844 3080.68112518 18:00 1.25 3081 336118.750 336.119 420.148 2660.53268819 19:00 0.98 2661 336118.750 336.119 329.396 2331.13631320 20:00 0.62 2331 336118.750 336.119 208.394 2122.742688

21 21:00 0.45 3545 336118.750 336.119 151.253 3393.27156322 22:00 0.37 3393 336118.750 336.119 124.364 3268.90762523 23:00 0.25 3269 336118.750 336.119 84.030 3184.87793824 0:00 0.30 3185 336118.750 336.119 100.836 3084.042313

Q outflow

\

Tabel 17 Simulasi Tampungan Tandon 4

Page 57: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-57

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 2811 702793.75 702.79 260.03 2551.142 2:00 0.45 2551 702793.75 702.79 316.26 2234.883 3:00 0.64 2235 702793.75 702.79 449.79 1785.104 4:00 1.15 1785 702793.75 702.79 808.21 976.88

5 5:00 1.15 2811 702793.75 702.79 808.21 2002.966 6:00 1.40 2003 702793.75 702.79 983.91 1019.057 7:00 1.53 1019 702793.75 702.79 1075.27 -56.228 8:00 1.56 -56 702793.75 702.79 1096.36 -1152.58

9 9:00 1.38 2811 702793.75 702.79 969.86 1841.3210 10:00 1.27 1841 702793.75 702.79 892.55 948.7711 11:00 1.20 949 702793.75 702.79 843.35 105.4212 12:00 1.14 105 702793.75 702.79 801.18 -695.77

13 13:00 1.17 2811 702793.75 702.79 822.27 1988.9114 14:00 1.18 1989 702793.75 702.79 829.30 1159.6115 15:00 1.22 1160 702793.75 702.79 857.41 302.2016 16:00 1.31 302 702793.75 702.79 920.66 -618.46

17 17:00 1.38 2811 702793.75 702.79 969.86 1841.3218 18:00 1.25 1841 702793.75 702.79 878.49 962.8319 19:00 0.98 963 702793.75 702.79 688.74 274.0920 20:00 0.62 274 702793.75 702.79 435.73 -161.64

21 21:00 0.45 2811 702793.75 702.79 316.26 2494.9222 22:00 0.37 2495 702793.75 702.79 260.03 2234.8823 23:00 0.25 2235 702793.75 702.79 175.70 2059.1924 0:00 0.30 2059 702793.75 702.79 210.84 1848.35

Q outflow

Tabel 18 Simulasi Tampungan Tandon 5

Page 58: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-58

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 2200 550012.50 550.01 203.50 1996.552 2:00 0.45 1997 550012.50 550.01 247.51 1749.043 3:00 0.64 1749 550012.50 550.01 352.01 1397.034 4:00 1.15 1397 550012.50 550.01 632.51 764.52

5 5:00 1.15 2200 550012.50 550.01 632.51 1567.546 6:00 1.40 1568 550012.50 550.01 770.02 797.527 7:00 1.53 798 550012.50 550.01 841.52 -44.008 8:00 1.56 -44 550012.50 550.01 858.02 -902.02

9 9:00 1.38 2200 550012.50 550.01 759.02 1441.0310 10:00 1.27 1441 550012.50 550.01 698.52 742.5211 11:00 1.20 743 550012.50 550.01 660.02 82.5012 12:00 1.14 83 550012.50 550.01 627.01 -544.51

13 13:00 1.17 2200 550012.50 550.01 643.51 1556.5414 14:00 1.18 1557 550012.50 550.01 649.01 907.5215 15:00 1.22 908 550012.50 550.01 671.02 236.5116 16:00 1.31 237 550012.50 550.01 720.52 -484.01

17 17:00 1.38 2200 550012.50 550.01 759.02 1441.0318 18:00 1.25 1441 550012.50 550.01 687.52 753.5219 19:00 0.98 754 550012.50 550.01 539.01 214.5020 20:00 0.62 215 550012.50 550.01 341.01 -126.50

21 21:00 0.45 2200 550012.50 550.01 247.51 1952.5422 22:00 0.37 1953 550012.50 550.01 203.50 1749.0423 23:00 0.25 1749 550012.50 550.01 137.50 1611.5424 0:00 0.30 1612 550012.50 550.01 165.00 1446.53

Q outflow

Tabel 19 Simulasi Tampungan Tandon 6

Page 59: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-59

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 3667 916687.50 916.69 339.17 3327.582 2:00 0.45 3328 916687.50 916.69 412.51 2915.073 3:00 0.64 2915 916687.50 916.69 586.68 2328.394 4:00 1.15 2328 916687.50 916.69 1054.19 1274.20

5 5:00 1.15 3667 916687.50 916.69 1054.19 2612.566 6:00 1.40 2613 916687.50 916.69 1283.36 1329.207 7:00 1.53 1329 916687.50 916.69 1402.53 -73.348 8:00 1.56 -73 916687.50 916.69 1430.03 -1503.37

9 9:00 1.38 3667 916687.50 916.69 1265.03 2401.7210 10:00 1.27 2402 916687.50 916.69 1164.19 1237.5311 11:00 1.20 1238 916687.50 916.69 1100.03 137.5012 12:00 1.14 138 916687.50 916.69 1045.02 -907.52

13 13:00 1.17 3667 916687.50 916.69 1072.52 2594.2314 14:00 1.18 2594 916687.50 916.69 1081.69 1512.5315 15:00 1.22 1513 916687.50 916.69 1118.36 394.1816 16:00 1.31 394 916687.50 916.69 1200.86 -806.69

17 17:00 1.38 3667 916687.50 916.69 1265.03 2401.7218 18:00 1.25 2402 916687.50 916.69 1145.86 1255.8619 19:00 0.98 1256 916687.50 916.69 898.35 357.5120 20:00 0.62 358 916687.50 916.69 568.35 -210.84

21 21:00 0.45 3667 916687.50 916.69 412.51 3254.2422 22:00 0.37 3254 916687.50 916.69 339.17 2915.0723 23:00 0.25 2915 916687.50 916.69 229.17 2685.8924 0:00 0.30 2686 916687.50 916.69 275.01 2410.89

Q outflow

Tabel 20 Simulasi Tampungan Tandon 7

Page 60: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-60

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 49 12250.00 12.25 4.53 44.472 2:00 0.45 44 12250.00 12.25 5.51 38.963 3:00 0.64 39 12250.00 12.25 7.84 31.124 4:00 1.15 31 12250.00 12.25 14.09 17.03

5 5:00 1.15 49 12250.00 12.25 14.09 34.916 6:00 1.40 35 12250.00 12.25 17.15 17.767 7:00 1.53 18 12250.00 12.25 18.74 -0.988 8:00 1.56 -1 12250.00 12.25 19.11 -20.09

9 9:00 1.38 49 12250.00 12.25 16.91 32.1010 10:00 1.27 32 12250.00 12.25 15.56 16.5411 11:00 1.20 17 12250.00 12.25 14.70 1.8412 12:00 1.14 2 12250.00 12.25 13.97 -12.13

13 13:00 1.17 49 12250.00 12.25 14.33 34.6714 14:00 1.18 35 12250.00 12.25 14.46 20.2115 15:00 1.22 20 12250.00 12.25 14.95 5.2716 16:00 1.31 5 12250.00 12.25 16.05 -10.78

17 17:00 1.38 49 12250.00 12.25 16.91 32.1018 18:00 1.25 32 12250.00 12.25 15.31 16.7819 19:00 0.98 17 12250.00 12.25 12.01 4.7820 20:00 0.62 5 12250.00 12.25 7.60 -2.82

21 21:00 0.45 49 12250.00 12.25 5.51 43.4922 22:00 0.37 43 12250.00 12.25 4.53 38.9623 23:00 0.25 39 12250.00 12.25 3.06 35.8924 0:00 0.30 36 12250.00 12.25 3.68 32.22

Q outflow

Tabel 21 Simulasi Tampungan Tandon 8

Page 61: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-61

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 39 9625.00 9.63 3.56 34.942 2:00 0.45 35 9625.00 9.63 4.33 30.613 3:00 0.64 31 9625.00 9.63 6.16 24.454 4:00 1.15 24 9625.00 9.63 11.07 13.38

5 5:00 1.15 39 9625.00 9.63 11.07 27.436 6:00 1.40 27 9625.00 9.63 13.48 13.967 7:00 1.53 14 9625.00 9.63 14.73 -0.778 8:00 1.56 -1 9625.00 9.63 15.02 -15.79

9 9:00 1.38 39 9625.00 9.63 13.28 25.2210 10:00 1.27 25 9625.00 9.63 12.22 12.9911 11:00 1.20 13 9625.00 9.63 11.55 1.4412 12:00 1.14 1 9625.00 9.63 10.97 -9.53

13 13:00 1.17 39 9625.00 9.63 11.26 27.2414 14:00 1.18 27 9625.00 9.63 11.36 15.8815 15:00 1.22 16 9625.00 9.63 11.74 4.1416 16:00 1.31 4 9625.00 9.63 12.61 -8.47

17 17:00 1.38 39 9625.00 9.63 13.28 25.2218 18:00 1.25 25 9625.00 9.63 12.03 13.1919 19:00 0.98 13 9625.00 9.63 9.43 3.7520 20:00 0.62 4 9625.00 9.63 5.97 -2.21

21 21:00 0.45 39 9625.00 9.63 4.33 34.1722 22:00 0.37 34 9625.00 9.63 3.56 30.6123 23:00 0.25 31 9625.00 9.63 2.41 28.2024 0:00 0.30 28 9625.00 9.63 2.89 25.31

Q outflow

Tabel 22 Simulasi Tampungan Tandon 9

Page 62: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-62

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 63 15750.0 15.8 5.8 57.22 2:00 0.45 57 15750.0 15.8 7.1 50.13 3:00 0.64 50 15750.0 15.8 10.1 40.04 4:00 1.15 40 15750.0 15.8 18.1 21.9

5 5:00 1.15 63 15750.0 15.8 18.1 44.96 6:00 1.40 45 15750.0 15.8 22.1 22.87 7:00 1.53 23 15750.0 15.8 24.1 -1.38 8:00 1.56 -1 15750.0 15.8 24.6 -25.8

9 9:00 1.38 63 15750.0 15.8 21.7 41.310 10:00 1.27 41 15750.0 15.8 20.0 21.311 11:00 1.20 21 15750.0 15.8 18.9 2.412 12:00 1.14 2 15750.0 15.8 18.0 -15.6

13 13:00 1.17 63 15750.0 15.8 18.4 44.614 14:00 1.18 45 15750.0 15.8 18.6 26.015 15:00 1.22 26 15750.0 15.8 19.2 6.816 16:00 1.31 7 15750.0 15.8 20.6 -13.9

17 17:00 1.38 63 15750.0 15.8 21.7 41.318 18:00 1.25 41 15750.0 15.8 19.7 21.619 19:00 0.98 22 15750.0 15.8 15.4 6.120 20:00 0.62 6 15750.0 15.8 9.8 -3.6

21 21:00 0.45 63 15750.0 15.8 7.1 55.922 22:00 0.37 56 15750.0 15.8 5.8 50.123 23:00 0.25 50 15750.0 15.8 3.9 46.124 0:00 0.30 46 15750.0 15.8 4.7 41.4

Q outflow

Tabel 23 Simulasi Tampungan Tandon 10

Page 63: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-63

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 30 1785.00 1.79 0.66 29.092 2:00 0.45 29 1785.00 1.79 0.80 28.293 3:00 0.64 28 1785.00 1.79 1.14 27.144 4:00 1.15 27 1785.00 1.79 2.05 25.09

5 5:00 1.15 30 1785.00 1.79 2.05 27.706 6:00 1.40 28 1785.00 1.79 2.50 25.207 7:00 1.53 25 1785.00 1.79 2.73 22.478 8:00 1.56 22 1785.00 1.79 2.78 19.68

9 9:00 1.38 30 1785.00 1.79 2.46 27.2910 10:00 1.27 27 1785.00 1.79 2.27 25.0211 11:00 1.20 25 1785.00 1.79 2.14 22.8812 12:00 1.14 23 1785.00 1.79 2.03 20.84

13 13:00 1.17 30 1785.00 1.79 2.09 27.6614 14:00 1.18 28 1785.00 1.79 2.11 25.5615 15:00 1.22 26 1785.00 1.79 2.18 23.3816 16:00 1.31 23 1785.00 1.79 2.34 21.04

17 17:00 1.38 30 1785.00 1.79 2.46 27.2918 18:00 1.25 27 1785.00 1.79 2.23 25.0619 19:00 0.98 25 1785.00 1.79 1.75 23.3120 20:00 0.62 23 1785.00 1.79 1.11 22.20

21 21:00 0.45 30 1785.00 1.79 0.80 28.9522 22:00 0.37 29 1785.00 1.79 0.66 28.2923 23:00 0.25 28 1785.00 1.79 0.45 27.8424 0:00 0.30 28 1785.00 1.79 0.54 27.30

Q outflow

Tabel 24 Simulasi Tampungan Tandon 11

Page 64: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-64

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 21 5250.00 5.25 1.94 19.062 2:00 0.45 19 5250.00 5.25 2.36 16.703 3:00 0.64 17 5250.00 5.25 3.36 13.344 4:00 1.15 13 5250.00 5.25 6.04 7.30

5 5:00 1.15 21 5250.00 5.25 6.04 14.966 6:00 1.40 15 5250.00 5.25 7.35 7.617 7:00 1.53 8 5250.00 5.25 8.03 -0.428 8:00 1.56 0 5250.00 5.25 8.19 -8.61

9 9:00 1.38 21 5250.00 5.25 7.25 13.7610 10:00 1.27 14 5250.00 5.25 6.67 7.0911 11:00 1.20 7 5250.00 5.25 6.30 0.7912 12:00 1.14 1 5250.00 5.25 5.99 -5.20

13 13:00 1.17 21 5250.00 5.25 6.14 14.8614 14:00 1.18 15 5250.00 5.25 6.20 8.6615 15:00 1.22 9 5250.00 5.25 6.41 2.2616 16:00 1.31 2 5250.00 5.25 6.88 -4.62

17 17:00 1.38 21 5250.00 5.25 7.25 13.7618 18:00 1.25 14 5250.00 5.25 6.56 7.1919 19:00 0.98 7 5250.00 5.25 5.15 2.0520 20:00 0.62 2 5250.00 5.25 3.26 -1.21

21 21:00 0.45 21 5250.00 5.25 2.36 18.6422 22:00 0.37 19 5250.00 5.25 1.94 16.7023 23:00 0.25 17 5250.00 5.25 1.31 15.3824 0:00 0.30 15 5250.00 5.25 1.58 13.81

Q outflow

Tabel 25 Simulasi Tampungan Tandon 12

Page 65: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-65

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 61 15225.0 15.2 5.6 55.32 2:00 0.45 55 15225.0 15.2 6.9 48.43 3:00 0.64 48 15225.0 15.2 9.7 38.74 4:00 1.15 39 15225.0 15.2 17.5 21.2

5 5:00 1.15 61 15225.0 15.2 17.5 43.46 6:00 1.40 43 15225.0 15.2 21.3 22.17 7:00 1.53 22 15225.0 15.2 23.3 -1.28 8:00 1.56 -1 15225.0 15.2 23.8 -25.0

9 9:00 1.38 61 15225.0 15.2 21.0 39.910 10:00 1.27 40 15225.0 15.2 19.3 20.611 11:00 1.20 21 15225.0 15.2 18.3 2.312 12:00 1.14 2 15225.0 15.2 17.4 -15.1

13 13:00 1.17 61 15225.0 15.2 17.8 43.114 14:00 1.18 43 15225.0 15.2 18.0 25.115 15:00 1.22 25 15225.0 15.2 18.6 6.516 16:00 1.31 7 15225.0 15.2 19.9 -13.4

17 17:00 1.38 61 15225.0 15.2 21.0 39.918 18:00 1.25 40 15225.0 15.2 19.0 20.919 19:00 0.98 21 15225.0 15.2 14.9 5.920 20:00 0.62 6 15225.0 15.2 9.4 -3.5

21 21:00 0.45 61 15225.0 15.2 6.9 54.022 22:00 0.37 54 15225.0 15.2 5.6 48.423 23:00 0.25 48 15225.0 15.2 3.8 44.624 0:00 0.30 45 15225.0 15.2 4.6 40.0

Q outflow

Tabel 26 Simulasi Tampungan Tandon 13

Page 66: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-66

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 52 13050.0 13.1 4.8 47.42 2:00 0.45 47 13050.0 13.1 5.9 41.53 3:00 0.64 41 13050.0 13.1 8.4 33.14 4:00 1.15 33 13050.0 13.1 15.0 18.1

5 5:00 1.15 52 13050.0 13.1 15.0 37.26 6:00 1.40 37 13050.0 13.1 18.3 18.97 7:00 1.53 19 13050.0 13.1 20.0 -1.08 8:00 1.56 -1 13050.0 13.1 20.4 -21.4

9 9:00 1.38 52 13050.0 13.1 18.0 34.210 10:00 1.27 34 13050.0 13.1 16.6 17.611 11:00 1.20 18 13050.0 13.1 15.7 2.012 12:00 1.14 2 13050.0 13.1 14.9 -12.9

13 13:00 1.17 52 13050.0 13.1 15.3 36.914 14:00 1.18 37 13050.0 13.1 15.4 21.515 15:00 1.22 22 13050.0 13.1 15.9 5.616 16:00 1.31 6 13050.0 13.1 17.1 -11.5

17 17:00 1.38 52 13050.0 13.1 18.0 34.218 18:00 1.25 34 13050.0 13.1 16.3 17.919 19:00 0.98 18 13050.0 13.1 12.8 5.120 20:00 0.62 5 13050.0 13.1 8.1 -3.0

21 21:00 0.45 52 13050.0 13.1 5.9 46.322 22:00 0.37 46 13050.0 13.1 4.8 41.523 23:00 0.25 41 13050.0 13.1 3.3 38.224 0:00 0.30 38 13050.0 13.1 3.9 34.3

Q outflow

Tabel 27. Simulasi Tampungan Tandon 14

Page 67: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-67

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 11 2625.0 2.6 1.0 9.52 2:00 0.45 10 2625.0 2.6 1.2 8.33 3:00 0.64 8 2625.0 2.6 1.7 6.74 4:00 1.15 7 2625.0 2.6 3.0 3.6

5 5:00 1.15 11 2625.0 2.6 3.0 7.56 6:00 1.40 7 2625.0 2.6 3.7 3.87 7:00 1.53 4 2625.0 2.6 4.0 -0.28 8:00 1.56 0 2625.0 2.6 4.1 -4.3

9 9:00 1.38 11 2625.0 2.6 3.6 6.910 10:00 1.27 7 2625.0 2.6 3.3 3.511 11:00 1.20 4 2625.0 2.6 3.2 0.412 12:00 1.14 0 2625.0 2.6 3.0 -2.6

13 13:00 1.17 11 2625.0 2.6 3.1 7.414 14:00 1.18 7 2625.0 2.6 3.1 4.315 15:00 1.22 4 2625.0 2.6 3.2 1.116 16:00 1.31 1 2625.0 2.6 3.4 -2.3

17 17:00 1.38 11 2625.0 2.6 3.6 6.918 18:00 1.25 7 2625.0 2.6 3.3 3.619 19:00 0.98 4 2625.0 2.6 2.6 1.020 20:00 0.62 1 2625.0 2.6 1.6 -0.6

21 21:00 0.45 11 2625.0 2.6 1.2 9.322 22:00 0.37 9 2625.0 2.6 1.0 8.323 23:00 0.25 8 2625.0 2.6 0.7 7.724 0:00 0.30 8 2625.0 2.6 0.8 6.9

Q outflow

Tabel 28 Simulasi Tampungan Tandon 15

Page 68: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-68

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 12 3062.50 3.06 1.13 11.122 2:00 0.45 11 3062.50 3.06 1.38 9.743 3:00 0.64 10 3062.50 3.06 1.96 7.784 4:00 1.15 8 3062.50 3.06 3.52 4.26

5 5:00 1.15 12 3062.50 3.06 3.52 8.736 6:00 1.40 9 3062.50 3.06 4.29 4.447 7:00 1.53 4 3062.50 3.06 4.69 -0.248 8:00 1.56 0 3062.50 3.06 4.78 -5.02

9 9:00 1.38 12 3062.50 3.06 4.23 8.0210 10:00 1.27 8 3062.50 3.06 3.89 4.1311 11:00 1.20 4 3062.50 3.06 3.68 0.4612 12:00 1.14 0 3062.50 3.06 3.49 -3.03

13 13:00 1.17 12 3062.50 3.06 3.58 8.6714 14:00 1.18 9 3062.50 3.06 3.61 5.0515 15:00 1.22 5 3062.50 3.06 3.74 1.3216 16:00 1.31 1 3062.50 3.06 4.01 -2.70

17 17:00 1.38 12 3062.50 3.06 4.23 8.0218 18:00 1.25 8 3062.50 3.06 3.83 4.2019 19:00 0.98 4 3062.50 3.06 3.00 1.1920 20:00 0.62 1 3062.50 3.06 1.90 -0.70

21 21:00 0.45 12 3062.50 3.06 1.38 10.8722 22:00 0.37 11 3062.50 3.06 1.13 9.7423 23:00 0.25 10 3062.50 3.06 0.77 8.9724 0:00 0.30 9 3062.50 3.06 0.92 8.05

Q outflow

Tabel 29 Simulasi Tampungan Tandon 16

Page 69: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-69

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 14 3500.00 3.50 1.30 12.712 2:00 0.45 13 3500.00 3.50 1.58 11.133 3:00 0.64 11 3500.00 3.50 2.24 8.894 4:00 1.15 9 3500.00 3.50 4.03 4.87

5 5:00 1.15 14 3500.00 3.50 4.03 9.986 6:00 1.40 10 3500.00 3.50 4.90 5.087 7:00 1.53 5 3500.00 3.50 5.36 -0.288 8:00 1.56 0 3500.00 3.50 5.46 -5.74

9 9:00 1.38 14 3500.00 3.50 4.83 9.1710 10:00 1.27 9 3500.00 3.50 4.45 4.7311 11:00 1.20 5 3500.00 3.50 4.20 0.5212 12:00 1.14 1 3500.00 3.50 3.99 -3.47

13 13:00 1.17 14 3500.00 3.50 4.10 9.9114 14:00 1.18 10 3500.00 3.50 4.13 5.7815 15:00 1.22 6 3500.00 3.50 4.27 1.5116 16:00 1.31 2 3500.00 3.50 4.59 -3.08

17 17:00 1.38 14 3500.00 3.50 4.83 9.1718 18:00 1.25 9 3500.00 3.50 4.38 4.8019 19:00 0.98 5 3500.00 3.50 3.43 1.3720 20:00 0.62 1 3500.00 3.50 2.17 -0.81

21 21:00 0.45 14 3500.00 3.50 1.58 12.4322 22:00 0.37 12 3500.00 3.50 1.30 11.1323 23:00 0.25 11 3500.00 3.50 0.88 10.2624 0:00 0.30 10 3500.00 3.50 1.05 9.21

Q outflow

Tabel 30 Simulasi Tampungan Tandon 17

Page 70: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-70

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 9 2187.5 2.2 0.8 7.92 2:00 0.45 8 2187.5 2.2 1.0 7.03 3:00 0.64 7 2187.5 2.2 1.4 5.64 4:00 1.15 6 2187.5 2.2 2.5 3.0

5 5:00 1.15 9 2187.5 2.2 2.5 6.26 6:00 1.40 6 2187.5 2.2 3.1 3.27 7:00 1.53 3 2187.5 2.2 3.3 -0.28 8:00 1.56 0 2187.5 2.2 3.4 -3.6

9 9:00 1.38 9 2187.5 2.2 3.0 5.710 10:00 1.27 6 2187.5 2.2 2.8 3.011 11:00 1.20 3 2187.5 2.2 2.6 0.312 12:00 1.14 0 2187.5 2.2 2.5 -2.2

13 13:00 1.17 9 2187.5 2.2 2.6 6.214 14:00 1.18 6 2187.5 2.2 2.6 3.615 15:00 1.22 4 2187.5 2.2 2.7 0.916 16:00 1.31 1 2187.5 2.2 2.9 -1.9

17 17:00 1.38 9 2187.5 2.2 3.0 5.718 18:00 1.25 6 2187.5 2.2 2.7 3.019 19:00 0.98 3 2187.5 2.2 2.1 0.920 20:00 0.62 1 2187.5 2.2 1.4 -0.5

21 21:00 0.45 9 2187.5 2.2 1.0 7.822 22:00 0.37 8 2187.5 2.2 0.8 7.023 23:00 0.25 7 2187.5 2.2 0.5 6.424 0:00 0.30 6 2187.5 2.2 0.7 5.8

Q outflow

Tabel 31 Simulasi Tampungan Tandon 18

Page 71: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-71

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 39 9625.0 9.6 3.6 34.92 2:00 0.45 35 9625.0 9.6 4.3 30.63 3:00 0.64 31 9625.0 9.6 6.2 24.44 4:00 1.15 24 9625.0 9.6 11.1 13.4

5 5:00 1.15 39 9625.0 9.6 11.1 27.46 6:00 1.40 27 9625.0 9.6 13.5 14.07 7:00 1.53 14 9625.0 9.6 14.7 -0.88 8:00 1.56 -1 9625.0 9.6 15.0 -15.8

9 9:00 1.38 39 9625.0 9.6 13.3 25.210 10:00 1.27 25 9625.0 9.6 12.2 13.011 11:00 1.20 13 9625.0 9.6 11.6 1.412 12:00 1.14 1 9625.0 9.6 11.0 -9.5

13 13:00 1.17 39 9625.0 9.6 11.3 27.214 14:00 1.18 27 9625.0 9.6 11.4 15.915 15:00 1.22 16 9625.0 9.6 11.7 4.116 16:00 1.31 4 9625.0 9.6 12.6 -8.5

17 17:00 1.38 39 9625.0 9.6 13.3 25.218 18:00 1.25 25 9625.0 9.6 12.0 13.219 19:00 0.98 13 9625.0 9.6 9.4 3.820 20:00 0.62 4 9625.0 9.6 6.0 -2.2

21 21:00 0.45 39 9625.0 9.6 4.3 34.222 22:00 0.37 34 9625.0 9.6 3.6 30.623 23:00 0.25 31 9625.0 9.6 2.4 28.224 0:00 0.30 28 9625.0 9.6 2.9 25.3

Q outflow

Tabel 32. Simulasi Tampungan Tandon 19

Page 72: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-72

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 25 6125.0 6.1 2.3 22.22 2:00 0.45 22 6125.0 6.1 2.8 19.53 3:00 0.64 19 6125.0 6.1 3.9 15.64 4:00 1.15 16 6125.0 6.1 7.0 8.5

5 5:00 1.15 25 6125.0 6.1 7.0 17.56 6:00 1.40 17 6125.0 6.1 8.6 8.97 7:00 1.53 9 6125.0 6.1 9.4 -0.58 8:00 1.56 0 6125.0 6.1 9.6 -10.0

9 9:00 1.38 25 6125.0 6.1 8.5 16.010 10:00 1.27 16 6125.0 6.1 7.8 8.311 11:00 1.20 8 6125.0 6.1 7.4 0.912 12:00 1.14 1 6125.0 6.1 7.0 -6.1

13 13:00 1.17 25 6125.0 6.1 7.2 17.314 14:00 1.18 17 6125.0 6.1 7.2 10.115 15:00 1.22 10 6125.0 6.1 7.5 2.616 16:00 1.31 3 6125.0 6.1 8.0 -5.4

17 17:00 1.38 25 6125.0 6.1 8.5 16.018 18:00 1.25 16 6125.0 6.1 7.7 8.419 19:00 0.98 8 6125.0 6.1 6.0 2.420 20:00 0.62 2 6125.0 6.1 3.8 -1.4

21 21:00 0.45 25 6125.0 6.1 2.8 21.722 22:00 0.37 22 6125.0 6.1 2.3 19.523 23:00 0.25 19 6125.0 6.1 1.5 17.924 0:00 0.30 18 6125.0 6.1 1.8 16.1

Q outflow

Tabel 33. Simulasi Tampungan Tandon 20

Page 73: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-73

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 37 9187.5 9.2 3.4 33.42 2:00 0.45 33 9187.5 9.2 4.1 29.23 3:00 0.64 29 9187.5 9.2 5.9 23.34 4:00 1.15 23 9187.5 9.2 10.6 12.8

5 5:00 1.15 37 9187.5 9.2 10.6 26.26 6:00 1.40 26 9187.5 9.2 12.9 13.37 7:00 1.53 13 9187.5 9.2 14.1 -0.78 8:00 1.56 -1 9187.5 9.2 14.3 -15.1

9 9:00 1.38 37 9187.5 9.2 12.7 24.110 10:00 1.27 24 9187.5 9.2 11.7 12.411 11:00 1.20 12 9187.5 9.2 11.0 1.412 12:00 1.14 1 9187.5 9.2 10.5 -9.1

13 13:00 1.17 37 9187.5 9.2 10.7 26.014 14:00 1.18 26 9187.5 9.2 10.8 15.215 15:00 1.22 15 9187.5 9.2 11.2 4.016 16:00 1.31 4 9187.5 9.2 12.0 -8.1

17 17:00 1.38 37 9187.5 9.2 12.7 24.118 18:00 1.25 24 9187.5 9.2 11.5 12.619 19:00 0.98 13 9187.5 9.2 9.0 3.620 20:00 0.62 4 9187.5 9.2 5.7 -2.1

21 21:00 0.45 37 9187.5 9.2 4.1 32.622 22:00 0.37 33 9187.5 9.2 3.4 29.223 23:00 0.25 29 9187.5 9.2 2.3 26.924 0:00 0.30 27 9187.5 9.2 2.8 24.2

Q outflow

Tabel 34 Simulasi Tampungan Tandon 21

Page 74: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-74

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 37 9187.5 9.2 3.4 33.42 2:00 0.45 33 9187.5 9.2 4.1 29.23 3:00 0.64 29 9187.5 9.2 5.9 23.34 4:00 1.15 23 9187.5 9.2 10.6 12.8

5 5:00 1.15 37 9187.5 9.2 10.6 26.26 6:00 1.40 26 9187.5 9.2 12.9 13.37 7:00 1.53 13 9187.5 9.2 14.1 -0.78 8:00 1.56 -1 9187.5 9.2 14.3 -15.1

9 9:00 1.38 37 9187.5 9.2 12.7 24.110 10:00 1.27 24 9187.5 9.2 11.7 12.411 11:00 1.20 12 9187.5 9.2 11.0 1.412 12:00 1.14 1 9187.5 9.2 10.5 -9.1

13 13:00 1.17 37 9187.5 9.2 10.7 26.014 14:00 1.18 26 9187.5 9.2 10.8 15.215 15:00 1.22 15 9187.5 9.2 11.2 4.016 16:00 1.31 4 9187.5 9.2 12.0 -8.1

17 17:00 1.38 37 9187.5 9.2 12.7 24.118 18:00 1.25 24 9187.5 9.2 11.5 12.619 19:00 0.98 13 9187.5 9.2 9.0 3.620 20:00 0.62 4 9187.5 9.2 5.7 -2.1

21 21:00 0.45 37 9187.5 9.2 4.1 32.622 22:00 0.37 33 9187.5 9.2 3.4 29.223 23:00 0.25 29 9187.5 9.2 2.3 26.924 0:00 0.30 27 9187.5 9.2 2.8 24.2

Q outflow

Tabel 35. Simulasi Tampungan Tandon 22

Page 75: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-75

No Waktu Load Faktor Tampungan Q outflow Sisa

(jam) (m3) (l/jam) (m3/jam) (m3/jam) (m3)

1 1:00 0.37 18 4375.0 4.4 1.6 15.92 2:00 0.45 16 4375.0 4.4 2.0 13.93 3:00 0.64 14 4375.0 4.4 2.8 11.14 4:00 1.15 11 4375.0 4.4 5.0 6.1

5 5:00 1.15 18 4375.0 4.4 5.0 12.56 6:00 1.40 12 4375.0 4.4 6.1 6.37 7:00 1.53 6 4375.0 4.4 6.7 -0.48 8:00 1.56 0 4375.0 4.4 6.8 -7.2

9 9:00 1.38 18 4375.0 4.4 6.0 11.510 10:00 1.27 11 4375.0 4.4 5.6 5.911 11:00 1.20 6 4375.0 4.4 5.3 0.712 12:00 1.14 1 4375.0 4.4 5.0 -4.3

13 13:00 1.17 18 4375.0 4.4 5.1 12.414 14:00 1.18 12 4375.0 4.4 5.2 7.215 15:00 1.22 7 4375.0 4.4 5.3 1.916 16:00 1.31 2 4375.0 4.4 5.7 -3.9

17 17:00 1.38 18 4375.0 4.4 6.0 11.518 18:00 1.25 11 4375.0 4.4 5.5 6.019 19:00 0.98 6 4375.0 4.4 4.3 1.720 20:00 0.62 2 4375.0 4.4 2.7 -1.0

21 21:00 0.45 18 4375.0 4.4 2.0 15.522 22:00 0.37 16 4375.0 4.4 1.6 13.923 23:00 0.25 14 4375.0 4.4 1.1 12.824 0:00 0.30 13 4375.0 4.4 1.3 11.5

Q outflow

Berdasarkan simulasi pada seluruh tandon di atas masih terdapat nilai minus maka volume tandon

yang diperlukan kurang memenuhi untuk kebutuhan sesuai load factor. Maka perlu diperbesar

dimensi tandon.

Tabel 36. Volume dan Luas Kolam (tandon)

Page 76: Bab III Kajian Studi Terdahulu

LAPORAN PENDAHULUANFEASIBILITY STUDY PENYEDIAAN AIR BAKU KOTA METROPOLITAN PONTIANAKTAHUN ANGGARAN 2012METROPOLITAN PONTIANAK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIRBALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN IKALIMANTAN BARAT Halaman I-76

Kolam Sumber Luas Layanan Wilayah Administrasi Jumlah Penduduk Kebutuhan Air Volume Luas Kolam(km2) (l/hari) (m3) (m2)

1 Kapuas-Penepat-Biong 11 KOTA PONTIANAK 53779 8066850 1900 3802 Kapuas-Penepat-Biong-Durian 11 KOTA PONTIANAK 53779 8066850 1900 3803 Kapuas-Penepat-Biong 29 KOTA PONTIANAK 141781 21267150 5000 10004 Kapuas-Penepat-Biong 23 KOTA PONTIANAK 112447 16867050 4000 8005 Kapuas-Penepat-Biong 18 KOTA PONTIANAK 88002 13200300 3150 6306 Kapuas-Penepat-Biong 30 KOTA PONTIANAK 146670 22000500 5200 10407 Kapuas-Penepat-Biong 28 KUBU RAYA 1960 294000 70 148 Kapuas-Penepat-Biong 22 KUBU RAYA 1540 231000 60 129 Kapuas-Penepat-Biong-Durian 36 KUBU RAYA 2520 378000 90 18

10 Durian 17 KUBU RAYA 1190 178500 10 211 Durian 12 KUBU RAYA 840 126000 30 612 Kapuas-Penepat-Biong 14 KAB. PONTIANAK 2436 365400 90 1813 Kapuas-Penepat-Biong 12 KAB. PONTIANAK 2088 313200 80 1614 Kapuas-Penepat-Biong 6 KUBU RAYA 420 63000 20 415 Ambawang 7 KUBU RAYA 490 73500 20 416 Ambawang 8 KUBU RAYA 560 84000 20 417 Kapuas-Penepat-Biong-Durian 5 KUBU RAYA 350 52500 15 318 Durian 22 KUBU RAYA 1540 231000 55 1119 Durian 14 KUBU RAYA 980 147000 35 720 Durian 21 KUBU RAYA 1470 220500 55 1121 Durian 21 KUBU RAYA 1470 220500 55 1122 Kapuas-Penepat-Biong 10 KUBU RAYA 700 105000 25 5