program studi s-1 keperawatan stikes kusuma … · program studi s-1 keperawatan stikes kusuma...

103
i HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KESELAMATAN PASIEN DENGAN PENERAPAN PEMBERIAN OBAT DI RUANG ICU RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : Hermi Yulianti ST 13037 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Upload: vuongnhu

Post on 30-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

i

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT

TENTANG KESELAMATAN PASIEN DENGAN PENERAPAN

PEMBERIAN OBAT DI RUANG ICU

RSUD DR. MOEWARDI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

Hermi Yulianti

ST 13037

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

ii

Page 3: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Hermi Yulianti

NIM : ST 13037

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKES Kusuma Husada

Surakarta maupun di perguruan tinggi lain .

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim

Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik.

Surakarta, Agustus 2015

Pembuat Pernyataan

Hermi Yulianti

NIM ST 13037

Page 4: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat dan karunia yang tak

terputus yang selalu kita nikmati sehingga penyusunan Skripsi dengan judul

“Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan Pasien

Dengan Penerapan Pemberian Obat Di Ruang ICU RSUD Dr. Moewardi” ini

dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai tahapan awal sebelum peneliti

melakukan penelitian dan merupakan syarat memperoleh gelar Sarjana

Keperawatan. Skripsi ini melibatkan berbagai pihak yang turut serta membantu

peneliti dalam penyusunannya. Oeh karena itu, peneliti ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si., Ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu

di STIKES Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Ns. Wahyu Rima Agustin, M. Kep. Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu

jalannya proses membuat skripsi.

3. Ibu Ns. Happy Indri Hapsari, M. Kep. , pembimbing utama yang telah

memberikan petunjuk dan saran maupun nasehat dalam penyelesaian

skripsi ini.

Page 5: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

v

4. Bapak Ari Setiyajati, S.Kep., Ns., M.Kes.,pembimbing pendamping yang

telah memberikan petunjuk dan saran maupun nasehat dalam penyelesaian

skripsi ini.

5. dr. Endang Agustinar, M. Kes., Direktur RSUD Dr. Moewardi yang telah

memberikan ijin belajar dan ijin penelitian.

6. Seluruh staff pengajar baik administrasi, Bapak dan Ibu Dosen Program

Studi Ilmu Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta yang telah

membagi ilmunya selama menyelesaikan pendidikan.

7. Bapak, Ibu, suami, dan anak tercinta yang telah memberikan doa restu dan

dorongan kepada penulis selama melaksanakan pendidikan.

8. Semua responden yaitu perawat ICU dan ICVCU yang telah bersedia

membantu dalam pelaksanaan kelancaran penelitian.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan. Kritik dan saran dari pembaca sangat peneliti harapkan.

Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu keperawatan.

Surakarta, Agustus 2015

Penulis

Page 6: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI.................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii

ABSTRAK ..................................................................................................... xiv

ABSTRACT..................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 7

1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori.................................................................................... 9

2.1.1 Pengetahuan ................................................................................. 9

2.1.1.1 Definisi Pengetahuan ............................................................ 9

2.1.1.2 Tingkatan Pengetahuan ......................................................... 11

Page 7: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

vii

2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan ..... 13

2.1.2 Pemberian Obat ............................................................................. 17

2.1.2.1 Prinsip Sepuluh Benar Pemberian Obat................................. 18

2.1.3 Keselamatan Pasien ...................................................................... 34

2.1.3.1 Standar Keselamatan Pasien ................................................. 35

2.1.3.2 Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien......................... 36

2.1.3.3 Enam Solusi Keselamatan Pasien .......................................... 37

2.2 Keaslian Penelitian............................................................................. 44

2.3 Kerangka Teori ................................................................................. 49

2.4 Kerangka Konsep .............................................................................. 50

2.5 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 50

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................ 52

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ........................................... 52

3.2.1 Populasi ........................................................................................ 52

3.2.2.Teknik Sampling............................................................................ 52

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 53

3.4 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran..... 54

3.4.1. Variabel penelitian ....................................................................... 54

3.4.2. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran .............................. 54

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data .................................... 55

3.5.1. Alat/instrumen penelitian ............................................................. 55

3.5.2.Cara pengumpulan data ................................................................ 56

Page 8: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

viii

3.6 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas ...................................................... 58

3.6.1 Uji Validitas .................................................................................. 58

3.6.2 Uji Reliabilitas .............................................................................. 60

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 61

3.7.1 Teknik pengolahan data ................................................................ 61

3.7.2 Analisis data .................................................................................. 63

3.8 Etika Penelitian ................................................................................. 65

3.8.1 Informed consent (lembar persetujuan) ........................................ 65

3.8.2 Anonymity (tanpa nama) ............................................................... 65

3.8.3 Confidentiality (kerahasiaan) ........................................................ 66

3.9 Jalannya Penelitian............................................................................. 66

3.9.1 Tahap Persiapan............................................................................. 66

3.9.2 Tahap Pelaksanaan......................................................................... 66

3.9.3 Tahap Akhir ................................................................................... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian................................................. 70

4.2 Hasil Penelitian .................................................................................. 71

4.2.1 Pendidikan Responden .................................................................. 71

4.2.2 Umur Responden ........................................................................... 71

4.2.3 Lama Kerja Responden.................................................................. 72

4.2.4 Informasi Yang Didapat Responden.............................................. 72

4.2.5 Pengetahuan Perawat ..................................................................... 72

4.2.6 Penerapan Pemberian Obat............................................................ 73

Page 9: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

ix

4.2.7 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang........... 73

Keselamatan Pasien Dengan Penerapan Pemberian Obat

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pengetahuan ........................................................................................ 75

5.2 Penerapan obat ................................................................................... 75

5.3 Hubungan Pengetahuan Dengan Penerapan Pemberian Obat............. 76

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan ............................................................................................ 81

6.2 Saran .................................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Standar IPSG (International Patient Safety Goal)........................... 39

Tabel 2.2 Jurnal Penelitian Terdahulu ............................................................. 45

Tabel 3.1 Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran................................... 55

Tabel 4.1 Gambaran tingkat pendidikan perawat ........................................... 71

Tabel 4.2 Gambaran berdasarkan umur perawat.............................................. 71

Tabel 4.3 Gambaran berdasarkan lama kerja perawat .................................... 72

Tabel 4.4 Gambaran berdasarkan informasi yang didapat............................... 72

terkait keselamatan pasien perawat ICU

Tabel 4.5 Gambaran berdasarkan pengetahuan perawat.................................. 72

Tabel 4.6 Gambaran berdsarkan penerapan pemberian obat .......................... 73

Tabel 4.7 Tabulasi Tingkat Pengetahuan Perawat ......................................... 73

Tentang Keselamatan Pasien Dengan Penerapan Pemberian Obat

Page 11: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................. 50

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 51

\

Page 12: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

Lampiran 2. Usulan Topik Penelitian

Lampiran 3. Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 4. Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 5. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 6. Surat Pengantar Penelitian

Lampiran 7. Surat Keterangan Penyelesaian Penelitian

Lampiran 8. Lembar Konsultasi

Lampiran 9. Lembar Permohonan Untuk Menjadi Responden

Lampiran 10. Lembar Persetujuan Menjadi Responeden

Lampiran 11. Instrumen Penelitian

Lampiran 12. Validitas Kuesioner Pengetahuan Perawat

Lampiran 13. Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan Perawat

Lampiran 14. Standart Deviasi, Odds Ratio, Analisis Chi Square

Lampiran 15. Data Karakteristik Responden

Lampiran 16. Data Pengetahuan Pasien

Lampiran 17. Data Penerapan Obat

Lampiran 18. Jurnal

Page 13: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

xiii

Program Studi S-1 Keperawatan

STIKES Kusuma Husada Surakarta

2015

Hermi Yulianti

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan

Pasien Dengan Penerapan Pemberian Obat Di Ruang ICU

RSUD Dr. Moewardi

ABSTRAK

Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh perawat di Ruang ICU RumahSakit Umum Daerah Dr.Moewardi. Jumlah populasi 28 orang. Jenis penelitianyaitu analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknikpengambilan sampel dengan menggunakan teknik non probability sampling yaitutotal sampling. Analisis yang digunakan adalah uji chi square (χ2).

Karakteristik profesi yaitu memiliki ilmu pengetahuan, sikap, bertanggungjawab dan akuntabel tenaga kesehatan profesional harus bertanggung jawab danbertanggung gugat, dengan demikian mengurangi resiko pelanggaran keselamatanpasien. Pengetahuan adalah salah satu faktor dari manusia yang berpengaruhterhadap keselamatan pasien. Keselamatan pasien menjadi bagian penting dalampelayanan keperawatan. Perawat sebagai tenaga terdepan yang bersentuhanlangsung dengan pasien bertanggung jawab menyediakan layanan yangmenunjang keselamatan tersebut. Peneliti melakukan wawancara kepada 4perawat ICU, pada tahun 2013 terdapat satu kejadian tidak diharapkan berupakesalahan pemberian obat.

Hasil penelitian dengan analisis chi-square diperoleh diketahui bahwa nilaichi-square test (χ2) adalah sebesar 5,600 dengan Assymp Sig. 2- sided 0,018 .Oleh karena nilai χ2 5,600 > χ2 tabel (3,841) dan Sig. (0,018) < α (0,05), maka H0

ditolak yang berarti menerima hipotesis alternatif (Ha). Ini menandakan adanyahubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan pasiendengan penerapan pemberian obat. Uji statistik menunjukkan bahwa odds ratio4.00 artinya bahwa semakin tinggi pengetahuan beresiko mempertinggi terhadapterjadinya penerapan pemberian obat.

Merekomendasikan untuk peneliti selanjutnya untuk dapat melakukanmelakukan penelitian sejenis dengan menambahkan variabel lainnya yaitu umur,pendidikan, lama bekerja, informasi yang didapat keterkaitannya denganpemberian obat dan menambahkan analisis multivariat.Kata Kunci : Keselamatan Pasien, Pengetahuan, Pemberian Obat.

Kepustakaan : 46 ( 2000-2014 )

Page 14: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

xiv

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATANSTIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015Hermi Yulianti

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang KeselamatanPasien Dengan Penerapan Pemberian Obat Di Ruang ICU

RSUD Dr. Moewardi

Abstrak

Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh perawat di Ruang ICU RumahSakit Umum Daerah Dr.Moewardi. Jumlah populasi 28 orang. Jenis penelitianyaitu analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknikpengambilan sampel dengan menggunakan teknik non probability sampling yaitutotal sampling. Analisis yang digunakan adalah uji chi square (χ2).

Karakteristik profesi yaitu memiliki ilmu pengetahuan, sikap, bertanggungjawab dan akuntabel tenaga kesehatan profesional harus bertanggung jawab danbertanggung gugat, dengan demikian mengurangi resiko pelanggaran keselamatanpasien. Pengetahuan adalah salah satu faktor dari manusia yang berpengaruhterhadap keselamatan pasien. Keselamatan pasien menjadi bagian penting dalampelayanan keperawatan. Perawat sebagai tenaga terdepan yang bersentuhanlangsung dengan pasien bertanggung jawab menyediakan layanan yangmenunjang keselamatan tersebut. Peneliti melakukan wawancara kepada 4perawat ICU, pada tahun 2013 terdapat satu kejadian tidak diharapkan berupakesalahan pemberian obat.

Hasil penelitian dengan analisis chi-square diperoleh diketahui bahwa nilaichi-square test (χ2) adalah sebesar 5,600 dengan Assymp Sig. 2- sided 0,018 .Oleh karena nilai χ2 5,600 > χ2 tabel (3,841) dan Sig. (0,018) < α (0,05), maka H0

ditolak yang berarti menerima hipotesis alternatif (Ha). Ini menandakan adanyahubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan pasiendengan penerapan pemberian obat. Uji statistik menunjukkan bahwa odds ratio4.00 artinya bahwa semakin tinggi pengetahuan beresiko mempertinggi terhadapterjadinya penerapan pemberian obat.

Merekomendasikan untuk peneliti selanjutnya untuk dapat melakukanmelakukan penelitian sejenis dengan menambahkan variabel lainnya yaitu umur,pendidikan, lama bekerja, informasi yang didapat keterkaitannya denganpemberian obat dan menambahkan analisis multivariat.

Kata Kunci : Keselamatan Pasien, Pengetahuan, Pemberian Obat.

Kepustakaan : 46 ( 2000-2014 )

Page 15: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

xv

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2015

Hermi YuliantiCorrelation between Nurses ‘Knowledge Level of Patients’ Safety and

Application of Drug Administration at the ICU of Dr. Moewardi GeneralHospital of Surakarta

ABSTRACT

The characteristics of the profession are having knowledge and attitude,being responsible and accountable. Health professionals should be responsible andaccountable, thus reducing the risk of patient safety violations. Knowledge is oneof the human factors that affect patient safety. Patient safety is an important partof nursing services. The nurses are the frontline task forces and directly havecontacts with patients. They are responsible for providing services that support thepatients’ safety. The researcher conducted an interview with four nurses employedat the ICU of the hospital that in 2013 there was an unexpected incidence of drugadministration error.

This research used the analytical observational method with the cross-sectional approach. The population of this research was all of the nurses as manyas 28 employed at the ICU of Dr.Moewardi General Hospital of Surakarta. Thesamples of research were taken by using the non-probability sampling technique.The data of research were analyzed by using the Chi square test (χ2).

The result of the Chi-square analysis shows that the value of chi-square test(χ2) was 5.600 with Assymp Sig. 2- sided = 0.018. Therefore, the value of χ2 =5.600 was greater than that χ2 table = 3.841, and the significance value was 0.018which was less than 0.05, meaning that H0 was rejected. Thus, the alternativehypothesis (Ha) was verified. This indicates that there was a correlation betweenthe nurses’ knowledge level of the patients’ safety and the implementation of drugadministration. The statistical analysis shows that the odd ratio was 4:00 meaningthat the higher the knowledge level was, the higher the risk of the application ofdrug administration.

Therefore, the similar research in the future is recommended to include othervariables such as age, education, length of work, information obtained and itsassociation with the drug administration and multivariate analysis.

Keywords: Patients’ safety, knowledge, drug administration.

References: 46 ( 2000-2014 )

Page 16: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan yang aman.

Prinsip-prinsip pemberian obat yang benar meluputi 6 hal, yaitu : Benar

pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute dan benar

dokumentasi. Benar pasien dapat dipastikan dengan memeriksa identitas

pasien dan harus dilakukan setiap akan memberikan obat. Benar obat

memastikan pasien setuju dengan obat yang telah diresepkan berdasarkan

kategori perintah pemberian obat, yaitu perintah tetap, perintah satu kali ,

perintah , perintah stat . Benar dosis adalah dosis yang diresepkan pada pasien

tertentu. Benar waktu adalah saat dimana obat yang diresepkan harus

diberikan. Benar rute disesuaikan dengan tingkat penyerapan tubuh pada obat

yang telah diresepkan. Benar dokumentasi meliputi nama, tanggal, waktu,

rute, dosis dan tanda tangan atau insial petugas (Kuntari, 2005).

Meningkatkan keamanan dari obat yang harus di waspadai merupakan

salah satu dari enam sasaran keselamatan pasien (JCI, 2013). Keselamatan

pasien menjadi bagian penting dalam pelayanan keperawatan. Perawat

sebagai tenaga terdepan yang bersentuhan langsung dengan pasien

bertanggung jawab menyediakan layanan yang menunjang keselamatan

tersebut. Menurut Ballard (2003) menyatakan bahwa keselamatan pasien

merupakan komponen penting dan vital dalam asuhan yang berkualitas. Hal

1. 1

Page 17: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

2

ini menjadi penting karena keselamatan pasien merupakan satu langkah untuk

memperbaiki mutu layanan dan menjadi salah satu indikator klinik mutu

pelayanan keperawatan (Cahyono, 2008)

Keselamatan pasien telah menjadi isu global termasuk untuk rumah

sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit

yaitu keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,

keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak

terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green

productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan

keselamatan rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah

sakit. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk

dilaksanakan di setiap rumah sakit. Harus diakui kegiatan institusi rumah

sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Keselamatan pasien merupakan

prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu

dan citra perumahsakitan (Depkes RI, 2006). Undang-Undang Nomor 44

Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 43 ayat (1) mewajibkan Rumah

Sakit menerapkan standar keselamatan pasien. Standar keselamatan pasien

tersebut menurut Pasal 43 ayat (2) dilaksanakan melalui pelaporan insiden,

menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan

angka kejadian yang tidak diharapkan. Insiden keselamatan pasien adalah

kesalahan medis (medical error), kejadian yang tidak diharapkan (adverse

event), dan nyaris terjadi (near miss) (Mahendra, 2013).

Page 18: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

3

Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan

pasien sesuai dengan yang diucapkan Hiprocrates kira-kira 2400 tahun yang

lalu yaitu Primum, non nocere (First, do no harm). Semakin berkembangnya

ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit menjadi

semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan

(KTD) apabila tidak dilakukan dengan hati-hati. terdapat ratusan macam obat,

ratusan tes dan prosedur, banyak alat dengan teknologinya, bermacam jenis

tenaga profesi dan nonprofesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam

terus menerus di rumah sakit. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut

apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD. Tahun 2000 Institute of

Medicine di Amerika Serikat menerbitkan laporan yang mengemukakan

penelitian di rumah sakit di Utah dan Colorado serta New York, Utah dan

Colorado ditemukan KTD sebesar 2,9 %, dimana 6,6 % diantaranya

meninggal, New York KTD sebesar 3,7 % dengan angka kematian 13,6 %.

Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh Amerika yang

berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000 – 98.000 per tahun. Publikasi

WHO pada tahun 2004, mengumpulkan angka penelitian rumah sakit di

berbagai Negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia, ditemukan KTD

dengan rentang 3,2 – 16,6 % (Depkes RI, 2006).

Data dari keselamatan pasien International and Australian

memperlihatkan bahwa sekurangnya satu dari sepuluh pasien yang dirawat di

rumah sakit menderita atau mengalami KTD sebagai hasil dari perawatan

yang diterimanya. Hal ini dapat dicegah bila dalam pelayanan peran

Page 19: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

4

kepemimpinan ditingkatkan, dilakukan redisgn pada proses dan alur kerja

serta merubah tingkah laku manusia atau sumber daya manusianya (Lim,

2010).

Data tentang KTD dan KNC (Kejadian Nyaris Cedera) di Indonesia

masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan mal-praktek

yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Insidensi pelanggaran

patient safety 28,3% dilakukan oleh perawat. Perawat harus menyadari

perannya bekerja 24 jam di dalam satu tempat ruangan sehingga harus dapat

berpartisipasi aktif dalam mewujudkan keselamatan pasien. Kerja keras

perawat tidak dapat mencapai level optimal jika tidak didukung dengan

sarana prasarana, manajemen rumah sakit dan tenaga kesehatan lainnya.

Karakteristik profesi adalah memiliki ilmu pengetahuan, sikap, bertanggung

jawab dan akuntabel tenaga kesehatan profesional harus bertanggung jawab

dan bertanggung gugat, dengan demikian mengurangi resiko pelanggaran

keselamatan pasien ( Adib, 2009). Dampak yang ditimbulkan jika dalam

pemberian obat tidak melakukan identifikasi pasien adalah terjadinya KTD

yang dapat merugikan baik pihak rumah sakit, staf yang terlibat, dan pasien

yang menerima layanan (KKP-RS, 2010). Laporan insiden keselamatan

pasien berdasarkan provinsi pada 2007 ditemukan provinsi DKI Jakarta

menempati urutan tertinggi yaitu 37.9% diantara delapan provinsi lainnya

(Jawa Tengah 15.9%, DI Yogyakarta 13.8%, Jawa Timur 11.7%, Sumatera

Selatan 6.9%, Jawa Barat 2.8%, Bali 1.4%, Aceh 10.7%, dan Sulawesi

Selatan 0.7%) (KKP-RS, 2008). Keselamatan pasien dapat diperoleh bila

Page 20: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

5

faktor yang berkontribusi terhadap insiden keselamatan dapat diminimalisir

bahkan dihindari. Faktor yang berkontribusi terhadap hal ini adalah faktor

manusia yang meliputi: sumber daya yang tidak memenuhi persyaratan,

kesalahan dalam mengambil keputusan klinis, salah persepsi, pengetahuan

manusia, keterbatasan mengoperasikan alat dan mesin, sistem, tugas dan

pekerjaan (Henriksen, et.al, 2008)

Hal tersebut juga diungkapkan oleh International Counsil of Nurse

(ICN) (2002) yang menyatakan faktor yang berpengaruh terhadap KNC dan

KTD melibatkan faktor manusia dan sistem. Faktor manusia meliputi

pengetahuan, keterampilan, lama kerja sedangkan sistem meliputi standar,

kebijakan dan aturan dalam organisasi. Pengetahuan adalah salah satu faktor

dari manusia yang berpengaruh terhadap KNC dan KTD. Tenaga perawatan

merupakan tenaga terbanyak dan waktu kontak lebih lama dengan pasien

dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang lain, serta berada pada semua

setting pelayanan kesehatan sehingga tenaga perawatan mempunyai peranan

penting terhadap mutu pelayanan di rumah sakit, maka pengetahuan perawat

tentang keselamatan pasien adalah sangat penting. Keselamatan pasien

merupakan proses dalam rumah sakit yang memberikan pelayanan pasien

yang lebih aman. Termasuk di dalamnya assessment risiko, identifikasi, dan

manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden,

kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan

solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko (Ariyani,

2008).

Page 21: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

6

ICU merupakan unit merawat pasien dengan penyakit kritis yang

mengalami kegagalan akut satu atau lebih organ vital yang dapat mengancam

jiwa, sehingga memerlukan perawatan khusus dan peralatan khusus. Perawat

di ICU mempunyai beberapa tugas yang berbeda dengan unit perawatan

biasa, diantaranya memberikan bantuan hidup dasar pada pasien kritis,

monitoring ketat keadaan pasien dan menghindari komplikasi yang terjadi,

cepat dalam merespon kondisi pasien kritis (Jevon, 2009). Studi

pendahuluan dilakukan peneliti di ICU dengan dasar bahwa penatalaksanaan

perawatan di ICU berbeda dibandingkan dengan unit perawatan biasa.

Sebagai tempat observasi khusus ruangan ICU tidak terlepas dari

kebutuhan identifikasi pasien secara spesifik dan menyeluruh. Identifikasi

adalah suatu sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara

pasien satu dengan yang lain sehingga memperlancar atau mempermudah

dalam pemberian pelayanan kepada pasien dan untuk menghindari kesalahan

medis (mal praktik). Beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi

pasien yaitu : pemberian obat-obatan, prosedur pemeriksaan radiologi

(rontgen, MRI, dan sebagainya), intervensi pembedahan dan prosedur invasif

lainnya, transfusi darah, pengambilan sampel (misalnya darah, tinja, urin, dan

sebagainya), transfer pasien, dan konfirmasi kematian (Depkes RI , 2006).

Peneliti melakukan wawancara kepada 4 perawat ICU, pada tahun

2013 terdapat satu kejadian tidak diharapkan (KTD) berupa kesalahan

pemberian obat. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik

untuk meneliti tentang hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang

Page 22: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

7

keselamatan pasien dengan penerapan pemberian obat di ruang ICU RSUD

Dr. Moewardi.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang

keselamatan pasien dengan penerapan pemberian obat di ruang ICU RSUD

Dr. Moewardi ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan

pasien dengan penerapan pemberian obat di ruang ICU RSUD Dr.

Moewardi.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

1. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan

pasien.

2. Mendeskripsikan penerapan pemberian obat di ICU Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. Moewardi.

3. Menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang

keselamatan pasien dengan penerapan pemberian oba di ICU Rumah

Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi.

Page 23: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

8

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ruangan ICU RSUD Dr. Moewardi

Memperkaya pengetahuan perawat dan meningkatkan pelayanan di rumah

sakit dengan menerapkan standar keselamatan pasien serta dalam upaya

pengembangan sumber daya manusia, dalam meningkatkan pengetahuan

dan praktik perawat dalam menerapkan program keselamatan pasien di

instalasi perawatan ICU RSUD Dr. Moewardi

2. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau sumbangan dalam

ilmu pengetahuan terutama dalam bidang keperawatan di instalasi

pendidikan dan sebagai acuan penelitian lebih lanjut mengenai

keselamatan pasien.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian lebih lanjut

mengenai keselamatan pasien.

4. Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan dalam penelitian kesehatan khususnya

jenis riset kuantitatif dan dapat menambah pengetahuan tentang

keselamatan pasien dan penerapan pemberian obat.

Page 24: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.5.1 Pengetahuan

2.5.1.1 Definisi Pengetahuan

Menurut Soerjono (2006), manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha

Esa sebagai makhluk yang sadar, kesadaran manusia dapat disimpulkan

dari kemampuannya untuk berpikir, berkehendak dan merasa, dengan

pikirannya manusia mendapat pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil

dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

suatu obyek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,

yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan

akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum

pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Vardiansyah, 2008).

Pengetahuan merupakan suatu hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Sebagian

besar pengetahuan diperoleh melalui indera mata dan indera telinga

(Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan sendiri merupakan domain yang sangat penting dalam

terbentuknya suatu tindakan. Terbentuknya perilaku seseorang karena

adanya pengetahuan yang ada pada dirinya hingga terbentuk suatu

9

Page 25: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

10

perilaku baru. Subyek terlebih dahulu mendapat stimulus yang berupa

materi atau obyek dari luar sehingga menimbulkan pengetahuan yang baru

pada subyek tersebut dan selajutnya menimbulkan respon batin dalam

bentuk sikap si subyek terhadap obyek yang diketahuinya itu. Rangsangan

yakni obyek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya, tersebut akan

menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan atau

sehubungan dengan stimulus atau obyek tadi. Kenyataan stimulus yang

diterima si subyek dapat langsung menimbulkan tindakan artinya

seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa terlebih dahulu

mengetahui makna dari stimulus yang diterimanya. Tindakan seseorang

tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap. Pengalaman dan

penelitian terbukti bahwa perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan

lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan

(Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan merupakan mengingat kepada bahan yang sudah dipelajari

sebelumnya, pengetahuan juga disebut recall (mengingat kembali) yang

dapat menyangkut bahan yang luas ataupun sempit, seperti fakta (sempit)

dan teori (luas) (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan itu mempunyai sasaran tertentu, mempunyai metode atau

pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang

dapat disusun secara sistematis dan dipakai secara umum, maka

terbentuklah disiplin ilmu dengan perkataan lain pengetahuan itu dapat

berkembang menjadi ilmu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

Page 26: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

11

a. Mempunyai objek kajian

b. Mempunyai objek pendekatan

c. Bersifat universal (mendapat pengetahuan secara umum)

(Notoatmodjo, 2007)

2.5.1.2 Tingkatan Pengetahuan

Tingkat pengetahuan seseorang erat hubungannya dengan pendidikan

yang telah diperolehnya. Dalam arti luas pendidikan mencakup proses

kehidupan dan segala bentuk interaksi individu dengan lingkungannya baik

secara formal maupun informal. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subyek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang penting bagi terbentuknya perilaku seseorang. Benyamin

Bloom dalam teorinya menyatakan bahwa pengetahuan yang termasuk dalam

domain kognitif mencakup 6 tingkatan yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya termasuk dalam tingkat ini adalah mengingat kembali

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.Oleh karena itu tahu merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

Page 27: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

12

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat intrepretasikan

materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap suatu

objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebut contoh,

menyimpulkan dan meramalkan terhadap suatu objek yang telah

dipelajari.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari dalam keadaaan yang nyata. Aplikasi di sini dapat

diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan prinsip

dalam kontek dan situasi lain.

4. Analisis (Analyisis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek

kedalam suatu struktur objek kedalam komponen-komponen, tetapi

masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu

dengan yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan

kata kerja seperti: menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada satu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

Page 28: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

13

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

lain terhadap suatu objek atau penilaian terhadap suatu objek atau materi.

Penilaian ini ditentukan oleh kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007).

2.5.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

2.1.1.3.1 Faktor Internal

1. Pendidikan

Tingginya pendidikan yang ditempuh diharapkan tingkat

pengetahuan seseorang akan bertambah, bahwa semakin tinggi

pendidikan seseorang maka tinggi pula pengetahuan yang didapat oleh

orang tersebut, yang artinya dapat mempengaruhi terhadap pola pikir

dan daya nalar seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Mubarak (2007), Pendidikan berarti bimbingan yang

diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka

dapat memahami. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah

pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula

pengetahuan yang dimilikinya, sebaliknya jika seseorang tingkat

pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai – nilai yang baru

diperkenalkan.

Page 29: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

14

2. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak

langsung (Mubarak, 2007).

Pekerjaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencari nafkah,

adanya pekerjaan memerlukan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan

berbagai jenis pekerjaan masing-masing dianggap penting dan

memerlukan perhatian masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit

waktu untuk memperoleh informasi (Notoatmodjo, 2007).

3. Umur

Umur adalah lama waktu hidup atau sejak kelahiran atau diadakan.

Sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup ada 2

sikap antara lain :

1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang

dijumpai, semakin banyak hal yang dikerjakan.

2) Tidak dapat mengerjakan kepandaian baru kepada orang yang

sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun

mental (Notoatmodjo, 2007).

4. Penghasilan

Seseorang yang memiliki tingkat ekonomi yang lumayan akan

memiliki daya beli yang cukup tinggi pula. Penghasilan yang rendah

akan mengurangi kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

keluarga : gizi anak, pendidikan dll. (Notoatmodjo, 2007).

Page 30: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

15

5. Jenis Kelamin

Perilaku antara laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan,

baik cara berpakaian, melakukan pekerjaan sehari-hari maupun reaksi

terhadap kondisi sakit yang menimpanya. Perbedaan tersebut

dimungkinkan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma

pembagian tugas keluarga. Wanita lebih sering berperilaku atas dasar

perasaan, sebaliknya laki-laki sering bertindak atas pertimbangan

rasionalnya (Notoatmodjo, 2007).

6. Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh

sebab itu pengalaman pribadipun dapat sebagai upaya dalam

memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo,

2007).

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan

pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk

melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut

menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat

mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya

dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya (Mubarak,

2007).

Page 31: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

16

7. Sosial Ekonomi

Lingkungan sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkah

laku seseorang. Keadaan sosial ekonomi keluarga yang relatif

mencukupi akan mampu menyediakan fasilitas yang diperlukan serta

dapat masuk kejenjang pendidikan tinggi dan kelak tidak akan

mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya

(Notoatmodjo, 2007).

8. Minat

Diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu minat menjadikan seseorang untuk memenuhi suatu

hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam

(Mubarak, 2007).

9. Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Wilayah mempunyai

budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka akan sangat

mungkin masyarakat mempunyai sikap untuk selalu menjaga

kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam

pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang (Mubarak, 2007).

10. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru

(Mubarak, 2007).

Page 32: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

17

2.1.1.3.2 Faktor Eksternal

1. Faktor Lingkungan

Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

orang atau kelompok.

2. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi

dari sikap dalam menerima informasi (A. Wawan dan Dewi M, 2010).

2.5.2 Pemberian Obat

Rancangan Kebijakan Obat Nasional menyatakan bahwa “obat adalah

sediaan atau paduan bahan-bahan yang digunakan untuk mempengaruhi

atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka

penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan

kesehatan dan kontrasepsi” (Adisasmito, 2012). Menurut Potter dkk.

(2011), “obat merupakan komponen yang digunakan dalam diagnosis,

pengobatan, pemulihan atau pencegahan yang dapat mempengaruhi

kesehatan”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirangkum bahwa obat merupakan

paduan dari berbagai bahan yang digunakan untuk keperluan diagnosis dan

terapeutik serta berpengaruh terhadap sistim fisiologi/keadaan patologis

dalam kesehatan.

Page 33: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

18

2.5.2.1 Prinsip Sepuluh Benar Pemberian Obat

Dalam menjaga keamanan pemberian obat, perawat harus

memperhatikan prinsip lima benar dalam pemberian obat. Prinsip ini

dikategorikan tradisional yang terdiri dari: benar pasien, benar obat,

benar dosis, benar waktu dan benar rute. Selanjutnya, berdasarkan

pengalaman di lapangan, Kee dkk. (2009) menambahkan lima prinsip,

yaitu: benar pengkajian, benar dokumentasi, benar pendidikan

kesehatan pasien, benar evaluasi dan benar penolakan oleh pasien.

Prinsip lima benar yang masih tradisional tersebut digabungkan

dengan lima prinsip yang ditambahkan melalui hasil pengalaman

praktek keperawatan profesional, dikenal sebagai “five-plus-five right”

yang dalam bahasa Indonesia berarti “lima tambah lima benar” dan

lebih popular dengan istilah “prinsip sepuluh benar pemberian obat”.

Prinsip ini mendasari praktek keperawatan profesional dalam

pemberian obat Kee dkk. (2009). Prinsip sepuluh benar yaitu:

1. Benar Pasien

Benar pasien merupakan dasar yang sangat menentukan dalam

prinsip pemberian obat. JCAHO mewajibkan dua bentuk

pengidentifikasian primer dalam pemberian obat. Pasien menyahuti

nama mereka bila dipanggil atau sama sekali tidak berespon, sehingga

untuk mengidentifikasi kebenarannya dilakukan saat pemberian obat

(Kee dkk., 2009). Implikasi dalam perawatan mencakup:

Page 34: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

19

a. Memastikan pasien dengan mengecek gelang identitas, papan

identitas di tempat tidur, atau bertanya langsung kepada pasien.

Beberapa fasilitas di institusi tertentu mencantumkan foto pada

status pasien.

b. Jika pasien tidak mampu berespon secara verbal, dapat digunakan

cara non-verbal seperti menganggukkan kepala.

c. Untuk bayi, diidentifikasi melalui gelang identitas.

d. Jika pasien mengalami gangguan mental atau penurunan kesadaran

sehingga tidak mampu mengidentifikasi diri, maka harus dicarikan

alternatif lain untuk mengidentifikasi pasien sesuai dengan

ketentuan rumah sakit.

e. Membedakan dua pasien dengan nama belakang yang sama;

berikan peringatan dengan warna yang lebih mencolok pada alat

identitas (ID tools) seperti kartu medis (med card), gelang, atau

kardex.

f. Beberapa institusi melengkapi gelang identitas pasiennya dengan

kode tertentu untuk status alergi. Bila ada, perawat harus tanggap

dengan kebijakan ini.

g. Ketika pasien tidak menggunakan stiker identitas, perawat

mengidentifikasi secara teliti terhadap masing-masing pasien ketika

melakukan pemberian obat (Kee dkk., 2009).

Page 35: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

20

2. Benar Obat

Benar obat berarti menerima obat yang telah diresepkan, baik

oleh dokter, dokter gigi, atau petugas kesehatan yang sudah

mendapatkan izin seperti perawat yang sudah berpengalaman

(Advanced Practice Registered Nurse/APRN) yang berwewenang untuk

mengorder obat. Obat mempunyai nama dagang dan nama generik, jadi

apabila ada obat dengan nama dagang yang asing ditemui, harus

diperiksa nama generiknya. Bila ada keraguan, hubungi apotekernya.

Label tidak terbaca atau isinya tidak uniform, maka tidak boleh

digunakan dan harus dikembalikan ke bagian fasmasi (Tambayong,

2002). Perawat harus tanggap dan memperhatikan dengan teliti

terhadap beberapa obat yang bila disebutkan terdengar mirip dan ejaan

yang terlihat sama, contoh: digoxin dengan digitoxin. Perawat harus

membaca label obat dengan hati-hati (Kee dkk., 2009).

Implikasi keperawatan mencakup:

a. Cek permintaan obat dari segi kelengkapan dan dapat dibaca dengan

jelas. Oorder tidak lengkap dan tidak terbaca, beritahu bidang

keperawatan, apoteker atau petugas kesehatan yang menulis order.

b. Ketahui alasan kenapa pasien mendapatkan obat.

c. Cek label obat sebanyak tiga kali sebelum obat diberikan:

1) Melihat kemasan obat.

2) Membaca permintaan obat dan memperhatikan kemasan sebelum

obat dituang.

Page 36: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

21

3) Mengembalikan kemasan setelah obat dituang ke lemari obat.

4) Mengetahui tanggal obat diorder dan tanggal akhir pemberian

(seperti: pemberian antibiotik), (Kee dkk., 2009).

3. Benar Dosis

Benar dosis diperhatikan melalui penulisan resep dengan dosis

yang disesuaikan dengan keadaan pasien. Beberapa kasus yang ditemui

di lapangan, terdapat banyak obat yang direkomendasikan dalam bentuk

sediaan. Perawat harus teliti menghitung dosis masing-masing obat dan

mempertimbangkan adanya perubahan dosis dari penulis resep. Berat

badan pasien merupakan indikator penting dalam pemberian obat

tertentu, seperti obat pediatrik, bedah dan perawatan kritis (Kee dkk.,

2009).

Perawat harus memiliki pengetahuan dasar dalam meracik obat,

membandingkan dan membagi dosis sebelum mengimplementasikan

perhitungan dosis obat. Perawat mengecek ulang pembagian dosis atau

adanya perbedaan dosis yang sangat besar setelah dihitung (Kee dkk.,

2009).

Ada dua metode pendistribusian obat, yaitu metode persediaan

obat dan metode dosis tunggal. Metode persediaan obat tergolong

tradisional, obat diberikan kepada semua pasien dari lemari obat yang

sama. Metode dosis tunggal, obat dibungkus dan diberi label dosis satu

kali pemberian untuk masing-masing pasien, metode ini banyak

Page 37: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

22

digunakan pada institusi tertentu karena dapat mengatasi kesalahan-

kesalahan pemberian obat (Kee dkk., 2009).

Implikasi keperawatan mencakup:

a. Bentuk dosis asli jangan diubah.

b. Hitung dan periksa dosis obat dengan benar. Jika ada keraguan, dosis

obat harus dihitung ulang dan diperiksa oleh perawat lain, serta

menghubungi apoteker atau penulis resep sebelum pemberian

dilanjutkan.

c. Periksa bungkus obat atau obat lain yang direkomendasikan secara

khusus.

d. Jika pasien meragukan dosis, periksa kembali. Apabila sudah

mengonsulkan dengan apoteker atau penulis resep tetap rancu, obat

tidak boleh diberikan, beritahu penanggung jawab unit atau ruangan

dan penulis resep beserta alasannya.

e. Perhatian berfokus pada titik desimal dosis dan beda antara

singkatan mg dengan mcg bila ditulis tangan (Tambayong, 2002).

4. Benar Waktu

Periksa tanggal kadaluarsa. Obat baru (pengganti) diletakkan di

belakang atau di bawah sehingga obat yang lama tetap terpakai dan

tidak menjadi kadaluarsa. Obat dalam bentuk cairan, perhatikan

perubahan warna (dari bening menjadi keruh) dan tablet menjadi basah

(Tambayong, 2002).

Implikasi keperawatan mencakup:

Page 38: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

23

a. Perhatikan simbol tertentu, seperti “a.c atau ante cimum” (obat

diminum satu jam sebelum makan) untuk memperoleh kadar yang

dibutuhkan dan “p.c atau post cimum” (obat harus diminum sesudah

makan) agar terhindar dari iritasi berlebihan pada lambung

(contohnya, indometasin) atau supaya diperoleh kadar darah yang

lebih tinggi (contohnya, griseufulvin bila diberi bersama makanan

berlemak), (Tambayong, 2002).

b. Perhatikan kontraindikasi pemberian obat. Hal ini berlaku untuk

banyak antibiotik. Contoh: tetrasiklin dikhelasi (berbentuk senyawa

tidak larut) jika diberi bersama susu atau makanan tertentu, akan

mengikat sebagian besar obat tersebut sebelum diserap (Tambayong,

2002).

c. Antibiotika diberikan dalam rentang yang sama (misal, setiap 8 jam

dalam 24 jam).

d. Periksa tanggal kadaluarsa. Obat baru (pengganti) diletakkan di

belakang atau di bawah sehingga obat yang lama tetap terpakai dan

tidak menjadi kadaluarsa. Bila obat dalam bentuk cairan, perhatikan

perubahan warna (dari bening menjadi keruh) dan tablet menjadi

basah (Tambayong, 2002).

5. Benar Cara/Rute Pemberian

Tambayong (2002) berpendapat bahwa obat diberikan melalui rute

yang berbeda, tergantung keadaan umum pasien, kecepatan respon yang

Page 39: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

24

diinginkan, sifat obat (kimiawi dan fisik obat) serta tempat kerja yang

diinginkan. berdasarkan bentuk obat, rute obat dibagi menjadi:

a. Bentuk Padat

Dalam kelompok ini, obat dibagi menjadi empat rute, yaitu oral,

topikal, rektal atau vaginal.

1) Oral

Bentuk oral adalah obat yang masuk melalui mulut, dapat diabsorpsi

melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) dan umum digunakan

(ekonomis, paling nyaman dan aman), (Tambayong, 2002). Bentuk

oral terdiri dari:

a) Tablet

Bentuk, ukuran, warna dan berat tablet bervariasi;

mengandung obat murni, atau diencerkan dengan substansi inert

agar mencapai berat sesuai, atau mengandung dua atau lebih

kombinasi obat. Bentuk tablet dapat berupa :

(1) Tablet padat biasa

(2) Tablet sublingual (Dilarutkan di bawah lidah

(3) Tablet bukal (Dilarutkan antara pipi dan gusi)

(4) Tablet bersalut-gula (Menutupi bau atau rasa tidak enak)

(5) Tablet bersalut-enterik (Pelindung terhadap asam lambung

agar pemecahan terjadi di usus halus. Contohnya, aspirin

dalam dosis tinggi untuk pemakaian jangka panjang)

(6) Tablet lepas-berkala

Page 40: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

25

(7) Untuk melepaskan obat selang waktu panjang, ada yang

berlapis-lapis atau memiliki matriks khusus, tidak boleh

dibelah atau digerus agar cirinya tidak hilang). (Tambayong,

2002).

b) Kapsul

Tambayong (2002) menyatakan bahwa “kapsul

mengandung obat berupa bubuk, butiran bersalut dengan

ketebalan berbeda agar larut dengan kecepatan berbeda, yaitu

kapsul keras, atau cairan dalam kapsul lunak”.

c) Lozenges

Obat ini larut bertahap dalam mulut, digunakan bila

diperlukan kerja setempat di mulut atau tenggorokan

(Tambayong, 2002).

2) Topikal

Terdiri dari krim, salep, lotion, liniment dan sprei. Obat ini

digunakan pada permukaan luar badan untuk melindungi, melumasi,

atau sebagai vehikel untuk menyampaikan obat ke daerah tertentu,

pada kulit atau membran mukosa. Krim diberikan pada lesi basah,

sedangkan salep digunakan untuk lesi dan bertahan lebih lama di

kulit (Tambayong, 2002)

3) Rektal/Supositoria

Rute ini dapat diberikan melalui enema atau supositoria.

Pemberian rektal digunakan untuk efek lokal, seperti konstipasi atau

Page 41: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

26

hemoroid; efek sistemik pada mual bila lambung tidak mampu

menahan obat tertentu; bila obat berbau atau terasa tidak enak; bila

pasien tidak sadar, atau untuk menghindari iritasi saluran cerna

(Tambayong, 2002).

Tambayong (2002) berpendapat bahwa supositoria merupakan

obat dalam bentuk seperti peluru dan akan mencair pada suhu tubuh

dengan rute melalui rektum untuk lesi setempat atau agar diserap

sistemik. Supositoria lebih unggul dari enema, karena retensinya lebih

mudah.

4) Pesarri

Obat ini menyerupai supositoria, tetapi bentuknya dirancang

khusus untuk vagina (Tambayong, 2002).

b. Bentuk Cairan

Bentuk obat cairan dibagi menjadi larutan, suspensi dan emulsi

(Tambayong, 2002).

1) Larutan

Larutan merupakan preparat yang terdiri dari satu atau

beberapa obat yang dilarutkan dalam larutan, biasanya air. Jenisnya

yaitu sebagai berikut

a) Sirup . Larutan gula “pekat” dalam air yang telah ditambahkan

obat, contohnya sirup Tolu.

b) Eliksir. Larutan manis yang mengandung alkohol dan air, obat dan

penyedap, contohnya eliksir fenobarbiton.

Page 42: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

27

c) Tinktura. Ekstrak tumbuhan atau substansi kimia beralkohol,

contohnya tinktura belladonna, tinktura yodium.

d) Obat Suntik. Larutan dengan obat yang diberikan melalui suntikan

biasa atau secara intra vena (Tambayong, 2002).

2) Suspensi

Suspensi merupakan preparat bubuk halus yang disuspensi

dalam cairan dan umumnya perlu dikocok dahulu sebelum digunakan

pada suntikan (contohnya, suspensi penisilin) atau untuk obat luar

(contohnya, losion kelamin).

3) Emulsi

Emulsi adalah preparat dari butiran-butiran air dalam minyak

denngan agens pengemulsi atau lemak atau butiran minyak dalam air

(contohnya, emulsi parafin). Dikocok dahulu sebelum digunakan

(Tambayong, 2002).

c. Bentuk Gas

1) Gas Terapeutik

Oksigen untuk mengatasi hipoksia atau melawan keracunan

CO (karbon monoksida). CO2 (karbon dioksida) dipakai bersama

oksigen untuk mengatasi depresi pernapasan, asfiksia, dan keracunan

CO. Pada tindakan bedah, digunakan untuk meningkatkan kecepatan

induksi dan pemulihan setelah anestesi Tambayong (2002).

2) Gas Anestetik. Contohnya halotan (Tambayong, 2002).

Page 43: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

28

3) Bentuk Aerosol. Obat ini berupa larutan atau bubuk yang bekerja di

bawah tekanan. Jika berbentuk larutan, obat disemprotkan berupa

“kabut” ke dalam mulut dan dihirup ke dalam paru, misalnya

salbutamol (Ventolin) dengan alat penyemprot khusus. (Tambayong,

2002).

4) Bentuk Parenteral Parenteral berasal dari bahasa Yunani. Para berarti

disamping, enteron berarti usus. Jadi, parenteral berarti di luar usus.

Atau tidak melalui saluran cerna (Tambayong, 2002).

5) Inhalasi. Saluran napas memiliki luas epitel untuk absorpsi yang

sangat luas dan berguna untuk memberi obat secara lokal, seperti

salbutamol (Ventolin) atau sprei beklometason (Becotide, Aldecin)

untuk asma, atau terapi oksigen dalam keadaan darurat (Tambayong,

2002).

Implikasi keperawatan mencakup:

1) Nilai kemampuan menelan pasien sebelum memberikan obat oral.

2) Lakukan teknik aseptik sewaktu memberikan obat, terutama rute

parenteral.

3) Berikan obat pada tempat yang seharusnya.

4) Tetap bersama pasien sampai obat oral telah ditelan.

5) Pemberian melalui enteral: mengecek kepatenan slang NGT

sebelum obat dan mengirigasi slang dengan air sebelum dan

sesudah pemberian obat (Kuntarti, 2005).

Page 44: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

29

6. Benar Pengkajian

Benar pengkajian membutuhkan ketepatan data yang dikumpulkan

sebelum pemberian obat. Contohnya, dalam pengkajian data disertakan

pengukuran kecepatan apeks jantung (the apical heart rate) sebelum

memberikan terapi digitalis atau tingkatan serum gula darah (serum blood

sugar levels) sebelum pemberian insulin (Kee dkk., 2009).

Dalam pemberian obat, perlu dikaji profil pasien. Menurut Olson

(2004), profil pasien yang harus dipertimbangkan, yaitu:

a) Usia . Enzim yang digunakan dalam metabolisme obat jarang terbentuk

pada bayi dan berkurang pada lanjut usia, sehingga obat dapat

terakumulasi sampai pada kadar toksik. Sebagian besar pabrik obat

sudah menyediakan obat dengan regimen dosis pediatri dan geriatri,

sehingga dosis dewasa tidak perlu diperhitungkan untuk diberikan pada

anak-anak. Umumnya, dosis untuk pediatri sudah disediakan secara

khusus dan biasanya disesuaikan dengan berat badan atau luas

permukaan tubuh pasien (Olson, 2004, hal. 13).

b) Status kehamilan. Sebelum memberikan obat, perlu dikaji riwayat

kehamilan dan menyusui pada wanita, karena banyak obat yang sangat

berisiko bila diberikan (Olson, 2004).

c) Kebiasaan merokok dan minuman beralkohol. Merokok atau

mengonsumsi minuman keras dapat menyebabkan enzim-enzim hati

P450 terinduksi, sehingga metabolisme sejumlah obat menjadi cepat.

Beberapa diantaranya dapat menyebabkan efektifitas terapeutik

Page 45: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

30

menurun dan mencapai kadar toksik. Tetapi, ini tidak berlaku pada

prodrugs, yaitu obat yang tidak mengandung asam (numetor), tapi

setelah dimetabolisme di hati, hasilnya asam; jika masuk ke dalam

darah, terjadi absorbsi secara sistemik (Olson, 2004, hal. 13 dan Katar,

2012).

d) Penyakit hati atau ginjal. Metabolit obat disekresi lebih sedikit pada

penderita gagal ginjal dan metabolisme obat menjadi berkurang pada

gagal hati. Hal ini menyebabkan dosis harus dikurangi pada penderita

gagal ginjal dan gagal hati, terutama pada populasi geriatri (Olson,

2004).

e) Farmakokinetik.Farmakokinetik merupakan nasib obat di dalam tubuh

mulai dari masuk sampai keluar tubuh, meliputi : absorbsi, distribusi,

eksresi dan metabolisme (Katar, 2012). Hal ini sulit dikaji karena

dipengaruhi oleh perbedaan genetik antar pasien. Contohnya, waktu

paruh fenitoin berkisar 10 jam pada pasien “hidroksilator tinggi”

sampai 42 jam pada “hidroksilator rendah” (Olson, 2004).

f) Interaksi obat. Interaksi obat dapat terjadi di dalam dan di luar tubuh. Di

luar tubuh, interaksi obat dipengaruhi oleh farmaseotik, yaitu

peningkatan konsentrasi obat dalam darah yang dapat menyebabkan

konsentrasi pada organ target juga meningkat. Sementara di dalam

tubuh, interaksi obat dipengaruhi oleh farmakokinetik dan

farmakodinamik. Farmakodinamik terjadi bila zat aktif tidak berikatan

Page 46: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

31

dengan reseptor karena pihak ketiga (antagonis yang mempunyai efek

berlawanan) berhubungan dengan mekanisme obat (Katar, 2012).

g) Faktor psikososial. Ketidakpatuhan pasien merupakan indikator

kegagalan obat. Sebelum melakukan permintaan obat, kaji status

ekonomi pasien, kemudahan pemberian, jadwal dosis obat dan

tanggung jawab pasien (Olson, 2004).

7. Benar Dokumentasi

Benar dokumentasi mencakup ketepatan informasi pemberian obat

yang dicatat oleh perawat, meliputi:

a) Nama obat

b) Dosis obat

c) Rute/cara pemberian

d) Waktu dan tanggal pemberian

e) Nama atau tanda tangan perawat

f) Penulis resep

Bila pasien menolak meminum obat atau obat belum terminum,

harus dicatat alasannya dan dilaporkan (Kee dkk., 2009). Perawat

mendokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan yang diberikan

dengan memperhatikan jenis obat, seperti:

1) Narkotik (Bagaimana efeknya dalam mengurangi nyeri)

2) Non-narkotik anagesik

3) Sedatif

4) Antiemetik

Page 47: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

32

5) Reaksi obat yang tidak diharapkan, seperti iritasi gastrointestinal atau

tanda sensitif pada kulit.

Penundaan pencatatan oleh perawat dapat menyebabkan perawat tidak

ingat untuk mencatat obat yang telah diberikan atau perawat lain akan

memberikan obat yang sama karena mengira obat tersebut belum

diberikan (Kee dkk., 2009).

8. Benar Pendidikan Kesehatan (Perihal Medikasi Pasien)

Setiap pasien harus diberikan informasi tentang setiap obat yang

akan diberikan, terutama obat dengan indikasi tertentu, misalnya: obat

TBC. Berikan gambaran tentang kondisi pasien secara rasional dan

jelaskan mengapa harus mengonsumsi obat tersebut dalam kurun waktu

yang sudah ditentukan dengan kalimat yang mudah dipahami oleh pasien.

Dalam situasi darurat, jelaskan seperti ”Ini pethidine akan mengurangi rasa

nyeri anda” dengan detail. Ketika pasien pulang dari rumah sakit dan

mendapatkan obat baru, berikan informasi dengan rinci, mencakup efek

samping obat dan cara mengatasinya, aturan pemakaian obat, penyediaan

obat sesuai resep serta dosis dan frekwensi yang harus diketahui.

Benar pendidikan kesehatan terkait medikasi ini mencakup

keakuratan dan ketepatan dan keakuratan informasi tentang pengobatan

dan hubungannya dengan kondisi pasien. Perawat memberikan pendidikan

kesehatan kepada pasien, meliputi tujuan terapi, kemungkinan efek

samping dari obat yang digunakan, diit yang diperlukan, cara pemberian

dan pemantauan hasil laboratorium. Perawat juga harus meminta informed

Page 48: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

33

concent (persetujuan pasien/keluarga) yang menjadi dasar bagi pasien

untuk membuat keputusan, sehingga kesalahan pengobatan dapat dicegah

(Kee dkk., 2009).

9. Benar Evaluasi

Hal ini mencakup keefektifan pengobatan yang ditentukan oleh

respon pasien terhadap pengobatan. Evaluasi yang dimaksud dapat

dilakukan dengan menanyakan “Apakah obat sudah bekerja seperti yang

diharapkan terhadap pasien?”. Ini juga tepat untuk menentukan sejauh

mana efek samping dan reaksi merugikan dari obat yang diberikan, jika

ada (Kee dkk., 2009).

10. Benar Penolakan (Right Refuse)

Pasien memiliki hak untuk mengajukan penolakan terhadap

pengobatan yang diterima. Ini merupakan tanggung jawab perawat untuk

mengklarifikasi alasan penolakan dan menjadikan alasan tersebut sebagai

tolak ukur dalam memfasilitasi keluhan pasien terkait pengobatan, jelaskan

risiko yang akan terjadi bila pasien melakukan penolakan dan berikan

penguatan kenapa obat tersebut harus dikonsumsi oleh pasien. Obat tetap

di tolak oleh pasien, perawat langsung mendokumentasikan penolakan.

Perawat, perawat pelaksana, dan petugas kesehatan lainnya harus

menyertakan lembaran informed concent bila pasien melakukan penolakan

terhadap obat yang diberikan, terutama pengobatan yang spesifik, seperti

penghentian sementara untuk pemberian insulin (Kee dkk., 2009).

Page 49: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

34

2.5.3 Keselamatan Pasien

Keselamatan pasien menjadi prioritas, isu penting dan global dalam

pelayanan kesehatan (IOM, 2000). Rumah sakit sebagai tempat yang padat

karya dengan berbagai prosedur, profesi, teknologi, dan standar menjadi

tempat yang paling rawan terhadap keselamatan pasien. Akibat insiden

pada pasien dapat mengakibatkan cedera, membahayakan jiwa,

perpanjangan rawat, bahkan kematian (Lumenta, 2008 dalam Cahyono,

2008). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Institute of Medicine (IOM)

(2000) memperkirakan antara 44.000–98.000 orang meninggal tiap tahun

karena medical error saat mereka berada di rumah sakit, yang seharusnya

kondisi ini dapat dicegah. Kejadian ini diakibatkan oleh kesalahan dalam

perencanaan ataupun perencanaan yang sudah dibuat gagal untuk

dilakukan.

Tujuan keselamatan pasien adalah terciptanya budaya keselamatan

rumah sakit, meningkatnya akontabilitas rumah sakit terhadap pasien dan

masyarakat, menurunnya KTD di rumah sakit dan terlaksananya program-

program pencegahan agar tidak terjadi pengulangan KTD (DepKes, 2008).

Hal ini juga diungkapkan Kohn, et al (2000) dalam Cahyono (2008); IOM

(2001); Khushf, Raymond dan Beamen (2008) tujuan lain dari

keselamatan pasien adalah pasien terhindar dari cedera iatrogenic,

pelayanan menjadi lebih efektif dengan adanya bukti terapi yang perlu atau

tidak diberikan untuk pasien, berfokus pada pasien, pengurangan waktu

tunggu pasien dalam menerima pelayanan dan efisien dalam penggunaan

Page 50: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

35

sumber-sumber, adil dengan tidak memberikan perawatan yang berbeda

(tidak membedakan perlakuan). Segala upaya dilakukan untuk menjamin

asuhan yang diberikan terbebas dari kesalahan dan cedera yang dapat

merugikan pasien dan keluarganya. Rekomendasi dari International

Organtitation of Medicine (IOM) berupa empat rangkaian pendekatan

dalam mencapai keselamatan pasien: 1) Meningkatkan kemampuan

kepemimpinan penelitian, protocol untuk meningkatkan pengetahuan dasar

tentang keselamatan, 2) Identifikasi dan belajar dari kesalahan yang

terjadi dengan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan pada

setiap kejadian yang ada, 3) Meningkatkan standar kerja dan standar

harapan untuk meningkatkan keselamatan melalui pembelajaran dari

kesalahan, 4) Mengimplementasikan sistem keselamatan pada organisasi

untuk menjamin praktik yang aman pada setiap tingkatan pelayanan.

Upaya menjamin keselamatan pasien di negara kita dilakukan dengan

mengeluarkan Panduan Nasional Keselamatan Pasien (DepKes, 2008)

meliputi:

1) standar keselamatan pasien rumah sakit,

2) tujuh langkah menuju keselamatan pasien dan

3) enam solusi keselamatan pasien yang mengacu pada Hospital Patient

Safety Standards (JCI, 2007).

2.5.3.1 Standar Keselamatan Pasien

Standar keselamatan pasien rumah sakit meliputi: 1) hak pasien,

dengan memperhatikan pemberian informasi terkait rencana dan hasil

Page 51: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

36

pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya cedera, 2) mendidik pasien dan

keluarga, tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan

keperawatan, 3) jaminan keselamatan dan kesinambungan pelayanan, rumah

sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan koordinasai antar tenaga dan

unit pelayanan, 4) penggunaan metode peningkatan kinerja untuk

melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien, 5) peran

kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien, 6) mendidik staf

tentang keselamatan pasien,7) peningkatan komunikasi bagi staff untuk

mencapai keselamatan pasien (KKP-RS, 2008).

2.5.3.2 Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien

Langkah menuju keselamatan pasien bagi staf rumah sakit

dilakukan dengan tujuh cara meliputi: 1) membangun kesadaran akan nilai

keselamatan pasien dengan membuat kebijakan rumah sakit terkait peran

dan tanggung jawab individu bila terjadi insiden, 2) membangun komitmen

yang kuat tentang keselamatan pasien dengan memasukan keselamatan

pasien sebagai agenda kerja dan program pelatihan staf, 3) mengembangkan

sistem dan proses pengelolaan resiko dengan menetapkan indikator kinerja

bagi sistem pengelolaan resiko dan penilaian resiko, 4) mengembangkan

sistem pelaporan insiden, 5) mengembangkan cara berkomunikasi dengan

pasien bila terjadi insiden, 6) mengembangkan system analisis terhadap akar

penyebab masalah, 7) mengimplementasikan system keselamatan pasien

yang sudah dibuat (KKP-RS, 2008).

Page 52: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

37

2.5.3.3 Enam Solusi Keselamatan Pasien

Salah satu kriteria JCI adalah International Patient Safety Goal

(IPSG) yang secara umum bertujuan untuk keselamatan pasien dalam

akreditasi rumah sakit yaitu (JCI, 2013) :

1. Melakukan identifikasi pasien secara tepat : Nama pasien, tanggal

lahir/medical record.

2. Meningkatkan komunikasi yang efektif.

3. Meningkatkan keamanan dari obat yang harus di waspadai ( high alert

medication ).

4. Memastikan benar tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi.

5. Mengurangi resiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan dengan

hand hygiene

6. Mengurangi resiko pasien jatuh

Page 53: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

38

Tabel 2.1 Standar IPSG

Persyaratan, Niat, dan Elemen Terukur

1 Melakukanidentifikasipasien secaratepat

Pasien diidentifikasimenggunakan duapengidentifikasi pasien,tidak termasukpenggunaan nomor kamarpasien atau lokasi

Identifikasi pasien adalahproses pencatatan data pasienyang benar sehingga dapatmenetapkan dan menyamakandata tersebut dengan individuyang bersangkutan. Identifikasidilakukan mulai pendaftaranhingga keluar rumah sakit, caraidentifikasi pasien yaitu namalengkap, tanggal lahir pasienatau nomor rekam medis.Nomor kamar dan ruangantidak boleh dipakai. Untukpasien yang tidak sadar diidentifikasi melalui gelangpasien.

Pasien diidentifikasisebelum pemberian obat,darah atau produk darah

Pasien di identiifikasi sebelumdiberi obat, darah maupunproduk dari darah. Pemberianobat harus memahami: jenisobat, Indikasi, Kontra indikasi,dosis umum dan cara pemberianobat. Siapkan obat sesuaiinstruksi yang ada dalam DO(daftar obat). Lakukan prinsip 5benar (benar pasien, benar obat,benar dosis, benar cara, benar

Page 54: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

39

Pasien diidentifikasisebelum mengambil darahdan spesimen lainnyauntuk pengujian klinis

Pasien di identifikasi sebelumdi ambil darah dan spesimenlain untuk uji klinis. Pemberiantranfusi darah: lakukan doublecheck dengan perawat lain:instruksi dokter, nama, tanggallahir, dan golongan darahpasien, jenis, jumlah darah dannomor harus sesuai denganform permintaan, form crossmatch, yang tertulis di kantongdarah dan cek tanggal dan jamkadaluarsa. Sebelum tranfusicek tanda vital: tekanan darah,nadi, pernafasan, suhu dan skornyeri serta keadaan umumpasien. Setelah tranfusi cektanda vital, reaksi alergi sertakeluhan pasien setiap 5 menituntuk jam pertama selanjutnyasetiap jam sampai dengantranfusi selesai dandokumentasikan dalam lembargrafik observasi.Sampel lab: beri label identitaspasien pada formulirpemeriksaan laboratorium.

Pasien di identifikasisebelum di berikanperawatan dan prosedur.

Misalnya operasi: serah terimadari ruangan dilakukan olehpenata anestesi/perawat bedahdengan perawat ruangan, cekdokumen status pasien danchecklist pre dan post operasi.

Page 55: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

40

Kebijakan dan prosedurdukungan Praktek yangkonsisten dalam semuasituasi dan lokasi

Adanya SOP (Standaroperasional Prosedur) yangmendukung praktik konsisten disemua lokasi.

2 Meningkatkankomunikasiyang efektif

verbal yang lengkapterhadap pesan teleponatau hasil tes yangdituliskan oleh penerimatatanan

Intruksi verbal, intruksi viatelepon, atau hasil tespenunjang klinis di tulis olehpenerima intruksi. Obat : ditulisdi kolom intruksi obat viatelepon di halaman terakhir daridaftar obat. Penunjang klinisyang penting meliputi : teslaboratorium cito/segera,pemeriksaan radiologi, elektrokardiogram (EKG), danpemeriksaan lain yangmemerlukan respon cepat.Penunjang medis(laboratorium,radiologi): ditulissecara lengkap di catatanintegrasi.

verbal yang lengkapterhadap pesan teleponatau hasil tes yangdituliskan oleh penerimatatanan

Intruksi verbal, intruksi viatelepon atau hasil tes penunjangdi bicarakan kembali olehpenerima intruksi. Read back ditulis dengan lengkap dan jelasdalam catatan perkembanganterintegrasi.

Urutan atau hasil tesdikonfirmasi oleh individuyang memberi perintahatau tes hasil

Verifikasi oleh pemberi intruksidalam waktu 1 x 24 jam sejakintruksi diberikan dengan caratanda tangan intruksi yang telahditulis sebelumnya.

Prosedur Kebijakanmendukung praktik yangkonsisten dalammemverifikasi ketepatanverbal dan telepon

Adanya SOP atau proseduryang mendukung praktek yangkonsisten dalam akurasikomunikasi verbal dan telepon.

3 Meningkatkankeamanan dari

Elektrolit terkonsentrasitidak hadir dalam unit

Lakukan verifikasi terhadapkonsentrasi obat, kecepatan

Page 56: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

41

obat yangharus diwaspadai

perawatan pasien kecualiklinis diperlukan dantindakan yang diambiluntuk mencegahadministrasi sengaja didaerah-daerah di manadiizinkan oleh kebijakan

pemberian dan jalur IV yangdigunakan. Pemberian obatyanhg bberesiko tinggisebaiknya diberikan denganinfuse pump/ syringe pump dankecepatan pemberian obat harusdi monitor. Penyimpanan obatyang beresiko tinggi harusdipisah dan diberi label warnamerah.

Kebijakan dan proseduryang dikembangkan untukmengatasi identifikasi,lokasi, pelabelan danpenyimpanan obat siagatinggi

Adanya SOP sebagai kebijakanprosedur yang dikembangkanuntuk identifikasi, alamat,lokasi, pelabelan danpenyimpanan obat beresikotinggi.

Kebijakan dan proseduryang diterapkan

Elektrolit terkonsentrasiyang disimpan di unitperawatan pasien diberilabel dengan jelas dandisimpan dengan carayang membatasi akses

Obat yang beresiko tinggiantara lain: insuln, opiate dannarkotika. Injeksi kaliumchloride (KCL), anti koagulaninteravena ( heparin) natriumchloride (NaCL 3 %),potassium chloride, potassiumfosfat, sodium chloride > 0,9%,MgSO4 40 %. Konsentratelektrolit yang disimpn di unitperawatan pasien dengan jelasdiberi label dan di simpandalam lemari dengan akseskhusus.

4 Memastikanbenar tepatlokasi, tepatprosedur, dantepat pasienoperasi

Organisasi menggunakantanda langsung dikenaliuntuk identifikasi situsbedah dan melibatkanpasien dalam prosespemasaran

Gunakan tanda lingkaran (O)untuk member tanda padalokasi operasi dan libatkanpasien dalam member tanda.

Organisasi menggunakanchecklist atau proseslainnya untuk

Lakukan surgical safety listdengan benarpad asemua pasienyang akan dilakukan operasi.

Page 57: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

42

memverifikasi sebelumoperasi situs yang benar,prosedur yang benar danpasien yang benar danbahwa semua dokumendan peralatan yangdibutuhkan di tangan,benar dan fungsi

Lakukan check list terhadapkelengkapan dokumen medis(termasuk inform konsent),pemeriksaan radiologi dan alatoperasi yang akan digunakan.Benar sisi, benar pasien danbenar prosedur juga harusdipastikan pada prosedurendoskopi, biopsi, kateterisasijantung dan vascular sertatindakan infasif lainya.

Tim bedah secara penuhmelakukan danmendokumentasikanprosedur waktu tepatsebelum memulaiprosedur pembedahan

Lakukan time out sebeluminsisi pembedahan. Harusberupa pengecekan aktif (secaralisan), dilakukan di sisi dimanatindakan itu akan dilakukan danmelibatkan semua anggota timdari operasi/prosedur, termasukpasien bila memungkinkan.

Kebijakan dan proseduryang dikembangkan yangakan mendukung prosesseragam untukmemastikan situs yangbenar, prosedur yangbenar, dan pasien yangbenar, termasuk prosedurmedis dan gigi dilakukandalam pengaturan lainnya

Adanya SOP sebagai kebijakanprosedur pembedahan dan atauprosedur yang dikembangkanyang akan mendukung prosesseragam untuk memastikan sisiyang benar, prosedur yangbenar dan pasien yang benar.

5 Mengurangiresiko infeksiterkait denganpelayanankesehatandengan handhygiene

Organisasi ini telahdiadopsi atau diadaptasisaat ini diterbitkan danditerima pedomankebersihan tangan padaumumnya

Seluruh pihak rumah sakit telahmengadopsi atau menyesuaikandengan pedoman kebersihantangan yang telah dipublikasikan dan di terimasecara umum.Tangan merupakan mediapenyebaran bakteri patogenyang paling sering. Cuci tanganmerupakan faktor terpentinguntuk mencegah penyebaranbakteri patogen daan resistensiterhadap antibiotika.

Organisasimengimplementasikan

Seluruh pihak rumah sakit telahmenerapkan program

Page 58: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

43

program kebersihantangan yang efektif

kebersihan tangan yang efektif.Cuci tangan dilakukan padasaat: menyentuh pasien,sebelum melakukan tindakanaseptik sebelum terkontaminasidengan cairan tubuh pasien dansetelah melakukan tindakaninvasive, setelah menyentuhpasien dan benda-benda diskitarpasien.

Kebijakan dan proseduryang dikembangkan dandidukung terus untukpengurangan infeksikesehatan terkait

Adanya SOP sebagai kebijakandan prosedur yangdikembangkan dalammendukung penguranganperawatan kesehatan terkaitinfeksi.

6 Mengurangiresiko pasienjatuh

Organisasi menerapkanproses untuk penilaianawal pasien untukmengurangi risiko jatuhdan penilaian ulang pasienketika ditunjukkan denganperubahan kondisi, obat-obatan.

Kaji pasien resiko jatuh denganpengkajian pasien resiko jatuhpada setiap pasien baru.Lakukan pengkajian ulangresiko jatuh setiap 3 hari atasewaktu-waktu bila adaperubahan antara lain:mendapatkan medikasi baruyang dapat mengakibatkanpasien beresiko jatuh, paskatindakan atau prosedur yangmengurangi mobilitas pasien,mengalami perubahan perilaku,tingkat kesadaran atau kondisiklinis, setelah pasien jatuh,pimdah dari satu unit ke unitlain.

Langkah-langkah yangdilakukan untukmengurangi risiko jatuhbagi mereka yang dinilaiberisiko

Untuk pasien dengan resikojatuh dengan level 2 di pasanggelang warna kuning, letakkantanda pasien resiko jatuh padabed pasien, jelaskan padakeluarga, pasang pagar tempatpengaman tempat tidur,gunakan pengikat tangan sesuaikondisi, dekatkan bel ke pasiendan jelaskan kepada pasien dankeluarga. Lakukan observasitiap 2-3 jam sekali. Saatobservasi pastikan posisi pasien

Page 59: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

44

2.6 Keaslian Penelitian

Tabel 2.2 Jurnal Penelitian Terdahulu

No Nama, Tahun Judul Metode Hasil1. Natalia

Pangaribuan,

Hubungan Tingkat

Pengetahuan Perawat

Kuantitatif

dengan cross

Pengambilan sampel secara

jenuh, responden 45 orang

aman dan nyaman misal: posisitidur tidak merosot, bagiantubuh tidak keluar dari bagiantempat tidur. Pastikan rodatempat tidur terkunci, pagarpengaman terpasang, lantaitidak basah, penerangan cukupsebelum meninggalkan pasien.Dokomentasikan pada catatanperkembangan terintegrasitentang kondisi dan tindakanyang dilakukan pada setiap shiftdan dilaporkankepadapenanggung jawab shift.Beritahukan keluarga bahwapasien harus ada yangmenunggu. Beritahukankeluarga untukmenginformasikan kepadaperawat apabila ada pergantiankeluarga yang menunggu agardapat dijelaskan kembalitentang resiko jatuh.

Pastikan memonitor untukhasil, baik pengurangancedera jatuh sukses dankonsekuensi yang tidakdiinginkan terkait

Kaji ulang setelah 3 hari ,pastikan semua tindakanpencegahan sudah dilakukan,gunakan checklist intervensikeperawatan pada pasien yangberesiko jatuh.

Kebijakan dan proseduruntuk mendukungpengurangan lanjutan daririsiko bahaya pasienakibat jatuh di rumahsakit.

Adanya SOP sebagai kebijakandan prosedur yang mendukungpegurangan resiko pasien jatuhyang membahayakan

Page 60: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

45

2014 Tentang

Keselamatan Pasien

Dengan Perilaku

Kepatuhan

Melaksanakan

Prinsip Pemberian

Obat Di Ruang

Rawat Inap Rumah

Sakit Atma Jaya

Jakarta

sectional dan

teknik.

diambil secara keseluruhanya.

Tujuan peneliti adalah

mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan perawat tentang

keselamatan pasien dan

perilaku kepatuhan

melaksanaan prinsip pemberian

obat. Uji statistik menunjukan

nilai P sebesar 0.045. (< α

0.05). Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa dari 13

responden yang tingkat

pengetahuannya rendah,

diketahui 9 responden (69.2%)

perilaku pemberian obatnya

kurang baik dan 4 responden

(30.8%) perilaku pemberian

obatnya yang baik. Sedangkan

dari 32 responden yang tingkat

pengetahuannya tinggi,

diketahui 10 responden

(31.3%) perilaku pemberian

obatnya yang kurang baik dan

22 responden (68.8%) perilaku

pemberian obatnya yang baik.

Nilai Odds ratio sebesar 4,950

yang artinya responden yang

tingkat pengetahuannya rendah

berpeluang memiliki perilaku

pemberian obat yang kurang

Page 61: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

46

baik 4,950 kali lebih besar

dibandingkan yang tingkat

pengetahuannya tinggi.

Kesimpulannya bahwa semakin

tinggi pengetahuan perawat

dalam memberikan obat maka

perilaku pemberian obatnya

akan semakin baik.

2. Fiky Rofiqoh,

2010

Hubungan Antara

Pengetahuan Perawat

Tentang Patient

Safety Dan Perilaku

Pencegahan

Medication Error Di

IGD RS Krakatau

Medika Cilegon

Metode

deskriptif

melalui

pendekatan

cross sectional

Tujuan penelitian adalah

mengetahui hubungan antara

pengetahuan perawat tentang

patient safety dan perilaku

pencegahan medication error.

Jumlah sampel sebanyak 30

responden secara sampel

jenuh. Dimensi pengetahuan

perawat tentang patient safety

meliputi definisi, kategori,

budaya, penyebab terjadinya,

sistem, tujuan sistem,

standar, langkah-langkah,

upaya pencegahan dan tujuan

penanganan, definisi tiap

kategori serta karakteristik dari

tiap kategori patient

safety. Dimensi perilaku

pencegahan medication error

meliputi sistem 6 T (tepat

pasien, obat, dosis, waktu

pemberian, rute, dokumentasi)

Page 62: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

47

dan pendekatan organisasi

(mendorong fungsi dan

pembatasan, otomasi dan

komputer, standar dan protokol,

kontribusi apoteker, sistem

daftar tilik dan cek ulang,

peraturan dan kebijakan,

pendidikan dan infromasi serta

peran perawat dalam

memberikan pengobatan) yang

diukur menggunakan kuesioner

dan dianalisis menggunakan

univariat, bivariat dan korelasi

Pearson product moment.

Sebagian besar

perawat berumur 20 – 45 tahun,

D3 dengan masa kerja ≤ 10

tahun. Rata-rata skor

pengetahuan perawat tentang

patient safety sebesar

33,63 (±2,414), sedangkan rata-

rata skor perilaku pencegahan

medication error sebesar 136,47

(±5,888). Hasil uji korelasi

menunjukan

hubungan yang kuat antara

pengetahuan perawat tentang

patient safety dan perilaku

pencegahan medication error

(r=0,692 ; p<0,05).

Page 63: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

48

Dapat disimpulkan bahwa

perilaku pencegahan

medication error di IGD RS

Krakatau Medika Cilegon

berhubungan dengan

pengetahuan

perawat tentang patient safety.

3. Yully Harta

Mustikawati

Analisis Determinan

Kejadian Nyaris

Cedera Dan Kejadian

Tidak Diharapkan Di

Unit Perawatan

Rumah Sakit Pondok

Indah Jakarta.

Retrospektif Pengumpulan data

menggunakan data sekunder

dari 95 dokumen laporan

kejadian. Instrumen yang

digunakan adalah kertas kerja

yang dirancang sendiri oleh

peneliti. Hasil penelitian

didapatkan tidak ada hubungan

yang bermakna antara training

dan edukasi, kompetensi, status

kawin, tingkat pendidikan,

kompleksitas pengobatan

pasien, alur pekerjaan,

kahadiran dan ketidakhadiran

staf, peralatan, tingkat

ketergantungan pasien, lokasi

pelayanan terhadap KNC dan

KTD (P=0.13-1.00). Variabel

yang berhubungan dengan

KNC dan KTD adalah masa

kerja (P=0.03), umur perawat

(P=0.04) dan umur pasien

(P=0.02). Rekomendasi untuk

Page 64: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

49

rumah sakit dalam penerimaan

perawat baru perlu

dipertimbangkan factor umur

dan pengalaman kerja perawat

saat melamar, pembuatan

kebijakan penerimaan pasien

baru sesuai umur pasien dan

penempatan pasien beresiko

mengalami cedera,

pendampingan (perseptorship

program) yang optimal untuk

perawat dengan masa kerja

yang baru (perawat dengan

level novice).

Page 65: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

50

2.7 Kerangka Teori

\\

Faktor-faktor yangMempengaruhi TingkatPengetahuan1. Pendidikan2. Pekerjaan3. Umur4. Penghasilan5. Jenis Kelamin6. Pengalaman7. Sosial Ekonomi8. Minat9. Kebudayaan Lingkungan

Sekitar10. Informasi

Pengetahuan

Enam Solusi KeselamatanPasien (IPSG)

1. Melakukan identifikasi pasiensecara tepat : Nama pasien,tanggal lahir/medical record.

2. Meningkatkan komunikasiyang efektif.

3. Meningkatkan keamanan dariobat yang harus di waspadai( high alert medication ).

4. Mengurangi resiko infeksiterkait dengan pelayanankesehatan dengan handhygiene.

Penerapan Keselamatan PasienDalam Pemberian Obat1. Benar Pasien2. Benar Obat3. Benar Dosis4. Benar Waktu5. Benar Cara/Rute Pemberian6. Benar Pengkajian7. Benar Dokumentasi8. Benar Pendidikan Kesehatan

(Perihal Medikasi Pasien)9. Benar Evaluasi10. Benar Penolakan (Right Refuse)

5. Mengurangi resiko pasienjatuh.

6. Memastikan benar tepatlokasi, tepat prosedur, dantepat pasien operasi.

Keterangan----- : variabel yang diteliti

: variabel yang tidak diteliti

Page 66: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

51

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Modifikasi dari (Notoatmojo.S, 2007), JCI (2013), KKP-RS (2008),

Tambayong (2002), Kee (2009)

2.8 Kerangka Konsep

variabel bebas/independent variabel terikat/dependent

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

2.9 Hipotesis Penelitian

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan perawat tentang

keselamatan pasien dengan penerapan pemberian obat.

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan perawat

tentang keselamatan pasien dengan penerapan pemberian obat.

Variabel Perancu1. Pendidikan2. Umur3. Pengalaman4. Informasi

TingkatPengetahuan

PerawatPemberian Obat

Page 67: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

52

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik

observasional yaitu penelitian yang menggunakan observasi sebagai salah

satu instrumennya. Penelitian survei ini bersifat korelatif yaitu menganalisa

dinaika korelasi hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang

keselamatan pasien dengan penerapan pemberian obat. Penelitian ini

menggunakan desain cross sectional yaitu jenis penelitian yang

menekankan waktu pengukuran data variabel independent dan dependent

hanya satu kali, pada satu saat (Notoatmodjo, 2007).

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

perawat di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi.

Jumlah populasi 28 orang.

3.2.2. Teknik Sampling

Page 68: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

53

Teknik sampling adalah teknik yang digunakan peneliti dalam

menentukan sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti. Jumlah sampel minimal untuk penelitian korelasional yaitu 30

(Arikunto, 2006).

Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk

mengurangi bias hasil penelitian, khususnya jika terhadap variabel-

variabel yang ternyata mempunyai pengaruh terhadap variabel yang

kita teliti. Sampel yang digunakan sebagai subjek dalam penelitian ini

adalah perawat di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

Moewardi. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik

non probability sampling yaitu total sampling. Total sampling adalah

sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika

populasi dianggap kecil atau kurang dari 100 (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Sugiyono (2008), sampling jenuh adalah teknik penentuan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal

ini dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang.

Pada penelitian ini besar populasi sebanyak 28 responden.

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian di Ruang ICU Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. Moewardi. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada

tanggal 16 Maret 2015 – 12 April 2015.

52

Page 69: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

54

3.4. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

3.4.1. Variabel penelitian

Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai

variasi nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar

dapat diteliti secara empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiadi,

2007). Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat),

variabel ini dikenal dengan nama variabel bebas dalam mempengaruhi

variabel lain. Variabel dependen merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas, variabel ini

tergantung dari variabel bebas terhadap perubahan (Setiadi, 2007).

Penelitian ini memiliki variabel bebas (independent variabel) dan

variabel terikat (dependent variabel). Adapun variabel bebasnya yaitu

tingkat pengetahuan. Sedangkan variabel terikatnya adalah penerapan

pemberian obat.

3.4.2. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Definisi operasional adalah variabel secara operasional dan

berdasarkan karakteristik yang diamati dalam melakukan pengukuran

secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan

menggunakan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian

(Hidayat, 2003).

Page 70: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

55

Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

No Variabel Definisi operasional Cara ukur DanAlat Ukur

Hasil Ukur Skala

1 Bebas /Independent :tingkatpengetahuankeselamatanpasien

Tingkat pengetahuanperawat yang diukurberdasarkan hasilkuesioner.

Cara ukurDiukur denganmenggunakankuesioner skalaGuttman yang diukurdari skor 1 sampaidengan 30, terdiri dari30 pertanyaan.Alat UkurMenjawab ”benar”maka diberi nilai 1dan jikamenjawab”salah”maka diberi nilai 0.

1. Rendahjika nilairesponden26

2. Cukup jikanilairesponden27

3. Tinggijika nilairesponden28

Ordinal

2 Terikat/Dependent :penerapanpemberian obat.

Penerapan pemberianobat yang diukur olehpeneliti berdasarkanhasil observasi.

Cara ukurLembar observasisebanyak 20 item.

Cara ukurTindakan dilakukanmaka diberi nilai 1dan tindakan tidakdilakukan maka diberinilai 0.

1. Tidakditerapkanjika nilairesponden< 15

2. Diterapkan jikanilairesponden> 18

Nominal

3. Pendidikan Pendidikan formalyang telahdiselesaikanberdasarkan ijasahterakhir.

Cara ukur1 item pada kuesionertentang tingkatpendidikanAlat UkurAlat kuesioner

1. D32. D43. S14. S1+Ners

Ordinal

4 Umur Masa hidupseseorang

Cara ukur1 item pada kuesioner

1. 20-25tahun

Ordinal

Page 71: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

56

berdasarkanperkembangannya.

tentang umurAlat UkurAlat kuesioner

2. 26-30tahun

3. 31-35tahun

4. 36-40tahun

5. 41-45tahun

6. 46-50tahun

7. >50 tahun5 Pengalaman Pengetahuan dan

keterampilan tentangsesuatu yangdiperoleh lewatketerlibatan atauberkaitan selamaperiode tertentu.

Cara ukur1 item pada kuesionertentang pengalamanAlat UkurAlat kuesioner

1. 0-5tahun

2. 6-10 tahun3. 11-15

tahun4. 16-20

tahun5. 21-25

tahun6. >26 tahun

Ordinal

6 Informasi Kumpulan pesanyang diperolehterkumpul dalammakna.

Cara ukur1 item pada kuesionertentang informasiAlat UkurAlat kuesioner

1. Seminar2. Pelatihan

Nominal

3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1.Alat/instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

lebih baik hasilnya, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan adalah

kuesioner untuk variabel independen yaitu sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya. Variabel dependen juga menggunakan

Page 72: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

57

kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang akan menjadi dasar

penjelasan tentang keadaan klien. Alat pengumpul data dalam

penelitian ini dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan

daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis dalam rangka

pengumpulan data suatu penelitian.

Kuesioner penelitian ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:

1. Bagian A berisi tentang data identitas responden yaitu umur,

pendidikan pengalaman, dan informasi.

2. Bagian B berisi kuesioner pengetahuan perawatan tentang

keselamatan pasien. Cara ukur dengan menggunakan kuesioner

skala Guttman yang diukur dari skor 1 sampai dengan 28, terdiri dari

28 pertanyaan. Alat Ukur menjawab ”benar” maka diberi nilai 1 dan

jika menjawab”salah” maka diberi nilai 0. Pemberian hasil

kesimpulan skoring menggunakan ketentuan menggunakan aturan

normatif yang menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku

(standart deviation) (Riwidikdo, 2012). skor rendah apabila nilai

responden (x)<mean -1 SD , skor cukup nilai responden mean - 1

SD< x < mean + 1 SD dan skor tinggi apabila nilai responden

(x)>mean + 1 SD.

3. Bagian C berisi lembar observasi berupa tindakan penerapan

pemberian obat yang dilakukan perawat kepada pasien. Cara ukur

dengan menggunakan lembar observasi sebanyak 20 item. Cara ukur

,tindakan dilakukan maka diberi nilai 1 dan tindakan tidak dilakukan

Page 73: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

58

maka diberi nilai 0. nilai responden (x)<mean - SD tidak diterapkan,

nilai responden (x)<mean + SD diterapkan.

3.5.2.Cara pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek

dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam

suatu penelitian (Nursalam, 2008).

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengisi format isian dan

kuesioner yang pengisiannya dilakukan sendiri oleh responden.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Penjelasan tentang penelitian dan tujuan penelitian kepada calon

responden yaitu perawat ICU RSUD Dr. Moewardi.

2. Penjelasan tentang informed consent, setelah memahami tentang

penelitian dan tujuannya. Responden yang setuju akan diminta untuk

menandatangani informed consent tersebut.

3. Membagikan kuesioner kepada responden yaitu perawat ICU RSUD

Dr. Moewardi untuk dilakukan pengisian.

4. Pada saat perawat ICU melakukan tindakan pemberian obat, peneliti

melakukan sebanyak satu kali observasi untuk dilakukan penilaian

dengan berdasarkan lembar observasi.

5. Menarik kuesioner yang telah diisi oleh responden.

6. Kuesioner yang memenuhi syarat akan dilakukan pengolahan dan

analisa.

Page 74: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

59

3.6. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas

3.6.1 Uji Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2008). Pencapaian instrumen data

yang dihasilkan berdasarkan cara pengujiannya melalui validitas internal

yaitu bagian instrumen dikatakan memiliki validitas internal apabila

setiap bagian instrumen mendukung missi instrumen secara keseluruhan

yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud. Jumlah responden

untuk uji coba disyaratkan minimal 20 orang dimana dengan jumlah

minimal ini distribusi skor/ nilai akan lebih mendekati normal (Arikunto,

2006).

Pada penelitian ini validitas instrumen dilakukan pada 23

responden dengan taraf kesalahan 5%. Tempat dilakukan uji validitas di

Ruang ICVCU Rumah Sakit Dr. Moewardi. Karena memiliki

karakteristik tempat dan responden yang sama yaitu di ICU. Teknik

korelasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson

Product Moment rumusnya sebagai berikut :

Rumus :

r = N(XY) – (XY)

√{ (NΣX2) – (X)2NΣY2-(Y)2}

Keterangan :

Page 75: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

60

N : banyaknya responden

X dan Y adalah nilai-nilai asli dari variabel X dan Y

Angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan angka kritik

tabel korelasi nilai r. Untuk menentukan valid atau tidaknya tergantung

taraf signifikansi yang diinginkan (d=5%). Apabila Sig 2 tailed < 0,05

berarti item tersebut dikatakan valid dan dapat digunakan, tetapi apabila

Sig 2 tailed > 0,05 berarti pernyataan tersebut tidak valid dan harus

dikeluarkan dari kuesioner.

Dari hasil uji validitas terhadap instrumen penelitian didapatkan

awal uji kuesioner B sebagai alat ukur pengetahuan yang terdiri dari 30

item pertanyaan, diperoleh nilai hitung pertanyaan nomer 5 (0,754),

nomer 25(0,980) > 0,05 maka kedua nomer tersebut tidak valid. Maka

kuesioner B sebagai alat ukur pengetahuan diuji validitasnya kembali

yang terdiri 28 pertanyaan nomer 16, 18-21, 23-28 yaitu (0,000),

pertanyaan nomer 17(0,001), - nomer 22 (0,002) < 0,05 maka kuesioner

B valid.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap

asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,2007).

Apabila r hitung > r tabel berarti item tersebut dikatakan reliabel dan

Page 76: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

61

dapat digunakan, tetapi apabila r hitung < r tabel berarti pernyataan

tersebut tidak reliabel dan harus dikeluarkan dari kuesioner uji realibilitas

dilakukan dengan rumus Alfa Cronbach.

Rumus:

ri = k 1 - Si2

k-1 St2

Keterangan :

ri : reliabilitas instrumen

k : mean kuadrat antar subyek

Si2 : mean kuadrat kesalahan

St2 : variansi total

Pernyataan yang dikatakan valid kemudian diuji reliabilitasnya

dengan rumus diatas.

Pernyataan yang dikatakan valid kemudian diuji reliabilitasnya

dengan rumus diatas. Dari hasil uji reliabilitas kuesioner B tentang

pengetahuan diperoleh nilai α = 0,987 > dari r tabel (0,413) sehingga

kuesioner tersebut reliable.

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Teknik pengolahan data

Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan

penelitian setelah kegiatan pengumpulan data. Agar analisis penelitian

Page 77: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

62

menghasilkan informasi yang benar, maka akan dilakukan pengolahan

data dengan tahapan sebagai berikut (Nursalam, 2008) :

1. Editing

Editing yaitu melakukan pengecekan kelengkapan untuk

memudahkan pengolahan data. Hal yang perlu dicek diantaranya

kelengkapan identitas pengisi, kelengkapan lembar kuesioner,

kesalahan pengisian, dan kelengkapan isian sehingga apabila

terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi dengan segera.

2. Coding

Coding adalah usaha memberi kode-kode tertentu pada jawaban

responden dan memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang

perlu diberi skor serta memberikan kode terhadap item-item yang

tidak diberi skor.

Tingkat Pengetahuan Perawat

Kode SPSS ’1’: Rendah

Kode SPSS ’2’: Sedang

Kode SPSS ’3’: Tinggi

Penerapan Obat

Kode SPSS ’1’: Tidak diterapkan

Kode SPSS ’2’: Diterapkan

3. Tabulating

Page 78: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

63

Tabulating yaitu mengelompokkan data sesuai dengan variabel

yang diteliti. Peneliti memasukkan skor jawaban responden dari

tiap item pertanyaan ke dalam tabel.

4. Entry Data

Entry Data yaitu memasukkan data yang telah ditabulasi ke

komputer dengan menggunakan aplikasi program SPSS (Statistical

Package for Social Science).

5. Clearing

Peneliti mengoreksi data bila ditemukan penomoran yang salah

atau huruf-huruf yang kurang jelas.

3.7.2 Analisis data

1. Analisis univariat

Digunakan untuk menganalisis variabel - variabel yang ada secara

diskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya

agar dapat diketahui karakteristik dari subyek penelitian.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan bertujuan untuk melihat hubungan

2 variabel yang meliputi variabel bebas dan terikat. Dalam

penelitian ini analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan

pasien dengan penerapan pemberian obat. Analisa bivariat pada

Page 79: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

64

penelitian ini dapat menggunakan komputer yaitu dengan uji Chi-

Square dimana kedua variabel yang diujikan adalah nominal .

Untuk memutuskan kesimpulan, maka digunakan p value yang

dibandingkan dengan tingkat kesalahan (alpha) yang digunakan

yaitu 5 % atau 0,05. Apabila p value ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan

Ha diterima yang berarti ada hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat. Apabila p value ≥ 0,05 maka Ho diterima

dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Rumus Chi-Square (Sugiyono, 2008)

k

i h

h

f

ffx

1

02 )(

Keterangan :

x2 : chisquare

fo : frekuensi yang diobservasi

fh : frekuensi yang diharapkan

Hipotesis-hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Ho : Kedua variabel saling bebas

Ha : Kedua variabel saling terikat

Apabila χ2 hitung > χ2 tabel dan p value < 0,05 maka Ho

ditolak dan Ha (hipotesa penelitian) diterima, yang berarti ada

hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang

keselamatan pasien dengan penerapan pemberian obat.

Apabila χ2 hitung < χ2 tabel p value > 0,05 maka Ho

diterima dan Ha ( Hipotesa penelitian) ditolak yang berarti tidak

Page 80: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

65

ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang

keselamatan pasien dengan penerapan pemberian obat.

Odds ratio adalah ukuran asosiasi paparan faktor resiko

dengan kejadian penyakit, dihitung dari angka kejadian penyakit

pada kelompok beresiko (terpapar faktor resiko) dibanding

kelompok yang tidak beresiko (tidak terpapar faktor resiko)

(Besral, 2010). Pada penelitian ini membandingkan hasil tingkat

pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan

penerapan pemberian obat di ruang ICU.

3.8. Etika Penelitian

Masalah etika dalam penelitian adalah masalah yang sangat penting

dalam penelitian mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung

dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena

manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian.

Menurut Notoatmodjo (2007) etika yang perlu dan harus diperhatikan:

3.8.1 Informed consent (lembar persetujuan)

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (Informed consent).

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan

tujuan penelitian, mengetahui dampaknya, jika subyek bersedia maka

Page 81: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

66

mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden

tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien.

3.8.2 Anonymity (tanpa nama)

Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan cara

tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menandakan kode pada lembar pengumpul data.

3.8.3 Confidentiality (kerahasiaan)

Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari hasil

penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil

riset.

3.9. Penelitian

Penelitian meliputi tahapan-tahapan berikut ini

3.9.1 Tahap Persiapan

1. Peneliti mengajukan usula judul penelitian.

2. Judul yang sudah disetujui dosen pembimbing, dilanjutkan

dengan studi pendahuluan dengan meminta surat ijin survey dari

Page 82: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

67

kampus yang ditujukan ke RSUD Dr. Moewardi. Studi

pendahuluan dilakukan di ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi.

3. Peneliti membuat proposal penelitian

4. Peneliti mendapat persetujuan dosen pembimbing melakukan

seminar proposal

3.9.2 Tahap Pelaksanaan

1. Proposal yang telah direvisi dan disetujui. Peneliti melakukan

penelitian di ruang ICU RSUD Dr. Moewardi.

2. Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas di ruang ICVCU

RSUD Dr. Moewardi mulai tanggal 12 Maret 2015 sampai

dengan tanggal 15 Maret 2015. Uji validitas dilakukan kepada 23

perawat ICVCU. Hasil uji validitas dengan 30 pertanyaan,

diperoleh nilai hitung, pertanyaan nomer 5 (0,754), nomer

25(0,980) > 0,05 maka kedua nomer tersebut tidak valid. Maka

kuesioner B sebagai alat ukur pengetahuan diuji validitasnya

kembali yang terdiri 28 pertanyaan. Nomer 16, 18-21, 23-28

yaitu (0,000), pertanyaan nomer 17(0,001), - nomer 22 (0,002) <

0,05 maka kuesioner B valid. Hasil uji reliabilitas kuesioner B

tentang pengetahuan diperoleh nilai α = 0,987 > dari r tabel

(0,413) sehingga kuesioner tersebut reliabel. Validitas dan

reliabilitas pada variabel penerapan pemberian obat tidak

Page 83: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

68

dilakukan karena sudah disesuaikan dengan standart operasional

prosedur.

3. Peneliti melakukan penelitian di ruang ICU RSUD Dr.

Moewardi sesuai dengan kriteria inklusi.. terlebih dahulu

menanyakan serta meminta ijin responden dengan memberikan

lembar persetujuan untuk menjadi responden.

4. Kuesioner pengetahuan diberikan kepada responden untuk diisi.

Lembar observasi diisi oleh peneliti untuk mengobservasi

responden terkait penerapan pemberaian obat.

5. Peneliti mengecek kembali kelengkapan isian data kesioner dari

responden. Setelah memastikan data penelitian lengkap. Data

yang telah diperoleh kemudian dilakukan tabulasi data, coding

data menggunakan program SPSS 16 dengan menggunakan

program tersebut, analisis univariat dan analisis bivariat

menggunakan uji Chi square.

6. Hasil uji statistik diinterpretasikan dalam pembahasan di bab 4

dan bab 5.

3.9.3 Tahap Akhir

1. Data yang telah diiterpretasikan dalam pembahasan kemudian

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.

2. Data yang telah disetujui kemudian diseminarkan.

Page 84: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

69

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 Maret 2015 – 12 April 2015 di

Ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi yang terletak di Jalan

Kolonel Sutarto No. 132 Surakarta. Sampel pada penelitian ini adalah

perawat ICU dan bersedia menjadi responden. Penelitian menggunakan

responden sebanyak 28 perawat. Dari 28 responden tersebut memenuhi

kriteria inklusi penelitian. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui

ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien

dengan penerapan pemberian obat di ruang ICU

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah sakit milik Pemerintah Provinsi

Jawa Tengah yang beralamat di Jalan Kolonel Sutarto 132, Kelurahan dan

Kecamatan Jebres 57126 dengan nomer telephone (0271) 634634 (hunting)

dan faximile (0271637412). Rumah sakit ini merupakan rumah sakit

pendidikan dengan tipe A yang memiliki sertifikat terakreditasi untuk 16

Page 85: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

70

pelayanan dengan kapasitas 704 tempat tidur. Sejalan dengan rencana

pengembangan, RSUD Dr. Moewardi telah diprioritaskan pengembangan

pelayanan jantung terpadu dan pusat pelayanan diagnostik yang dimulai tahun

2008 dengan pengembangan fisik seluas 7.200 m2 yang dibangun vertikal 7

lantai.

RSUD Dr. Moewardi memiliki motto ”Kami senang melayani anda

dengan cepat, tepat, nyaman, dan mudah”. Untuk mewujudkan motto

tersebut, RSUD Dr. Moewardi menetapkan visi dan misi sebagai berikut :

Visi : Menjadi rumah sakit terkemuka berkelas dunia

Misi :

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan berbasis pada keunggulan

sumber daya manusia, kecanggihan, dan kecakapan alat dan

profesionalisme manajemen pelayanan.

2. Menyediakan wahana pendidikan dan penelitian kesehatan yang unggul

berbasis pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan

yang bersinergi dengan mutu pelayanan.

Jenis pelayanan rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi ada 23 macam

pelayanan baik rawat inap dan rawat jalan yaitu: penyakit dalam, penyakit

mata, penyakit syaraf, penyakit bedah, penyakit geriatric, penyakit gigi dan

mulut, penyakit paru, penyakit jantung, penyakit kandungan, penyakit kulit

dan kelamin, penyakit jiwa, penyakit THT, poliklinik anak, klinik alergi

imunologi, klinik Voluntary Consulting Testing (VCT), medical check-up,

Page 86: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

71

rehabilitasi medis, klinik indriya ratna, radiologi, laboratorium patologi

klinis, klinik gizi, klinik obesitas anak, dan poliklinik cendana.

Instalasi pendukung lain diantaranya Instalasi Pemeliharaan Sarana

Rumah Sakit, Instalasi Farmasi, Instalasi Kedokteran Forensik dan

Medikolegal, Instalasi Laboratorium Klinis, Instalasi Gizi, Instalasi Pencuci

Hama dan Cuci Jahit, Instalasi Sanitasi Rumah Sakit, Instalasi Parasitologi

dan Mikrobiologi Klinis, Instalasi Tim Pengendali ASKES, dan Instalasi

Laboratorium Patologi Anatomi.

Prasarana Sumber Daya Manusia pendukung meliputi tenaga medis

(417 orang), tenaga keperawatan (662 orang), tenaga kefarmasian (62

orang), tenaga kesehatan masyarakat (18 orang), tenaga gizi (17 orang),

tenaga ketrampilan fisik (25 orang), tenaga ketrampilan medis (92 orang),

dan tenaga non kesehatan (548 orang).

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Pendidikan Responden ICU RSUD Dr. Moewardi

Tabel 4.1 Gambaran tingkat pendidikan perawatPendidikan Frekuensi Prosentase (%)Diploma 3 16 57S1 Keperawatan 8 29Ners 4 14Jumlah 28 100

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan perawat di ruang

ICU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi yaitu diploma 3 16 (57%)

responden.

4.2.2 Umur Responden

Page 87: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

72

Tabel 4.2 Gambaran berdasarkan umur perawatUmur (Tahun) Frekuensi Prosentase (%)20 - 25 3 1126 - 30 15 5331 - 35 3 1136 – 40 6 2146 - 50 1 4Jumlah 28 100

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar umur perawat di ruang ICU

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi yaitu umur 26 – 30 tahun 15

(53%) responden.

4.2.3 Lama Kerja Responden

Tabel 4.3 Gambaran berdasarkan lama kerja perawatLama Kerja (Tahun) Frekuensi Prosentase (%)

0 - 5 15 536 – 10 8 2911 – 15 4 1421 - 25 1 4Jumlah 28 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar lama bekerja perawat ICU

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi yaitu bekerja 0- 5 tahun 15

(53%).

4.2.4 Informasi Yang Didapat Responden

Tabel 4.4 Gambaran berdasarkan informasi yang didapat terkaitkeselamatan pasien

Informasi Frekuensi Prosentase (%)Pelatihan 8 29Seminar 13 46

Pelatihan dan Seminar 7 25Jumlah 28 100

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar informasi yang didapat

perawat terkait keselamatan pasien di ruang ICU Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. Moewardi yaitu melalui seminar sebanyak 13 (46%).

4.2.5 Pengetahuan Perawat

Page 88: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

73

Tabel 4.5 Gambaran berdasarkan pengetahuan perawatPengetahuan Frekuensi Prosentase (%)Rendah 0 0Cukup 14 50Tinggi 14 50

Jumlah 28 100

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi pengetahuan cukup dan

pengetahuan tinggi yaitu 14 (50%) responden.

4.2.6 Penerapan Pemberian ObatTabel 4.6 Gambaran berdasarkan penerapan pemberian obat

PenerapanPemberian Obat

Jumlah Prosentase (%)

Tidak Diterapkan 10 36%Diterapkan 18 64%Jumlah 28 100

Tabel 4.6 menunjukkan sebagian besar penerapan pemberian obat yaitu

diterapkan 18 (64%) responden melaksanakan penerapan pemberian obat

dengan baik.

4.2.7 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang

Keselamatan Pasien Dengan Penerapan Pemberian Obat

Tabel 4.7 Tabulasi Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang KeselamatanPasien Dengan Penerapan Pemberian Obat (n=28)

Pengetahuan

Penerapan PemberianObat

TotalP

ValueOddRatio

χ2

hitungTidakDiterapkan

(n)

Diterapkan(n)

Rendah 0 0 0 0,018 4 5,600Cukup 8 6 14Tinggi 2 12 14

Total10 19 28

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa 14 (50%) responden mempunyai pengetahuan

cukup diantaranya 8 (28,6%) responden tidak melakukan penerapan

keselamatan pasien dalam pemberian obat dengan baik dan 6 (21,4%)

Page 89: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

74

responden mampu melakukan penerapan keselamatan pasien dalam

pemberian obat dengan baik. Sebanyak 14 (50%) responden mempunyai

pengetahuan tinggi diantaranya 2 (71%) responden tidak melakukan

penerapan keselamatan pasien dalam pemberian obat dengan baik dan 12

(42,9%) responden mampu melakukan penerapan keselamatan pasien dalam

pemberian obat dengan baik. P value (0,018) < 0,05 yang berarti Ho ditolak

dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan

perawat tentang keselamatan pasien dengan penerapan pemberian obat.

Page 90: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

75

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang. Berdasarkan hasil yang

diperoleh dari penyebaran kuesioner terhadap 28 perawat di Ruang ICU

Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi, yang memiliki pengetahuan cukup

yaitu sebanyak 14 (50%) responden, yang memiliki pengetahuan tinggi yaitu

14 (50%) responden.

Distribusi frekuensi menunjukkan kelompok perawat yang memiliki

pengetahuan tinggi dan pengetahuan cukup seimbang.

Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat suatu hal, termasuk mengingat

kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak

sengaja dan terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan

terhadap suatu objek tertentu. Pada penelitian ini pengetahuan responden

mengenai keselamatan pasien paling banyak didapatkan melalui teori dan

praktik selama pelatihan.

Page 91: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

76

5.2 Pemberian Obat

Pada penelitian ini distribusi penerapan pemberian obat dibagi

menjadi dua yaitu diterapkan dan tidak diterapkan. Dari 28 responden yang

meliputi perawat di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi

diperoleh 18 (64%) responden melaksanakan penerapan pemberian obat

sedangkan 10 (36%) responden tidak menerapkan pemberian obat.

5.3 Hubungan Pengetahuan Dengan Penerapan Pemberian Obat

Tabel 4.7 out put chi-square, diketahui bahwa nilai chi-square test (χ2)

adalah sebesar 5,600 dengan Assymp Sig. 2- sided 0,018 . Oleh karena nilai

χ2 5,600 > χ2 tabel (3,841) dan Sig. (0,018) < α (0,05), maka H0 ditolak yang

berarti menerima hipotesis alternatif (Ha). Ini menandakan adanya hubungan

antara tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan

penerapan pemberian obat.

Perolehan hasil penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa semakin

tinggi pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien maka semakin baik

dalam pemberian obat. Pengetahuan maupun transfer pengetahuan di rumah

sakit merupakan hal yang penting. IOM (2000) dalam To Err Is Human:

Building a Safer Health System menggaris bawahi bahwa peran program

edukasi pada perawat dalam mengenalkan keselamatan pasien dapat

meningkatkan identifikasi terhadap terjadinya kesalahan dan mencegah

terjadinya kesalahan itu sendiri. Joint Commission International (2007)

70

75

Page 92: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

77

mengatakan bahwa faktor individu adalah salah satu komponen yang

mempengaruhi praktik klinik keperawatan.

Pada penelitian hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang

keselamatan pasien dari 14 responden pengetahuan tinggi didapatkan 12

(42,9%) responden mampu menerapkan pemberian obat dengan berdasarkan

keselamatan pasien dengan informasi yang didapatkan perawat ICU RSUD

Dr. Moewardi diperoleh dari seminar dari 28 responden sebanyak 13 (46%)

responden. Uji statistik menunjukkan bahwa odds ratio 4.00 artinya bahwa

semakin tinggi pengetahuan beresiko mempertinggi terhadap terjadinnya

penerapan pemberian obat. Menurut Notoatmodjo (2007) mengatakan

pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan berarti apa yang

diketahui dan dimengerti sesudah melihat menyakinkan mengalami atau

diajar. Menurut (Nilasari, 2010), kualitas pelatihan dan edukasi pada staff

dapat mempengaruhi secara langsung tampilan kerja atau kemampuan kerja

staf dan berespon secara benar jika menghadapi kesulitan atau pada kondisi

kedaruratan. Pengaruh pelatihan keselamatan pasien terhadap pengetahuan

dan keterampilan perawat menggambarkan peningkatan yang bermakna.

Pengetahuan pengidentifikasian pasien, komunikasi saat operan, pemberian

obat secara benar, penandaan sisi tubuh yang benar, pencegahan salah kateter

atau salah selang, pencegahan resiko jatuh, kebersihan tangan dapat

membantu mengurangi kejadian tidak diinginkan dari petugas kesehatan ke

pasien.

Page 93: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

78

Dilaporkan oleh Mengis (2010), tindakan kesalahan dalam pemberian

obat-obatan dapat meliputi salah identitas, obat kadaluarsa, jenis obat yang

datang dari farmasi tidak sesuai permintaan, jumlah obat yang datang tidak

sesuai pesanan, salah pemberian dosis obat, obat pasien terbawa dalam

dokumen. Pelayanan keperawatan didasari oleh respon perawat akibat

stimulus yang ada, penyediaan lingkungan yang aman bagi pasien merupakan

salah satu stimulus yang harus segera direspon dengan baik. Penerimaan

perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan

sikap yang positif maka perilaku tersebut menjadi kebiasaan atau bersifat

bertahan lama (long lasting) (Notoatmodjo, 2007). Menurut Anderson (2009)

dalam Simons (2010) bahwa pemberian obat-obatan pada pasien merupakan

resiko terbesar terjadinya kejadian nyaris cedera dan kejadian tidak

diharapkan, dimana pemberian obat dilakukan sebagian besar oleh perawat.

Segala upaya dilakukan untuk menjamin asuhan keperawatan yang

diberikan terbebas dari kesalahan dan cedera yang dapat merugikan pasien

dan keluarganya. Rekomendasi dari Institute of Medicine (2000) berupa

empat rangkaian pendekatan dalam mencapai keselamatan pasien: 1)

Meningkatkan kemampuan leadership, penelitian, protokol untuk

meningkatkan pengetahuan dasar tentang keselamatan, 2) Identifikasi dan

belajar dari kesalahan yang terjadi dengan mengembangkan sistem pencatatan

dan pelaporan pada setiap kejadian yang ada, 3) Meningkatkan standar kerja

dan standar harapan untuk meningkatkan keselamatan melalui pembelajaran

dari kesalahan, 4) Mengimplementasikan sistem keselamatan pada organisasi

Page 94: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

79

untuk menjamin praktik yang aman pada setiap tingkatan pelayanan. Upaya

menjamin keselamatan pasien di negara kita dilakukan dengan mengeluarkan

Panduan Nasional Keselamatan Pasien (DepKes, 2008) meliputi: standar

keselamatan pasien rumah sakit, tujuh langkah menuju keselamatan pasien

dan enam solusi keselamatan pasien yang mengacu pada Hospital Patient

Safety Standards (JCI, 2013).

Catatan pasien merupakan suatu dokumen yang legal menjelaskan

tentang status sehat sakit pasien pada saat sebelum maupun saat ini dalam

bentuk tulisan yang menggambarkan asuhan keperawatan yang diberikan

(Marrelli, 2008). Umumnya catatan pasien berisikan respons terhadap asuhan

yang diberikan dan respons pengobatan serta berisi rencana untuk intervensi

lebih lanjut. Rencana pengobatan merupakan bentuk tindakan kolaborasi

perawat dengan tim medis. Penerapan prinsip 10 benar harus diperhatikan

dalam memberikan obat yaitu benar pasien, obat, dosis, tepat waktu,rute,

dokumentasi,pengkajian, pendidikan kesehatan, evaluasi, dan benar

penolakan (Perry & Potter 2010).

Virawan (2012) dalam penelitiannya tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan staf perawat menggunakan enam benar dalam

menurunkan kasus pasien safety di Rumah Sakit Surya Husada, menunjukkan

dari 148 responden didapatkan benar pasien, benar cara, benar obat semuanya

benar, sedangkan 13 (8,8%) responden yang tidak melaksanakan benar dosis,

12 (8,1%) responden yang tidak melakukan benar waktu, dan 26 (17,6%)

responden yang tidak melakukan benar dokumentasi. Penelitian Kuntarti

Page 95: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

80

(2004) dalam Yunie (2007) menunjukkan bahwa secara umum prinsip

penerapan “enam benar” dalam pemberian obat oleh 81 perawat di RSCM

Jakarta berada pada tingkat sedang sampai tinggi. Hasil penelitian

menunjukkan penerapan tepat waktu sebanyak 63%, tepat obat tingkat

penerapannya 75,3%, penerapan tepat cara 51,9%, tepat dosis penerapannya

19.8%, dan penerapan tepat dokumentasi sebanyak 59,3%.

Berdasarkan penelitian dan berdasarkan teori yang dikemukakan diatas,

penelitian hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan

pasien dengan penerapan pemberian obat dapat diambil kesimpulan bahwa

tingkat pengetahuan tinggi dapat diperoleh dari pelatihan dan seminar,

dimana kualitas pelatihan keselamatan pasien terhadap pengetahuan dan

keterampilan perawat menggambarkan peningkatan yang bermakna. Dasar

pelayanan yang berorientasi pada keselamatan pasien maka kesalahan

pemberian obat-obatan kepada pasien di rumah sakit dapat terhindarkan

dengan menerapkan prinsip sepuluh benar pemberian obat-obatan.

Page 96: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

81

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan antara

tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan penerapan

pemberian obat di ruang ICU RSUD Dr. Moewardi, maka didapatkan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Responden yang memiliki pengetahuan cukup 14 (50%) responden, dan

14 ( 50%) responden mempunyai pengetahuan tinggi.

2. Penerapan pemberian obat, sebagian besar responden melakukan dengan

baik yaitu sebanyak 18 (64%) responden.

3. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan analisis chi square

menghasilkan kesimpulan (H0) ditolak yang berarti menerima hipotesis

alternatif (Ha) artinya yaitu ada hubungan antara tingkat pengetahuan

perawat tentang keselamatan pasien dengan penerapan pemberian obat di

ruang ICU RSUD Dr. Moewardi.

6.2 Saran

Page 97: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

82

1. Perawat Ruang ICU

Diharapkan peran petugas kesehatan untuk dapat melakukan ketelitian

dalam penerapan pemberian obat, hal tersebut dikarenakan tren pemberian

pelayanan keperawatan saat ini dan masa depan ditujukan kepada

keselamatan pasien. Oleh karena itu perawat senantiasa menambah skill,

ilmu pengetahuan terbaru.

2. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian menunjukkan ada keterkaitan antara faktor pengetahuan

keselamatan pasien dengan penerapan pemberian obat.

Merekomendasikan peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan

melakukan penelitian sejenis dengan menambahkan variabel lainnya yaitu

umur, pendidikan, lama bekerja, informasi yang didapat keterkaitannya

dengan pemberian obat dan menambahkan analisis multivariat.

81

Page 98: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

83

Page 99: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

1

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharismi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta

Adib A..(2009). Materi Seminar Nasional Keperawatan dengan tema “SistemPelayanan Keperawatan dan Manajemen Rumah Sakit untukMewujudkan Patient Safety . Jogjakarta.UGM.

Adisasmito, W. (2012). Sistem Kesehatan (Cetakan ke., pp. 1–371). Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Ariyani. (2009). Analisis pengetahuan dan motivasi perawat yangmempengaruhi sikap mendukung penerapan program patient safety diInstalasi Perawatan Intensif Di RSUD Moewardi Surakarta. Tesis.Program Pasca Sarjana UNDIP.

Ballard, K.A. (2003). Patient safety: A shared responsibility. Online Journal ofIssues in Nursing. Volume 8 - 2003 No 3: Sept 03.

Besral. 2010. Biostastika. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat UI

Cahyono, J.B. (2008). Membangun budaya keselamatan pasien dalam praktikkedokteran. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Dahlan, M.S. 2004. Seri Statistik : Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan.Uji Hipotesis dengan Menggunakan SPSS Program 12 Jam. Jakarta : PTArkans Entertainment And Education In Harmony

Depkes, RI (2008). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patientsafety).(ed-2). Jakarta: DepKes RI.

Depkes, RI.(2006). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta:Depkes RI.

Gregory, D.M., et al. (2007). Patient safety: Where is nursing education?. Journalof Nursing Education. Thorofare: Feb 2007. Vol. 46, Iss.2; Pg 74, 4pgs.

Henriksen, K., et al. (2008). Patient safety and quality: an evidence basehandbookfor nurses. Rockville MD: Agency for Healthcare Researchand Quality Publications. February 2011,http://www.ahrq.gov/QUAL/nurseshdbk.

Page 100: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

2

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2003. Riset Keperawatan dan Teknis Penulisan Ilmiah.Jakarta : Salemba Medika

International Counsil of Nurse. (2002). The ICN code of ethics for nurses.Geneva: ICN.

Institute of Medicine (2000). Crossing the quality chasm: A new health system forthe 21th century. Washington DC: National Academy Press.

Jevon, P & Ewens B. 2009. Pemantauan Paien Kritis. Edisi Kedua. Jakarta:Erlangga Medical Service.

Joint Commission Resources. (2007). Meeting the international patient safetygoal. USA

Joint Commission Resources. (2013). International patient safety goals. Diaksespada tanggal 17 Desember 2014 dariwww.jointcommissioninternational.org/Common/PDFs/JCI%20Accreditation/International_Patient_Safety_Goals_Feb2012.pdf

Katar, Y. (2012). Farmakologi Obat Penyakit Infeksi Bakteri Dan Jamur.Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNAND,Padang.

Kee, J. L, Hayes, E. R, dan McCuistion, L. E. (2009). Pharmacology, a nursingprocess approach (6th edition). Canada: Saunders Elsevier.

Khushf, G., Raymond, J., & Beaman, C. (2008). The Institute of medicine’s reporton quality and safety: paradoxes and tension. HEC Forum 20 (1): 1-14.

Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit. (2010). Laporan Insiden KeselamatanPasien Tahun 2010. (available at http://www.inapatsafety-persi.or.id/umpan_balik/laporan_2010.pdf diakses Tanggal 15November 2014).

KKP-RS, (2008). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit. Jakarta:DepKes RI.

Kuntari. (2005). Prinsip Enam Benar Dalam Pemberian Obat. Jakarta: Jurnalkeperawatan Indonesia volume 9 no 1.

Lim, A. (2010). New course tackles patient safety. Australian Nursing Journal.North Fitzroy: May 2010. Vol.17, Iss.10; Pg.37, 1 pgs.

Page 101: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

3

Mahendra ,A. A. Oka, S.H. (2013). 7 langkah menuju keselamatan pasien rumahsakit (http://www.jamsosindonesia.com /cetak/printout/453, 2014.diakses Tanggal 15 November 2014).

Marelli, T. (2008). Dokumentasi keperawatan. Jakarta: EGC.

Mengis, J., & Nicolini, D. (2010). Root cause analysis in clinical adverse events.Nursing Management. Harrow-on-the-Hill

Mubarak, Wahid Iqbal,dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Metode PengantarProses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nilasari. (2010). Pengaruh pelatihan tentang pasien safety terhadappeningkatanpengetahuan dan keterampilan perawat klinik padapenerapan pasien safety di Irna C RSUP Fatmawati. Tesis FIK UI.

Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : RinekaCipta.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Pangaribuan, Natalia. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat TentangKeselamatan Pasien Dengan Perilaku Kepatuhan MelaksanakanPrinsip Pemberian Obat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit AtmaJaya Jakarta. Program Studi Ilmu Keperawatan-Fakultas IlmuKesehatan Universitas Esa Unggul.

Potter & Perry (2010). Fundamental of Nursing: Fundamental Keperawatan.Jakarta, Salemba Medika.

Riwidikdo, Handoko. (2012). Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra CendikiaPress.

Rofiqoh, Fiky. 2010. Hubungan Antara Pengetahuan Perawat Tentang PatientSafety Dan Perilaku Pencegahan Medication Error Di IGD RSKrakatau Medika Cilegon. Program Studi Kesehatan Masyarakat-Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan riset Keperawatan. Yogyakarta : GrahaIlmu

Simons, J. (2010). Identifying medication errors in surgical prescription charts.Harrow-on-the-Hill.

Page 102: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

4

Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja GrafindoPersada. http://watiisarama.blogspot. Diakses tanggal 20 Oktober2014.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :Alfabeta.

Sulistyani., & Rosidah. (2003). Manajemen sumber daya manusia: Konsep, teoridan pengembangan dalam konteks organisasi publik. Yogyakarta:Graha ilmu.

Tambayong, J. (2002). Farmakologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.

Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Jakarta :Induk.

Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan Sikap danPerilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika

WHO.(2007). Nine life saving patient safety solution. http://www.who.int. diaksestanggal 16 November 2014.

Yahya, A.A. (2008). Patient safety is a key component of riskmanagement.Workshop Keselamatan Pasien dan Manajemen ResikoKlinis RSAB Harapan Kita Jakarta.

Page 103: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA … · PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015. ii. iii ... Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Usulan Topik

1