bab ii tinjaun pustaka a. remaja 1. pengertian remajarepository.ump.ac.id/3846/3/nanda prima rakhma...

34
12 BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remaja Remaja atau adolescence adalah periode perkembangan selama di mana individu mengalami perubahan dari masa kanak – kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13 – 20 tahun. Menurut WHO (2012) dan Pinem (2009) remaja adalah seseorang yang berusia 10 – 19 tahun, sedangkan menurut Soetjiingsih (2004) remaja berusia 11 – 20 tahun yang dibagi menjadi 3 tahap remaja awal (11 – 13 tahun), remaja tengah (14 – 16 tahun), dan remaja akhir (17 - 20 tahun). Istilah adolescence biasanya menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas menunjukkan titik di mana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis dan berhadapan dengan abstraksi (Potter & Perry, 2005). 2. Tahapan Remaja Menurut Santrock (2003) masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: a. Remaja awal (early adolescent) pada usia 11-14 tahun. Remaja awal biasanya berada pada tingkat SMP, perubahan yang terjadi pada masa ini sangat cepat, baik pertumbuhan fisik dan kapasitas intelektual. Pada Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Upload: truongkhanh

Post on 14-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

12

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja atau adolescence adalah periode perkembangan selama di

mana individu mengalami perubahan dari masa kanak – kanak menuju

masa dewasa, biasanya antara usia 13 – 20 tahun. Menurut WHO (2012)

dan Pinem (2009) remaja adalah seseorang yang berusia 10 – 19 tahun,

sedangkan menurut Soetjiingsih (2004) remaja berusia 11 – 20 tahun yang

dibagi menjadi 3 tahap remaja awal (11 – 13 tahun), remaja tengah (14 –

16 tahun), dan remaja akhir (17 - 20 tahun). Istilah adolescence biasanya

menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas menunjukkan

titik di mana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan hormonal

pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan

perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis

dan berhadapan dengan abstraksi (Potter & Perry, 2005).

2. Tahapan Remaja

Menurut Santrock (2003) masa remaja dibagi menjadi beberapa

tahap yaitu:

a. Remaja awal (early adolescent) pada usia 11-14 tahun. Remaja awal

biasanya berada pada tingkat SMP, perubahan yang terjadi pada masa

ini sangat cepat, baik pertumbuhan fisik dan kapasitas intelektual. Pada

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 2: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

13

masa ini tugas perkembangannya lebih dipengaruhi oleh perubahan

fisik dan mental yang cepat, yaitu adaptasi dan penerimaan keadaan

tubuh yang berubah.

b. Remaja pertengahan (middle adolescent) pada usia 15-18 tahun,

biasanya duduk di bangku SMU. Pada masa ini remaja secara fisik

menjadi percaya diri dan mendapatkan kebebasan secara psikologi dari

orang tua, memperluas pergaulan dengan teman sebaya dan mulai

mengembangkan persahabatan dan keterkaitan dengan lawan jenis.

c. Remaja akhir (late adolescent) pada usia 18-22 tahun. Umumnya

terjadi pada akhir SMU dan universitas sampai individu mencapai

kematangan fisik, emosi dan kesadaran akan keadaan sosialnya,

memiliki identitas personal dalam relasinya dengan orang lain,

mengetahui peran sosial, sistem nilai, dan tujuan dalam hidupnya.

3. Remaja Putri

Remaja merupakan periode yang penting pada pertumbuhan dan

kematangan manusia. Pada periode ini banyak terjadi perubahan unik,

serta banyak pula pemantapan pola-pola dewasa. Dekatnya masa remaja

dengan kematangan biologi dan orang dewasa memberikan peluang untuk

melaksanakan kegiatan tertentu yang dirancang untuk mencegah

munculnya rnasalah-masalah kesehatan pada masa dewasa nanti.

Remaja putri adalah individu yang memilki rentang usia 12 tahun

sampai dengan 21 tahun yang memiliki minat-minat pribadi dimana salah

satunya adalah minat pada penampilan dirinya sendiri khusuanya remaja

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 3: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

14

berusia 16 tahun samapi 19 tahun (Riyadi, 2001). Menurut (Hall, 1991)

masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai

danstress (Storm andStress). Karena mereka mereka telah memiliki

keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri, kalau terarah dengan

baik maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung

jawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka bisa menjadi seorang yang tak

memiliki masa depan dengan baik.

Menurut (Gunarsa dan Gunarsa, 1991) istilah asing yang sering

digunakan untuk menunjukkan masa remaja antara lain :

a. Puberty (bahasa Inggris) berasal dari istilah latin pubertas yang

berartikelaki-lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda

kelaki-lakian. Pubescence dari kata pubis (pubic hair) yang berarti

rambut (bulu) pada daerah kemaluan (genetal) maka pubescence

berarti perubahan yang dibarengi dengan tumbuhnya rambut pada

daerah kemaluan.

b. Adolescentia berasal dari istilah latin adolescentia yang berarti masa

muda yang terjadi antara 17 – 30 tahun yang merupakan masa transisi

atau peralihan dari masa kanak-kanak menunju masa dewasa yang

ditandaidengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial.

Proses perkembangan psikis remaja dimulai antara 12 – 22 tahun.

Menurut Santrock (1998) mendefinisikan pubertas sebagai

masa pertumbuhan tulang-tulang dan kematangan seksual yang terjadi

pada masa awal remaja. Menurut Stanley Hall (1998) usia remaja

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 4: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

15

antara 12sampai usia 23 tahun. Masa remaja adalah masa yang akan

melalui krisis dimana remaja berusaha untuk mencari identitas diri

(Dariyo, 2004).

4. Ciri Perkembangan Remaja Putri

Ciri-ciri perkembangan remaja putri menurut Hurlock (2001),

antara lain :

a. Perubahan Tubuh Pada Masa Puber

1) Perubahan Ukuran Tubuh

Perubahan fisik utama pada masa puber adalah perubahan

ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan. Di antara anak-anak

perempuan, rata-rata peningkatan per tahun dalam tahun sebelum

haid adalah 3 inci, tetapi peningkatan itu bisa juga terjadi dari 5

sampai 6 inci. Dua tahun sebelum haid peningkatan rata-rata

adalah 2,5 inci. Jadi peningkatan keseluruhan selama dua tahun

sebelum haid adalah 5,5 inci. Setelah haid, tingkat pertumbuhan

menurun sampai kira-kira 1 inci setahun dan berhenti sekitar

delapan belas tahun. Tinggi badan rata – rata laki – laki dan

perempuan umur 12 tahun adalah sekitar 59 atau 60 inci,

sedangkan tinggi rata – rata remaja perempuan hanya 64 inci.

Penambahan berat badan + dalam 1 tahun yakni rata-rata sekitar

13kg bagi anak laki – laki dan 10 kg bagi perempuan (Papalia &

Olds, 2001).

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 5: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

16

2) Perubahan Proporsi Tubuh

Perubahan fisik pokok yang kedua adalah perubahan

proporsi tubuh. Daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya

terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar karena

kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-daerah tubuh yang

lain. Badan yang kurus dan panjang mulai melebar di bagian

pinggul dan bahu, dan ukuran pinggang tampak tinggi karena kaki

menjadi lebih panjang dari badan.

b. Akibat Perubahan Remaja Putri Pada Masa Puber

1) Akibat terhadap keadaan fisik

Pertumbuhan yang pesat dan perubahan-perubahan tubuh

cenderung disertai kelelahan, kelesuan dan gejala-gejala buruk

lainnya. Sering terjadi gangguan pencernaan dan nafsu makan

kurang baik. Anak prapuber sering terganggu oleh perubahan-

perubahan kelenjar, besarnya, dan posisi organ-organ internal.

Perubahan-perubahan ini mengganggu fungsi pencernaan yang

normal. Anemia sering terjadi pada masa ini, bukan karena adanya

perubahan dalam kimiawi darah tetapi kebiasaan makan yang tidak

menentu yang semakin menambah kelelahan dan kelesuan.

2) Akibat pada sikap dan perilaku

Dapat dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa puber

pada keadaan fisik anak juga mempengaruhi sikap dan perilaku.

Pada umumnya pengaruh masa puber lebih banyak pada anak

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 6: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

17

perempuan daripada anak laki-laki, sebagian disebabkan karena

anak perempuan biasanya lebih cepat matang daripada anak laki-

laki dan sebagian karena banyak hambatan-hambatan sosial mulai

ditekankan pada perilaku anak perempuan justru pada saat anak

perempuan mencoba untuk membebaskan diri dari berbagai

pembatasan. Karena mencapai masa puber lebih dulu, anak

perempuan lebih cepat menunjukkan tanda-tanda perilaku yang

menganggu daripada anak laki-laki. Tetapi perilaku anak

perempuan lebih cepat stabil daripada anak laki-laki, dan anak

perempuan mulai berperilaku seperti sebelum masa puber.

B. Berat badan

1. Pengertian Berat Badan

Berat Badan adalah parameter antropometri yang sangat labil.

Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan

antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang

mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal,

terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat

berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal.

Berat badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi

yang memungkinkan intervensi gizi yang preventif sedini mungkin guna

mengatasi kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan yang

tidak dikehendaki. Berat badan harus selalu dievaluasi dalam konteks

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 7: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

18

riwayat berat badan yang meliputi gaya hidup maupun status berat badan

yang terakhir. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang

(Anggraeni, 2012).

2. Kenaikan berat badan

Kenaikan pada berat badan yaitu kenaikan yang terjadi pada berat

badan yang bisa menyebabkan berat badan berlebih (overweight) dan

gemuk (obesity) (Flier et al, 2007).

a. Berat badan berlebih (overweight)

Overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan

berat badan ideal yang dapat disebabkan oleh penimbunan jaringan

lemak atau jaringan non-lemak (Rahmawati, 2006). Berat badan

berlebih merupakan suatu keadaan terjadi penimbunan lemak secara

berlebih, yang menyebabkan kenaikan berat badan. Seseorang yang

mengalami kelebihan berat badan apabila berat 10-20% diatas berat

badan ideal (wirakusumah, 2001). Metabolisme energi di dalam tubuh

manusia diatur oleh berbagai faktor, baik yang menyebabkan

meningkatnya penyimpanan energi, atau yang mendorong pemakaian

energi (Meutia, 2005).

Overweight didefinisikan sebagai peningkatan berlebihan

jaringan lemak pada otot dan jaringan skeletal Overweight dikatakan

jika IMT ≥ 23. Secara ilmiah kelebihan berat badan (overweight)

terjadi akibat mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan

oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidak keseimbangan antara asupan

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 8: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

19

dan pembakaran kalori ini belum dapat dijelaskan secara pasti.

(Dorlan, 2002).

b. Obesitas

Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun

abnormal yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2011). Menurut

Myers (2004), seseorang yang dikatakan obesitas apabila terjadi

pertambahan atau pembesaran sel lemak tubuh mereka. Obesitas

merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi lemak

pada jaringan adiposa. Obesitas tidak hanya berupa kondisi dengan

jumlah simpanan kelebihan lemak, namun juga distribusi lemak di

seluruh tubuh. Distribusi lemak dapat meningkatkan risiko yang

berhubungan dengan berbagai macam penyakit degeneratif (WHO,

2000). Obesitas dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat

meningkatkan prevalensi hipertensi, intoleransi glukosa, dan penyakit

jantung koroner aterosklerotik pada pasien-pasien yang obese (Alwi,

2009).

3. Faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan berat badan

Menurut Kopelman (2002) kenaikan berat badan disebabkan oleh

faktor yang kompleks meliputi faktor genetik , faktor psikologis dan

lingkungan. Kenaikan berat badan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

bersifat kompleks. Menurut Wahlqvis (2002), konsumsi makanan dan

pengeluaran energi dapat memengaruhi kenaikan berat badan secara

langsung, sedangkan umur, jenis kelamin, keturunan, stres, keadaan sosial-

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 9: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

20

ekonomi, gaya hidup, iklim, obat-obatan merupakan faktor-faktor yang

memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung.

Faktor-faktor risiko kegemukan antara lain faktor demografi,

sosial-ekonomi, gaya hidup, dan kondisi mental emosional

a. Faktor genetik

Obesitas cenderung berlaku dalam keluarga. Ini disebabkan

oleh faktor genetik, pola makan keluarga, dan kebiasaan gaya hidup.

Walaupun begitu, mempunyai anggota keluarga yang obesitas tidak

menjamin sesorang itu juga akan mengalami obesitas (Galletta, 2005).

Banyak gen yang berkaitan dengan terjadinya overweight atau

obesitas, namun sangat jarang yang berkaitan dengan gen tunggal.

Sebagian besar berkaitan dengan kelainan pada banyak gen. Setiap

peptida/neurotransmitter yang merupakan sinyal neural dan humoral

yang akan mempengaruhi otak memiliki gen tersendiri yang

mengkodenya. Setiap mutasi pada gen-gen tersebut akan menyebabkan

kelainan pada produksi neuropeptida/neurotransmitter yang

mempengaruhi otak, sehingga juga akan mempengaruhi respon otak

baik pada peningkatan asupan makanan ataupun menghambat asupan

makanan. Setiap neuropeptida tersebut memiliki reseptor di otak, dan

setiap reseptor memiliki gen tersendiri pula. Setiap mutasi pada gen

tersebut akan menyebabkan kelainan reseptor yang akan

mempengaruhi pula respon otak terhadap asupan makanan (Rankinen,

2006).

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 10: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

21

Kegemukan cenderung diturunkan sehingga diduga memiliki

penyebab genetic. Anggota keluarga tidak hanya berbagi gen tetapi

juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bias mendorong

terjadinya kegemukan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-

rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat

badan seseorang (Mumpuni, 2010). Menurut penelitian Haines (2007)

dalam Sartika (2011) jika ayah dan/atau ibu menderita overweight

maka kemungkinan anaknya memiliki kelebihan berat badan sebesar

40-50 %.

Menurut D’Adamo (2009), seseorang yang mengalami

kelebihan berat badan, kadar leptin dalam tubuhnya akan meningkat,

tetapi fungsinya terhambat. Pada penderita obesitas kadar leptin

meningkat seiring dengan meningkatnya kadar insulin, hal inilah yang

membuat para peneliti percaya bahwa resistensi leptin merupakan

pemicu resistensi insulin. Leptin merupakan hormon yang

berhubungan denga gen obesitas. Leptin mempengaruhi kerja

hipotalamus dalam mengatur jumlah lemak tubuh, kemampuan

membakar lemak menjadi energi dan rasa kenyang (rasa setelah cukup

makan).

b. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan termasuk perilaku atau pola gaya hidup.

Seseorang tidak dapat mengubah pola genetiknya tetapi dia dapat

mengubah pola makan dan aktivitasnya. Faktor termasuk konsumsi

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 11: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

22

pangan, sosial-budaya, aktivitas fisik atau olahraga, dan metabolik.

Selanjutnya, perkembangan faktor lingkungan lain, seperti sosial-

ekonomi dan teknologi, berperan penting dalam menggeser gaya hidup

yang semula sehat menjadi tidak sehat, yang dapat memicu kejadian

kegemukan. Pada faktor lingkungan sebagai penyebab kegemukan,

konsumsi pangan (sayuran & buah, makanan berlemak) dan aktivitas

fisik memainkan peran yang sangat penting (Soegih, 2004).

1) Sosial, ekonomi dan budaya

Kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya suatu keluarga, suatu

kelompok masyarakat, atau suatu bangsa, mempunyai pengaruh

yang kuat dan kekal terhadap apa, kapan, dan bagaimana penduduk

makan. Kebudayaan masyarakat dan kebiasaan pangan yang

mengikutinya berkembang sekitar arti pangan dan penggunaan

yang cocok. Pola kebudayaan ini memengaruhi orang dalam

memilih pangan, jenis pangan yang harus diproduksi, pengolahan,

penyaluran, penyiapan, dan penyajian (Baliwati et al 2004).

Santrock (1999) mencatat bahwa remaja perempuan yang

berasal dari status sosial ekonomi yang rendah cenderung memilki

berat badan yang gemuk dibandingkan dengan remaja perempuan

yang berasal dari status ekonomi tinggi. Santrock tidak

menyebutkan alasan dasar yang menjadi penyebab kegemukan

tersebut. Kemungkinan timbulnya kegemukan tersebut disebabkan

seberapa intesitas perhatian individu terhadap perawatan fisiknya.

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 12: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

23

Mereka yang mapan secara ekonomis, lebih memiliki perhatian

yang tinggi. Mereka mungkin akan merasa cemas jika berat

badannya mengalami kenaikan secara cepat, oleh karena itu,

mereka segera melakukan perawatan intensif dengan bantuan

tenaga profesional (ahli gizi, dokter, fitness trainer) serta membeli

bahan-bahan untuk merampingkan tubuhnya.

2) Gaya hidup

Gaya hidup merupakan kebiasaan hidup seseorang yang

dipengaruhi oleh faktor lingkungan di kehidupan masyarakat

sehari-hari. Dari sudut pandang antropologi, gaya hidup

merupakan hasil penyaringan dari serentetan interaksi sosial,

budaya dan keadaan. Gaya hidup sedentary adalah gaya hidup di

mana unsur gerak fisik sangat minimal, sedangkan beban kerja

mental sangat maksimal (Kodyat, 1994).

Perilaku konsumsi , memegang peranan penting terhadap

gaya hidup di Indonesia, terutama di daerah perkotaan.

Pengetahuan gizi dan kesehatan yang minim akan berakibat pada

perilaku konsumsi yang tidak sehat. Hal ini juga yang dapat

membentuk gaya hidup sehat dan tidak sehat di masyarakat. Hal

ini perlu diwaspadai oleh masyarakat Indonesia yang makan dalam

jumlah banyak sehari-harinya, atau keluarga-keluarga yang

memenuhi kulkasnya dengan segala macam makanan, terutama

makanan yang dikenal dengan istilah junk food (Harahap, 2009).

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 13: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

24

c. Faktor Demografi

1) Umur

Faktor umur penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan

penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah.

Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat menjadi

tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat

(Supariasa, 2001). Semakin bertambah usia seseorang, mereka cenderung

kehilangan massa otot dan mudah terjadi akumulasi lemak tubuh. Kadar

metabolisme juga akan menurun menyebabkan kebutuhan kalori yang

diperlukan lebih rendah (Galletta, 2005).

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan faktor internal yang menentukan

kebutuhan gizi sehingga terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan

status gizi (Apriadji, 1986). Secara rata-rata, lelaki mempunyai massa

otot yang lebih banyak dari wanita. Lelaki menggunakan kalori lebih

banyak dari wanita bahkan saat istirahat karena otot membakar kalori

lebih banyak berbanding tipe-tipe jaringan yang lain. Dengan demikian,

perempuan lebih mudah bertambah berat badan berbanding lelaki dengan

asupan kalori yang sama (Galletta, 2005).

3) Perkawinan

Menurut Sobal (1992), perkawinan menyebabkan peningkatan

berat badan karena terjadinya perubahan gaya hidup ke arah yang

cenderung sedentary, pengalokasian kegiatan aktivitas fisik serta

kelahiran anak. Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat hubungan

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 14: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

25

antara kegemukan dan status perkawinan pada laki-laki dewasa di mana

laki-laki yang sudah menikah lebih gemuk dan mengalami obesitas.

d. Faktor Psikologis

Tekanan hidup dapat menyebabkan kondisi mental emosional

terganggu. Hal ini berdampak pada peningkatan kejadian kenaikan

berat badan. Orang yang mengalami depresi dapat menyebabkan

lingkar perutnya meningkat. Selain itu, seseorang yang depresi

cenderung memiliki pola hidup yang tidak baik, seperti mengonsumsi

minuman beralkohol secara berlebihan dan mengonsumsi makanan

berlemak tinggi yang dapat meningkatkan terjadinya kenaikan berat

badan (lee, 2005)

1) Stress

Semua peristiwa yang menimbulkan usaha-usaha perubahan pada

diri manusia yang bersangkutan, baik peristiwa yang menyusahkan

maupun menyenangkan, semua dianggap sebagai stres. Roemmich

(2007) menemukan bahwa reaktivitas stres mengawali penyakit

kardiovaskuler sebelum remaja oleh peningkatan total dan obesitas

sentral pada anak. Anak dengan peningkatan reaktivitas heart rate pada

waktu stres memilki peningkatan lemak tubuh, IMT, dan lemak pusat.

Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas

yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam

hari (sindroma makan pada malam hari).

Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan.

Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam

jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 15: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

26

memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori

yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari,

adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan

yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari (Anonim, 2009).

2) Depresi

Rice (1999) menyatakan bahwa depresi adalah gangguan mood,

kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental

(berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Gangguan mood dan

gangguan kondisi emosional secara kompleks disebut juga gangguan

mental emosional. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul

adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan. Depresi ditandai

dengan perasaan sedih yang psikopatologis, kehilangan minat dan

kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya

keadaan mudah lelah yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan

berkurangnya aktivitas.

Menurut Henry dan Stephens (1997), depresi merupakan reaksi

manusia secara fisik dan mental terhadap berbagai jenis stres. Depresi

berhubungan pada peningkatan jangka panjang BWV (Body Weight

Variability) dan tidak berhubungan dengan level IMT atau trend IMT.

Terdapat hubungan positif yang kuat antara jenis kelamin perempuan

dengan BWV. Hal ini menjelaskan hubungan nyata antara perempuan

dengan depresi (Hasler, 2005). Roberts (2003) menemukan bahwa

obesitas berhubungan dengan peningkatan depresi setelah 5 tahun.

Depresi dapat menyebabkan peningkatan IMT dan sekresi kortisol

(Roberts, 2007).

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 16: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

27

4. Hubungan kenaikan berat badan pada remaja putri

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem

pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Ketika memasuki masa

remaja, khususnya masa purbertas, remaja menjadi sangat concern atas

pertambahan berat badan mereka. Terjadi perubahan fisiologis tubuh

kadangkala mengganggu. Biasanya, hal ini lebih sering dialami remaja

putri daripada remaja pria. Bagi remaja putri, mereka mengalami

pertambahan jumlah jaringan lemak sehingga mereka akan mudah untuk

gemuk apabila mengalami makanan yang berkalori tinggi (Raymond,

2007).

Penelitian dari Muwakhidah dan Diah (2008) Fakultas Ilmu

kesehehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan metode

penelitian observasional rancangan case control. Hasil prnrlitian

menunujukan bahwa beberapa faktor risiko untuk kelebihan berat badan

adalah genetik, kebiasaan makan, aktivitas, psikososial, dll. Banyak jenis

makanan cepat saji mengandung kalori tinggi, lemak, gula, dan sodium

(Na) tetapi rendah vitamin A, asam ascobrat, kalsium, dan serat. Penelitian

ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor risiko yang berhubungan

dengan kelebihan berat badan pada Adolescents.

Penelitian dari Rahmadian (2011) hasil penelitian menunjukan

bahwa pendapatan Keluarga tinggi bukan merupakan faktor risiko untuk

kelebihan berat badan, family history bukan faktor risiko untuk

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 17: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

28

overweigth, Jumlah Pocketmoney bukan faktor risiko kelebihan berat

badan lebih sering mengkonsumsi makanan cepat saji tidak faktor risiko

untuk kelebihan berat badan. Hal ini disebabkan oleh asupan harian dan

remaja aktivitas sebagai faktor risiko langsung untuk overweight. Family

Pendapatan, Riwayat Keluarga, Jumlah pocketmoney dan frekuensi

mengkonsumsi makanan cepat saji yang tidak signifikan kelebihan berat

badan.

C. Gaya Hidup

1. Pengertian gaya hidup

Gaya hidup merupakan kebiasaan hidup seseorang yang

dipengaruhi oleh faktor lingkungan di kehidupan masyarakat sehari-hari.

Dari sudut pandang antropologi, gaya hidup merupakan hasil penyaringan

dari serentetan interaksi sosial, budaya dan keadaan. Gaya hidup sedentary

adalah gaya hidup di mana unsur gerak fisik sangat minimal, sedangkan

beban kerja mental sangat maksimal (Kodyat, 1994).

Gaya hidup seperti ini dapat berpengaruh terhadap kejadian

kegemukan karena minimnya aktivitas fisik. Setiap individu memiliki gaya

hidup yang bersifat unik dan khas, dimana ia akan mengatur seluruh aspek

hidupnya berhubungan dalam suatu pola tertentu sesuai dengan gaya

hidupnya tersebut (Agustina, 2005). Faktor gaya hidup meliputi pola

makan, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, konsumsi

sayuran dan buah, konsumsi makanan berlemak, konsumsi makanan

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 18: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

29

manis, konsumsi jeroan, kegiatan waktu luang, aktivitas fisik (Wahlqvis,

2002).

2. Faktor-faktor Gaya hidup

a. Pola atau kebiasaan makan

Santosa dan Ranti (2004) mengungkapkan bahwa pola makan

merupakan berbagai informasi yang memberi gambaran mengenai

macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh suatu

orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat

tertentu.

Terjadinya obesitas merupakan dampak dari terjadinya

kelebihan asupan energi (energy intake) dibandingkan dengan yang

diperlukan (energy expenditure) oleh tubuh sehingga kelebihan asupan

energi tersebut disimpan dalam bentuk lemak. Makanan merupakan

sumber dari asupan energi. Di dalam makanan yang akan diubah

menjadi energi adalah zat gizi penghasil energi yaitu karbohidrat,

protein dan lemak (Gee, 2008).

Faktor-faktor yang berpengaruh dari asupan makanan terhadap

terjadinya obesitas adalah: kuantitas, porsi perkali makan, kepadatan

energy dari makanan yang dimakan, kebiasaan makan (contoh

kebiasaan makan malam hari), frekuensi makan, dan jenis makanan

(Snetselaar, 2008). Menurut Khomsan (2003) bahwa frekuensi makan

yang baik adalah 3 kali dalam sehari untuk menghindarkan

kekosongan lambung. Menurut penelitian yang dilakukan oleh

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 19: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

30

Priyanto (2007) terbukti bahwa kelebihan frekuensi makan makanan

utama dan kelebihan asupan energy merupakan faktor risiko kejadian

kegemukan.

Menurut Purwati (2007) ada beberapa perilaku terhadap pola

makan yang kurang tepat dapat menimbulkan kegemukan, seperti :

a. Makan Berlebihan

Mempunyai nafsu makan yang berlebihan merupakan

kebiasaan yang buruk, baik dilakukan di rumah, restoran,

pertemuan-pertemuan, maupun pesta. Apabila sudah kenyang,

jangan sekali-kali menambah porsi makanan meskipun makanan

yang tersedia sangat lezat dan merupakan makanan favorit.

b. Makan terburu-buru

Kebiasaan makan secara terburu-buru (tergesa-gesa) akan

menyebabkan efek kurang menguntungkan bagi pencernaan dan

dapat mengakibatkan cepat merasa lapar kembali. Padahal jika

makan dikunyah lebih lama selain kelezatan makanan dapat

dinikmati, juga dapat membuat lama waktu makan. Dengan

demikian tanpa disadari makanan yang masuk ke mulut relatif

lebih sedikit, tetapi rasa kenyang dapat terpenuhi.

c. Menghindari Makan Pagi

Banyak orang yang menggantikan makan pagi dengan

makan siang yang berlebih atau memakan makanan kecil yang

tinggi lemak dan kalori dalam jumlah yang relatif banyak.

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 20: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

31

Dengan kondisi ini, jika dihitung jumlah kalori yang masuk ke

dalam tubuh lebih banyak jika dibandingkan kalau makan pagi.

d. Waktu Makan Tidak Teratur

Jika jarak antara dua waktu makan terlalu panjang, ada

kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan secara ber lebihan.

Jika keadaan tersebut berlangsung relatif lama maka akan

mengakibatkan kegemukan.

e. Salah Memilih dan Mengolah Makanan

Ada berbagai sebab atau karena ketidaktahuan dimana

seseorang salah memilih makanan. Sementara itu banyak juga

orang memilih maka nan hanya karena prestise atau gengsi

semata. Makanan cepat saji yang banyak ditawarkan sekarang

banyak mengandung lemak, kalori, dan gula berlebih.

f. Kebiasaan Mengemil Makanan Ringan

Mengemil merupakan kegiatan makan diluar waktu makan.

Biasanya makanan yang dikonsumsi berupa makanan kecil

(makanan ringan) yang rasanya gurih, manis, dan digoreng. Bila

tidak dikontrol, hal ini akan mengakibatkan kegemukan karena

jenis makanan tersebut adalah makanan tinggi kalori. Makan

cemilan dan makanan manis, makanan manis biasanya identik

dengan kandungan gula tinggi. Gula merupakan karbohidrat

sederhana yang mengandung Indeks Glikemik tinggi. Makanan

dengan Indeks Glikemik tinggi mudah memacu peningkatan gula

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 21: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

32

darah sehingga menimbulkan rasa lapar dalam waktu cepat

(Rimbawan dan Siagian 2004). Mengomsumsi makanan yang

mengandung karbohidrat, seperti gula, fruktosa, soft drink, bir dan

wine akan menyebabkan berat badan naik karena karbohidrat.

Jenis ini lebih muda diserap oleh tubuh. Menurut Wirakusumah

(1994), kebiasaan mengonsumsi camilan dapat berdampak baik

dan buruk. Camilan yang sehat adalah camilan yang jika

dikonsumsi dapat menyumbangkan sejumlah zat gizi yang

signifikan tanpa menurunkan selera makan seperti cracker

gandum, buah-buahan, dan lain-lain,. Namun apabila camilan yang

dikonsumsi tinggi lemak, tinggi gula namum rendah zat gizi, maka

akan berakibat buruk salah-satunya adalah risiko terjadinya

kegemukan.

g. Kurangnya makan sayuran dan buah

Menurut Muchtadi (2001), sayuran merupakan menu yang

hampir selalu tersedia dalam hidangan sehari-hari masyarakat

Indonesia, baik dalam keadaan mentah (sebagai lalapan segar) atau

setelah diolah menjadi berbagai macam bentuk masakan. Menurut

(Drapeau, 2004), konsumsi buah dan sayuran dapat mencegah

kejadian kegemukan karena dapat mengurangi rasa lapar dan tidak

menimbulkan kelebihan lemak dan sebagainya. Buah dan sayur

dapat menjadi makanan selingan yang sangat baik karena

mengenyangkan, rendah lemak, serta kaya akan vitamin yang

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 22: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

33

diperlukan oleh tubuh (Pratiwi, 2010). Menurut Hui (1985), sayur

dan buah dapat mencegah kejadian obesitas karena dapat

mengurangi rasa lapar namun tidak menimbulkan kelebihan lemak,

kolesterol, dan sebagainya. Sayur dan buah umumnya mengandung

serat kasar yang dapat membantu melancarkan pencernaan dan

mencegah konstipasi. Banyak orang yang kurang menyukai

sayuran dalam menu makanan dengan alasan karena rasanya yang

kurang enak. Pola makan keluarga tertentu yang tidak

mengutamakan sayuran dan buah dalam menu makanan utama

menambah parah kurangnya asupan sayuran. Menurut Nalle

(2005), Kekurangan serat dapat menyebabkan berbagai gangguan

penyakit, seperti penyakit jantung koroner (penyempitan arteri

akibat penumpukan lemak), diabetes, kegemukan, dan

aterosklerosis.

h. Makan makanan berlemak

Menurut Atkinson (2005), makanan berlemak mengandung

dua kali lebih banyak kalori dibandingkan dengan protein dan akan

memberikan sumbangan energi yang lebih besar. Makanan

berlemak memiliki energy density yang tinggi, namun tidak

mengenyangkan. Selain itu makanan berlemak memiliki rasa gurih

(umami flavor) sehingga dapat meningkatkan selera makan dan

akan terjadi konsumsi berlebihan (Hidayat, 2006). Apabila asupan

karbohidrat, protein dan lemak berlebih, maka karbohidrat akan

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 23: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

34

disimpan sebagai glikogen dalam jumlah terbatas dan sisanya

lemak, protein akan dibentuk sebagai protein tubuh dan sisanya

lemak, sedangkan lemak akan disimpan sebagai lemak. Tubuh

memiliki kemampuan menyimpan lemak yang tidak terbatas.

makan jeroan adalah organ-organ selain otot dan tulang hewan

ternak yang masih dapat dikonsumsi. Di berbagai daerah di

Indonesia, hampir semua bagian jeroan dimasak untuk makanan

manusia, sebut saja ayam. Jeroan ayam banyak yang bisa diambil

manfaatnya, seperti hati, ampela, usus. Jeroan (usus, hati, babat,

lidah, jantung, otak, dan paru) banyak mengandung asam lemak

jenuh (saturated fatty acid/SFA).

Jeroan mengandung kolesterol 4-15 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan daging. Makanan berkalori tinggi, seperti

jeroan dan sebagainya, dapat merangsang seseorang untuk

mengonsumsi kalori dalam jumlah lebih dan lebih banyak lagi

sehingga dapat memacu kegemukan (Wikipedia, 2009).

b. Status gizi

a. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)

merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status

gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan

dan kelebihan berat badan (WHO, 2011). Berat badan kurang dapat

meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 24: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

35

badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit

degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal

memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang

lebih panjang.

Penggunaan IMT sebagai baku pengukuran obesitas dapat

digunakan untuk orang dewasa berumur di atas 18 tahun

(Supariasa et al., 2002; Sugondo, 2006). Keuntungan IMT adalah

tinggi dan berat badan mudah diukur oleh tenaga yang cukup

dilatih sekadarnya dan handal pada berbagai keadaaan. Kelemahan

IMT adalah tidak menunjukkan persentase lemak tubuh seseorang

(Supariasa et al., 2002; Lisbet, 2004).

Untuk mengetahui nilai IMT, dapat dihitung dengan rumus

berikut:

IMT = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝐾𝑔)𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)𝑥 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)

b. Klasifikasi berat badan

Berdasarkan Pedoman Praktis IMT yang dikeluarkan oleh

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun

1994, ambang batas yang digunakan di Indonesia, sedikit berbeda

dengan ambang batas yang digunakan di seluruh dunia. Ambang

batas yang digunakan berdasarkan pengalaman klinis dan hasil

penelitian dibeberapa negara berkembang. Pada akhirnya diambil

kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai

berikut:

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 25: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

36

Tabel 2.1 Batas Ambang IMT Untuk Orang Dewasa Indonesia Kategori IMT Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat

Kekurangan berat badan tingkat ringan <17,0

17,0 - 18,4

Normal Normal 18,5-25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan Kelebihan berat badan tingkat berat

25,1-27,0 >27,0

(Depkes RI, 1994)

Jika seseorang termasuk kategori :

1. IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan

kekurangan berat badan tingkat berat atau Kurang Energi

Kronis (KEK) berat.

2. IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus

dengan kekurangan berat badan tingkat ringan atau KEK

ringan.

Penting untuk diingat bahwa meskipun IMT berkorelasi

dengan jumlah lemak tubuh, IMT tidak secara langsung mengukur

lemak tubuh. Pada beberapa orang, seperti atlet, mungkin memiliki

IMT yang tergolong sebagai kelebihan berat badan meskipun

mereka tidak memiliki tubuh yang kelebihan lemak. Klasikfikasi

berat badan berdasarkan World Health Organization (WHO)

Indeks Massa Tubuh (IMT)

Kategori

<18,5 Berat badan kurang 18,5-24,9 Berat badan normal 25-29,9 Berat badan berlebih 30-34,9 Obesitas I 35-39,9 Obesitas II >39,9 Sangat obesitas

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 26: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

37

c. Hubungan Pola makan dengan kenaikan berat badan pada remaja

putri

Pengalaman dalam pemilihan makanan penting diperhatikan

karena remaja sudah menginjak tahap independensi. Mereka bisa

memilih makanan apa saja yang disukainya, bahkan tidak berselera

lagi makan bersama keluarga di rumah. Aktivitas yang banyak

dilakukan di luar rumah membuat seorang remaja sering dipengaruhi

rekan sebayanya. Pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada

kandungan gizi tetapi sekedar bersosialisasi, untuk kesenangan dan

supaya tidak kehilangan status. Hal ini bisa menyebabkan remaja

termasuk dalam nutritionally vulnerable group (Khomsan, 2003).

Penelitian Adityawarman observasional dengan pendekatan

cross sectional. Berdasarkan dari data yang diperoleh ternyata ada

hubungan antara pola makan dengan berat badan lebih pada remaja

SMAN 4 Semarang, dimana diketahui tingkat signifikansi p = 0.005,

artinya pola makan merupakan faktor resiko dari kejadian overweight,

dimana anak yang mempunyai pola makan berlebih dan sangat

berlebih mempunyai rasio prevalens 3.00 untuk mempunyai berat

badan lebih dan secara statistik terdapat hubungan bermakna antara

pola makan dan berat badan lebih.

Penelitian dari widianti (2012) hasil penelitian menunjukan

sebanyak 29 Subyek (40,3 %) merasa tidak puas terhadap bentuk

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 27: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

38

tubuhnya dan 43 subyek (59,7%) merasa puas terhadap bentuk

tubuhnya. Sebagian besar (56,9%) belum menjalankan perilaku makan

yang baik dan 31 subyek (43,1%) sudah menjalankan perilaku yang

baik. Terdapat hubungna yang bermakna antara body image dengan

stus gizi (r = 0,482 p = 0,001) dan perilaku makan dengan satus gizi (r = 0,507 p

= 0,001).

Penelitian ini menyimpulkan bahwa perilaku makan siswa

obesitas adalah rata-rata tinggi kalori, tinggi lemak dan memiliki porsi

makan yang tidak berimbang dengan energy yang dikeluarkan.

Sehingga hal ini yang menjadi penyebab semakin meningkatnya berat

badan siswa-siswi dan menambah timbunan lemak tubuh.

d. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang dapat

meningkatkan kebutuhan energi (energy expenditure), sehingga

apabila aktivitas fisik rendah maka kemungkinan terjadinya obesitas

akan meningkat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa lamanya

kebiasaan menonton televisi (inaktivitas) berhubungan dengan

peningkatan prevalensi obesitas. Sedangkan aktivitas fisik yang sedang

hingga tinggi akan mengurangi kemungkinan terjadinya obesitas

(Gwartney, 2005).

Aktivitas fisik merupakan salah satu bentuk penggunaan energi

dalam tubuh. Oleh karena itu, berkurangnya aktivitas fisik akibat dari

kehidupan yang makin modern dengan kemajuan teknologi mutakhir

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 28: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

39

akan menimbulkan kegemukan (Thomas, 2003). Kemudian Williamso

(2005) dan Rissanen (1991) menyatakan bahwa rendahnya aktivitas

fisik merupakan faktor yang paling bertanggung jawab terhadap

terjadinya obesitas. Sebagai contoh, obesitas tidak terjadi pada para

atlet yang aktif, sedangkan para atlet yang berhenti melakukan latihan

olah raga lebih sering mengalami kenaikan berat badan dan

kegemukan.

Kategori tingkat aktifitas Physical Activity Level (PAL)

dibedakan menjadi tiga, yaitu aktifitas ringan, sedang dan berat.

Aktifitas fisik ringan memiliki nilai PAL antara 1.40-1.69. Seseorang

yang mempunyai aktifitas fisik yang ringan menggunakan kendaraan

untuk transportasi, tidak berolahraga, dan cenderung meluangkan

waktu hanya untuk kegiatan yang dilakukan dengan duduk dan berdiri,

dengan sedikit gerakan tubuh.

Aktifitas fisik sedang memiliki nilai PAL 1.70-1.99. Seseorang

yang mempunyai tingkat aktifitas fisik sedang tidak memerlukan

energi yang besar, namun kebutuhan energi pada kegiatan ini lebih

tinggi daripada kegiatan aktifiats ringan. Aktifitas fisik berat memiliki

nilai PAL 2.00-2.39. Aktifitas berat dilakukan oleh seseorang yang

melakukan kerja berat dalam waktu yang lama (FAO/WHO/UNU,

2001). Aktifitas fisik yang termasuk didalamnya yaitu kegiatan waktu

luang dan kebiasaan tidur.

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 29: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

40

Menurut Catursari (1990) dalam Sukadji (2000), jika ditinjau

menurut kegiatan formal dan non-formal, waktu luang adalah waktu di

luar jam kerja atau sekolah, di luar kewajiban-kewajiban yang

diberikan oleh keluarga dan masyarakat, kegiatan makan, tidur atau

istirahat dan pemenuhan kebutuhan fisiologis lainnya. Kegiatan waktu

luang dapat berupa rekreasi, berkebun, berkumpul dengan keluarga,

dan sebagainya.

Menurut Sukadji (2000) kegiatan waktu luang dapat dibagi

menjadi 4 jenis yaitu :

1. Kegiatan relaksasi aktif, misalnya berkebun, membetulkan alat

rumah tangga, memperbaiki sepeda motor. Kegiatan tersebut

karena sifatnya produktif, cenderung meningkatkan keterampilan

dan harga diri.

2. Kegiatan relaksasi pasif, contohnya menonton televisi,

mendengarkan musik, dan membaca tulisan ringan. Namun, terlalu

banyak kegiatan relaksasi pasif, bisa membuat kehilangan waktu

untuk kegiatan yang lebih produktif.

3. Kegiatan rekreasi yang bisa Anda pilih antara lain: beristirahat,

berolah raga, menggeluti hobi, membaca buku, hingga menjadi

pendukung dari suatu tim sepakbola.

4. Kegiatan pengembangan diri antara lain: mengikuti kursus musik,

kelompok teater, kursus bahasa asing, melukis, mengarang,

membuat sajak, memasak, menata musik, membuat patung.

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 30: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

41

Kegiatan ini selain meningkatkan keterampilan, juga menimbulkan

rasa sukses telah membuat sesuatu.

e. Hubungan aktivitas fisik dengan kenaikan berat badan pada

remaja putri

Aktifitas fisik menentukan kondisi kesehatan seseorang.

Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan otot-otot tubuh dan

sistem penunjangnya. Selama melakukan aktifitas fisik, otot

membutuhkan energi untuk menghantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke

seluruh tubuh dan mengeluarkan sisa-sisa tubuh. Banyaknya energi

yang dibutuhkan tergantung pada berapa banyak otot yang bergerak,

berapa lama dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan (Almatsier,

2002).

Penelitian Adityaarman (2011) hasil menunjukan berdasarkan

dari data yang diperoleh ternyata ada hubungan antara aktivitas fisik

dengan berat badan lebih pada remaja SMAN 4 Semarang, dimana

diketahui tingkat signifikansi p = 0,000 artinya, aktivitas fisik

merupakan faktor resiko dari kejadian overweight, dimana anak yang

beraktivitas fisik ringan mempunyai rasio prevalens 4.125 untuk

mempunyai berat badan lebih dan menurut statistik terdapat hubungan

bermakna antara aktivitas fisik dan berat badan lebih.

Penelitian dari Mappaompo (2012) hasil penelitian

Mappaompo menunjukan bahwa Pengaruh yang ditimbulkan sebagai

akibat dari obesitas adalah sebagai berikut: kegemukan memberikan

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 31: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

42

beban psikologis, menambah tekanan darah, menambah

hiperkolesterolemia, menambah kemungkinan diabetes, menambah

resiko kanker, menambah resiko kematian, menambah resiko penyakit

pembuluh jantung koroner. Aktivitas fisik (olahraga) sangat

berpengaruh terhadap terpeliharanya kapasitas organ-organ faal tubuh.

Terpeliharanya kapasitas organ-organ faal tubuh akan dapat

memperlancar semua system yang terdapat didalam tubuh. Khusus

berfungsinya secara baik organ-organ system pencernaan akan dapat

memperlancar proses metabolisme sehingga penimbunan lemak

maupun asam laktat yang berlebihan dapat dikurangi. Dengan

penimbunan lemak dan asam laktat yang sedikit maka akan dapat

mengurangi terjadinya obisitas.

3. Hubungan gaya hidup (pola makan dan aktivitas fisik) dengan

kenaikan berat badan pada remaja putri

Pola hidup sedentarian dan maraknya ketersediaan akses

teknologi dan transportasi memiliki kaitan yang sangat erat terhadap

kejadian obesitas sentral.

Penelitian dari istiqamah (2010) mengenai pengaruh aktivitas

fisik yang rendah (sedentary activity) terhadap obesitas sentral telah

dilakukan. Hasil penelitian hubungan pola hidup sedentari dengan

kejadian obesitas sentral diperoleh nilai p=0,000, untuk ketersediaan akses

dengan kejadian obesitas sentral terutama pada ketersediaan transportasi

umum (mobil) diperoleh nilai p=0,013; ketersediaan teknologi

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 32: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

43

(komputer/laptop dan AC) diperoleh nilai p masing-masing 0,015 dan

0,000 serta adanya pembantu yang mengurus pekerjaan rumah tangga

diperoleh nilai p=0,045.

Disimpulkan bahwa aktifitas sedentari dan ketersediaan akses

merupakan faktor resiko terhadap kejadian obesitas sentral. Untuk

menekan dampak obesitas sentral ini, perlu adanya peningkatkan aktifitas

fisik seperti olahraga yang rutin, sehingga dapat memin imalkan resiko

obesitas sentral

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 33: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

44

D. Kerangka Teori Penelitian

Sumber : modifikasi kopelman, (2002) dan Wahlqvis, (2002)

Faktor Genetik

• Umur • Jenis Kelamin • perkawinan

Faktor demografi

Kenaikan berat badan

• stres • depresi

Faktor psikologis

• Faktor sosial, budaya & Ekonomi

• Gaya hidup 1. Pola atau kebiasaan

makan (Konsumsi sayur dan buah, Konsumsi makanan berlemak, Konsumsi cemilan, Konsumsi makanan manis, Konsumsi jeroan)

2. Kebiasaan merokok 3. Kebiasaan minum

alcohol 4. Aktivitas fisik

(Kegiatan waktu luang dan kebiasaan tidur)

Faktor lingkungan

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 34: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remajarepository.ump.ac.id/3846/3/Nanda Prima Rakhma Febryta BAB II.pdf · memengaruhi kenaikan berat badan secara tidak langsung

45

E. Kerangka konsep penelitian

Variabel independen Variabel dependen

F. Hipotesis Hubungan

H1 : Ada hubungan pola makan dengan kenaikan berat badan

H2 : Ada hubungan aktivitas fisik dengan kenaikan berat badan

H3 :Ada hubungan gaya hidup (pola makan dan aktivitas fisik) dengan

kenaikan berat badan

• Gaya hidup 1. Pola atau kebiasaan

makan (Konsumsi sayur dan buah, Konsumsi makanan berlemak, Konsumsi cemilan, Konsumsi makanan manis, Konsumsi jeroan)

2. Aktivitas fisik (Kegiatan waktu luang dan kebiasaan tidur)

Kenaikan berat badan

Hubungan Gaya Hidup..., Nanda Prima Rakhma Febryta, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017