tinjaun pustaka hutan rakyat pengertian dan …

20
6 BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Hutan Rakyat 2.1.1 Pengertian dan Pengelolaan Hutan Rakyat Menurut Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999, Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas minimal 0,25 ha, penutupan tajuk didominasi oleh pohon dan jumlah tanaman tahun pertama minimal 500 batang, sedangkan menurut Departemen Kehutanan dan Perkebunan (1999), hutan rakyat adalah suatu lapangan di luar kawasan hutan negara yang bertumbuhan pohon sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta lingkungan dan lahannya dimiliki oleh rakyat. Sasaran pembangunan hutan rakyat adalah lahan milik dengan kriteria; 1) areal kritis dengan keadaan lapangan berjurang dan bertebing yang mempunyai kelerengan lebih dari 30 %, 2) areal kritis yang telah ditelantarkan atau tidak digarap lagi sebagai lahan pertanian tanaman pangan semusim, 3) areal kritis yang karena pertimbangan- pertimbangan khusus seperti untuk perlindungan mata air dan bangunan pengairan perlu dijadikan areal tertutup dengan tanaman tahunan, 4) lahan milik rakyat yang karena pertimbangan ekonomi lebih menguntungkan bila dijadikan hutan rakyat daripada untuk tanaman semusim (Jaffar, 1993). Menurut Awang (2005), salah satu upaya untuk menunjang keseimbangan ekosistem alam dan kebutuhan ekonomi adalah pembentukan hutan rakyat. Hutan rakyat

Upload: others

Post on 09-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

6

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Hutan Rakyat

2.1.1 Pengertian dan Pengelolaan Hutan Rakyat

Menurut Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999, Hutan adalah suatu kesatuan

ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi

pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan yang lain tidak

dapat dipisahkan. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas

minimal 0,25 ha, penutupan tajuk didominasi oleh pohon dan jumlah tanaman tahun

pertama minimal 500 batang, sedangkan menurut Departemen Kehutanan dan Perkebunan

(1999), hutan rakyat adalah suatu lapangan di luar kawasan hutan negara yang

bertumbuhan pohon sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan merupakan

persekutuan hidup alam hayati beserta lingkungan dan lahannya dimiliki oleh rakyat.

Sasaran pembangunan hutan rakyat adalah lahan milik dengan kriteria; 1) areal kritis

dengan keadaan lapangan berjurang dan bertebing yang mempunyai kelerengan lebih dari

30 %, 2) areal kritis yang telah ditelantarkan atau tidak digarap lagi sebagai lahan

pertanian tanaman pangan semusim, 3) areal kritis yang karena pertimbangan-

pertimbangan khusus seperti untuk perlindungan mata air dan bangunan pengairan perlu

dijadikan areal tertutup dengan tanaman tahunan, 4) lahan milik rakyat yang karena

pertimbangan ekonomi lebih menguntungkan bila dijadikan hutan rakyat daripada untuk

tanaman semusim (Jaffar, 1993).

Menurut Awang (2005), salah satu upaya untuk menunjang keseimbangan

ekosistem alam dan kebutuhan ekonomi adalah pembentukan hutan rakyat. Hutan rakyat

Page 2: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

7

sudah berkembang sejak lama dikalangan masyarakat Indonesia meskipun dilakukan

secara tradisional. Hutan rakyat merupakan salah satu model pengelolaan sumber daya

alam yang berdsarkan inisiatif masyrakat. Hutan rakyat ini dibangun secara swadaya oleh

masyarakat, ditujukan untuk menghasilkan kayu atau komoditas lainnya yang secara

ekonomis bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Hal

ini dapat dilihat dari adanya hutan rakyat tradisional yang diusahakan masyarakat sendiri

tanpa campur tangan pemerintah (swadaya murni), baik berupa tanaman satu jenis (hutan

rakyat mini) maupun hutan rakyat dengan pola tanaman campuran (agroforest).

Pelaksanaan dalam pengelolaan hutan rakyat diperlukan perencanaan yang tepat

agar kelestarian hutan rakyat tetap terjaga, selain itu organisasi berperan penting sebagai

pengambil keputusan setelah rencana pada pengelolaan hutan sudah dirancang dengan

baik. Pemerintah daerah juga perlu melakukan penyuluhan dan monitoring kepada

masyarakat, sehingga dalam pengelolaan hutan rakyat dapat menerapkan teknik-teknik

atau sistem pengelolaan yang baik. Bertolak dari hal tersebut, maka perlu dilakukan

penelitian mengenai bagaimana pengelolaan yang dilakukan di sana mulai dari

perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan evaluasi monitoringnya sehingga dapat di

ketahui tingkat pengelolaan hutan rakyat di daerah tersebut (Pratama, Yuwono, Hilmanto,

2015).

2.1.2 Bentuk Hutan Rakyat

Hutan rakyat memiliki pola tanam campuran dengan sistem agroforestry dan ada

juga pola tanam monokultur di sebagian lahan masyarakat. Pengelolaan hutan rakyat

pada umumnya dilakukan secara sederhana dan tradisional oleh masyarakat setempat,

biasanya ditanami tumbuhan berkayu dan juga tanaman pangan (Sudiana, Hanani,

Page 3: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

8

Yanuwiadi, Soemarno, 2009). Menurut Hardjanto (2003) bahwa berdasarkan lokasi atau

jenis tanaman penyusunnya mengelompokkan hutan rakyat dalam 3 tipe: a) pekarangan,

b) talun dan c) kebun campuran. Tipe pekarangan umumnya berada disekitar rumah

dengan pengaturan tanaman yang terang, luas minimum 0,1 ha dan tersusun dari beragam

jenis tanaman, mulai dari sayuran sampai pohon setinggi 20 m. Tipe talun mempunyai

ukuran yang lebih luas, penanaman pohon sedikit rapat, tinggi pohon mencapai 35 m dan

terdapat tanaman yang tumbuh liar dari jenis herba atau liana. Tipe kebun campuran

memiliki jenis tanaman yang lebih homogen dengan jenis tanaman pokok berupa

cengkeh atau pepaya dan berbagai jenis tanaman herba. Berdasarkan jenis tanaman

penyusunnya mengidentifikasi 17 macam budidaya masyarakat dalam mengusahakan

tanaman jenis pohon-pohonan yang terbagi dalam 3 golongan: a) kombinasi antara

pepohonan dengan tanaman perkebunan, tanaman makanan dan semak, b) kombinasi

antara pepohonan dengan tanaman makanan ternak dan ternak, dan c) kombinasi

pepohonan dengan ikan.

Berdasarkan adanya kebijakan HHBK maka hutan rakyat juga dapat dibedakan

berdasarkan produk utama yang dihasilkan, menjadi 3 kelompok: a) hutan rakyat

monokultur yang dikelola untuk kayu, b) hutan rakyat monokultur yang dikelola untuk

HHBK dan c) hutan rakyat agroforestri yang dikelola untuk kayu dan HHBK. Masing-

masing usaha pengelolaan hutan rakyat tersebut mempunyai karakteristik (jangka waktu

usaha, intensitas pengelolaan, kompleksitas pengelolaan, penggunaan input produksi dan

penutupan tajuk) dan menghasilkan manfaat (lingkungan, sosial dan ekonomi) tertentu,

yang berbeda satu dengan lainnya (Puspitojati, Mile, Fauzaih, Darusman, 2014).

Page 4: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

9

2.1.3 Hutan Lahan Kritis / Kering

Tanah kering merupakan suatu lingkungan fisik mencakup iklim, relief, tanah,

hidrologi dan tanaman yang sampai pada batas - batas tertentu akan mempengaruhi

kemampuan penggunaan tanah tersebut. Iklim dikawasan tanah kering adalah iklim

kering, timbulnya kekritisan sehubungann dengan kurangnya air di kawasan itu.

Kekurangan air ini tentu dipertimbangkan dari segi kehidupan, terutama usaha pertanian

yang umummnya dilakukan penduduk Indonesia. Dari segi ini dapat mengetahui

perbedaan yang pokok antara tanah basah dan tanah kering, terutama cara penyediaan air

untuk memenuhi keperluan tanaman yaitu dari air hujan melalui pengalihan kepada

bentuk lengas tanah, yang dalam pengertian ini mencangkup air hujan yang ditampung

dalam penampungan yang ada di dalam lapangan.

Kritisnya air, yang menyebabkan ketergantungannya pada air hujan menjadikan

tanah kering memiliki sifat - sifat yang demikian berbeda dengan tanah basah. Demikian

pula masalah - masalah yang timbul sehubungan dengan pemanfaatannya, yang terutama

meliputi masalah fisik tanah (bahan organik), status unsur hara, solum efektif, masukan

teknologi dan erosi tanah (Triwanto, 2012).

2.1.4 Manfaat dan Silvikultur Hutan Rakyat

Hutan rakyat pada umumnya dan hutan rakyat kayu pada khususnya

menghasilkan manfaat lingkungan yang tinggi. Manfaat lingkungan hutan rakyat kayu

memang tidak setinggi manfaat lingkungan hutan rakyat campuran yang memiliki

beragam jenis tanaman dan beberapa strata tajuk. Hutan rakyat kayu juga memiliki akar

pohon yang dalam, tajuk antar pohon yang saling menutupi dan tanaman bawah, sehingga

mempunyai peranan penting dalam memelihara tata air dan kesuburan tanah, mengurangi

Page 5: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

10

bahaya banjir, longsor, erosi dan berkontribusi dalam mengatasi pemanasan global. Hutan

rakyat kayu merupakan usaha jangka panjang yang hasilnya dipungut pada akhir daur.

Menurut Andayani (2009) bahwa menuliskan bahwa peranan yang penting dari

tumbuhan adalah melindungi tanah dari pukulan hujan secara langsung dengan jalan

mematahkan energi kinetiknya melalui tajuk, ranting, dan batangnya dengan serasah yang

dijatuhkannya akan terbentuk humus yang berguna untuk menaikkan kapasitas infiltrasi

tanah. Vegetasi juga akan membantu penyerapan air ke dalam tanah dengan perakaran

yang dalam dan memiliki laju transpirasi yang cukup tinggi sehingga dapat menghabiskan

kandungan air tanah hingga jeluk - jeluk yang dalam. Hal ini meningkatkan peluang

penyimpanan air di dalam tanah dan menyebabkan laju infiltrasi menjadi meningkat (Lee,

1988).

Lahan yang sempit, petani mengelola hutan rakyat kayu seumur atau beragam umur

dalam satu bidang lahan. Oleh Karena itu, hutan rakyat kayu umumnya tidak

menghasilkan pendapatan tahunan. Dalam kondisi demikian, usaha hutan rakyat kayu

tidak menjadi usaha pokok petani melainkan sebagai usaha sambilan yang berfungsi

sebagai tabungan. Manfaat sosial hutan rakyat dalam bentuk kesempatan kerja dinikmati

berbagai pihak yang terlibat, dimana kesempatan kerja yang tersedia dari kegiatan

pengelolaan hutan rakyat sampai pengangkutan kayu gergajian ke industri barang jadi.

Hutan rakyat kayu menyediakan kesempatan kerja 325 HOK/ha/5 tahun atau rata-rata 65

HOK/ha/tahun. Pengelolaan hutan yang intensif dapat meningkatkan kesempatan kerja

tersebut hingga 100% (Pratama, Yuwono, Hilmanto, 2015).

Silvikultur hutan rakyat ditetapkan sesuai kondisi setempat guna menjamin

kelestarian usaha perhutanan rakyat. Menurut Departemen Kehutanan (1996), bahwa

Page 6: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

11

berdasarkan pola silvikuturnya hutan rakyat dibagi menjadi dua pola, yaitu :1. Pola hutan

rakyat monokultur yaitu hutan rakyat yang terdiri dari satu jenis tanaman kayu-kayuan.2.

Pola hutan rakyat polikultur yaitu hutan rakyat yang terdiri dari tanaman kayu-kayuan

(tanaman hutan) dan tanaman pertanian (tanaman pangan, tanaman obat, rumput atau

pakan ternak, perkebuanan, tanaman hortikultura), guna memberikan hasil dalam waktu

pendek dan berkesinambungan.

Kegiatan silvikultur dapat pula berupa pengawetan tanah dan air, dimana Menurut

Triwanto, (2012) bahwa usaha pengawetan tanah dan air terdapat 3 metode yaitu, dengan

metode vegetative seperti penggunaan tanaman penutup tanah, penanaman dalam strip,

pertanaman berganda, pemakaian mulsa dan reboisasi, penghijauan dan rehabilitasi lahan.

Selanjutnya dengan metode teknis atau mekanis yaitu dengan pengolahan lahan,

penterasan, saluran pembuangan air dan bendungan pengendali. Terakhir dengan metode

kimiawi, metode ini meliputi tindakan penggunaan bahan - bahan kimia atau usaha

penambahan bahan kimia ke dalam tanah untuk memperbaiki sifat tanah, terutama

kemantapan struktur tanah sehingga tanah menjadi resisten.

2.2 Siklus Hidrologi

Tata air merupakan fenomena yang menggambarkan proses perolehan, kehilangan,

dan penyimpanan air tanah dalam kondisi alami. Hutan merupakan bentuk penggunaan

lahan dengan dominasi pohon-pohon hutan yang meliputi atau menutupi permukaan lahan

dan merupakan implementasi dari tata ruang. Sebagai implementasi dari tata ruang dan

sebagai penutup lahan, maka hutan akan mempengaruhi proses penerimaan air yang

tercurah dari atmosfer pada lahan di bawahnya. Air hujan yang tercurah dari atmosfer

sebelum sampai ke permukaan lahan yang berhutan akan diterima terlebih dahulu oleh

Page 7: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

12

lapisan tajuk hutan. Air hujan tersebut akan mengalami pencegatan (interception) tajuk,

yang lolos dari cegatan tajuk disebut air lolos (through fall) dan mencapai lantai hutan,

dan air hujan yang mengalir melalui batang-batang pohon hutan disebut aliran batang

(stem flow) dan akhirnya sampai di lantai hutan.

Air hujan yang mencapai lantai hutan (aliran batang dan air lolos) akan mengalami

cegatan oleh lapisan serasah hutan. Air yang lolos dari cegatan searah akan meresap ke

lapisan tanah atas yang biasanya disebut air infiltrasi. Apabila kapasitas cegatan searah

telah jenuh dan infiltrasi mulai lambat, maka air akan menjadi aliran permukaan. Air hujan

yang tercegat oleh tajuk akan menguap ke udara, sehingga air hujan yang tercegat tajuk

termasuk air hilang. Air hujan yang meresap dalam lapisan tanah (air infiltrasi) adalah

termasuk perolehan air, sedangkan air hujan yang menjadi aliran termasuk air hilang.

Jumlah air lolos dan air batang disebut hujan neto sedangkan air infiltrasi disebut hujan

efektif ( Pudhiharta, 2008).

2.3 Infiltrasi

2.3.1 Pengertian Infiltrasi dan Manfaat Pengukuran Infiltrasi

Ketersedian air pengairan bagi pertanian itu berbeda-beda tergantung pada

musim, lokasi sumber air dan usaha-usaha konservasi air. Ketersedian air bagi lahan

pertanian dapat diusahakan juga dengan memberikan irigasi, yang dimana dalam

pemberian air irigasi pada lahan harus mengetahui laju infiltrasinya agar tidak terjadi run-

off (Kertasapoetra, 1994). Menurut Arsyad (2006) bahwa ketika air jatuh pada tanah

kering, permukaan atas dari tanah tersebut menjadi basah, sedang bagian bawahnya relatif

masih kering. Dengan demikian terdapat perbedaan yang besar dari gaya kapiler antara

permukaan atas tanah dengan yang ada di bawahnya. Karena adanya perbedaan tersebut,

Page 8: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

13

maka terjadi gaya kapiler yang bekerja bersama-sama dengan gaya berat, sehingga terjadi

infiltrasi (Arsyad, 1989, dalam Harto, 1993).

Terdapat dua parameter penting berkaitan dengan infiltrasi yaitu laju infiltrasi dan

kapasitas infiltrasi per satuan waktu yang masuk melalui permukaan tanah. Sedangkan

kapasitas infiltrasi adalah laju maksimum air dapat masuk ke dalam tanah pada suatu saat

(Arsyad, 1989). Laju infiltrasi berkaitan dengan banyaknya air infiltrasi tanah meliputi

infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi kumulatif adalah

jumlah air yang meresap ke dalam tanah pada suatu periode infiltrasi. Laju infiltrasi adalah

jumlah air yang meresap ke dalam tanah dalam waktu tertentu. Sedangkan kapasitas

infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum air meresap ke dalam tanah (Haridjaja,

Murtilaksono, Rachman, 1991).

Kemampuan tanah untuk menyerap air infiltrasi pada suatu saat dinamai kapasitas

infiltrasi (infiltration capacity) tanah. laju perkolasi adalah banyaknya air melalui

penampang profil tanah per satuan waktu, dinyatakan dalam mm/jam atau cm/jam.

Kapasitas perkolasi adalah kemampuan profil tanah melalukan air di dalam profil tanah.

Infiltrasi dan perkolasi berhubungan erat. Laju infiltrasi tanah yang jenuh tidak dapat

melampaui laju perkolasi. Laju infiltrasi ditentukan oleh besarnya kapasitas infiltrasi dan

laju penyediaan air. Selama intensitas hujan (laju penyediaan air) lebih kecil dari kapasitas

infiltrasi, maka laju infiltrasi sama dengan intensitas hujan. Jika intensitas hujan

melampaui kapasitas infiltrasi terjadilah genangan air dipermukaan tanah atau aliran

permukaan (Arsyad, 2010).

Menurut Asdak (2010) bahwa mekanisme infiltrasi melibatkan tiga proses yang

tidak saling mempengaruhi, yaitu: a). Proses masuknya air hujan melalui pori-pori

Page 9: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

14

permukaan tanah. b). Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah. c). Proses

mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping dan atas). Meskipun tidak saling

mempengaruhi secara langsung, ketiga proses tersebut saling terkait. Infiltrasi merupakan

bagian dari siklus hidrologi yang mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek

kehidupan yang berkaitan dengan ketersediaan air. Infiltrasi juga dapat dimanfaatkan

untuk pertimbangan perkiraan potensi kekeringan, aliran permukaan, erosi dan

pertimbangan kegiatan-kegiatan tertentu (Haridjaja, Murtilakso, Rachman, 1991). Lebih

lanjut mengetahui Jury, dan Horton, (2004) bahwa pada awal infiltrasi, air yang meresap

ke dalam tanah mengisi kekurangan kadar air tanah. Setelah kadar air tanah mencapai

kadar air kapasitas lapang, maka kelebihan air akan mengalir ke bawah menjadi cadangan

air tanah (ground water). Ketersediaan air di dalam tanah sangat berpengaruh pada

perubahan tata guna lahan di suatu daerah, dan berdampak pada daerah resapan air hujan

(Hudson, 1976; Raghunath, 1985). Penggunaan metode infiltrasi diharapkan dapat

menduga infiltrasi dengan cepat dan tepat, yang selanjutnya dapat digunakan dalam

pengelolaan air irigasi, pendugaan erosi dan limpasan permukaan (Dhalhar, 1972 dalam

Hillel, 1980).

2.3.2 Mekanisme Pengukuran Laju Infiltrasi

Pengukuran infiltrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain; yaitu

dengan infiltrometer. Infiltrometer dalam bentuk yang paling sederhana terdiri atas

tabung baja yang ditekankan kedalam tanah. Permukaan tanah di dalam tabung diisi air.

Tinggi air dalam tabung akan menurun, karena proses infiltrasi. Kemudian banyaknya air

yang ditambahkan untuk mempertahankan tinggi air dalam tabung tersebut harus diukur.

Makin kecil diameter tabung makin besar gangguan akibat aliran ke samping di bawah

Page 10: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

15

tabung. Dengan cara ini infiltrasinya dapat dihitung dari banyaknya air yang ditambahkan

ke dalam tabung sebelah dalam per satuan waktu. Testplot, pengukuran infiltrasi dengan

infiltrometer hanya dapat dilakukan terhadap luasan yang kecil saja, sehingga sukar untuk

mengambil kesimpulan terhadap besarnya infiltrasi bagi daerah yang lebih luas. Untuk

mengatasi hal ini dipilih tanah datar yang dikelilingi tanggul dan digenangi air. Daya

infiltrasinya didapat dari banyaknya air yang ditambahkan agar permukaannya konstan.

Jadi testplot sebenarnya adalah infiltrometer yang berskala besar. Terakhir dengan

lysimeter merupakan alat pengukur berupa tangki beton yang ditanam dalam tanah diisi

tanah dan tanaman yang sama dengan sekelilingnya, dilengkapi dengan fasilitas drainase

dan pemberian air.

Pengukuran infiltrasi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang besaran

dan laju infiltrasi serta variasi sebagai fungsi waktu. Cara pengukuran yang dapat

dilakukan adalah dengan pengukuran lapangan menggunakan alat infiltrometer (David,

Fauzi, Sandhyavitri, 2016). Infiltrometer merupakan suatu tabung baja silindris pendek,

berdiameter besar (atau suatau batas kedap air lainnya) yang mengitari suatu daerah dalam

tanah (Seyhan, 1990). Ring infiltrometer utamanya digunakan untuk menetapkan infiltrasi

kumulatif, laju infiltrasi, dan kapasitas infiltrasi. Ada dua bentuk ring infiltrometer, yaitu

single ring infiltrometer dan double atau concentric-ring infiltrometer. Single ring

infiltrometer umunya berukuran diameter 10-50 cm dan panjang atau tinggi 10-30 cm.

Ukuran double ring infiltrometer adalah ring pegukur/ring dalam umunya berdiameter 10-

20 cm, sedangkan ring bagian luar (ring penyangga/buffer ring) berdiameter 50 cm (Balai

Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2006). Pada dasarnya tidak ada perbedaan

antara single ring infiltrometer dan double, pengukuran dengan single ring infiltrometer

Page 11: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

16

dapat menggunakan lingkaran tengah double ring infitrometer. Hanya saja yang

membedakan kedua alat tersebut adalah pendekatanya dimana untuk double ring

infiltrometer, ring bagian luar bertujuan untuk mengurangi pengaruh batas dari tanah agar

air tidak dapat menyebar secara lateral dibawah permukaan tanah (David, Fauzi,

Sandhyavitri, 2016).

Gambar 2. 1. Doubel Ring Infiltrometer

Singh (1989) menyajikan beberapa model infiltrasi yang telah diusulkan dan

digunakan pada kebanyakan analisa hidrologi dan hidraulik yang berkaitan dengan sistem

keairan. Model - model tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua kelas yakni : (1)

model empiris, dan (2) model konseptual. Model empiris menyatakan kapasitas infiltrasi

sebagai fungsi waktu. Dimana kadar lengas tanah memiliki sifat dinamis terhadap waktu,

sehingga laju infiltrasi ditentukan oleh kondisi lengas tanah mula-mula saat proses

infiltrasi mulai terjadi. Adapun model- model empiris infiltrasi diantaranya adalah model

Kostiakov, model Horton, model Holtan dan model Overton. Sedangkan model

konseptual yang menganalogikan proses infiltrasi sebagai faktor terinterasi dengan aspek

hidrologi lain. Beberapa model konseptual adalah model SCS, model HEC, model Philip,

dan model Hidrograf. Dari beberapa model tersebut yang sangat sering digunakan dalam

penelitian adalah model empiris Horton, Model Horton adalah salah satu model infiltrasi

yang terkenal dalam hidrologi. Kapasitas infiltrasi berkurang seiring dengan

bertambahnya waktu hingga mendekati nilai yang konstan. Infiltrasi membagi curah hujan

Page 12: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

17

menjadi dua yaitu menyerap kedalam tanah dan sisanya menjadi limpasan atau terjadi

penguapan. Perubahan di permukaan tanah dapat mempengaruhi infiltrasi. Ketika

intensitas curah hujan kurang dari kapasitas infiltrasi, semua air mencapai tanah dapat

menyerap. Tetapi jika intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi, infiltrasi akan terjadi

hanya pada tingkat kapasitas infiltrasi, dan air yang melebihi kapasitas infiltrasi akan

menjadi limpasan permukaan, atau menguap.

2.4 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Laju Infiltrasi

Laju infiltrasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor , salah satunya keberadaan

vegetasi pada lahan, dan kondisi tanah di lapangan yaitu sifat fisik tanah seperti

struktur,tekstur, porositas, kadar air dan kerapatan tanah. Sifat fisik tanah sangat

berpengaruh terhadap laju infiltrasi. Selain itu laju infiltrasi dapat juga dipengaruhi oleh

vegetasi. Pada lahan yang memiliki kerapatan vegetasi tinggi akan memiliki laju infiltrasi

yang tinggi pula dan sebaliknya pada lahan yang memiliki kerapatan vegetasi yang rendah

laju infiltrasinya rendah. Menurut Maryono (2004) infiltrasi berubah - ubah sesuai dengan

intensitas curah hujan. Akan tetapi setelah mencapai batasnya, banyaknya infiltrasi akan

berlangsung terus sesuai dengan kecepatan absorbsi setiap tanah. Selain intensitas curah

hujan, infiltrasi berubah-ubah karena dipengaruhi oleh kelembaban tanah dan udara yang

terdapat dalam tanah. Proses infiltrasi bisa terjadi di semua permukaan bumi termasuk di

hutan, namun pada masing -masing lahan hutan memiliki laju infiltrasi yang berbeda.

Berikut penjelasan lebih spesifik mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi laju

infiltrasi.

Page 13: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

18

2.4.1 Struktur Tanah

Laju infiltrasi dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah, jenis liat, tutupan tajuk vegetasi,

tindakan pengolahan tanah dan laju penyediaan air. Secara langsung, laju infiltrasi

dipengaruhi oleh kapasitas infiltrasi dan laju penyediaan. Kapasitas infiltrasi ditentukan

oleh struktur dan tekstur tanah. Unsur struktur tanah yang terpenting adalah ukuran,

jumlah dan distribusi pori, serta kemantapan agregat tanah (Haridjaja, Murtilakso, dan

Rachman, 1991).

Struktur merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel partikel primer

tanah (pasir, debu, dan liat individual) hingga partikel partikel skunder (gabungan partikel

partikel primer yang disebut ped (gumpalan) yang membentuk agregat (bongkah). Tanah

yang partikel partikelnya belum bergabung, terutama yang bertekstur pasir, disebut tanpa

struktur atau berstruktur lepas, sedangkan yang berstruktur liat, yang terlihat massif (padu

tanpa ruang pori, yang lembek jika basah dan keras jika kering) apabila dilumat dengan air

membentuk pasta disebut juga tanpa struktur. Struktur tanah berfungsi memodifikasi

pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase atau aerasi tanah, karna susunan antar ped atau

agregat tanah akan menghasilkan ruang yang lebih besar dibanding antar partikel primer.

Oleh karna itu tanah yang berstruktur baik akan memiliki kondisi drainase dan aerasi yang

baik pula, sehingga lebih memudahkan sistem perakaran tanaman untuk berpenetrasi dan

mengasorpsi (menyerap) hara dan air sehingga pertumbuhan dan produksi lebih baik

(Hanafiah, 2007).

2.4.2 Tekstur Tanah

Tekstur adalah perbandingan fraksi pasir, debu, dan liat dalam massa tanah yang

ditentukan di laboratorium. Definisi dari tekstur tanah adalah susunan relatif dari tiga

Page 14: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

19

ukuran zarah tanah, yaitu: pasir berukuran 2 mm–50 μm, debu berukuran 50–2 μm, dan

liat berukuran < 2 μm (Soil Survey Staff, 2012). Terdapat 13 kelas tekstur tanah, yaitu:

pasir, debu, liat, pasir berlembung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu,

lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, liat berpasir, dan liat

berdebu. Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir kerikil, pasir, debu, maka

krokos dikelompokkan kedalam kelas tekstur 3 kerikil (Hardjowigeno, 2003).

Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang sangat menentukan

kemampuan tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Tekstur tanah yang berbeda

akan mempengaruhi kemampuan tanah menyimpan dan menghantarkan air, menyimpan

dan menyediakan hara tanaman yang berbeda pula (Soil Survey Staff, 2012).

Tanah bertekstur pasir yaitu tanah dengan kandungan pasir >70 %, kemampuan

menyimpan air dan hara tanaman tinggi. Tanah liat sulit dilepaskan terutama bila kering

sehingga kurang tersedia untuk tanaman. Tanah liat juga disebut tanah berat. Tanah

berlempung, merupakan tanah dengan proporsi pasir, debu, dan liat sedemikian rupa

sehingga sifatnya berada diantara tanah berpasir dan berliat. Jadi tata udara cukup baik,

kemampuan menyimpan dan menyediakan air untuk tanaman tinggi (Arifin, 2010).

Tekstur tanah mempengaruhi laju infiltrasi suatu lahan. Tekstur tanah pada dasarnya

berhubungan dengan keadaan pori tanah. Jumlah dan ukuran pori yang menentukan

adalah jumlah pori-pori yang berukuran besar. Makin banyak pori-pori besar maka

kapasitas infiltrasi makin besar pula. Berdasarkan ukuran pori tersebut, liat kaya akan pori

halus dan miskin akan pori besar. Sebaliknya fraksi pasir banyak mengandung pori besar

dan sedikit pori halus, dengan demikian kapasitas infiltrasi pada tanah pasir jauh lebih

besar daripada tanah liat (Achmad, 2011). Menurut Haridjadja (1991), jenis mineral liat

Page 15: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

20

juga berpengaruh terhadap infiltrasi. Tipe mineral liat seperti montmorilonit mempunyai

kemampuan mengembang dan mengkerut yang besar, dalam keadaan basah

pengembangan mineral liat tersebut akan menyebabkan tertutupnya pori-pori tanah

sehingga memperkecil infiltrasi.

Tanah lempung dan debu memiliki ciri-ciri berukuran halus, biasanya berbentuk

seperti mika dan liat bila lembab dan memiliki daya serap (air, gas, hara, dan garam laut)

tinggi. Selain itu, lempung dan debu dalam tanah menentukan kehalusan teksturnya serta

gerakan air dan udara. Hubungan tekstur tanah dengan daya menahan air dan

ketersediaan hara tanah yaitu tanah dengan tekstur liat mempunyai luas permukaan yang

lebih besar, sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi,

sebaliknya tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil, maka sulit

menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah bertesktur halus lebih aktif dalam reaksi

kimia daripada tanah bertekstur kasar (Hadjowigeno, 2007).

2.4.3 Porositas Tanah

Faktor lain yang mempengaruhi tingginya laju infiltrasi yaitu porositas tanah dan

berat isi tanah. Berdasarkan analisis ragam terhadap porositas dan berat isi tanah pada

tiap perlakuan, tidak terdapat pengaruh yang nyata atau dengan kata lain memberikan

respon yang sama pada semua perlakuan. Tekstur tanah juga salah satu faktor yang

mempengaruhi laju infltrasi (Wirosoedarmo, Suharto, Hijriyati, 2009).

Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang dapat ditempati

oleh udara dan air, serta merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Pori -

pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (makro) dan pori-pori halus (mikro).

Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya

Page 16: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

21

gravitasi), sedangkan pori-pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah-tanah pasir

mempunyai pori - pori kasar lebih banyak dari pada tanah liat. Tanah yang banyak

mengandung pori - pori kasar sulit menahan air sehingga tanahnya mudah kekeringan.

Tanah liat mempunyai pori total (jumlah pori - pori makro + mikro), lebih tinggi dari ada

tanah pasir. Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur, dan

tekstur tanah. Porositas tanah tinggi jika kandungan bahan organik tinggi. Tanah dengan

struktur granuler/remah mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah

dengan struktur massive/pejal. Tanah bertekstur kasar (pori makro) memiliki porositas

lebih kecil daripada tanah bertekstur halus (pori mikro), sehingga sulit menahan air

(Hardjowigeno 2007).

Hal ini dikarenakan ruang pori total yang mungkin rendah, tetapi mempunyai

proporsi yang besar dimana disusun oleh komposisi pori-pori yang besar dan efisien

dalam pergerakan udara dan air. Selanjutnya proporsi volume yang terisi pada tanah

menyebabkan kapasitas menahan air menjadi rendah, dimana kandungan tekstur halus

memiliki ruang pori lebih banyak dan disusun oleh pori-pori kecil karena proporsinya

relatif besar (Hanafiah, 2005).

2.4.4 Bulk Density

Kerapatan limbak atau Bulk density adalah perbandingan berat tanah kering

dengan satuan volume tanah yang termasuk volume pori - pori tanah. Umumnya

dinyatakan dalam gr/cc. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah dimana

semakin padat suatu tanah, maka makin tinggi bulk density nya, artinya semakin sulit

meneruskan air atau ditembus oleh akar tanaman. Tanah yang lebih padat mempunyai

bulk density yang lebih besar dari tanah yang sama tetapi kurang padat. Pada umumnya

Page 17: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

22

tanah lapisan atas (top soil) pada tanah mineral mempunyai nilai bulk density yang lebih

rendah dibandingkan dengan tanah di bawahnya. Nilai bulk density tanah mineral

berkisar 1 - 1,6 gr/cc, sedangkan tanah organik umumnya memiliki nilai bulk density

antara 0,1 - 0,9 gr/cc. Bulk density dipengaruhi oleh tekstur, struktur, dan kandungan

bahan organik. Selain itu, bulk density dapat cepat berubah karena pengolahan tanah dan

praktek budidaya (Hardjowigeno, 2007).

Menurut Hakim, Nurhajati, Nyakpa, Lubis, (1986), bulk density pada

pertumbuhan sedang dan pertumbuhan kecil (1,05 - 1,32) relatif tinggi dibandingkan

pertumbuhan baik (1,04 - 1,18). Hal ini menunjukkan semakin tinggi bulk density

menyebabkan kepadatan tanah meningkat, aerasi dan drainase terganggu, sehingga

perkembangan akar menjadi tidak normal. Nilai bulk density dapat menggambarkan

adanya lapisan tanah, pengolahan tanah, kandungan bahan organik dan mineral,

porositas, daya memegang air, sifat drainase, dan kemudahan tanah ditembus akar. Bulk

density sangat berhubungan dengan particle density, jika particle density tanah sangat

besar, maka bulk density juga besar. Hal ini dikarenakan partikel density berbanding lurus

dengan bulk density, namun apabila tanah memiliki tingkat kadar air yang tinggi maka,

partikel density dan bulk density akan rendah (Hanafiah, 2005).

2.4.5 Kadar Air Aktual

Kadar air tanah (water storage) dipengaruhi sifat fisik tanah. Dimana kadar air

tanah adalah selisih dari masukan air melalui infiltrasi ditambah kondensasi oleh tanaman

dan adsorbsi oleh tanah dikurangi kehilangan air melalui evapotranspirasi, aliran

permukaan, perkolasi dan rembesan lateral, dimana adsorbsi air oleh tanah dan masuknya

air ke dalam tanah dipengaruhi oleh tekstur, struktur, dan porositas tanah (Hanafiah,

Page 18: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

23

2009). Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat

dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah

berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan bergerak

ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi

secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap

penggerakan horizontal (Hakim, 2000).

Kadar air tanah menunjukkan jumlah air yang terkandung di dalam tanah yang

biasanya dinyatakan sebagai perbandingan massa air terhadap massa tanah kering atau

perbandingan volume air terhadap volume tanah total. Dimensi kadar air tanah dapat

dinyatakan persentase dari massa tanah (basis kering) atau persentase volume

(Hardjowigeno, 2007).

2.4.6 Bahan Organik Tanah

Kerangka penyusun tanah tidak hanya terdiri atas bahan mineral saja (tubuh tanah

mineral). Bahan organik juga memiliki kontribusi (tubuh tanah organik). Kontribusi

bahan organik terhadap tanah sebagai tubuh alam adalah sumber N tanah dan unsur hara

lainya, terutama S dan P ; berperan penting dalam pembentukan struktur tanah;

mempengaruhi keadaan air; udara, dan temperatur tanah, serta mempengaruhi tingkat

kesuburan tanah (Sutanto, 2005). Introduksi bahan organik ke dalam sistem tanah akan

meningkatkan kandungan bahan organik tanah, introduksi ini dapat terjadi karena

masuknya bahan organik secara alami ke dalam tanah melalui serasah serta sisa-sisa

tanaman dan hewan, atau secara antropogenik dengan dimasukannya pupuk organik atau

pengembalian bagian tanaman yang tidak dipanen. Bahan organik di dalam tanah akan

Page 19: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

24

mengalami dekomposisi dan menyisakan bagian yang resisten sebagai humus (Salam,

2012). Berikut Tabel Penilaian Kandungan Bahan Organik Beserta Tingkat Kelasnya :

Tabel 2.1. Penilaian Kandungan Bahan Organik

Kelas Kisaran Nilai

Rendah ≤ 2.0 1

Sedang 2.1 – 6.0 4

Agak Tinggi 6.1 – 10.0 6

Tinggi 10.1 – 30.0 6

Sangat Tinggi ≥ 30 6

(Sumber : Triwanto, 2012)

Tingginya kandungan bahan organik tanah dapat mempertahankan kualitas

sifat fisik tanah, sehingga membantu perkembangan akar tananaman dan kelancaran

siklus air tanah antara lain melalui pembentukkan pori tanah dan kemantapan agregat

(Wirosoedarmo, Suharto, Hijriati, 2009).

2.4.7 Vegetasi

Lahan yang bervegetasi pada umumnya lebih menyerap air, karena seresah

permukaan mengurangi pengaruh-pengaruh pukulan tetesan hujan, bahan organik, mikro

organisme serta akar-akar tanaman cenderung meningkatkan porositas tanah dan

memantapkan struktur tanah. Vegetasi juga menghabiskan kandungan air tanah hingga

jeluk-jeluk yang lebih besar, meningkatkan peluang penyimpanan air dan menyebabkan

laju-laju infiltrasi yang lebih tinggi (Lee, 1990). Pengaruh vegetasi berbeda-beda,

bergantung pada jenis tanaman, perakaran, tinggi tanaman, tajuk, dan tingkat

pertumbuhan dan musim. Pengaruh musim sebetulnya erat hubungannya dengan

pengelolaan tanaman (Rahim, 2003). Banyaknya tanaman yang menutupi permukaan

tanah, seperti rumput atau hutan, dapat menaikkan kapasitas infiltrasi tanah tersebut.

Dengan adanya tanaman penutup, air hujan tidak dapat memampatkan tanah, dan juga

Page 20: TINJAUN PUSTAKA Hutan Rakyat Pengertian dan …

25

akan terbentuk lapisan humus yang dapat menjadi sarang atau tempat hidup serangga.

Apabila terjadi hujan lapisan humus mengembang dan lubang-lubang (sarang) yang

dibuat serangga akan menjadi sangat permeabel. Kapasitas infiltrasi bisa jauh lebih besar

dari pada tanah yang tanpa penutup tanaman

2.4.8 Kemiringan Lahan

Kondisi topografi juga mempengaruhi infiltrasi. Pada lahan dengan kemiringan

besar, aliran permukaan mempunyai kecepatan besar sehingga air kekurangan waktu

infiltrasi. Akibatnya sebagian besar air hujan menjadi aliran permukaan. Sebaliknya,

pada lahan yang datar air menggenang sehingga mempunyai waktu cukup banyak untuk

infiltrasi (Nursetiawan, dan Pratama, 2017). Panjang dan kecurahan lereng akan

mempengaruhi kecepatan dan volume air permukaan ( run off). Tentang kemiringan

lereng (slope) ternyata mempengaruhi kecepatan infiltrasi, run off dan daya

penghanyutannya. Pada tanah yang tidak begitu curam dimana permukaan tanahnya

bergelombang terhadap kesempatan air mengalir dan perembesan ke dalam tanah,

sehingga daya kikis dan penghanyutan partikel - partikel berbeda pula (Triwanto, 2012).