kelainan payudara presentasi

64
Referat kelainan payudara Pembimbing : dr. Aunurrafieq sp.B OLEH : ISMAIL GUNAWAN 1102010133

Upload: rhiri-elbie

Post on 18-Dec-2015

76 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kelainan payudara presentasi

TRANSCRIPT

Slide 1

Referat kelainan payudara

Pembimbing :dr. Aunurrafieq sp.B

OLEH :ISMAIL GUNAWAN1102010133

I. Anatomi Batas-batas payudara yang tampak dari luar:- Superior : iga II atau III- Inferior : iga VI atau VII- Medial : pinggir sternum- Lateral : garis aksilaris anterior.

Batas-batas payudara yang sesungguhnya:- Superior : hampir sampai ke klavikula- Medial : garis tengah- Lateral : m.latissimus dorsi

Dinding dada Dibungkus oleh fascia pektoralis superfisialis permukaan anterior dan posterior dihubungkan oleh ligamentum Cooper berfungsi sebagai penyangga/rangka payudara

Jaringan glandular terdiri dari 15-20 lobus mayor, setiap lobus dialiri duktus laktiferus sinus laktiferus (ampula).

Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20-40 lobulus, setiap lobulus bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang berakhir di alveoli sekretori.

Sel-sel alveolardi bawah pengaruh hormonal saat kehamilan dan setelah kelahiranunit glandular yang menyintesis dan mensekresi susu.

Puting, a/ kulit berpigmen dan berkerut berukuran 1-2 cm untuk membentuk areola. Areola kelenjar sebasea dan kelenjar keringat yang besar, folikel rambut dan serabut otot polos ereksi putting saat berkontraksi.

Perdarahan arteri perforantes anterior cabang dari arteri mamaria interna, yang merupakan cabang dari arteri subclavia.

Kontribusi tambahan dari arteri torakalis lateralis yang bercabang dari arteri aksilaris dan beberapa arteri interkostalis.

Darah dialirkan dari payudara melalui vena dalam dan vena supervisial yang menuju vena cava superior.

Aliran limfatikAliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit, putting, dan areola melalui sisi lateral menuju aksila.PersarafanPayudara sisi superior nervus supraklavikula yang berasal dari cabang ke-3 dan ke-4 pleksus servikal.

Payudara sisi medial nervus interkostalis 2-7.

Papila mammae nervus interkostalis 4,

areola dan mammae sisi lateral cabang kutaneus lateral dari nervus interkostalis

Kulit daerah payudara dipersarafi oleh cabang pleksus servikalis dan nervus interkostalis.

Jaringan kelenjar mammae sendiri dipersarafi oleh saraf simpatik.

A. KELAINAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN1. Hipoplasia

Hypoplasia / breast hypomastia, merupakan kondisi dimana satu atau kedua payudara tidak pernah dewasa atau bertumbuh kembang tidak sebagaimana mestinya.

Penyebab Akibat kondisi kurangnya jumlah hormon dalan tubuh.

PenangananTerapi hormon dapat diberikan namun harus dibawah pengawasan dokter ahli

2. GINEKOMASTIA

Pembengkakan pada jaringan payudara pada laki-laki, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan testosteron.

Gejala Jaringan kelenjar payudara membengkak Payudara sakit

TatalaksanaGinekomastia bisa hilang dengan sendirinya.Dengan pemberian terapi hormon. Pembedahan

3. Amastia / Breast aplasiaAdalah keadaan dimana tidak terdapat kelenjar payudara.

Breast aplasia atau amastia, merupakan kondisi dimana jaringan payudara, areola dan puting payudara tidak ada pada tubuh seorang wanita.

Amastia jarang terjadi, dan muncul sebagai sifat bawaan lahir atau congenital.

Wanita dengan amastia dapat dilakukan pembesaran payudara (augmentation mammoplasty)

Amastia muncul dalam dua kondisi :

Unilateral amastia, Payudara hanya tumbuh di satu sisi, yang sering dikaitkan dengan tidak tumbuhnya otot pektoral yang seharusnya tumbuh di depan dada.

Bilateral amastia Kedua payudara tidak tumbuh , biasanya dikatakan sebagai kecacatan lahir (multiple congenital anomalies) yang biasanya juga akan terkait bagian tubuh yang lain

4. ATHELIA keadaan dimana tidak adanya puting payudara.

5. Mammae aksesoris (Polythelia /supernumerary nipples)

Terdapatnya lebih dari dua payudara atau papila mamma tanpa jaringan payudara yang terlentak di garis susu mulai dari aksila sampai regio inguinal (Polythelia /supernumerary nipples)

Janin manusia mengalami perkembangan beberapa puting disepanjang garis-garis susu (milk lines) mulai dari axilla (ketiak) turun sepanjang otot perut terus sampai kedua selangkangan kiri dan kanan.

6. Mammae Aberan

Merupakan kelainan dimana jaringan payudara berkembang tidak pada tempatnya,

daerah berkembangnya jaringan payudara sampai ke ketiak (axilla), sehingga pasien sering mengeluh sakit pada daerah ini.

Ada 3 unsur terdapat pada mamma aberan tersebut :Parenkim kelenjar mammae AreolaPapilla mammae

B. INFEKSI PAYUDARA1. Mastitis Suatu infeksi pada jaringan payudara Abses infeksi yang berat atau tidak diobati penimbunan nanah di dalam payudara)

Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu).

Ada tiga jenis mastitis yaitu :mastitis periductal, mastitis pueperalis, dan mastitis supurativa.

MASTITIS

Mastitis periductal Mastitis periductal biasanya muncul pada wanita di usia menjelang menopause, penyebab utamanya tidak jelas diketahui.

Mastitis pueperalis Mastitis pueperalis atau disebut juga lactational mastitis, jenis ini banyak diidap wanita hamil atau menyusui.

Mastitis supurativaMastitis jenis ini ialah yang paling sering ditemui, disebabkan kuman staphylococcus, jamur, kuman TBC, bahkan sifilis. Gejala: Nyeri payudara Benjolan pada payudara Pembengkakan salah satu payudara, nyeri bila ditekan, kemerahan dan teraba hangat Nipple discharge (keluar cairan dari puting susu, bisa mengandung nanah) Gatal-gatal Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena Demam

Tatalaksana: Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15-20 menit, 4 kali/hari.

pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang terkena.

Pemberian antibiotik untuk mencegah pembengkakan, dilakukan sesuai dosis.

Abses yang mengandung nanah, maka harus dilakukan operasi berupa insisi dan drainase, yaitu operasi penyayatan dan penyaluran nanah.

Analgetik misalnya acetaminophen atau ibuprofen. 2. Fistel Paraareola Penyebab : karena pada salah satu duktus tersumbat dan melebar karena sekret kental sehingga menyebabkan perangsangan dan peradangan disekitar duktus abses

keluarnya cairan : hemoragik atau serosa dari papila mamma, atau keluarnya bahan kental seperti mentega dari satu duktus.

Retraksi : dibawah puting akibat proses kronik berupa fibrosis.

Fistel biasanya harus dieksisi (fistulektomi),

C. TUMOR JINAK PAYUDARAKelainan Fibrokistik

Benjolan payudara pada wanita berusia 25-50 tahun (>50%)ditandai penambahan jaringan fibrous dan glandular dan Kista dapat membesar

terasa sangat nyeri selama periode menstruasi karena hubungannya dengan perubahan hormon estrogen dan progesteron.

Kelainan fibrokistik dapat diketahui dari :

Pemeriksaan fisik,Benjolan fibrokistik biasanya multipel, keras, adanya kista, fibrosis, benjolan konsistensi lunak, terdapat penebalan, dan rasa nyeri

Mammogram, Apabila melalui pemeriksaan fisik didapatkan benjolan difus (tidak memiliki batas jelas), terutama berada di bagian atas-luar payudara tanpa ada benjolan yang dominan,

Biopsiuntuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis kanker

Test hemoccultUntuk pemeriksaan sel keganasan. Apabila cairan yang keluar dari puting bukanlah darah dan berasal dari beberapa kelenjar, maka kemungkinan benjolan tersebut jinak.2. Fibrosis Penambahan jaringan fibroustampak elastis, konsistensi padat dan keras pada perabaan. Fibrosis tidak meningkatkan resiko untuk terjadinya kanker dan tidak memerlukan tindakan yang khusus.273. Galaktokel Kista berisi susu yang terjadi pada wanita yang sedang hamil atau menyusui.

4. Hiperplasi Epitelial kelainan payudara proliferatif akibat pertumbuhan abnormal dari sel-sel yang membatasi antar duktus atau lobulus.

Apabila hiperplasi melibatkan duktus maka disebut hiperplasia duktus. Sedangkan bila melibatkan lobulus, maka disebut hiperplasia lobular

Diagnosabiopsi jarum atau biopsi melalui pembedahan. Apabila terdapat hiperplasia atipikal, berarti diperlukan pemantauan yang lebih oleh dokterpemeriksaan fisik payudara yang rutin dan mammografi setiap setahun sekali.

5. Adenosis Pembesaran lobulus payudara, yang mencakup kelenjar-kelenjar yang lebih banyak dari biasanya fibrokistik Teraba benjolan

Adenosis sklerotikadalah tipe khusus dari adenosis dimana pembesaran lobulus disertai dengan parut seperti jaringan fibrous.

Pemeriksaan : Biopsi aspirasi jarum halus biasanya membedakan tumor ini jinak atau tidak. 306. Papilloma Intraduktal tipe soliter diameternya 30 tahun) Menopause pada usia lanjut Riwayat penyakit payudara jinak Obesitas setelah menopause Kontrasepsi oral Terapi penggantian hormon estrogen atau progesteroneGaya hidup Status sosial ekonomi tinggi

KLASIFIKASIBerdasarkan sifat serangannyaKanker Payudara InvasifKanker dapat bersifat invasif (menyerang) tanpa selalu menyebar (metastatis) ke simpul limfe atau organ lain dalam tubuh.

Kanker Payudara Non-InvasifDuctal carcinoma in situ (DCIS), merupakan bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi (90%)Lobular carcinoma in situ (LCIS) lebih jarang, diwaspadai karena merupakan tanda meningkatnya risiko kanker payudara.

Jenis Kanker Payudara yang Umum Terjadi

Lobular carcinoma in situ (LCIS, lobular neoplasia) in situ kanker yang tidak menyebar dari area dimana kanker mulai muncul.

Ductal carcinoma in situ (DCIS) terdeteksi pada mammogram sebagai microcalcifications (tumpukan kalsium dalam jumlah kecil).

Infiltrating lobular carcinoma (ILC) Juga dikenal sebagai invasive lobular carcinoma.

Infiltrating ductal carcinoma (IDC)Dikenal sebagai invasive ductal carcinoma..

Jenis Kanker Payudara yang Jarang Terjadi

1. Medullary carcinoma Merupakan satu jenis kanker payudara invasive yang membentuk satu batas yang tidak lazim antara jaringan tumor dan jaringan normal.

2. Mucinous carcinoma Juga disebut colloid carcinoma

3. Tubular carcinoma Merupakan satu tipe khusus dari kanker payudara invasive.Wanita dengan tubular carcinoma biasanya memiliki harapan kesembuhan cukup baik.

4. Inflammatory breast cancer Merupakan kondisi dimana payudara terlihat meradang (merah dan hangat) dengan cekungan dan atau pinggiran yang tebal yang disebabkan oleh sel kanker yang menyumbat pembuluh limfe serta kulit pembungkus payudara.5. Phylloides tumor Juga disebut phyllodes, merupakan kanker payudara yang dapat bersifat jinak maupun ganas.

6. Pagets disease of the nipple Gejala : rasa gatal, serta sensasi seperti ditusuk-tusuk dan terbakar di salah satu putting, bersifat unilateral atau hanya terjadi pada salah satu payudara. Penanganan Radikal mastectomyDiperkirakan 98% penderita bertahan hidup 5 tahun setelah mastektomi dilakukan.

DIAGNOSISGejala KlinisSebagian besar merupakan benjolan yang tidak nyeri.

Tanda adanya infiltrasi Benjolan ganas pada mulanya sama seperti jinak tapi bila membesar, maka benjolan tersebut mulai tidak mudah digerakkan dari sekitarnya,

Bila menginfiltrasi ke kulit, maka akan tampak lekukan dan bila benjolannya besar dan seluruhnya melekat pada kulit dan mengadakan tanda-tanda peradangan pada saluran limfe di kulit, maka tampak kulit tersebut seperti kulit jeruk.Pemeriksaan PenunjangMamografi Terdapat dua tipe mammogram, yaitu :

Screening mammogram ditujukan untuk wanita dengan payudara yang tak bermasalah. Mencakup dua pencitraan sinar X untuk masing-masing payudara.

Diagnostic mammogram yang dilakukan untuk mengevaluasi ketidaknormalan pada pasien baru ataupun pasien lama yang membutuhkan pemeriksaan lanjutan(sebagai contoh, wanita dengan kanker payudara yang ditangani dengan lumpectomy atau pengangkatan benjolan payudara).

2. Ultrasonografi untuk mencitrakan kista payudara: kantung bulat, berisi cairan, di dalam payudara. Biasanya dirujuk dilakukannya biopsy untuk menentukan apakah jaringan tersebut bersifat ganas (cancerous), biopsy payudara yang disebut fine needle aspiration biopsy (FNAB) di area yang dicurigai tersebut.

3. Magnetic resonance imaging (MRI) scanning MRI dapat digunakan jika kanker tidak dideteksi oleh mammography.

4. Imunohistokimia Tes yang dilakukan pada jaringan setelah pembedahan payudara, untuk membantu terapi target, Pemeriksaan status ER (estrogen receptor), PR (progesterone receptor), c-erbB-2 (HER-2 neu), cathepsin-D, p53 (bergantung situasi), Ki67, dan Bcl2.

5. Biopsi

Dilihat di bawah lensa mikroskop untuk mengetahui adanya sel kanker payudara.

Tindak lebih lanjut benjolan payudara yang ditemukan saat pemeriksaan dengan mammogram atau USG payudara

Terdapat beberapa cara untuk melakukan biopsi payudara:

Fine-needle aspiration biopsy (FNAB): menggunakan jarum kecil yang dimasukkan melalui kulit payudara dan dari ujung jarum tersebut, contoh jaringan diambil untukkemudian diperiksa.

Core needle biopsy: menggunakan jarum yang lebih besar dengan bentuk ujung yang khusus. Jarum dimasukkan, menembus kulit sampai ke benjolan, dan contoh jaringan diambil seukuran ujung pensil.

Biopsi terbuka (Open biopsy): biopsy terbuka dengan mengiris kulit dan mengambil sebagian atau seluruh benjolan.

Sentinel Node Biopsi (Stereotactic biopsy): menggunakan sinar X tipe khusus dengan jarum yang sama tipenya dengan core needle biopsy.

Klasifikasi TNMT :Tumor primer ( luasnya ditentukan secara klinis) Pre-invasiva carcinoma : karsinoma insitu infiltrating intraductal ca dan penyakit paget pada papilla tanpa teraba tumor.

TO : Tidak ada bukti adanya tumor primer TX : Tumor primer tidak dapat di tentukan T1 : Tumor 2 cm atau kurang pada ukuran terbesar T. 1a 0,5 cm atau kurang pada ukuran terbesar T1b lebih dari 0,5 cm , tapi tidak lebih dari 1 cm pada ukuran terbesar. T1c lebih dari 1 cm tapi tidak lebih dari 2 cm pada ukuran terbesar T2 : Tumor >2 cm tapi < 5 cm pada ukuran terbesar T3 : Tumor > 5 cm pada ukuran terbesar

T4 :Tumor ukuran berapa saja dengan penyebaran langsung ke dinding toraks atau kulit pada payudara bersangkutan. Dinding toraks adalah iga, otot-otot interkostal dan m. seratus anterior, tapi tidak termasuk m. pektoralis. T4a. dengan pelekatan pada dinding anterior. T4b. dengan oedema pada payudara infiltrasi atau ulserasi kulit payudara (termasuk peau dorange = kulit jeruk) atau satelit kulit pada payudara yang bersangkutan. T4c . = T4a dan T4b. T4d .karsinoma inflamatori

N Kelenjar regioner yang berada di axilla dan infra klavikular

NX : Kelenjar tidak dapat ditentukan (misalnya telah diangkat sebelumnya) N0 : Tidak teraba kelenjar aksila homorateral N1 : Kelenjar aksila homolateral yang tidak melekat (movable) N2 : Kelenjar aksila homolateral yang melekat sama lain atau pada jaringan sekitarnya N3 : Kelenjar mamaria interna homolateral

M Metastase jauh MX : Metastase jauh tidak dapat ditentukan M0 : Tidak ada metastase jauh M1 : Metastase jauh termasuk kelainan kulit diluar daerah payudara dan kelenjar supraklavikula

TATALAKSANAPengobatan untuk kanker payudara tergantung pada tipe, ukuran, dan lokasi tumor, dan derajat.

PEMBEDAHAN

Rekonstruksi Payudara karena dapat meningkatkan kualitas hidup pasien

Radioterapi Digunakan sebagai terapi adjuvant yang kuratif pada pembedahan BCt, mastektomi simple, mastektomi radikal dimodifikasi, serta sebagai terapi paliatif

Radiasi harus sellau dipertimbangkan pada karsinoma mammae yang tak mampu di angkat karena metastasis.

Terapi HormonalBila radiasi tidak memungkinkan (metastase jauh) atau sudah pernah mendapat radiasi sebelumnya, tetapi residif

Kemoterapi Kemoterapi biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi , agar lebih banyak sel kanker yang dapat dibunuh melalui berbagai jalur yang berbeda.

Preparat kemoterapi yang sering digunakan adalah cytoxan (C), methotrexate (M), flourouracil (F), dan adryamicyn (A).

PROGNOSISUntuk kelainan payudara jinak, prognosis nya adalah baik. Sedangkan untuk prognosis kanker payudara ditentukan oleh:

1. Staging [TNM} Stadium I : 5-10 tahun 90-80%Stadium II : 70-50%Stadium III : 20-11%Stadium IV : 0%Untuk stadium 0 : 96,2%

2. Survival rate tergantung kepada stadium waktu pasien dilakukan pengobatan dan jenis tumor. Residif lokal yang sangat merisaukan pasien dapat dihindarkan bila teknik pengoperasiannya baik, juga penentuan indikasi operasiDAFTAR PUSTAKASloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004Sjamsuhidat. R., De Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu BedahEdisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong : Omphalocele dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, 2003Schwartz, Shires, Spencer : Omphalocele dalam Inti Sari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, EGC, 1995Bagian Ilmu Bedah FKUI / RS Dr. Cipto Mangunkusumo : Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI, 1994.TERIMAKASIH