bab ii tinjauan pustaka a. pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/bab ii.pdf · bab ii ....

21
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. Pengertian Pemulung Pemulung adalah orang-orang yang rela bergelut dengan sampah untuk mencari sesuatu yang masih bernilai untuk dijual kepada pembeli barang bekas (pengusaha daur ulang), antara lain besi tua, botol bekas, gelas air mineral, kardus, kertas, plastik bekas (Parmonangan, 2013 dalam Wiyatna, 2015 ). Menurut Jhones (dalam Silva:2014) pemulung adalah orang yang pekerjaannya memungut dan mengumpulkan barang-barang bekas dari tempat sampah kota. Barang-barang yang dikumpulkan berupa plastik, kertas, kardus, kaleng, pecahan kaca, besi tua, dan barang bekas lainnya. Pemulung merupakan masyarakat berstatus rendah yang cenderung miskin dan hidup sebagai migrant (Medina, 2001 dalam Wiyatna, 2015). Pemulung menurut Shalih (2003: 29 dalam Suhendri 2015) adalah orang yang memungut, mengambil, mengumpulkan, dan mencari sampah, baik perorangan atau kelompok. Pemulung adalah orang yang, mengumpulkan dan memproses sampah yang ada di jalan-jalan, sungai-sungai, bak-bak sampah dan lokasi pembuangan akhir sebagai komuditas pasar. Pemulung adalah kelompok sosial yang kerjanya mengumpulkan atau memilah barang yang dianggap berguna dari sampah, baik yang ada di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) maupun diluar TPA (PPSML, 2000:36) dalam (Yusuf, 2015). Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Upload: vuongkiet

Post on 27-Aug-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemulung

1. Pengertian Pemulung

Pemulung adalah orang-orang yang rela bergelut dengan sampah untuk

mencari sesuatu yang masih bernilai untuk dijual kepada pembeli barang bekas

(pengusaha daur ulang), antara lain besi tua, botol bekas, gelas air mineral,

kardus, kertas, plastik bekas (Parmonangan, 2013 dalam Wiyatna, 2015 ).

Menurut Jhones (dalam Silva:2014) pemulung adalah orang yang

pekerjaannya memungut dan mengumpulkan barang-barang bekas dari tempat

sampah kota. Barang-barang yang dikumpulkan berupa plastik, kertas, kardus,

kaleng, pecahan kaca, besi tua, dan barang bekas lainnya. Pemulung merupakan

masyarakat berstatus rendah yang cenderung miskin dan hidup sebagai migrant

(Medina, 2001 dalam Wiyatna, 2015). Pemulung menurut Shalih (2003: 29 dalam

Suhendri 2015) adalah orang yang memungut, mengambil, mengumpulkan, dan

mencari sampah, baik perorangan atau kelompok.

Pemulung adalah orang yang, mengumpulkan dan memproses sampah yang

ada di jalan-jalan, sungai-sungai, bak-bak sampah dan lokasi pembuangan akhir

sebagai komuditas pasar. Pemulung adalah kelompok sosial yang kerjanya

mengumpulkan atau memilah barang yang dianggap berguna dari sampah, baik yang

ada di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) maupun diluar TPA (PPSML, 2000:36)

dalam (Yusuf, 2015).

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

6

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan pengertian

pemulung adalah orang atau sekelompok masyarakat yang hidup sebagai migrant

atau tinggal di sekitar tempat pembuangan akhir yang pekerjaannya

mengumpulkan barang bekas seperti botol, kardus dan sampah-sampah bekas

lainya yang dianggap berguna yang berada di tempat sampah ataupun di Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) untuk dijual.

2. Ciri-Ciri Pemulung

Menurut Noor Effendi (1995: 91 dalam Setiawan, 2015) pemulung

dicirikan sebagai berikut :

a. Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik karena timbulnya unit usaha

tidak mempergunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia di sektor

formal.

b. Pada umumnya unit usaha tidak mempunyai izin usaha.

c. Pola kegiatan usaha tidak teratur baik dalam arti lokasi maupun jam kerja.

d. Pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan

ekonomi lemah belum sampai ke sektor ini.

e. Unit usaha sudah keluar masuk dari satu sub sektor ke sub sektor lain.

f. Teknologi yang digunakan masih primitive.

g. Modal dan perputaran usaha relative kecil, sehingga skala operasional juga

relative kecil.

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

7

h. Pendidikan yang diperlukan untuk menjalankam usaha tidak memerlukan

pendidikan formal karena pendidikan yang diperlukan diperoleh dari

pengalaman sambil bekerja.

i. Pada umumnya unit kerja termasuk golongan “One Man Enterprise” dan

kalau mengerjakan buruh berasal dari keluarga.

j. Sumber dana modal pada umumnya berasal dari tabungan sendiri atau dari

lembaga keuangan yang tidak resmi.

k. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsikan oleh golongan masyarakat

kota/desa berpenghasilan menengah.

3. Jenis-jenis Pemulung

Pemulung dengan keterbatasan modal dan kurangnya lapangan pekerjaan

menjadikan seseorang menjadi pemulung untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Berdasarkan tempat tinggalnya berbagai jenis pemulung yang ada dan dapat

dikategorikan menjadi dua, yaitu:

a. Pemulung jalanan ialah pemulung yang hidup di jalanan, oleh pemerintah di

deskripsikan sebagai gelandangan.

b. Sedangkan pemulung menetap ialah pemulung yang menyewa sebuah rumah

secara bersamasama pada suatu tempat, pemulung yang tinggal di rumah

permanen atau semipermanen yang berlokasi di TPA atau sekitarnya atau

penduduk kampung yang memiliki mata pencaharian sebagai pemulung

(Febriyaningsih, 2012 dalam Wiyatna, 2015).

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

8

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat menjadi pemulung

Menurut Mudiyono (2005 : 148 dalam Siwi, 2009) faktor–faktor yang

mendasari masyarakat menjadi pemulung yaitu:

a. Faktor internal, yaitu kondisi kesehatan jasmani yang kuat, didesak dengan

kebutuhan hidup yang semakin kompleks, sulit mencari pekerjaan lain,

melakukan pekerjaan dengan senang, jaringan kerjasama pemulung kuat.

b. Faktor eksternal, yaitu jumlah pemulung yang selalu bertambah, banyaknya

penduduk akan selalu menghasilkan sampah yang jumlahnya akan semakin

banyak.

B. Masyarakat

1. Pengertian Masyarakat

Salah satu definisi dari masyarakat pada awalnya adalah “a union of

families” atau masyarakat merupakan gabungan atau kumpulan dari keluarga-

keluarga. Awal dari masyarakat pun dapat kita katakan berasal dari hubungan

antar individu, kemudian kelompok yang lebih membesar lagi menjadi suatu

kelompok besar orang-orang yang disebut dengan masyarakat (Khairuddin, 2008).

Masyarakat adalah wahana terjadinya interaksi antara individu dan

hubungan sosial terorganisasi dan terpola. Masyarakat terbentuk melalui hasil

interaksi yang kontinyu antar individu. Dalam kehidupan bermasyarakat selalu

dijumpai saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu dengan

kehidupan bermasyarakat (Soetomo, 2009).

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

9

Definisi Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa

manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan

pengaruh-mempengaruhi satu sama lain. Masyarakat adalah suatu kesatuan yang

selalu berubah yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan

perubahan itu. Dalam zaman biasa masyarakat mengenal kehidupan yang teratur

dan aman, disebabkan oleh karena pengorbanan sebagian kemerdekaan dari

anggota-anggotanya, baik dengan paksa maupun sukarela. Pengorbanan disini

dimaksudkan menahan nafsu dan atau kehendak sewenang-wenang, untuk

mengutmakan kepentingan dan keamanan bersama. Dengan paksa berati tunduk

kepada hukum-hukum yang telah ditetapkan (negara, perkumpulan, dan

sebagainya) dengan sukarela berati menurut adat dan berdasarkan keinsyafan akan

persaudaraan dalam kehidupan bersama itu (desa berdasarkan adat dan

sebagainya) (Shadily, 1993).

Istilah Masyarakat (Society) artinya tidak diberikan ciri-ciri atau ruang

lingkup tertentu yang dapat dijadikan pegangan, untuk mengadakan suatu analisa

secara ilmiah. Istilah masyarakat mencakup masyarakat sederhana yang buta

huruf, sampai pada masyarakat-masyarakt industrial moderen yang merupakan

suatu negara. Tidak jarang pula, bahwa istilah masyarakat dipergunakan untuk

menggambarkan kelompok manusia yang besar, sampai pada kelompok-

kolompok kecil yang terorganisasikan (Soekanto, 1983).

Istilah masyarakat kadang-kadang dipergunakan dalam artian

“gesellachaft” atau sebagai asosiasi manusia yang ingin mencapai tujuan-tujuan

tertentu yang terbatas sifatnya, sehingga diencanakan pembentukan organisasi-

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

10

organisasi tertentu (Soekanto, 1983). Masyarakat adalah kelompok manusia yang

sengaja dibentuk secara rasional untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu.

Suatu totalitas dari orang-orang yang saling tergantung dan yang mengembangkan

suatu kebudayaan tersendiri juga disebut masyarakat. Walaupun penggunaan

istilah-istilah masyarakat masih sangat samar-samar dan umum, akan tetapi hal itu

dapat dinaggap sebagai indikasi dari hakikat manusia yang senantiasa ingin hidup

bersama dengan orang-orang lain. Biasa bagaimanapun juga penggunaan istilah

masyarakat tak akan mungkin dilepas dari nilai-nilai, norma-norma tradisi,

kepentingan-kepentingan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu pengertian

masyarakat tak mungkin dipisahkan dari kebudayaan dan kepribadian (Soekanto,

1983).

Berdasarkan pengertian menurut pendapat diatas maka dapat disimpulkan

masyarakat adalah hubungan suatu orang/ sekelompok orang-orang yang hidup

secara mengelompok maupun individu dan berinteraksi satu sama lain saling

pengaruh dan mempengaruhi menimbulkan perubahan sosial dalam kehidupan.

2. Pembagian Masyarakat

Cara terbentuknya masyarakat mendatangkan pembagian dalam:

a. Masyarakat paksaan, umpanya negara, masyarakat tawanan di tempat

tawanan, masyarakat pengungsi atau pelarian dan sebagainya. Kedalam

(kelompoknya) bersifat Gemeinschaft keluar bersifat Gesellschaft.

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

11

b. Masyarakat merdeka yang terbagi dalam:

1) Masyarakat alam yaitu yang terjadi dengan sendirinya: sugu golongan

atau suku yang bertalian karena darah atau keturunan umumnya yang

masih sederhana sekali kebudayaannya dalam keadaan terpencil atau tak

mudah berhubungan dengan dunia luar umumnya bersifat Gemeinschaft.

2) Masyarakat budidaya terdiri karena kepentingan keduniaan atau

kepercayaan (keagamaan) antara lain kongsi perekonomian, koperasi,

gereja, dan sebagainya. Umumnya bersifat Gesellsechaft (Shadily, 1993).

3. Ciri-ciri Masyarakat

Sebenarnya suatu masyarakat, merupakan suatu bentuk kehidupan bersama

manusia, yang mempunyai ciri-ciri pokok sebagai berikut:

a. Manusia yang hidup bersama secara teoritis, maka jumlah manusia yang

hidup bersama ada dua orang. Di dalam ilmu-ilmu sosial, khususnya

sosiologi, tidak ada suatu ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk

menentukan seberapa jumlah manusia yang harus ada.

b. Bergaul selama jangka waktu yang cukup lama.

c. Adanya kesadaran bahwa setiap manusia merupakan bagian dari suatu

kesatuan.

d. Adanya nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi patokkan bagi perilaku

yang dianggap pantas.

e. Menghasilkan kebudayaan yang mengembangkan kebudayaan tersebut

(Soekanto, 1983).

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

12

4. Syarat Fungsional Masyarakat

Suatu masyarakat akan dapat dianalisa dari sudut syarat-syarat

fungsionalnya, yaitu:

a. Fungsi mempertahankan pola (Pattern maintenance) fungsi ini berkaitan

dengan hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub-sistem

kebudayaan. Hal itu berarti mempertahankan prinsip-prinsip tertinggi dari

masyarakat. Oleh karena itu diorientasikan pada realita yang terakhir.

b. Fungsi integrasi Hal ini mencakup jaminan terhadap koordinasi yang

diperlukan antara unit-unit dari suatu sistem sosial, khususnya yang berkaitan

dengan kontribusiya pada organisasi dan berperannya keseluruhan sistem.

c. Fungsi pencapaian tujuan (goal attainment). Hal ini menyangkut hubungan

anttara masyarakat sebagai sistem sosial dengan subsistem aksi kepribadian.

Fungsi ini menyangkut penentuan tujuan-tujuan yang sangat penting bagi

masyarakat, dan mobilisasi warga masyarakat untuk mencapai tujuan-tujuan

tersebut

d. Fungsi adaptasi yang menyangkut hubungan antara masyarakat sebagai

sistem sosial dengan sub-sistem organisme perilaku dan dengan dunia fisiko

organik. Hal ini secara umum menyangkut penyesuaian masyarakat terhadap

kondisi-kondisi dari lingkungan hidupnya (Soekanto, 1983).

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

13

C. Kesejahteraan

1. Pengertian Kesejahteraan

Kesejahteraan dalam arti sempit, makna kesejahteraan diartikan dalam

pengertian yang bersifat sektoral, yaitu salah satu sektor dalam pembangunan

(Adi 2008). Kesejahteraan yaitu aman, damai, dan sejahtera. Kesejahteraan sosial

dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan

manusia untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik. Taraf kehidupan yang

lebih baik ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut

memperhatikan aspek sosial, mental, dan segi kehidupan spiritual (Adi 2008).

Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai

tindakan yang dilakukan manusia mencapai taraf hidup yang lebih baik. Taraf

kehidupan yang lebih baik ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka

tetapi juga ikut memperhatikan aspek sosial, mental dan segi kehidupan spiritual.

Menurut Undang-undang No. 6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok

kesejahteraan sosial pasal 2 ayat 1 yaitu kesejahteraan sosial ialah suatu tata

kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang diliputi oleh

rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang

memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan

kebutuan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi

diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta

kewajiban manusia sesuai dengan pancasila (Adi, 2008).

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

14

2. Indikator kesejahteraan

Kesejahteraan masyarakat mempunyai aspek untuk menyajikan data yang

mampu untuk mengukur semua aspek kesejahteraan. Indikator kesejahteraan

menurut BKKBN 2013 tersebut adalah :

a. Pendapatan rumah tangga

Pendapatan rumah tangga digunakan sebagai porsi kesejahteraan karena di

pandang lebih mencerminkan apa yang dinikmati oleh masyarakat wilayah.

Pendapatan rumah tangga dapat diketahui dengan menjumlahkan pendapatan

keluarga dari semua sumber pendapatan

b. Keadaan tempat tinggal

Penilaian terhadap kondisi rumah tangga berdasarkan pada jenis dinding,

rumah, jenis lantai, jenis atap serta status kepemilikan.

c. Fasilitas tempat tinggal

Fasilitas tempat tinggal merupakan salah satu hal yang digunakan sebagain

ukuran kesejahteraan masyarakat, hal ini dikarenakan fasilitas tempat tinggal

sangat penting untuk kegiatan rumah tangga. Fasilitas tempat tinggal didasarkan

pada atau tiaknya perlengkapan rumah, kakus, alat mandi, dll.

d. Kesehatan anggota rumah tangga

Kondisi perkembangan kesehatan rakyat yang antara lain tercermin dari

tingkat akses terhadap kesehatan punya hubungan yang sangat besar terhadap

kesejahteraan rakyat. Selain itu, kesehatan bersama pendidikan adalah investasi

yang terpenting dalam pengembangan sumber daya manusia.

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

15

e. Pendidikan anak

Rendahnya tingkat pendidikan dapat menyebabkan terbatasnya akses

kepada keluarga pada kegiatan produktif, dengan kata lain kepala keluarga

mempunyai peluang yang sangat kecil untuk bekerja di sektor pekerjaan yang

produktif. Oleh karena itu perlu adanya upaya dan kebijakan yang nyata dna

sungguh-sungguh untuk memeratakan dan meningkatkan kualitas pendidikan di

Indonesia. Disamping itu diperlukan juga kebijakan pendidikan yang tidak saja di

tunjukan untuk mengembangkan aspek intelektual, tetapi juga untuk

mengembangkan karakter peserta didik. Dengan demikian pendidik menyiapkan

siswa untuk memiliki kemampuan akademik, dapat beradaptasi dengan

lingkungan yang cepat berubah, kreatif dalam mencari solusi masalah, dan

memiliki watak yang baik.

3. Tingkat kesejahteraan keluarga

Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas

perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material

yang layak, bertakwa kepada TYME, memiliki hubungan serasi, selaras, dan

seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan

(Keluarga Sejahtera BKKBN 2012). Sedangkan Fungsi keluarga menurut

BKKBN 2012 antara lain:

a. Fungsi keagamaan

Agama adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang ada sejak dalam

kandungan. Keluarga adalah tempat pertama seorang anak mengenal agama.

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

16

Keluarga juga menanamkan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai

agama, sehingga anak menjadi manusia yang berakhlak baik dan bertaqwa.

b. Fungsi sosial budaya

Manusia adalah makhluk sosial, ia bukan hanya membutuhkan orang lain

tetapi juga ia membutuhkan interaksi dengan orang lain. Setiap keluarga tinggal

disuatu daerah dengan memiliki kebudayaan sendiri. Keluarga sebagai bagian dari

masyarakat diharapkan mampu mempertahankan dan mengembangkan sosial

budaya setempat.

c. Fungsi cinta kasih sayang

Mendapatkan cinta kasih adalah hak anak dan kewajiban orangtua untuk

memenuhinya. Dengan kasih sayang orangtuanya, anak belajar bukan hanya

menyayangi tetapi juga belajar menghargai orang lain.

d. Fungsi perlindungan

Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung bagi anggota

keluarga. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa keluarga harus memberikan rasa

aman, tenang dan tenteram bagi anggota keluarganya.

e. Fungsi reproduksi

Salah satu tujuan dari perkawinan adalah memperoleh keturunan sebagai

pengembangan dari tuntunan fitrah manusia. Dalam hal ini keturunan diperoleh

dengan bereproduksi oleh pasangan suami istri

f. Fungsi sosialisasi dan pendidikan

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia dalam

kehidupannya saling membutuhkan bantuan satu sama lain, hidup secara

berkelompok dan bermasyarakat.

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

17

g. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat

dipisahkan dari sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari

sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

h. Fungsi pembinaan lingkungan.

Upaya pengembangan fungsi lingkungan ini dimaksud sebagai wahana

bagi keluarga agar dapat mengaktualisasikan diri dalam membangun dirinya

menjadi keluarga sejahtera.

4. Tahapan Keluarga Sejahtera

Menurut BKKBN 2013 menjelaskan bahwa Keluarga Sejahtera

diklasifikasikan keluarga dalam tahapan dengan indikator-indikator tertentu,

yaitu:

a. Tahapan Pra Sejahtera

Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu kebutuhan dasar

(basic need) sebagai indikator tahapan Keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan

untuk pengajaran agama, sandang, pangan, papan, menabung, dan memperoleh

informasi.

b. Tahapan Keluarga Sejahtera I

Adalah keluarga yang baru dapat memenuhi indikator-indikator berikut:

1) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.

2) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,

bekerja/sekolah dan bepergian.

3) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai, dinding yang baik.

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

18

4) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.

5) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi.

6) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.

c. Tahapan Keluarga Sejahtera II

Adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi indikator Tahapan Keluarga

Sejahtera I (indikator 1 s/d 6) dan indikator berikut:

7) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama

dan kepercayaan masing-masing.

8) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/

telur.

9) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu pasang pakaian

baru dalam setahun.

10) Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah.

11) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat, sehingga dapat

melaksanakan tugas/fungsi masing-masing.

12) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh

penghasilan.

13) Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan latin.

14) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat

kontrasepsi.

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

19

d. Tahapan Keluarga Sejahtera III

Adalah keluarga yang sudah memenuhi indikator Tahapan keluarga

Sejahtera I dan Indikator Keluarga Sejahtera II (Indikator 1 s/d 14) dan indikator

berikut:

15) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.

16) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang.

17) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali

dimanfaatkan untuk berkomunikasi.

18) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal.

19) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/radio/tv.

e. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus

Adalah keluarga yang memenuhi indikator Tahapan keluarga Sejahtera I,

Indikator Keluarga Sejahtera II dan Indikator Keluarga Sewjahtera III (Indikator 1

s/d 19) dan indikator berikut :

20) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil

untuk kegiatan social.

21) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/

yayasan/ institusi masyarakat.

D. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah tempat untuk menimbun

sampah dan merupakan bentuk akhir dari program pengelolaan sampah (Depkes

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

20

RI, 1987 dalam Fajar, 2012). Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang

pengelolaan sampah, menyatakan bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

sampah merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam

pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan/

pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media

lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan. TPA merupakan tempat

dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap

lingkungan sekitarnya, sehingga penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar

agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik (Kementerian LH, 2005) dalam

(Fajar, 2012).

E. Penelitian yang Relevan

Wiyatna, 2015 dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Demografi dan Aktivitas Ekonomi terhadap

Kesejahteraan Keluarga Pemulung di Kota Denpasar”. Tujuan dari penelitian

tersebut adalah untuk menganalisis hubungan antara analisis pengaruh faktor

sosial demografi dan aktivitas ekonomi terhadap kesejahteraan keluarga pemulung

di kota denpasar. Menganalisis hubungan dan pengaruh antara faktor-faktor yang

mempengaruhi sosial demografi pemulung, aktivitas ekonomi pemulung, terhadap

tingkat kesejahteraan keluarga pemulung. Metode yang digunakan dalam

penelitian tersebut adalah metode survei.

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

21

Penelitian Dewi, 2015 dengan tujuan penelitiannya yaitu Mengetahui

Kondisi Sosial Ekonomi dan Pendidikan anak pemulung di Desa Kedungrandung

Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas. Menganalisis tentang kondisi sosial

dan ekonomi terhadap pendidikan anak pemulung di Desa Kedung randung

Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas. Penelitian menggunakan Metode

survei, Teknik pengambilan sampel diambil menggunakan total sampling

sebanyak 28 kepala keluarga. Penelitian Yusuf, 2015 dengan penelitiannya yang

berjudul “Pola Kerja Pemulung dan Relasinya Terhadap Kehidupan Sosial serta

Kesejahteraan Pemulung di TPA Bukit Pinang Samarinda”. Tujuan dari penelitian

tersebut adalah untuk mengetahui pola kerja pemulung dan relasinya terhadap

kehidupan sosial serta kesejahteraan pemulung di TPA Bukit Pinang Samarinda.

Menganalisis pola kerja para pemulung dan relasinya pada kehidupan sosial dan

kesejahteraan pemulung di TPA Bukit Pinang Samarinda. Metode penelitian yang

digunakan adalah deskriptif kualitatif. Berikut Tabel 2.1 perbandingan penelitian

sebelumnya dengan peneliti penulis disajikan di bawah ini:

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian sebelumnya dengan penelitian penulis.

Peneliti Tujuan Metode Hasil

Made

Yustisa

Putri

Wiyatna

, 2015

Mengetahui

hubungan

antara Analisis

pengaruh

faktor sosial

demografi

Dan aktivitas

ekonomi

terhadap

Kesejahteraan

keluarga

pemulung

Di kota

denpasar

Metode survai. Data

dianalisis secara

deskriptif dan

keruangan.

Pengambilan sampel

menggunakan

metode

nonprobability

samping

Dengan teknik

accidental sampling.

Teknik analisis data

penelitian ini adalah

analisis

Dekriptif dan analisis

Menunjukkan bahwa pekerjaan

pemulung sebagian besar dilakukan

oleh kaum laki-laki dengan usia 30-

49 tahun. Hampir seluruh responden

berstatus menikah dengan

kecenderungan lama menikah 21-30

tahun dan umumnya memiliki 2

anak. Selain itu hampir seluruh

responden adalah kaum migran

pendapatan sebesar kurang dari Rp.

1.000.000,- pemulung memiliki

persepsi bahwa pendapatan tersebut

cukup untuk mensejahterakan

ekonomi keluarga.hasil analisis PLS

menyimpulkan bahwa faktor sosial

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

22

Peneliti Tujuan Metode Hasil

PLS.

demografi dan aktivitas ekonomi

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kesejahteraan berperan

memediasi faktor sosial demografi

terhadap kesejahteraan keluarga

pemulung di Kota Denpasar

Laely

Kurnia

Dewi,

2015

Mengetahui

Kondisi Sosial

Ekonomi dan

Pendidikan

anak

pemulung di

Desa

Kedungrandu

Kecamatan

Patikraja

Kabupaten

Banyumas

Metode surve sampel

diambil

menggunakan total

sampling sebanyak

28 kepala keluarga.

Teknik pengumpulan

data menggunakan

metode wawancara,

yang dikumpulkan

dengan kuisioner

meliputi data sosial

ekonomi dan

pendidikan.

Pengolahan data

dilakukan dengan

menggunakan

tabulasi frekuensi

dan skoring. Data

yang diperoleh

dianalisis secara

deskriptif kualitatif

Hasil menunjukan bahwa kondisi

sosial ekonomi dalam krikteria

sedang yakni 25 kepala keluarga

(89,28%), yang termasuk dalam

krikteria tinggi sebanyak 2 kepala

keluarga (7,15%) dan yang termasuk

dalam kategori rendah 1 Kepala

keluarga (3,47%). Pendidikan anak

pemulung dari hasil penelitian yang

mempunyai anak usia SD sebanyak

51 Kepala Keluarga (53,57%), SMP

sebanyak 10 Kepala Keluarga

(35,72%) dan SMA Sebanyak 3

Kepala Keluarga (10,71%)

Yusuf

sosiatri,

2015

Mengetahui

Pola Kerja

Pemulung dan

Relasinya

Terhadap

Kehidupan

Sosial serta

Kesejahteraan

Pemulung di

TPA Bukit

Pinang

Samarinda

Metode penelitian

yang digunakan

adalah deskriptif

kualitatif, Teknik

pengumpulan data

yaitu dengan

penelitian lapangan

dengan melakukan

observasi,

wawancara

mendalam, dan studi

pustaka. Penelitian

ini melibatkan

pemulung, pengepul,

aparatur kelurahan

dan petugas TPA

atau Tempat

Pembuangan Akhir.

Pemulung disekitar lokasi Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan

Bukit Pinang Kecamatan Samarinda

Ulu, memiliki pola kerja sebagai

berikut : ada pembagian kerja/Sistem

pembagian kerja, Jenis Barang yang

dipulung dan di kumpulkan, aktivitas

memulung dilakukan secara

berkelompok dengan anggota

kelompok yang berbeda, Jam kerja

pemulung tidak ditentukan, Jam

kerja/ pemulung bebas datang kapan

saja, Pola distribusi barang sampai

ke tingkat pengepul. Pemulung dapat

menerima kehidupan sebagai

pemulung sebagai sebuah realitas

sosial Kesejahteraan Pemulung

relatif cukup baik atau cukup

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

23

Peneliti Tujuan Metode Hasil

sejahtera.

Silvi

Irwana

Monica

sari,

2016

Mengetahui

Tingkat

Kesejahteraan

masyarakat

pemulung di

Tempat

Pembuangan

Akhir (TPA)

Kaliori, Desa

Kaliori,

Kecamatan

Kalibagor,

Kabupaten

Banyumas

Metode survai.

Pendekatan

penelitian Kualitatif.

Pengolahan data

menggunakan

skoring sederhana.

Metode Analisis data

menggunakan

Metode Matching

Pengambilan sample

menggunakan Total

Sampling.

Hasil penelitian menujukan bahwa

tingkat kesejahteraan masyarakat

pemulung di Tempat Tempat

Pembuagan Akhir (TPA) Kaliori

Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor

Kabupaten Banyumas termasuk

dalam tingkat Prasejahtera sebesar

24 keluarga pemulung (63,1%) dan

termasuk dalam tingkat

kesejahteraan Sejahtera I sebesar 14

keluarga pemulung (36,8%). Dapat

disimpulkan bahwa dari 38 kepala

keluarga di Tempat Tempat

Pembuagan Akhir (TPA) Kaliori

Kecamatan Kalibagor Kabupaten

Banyumas termasuk dalam tingkat

Prasejahtera dengan hasil sebesar 24

keluarga pemulung (63,1%).

F. Landasan Teori

Berdasarkan Tinjauan Pustaka di atas, maka dapat disusun landasan teori

sebagai berikut:

1. Pemulung adalah orang atau sekelompok masyarakat yang hidup sebagai migrant

atau tinggal di sekitar tempat pembuangan akhir yang pekerjaannya mengumpulkan

barang bekas seperti botol, kardus dan sampah-sampah bekas lainya yang dianggap

berguna yang berada di tempat sampah ataupun di Tempat Pembuangan Akhir

(TPA) untuk dijual.

2. Definisi Masyarakat merupakan golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa

manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan

pengaruh-mempengaruhi satu sama lain (Shadily, 1993). Masyarakat adalah

hubungan suatu orang/ sekelompok orang-orang yang hidup secara mengelompok

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

24

maupun individu dan berinteraksi satu sama lain saling pengaruh dan mempengaruhi

menimbulkan perubahan sosial dalam kehidupan.

3. Kesejahteraan dalam arti sempit, makna kesejahteraan diartikan dalam pengertian

yang bersifat sektoral, yaitu salah satu sektor dalam pembangunan (Adi 2008).

Kesejahteraan yaitu aman, damai, dan sejahtera. Kesejahteraan sosial dalam artian

yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk

mencapai taraf kehidupan yang lebih baik. Taraf kehidupan yang lebih baik ini tidak

hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut memperhatikan aspek

sosial, mental, dan segi kehidupan spiritual (Adi 2008). Fungsi keluarga menurut

BKKBN 2012 meliputi Fungsi keagamaan Fungsi sosial budaya Fungsi cinta kasih,

Fungsi melindungi, Fungsi reproduksi, Fungsi sosialisasi dan pendidikan, Fungsi

ekonomi, Fungsi pembinaan lingkungan. Indikator Keluarga Sejahtera menurut

BKKBN (2013) dibagi menjadi 5 indikator kesejahteraan, yaitu Prasejahtera,

Sejahtera I, Sejahtera II, Sejahtera III, dan Sejahtera III plus.

4. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menurut Undang-undang nomor 18 tahun 2008

tentang pengelolaan sampah, menyatakan bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

sampah merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam

pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan/

pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemulung 1. …repository.ump.ac.id/2457/3/BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. Pemulung . 1. ... antara lain besi tua, botol bekas, ... tidak mempergunakan

25

G. Kerangka Pikir

Berdasarkan Landasan teori diatas penulis dapat menyusun kerangka pikir

sebagai berikut:

Gambar 2.1 Diagram Alir Kerangka Pikir

H. Hipotesis

Kesejahteraan masyarakat pemulung di Tempat Pembuangan Akhir

(TPA) Kaliori Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas lebih

dari 10% tergolong dalam keluarga prasejahtera.

Tempat Pembuangan

Akhir (TPA)

Peluang menjadi

Pemulung

Pendapatan

Tingkat

Kesejahteraan

Kajian Kesejahteraan Masyarakat..., Silvi Irwana Monicasari, FKIP, UMP, 2016