bab ii tinjauan pustaka a. annona muricata l.) 1.repository.ump.ac.id/7519/3/dewi meliana - bab...

13
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sirsak (Annona muricata L.) 1. Sistematika Tumbuhan Tanaman sirsak dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Class : Dicotyledonae Ordo : Polycarpiceae Family : Annonaceae Genus : Annona Spesies : Annona muricata L. (Radi, 1997) Gambar 2.1 Daun Sirsak (Annona muricata L.) 2. Deskripsi Tanaman Annona muricata L. atau yang dikenal dengan graviola, sirsak atau korosol, termasuk ke dalam famili Annonaceae. Tanaman sirsak banyak tumbuh di daerah tropis. Semua bagian dari pohon sirsak dapat digunakan sebagai obat, mulai dari ranting, daun, akar, buah, dan biji (Pieme et al., 2014). Tanaman sirsak memiliki bentuk daun elips memanjang atau bulat menyempit dengan bagian ujung yang meruncing. Daun sirsak memiliki panjang 6-20 cm dan lebar 2-6 cm. Selain itu juga permukaan daunnya halus dan mengkilat, dengan warna hijau yang lebih tua di bagian FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM ...,DEWI MELIANA, FARMASI , UMP 2018

Upload: vuhanh

Post on 13-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Annona muricata L.) 1.repository.ump.ac.id/7519/3/DEWI MELIANA - BAB II.pdf · senyawa radikal, kemudian radikal yang terbentuk segera berubah menjadi senyawa

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sirsak (Annona muricata L.)

1. Sistematika Tumbuhan

Tanaman sirsak dalam sistematika tumbuhan (taksonomi)

diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Polycarpiceae

Family : Annonaceae

Genus : Annona

Spesies : Annona muricata L. (Radi, 1997)

Gambar 2.1 Daun Sirsak (Annona muricata L.)

2. Deskripsi Tanaman

Annona muricata L. atau yang dikenal dengan graviola, sirsak atau

korosol, termasuk ke dalam famili Annonaceae. Tanaman sirsak banyak

tumbuh di daerah tropis. Semua bagian dari pohon sirsak dapat digunakan

sebagai obat, mulai dari ranting, daun, akar, buah, dan biji (Pieme et al.,

2014). Tanaman sirsak memiliki bentuk daun elips memanjang atau bulat

menyempit dengan bagian ujung yang meruncing. Daun sirsak memiliki

panjang 6-20 cm dan lebar 2-6 cm. Selain itu juga permukaan daunnya

halus dan mengkilat, dengan warna hijau yang lebih tua di bagian

FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM ...,DEWI MELIANA, FARMASI , UMP 2018

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Annona muricata L.) 1.repository.ump.ac.id/7519/3/DEWI MELIANA - BAB II.pdf · senyawa radikal, kemudian radikal yang terbentuk segera berubah menjadi senyawa

5

permukaan atas dibandingkan dengan permukaan bawah. Bunga dari

tanaman ini berbentuk kerucut segitiga dilengkapi dengan 3 helaian bunga

yang sedikit tebal dan tersusun berlapis. Buahnya berbentuk seperti

jantung oval yang memliki ukuran panjang sekitar 10-30 cm, lebar hingga

15 cm dan beratnya dapat mencapai 4,5-6,8 kg (Adewole dan Caxton-

Martins, 2006).

3. Kandungan Kimia

Senyawa antioksidan berperan penting dalam pertahanan seluler

terhadap reactive oxigen species (ROS). Kandungan antioksidan dan

penangkal radikal bebas dari daun sirsak banyak terdapat pada daun sirsak

segar dibandingkan daun sirsak kering. Annonaceous acetogenins, lakton

dan isoquinolin, alkaloid, tannin, dan kumarin adalah beberapa senyawa

bioaktif yang ada pada daun sirsak (Muthu dan Durairaj, 2015)

B. Radikal Bebas

Para ahli biokimia menyebutkan bahwa radikal bebas merupakan

salah satu bentuk senyawa oksigen raktif, yang secara umum diketahui

sebagai senyawa yang memiliki elektron yang tidak berpasangan

(Winarsi,2007).

Menurut Winarsi, (2007) mekanisme reaksi radikal bebas paling

tepat dibayangkan sebagai suatu deret reaksi-reaksi bertahap, tiap tahap

termasuk salah satu kategori yaitu:

1. Tahap inisiasi

Merupakan tahap yang menyebabkan terbentuknya radikal bebas.

Misalnya:

Fe ++

+ H2O2 Fe+++

+ OH- + .OH

Cl-Cl Cl. + Cl.

2. Propagasi

Yaitu perpanjangan rantai radikal, radikal yang terbentuk pada tahap ini

mengawali sederetan reaksi yang menyebabkan terbentuknya radikal bebas

baru. Reaksi-reaksi ini disebut tahap propagasi. Jumlah berulangnya tahap

propagasi disebut rantai panjang.(chain lenght)

FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM ...,DEWI MELIANA, FARMASI , UMP 2018

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Annona muricata L.) 1.repository.ump.ac.id/7519/3/DEWI MELIANA - BAB II.pdf · senyawa radikal, kemudian radikal yang terbentuk segera berubah menjadi senyawa

6

R2-H + R1. R2. + R1-H

R3-H + R2. R3. + R2-H

3. Tahap terminasi yaitu tahap beraksinya senyawa radikal lain atau dengan

penangkap radikal, sehingga potensi propagasinya rendah. Tahap terminasi

digambarkan sebagai berikut:

R1. + R1. R1-R1

R2. + R1. R2-R1

R2. + R2. R2-R2

Tanpa disadari dalam tubuh kita terbentuk radikal bebas secara

terus-menerus, baik melalui proses secara metabolisme sel normal,

peradangan, kekurangan gizi, dan akibat respon terhadap pengaruh dari

luar tubuh, seperti polusi lingkungan, ultraviolet (UV), asap rokok, dan

lain-lain. Diyakini bahwa dengan meningkatnya usia seseorang,

pembentukan radikal bebas juga semakin meningkat. Secara endogenus

hal ini berkaitan dengan laju metabolisme seiring bertambahnya usia.

Bertambahnya glikolisis juga akan menyebabkan peningkatan oksidasi

glukosa dalam siklus asam sitrat sehingga radikal bebas akan terbentuk

lebih banyak. Secara eksogenus kemungkinan tubuh terpapar dengan

polutan juga semakin tinggi. Kedua faktor tersebut dapat meningkatkan

jumlah radikal bebas dalam tubuh (Winarsih, 2007).

C. Antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa kimia yang dapat menyumbangkan

satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga reaksi radikal bebas

dapat terhambat. Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat

menghambat atau mencegah terjadinya reaksi oksidasi dengan mengikat

radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif sehingga dapat menghambat

kerusakan sel (Winarsih, 2007).

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan dibedakan menjadi

tiga kelompok (Winarsih, 2007), yaitu:

FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM ...,DEWI MELIANA, FARMASI , UMP 2018

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Annona muricata L.) 1.repository.ump.ac.id/7519/3/DEWI MELIANA - BAB II.pdf · senyawa radikal, kemudian radikal yang terbentuk segera berubah menjadi senyawa

7

1. Antioksidan primer

Antioksidan primer disebut juga dengan antioksidan endogenus

dan antioksidan enzimatis. Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan

primer apabila dapat memberikan atom hidrogen secara cepat kepada

senyawa radikal, kemudian radikal yang terbentuk segera berubah menjadi

senyawa yang lebih stabil, enzim-enzim tersebut akan menghambat

pembentukan radikal bebas dengan cara memutus reaksi berantai

(polimerisasi), kemudian mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil.

2. Antioksidan sekunder

Antioksidan sekunder disebut juga antioksidan atau non-

enzimatis. Antioksidan kelompok ini disebut juga pertahanan preventif.

Dimana terbentuknya senyawa oksigen reaktif yang dihambat dengan cara

dirusak pembentukannya. Mekanisme kerjanya yaitu memotong reaksi

oksidasi berantai dari radikal bebas atau dengan menyapu radikal bebas

tersebut (free radical scavenger).

3. Antioksidan tersier

Kelompok antioksidan tersier meliputi sistem enzim DNA-repair

dan mentionin sulfoksida reduktase. Enzim-enzim ini berfungsi dalam

perbaikan biomolekular yang rusak akibat reaktifitas radikal bebas.

D. Krim

Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental

mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar.

Tipe krim ada 2 yaitu: krim tipe air dalam minyak (A/M) dan krim minyak

dalam air (M/A). Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya

berupa surfaktan-surfaktan anionik, kationik, dan nonionik (Anief, 2008).

Berdasarkan tipe emulsi, krim dibedakan menjadi 2 tipe (Widodo,

2013). yaitu:

1. Tipe minyak dalam air (M/A)

Bahan dasarnya mudah larut dalam air, mudah dicuci dan air merupakan

fase luar, sifatnya mudah menyebar pada permukaan kulit. Tipe ini

FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM ...,DEWI MELIANA, FARMASI , UMP 2018

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Annona muricata L.) 1.repository.ump.ac.id/7519/3/DEWI MELIANA - BAB II.pdf · senyawa radikal, kemudian radikal yang terbentuk segera berubah menjadi senyawa

8

terbentuk bila emulgator yang digunakan larut dalam air atau suka air

(hidrofil).

2. Tipe air dalam minyak (A/M)

Bahan dasarnya tidak larut dalam air, mengandung air sebagai fase

dalamnya, sukar dicuci dengan air karena minyak merupakan fase luarnya.

Tipe ini bila emulgator larut dalam minyak atau suka minyak (lipofil).

E. Lulur Krim

Lulur (Body scrub) adalah perawatan tubuh dengan menggunakan

lulur. Produk lulur berupa krim yang mengandung butiran-butiran kasar di

dalamnya (Traggono dan Latifah, 2007).

Scrub berfungsi mengangkat sel kulit mati di permukaan kulit tubuh

yang kasar dan kusam, selain itu juga berfungsi membantu mempercepat

pergantian sel-sel kulit tubuh yang baru, bersih, dan sehat. Scrub/peeling atau

lulur adalah perawatan yang dilakukan oleh terapis dengan cara menggerakan

telapak tangan memutar sambil mengusap permukaan kulit yang sudah diberi

produk lulur. Perawatan ini dapat dilanjutkan dengan perawatan body masker.

Perawatan ini diakhiri dengan bath terapy, dan pengolesan lotion, body cream

atau body butter untuk memaksimalkan hasil perawatan (Tranggono dan

Latifah, 2007).

F. Uraian Bahan

1. Setil Alkohol

Setil alkohol (C16H34O) adalah alkohol lemak yang berbentuk

lemak putih agak keras seperti lilin yang mengandung gugusan kelompok

hidroksil. Setil alkohol banyak digunakan sebagai pengental. Pembentuk

konsistensi dan penstabil emulsi. Setil aklohol memiliki titik leleh 45-52

ºC. Bahan ini sangat mudah larut dalam etanol 95% dan eter. Kelarutannya

akan meningkat bila suhunya dinaikkan. Setil alkohol tidak larut dalam air.

Semakin besar konsentrasi setil alkohol digunakan dalam formulasi,

emulsi yang terbentuk akan semakin padat (Rowe et al., 2009).

FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM ...,DEWI MELIANA, FARMASI , UMP 2018

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Annona muricata L.) 1.repository.ump.ac.id/7519/3/DEWI MELIANA - BAB II.pdf · senyawa radikal, kemudian radikal yang terbentuk segera berubah menjadi senyawa

9

2. Asam Stearat

Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh

dari lemak, sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat, C18H36O2 dan

asam heksadekanoat C6H32O2. Berupa kristal padat, bubuk, zat padat

mengkilat; putih atau kuning pucat; sedikit berbau. Asam stearat bersifat

praktis tidak larut dalam air; larut dalam 3 bagian eter; dalam 2 bagian

kloroform, larut dalam 20 bagian etanol (95%), larut dalam heksana dan

propilen glikol; mudah larut dalam benzene dan karbon tetra klorida.

Berfungsi sebagai agen pengemulsi (Rowe et al., 2009).

3. Propil Paraben

Propil paraben atau disebut juga 4-hydroxybenzoic acid propyl

Ester, nipasol M, propagin, berupa serbuk kristalin putih, tidak berbau atau

sedikit berbau aromatis, dan tidak berasa tapi memberikan berasa kebal

pada lidah. Propil paraben efektif sebagai pengawet pada rentang pH 4-8,

Peningkatan pH dapat menyebabkan penurunan aktivitas mikrobanya.

Propil paraben sangat larut dalam aseton, eter etanol 95% larut dalam 5,6

bagian etanol 50%, larut dalam 3,9 bagian propilen glikol dan sukar larut

dalam air. Titik didihnya adalah 295 ºC. Propil paraben akan berubah

warna apabila kontak dengan besi dan hidrolisis terjadi apabila ada basa

lemah dan asam kuat (Rowe et al., 2009).

Penggunaan propil paraben dalam sediaan krim berfungsi sebagai

pengawet untuk mencegah kontaminasi dan pengrusakan oleh mikroba.

Penggunaan pengawet sangat penting dalam sediaan semi padat karena

sebagian besar komponen dalam sediaan merupakan substrat dari

mikroorganisme. Penggunaan kombinasi paraben dapat meningkatkan

aktivitas antimikrobanya (Lachman et al., 1994).

4. Propilen Glikol

Pemberian propilen glikol atau disebut juga 1,2-Propanediol;

methyl glycol, methyl ethylene glycol yang mengandung tidak kurang dari

99,5% C3H8O2. Pemerian: cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas;

praktis tidak berbau; menyerap air pada udara lembab. Kelarutan: dapat

bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform; larut dalam

FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM ...,DEWI MELIANA, FARMASI , UMP 2018

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Annona muricata L.) 1.repository.ump.ac.id/7519/3/DEWI MELIANA - BAB II.pdf · senyawa radikal, kemudian radikal yang terbentuk segera berubah menjadi senyawa

10

eter dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi tidak dapat bercampur

dengan minyak lemak. Baku pembanding propilen glikol BPFI; tidak

boleh dikeringkan sebelum digunakan. Wadah dan penyimpanan: dalam

wadah tertutup rapat (Depkes RI, 1995).

5. Metil Paraben

Metil paraben (C3H8O3) bahan ini berbentuk kristal atau bubuk

kristal tidak berwarna atau putih, berbau atau tidak hampir berbau,

memberikan rasa terbakar di lidah, diikuti rasa mati lokal. konsentrasi

metil paraben yang bisa digunakan pada sediaan topikal adalah 0,02-0.3%.

metil paraben berfungsi sebagai pengawet, efektifitasnya sebagai pengawet

meningkat dengan penambahan 2-5% propilen glikol atau

mengkombinasinya dengan antimikroba lain. pemilihan dari ester-ester

paraben karena toksisitasnya rendah, tidak berbau, tidak menyebabkan

kotor dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit (Rowe et al., 2009).

6. Minyak Zaitun (Oleum olivae)

Minyak zaitun adalah minyak lemak yang diperoleh dengan

pemerasan dingin biji masak Olea europaea L. Pemerian cairan, kuning

pucat atau kuning kehijauan, bau lemak, bau tengik, rasa khas, pada suhu

rendah sebagian atau seluruhnya membeku. Kelarutan: sukar larut dalam

etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam

eter minyak tanah P. Khasiat dan kegunaan sebagai zat tambahan (Depkes

RI, 1979).

7. Lemak kakao (Lemak coklat)

Lemak coklat adalah lemak coklat padat yang diperoleh dengan

pemerasan panas biji Theobroma cacao L, yang telah dikupas dan

dipanggang. Pemerian lemak padat, putih kekuningan, bau khas aromatik,

rasa khas lemak, agak rapuh. Kelarutan: sukar larut dalam etanol (95%) P,

mudah larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah

P. Suhu lebur 31 oC sampai 34

oC. Khasiat dan kegunaannya sebagai zat

tambahan (Depkes RI, 1979).

FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM ...,DEWI MELIANA, FARMASI , UMP 2018

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Annona muricata L.) 1.repository.ump.ac.id/7519/3/DEWI MELIANA - BAB II.pdf · senyawa radikal, kemudian radikal yang terbentuk segera berubah menjadi senyawa

11

8. Trietanolamin (TEA)

Pemerian berupa cairan kental bening atau berwarna kuning pucat,

jernih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, bersifat higroskopis. Bahan

ini mudah larut dalam air, metanol dan aseton. Titik lebur antara 20-21°C.

Bahan ini berfungsi sebagai pengemulsi dan pengatur pH pada sediaan

topical (Rowe et al., 2009).

9. Aquades

Aquades merupakan air murni yang dihasilkan dengan cara

penyulingan, pertukaran ion, osmosis terbalik atau dengan cara yang

sesuai. Air murni lebih bebas kotoran atau mikroba. Air murni dapat

digunakan dalam sediaan-sediaan yang membutuhkan air, kecuali untuk

sediaan parenteral (Depkes RI, 1995).

G. Ekstraksi

Simplisia adalah bahan alam alamiah yang digunakan sebagai obat

yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain,

simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa

simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia mineral (Depkes RI, 1985).

1. Simplisia nabati adalah simplisa yang berupa tanaman utuh, bagian

tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat tanaman

adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan

cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang

dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya.

2. Simplisa hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian

tanaman atau zat-zat berguna yang dihailkan oleh hewan dan belum berupa

zat kimia murni.

3. Simplisa mineral adalah simplisia yang berupa bahan mineral yang belum

diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia

murni.

Ekstraksi merupakan sediaan kental yang diperoleh dengan cara

mengekstraksi senyawa aktif dari simplisa nabati atau hewani menggunakan

pelarut yang sesuai, kemudian sebagian atau semua pelarut diuapkan dan

FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM ...,DEWI MELIANA, FARMASI , UMP 2018

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Annona muricata L.) 1.repository.ump.ac.id/7519/3/DEWI MELIANA - BAB II.pdf · senyawa radikal, kemudian radikal yang terbentuk segera berubah menjadi senyawa

12

masa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian rupa hingga memenuhi

baku yang telah ditetapkan (Depkes RI, 2002).

Ekstraksi menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan beberapa cara

yaitu:

1. Cara dingin

a. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan

pelarut, dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada

temperatur ruangan.

b. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada

temperatur ruangan.

2. Cara panas

a. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titk didihnya,

selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan

dengan adanya pendinginan balik.

b. Soxhlet

Soxhlet adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru

yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi

kontinu dengan jumlah pelarut reatif konstan dengan adanya

pendinginan balik.

c. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadkan kontinu) pada

temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruang yaitu secara umum

dilakukan pada temperatur 40-50 ºC.

d. Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air

(bejana infuse tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur 96-98

ºC selama waktu 15 sampai 20 menit.

FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM ...,DEWI MELIANA, FARMASI , UMP 2018

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Annona muricata L.) 1.repository.ump.ac.id/7519/3/DEWI MELIANA - BAB II.pdf · senyawa radikal, kemudian radikal yang terbentuk segera berubah menjadi senyawa

13

H. DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil)

Metode yang paling sering digunakan dan sederhana untuk menguji

aktivitas antioksidan pada tanaman obat yaitu dengan menggunakan radikal

1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil sebagai senyawa pendeteksi. DPPH merupakan

senyawa radikal bebas yang bersifat stabil sehingga dapat bereaksi dengan

atom hidrogen yang berasal dari suatu antioksidan membentuk DPPH

tereduksi (Molyneux, 2004).

Gambar 2.2 Struktur DPPH (Kurniawan et al., 2012).

Prinsip dari metode DPPH ini, yaitu senyawa antioksidan akan

mendonorkan atom hidrogen yang akan membuat larutan DPPH menjadi

tidak berwarna sehingga dapat diukur menggunakan spektrofotometer akibat

terbentuknya DPPH tereduksi. Pada DPPH ada elektron yang tidak

berpasangan maka dapat memberikan serapan kuat pada 517 nm. Ketika

elektronnya berpasangan karena adanya penangkap radikal bebas, maka

absorbansinya menurun sesuai jumlah elektron yang diambil. Keberadaan

senyawa antioksidan dapat mengubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi

kuning. Semakin tinggi kemampuan senyawa antioksidan dalam mengikat

radikal DPPH, maka warna yang akan dihasilkan semakin kuning dan jernih.

karena ditandai dengan adanya absorbansi yang semakin kecil dan terukur

pada spektrofotometer (Molyneux, 2004).

Secara spesifik senyawa yang memiliki daya antioksidan dapat

dikelompokan menjadi: antioksidan dengan aktivitas sangat kuat bila

mempunyai nilai IC50 < 50 ppm, antioksidan aktivitas kuat bila IC50 50-100

ppm, antioksidan dengan aktivitas sedang IC50 100-150 ppm,dan antioksidan

dengan aktivitas lemah IC50 >150 ppm (Blois, 2005).

FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM ...,DEWI MELIANA, FARMASI , UMP 2018

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Annona muricata L.) 1.repository.ump.ac.id/7519/3/DEWI MELIANA - BAB II.pdf · senyawa radikal, kemudian radikal yang terbentuk segera berubah menjadi senyawa

14

I. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri adalah metode untuk analisis baik kuantitatif

maupun kualitatif. Prinsip dari pembacaan spektrofotometri adalah jika suatu

molekul sederhana dikenakan radiasi elektromagnetik adalah jika suatu

molekul sederhana dikenakan radiasi elektromagnetik maka molekul tersebut

akan menyerap radiasi elektromagnetik yang energinya sesuai. Suatu senyawa

dapat dideteksi dengan spektrofotometri adalah jika mempunyai gugus

kromofor. Pada senyawa kompleks akan mempunyai serapan pada panjang

gelombang yang lebih panjang karena energi radiasi yang dibutuhkan oleh

senyawa tersebut lebih kecil dan akan terbaca pada panjang gelombang yang

lebih panjang. Maka senyawa kompleks terbaca pada panjang gelombang

sinar tampak (Gandjar & Rohman, 2007). Secara matematis dapat ditulis

sebagai berikut :

A = a.b.c

Dengan A = absorbansi

b = tebal kuvet (cm)

c = konsentrasi

a = absorptivitas molar.

Absorbansi molar (a) merupakan suatu konstanta yang tidak

tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet, dan intensitas radiasi yang mengena

larutan sampel. Absorptivitas molar tergantung pada suhu, pelarut, struktur

molekul, dan panjang gelombang radiasi. Dalam hukum Lambert-Beer

berlaku syarat ( Gholib & Rohman, 2007) sebagai berikut:

1. Sinar yang digunakan dianggap sinar monokromatis.

2. Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang luas

yang sama.

3. Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap

yang lain dalam larutan tersebut.

4. Tidak terjadi peristiwa fluoresensi atau fosforisensi.

5. Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan.

Panjang gelombang yang digunakan dalam analisis kuantitatif adalah

panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk pemilihan

FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM ...,DEWI MELIANA, FARMASI , UMP 2018

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Annona muricata L.) 1.repository.ump.ac.id/7519/3/DEWI MELIANA - BAB II.pdf · senyawa radikal, kemudian radikal yang terbentuk segera berubah menjadi senyawa

15

panjang gelombang maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan

antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada

konsentrasi tertentu (Gandjar & Rohman, 2007).

J. Kerangka Konsep

menghasilkan

yang berkhasiat sebagai

Diformulasi

Menghasilkan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Daun Sirsak memiliki aktivitas antioksidan

dengan nilai IC50 18 µg/ml (Putri et al., 2012).

Pembuatan ekstrak etanol 70% daun sirsak

Ekstrak kental yang mengandung senyawa flavonoid

Antioksidan Untuk melawan radikal bebas

Lulur krim ekstrak etanol daun sirsak

Uji sifat fisik Uji aktivitas

penangkapan radikal

bebas terhadap DPPH

Lulur krim yang memiliki sifat fisik dan aktivitas

penangkapan radikal bebas terhadap DPPH

FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM ...,DEWI MELIANA, FARMASI , UMP 2018

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Annona muricata L.) 1.repository.ump.ac.id/7519/3/DEWI MELIANA - BAB II.pdf · senyawa radikal, kemudian radikal yang terbentuk segera berubah menjadi senyawa

16

K. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Daun sirsak dapat diformulasikan menjadi sediaan lulur krim yang

memenuhi persyaratan fisik.

2. Formulasi sediaan lulur krim daun sirsak memiliki aktivitas penangkapan

radikal bebas terhadap DPPH.

FORMULASI SEDIAAN LULUR KRIM ...,DEWI MELIANA, FARMASI , UMP 2018