bab ii tinjauan dan landasan teori ii.1. tinjauan...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN dan LANDASAN TEORI
II.1. Tinjauan Umum
II.1.1. Pengertian Asrama Mahasiswa
• Pengertian Asrama
Berdasarkan WWW.WIKIPEDIAINDONESIA.COM, ensiklopedia bebas
berbahasa Indonesia, 27 februari 2007, 14.00 wib
Asrama adalah suatu tempat penginapan yang ditujukan untuk anggota suatu
kelompok, umumnya murid-murid sekolah.
Asrama biasanya merupakan sebuah bangunan dengan kamar-kamar yang
dapat ditempati oleh beberapa penghuni di setiap kamarnya. Para
penghuninya menginap di asrama untuk jangka waktu yang lebih lama
daripada di hotel atau losmen. Alasan untuk memilih menghuni sebuah
asrama bisa berupa tempat tinggal asal sang penghuni yang terlalu jauh,
maupun untuk biayanya yang terbilang lebih murah dibandingkan bentuk
penginapan lain, misalnya apartemen.
Asrama menjadi salah satu pilihan hunian bagi para mahasiswa yang berasal
dri luar kota jakarta yang ingin bertempat tinggal di jakarta khusunya dekat
dengan kampus bina Nusantara. Agar mereka mendapatkan segala
kemudahan akses, kenyamanan, serta fasilitas yang menunjang kehidupan
dan aktivitas mereka sehari-hari.
7
Berdasarkan Kamus Besar Bahas Indonesia, Balai Pustaka, 2002
Asrama adalah Bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk
sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar yang dipimpin oleh seorang
kepala asrama..
Berdasarkan Webster’s Third New International Dictionary, Encyclopedia
Britannica.
Asrama dalam bahas Inggris : Dormitory
Dormitory is : a residence hall providing separates rooms or suites for
individuals of groups of two, three, or four with common toilet and
bathrooms facilities but ussualy without house keeping facilities; call also
hotels.
• Pengertian Mahasiswa
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2002
Mahasiswa adalah Orang yang belajar di perguruan tinggi.
Jadi Asrama Mahasiswa adalah :
Suatu bangunan tempat tinggal yang ditujukan untuk kelompok orang
yang belajar di perguruan tinggi untuk semntara waktu, terdiri atas sejumlah
kamar dan dipimpin oleh seorang kepala asrama.
8
II.1.2. Fungsi dan Tujuan Asrama Mahasiswa
• Fungsi Asrama Mahasiswa adalah sebagai berikut :
Tempat tinggal sementara bagi mahasiswa selama dalam masa studinya
Sarana berkumpul atau bersosialisasi dengan lingkungan sosial di sekitarnya
Sarana penunjang dalam proses belajar.
• Tujuan Asrama Mahasiswa adalah sebagai berikut :
Membantu mahasiswa dengan menyediakan suatu tempat tinggal sementara
khusunya bagi mahasiswa yang berasal dari luar kota Jakarta yang dekat
dengan lingungan kampus. Namun tidak tertutup kemungkinan bagi
mahasiswa dari dalam kota yang memiliki rumah tinggal jauh dari
lingkungan kampus.
Menampung kontinuitas belajar mahasiswa, sehingga mutu penidikan dapat
ditingkatkan.
II.1.3. Jenis-Jenis Tempat Tinggal Sementara Bagi Mahasiswa
• Berdasarkan hasil survey lapangan
Jenis tempat tinggal sementara bagi mahasiswa dapat dibedakan menjadi :
• Asrama Mahasiswa
Mahasiswa yang berasal dari luar kota
Biasanya diperuntukkan untuk mahasiswa berprestasi atau mahasiswa
pada tingkatan semester tertentu
9
Biasanya dihuni antara 2 – 4 orang dalam 1 kamar.
Didalamnya terdapat fasilitas olahraga, kantin, warnet, wartel, ruang
bersama.
Menggunakan fasilitas (kamar mandi, dapur, ruang TV) secara bersama
dengan penghuni lain
Membayar uang sewa setiap tahun.
Kamar mahasiswa biasanya seragam (bila non elektonik, dan non AC)
maka semua kamar.
• Indekost
Biasanya diperuntukkan untuk 1 orang
Menggunakan fasilitas (kamar mandi, dapur, ruang TV) secara bersama
dengan penghuni lain
Tersedia tempat tidur, lemari, dan meja didalam kamar
Membayar uang sewa setiap bulan
• Rumah Kontarakan
Biasanya dihuni minimal oleh 2 mahasiswa
Tiap mahasiswa mempunyai kamar masing-masing
Menggunakan fasilitas (kamar mandi, dapur, ruang TV) secara bersama
dengan penghuni lain
10
Mahasiswa menyewa sebagian atau seluruh rumah dalam jangka waktu
tertentu (minimal 1 tahun)
Membayar uang sewa setiap tahun
II.1.4. Sistem Kepemilikan dan Pengelolaan
Berdasarkan hasil survey lapangan dan wawancara
Sistem Kepemilikan dan pengelolaan jenis tempat tinggal sementara
Mahasiswa dapat dibedakan menjadi :
• Asrama Mahasiswa yang berada di bawah perguruan tinggi
Penghuni : Mahasiswa dari perguruan tinggi yang bersangkutan
Sifat : Sosial
Pemilik : Perguruan tinggi yang bersangkutan
• Asrama Mahasiswa yang bersubsidi
Penghuni : Khusus mahasiswa dari daerah tertentu
Sifat : Sosial
Pemilik : Suatu badan usaha yang bersangkutan, dengan subsidi
sebagian dari Pemerintah Daerah
• Asrama Mahasiswa Komersil
Penghuni : Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi
Sifat : Komersil
11
Pemilik : Suatu badan usaha/swasta yang memiliki modal
• Indekost dalam Kampus
Penghuni : Karyawan dan mahasiswa
Sifat : Komeril
Pemilik : Swasta
• Rumah Kontrakan
Penghuni : Karyawan (kelompok), Mahasiswa (kelompok)
Sifat : Komersil
Pemilik : Swasta
II.2. Tinjauan Khusus
II.2.1. Tinjauan terhadap Tapak
II.2.1.1. Data-data Tapak
Lokasi : Area Parkir Mobil Bina Nusantara, JL. Raya Kebun Jeruk
Luas Tapak : 14.000 m² (1,4 Ha)
Batas-batas :
• Utara : Area Pemukiman
• Selatan : Area Pemukiman, row 6 m
• Barat : Jalan raya Kebun Jeruk, row 12 m
• Timur : Area Pemukiman
12
RWBK DKI Jakarta :
• Peruntukkan Lahan Pada tapak : Daerah Hunian
• KDB : 60 %
• KLB : 3
• Ketinggian Bangunan : 8
• GSB : 9 m
II.2.2. Tinjauan Terhadap Topik dan Tema
Topik : Arsitektur Tropis
Tema : Penerapan teori, dan bentuk dari Arsitektur Tropis dalam perancangan
Asrama untuk mahasiswa Bina Nusantara.
II.2.3. Pengertian Arsitektur Tropis
• Pengertian Arsitektur
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2002
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan serta membuat
konstruksi bangunan, serta metode dan gaya merancang suatu konstruksi
bangunan.
Berdasarkan WWW.WIKIPEDIAINDONESIA.COM, ensiklopedia bebas
berbahasa Indonesia. 27 Februari 2007, 14.20 WIB
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian
yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan
13
binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan
perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot
dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses
perancangan tersebut.
• Pengertian Tropis
Berdasarkan Lippsmeier, georg, Bangunan Tropis, Erlangga, Jakarta,
1997
Pada Zaman yunani kuno, kata ”Tropikos” berarti garis balik, kini
pengertian ini berlaku untuk daerah antara kedua garis balik ini yang
meliputi sekitar 40% dari seluruh permukaan bumi. Garis balik ini
adalah garis lintang 23° 27’ utara dan selatan Sekarang ”Tropis”
didefinikan sebgai daerah yang terletak diantara garis isoterm 20°C di
sebelah bumi utara dan selatan.
Berdasarkan WWW.WIKIPEDIAINDONESIA.COM, ensiklopedia bebas
berbahasa Indonesia. 27 Februari 2007, 15.10 WIB
Pengertian lain dari Tropis adalah daerah di permukaan Bumi, yang
secara geografis berada di sekitar ekuator, yaitu yang dibatasi oleh dua
"lintang" tropis: Tropik Cancer di Utara dan Tropik Capricorn di Selatan.
Area ini terletak di antara 23.5° LU dan 23.5° LS, dan termasuk seluruh
bagian dari Bumi di mana matahari mencapai sebuah titik di atas kepala
paling tidak sekali selama sepanjang tahun (di atas Tropik Cancer dan di
bawah Tropik Capricorn matahari tidak pernah mencapai ketinggian 90°
14
atau tepat di atas kepala). Kata tropik berasal dari bahasa Yunani troops
yang berarti "berputar", karena posisi matahari yang berubah antara dua
tropik dalam periode yang kita sebut tahun.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2002
Tropis adalah daerah beriklim panas.
Jadi Arsitektur Tropis adalah :
Seni atau ilmu merancang bangunan pada daerah yang beriklim panas
(tropis), Dimana dalam proses perancangan, perencanaan dan pelaksanaan
mengarah pada pemecahan problematik iklim tropis. Berpedoman pada
kondisi lingkungan sekitar dan berusaha untuk memanfaatkan potensi
lingkungan yang ada, baik pemecahan terhadap iklim dan segala hal yang
terkait disekitarnya.
II.2.4. Tinjauan Terhadap Arsitektur Tropis
Berdasarkan Lippsmeier, georg, Bangunan Tropis, Erlangga, Jakarta, 1997
Daerah tropis pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 kategori, antara lain :
a. Daerah tropika kering
b. Daerah tropika basah
Untuk pengertian Arsitektur Tropis ini, lebih mengacu pada daerah tropis
basah sesuai dengan kondisi iklim di Indonesia.
15
Batasan pengertian iklim tropis lembab :
• Tropis dari segi geografis dapat didefinisikan sebagai daerah sepanjang
khatulistiwa, yang dibatasi garis 23.5° LU (Garis cancer) dan 23.5° LS
(garis capicorn)
• Selain tropis dipandang dari faktor suhu didefinisikan sebagai daerah
sepanjang khatulistiwa yang mempunyai suhu minimum 20° C. Garis yang
menunjukkan batas daerah tersebut tidak berupa garis lurus yang berimpit
dengan garis 23.5° LU/LS, Akan tetapi berupa garis yang tidak beraturan
disebabkan suhu mempunyai pertalian denga kondisi laut dan daratan
• Iklim tropis Lembab terletak di daerah-daerah sepanjang atau dekat denagn
khatulistiwa (Indonesia, Malaysia, india). Bebrapa ciri tropis lembab adalah :
suhu rata rata 32,2° C, langit umumnya cerah tetapi menyilaukan. Rumah-
rumah di daerah tropis lembab mempunyai bukaan-bukaan yang cukup
banyak untuk mensirkulasikan udara lembab di dalam ruangan keluar, teras
yang luas serta plafond yang tinggi menjadi ciri khas.
Berdasarkan Karyono, T.H., Arsitektur, Kemapanan, Kenyamanan, dan
Penghematan Energi, Catur libra Optima, Jakarta, 1999. Iklim tropis basah sendiri
dicirikan oleh beberapa faktor iklim (climate factors) sebgai berikut.:
• Curah hujan relatif tinggi (dan tidak merata sepanjang tahun) sekitar 2000-3000
mm/tahun (Jakarta ± 2000 mm/th atau rata-rata ± 160 mm/bulan).
16
• Radiasi matahari relatih tinggi sekitar 1500 hingga 2500 kWh/m²/tahun (Jakarta
1800 kWh/m²/tahun).
• Suhu udara relatif tinggi (Jakarta antara 23° hingga 33° C).
• Kelembaban tinggi (Jakarta antara 60% hingga 95%).
• Kecepatan angin relatif rendah (dalam kota jakarta rata-rata dibawah 5 m/s).
Elemen-elemen iklim Tropis lembab :
1. Matahari
Radiasi sinar matahari adalah elemen penting yang mempengaruhi keadaan
iklim dan cuaca. Sinar matahari dipancarkan berupa gelombang-gelombang
yang pendek yang kemudian dipantulkan kembali ke permukaan bumi berupa
radiasi gelombang panjang yang panas. Faktor-faktor yang menyebabkan sinar
matahari mempengaruhi keadaan permukaan bumi adalah :
• Keadaan Topografi
• Adanya bidang air yang luas
• Ketinggian terhadap permukaan laut, setiap kenaikan 100 m terjadi kenaikan
suhu sebesar 0.57° C
• Kelembaban relatif udara, keadaan awan dan arus angin
• Jenis elemen alam dalam penyerapan dan pemantulan yang berbeda
2. Angin
Adalah udara yang bergerak. Gerakan tersebut disebabkan karena bagian yang
didorong dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Daerah
17
tersebut ada yang bersifat makro yang mempunyai daerah sebab musabab antar
benua dan samudra, jadi bergerak sangat luas. Lainnya disebut angin mikro atau
angin lokal karena merupakan angin setempat yang berlaku pada suatu lokasi
tertentu. Relatif agak kuat namun dapat berubah dalam waktu yang singkat.
Angin makro atau angin benua adalah penyebab utama adanya siklus musim
kemarau dan musim hujan. Di bulan april sampai Agustus angin bergerak dari
arah barat laut ke tenggara dan menyebabkan musim hujan
• Angin mikro misalnya angin pantai disebabkan oleh perbedaan suhu dan
tekanan antara daratan dan lautan, Kecepatan angin laut di Jakarta umumnya
agak rendah antara 1-4 m/s.
3. Hujan
Hujan timbul apabila awan mengandung titik-titik uap yang turun suhunya
sampai menjadi lebih rendah daripada titik jenuh, dan mencair menjadi air.
Hujan banyak terjadi didaerah tropis lembab akibat udara yang mengandung uap
panas yang merambat keatas. Sehingga hujan dapat terjadi sepanjang tahun
4. Kelembaban
Kelembaban udara yang ada di atmosfir menunjukkan uap air yang terkandung
didalamnya yng diperoleh dari penguapan permukaan air yang terbuka (lautan),
tanah lembab dan pepohonan. Pada daerah tropis lembab kelembaban harus
mendapatkan banyak perhatian karena dapat membawa kerugian terhadap
bangunan yaitu menunjang timbulnya jamur dan organisme-organisme
pembusuk kayu, perkaratan logam-logam, pengembangan dan penyusutan
18
massa panel-panel, dll. Kelembaban pada daerah tropis basah antar 55-100%,
biasanya diatas 75%.
Berdasarkan Karyono, T.H., Arsitektur, Kemapanan, Kenyamanan, dan
Penghematan Energi, Catur libra Optima, Jakarta, 1999
Faktor-faktor iklim tersebut berpengaruh sangat besar terhadap aspek
kenyamanan fisik manusia. Arsitektur tropis diharapkan mampu menjawab seluruh
persoalan iklim tersebut dengan bentuk rancangan yang hampir tanpa batas. Bukan
sebatas pada penyelesaian atap yang lebar saja. Serta harus ada 2 aspek penting
yang harus dipenuhi yaitu :
1. Kenyamanan, dapat dibagi menjadi 2 kategori :
a. Kenyamanan Psikis
Berkaitan dengan aspek kepercayaan, agama, adat, bentuk
kenyamanan ini lebih bersifat personal dan kualitatif
b. Kenyamanan fisik
Lebih bersifat universal dan dapat diukur secar kuantitatif, kenyaman
fisik dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
- Kenyamanan Spatial (ruang)
- Kenyamanan Visual (penglihatan)
- Kenyamanan Audial (pendengaran)
- Kenyamanan Thermal ( Termis/suhu)
2. Hemat energi
19
Pada Arsitektur Tropis aspek kenyamanan psikis tidak akan dibahas
mengingat persoalan arsitektur tropis lebih berkaitan dengan persoalan iklim (tropis)
yang bersifat fisik dan terukur. Aspek kenyamanan Visual (pencahayaan) serta
kenyamanan suhu (termis) merupakan 2 hal dominan yang perlu dipecahkan agar
penghuni bangunan tropis dapat mencapai kebutuhan kenyamanan secara fisik.
Dengan menggunakan energi serendah mungkin.
Kenyamanan Thermal : berhubungan dengan persoalan suhu, kelembaban dan angin
Kenyamanan Visual : berhubungan dengan pencahayaan alami di siang hari
Berdasarkan ISO 7730:1994, Moderate Thermal Environments Determination
of the PMV and PPD Indices and Specification of the Conditions for Thermal
Comfort, 2 editions, 1994, International Organizations for Standardization, Geneva,
Switzerland. Menyatakan bahwa sensasi termis yang dialami manusia merupakan
fungsi dari 4 faktor iklim yaitu :
a. Suhu Udara
b. Suhu Radiasi
c. Kelembaban Udara
d. Kecepatan Angin
Serta 2 Faktor Individu yaitu :
a. Tingkat aktivitas yang berkaitan dengan laju metabolisme tubuh
b. Jenis pakaian yang dikenakan.
20
II.2.5. Tinjauan Terhadap Bangunan Arsitektur Tropis
Berdasarkan Lippsmeier, georg, Bangunan Tropis, Erlangga, Jakarta, 1997.
Untuk kenyamanan thermal iklim tropis, maka bangunan tropis memiliki ciri utama :
• Keterbukaan (openness) untuk mengalirkan udara dan mengurangi kelembaban
dalam bangunan.
• Bayangan (shading) untuk melindungi dinding dan lantai dari panas dan silau
dari cahaya matahari
Ciri lain yang dapat disebutkan yaitu bangunan memiliki lantai yang berpanggung
untuk mengatasi kelembaban dari tanah.
Untuk menciptakan kenyamanan thermal ini terdapat 2 faktor yang
diperimbangkan antara lain :
1. Pengendalian terhadap radiasi matahari yaitu dengan orientasi bangunan dan
pemakai bahan bangunan
2. Pengendalian ventilasi pada bangunan
Tinjauan terhadap pengudaraan di dalam bangunan adalah :
• Mengupayakan ventilasi silang agar arus angin dapat masuk dan mengalir
bekerja di dalam bangunan.
• Menata vegetasi di luar bangunan yang dapat mengarahkan arus angin ke
dalam bangunan serta vegetasi menjadi media penyerap panas
• Berbagai cara untuk menunjang terjadinya ventilasi silang alami adalah :
- Orientasi banguna yang memanjang menghadap arah angin
- Menggunakan open-plan agar angin tidak terhambat oleh partisi ruangan
21
- Letak bukaan menunjang sirkulasi udara
- Menggunakan tanaman sebagai alat untuk mengatur arah angin
Masalah yang harus dipecahkan pada iklim tropis sebagaimana halnya
Indonesia yang berkaitan dengan kenyamanan suhu (thermal) adalah bagaimana
menciptakan suhu udara ruang agar berada dibawah 28,3°C (batas atas suhu hangat
nyaman) sementara suhu udara luar berkisar pada 32° C (siang hari).
Berdasarkan Karyono, T.H., Arsitektur, Kemapanan, Kenyamanan, dan
Penghematan Energi, Catur libra Optima, Jakarta, 1999. Ada beberapa strategi
pencapaian suhu nyaman yaitu :
a. Pengkondisian Udara secara Mekanis
Memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi nyaman dengan
bantuan peralatan mekanis (AC).
b. Pengkondisian Udara secara Alamiah
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan cara:
i. Penanaman Pohon
Penanaman pohon lindung di sekitar bangunan sebagai upaya
menghalangi radiasi matahari langsung pada material keras seperti
halnya atap, dinding, halaman parkir, atau halaman yang ditutup
dengan material keras (beton, aspal).
ii. Pendingan malam hari
iii. Meminimalkan perolehan panas (heat gain) dari radisai matahari pada
bangunan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
22
o Mengahalangi radiasi matahari langsung pada dinding-dinding
transparan yang dapat mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca
o Mengurangi transmisi panas dari dinding-dinding masif yang
terkena radiasi matahari langsung, dengan melakukan penyelesaian
rancangan tertentu misalnya :
⇒ Membuat dinding lapis (berongga) yang diberi ventilasi pada
rongganya.
⇒ Menempatkan ruang-ruang service (Toilet, pantry, gudang)
pada sisi-sisi jatuhnya radasi matahari langsung (sisi timur dan
barat)
⇒ Memberi vebtilasi pada ruang antara atap dan langit-langit
agattidak terjadi akumulasi panas pada ruang tersebut.
iv. Memaksimalkan Pelepasan Panas dalam bangunan.
Hal ini dapat dilakukan dengan pemecahan rancangan arsitektur yang
memungkinkan terjadinya aliran udara silang secara maksimum dalam
bangunan.
v. Rancangan kota tropis, yaitu :
o Membuat banyak ruang terbuka hijau,
o Peletakkan massa bangunan yang tepat agar udara dapat tetap
bergerak
o Area perkerasan perlu dilindungi dari radiasi matahari langsung
dengan penanaman pohon.
23
Untuk kenyamanan visual dalam mengatasi iklim tropis, maka bangunan
tropis harus didasarkan pada pertimbangan :
Tinjauan terhadap pencahayaan matahari
• Garis peredaran matahari menjadi acuan dari orientasi bukaan. Bagian yang
mengalami pencahayaan langsung diberikan penghalang radiasi matahari,
sedangkan bagian utara dan selatan diberikan bukaan yang cuup dengan
transmisi panas di bagian selatan karena matahai condong ke arah selatan.
• Jarak antar bagunan sebesar 2 kali tinggi massa bangunan, sehingga cahaya
matahari efektif menyinari ruang antara bangunan
• Desain terhadap ketebalan banguna dan ketinggian per lantai menentukan
masuknya sinar mathari secara efektif ke dalam bangunan.
• Penataan sun shading dan vegetasi dalam mengantipasi panas matahari
• Penerapan skylight untuk memasukkan cahaya matahari namum tetap
mengisolasi panas yang masuk ke dalam bangunan dengan bahan yang
evelite (menahan panas)
• Landsacape sebagai buffer (penahan) terhadap sinar matahari
Bahan bangunan material yang cocok pada bangunan tropis adalah :
• Pengunaan material yang reflektif untuk memantulkan sebagian sinar matahari
serta pemakaian bahan yang menyerap panas, nserta warna yang terang untuk
memaksimalkan pemantulan
24
Berdasarkan Lippsmeier, georg, Bangunan Tropis, Erlangga, Jakarta, 1997
Masalah umum dan masalah bangunan yang akan timbul pada daerah yang
beriklim tropis basah adalah :
• Panas yang sangat tidak menyenangkan.
• Penguapan sedikit karena gerakan udara lambat.
• Perlu perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan, serangga.
Secara umum perencanaan tropical building ini harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Penyesuaian terhadap iklim dalam perencanaan bangunan
a. Layout bangunan harus memperhatikan lintasan matahari
b. Pemilihan bahan bangunan diutamakan tidak menyerap panas
c. Perancangan elemenpada ruang dalam dengan mengutamakan
kelancaran ventilasi silang.
d. Perencanaan ekterior bangunan dengan memperhatikan perlindungan
panas matahari dengan sistem pembangyangan atau dengan bentuk atap
yang dapat mengurangi rambatan panas matahari serta curah hujan.
2. Penyesuaian iklim dengan perencanaan landscape kota
• Penghijauan yang cukup termasuk untuk memberikan kenyamanan bagi
pejalan kaki (pedestrian) dan ruang terbuka untuk publik.
25
II.2.6. Contoh Bangunan Tropis yang ada
II.2.6.1. Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya
Gedung yang didesain oleh Seorang Arsitek dari kota Surabaya ini,
dilandaskan pada falsafah kejujuran, kesederhanaan, dan ramah lingkungan. Hal ini
tercermin dalam penggunaaan bahan material yang tampil apa adanya, tanpa lapisan,
telanjang.
Dindingnya yang berbahan utama batu bata, ditampilkan tanpa penutup. Dan
tanpa mengurangi keindahan, susunan batu bata ditata dengan sedemikian rupa,
sehingga mampu berbuat dari fungsi utamanya sebagai dinding.
Dinding-dinding tersebut berbicara sebagai sunscreen, dan juga media
sirkulasi udara. Yang didesain dengan menggunakan bahan batu bata yang
berlubang. Sehingga udara segar akan tetap masuk kedalam ruangan
Gambar 2.1. Tampak Bangunan Gambar 2.2. Pemakaian material batu bata
ekspos pada dinding
26
Gambar 2.3. Suasana Hall Gambar 2.4.Material batu bata berlubang
Gambar 2.5. Susunan batu bata Gambar 2.6.Suasana Interior
Gambar 2.7. Tampak bangunan Gambar 2.8. Tampak Bangunan
27
Gambar 2.9. Tampak Gambar 2.10. Potongan
II.2.6.2. PPGT (Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi) / VEDC ( Vocational
Education Development Center, Malang
Kompleks pendidikan PPGT malang ini berdiri tahun 1986, lembaga ini
merupakan training centre bagi tenaga pendidikan, teknisi dan supervisor Industri
Tampilan PPGT ini cukup Unik yaitu kesan kasar, terbuka, dan eye
catching.
Kesan kasar, muncul dari penyelesaian dinding yang menggunakan Batako
dan dibiarkan telanjang
Keterbukaan, Diangkay lewat penataan Massa yang tipis dan memanjang.
Dengan jarak antar bangunan yang cukup lebar, ini memungkinkan semua
ruangan diadalam unit-unit bangunan teraliri udara alami secara baik.
Ditambah lagi rangka atap selebar 1,5 m yang dibiarkan terbuka, Sehingga
meungkinkan terjadinya Cross Ventilation guna menghalau panas yang
28
berkumpul dibawah atap. Sosoran atap yang mencapai lebar 1,5 m di
sekeliling bangunan guna membantu proses pendinginan suhu didalam
ruangan.
Eye cathing, Tampilan yang mencolok, terlihat pada warna kusen yang
berguna membedkan fungsi massa didalamnya.
Gambar 2.11. Tampak bangunan Gambar 2.12. Tampak bangunan
Gambar 2.13. Bentuk Atap Gambar 2.14.Bentuk Atap
29
Gambar 2.15. Area Penghijauan Gambar 2.16. Rangka atas Gambar 2.17. Suasana koridor
II.2.6.3. Wisma Dharmala, Surabaya
Wisma Dharmala ini merupakan Satu dari 5 karya Paul Rudolph (new york)
Yang ada di Surabaya Dan sudah Berdiri. Dan terdiri dari 12 lantai.
Wisma Dharmala Surabaya Oleh Paul Rudolph diberi semboyan “Health Of
Future” Yaitu Sebuah gedung yang peduli dengan kesehatan mental dan fisik
penghuninya, ini berkat penempatan balkon serta teras yang tersebar merata di
setiap lantai.
Desain gedungnya cenderung Ramping Sehingga membuahkan akses
langsung ruang per ruang, dengan sinar matahari dan udara segar. Dan akan
sangat bermanfaat jika AC sedang black down
Desain bangunan ini menerapkan konsep Tropis Vernakular.
Arsitek mencombine berbagai potensi alami yang tersedia di lingkungan site
berada, dan memanfaatkan untuk membantu life cycle bangunan.
30
Seperti bagaimana menyiasati sinar matahari yang berlimpah, Arsitek
membuat teras ditambah kanopi aluminium spandrill di tiap muka unit ruang.
Gunanya untuk mencacah sinar ultra violet Matahari. Hasilnya hanya 20% panas
yang berhasil masuk tetapi ruangan tetap terang dengan cahaya matahari.
Gambar 2.18.Skema Treatment panas matahari kedalam ruangan
Dari skema diatas kita dapat melihat bagaimana Angin dapat masuk kedalam
ruangan sehingga kan terjadi suatu pergerkan udara yang pada akhinya akan
isebut dengan ventilasi alami. Dan juga dengan desain teras yang panjang keluar
yang berfungsi sebagai penangkap angin.
31
Gambar 2.19. Potongan Melintang Gambar 2.20. Tampak Mata burung bangunan
Gambar 2.21. Tampak bangunan Gambar 2.22. Suasana saat Malam