bab ii peranan guru dalam sosialisasi anak a. guru 1...

32
BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada banyak penafsiran mengenai guru, akan tetapi untuk mempermudah pemahaman tentang guru, maka perlu ditinjau dari beberapa pendapat para ahli walaupun mereka berbeda pendapat namun mempunyai maksud yang sama. Dalam hal ini ada dua istilah yang sering digunakan, yaitu guru dan pendidik. Menurut Dr. Zakiah Darajat, guru diartikan sebagai pendidik profesional yang merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak ortu. 1 Menurut A. G. Soejono, pendidik ia adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial, dan sebagai individu/pribadi. 2 Menurut Syaiful Bahri Djamarah, guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. 3 Menurut Drs. N.A. Ametembun, guru diartikan sebagai orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual ataupun klasikal, baik di sekolah, maupun diluar sekolah. 4 Menurut Dr. Kamal Muhammad ‘Isa, guru atau pendidik adalah pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana, pencetak para tokoh dan pemimpin umat. 5 1 Zakiah Darajat, dkk., Ilmu Pendididikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hlm. 39. 2 A. G. Soejono, Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum, (Bandung : CV. Ilmu, , t.th.), hlm. 60. 3 Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan Anak dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm. 36. 4 Ibid., hlm. 32. 5 Kamal Muhammad ‘Isa, Khashaish Madrasatain Nubuwwah alih bahasa Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Fikahati Aneska, 1994), hlm. 64.

Upload: dinhhanh

Post on 09-Mar-2019

285 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

BAB II

PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK

A. Guru

1. Pengertian

Ada banyak penafsiran mengenai guru, akan tetapi untuk mempermudah

pemahaman tentang guru, maka perlu ditinjau dari beberapa pendapat para ahli

walaupun mereka berbeda pendapat namun mempunyai maksud yang sama.

Dalam hal ini ada dua istilah yang sering digunakan, yaitu guru dan pendidik.

Menurut Dr. Zakiah Darajat, guru diartikan sebagai pendidik profesional

yang merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab

pendidikan yang terpikul dipundak ortu.1

Menurut A. G. Soejono, pendidik ia adalah orang dewasa yang

bertanggung jawab memberi pertolongan kepada anak didik dalam

perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai kedewasaannya, mampu

berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial, dan

sebagai individu/pribadi.2

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, guru adalah sosok arsitektur yang dapat

membentuk jiwa dan watak anak didik.3

Menurut Drs. N.A. Ametembun, guru diartikan sebagai orang yang

berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik

secara individual ataupun klasikal, baik di sekolah, maupun diluar sekolah.4

Menurut Dr. Kamal Muhammad ‘Isa, guru atau pendidik adalah

pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana, pencetak para

tokoh dan pemimpin umat.5

1 Zakiah Darajat, dkk., Ilmu Pendididikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hlm. 39. 2 A. G. Soejono, Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum, (Bandung : CV. Ilmu, , t.th.), hlm. 60. 3 Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan Anak dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta,

2000), hlm. 36. 4 Ibid., hlm. 32. 5 Kamal Muhammad ‘Isa, Khashaish Madrasatain Nubuwwah alih bahasa Manajemen

Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Fikahati Aneska, 1994), hlm. 64.

Page 2: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

13

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah

pengajar/pendidik profesional yang mempunyai tanggung jawab untuk

melaksanakan pendidikan melalui beberapa peranannya, seperti membimbing,

membina, mendidik dan menjadi suri tauladan yang baik bagi anak didiknya.

2. Kedudukan , Syarat Guru

Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar

mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia

yang potensial dalam bidang pembangunan. Oleh karena itu guru harus

berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional

sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam rangka

ini guru tidak hanya sebagai “pengajar” yang transfer of knowledge tetapi juga

sebagai “pendidik” yang transfer of values sekaligus sebagai pembimbing yang

memberikan pengarahan kepada anak dalam belajar.

Agar dapat melaksanakan peranannya dengan baik, guru harus memiliki

syarat-syarat tertentu, antara lain : syarat profesional, syarat biologis, syarat

psikologis dan syarat pedagogis didaktis, adapun yang secara rinci dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a. Syarat profesional, yang menuntutnya untuk mendidik, mengajar dan

melatih serta mengembangkan profesionalitas diri sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.6

b. Syarat biologis, yakni sehat fisik, yang sehat berarti terhindar dari berbagai

macam penyakit.7

c. Syarat psikologis, yang berkaitan dengan syarat psikologis ialah sehat

rohani dan memiliki kematangan dan kedewasaan. Adapun ciri kedewasaan

6 Moh. Uzer Usaman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2000),

hlm. 7. 7 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya Offset, 2003), hlm. 255.

Page 3: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

14

meliputi : memiliki tujuan dan pedoman hidup, mampu melihat segala

sesuatu secara objektif dan bertanggung jawab.8

d. Syarat pedagogis didaktis, yakni :

1) Knowledge, memiliki pengetahuan yang cukup dalam ilmu pengetahuan

yang diperlukan dalam kegiatan mendidik dan menguasai bahan.

2) Skill : guru harus terampil dalam melaksanakan tugasnya.

3) Attitude, memiliki sifat positif terhadap pendidikan, pekerjaan, dan

dipandang sebagai panggilan suci.

4) Kode etik jabatan guru, adanya norma-norma yang mengatur hubungan

kemanusiaan antara guru dengan murid dan wali murid.9

3. Sifat dan Sikap Profesional

Pekerjaan guru merupakan pekerjaan profesional. Untuk dapat

melaksanakan tugas tersebut dengan baik, maka selain syarat-syarat tersebut

diatas, ada beberapa sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh guru profesinal,

yaitu : fleksibel, bersikap terbuka, berdiri sendiri, peka, tekun, realistik, melihat

ke depan, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, ekspresif dan menerima diri.10

4. Peranan Guru

Peranan ialah : “Tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu

peristiwa; beliau mempunyai peranan besar dalam menggerakkan revolusi.11

Peranan guru dalam pembahasan skripsi ini adalah keaktifan seorang guru

dalam suatu proses kerja dimana dalam proses penampilan itu, ia tampil

sebagai sesuatu yang dimainkan.

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai peranan guru, menurut A. M.

Sardiman ada beberapa peranan guru, yakni :

8 Ibid., hlm. 254. 9 Suwarsa, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992), hlm. 93. 10 Ibid, hlm. 257-258. 11 Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Ed.2-Cet. 9, 1997), hlm. 751.

Page 4: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

15

a. Informator Dalam hal ini guru berperan sebagai pengajar yang memberikan informasi baik akademik maupun umum.

b. Organisator Guru berperan dalam mengelola kegiatan akademik, seperti membuat silabus, workshop, jadwal pelajaran, dan lain-lain.

c. Motivator Guru berperan dalam merangsang dan memberikan dorongan serta penguatan untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan aktifitas, daya cipta, sehingga terjadi dinamika di dalam proses-belajar-mengajar.

d. Pengarah Guru berperan dalam membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai yang dicita-citakan.

e. Inisiator Peranan guru dalam hal ini adalah sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar, sehingga merangsang anak agar menjadi kreatif.

f. Transmitter Peranan guru sebagai transmitter berarti ia bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.

g. Fasilitator Peranan guru sebagai fasilitator berarti memberikan kemudahan bagi anak didiknya dalam proses belajar mengajar, misalnya menciptakan suasana belajar yang sedemikian rupa sehingga tercipta proses belajar-mengajar secara efektif.

h. Mediator Peranan guru sebagai mediator berarti ia sebagai penengah bagi muridnya, menengahi atau memberikan jalan keluar kemacetan dalam kegiatan diskusi siswa.

i. Evaluator 12 Peranan guru sebagai Evaluator berarti menuntutnya untuk menilai sejauhmana keberhasilan siswanya. Sebagian besar orang menganggap bahwa guru adalah orang yang

membantu orang lain belajar. Ia tidak hanya menerangkan, memilih, melatih,

memberi ceramah, tetapi juga mendesain materi pelajaran, membuat

pekerjaan rumah, mengevaluasi prestasi siswa dan mengatur kedisiplinan.

Selain itu mereka juga harus menyimpan kartu catatan, mengatur kelas,

12 Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta, 1990, hlm. 142-144.

Page 5: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

16

menciptakan pengalaman belajar, berbicara dengan orang tua dan

membimbing siswa. Seorang guru mempunyai banyak peranan, antara lain : 13

a. Guru sebagai ahli instruksional Guru sebagai ahli instruksional berarti ia harus membuat keputusan tentang materi pelajaran dan metodenya, yang mana hal ini di dasarkan pada sejumlah faktor, antara lain : mata pelajaran yang akan disampaikan, kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki siswa/murid serta seluruh tujuan yang akan dicapai.

b. Guru sebagai motivator Salah satu peranan guru yang paling penting adalah sebagai motivator. Untuk memenuhi keinginan siswa, dapat dibuat papan yang bisa diisi oleh siswa sendiri, misalnya karangan, gambar, lukisan, lelucon dan sebagainya.

c. Guru sebagai manajer Peranan guru sebagai manajer, yakni mengelola kelas yang meliputi mengawasi kegiatan kelas, mengorganisasi pelajaran, melengkapi formulir-formulir, mempersiapkan tes, menetapkan nilai, mengadakan rapat dengan antara guru dan orang tua murid/siswa. Selain itu seorang guru juga dituntut agar dapat mengelola bentuk kelas yang lain, meliputi : mengatur lingkungan belajar yang sehat, bebas dari masalah- masalah tingkah laku dan lain-lain.

d. Guru sebagai konselor Peranan guru sebagai konselor berarti menuntutnya harus sensitif dan peka terhadap masalah yang sedang di hadapi siswa.

e. Guru sebagai model Peranan guru sebagai model, berarti seorang guru dituntut sebagai sosok manusia yang segala tingkah lakunya baik disadari atau tidak akan dicontoh oleh murid/siswanya.

Sementara dalam kreteria yang sama peranan guru menurut Syaiful Bhari

Djamarah adalah :

a. Korektor Peranan guru sebagai korektor artinya seorang guru menilai dan mendidik serta mengoreksi semua sikap, tingkah laku, perbuatan anak didik.

b. Inspirator Peranan guru sebagai inspirator, berarti guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Misalnya dalam

13 Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, PT. Grasindo, Jakarta, 2002, hlm.27-

30.

Page 6: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

17

proses belajar sosial, yang mana tentu tidak terlepas dari pergaulan. Dalam pergaulan ini anak akan menemukan beberapa macam masalah yang komplek. Karena pada dasarnya setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda, ada yang sensitif, cuek, baik ada yang suka jahil. Ketika anak didik terbentur tidak dapat menempatkan dirinya dengan baik maka akan terjadi kontra yang tidak terelakkan. Meskipun kontra itu harus ada sebagai pelajaran yang sangat berharga. Dalam peranannya sebagai inspirator guru memberikan pemahaman-pemahaman yang lebih khusus sehingga anak didik memahaminya dan akhirnya dapat menyelesaikan masalahnya.

c. Informator Peranan guru sebagai informator berarti guru harus dapt memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tentunya di rumah anak didik menonton TV dan bisa saja anak terpengaruh dengan apa yang ia tonton. Guru sebagai informator, kemudian memberikan informasi baik yang telah ditangkap oleh anak sehingga kesalahan informasi yang mungkin anak didik terima tidak akan menjadikan rancu baginya.

d. Organisator Dalam peranannya sebagai organisator berarti guru mengelola kegiatan akademik, menyusun tata tertib, kalender akademik dan lain-lain.

e. Motivator Sebagai motivator, hendaknya guru dapat mendorong anak didiknya agar bergairah dan aktif belajar. Motivasi bisa efektif apabila memperhatikan kebutuhan anak didik.

f. Inisiator Dalam peranannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan pendidikan dan pengajaran.

g. Fasilitator Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik, seperti menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan menyenangkan.

h. Pembimbing Peranan guru sebagai pembimbing berarti membimbing anak didiknya agar menjadi manusia dewasa yang susila dan cakap (mandiri).

i. Demonstrator Peranan guru sebagai demonstrator berarti guru harus dapat menjadi peraga bagi anak didiknya. Apalagi jika muridnya adalah anak pra sekolah (masa estetika). Pada masa ini anak lebih suka meniru apa yang dilakukan oleh gurunya. Karena guru dianggap sebagai figur yang dibanggakan oleh murid. Pengaruh yang baik dari figur guru akan menjadikan anak menjadi baik pula, dapat berinteraksi dengan baik. Karena pada dasarnya ia meniru apa yang dilakukan oleh

Page 7: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

18

gurunya, seperti yang dikemukakan oleh Miller dan Dollard bahwa individu belajar dari apa yang dilihatnya, peniruan (imitation).14

j. Pengelola kelas Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, sehingga anak didik merasa nyaman.

k. Mediator Peranan guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam proses belajar anak didik.

l. Supervisor Peranan guru sebagai supervisor berarti ia dapat menilai dan memperbaiki secara kritis proses belajar yang telah dilakukan.

m. Evaluator Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai produk (hasil pengajaran) akan tetapi juga menilai proses (jalannya pengajaran ).15

Kemudian dalam kriteria yang sama peranan guru menurut Earl V. Pullias dan

James D. Young, adalah :

a. A Teacher is guide b. A Teacher is a Teacher c. A Teacher is a Sercher d. A Teacher is a Counselor e. A Teacher is a Creator f. A Teacher is an Authority g. A Teacher is an Inspirer of Vision h. A Teacher is a Doer of Routine i. A Teacher is a Breaker of Camp j. A Teacher is a Storyteller and an Actor k. A Teacher is a Facer of Reality.16 Artinya : Peranan guru adalah sebagai :

a. Guru sebagai pembimbing b. Guru sebagai pengajar c. Guru sebagai pencari d. Guru sebagai konselor e. Guru sebagai pencipta

14 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, Pustaka Al-Husna, Jakarta, 1992, hlm.

257. 15 Syaiful bahri Djamarah, Op. Cit., hlm. 16 Earl V. Pullias dan James D. Young, A Teacher is Many Things, (Greenwich, Conn :

Faweett Publications, Inc., tt.), hlm. 32-117.

Page 8: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

19

f. Guru sebagai penasehat g. Guru sebagai pengilham cita-cita h. Guru sebagai pekerja rutin i. Guru sebagai pembaharu j. Guru sebagai penutur cerita dan pelaku k. Guru sebagai orang yang berani menghadapi kenyataan.

Dari uraian diatas kiranya dapat diambil kesimpualan bahwa ternyata ada

banyak peranan guru, namun dari sekian banyaknya peranan guru tersebut

jika diterapkan pada anak usia pra sekolah, maka peranan yang sering

dimainkan oleh guru, antara lain : sebagai informator, organisator, motivator,

pengarah/direktor, fasilitator, demonstrator / model (suri tauladan), pengelola

kelas dan evaluator. Apabila guru yang bersangkutan memainkan perannya

dengan baik, maka tidaklah mustahil akan tercapai tujuan dari pendidikan itu

sendiri.

Dalam melaksanakan peranannya dengan baik guru menggunakan

beberapa cara atau metode dalam sosialisasi anak, antara lain :

a. Metode dongeng, yakni bertutur kata dengan intonasi yang jelas,

menceritakan suatu hal yang berkesan, menarik, punya nilai-nilai khusus,

dan mempunyai tujuan khusus.17

Bagi anak-anak penyampaian pesan tanpa mendoktrinasi sangat

penting, karena mereka tidak bisa dipaksa untuk melakukan sesuatu yang

tidak disukai. Salah satu cara yang cocok untuk memberi contoh

perbuatan yang baik dan buruk adalah dengan mendongeng.

b. Metode Bermain Peran (Dramatic play / simbolic play / pretend play /

make believe / fantasy play / imaginative play / role play)

Main peran ialah praktek anak dalam kehiudupan nyata, yang merupakan sebuah kekuatan yang menadi dasar perkembangan kreativitas, tahapan ingatan, kerjasama kelompok, perbendaharaan kata, konsep

17 A. Setiawan, “Ukir Perilaku Anak Dengan Dongeng”, PA-DU, (Jakarta : 25 September-25

Oktober 2004), hlm. 16.

Page 9: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

20

hubungan kekeluargaan, pengendalian diri, ketrampilan spasial, afeksi, dan kognisi.18

Main peran terdiri dari dua jenis, yaitu : mikro dan makro. Main mikro

merujuk pada bahan bermain ukuran kecil, misalnya : kadang dengan

binatang-binatang dan orang-orang kecil, sedangkan main peran makro

merujuk pada bahan bermain dengan ukuran sesungguhnya yang

digunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran, misalnya

dokter dengan alat suntik, stateskop mainan, polisi dengan pistol-pistolan

dan lain-lain.

c. Metode keteladanan

d. Metode pembiasaan

e. Metode reward

f. Metode pujian

B. Sosialisasi Anak

1. Pengertian

Sosialisasi dalam kamus ilmiah populer, Burhani MS dan Hasbi

Lawrens diartikan sebagai suatu proses pembentukan sikap atau perilaku

seorang anak seusia dengan perilaku atau norma-norma dalam kelompok/

keluarga.19

Sueann Robinson Ambron sebagaimana dikutip oleh Samsu Yusuf LN

dalam bukunya “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja”,

mengartikan sosialisasi sebagai proses belajar yang membimbing anak ke

18 Yulianti Siantayani, Materi Pelatihan “Creative Play”: Pentingnya Bermain Bagi Anak,

(Semarang : FORUM PADU JAWA TENGAH dan PRAKTISI KB-TK-SD BUKIT AKSARA, 17-19 Januari, 2005), hlm. 8.

19 Burhani MS dan Hasbi Lawrense, Kamus Ilmiah Populer, ( Jombang : Lintas Media, t.th.), hlm. 625

Page 10: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

21

arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota

mayarakat yang bertanggung jawab dan efektif.20

Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sosialisasi

merupakan suatu proses belajar membentuk kepribadian yang dilandasi

oleh norma yang ada dalam masyarakat atau lingkungan yang didiaminya

sehingga ia dapat bertanggungjawab terhadap diri dan lingkungannya.

2. Ciri-ciri Anak Usia Pra sekolah

Menurut Snowman, sebagaimana dikutip oleh Soemiarti

Patmonodewo dalam bukunya Pendidikan Anak Pra Sekolah, mengatakan

bahwa ciri anak pra sekolah, antara lain :

a. Ciri fisik, yakni umumnya mereka sangat aktif, memiliki penguasaan terhadap tubuhnya, otot besar pada jari tangan, masih kesulitan dalam memfokuskan pandangannya pada objek-objek yang kecil ukurannya, tubuh anak lentur, tapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak, anak laki-laki lebih besar tubuhnya dari pada anak perempuan namun dalam hal ketrampilan, anak perempuan cenderung lebih terampil.

b. Ciri sosial, yakni umumnya anak memiliki satu/dua sahabat yang cepat berganti, umumnya mereka dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman, kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak ada organisasi secara baik, oleh karena itu kelompok tersebut cepat berganti-ganti, anak yang lebih muda cenderung atau bersebelahan dengan anak yang lebih besar, pola bermain anak sangat bervariasi fungsinya sesuai dengan kelas sosial dan gender, perselisihan sering terjadi tetapi sebentar kemudian baik kembali, anak laki-laki cendrung lebih banyak melakukan tingkah laku agresif.

c. Ciri emosional, iri hati dan memperebutkan perhatian dari gurunya. d. Ciri kognitif, yakni umumnya dapat berbahasa, sebagian dari mereka

senang berbicara dan sebagian yang lainnya perlu dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.21

20 Samsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,(Bandung : Rosda Karya,

2000), hlm. 123. 21 Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Pra Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000),

hlm. 32-35.

Page 11: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

22

3. Sosialisasi Usia Pra Sekolah

Perkembangan sosial merupakan bagian dari berbagai perkembangan

lainnya. Perkembangan sosial anak menururt Hurlock, merupakan suatu

proses sosialisasi untuk memperoleh kemampuan berperilaku yang sesuai

dengan tuntutan sosial. Bagian dari sosialisasi itu, yakni belajar

berperilaku yang dapat diterima secara sosial, memainkan peran sosial

yang dapat diterima dan perkembangan sikap sosial. 22

Pada usia sekitar 2 bulan anak mulai mampu ber-respon terhadap perlakuan orang lain dengan senyuman dan mampu meniru (imitasi), tingkah laku menjulurkan lidah/menutup mata. Sekitar 6-8 bulan mengembangkan kelekatan yang kuat dengan pengasuhnya (orang tua) memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada usia 2 tahun anak-anak mencoba memantapkan identitas dirinya dan selalu menunjukkan kemampuannya dengan pernyataan “inilah saya”, dan tidak jarang pada saat ini anak dinilai sebagai anak yang keras kepala. Pada usia 3 tahun mereka memantapkan hubungannya dengan anggota keluarga dan orang di luar keluarga, mereka mulai mengembangkan strategi/siasat apa yang diinginkan dan melakukan identifikasi mengenai peran apa yang dimainkan sesuai jenis kelamin.23

Sosialisasi pada usia pra sekolah merupakan suatu hal yang sangat

penting untuk ditanamkan. Hal ini dikarenakan sebagaimana diungkapkan

oleh Bijou yang dikutip oleh Arini Hidayati, mengatakan:

“…Kebanyakan Psikolog anak telah mengatakan bahwa tahun-tahun pra sekolah, dari usia 2-5 tahun adalah penting, kalau tidak yang paling penting diseluruh tahapan perkembangan, dalam suatu analisis fungsional, tahapan tersebut jelas menunjukkan kesimpulan yang sama. Tidak dipungkiri lagi itulah periode diletakkannya dasar struktur perilaku kompleks yang di bangun sepanjang kehidupan…”

Sementara itu secara ekstrem, Glueks mengatakan dan menarik

kesimpulan “bahwa remaja yang berpotensi menjadi nakal dapat

22 Arini Hidayati, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

1998), hlm. 31-32. 23 Soemiarti Patmonodewo, Op. Cit., hlm. 31.

Page 12: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

23

diidentifikasikan sedini usia dua tiga tahun, karena perilaku anti

sosialnya ”.24

White sebagaimana dikutip Arini Hidayati, mengatakan bahwa “ dua

tahun pertama penting dalam meletakkan pola untuk penyesuaian pribadi

dan sosial ”. Sontag dan Kogan dan juga mengatakan bahwa perilaku

untuk berprestasi tinggi, pada usia tertentu sangat erat hubungannya

dengan pencapaian perilaku di masa depan.25

Kemampuan sosialisasi anak adalah hasil belajar yang diperoleh dari

kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respon lingkungan

terhadap anak. Perkembangan sosialisasi yang optimal melalui kegiatan

di kelas, anak pra sekolah dapat di kem-bangkan minat dan sikap terhadap

orang lain. tatanan sosial yang sehat akan mampu mengembangkan

perkembangan konsep diri yang positif, ketrampilan diri dan kesiapan

secara formal.

Diantara berbagai ragam di kelas ini, bermain merupakan kegiatan

yang sangat mendukung aspek sosial anak.26 Hal ini dikarenakan bermain

dapat memberikan informasi, kesenangan maupun mengembangkan

imajinasi pada anak.27

Mayke, sebagaimana dikutip oleh Anggani Sundono, menyatakan

bahwa belajar dengan bermain memberi kesempatan pada anak untuk

memanipulasi, mengulang, menemukan sendiri, bereksplorasi dan

mempraktekkan.28 Disinilah mereka belajar mengambil keputusan,

memilih, menentukan, mencipta, memasang, membongkar,

mengembalikan, mencoba, mengeluarkan pendapat, memecahkan masalah

24 Arini Hidayati, Op. Cit., hlm. 13. 25 Ibid. 26 Ibid., hlm., 31-32. 27 Anggani Sundono, Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini,

(Jakarta : PT. Grasindo, 2000), hlm. 1. 28 Ibid., hlm. 3.

Page 13: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

24

secara tuntas, bekerjasama dengan teman dan mengalami berbagai macam

perasaan.

Masa kanak-kanak merupakan masa terpenting dalam kehidupan

seseorang, hal ini dikarenakan pada masa ini dimulainya pembentukan

diri. Anak-anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga ia

harus diterima, diarahkan dan dididik dengan baik sehingga ia dapat

menjadi manusia yang dapat bergaul dengan baik, sopan, ajeg, matang

akalnya dan bertindak bijak.

Adapun karakteristik yang dimiliki anak menurut Muhammad Sa’id

Mursi adalah :

Banyak bergerak dan tidak mau diam, sangat sering meniru, suka menentang, tidak dapat membedakan mana yang salah dan mana yang benar, banyak bertanya, memiliki ingatan yang tajam dan otomatis, menyukai dorongan semangat, suka bermain dan bergembira, suka bersaing, berpikir khayal, senang mendapatkan ketrampilan, perkembangan bahasanya cepat, suka membuka dan menyusun kembali, berperasaan tajam (takut, marah, dan cemburu).29

Sosialisasi merupakan sebuah proses belajar sosial, yang mana anak

bergaul dengan keluarga, teman, guru atau orang lain. Melalui pergaulan

ini anak mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial, yakni :

pembangkangan, agresi, berselisih, menggoda, persaingan, bekerjasama,

tingkah laku berkuasa, mementingkan diri sendiri dan simpati, dengan

penjelasan yang lebih rinci sebagai berikut:

a. Pembangkangan (Negativisme) Pembangkangan, yaitu suatu bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini muncul sebagai reaski terhadap lingkungan sosial yang tidak sesuai dengan kehendak anak.

b. Agresi Agresi yaitu perilaku menyerang balik secara visik maupun kata-kata. Tingkah laku ini muncul sebagai reaksi terhadap frustasi (rasa kecewa

29 Muhammad Sa’id Mursi, Melahirkan Anak Masya Allah : sebuah terobosan baru dunia

pendidikan modern / Muhammad Sa’id Mursi ; penerjemah, Ali Yahya, (Jakarta : CV. Cendekia Sentra Muslim, 2001), hlm. 16.

Page 14: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

25

karena tidak terpenuhinya kebutuhan atau keinginannya) yang dialaminya , seperti memukul, mencubit, marah, mencaci maki dan lain-lain. Dalam tahapan ini guru berusaha mereduksi dan mengurangi agretivitas anak dengan cara mengalihkan perhatiannya.

c. Berselisih/Bertengkar Berselisih biasanya timbul apabila seorang anak merasa tersinggung/terganggu oleh perilaku orang lain.

d. Menggoda (Quarreling) Menggoda merupakan serangkaian mental kepada orang lain dalam bentuk Verval (kata-kata ejekan atau cemoohan) sehingga menimbulkan reaksi marah orang yang di serangnya.

e. Persaingan (rivarly) Persaingan merupakan keinginan untuk melebihi orang lain. sikap persaingan ini tampak pada usia 4 tahun, yakni persaingan prestise.

f. Kerjsama ( Cooperation) Kerjasama yaitu sikap mau bekerjasam dengan kelompok, akhir 3 tahun / 4 tahun.

g. Tingkah Laku Berkuasa (ascendent behaviour) Yaitu sejenis tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi wujudnya, seperti meminta, menyuruh, mengancam/memaksa orang lain untuk memnuhi kebutuhan dirinya.

h. Mementingkan Diri Sendiri Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest/keinginannya . anak selalu dipenuhi keinginannya, jika tidak maka dia protes dengan menangis, menjerit/marah-marah. Dengan bertambahnya umur anak sifat egosentris makin ditinggalkan dan perhatian makin ditujukan kepada orang-orang di luar dirinya. Kemudian timbullah kebutuhan akan mengasihi disamping di kasihi, mengakui, menghargai, menerima. Perubahan ini merupakan suatu tanda kesiapannya kearah perkembangan sosial yang sebenarnya.

i. Simpati 30 Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain, mau mendekati, berbagi, bekerjasama dengannya. Seiring bertambahnya usai, dia mulai mengembangkan sikap sosialnya, yakni rasa simpati terhadap orang lain.

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa jika pelaksanaan

pendidikan usia dini dapat berjalan dengan baik, maka proses pendidikan

pada usia selanjutnya akan menjadi baik pula. Sehingga keberhasilan

30 Samsu Yusuf LN, Op.Cit., hlm. 124-125.

Page 15: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

26

pendidikan bergantung pada pendidikan usia dini. Dengan bantuan

bimbingan dari guru, maka ia akan dengan mudah beradaptasi dengan

lingkungannya. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia,

sebagai seorang manusia, tempat dimana kebaikan dan sifat buruk kita

yang tertentu dengan lambat jelas berkembang dan mewujudkan dirinya.

Dalam rangka mengarahkan anak agar dapat berkembang baik

(terutama dalam aspek sosialnya) sesuai dengan usianya maka dibutuhkan

sosialisasi. Dalam Islam dikenalkan beberapa pokok persoalan, antara

lain :

a. Penanaman dasar-dasar kejiwaan yang mulia.

b. Pemeliharaan hak-hak orang lain.

c. Melaksanakan tata krama sosial yang berlaku umum.

Berbagai macam fokus persoalan diatas didasari atas penjelasan

sebagai berikut :

a. Penanaman dasar-dasar kejiwaan yang mulia

Islam telah memberikan pedoman-pedoman pendidikan utama

pada setiap jiwa anggota masyarakat, baik terhadap anak-anak maupun

orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan, orang tua maupun

pemuda dengan dasar-dasar kejiwaan yang mulia lagi mantap dan

dengan pedoman-pedoman pendidikan yang abadi.

Untuk menanamkan dasar-dasar kejiwaan ini pada jiwa

perseorangan dan kelompok, Islam telah memberikan bimbingan-

bimbingannya yang bernilai dan pesan-pesannya yang praktis agar

pendidikan sosial menjadi lebih sempurna maknanya, sehingga

masyarakat tumbuh dan berkembang atas dasar kerjasama yang

Page 16: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

27

produktif, ikatan yang kuat, sopan santun yang luhur, saling mencintai

dan kritik diri yang konstruktif.31

Penanaman dasar-dasar kejiwaan ini setidaknya bertujuan agar

anak dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungan yang

selanjutnya. Karena menurut Hurlock, ada hubungan yang erat antara

penyesuaian sosial anak dengan keberhasilan dan kebahagiaan pada

masa kanak-kanak dan masa kehidupan selanjutnya.32

Adapun dasar-dasar kejiwaan mulia yang ditawarkan dalam Islam

adalah sebagai berikut :

1) Takwa

Takwa berasal dari kata wiqayah, yang artinya terpelihara dari

kejahatan, karena adanya keinginan kuat untuk meninggalkan

kejahatan.33

Dalam penafsiranyang lain, takwa berarti memelihara diri dari

sesuatu yang dapat membawa pada dosa, yaitu dengan menjauhi

hal-hal yang di larang oleh agama.34

Takwa merupakan hasil hakiki dan buah alami emosi keimanan

yang mendalam, yang berhubungan dengan (perasaan) selalu

diawasi Allah, takut kepada-Nya, takut kepada murka dan siksa-

Nya, serta mengharapkan ampunan dan pahala dari pada-Nya.

Menurut para ulama’ takwa ialah Allah tidak melihatmu

melakukan hal-hal yang dilarang oleh-Nya, dan tidak

meninggalkan hal-hal yang diperintahkan-Nya.35

31 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Sosial Anak (Pendidikan Anak menurut Islam), PT.

(Bandung : Rosdakarya, 1990), hlm. 2. 32 Arini Hidayati, Op. Cit., hlm. 31. 33 Supiana dan M. Karman., Materi Pendidikan Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya

Offset, 2001) hlm. 232. 34 Abuddin Nata, Op. Cit., hlm. 236. 35 Sayyid Quthub, Fi Zhilal Al-Qur’an, Vol. I, hlm. 40.

Page 17: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

28

Takwa merupakan benteng dari kerusakan, kejahatan, dosa dan penyakit-penyakit lainnya. Bahkan takwa merupakan sarana utama yang dapat mewujudkan kesadaran individu yang sempurna bagi masyarakatnya dan bagi setiap makhluk hidup yang ditemuinya. Agaknya bila nabi sampai mengulangi sabdanya sampai tiga kali, (At-taqwaa haahuna/ takwa itu disini), akan mempertegas betapa pentingnya dasar kejiwaan ini dalam pendidikan sosial, terutama mengenai larangan nya untuk tidak menodai kemuliaan dan membahayakan manusia.36

Dengan demikian maka guru seharusnya mendidik anak

dengan keutamaan takwa dan perasaan selalu diawasi sehingga

anak akan mengamalkannya.

2) Ukhuwah (persaudaraan sesama muslim)

Ukhuwah adalah ikatan kejiwaan yang melahirkan perasaan

yang mendalam dengan kelembutan, cinta, dan sikap hormat

terhadap setiap orang yang sama-sama diikat dengan kaidah

islamiah, iman dan takwa. Maka rasa ukhuwah yang benar ini

akan melahirkan di dalam jiwa seorang muslim perasaan-perasaan

mulia dan sikap positif untuk saling menolong satu sama lain,

mementingkan orang lain (itsar), kasih sayang dan sikap

memaafkan (dalam keadaan mampu balas dendam), serta menjauhi

sikap-sikap negatif seperti menjauhi setiap perbuatan yang

membahayakan jiwa, harta benda, nama baik, dan kemuliaan orang

lain.37

Islam telah mengajarkan pada manusia bahwa belumlah

sempurna iman seseorang jika hanya mementingkan

hubungannnya dengan Allah, tanpa mempererat tali persaudaraan

dengan sesama manusia, Allah berfirman :38

36 Abdullah Nashih Ulwan, Op.Cit., hlm. 3. 37 Ibid., hlm. 5. 38 A.F. Jaelani, Membuka Pintu Rezeki, (Jakarta : Gema Insani, 1999), hlm. 152.

Page 18: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

29

ضربت عليهم الذلة أين ما ثقفواإال بحبل من اهللا وحبل من الناس )112:ال عمران ...(

Artinya : “Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia…” (QS. Ali-Imron : 112).

Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pokok

aturan–aturan yang terpenting bagi seorang muslim ialah

bagaimana ia dapat mewujudkan hubungan dengan Allah dan

menjalin hubungan dengan sesama manusia dengan sebaik-

baiknya. Oleh karena itu guru harus mendidik muridnya dengan

dasar-dasar ukhuwah (persaudaraan) sehingga anak didik pun akan

terbiasa dan pada akhirnya ia akan menerapkan dalam setiap

tindakannya.

Hubungan yang erat antar kerabat akan menjadikan kita lebih

mudah hidup, karena adanya upaya saling tolong menolong.

Sebaliknya, jika kita memutus tali persaudaraan akan

menjadikan kita bagaikan bangkai yang berjalan diatas muka

bumi. Orang-orang yang memutuskan tali persaudaraan ini

dianggap zalim dan melampaui batas. Oleh karena itu hendaknya

para pendidik menjelaskan kepada anak didiknya akan bahaya dan

akibat buruk dari putusnya silaturahmi. 39

3) Kasih Sayang

Cinta Kasih sayang adalah fondasi ketenangan dan

kebahagiaan. Kasih sayang merupakan kebutuhan rohani yang

paling dapat dinikmati. Ketika pertama kali manusia hadir di dunia

ini, secara naluriah ia sangat membutuhkan curahan kasih sayang

39 Ibid., hlm. 53.

Page 19: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

30

dari ibunya, tangisan bayi menangis karena ia mendambakan

sentuhan lembut seseorang.40

Kasih sayang merupakan kelembutan hati dan kepekaan

perasaan sayang terhadap orang lain, merasa sependeritaan,

mengasihi mereka, dan ikut serta menghapus air mata kesedihan

dan penderitaan mereka.41

Pemberian pengetahuan tentang kasih sayang maka akan

membantu anak didik dalam usaha sosialisasi, dengan demikian

diharapkan anak didik dapat saling menyayangi dan menjaga

sehingga tercipta hubungan yang damai diantara mereka.

4) Itsar ( mementingkan orang lain dari pada diri sendiri)

Itsar merupakan sikap mementingkan orang lain daripada diri

sendiri dalam hal kebaikan dan kemaslahatan diri yang berguna.

Itsar merupakan bagian dasar kejiwaan dari kebenaran iman dan

kebersihan jiwa.42

Sikap itsar ini yang harus diajarkan pada anak, karena anak itu

adalah manusia, yang mana merupakan makhluk sosial. Makhluk

sosial berarti makhluk yang tidak sendiri, ia bergaul dengan teman-

temannya. Dalam pergaulan ini ia diajarkan untuk dapat mengasihi

temannya, menjaganya dan mendahulukan kepentingan umum dari

pada kepentingan pribadinya.

5) Memaafkan

Memaafkan ialah perasaan jiwa yang bersikap toleran meski

lawannya orang zalim dan melampaui batas pada saat ia mampu

membalas dendam bila ia menghendakinya.

40 A. F. Jaelani, Ibid.,hlm. 127. 41 Abdullah Nashih Ulwan., Op. Cit., hlm. 11. 42 Abdullah Nashih Ulwan, Op. Cit., hlm. 14.

Page 20: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

31

Sikap bermusuhan merupakan kehinaan dan kerendahan karena

dalam Islam tidak diajarkan hal yang demikian. Maaf merupakan

modal dasar yang membuktikan kemantapan iman dan tingkah

laku Islam yang tinggi. Maka tidak aneh jika mendapati Al-

qur’anul karim menjelaskan masalah ini dalam banyak ayatnya,

antara lain :

a. Qs. Al-Imran : 134

الذين ينفقون في السراء والضراء و الكظمين الغيظ و العافين

.)134:ال عمران.(واهللا يحب المحسنين‘اسعن الن

Artinya :“ Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan orang). Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Qs. Al-Imran : 134).

Sebagaimana telah dijelaskan, jiwa seorang mukmin yang

berhiaskan sifat sabar, pemaaf, penyayang, dan toleran akan

menjadi contoh dalam keluhuran moral, kelembutan, dan

pergaulan yang baik terhadap yang lain, bahkan kesempurnaan,

kesucian, dan kebersihannya akan menyerupai malaikat yang

berjalan di muka bumi.43

Sikap pemaaf ini akan sangat membantu anak dalam bergaul

dengan baik.

6) Al-jurah (berani karena benar)

Al-jurah adalah kekuatan jiwa yang tinggi, yang dipancarkan

seorang mukmin dari keimanannya kepada Yang Maha Esa

(Allah), yang diyakini dari kebenaran yang dianutnya, keabadian

yang diyakininya, takdir yang diterimanya, tanggung jawab yang

dirasakannya, dan dari pendidikan yang tumbuh dewasa

43 Ibid., hlm. 17-19.

Page 21: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

32

dengannya.44 Berani karena benar ini dimaksudkan untuk

menumbuhkan keberanian anak dalam melakukan sesuatu

sehingga ia akan menjadi aktif dan kreatif..

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dasar-dasar

kejiwaan sangatlah perlu untuk ditanamkan mengingat pada usia anak

merupakan pondasi utama bagi perkembangan selanjutnya.

Dalam upaya mewujudkan pendidikan sosial harus dimulai dari

pembinaan individu (perseorangan) secara benar atau dengan kata lain

guru harus memahami karakter anak didiknya.

Guru atau pendidik dengan cara yang khusus, harus menanamkan

pada jiwa anak-anak mereka akidah keimanan dan takwa, moral berani

maju dan berani karena benar serta dasar-dasar kejiwaan sempurna

lainnya sehingga ia mampu berdiri sendiri, memenuhi tugasnya

sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial dan individu/pribadi.

b. Memelihara Hak-Hak Orang Lain

Memelihara hak-hak orang lain merupakan suatu perbuatan yang

harus dimiliki oleh setiap manusia yang hidup dalam kelompok atau

masyarakat. Diantara hak-hak orang lain, antara lain : Hak orang tua,

hak keluarga dan nasab, hak tetangga, hak guru, hak teman, hak orang

yang lebih tua, yang akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :

1) Hak Orang Tua

Diantara kewajiban yang terpenting yang harus diperhatikan

oleh seorang guru/pendidik adalah memperkenalkan anak akan

hak-hak kedua orang tua mereka, yaitu antara lain ialah berbakti,

taat, berbuat ikhsan, memelihara keduanya, tidak boleh bersuara

keras apalagi mengahardik mereka, mendo’akan setelah wafat,

44 Ibid., hlm. 23.

Page 22: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

33

dan sebagainya yang termasuk sopan santun yang semestinya

terhadap orang tua. Hal ini sesuai dengan pesan Nabi SAW agar

berbakti kepada kedua orang tua, yakni :

a) Keridaan Allah terletak pada keridaan orang tua. b) Berbakti kepada orang tua harus didahulukan dari pada jihad di

jalan Allah swt. c) Berdo’a untuk kedua orang tua setelah wafat dan menghormati

teman mereka itu termasuk pengabdian kepada orang tua. Hal ini sesuai firman Allah swt : واخفض لهما جناح الذل من الرحمة وقل رب ارحمهما آما

)24:االسراء .(ربيان صغيراArtinya : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua

dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah : wahai, Tuhanku, kasihanilah mereka kedua-duanya sebagaimana mereka telah mendidik aku waktu kecil”. (Qs. Al-Isra’ : 24 )

d) Tata krama berbakti kepada kedua orang tua. Kewajiban para

pendidik adalah mengajari anak-anak akan sopan santun bertingkah laku terhadap orang tua mereka.

e) Memperingatkan bahaya durhaka. Durhaka artinya maksiat, menyalahi perintah orang tua, tidak memenuhi haknya.45

Dalam hal ini seorang guru harus memperhatikan dasar-dasar

penting untuk menumbuhkan anak didiknya, dan mengajarkan hal

itu kepadanya agar ia dapat berbakti dan memahami hak kedua

orang tuanya. Jika anak sejak kecil dibiasakan menjalankan hak

ini dengan baik maka ia dengan sendirinya akan mampu

menghargai hak-hak orang lain.

2) Hak Tetangga

Tetangga adalah orang yang berada di kanan, kiri , atas, dan

bawah hingga 40 rumah, yang mana mereka semua mempunyai

hak, dan kita berkewajiban terhadap mereka.46

45 Ibid., hlm. 33-45. 46 Ibid., hlm. 58.

Page 23: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

34

Adapun Hak-hak tetangga dalam pandangan Islam

dikembalikan, yakni :

a) Tidak menyakiti tetangga, antara lain ialah tidak menzinahi, mencuri, mengumpat, mencela, dan tidak menuduh kotor.

b) Melindungi tetangga dan tidak menyakitinya. Hal inilah yang membangkitkan semangat seseorang untuk menyelamatkan tetangganya jika ia terkena musibah atau bencana.

c) Berbuat baik terhadap tetangga, yakni ikut andil dalam suka maupun duka tetangga. Menanggung derita tetangga, antara lain ; menjabat tangan tetangga yang sudah menyalahinya dan melupakan kesalahan-kesalahan tetangganya. 47 Mendidik anak dengan pokok-pokok diatas, tidak akan

sempurna, kecuali dengan dua sebab. Pertama, mengajarkannya

pada saat yang sesuai. Kedua, menerapkan semua pedoman itu

secara praktis pada anak-anak yang sebaya.48

3) Hak guru

Diantara hak-hak bermasyarakat yang terpenting yang harus

diperhatikan dan diingat oleh para pendidik ialah :

Mengajari anak untuk menghormati guru dan memberikan haknya sehingga anak tumbuh denga sopan santun sosial yang tinggi terhadap gurunya. Nabi Muhammad telah mengajarkan kepada para pendidik wasiat-wasiat yang mulia, petunjuk-petunjuk yang lurus dalam memuliakan ulama’ dan menghormati guru-guru agar orang banyak mengetahui keutamaan mereka, agar wali murid melaksanakan kewajibannya terhadap guru anaknya, dan agar sesama murid mempunyai tata krama.49

Hak-hak guru yang sesuai dengan wasiat dan pesan Nabi

SAW adalah :

a) Seorang murid hendaknya bersikap tawadlu’. b) Menghormati gurunya.

47 Al-Ghazali, Ihya’ Al-Ghazali, Juz 3, Terj. Ismail Yakub, (Jakarta : CV. Faizan, 1992), hlm.

184. 48 Nashih Ulwan, Op.Cit., hlm. 58-69. 49 Ibid., hlm. 69-70.

Page 24: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

35

c) Mengetahui hak-haknya guru dan tidak melupakan keutamaannya.

d) Mendo’akan gurunya. e) Seorang pelajar hendaknya duduk didepan gurunya dengan

sopan, tenang, dan hormat, mendengarkan, memperhatikan, dan lain-lain.50

Dengan demikian, kewajiban para pendidik ialah memberi

pemahaman akan hakekat ini dan melaksanakan amal ma’ruf

nahi munkar. Mereka harus siap membekali anak-anak mereka

dengan sifat berani karena benar sehingga musuh-musuh dan para

pengecut tidak berkutik. Kemuliaan tetap bagi Allah dan Rasul-

Nya serta bagi orang yang beriman.51

4) Hak Teman

Teman itu “pengikut”. Teman adalah orang lain yang dekat

kita disaat susah dan senang. Ia akan membantu kita saat kita

mengalami suatu masalah. Begitupun sebaliknya ketika dia sedang

membutuhkan bantuan, maka kita harus menolongnya. Oleh

karena itu, kita harus memuliakannya.

Hak-hak terpenting dalam persahabatan yang harus

ditanamkan oleh para pendidik pada masa anak-anak ialah :

a) Mendahulukan kepentingan teman dari pada kepentingan pribadi.

b) Mema’afkannya jika ia bersalah. c) Mendo’akannya, karena sesungguhnya mendo’akan teman

sama juga mendo’akan diri sendiri. d) Menjaga rahasianya, artinya tidak mengumpat/mencela baik di

belakang maupun di depannya. e) Tidak mengejek, menjahili maupun tidak menyinggung

perasaannya. f) Setia dan ikhlas.

50 Hamam Nasiruddin, Tafhim Al-Muta’allim fi Tarjamati Ta’lim Al-Muta’allim, (Magelang :

Menara Kudus, tt.), hlm. 62-67. 51 Nashih Ulwan, Op. Cit., hlm. 78.

Page 25: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

36

g) Menjaga tali silaturahmi.52 Itulah faktor terpenting dalam mengajari anak sejak kecil

terhadap hak teman dan menghormati sahabat sehingga hal ini

akan menumbuhkan rasa sosial. Bila kecenderungan dan embrio

kemasyarakatan ini berdiri atas dasar cinta, keikhlasan, sifat

menepati janji, itsar, saling membantu dan menolong, maka

faktor-faktor integratif, perdamaian, dan kestabilan akan semakin

kokoh pada masyarakat Islam.

Dengan demikian, alangkah butuhnya masyarakat silam

terhadap para pendidik yang utama dan orang tua yang mulia

untuk mengajarkan kepada anak, sejak pertumbuhannya, dasar-

dasar pendidikan utama dan akhlak yang lurus ini sehingga anak

tumbuh dengan sifat-sifat yang mulia dan terhormat.

Para pendidik hendaknya membiasakan anak-anak kecil

mereka untuk berakhlak mulia dan luhur sehingga mereka

tumbuh berkembang dengan sifat tawadlu’ dan berakhlak mulia

dalam upaya menghormati orang dewasa, menghormati para

ulama’, serta bergaul dengan orang lain.

Akan tetapi, pada waktu yang sama pendidik harus memperingatkan dengan keras pada saat mendidik anak-anak untuk berdiri dan mencium tangan tentang dua masalah penting berikut ini. Pertama, dalam berdiri dan mencium hendaknya jangan berlebihan yang berakibat menghilangkan persamaan derajat, menodai yang hak, membunuh hakekat, penghormatan dan menghancurkan kepribadian dan jiwa anak. Kedua, hendaknya mereka tidak melampaui batas yang diperintahkan syara’ seperti terlalu membungkuk atau rukuk dalam mencium tangan.53

52 Al-Ghazali, Op.Cit., hlm. 56-101. 53 Ibid., hlm. 89-100.

Page 26: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

37

Itulah hal terpenting yang dicanangkan Islam dalam upaya

memelihara hak orang lain. Pendidik hendaknya mendidik anak-anak

atas dasar itu sehingga secara berangsur-angsur anak-anak akan

mampu menghormati yang dewasa dan lebih tua.

Pendidik juga harus menjelaskan kepada anak didiknya pedoman-

pedoman bagaimana seharusnya menghormati orang lain dan cara

berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak diharapkan tergerak

untuk lebih menghormati orang yang mempunyai keutamaan dan

menghormati yang lebih tua usianya. Oleh karena itu alangkah

perlunya kita umat Islam kepada pendidik-pendidik yang mulia guru-

guru yang utama, yang memahami betul hakekat pendidikan dalam

Islam, dan selanjutnya berkemauan keras menyebarkan sifat-sifat

utama dan terpuji tersebut.

Jika mereka sudah meneladani semua ini dan sudah berhasil

menerapkan sistem ini, niscaya umat Islam akan segera sampai pada

benih-benih akhlak kemasyarakatan yang mulia dan tata krama Islam

yang luhur. Saat itulah orang-orang yang beriman akan bergembira ria

dengan hadirnya generasi muda, masyarakat yang utama, dan

kestabilan yang didambakan.54

c. Melaksanakan Tata Krama Sosial Yang Berlaku Umum (Disiplin

Etika Sosial)

Islam telah meletakkan sendi-sendi sosial dimana anak sejak dini

harus sudah dibiasakan menjalankan etika sosial secara umum,

dibentuk atas dasar-dasar pendidikan yang sebenarnya. Tujuannya,

bila sudah dewasa dan dapat menangkap esensi segala masalah, ia

dapat bergaul dengan sesamanya di tengah-tengah masyarakat dengan

54 Ibid., hlm. 101.

Page 27: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

38

kebaikan yang maksimal dan simpatik, dengan cinta yang utuh, dan

dengan budi pekerti yang luhur.

1) Etika makan dan minum

a) Etika makan Makan mempunyai tata cara dan sopan santun yang perlu diajarkan kepada anak oleh para pendidik. Tata cara ini harus memperhatikan bagaimana penerapannya. Urutannya adalah sebagai berikut ;

(1) Mencuci kedua tangan sebelum dan sesudah makan. (2) Membaca bismillah pada awal makan dan alhamdulillah

pada akhirnya. (3) Jangan mencela makanan yang disediakan. (4) Makan dengan tangan kanan dan mengambil yang terdekat

dari dirinya. (5) Tidak boleh makan sambil bersandar. (6) Dibolehkan berbicara di atas makanan. (7) Disunatkan memanggil tamu apabila makanan telah siap. (8) Tidak boleh memulai makan bila ada orang yang lebih tua. (9) Tidak boleh membuang-buang makanan.55

b) Etika minum

(1) Disunatkan membaca bismillah, alhamdulillah, dan minum tiga kali, maksudnya tidak sekaligus.

(2) Minum langsung dari tempat air (teko atau yang sejenisnya) hukumnya makruh.

(3) Meniup ke dalam minuman hukumnya makruh. (4) Disunatkan minum dan makan sambil duduk. (5) Dilarang minum dari bejana emas atau perak. (6) Dilarang mengisi perut sampai penuh.56

2) Etika mengucapkan salam

Mengucapkan assalamu’alaikum mempunyai tata cara

tersendiri. Seorang pendidik harus menanamkan dan membiasakan

anaknya untuk mengucapkan assalamu’alaikum. Tertibnya hal-hal

yang berkaitan dengan assalamu’alaikum itu adalah sebagai

berikut :

55 Ibid., hlm. 101-107. 56 Ibid., hlm. 107-110.

Page 28: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

39

a) Cara mengucapkan assalamu’alaikum Lafadz orang yang pertama mengucapkan salam adalah assalamu’alaikum meskipun yang memberikan salam itu hanya seorang, ucapan ini dijawab dengan bentuk jama’, wa’alaikumussalam.

b) Etika mengucapkan assalamu’alaikum, yakni keharusan orang yang berkendaraan memberi salam terlebih dahulu pada pejalan kaki, pejalan kaki pada yang orang yang duduk, rombongan yang jumlahnya sedikit pada rombongan yang jumlahnya lebih banyak, dan orang muda kepada orang yang dewasa.

c) Dilarang memberi salam seperti salam orang non-muslim. d) Pendidik harus memulai mengucapkan assalamu’alaikum

pada anak didik. e) Menjawab salam orang non-Muslim. f) Mengucapkan salam hukumnya sunnat dan membalasnya

hukumnya wajib.57 3) Etika berbicara

Dalam pergaulan sehari-hari etika berbicara sangatlah diperlukan karena hal ini yang akan menjadikan kita lebih mudah berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Tata cara berbicara : a) Berbicara dengan perlahan-lahan. b) Dilarang memaksakan diri untuk fasih berbicara, tidak berpura-

pura pandai dalam mengungkapkan pembicaraan dan memaksakan diri untuk fasih.

c) Pembicaraan harus dapat difahami. d) Berbicara sesuai dengan kebutuhan. e) Memperhatikan dengan sungguh-sungguh kepada pembicara. f) Pembicara harus memperhatikan khalayak. g) Bersikap ramah terhadap orang yang diajak berbicara pada saat

dan sesudah berbicara.58 4) Etika bergurau

Alangkah indahnya kehidupun seorang Muslim bila saat

berjumpa dengan kakeknya disertai canda, obrolan yang

mengundang tawa, berbicara dengan lembut, halus, dan dengan

57 Ibid., hlm. 113-117. 58 Ibid., hlm.133-140.

Page 29: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

40

kata-kata menarik yang mengandung mutiara hikmah. Alangkah

baiknya jika hati itu memiliki daya tarik sehingga dengan

kelembutann pembicaraannya dan senda gurau yang menghibur

dapat menawan jiwa mereka.

Tata cara atau etika bergurau : a) Tidak berlebihan b) Tidak boleh menyakiti orang c) Menjauhi perbuatan dan perkataan dusta.59

5) Etika menyampaikan ucapan selamat

Ucapan selamat yang disampaikan seorang Muslim kepada

saudaranya merupakan amal shalih yang mendapat pahala di sisi

Allah karena perbuatan itu., bersikap lemah lembut, dan

menggembirakan orang lain menurut pandangan orang Islam

termasuk sikap pendekatan diri dalam beribadah.

Etika mengucapkan selamat : a) Menampakkan rasa gembira dan perhatian pada kesempatan

menyampaikan ucapan selamat. b) Ucapan dituturkan dengan bahasa yang lembut dan do’a

matsur, antara lain : (1) Ucapan selamat untuk orang yang dikaruniai anak. (2) Ucapan untuk orang yang baru pulang dari bepergian. (3) Ucapan selamat untuk orang yang baru pulang dari

berjihad. (4) Ucapan selamat untuk orang yang pulang dari ibadah haji. (5) Ucapan selamat pada peristiwa akad nikah. (6) Ucapan selamat hari raya. (7) Ucapan selamat untuk orang yang berbuat baik kepadanya. (8) Ucapan selamat yang dibarengi dengan hadiah.60

6) Etika menjenguk orang sakit

Sopan santun menjenguk orang sakit merupakan bagian dari

etika sosial yang penting. Para pendidik harus menaruh perhatian

59 Ibid., hlm. 141-144. 60 Ibid., hlm. 148-156.

Page 30: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

41

hal ini untuk membiasakan anak-anak didik mereka agar di dalam

jiwa anak sejak dini sudah berakar naluri merasakan kepedihan

orang lain. Apabila gejala ini tumbuh berkembang di dalam jiwa

anak pada masa pertumbuhannya, niscaya akan berkembanglah

secara berangsur-angsur rasa cinta, mementingkan orang lain dan

rasa saling mengasihi. Bahkan naluri seperti ini akan menjadi adat

kebiasaan di dalam jiwa mereka. Mereka tidak akan menghalangi

hak orang lain dan tidak merasa berat dalam menjalankan

kewajiban, ikut bergabung dalam anggota masyarakat dalam suka

dan duka, merasakan kesenangan dan penderitaan. Inilah tujuan

luhur yang menjadi tujuan Islam dalam membentuk dan mendidik

anggota masyarakat dengan sifat-sifat yang baik dan dasar-dasar

yang luhur. Untuk mencapai semua ini Islam salah satunya

memerintahkan untuk menjenguk orang yang sakit, bahkan

perbuatan ini dijadikan salah satu hak seorang Muslim atas

saudaranya sesama Muslim.61

Etika dalam menjenguk orang sakit : a) Segera menjenguk b) Mempersingkat atau memperpanjang masa kunjungan sesuai

dengan kondisi orang yang sakit. c) Menguacapkan do’a untuk orang yang sakit. d) Mengajari orang yang sakit agar meletakkan tangannya di

tempat yang sakit dan membaca do’a yang matsur untuk dirinya.

e) Disunatkan menanyakan keadaan orang yang sakit kepada keluarganya.

f) Disunatkan penjenguk duduk di dekat kepala orang yang sakit. g) Disunatkan memberikan harapan kepada orang yang sakit

dengan kesembuhan dan umur panjang. h) Penjenguk dibolehkan meminta do’a dari orang yang sakit. i) Mengingatkan orang sakit untuk membaca laa ilaaha illa

Allah pada saat menghadapi sakaratul maut.62

61 Ibid., hlm. 158. 62 Ibid., hlm. 160-165.

Page 31: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

42

7) Etika Bersin dan Menguap

Di antara etika sosial yang diperintahkan dan dianjurkan dalam

Islam adalah etika dan bersin.

a) Tata cara atau etika bersin yang diajarkan oleh Nabi SAW adalah :

1) Mengucapkan hamdalah, rahmah, hidayah. 2) Tidak mendo’akan (menjawab) orang yang bersin apabila

tidak mengucapkan alhamdulillah. 3) Meletakkan tangan atau sapu tangan dan merendahkan

suara sedapat mungkin. 4) Menjawab bersin sampai tiga kali. 5) Mendo’akan non-Muslim dengan yahdikumullah (semoga

Allah memberimu petunjuk). 6) Larangan mendo’akan wanita muda yang bukan muhrim.

b) Tata cara atau etika menguap : 1) Menghindari menguap sedapat mungkin. 2) Menutup mulut dengan tangan bila terpaksa menguap. 3) Mengeraskan suara saat menguap hukumnya makruh.63

Itulah dasar pendidikan yang paling nyata dalam etika sosial dan

pergaulan. Berdasarkan pembahasan diatas dapat penulis simpulkan

bahwa sosialisasi pada anak usia pra sekolah berkisar pada 3 persoalan,

yakni :

1. Penanaman dasar-dasar kejiwaan mulia yang meliputi; takwa,

ukhuwah, kasih sayang, itsar (mementingkan orang lain dari pada diri

sendiri), memaafkan disaat bisa membalas, al-jurah (berani karena

benar).

2. Pemeliharaan hak-hak orang lain, yang meliputi; menjaga hak orang

tua salah satunya berbakti kepadanya, hak kerabat atau saudara, hak

tetangga, hak guru, hak teman, hak orang dewasa.

3. Disiplin etika sosial ( melaksanakan tata krama sosial yang berlaku

umum), yang meliputi; etika makan, etika minum, etika mengucapkan

63 Ibid., hlm. 173-179.

Page 32: BAB II PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1 ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/20/jtptiain-gdl-s1...PERANAN GURU DALAM SOSIALISASI ANAK A. Guru 1. Pengertian Ada

43

salam, etika berbicara, etika bergurau, etika menyampaikan ucapan

selamat, etika menjenguk orang sakit, dan etika bersin serta menguap.

Para pendidik dewasa ini harus menghimpun semangat dan

kekuatan, serta mengoptimalkan peranannya yang kemudian

menciptakan berbagai kegiatan dalam mendidik generasi muda Islam

dengan dasar etika sosial yang luhur ini. Mereka ini harus menggembleng

anak-anak sejak dini agar buah dan hasilnya sempurna.

Dengan demikian seharusnya seorang guru atau pendidik harus benar-

benar menjadi penghubung yang riil antara murid dan lingkungannya,

yakni melakukan peranannya dengan baik dan efektif Sehingga anak

didik dapat bersosialisasi positif / baik dengan lingkungan sekitar.