bab ii kajian pustaka 2.1 landasan teori -...
TRANSCRIPT
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Hasil Belajar
Menurut Hamalik(2006), hasil belajar adalah bila seseorang
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi
Bloom (dalam Suharsimi Arikunto 2006), hasil belajar dalam
rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, dua diantaranya
adalah kognitif, dan afektif. Perinciannya adalah sebagai
berikut:
1. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelek-
tual yang terdiri dari aspek yaitu pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah
afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima,
menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi
dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil
belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria
dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai
apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh
perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi Howard Kingsley
(dalam Sudjana 2002) membagi 3 macam hasil belajar:
a. Keterampilan dan kebiasaan
b.Pengetahuan dan pengertianc. Sikap dan cita-cita
Pendapat dari Horward Kingsley (dalam Sudjana 2002) ini
menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil
5
6
belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah
menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002), hasil belajar
merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan
pada saat sebelum belajar. Dari sisi guru, adalah bagaimana guru
bisa menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa bisa
menerimanya.
Menurut Winkel (2004),mengemukakan bahwa hasil
belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh
seseorang. Sedangkan menurut Arif Gunarso (dalam Lina,
2009), hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh
seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Jadi hasil
belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dari proses belajar
yang telah dilakukannya. Hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik dengan melakukan usaha
secara maksimal yang dilakukan oleh seseorang setelah
melakukan usaha-usaha belajar. Hasil belajar biasanya
dinyatakan dalam bentuk nilai. Setelah mengkaji pengertian
hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam
proses pembelajaran.
Nana Sudjana (dalam techonly13, 2004) menyatakan
bahwa proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan
informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya
mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.
Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan
membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk
keseluruhan kelas maupun individu. Setiap keberhasilan belajar
7
diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang diperoleh siswa.
Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran
diwujudkan dengan nilai.
Nana Sudjana (1989) menyatakan bahwa hasil belajar yang
diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang
dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang
diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil
belajar yang dicapai siswa.
Hasil belajar sangat penting karena siswa akan mengalami
perubahan tingkah laku belajar yang lebih baik sebagai akibat
dari proses belajar. Hasil belajar diukur dari tingkat keberhasilan
siswa tersebut mencapai tujuan pengajaran. Hasil ini di
wujudkan dalam bentuk nilai yang dapat memberikan informasi
kepada guru tentang kemajuan siswa dan merupakan bukti dari
keberhasilan siswa dalam pencapaian belajarnya.
Berdasarkan kajian tentang hasil belajar menurut peneliti,
hasil belajar adalah usaha pencapaian proses belajar siswa yang
merupakan bukti keberhasilan siswa dalam menempuh suatu
pengajaran yang diukur dengan menggunakan tes tertentu..
2.1.2 Minat belajar
1. Pengertian Minat dan belajar
Menurut Suyanto (dalam Qym, 2009) minat sebagai
pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan
penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan.
Utami dan Fauzan (dalam Qym, 2009) berpendapat minat
sebagai kecenderungan yang relatif menetap sebagai bagian diri
seseorang untuk tertarik dan menekuni bidang – bidang tertentu.
Belajar menurut bahasa adalah usaha (berlatih) dan sebagai
upaya mendapatkan kepandaian. Sedangkan menurut istilah
yang dipaparkan oleh para ahli, di antaranya oleh Ahmad Fauzi
8
(2004) yang mengemukakan belajar adalah “Suatu proses di
mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui
serentetan reaksi atas situasi (atau rangsang) yang terjadi.
Sardiman A. M.(2008) berpendapat bahwa minat diartikan
sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat
ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya
sendiri.Sedangkan menurut I.L.Pasaribu dan Simanjuntak
(1983) mengartikan minat sebagai “suatu motif yang
menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan sesuatu
yang menariknya. Selanjutnya menurut Zakiah Daradjat,
dkk.,(1995) mengartikan minat adalah kecenderungan jiwa yang
tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi orang.
Gronback (dalam slameto 1995) yang mengatakan
“Learning is show by a behavior as a result of experience”
tertarik dan menekuni bidang – bidang tertentu. Selanjutnya
Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati (2004) mengartikan
belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu
dengan lingkungan sehingga mereka lebih mampu berinteraksi
dengan lingkungannya.
Menurut Gie (1998), arti penting minat dalam kaitannya
dengan pelaksanaan studi adalah :
1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta. 2. Minat memudahnya terciptanya konsentrasi. 3. Minat mencegah gangguan dari luar 4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam
ingatan. 5. Minat memperkecil kebosanan belajar belajar dalam diri
sendiri.
9
Berdasarkan penjelasan beberapa tokoh mengenai belajar,
penulis mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu
perubahan tingkah laku individu dari hasil interaksi dengan
lingkungan sekitar dan melalui latihan.
Menurut penulis minat sangat penting bagi peserta didik
karena dengan adanya minat belajar, siswa dapat bebas
mengekplorasikan kemampuannya dan siswa merasa senang
mengikut pembelajaran.
Dari beberapa pengertian minat dan belajar tersebut
pengertian minat belajar terfokus pada kecenderungan seseorang
untuk melakukan sesuatu kegiatan yang disukai untuk
mendapatkan pengalaman baru.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa minat belajar adalah
sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian yang
disengaja yang melahirkan rasa senang dalam perubahan
tingkah laku belajar.
2. Pentingnya Peningkatan Minat Belajar Siswa
Menurut Dalyono (2001), bahwa minat dapat timbul karena
daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat
yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar
artinya untuk mencapai/memperoleh benda atau tujuan yang
diminati itu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan
prestasi yang tinggi.
Menurut Djamarah (2008), bahwa minat besar pengaruhnya
terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap
suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-
sungguh, karena ada daya tarik baginya. Proses belajar akan
berjalan lancar bila disertai minat. Minat merupakan alat
motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan
belajar anak didik dalam kurun waktu tertentu. Melihat dari
10
pendapat di atas, maka minat penting untuk ditingkatkan karena
mempermudah proses belajar siswa dan untuk mencapai prestasi
yang lebih tinggi dari sebelumnya.
2.1.3 Metode pembelajaran tipe mind mapping
Menurut Nana Sudjana (2005) metode pembelajaran
adalah, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan
guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran”.
Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009) menyatakan, “Metode
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran
yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran
pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
Berdasarkan definisi / pengertian metode pembelajaran yang
dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan
oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa
untuk mencapai tujuan.
Benny A. Pribadi (2009) menyatakan, “tujuan proses
pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi
seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses
pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik”.
Banyak metode yang digunakan seorang guru dalam
pembelajaran passing bawah bolavoli, antara lain dengan
menggunakan metode pembelajaran inovatif dan konvensional. Konsep mind mapping diperkenalkan oleh Tony Buzan
tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant
Thinking. Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata
sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral
tersebut. mind mapping sangat efektif bila digunakan untuk
memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat
11
asosiasi di antara ide tersebut. mind mapping juga berguna untuk
mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya
yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan
untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang
lain. Berikut contoh gambar mind mapping:
Gambar 2.1 Mind mapping
Sumbe: Gembira Belajar mind Mapping
Mind mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi
membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar
optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan
kanan. Dengan metode mind mapping siswa dapat
meningkatkan daya ingat hingga 78%.
Beberapa manfaat memiliki mind mapping antara lain(Tony
Buzan, 2003):
a. Merencana b. Berkomunikasi c. Menjadi Kreatif d. Menghemat Waktu e. Menyelesaikan Masalah f. Memusatkan Perhatian g. Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran h. Mengingat dengan lebih baik i. Belajar Lebih Cepat dan Efisien j. Melihat gambar keseluruhan
12
Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind
mapping ini, yaitu :
a. Cara ini cepat b. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide
yang muncul dikepala anda c. Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang
lain. d. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk
menulis. Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah
satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual.
Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja
otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Tugas guru dalam
proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat
mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses
pembuatan mind mapping.(Sugiarto,Iwan.2004.Mengoptimalkan
Daya Kerja Otak Dengan Berfikir)
Busan (1993) dalam Djohan (2008) mengemukakan, bahwa A Mind Map® is powerful graphic technique which provides auniversal key to unlock the potential of the brain. It harnesses the full range of cortical skills – word, image, number, logic, rhythm, colour and spatial awareness – in a single, uniquely powerful manner. In so doing, it give you a freedom to roam the infinite expanses of your brain. Dari pengertian tersebut, Johan (2008) menyimpulkan
bahwa Peta Pikiran merupakan suatu teknik grafik yang sangat
ampuh dan menjadi kunci yang universal untuk membuka
potensi dari seluruh otak, karena menggunakan seluruh
keterampilan yang terdapat pada bagian neo-korteks dari otak
atau yang lebih dikenal sebagai otak kiri dan otak kanan.
Dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus
dilakukan proses pembelajaran berbasis Mind Mapping Johan
(2008), yaitu:
1. Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk
13
pertemuan pertama pada setiap awal Semester, Overview dapat diisi dengan kegiatan untuk membuat Mind Mapping yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.
2. Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapat dilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview.
3. Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.
4. Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
14
Adapun kelemehan dan kelebihan dalam penggunaan
metode mind mapping ini, menurut Herdian (2009) ada
beberapa kelebihan metode mind mapping, yaitu:
Kelebihan Metode Mind Mapping
Kekurangan Metode Mind Mapping
1. Cara ini cepat 2. Metode ini dapat di-
gunakan untuk meng- organisasikan ide - ide yang muncul dikepala siswa
3. Dalam proses meng- gambar diagram dapat memunculkan ide-ide yang lain
4. Diagram yang terbentuk Bisa menjadi panduan untuk menulis
1. Jumlah detil informasi yang bisa dimasukkan yaitu mind mapping memiliki kekurangan terutama dalam hal jumlah detil informasi yang dapat dimasuk-kan, jika memasukan informasi yang men detail maka mind mapping menjadi tidak efektif
Sedangkan menurut Olivia (2008), Mind Mapping memiliki
keunggulan antara lain:
1. Cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak.
2. Cara baru untuk belajar dan berlatih dengan cepat dan ampuh.
3. Cara membuat catatan agar tidak membosankan. 4. Cara terbaik mendapatkan ide baru dan
merencanakan proyek. 5. Alat berpikir yang mengasikkan karena membantu
berpikir 2 kali lebih baik, 2 kali lebih cepat, 2 kali lebih jernih dan lebih menyenangkan.
Setiap pembelajaran dapat menggunakan metode ini karena
metode ini dapat memudahkan siswa dalam belajar. Seperti mata
pelajaran IPS yang bersifat hafalan. Langkah-langkah membuat
Mind Mapping Bedasarkan buku pintar Tony buzan (2008) ada
tujuh langkah dalam pembuatan Mind Mapping,antara lain
sebagai berikut:
15
1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar,karena mulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.
2. Gunakan gambar atau simbol untuk ide sentral,karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi.Sebuah gambar sentral akan lebih menarik membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita.
3. Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Map lebih hidup,menambah energy kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan
4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat (ide pokok) dan hubungkan cabang ketingkat dua dan tiga ketingkat satu dan dua, seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi, otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat ) hal sekaligus.Bila kita menghubungkan cabang-cabang ,akan lebih mudah mengerti dan mengingat.
5. Buatlah garis melengkung, bukan lurus, karena garis lurus akan membosankan otak.
6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal memberi banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind Map.Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi , lebih bebas dan bisa memicu ide dan pikiran baru.
7. Gunakan gambar, karena seperti gambar sentral setiap gambar bermakna seribu kata.
Langkah-langkah pembelajaran IPS dengan Mind Mapping
(Tony Buzan 2009:15) sebagai berikut:
1. Membagi kelompok kecil untuk membuat Mind mapping dengan jumlah anggota 4 orang.
2. Membuat gambar atau simbol sesuai dengan imajinasi siswa menggunakan pensil warna sebagai ide sentral dengan menulis topik pembelajaran.
3. Membuat cabang-cabang sesuai dengan sup topik pembelajaran dengan menggunakan symbol gambar atau kata kunci yang dipahami oleh siswa.
4. Menghubungkan cabang-cabang atau sub topik pembelajaran dari ide sentral atau topik pembelajaran
16
ke sub topik pembelajaran tingkatdua, tiga ke tingkat selanjutnya.
5. Membuat garis melengkung dengan warna tebal dari topic pembelajaran ke sub-sub topik pembelajaran selanjutnya.
6. Hasil peta konsep siswa di presentasikan di depan kelas.
7. Siswa lain memberi tanggapan tentang hasil kerja kelompok presentasi.
8. Secara bersama–sama guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran.
Dari berbagai macam metode pambelajaran IPS, peneliti
hanya membatasi penggunaan metode mind mapping yang
divariasi dengan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi,
karena dalam setiap pembelajaran harus diawali penjelasan atau
informasi dari guru dalam penyajian atau penyampaian bahan
pelajaran.
Untuk dapat menciptakan interaksi pembelajaran haruslah
menggunakan sebuah metode, metode sangat penting karena
dapat menggali daya kemampuan siswa dalam belajar. Dalam
model pembelajaran kooperatif, terdapat tipe mind mapping atau
peta konsep. Mind mapping menekankan pada daya tangkap
siswa dalam memahami pelajaran. Pelajaran yang di terima
siswa, akan di aplikasikan dengan membuat sebuah peta konsep
atau catatan yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam
mengingat.
Dari kajian diatas, maka dapat di simpulkan bahwa untuk
dapat meningkatkan minat dan hasil belajar adalah dengan
menggunakan metode pembelajaran mind mapping karena
dengan metode ini proses pembelajaran akan melibatkan siswa
dalam kelompok untuk membuat mind mapping yang sesuai
dengan keinginan siswa. Dengan demikian siswa mudah
memahami materi ajar sehingga akan berakibat pada
meningkatnya minat dan hasil belajar siswa.
17
2.1.4 Pembelajaran IPS
Dalam KBBI kata pembelajaran adalah kata benda yang
diartikan sebagai “proses, cara, menjadikan orang atau mahluk
hidup belajar” (Depdikbud, 2002). Kata ini berasal dari kata
kerja belajar yang berarti “ berusaha untuk memperoleh
kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman”(Depdikbud, 2002). Dimyati dan
Mudjiono menjabarkan bahwa pembelajaaran adalah kegiatan
guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar. Pembelajaran merupakan proses
komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa
yaitu saling bertukar informasi.
Lewis mengemukakan bahwa sosial adalah sesuatu yang
dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari
antara warga negara dan pemerintahannya.
Menurut Keith Jacobs sosial adalah sesuatu yang dibangun
dan terjadi dalam sebuah situs komunitas.
Sosial menurut pendapat Ruth Aylett adalah sesuatu yang
dipahami sebagai sebuah perbedaan namun tetap inheren dan
terintegrasi.
Pada tahun 1992, NCSS telah mendefinisikan IPS sebagai
berikut :
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archaeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic
18
society in an interdependent world (Stahl dan Hartoonian, 2003)
Menurut peneliti, pembelajaran merupakan proses belajar
atau dapat dikatakan usaha untuk mendapatkan kepandaian.
Dalam pembelajaran, guru sangat berperan penting karena guru
adalah komponen utama sebagai sumber informasi. Selain
itu,sumber belajar dan siswa juga harus mendukung agar
terciptanya proses pembelajaran. Pada pembelajaran IPS,tidak
hanya guru,siswa dan sumer belajar yang di butuhkan, namun
juga lingkungan dan masyarakat sekitar. Karena IPS merupakan
ilmu yang bersifat sosial atau ber- kemasyarakatan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran IPS
adalah suatu proses atau cara guru untuk membuat siswa aktif
belajar ilmu – ilmu sosial dalam lingkungan bermasyarakat.
2.1.5 Pelaksanaan Pembelajaran IPS
Pelaksanaan pembelajaran diatur oleh menteri pendidikan
nasional republik Indonesia nomor 41 tahun 2007 tentang
standar proses. Pelaksanaan pembelajaran merupakan
implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan Inti Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses
pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
19
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang
luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
b. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis
yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan
bertindak tanpa rasa takut; 4) memfasilitasi peserta didik dalam
pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; 5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi
secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; 6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
20
9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1) memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar : a) berfungsi sebagai narasumber dan
fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa yang baku dan benar;
b) membantu menyelesaikan masalah; c) memberi acuan agar peserta didik dapat
melakukan pengecekan hasil eksplorasi; d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih
jauh; e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang
kurang atau belum berpartisipasi aktif. 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru:
a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
b. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
e. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
21
Sesuai dengan standar proses, penerapan pembelajaran IPS
menggunakan metode mind mapping sebagai berikut :
1. Rencana Pelaksanaan
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah:
3.) membuat skenario pembelajaran IPS berupa RPP.
4.) Sebelum melaksanakan kegiatan guru membuat lembar
observasi sesuai dengan indikator yang sudah ditentukan
yang bertujuan untuk meneliti seberapa jauh pengajar
melakukan pembelajaran.
5.) Selain membuat RPP dan lembar observasi, guru
membuat alat bantu pembelajaran berupa alat peraga.
Alat peraga ini menggunakan media visual yaitu gambar.
6.) Membuat alat evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh
siswa menerima pelajaran.
7.) Menyiapkan jurnal untuk refleksi diri.
2. Pelaksanaan
Kegiatan pendahuluan
a. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari sesuai
RPP.
b. Guru menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar.
c. Guru memotivasi siswa agar siswa lebih senang dan
berminat mengikuti pembelajaran.
d. Memberikan apersepsi.
Kegiatan inti
Eksplorasi
a. Guru melakukan penjelasan materi ajar menggunakan
mind mapping, bertujuan untuk mengenalkan kepada
siswa pembuatan mind mapping.
b. Guru melakukan tanya jawab materi yang akan
diajarkan, untuk menggali kemampuan siswa.
22
c. Siswa di bagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4
anggota untik membuat mind mapping.
d. Guru memberikan penjelasan cara membuat mind
mapping
e. Siswa membuat gambar atau simbol sesuai dengan
imajinasinya dengan menggunakan pensil warna sebagai
ide sentral dengan menulis topik pembelajaran.
f. Membuat cabang-cabang sesuai dengan sup topik
pembelajaran dengan menggunakan symbol gambar atau
kata kunci yang dipahami oleh siswa.
g. Menghubungkan cabang-cabang atau sub topik
pembelajaran dari ide sentral atau topik pembelajaran ke
sub topik pembelajaran tingkatdua, tiga ke tingkat
selanjutnya.
h. Membuat garis melengkung dengan warna tebal dari
topik pembelajaran ke sub-sub topik pembelajaran
selanjutnya.
i. Siswa melakukan aktivitas membuat mind mapping
sesuai materi dengan berkelompok.
Elaborasi
a. Hasil peta konsep siswa di presentasikan di depan kelas.
b. Siswa lain memberi tanggapan tentang hasil kerja
kelompok presentasi.
Konfirmasi
a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi setiap
kelompok
b. Guru memberikan pengayaan berupa tanya jawab kepada
siswa
Kegiatan penutup
a. Guru memberi evaluasi atau tugas lain untuk dikerjakan
dirumah.
23
3. Akhir pelaksanaan
a. Melakukan evaluasi pembelajaran setelah melakukan
tindakan
b. Melakukan refleksi agar mengetahui kelemahan –
kelemahan saat melakukan tindakan
2.2 Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah hasil
penelitian yang dilakukan oleh Meca (2010) yang menyimpulkan
bahwa melalui model pembelajaran Mind Mapping dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar IPS dilihat dari data
kuantitatif yang diperoleh menunjukkan hasil perolehan skor yang
cukup tinggi di SMP walisongo gempol pasuruan. Serta hasil
penelitian Mariyam (2009) yang menyimpulkan bahwa penerapan
metode mind mapping pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam
terbukti meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini dengan adanya
peningkatan jumlah siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi.
Pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping dapat
meningkatkan minat belajar serta hasil belajar karena peneliti
menemukan bahwa pembelajaran ini berhasil dilakukan oleh meca
dengan hasil skor yang cukup tinggi yaitu 80% dan minat siswa dalam
pembelajaran bertambah karena metode mind mapping adalah metode
yang memakai simbol dan warna yang dapat menumbuhkan kreatifitas
anak. Maka peneliti melanjutkan penelitian tersebut dengan sasaran di
sekolah dasar dengan menggabungkan variabel minat dan hasil
belajar.
2.3 Kerangka Pikir
Kondisi awal pembelajaran IPS bersifat konvensional sehingga
siswa hanya menerima informasi tanpa menggali informasi itu sendiri.
Siswa mengalami kesulitan belajar karena IPS merupakan mata
24
pelajaran yang bersifat mengingat atau hafalan. Akibat dari hal itu,
siswa mengalami kemerosotan hasil belajar dan minat siswa dalam
belajar IPS berkurang.
Mengapa peneliti menggunakan metode mind mapping dalam
pembelajaran IPS. Metode mind mapping tepat digunakan dalam
pembelajaran IPS karena pembuatan peta konsep berguna untuk
memudahkan siswa dalam mengingat suatu pokok bahasan yang
dipelajari serta membuat rasa senang saat pembelajaran IPS
berlangsung.
Hasil belajar dapat meningkat dengan menggunakan metode mind
mapping karena siswa mudah mempelajari materi IPS dengan
membuat catatan berupa peta konsep sehingga siswa dapat
mengerjakan soal tes dengan mudah dan minat siswa dalam belajar
meningkat dikarenakan peta konsep dapat dibuat bervariasi sesuai
keinginan siswa. Hal ini dapat merangsang siswa untuk senang ketika
belajar dan minat belajar siswa meningkat.
2.4 Hipotesis Penelitian
Atas dasar teori dan kajian pustaka yang telah disusun, maka dalam
mengatasi kesulitan belajar IPS diperlukan tehnik yaitu metode mind
mapping yang dapat membantu memudahkan siswa dalam menangkap
pelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Serta dengan metode
mind mapping dapat meningkatkan minat belajar siswa dan hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV SDN Kutowinangun
09.