bab ii kajian pustaka 2.1 landasan teori -...

20
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Hamalik(2006), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (dalam Suharsimi Arikunto 2006), hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, dua diantaranya adalah kognitif, dan afektif. Perinciannya adalah sebagai berikut: 1. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelek- tual yang terdiri dari aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. 2. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi Howard Kingsley (dalam Sudjana 2002) membagi 3 macam hasil belajar: a. Keterampilan dan kebiasaan b.Pengetahuan dan pengertianc. Sikap dan cita-cita Pendapat dari Horward Kingsley (dalam Sudjana 2002) ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil 5

Upload: duongcong

Post on 22-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Hasil Belajar

Menurut Hamalik(2006), hasil belajar adalah bila seseorang

telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang

tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak

mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi

Bloom (dalam Suharsimi Arikunto 2006), hasil belajar dalam

rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, dua diantaranya

adalah kognitif, dan afektif. Perinciannya adalah sebagai

berikut:

1. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelek-

tual yang terdiri dari aspek yaitu pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah

afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima,

menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi

dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil

belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria

dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai

apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh

perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi Howard Kingsley

(dalam Sudjana 2002) membagi 3 macam hasil belajar:

a. Keterampilan dan kebiasaan

b.Pengetahuan dan pengertianc. Sikap dan cita-cita

Pendapat dari Horward Kingsley (dalam Sudjana 2002) ini

menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil

5

6

belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah

menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002), hasil belajar

merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi

siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan

pada saat sebelum belajar. Dari sisi guru, adalah bagaimana guru

bisa menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa bisa

menerimanya.

Menurut Winkel (2004),mengemukakan bahwa hasil

belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh

seseorang. Sedangkan menurut Arif Gunarso (dalam Lina,

2009), hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh

seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Jadi hasil

belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dari proses belajar

yang telah dilakukannya. Hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik dengan melakukan usaha

secara maksimal yang dilakukan oleh seseorang setelah

melakukan usaha-usaha belajar. Hasil belajar biasanya

dinyatakan dalam bentuk nilai. Setelah mengkaji pengertian

hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

proses pembelajaran.

Nana Sudjana (dalam techonly13, 2004) menyatakan

bahwa proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan

informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya

mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.

Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan

membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk

keseluruhan kelas maupun individu. Setiap keberhasilan belajar

7

diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang diperoleh siswa.

Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran

diwujudkan dengan nilai.

Nana Sudjana (1989) menyatakan bahwa hasil belajar yang

diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang

dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang

diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil

belajar yang dicapai siswa.

Hasil belajar sangat penting karena siswa akan mengalami

perubahan tingkah laku belajar yang lebih baik sebagai akibat

dari proses belajar. Hasil belajar diukur dari tingkat keberhasilan

siswa tersebut mencapai tujuan pengajaran. Hasil ini di

wujudkan dalam bentuk nilai yang dapat memberikan informasi

kepada guru tentang kemajuan siswa dan merupakan bukti dari

keberhasilan siswa dalam pencapaian belajarnya.

Berdasarkan kajian tentang hasil belajar menurut peneliti,

hasil belajar adalah usaha pencapaian proses belajar siswa yang

merupakan bukti keberhasilan siswa dalam menempuh suatu

pengajaran yang diukur dengan menggunakan tes tertentu..

2.1.2 Minat belajar

1. Pengertian Minat dan belajar

Menurut Suyanto (dalam Qym, 2009) minat sebagai

pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan

penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan.

Utami dan Fauzan (dalam Qym, 2009) berpendapat minat

sebagai kecenderungan yang relatif menetap sebagai bagian diri

seseorang untuk tertarik dan menekuni bidang – bidang tertentu.

Belajar menurut bahasa adalah usaha (berlatih) dan sebagai

upaya mendapatkan kepandaian. Sedangkan menurut istilah

yang dipaparkan oleh para ahli, di antaranya oleh Ahmad Fauzi

8

(2004) yang mengemukakan belajar adalah “Suatu proses di

mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui

serentetan reaksi atas situasi (atau rangsang) yang terjadi.

Sardiman A. M.(2008) berpendapat bahwa minat diartikan

sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat

ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan

keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya

sendiri.Sedangkan menurut I.L.Pasaribu dan Simanjuntak

(1983) mengartikan minat sebagai “suatu motif yang

menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan sesuatu

yang menariknya. Selanjutnya menurut Zakiah Daradjat,

dkk.,(1995) mengartikan minat adalah kecenderungan jiwa yang

tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi orang.

Gronback (dalam slameto 1995) yang mengatakan

“Learning is show by a behavior as a result of experience”

tertarik dan menekuni bidang – bidang tertentu. Selanjutnya

Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati (2004) mengartikan

belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat

adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu

dengan lingkungan sehingga mereka lebih mampu berinteraksi

dengan lingkungannya.

Menurut Gie (1998), arti penting minat dalam kaitannya

dengan pelaksanaan studi adalah :

1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta. 2. Minat memudahnya terciptanya konsentrasi. 3. Minat mencegah gangguan dari luar 4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam

ingatan. 5. Minat memperkecil kebosanan belajar belajar dalam diri

sendiri.

9

Berdasarkan penjelasan beberapa tokoh mengenai belajar,

penulis mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu

perubahan tingkah laku individu dari hasil interaksi dengan

lingkungan sekitar dan melalui latihan.

Menurut penulis minat sangat penting bagi peserta didik

karena dengan adanya minat belajar, siswa dapat bebas

mengekplorasikan kemampuannya dan siswa merasa senang

mengikut pembelajaran.

Dari beberapa pengertian minat dan belajar tersebut

pengertian minat belajar terfokus pada kecenderungan seseorang

untuk melakukan sesuatu kegiatan yang disukai untuk

mendapatkan pengalaman baru.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa minat belajar adalah

sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian yang

disengaja yang melahirkan rasa senang dalam perubahan

tingkah laku belajar.

2. Pentingnya Peningkatan Minat Belajar Siswa

Menurut Dalyono (2001), bahwa minat dapat timbul karena

daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat

yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar

artinya untuk mencapai/memperoleh benda atau tujuan yang

diminati itu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan

prestasi yang tinggi.

Menurut Djamarah (2008), bahwa minat besar pengaruhnya

terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap

suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-

sungguh, karena ada daya tarik baginya. Proses belajar akan

berjalan lancar bila disertai minat. Minat merupakan alat

motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan

belajar anak didik dalam kurun waktu tertentu. Melihat dari

10

pendapat di atas, maka minat penting untuk ditingkatkan karena

mempermudah proses belajar siswa dan untuk mencapai prestasi

yang lebih tinggi dari sebelumnya.

2.1.3 Metode pembelajaran tipe mind mapping

Menurut Nana Sudjana (2005) metode pembelajaran

adalah, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan

guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pengajaran”.

Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009) menyatakan, “Metode

pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran

yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran

pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

Berdasarkan definisi / pengertian metode pembelajaran yang

dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan

oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa

untuk mencapai tujuan.

Benny A. Pribadi (2009) menyatakan, “tujuan proses

pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi

seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses

pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik”.

Banyak metode yang digunakan seorang guru dalam

pembelajaran passing bawah bolavoli, antara lain dengan

menggunakan metode pembelajaran inovatif dan konvensional. Konsep mind mapping diperkenalkan oleh Tony Buzan

tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant

Thinking. Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata

sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral

tersebut. mind mapping sangat efektif bila digunakan untuk

memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat

11

asosiasi di antara ide tersebut. mind mapping juga berguna untuk

mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya

yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan

untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang

lain. Berikut contoh gambar mind mapping:

Gambar 2.1 Mind mapping

Sumbe: Gembira Belajar mind Mapping

Mind mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi

membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar

optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan

kanan. Dengan metode mind mapping siswa dapat

meningkatkan daya ingat hingga 78%.

Beberapa manfaat memiliki mind mapping antara lain(Tony

Buzan, 2003):

a. Merencana b. Berkomunikasi c. Menjadi Kreatif d. Menghemat Waktu e. Menyelesaikan Masalah f. Memusatkan Perhatian g. Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran h. Mengingat dengan lebih baik i. Belajar Lebih Cepat dan Efisien j. Melihat gambar keseluruhan

12

Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind

mapping ini, yaitu :

a. Cara ini cepat b. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide

yang muncul dikepala anda c. Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang

lain. d. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk

menulis. Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah

satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual.

Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja

otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Tugas guru dalam

proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat

mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses

pembuatan mind mapping.(Sugiarto,Iwan.2004.Mengoptimalkan

Daya Kerja Otak Dengan Berfikir)

Busan (1993) dalam Djohan (2008) mengemukakan, bahwa A Mind Map® is powerful graphic technique which provides auniversal key to unlock the potential of the brain. It harnesses the full range of cortical skills – word, image, number, logic, rhythm, colour and spatial awareness – in a single, uniquely powerful manner. In so doing, it give you a freedom to roam the infinite expanses of your brain. Dari pengertian tersebut, Johan (2008) menyimpulkan

bahwa Peta Pikiran merupakan suatu teknik grafik yang sangat

ampuh dan menjadi kunci yang universal untuk membuka

potensi dari seluruh otak, karena menggunakan seluruh

keterampilan yang terdapat pada bagian neo-korteks dari otak

atau yang lebih dikenal sebagai otak kiri dan otak kanan.

Dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus

dilakukan proses pembelajaran berbasis Mind Mapping Johan

(2008), yaitu:

1. Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk

13

pertemuan pertama pada setiap awal Semester, Overview dapat diisi dengan kegiatan untuk membuat Mind Mapping yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.

2. Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapat dilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview.

3. Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.

4. Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.

14

Adapun kelemehan dan kelebihan dalam penggunaan

metode mind mapping ini, menurut Herdian (2009) ada

beberapa kelebihan metode mind mapping, yaitu:

Kelebihan Metode Mind Mapping

Kekurangan Metode Mind Mapping

1. Cara ini cepat 2. Metode ini dapat di-

gunakan untuk meng- organisasikan ide - ide yang muncul dikepala siswa

3. Dalam proses meng- gambar diagram dapat memunculkan ide-ide yang lain

4. Diagram yang terbentuk Bisa menjadi panduan untuk menulis

1. Jumlah detil informasi yang bisa dimasukkan yaitu mind mapping memiliki kekurangan terutama dalam hal jumlah detil informasi yang dapat dimasuk-kan, jika memasukan informasi yang men detail maka mind mapping menjadi tidak efektif

Sedangkan menurut Olivia (2008), Mind Mapping memiliki

keunggulan antara lain:

1. Cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak.

2. Cara baru untuk belajar dan berlatih dengan cepat dan ampuh.

3. Cara membuat catatan agar tidak membosankan. 4. Cara terbaik mendapatkan ide baru dan

merencanakan proyek. 5. Alat berpikir yang mengasikkan karena membantu

berpikir 2 kali lebih baik, 2 kali lebih cepat, 2 kali lebih jernih dan lebih menyenangkan.

Setiap pembelajaran dapat menggunakan metode ini karena

metode ini dapat memudahkan siswa dalam belajar. Seperti mata

pelajaran IPS yang bersifat hafalan. Langkah-langkah membuat

Mind Mapping Bedasarkan buku pintar Tony buzan (2008) ada

tujuh langkah dalam pembuatan Mind Mapping,antara lain

sebagai berikut:

15

1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar,karena mulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.

2. Gunakan gambar atau simbol untuk ide sentral,karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi.Sebuah gambar sentral akan lebih menarik membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita.

3. Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Map lebih hidup,menambah energy kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan

4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat (ide pokok) dan hubungkan cabang ketingkat dua dan tiga ketingkat satu dan dua, seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi, otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat ) hal sekaligus.Bila kita menghubungkan cabang-cabang ,akan lebih mudah mengerti dan mengingat.

5. Buatlah garis melengkung, bukan lurus, karena garis lurus akan membosankan otak.

6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal memberi banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind Map.Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi , lebih bebas dan bisa memicu ide dan pikiran baru.

7. Gunakan gambar, karena seperti gambar sentral setiap gambar bermakna seribu kata.

Langkah-langkah pembelajaran IPS dengan Mind Mapping

(Tony Buzan 2009:15) sebagai berikut:

1. Membagi kelompok kecil untuk membuat Mind mapping dengan jumlah anggota 4 orang.

2. Membuat gambar atau simbol sesuai dengan imajinasi siswa menggunakan pensil warna sebagai ide sentral dengan menulis topik pembelajaran.

3. Membuat cabang-cabang sesuai dengan sup topik pembelajaran dengan menggunakan symbol gambar atau kata kunci yang dipahami oleh siswa.

4. Menghubungkan cabang-cabang atau sub topik pembelajaran dari ide sentral atau topik pembelajaran

16

ke sub topik pembelajaran tingkatdua, tiga ke tingkat selanjutnya.

5. Membuat garis melengkung dengan warna tebal dari topic pembelajaran ke sub-sub topik pembelajaran selanjutnya.

6. Hasil peta konsep siswa di presentasikan di depan kelas.

7. Siswa lain memberi tanggapan tentang hasil kerja kelompok presentasi.

8. Secara bersama–sama guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran.

Dari berbagai macam metode pambelajaran IPS, peneliti

hanya membatasi penggunaan metode mind mapping yang

divariasi dengan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi,

karena dalam setiap pembelajaran harus diawali penjelasan atau

informasi dari guru dalam penyajian atau penyampaian bahan

pelajaran.

Untuk dapat menciptakan interaksi pembelajaran haruslah

menggunakan sebuah metode, metode sangat penting karena

dapat menggali daya kemampuan siswa dalam belajar. Dalam

model pembelajaran kooperatif, terdapat tipe mind mapping atau

peta konsep. Mind mapping menekankan pada daya tangkap

siswa dalam memahami pelajaran. Pelajaran yang di terima

siswa, akan di aplikasikan dengan membuat sebuah peta konsep

atau catatan yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam

mengingat.

Dari kajian diatas, maka dapat di simpulkan bahwa untuk

dapat meningkatkan minat dan hasil belajar adalah dengan

menggunakan metode pembelajaran mind mapping karena

dengan metode ini proses pembelajaran akan melibatkan siswa

dalam kelompok untuk membuat mind mapping yang sesuai

dengan keinginan siswa. Dengan demikian siswa mudah

memahami materi ajar sehingga akan berakibat pada

meningkatnya minat dan hasil belajar siswa.

17

2.1.4 Pembelajaran IPS

Dalam KBBI kata pembelajaran adalah kata benda yang

diartikan sebagai “proses, cara, menjadikan orang atau mahluk

hidup belajar” (Depdikbud, 2002). Kata ini berasal dari kata

kerja belajar yang berarti “ berusaha untuk memperoleh

kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang

disebabkan oleh pengalaman”(Depdikbud, 2002). Dimyati dan

Mudjiono menjabarkan bahwa pembelajaaran adalah kegiatan

guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada

penyediaan sumber belajar. Pembelajaran merupakan proses

komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa

yaitu saling bertukar informasi.

Lewis mengemukakan bahwa sosial adalah sesuatu yang

dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari

antara warga negara dan pemerintahannya.

Menurut Keith Jacobs sosial adalah sesuatu yang dibangun

dan terjadi dalam sebuah situs komunitas.

Sosial menurut pendapat Ruth Aylett adalah sesuatu yang

dipahami sebagai sebuah perbedaan namun tetap inheren dan

terintegrasi.

Pada tahun 1992, NCSS telah mendefinisikan IPS sebagai

berikut :

Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archaeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic

18

society in an interdependent world (Stahl dan Hartoonian, 2003)

Menurut peneliti, pembelajaran merupakan proses belajar

atau dapat dikatakan usaha untuk mendapatkan kepandaian.

Dalam pembelajaran, guru sangat berperan penting karena guru

adalah komponen utama sebagai sumber informasi. Selain

itu,sumber belajar dan siswa juga harus mendukung agar

terciptanya proses pembelajaran. Pada pembelajaran IPS,tidak

hanya guru,siswa dan sumer belajar yang di butuhkan, namun

juga lingkungan dan masyarakat sekitar. Karena IPS merupakan

ilmu yang bersifat sosial atau ber- kemasyarakatan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran IPS

adalah suatu proses atau cara guru untuk membuat siswa aktif

belajar ilmu – ilmu sosial dalam lingkungan bermasyarakat.

2.1.5 Pelaksanaan Pembelajaran IPS

Pelaksanaan pembelajaran diatur oleh menteri pendidikan

nasional republik Indonesia nomor 41 tahun 2007 tentang

standar proses. Pelaksanaan pembelajaran merupakan

implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik

untuk mengikuti proses pembelajaran b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari

c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai

d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan Inti Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses

pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

19

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang

luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

b. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis

yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan

bertindak tanpa rasa takut; 4) memfasilitasi peserta didik dalam

pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; 5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi

secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; 6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan

eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

20

9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1) memberikan umpan balik positif dan penguatan

dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar : a) berfungsi sebagai narasumber dan

fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa yang baku dan benar;

b) membantu menyelesaikan masalah; c) memberi acuan agar peserta didik dapat

melakukan pengecekan hasil eksplorasi; d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih

jauh; e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang

kurang atau belum berpartisipasi aktif. 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru:

a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

b. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

e. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

21

Sesuai dengan standar proses, penerapan pembelajaran IPS

menggunakan metode mind mapping sebagai berikut :

1. Rencana Pelaksanaan

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah:

3.) membuat skenario pembelajaran IPS berupa RPP.

4.) Sebelum melaksanakan kegiatan guru membuat lembar

observasi sesuai dengan indikator yang sudah ditentukan

yang bertujuan untuk meneliti seberapa jauh pengajar

melakukan pembelajaran.

5.) Selain membuat RPP dan lembar observasi, guru

membuat alat bantu pembelajaran berupa alat peraga.

Alat peraga ini menggunakan media visual yaitu gambar.

6.) Membuat alat evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh

siswa menerima pelajaran.

7.) Menyiapkan jurnal untuk refleksi diri.

2. Pelaksanaan

Kegiatan pendahuluan

a. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari sesuai

RPP.

b. Guru menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar.

c. Guru memotivasi siswa agar siswa lebih senang dan

berminat mengikuti pembelajaran.

d. Memberikan apersepsi.

Kegiatan inti

Eksplorasi

a. Guru melakukan penjelasan materi ajar menggunakan

mind mapping, bertujuan untuk mengenalkan kepada

siswa pembuatan mind mapping.

b. Guru melakukan tanya jawab materi yang akan

diajarkan, untuk menggali kemampuan siswa.

22

c. Siswa di bagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4

anggota untik membuat mind mapping.

d. Guru memberikan penjelasan cara membuat mind

mapping

e. Siswa membuat gambar atau simbol sesuai dengan

imajinasinya dengan menggunakan pensil warna sebagai

ide sentral dengan menulis topik pembelajaran.

f. Membuat cabang-cabang sesuai dengan sup topik

pembelajaran dengan menggunakan symbol gambar atau

kata kunci yang dipahami oleh siswa.

g. Menghubungkan cabang-cabang atau sub topik

pembelajaran dari ide sentral atau topik pembelajaran ke

sub topik pembelajaran tingkatdua, tiga ke tingkat

selanjutnya.

h. Membuat garis melengkung dengan warna tebal dari

topik pembelajaran ke sub-sub topik pembelajaran

selanjutnya.

i. Siswa melakukan aktivitas membuat mind mapping

sesuai materi dengan berkelompok.

Elaborasi

a. Hasil peta konsep siswa di presentasikan di depan kelas.

b. Siswa lain memberi tanggapan tentang hasil kerja

kelompok presentasi.

Konfirmasi

a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi setiap

kelompok

b. Guru memberikan pengayaan berupa tanya jawab kepada

siswa

Kegiatan penutup

a. Guru memberi evaluasi atau tugas lain untuk dikerjakan

dirumah.

23

3. Akhir pelaksanaan

a. Melakukan evaluasi pembelajaran setelah melakukan

tindakan

b. Melakukan refleksi agar mengetahui kelemahan –

kelemahan saat melakukan tindakan

2.2 Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah hasil

penelitian yang dilakukan oleh Meca (2010) yang menyimpulkan

bahwa melalui model pembelajaran Mind Mapping dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar IPS dilihat dari data

kuantitatif yang diperoleh menunjukkan hasil perolehan skor yang

cukup tinggi di SMP walisongo gempol pasuruan. Serta hasil

penelitian Mariyam (2009) yang menyimpulkan bahwa penerapan

metode mind mapping pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam

terbukti meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini dengan adanya

peningkatan jumlah siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi.

Pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping dapat

meningkatkan minat belajar serta hasil belajar karena peneliti

menemukan bahwa pembelajaran ini berhasil dilakukan oleh meca

dengan hasil skor yang cukup tinggi yaitu 80% dan minat siswa dalam

pembelajaran bertambah karena metode mind mapping adalah metode

yang memakai simbol dan warna yang dapat menumbuhkan kreatifitas

anak. Maka peneliti melanjutkan penelitian tersebut dengan sasaran di

sekolah dasar dengan menggabungkan variabel minat dan hasil

belajar.

2.3 Kerangka Pikir

Kondisi awal pembelajaran IPS bersifat konvensional sehingga

siswa hanya menerima informasi tanpa menggali informasi itu sendiri.

Siswa mengalami kesulitan belajar karena IPS merupakan mata

24

pelajaran yang bersifat mengingat atau hafalan. Akibat dari hal itu,

siswa mengalami kemerosotan hasil belajar dan minat siswa dalam

belajar IPS berkurang.

Mengapa peneliti menggunakan metode mind mapping dalam

pembelajaran IPS. Metode mind mapping tepat digunakan dalam

pembelajaran IPS karena pembuatan peta konsep berguna untuk

memudahkan siswa dalam mengingat suatu pokok bahasan yang

dipelajari serta membuat rasa senang saat pembelajaran IPS

berlangsung.

Hasil belajar dapat meningkat dengan menggunakan metode mind

mapping karena siswa mudah mempelajari materi IPS dengan

membuat catatan berupa peta konsep sehingga siswa dapat

mengerjakan soal tes dengan mudah dan minat siswa dalam belajar

meningkat dikarenakan peta konsep dapat dibuat bervariasi sesuai

keinginan siswa. Hal ini dapat merangsang siswa untuk senang ketika

belajar dan minat belajar siswa meningkat.

2.4 Hipotesis Penelitian

Atas dasar teori dan kajian pustaka yang telah disusun, maka dalam

mengatasi kesulitan belajar IPS diperlukan tehnik yaitu metode mind

mapping yang dapat membantu memudahkan siswa dalam menangkap

pelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Serta dengan metode

mind mapping dapat meningkatkan minat belajar siswa dan hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV SDN Kutowinangun

09.