askep tbc keluarga gerungaskep tbc keluarga gerungaskep tbc keluarga gerung

Upload: celista-listya-unyu-unyu

Post on 01-Mar-2016

60 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga GerungASKEP TBC Keluarga Gerung

TRANSCRIPT

BAB I

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia sia jika tidak menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat signifikan.

Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai nilai dan budaya keluarga, sehingga keluarga dapat menerima.

Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal hal yang terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada lembaga ataupun organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah secara administratif. Perawatan yang diberikan di rumah rumah khususnya oleh perawat komunitas masih bersifat sukarela, belum ada pengaturan terhadap imbalan atas jasa yang diberikan.

Pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memperoleh pengalaman nyata asuhan keperawatan keluarga pada keluarga yang mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai konsep dan teori keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai pendekatan.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis dapat memperoleh pengalaman secara nyata dalam merawat pasien atritis reumatoid dan mendapat gambaran yang jelas terhadap Asuhan Keperawatan yang diberikan kepada pasien

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu mengkaji data pasien

b. Penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien

c. Penulis mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien

d. Penulis mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan yang telah disusun

e. Penulis dapat melakukan evaluasi dterhadap tindakan keperawatan pasien

C. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam pembuatan askep (asuhan keperawatan) ini adalah :

1. Wawancara

Tujuannya adalah untuk memperoleh data secara langsung dari sumber data. Alasan digunakan teknik wawancara :

Dapat menggali lebih dalam masalah yang ingin diketahui.

Wawancara merupakan keterangan langsung dari objek yang diteliti.2. Observasi

Teknik observasi dalam penulisan ini adalah observasi secara langsung. Tujuannya agar data yang diperoleh mendekati data yang sebenarnya. Alasan digunakan observasi :

Observasi merupakan teknik langsung yang dapat dipakai untuk meneliti berbagai gejala atau keluhan pasien

Dari segi pencatatan hasil observasi merupakan media yang lebih praktis

3. Study Kepustakaan

Dapat dilakukan dengan membaca buku-buku dan catatan-catatan yang ada hubungannnya dengan masalah yang ada atau diteliti.4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengambil data dari status atau test pasien.

D. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan :

Berisikan latar belakang yang memuat alasan penulis mengangkat kasus artritis reumatoid serta data-data yang mendukung sehingga menarik untuk dikaji, tujuan penulisan disesuaikan dengan proses keperawatan, metode penulisan, dan sistematika penulisan

Bab II Tinjauan Teori :

Berisikan konsep dasar (masalah utama) pada kelayan, konsep dasar asuhan keperawatan yang terdiri dari proses keperawatan (Pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Bab III Tinjauan Kasus :

Berisikan data data kelayan yang menderita artritis reumatoid mulai dari hasil pengkajaian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasiBab IV Pembahasan :

Berisi tentang perbandingan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus dengan melihat dari segi proses keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran :

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAA. Konsep Dasar Keluarga

1. Keperawatan Kesehatan Keluarga.

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya 1989).

Alasan keluarga sebagai unit pelayanan perawatan (Freeman) adalah keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat, keluarga sebagai kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, penyakit pada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut, keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat, perawat dapat menjangkau masyarakat hanya melalui keluarga, dalam memelihara pasien sebagai individu keluarga tetap berperan dalam pengambil keputusan dalam pemeliharaannya, keluarga merupakan lingkungan yang serasi untuk mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga. Sedangkan tujuan perawatan kesehatan keluarga adalah memungkinkan keluarga untuk mengelola masalah kesehatan dan mempertahankan fungsi keluarga dan melindungi serta memperkuat pelayanan masyarakat tentang perawatan kesehatan.2. Type - type Keluarga :

a. Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.

b. Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

c. Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti

d. Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama

f. Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.3. Struktur keluarga

Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, dianataranya adalah (Nasrul Effendy, 1998 dalam mubarak, 2006 ):

a). Patrilinieal

Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

a). Matrilineal

Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga dalam beberapa

generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

a). Matrilokal

Adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama kelaurga sedarah isteri.

a). Patrilokal

Adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama kelaurga sedarah suami.a). Keluarga kawinan

Adalah hubungan suami isteri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan beberapa sanak keluarga yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami isteri.4. Fungsi keluarga

Menurut friedman, 1998 mengidentifikasi 5 fungsi dasar keluarga yaitu :

a. Fungsi afektif

1). Memelihara saling asuh

2). Keseimbnagan saling menghargai

3). Pertalian dan identifikasi

4). Keterpisahan dan kepaduan

b. Fungsi sosisalisasiDalam fungsi ini dibahas tentang bagaimana hubungan dan interaksi masing-masing anggota keluarga serta partisifasi dalam kegiatan sosialc. Fungsi reproduksiDalam fungsi ini akan membahas tentang perencanaan anggota keluarga dan alat kontrasepsi yang di gunakan.d. Fungsi ekonomiDalam fungsi ini membahas tentang bagaimana upaya pemenuhan sandang pangan keluarga.e. Fungsi perawatan keluarga

Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga. Selain keluarga melaksanakan fungsi dengan baik, keluarga juga harus melakukan tugas kesehatan keluarga. Tugas kesehatan keluarga adalah antara lain (friedman, dikutip oleh baiolon dan malgaya, 1978 dalam buku Mubarak, 2006) :

1). Mengenal masalah kesehatan keluarga

2). Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

3). Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

4). Mempertahankan suasana rumah yang sehat.

5). Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

5. Perkembangan keluarga

Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga yang meliputi: perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggotanya di sepanjang waktu.

Berikut tahap-tahap perkembangan tersebut adalah antara lain:

a. Tahap I, pasangan baru atau keluarga baru (Beginning Family).b. Tahap II, keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama).c. Tahap III, keluarga dengan anak pra sekolah (Families With Preschool).

d. Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (Families With School Children).

e. Tahap V, kelurga dengan anak remaja (Families With Teenagers).

f. Tahap VI, keluarga dengan anak dewaswa atau pelepasan (Launching Center Family).

g. Tahap VII, keluarga usia pertengahan (Middle Age Family).

h. Tahap VIII, keluarga lanjut usia.6. Keluarga sebagai unit keperawatan

Alasan keluarga sebagai unit pelayanan ( R.B freedman, 1981 ) adalah sebagai berikut :

a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat .

b. Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalahmasalah dalam kelompoknya

c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu angota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien) keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggota keluarganya yang menderita tuberculosis.

e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita sakit tuberculosis.7. Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan

Menurut Freedman ( 1981) keluarga mempunyai lima (5 ) tugas memelihara kesehatan keluarga khususnya keluarga yang anggotanya menderita penyakit tuberculosis yaitu :

a. Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga tentang gejala tuberculosisb. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap angota keluarga yang menderita penyakit tuberculosis

c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita tuberculosisd. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepada anggota keluarganya

e. Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang dapat mengatasi penyakit tuberculosis.

b. Peran perawat dalam memberi asuhan keperawatan pada keluarga yang menderita penyakit tuberculosis.

Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi maka peran perawat diperlukan sebagai berikut :

1) Pengenal tentang gejala tuberculosis Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit tuberculosis2) Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit tuberculosis. Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit tuberculosis, perawat memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengembangkan kemampuam mereka dalam melaksanakan perawatan dan memberikan demonstrasi kepada keluarga bagaimana merawat anggota keluarga yang menderita tuberculosis.

3) Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita penyakit tuberculosisPerawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan kelurga yang menderita penyakit tuberculosis, sehingga dapat menilai, mengetahui masalah dan kebutuhan keluarga serta mencari cara penyelesaian masalah penyakit yang sedang dihadapi

4) Fasilitator

Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal masalah pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi dan mencari alternatif pemecahanya .

5) Pendidik kesehatan

Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah penyakit tuberculosis6) Penyuluh dan konsultasi

Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar terhadap keluarga yang anggotanya mederita penyakit tuberculosisB. Tanggung Jawab Perawat

Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah mempunyai tanggung jawab yang meliputi :

1. Memberikan Pelayanan secara Langsung

Pelayanan keperawatan dapat meliputi pengakajian fisik atau psikososial, menunjukkan pemberian tindakan secara trampil dan memberikan intervensi. Kerjasama dari klien dan keluarga serta pemberi perawatan utama di keluarga dalam perencanaan sangaat penting untuk menjaga kesinambungan perawatan selama perawat tidak ada di rumah. Perawat hanya memberikan perawata dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang dilakukan di rumah lebih merupakan tanggung jawab daari keluarga daripada perawat. Oleh karena itu pendidikan kesehatan menjadi intervensi yang utama dalam perawatan di rumah.2. Dokumentasi

Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.

3. Koordinasi antara Pelayanan dan Manajemen Kasus

Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para professional lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Focus peran perawat yang yang menjadi manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan, menentukan prioritas kebutuhan , mengidentifikasi cara untuk mememuhi kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang disusun.

4. Menentukan Frekuensi dan Lama Perawatan

Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama periode waktu tertentut sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu perawatan yang dilakukan di rumah.

5. Advocacy

Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini adalah peran perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan masalah pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan keluarga meupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.

1. Tahap Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Halhal yang dikaji dalam keluarga adalah :

a. Data umum :

Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing masing anggota keluarga serta genogram.

Type keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.

Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan

Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Status social ekonomi keluarga. Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang barang yang dimiliki oleh keluarga.

Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.

Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.

c. Pengkajian lingkungan

Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan perabotan rumah, dan denah rumah.

Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.

Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.

Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluaarga yang ada.

Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk system pendukung adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas social atau dukungan masyarakat setempat.

d. Struktur keluarga

Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.

Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.

Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.

Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatna.

e. Fungsi keluarga

Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap salingg menghargai.

Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau huubungan dalam keluarga dan sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku.

Fungsi perawatan kesehatan. Sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit, kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :

Mengenal masalah kesehatan : sejauhmana keluarga mengenal fakta fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah.

Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat : sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.

Merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber sumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial), mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.

Memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauhmana mengetahui sumber sumbver keluarga yang dimiliki, keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antar anggota keluarga.

Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat : apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.

Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.

Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.

f. Stres dan koping keluarga

Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.

Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau stressor. Mengkaji sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.

Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa. Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

h. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.2. Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga.

Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkana pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :

b. Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.

c. Resiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.

d. Potensial (keadaan sejahtera atau wellness)

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.

Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas.

3. Perencanaan Keperawatan Keluarga.

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkap dengan criteria dan standar. Criteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.4. Tahapan tindakan keperawatan keluarga.

Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal hal dibawah ini :

Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

Menstimulais keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.

Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakait dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.

Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara mengenakan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

5. Tahap evaluasi

Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.D. Konsep Dasar TBC1. PengertianTuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tubeculosis.2. Proses PenularanTuberkulosis tergolong airborne disease yakni penularan melalui droplet nuclei yang dikeluarkan ke udara oleh individu terinfeksi dalam fase aktif. Setiapkali penderita ini batuk dapat mengeluarkan 3000 droplet nuclei. Penularan umumnya terjadi di dalam ruangan dimana droplet nuclei dapat tinggal di udara dalam waktu lebih lama. Di bawah sinar matahari langsung basil tuberkel mati dengan cepat tetapi dalam ruang yang gelap lembab dapat bertahan sampai beberapa jam. Dua faktor penentu keberhasilan pemaparan Tuberkulosis pada individu baru yakni konsentrasi droplet nuclei dalam udara dan panjang waktu individu bernapas dalam udara yang terkontaminasi tersebut di samping daya tahan tubuh yang bersangkutan.

Di samping penularan melalui saluran pernapasan (paling sering), M. tuberculosis juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit (lebih jarang).3. Faktor resiko

a. Rasial/Etnik group : Penduduk asli Amerika, Eskimo, Negro, Imigran dari Asia Tenggara.b. Klien dengan ketergantuangan alkhohol dan kimia lain yang menimbulkan penurunan status kesehatan.c. Bayi dan anak di bawah 5 tahun.

Klien dengan penurunan imunitas : HIV positip, terapi steroid & kemoterapi kanker

4. Patofisiologi

Mycobacterium TBC

Masuk jalan napas

Tinggal di Alveoli

Tanpa infeksi

Inflamasi

disebar oleh limfe

Fibrosis

Timbul jar. Ikat sifat

Elastik & tebal.

Kalsifikasi

- Batuk

Alaveolus tidak

- Spuntum purulen Exudasi

kembali saat

- Hemoptisis

ekspirasi

- BB menurun

Nekrosis/perkejuan

Gas tidak dapat

Kavitasi berdifusi dgn. Baik

SesakBersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.

Kuman

Infeksi primer

Sembuh total

Sembuh dgn. Sarang Komplikasi

ghon

- Menyebar ke seluruh

tubuh scr. Bronkhogen,

limphogen, hematogen

Infeksi post primer Kuman dormant

Muncul bertahun kemudian

Diresorpsi kembali/sembuh Membentuk jar. keju Sarang meluas

Jika dibatukkan sembuh dgn.

membentuk kavitas. Jar. Fibrotik

.

Kavitas meluas Memadat & membungkus diri Bersih(Tubercoloma)

Kurang pengetahuan tentang kondisi, terapi dan pencegahan berhubungan dengan infornmasi kurang / tidak akurat.

Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveoli biasanya diinhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil karena gumpalan yang lebih besar cenderung tertahan di rongga hidung dan dan tidak menyebabkan penyakit (Dannenberg, 1981 dikutip dari Price, 1995). Setelah berada dalam ruang alveolus (biasanya di bagian bawah lobus atas atau di bagian atas lobus bawah) basil tuberkulosis ini membangkitkan reaksi peradangan. Lekosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan mefagosit bakteri tetapi tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka lekosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala-gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya tanpa menimbulkan kerusakan jaringan paru atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui kelenjar limfe regional. Makrofag yang mengalami infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini biasanya berlangsung selama 10-20 hari.

Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat seperti keju, lesi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang mengalami nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblas menimbulkan respon berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa, membentuk jaringan parut yang akhirnya membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.

Lesi primer paru-paru disebut fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjar limfe regional dan lesi primer dinamakan kompleks Ghon. Kompleks Gohn yang mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang sehat yang kebetulan menjalani pemeriksaan radiogram rutin.

Respon lain yang terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan dimana bahan cair lepas ke dalam bronkus dan menimbulkan kavitas. Materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk ke percabangan trakeobronkial. Proses ini dapat terulang kembali pada bagian lain dari paru atau basil dapat terbawa ke laring, telinga tengah atau usus.

Kavitas kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen bronkus dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat dengan perbatasan bronkus. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran yang ada dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas. Keadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan aktif.

Penyakit dapat menyebar melalui saluran limfe atau pembuluh darah (limfohematogen). Organisme yang lolos dari kelenjar limfe akan mencapai aliran darah dalam jumlah yang lebih kecil yang kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain (ekstrapulmoner). Penyebaran hematogen merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan tuberkulosis milier. Ini terjadi bila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk ke dalam sistem vaskuler dan tersebar ke dalam sistem vaskuler ke organ-organ tubuh.

5. Gambaran Klinik

Tuberkulosis sering dijuluki the great imitator yaitu suatu penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-kadang asimtomatik.

Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik:

a. Gejala respiratorik, meliputi:

1) Batuk

Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.

2) Batuk darah

Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.

3) Sesak napas

Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.

4) Nyeri dada

Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.

b. Gejala sistemik, meliputi:

1) Demam

Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influeza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.2) Gejala sistemik lain

Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise. Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia.

6. KlasifikasiKlasifikasi TB Paru dibuat berdasarkan gejala klinik, bakteriologik, radiologik dan riwayat pengobatan sebelumnya. Klasifikasi ini penting karena merupakan salah satu faktor determinan untuk menetapkan strategi terapi.Sesuai dengan program Gerdunas P2TB klasifikasi TB Paru dibagi sebagai berikut:

a. TB Paru BTA Positif dengan kriteria:

-Dengan atau tanpa gejala klinik

-BTA positif: mikroskopik positif 2 kali, mikroskopik positif 1 kali disokong biakan positif 1 kali atau disokong radiologik positif 1 kali.

-Gambaran radiologik sesuai dengan TB paru.b. TB Paru BTA Negatif dengan kriteria:

-Gejala klinik dan gambaran radilogik sesuai dengan TB Paru aktif

-BTA negatif, biakan negatif tetapi radiologik positif.c. Bekas TB Paru dengan kriteria:

-Bakteriologik (mikroskopik dan biakan) negatif

Gejala klinik tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan paru.

Radiologik menunjukkan gambaran lesi TB inaktif, menunjukkan serial foto yang tidak berubah.

Ada riwayat pengobatan OAT yang adekuat (lebih mendukung). 7. Terapi

Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga mnecegah kematian, mencegsah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata rantai penularan.

Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat Rifampisin/INH. Cara kerja, potensi dan dosis OAT utama dapat dilihat pada tabel berikutObat Anti TB EsensialAksiPotensiRekomendasi Dosis (mg/kg BB)

Per HariPer Minggu

3 x2 x

Isoniazid (H)

Rifampisin (R)

Pirasinamid (Z)

Streptomisin (S)

Etambutol (E)Bakterisidal

Bakterisidal Bakterisidal Bakterisidal BakteriostatikTinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Rendah5

10

25

15

1510

10

35

15

3015

10

50

15

45

Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:

a. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam penanggulangan TB.

b. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.

c. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita harus minum obat setiap hari.

d. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.e. Pencatatan dan pelaporan yang baku. 8. Konsep Asuhan Keperawatan Teoritisa. Pengkajian

1. Aktivitas/istirahat:

Gejala:

-Kelelelahan umum dan kelemahan

Dispnea saat kerja maupun istirahat

Kesulitan tidur pada malam hari atau demam pada malam hari, menggigil dan atau berkeringat

Mimpi buruk

Tanda:

Takikardia, takipnea/dispnea pada saat kerja

Kelelahan otot, nyeri, sesak (tahap lanjut)

2. Sirkulasi

Gejala:

PalpitasiTanda:

Takikardia, disritmia

Adanya S3 dan S4, bunyi gallop (gagal jantung akibat effusi)

Nadi apikal (PMI) berpindah oleh adanya penyimpangan mediastinal

Tanda Homman (bunyi rendah denyut jantung akibat adanya udara dalam mediatinum) TD: hipertensi/hipotensi Distensi vena jugularis3. Integritas ego:

Gejala:

Gejala-gejala stres yang berhubungan lamanya perjalanan penyakit, masalah keuangan, perasaan tidak berdaya/putus asa, menurunnya produktivitas.Tanda:

Menyangkal (khususnya pada tahap dini)

Ansietas, ketakutan, gelisah, iritabel.

Perhatian menurun, perubahan mental (tahap lanjut)

4. Makanan dan cairan:

Gejala:

Kehilangan napsu makan

Penurunan berat badan

Tanda:

Turgor kulit buruk, kering, bersisik

Kehilangan massa otot, kehilangan lemak subkutan

5. Nyeri dan Kenyamanan:

Gejala:

Nyeri dada meningkat karena pernapsan, batuk berulang

Nyeri tajam/menusuk diperberat oleh napas dalam, mungkin menyebar ke bahu, leher atau abdomen.

Tanda:

Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, gelisah.6. Pernapasan:

Gejala:

Batuk (produktif atau tidak produktif)

Napas pendek

Riwayat terpajan tuberkulosis dengan individu terinfeksi

Tanda:

Peningkatan frekuensi pernapasan

Peningkatan kerja napas, penggunaan otot aksesori pernapasan pada dada, leher, retraksi interkostal, ekspirasi abdominal kuat

Pengembangan dada tidak simetris

Perkusi pekak dan penurunan fremitus, pada pneumothorax perkusi hiperresonan di atas area yang telibat.

Bunyi napas menurun/tidak ada secara bilateral atau unilateral

Bunyi napas tubuler atau pektoral di atas lesi

Crackles di atas apeks paru selama inspirasi cepat setelah batuk pendek (crackels posttussive)

Karakteristik sputum hijau purulen, mukoid kuning atau bercak darah Deviasi trakeal7. Keamanan:

Gejala:

Kondisi penurunan imunitas secara umum memudahkan infeksi sekunder.

Tanda:

Demam ringan atau demam akut.

8. Interaksi Sosial:

Gejala:

Perasaan terisolasi/penolakan karena penyakit menular

Perubahan aktivitas sehari-hari karena perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran9. Penyuluhan/pembelajaran:

Gejala:

Riwayat keluarga TB

Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk

Gagal untuk membaik/kambuhnya TB

Tidak berpartisipasi dalam terapi.

b. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.

2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.

3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia

4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer, penurunan geraan silia, stasis dari sekresi.

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, terapi dan pencegahan berhubungan dengan infornmasi kurang / tidak akurat.c. INTERVENSI

1) Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.

Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.

Kriteria hasil :

Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara.

Mendemontrasikan batuk efektif.

Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.Rencana Tindakan :

1. Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.

R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

2. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.

R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan frustasi.

3. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.

R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.

4. Lakukan pernapasan diafragma.

R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi alveolar.

5. Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut.

Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.

R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran sekresi sekret.

6. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.

R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.

7. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.

R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis.

8. Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.

R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah bau mulut.

9. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :

Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.

Pemberian expectoran.

Pemberian antibiotika.

Konsul photo toraks.

R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan menevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.2) Diagnosa Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.

Tujuan : Pertukaran gas efektif.

Kriteria hasil :

Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.

Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.

Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.

Rencana tindakan :

1. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.

R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.

2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.d. Analisa dataAnalisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan Typologi masalah dalam family healt care.

Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :

a) Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.

Contoh :

(1) Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi

(2) Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan dietb) Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan kesehatan.

Contoh:

(1) Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit Tuberculosis

(2) Siapakah yang menderita penyakit tuberculosisc) Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari indivdu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya mereka.

Contoh :

Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat tubercculosis.

e. Penentuan prioritas masalah

Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan sistim scoring berdasarkan tipologi masalah dengan pedoman sebagai berikut

K riteria Bobot

1. Sifat masalah

Skala : ancaman kesehatan

Tidak/kurang sehat

Krisis2

3

11

2. Kemungikan masalah dapat diubah

Skala : Dengan mudah

Hanya sebagian

Tidak dapat2

1

02

3. Potensia masalah untuk dicegah

Skala : Tinggi

Cukup

Rendah3

2

11

4. Menonjolnya masalah

Skala : Masalah berat harus ditangani

Ada masalah tapi tidak perlu segera ditangani

Masalah tidak dirasakan2

1

01

Skoring :

1.Tentukan skor untuk tiap kriteria

2.Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot

Skor X bobot

Angka tertinggi

3. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria ,skor tertinggi 5 sama dengan seluruh bobot

a. Penjajakan pada tahap kedua

Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat melaksanakan tugas-tugas kesehatan yang berhubungan dengan ancaman kesehatan,kurang /tidak sehat dan krisis yamg dialami oleh keluarga yang didapat pada penjajakan tahap pertama.

Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk melaklasanakan tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan masalah yang dihadapi .

Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan keperawatan,maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan secara umum pada keluarga yang menderita penyakit tuberculosis antara lain :

1) Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah penyakit tuberculosis berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala tuberculosis2) Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena tuberculosis berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana kesehatan

3) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit tuberculosis, cara perawatan dan sifat penyakit tuberculosis

4) Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga memodifikasi lingkungan tentang usaha pencegahan penyakit tuberculosis.5) Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat guna memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS, dana sehat dan tidak memahami manfaatnya

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. Y DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA TBC (TUBERCULOSIS) DI DUSUN KEBON KONGOK DESA SUKA MAKMUR LOMBOK BARATTANGGAL 20 JANUARI s/d 24 JANUARI 2010A. PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : 21 Januari 20101. Identitas Umum Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga

Nama: Tn. Y

Pendidikan: Tidak sekolah

Umur: 55 th

Pekerjaan: PengrajinAgama: Islam

Alamat: Dusun kebon kongokSuku: Sasak

No. Telp: -

Tgl pengkajian: 21 Januari 2010b. Komposisi Keluarga

No.NamaL/PUmurHub. KlgPekerjaanPendidikanStatus kesehatanPenyakit yang diderita

1.

2.

3.

4.Tn. Y

NyY

Ny S

An I

LPP

P

55 th

50 th

25 th

10 th

suami

istri Anak

cucu

pengrajin

IRT

pengrajin

pelajar

-

-

SD

SD

sakit

sehat

sehat

sehatTBC

-

-

-

c. Genogram

Keterangan :

: Laki laki / perempuan

: Laki laki / perempuan meninggal

: Klien

: Hubungan perkawinan

: Keturunan

: Tinggal serumah

: Penderita penyakit

Keluarga Tn Y mengatakan bahwaTn Y tinggal serumah dengan Ny Y dan Ny S beserta anaknya dimana mereka merupakan anak dan cucu Tn mereka pindah beberapa waktu lalu karena telah bercerai dengan suaminya, dan Ny Y. Tn Y juga mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kronis maupun panyakit keturunan seperti kencing manis, gagal ginjal, dll. Ny Y juga mengatakan bahwa orang tuanya dan orang tua Tn Y meninggal karena sudah tua.d. Type Keluarga :

1) Jenis type keluarga : keluarga Tn Y merupakan type keluarga besar (extented family), dimana keluarga Tn Y tinggal dalam satu rumah bersama, anak, dan cucunya.2) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : anak Tn Y yang tinggal serumah tersebut telah bercerai dengan suaminya beberapa waktu lalue. Suku Bangsa

1) Asal suku bangsa : keluarga Tn Y bersuku bangsa sasak.

2) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : keluarga Tn Y mengatakan masih percaya dengan pengobatan tradisional walaupun selalu membawa anggota keluarga yang sakit ke Pustu/ puskesmas serta percaya bahwa tidak boleh main di atas kuburan karena dapat menggangu mahkluk lain.f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : keluarga

Tn Y mengatakan bahwa keluarganya beragama Islam, dan percaya bahwa minum minuman keras dapat menyebabkan penyakit sehingga melarang anggota keluarga untuk mengkonsumsi minuman keras.g. Status sosial ekonomi keluarga

1) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Keluarga mengatakan yang mencari nafkah adalah Tn Y sebagai pengrajin dan kadang-kadang bertani, biasanya juga dibantu oleh Ny Y dengan membuat rajinan bakul.

2) Penghasilan : penghasilan keseluruhan adalah sekitar Rp 300.000 3) Upaya lain : Tn Y mengatakan selain sebagai pengrajin kadang-kadang juga bertani. 4) Harta benda yang dimiliki : Ny Y mengatakan memiliki radio dan perabot dapur (panci, piring dll).

5) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Ny Y mengatakan biaya belanja dapur perbulan, biaya listrik, lain lain semuanya Rp. 300.000

h. Aktifitas rekreasi keluarga : Keluarga mengatakan biasanya jika ada waktu luang keluarga hanya mengunjungi anak-anaknya dan melihat cucu-cucunya.2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga Tn Y adalah keluarga dengan tahap perkembangan keluarga usia dewasa.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : Tn Y mengatakan tahap perkembangan keluarga telah terpenuhi semua hal ini terlihat dari semua anaknya telah menikah dan memiliki anak.

c. Riwayat kesehatan keluarga inti :

1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini : keluarga mengatakan bahwa anggota keluarga yang sakit adalah Tn Y dengan penyaki TBC (Tuberculosis).

2) Riwayat penyakit keturunan : Tn Y mengatakan tidak ada keluarga yang memderita penyakit keturunan dan mengatakan penyakit TBC hanya diderita oleh Tn Y.

3) Riwayat kesehatan masing masing anggota keluarga

NoNamaUmurBBKeadaan KesadaranImunisasi (BCG/ Polio/ DPT/HB/ Campak)Masalah KesehatanTindakan yang telah dilakukan

1.

2.

3.

4.

Tn YTn YNy. S

An I

55 th50 th

25 th

10 th

52495524Compos mentis

Compos mentis

Compos mentis

Compos mentis

-

-

-

Lengkap

TBC ---

-Berobat ke puskesmas-

-

-

4) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Keluarga mengatakan apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit biasanya keluarga memanfaatkan pustu dan puskesmas terdekat.

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Tn Y mengatakan anggota keluarganya jika sakit hanya menderita demam, pusing dan flu serta menceret..3. Pengkajian Lingkungan

a. Karakteristik rumah

1) Luas rumah : berdasarkan pengukuran luas rumah Tn Y 4 x 6 m22) Type rumah : berdasarkan observasi tipe rumah Tn Y permanen dan tidak permanen untuk dapur.3) Kepemilikan : Tn Y mengatakan rumahnya atas kepemilikan sendiri

4) Jumlah dan ratio kamar / ruangan : berdasarkan observasi dan wawancara 1 kamar tidur, 1 kamar tidur bergabung dengan gudang penyimpanan bahan-bahan kerajinan, dan 1 dapur, kamar mandi terletak di luar rumah.

5) Ventilasi / jendela : berdasarkan observasi ada 3 jendela tapi tidak pernah dibuka, ventilasi 4.

6) Pemanfaatan ruangan : berdasarkan observasi dan wawancara ruangan di gunakan sebagai kamar tidur dan gudang.7) Septik tank : berdasarka observasi septik tank berada kurang dari 10 m berada di belakang rumah.8) Sumber air minum : keluarga Tn Y mengatakan selama ini minum dari air sumur yang sudah dimasak.9) Kamar mandi / WC : berdasarkan observasi kamar mandi/ WC yang letaknya di luar rumah.10) Sampah :berdasarkan observasi dan wawancara keluarga Tn Y mengumpulkan sampahnya/ditimbun dibelakang rumah dengan keadaan terbuka, sedangkan untuk limbah rumah tangga di buang dalam lubangan dan biasanya dibuang sembarangan tempat.

11) Kebersihan lingkungan : berdasarkan observasi lingkungan rumah Tn Y kurang bersih.12) Denah rumah :

U

B T

S

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

1) Kebiasaan : Tn Y mengatakan salalu mengikuti gotong royang dan acara-acara yang ada di dusun kebon kongok begitu juga Ny Y selalu mengikuti acara yang ada di kampung.

2) Aturan / kesepakatan :tidak teridentifikasi.3) Budaya : tidak teridentifikasi

c. Mobilitas geografis keluarga : Tn Y mengatakan tidak pernah berpindah tempat tinggal dan selalu menempati rumahnya ini.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : keluarga mengatakan selama ini keluarga selalu aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, seperti gotong royong, melayat dll.

e. Sistem pendukung keluarga : suami / istri, anak, pelayanan kesehatan dan keuangan.4. Struktur Keluarga

a. Pola / cara komunikasi keluarga : keluarga Tn Y menerapkan pola komunikasi terbuka, dimana Tn Y mengatakan apabila ada masalah selalu dibicarakan secara terbuka bersama semua anggota keluarga.

b. Struktur kekuatan keluarga : keluarga mengatakan, Tn.Y selaku kepala keluarga mampu mempengaruhi dan mengubah perilaku semua anggota keluarga.

c. Struktur peran : Tn Y sebagai pengrajin cukup menafkahi keluarganya dan selalu membimbing istri,anak dan serta cucunya selalu bertanggung jawab dalam mengerjakan perkerjaan. Ny.Y sebagai istri berperan dalam mengatur rumah tangganya. d. Nilai dan norma keluarga : berdasarkan wawancara keluarga sangat berpegang pada nilai dan norma yang telah disepakati, seperti nilai agama dan adat istiadat yang ada di masyarakat.

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif : keluarga mengatakan selama ini mempunyai ikatan yang kuat, kasih sayang dan saling memperhatikan serta menghargai satu sama lain.

b. Fungsi sosialisasi

1) Kerukunan hidup dalam keluarga : keluarga mengatakan selama ini kerukunan selalu tercipta dengan baik.

2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : keluarga mengatakan hubungan antara orang tua dan anak, cucu erat dan saling menghargai satu sama lain.

3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : Tn.Y mengatakan Ia selaku kepala keluarga adalah oarang yang dominan dalam pengambilan keputusan dalam keluarga. Tn Y selalu memberikan kesempatan kepada anggota keluarganya untuk mengemukakan pendapatnya.

4) Kegiatan keluarga waktu senggang : Tn Y mengatakan jika ada waktu luang selalu mengunjungi cucunya berkumpul dan selalu membuat anyaman.5) Partisipasi dalam kegiatan sosial : Tn Y mengatakan selalu ikut bergotong royong.c. Fungsi perawatan kesehatan

1) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit / masalah kesehatan keluarga : Keluarga mengatakan tidak tahu banyak tentang penyakit yang dialami Tn Y. Menurut keluarga penyakit yang dialami TnYadalah penyakit TBC, namun ketika ditanyakan, keluarga tidak dapat menyebutkan pengertian TBC , keluarga tidak dapat menyebutkan tanda gejala darah tinggi dengan benar, dan keluarga tidak dapat menyebutkan penyebab serta cara mencegah kekambuhan dari TBC.

2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan : Keluarga mengatakan apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit, biasanya keluarga membawa dan memeriksakan keluarga ke pelayanan kesehatan seperti pustu dan puskesmas terdekat.

3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : Keluarga mengatakan tidak mengerti bagaimana cara merawat Tn Y.4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat : Keluarga mengatakan selalu membersihkan rumah jika dalam kedaan kotor. Jendela tidak pernah dibuka, tampak lantai dalam keadaan berdebu, tampak ruangan kurang bersih.

5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat : Keluarga mengatakan selama ini sarana kesehatan yang dimanfaatkan adalah pustu dan puskesmas terdekat.

d. Fungsi reproduksi

1) Perencanaan jumlah anak : Ny Y mengatakan tidak pernah merencanakan jumlah anaknya.

2) Keterangan lain : Ny. Y mengatakan pernah menjadi akseptor KB.e. Fungsi ekonomi

1) Upaya pemenuhan sandang pangan : keluarga Tn Y mengatakan selalu berusaha memenuhi kebutuhan sandang pangan dengan bekerja giat dan selalu berdoa.

2) Pemanfaatan sumber di masyarakat : tidak ada.6. Stress dan Koping keluarga

a. Stresor jangka pendek : Tn Y mengatakan khawatir jika kekambuhan tiba tiba karena kurangnya pengetahuan dan ketidak mampuan keluarga dalam merawat Tn Y.

b. Stresor jangka panjang : Tn Y mengatakan trauma kejadian masalalunya ketika di Malaysia yang selalu disiksa oleh majikannya dan sejak disana Tn Y menderita batuk-batuk berdarah dan setelah diperiksa ternyata Tn Y menderita penyakit TBC.

c. Respon keluarga terhadap stresor : keluarga selalu berusaha menekan kekhawatiran dan kecemasannya dengan tetap berusaha optimis bahwa penyakit Tn Y bisa membaik/ sembuh (batuknya tidak kambuh lagi).d. Strategi koping : keluarga mengatakan jika ada masalah keluarga selalu mendiskusikan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan

e. Strategi adaptasi disfungsional : Tn Y mengatakan dalam menghadapi masalah, keluarga selalu menyikapi dengan ikhlas.

7. Keadaan Gizi Keluarga

Pemenuhan gizi : Keluarga mengatakan selalu berusaha menyediakan makanan yang bergizi bagi keluarga seperti sayur dan lauk pauk meskipun ikan kadang-kadang ada.8. Harapan Keluarga

a. Terhadap masalah kesehatannya : keluarga berharap kesehatan Tn Y dapat mengalami perubahan yang lebih baik sehingga tidak tambah parah.b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : keluarga berharap agar petugas kesehatan dapat lebih teliti lagi dalam mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga dan masyarakat pada umumnya, serta mampu memberikan pendidikan kesehatan sebagai ilmu pengetahuan bagi masyarakat awam dan tidak lupa pengobatan gratis.

9. Pemeriksaan Fisik

No.VariabelNama Anggota Keluarga

Tn YNy YNY SAn I

1.Riwayat penyakit saat iniKlien mengatakan penyakit yang dideritanya adalah TBC, sudah dialami sejak beberapa tahun yang lalu.Ny Y mengatakan hanya pegel-pegel karena selesai memasakNy S mengatakan tidak merasakan penyakit apa-apaAn I mengatakan tidak merasakan penyakit apa-apa

2.

Keluhan yang dirasakan

Saat di kaji klien mengeluh pusing, batuk-batukTn Y mengatakan merasa pegal-pegal

Ny Y mengatakan merasakan sakitAn I mengatakan tidak sakit

3.Tanda dan gejalaTn Y mengatakan batuk-batuk, pusingTidak adaTidak adaTidak ada

4.Riwayat penyakit sebelumnya

Keluarga mangatakan klien sebelumhya hanya sakit pusing dan demam.Ny Y mengatakan hanya menderita sakit panas, pusing dan fluNy S mengatakan hanya menderita sakit panas, pusing dan fluAn I mengatakan hanya menderita sakit panas, pusing dan flu

5.Sistem kardiovaskulerBerdasarkan pemeriksaan dan wawancara Suara jantung 1 & 2 normal, tidak terdengar suara tambahan

TD:100/80 mmHg

N : 72 x/ menit

S : 36,5CBerdasarkan pemeriksaan dan wawancara Suara jantung 1 & 2 normal, tidak terdengar suara tambahanTD : 130/90 mmHg

N : 80 x/ menit

S : 36,5C

Berdasarkan pemeriksaan dan wawancara Suara jantung 1 & 2 normal, tidak terdengar suara tambahan TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/ menit

S : 36,5CBerdasarkan pemeriksaan dan wawancara Suara jantung 1 & 2 normal, tidak terdengar suara tambahan

N : 72 x/ menit

S : 36,5C

6.Sistem respirasiTidak ada tarikan dinding dada.

Tidak terdengar wheezing hanya terasa sesak ketika batuknya kambuh

R : 24 x/menitTidak ada tarikan dinding dada.

Tidak terdengar wheezing R : 25 x/menit

Tidak ada tarikan dinding dada.

Tidak terdengar wheezing

R : 23 x/menitTidak ada tarikan dinding dada.

Tidak terdengar wheezingR : 20 x/men

7.Sistem GI TracBising usus normalBising usus normal (10x/mnt)Bising usus normal (9x/mnt)Bising usus normal

(9x/mnt)

8.Sistem persyarafanGCS 15 (normal)GCS 15 (normal)GCS 15 (normal)GCS 15 (normal)

9.Sistem muskuloskeletalkekuatan otot :

5 5

5 5 Kekuatan otot

5 5

5 5 Kekeuatan otot

5 5

5 5-------II-------

10.Sistem genitaliaTidak terkajiTidak terkajiTidak terkajiTidak terkaji

PENGKAJIAN DATA FOKUS

No.kriteriaPengkajian

1.Mengenal masalah kesehatanKeluarga mengatakan tidak tahu banyak tentang penyakit yang dialami Tn Y. Menurut keluarga penyakit yang dialami Tn Yadalah penyakit TBC, namun ketika ditanyakan, keluarga tidak dapat menyebutkan pengertian TBC, keluarga tidak dapat menyebutkan tanda gejala darah tinggi dengan benar, dan keluarga tidak dapat menyebutkan penyebab serta cara mencegah kekambuhan (batuk-batuk disertai darah).

2.Mengambil keputusanKeluarga mengatakan apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit, biasanya keluarga membawa dan memeriksakan keluarga ke pelayanan kesehatan seperti pustu dan puskesmas.

3.Merawat anggota keluarga yang sakitKeluarga mengatakan tidak mengerti bagaimana cara merawat Tn Y,menjaga diit, namun keluarga kurang mengetahui diit TBC yang tepat, dan dengan keadaan Tn Y saat ini. Keluarga masih tidak mengetahui cara merawat Tn Y, Saat ditanyakan apa saja diit TBC, keluarga hanya menatap petugas, kemudian saat ditanyakan tentang cara merawat Tn Y jika batuk-batuknya kambuh keluarga menjawab tidak tahu dan tampak kebingungan. Keluarga tidak tahu cara merawat tangan Tn Y

4.Memodifikasi lingkunganKeluarga mengatakan selalu menciptakan suasana yang harmonis di dalam rumah. Keluarga mengatakan selalu membersihkan rumah jika dalam kedaan kotor. Tetapi Jendela tidak pernah dibuka, tampak lantai dalam keadaan berdebu, tampak ruangan kurang bersih dan lingkungan sekitar tampak sampah berserakan.

5.Memanfaatkan sarana kesehatanKeluarga mengatakan selama ini sarana kesehatan yang dimanfaatkan adalah pustu dan puskesmas terdekat.

TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN

No.Daftar Masalah Kesehatan

1.AncamanResiko kekambuhan ulang-ulang

2.Kurang / tidak sehatResiko penularan penyakit

3.DefisitMenejemen pemeliharaan rumah tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

ANALISA DATA

No.DataProblemEtiologi

1.S : - Keluarga mengatakan tidak tahu banyak tentang penyakit yang dialami Tn Y. Menurut keluarga penyakit yang dialami Tn Yadalah TBC tetapi tidak tahu apa itu penyakit TBC.

- Keluarga mengatakan bahwa anggota keluarga yang sakit adalah Tn. Y dengan penyakit TBC.- Keluarga mangatakan klien mengalami sakit ini sejak pulang dari Malaysia.

O:- Keluarga tidak dapat menyebutkan pengertian TBC - Keluarga tidak dapat menyebutkan tanda gejala TBC - Keluarga tidak dapat menyebutkan penyebab serta cara mencegah kekambuhan (batuk-batuk) TTV Tn Y :

- Tc : 100/80 mmHg

- N : 72x/mnt

- RR : 24x/mnt

- S : 36,5 C

Kekuatan Otot :

5 5

5 5 Resiko penularan penyakit TBCKurangnya pengetahuan keluarga

Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.Resiko penularan penyakit TBC

2.S : - Keluarga mengatakan tidak mengerti bagaimana cara merawat Tn Y dan keluarga mengatakan kurang mengetahui diit TBC yang tepat yang sesuai dengan keadaan Tn Y saat ini keluarga masih tidak mengetahui cara merawat Tn Y - Keluarga mengatakan sangat berharap penyakit Tn Y bisa sembuhO : - Saat ditanyakan apa saja diit TBC, keluarga mampak kebingungan.

- Saat ditanyakan tentang cara merawat Tn Y jika batuknya kambuh keluarga menjawab tidak tahu dan tampak kebingungan.

- Keluarga tidak tahu cara merawat tangan Tn Y TTV Tn Y :

- Tc : 100/80 mmHg

- N : 72x/mnt

- RR : 24x/mnt

- S : 36,5 C

Kekuatan Otot :

5 5

5 5 Resiko kekambuhan berulang-ulangKurangnya pengetahuan keluarga

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita penyakit TBCResiko kekambuhan berulang-ulang

3.S :

Keluarga mengatakan selalu membersihkan rumah jika dalam keadaan kotor.O :

Lantai dalam keadaan berdebu. Jendela tidak dibuka

Ruangan kurang bersih

Pencahayaan remang-remangMenejemen pemeliharaan rumah tidak efektif Kurangnya pengetahuan

Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkunganPemeliharaan rumah tidak efektif

B. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko kekambuhan berulang-ulang pada Tn.Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita penyakit TBC 2. Resiko penularan penyakit TBC berhubungan Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan anggota keluarga3. Menejemen pemeliharaan rumah tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.RIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa I

Resiko penularan penyakit berhubungan Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan anggota keluarga.No.KriteriaSkorPembenaran

1.Sifat masalah

Skala : ancaman kesehatan(2/3) x 1 = 2/3Keluarga tidak tahu perawatan penyakit Tn Y dan jika tidak segera di obati maka akan menyerang anggota keluarga yang lain.

2.Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala : sebagian(1/2) x 2 = 1Kemungkinan keluarga dapat menyediakan tempat membuang dahak Tn Y sehingga dapat mencegah penularan

3.Potensial masalah untuk dicegah

Skala : sebagian(2/3) x 1 = 2/3Apabila keluarga tahu makanan yang harus disediakan untuk diit TBC, keluarga dapat mencegah kemungkinan masalah dapat terjadi kekambuhan

4.Menonjolnya masalah

Skala : ada masalah tapi tidak perlu ditangani(1/2) x 1 = Keluarga merasa masalah tidak harus segera ditangani mengingat kondisi Tn Y yang masih dalam keadaan baik masih bisa bekerja

Total skor2 5/6

Diagnosa II

Resiko kekambuhan berulang-ulang pada Tn.Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita penyakit TBC No.KriteriaSkorPembenaran

1.Sifat masalah

Skala : ancaman kesehatan(2/3) x 1 = 2/3Keuarga tidak tahu tentang TBC sehingga pengobatan dan perawatannya pun akan sulit dilakukan.

2.Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala : sebagian(1/2) x 2 = 1Kemungkinan Tn.Y dapat mencegah terjadinya kekambuhan yaitu dengan segera memanfaatkan pelayanan kesehatan dan diimbangi dengan perawatan oleh keluarga di rumah menyediakan makanan yang merupakan diit TBC.

3.Potensial masalah untuk dicegah

Skala : rendah(1/3) x 1 = 1/3Keadaan ekonomi keluarga kurang memadai untuk membawa Tn Y kontrol ke pelayanan kesehatan terdekat yang lebih berkualitas

4.Menonjolnya masalah

Skala : ada masalah tapi tidak perlu ditangani(1/2) x 1 = Keluarga merasa masalah tidak harus segera ditangani mengingat kondisi Tn Y yang masih dalam keadaan baik dan masih bekerja

Total skor2 1/3

Diagnosa III

Menejemen pemeliharaan rumah tidak efektif pada Tn Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.

No.KriteriaSkorPembenaran

1.Sifat masalah

Skala : ancaman kesehatan(2/3) x 1 = 2/3Dapat dilihat dari kondisi rumah dalam keadaan kotor, jendela tidak pernah dibuka tampak lantai berdebu dan ruangan kurang bersih serta sampah dalam keadaan terbuka

2.Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala : sebagian(1/2) x 2 = 1Kemungkinan keluarga dapat membersihkan rumahnya sesuai dengan standar bersih dan sehat menurut kesehatan setelah di berikan edukasi.

3.Potensial masalah untuk dicegah

Skala : rendah(2/3) x 1 = 2/3Apabila keluarga tahu syarat keadaan rumah yang sehat, keluarga dapat mencegah kemungkinan masalah yang ada.

4.Menonjolnya masalah

Skala : ada masalah tapi tidak perlu ditangani0 x 1 = 0Keluarga mengatakan tidak merasakan adanya masalah, karna setiap kotor, keluarga merasa telah membersihkan rumahnya.

Total skor1 1/1

BERDASARKAN RUMUSAN PRIORITAS DI ATAS, MAKA DAPAT DIKETAHUI PRIORITAS PERMASALAHAN PADA KELUARGA TN Y ADALAH SEBAGAI BERIKUT :1. Resiko penularan penyakit TBC berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan anggota keluarga.2. Resiko kekambuhan berulang-ulang pada TnY berhubungan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita penyakit TBC.3. Menejemen pemeliharaan rumah tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.

NoHari / tanggalDiagnosa KeperawatanTujuanKriteriaStandarIntervensi

UmumKhusus

1.Jumat 22-01-10Resiko penularan penyakit berhubungan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluargaSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x kunjungan, diharapkan menejemen regimen terapiutik keluarga pada TnY efektif.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 30 menit, keluarga mampu merawat TnY yang menderita TBC Kognitif

Afektif

psikomotor Keluarga mampu mengidentifikasi cara menghindari terjadinya penularan Keluarga mau bekerjasama dalam merawat klien

Keluarga mampu melakukan perawatan dengan menyediakan tempat dahak penderita TBC

Diskusikan dengan keluarga tentang hal hal untuk mencegah penularan Anjurkan keluarga membuka jendela

Anjurkan keluarga membersihkan dalam rumah

Anjurkan keluarga membersihkan lingkungan sekitar rumah

Anjurkan keluarga menyediakan tempat dahak penderita TBC. Jelaskan pada keluarga bahwa baik atau buruknya kondisi klien sangat dipengaruhi atas peran serta keluarga dalam merawat klien

Berikan penyuluhan tentang pencegahan penularan dan perawatan penderita TBC di rumah Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta cara mencegah terjadinya kekambuhan pada TBC.

Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta cara mencegah terjadinya kekambuhan (batuk-batuk disertai darah)

Jelaskan kepada keluarga pentingnya mengidentifikasi penyebab terjadinya kekambuhan.

2.

Jumat 22-01-10

Resiko kekambuhan berulang-ulang pada TnY b/d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit TBCSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x kunjungan, diharapkan pemeliharaan kesehatan pada Tn Y efektif.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 30 menit, diharapkan keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.Kognitif

Afektif Keluarga mampu mengidentifikasi halhal yang dapat memicu terjadinya serangan (batuk-batuk disertai darah)

Keluarga mampu mengidentifikasi pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta cara mencegah terjadinya kekambuhan pada TBC.

Keluarga mau menyediakan makanan yang merupakan diit bagi klien Keluarga mau bekerja sama dalam mengidentikasi penyebab terjadinya kekambuhan. Diskusikan dengan keluarga tentang hal hal yang memicu serangan berulang

Diskusikan dengan keluarga tentang cara menghindari terjadinya serangan berulang Anjurkan kepada keluarga untuk menyediakan makanan sehat sesuai diit Anjurkan kepada keluarga untuk selalu bekerjasama dengan anggota keluarga dan tenaga kesehatan sehingga jika terjadi kekambuhandapat dengan cepat diberikan tindakan.

3.Jumat, 22-01-10Menejemen pemeliharaan rumah tidak efektif b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x kunjungan, diharapkan menejemen pemeliharaan rumah efektifSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 30 menit, diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan.Kognitif

Afektif

Keluarga mampu mengidentifikasi ciri ciri rumah yang sehat.

Keluarga mau menciptakan suasana rumah yang bersih dan sehat, sesuai dengan ciri ciri rumah sehat. Diskusikan dengan keluarga tentang ciri ciri rumah yang sehat

Motivasi keluarga untuk menyebutkan ciri ciri rumah yang sehat.

Jelaskan kepada keluarga pentingnya menjaga kebersihan rumah.

Anjurkan kepada keluarga untuk selalu membersihkan rumah. Dan lingkungan sekitarnya.

CATATAN IMPLEMENTASI

No. Dx.Hari / tanggalWaktuTindakan keperawatanParaf

1.Sabtu ,

23 01- 1010.0 10 : 30 wita Mendiskusikan dengan keluarga tentang hal hal menyebabkan penularan Menganjurkan keluarga membuka jendela

Menganjurkan keluarga membersihkan dalam rumah

Menganjurkan keluarga membersihkan lingkungan sekitar rumah Menganjurkan keluarga menyediakan tempat dahak penderita TBC.

Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara menghindari penularan Menjelaskan pada keluarga bahwa baik atau buruknya kondisi klien sangat dipengaruhi atas peran serta keluarga dalam merawat klien

Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta cara mencegah terjadinya kekambuhan (batuk-batuk)

2.Sabtu,

23 01- 1016 : 00 16 : 30 wita Menjelaskan kepada keluarga pentingnya mengidentifikasi penyebab terjadinya kekambuhan. Menganjurkan kepada keluarga untuk menyediakan makanan sehat sesuai diit Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu bekerjasama dengan anggota keluarga dan tenaga kesehatan sehingga jika terjadi kekambuhan dapat dengan cepat diberikan tindakan.

3.Sabtu ,

23 01- 1011.00 12.30 wita Mendiskusikan dengan keluarga tentang ciri ciri rumah yang sehat

Memotivasi keluarga untuk menyebutkan ciri ciri rumah yang sehat.

Menjelaskan kepada keluarga pentingnya menjaga kebersihan rumah.

Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu membersihkan rumah

No. Dx.Hari / tanggalWaktuTindakan keperawatanParaf

1.Minggu ,

24 01- 1010.0 10 : 30 wita Mendiskusikan dengan keluarga tentang hal hal menyebabkan penularan

Menganjurkan keluarga membuka jendela

Menganjurkan keluarga membersihkan dalam rumah

Menganjurkan keluarga membersihkan lingkungan sekitar rumah Menganjurkan keluarga menyediakan tempat dahak penderita TBC.

Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara menghindari penularan Menjelaskan pada keluarga bahwa baik atau buruknya kondisi klien sangat dipengaruhi atas peran serta keluarga dalam merawat klien Memberikan penyuluhan tentang parawatan penderita TBC di rumah dan pencegahan penularan

2.Minggu,

24 01- 1016 : 00 16 : 30 wita Menjelaskan kepada keluarga pentingnya mengidentifikasi penyebab terjadinya kekambuhan. Menganjurkan kepada keluarga untuk menyediakan makanan sehat sesuai diit Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu bekerjasama dengan anggota keluarga dan tenaga kesehatan sehingga jika terjadi kekambuhan dapat dengan cepat diberikan tindakan. Menjelaskan kepada keluarga pentingnya mengidentifikasi penyebab terjadinya kekambuhan.

Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu bekerjasama dengan anggota keluarga dan tenaga kesehatan sehingga jika terjadi kekambuhandapat dengan cepat diberikan tindakan.

3.Minggu ,

24 01- 1011.00 12.30 wita Mendiskusikan dengan keluarga tentang ciri ciri rumah yang sehat

Memotivasi keluarga untuk menyebutkan ciri ciri rumah yang sehat.

Menjelaskan kepada keluarga pentingnya menjaga kebersihan rumah.

Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu membersihkan rumah

C. EVALUASI KEPERAWATAN

No. Dx.Hari / tanggal/jamEvaluasiParaf

1., 24-01-10Jam 10:40 WitaS :

Keluarga mengatakan sudah mengerti dan mampu mengidentifikasi halhal yang dapat menyebabkan penularan Keluarga mengatakan sudah mampu mengidentifikasi cara menghindari terjadinya penularan Keluarga mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta cara mencegah terjadinya kekambuhan Keluarga mengatakan perasaannya sangat senang dapat bekerja sama dengan perawat dalam merawat anggota keluarga yang sakit

O :

Keluarga mampu menyebutkan halhal yang dapat memicu terjadinya serangan berulang (batuk-batuk)

Keluarga mampu menyebutkan cara menghindari terjadinya penularan Keluarga mau bekerjasama dalam merawat klien Keluarga mampu melakukan perawatan dengan menyediakan makanan sehat sesuai diitA :

Masalah teratasi teratasi sebagianP : intervensi dilanjutkan

Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan oleh keluarga Kolaborasi dengan keluarga pencehan penularan penyakit TBC

2.Minggu, 24-01-10, 16.40

S :

Keluarga mengatakan sudah mengerti dan mampu mengidentifikasi penyebab kekambuhan.

Keluarga mengatakan telah menyediakan makanan yang merupakan diit bagi klienO :

Keluarga mau menyediakan makanan yang merupakan diit bagi klienA :

Masalah teratasi sebagianP : intervensi di lanjut Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan oleh keluarga Kolaborasi dengan keluarga cara mengatasi kekambuhan dengan menghindari penyebeb kekambuhan misalnya dari makanan yang di konsumsi penderita TBC

3.Minggu, 24-01-10,

12:40 WitaS :

Keluarga mengatakan sudah mengerti dan mampu mengidentifikasi ciri ciri rumah yang sehat.

O :

Keluarga mampu menyebutkan ciri ciri rumah sehat.

Jendela belum mampak terbuka, lantai cukup bersih dari debu.

A :

Masalah teratasi sebagianP : intervensi dilanjutkan Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan oleh keluarga Kolaborasi dengan keluarga tentang memelihara kebersihan rumah dan lingkungn

BAB IV

PEMBAHASAN

A. PENGUMPULAN DATA

1. Pengumpulan data dilakukan pada hari Kamis tanggal 21 Januari 2010, sasaranya yakni keluarga Tn Y warga Dusun Kebon Kongok Desa Suka Makmur Lombok Barat.

Metode yang digunakan yakni wawancara langsung, observasi fasilitas rumah, serta pemeriksaan fisik dari anggota keluarga. Adapun pertanyaan -pertanyaan inti yang diajukan kepada objek pengkajian meliputi :

a. Data umum keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

c. Pengkajian tempat tinggal keluarga

d. Struktur keluarga

e. Fungsi keluarga

f. Stress dan kpoing keluarga

g. Pemeriksaan fisik

h. Harapan keluarga

2. Kegiatan yang dilakukan

a. Anamnesa untuk mengumpulkan data keluarga, yakni memperoleh data dengan cara menanyakan langsung kepada keluarga mengenai pertanyaan inti pada format pengkajian yang tersedia.

b. Observasi terhadap keadaan lingkungan fisik tempat tinggal yakni melakukan pengkajian untuk memperoleh informasi data objektif dengan cara melihat secara langsung mulai dari keadaan pasien, keluarga, bangunan fisik, lingkungan dan masyarakat sekitar tempat tinggal pasien.

c. Pemeriksaan fisik terhadap seluruh anggota keluarga dilakukan dengan variabel

Riwayat penyakit saat ini Keluhan yang dirasakan Tanda dan gejala Riwayat penyakit sebelumnya TTV Sistem kardiovaskular Sistem respirasi Sistem GI Sistem persarafan Sistem genitalia Sistem muskuloskeletalKesulitan yang dialami ketika mengkaji yakni bagaimana menyampaikan item-item pertanyaan agar dapat dimengerti oleh pasien dan bagaimana menyamakan persepsi antara masing-masing anggota kelompok mengenai maksud dari masing-masing item pertanyaan yang tersedia.

B. ANALISA DATA

Setelah melakukan pengkajian kemudian dilakukan analisa data dengan mengelompokan data menjadi data subjektif dan data objektif, kemudian menentukan masalah yang dialami oleh keluarga dan mengidentifikasi penyebab dari masalah tersebut berdasarkan 5 pokok tugas keluarga. Adapun analisa data yang didapat antara lain :

No.DataProblemEtiologi

1.S : - Keluarga mengatakan tidak tahu banyak tentang penyakit yang dialami Tn Y. Menurut keluarga penyakit yang dialami Tn Yadalah TBC tetapi tidak tahu apa itu penyakit TBC.

- Keluarga mengatakan bahwa anggota keluarga yang sakit adalah Tn. Y dengan penyakit TBC.

- Keluarga mangatakan klien mengalami sakit ini sejak pulang dari Malaysia.

O:- Keluarga tidak dapat menyebutkan pengertian TBC

- Keluarga tidak dapat menyebutkan tanda gejala TBC

- Keluarga tidak dapat menyebutkan penyebab serta cara mencegah kekambuhan (batuk-batuk)

TTV Tn Y :

- Tc : 100/80 mmHg

- N : 72x/mnt

- RR : 24x/mnt

- S : 36,5 C

Kekuatan Otot :

5 5

5 5 Resiko penularan penyakit TBCKurangnya pengetahuan keluarga

Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.

Resiko penularan penyakit TBC

2.S : - Keluarga mengatakan tidak mengerti bagaimana cara merawat Tn Y dan keluarga mengatakan kurang mengetahui diit TBC yang tepat yang sesuai dengan keadaan Tn Y saat ini keluarga masih tidak mengetahui cara merawat Tn Y

- Keluarga mengatakan sangat berharap penyakit Tn Y bisa sembuh

O : - Saat ditanyakan apa saja diit TBC, keluarga mampak kebingungan.

- Saat ditanyakan tentang cara merawat Tn Y jika batuknya kambuh keluarga menjawab tidak tahu dan tampak kebingungan.

- Keluarga tidak tahu cara merawat tangan Tn Y

TTV Tn Y :

- Tc : 100/80 mmHg

- N : 72x/mnt

- RR : 24x/mnt

- S : 36,5 C

Kekuatan Otot :

5 5

5 5 Resiko kekambuhan berulang-ulangKurangnya pengetahuan keluarga

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita penyakit TBCResiko kekambuhan berulang-ulang

3.S :

Keluarga mengatakan selalu membersihkan rumah jika dalam keadaan kotor.

O :

Lantai dalam keadaan berdebu.

Jendela tidak dibuka

Ruangan kurang bersih

Pencahayaan remang-remangMenejemen pemeliharaan rumah tidak efektif Kurangnya pengetahuan

Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkunganPemeliharaan rumah tidak efektif

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan analisa data yang dilakukan sebelumnya dapat diambil 2 diagnosa keperawatan dengan prioritas masalah yaitu :

1. Resiko penularan penyakit TBC berhubungan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita penyakit TBC

2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada TnY berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.

3. Menejemen pemeliharaan rumah tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.

Semua diagnosa mengarah pada tipologi ancaman kesehatan.

D. SKALA PRIORITAS

Dilakukan skoring untuk menentukan diagnosa yang lebih di prioritaskan. Adapun format yang digunakan yakni menurut bailon dan magiaya (1978):

No KriteriaSkor Bobot Pembenaran

1Sifat masalah

Skala : Tidak/kurang sehat

Ancaman kesehatan

Keadaan sejahtera 3

2

11

Kemungkinan maslah dapat diubah

Skala : Mudah

Sebagian

Tidak dapat2

1

0

2

Potensial masalah untuk dicegah

Skala :Tinggi

Sebagian

Rendah3

2

11

Menonjolnya masalah

Skala : Masalah berat harus segera ditangani

Ada masalah tapi tidak perlu ditangani

Masalah tidak dirasakan 2

1

01

Hasil skoring diperoleh diagnosa prioritas yakni :

1. Resiko penularan penyakit TBC berhubungan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita penyakit TBC

2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada TnY berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.

3. Menejemen pemeliharaan rumah tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.E. RENCANA KEPERAWATAN

Rencana tindakan yang akan dilakukan berbeda dengan rencana tindakan secara teoritis. Rencana yang digunakan disini yaitu berdasarakan diagnosa keperawatan keluarga yang sebelumnya telah disusun yakni :

Diagnosa I

Diskusikan dengan keluarga tentang hal hal yang memicu serangan berulang

Diskusikan dengan keluarga tentang cara menghindari terjadinya penularan Jelaskan pada keluarga bahwa baik atau buruknya kondisi klien sangat dipengaruhi atas peran serta keluarga dalam merawat klien

Anjurkan kepada keluarga untuk menyediakan makanan sehat sesuai diit

Berikan penyuluhan tentang perawatan penderita TBC di rumah dan pencegahan penularan Diagnosa II

Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta cara mencegah terjadinya kekambuhan Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta cara mencegah terjadinya kekambuhan Jelaskan kepada keluarga pentingnya mengidentifikasi penyebab terjadinya kekambuhan.

Anjurkan kepada keluarga untuk selalu bekerjasama dengan anggota keluarga dan tenaga kesehatan sehingga jika terjadi kekambuhan dapat dengan cepat diberikan tindakan.

Diagnosa III

Diskusikan dengan keluarga tentang ciri ciri rumah yang sehat

Motivasi keluarga untuk menyebutkan ciri ciri rumah yang sehat.

Jelaskan kepada keluarga pentingnya menjaga kebersihan rumah.

Anjurkan kepada keluarga untuk selalu membersihkan rumah

F. TINDAKAN KEPERAWATAN

Tindakan keperawatan yang dilakukan dalam asuhan keperawatan ini sesuai dengan rencana keperawatan keluarga yang telah disusun sebelumnya. Tindakan keperawatannya lebih ditekankan pada pendidikan kesehatan (penyuluhan) yang diberikan pada keluarga dan klien.

G. EVALUASI

Evaluasi keperawatan dilakukan dua hari setelah dilakukannya tindakan keperawatan. Evaluasi mencakup sejauh mana pengetahuan dan kemampuan keluarga dan klien dalam memahami pendidikan kesehatan dan mempraktekkannya secara mandiri.BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Tn Y dengan salah satu anggota keluargamenderita TB Paru di dapatkan diagnose keperawatan sebagai berikut : di temukan masalah keperawatan yaitu :

1. Resiko penularan penyakit TBC berhubungan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita penyakit TBC

2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada TnY berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.pada klien 3. Menejemen pemeliharaan rumah tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.

Inertvensi dan implementasi di rencanakan dan di laksanakan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ada pada klien dan di evaluasi sehari setelah dilakukan tindakan keperawatan.

B. Saran

a. Bagi pihak puskesmas Gerung :

Penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk tindakan lebih di tinggkatkan, untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan dan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan

Perhatikan pemeliharaan sarana dan prasarana

b. Bagi instansi

Agar dapat lebih meningkatkan dukungan moril maupun meteril kepada mahasiswa praktik Diharapkan kepada seluruh pembimbing khususnya pembimbing akademik agar lebih sering mengunjungi mahasiswa ke lahan praktek guna memberikan pengarahan sekaligus memantau kegiatan mahasiswa di lahan praktek.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan dan Daud, 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi 3 FKUI, Jakarta

Doenges, M.E, dkk 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedom