bab i pendahuluan i.1. latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pada suatu instalasi radiasi seperti instalasi radiologi, aspek keselamatan
pekerja radiasi harus diperhatikan. Aspek keselamatan radiasi pada suatu instalasi
radiasi berhubungan erat dengan sistem proteksinya. Sistem proteksi meliputi
sistem proteksi dari ruangan, peralatan dan personel atau perseorangan. Di dalam
asas proteksi radiasi mengenal 3 asas yaitu asas justifikasi, asas optimisasi dan
asas pembatasan dosis perseorangan. Paparan radiasi yang berasal dari suatu
sumber radiasi seperti pesawat sinar-X harus ditekan serendah mungkin dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi dan faktor sosial. Inilah yang dikehendaki
oleh asas optimisasi. Tujuan dari asas optimisasi yaitu untuk mendapatkan hasil
yang optimum dari kegiatan yang meliputi kombinasi penerimaan dosis oleh
pekerja radiasi maupun anggota masyarakat, minimnya resiko dari pemaparan
yang tidak dikehendaki maupun biaya yang murah. Dari tujuan tersebut asas
optimisasi sangat menekankan pada pertimbangan faktor ekonomi dan sosial,
tidak semata-mata menekankan pada rendahnya penerimaan dosis oleh pekerja
radiasi maupun masyarakat dengan menempuh jalan apapun. Sedangkan yang
dikenal dengan sebutan ALARA (As Low As Reasonably Achievable) merupakan
suatu tanggung jawab moral yang dilakukan oleh badan atau orang yang
bertanggung jawab terhadap suatu instalasi radiasi untuk menurunkan dosis
radiasi yang diterima pekerja radiasi. Meskipun dosis yang diterima pekerja sudah
berada di bawah ambang batas aman menurut asas pembatasan dosis, namun
apabila besarnya dosis yang diterima sekiranya dapat diturunkan lagi, maka bisa
dilakukan penurunan dosis serendah mungkin yang diterima pekerja radiasi.
Kegiatan optimisasi proteksi radiasi mencakup beberapa kegiatan seperti
perencanaan kegiatan yang berhubungan dengan radiasi agar dosis radiasi yang
diterima nantinya akan serendah mungkin. Kegiatan lainnya seperti pemetaan
2
persebaran dosis radiasi di suatu instalasi radiasi sangat penting dilakukan.
Kegiatan optimisasi proteksi radiasi juga menekankan penerimaan paparan radiasi
ini tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan pada aspek teknis, misalnya
menggunakan peralatan atau teknologi terbaik yang belum tentu layak secara
ekonomi.
Untuk memenuhi azas optimisasi tersebut, di dalam proteksi radiasi telah
dikenalkan 3 prinsip penting dalam proteksi radiasi yaitu pengaturan waktu saat
berada di ruangan radiasi, pengaturan jarak yang aman terhadap sumber radiasi
dan pengaturan penggunaan perisai radiasi. Secara sederhana untuk pengaturan
waktu dan periasi radiasi yang digunakan dapat dilakukan dengan mudah oleh
pekerja radiasi. Pekerja radiasi dapat menekan penerimaan paparan radiasi selama
menjalankan tugasnya dan kedua prinsip tersebut dapat dilakukan oleh setiap
pekerja radiasi meski hanya dengan fasilitas proteksi radiasi yang sederhana.
Satu hal yang sangat penting agar setiap pekerja mampu mengenali medan
tempatnya melakukan pekerjaan adalah dengan adanya informasi yang jelas
mengenai tingkat radiasi pada daerah tertentu yang harus menjadi perhatiannya.
Dengan informasi tingkat radiasi ini, setiap pekerja mampu mengatur waktu
keberadaanya di tempat radiasi, menghindari tempat radiasi apabila sudah tidak
diperlukan dan mencari posisi yang aman dari radiasi dalam menjalankan
tugasnya. Setiap wilayah kerja radiasi dibutukan suatu informasi mengenai tingkat
radiasi yang bisa membantu pekerja radiasi maupun masyarakat sesuai tujuannya
di atas. Bentuk informasi tingkat radiasi ini juga bisa digambarkan dengan kurva
isodosis persebaran dosis radiasi di sekitar pesawat sinar-X. Oleh karena itu,
adanya pengukuran tingkat paparan radiasi dan diwujudkan dalam bentuk kurva
isodosis persebaran dosis radiasi di tempat kerja akan sangat membantu setiap
pekerja radiasi dalam upaya membatasi penerimaan radiasi selama menjalankan
tugas di ruang radiasi.
3
I.2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana persebaran dosis radiasi sekunder di sekitar pesawat
sinar-X dalam bentuk kurva idososis?
2. Bagaimana mengetahui dan menghitung besarnya dosis radiasi
sekunder di sekitar pesawat sinar-X menggunakan analisis kurva
isodosis?
3. Bagaimana cara untuk mempermudah perhitungan persebaran dosis
radiasi di sekitar pesawat sinar-X dalam bentuk kurva isodosis?
I.3. Tujuan
1. Mengetahui persebaran dosis radiasi sekunder di sekitar pesawat
sinar-X dalam bentuk kurva isodosis.
2. Menghitung besarnya dosis radiasi sekunder di sekitar pesawat sinar-
X menggunakan analisis kurva isodosis.
3. Membuat program komputer dalam bentuk kurva isodosis sebagai alat
bantu untuk mengetahui dan menghitung persebaran dan besarnya
dosis radiasi di sekitar pesawat sinar-X.
I.4. Batasan Masalah
1. Analisis akan dilakukan untuk analisis laju dosis hamburan sekunder.
2. Pengukuran dan pengamatan pola persebaran dosis radiasi di sekitar
pesawat sinar-X dilakukan dengan memvariasikan kondisi operasional
tegangan tabung dan arus tabung dikali waktu sinar dari pesawat
sinar-X, variasi jarak penempatan detektor dan ketinggian phantom air
sebagai representasi ketebalan tubuh manusia.
3. Pengukuran dan pengamatan laju persebaran dosis radiasi dilakukan
pada ruang pemeriksaan 4 Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Sardjito. Karena pesawat yang digunakan di ruang 4
4
tergolong baru dan memiliki akurasi yang cukup baik untuk tegangan
tabung dan arus tabung dikali waktu.
4. Pembuatan program komputer sebagai alat bantu peraga analisis kurva
isodosis menggunakan aplikasi Borland Delphi 10.
I.5. Manfaat
Penelitian ini diharapkan akan mempermudah pekerja radiasi untuk
menghitung dan mengetahui persebaran dosis radiasi di sekitar pesawat sinar-X.
Sehingga pekerja radiasi bisa membatasi penerimaan radiasi selama menjalankan
tugasnya dengan tidak mengabaikan keselamatan diri dari pekerja radiasi sesuai
dengan prinsip-prinsip proteksi radiasi.