bab i - muhlisin personal's site | hidup … · web viewsyukur alhamdulillah kepada allah swt...

42
PENDEKATAN DI DALAM MEMAHAMI AGAMA I MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pengantar Studi Islam” Muhlisin, S.Ag FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 1

Upload: trinhdang

Post on 08-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

PENDEKATAN DI DALAMMEMAHAMI AGAMA I

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah“Pengantar Studi Islam”

Muhlisin, S.Ag

FAKULTAS TARBIYAHJURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA

1

Page 2: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad

dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami

yang berjudul “Pendekatan Di Dalam Memahami Agama Dengan Baik” yang

mana dalam makalah ini telah kami terangkan dengan jelas mengenai Pendekatan

Di Dalam Memahmi Agama I.

Dan kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Pembimbing yang telah memberi dorongan dan aspirasi kepada kami untuk

menyelesaikan makalah kami.

Kami juga menyadari bahwa dalam makalah kami ini ada banyak

kekurangan, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik dari teman-teman

semua.

Dan kami berharap semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi

semuanya.

Amin-Amin Allahumma Amin.

Surabaya, 20 November 2006

Tim Penyusun

2ii

Page 3: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................... 1

A. Latar Belakang..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................ 1

BAB II : PEMBAHASAN....................................................................... 2

A. Islam Dan Sasaran Pendekatan Studi Agama...................... 2

B. Pendekatan Teologi Normatif.............................................. 4

C. Pendekatan Filologi.............................................................. 7

D. Pendekatan Studi Hukum..................................................... 8

E. Pendekatan Antropologis..................................................... 22

BAB III : KESIMPULAN......................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini kehadiran agama semakin dituntut agar ikut terlibat secara

aktif di dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia.

Agama tidak boleh hanya sekedar menjadi lambing kesalehan atau berhenti

sekedar disampaikan dalam khutbah, melainkan secara konsepsional

menunjukkan cara-cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah.

Tuntutan terhadap agama yang demikian itu dapat dijawab manakala

pemahaman agama yang selama ini banyak menggunakan pendekatan teologi

normative dilengkapi dengan pemahaman agama yang menggunakan

3

Page 4: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

pendekatan lain yang secara operasional konseptual dapat memberikan

jawaban terhadap masalah yang timbul.

B. Rumusan Masalah

1. Islam dan sasaran pendekaan studi agama

2. Pendekatan teologi normative

3. Pendekatan filologi

4. Pendekatan studi hukum

5. Pendekatan antropologis

4

Page 5: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Islam dan Sasaran Pendekatan Studi Agama

1. Islam Sebagai Sasaran Studi Doktrinal

Kata doktrin berasal dari bahasa Inggris dootrine yang berarti

ajaran.1 Dari kata dootrine itu kemudian dibentuk kata doctrinal yang

berarti yang dikenal dengan ajaran atau bersifat ajaran. Sedangkan studi

doctrinal berarti studi yang berkenaan dengan ajaran atau studi tentang

sesuatu yang bersifat teoritis dalam arti tidak praktis. Uraian ini berkenaan

dengan Islam sebagai sasaran atau obyek studi doctrinal tersebut. Ini

berarti dalam studi doctrinal kali yang dimaksud adalah studi tentang

ajaran Islam atau studi Islam dari sisi teori-teori yang dikemukakan oleh

Islam.

Islam didefinisikan oleh sebagian ulama adalah wahyu yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman untuk

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.2 Berdasarkan pada definisi Islam,

maka inti dari Islam adalah wahyu. Sedangkan wahyu yang dimaksud

adalah Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Dari keda sumber itulah ajaran Islam

diambil. Namun meski kita mempunyai sumber, ternyata dalam realitasnya

ajaran Islam yang digali dari dua sumber tersebut memerluka keterlibatan

ulama dalam memahami dua smber ajaran tersebut. Keterlibatan tersebut

dalam bentuk Ijtihad.

Dengan Ijtihad maka ajaran berkembang. Karena ajaran Islam yang

ada di dalam dua sumber tersebut ada yang tidak terperinci, banyak yang

diajarkan secara garis besar atau global. Masalah-masalah yang

berkembang kemudian yang tidak secara terang disebut di dalam dua

sumber itu didapatkan dengan cara Ijtihad. Studi Islam dari sisi doctrinal

1 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : Gramedia, 1990) hal. 192.

2 M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam, Dalam Teori Dan Praktek, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998) hal.19.

5

Page 6: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

itu kemudian menjadi sangat luas, yaitu tentang ajaran Islam baik yang ada

di dalam Al-Qur’an maupun yang ada di dalam Al-Sunnah serta apa yang

menjadi penjelasan kedua sumber tersebut dengan melalui Ijtihad.

2. Islam Sebagai Sasaran Studi Sosial

Islam sebagai sasaran studi social ini dimaksudkan sebagai studi

tentang Islam sebagai gejala social. Hal ini menyangkut keadaan

masyarakat penganut agama lengkap dengan struktur, lapisan serta

berbagai gejala social lainnya yang saling berkaitan.3 Dengan demikian

yang menjadi obyek dalam kaitan dengan Islam sebagai sasaran studi

social adalah Islam yang telah menggejala atau yang sudah menjadi

fenomena Islam.

Menurut M. Atho Mudzhar agama sebagai gejala social pada

dasarnya bertumpu pada konsep sosiologi agama. Sosiologi agama

mempelajari hubungan timbal balik antara agama dan masyarakat.

Masyarakat mempengaruhi agama, dan agama mempengaruhi masyarakat.

Jika Islam dijadikan sebagai sasaran studi social, maka harus mengikuti

paradigma positivisme yaitu dapat diambil gejalahnya, dapat diukur, dan

dapat diverifikasi.

3. Islam Sebagai Sasaran Studi Budaya

Untuk memahami suatu agama, khususnya Islam memang harus

melalui dua model yaitu tekstual dan konstekstual. Tektual artinya

memahami Islam melalui wahyu yang berupa kitab suci. Sedangkan

konstekstual berarti memahami Islam lewat realitas social yang berupa

perilaku masyarakat yang memerlukan agama bersangkutan.

Studi budaya diselenggarakan dengan penggunaan cara-cara

penelitian ydiatur oleh aturan-aturan kebudayaan yang bersangkutan.

Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan yang dipunyai oleh manusia

sebagai makhluk social yang isinya adalah perangkat-perangkat model-

model pengetahuan yang secara selektif dapat digunakan untuk memahami

3 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 1999) hal. 39

6

Page 7: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

dan mengiterprestasi lingkungan yang dihadapi, dan untuk mendorong dan

menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukan.4

B. Pendekatan Teologis Normatif

Pendekatan teologis normative dalam memahami agama secara harfiah

dapat diartikan sebagai upaya memahami agama dengan menggunakan

kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bajwa wujud

empirik dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar

disbandingkan dengan yang lainnya.

Menurut informasi yang diberikan The Encyclopaedia Of American

Religion, bahwa di Amerika Serikat saja terdapat 1200 sekte keagamaan. Satu

diantaranya adalah sekte Davidian yang pada bulan April 1993 dimana

pemimpin sekte Davidian bersama 80 orang pengikut fanatiknya melakukan

bunuh diri massal setelah berselisih dengan kekuasaan pemerintah Amerika

Serikat. Menurut pengamatan Sayyed Hosein Nasr, dalam era kontemporer ini

ada 4 prototip pemikiran keagamaan Islam, yaitu pemikiran keagamaan

fundamentalis, modernis misiani dan tradisionalis. Keempat prototip

pemikiran keagamaan tersebut sudah barang tentu tidak mudah untuk

disatukan dengan begitu saja.

Pendekatan yang menekankan pada bentuk forma atau simbol-simbol

keagamaan yang masing-masing bentuk forma atau simbol-simbol

keagamaan tersebut mengklaim dirinya sebagai yang paling benar sedangkan

yang lainnya sebagai salah. Aliran teologi yang satu begitu yakin dan fanatik

bahwa pahamnyalah yang benar sedangkan paham lainnya salah, sehingga

memandang bahwa paham orang lain itu keliru, sesat, kafir, murtad dan

seterusnya. Demikian pula paham yang dituduh keliru, sesat dan kafir itupun

menuduh kepada lawannya sebagai yang sesat dan kafir. Dalam keadaan

demikian, maka terjadilah proses saling mengkafirkan, salah menyalahkan dan

seterusnya. Dengan demikian antara satu aliran dan aliran lainnya tidak

4 Parsudi Suparlan, Kebudayaan Dan Pembangunan Dalam Kapan Agama Dan Masyarakat, (Jakarta : Balibang Agama Departemen Agama, 1991-1992) hal. 85

7

Page 8: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

terbuka dialog atau saling menghargai. Yang ada hanyalah ketertutupan

(eksklusifisme). Sekaligus perlu dikaji lebih lanjut adalah mengapa ketika

archetype atau form keberagaman (religiosity) manusia telah terpecah dan

termanifestasikan dalam “wadah” formal teologi atau agama tertentu, lalu

“wadah” tersebut menuntut bahwa hanya “kebenaran” yang dimilikinyalah

yang paling unggul dan paling benar. Yang disebutkan di atas dengan

mengklaim kebenaran (truth claim), yang menjadi sifat dasar teologi, sudah

barang tentu mengandung implikasi pembentukan mode of thought yang

bersifat partikularistik, ekklusif dan sering kali intoleran.

Berkenaan dengan pendekatan teologi tersebut, Amin Abdullah

mengatakan bahwa pendekatan teologi semata-mata tidak dapat memecahkan

masalah esensial pluralitas. Saat sekarang ini terlebih-lebih lagi kenyataan

demikian haru ditambahkan bahwa doktrin teologi, pada dasarnya memang

tidak pernah berdiri sendiri, terlepas dari jaringan institusi atau kelembagaan

social kemasyarakatan yang mendukung keberadaannya. Bercampur aduknya

doktrin teologi dengan historisitas institusi social kemasyarakatan yang

menyertai dan mendukungnya menambah peliknya persoalan yang dihadapi

ummat beragama. Tapi, justeru keterlibatan institusi dan pranata social

kemasyarakatan dalam wilayah keberagamaan manusia itulah yang kemudian

menjadi bahan subur bagi peneliti agama. Dari situ, kemudian muncul

terobosan baru untuk melihat pemikiran teologi yang termanifestasikan dalam

“budaya” tertentu secara lebih obyektif lewat pengamatan empirik factual,

serta factual, serta pranata-pranata social kemasyarakatan yang mendukung

keberadaannya.

Berkenaan dengan hal di atas, maka saat itu muncul apa yang disebut

dengan istilah teologi masa kritis, yaitu suatu usaha manusia untuk memahami

penghayatan imannya atau penghayatan agamannya, suatu penafsiran atas

sumber-smber aslinya dan tradisinya dalam konteks permasalahan masa kini.

Yaitu teologi yang bergerak antara dua kutub, yaitu teks dan situasi, masa

lampau dan masa kini.

8

Page 9: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

Salah satu cirri dari teologi masa kini adalah sifat kritisnya. Sikap

kritis ini ditujukan pertama-tama pada agamanyasendiri (agama sebagai

institusi social dan kemudian juga kepada situasi yang diahadapinya). Teologi

sebagai kritik agama berati antara lain mengungkapkan berbagai

kecenderungan dalam institusi agama yang menghambat panggilannya;

menyelamatan manusia dan kemanusiaan.

Teologi kritis bersifat kritis pula terhadap lingkungan. Hal ini hanya

dapat terjadi kalau agama terbuka juga terhadap ilmu-ilmu social dan

memanfaatkan ilmu tersebut bagi pengembangan teologinya. Penggunaan

ilmu-ilmu social dalam teologi merupakan fenomena baru dalam teologi.

Lewat ilmu-ilmu social dalam itu dapat diperoleh gambaran mengenai situasi

yang ada. Melalui analisis ini dapat diketahui berbagai factor yang

menghambat ataupun yang mendukung realisasi keadilan social dan

emansipasi.

Uraian di atas bukan berarti kita tidak memerlukan pendekatan teologi

dalam memahami agama, karena tanpa adanya pendekatan teologis,

keagamaan seseorang akan mudah cair dan tidak jelas identitas dan

pelembagaannya. Proses pelembagaan perilaku keagamaan melaui mazhab-

mazhab sebagaimana halnya yang terdapat dalam teologi jelas diperlukan

antara lain berfungsi untuk mengawetkan ajaran agama dan juga berfungsi

sebagai pembentukan karakter pemeluknya dalam rangka membangun

masyarakat ideal menurut pesan dasar agama. Ketika tradisi agama secara

sosiologis mengalami reifikasi atau pengentalan, maka bias jadi spirit agama

yang paling “hanif” lalu terkubur oleh symbol-simbol yang diciptakan dan

dibakukan oleh para pemeluk agama itu sendiri.

Pendekatan teologis ini selanjutnya erat kaitannya dengan pendekatan

normative, yaitu pendekatan yang memandang agama dari segi ajarannya yang

pokok dan asli dari Tuhan yang di dalamnya belum terdapat penalaran

pemikiran manusia. Kebnaran mutlak dari Tuhan, tidak ada kekurangan

sedikitpun dan nampak bersikap ideal.

9

Page 10: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

C. Pendekatan Filologi

Tampaknya penelitian agama memang tidak dapat dipiahkan dari

aspek bahasa, karena manusia adalah makhluk berbahasa. Sedangkan doktrin

agama dipahami, dihayati dan disosialisasikan melalui bahasa. Sesungguhnya

pengertian bahasa sangat luas dan beragam seperti bahasa isyarat, bahasa

tanda, bahasa bunyi, bahkan bahasa manusia, bahasa binatang, dan bahasa

alam. Melalui bahasa manusia dan makhluk-makhluk lain dapat

berkomunikasi.

Pembahasan berikut mengenai bahasa yang dipersempit dan diartikan

sebagai kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau

memerintah. Dalam kehidupan sehari-hari kita bias merasakan perbedaan

antara bahasa iklan, bahasa politik, bahasa ilmu pengetahuan maupun bahasa

obrolan penuh persahabatan. Jika kita memahami sebuah wacana hanya dari

segi ucapan literalnya, maka kira bukannya disebut orang jujur dan lugu,

melainkan orang yang bodoh dan tidak komunikatif sebagai makna sebuah

kata ataupun kalimat selalu berkaitan dengan konteks. Istilah bahasa agama

dalam buku ini menunjuk pada tiga macam bidang kajian dan wacana.

Pertama, ungkapan-ungkapan yang digunakan untuk menjelaskan obyek

pemikiran yang bersifat metatis terutama tentang Tuhan.

Kedua, bahasa kitab suci terutama bahasa Al-Qur’an dan ketiga,

bahasa ritual keagamaan.

Penelitian agama dengan menggunakan pendekatan filologi dapat

dibagi dalam tiga pendekatan:

1. Metode Tafsir

Pendekatan filologi terhadap Al-Qur’an adalah pendekatan atau

metode tasir. Metode tafsir merupakan metode tertua dalam pengkajian

agama. Sesuai dengan namanya, tafsir berarti penjelasan, pemahaman dan

perincian atas kitab suci, sehingga isi pesan kita suci dapat dipahami

sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan.

Berkaitan dengan penelitian agama, tujuan tafsir adalah

menjelaskan, menerangkan, menyingkap kandungan kitab suci pesan yang

10

Page 11: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

terkandung di dalamnya baik berupa hukum, moral, spiritual, perintah

maupun larangan dapat dipahami, dihayati dan diamalkan. Dalam rangka

menjelaskan isi pesan kitab suci tafir menggunakan berbagai pendekatan

sesuai dengan disiplin ilmu

a. Pendekatan sastra bahasa

b. Pendekatan filosofis

c. Pendekatan teologis

d. Pendekatan ilmiah

e. Pendekatan fikih atau hukum

f. Pendekatan tasawuf

g. Pendekatan sosiologis

h. Pendekatan kultur

D. Pendekatan Hukum Islam

Istilah “Hukum Islam” merupakan rangkaian kata yang popular dan

dipergunakan dalam bahasa Indonesia. Para ahli hukum Islam mendefiniikan

fikih adalah ilmu pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ yang bersifat

operasional (amaliyah) yang dihasilkan dari dalil-dalil yang terperinci.

Sedangkan syari’at atau hukum syara’ adalah seperangkat urutan dasar tentang

tingkah laku manusia yang ditetapkan secara umum dan dinyatakan langsung

oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasul-Nya yang mengatur tingkahlaku manusia

yang telah terbebani hukum (mukallaf).

Mengingat hukum Allah yang dititahkan melalui wahyu hanya bersifat

aturan dasar dan hukum, maka perlu dirumuskan secara rinci dan operasional,

sehingga dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk maksud ini,

diperlukan usaha optimal penggalian dan perumusan praktis yang disebut

ijtihad, yang dilakukan seorang pakar hukum yang dinamakan mujtahid.

1. Aspek Ibadah

Kata ibadah secara bahasa mempunyai arti merendahkan diri,

tunduk, taat dan mengikuti.sedangkan secara istilah ibahad berarti

ketundukan, ketaatan, kencintaan dan perasaan takut ysempurna ke hadirat

11

Page 12: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

Allah SWT. Dengan demikian segala perilaku manusia yang didorong oleh

rasa tunduk, taat dan rendah diri kepada Allah disebut dengan ibadah.

a. Sholat

1. Pengertian Shalat

Secara etimologis, sahalat berarti do’a sebagaimana

difirmankan Allah SWT:

“Berdo’alah untuk mereka, karena sesungguhnya do’a kalian itu menjadikan ketentraman bagi jiwa mereka.” (At-Taubah : 103)

Adapun menurut syari’at, shalat berarti ekspresi dari

berbagai gerakan sebagaimana diketahui. Shalat merupakan

kewajiban yang ditetapkan melaui Al-Qur’an, Al-Hadits dan Ijma’.

Ketetapan dalam Al-Qur’an disebutkan melalui firman-Nya:

“Dan mereka tidak diperintahkan kecuali agar menyembah Allah dengan menurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Yang demikian itulah agam yang lurus.” (Al-Bayyinah :5)

Di dalam sebuah Hadits ydiriwayatkan oleh Ibnu Umar

dinyatakan, bahwa Nabi SAW, pernah bersabda:

“Islam itu didirikan atas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tiada illah yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya, mendirikan shalat, menuanikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji di Baitullah bagi orang yang mampu” (HR. Multaqum ‘Alaih)

Dan yang menjadi Ijma’; para ulama telah bersepakat

mewajibkan shalat lima waktu dalam satu hari satu malam, yaitu

dzuhur, ashar, maghrib, isya’ dan shubuh.

2. Hikmah Shalat

Shalat lima waktu mampu membawa pelakunya berbuat

adil dan mensucikan serta mendekatkan diri kepada Allah Azza wa

Jalla, sebagai upaya mempersiapkan diri menghadapi hari kiamat

kelak. Sebagaimana shalat juga mencegah pelakunya dari

12

Page 13: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

perbuatan keji dan munkar, dalam hal ini Allah Jalla wa ‘Alaa

berfirman:

“Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalatitu mencegah perbuatan keji dan mungkar” (Al-Ankabut : 43)

3. Hukum bagi Muslim yang meninggalkan Shalat

Menurut ijma’ ulama muslim yang meninggalkan shalat

karena ingkar, maka ia telah kafir dan keluar dari Islam. Sedang

apabila meninggalkan shalat yang masih disertai rasa keimanan

dan keyakinan terhadap hukum wajibnya, dimana ia

meninggalkannya karena malas atau sibut, yang menurut Syari’at

tidak tergolong sebagai alas an yang dapat diterima, maka banyak

hadits yang mengkufurkan dan bahkan mewajibkan untuk

membunuhnya. Dari Abdullah bin Amr bin Ash, dari Nabi SAW,

dimana pada suatu hari beliau pernah berbicara mengenai shalat

seraya bersabda:

“Barang siapa memeliharanya, maka shalatnya itu merupakan cahaya baginya juga sebagai bukti dan keselamatan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang tidak memeliharanya, maka tidak akan mendapatkan cahaya, burhan serta keselamatan pada hari kiamat kelak dan ia akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubai bin Khalat” (HR. Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban dan Isnat Hadits ini Jayyid).

b. Puasa

Menurut bahasa, puasa berarti menahan. Sedangkan menurut

Syari’at, puasa berarti menahan diri secara khusus dan dalam waktu

tertentu serta dengan syarat-syarat tertentu pula. Menahan diri di sini

termasuk ibadah. Karena, harus menahan diri dari makan, minum dan

berhubungan badan sertaseluruh macam syahwat, dari sejak terbit fajar

sampai terbenamnya matahari.

Puasa dilihat dari hukumnya dapat dibagi menjadi 4:

1. Puasa wajib, yaitu ibadah puasa yang telah ditetapkan sebagai

kewajiban seorang muslim, jenis ibadah puasa ini ialah puasa di

13

Page 14: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

bulan Ramadhan, puasa Kafarat (sebagai denda dan tebusan),

puasa Nadzar.

Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian” (Al-Baqarah : 183).

2. Puasa Sunnah, yaitu ibadah puasa ypernah dilakukan atau

diperintahkan oleh Nabi.

a. Puasa pada hari Arafah

Rasulullah SAW, bersabda:

“Puasa pada hari Arafah itu dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan dating. Adapun puasa asyura’ dapat menghapuskan dosa selama satu tahun yang telah berlalu” (HR. Muslim)

b. Pada hari Asyura’

Puasa hari Asyura’ pada bulan Muharram merupakan amalan

yang disunnahkan. Puasa pada hari ini dapat menghapuskan

dosa selama satu tahun sebelumnya, hal ini sesuai dengan

sabda Rasulullah SAW:

“Aku memohon kepada Allah untuk menghapuskan dosa yang pernah aku perbuat pada satu tahun sebelumnya” (HR. Muslim)

Sedangkan Ibnu Abbas RadhijAllahu Anhu menceritakan:

“Rasulullah memerintahkan puasa pada hari Asyura’, yaitu tanggal sepuluh dari bulan Muharram” (HR. Termidzi)

Bagi yang menghendaki, tidak ada larangan baginya untuk

berpuasa dan jika tika, maka boleh meninggalkannya

sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits, yang

menceritakan, bahwa Mu’awiyah pernah berkata: Aku pernah

mendengar Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya pada hari Asyura’ ini Allah tidak mewajibkan kalian berpuasa. Barang siapa menghendaki maka

14

Page 15: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

diperbolehkan baginya berpuasa dan bagi siapa yang tidak menghendaki, maka ia boleh berbuka” (HR. Thabrani)

c. Enam hari pada bulan Syawal

Puasa enam hari pada bulan Syawal didasarkan pada sabda

Rasulullah SAW:

“Barang siapa berpuasa pada Bulan Ramadhan, lalu di lanjutkan dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka nilainya seperti sepanjang tahun” (HR. Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Puasa enam hari pada bulan Syawal ini boleh dikerjakan secara

berturut-turut dan boleh juga berselang waktunya.

d. Lima belas hari pertama pada bulan Sya’ban

Dari Aisyah RadhiyAllahu Anha, ia menceritakan :

“Aku tidak melihat Nabi SAW menyempurkan puasa satu bulan penuh, selain pada bulan Ramadhan. Dan aku tidak melihat beliau pada bulan-bulan yang lain berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban” (Muttaqun ‘Alaih)

e. Sepuluh hari pertama paa bulan Dzulhijah

Puasa sepuluh hari pertama pada bulan Szulhijjah merupakan

amalan yang disunnahkan. Hal ini sesuai dengan sabda

Rasulullah SAW :

Tidak ada hari dimana amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah Azza wa Jalla dari pada hari ini (sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah)”. Para sahabat bertanya; Wahai Rasulullah, tidak juga Jihad fi sabilillah? Beliau menjawab: “Tidak juga Jihad fi sabilillah, kecuali seorang yang berangkat dengan membawa jiwa dan hartanya, lalu kembali tanpa membawa sedikitpun dari keduanya” (HR. Bukhari)

Di samping itu, juga disunnatkan pada hari-hari mulia ini untuk

bersungguh-sungguh beribadah. Karena, Allah SWT melipat

gandakan pahala padanya.

f. Berselang

Puasa berselang, yaitu satu hari berpuasa dan satu hari

selanjutnya tidak. Hal ini sesuai dengan hadits yang

15

Page 16: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash, dimana Nabi

SAW pernah bersabda kepadanya:

“Berpuasalah satu hari dan berbukalah satu hari berikutnya. Yang demikian itu merupakan puasa Nabi Dawud dan merupakan puasa yang baik. Kemudian aku berkata : Sesungguhnya aku mampu melakukan lebih dari itu, maka Nabi pun menjawab : Tidak ada yang lebih baik dari itu” (Muttaqun ‘Alaih)

g. Pada bulan Muharram

Seperti diriwayatkan dari Abu Hurairah RadhiyAllahu Anhu, ia

menceritakan; bahwa Rasulullah bersabda :

“Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah pada bulan Allah, yaitu Muharram” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Imam Tirmidzi mengatakan, bahwa hadits ini berstatus hasan

Shahih.

h. Senin Kamis

Berpuasa pada hari senin dan kamis, sesuai dengan hadits yang

diriwayatkan dari Usamah bin Zaid, dimana Rasulullah

senantiasa berpuasa pada hari senin dan kamis. Beliau pernah

ditanya oleh seseorang mengenai hal itu, maka beliau pun

menjawab: “Sesungguhnya amal perbuatan menusia diangkat

menuju Allah pada hari senin dan kamis” (HR. Abu Dawud).

i. Pertengahan bulan Qamariyah

Tanggal 13,14 dan 15 dari setiap bulan qamariyah (tahun

Hijriyah) merupakan tanggal yang dikhususkan oleh Rasulullah

untuk berpuasa sunnat. Diriwayatkan dari Abu Hurairah

RadhiyAllahu ‘Anhu, ia menceritakan:

“Rasulullah berpesan kepadaku tiga hal, yaitu, berpuasa tiga hari pada setiap bulannya, mengerakan dua raka’at shalat Dhuha serta sholat witir sebelum tidur” (Muttaqun ‘Alaih)

3. Puasa Makruh, Ibadah puasa yang tidak pernah dilakukan Nabi

atau bahkan dibenci Nabi, berikut ini beberapa puasa makruh:

a. Mengkhususkan bulan Rajab untuk berpuasa

16

Page 17: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

Berpuasa satu bulan penuh pada bulan Rajab merupakan

amalan yang dimakruhkan. Akan tetapi, jika ada yang berpuasa

pada bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa secara berselang.

Karena ini merupakan bulan yang diagungkan oleh orang-

orang Jahiliyah. Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Umar,

bahwa apabila melihat orang-orang jahiliyah dan semua

persiapan mereka untuk menyambut bulan Rajab, maka ia

(Ibnu Umar) membencinya seraya berkata : “Berpuasa dan

berbukalah pada bulan itu” (HR. Ahmad)

b. Pada hari Jum’at saja

Dimakruhkan berpuasa hanya pada hari Jum’at saja.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW ;

“Sesungguhnya hari Jum’at itu merupakan hari raya bagi kalian. Karena itu, janganlah kalian berpuasa, kecuali apabila juga kalian berpuasa pada hari sebelum dan sesudahnya” (HR. Al-Bazzar)

c. Pada hari Sabtu saja

Nabi SAW bersabda :

“Janganlah kalian berpuasa pada hari Sabtu, kecuali yang diwajibkan atas kalian” (HR. Tirmidzi)

d. Pada hari yang diragukan

Sabda Rasulullah SAW :

“Barang siapa berpuasa pada hari yang diragukan, maka ia telah menentang Abdul Qasim (Nabi Muhammad)” (HR. Bukhari)

e. Puasa khusus pada tahun baru dan hari besar orang kafir

f. Puasa Wishal

Puasa wishal merupakan puasa yang dimakruhkan, yaitu puasa

selama dua atau tiga hari tanpa berbuka, Rasulullah SAW

bersabda :

“Janganlah kalian berpuasa wishal” (HR. Bukhari)

17

Page 18: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

g. Puasa Dahr, yaitu puasa yang dilakukan selama satu tahun

penuh, Rasulullah SAW bersabda :

“Tidak dianggap berpuasa bagi orang yang berpuasa selamanya” (HR. Muslim)

h. Puasanya seorang istri tanpa seizing suami

Dimakruhkan bagi wanita muslimah yang berpuasa tanpa

seizing suaminya, selain pada bulan Ramadhan, sedang pada

saat itu suaminya tengah berada disisinya. Hal ini sebagaimana

disabdahkan oleh Rasulullah SAW :

“Janganlah seorang wanita berpuasa pada suatu hari, ketika sang suami berada di sisinya, melainkan dengan seizinnya. Kecuali pada bulan Ramadhan” (Muttaqun ‘Alaih)

i. Puasa dua hari terakhir dari bulan Sya’ban

4. Puasa Haram, yaitu melaksanakan ibadah puasa disaat-saat yang

diharamkan. Waktu-waktu yang diharamkan berpuasa:

a. Pada hari raya ‘isul fitri dan ‘idul adhha

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah melarang berpuasa pada

dua hari saja, yaitu hari ‘idul fitri dan ‘idul adha’ (Muttaqun

‘Alaih)

b. Pada hari-hari Tasyrik (11,12,13 Dzulhijjah)

Rasulullah SAW bersabda :

“Hari-hari Tasyriq adalah hari untuk makan, minum, dan berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla.” (HR. Muslim)

c. Zakat

Secara bahasa zakat berasal dari bahasa Arab “Zakat” yang

berarti tumbuh, berkembang, bertambah. Dalam Al-Qur’an kata

tersebut mengandung arti suci. Sedangkan menurut istilah hukum

Islam, zakat adalah sebutan harta tertentu yang wajib dikeluarkan

seorang muslim untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya

dengan syarat-syarat tertentu. Mengeluarkan zakat ini hukumnya wajib

berdasarkan ayat Al-Qur’an dan Hadits-hadits Nabi, antara lain:

18

Page 19: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruh” (Al-Baqarah : 43)

Di lihat dari sasarannya zakat dibagi menjadi dua, yaitu: zakat

fitrah, yaitu zakat diri yang wajib dikeluarkan oleh setiap individu,

baik kecil atau dewasa, laki-laki atau perempuan, merdeka maupun

budak sahaya.

a. Emas dan Perak; Wajib dikeluarkan zakatnya bila telah dimiliki

selama satu tahun dan senilai 96 gram emas atau 672 gram perak.

Dan yang dikeluarkan zakatnya 2,5 persen.

b. Harta perdagangan; Wajib wajib di keluarkan zakatnya ketika

telah dimiliki selama satu tahun dan senilai harga emas 96 gram.

Wajib dikeluarkan zakatnya 2.5 persen dari harga dagangan yang

bergerak.

c. Hasil tanaman dan buah-buahan, jenis tanaman dan buah-buahan

yang disebut dalam hadist untuk dikeluarkan zakatnya adalah

gandum, kurma, dan anggur kering. Dikeluarkan zakatnya setiap

panen ketika telah mencapai nilai lima wasaq (653 kg bersih).

Sedang jumlah yang harus dikeluarkan 10 persen bila tanaman itu

tidak menggunakan alat pengairan. Dan 5 persen jika

menggunakan alat pengairan dan terkadang tidak, maka

dikeluarkan 7,5 dari hasil panen. Di Indonesia para ulama

memahami bahwa semua jenis tanaman yang produktif wajib

dikeluarkan zakatnya. Biji-bijian, umbi-umbian, dan sayur-

sayuran, buah-buahan, tanaman hias, tanaman keras, rumput-

rumputan dan daun-daunan seperti the dan tembakau.

d. Hewan ternak; jenis hewan yang wajib dikeluarkan zakatnya

adalah onta, sapi, dan sejenisnya (kuda, kerbau) dan kambing.

Nisab (batas minimal kepemilikan) onta (5 ekor) dikeluarkan 1

ekor onta, sapi (30 ekor) dikeluarkan 1 ekor sapi dan kambing (40

ekor) dikeluarkan 1 ekor sapi dan kambing (40 ekor) dikeluarkan 1

ekor kambing.

19

Page 20: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

e. Harta rikaz dan ma’din; harta rikaz adalah harta-harta berharga

yang terpendam atau tersimpan. Sadngkan ma’din adalah harta-

harta berharga yang terbentuk dari benda lain di bumi, misalnya

minyak bumi, batu bara, emas, perak, besi, dan lain-lain. Orang

yang menemukan harta rikaz atau ma’din wajib mengeluarkan

zakat 1/5 dari harta tersebut. Dikeluarkan saat ia menemukan

barang.

Sedangkan kelompok yang berhak menerima zakat

sebagaimana firman Allah SWT:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’alaf yang dibujuk hatinya, untuk(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana” (At-Tubah : 60)

d. Haji

Secara bahasa haji memiliki persamaan kata qasdhu yang

berarti tujuan. Sedangkan dalam istilah hukum Islam haji berarti

menuju Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan berbagai kegiatan.

Beribadah haji dijadkan rukun Islam ke lima yang wajib dilakukan

seumur hidup sekali bagi yang telah memenuhi syarat. Sebagaimana

firman Allah SWT:

“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata (diantaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia: mengerakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; barang siapa mengikari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam” (Ali ‘Imran : 108)

2. Aspek Muamalat

Dalam tinjauan bahasa “Mu’amalat” berasal dari kata “Amila”

yang berarti perbuatan atau melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan

dalam istilah ikih, mu’amalat dimaksudkan sebagai suatu ikatan yang

dilakukan manusia untuk saling mendapatkan keuntungan.

20

Page 21: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

Al-Qur’an tidak memberikan rincian tentang tehnis melakukan

hubungan perbuatan manusia dengan manusia lainnya (mu’amalat) ini,

namun Al-Qur’an menawarkan prinsip-prinsip dasar yang harus

dipegangi seseorang dalam bermu’amalat.

a. Memenuhi ikatan dan transaksi yang telah disepakati

Dalam melakukan aktifitas bisnis, seseorang melakukannya dengan

penuh kejujuran dan saling menghormati hak orang lain. Makna ini

terkandung dalam firman Allah SWT:

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu, dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya” (Al-Maidah: 1)

b. Melarang meraih keuntungan dengan cara bahil

Al-Qur’an memberikan indikasi kecenderungan pelaku bisnis

memperoleh keuntungan sepihak untuk dirinya sendiri tanpa

memperdulikan orang lain.

“Dan jangalah sebagian kamu memakan harta bathil dan (jangalah) kamu membawa 9urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari pada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui” (Al-Baqarah : 188)

Reaksi ayat di atas memberi kesan bahwa harta benda adalah milik

semua manusia secara bersama dan Allah yang membaginya antara

mereka secara adil berdasarkan kebijaksanaan-Nya dan melalui

penetapan hukum dan etika, sehingga upaya perolehan dan

pemanfaatannya tidak menimbulkan perselisihan dan kerusakan,

juga memberi kesan bahwa hak dan kebenaran harus berada

diantara mereka, sehingga tidak boleh keseluruhannya ditarik oleh

pihak pertama sehingga kesemuaannya menjadi miliknya, tidak

juga demikian bagi pihak kedua.

21

Page 22: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

c. Mengharamkan Riba

Sebagai konsekuensi kejujuran dan keadilan dalam berbisnis, maka

Al-Qur’an mengharamkan riba. Yang dimaksud dengan riba adalah

memperoleh tambahan keberuntungan sepihak dengan tidak wajar.

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan Syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat); sesungguhnya jual-beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang diambilnya dahulu (sebelum dating larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya” (Al-Baqarah : 275)

3. Aspek Jinayat

Kata Jinayat merupakan kata dasar dari janaya yang berarti

kejahatan, kesalahan, dan dosa. Islam tidak membenarkan kejahatan di

muka bumi. Sehingga pelaku kejahatan harus diberikan hukuman

setimpal dengan kejahatan yang dilakukan. Namun ancaman bagi

pelaku kejahatan dalam Al-Qur’an kebanyakan bersifat ukharawiy

(akhirat), hanya beberapa hal saja Allah SWT memberikan hukuman

pelaku kejahatan yang dilaksanakan di dunia.

a. Hukum Qishash

Jenis hukuman yang diberikan kepada pelaku kejahatan sesuai

dengan jenis kejahatan. Jika ia telah memotong tangan orang lain,

maka ia dihukum dengan potongan tangan. Jika ia telah

mematahkan kaki orang lain, maka ia dihukum dengan dipatahkan

kakinya dan seterusnya.

“Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At-Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telingan dengan telingan, gigi dengan gigi dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barang siapa yang melepaskan (hak kisasnya), maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barang siapa tidak memutuskan perkara

22

Page 23: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim”.

b. Hukum Zina

Kata zina merupakan kata dasar dari zana-yazni yang mempunyai

arti seputar perhiasan, kehormatan, kebaikan. Dalam konteks

hukum Islam zina adalah melakukan hubungan seksual antara laki-

laki dan perempuan yang diharamkan, karena belum atau tidak ada

ikatan pernikahan. Telah ditentukan hukumnya oleh Allah dalam

Al-Qur’an.

Dilihat dari sudut pelakunya, zina terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Zina mukhshan, pelaku zina yang sebelumnya pernah

melakukan hubungan seksual secara halal.

2. Zina ghairu mukhshan, pelaku zina yang belum pernah

melakukan hubungan seksual secara halal.

3. Budak sahaya, yaitu budak sahaya yang melakukan zina dan

hukumannya separuh dari pelaku zin yang merdeka.

Pelaku zina mukhshan baik laki-laki maupun perempuan didera

(dirajam) seratus kali, sebagaimana firman Allah:

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman”

Pelaku zina ghairu mukhshan akan dicambuk seratus kali dan

diisolir (diasingkan) dari masyarakat selama satu tahun.

c. Hukuman Tuduhan

Islam memberlakukan hukuman bagi seseorang (laki-laki atau

perempuan) yang telah melakukan tuduhan zina tanpa disertai

bukti dengan delapan puluh tuduhan kali dera dan digugurkan

sosialnya sebagai saksi.

23

Page 24: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

d. Hukuman Pencurian

Dalam rangka memelihara hak untuk memiliki harta benda bagi

setiap manusia, Islam melarang keras keinginan seseorang untuk

memiliki harta benda dengan cara kekerasan. Oleh karenanya,

Islam memberlakukan hukuman bagi pencuri dengan potong

tangan.

“Laki-laki yang mencuri dan permpuan yang mencuri, potonganlah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”(Al-Maidah : 38)

e. Hukuman bagi gerakan pengacau dan teroris

Perlindungan hak hidup individu dan situasi keamanan dan

ketertiban dalam komunikasi Islam mendapat perhatian serius

dalam Islam, sehingga Al-Qur’an secara eksplisit menunjuk jenis

hukuman bagi seseorang yang melakukan gerakan pengacau di

muka bumi ini sesuai dengan bobot kejahatannya, yaitu dibunuh,

dipotong tangan dan kaki, dibuang.

Dalam kehidupan keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan anak,

maka Islam menawarkan bapaklah yang harus banyak mengambil

peran inisiatif untuk menata kehidupan dalam keluarga. Bilamana

dalam struktur keluarga, ternyata bapak kurang memenuhi syarat-

syarat sebagai pemimpin, mkaa siapapun dalam keluarga dapat

mengambil peran sebagai pemimpin keluarga.

4. Aspek Politik

Dalam wacana fiqih, politik diambil dari makna kata

“Siyasah”. Secara bahasa, kata tersebut mempunyai arti mengatur,

menguasai atau kekuasaan.

Islam tidak memberikan petunjuk yang jelas tentang teknis berpolitik,

namun Al-Qur’an maupun Hadits menunjukkan prinsip-prinsip dasar

yang dapat dijadikan pedoman dalam hidup berpolitik

a. Bahwa kekuasaan merupakan kepercayaan dari Allah dan

masyarakatnya.

24

Page 25: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

b. Prinsip berkeadilan dalam menentukan hak dan kewajiban

c. Berpedoman pada kebenaran Al-Qur’an dan Sunnah Nabi

d. Bermusyawarah dan melibatkan partisipasi masyarakat yang

dipimpinnya.

Prinsip-prinsip di atas merupakan kandungan dari firman Allah dan

sabda Rasulullah, yaitu:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan manta kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lahi Maha Melihat”. (Ali ‘Imron : 159)

E. Pendekatan Antropologis

Pendekatan antropologis dalam memahami agama dapat diartikan

sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud

praktek keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melaui

pendekatan ini agama nampak akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang

dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya.

Penelitian antropologis yang induktif dan grounded, yaitu turun ke

lapangan tanpa berpijak pada, atau setidak-tidaknya dengan upaya

membebaskan diri dari kungkungan teori-teori formal yang pada dasarnya

sangat abstrak sebagaimana yang dilakukan di bidang sosiologi dan lebih-

lebih ekonomi yang mempergunakan model-model matematis, banyak juga

memberi sumbangan kepada penelitian historis.

Karl Marx (1818-1883) sebagai contoh melihat agama sebagai opium

atau candu masyarakat tertentu sehingga mendorongnya untuk

memperkenalkan teori konflik atau yang biasa disebut dengan teori

pertentangan kelas.

Melalui pendekatan antropologis, kita melihat bahwa agama ternyata

berkorelasi dengan etos kerja dan perkembangan ekonomi suatu masyarakat.

Melalui pendekatan antropologis fenomenologis ini kita juga dapat

melihat hubungan antara agama dan negara (state and religion). Akan selalu

25

Page 26: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

menarik melihat fenomena negara agama seperti Vatikan dalam bandingannya

dengan negara-negara sekuler di sekelilingnya di Eropa Barat. Juga melihat

kenyataan negara Turki modern yang mayoritas penduduknya beragama

Islam, tetapi konstitusi negaranya menyebut sekularisme sebagai prinsip dasar

kenegaraan yang tidak dapat ditawar-tawar.

Melalui pendekatan antropologis sebagaimana tersebut di atas terlihat

dengan jelas hubungan agama dengan berbagai masalah kehidupan manusia,

dan dengan itu pula agama terlihat akrab dan fungsional dengan berbagai

fenomena kehidupan manusia.

Dengan demikian pendekatan antropologi sangat dibutuhkan dalam

memahami ajaran agama, karena dalam ajaran agama tersebut terdapat uraian

dan informasi yang dapat dijelaskan lewat bantuan ilmu antropologi dengan

cabang-cabangnya.

26

Page 27: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

BAB III

PENUTUP

Dari pembahasan yang telah tim penyusun uraikan bahwa

A. Islam dan Sasaran Studi Agama

1. Islam sebagai sasaran studi doctrinal

2. Islam sebagai sasaran studi social

3. Islam sebagai sasaran studi budaya

B. Pendekatan Teologi Normatif

Pendekatan teologi normative dalam memahami agama secara hariyah

dapat diartikan sebagai upaya memahami agama dengan menggunakan rangka

ilmu Ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik

daru suatu keagamaan dianggap suatu yang berat dibandingkan dengan agama

yang lain.

C. Pendekatan Filologi

Penelitian agama yang menggunakan pendekatan filologi dapat dibagi

dalam tiga pendekatan

1. Metode tafsir

2. Pendekatan filologi terhadap As-Sunnah (Al-Hadits)

3. Pendekatan filologi terhadap Teks, Naska, dari Kitab-kitab Hermeneutika

D. Pendekatan Studi Hukum

Mengingat hukum Allah yang dititahkan melalui wahyu hanya bersifat

aturan dasar dan hukum, maka perlu dirumuskan secara rinci dan operasional

sehingga dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

E. Pendekatan Antropologis

Pendekatan antropologis dalam memahami agama dapat diartikan

sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud

praktek keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui

pendekatan ini agama nampak akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang

dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya.

27

Page 28: BAB I - MUHLISIN PERSONAL'S Site | Hidup … · Web viewSyukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan taufiq-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin, Metodologi studi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1999.

IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam, Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2005.

Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Fiqih Wanita, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1998.

28