bab i masyarakat madani (civil society)

6
 BAB I PEMBAHASAN A. PENGERTIAN MASYARAKATMADANI Istilah Masyarakat Madani pertama kali dikemukakan oleh Dato Seri Anwar Ibrahi m untuk menerjemahkan istila h civi l soci ety ata u Mas yar aka t Madani. Dengan singkat Anwar mensifati Masyarakat Madani sebagai Masyarakat yang memiliki peradaban maju. Penerjemahan civil society menjadi masyarakat madani ini dilatar belakangi oleh konsep kota illahi, kota peradaban , atau masyarakat kota. Istilah madani sen dir i mempun yai hub ung an yan g erat sek ali den gan ist ilah tamadu n ata u  perad aban. Bertolak dari makn a sepert i ini Masyarakat madani diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab, masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang secara garis besarnya ditengarai dengan di tegakkannya nilai- nilai demokrasi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. 1 Sement ara Pr of . Naquib al -Al at as menyat akan bahwa secara di fi ni ti f  masyarakat madani merupakan konsep masyarakat ideal yang mengandung dua kompon en bes ar, yai tu mas yar aka t kot a dan mas yar aka t yan g ber ada b. (A. Ubadil lah dkk,  Pen di di kan Ke warganegar aan, De mokr asi, HAM, dan Masyarakat Madani: 140). 1 A. Ubaidillah dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani:140. Muhammad Ibnu Soim 1

Upload: ibnu-soim

Post on 12-Jul-2015

143 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Masyarakat Madani (Civil Society)

5/11/2018 Bab i Masyarakat Madani (Civil Society) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-masyarakat-madani-civil-society 1/6

 

BAB I

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASYARAKATMADANI

Istilah Masyarakat Madani pertama kali dikemukakan oleh Dato Seri Anwar 

Ibrahim untuk menerjemahkan istilah civil society atau Masyarakat Madani.

Dengan singkat Anwar mensifati Masyarakat Madani sebagai Masyarakat yang

memiliki peradaban maju.

Penerjemahan civil society menjadi masyarakat madani ini dilatar belakangi

oleh konsep kota illahi, kota peradaban, atau masyarakat kota. Istilah madani

sendiri mempunyai hubungan yang erat sekali dengan istilah tamadun atau

 peradaban. Bertolak dari makna seperti ini Masyarakat madani diartikan sebagai

suatu masyarakat yang beradab, masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan, yang secara garis besarnya ditengarai dengan di tegakkannya nilai-

nilai demokrasi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. 1

Sementara Prof. Naquib al-Alatas menyatakan bahwa secara difinitif 

masyarakat madani merupakan konsep masyarakat ideal yang mengandung dua

komponen besar, yaitu masyarakat kota dan masyarakat yang beradab. (A.

Ubadillah dkk,   Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi, HAM, dan

Masyarakat Madani:140).

1

A. Ubaidillah dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani:140.

Muhammad Ibnu Soim1

Page 2: Bab i Masyarakat Madani (Civil Society)

5/11/2018 Bab i Masyarakat Madani (Civil Society) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-masyarakat-madani-civil-society 2/6

 

Robert N. Bellah ahli seorang sosiologi agama yang cukup terkemuka dalam

 bukunya “Beyond Belief, 1976: 150-151)” Menyatakan bahwa masyarakat madani

atau civil society yang benar-benar telah terwujud secara riel, konkrit adalah

masyarakat yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW di Kota Madinah. Ia

menyatakan bahwa gerakan reformasi Nabi Muhammad SAW dalam membangun

masyarakat baru yang memiliki pranata dan aturan main yang jelas, bukan saja

 berimplikasi pada kesejahteraan dan kedamaian intern masyarakat muslim, tetapi

  juga seluruh warga Madinah menjadi masyarakat baru yang beradab. Saling

menghargai dan hidup damai berdampingan di tengah-tengah masyarakat yang

multi etnis dan ras itu.

Masyarakat baru ini, yang kemudian dikenal sebagai “Masyarakat Madani

(Civil Society)”. Secara sosio cultural-historis merupakan representasi dari

masyarakat Madinah yang diwariskan oleh Rosulullah SAW. Yang oleh Bellah

disebutnya sebagai masyarakat yang untuk zaman dan tempatnya sangat modern,

 bahkan terlalu modern.

Kondisi Timur Tengah dan umat manusia pada umumnya saat itu belum siap

dengan prasarana sosial yang diperlukan untuk menopang suatu tatanan sosial

yang modern seperti yang pernah dirintis oleh Nabi Muhammad SAW.

(Republika, 12 Maret 2002).

Sementara Ali Bulac pemikir asal Turki menerangkan bahwa apa yang

ditekankan dalam Piagam Madinah telah memasuki sejarah tertulis sebagai

sebuah dokumen hokum yang diterapkan secara sistematis dan konkret dari tahun

622 hingga tahun 632. Berbagai realitas demokrasi, seperti tri pilar demokrasi,

Muhammad Ibnu Soim2

Page 3: Bab i Masyarakat Madani (Civil Society)

5/11/2018 Bab i Masyarakat Madani (Civil Society) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-masyarakat-madani-civil-society 3/6

 

isogoria, idomia, maupun isokratia, pemberdayaan rakyat, ataupun penghargaan

terhadap pluralitas masyarakat dapat di temukan dalam Piagam Madinah.

  Negara Madinah merupakan contoh konkret tentang kerukunan hidup

  bernegara maupun hidup beragama. Piagam Madinah merupakan sebuah

consensus bersama antara berbagai golongan, baik ras, suku maupun agama, yang

 paling demokrasi sepanjang sejarah. Piagam Madinah telah mewariskan kepada

kita prinsip-prinsip yang tahan banting sejarah dalam menegakkan pluralistis yang

harmonis. (Syafi’I Ma’arif, 1996: 154).

B. KARAKTERISTIK MASYARAKAT MADANI

Suatu masyarakat baru dapat dinyatakan sebagai masyarakat madani atau civil

society kalau di dalamnya terdapat cirri-ciri khas yang menandainya. Menurut

Daniel Bell ada tiga cirri utama yang menandai civil society, yaitu:

1. Adanya kemandirian yang cukup tinggi dari individu-individu dan

kelompok-kelompok dalam masyarakat, utamanya ketika berhadapan

dengan Negara.

2. Adanya ruang publik bebas sebagai wahana bagi keterlibatan politik 

secara aktif dari warga Negara melalui wacana dan praktis yang berkaitan

dengan kepentingan public

3. Adanya kemampuan membatasi kuasa Negara agar ia tidak 

intrervansionis. (AS Hikam, Ibid: 219).

Muhammad Ibnu Soim3

Page 4: Bab i Masyarakat Madani (Civil Society)

5/11/2018 Bab i Masyarakat Madani (Civil Society) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-masyarakat-madani-civil-society 4/6

 

C. TIANG PENYANGGA MASYARAKAT MADANI

Dalam suatu masyarakat yang bercirikan civil society atau masyarakat madani

ada beberapa tiang penyangga yang menjadi pendukung utamanya. Antara lain

sebagai berikut:

a. Partai politik yang independent

  b. Lembaga Swadaya Masyarakat yang bukan perpanjangan tangan dari

kekuatan luar secara terselubung.

c. Pers yang bebas, yang berperan sebagai social control  

d. Perguruan Tinggi yang memerankan diri sebagai moral forre untuk 

menyalurkan berbagai aspirasi masyarakat serta mengkritisi berbagai

kebijakan Pemerintah.

Muhammad Ibnu Soim4

Page 5: Bab i Masyarakat Madani (Civil Society)

5/11/2018 Bab i Masyarakat Madani (Civil Society) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-masyarakat-madani-civil-society 5/6

 

BAB II

KESIMPULAN

Ditinjau dari segi sejarahnya konsep civil society atau masyarakat madani

 berasal dari dunia Barat, dan Marcus Tullius Cicero, salah seorang filosof dari

  bangsa Romawi (106:43 SM) tercatat sebagai orang yang pertama kali

menggunakan istilah society civils dalam filsafat politiknya.

Masyarakat Madani atau civil society yang benar-benar telah terwujud secara

riel, konkrit adalah masyarakat yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW di

Kota Madinah. Ia menyatakan bahwa gerakan reformasi Nabi Muhammad SAW

dalam membangun masyarakat baru yang memiliki pranata dan aturan main yang

  jelas, bukan saja berimplikasi pada kesejahteraan dan kedamaian intern

masyarakat muslim, tetapi juga seluruh warga Madinah menjadi masyarakat baru

yang beradab. Saling menghargai dan hidup damai berdampingan di tengah-

tengah masyarakat yang multi etnis dan ras itu.

Muhammad Ibnu Soim5

Page 6: Bab i Masyarakat Madani (Civil Society)

5/11/2018 Bab i Masyarakat Madani (Civil Society) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-masyarakat-madani-civil-society 6/6

 

DAFTAR PUSTAKA

Musthafa Kamal, Pasha, Pendidikan Kewarganegaraan, Yogyakarta: Citra Karya

Mandiri: 2002.

Prof. Dr. HM.Soedjadi, SH.  Pendidikan Kewarganegaraan, Yogyakarta: Bulan

Bintang.

Muhammad Ibnu Soim6