tunjuk ajar melayu turut lantunkan uin suska madani

24
Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani Oleh: Jumardi BAB I PENDAHULUAN Tunjuk ajar adalah segala jenis petuah, petunjuk, nasihat, amanah, pengajaran, dan contoh teladan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dalam arti luas. Menurut orang tua-tua Melayu, “Tunjuk ajar melayu adalah segala petuah, amanah, suri teladan, dan nasihat yang membawa menusia ke jalan yang lurus dan diridhoi Allah, yang berkahnya menyelamatkan manusia dalam kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat”[1] . Bagi orang Melayu, tunjuk ajar harus mengandung nila-nilai luhur agama Islam dan juga sesuai dengan budaya dan norma-norma

Upload: dhy-ka

Post on 04-Aug-2015

310 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

Oleh: Jumardi

BAB I

PENDAHULUAN

 Tunjuk ajar adalah segala jenis petuah, petunjuk, nasihat, amanah, pengajaran, dan

contoh teladan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dalam arti luas. Menurut orang tua-tua

Melayu, “Tunjuk ajar melayu adalah segala petuah, amanah, suri teladan, dan nasihat yang

membawa menusia ke jalan yang lurus dan diridhoi Allah, yang berkahnya menyelamatkan

manusia dalam kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat”[1].

Bagi orang Melayu, tunjuk ajar harus mengandung nila-nilai luhur agama Islam dan juga

sesuai dengan budaya dan norma-norma sosial yang dianut masyarakatnya. Orang tua-tua

mengatakan “di dalam tunjuk ajar, agama memancar”, atau “di dalam tunjuk ajar Melayu,

tersembunyi berbagai ilmu”.[2]

Kandungan isi tunjuk ajar tidak dapat diukur atau ditakar, apalagi tunjuk ajar sendiri terus

berkembang sejalan dengan kemajuan masyarakatnya. Hakikat isi tunjuk ajar

Page 2: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

tidaklah kaku dan tidak mati, tetapi terus hidup, terbuka, dan terus mengalir bagaikan gelombang air laut. Perubahan yang terus berlangsungdalam kehidupan masyarakat tidak menyebabkan kandungan isi tunjuk ajar “ketinggalan zaman”, karena nilai luhur yang terkandung di dalamnya bersifat abadi dan dapat dimanfaatkan di segala zaman. Jadi, kalau pun sekarang, misalnya, tunjuk ajar kurang diminati orang atau kurang berlanjut pewarisnya, bukan karena nila-nilai luhurnya tidak serasi dengan perkembangan zaman, kemajuan ilmu, dan perkembangan teknologi, tetapi karena orang kurang memahami hikmah dan makna yang terkandung di dalam tunjuk ajar. Pemahaman yang salah juga muncul karena mereka menganggap tunjuk ajar sebagai acuan yang kaku dan ketentuan tradisioanal yang “usang” yang bukan saja tidak serasi dengan perkembangan zaman, tetapi menjadi penghambat dalam perkembangan.

BAB II

BUTIR-BUTIR TUNJUK AJAR 

            Butir-butir tunjuk ajar  yaitu  kandungan  isi tunjuk ajar yang dipilah-pilah ke dalam

beberapa kategori untuk membantu penelaahannya secara terarah. Namun demikian, tidaklah

berarti bahwa antara satu kategori tunjuk ajar dengan kategori lainnya tidak saling terkait, sebab

hakikatnya tunjuk ajar tetaplah merupakan jalinan padu yang saling bersebati.[3]

            Yang menjadi inti dari tunjuk ajar bukanlah dilihat dari syairnya, melainkan hal yang

tersiratlah yang menjadi intinya, bagaimana dengan membacanya kita dapat memahami

hikmahnya untuk dijadikan acuan dalam menjalani hidup, tentunya juga tidak meninggalkan

acuan  pokok, yaitu al-Quran dan Hadits.

1. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Bagi orang Melayu, agama Islam adalah anutannya. Seluruh nilai budaya dan norma-norma

sosial masyarakat wajib merujuk pada ajaran Islam dan dilarang keras bertelikai, apalagi

menyalahinya. Karena, semua nilai budaya yang belum serasi dan belum sesuai dengan ajaran

Islam harus “diluruskan” terlebih dahulu. Nilai yang tidak dapat diluruskan segera dibuang.

Acuan ini menyebabkan Islam tidak dapat dipisahkan dari budaya, adat istiadat, maupun norma-

norma sosial lainnya dalam kehidupan orang Melayu. Hal ini pula yang menjadi salah satu

penyebab, mengapa orang di luar Islam yang menganut agama Islam disebut “masuk Melayu”

dan sebaliknya. Bilaorang Melayu keluar dari agama Islam, tinggallah hak dan kewajibannya

sebagai orang Melayu. Orang yang keluar dari Islam tidak lagi dianggap sebagai orang Melayu.

Di dalam ungkpan adat dikatakan, “siapa meninggalkan syarak, maka ia meninggalkan Melayu,

Page 3: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

siapa memakai syarak, maka ia masuk Melayu” atau “bila tanggal syarak, maka gugurlah

Melayunya”.

2. Ketaatan kepada Ibu dan Bapak

Ketaatan kepada Ibu dan Bapak yang disebut “mentaati orang tua” amat diutamakan dalam

kehidupan orang Melayu. Orang tua-tua mengatakan, “siapa taat ke orang tuanya, di dunia

selamat di akhirat pun mulia”. Sebaliknya, barang siapa durhaka kepada ibu dan bapak, bukan

saja disumpahi oleh masyarakat, tetapi akan disiksa diakhirat kelak. Sebagaimana juga yang

dikatakan Rasulullah bahwa keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua dan sebaliknya.

            Sastra lisan Melayu amat banyak mengisahkan keburukan anak durhaka yang hidupnya

berakhir dengan malapetaka dan kemalangan  Sebaliknya, banyak pula dikisahkan kemuliaan

anak yang berbakti kepada orang tuanya.

3. Ketaatan kepada Pemimpin

Ungkapan adat Melayu mengatakan:

            bertuah rumah ada tuanya,

            bertuah negeri ada pucuknya

            elok kampung ada tuanya,

            elok negeri ada rajanya

Ungkapan ini menunjukkan, bahwa dalam kehidupan manusia, baik di lingkungan kecil (rumah

tangga) sampai kepada masyarakat luas, haruslah ada tuanya, yakni ada pemimpinnya. Tanpa

pemimpin, kerukunan dan kedamaian di dalam rumah tangga atau masyarakat tidak akan

terjamin. Tidak agama tanpa jamaah, tidak ada jamaah tanpa pemimpin, tidak ada  pemimpin

kecuali untuk ditaati. Karena untuk apa adanya pemimpin, kalau tidak ada ketaatan kepadanya.

Dengan ketaatanlah segala program akan mudah dilaksanakan. Walaupun begitu, tidak mesti kita

harus taklid, tanpa ada kritikan dan masukan. Kalau melihat pemimpin melenceng dari syarak

Page 4: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

yang dipercaya orang  Melayu, maka lebih baiknya diberikan nasihat untuk mengingatkan dari

kekhilapannya.

            Dalam masyarkat Melayu pemimpin dikemukakan, “ditinggikan seranting, didahulukan

selangkah”,Lazimnya diambil atau dipilih dari warga masyarakat yang memenuhi criteria

tertentu. Orang inilah yang dijadikan ikutan, contoh, dan teladan yang lidahnya asin, pintanya

Kabul, yang dianggap mampu mendatangkan kedamaian, ketertiban, dan kesejahteraan bagi

masyarakat.

            Karena pemimpin adalah orang pilihan, berwibawa, memiliki berbagai kelebihan, sebagai

contoh dan teladan, dan sebagainya, maka adat Melayu mewajibkan anggota masyarakatnya

untuk mendukung dan membantunya sekuat daya masing-masing. Pendurhakaan kepada

pemimpin sejati menjadi pantangan besar dan anggap mencorengkan orang di kening keluarga

dan masyarakat. Di dalam ungkapan adat dikatakan, “siapa durhaka kepada pemimpinnya,

aibnya tidak terbada-bada” atau “siapa mendurhakai yang dirajakannya, di sanalah tempat ia

binasa”.

            Acuan pantang mendurhakai ini ditujukan kepada pendurhakaan pemimpin yang terpuji,

adil, dan benar, bukan terhadapa pemimpin yang zalim, menyalah, dan sebagainya. Hal ini

tercermin dalam ungkapan, “raja adil raja disembah, raja zalim raja disanggah”. Jadi,

pemimpin yang adil dan benar-benar sempurna wajib ditaati, sedangkan pemimpin yang zalim

haruslah disanggah, dilawan, disingkirkan, atau setidak-tidaknya diberi peringatan dan teguran.

4. Persatuan dan Kesatuan, Gotong Royong, dan Tenggang Rasa

Sifat-sifat ini merupakan inti kepribadian yang diajarkan oleh orang tua-tua Melayu. Orang

Melayu berprinsip bahwa pada hakikatnya manusia adalah bersaudara, bersahabat, dan berkasih

sayang, maka tunjuk ajar yang berkaitan dengan persatuan dan kesatuan, gotong royong, dan

bertenggang rasa senantiasa hidup dan diwariskan secara turun temurun. Mereka juga

menegaskan, bahwa prinsip-prinsip tersebut akan mampu mewujudkan kedamaian di muka bumi

ini.

5. Keadilan dan Kebenaran

Page 5: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

Bagi orang Melayu keadilan dan kebenaran adalah kunci utama dalam menegakkan tuah dan

menjaga marwah, mengangkat harkat dan martabat, serta ,mendirikan daulat dan kewibawaan.

Hukum yang adil wajib ditegakkan demi terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera.

Kebenaran wajib didirikan demi terlaksananya syarak dan sunnah, petuah dan amanh, ketentuan

adat lembaga, dan sebagainya. Orang Melayu berani mati untuk membela kebenaran. Orang tua-

tua menegaskan, “takut karena salah, berani karena benar”.

6. Keutamaan Menuntu Ilmu

Tunjuk ajar mengamanahkan agar ilmu yang dituntut hendaklah ilmu yang berfaedah dan sesuai

menurut ajaran Islam, nilai adat, dan nilai luhur yang sudah ada dalam masyarakat. Orang tua-tua

juga menegaskan  bahwa ilmu pengetahuan harus bermanfaat bukan saja untuk kepentingan

pribadi, tetapi harus juga bermanfaat bagi kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara.

Keutamaan ilmu tercermin dalam ungkapan, “sebaik-baik manusia banyak ilmunya,

seburuk ,manusia yang buta keta” atau “mulia insane karena pengetahuan, hina orang ilmunya

kurang”.

7. Ikhlas dan Rela Berkorban

Sifat ikhlas dan rela berkorban menjadi sifarang tua-tua mengatakan, bahwa dengan bersifat

ikhlas, setiap pekerjaan akan menajdi amal saleh yang diridhoi Allah swt. Dengan sifat ikhlas

dan rela berkorban, serta rasa kesetiakawanan sosial akan semakin tinggi, mengakar, dan

kemudian membuahkan persaudaraan sejati.

8. Sifat Amanah

Skifat amanah, taat, setia, teguh pendirian, dan terpercaya amat dihormati orang Melayu. Orang

tua-tua Melayu mengatakan, bahwa sifat amanah mencerminkan iman dan takwa, menunjukan

sikap terpercaya, dan menunjukan tahu tanggung jawab, jujur, dan setia. Dalam ungkapan

dikatakan, “ orang amanah membawa tuah,, “ orang amanah hidup bermarwa”, dan “ orang

Page 6: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

bermarwah dikasihi Allah”.Ungkapan lain menyebutkan, “ siapa hidup memegang amanah,

dunia akhirat beroleh berkah”, dan “siapa hidup memegang amanah, kemana pergi tidakkan

susah”.

BAB III

TUNJUK AJAR MELAYU TURUT LANTUNKAN UIN SUSKA MADANI

            Melihat dari butir-butir tunjuk ajar di atas, jika dihubungkan dengan kampus yang

melantunkan dirinya sebagai kampus Islam madani, melihat dari visi UIN Suska (Mewujudkan

Universitas Islam Negeri sebagai lembaga pendidikan tinggi utama yang mengembangkan ajaran

Islam, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni secara integral di kawasan  Asia Tenggara Tahun

2013) yang menginginkan kampus yang Islami madani, sangat berhubungan erat dengan

seharusnya memahami dan menjadikan  pembelajaran yang baik dari tunjuk ajar Melayu.

            Kampus yang baik, yang hidup di negeri Melayu seharusnya menghidupkan tradisi dan

acuan Kemelayuannya. Hidup yang dipenuhi dengan pengamalan ajaran Islam yang juga

dilantunkan dalam tunjuk ajar Melayu.

            Kampus yang madani adalah kampus yang mahasiswa, dosen, pegawai, dan pengurus-

pengurusnya mengamalkan Islam dengan baik, bertakwa kepada Allah swt., berbakti kepada ibu

dan bapak, ketaatan kepada pemimpin yang pemimpinnya adalah orang yang baik, memiliki rasa

persatuan dan kesatuan, gotong royong, dan tenggang rasa yang tinggi, kepemimpinan yang

menegakkan keadilan dan mendirikan kebenaran, memahami pentingnya menuntut ilmu dengan

niat ikhlas sehingga memperoleh keutamaan ilmunya, ikhlas dalam segala aktifitasnya yang

tercermin rasa rela berkorban demi kemajuan dan kejayaan Islam, serta dengan sifat amanah

yang dapat menjalankan  kepemimpinan yang dipercaya oleh bawahan dan mahasiswanya,

sehingga ia dijadikan orang yang terpercaya.

BAB IV

PENUTUP

Orang tua-tua Melayu telah banyak mengajarkan kepada generasi-generasinya bagaimana

memahami Islam secara kaffah, menyeluruh, tidak taklid, saling menghormati, dan saling

menyayangi. Pengajarannya bisa dilihat dari tunjuk ajar Melayu yang banyak hikmah dan

teladannya.

Page 7: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

            Tunjuk ajar Melayu bukan saja untuk orang Melayu, melainkan ia juga bisa dijadikan

acuan sikap bagi siapapun yang menginginkan mengambil hikmahnya, bukan saja untuk menjadi

bacaan, sastra indah, atau menunjukkan tradisi, adat, dan kebiasaan orang Melayu di negeri

Melayu, melainkan ia bisa digunakan dalam sendi kehidupan dengan segala dinamikanya.

Tunjuk ajar bisa dijadikan sebagai landasan hikmah menata diri, keluarga, masyarakat, dan

Negara, terlebih lagi menata kampus. Jika tunjuk ajar ini di hayati dan diamalkan dalam setiap

individu kampus, niscayalah cita-cita kampus Islami Madani yang dicanangkan akan mudah

terwujud dengan kenyataan yang sebenarnya.

            Selain tunjuk ajar, masih banyak lagi hal yang mesti dihayati dan dipahami maknanya

dan hikmahnya, yaitu seperti gurindam duabelas, ikan terubuk, dan yang lainnya yang banyak

mengajarkan tentang pengamalan ajaran Islam.

            Di dalam gurindam duabelas misalnya, Raja Ali Haji mengajarkan bagaimana cara

berIslam dan menjadi orang Islam yang baik. Seperti ungkapan syairnya dalam pasal pertama,

“barang siapa tiada memegang agama, sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama”. Begitulah

salah satu syairnya yang mengajarkan agar teguh memegang agama, Islam.

            Atau di dalam Ikan terubuk karya Ulul Azmi, walaupun menceritakan tentang kisah  ikan

terubuk, tapi Ulul ternyata menunjukannya pada pemahaman agama yang sempurna dengan

segala sendinya, kehidupan ini. Dengan ikan terubuknya Ulul ingin membuktikan bahwa orang

Melayu juga memahami ilmu biologi, ilmu  sejarah, Ilmu mantera-mantera, Ilmu politik, dan

tentunya sangat kental dengan pemahaman agama Islam. Ia mengajarkan bahwa Islam adalah

agama yang syumul, sempurna, komprehensif.

            Begitulah hendaknya orang Melayu, yang hidup di negeri Melayu sekarang ini bersikap,

bersifat, dan beramal. Baik untuk manusia secara umum, terlebih lagi orang Melayu yang lebih

paham tentang dunianya sendiri. Mudah-mudahan negeri Melayu benar-benar menjadi negeri

Melayu, yang setiap aktifitas orangnya tercerminkan dari ajarannya, ajaran Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Faqih, Khozin. Haruskah Dakwah Merambah Kekuasaan. Jakarta : al-I’tishom, 2009.

Azmi, Ulul. Syair Ikan Terubuk. Yokyakarta : Balai kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, 2006.

Page 8: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

Effendy, Tenas. Tunjuk Ajar Melayu. Yokyakarta : Balai kajian dan   Pengembangan Budaya Melayu, 2004.

Haji, Raja Ali. Gurindam Duabelas. Yokyakarta : Balai kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, 2004.

Ibrahim, Mahyudin. Nasehat 125 Ulama Besar. Jakarta : Darul Ulum Press, 1986.

Tunjuk Ajar Melayu (1): Warisan Yang Akan Pudar?Buku Tunjuk Ajar Melayu (Butir-Butir Budaya Melayu Riau) tulisan Tenas Effendy, seorang budayawan Melayu Riau.

Dalam budaya Melayu, interaksi normatif antara orang tua dengan yang muda berlangsung harmonis dan sastrawi. Dalam tradisi lisan dan belakangan sudah tertulis juga, banyak terdapat garisan kebijakan yang diperlukan dalam kehidupan yang disebut sebagai tunjuk ajar. Tunjuk ajar itu bisa memuat petuah, petunjuk, nasihat, amanah, pengajaran, dan contoh tauladan yang dapat dijadikan referensi agar kehidupan berjalan aman dan selamat.

Menurut definisinya Tunjuk Ajar Melayu adalah segala petuah, amanah, suri tauladan, dan nasihat yang membawa manusia ke jalan yang lurus dan diridhoi Allah, yang berkahnya menyelamatkan manusia dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Mari kita lihat ungkapan-ungkapan berikut:

yang disebut tunjuk ajar,

petuah membawa berkah                               

amanah membawa tuah

yang disebut tunjuk ajar,

Page 9: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

tunjuk menjadi telaga budi

ajar menjadi suluh hati

yang disebut tunjuk ajar,

menunjuk kepada yang elok

mengajar kepada yang benar

yang disebut tunjuk ajar,

mencelikkan mata

menyaringkan telinga

membersihkan hati

menyempurnakan budi

membaikkan pekerti

yang disebut tunjuk ajar Melayu,

menunjuk dengan ilmu

mengajar dengan guru

yang disebut tunjuk ajar Melayu,

menunjuk kepada yang perlu

mengajar supaya tahu

yang dikatakan tunjuk ajar dari yang tua,

petunjuknya berfaedah

pengajarannya berguna

yang dikatakan tunjuk ajar dari yang tua,

member manfaat bagi manusia

yang disebut tunjuk ajar dari yang tua,

petunjuknya mengandung tuah

pengajarannya berisi marwah

petuahnya berisi berkah

amanahnya berisi hikmah

nasihatnya berisi manfaat

pesannya berisi iman

kajinya mengandung budi

contohnya pada yang senonoh

tauladannya di jalan Tuhan

Dengan berjalannya waktu, tunjuk ajar ini cenderung makin dilupakan. Syukurlah ada seorang Tenas Effendy yang mau mengumpulkannya jadi suatu buka berjudul Tunjuk Ajar Melayu (Butir-butir Budaya Melayu Riau). “Saya ini Cuma mengumpulkan rimah-rimah yang

Page 10: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

bertaburan,” kata beliau suatu kali dulu tentang kerja-kerja berharganya. Mudah-mudahan jadi referensi para Melayu muda

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

TUNJUK AJAR “MEMILIH PEMIMPIN” DALAM BUDAYA MELAYU (2)Posted by aldo on Nov 25, 2011 in Tunjuk Ajar Melayu | 3 comments

(Tenas Effendy)

2. Kewajiban pemimpin:

Pertama:“Menunjuk pada yang elokMengajar pada yang benarMendidik pada yang baikMemberi nasehat pada yang bermanfaatMemberi Petuah pada yang berfaedahMemberi tahu pada yang sejuduMemberi contoh pada yang senonohMemberi teladan pada yang sepadanMenuntun pada yang santun”

Kedua:Menyelesaikan mana yang kusutMenjernihkan mana yang keruhMenarah mana yang berbonggolMengampelas mana yang kesatMeluruskan mana yang melintangMembetulkan mana yang menyalahMenyejukkan mana yang panasMenambah mana yang kurang”

Ketiga:“Menjaga tuah menegakkan marwahMenjaga daulat memelihara daulatMenjaga negeri memelihara budiMenjaga bangsa memelihara bahasa”

Page 11: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

Keempat:“Menjaga Alam memelihara lingkunganMenjaga tanah memelihara hutanMenjaga negeri dan kampung halamanMEnjaga rakyat memelihara perdamaianMenjaga adat memelihara kerukunan”

Kelima:“Menjaga umat berbilang bangsaPahit ditelan manis dirasaSupaya menjauh silang sengketaSupaya menjauh mala petaka

Supaya hidup rukun dan damaiNiat terkabul hajat pun sampaiMemikul beban sampai selesaiMemegang amanah berusai-usai”

Related posts:

Sabtu, 14 Mei 2011

Pantun Dalam Kehidupan Orang Melayu

Peranan Pantun Dalam Kehidupan Orang Melayu - Hakikatnya, peranan pantun dalam kehidupan orang Melayu adalah untuk menyampaikan pesan-pesan moral yang sarat berisi nilai-nilai luhur agama, budaya dan norma-norma sosial masyarakatnya. Melalui pantun, nilai-nilai luhur itu disebarluaskan ke tengah-tengah masyarakat, diwariskan kepada anak cucunya. Selain itu, pantun berperanan pula dalam mewujudkan pergaulan yang seresam, mengekalkan tali persaudaraan, hiburan serta penyampaian “aspirasi” masyarakat.

Page 12: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

Orang tua-tua mengatakan dengan pantun banyak yang dituntun. Di dalam ungkapan dikatakan pantun dipakai membaiki perangai atau pantun mengajar bersopan santun.

Di dalam penyebarluasan agama, pantun berperanan pula untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan seperti tercermin dalam ungkapan melalui pantun syarak menuntun.

Untuk melihat sejauh mana peranan pantun dalam kehidupan orang Melayu, dapat disimak dari untaian ungkapan berikut:

Apa guna orang bertenunUntuk membuat pakaian adatApa guna orang berpantunUntuk mengingat petuah amanat

Apa guna orang bertenunUntuk membuat kain dan bajuApa guna orang berpantunUntuk mengangkat tuah Melayu

Apa guna orang bertenunUntuk membuat pakaian budakApa guna orang berpantunUntuk mengajar hukum dan syarak

Apa guna orang bertenunUntuk membuat kain cindaiApa guna orang berpantunUntuk membaiki laku perangai

Apa guna orang bertenunUntuk membuat pakaian nikahApa guna orang berpantunUntuk menyampaikan petuah amanah

Apa guna orang bertenunUntuk membuat kain pelekatApa guna orang berpantunUntuk mengkaji adat istiadat

Apa guna orang bertenunUntuk membuat kain selerangApa guna orang berpantun

Page 13: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

Untuk mengisi mana yang kurang

Apa guna orang bertenunUntuk membuat kain dan bajuApa guna orang berpantunUntuk menimba berbagai ilmu

Kalau orang melabuh pukatCarilah pancang kayu berdaunKalau kurang mengetahui adatCarilah orang tahu berpantun

Kalau kayu hendak ditarahKeratlah cabang dengan daunnyaKalau ilmu hendak bertambahDekati orang dengan pantunnya

Apalah guna daun kayuUntuk tempat orang berteduhApalah guna pantun MelayuUntuk tempat mencari suluh

Di dalam untaian syair tunjuk ajar dikatakan:

Wahai ananda dengarlah pesanPantun Melayu jangan tinggalkanPakai oleh mu untuk pedomanDi dalamnya banyak tunjuk ajaran

Wahai ananda intan dikarangPantun Melayu jangan dibuangDi dalamnya banyak amanah orangUntuk bekalmu di masa datang

Wahai ananda kekasih ibuPakai oleh mu pantun MelayuDi dalamnya banyak mengandung ilmuManfaatnya besar untuk diri mu

Wahai ananda permata intanPantun Melayu jangan abaikanDi dalamnya banyak mengandung pesan

Page 14: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

Pegang olehmu jadi pedoman

Wahai ananda cahaya mataPantun Melayu jangan dinistaIsinya indah bagai permataBila dipakai menjadi mahkota

Wahai ananda bijak bestariPantun menjadi suluh negeriIlmu tersirat payah dicariBila disemak bertuahlah diri

Wahai ananda dengarlah amanatPantun memantun sudah teradatDi dalamnya banyak berisi nasihatBila dipakai hidup selamat

Selanjutnya dalam untaian ungkapan adat dikatakan:

Apa tanda Melayu jatimemanfaatkan pantun ia mengerti

Apa tanda Melayu jadidengan pantun menunjuk ajari

Apa tanda Melayu jatidengan berpantun ilmu diberi

Apa tanda Melayu jatidengan berpantun membaiki budi

Apa tanda Melayu jatidengan pantun membaiki pekerti

Apa tanda Melayu bermarwahdengan pantun menyampaikan dakwah

Apa tanda Melayu bertuahdengan pantun memberi petuah

Apa tanda Melayu bertuahdengan pantun memberi amanah

Page 15: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

Apa tanda Melayu bertuahdengan pantun menyampaikan sunah

Apa tanda Melayu beradatdengan pantun memberi nasihat

Apa tanda Melayu beradatdengan pantun meluruskan kiblat

Apa tanda Melayu beradatdengan pantun membangkitkan semangat

Apa tanda Melayu beradatdengan pantun membaiki umat

Apa tanda Melayu terbilangdengan pantun mengajari orang

apa tanda Melayu terbilangdengan pantun mencelikkan orang

Apa tanda Melayu berbudidengan pantun membaiki diri

Apa tanda Melayu berbudidengan pantun mencari kaji

Apa tanda Melayu berimandengan pantun menerangi jalan

Apa tanda Melayu berimandengan pantun memberi amaran

Apa tanda Melayu berimandengan pantun mengenal Tuhan

Apa tanda Melayu berimandengan pantun membuka jalan

Apa tanda Melayu berimandengan pantun memberi pedoman

Page 16: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

Apa tanda Melayu berimandengan pantun memberi pelajaran

Apa tanda Melayu berimandengan pantun ilmu disempurnakan

Apa tanda Melayu bersifatdengan pantun ia berwasiat

Apa tanda Melayu bersifatdengan pantun memberi ingat

Apa tanda Melayu pilihandengan pantun ilmu diturunkan

Apa tanda Melayu pilihandengan pantun ilmu disampaikan

Apa tanda melayu pilihandengan pantun ilmu dikembangkan

Ungkapan-ungkapan di atas menunjukkan betapa pentingnya peranan pantun dalam kehidupan orang Melayu. Melalui pantun, tunjuk ajar disebarluaskan, diwariskan, dan dikembangkan. Melalui pantun pula nilai-nilai luhur dikekalkan dan disampaikan kepada anggota masyarakatnya.

Acuan ini menyebabkan pantun Melayu, apa juga jenisnya, tetap mengandungi nilai-nilai luhur yang patut dan layak dijadikan pegangan oleh masyarakatnya. Kerananya orang tua-tua mengatakan bahwa di dalam pantun kelakar atau pantun sindiran atau pantun remaja, tetaplah terkandung nilai-nilai luhur itu. di dalam ungkapan dikatakan di dalam kelakar terdapat tunjuk ajar; di dalam seloroh ada petaruh; di dalam menyindir, terdapat tamsil. Maksudnya, di dalam pantun kelakar, pantun yang bersifat seloroh dan sindir-menyindir ataupun pantun remaja, tetap terdapat nilai-nilai luhur yang dijunjungi masyarakat, walaupun kebanyakannya tidak sesarat yang ada di dalam pantun tunjuk ajar atau pantun adat dan sejenisnya. Sudah difahami orang Melayu, dalam berpantun haruslah tetap menampilkan nilai-nilai luhurnya, menampilkan budi pekerti dan perilaku terpuji. Dalam ungkapan dikatakan di dalam berpantun, ingat sopan santun. Ungkapan lain menegaskan pantang Melayu membuang cakap, maksudnya dipantangkan bagi orang Melayu berkata yang tidak berfaedah, termasuk dalam pantun memantun. Dengan demikian, walaupun pantun itu bersifat pantun kelakar, misalnya, di dalamnya tetap terkandung nilai-nilai moral, setidak-tidaknya pantun itu tetaplah mengacu pada sopan santun Melayu. Acuan ini menyebabkan pantun semakin berperanan dalam kehidupan orang Melayu.

Dalam pantun “sindir-menyindir” misalnya, terdapat kritikan-kritikan dan “sindiran”, baik terhadap

Page 17: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

sesama anggota masyarakat mahupun terhadap penguasaannya. Namun, kritik dan sindiran dimaksud dilakukan secara halus dan penuh kesopanan, tidak mengghina dan menista, apalagi membuka aib malu orang, dan sebagainya yang dapat menimbulkan pertelingkahan atau perpecahan. Dalam ungkapan dikatakan menyindir jangan mencibir, maksudnya, menyindir ataupun mengkritik orang lain jangan menghina. Ungkapan lain menegaskan dalam menyindir gunakan fikir, maksudnya, menyindir atau mengkritik janganlah semena-mena, tetapi dilakukan secara arif dan benar, menggunakan akal dan fikiran, tidak memfitnah membabi buta dan sebagainya.

Acuan ini semakin menunjukkan betapa besarnya peranan pantun dalam kehidupan orang Melayu, kerana melalui pantun “aspirasi” masyarakat dapat disalurkan dengan baik tanpa menimbulkan perpecahan ataupun perselisihan antara sesamanya.

Peranan lain dari pantun adalah untuk “ajuk mengajuk” antara bujang dan dara. Lazimnya acara dilakukan dalam kesempatan tertentu di mana bujang dan dara berpeluang berbalas pantun. Dalam kesempatan itulah mereka “ajuk mengajuk” hati masing-masing yang sering berlanjut menjadi ikatan batin, pertunangan dan perkahwinan.

Pantun remaja (bujang dan dara) ini pun hendaknya dilakukan secara sopan dan santun serta halus, penuh dengan ungkapan-ungkapan. Orang tua-tua mengatakan dalam berbalas pantun, ingat sopan santun. Ungkapan lain mengatakan tanda orang baik hati, dalam berpantun ia berbudi atau bila hendak tahu orang berbudi, pantunnya mengandung budi pekerti.

Dalam mendendangkan anak atau menidurkan anak (dahulu lazimnya di dalam ayunan), orang tuanya membawakan lagu-lagu yang bait-bait pantunnya mengandung doa, petuah amanah, sebagai cerminan menanamkan nilai-nilai luhur mereka kepada anaknya sejak dini.

Article By : Datuk Bertuah http://www.sungaikuantan.com/2010/02/pantun-dalam-kehidupan-orang-melayu.html

pukul 14:35

Label: Budaya

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Page 18: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

Tentang Riau Heritage

Malay Riau Heritage / Warisan Melayu Riau yang disingkat penyebutannya menjadi Riau Heritage, merupakan organisasi mandiri yang melestarikan warisan budaya Riau khususnya dan budaya Indonesia pada umumnya, yang berbasis masyarakat.

Kategori

Acara / Festival Berita Budaya Gurindam Pengetahuan Tapak Sejarah

Arkip Tulisan

▼ 2011 (45) o ► Desember (2) o ► November (5) o ► Juni (3) o ▼ Mei (7)

Makna Berkapur Sirih Bagi Orang Melayu Mengenal Tuah Pantun Melayu Nandong Kuantan Singingi Pantun Karya Sastra Melayu Riau Pantun Dalam Kehidupan Orang Melayu Seni Budaya Kuansing: Seni Teater Tradisional Rand... Sutan Nan Garang dalam Randai Taluk Kuantan

o ► Februari (8)

Page 19: Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani

o ► Januari (20)

Artikel lainnya

attayaya belajar pointblank

BARU - TEMPAT KERJA BARU eeeeehhhh kesibukan baru ooooohhhh ketemu kawan lama aaaaahhhh ketemu programmer yang gamau buat flowchart iiiiihhhh sebellllllllllll....

tamadun melayu adat budaya resam pekanbaru riau indonesia

TAK ORANG TAK KITA - TAK ORANG TAK KITA oleh Abdul Malik SUATU hari dua orang bersahabat bertemu, sebuah perjumpaan rutin dan biasa. Seperti biasanya juga mereka berbincang-binc...

butang emas

14. Cerita Rakyat Melayu - 14.CERITA RAKYAT Di antara prosa khazanah Kepulauan Riau ialah cerita rakyat dan cerita tulisan para penulis daerah ini,baik lama maupun baru. Berikut ini d...