bab 4 implementasi dan evaluasi 4.1 persiapan …thesis.binus.ac.id/asli/bab4/2008-1-00401-if-bab...

61
124 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan Komponen 4.1.1 Piranti Keras Gambar 4.1 Server Piranti Keras yang digunakan untuk server adalah ASUS RS120-E3 dengan spesifikasi : - Prosesor Pentium IV 2.8 GHz - Mainboard Asus P5MT-R - Memory DDR II 2 Gb - HDD Seagate 80 Gb SATA - VGA ATI RAGE XL 8 Mb Integrated - Network Adapter Broadcom BCM5721 Gigabit Ethernet x 2 4.1.2 Piranti Lunak Piranti lunak yang digunakan penulis sebagai berikut: - Sistem Operasi Linux Slackware 11 - SIP Server Asterisk 1.2 Stable

Upload: trandieu

Post on 24-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

124

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4.1 Persiapan Komponen

4.1.1 Piranti Keras

Gambar 4.1 Server

Piranti Keras yang digunakan untuk server adalah ASUS RS120-E3 dengan

spesifikasi :

- Prosesor Pentium IV 2.8 GHz

- Mainboard Asus P5MT-R

- Memory DDR II 2 Gb

- HDD Seagate 80 Gb SATA

- VGA ATI RAGE XL 8 Mb Integrated

- Network Adapter Broadcom BCM5721 Gigabit Ethernet x 2

4.1.2 Piranti Lunak

Piranti lunak yang digunakan penulis sebagai berikut:

- Sistem Operasi Linux Slackware 11

- SIP Server Asterisk 1.2 Stable

Page 2: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

125

- Webserver Apache 2.0

- PHP 5

- Database MySQL 5

4.2 Implementasi Pada Jaringan

Berikut adalah gambar jaringan Bina Nusantara yang akan digunakan untuk

implementasi jaringan IP Phone.

Gambar 4.2 Jaringan Binus Access Bina Nusantara

Page 3: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

126

4.3 Instalasi

4.3.1 Instalasi Linux Slackware 11

Instalasi ini akan menggunakan Slackware 11 sebagai distribusi linux ,

Slackware 10.x bisa bekerja dengan instruksi berikut juga. Ada beberapa distribusi

linux yang lebih mudah dan ada yang lain yang lebih terkenal, tetapi Slackware

adalah distro non-komersil yang bagus dan sudah ada sejak lama dan telah

terbukti sebagai platform yang sangat aman dan stabil untuk pengembangan.

Tahap instalasi linux slackware 11 sebagai berikut:

1. Masuk ke http://www.ultimatebootcd.com/ , download bootcd yang terbaru

dan burn hasil download tersebut ke dalam sebuah cd. Cd ini akan

digunakan untuk mempartisi perangkat keras yang akan digunakan untuk

instalasi Slackware linux. Versi terbaru sampai sekarang adalah 4.1.

2. Masukkan ultimatebootcd yang baru saja di-burn ke dalam drive CDROM

dan lakukan boot. Selanjutnya pilih “filesystem utilities”dan kemudian

“XFDISK”.

3. Pilih partisi lama yang ada, hapus dan kemudian buat 2 partisi baru :

- 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

- 3332 MB, pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Swap”

- tekan F3 untuk keluar dan biarkan partisi berjalan sendiri kira-kira 1

jam.

4. Masuk ke http://www.slackware.com/getslack/ untuk men-download

Slackware linux. Rilis terbaru sampai sekarang adalah 12.0. Rilis ini bisa

Page 4: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

127

dimuat dalam 3 CD atau 1DVD. Download kedua disk instalasi dari server

yang tertera di halaman download dan burn ke dalam CD.

5. Masukkan disk 1 dari Cd instalasi Slackware dan boot komputer. Jika

komputer yang digunakan hanya memiliki IDE drive maka tekan enter pada

saat boot : prompt. Jika ada adapter perangkat keras yang lain

(SCSI/RAID/SATA/dll..) maka masuk ke halaman bantuan instalasi

Slackware untuk menentukan boot image yang diperlukan untuk melakukan

instalasi Slackware dengan benar.

6. Login sebagai root dan ketik “setup” untuk masuk ke menu setup.

7. Pilih ADDSWAP dan tekan Enter

8. Pilih partisi swap yang baru saja dibuat dan tekan Yes, partisi swap

kemudian akan diformat

9. Pilih partisi root yang baru saja dibuat sebagai Linux Native dan tekan

Select, kemudian pilih “ext3” sebagai file system, kemudian pilih 4096

sebagai inodes dan partisi root akan diformat

10. Pilih “Install Slackware from a CD” dan tekan OK

11. Pilih instalasi “auto” dan tekan OK

12. Pilih semua package kecuali “KDEI” dan tekan OK

13. Pilih instalasi “full” dan tekan OK

14. Masukkan disk instalasi Slackware berikutnya (disk 2) ketika diminta dan

tekan OK untuk melanjutkan

15. Sekarang pilih boot kernel yang akan digunakan. Jika yang digunakan

adalah sebuah sistem simple dengan driver IDE ,maka cukup pilih “skip”

Page 5: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

128

dan lanjutkan ke langkah berikutnya. Jika tidak maka pilihlah “cdrom” dan

pilih kernel dari list yang telah dipilih untuk boot instalasi.

16. Buat bookdisk jika perlu, tetapi tidak diharuskan

17. Untuk modem ,pilih “no modem” dan tekan OK untuk melanjutkan

18. Aktifkan hotplug, tekan yes untuk melanjutkan

19. Install lilo “simple” dan tekan OK untuk melanjutkan

20. Untuk keamanan pilih lilo frame buffer console 640x480 jika tidak yakin

21. Optional lilo append, biarkan kosong dan tekan OK untuk melanjutkan

22. Tujuan lilo, pilih MBR tetapi root juga bisa bekerja dengan baik

23. Mouse, pilih tipe mouse yang telah dipasang, atau pilih ps/2

24. Nyalakan GPM pada saat boot, tekan Yes untuk melanjutkan

25. Pilih Yes untuk konfigurasi jaringan

26. Hostname, ketikkan “phone”

27. Network, ketikkan nama domain local

28. IP address, pilih Static IP, masukkan setup jaringan :

- IP address : 10.10.10.15

- subnet : 255.255.0.0

- gateway : 10.10.10.1

- name server : 10.10.10.1

29. Accept setting jaringan

30. Jalankan startup services, tidak perlu diubah dan tekan OK untuk

melanjutkan

31. Pilih NO untuk custom screen fonts

Page 6: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

129

32. Ubah hardware clock ke UTC, pilih NO

33. Pilih zona waktu dan tekan OK

34. Pilih gnome sebagai window manager

35. Pilih Yes untuk memasukkan password root, masukkan password

36. Setup Slackware Linux telah selesai, tekan OK dan EXIT kemudian tekan

CTRL-ALT-DELETE untuk me-restart komputer.

4.3.1.1 Compile Kernel 2.4

Dari langkah ini, instalasi bisa dilakukan secara remote meskipun lebih

baik menggunakan akses yang lebih cepat ke mesin apabila terjadi kesalahan.

Untuk menghubungkan SSH ke Linux secara remote ketik “slogin

serveripadress” atau untuk menggunakan Windows untuk menghubungkan,

gunakan software gratis putty yang tersedia di

http://www.chiark.greenend.org.uk/~sgtatham/putty/download.html, selain itu

juga bisa menggunakan SSH file transferring (SFTP) dengan sebuah program

yang dinamakan filezilla http://filezilla.sourceforge.net/.

Ini hanyalah langkah yang optional jika sistem Linux sudah berjalan, tetapi

meng-compile custom kernel sendiri merupakan sebuah cara untuk

mengoptimalkan sistem untuk hardware yang telah di-install atau sebuah cara

untuk menghilangkan modul yang tidak diperlukan yang ada di kernel default.

Jika menggunakan Digium Octasic-based echo-cancellation quad T1/E1

card yang baru maka gunakanlah Linux kernel 2.6 agar bisa menggunakan fungsi

echo-cancellation dari card tersebut.

Page 7: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

130

Jika ingin meng-compile kernel 2.6 maka mulai dengan OPTION 1, jika

ingin meng-compile kernel 2.4 yang menggunakan Slackware 11 (kernel 2.4.33)

mulailah dengan OPTION 2.

OPTION 1 : compile Linux kernel 2.6.17 *RECOMMENDED*

1. cd /usr/src

2. wget http://www.kernel.org/pub/linux/kernel/v2.6/linux-2.6.17.11.tar.gz

3. gunzip linux-2.6.17.11.tar.gz

4. tar xvf linux-2.6.17.11.tar

5. mv -f /usr/src/linux /usr/src/linux-old

6. ln -s /usr/src/linux-2.6.17.11 /usr/src/linux

7. cd linux

8. make mrproper # prep untuk kernel assembly

9. make menuconfig # buka menu konfigurasi app

(bagian ini sangat tergantung kepada perangkat keras)

(yang disebutkan di bawah ini hanya perubahan yang ada di default)

Processor Type and Features --->

- Symmetric multi-processing support

(jika memiliki multi processor atau Dual-core atau HT enabled)

- High Memory Support

(jika RAM lebih dari 900MB dan bisa di-upgrade sampai 4GB)

- Timer frequency (1000 HZ)

(ubah ke 1000Hz jika menggunakan ztdummy sebgai timer)

Page 8: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

131

- Preemption Model (No Forced Preemption (Server))

Power management options (ACPI, APM) --->

- ACPI (Advanced Configuration and Power Interface) Support

(hidupkan semua Processor dan thermal zone)

Bus options (PCI, PCMCIA, EISA, MCA, ISA) --->

- [*] PCI Express support

- (jika menggunakan Sangoma PCI Express card)

Networking --->

Amateur Radio support --->

<*> Amateur Radio AX.25 Level 2 protocol

[*] AX.25 DAMA Slave support

<*> Amateur Radio NET/ROM protocol

<*> Amateur Radio X.25 PLP (Rose)

(semua diperlukan untuk driver baru Digium Octasic)

Device Drivers --->

ATA/ATAPI/MFM/RLL support --->

<*> SCSI emulation support

(diperlukan oleh SATA drives, juga driver check chipset yang terbaru)

Page 9: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

132

Block devices --->

<*> Loopback device support

<*> RAM disk support

(1) Default number of RAM disks

(128000) Default RAM disk size (kbytes)

[*] Initial RAM filesystem and RAM disk (initramfs/initrd) support

SCSI device support --->

<*> RAID Transport Class

(diperlukan jika menggunakan RAID)

SCSI low-level drivers --->

<*> Serial ATA (SATA) support

(dibutuhkan jika menggunakan SATA drives)

(jika menggunakan SCSI RAID card ambil driver yang benar disini)

Multi-device support (RAID and LVM) --->

(pilih tipe RAID yang cocok jika menggunakan Linux RAID)

Network device support --->

Ethernet (10 or 100Mbit) --->

Ethernet (1000 Mbit) --->

(pilih driver yang cocok untuk tipe network card yang dimiliki)

Page 10: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

133

Character devices --->

<*> Enhanced Real Time Clock Support

(cek 2x bahwa ini harus dihidupkan, sangat penting)

Real Time Clock --->

<*> RTC class

(cek 2x bahwa ini harus dihidupkan, sangat penting)

File systems --->

<*> Ext3 journalling file system support

(penting jika menggunakan filesystem ext3)

Library routines --->

<*> CRC-CCITT functions

<*> CRC16 functions

<*> CRC32c (Castagnoli, et al) Cyclic Redundancy-Check

(penting untuk driver baru Digium Octasic)

EXIT DAN SAVE KONFIGURASI

10. make clean # bersihkan kernel build areas

11. make bzImage # buat sebuah kernel bzImage

Page 11: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

134

12. make modules # bangun modul ke dalam image

13. make modules_install # install kernel modules

14. cp arch/i386/boot/bzImage /boot/bzImage-XXXX # copy image

(masukkan apa saja di XXXX, itu adalah nama kernel baru)

15. cp System.map /boot/System.map-XXXX # copy system map

16. mv -f /boot/System.map /boot/System.map-orig

17. ln -s /boot/System.map-XXXX /boot/System.map # symlink map

18. vi /etc/lilo.conf # edit lilo boot config file

image=/boot/bzImage-XXXX # tambah image baru diatas

label=test-XXXX # sebelumnya

root=/dev/hda1 # device dari partisi root

read-only

19. /sbin/lilo # jalankan lilo reload script

20. shutdown -r 0 # reboot mesin

OPTION 2: compile Linux kernel 2.4.33.3

1. cd /usr/src/linux # pindah ke direktori source linux

2. cp .config config.save # kopi konfigurasi lama ke sebuah save file

3. make mrproper # prep untuk kernel assembly

4. make menuconfig # buka menu konfigurasi app

(bagian ini sangat tergantung kepada perangkat keras)

enable processor version # pilih processor yang dimiliki

Page 12: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

135

enable SMP # jika lebih dari 1 processor atau Intel HT

enable high memory () # jika RAM lebih dari 1GB

enable SCSI Multiple # jika SCSI drives

enable SCSI devices AMI Megaraid # jika SCSI Megaraid adapter

enable 3com network devices # jika 3com network card

enable ext3 file system # agar ext3 bisa bekerja

enable all ACPI options # agar SMP bisa bekerja

enable Enhanced Real Time Clock Support in Character devices section

# agar SMP bisa bekerja

enable any other hardware specific options

exit and save configuration

5. make dep # bangun kernel dependencies

6. make clean # bersihkan kernel build areas

7. make bzImage # buat sebuah kernel bzImage

8. make modules # bangun modul ke dalam image

9. make modules_install # install kernel modules

10. #nothing# mkinitrd /boot/initrd-XXXXXX.img XXXXXX *not needed on

Slackware*

11. cp arch/i386/boot/bzImage /boot/bzImage-XXXXXX # copy image

(masukkan apa saja di XXXXXX, itu adalah nama kernel baru)

12. cp System.map /boot/System.map-XXXXXXN # copy system map

13. mv -f /boot/System.map /boot/System.map-orig

14. ln -s /boot/System.map-XXXXXX /boot/System.map # symlink map

Page 13: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

136

15. vi /etc/lilo.conf # edit lilo boot config file

image=/boot/bzImage-XXXXXX # tambah image baru diatas-

label=test-XXXXXX # sebelumnya

root=/dev/hda1 # device dari partisi root

read-only

16. /sbin/lilo # jalankan lilo reload script

17. shutdown -r 0 # reboot mesin

Sesudah meng-compile kernel ,dilakukan beberapa perintah berikut untuk

mengecek apakah telah menggunakan kernel baru dan device berjalan sesuai

yang diharapkan :

# ps –info (untuk menampilkan versi kernel linux dan informasi lainnya)

# cat /proc/cpuinfo (untuk menampilkan tipe processor dan lebih dari satu

apabila SMP)

# top (untuk menampilkan sistem memori)

4.3.2 Instalasi Sebelum Asterisk

Di langkah ini, akan dijelaskan langkah-langkah meng-install software yang

dibutuhkan agar Asterisk dapat berjalan dengan benar. Tidak semua software

merupakan keharusan agar bisa melakukan instalasi Asterisk dan beberapa

diantaranya bisa di-install di mesin lain pada jaringan seperti MySQL atau Apache.

Page 14: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

137

4.3.2.1 Install GNU Make

Versi baru dari aplikasi kompilasi “make” menggantikan versi lama yang

kebanyakan digunakan oleh distro Linux (termasuk Slackware). Ini hanya

diperlukan jika Asterisk yang akan dibangun adalah asterisk 1.4.

# wget http://mirrors.kernel.org/gnu/make/make-3.81.tar.gz

# gunzip make-3.81.tar.gz

# tar xvf make-3.81.tar

# cd make-3.81

# ./configure

# make

# make install

4.3.2.2 MySQL

Setidaknya harus ada klien MySQL pada setiap server VICIDIAL, tetapi

hanya satu database yang diperlukan. MySQL merupakan sistem basis data yang

mudah diintegrasikan dengan banyak aplikasi. Sistem ini bisa diinstall pada

server local sistem Asterisk atau pada server lain pada jaringan. Dibawah ini

adalah langkah-langkah instalasi mysql pada mesin Asterisk.

CATATAN : dibutuhkan minimum MySQL server 4.0.X

Masuk ke http://www.mysql.com/ dan download paket mysql

- untuk melakukan instalasi secara langsung,pada baris perintah ketik :

# cd /usr/local

Page 15: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

138

#wget http://mirror.trouble-free.net/mysql_mirror/Downloads/MySQL-

4.0/mysql-4.0.27.tar.gz

#http://mirror.trouble-free.net/mysql_mirror/Downloads/MySQL-5.0/mysql-

5.0.41.tar.gz

# gunzip mysql-4.0.27.tar.gz

# tar xvf mysql-4.0.27.tar

# cd mysql-4.0.27

# groupadd mysql

# useradd -g mysql mysql

# "./configure --prefix=/usr/local/mysql --enable-large-files --enable-shared=yes

-- with-readline"

**** jika hanya klien MySQLdiperlukan untuk DBD::mysql maka gunakan ini:

# "./configure --prefix=/usr/local/mysql --without-server --enable-shared=yes --

with-readline"

**** jika menggunakan versi klien 5 tree MySQL maka gunakan ini :

# "./configure --prefix=/usr/local/mysql --without-server --enable-shared=yes --

with-readline --enable-thread-safe-client"

# make

# make install

# scripts/mysql_install_db

# chown -R root /usr/local/mysql

Page 16: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

139

# chown -R mysql /usr/local/mysql/var

# chgrp -R mysql /usr/local/mysql

# cp support-files/my-medium.cnf /etc/my.cnf

# /usr/local/mysql/bin/mysqld_safe --user=mysql &

# ln -s /tmp/mysql.sock /var/run/mysql/mysql.sock

**** untuk beberapa sistem mungkin perlu ditambahkan direktori mysql/bin ke

PATH:

# PATH=$PATH:$HOME/bin:/usr/local/mysql/bin/

# export PATH

**** tambahkan juga dua baris perintah tersebut ke file /root/.bash_profile

**** Untuk Mysql 5 tree, kopi libmysqlclient.so file ke libs

# cp /usr/local/mysql-5.0.27/libmysql/.libs/libmysqlclient.so /usr/lib/

# cp /usr/local/mysql-5.0.27/libmysql/.libs/libmysqlclient.so.15 /usr/lib/

selesai

4.3.2.3 Sox

Sox merupakan aplikasi audio yang bisa menggabungkan file audio

menjadi 1 file. Penting buat rekaman Asterisk agar file rekaman in dan out

menjadi terpisah. (diperlukan untuk campuran rekaman).

Masuk ke http://sourceforge.net/projects/sox/ dan download paket sox.

Untuk instalasi ketik perintah berikut :

Page 17: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

140

# cd /usr/local

#wget http://easynews.dl.sourceforge.net/sourceforge/sox/sox-12.17.9.tar.gz

# gunzip sox-12.17.9.tar.gz

# tar xvf sox-12.17.9.tar

# cd sox-12.17.9

# ./configure

# make (jika alsa.o errors add --disable-alsa-dsp untuk kofigurasi dan ulang)

# make install

selesai

4.3.2.4 LAME

LAME adalah MP3 encoder yang digunakan untuk mengkonversi file

audio dari WAV ke MP3. Sebenarnya lebih baik menggunakan format GSM,

tetapi beberapa pengguna mungkin memiliki standar pada MP3 jadi mereka perlu

menggunakan aplikasi ini untuk menyempurnakannya.

Masuk ke http://lame.sourceforge.net/ dan download paket lame. Untuk

instalasi ketik perintah berikut :

# cd /usr/local

# wget http://easynews.dl.sourceforge.net/sourceforge/lame/lame-3.96.1.tar.gz

# gunzip lame-3.96.1.tar.gz

# tar xvf lame-3.96.1.tar

# cd lame-3.96.1

#./configure

Page 18: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

141

# make

# make install

selesai

4.3.2.5 OpenSSH

OpenSSH adalah protocol server remote login yang harus selalu ter-update

di sistem.

[CATATAN : zlib yang lebih baru diperlukan sebelum instalasi].

Masuk ke http://www.openssh.org/ dan download linux source untuk

openssh.

- untuk instalasi ketikkan perintah berikut :

# cd /usr/local

# wget http://www.zlib.net/zlib-1.2.3.tar.gz

# gunzip zlib-1.2.3.tar.gz

# tar xvf zlib-1.2.3.tar

# cd zlib-1.2.3

# ./configure

# make

# make install

# cd /usr/local

#wget http://gulus.usherbrooke.ca/pub/appl/ssh/OpenSSH/portable/openssh-

4.7p1.tar.gz

# gunzip openssh-4.7p1.tar.gz

Page 19: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

142

# tar xvf openssh-4.7p1.tar

# cd openssh-4.7p1

# ./configure

# make

# make install

- selesai

4.3.2.6 FreeTDS

FreeTDS adalah kumpulan library untuk Unix dan Linux yang

memungkinkan program untuk berhubungan dengan Microsoft SQL Server.

Masuk ke http://www.freetds.org/ dan download stable release Linux

source untuk freetds.

- untuk instalasi ketikkan perintah berikut :

# cd /usr/local

# wget

ftp://ftp.ibiblio.org/pub/Linux/ALPHA/freetds/stable/freetds-stable.tgz

# tar xvf freetds-stable.tgz

# cd freetds-0.64

# ./configure --enable-msdblib. (option agar php dapat berkomunikasi dengan

server mssql)

# make

# make install

# cd /usr/local

Page 20: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

143

- selesai

Catatan : Untuk mengecek apakah freetds-nya sudah terinstal dengan benar,

maka bisa dilakukan dengan perintah :

# ./tsql -H myhost -p 1433 -U user

Dimana myhost adalah alamat server MSSQL yang sedang berjalan dan user

adalah username yang sudah di-setting dari database

4.3.2.7 Apache

Apache merupakan web server yang bisa menggunakan modul yang

berbeda untuk memperluas fungsinya. Agar bisa menggunakan fungsi

astguiclient, maka apache dan PHP harus terinstall di mesin.

Masuk ke http://www.apache.org/ dan download source apache unix.

Masuk ke http://www.php.net/ dan download source php unix.

- untuk instalasi ketikkan perintah berikut :

# cd /usr/local

# wget http://apache.secsup.org/dist/httpd/httpd-2.0.61.tar.gz

# gunzip httpd-2.0.61.tar.gz

# tar xvf httpd-2.0.61.tar

# wget http://us2.php.net/distributions/php-4.4.7.tar.gz

(PHP 5.1.1 sudah dites dan bisa jalan juga)

Page 21: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

144

# gunzip php-4.4.7.tar.gz

# tar xvf php-4.4.7.tar

# cd httpd-2.0.61

# ./configure --enable-so --with-apxs2

# make

# make install

# cd ../php-4.4.7

# ./configure --with-apxs2=/usr/local/apache2/bin/apxs --with-mysql --enable-

sockets --with-gd --with-mssql

# make

# make install

# cp php.ini-dist /usr/local/lib/php.ini

CATATAN : pastikan notice logging sudah dimatikan:

error_reporting = E_ALL & ~E_NOTICE ; (ini adalah default)

memory_limit = 48M ;naikkan batas memori untuk skrip di php.ini:

# vi /usr/local/apache2/conf/httpd.conf

Tambahkan perintah berikut:

#"AddType pplication/x-httpd-php .php .phtml"

#"LoadModulephp4_module ibexec/libphp4.so" or

#"LoadModulephp4_module modules/libphp4.so"

Ubah index.html dan tambah index.php ke baris

# /usr/local/apache2/bin/apachectl start

- masuk ke http://localhost/ untuk melihat apakah sudah berjalan

Page 22: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

145

- selesai

4.3.3 Instalasi Asterisk

Asterisk yang digunakan adalah asterisk 1.2 ,karena Asterisk 1.4 belum ada

versi stabilnya, Asterisk 1.2 masi berkembang dan didukung oleh Digium.

Dibawah ini akan menjelaskan tata cara menginstall Asterisk 1.2.18. Pada

saat menginstall , program ini akan melakukan update secara otomatis.

Membangun Asterisk :

a. Copy dan extract semua file yang diperlukan ke direktori yang dituju:

# cp voip.tar.gz /usr/local/apache2/htdocs/voip.tar.gz

# cp asterisk-stat-v2.tar.gz /usr/local/apache2/htdocs/asterisk-stat-v2.tar.gz

# cp astwebhelper /usr/local/sbin/astwebhelper

# tar zxf voip.tar.gz

# tar zxf asterisk-stat-v2.tar.gz

b. Ubah ke direktori /usr/src :

# cd /usr/src

c. Download Asterisk, Asterisk-Addons, Zaptel, LibPRI:

# wget http://ftp.digium.com/pub/asterisk/asterisk-1.2.18.tar.gz

# wget http://ftp.digium.com/pub/asterisk/asterisk-addons-1.2.6.tar.gz

# wget ftp://ftp1.digium.com/pub/zaptel/zaptel-1.2.17.1.tar.gz

# wget ftp://ftp1.digium.com/pub/libpri/libpri-1.2.4.tar.gz

d. Ekstrak berkas yang baru di-download :

# tar zxf asterisk-1.2.18.tar.gz

Page 23: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

146

# tar zxf asterisk-addons-1.2.6.tar.gz

# tar zxf libpri-1.2.4.tar.gz

# tar zxf zaptel-1.2.17.1.tar.gz

e. Install LibPRI, Zaptel, Asterisk dan Asterisk-Addons ( langkah ini akan

membutuhkan beberapa menit ketika dikompile – mesin lama bisa butuh lebih dari

½ jam) :

# cd libpri-1.2.4

# make install

# cd ../zaptel-1.2.17.1

# vi makefile

Search kata “ztdummy” dan hilangkan tanda pagar di depannya kemudian save

dan exit (Untuk Conference Room)

# make install config

# cd ../asterisk-1.2.18

# make install

# cd ../asterisk-addons-1.2.6

# make install

f. Setup users, groups, folders dan permissions :

# addgroup asteriskuser

# add -g asterisk -c "Asterisk PBX" -d /var/lib/asterisk asterisk

# mkdir /var/run/asterisk

# chown asterisk:asterisk /var/run/asterisk

# chown -R asterisk /var/lib/php5

Page 24: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

147

Pengaturan MySQL Database Server

Pastikan MySQL daemon dimulai:

# /etc/init.d/mysql start

1. Buat tabel di database

# mysqladmin create asterisk

# mysqladmin create asteriskcdrdb

# mysqladmin create skripsi

2. Ganti ke direktori source web

# cd /usr/local/apache2/htdocs/voip

3. Setup struktur table:

# mysql asterisk < SQL/asterisk.sql

# mysql asteriskcdrdb < SQL/asteriskcdrdb.sql

# mysql skripsi < SQL/skripsi.sql

4. Setup access restrictions pada database

# mysql

# GRANT ALL PRIVILEGES ON asterisk.* TO user1@localhost IDENTIFIED BY

'pass1';

Ganti user1 dengan username yang dipilih dan pass1 dengan password lain

# GRANT ALL PRIVILEGES ON asteriskcdrdb.* TO user1@localhost

IDENTIFIED BY 'pass1';

Seperti diatas ,ganti user1 dan pass1 dengan username dan password yang kamu

gunakan pada tahap sebelumnya.

Page 25: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

148

# GRANT ALL PRIVILEGES ON skripsi.* TO user1@localhost IDENTIFIED BY

'pass1';

Seperti diatas ,ganti user1 dan pass1 dengan username dan password yang kamu

gunakan pada tahap sebelumnya.

# flush privileges

5. Buat password root pada MySQL server. Jika ingin me-maintenance MySQL

server nantinya, login ini yang perlu digunakan:

# mysqladmin -u root password 'pass2' Ganti pass2 dengan password yang

dipilih.

4.4 Konfigurasi

4.4.1 Konfigurasi IP di Linux

Jika Linux tidak dapat mengkonfigurasi alamat IP melalui dhcp, maka

konfigurasi harus dilakukan secara manual. Untuk membuat perubahan pada

konfigurasi jaringan, masuklah sebagai root.

Untuk mengkonfigurasi alamat IP pada baris perintah, ada 2 perintah yang

harus dijalankan.

# ifconfig eth0 *IP address* netmask *address*

# route add default gw *gateway address*

Perintah pertama memberitahukan kepada komputer untuk mengkonfigurasi

adapter Ethernet 0 agar *IP address* diisi dengan alamat IP dan *address* sebagai

netmask. Perintah kedua mengkonfigurasi gateway dari sistem.

Page 26: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

149

4.4.2 Konfigurasi Web

4.4.2.1 Konfigurasi Front End dan Back End

Buka directory VoIP kemudian konfigurasi koneksi ke server database dan

Asterisk

# cd /usr/local/apache2/htdocs/

# vi function.php

edit sesuai kebutuhan (lihat lampiran 1)

save dan exit

4.4.2.2 Konfigurasi Web Asterisk Stat V2

Buka Directory Asterisk stat v2 kemudian masuk ke directory lib dan edit

file defines.php sesuai konfigurasi server

# cd /usr/local/apache2/htdocs/asterisk-stat-v2

# cd lib

# vi defines.php

Edit sesuai kebutuhan (lihat lampiran 2)

setelah selesai, maka save dan exit

4.4.3 Konfigurasi Sistem Asterisk

Sistem Konfigurasi pada Asterisk terdapat pada file konfigurasi dengan

ektensi *.conf dan terletak pada direktori /etc/asterisk. Lokasi file-file dan

direktori pada Asterisk antara lain :

- /etc/asterisk : konfigurasi utama

Page 27: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

150

- /var/log/asterisk : log dan call detail record (CDR)

- /var/lib/asterisk : aplikasi dan data pendukung (sound, dll)

- /usr/lib/asterisk : codec dan applikasi

- /etc/asterisk/sip.conf : data account extension (protokol SIP)

- /etc/asterisk/extensions.conf : data dialplan (untuk routing telepon dalam

Asterisk)

4.4.3.1 Konfigurasi sip.conf

File sip.conf menentukan softphone dan hardphone yang dapat melakukan

registrasi pada sistem Asterisk serta konfigurasi protokol SIP. File ini terdiri dari

dua bagian utama, yaitu :

- General Context

- User Defined Context

General Context berisi konfigurasi protokol sip umum (berlaku untuk

semua telepon yang akan melakukan registrasi) konfigurasi asalnya sudah dapat

berfungsi normal sehingga tidak perlu diubah.

Contoh :

[general]

context=default

bindport=5060

bindaddr=0.0.0.0

domain=mydomain.tl

rtcachefriend=yes

Page 28: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

151

qualify=yes

Untuk user-defined context, setiap telepon dibuatkan satu konteks. Jika ada

10 phone, maka dibutuhkan 10 konteks. Pada konteks ini, kurung siku

menunjukkan nomor teleponnya sehingga tiap nomor dalam ini harus unik dan

tidak boleh ada yang sama.

Sistem akan mengenali suatu telepon dari kata atau nomer dalam kurung

siku itu, jika mau melakukan panggilan, maka akan didial ke nomor itu. Contoh:

Nama account : [10001]

Panggilan di sistem : SIP/1001

Berikut ini adalah isi detail dalam tiap user-defined context yang perlu

dikonfigurasi:

[1001] ; nama ID

Type=friend ; untuk SIP Phone, gunakan friend

Context=from-internal ; nama konteks dimana nantinya panggilan dari

user itu berada

Username=1001 ; nama user yang diperlukan untuk login di phone

Secret=pass ; password user untuk login di phone

Host=dynamic ; alamat IP yang boleh menerima login user ini, isi dynamic untuk

menerima dari mana saja

Allow=all ; codec yang diperbolehkan untuk user ini

Nat=yes ; yes jika user berada di belakang NAT

Canreinvite=yes ;

Insecure=very ;

Page 29: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

152

Dtmfmode=rf2833 ; mekanisme untuk DTMF Relay, pilihan yang ada :

inband, rfc2833, INFO

Callerid=Nama <No> ; called id yang akan ditampilkan oleh penerima

Mailbox=1001@default ; nomor mailbox untuk menerima voicemail

Untuk melakukan registrasi softphone atau hardphone dilakukan pengisian

username, password, serta alamat ip server. Sampai sini, telepon dapat

melakukan registrasi tetapi belum dapat melakukan panggilan karena belum ada

untuk routing teleponnya.

4.4.3.2 Konfigurasi extensions.conf

File extension.conf mengatur nomor ekstensi yang ada dan bagaimana

telepon dialihkan sewaktu ada panggilan ke nomor tertentu dari suatu ekstensi ke

ekstensi yang lain. Konfigurasi dalam extension.conf biasanya disebut dengan

dialplan.

File ini terbagi dalam beberapa konteks yang dapat ditentukan sendiri juga,

kecuali konteks general yang mengatur konfigurasi asalnya. Penggunaan konteks

ini adalah untuk mengatur panggilan telepon. Tiap account dapat diatur pula

masuk ke dalam konteks yang mana.

Setiap konteks terdiri dari kumpulan ekstensi yang mana nantinya account

yang termasuk dalam konteks ini dapat memanggil ekstensi tersebut.

Bentuk umum untuk menulis ekstensi adalah :

Exten=><nomor_extension>,<prioritas>,<perintah>

Page 30: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

153

<nomor_extension> : nomor yang dipanggil, dapat berupa angkat, pola, atau

huruf

<prioritas>: berupa angka yang menentukan urutan pemanggilan perintah

<perintah>: perintah yang dijalankan oleh sistem jika extension dipanggil

Contoh :

Dari contoh sip.conf yang diatas, didapatkan nomor sip 1001 berada dalam

context from-internal, untuk user lain agar dapat menelepon ke nomor itu,

diperlukan sebuah baris untuk memanggilnya.

[from-internal]

Exten => 1001,1,Dial(SIP/1001)

Dengan ekstensi 1001 telah didefinisikan dalam file extension.conf, maka

SIP account yang lain yang berada dalam context from-internal yang sama dapat

menelepon ke ekstensi 1001 hanya dengan memasukkan no telp 1001 ke dalam

softphone atau hardphone.

Cara lain untuk dapat mendefinisikan nomor tanpa harus menulis satu per

satu nomornya adalah dengan menggunakan pola nomor. Pola nomor dapat

digunakan ditandai dengan tanda “_” (Underscore) pada bagian awalnya.

Beberapa simbol pola yang dapat digunakan:

• X = Angka antara 0-9

• Z = Angka antara 1-9

• N = Angka antara 2-9

• [123] = pilihan angka dalam kurung siku (1 atau 2 atau 3)

• . (titik) = angka berapapun

Page 31: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

154

Contoh penggunaan :

Exten => _XXXXXXXXXX

Pola di atas adalah pola 10 digit yang dapat berupa angka berapapun antara

0-9.

Exten => _12[123]XX

Pola di atas harus diawali dengan angka 12 kemudian angka 1 atau 2 atau

3, setelah itu 2 digit bebas antara 0 -9 contoh : 12145, 12362

Selain itu, untuk mengaktifkan fungsi presence (tanda seseorang sedang

online apa tidak, perlu ditambahkan sebuah ekstensi lagi dalam konteks yg

bersangkutan yang isinya adalah prioritas hint.

Contoh :

Exten => 0800779042,hint,SIP/0800779042

Dengan penambahan di atas, maka di phonebook orang lain yang telah

menambahkan ekstensi 0800779042 akan terlihat apakah nomor 0800779042

sedang aktif atau tidak.

4.4.3.3 Konfigurasi cdr_mysql.conf

File cdr_mysql.conf mengatur setting basis data mysql yang akan

digunakan untuk menyimpan call detail record (CDR). File ini terdiri dari satu

bagian saja yaitu global.

Contoh yang harus dikonfigurasi :

[global]

Hostname=localhost ; nama hostname / ip database mysql

Page 32: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

155

Dbname=asteriskcdrdb ; nama database cdr

User=asterisk ; nama username mysql untuk koneksi

Password=mysql ; password untuk username diatas

Port=3306 ; port untuk melakukan koneksi ke mysql

Sock=/var/lib/mysql/mysql.sock; nama file untuk melakukan koneksi ke mysql

Table=cdr ; nama table yang dipakai untuk menyimpan cdr

4.4.3.4 Konfigurasi modules.conf

File module.conf adalah file yang mengatur applikasi apa saja yang

dikenali oleh Asterisk. Secara default, cdr mysql tidak di-load otomatis ke dalam

modules.conf sehingga harus ditambahkan secara manual.

Baris yang harus ditambahkan ke dalam module.conf adalah :

Load => cdr_addon_mysql.so

Aplikasi lain yang akan ditambahkan ke Asterisk dapat dikonfigurasi untuk

load dengan cara yang sama dengan yang di atas.

4.4.3.5 Konfigurasi manager.conf

File manager.conf adalah file konfigurasi yang menjelaskan apakah user

diijinkan untuk terhubung dengan konsole asterisk secara remote,password,

alamat IP, hak-haknya, dan lain-lain. File ini dalam sistem dipakai agar website

dapat segera me-reload file sip.conf setelah registrasi berhasil.Contoh:

Page 33: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

156

[general] ; nama dari konteks asal – tidak boleh diubah

enabled = yes ; pilihan ini asalnya diset “no” , ubah ke “yes” agar bisa

bekerja.

port = 5038 ; ini adalah port yang akan didengarkan oleh Asterisk

bindaddr = 0.0.0.0 ; kode ini mengikat asterisk ke semua IP dari server.

displayconnects = yes ; baris perintah harus menampilkan koneksi dari Asterisk.

[test] ; ini adalah username yang harus diidentifikasi oleh user

agar bisa terhubung dengan asterisk pada saat log-on

secret = my_secret ; ini adalah password yang harus dimasukkan

deny=0.0.0.0/0.0.0.0 ; digunakan untuk blok IP . (0.0.0.0/0.0.0.0 -> artinya

semua IP dilarang).

permit = 10.2.2.48/255.255.255.0 ; disini akan diidentifikasi alamat IP yang

boleh masuk

read = all ; identifikasi hak-hak yang akan diberikan kepada

pengguna untuk membaca

write = all ; identifikasi hak-hak yang akan diberikan kepada

pengguna untuk menulis

writetimeout = 1000 ; lama waktu yang akan ditunggu Asterisk untuk

perintah berikutnya (contohnya jika terjadi delay, koneksi jarak jauh) dalam

milidetik.

Page 34: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

157

4.4.4 Konfigurasi Crontab

Crontab adalah sebuah file yang berupa penjadwalan penjalanan perintah

perintah rutin yang ada di sistem, disini dapat diatur file mana saja yang dapat

dijalankan secara rutin.

Crontab bisa dieksekusi jika nama file muncul di file /usr/lib/cron.allow.

jika file tersebut tidak ada, crontab bisa digunakan jika nama file tidak muncul di

file /usr/lib/cron/cron.deny. jika cron.deny ada dan ternyata kosong, maka semua

user bisa menggunakan crontab. Jika kedua file tersebut tidak ada, maka hanya

root yang bisa menggunakan crontab. File allow/deny terdiri dari satu nama

username per baris.

Sebuah file crontab memiliki 5 kolom untuk menempatkan hari, tanggal dan

waktu, diikuti oleh perintah yang akan dijalankan pada jangka waktu tersebut.

* * * * * perintah yang akan dijalankan- - - - - | | | | | | | | | +----- hari dari minggu(0 - 6) (Minggu=0, Senin=1) | | | +------- bulan (1 - 12) | | +--------- hari dari bulan (1 - 31) | +----------- jam (0 - 23) +------------- menit (0 - 59)

* pada kolom nilai diatas berarti semua nilai yang berlaku untuk kolom

tersebut. Kolom nilai bisa memiliki sebuah * atau sederet elemen yang dipisahkan

oleh koma. Sebuah elemen adalah nomer pada jarak yang ditampilkan diatas atau

2 nomer pada jarak yang dipisahkan oleh sebuah hyphen(berarti jarak yang jauh).

Page 35: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

158

Catatan : Spesifikasi hari dapat dibuat dalam 2 kolom: hari bulan dan hari

dalam bulan dan hari dalam minggu. Jika keduanya ditentukan dalam entry, maka

keduanya akan dijalankan.

Untuk itu, penulis sudah menyiapkan sebuah file yang akan mengembalikan

list user online untuk ditampilkan di web. Sebelum itu, pastikan file

“astwebhelper” sudah di kopi ke direktori sbin. Langkah – langkah untuk

menyiapkan crontab adalah :

crontab –e (Buka Crontab)

Masukkan :

* * * * * /usr/local/sbin/astwebhelper >/dev/null 2>&1

* * * * * /usr/sbin/asterisk >/dev/null 2>&1

save dan exit

Maksud dari perintah di atas adalah untuk menjalankan program itu setiap

menit dan hasilnya tidak dimasukkan ke dalam output file (tidak dicetak).

Cara kerja crontab yang di atas adalah tiap menit, sistem akan menjalankan

file astwebhelper yang berfungsi untuk membuat list user online yang akan di

baca di website sehingga memungkingkan data user online dapat di-update tiap

menit.

4.5 Testing

4.5.1 Testing Kestabilan Server

Untuk menguji kestabilan server, dijalankan beberapa test yang

dimaksudkan untuk mengetahui apakah server-nya dapat menerima beban. Tools

Page 36: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

159

yang digunakan bernama SIPp (http://sipp.sourceforge.net/) . SIPp adalah program

open source yang dapat membuat skenario untuk protokol SIP. SIPp dapat

membuat sendiri traffic yang akan dikeluarkan ke server SIP sesuai dengan

skenario yang dapat diatur oleh user. Dengan kata lain, SIP dapat

mengemulasikan ribuan orang yang menelepon ke dalam SIP sistem ini.

Gambar 4.3 Kestabilan server

Sewaktu alpha testing ini, pengetesan dilakukan dari komputer lain di luar

jaringan server, spesifikasi komputer yang digunakan untuk mengetes server-nya

adalah :

- Pentium IV 1,8 GHz

- Memory DDR 768 Mb

- Sistem Operasi Microsoft Windows XP Pro SP2

Page 37: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

160

Untuk menginstall SIPp di windows, dibutuhkan beberapa library yang

dapat didapatkan secara gratis juga di internet, ini adalah list library yang

dibutuhkan :

- WinPcap ( http://www.winpcap.org )

- Cygwin Runtime ( sudah termasuk di installer sipp2.0.1)

Setelah mendapatkan library yang diperlukan, mulailah untuk menginstall

SIPp, Langkah-langkah untuk mengetes :

- Download SIPp 2.0.1 windows binary dari sourceforge

http://sourceforge.net/project/showfiles.php?group_id=104305

- Install Library

- Install SIPp

SIPp sendiri adalah program yang berjalan secara console (atau dengan kata

lain, under dos), cara untuk menjalankannya sendiri sangat mudah. SIPp terdiri

dari 2 bagian, User Agent Client (UAC) dan User Agent Server (UAS)

Untuk menjalankan SIPp dengan skenario server dengan perintah :

# ./sipp -sn uas

Untuk Menjalankan SIPp dengan skenario client (uac) dengan perintah :

# ./sipp -sn uac 127.0.0.1

Masih ada beberapa perintah parameter lain yang dapat diliat di

dokumentasinya di web (http://sipp.sourceforge.net/doc/reference.html).

Sebelum memulai testing, server Asterisk sendiri perlu disiapkan beberapa

konfigurasi untuk dapat mengenali data yang akan dikirim, konfigurasi yang

diperlukan adalah :

Page 38: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

161

- Sip.conf

Tambahkan line berikut :

[sipp]

type=friend

context=internal

host=192.168.1.20

port=6000

user=sipp

canreinvite=no

disallow=all

allow=ulaw

- Extension.conf

Tambahkan Line Berikut

[internal]

; extension dummy hanya buat testing

exten => 2005,1,Answer

exten => 2005,2,Wait(2)

exten => 2005,3,Hangup

; masuk ke standar demo asterisk

exten => 2000,1,Goto(demo,s,1)

Test No 1 : telp 0.5 detik untuk menguji pembuatan SIP dan thread

Skenario :

Page 39: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

162

1. SIPp akan menelepon ke extension 2005 dan kemudian menjawab dan tidak

melakukan apa-apa

2. SIPp kemudian akan memutuskan telepon setelah 0.5 detik (500ms)

3. SIPp akan mengulang langkah ini dengan kecepatan 10 panggilan per detik

Perintah yang dipakai untuk menjalankan SIPp dengan scenario di atas

adalah :

# ./sipp -sn uac -d 500 -s 2005 hostname -l 10

Hostname diatas adalah nama komputer server

Hasil : Sekitar 14.000 Panggilan dibuat dalam jangka waktu 12 jam pengetesan

Gambar 4.4 Hasil Layar 1 Test 1

Page 40: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

163

Gambar 4.5 Hasil Layar 2 Test 1

Selama Test, Penggunaan CPU Tidak lebih dari 4%, Hasil Testing-nya dapat

dilihat dari Graph di bawah ini :

Gambar 4.6 Hasil CPU Usage Test 1

Tingginya penggunaan CPU pada waktu awal pengambilan graph

dikarenakan sewaktu pengetesan server tidak ditutup sehingga meningkatkan

Page 41: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

164

kinerja CPU yang sekaligus harus menangani panggilan yang dilakukan user pada

waktu bersama dilakukan testing ini.

Graph Penggunaan Memory selama Testing

Gambar 4.7 Hasil Memory Usage Test 1

Test no 2 : Telp 10 Detik untuk menguji audio RTP

Hasil : Sekitar 500.000 Panggilan dibuat dalam jangka waktu 12 jam pengetesan

Test no 2 : Telp 10 Detik untuk menguji audio RTP

Skenario :

1. SIPp akan menelepon ke extension 2000, yang akan memutar suara demo IVR

Asterisk itu sendiri. Audio RTP akan dikirim ke SIPp dan kemudian akan di echo

balik ke server. Test 1 diatas tidak menguji RTP, yang dimana RTP dapat

membuat jalan server lebih berat daripada transaksi SIP biasa dan dapat menjadi

model yang lebih mendekati telp sesungguhnya

2. SIPp kemudian akan memutuskan setelah 10 detik

Page 42: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

165

3. SIPp telah dikonfigurasi untuk mengulang langkah ini dengan maksimum 10-20

panggilan secara bersamaan.

Perintah yang dipakai untuk menjalankan skenario diatas adalah :

# ./sipp -sn uac -d 10000 -s 2000 hostname -l 10 -mp 5606

Hostname diatas adalah nama computer server

Hasil : Dari test diatas, dijalankan selama 12 jam, telah dilakukan sekitar 13.000

panggilan 10 detik dan sekitar 22 mega packet RTP, tetapi load cpu server tidak

menunjukkan terlalu berat.

Gambar 4.8 Hasil Layar 1 Test 2

Page 43: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

166

Gambar 4.9 Hasil Layar 2 Test 2

Gambar 4.10 Hasil CPU Usage Test 2

Page 44: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

167

Gambar 4.11 Hasil Memory Usage Test 2

4.6 Prosedur Operasional Sistem

4.6.1 Asterisk Console

Asterisk dapat dimulai dengan mengetikkan perintah pada CLI (Command

Line Interface) pada Linux, ada 2 cara untuk menjalankan Asterisk:

- Asterisk berjalan di background

Untuk menjalankan asterisk di background dapat digunakan perintah

# asterisk

Tanpa parameter apa – apa

- Asterisk berjalan dengan mode console Command Line Interface (CLI)

Untuk menjalankan asterisk dengan mode console CLI dapat digunakan

perintah :

# asterisk –r

Sedangkan jika asterisk sudah berjalan di background dan untuk masuk ke

dalam console-nya dapat digunakan perintah :

Page 45: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

168

# asterisk –c

Salah satu parameter tambahan yang dapat ditambahkan adalah sewaktu

menjalankan asterisk adalah -v (verbose) untuk menambahkan level verbosity

yang akan ditampilkan pada console asterisk

Perintah – perintah yang dapat digunakan dalam console Asterisk adalah :

o reload now

Untuk men-reload setting yang ada

o sip show peers

Untuk menampilkan semua user

o sip show peer <id>

Untuk menampilkan isi detail dari user

o sip reload

Untuk me-reload data sip

o restart now

Untuk men-restart server Asterisk

o stop now

Untuk menghentikan server Asterisk

4.6.2 Web

Aplikasi dapat dimulai dengan membuka browser dan mengetikkan alamat

sesuai dengan server pada address bar.

Page 46: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

169

Layar Login

Gambar 4.12 Halaman Login

Pada layar login ini, user diminta untuk mengisi username dan password.

Layar ini berfungsi untuk membatasi hak akses user ke database sesuai dengan

hak akses yang dimiliki. Jika user mengklik tombol ’Login’, maka MySQL server

akan memeriksa apakah username dan password ada di dalam database dan sesuai

(valid). Jika sesuai maka akan ditampilkan halaman menu utama.

Page 47: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

170

Layar Menu Utama

Gambar 4.13 Halaman Utama

Layar ini merupakan menu utama dari sistem ini. Pada layar ini terdapat

beberapa menu utama yaitu ’home’, ’download softphone’, ’online user’, ’FAQ’,

’change password’, ’change account, ’change profile’ , ’call detail record’ dan

’logout’. Menu ’home’ merupakan menu untuk kembali ke halaman menu utama.

Menu ’download softphone’ digunakan untuk memilih softphone yang bisa di-

download sesuai dengan sistem operasi yang digunakan oleh user.. Dalam menu

ini, user juga bisa melihat cara-cara konfigurasi softphone.

Menu ’online user’ digunakan untuk melihat jumlah user yang sedang

online . Menu ’FAQ’ digunakan untuk melihat keterangan-keterangan yang

diperlukan bagi user yang masih baru terhadap sistem ini. Menu ’change

password’ digunakan user apabila user hendak merubah password yang ada.

Page 48: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

171

Menu ’change account’ untuk sementara masih belum tersedia. Menu ’change

profile’ digunakan untuk merubah profil user diantaranya nomer telepon, email,

kota dan alamat user.

Menu ’call detail record’ digunakan user untuk melihat rekaman telepon

yang telah digunakan user dan melihat total waktu yang telah digunakan user pada

saat menggunakan sistem ini. Menu ’logout’ digunakan untuk keluar dari session

dan kembali ke layar login.

Layar Download Softphone

Gambar 4.14 Halaman Download Softphone

Pada halaman ini terdapat 3 pilihan yang dapat digunakan user untuk men-

download softphone yang sesuai dengan sistem operasi yang digunakannya, antara

lain softphone untuk Windows, Linux dan Mac-Apple. Jika user memilih pilihan

Page 49: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

172

pertama yaitu X-Lite for Windows XP/Vista/2000/98 maka akan muncul layar

kecil seperti dibawah ini

Gambar 4.15 Halaman Download Softphone ketika diakses

Untuk men-download , user cukup memilih save file dan browser akan

secara otomatis menyimpan softphone yang telah di-download tadi. Hal ini juga

berlaku sama apabila user memilih pilihan kedua dan ketiga.

Dibawah ketiga pilihan tersebut terdapat cara konfigurasi softphone agar

user bisa mulai berkomunikasi satu sama lain menggunakan sistem ini.

Page 50: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

173

Layar Online User

Gambar 4.16 Halaman online user

Pada halaman ini user bias melihat berapa jumlah user yang sedang online

dan siapa saja user yang sedang online.

Layar FAQ

Gambar 4.17 Halaman FAQ

Page 51: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

174

Pada halaman ini , terdapat keterangan-keterangan yang diperlukan bagi

user yang masih baru terhadap sistem ini. Didalamnya juga terdapat penjelasan-

penjelasan mengenai sistem beephone dan tata cara menggunakannya.

Layar Change Password

Gambar 4.18 Halaman Change Password

Pada halaman ini, user dapat mengubah password yang telah dimasukkan

sebelumnya. User hanya perlu memasukkan password lama dan menggantinya

dengan password baru. Password yang telah diganti akan secara otomatis dapat

digunakan pada saat user melakukan login selanjutnya.

Page 52: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

175

Layar Change Account

Gambar 4.19 Halaman Change Account

Pada halaman ini, terdapat fitur-fitur yang masih sedang dalam tahap

pengembangan. Jadi, untuk sementara fitur ini belum tersedia.

Layar Change Profile

Gambar 4.20 Halaman Change Profile

Page 53: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

176

Pada halaman ini , user dapat mengubah profile / data diri user. Data yang

sudah diubah akan secara otomatis masuk ke dalam basis data.

Layar Call Detail Record

Gambar 4.21 Halaman CDR

Pada halaman ini , user dapat melihat rekaman telepon yang telah

digunakan, termasuk didalamnya, waktu telepon, tujuan penelpon dan lama waktu

menelponnya. Dibawahnya juga diberikan keterangan total pemakaian user

selama sebulan.

Page 54: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

177

Layar Logout

Gambar 4.22 Halaman logout

Pada saat user melakukan logout maka user akan kembali kepada halaman

login. Karena user sudah melakukan logout maka user sudah tidak dapat

mengakses menu user lagi.

Layar Registrasi

Step 1

Gambar 4.23 Halaman Registrasi Step 1

Page 55: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

178

Pada halaman registrasi ini, user harus memasukkan Binusian ID , password

dan memilih role, apakah user tersebut merupakan mahasiswa, alumni atau dosen.

Apabila yang melakukan registrasi adalah seorang mahasiswa/alumni maka user

harus memasukkan password binusmaya. Dan apabila yang melakukan registrasi

adalah dosen maka user harus memasukkan tanggal lahir sebagai password-nya.

Step 2

Gambar 4.24 Halaman Registrasi Step 2

Pada halaman ini, user akan mengisi data-data diri diantaranya password

untuk softphone,nomer telepon (HP/PSTN), kota, alamat email, alamat dan

menyetujui persetujuan. Setelah mengisi semua dan melakukan konfirmasi, maka

user sudah bisa login dan menggunakan beephone.

Page 56: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

179

Layar Lost Password

Gambar 4.25 Halaman Lost Password

Pada halaman ini, user yang lupa password bisa meminta kembali password

baru.user cukup memasukkan binusian ID, password binusmaya dan email yang

digunakan pada saat registrasi beephone. Apabila data yang dimasukkan benar,

maka password akan di-reset kembali menjadi sama dengan password binusmaya.

Layar Admin

Layar Login Admin

Gambar 4.26 Halaman Admin Login

Page 57: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

180

Pada halaman ini , untuk melakukan login ke halaman home, admin harus

login dulu menggunakan admin ID dan password-nya. Apabila sudah login maka

selanjutnya layar akan berpindah ke halaman utama admin.

Layar Menu Utama Admin

Gambar 4.27 Halaman menu utama admin

Pada halaman ini, jika admin mengklik ’home’ ,maka layar akan tetap

berada di halaman utama. Jika admin mengklik ’user’ maka layar akan berpindah

ke halaman ’user’. Jika admin mengklik ’Manage FAQ’ maka layar akan

berpindah ke halaman ’Manage FAQ’. Jika admin mengklik ’Manage File’ maka

layar akan berpindah ke halaman ’Manage File’. Jika admin mengklik ’Edit

License’ maka layar akan berpindah ke halaman ’Edit License’. Jika admin

mengklik ’CDR Report’ maka layar akan berpindah ke halaman ’CDR Report’.

Jika admin mengklik ’Kuesioner Report’ maka layar akan berpindah ke halaman

Page 58: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

181

’Kuesioner Report’. Dan yang terakhir, jika admin mengklik ’Logout’ maka layar

akan kembali ke halaman login.

Layar Menu User

Gambar 4.28 Halaman Menu User

Pada halaman ini , ada 2 pilihan yang bisa dipilih oleh admin , apabila

admin memilih ’Admin’ maka layar akan berpindah kehalaman menu list admin.

Dan apabila admin memilih ’User’ maka layar akan berpindah ke halaman list

user.

Page 59: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

182

Layar Menu List Admin

Gambar 4.29 Halaman Menu List Admin

Pada halaman ini akan ditampilkan list admin yang ada. Admin bisa

menghapus data admin yang telah ada dengan mengklik ’Delete’ disamping

username admin yang ingin dihapus. Diatasnya juga terdapat ’Add Admin’ untuk

menambah admin baru.

Apabila admin mengklik ’Delete’ maka dilayar akan muncul tulisan ’Admin

berhasil dihapus’.

Page 60: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

183

Layar Menu Add Admin

Gambar 4.30 Halaman Menu Add Admin

Layar di atas adalah tampilan untuk mengisi data admin yang baru. Admin

harus mengisi admin ID, username dan password yang baru. Dan setelah admin

mengklik tombol ’Submit’ maka admin baru tersebut sudah dapat login dengan

menggunakan ID barunya di halaman login admin.

Page 61: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-1-00401-IF-Bab 4.1.pdf · - 70000 MB , pilih yes untuk validasi, ubah tipe partisi ke “Linux Native”

184

Layar Menu List User

Gambar 4.31 Halaman Menu List User

Di halaman ini akan ditampilkan sederetan user yang telah melakukan

pendaftaran di beephone dan telah menggunakan beephone. Didalamnya terdapat

ID user yang digunakan sebagai nomer telepon yang berfungsi sebagai nomer

pribadi beephone dan juga data diri user. Disamping data diri user, admin bisa

menghapus data user yang ada dengan mengklik tombol ’delete’. Jumlah user

yang ditampilkan setiap halamannya adalah sejumlah 20 user. Halaman akan

bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah user yang melakukan

pendaftaran. Di bagian paling atas layar menu list user juga terdapat fasilitas

pencarian data user. Admin cukup memasukkan ID dari user dan kemudian secara

otomatis dengan mengklik tombol ’Search’, browser akan menampilkan data dari

ID user yang telah dimasukkan. Dibawah fasilitas pencarian juga terdapat menu