bab 4 hasil dan pembahasan - unair
TRANSCRIPT
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Bunda
Rumah Sakit Bunda pertama kali didirikan oleh Bidan Ny. Kohar pada
tahun 2002, yang mana beliau telah berpengalaman selama 20 tahun di Rumah
Sakit swasta. Sebelum beliau pensiun, Pada tahun 1986 beliau menbuka praktik
swasta untuk membantu persalinan di wilayah Banyu Urip kidul Surabaya. Pada
saat itu hanya terdapat 2 tempat tidur untuk melayani pasiennya. Berkat
ketekunannya, pada tahun 1992, Beliau bersama Bp.Ko-Har kemudian
mengembangkan bisnis kesehatan dengan mendirikan “ Rumah Bersalin Bunda”
di wilayah Bibis Tama Surabaya. Rumah Bersalin tersebut hanya memiliki 10
tempat tidur untuk membantu persalinan.
Pada Tahun 2002 Beliau merencanakan pengembangkan layanan
kesehatan dan berharap bisa memberikan pelayanan dalam “ Medical – Health” .
Untuk itu Beliau mendirikan “Rumah Sakit Bunda” di Jl Raya kandangan no 23 –
24 Surabaya. Pada dasarnya Rumah Sakit Bunda mempunyai tujuan, yaitu untuk
melayani masyarakat dalam layanan kesehatan yang berkualitas.
Di dalam menjalankan misinya, Rumah Sakit Bunda tidak hanya
memikirkan faktor ekonomi semata, tetapi manajemen memiliki kepedulian
ataupun tanggung jawab atas masyarakat sekitarnya. Hal ini tertuang dalam
program sosial, yaitu membantu masyarakat sekitar untuk hidup sehat melalui
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
berbagai macam kegiatan penyuluhan dan pengobatan gratis, pula Rumah Sakit
Bunda membantu Bidan swasta, Dokter swasta dan klinik kesehatan disekitar
yang memerlukan pertolongan lebih jika mereka tidak dapat membantu
menyembuhkan Kesehatan Pasien. Sampai saat ini, hampir 90 % Rumah sakit
Bunda menerima dukungan mereka dalam layanan kesehatan. Ini merupakan
program Rumah sakit Bunda yang dinamakan “Corporate Social Responsibility”
atau tanggung jawab sosial perusahaan.
Salah satu alasan dari mereka untuk selalu menjalin kerjasama dengan RS
Bunda adalah karena budaya kerja yang terdapat di Rumah Sakit Bunda yang
dinamakan “ SAFETY FIRST”. Keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal
yang utama.
Rumah Sakit Bunda secara resmi telah terdaftar dalam Dinas Kesehatan
Kota Surabaya dengan No.503.445/51335/0029/P/IP.URS/436.6.3/VIII/2009.
Hal ini menunjukan bahwa RS BUNDA telah berjalan sesuai dengan peraturan
yang berlaku khususnya tentang kesehatan.
Rumah Sakit Bunda memiliki komitmen dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik secara berkesinambungan kepada para pelanggan pada
tanggal 29 s/d 30 Mei 2013 telah di lakukan Akreditasi Standar Pelayanan
Rumah Sakit yang meliputi :
1. Pelayanan Administrasi dan Manajemen
2. Pelayanan Medis
3. Pelayanan Gawat Darurat
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
4. Pelayanan Keperawatan
5. Rekam Medis
Oleh Tim Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Pusat, sehingga pada
tanggal 23 Juni 2012, Rumah Sakit Bunda Surabaya telah dinyatakan : Lulus
Tingkat Dasar. Dengan diterbitkannya Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit dibawah Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia No. KARS-SERT/800/VI/2012
4.1.1. Visi, Misi dan Moto Rumah Sakit Bunda
1. Visi Rumah Sakit Bunda
Menjadi Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan secara tepat
guna dan inovatif yang di dukung oleh sumber daya manusia yang berakhlak
menuju pada pelayanan kesehatan yang holistic dan efisien.
2. Misi Rumah Sakit Bunda
Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu yang berorientasi pada
keamanan, kecepatan, keselamatan dan kenyamanan berlandaskan
akhlakul kharimah, etika dan profesionalisme kepada masyarakat
dengan biaya terjangkau.
Meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang
berkualitas, kompeten, ramah, jujur, profesional, afisien, dalam bekerja.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
Mengelola seluruh sumber daya secara transfaran, efektif dan akuntabel
(good governance) demi terciptanya kesejahteraan dan kepuasan
karyawan / pelanggan.
3. Moto Rumah Sakit Bunda
Agar seluruh team dapat bekerja sesuai dengan master plan Rumah Sakit,
maka dibuatlah motto bersama ”KEKAR“, yaitu :
Keamanan
“ Semua tindakan di Rumah Sakit Bunda berdasarkan pada standart
Prosedur kesehatan. Hal ini meliputi penyediaan bahan pendukung dan peralatan
medis yang berkualitas, pelayanan Dokter yang memiliki kompetensi tinggi dan
ber ijin praktek serta menyiapkan tenaga kesehatan yang berkualitas. Semuanya
merupakan modal Rumah Sakit Bunda dalam memberikan pelayanan “
Empathy,
“Semua tenaga medis dan paramedis yang dimotori oleh Customer Servis
Officier Rumah Sakit Bunda akan selalu siap mendengarkan segala bentuk
masalah kesehatan costumer“.
Kecepatan
“Semua costumer Rumah Sakit Bunda akan selalu mendapatkan pelayanan
selama 24 Jam Non Stop, sehingga semua costumer tidak perlu khawatir jika
mengalami masalah kesehatan kapan pun juga, karena keselamatan dan kesehatan
merupakan prioritas Rumah Sakit Bunda dalam pelayanan”.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
Advise,
“Seluruh pelanggan dapat mencurahkan permasalahan kesehatan secara
bebas. Semua tenaga medis dan para medis Rumah Sakit Bunda akan melayani
dengan penuh perhatian”.
Ramah Tamah,
“Semua tenaga medis dan paramedis Rumah Sakit Bunda akan
menyambut kedatangan customer dengan senyuman, bersahabat dan professional.
Sehingga anak – anakpun tidak akan takut untuk berobat ke rumah sakit”.
Moto tersebut di atas di implementasikan dengan sebutan layanan penuh
kasih atau dikenal dengan “ Serve by Heart”
4.1.2.Fasilitas Rumah Sakit Bunda
Rumah sakit Bunda di dirikan pada lahan yang mana mempunnyai fasilitas yang
lengkap seperti:
1. IPAL ( Pengolahan limbah ), menunjukan bahwa Rumah Sakit Bunda
benar - benar peduli dengan lingkungan sekitarnya. Sudah menjadi
Komitmen Rumah Sakit Bunda untuk mendirikan sebuah Rumah Sakit
yang berada pada jalur yang benar sesuai dengan aturan pemerintah dan
lingkungan sekitarnya.
2. Sistim Generator, Rumah Sakit Bunda ingin Pasien merasa seperti
dirumahnya sendiri dan terfokus pada kesehatanya saja, tanpa berfikir
masalah, bila terdapat pemadaman aliran listrik dari PLN
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
3. Praktek/Poli :
Untuk memenuhi Pelayanan Rumah Sakit Bunda menyediakan Layanan :
a. Spesialis Kebidanan & Penyakit Kandungan
b. Spesialis Penyakit Dalam
c. Spesialis Bedah
d. Spesialis Anak
e. Spesialis Radiologi
f. Spesialis Mata
g. Spesialis THT
h. Spesialis Obgyn
i. Spesialis Kulit Kelamin
j. Spesialis Jantung
k. Spesialis Orthopedi
l. Spesialis Saraf
m. Ahli Gizi
n. Poli Umum
o. Poli Gigi
4. Instalasi Farmasi
Melayani 24 jam. Jadi Pasien tidak perlu takut jika sewaktu waktu
ingin mendapatkan obat dengan mudah.
5. Laboratorium
Melayani 24 jam. Jadi pasien tidak perlu takut jika ingin
memeriksakan kesehatannya secara medis setiap saat.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
6. Rontgen / X – ray unit
Melayani 24 jam. Jadi pasien tidak perlu takut jika ingin mendapatkan
medical check setiap saat.
7. NICU ( Neonatal Intensive care Unit )
Melayani 24 jam, khusus bayi yang kurang sehat
8. ICU (Intensive Care Unit)
Merupakan fasilitas untuk pasien yang memerlukan penangangan
khusus dan perawatan intensive. Fasilitas ICU ini dilengkapi dengan
ventilator, sehingga pasien tidak perlu bingung kalau mau merujuk ke
Rumah Sakit Bunda.
9. OK ( Ruang operasi)
Melayani 24 jam. Pasien bisa menggunakan ruangan setiap saat
bila diperlukan . Tenaga Dokter spesialis kebidanan dan kandungan,
spesialis anastesi, siap sedia 24 jam bilamana diperlukan untuk suatu
tindakan emergency.
10. Ruang Bayi
Di bangun terpisah dengan ibunya , jadi Ibu sehabis melahirkan
dapat beristirahat dengan tenang, tanpa gangguan.
11. Ruang Emergensi ( UGD )
Melayani 24 jam. Rumah Sakit Bunda mempunyai dokter 24 jam
apabila diperlukan dalam keadaan gawat darurat dengan cepat .
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
12. Kamar
Rumah Sakit Bunda menyediakan banyak kelas sesuai dengan
permintaan yang di mulai dengan VIP, dan Klas I, II, dan III.AC,
Telepon dan televisi dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.
13. Home Care
Profesional staf / perawat siap untuk mengunjungi pasien dirumah
sekaligus memberi bantuan pada pasien jika mereka tidak mempunyai
waktu untuk pergi ke RS atau yang sakitnya parah dan kurang mampu.
14. Ambulan
Rumah Sakit Bunda menyediakan transportasi yang gratis untuk
Customer untuk dijemput dan diantar pulang sehabis penyembuhan.
Rumah Sakit Bunda melayani 24 jam.
15. Keamanan 24 jam
Rumah Sakit Bunda melayani 24 jam keamanan untuk membantu
customer supaya merasa nyaman selama dalam masa penyembuhan/ di
Rumah sakit.
16. Konsultasi Gizi
Rumah Sakit Bunda menyediakan konsultasi Gizi untuk para
pelanggan, jika keluarga mereka mempunyai masalah dengan berat badan
mereka, masalah makanan, dan masalah diet ataupun pemulihan kondisi
setelah rawat inap.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
17. Konsultasi kehamilan
Rumah Sakit Bunda menyediakan konsultasi bagi ibu hamil
untuk mendapatkan informasi bagi proses persalinan yang di lengkapi
dengan perawat/bidan, pemutaran video dan presentasi kesehatan secara
menyeluruh.
18. Parkir 24 jam.
19. 24 jam Rumah Sakit Bunda memberi keamanan pada customer .
4.1.3. Aktivitas Sosial Rumah Sakit
Rumah Sakit Bunda sangat peduli dengan lingkungan sekitar sesuai dengan moto
dari rumah sakit. Kegiatan Sosial yang pernah di lakukan Rumah Sakit Bunda
adalah :
Pengobatan gratis
Telah diprogramkan atas keuntungan Rumah Sakit dipergunakan untuk
membantu masyarakat sekitarnya ataupun yang kurang mampu.
Kunjungan ke desa desa
Perawat / bidan kami bisa memberikan penyuluhan bagi masyarakat yang
kurang mampu untuk mendapatkan informasi yang lebih baik tentang
kesehatan.
Penyuluhan ke rumah-rumah
Perawat/bidan melakukan kunjungan ke rumah-rumah pelanggan ataupun
masyarakat untuk mendapatkan penyuluhan atas kesehatan.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
4.1.4. Perkembangan dan Prestasi Rumah Sakit Bunda
Sejak 2002, Rumah Sakit Bunda mencatat hampir 50 % peningkatan
setiap tahunnya. Ini mendorong Rumah Sakit Bunda untuk memberikan
pelayanan dan fasilitas yang lebih baik kepada pelanggan.
Prestasi yang pernah di capai oleh Rumah Sakit Bunda adalah :
Bayi Raksasa: Bayi lahir dengan berat 6 Kg. Sebuah Kasus yang jarang
terjadi di Surabaya.
Bayi Kembar 3 : Kelahiran bayi kembar 3 dengan berat badan standar.
Bayi lahir dengan berat kurang 1 Kg serta dapat dipertahankan
kesehatannya.
Semua prestasi di atas telah ditayangkan di televisi, surat kabar dan tabloid di
Jawa Timur.
4.1.5. Struktur Organisasi Rumah Sakit Bunda
Rumah Sakit Bunda memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Pimpinan,
Direktur, SPI, Komite Medik, dan manajemen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
di gambar 4.1.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
Gam
bar
4.1
Str
uk
tur
Org
anis
asi
Ru
mah
Sak
itB
un
da
Su
rab
aya
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
4.2. Analisis Deskriptif Rumah Sakit Bunda
4.2.1. Penerapan Balanced Scorecard pada Rumah Sakit Bunda
Berdasarkan informasi yang diperoleh, konsep Balanced Scorecard pada
Rumah Sakit Bunda masih belum sempurna karena kurangnya komunikasi dan
pengetahuan karyawan tentang arti Balanced Scorecard secara keseluruhan.
Meskipun penerapan belum sempurna, Rumah Sakit Bunda telah melakukan
pengukuran kinerja finansial maupun non finansial untuk mendukung kinerja
Rumah Sakit Bunda. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data di
tahun 2013, mencakup neraca, laporan laba/rugi, Indikator Keuangan, Rekap
Survey Pelanggan dan data jumlah pasien, Indikator Kinerja Pelayanan, Data
Jumlah karyawan, serta Pendidikan dan Pelatihan Karyawan.
Adapun penerapan Balanced Scorecard Rumah Sakit Bunda dari 4 perspektif
adalah sebagai berikut :
1. Perspektif Finansial
Pada perspektif finansial Rumah Sakit Bunda, data-data yang
digunakan untuk perhitungan berasal dari neraca dan laporan laba rugi
yang terdapat pada lampiran 1. Seperti informasi yang telah disebutkan
sebelumnya, Rumah Sakit Bunda memiliki pengukuran kinerja finansial.
Pengukuran Kinerja Finansial Pengukuran Kinerja Finansial pada Rumah
Sakit Bunda berupa indikator keuangan yang dibagi atas beberapa rasio
keuangan.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
Tabel 4.1Indikator Keuangan PT. Permata Bunda Bersama 2013
2. Perspektif Pelanggan
Pada perspektif pelanggan, data yang digunakan adalah Hasil Form
Survey Kepuasan, Kegiatan Pelayanan Rawat Jalan, serta data Jumlah
Pasien di tahun 2013 yang terdapat pada lampiran 2. Rumah Sakit Bunda
dalam mengukur kinerja non finansial khususnya dalam kepuasan
pelanggan menggunakan form survey kepuasan. Form survey kepuasan
diberikan kepada pasien rawat jalan maupun rawat inap yang bersedia
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
berpartisipasi. Form survey kepuasaan berisi penilaian pasien dari puas,
kurang puas, dan nihil. Penilaian tersebut untuk mengukur kepuasan
pasien mulai dari antrian dalam pendaftaran, ketepatan dan kecepatan
perawatan, keramahan staf, Kebersihan dan kelayakan fasilitas, dan
mencakup penilaian tentang pelayanan antar jemput pasien. Untuk
mendorong tingkat partisipasi pasien, Rumah Sakit Bunda memberikan
undian berhadiah dan akan mendapatkan hadiah bagi pasien yang
beruntung.
Selain survey kepuasan pelanggan, Rumah Sakit Bunda juga
menggunakan pengukuran rasio number of new customer, dimana rasio
tersebut menunjukkan prosentase jumlah pasien baru yang mengunjungi
Rumah Sakit Bunda Surabaya. Rumah Sakit Bunda juga menggunakan
pengukuran dari rata-rata kunjungan dan prosentase kunjungan dari
masing-masing pelayanan sehingga membantu Rumah Sakit Bunda untuk
mengetahui tinggi rendahnya jumlah pasien untuk masing-masing jenis
pelayanan.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
Tabel 4.2Rekap Survey Kepuasan RI/RJ Tahun 2013 Rumah Sakit Bunda
Surabaya
Tabel 4.3Data Jumlah Pasien Tahun 2013 Rumah Sakit Bunda Surabaya
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
Tab
el4.
4R
ekap
Rat
a-ra
taK
un
juan
gan
Ru
mah
Sak
itB
un
da
Su
rab
aya
Tah
un
2013
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
3. Perspektif Bisnis Internal
Pada perspektif bisnis internal, data yang digunakan untuk
perhitungan berasal dari data kapasitas tempat tidur pasien, hari perawatan
pasien, pasien keluar, pasien yang meninggal, serta lama pasien dirawat
yang terdapat pada lampiran 3. Dari data tersebut, dilakukan perhitungan
rasio untuk menghasilkan data indikator kinerja pelayanan. Rasio yang
digunakan oleh Rumah Sakit Bunda adalah BOR, LOS, TOI, BTO, NDR,
dan GDR. Dimana masing-masing rasio memiliki standar nilai parameter
ideal. Rumah Sakit Bunda menggunakan standar nilai parameter sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1171,
dimana untuk Bed Occupancy Rate (BOR) memiliki nilai parameter antara
60 – 85 %, Average Length of Stay (ALOS) memiliki nilai parameter 6 – 9
hari, Bed Turn Over (BTO) memiliki nilai parameter antara 40 – 50 kali,
Turn Over Interval (TOI) memiliki nilai parameter antara 1 – 3 hari, Net
Death Rate (NDR) memiliki nilai parameter kurang dari 25 per 1000,
Gross Death Rate (GDR) memiliki nilai parameter tidak lebih dari 45 per
1000 penderita keluar.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
Tab
el4.
5In
dik
ator
Kin
erja
Pel
aya
nan
Ru
mah
Sak
itB
un
da
Su
rab
aya
Tah
un
2013
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, data yang dipakai adalah
data jumlah karyawan dan data pendidikan dan pelatihan karyawan yang
terdapat pada lampiran 4. Dari data jumlah karyawan yang meliputi
jumlah karyawan tetap, karyawan tidak tetap, dan karyawan keluar akan
digunakan untuk menghitung Employee Turn Over dimana dari rasio
tersebut akan diketahui perputaran karyawan pada Rumah Sakit Bunda
Surabaya. Nilai parameter yang digunakan dalam menghitung employee
turn over adalah kurang dari sama dengan 10%. Dalam data pendidikan
dan pelatihan karyawan berisi tentang jenis pendidikan dan pelatihan yang
diikuti oleh karyawan Rumah Sakit Bunda Surabaya dan jumlah karyawan
yang mengikuti masing-masing pendidikan dan pelatihan di Rumah Sakit
Bunda Surabaya.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
Tabel 4.6Data Jumlah Karyawan serta Pendidikan dan Pelatihan Karyawan
Rumah Sakit Bunda Tahun 2013
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
4.3. Pembahasan
4.3.1. Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Bunda dan
Perbandingannya dengan Pengukuran Kinerja Menurut Konsep
Balanced Scorecard
Pengukuran kinerja Rumah Sakit Bunda menurut konsep Balanced
Scorecard kurang baik dalam penerapannya. Pengukuran kinerja Balanced
Scorecard dalam 4 perspektif tidak ada kaitannya dan berdiri sendiri sehingga
lebih kepada pengukuran multidimensi daripada Balanced Scorecard dimana
memiliki keterkaitan antara 4 perspektifnya untuk menjalankan visi, misi, dan
strategi manajemen dalam mencapai tujuan Rumah Sakit. Selain itu ada
beberapa hal dari pengukuran kinerja yang memang dilakukan tetapi kurang
dimengerti manfaatnya oleh beberapa karyawan di Rumah Sakit Bunda.
Berdasarkan teori yang dikemukakan pada bab II mengenai penerapan
Balanced Scorecard, berikut penulis akan mengevaluasi proses tersebut pada
Rumah Sakit Bunda dengan menggunakan hasil wawancara dan analisis data
untuk mengidentifikasi perbedaan proses penerapan pengukuran kinerja dengan
Balanced Scorecard secara teori dan yang terjadi pada Rumah Sakit Bunda.
1. Perspektif Finansial
Dalam perspektif finansial, digunakan indikator keuangan dalam
pengukuran kinerja Rumah Sakit Bunda yang meliputi penggunaan rasio-
rasio keuangan. Rasio keuangan yang dipakai telah sesuai dengan teori
balanced scorecard, dimana berfungsi untuk menunjukkan kemampuan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
Rumah Sakit Bunda dalam bertumbuh (growth), bertahan (substain), dan
menuai hasil (harvest). Penggunaan rasio dalam pengukuran finansial
berfungsi memberikan ukuran keberhasilan perusahaan dalam peningkatan
pendapatan, kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya,
pemanfaatan aset, dll. Namun dalam praktek di Rumah Sakit Bunda,
tujuannya dalam penggunaan rasio keuangan kurang dipahami oleh beberapa
karyawan. Pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan rasio
keuangan hanya diterapkan saja, tetapi fungsi utamanya dalam
menerjemahkan strategi perusahaan masih kurang dipahami oleh beberapa
karyawan. Indikator Keuangan yang dibuat oleh bagian akuntansi hanya
sebagai kewajiban pembuatan saja, dimana nantinya digunakan oleh pihak-
pihak yang berkepentingan seperti direktur dan pemilik Rumah Sakit Bunda.
Sedangkan dalam teori, pemahaman Balanced Scorecard harus dipahami
oleh seluruh karyawan. Apabila karyawan semakin paham mengenai konsep
Balanced Scorecard, maka akan memaksimalkan manfaat dari penerapan
Balanced Scorecard. Maka dari itu perusahaan perlu mengkomunikasikan
Balanced Scorecard ke seluruh bagian organisasinya dari atas sampai
bawah.
Salah satu faktor penyebab kurangnya pemahaman karyawan adalah,
kurangnya komunikasi tentang penerapan pengukuran kinerja dengan
menggunakan Balanced Scorecard dan kurangnya pengenalan konsep
Balanced Scorecard kepada seluruh karyawan dari kalangan atas hingga
bawah.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
2. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, seperti yang telah dibahas pada bab II, bahwa
terdapat dua kelompok ukuran yaitu merupakan ukuran generik dan faktor
pendorong kinerja – pembeda (differentiator) – hasil pelanggan. Ukuran
generik meliputi pangsa pasar, akuisisi pelanggan, kepuasan pelanggan, dan
profitabilitas pelanggan. Faktor pendorong kinerja – pembeda
(differentiator) – hasil pelanggan meliputi atribut produk dan jasa, hubungan
pelanggan, serta citra dan reputasi. Dari kedua ukuran tersebut, Rumah Sakit
Bunda sudah sesuai dengan teori yang ada.
Rumah Sakit Bunda memiliki kedua ukuran yang digunakan dalam teori
pengukuran Balanced Scorecard, dimana akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Ukuran Generik
Pangsa pasar, pengukuran pangsa pasar pada Rumah Sakit Bunda
telah sesuai dengan teori yang ada. Dimana dalam teori Balanced
Scorecard, pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai oleh
perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, meliputi antara lain:
jumlah pelanggan, jumlah penjualan dan volume unit penjualan.
Rumah Sakit Bunda memiliki data jumlah pasien yang terdiri atas
pasien baru, pasien lama, pasien umum, pasien perusahaan, pasien
rawat inap dan pasien rawat jalan. Data tersebut digunakan Rumah
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
Sakit Bunda untuk mengetahui kemampuan Rumah Sakit dalam
menguasai pangsa pasar yang ada.
Retensi Pelanggan, dalam teori Balanced Scorecard
mempertahankan pelanggan merupakan salah satu faktor dalam
meningkatkan pangsa pasar. Dimana dalam hal ini, pengukuran
prosentase loyalitas pelanggan sangat diperlukan. Rumah Sakit
Bunda menggunakan prosentase rata-rata kunjungan per hari untuk
mengetahui retensi pelanggan.
Akuisisi Pelanggan, akuisisi pelanggan dapat diukur dengan
banyaknya jumlah pelanggan baru atau jumlah penjualan kepada
pelanggan baru di segmen yang ada. Rumah Sakit Bunda dalam hal
ini menggunakan prosentse Number of New Customer.
Kepuasan Pelanggan, untuk mengukur kepuasan pelanggan, Rumah
Sakit Bunda menggunakan form survey kepuasan pasien, baik rawat
inap maupun rawat jalan. Hal itu sesuai dengan teori yang ada,
dimana mengetahui kepuasan pelanggan menunjukkan apakah
perusahaan memenuhi harapan pelanggan atau bahkan
menyenangkannya, hal tersebut merupakan umpan balik bagi
perusahaan untuk mengetahui seberapa baik pelayanan yang
diberikan pelanggan.
b. Ukuran faktor pendorong kinerja – pembeda (differentiator) – hasil
pelanggan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
Atribut produk dan jasa, identifikasi apa yang banyak diperlukan
pelanggan atas produk yang ditawarkan merupakan ukuran dari
atribut produk dan jasa. Pada Rumah Sakit Bunda, ukuran atribut
dan jasa telah dilakukan yaitu dilakukan pengukuran rata-rata
kunjungan berdasarkan jenis pelayanan. Dari rata-rata tersebut dapat
diketahui, pelayanan jenis apa yang memiliki prosentase yang tinggi
dan pelayanan jenis apa yang memiliki prsentase yang rendah yang
berguna dalam fungsionalitas jasa.
Citra dan reputasi, menggambarkan faktor- faktor tak berwujud yang
membuat pelanggan tertarik kepada perusahaan untuk membeli
produk atau jasa. Dalam hal ini, Rumah Sakit Bunda membuat
pelanggan tertarik dengan melakukan aktivitas sosial seperti
pengobatan gratis, kunjungan ke desa-desa, dan penyuluhan ke
rumah-rumah.
3. Perspektif Bisnis Internal
Proses Bisnis Internal dalam Balanced Scorecard memiliki model
rantai nilai yang saling berhubungan yaitu proses inovasi, proses operasi, dan
pelayanan purna jual. Dalam perspektif bisnis internal, dari ketiga model
rantai nilai tersebut, Rumah Sakit Bunda melakukan pengukuran kinerja
dalam proses layanan purna jual. Rumah Sakit Bunda melakukan
pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pelayanan seperti
dijelaskan sebelumnya.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Seperti yang telah dijelaskan pada bab II bahwa dalam proses
pembelajaran dan pertumbuhan dilakukan pelatihan pegawai dan budaya
perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi.
Selain itu terdapat 3 persepsi yaitu kapabilitas pekerja, kapabilitas sistem
informasi, serta motivasi, pemberdayaan dan keselarasan. Rumah Sakit
Bunda dalam prakteknya melakukan pelatihan pegawai dan pengukuran dari
persepsi kapabilitas pekerja. Dalam persepsi kapabilitas pekerja, Rumah
Sakit Bunda melakukan pengukuran Employee Turn Over.
Dalam penerapan Balanced Scorecard ada kalanya menghadapi hambatan
dalam penerapannya, seperti yang telah dijelaskan pada bab II. Rumah Sakit
Bunda dalam menerapkan Balanced Scorecard jelas sekali terdapat hambatan-
hambatan didalamnya yaitu Lack of cascading, No objective for the Balanced
Scorecard Program, No strategy, dan Lack of Balanced Scorecard education and
training.
Rumah Sakit Bunda Surabaya mengalami lack of cascading dimana tidak
maksimalnya komunikas Balanced Scorecard ke seluruh bagian organisasi (dari
atas sampai bawah). Sehingga hal tersebut menghambat karyawan dalam
memahami bagaimananya perannya untuk dapat berkontribusi terhadap tujuan
Rumah Sakit Bunda. Begitu juga dengan lack of Balanced Scorecard education
and training, Rumah Sakit Bunda kurang dalam memberikan pemahaman
mengenai Balanced Scorecard ke seluruh bagian Rumah Sakit Bunda yang
menyebabkan rancangan Balanced Scorecard dalam Rumah Sakit Bunda tidak
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
maksimal. Selanjutnya dalam hambatan No objective for the Balanced Scorecard
Program, Rumah Sakit Bunda dalam menggunakan Balanced Scorecard kurang
memiliki tujuan jelas yang ingin dicapai. Balanced Scorecard yang hanya
diterapkan saja tanpa adanya tujuan yang jelas maka penerapan Balanced
Scorecard tidak akan mencapai optimalnya. Dan yang terakhir adalah hambatan
pada no strategy. Inti dari penerapan Balanced Scorecard adalah strategi
perusahaan yang selanjutnya mengkaitkan antara keempat perspektif Balanced
Scorecard sehingga dapat membimbing seluruh keputusan manajemen untuk
mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. Rumah Sakit Bunda Surabaya tidak
memiliki strategy map dalam penerapan Balanced Scorecard. Selain itu
penerapan keempat perspektif dalam Balanced Scorecard tidak saling berkaitan
satu sama lain. Tanpa adanya strategi yang jelas dan keterkaitan antara keempat
perspektif maka penerapan Balanced Scorecard dalam Rumah Sakit Bunda akan
terancam keberhasilannya.
4.3.2. Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Bunda dan
Perbandingannya dengan Pengukuran Kinerja Menurut Konsep
Balanced Scorecard dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Setiap negara pasti memiliki peraturan dan keputusan pemerintahan dalam
mengatur negaranya di segala bidang, khususnya bidang kesehatan. Pengukuran
kinerja rumah sakit di Indonesia juga tidak luput dari peraturan dan keputusan
pemerintahan di Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk mengatur dan
mengawasi organisasi kesehatan agar melakukan proses operasional secara benar
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
dan tepat sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh pemerintahan negara
Republik Indonesia. Rumah Sakit Bunda dalam proses operasional juga berusaha
dan berupaya untuk memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Pemerintahan
Indonesia. Selain memang untuk mematuhi peraturan yang ada, juga untuk
memenuhi standar dalam mendapatkan akreditasi rumah sakit. Berikut ini analisis
apakah Rumah Sakit Bunda sudah sesuai dengan peraturan pemerintah yang
berlaku atau tidak :
1. Perspektif finansial
Seperti telah dibahas di bab II, pengukuran kinerja dari aspek
keuangan diatur dalam pasal 128 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61
tahun 2007 dan juga tabel prognosa rasio keuangan dalam Peraturan
Menteri Keuangan No. 44. Dimana dalam peraturan tersebut berisi tentang
rasio yang dipakai dalam pengukuran kinerja. Rumah Sakit Bunda sudah
cukup mematuhi peraturan yang ada dengan menggunakan pengukuran
kinerja dari aspek keuangan dari beberapa rasio yang telah ditentukan oleh
Pemerintahan Republik Indonesia. Beberapa perbedaannya dapat dilihat dari
tabel berikut ini :
Tabel 4.7Perbedaan Antara Peraturan RI dengan Rumah Sakit Bunda dalam
Perspektif Finansial
No Uraian Peraturan RI RS BundaBeda/
Sama
Possibility
Effect
1. Rasio
Likuiditas
- Cash Ratio
- Current Ratio
- Cash Ratio
- Current Ratio
√ -
2. Rasio - Perputaran - Perputaran X Tidak adanya rasio
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
Aktivitas Piutang
- Periode
Perputaran
Piutang
-Perputaran aset
tetap
Piutang
- Rata-rata
Penagihan
Piutang
- Perputaran
Persediaan
- Rata-rata
Persediaan
Tersimpan di
Gudang
perputaran aset
tetap
mengakibatkan
Rumah Sakit tidak
mengetahui
efektivitas
penggunaan dana
yang tertanam pada
harta tetap.
3. Rasio
Tingkat
Hutang
Debt To Total
Asset
X Tidak adanya rasio
Debt To Total
Asset
mengakibatkan
Rumah Sakit tidak
mengetahui
efektivitas
penggunaan hutang
dalam
pembelanjaan
aktiva.
4. Rasio
Solvabilitas
- Asset To Debt
- Debt To
Equity
- Asset To Debt
- Debt To
Equity
√ -
5. Rasio
Rentabilitas
- Net Return on
Investment
- Net Return On
Equity
- Return On
Investment
X Tidak adanya rasio
Net Return On
Equity
mengakibatkan
Rumah Sakit tidak
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
mengetahui ukuran
dari penghasilan
yang tersedia bagi
para pemilik atas
modal yang mereka
investasikan.
Keterangan :
√ : Tidak ada perbedaan
X : Ada perbedaan
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa Rumah Sakit Bunda
menggunakan beberapa rasio yang telah ditentukan oleh Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 61 tahun 2007 dan juga tabel prognosa rasio keuangan
dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 44. Rasio yang digunakan oleh
Rumah Sakit Bunda meliputi rasio likuiditas (Cash ratio dan current ratio),
rasio aktivitas (Perputaran piutang, rata-rata penagihan piutang, perputaran
persediaan, dan rata-rata persediaan tersimpan di gudang), rasio solvabilitas
(Asset to debt dan debt to equity), dan rasio rentabilitas (Return on
investment). Sedangkan rasio yang tidak digunakan oleh Rumah Sakit
Bunda adalah rasio aktivitas (Perputaran aset tetap), rasio tingkat hutang
(Debt to total asset), dan rasio rentabilitas (Net return on equity).
Dengan tidak digunakannya rasio perputaran aset tetap
mengakibatkan Rumah Sakit tidak mengetahui efektivitas penggunaan dana
yang tertanam pada harta tetap, sehingga Rumah Sakit Bunda tidak
mengetahui perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap serta
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk
meningkatkan pendapatan. Rumah Sakit Bunda juga tidak menggunakan
debt to total asset, hal ini mengakibatkan Rumah Sakit tidak mengetahui
efektivitas penggunaan hutang dalam pembelanjaan aktiva sehingga Rumah
Sakit Bunda tidak mengetahui kemampuannya dalam membayar kewajiban
jangka panjang. Selain itu, Rumah Sakit Bunda juga tidak menggunakan
rasio net return on equity yang mengakibatkan Rumah Sakit tidak
mengetahui ukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik atas
modal yang mereka investasikan sehingga Rumah Sakit Bunda tidak
mengetahui sejauh manakah Rumah Sakit Bunda dalam mengelola modal
sendiri secara efektif dan tingkat keuntungan dari investasi yang telah
dilakukan.
2. Perspektif Pelanggan
Pengukuran kinerja dari persepektif pelanggan diatur dalam
beberapa peraturan dan pedoman, diantaranya Pedoman Peningkatan Mutu
Pelayanan Medik Dasar, Peraturan Menteri Kesehatan No. 1197, Hak
Pasien dalam pasal 32 Undang- undang No. 44 tentang Rumah Sakit, dan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 228 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit Daerah. Rumah Sakit Bunda telah mematuhi peraturan yang
ada dalam rangka memberikan kepuasan kepada pasien yang akan
dijelaskan dalam tabel berikut :
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
Tabel 4.8Perbedaan Antara Peraturan RI dengan Rumah Sakit Bunda dalam
Perspektif Pelanggan
No Uraian Peraturan RI RS BundaBeda/
Sama
Possibility
Effect
1. Pedoman
Peningkatan
Mutu Pelayanan
Medik Dasar,
Direktorat Bina
Pelayanan
Medik Dasar,
Direktorat
Jenderal Bina
Pelayanan
Medik,
Departemen
Kesehatan RI,
Jakarta 2008.
Metode penilaian
diri yaitu survey
kepuasan pasien.
Rumah Sakit
Bunda melakukan
survey kepuasan
untuk pasien yang
ingin
berpastisipasi baik
rawat inap maupun
rawat jalan.
√ -
2. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1197/MENKES
/SK/X/2004
tentang Standar
Pelayanan
Farmasi di
Survey
menggunakan
angket atau
wawancara
langsung.
Rumah Sakit
Bunda
menggunakan
form survey
kepuasan
pelanggan,
√ -
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
Rumah Sakit.
3. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
228/MENKES/
SK/III/2002
tentang
Pedoman
Penyusunan
Standar
Pelayanan
Minimal Rumah
Sakit yang
Wajib
Dilaksanakan
Daerah.
Proses, yang
dapat mengukur
perubahan pada
saat pelayanan
yang misalnya
kecepatan
pelayanan,
pelayanan dengan
ramah dan lain-
lain.
Output, yang
dapat menjadi
tolok ukur pada
hasil yang
dicapai, misalnya
jumlah yang
dilayani, jumlah
pasien yang
dioperasi,
kebersihan
ruangan.
Outcome, yang
menjadi tolok
ukur dan
merupakan
dampak dari hasil
pelayanan
sebagai misalnya
Isi dari form
survey kepuasan
pasien mencakup
antrian
pendaftaran
pasien, ketepatan
dan kecepatan
pelayanan,
keramahan,
penjelasan petugas
farmasi,
kebersihan dan
kenyamanan
ruangan,
kelayakan fasilitas
ruangan, ketepatan
penyajian
makanan untuk
pasien rawat inap,
dan pelayanan
antar jemput
pasien.
√ -
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
keluhan pasien
yang merasa
tidak puas
terhadap
pelayanan dan
lain-lain.
Keterangan :
√ : Tidak ada perbedaan
X : Ada perbedaan
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa Rumah Sakit Bunda telah
mengikuti garis besar dari peraturan dan pedoman yang berlaku. Mulai dari
penilaian diri yaitu survey kepuasan untuk pasien Rumah Sakit Bunda
dengan menggunakan angket/form survey kepuasan pasien yang mencakup
seluruh pelayanan yang disediakan yaitu mulai dari antrian pelayanan
pendaftaran pasien, ketepatan dan kecepatan pelayanan, keramahan,
penjelasan petugas farmasi, kebersihan dan kenyamanan ruangan, kelayakan
fasilitas ruangan, ketepatan penyajian makanan untuk pasien rawat inap, dan
pelayanan antar jemput pasien.
3. Perspektif Bisnis Internal
Pengukuran kinerja dalam perspektif bisnis internal diatur dalam
Petunjuk Teknis Sistem Informasi Pelaporan Rumah Sakit (Lampiran
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1171/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Sistem Informasi Rumah Sakit),
dimana terdapat indikator yang bisa digunakan untuk menilai bisnis internal
rumah sakit. Rumah Sakit Bunda menggunakan indikator yang sama dalam
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
pengukuran kinerja dalam persepektif bisnis internal, yang akan dijelaskan
dalam tabel perbandingan berikut :
Tabel 4.9Perbedaan Antara Peraturan RI dengan Rumah Sakit Bunda dalam
Perspektif Bisnis Internal
No Peraturan RI RS Bunda Beda/
Sama
Possibility
Effect
1. Bed Occupancy Rate
(BOR)
60 – 85 %
Bed Occupancy Rate
(BOR)
60 – 85 %
√ -
2. Average Length of Stay
(ALOS)
6 – 9 hari
Average Length of Stay
(ALOS)
6 – 9 hari
√ -
3. Bed Turn Over (BTO)
40 – 50 kali
Bed Turn Over (BTO)
40 – 50 kali
√ -
4. Turn Over Interval (TOI)
1 – 3 hari
Turn Over Interval (TOI)
1 – 3 hari
√ -
5. Net Death Rate (NDR)
25 per 1000
Net Death Rate (NDR)
25 per 1000
√ -
6. Gross Death Rate (GDR)
45 per 1000
Gross Death Rate (GDR)
45 per 1000
√ -
7. Rata-rata kunjungan per
hari
Rata-rata kunjungan per
hari
√ -
Keterangan :
√ : Tidak ada perbedaan
X : Ada perbedaan
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa Rumah Sakit Bunda telah
menggunakan seluruh pengukuran yang ditentukan dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
Tentang Sistem Informasi Rumah Sakit. Dalam prakteknya, Rumah Sakit
Bunda menggunakan indikator kinerja pelayanan sebagai pengukuran
kinerja dalam perspektif bisnis internal. Pengukuran tersebut dilakukan
setiap bulan secara rutin sehingga membantu Rumah Sakit Bunda dalam
mengukur kinerja pelayanannya.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Pengukuran kinerja dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
diatur dalam beberapa pedoman dan peraturan pemerintah, yaitu Pedoman
Peningkatan Mutu Pelayanan Medik Dasar, Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1691, Undang – Undang Republik Indonesia
Nomor 44 tahun 2009, dan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor
36 tahun 2009. Rumah sakit Bunda sudah cukup mematuhi peraturan yang
ada dalam pengukuran kinerja dalam perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan yang akan dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.10Perbedaan Antara Peraturan RI dengan Rumah Sakit Bunda dalam
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
No Uraian Peraturan RI RS Bunda Beda/
Sama
Possibility
Effect
1. Pedoman
Peningkatan Mutu
Pelayanan Medik
Dasar, Direktorat
Bina Pelayanan
Medik Dasar,
Mengikuti
seminar atau
pelatihan untuk
peningkatan
pengetahuan dan
kompetensi.
Rumah sakit
Bunda
mengirimkan
beberapa
karyawannya
untuk
√ -
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan
Medik,
Departemen
Kesehatan RI,
Jakarta 2008.
mengikuti
seminar atau
pelatihan
setiap
tahunnya.
2. Peraturan Menteri
Kesehatan
Republik Indonesia
Nomor
1691/MENKES/P
ER/VIII/2011
tentang
Keselamatan
Pasien Rumah
Sakit.
Keterkaitan
Jabatan dan
penyelenggaraan
pendidikan dan
pelatihan.
Rumah Sakit
Bunda
memiliki data
keterkaitan
kabatan dan
pendidikan
setiap
karyawannya.
√ -
3. Undang – Undang
Republik Indonesia
Nomor 44 tahun
2009 tentang
Rumah Sakit.
Penyelenggaraan
pendidikan dan
pelatihan sumber
daya manusia
serta
penyelenggaraan
penelitian dan
pengembangan
serta penapisan
teknologi bidang
kesehatan.
Rumah sakit
Bunda
mengirimkan
beberapa
karyawannya
untuk
mengikuti
seminar atau
pelatihan
setiap
tahunnya.
√ -
4. Undang – Undang
Republik Indonesia
Nomor 36 tahun
Dilarang
mempekerjakan
tenaga kesehatan
Rumah Sakit
Bunda
mengawasi
√ -
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
2009 tentang
Kesehatan
yang tidak
memiliki
kualifikasi dan
izin melakukan
pekerjaan
profesi.
secara ketat
proses
penerimaan
karyawan,
terutama yang
berhubungan
langsung
dengan
keselamatan
pasien.
Keterangan :
√ : Tidak ada perbedaan
X : Ada perbedaan
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa Rumah Sakit Bunda telah
mematuhi peraturan yang berlaku. Seperti mengikuti seminar atau pelatihan
untuk peningkatan pengetahuan dan kompetensi, Rumah Sakit Bunda
memberikan pelatihan-pelatihan kepada karyawannya dan mengirimkan
karyawannya untuk mengikuti seminar setiap tahunnya. Selain itu Rumah
Sakit Bunda juga rutin mengadakan outbond untuk karyawan. Selanjutnya
dalam keterkaitan jabatan dan penyelanggaraan pendidikan dan pelatihan,
Rumah Sakit Bunda memiliki data lengkap mengenai kualifikasi dalam
jabatan. Sehingga karyawan Rumah Sakit Bunda melakukan pekerjaannya
sesuai kompetensi yang dimilikinya. Larangan mempekerjakan tenaga
kesehatan yang tidak memiliki kualifikasi dan izin melakukan pekerjaan
profesi dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 juga
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI
dipatuhi oleh Rumah Sakit Bunda, yaitu dengan menyaring karyawannya
sesuai dengan bidang dan kompetensi yang diperlukan.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENGUKURAN KINERJA.... ERLINA DAMAYANTI