bab 2 trully print

45
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikterus 2.1.1 Definisi Ikterus Ikterus adalah menguningnya sklera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam darah pada bayi baru lahir. Walaupun kuning pada bayi baru lahir merupakan keadaan yang relatif tidak berbahaya, tetapi pada usia inilah kadar bilirubin yang tinggi dapat menjadi toksin dan berbahaya terhadap sistem syaraf pusat. 4 Ikterus yang ditemukan pada bayi baru lahir dapat merupakan suatu gejala fisiologis (terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada neonatus kurang bulan) atau dapat merupakan hal yang patologis. 5 2.1.2 Macam-Macam Ikterus

Upload: sdafitawijaya

Post on 15-Apr-2016

32 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Bab 2 Trully Print.

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 Trully Print

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikterus

2.1.1 Definisi Ikterus

Ikterus adalah menguningnya sklera, kulit atau jaringan lain akibat

penimbunan dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam darah pada bayi baru

lahir. Walaupun kuning pada bayi baru lahir merupakan keadaan yang relatif tidak

berbahaya, tetapi pada usia inilah kadar bilirubin yang tinggi dapat menjadi toksin

dan berbahaya terhadap sistem syaraf pusat.4

Ikterus yang ditemukan pada bayi baru lahir dapat merupakan suatu gejala

fisiologis (terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada

neonatus kurang bulan) atau dapat merupakan hal yang patologis.5

2.1.2 Macam-Macam Ikterus

Ikterus mempunyai 2 macam yaitu:5

1) Ikterus Fisiologis

Ikterus fisiologis adalah ikterus normal yang timbul pada hari kedua dan

ketiga serta tidak mempunyai dasar patologi atau potensi menjadi ‘kernikterus’

dan tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi.

Adapun tanda-tanda sebagai berikut :

1. Timbul pada hari kedua dan ketiga.

2. Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10mg% pada neonatus cukup bulan.

Page 2: Bab 2 Trully Print

7

3. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5%/hari.

4. Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1mg%.

5. Ikterus menghilang pada 10 hari pertama.

6. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis.

2) Ikterus Patologis

Ikterus patologis adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah

mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus

bila tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan

patologis dan kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut

hiperbilirubinemia.

Adapun tanda-tanda sebagai berikut:

1. Ikterus klinis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan.

2. Kadar bilirubin serum melebihi 10mg% pada neonatus cukup bulan dan

melebihi 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan.

3. Terjadi peningkatan bilirubin > 5 mg% perhari atau lebih dalam 24 jam.

4. Ikterus menetap setelah 2 minggu pertama.

5. Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%.

Gambar 2.1 Derajat Ikterus (Berdasarkan Kramer)1

Page 3: Bab 2 Trully Print

8

2.1.3 Penyebab Ikterus Pada BBL

Kuning pada bayi baru lahir paling sering timbul karena fungsi hati masih

belum sempurna untuk membuang bilirubin dari aliran darah.

Kuning juga bisa terjadi karena beberapa kondisi klinis, diantaranya adalah:6

a. Ikterus fisiologis merupakan bentuk yang paling sering terjadi pada bayi

baru lahir. Jenis bilirubin yang menyebabkan pewarnaan kuning pada

ikterus disebut bilirubin tak terkonjugasi, merupakan jenis yang tidak

mudah dibuang dari tubuh bayi. Hati bayi akan mengubah bilirubin ini

menjadi bilirubin terkonjugasi yang lebih mudah dibuang oleh tubuh. Hati

bayi baru lahir masih belum matang sehingga masih belum mampu untuk

melakukan pengubahan ini dengan baik sehingga akan terjadi peningkatan

kadar bilirubin dalam darah yang ditandai sebagai pewarnaan kuning pada

kulit bayi. Bila kuning tersebut murni disebabkan oleh faktor ini maka

disebut sebagai ikterus fisiologis.

b. Breastfeeding jaundice, dapat terjadi pada bayi yang mendapat air susu ibu

(ASI) eksklusif terjadi akibat kekurangan ASI yang biasanya timbul pada

hari kedua atau ketiga pada waktu ASI belum banyak dan biasanya tidak

memerlukan pengobatan.

c. Ikterus ASI (breastmilk jaundice), berhubungan dengan pemberian ASI dari

seorang ibu tentu dan biasanya akan timbul pada bayi yang disusukannya

bergantung pada kemampuan bayi tersebut mengubah bilirubin indirek.

Jarang mengancam jiwa dan timbul setelah 4-7 hari pertama dan

berlangsung lebih lama dari ikterus fisiologis yaitu 3-12 minggu.

Page 4: Bab 2 Trully Print

9

d. Ikterus pada bayi baru lahir akan terjadi pada kasus ketidak cocokan

golongan darah (inkompatibilitas ABO) dan rhesus (inkompatibilitas rhesus)

ibu dan janin. Tubuh ibu akan memproduksi antibody yang akan menyerang

sel darah merah janin sehingga akan menyebabkan pecahnya sel darah

merah sehingga akan meningkatkan pelepasan bilirubin dari sel darah

merah.

e. Lebam pada kulit kepala bayi yang disebut dengan sefalthematom dapat

timbul dalam proses persalinan. Lebam terjadi karena penumpukkan darah

beku dibawah kulit kepala. Secara alamiah tubuh akan menghancurkan

bekuan ini sehingga bilirubin juga akan keluar yang mungkin saja terlalu

banyak untuk dapat ditangani oleh hati sehingga timbul kuning.

2.1.4 Faktor Resiko Terjadinya Ikterus

Faktor resiko terjadinya ikterus pada bayi baru lahir yaitu:7

1) Resiko Obsterik:

a. Bayi prematur

b. Infeksi kehamilan

c. PEB

d. Ibu yang menderita diabetes militus (DM) dapat mengakibatkan bayi

menjadi kuning.

2) Penyakit Autoimun darah:

a. Rh incompatibility

b. Syndrom duffy

Page 5: Bab 2 Trully Print

10

c. ABO incompatibility

3) Penyakit Kelainan Darah:

a. Eliptosit

b. Stomatosit

c. Sickle cell anemia

d. Thalasemia

4) Infeksi:

a. Bakteri

b. Parvovirus

c. TORCH

d. Sifilis

e. Malaria

5) Defek Enzim Kongenital:

a. UGT-1

b. Defesiensi G6PD

c. Piruvat Kinase

d. Hexokinase

e. Glukosa Phosfat

6) Penyakit Metabolik:

a. Hipoksia

b. Hipoalbumin

7) Kelainan Kongenital:

Page 6: Bab 2 Trully Print

11

a. Hepatomilier

8) Gangguan Keseimbangan Cairan:

a. Dehidrasi

b. Asidosis

9) ASI

2.1.5 Gejala dan Tanda Klinis

Gejala utamanya adalah kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa. Di

samping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala :8

1. Dehidrasi

Asupan kalori tidak adekuat. Misalnya kurang minum, muntah-muntah.

2. Trauma lahir.

Bruising, sefalhemathom (perdarahan kepala), perdarahan tertutup lainnya

3. Letargik dan gejala sepsis lainnya.

4. Petekiae (bintik merah di kulit) sering dikaitkan dengan infeksi kongenital,

sepsis atau eritroblastosis.

5. Pucat

Sering berkaitan dengan anemia hemolitik, misalnya ketidakcocokkan

golongan darah ABO, rhesus, kehilangan darah ekstravaskular.

6. Pletorik (penumpukan darah)

Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan memotong tali pusat,

bayi KMK.

7. Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa).

Page 7: Bab 2 Trully Print

12

8. Feses dempul disertai urin coklat

Pikirkan ke arah ikterus obstruktif.

2.2 Ikterus Fisiologis

2.2.1 Definis Ikterus Fisiologis

Ikterus fisiologis adalah warna kuning yang terjadi pada kulit bayi yang

timbul pada hari ke 2-3 setelah bayi lahir, yang tidak mempunyai dasar patologis

dan akan menghilang dengan sendirinya pada hari ke 10. Pada ikterus fisiologis,

sebagian besar bilirubin merupakan bilirubin tak terkonjugasi dan bayi dalam

keadaan umum yang baik. Keadaan ini bervariasi antara satu bayi dengan bayi

lainnya.9

Umumnya terjadi pada bayi baru lahir, kadar bilirubin tak terkonjugasi pada

minggu pertama >2mg/dL. Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula

kadar bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8mg/dL pada hari ketiga

kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan

penurunan yang lambat sebesar 1mg/dL selama 1-2 minggu.2

Gambar 2.2. Ikterus Fisiologis (kulit,dan sklera bayi tampak kuning) 1

Page 8: Bab 2 Trully Print

13

Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin puncak akan

mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mg/dL) dan penurunan terjadi lebih

lambat. Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu, bahkan dapat mencapai waktu 6

minggu.2 Sehingga Bayi yang diberikan ASI memiliki kadar bilirubin serum yang

lebih tinggi dibandingkan bayi yang diberikan susu formula. Pada bayi kurang

bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan dengan

puncak yang lebih tinggi dan lebih lama,Kadar normal bilirubin tali pusat kurang

dari 2mg/dL dan berkisar dari 1,4-1,9mg/dL.6

2.2.2 Patofisiologi Ikterus Fisiologis

Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh faktor tunggal, tapi konjungasi dari

berbagai faktor yang berhubungan dengan maturitas fisiologi bayi baru lahir.8

Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada bayi

baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan kesediaan bilirubin dan

penurunan clearance bilirubin. Pada bayi yang diberi minum lebih awal atau

diberi makan lebih sering dan bayi dengan aspirasi mekoneum atau pengeluaran

mekoneum lebih awal cenderung mempunyai insiden yang rendah untuk

terjadinya ikterus fisiologis.8

Pada bayi yang diberi minum susu formula cenderung mengeluarkan

bilirubin lebih banyak, pada mekoneum selama 3 hari pertama 3 hari kehidupan

dibandingkan dengan yang mendapat ASI.8 Bayi yang mendapat ASI, kadar

bilirubin cenderung lebih rendah pada yang defekasinya lebih sering. Bayi yang

terlambat mengeluarkan mekoneum lebih sering terjadi ikterus fisiologis.5

Hemoglobin

Page 9: Bab 2 Trully Print

14

Gambar 2.3. Patofisiologi Ikterik (Patofisiologi terjadinya perubahan warna pada kulit )7

Globin Heme

Biliverdin Fe+

Peningkatan destruksi eritrosit (gangguan konjugasi bilirubin/ gangguan transport bilirubin peningkatan siklus entero hepatik) Hb dan eritrosit

abnormal

Pemecahan bilirubin berlebih/ bilirubin yang tidak berikatan dengan albumin meningkat

Suplay bilirubin melebihi kemampuan hepar

Hepar tidak mampu melakukan konjugasi

Sebagian masuk kembali ke siklus enterohepatik

Peningkatan bilirubin tidak terkonjugasi dalam darah

Ikterus pada sklera, leher dan badan,peningkatan bilirubin indicert >12mg/dlGangguan

integritas kulit

Indkasi Fototerapi Sinar dengan intensitas tinggi

Page 10: Bab 2 Trully Print

15

Sebagian besar neonatus mengalami peningkatan kadar bilirubin indirek

pada hari pertama kehidupan. Hal ini terjadi karena terdapatnya proses fisiologik

tertentu pada neonatus. Proses tersebut antara lain karena tingginya kadar eritrosit

neonatus, dan belum matangnya fungsi hepar.

Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi apabila terdapat

peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia, dan memendeknya umur eritrosit

bayi/janin, atau terdapatnya peningkatan sirkulasi enterohepatik. Keadaan lain

yang dapat memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan

konjugasi hepar ( defesiensi enzim glukoronil transferase ) atau bayi menderita

gangguan ekskresi.

2.2.3 Ikterus dan Pemberian ASI

Ikterus yang berhubungan dengan pemberian ASI disebabkan oleh

peningkatan bilirubin indirek. Ada dua jenis ikterus yang berhubungan dengan

pemberian ASI, yaitu :5,6

1. Ikterus yang timbul dini (hari ke 2 atau ke 3) yang disebabkan oleh asupan

makanan yang kurang karena produksi ASI masih kurang pada hari pertama.

Bayi yang mendapat ASI eksklusif dapat mengalami ikterus.

Ikterus ini disebabkan oleh produksi ASI yang belum banyak pada hari

pertama. Bayi mengalami kekurangan asupan makanan sehingga bilirubin

direk yang sudah mencapai usus tidak terikat oleh makanan dan tidak

dikeluarkan melalui anus bersama makanan. Di dalam usus, bilirubin direk

diubah menjadi bilirubin indirek yang akan diserap kembali kedalam darah

Page 11: Bab 2 Trully Print

16

dan mengakibatkan peningkatan sirkulasi enteropati. Untuk mengurangi

terjadinya ikterus dini perlu tindakan sebagai berikut : bayi dalam waktu 30

menit diletakkan ke dada ibunya selama 30-60 menit posisi dan perlekatan

bayi pada payudara harus benar, berikan kolostrum karena banyak

membantu untuk membersihkan mekoneum dengan segera. Mekoneum

yang mengandung bilrubin tinggi bila tidak segera dikeluarkan, bilirubinnya

dapat diabsorbsi kembali sehingga meningkatkan kadar bilirubin dalam

darah. Bayi disusukan sesuai kemauannya tetapi paling kurang 8x sehari.

Jangan diberikan air putih, air gula atau apapun lainnya sebelum ASI keluar

karena akan mengurangi asupan susu.

2. Ikterus karena ASI.

Pertama kali di deskripsikan pada tahun 1963. Karakteristik ikterus karena

ASI adalah kadar bilirubin indirek yang masih meningkat setelah 4-7 hari

pertama, berlangsung lebih lama dari ikterus fisiologis, yaitu sampai 3-12

minggu dan tidak ada penyebab lainnya yang dapat menyebabkan ikterus.

Ikterus karena ASI Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama bersifat

familial disebabkan oleh zat yang ada didalam ASI yang berhubungan

dengan pemberian ASI dari seorang ibu tertentu dan biasanya akan timbul

ikterus pada setiap bayi yang disusukannya. Selain itu, ikterus karena ASI

juga bergantung pada kemampuan bayi mengkonjungasi bilirubin indirek

(misalnya, bayi prematur akan lebih besar kemungkinan terjadinya ikterus).

Page 12: Bab 2 Trully Print

17

Bilirubin ini dinamakan bilirubin inderek yang larut dalam lemak dan akan

diangkut ke hati terikat oleh albumin. Di dalam hati bilirubin dikonjugasi oleh

enzim glukoronid transferase menjadi bilirubin direk yang larut dalam air untuk

kemudian disalurkan melalui saluran empedu di dalam dan di luar hati ke usus.7

Didalam usus ini bilirubin direk ini akan terikat oleh makanan dan

dikeluarkan sebagai sterkobilin bersama tinja. Apabila tidak ada makanan di

dalam usus, bilirubin direk akan di ubah oleh enzim di dalam usus yang juga

terdapat di dalam air susu ibu (ASI), yaitu beta-glukoronidase menjadi bilirubin

inderek yang akan diserap kembali dari dalam usus ke dalam aliran darah.

Bilirubin indirek ini akan diikat oleh albumin dan kembali ke dalam hati.

Rangkaian indirek ini disebut sirkulus enterohepatik.7

Bayi yang medapatkan ASI eklusif dapat mengalami ikterus. Ikterus ini

disebabkan oleh produksi ASI yang belum banyak pada hari pertama kelahiran.

Bayi yang mengalami kekurangan asupan makanan sehingga bilirubin direk yang

sudah mencapai usu tidak terikat oleh makanan sehingga bilirubin direk yang

sudah mencapai usus tidak terikat oleh makanan.7

Didalam usus, bilirubin direk ini diubah menjadi bilirubin indirek yang akan

diserap kembali ke dalam darah dan mengakibatkan peningkatan sirkulasi

enterohepatik.7

2.2.4 Penyebab Ikterus karena ASI.

Penyebab ikterus karena ASI belum jelas tetapi ada beberapa faktor yang

diperkirakan memegang peranan, yaitu:6,7

Page 13: Bab 2 Trully Print

18

a) Terdapat hasil metabolisme hormon progesteron yaitu pregnane 3-α 20

betadiol di dalam ASI yang menghambat uridine disphoglucoronic acid

(UDPGA).

b) Peningkatam konsentrasi asam lemak bebas yang nonesterified yang

menghambat fungsi glukoronid transferase di hati.

c) Peningkatan sirkulasi enterohepatik karena adanya peningkatan aktivitas β

glukoronidase di dalam ASI saat berada dalam usus bayi.

d) Defek pada aktivitas uridine diphosphate-glucoronyl transferase(UGT1A1)

pada bayi homozigot atau heterozigot untuk varian sindrom Gilbert.

2.3 Air Susu Ibu (ASI)

2.3.1 Pengertian ASI

Menurut World Health Organization (WHO), ASI eksklusif adalah

pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air

jeruk, atau makanan tambahan lain sebelum mencapai usia enam bulan.

Sedangkan pengertian ASI eksklusif menurut Roesli (2000) adalah bayi hanya

diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air

teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur

susu, biskuit, bubur nasi, dan lain-lain. Pemberian ASI saja tanpa makanan

pendamping apapun sampai bayi berusia enam bulan akan mempunyai manfaat

yang luar biasa bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi di samping

meningkatkan ikatan kasih sayang ibu dan bayi .9

2.3.2 Manfaat ASI Bagi Bayi

Page 14: Bab 2 Trully Print

19

Beberapa manfaat bagi bayi,diantaranya :10

a. Dapat memulai kehidupannya dengan baik.

Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang naik

setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi

kemungkinan obesitas. Jika dibandingkan ibu yang diberi penyuluhan

tentang ASI dan laktasi dengan ibu yang tidak diberikan penyuluhan,

umumnya ibu yang diberi penyuluhanlah yang banyak memiliki bayi

dengan kenaikan berat badan yang baik setelah lahir (pada minggu pertama

kelahiran). Alasannya adalah karena ibu-ibu yang tidak diberi penyuluhan,

kurang mengetahui tentang ASI dan manfaatnya.

b. Mengandung antibodi

Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan immunoglobulin (zat kekebalan

atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut

dengan cepat akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru

lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup saat

mencapai usia sekitar 4 bulan. Pada saat kadar immunoglobulin bawaan dari

ibu menurun dan yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi,

terjadilah suatu periode kesenjangan immunoglobulin pada bayi.

Kesenjangan tersebut hanya dapat dihilangkan atau dikurangi dengan

pemberian ASI. Air susu ibu merupakan cairan yang mengandung

kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi pelindung bayi

dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus dan jamur.

Page 15: Bab 2 Trully Print

20

Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai berikut :

apabila ibu mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antibodi dan

disalurkan dengan bantuan jaringan limfosit. Antibodi di payudara disebut

mammae associated immunocompetent lymphoid tissue (MALT). Kekebalan

terhadap penyakit saluran pernafasan yang ditransfer disebut Bronchus

associated immunocompetent lymphoid tissue (BALT) dan untuk penyakit

daluran pencernaan ditransfer melalui Gut associated Immunocompetent

lymphoid Tissue (GALT).

c. ASI mengandung komposisi yang tepat

ASI mengandung komposisi yang tepat maksudnya karena ASI berasal dari

berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi terdiri dari proporsi yang

seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk

kehidupan 6 bulan pertama. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal,

berkomposisi seimbang, dan secara alami disesuaikan dengan kebutuhan

masa pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna,

baik kualitas dan kuantitasnya. Dengan mencukupi kebutuhan tumbuh bayi

hingga usia bayi 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai

mendapatkan makanan pendamping ASI seperti buah-buahan (pisang,

pepaya, jeruk, tomat, dan alpukat) ataupun makanan lunak dan lembek

(bubur susu dan nasi) karena pada usia ini kebutuhan bayi akan zat gizi

menjadi semakin bertambah dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi

sedangkan produksi ASI semakin menurun. Walaupun seperti ini,

Page 16: Bab 2 Trully Print

21

pemberian ASI juga jangan dihentikan, ASI dapat terus diberikan sampai

bayi berumur 2 tahun atau lebih.

d. Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan

bayi.

Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit

ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun

sosial yang lebih baik. Hormon yang terdapat dalam ASI juga dapat

memberikan rasa kantuk dan rasa nyaman. Hal ini dapat membantu

menenangkan bayi dan membuat bayi tertidur dengan pulsa. Secara

psikologis menyusui juga baik bagi bayi dan meningkatkan ikatan dengan

ibu. Misalnya, jika seorang ibu sedang membaca atau duduk di depan

komputer saat menyusui, bayi tetap mendapat manfaat dari kehangatan dan

keamanan karena meringkuk di tubuh ibunya.

e. Terhindar dari alergi

Pada bayi baru lahir system igE belum sempurna. Pemberian susu formula

akan merangsang aktivasi system ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI

tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai

umur 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi.

f. ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi

Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk

pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI

eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang

sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel

Page 17: Bab 2 Trully Print

22

saraf. Menyusui juga membantu perkembangan otak. Bayi diberi ASI rata-

rata memiliki IQ 6 poin lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberi

susu formula. Berdasarkan hasil studi Horwood dan Fergusson tahun 1998

terhadapt 1000 anak berusia 13 tahun di Selandia Baru, tampak

kecendurangan kenaikan lama pemberian ASI sesuai dengan peningkatan

IQ, hasil tes kecerdasan standar, peningkatan rangking di sekolah dan

peningkatan angka di sekolah.

2.3.3 Jenis ASI Berdasarkan Faktor Produksi

Jika dilihat dari waktu produksinya, ASI dapat dibedakan menjadi 3 jenis,

yaitu :10

1. Kolostrum

Merupakan ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga

setelah bayi lahir. Kolostrum adalah susu pertama yang dihasilkan oleh payudara

ibu berbentuk cairan berwarna kekuningan atau sirup bening yang mengandung

protein yang lebih tinggi dan sedikit lemak dari pada susu yang matang. Pada

awal menyusui, kolostrum yang keluar mungkin hanya sesendok saja. Pada hari

pertama pada kondisi normal produksi kolostrum sekitar 10-100 cc dan terus

meningkat setiap hari sampai sekitar 150-300ml/24 jam.

Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-kuningan

lebih kuning dibandingkan dengan ASI mature, bentuknya agak kasa karena

mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel dengan khasiat :

Page 18: Bab 2 Trully Print

23

a. Sebagai pembersih selaput khusus BBL sehingga saluran pencernaan siap

untuk menerima makanan.

b. Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga

dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi.

c. Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari

berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan 6 bulan.

Tabel 2.1 Kandungan dan Manfaat Kolostrum10

NO Kandungan Kolostrum

Manfaat Kolostrum

1. Kaya Antibody Melindungi bayi terhadap infeksi dan alergi

2. Banyak sel darah putih

Melindungi bayi terhadap infeksi

3. Pencahar Membersihkan air ketuban dan membantu mencegah bayi kuning.

4. Faktor-Faktor Pertumbuhan

Membantu usus bayi berkembang lebih matang,serta mencegah alergi dan keadaan tidak tahan.

5. Kaya vitamin A Mengurangi keparahan infeksi dan mencegah infeksi mata.

Jika dibandingkan dengan ASI mature, kolostrum memiliki kandungan zat-

zat sebagai berikut:10

a. Kolostrum mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak

dibandingkan ASI mature.

b. Kolostrum lebih banyak mengandung antibodi ketimbang ASI mature yang

dapat memberikan perlindungan bagi bayi hingga usia 6 bulan pertama

c. Kolostrum mengandung lebih banyak immunoglobulin A (IgA), laktoferin

yang merupakan protein yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap zat

Page 19: Bab 2 Trully Print

24

besi,kadar laktoferin tertinggi pada hari pertama setelah postpartum dan sel-

sel darah putih, yang semuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi.

d. Kolostrum dapat berfungsi sebagai pencaharan ideal untuk membersihkan

zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir, dan mempersiapkan

saluran pencernaaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang.

e. Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI mature.

Selain itu, protein utama pada ASI mature adalah kasein, sedangkan protein

utama pada kolostrum adalah globulin sehingga dapat memberikan daya

perlindungan tubuh terhadap infeksi.

f. Kolostrum juga mengandung lisosom yang berfungsi sebagai anti bakteri

dan menghambat pertumbuhan berbagai virus.

g. Kolostrum mengandung Lactobasillus ada di dalam usus bayi dan

menghasilkan berbagai asam yang mencegah pertumbuhan bakteri patogen.

Untuk pertumbuhannya, Lactobasillus membutuhkan gula yang

mengandung nitrogen yaitu faktor bifidus. Faktor bifidus ini terdapat di

dalam kolostrum dan ASI.

h. Kolostrum lebih banyak mengandung vitamin dan mineral dibandingkan

ASI mature.

2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)

Merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh.

Pada masa ini, susu transisi mengandung lemak dan kalori yang lebih tinggi dan

protein yang lebih rendah daripada kolostrum.10

3. ASI Mature

Page 20: Bab 2 Trully Print

25

ASI mature merupakan ASI yang dihasilkan mulai dari hari kesepuluh

sampai seterusnya. ASI mature merupakan nutrisi bayi yang terus berubah

disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai usia 6 bulan. ASI ini berwarna

putih kekuning-kuningan yang diakibatkan warna dari garam Ca-caseinant,

riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. (seperti susu krim) dan

mengandung lebih banyak kalori dari pada susu kolostrum ataupun transisi.10

2.3.4 Komposisi ASI

Adapun beberapa komposisi ASI lainnya adalah sebagai berikut :11

1. Karbohidrat

Laktosa (gula susu) merupakan bentuk utama karbohidrat dalam ASI

dimana keberadaannya secara proporsional lebih besar jumlahnya daripada

susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap kalsium dan mudah

bermetabolisme menjadi dua gula biasa (galaktoda dan glukosa) yang

diperlukan bagi pertumbuhan otak yang cepat pada masa bayi.

2. Protein

Protein utama dalam ASI adalah air dadih. Mudah dicerna, air dadih

menjadi kerak lembut dari bahan-bahan gizi siap diserap ke dalam aliran

darah bayi. Sebaliknya, kasein merupakan protein utama dalam susu sapi.

Ketika susu sapi atau susu formula dari sapi diberikan kepada bayi, kasein

membentuk kerak karet yang tidak mudah dicerna, kadang-kadang

memberikan kontribusi terjadinya konstipasi. Beberapa komponen protein

Page 21: Bab 2 Trully Print

26

dalam ASI memainkan peranan penting dalam melindungi bayi dari

penyakit dan infeksi.

3. Lemak

Lemak mengandung separuh dari kalori ASI. Salah satu dari lemak tersebut,

kolesterol diperlukan bagi perkembangan normal system saraf bayi, yang

meliputi otak. Kolesterol meningkatkan pertumbuhan lapisan khusus pada

syaraf selama berkembang dan menjadi sempurna. Asam lemak yang cukup

kaya keberadaannya dalam ASI, juga memberikan kontribusi bagi

pertumbuhan otak dan syaraf yang sehat. Asam lemak poly tak jenuh,

seperti docosahexasonoic acid (DHA), pada ASI membantu perkembangan

penglihatan.

4. Vitamin

a. Vitamin A

ASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup tinggi. Selain

berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi mendukung

pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan. Inilah alasan bahwa

bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan

tubuh yang baik.

b. Vitamin D

ASI hanya sedikit mengandung vitamin D. Sehingga dengan pemberian

ASI Eksklusif ditambah dnegan membiarkan bayi terpapar sinar matahari

pagi. Hal ini mencegah bayi dari menderita penyakit tulang karena

kekurangan vitamin D.

Page 22: Bab 2 Trully Print

27

c. Vitamin E

Salah satu keuntungan ASI adalah mengandung vitamin E yang cukup

tinggi, terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Fungsi penting

vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah.

d. Vitamin K

Vitamin K dalam ASI jumlahnya sangat sedikit sehingga perlu tambahan

vitamin K yang biasanya dalam bentuk suntikan. Vitamin K ini berfungsi

sebagai faktor pembekuan darah.

e. Vitamin yang larut dalam air

Hampir semua vitamin yang larut dalam air terdapat dalam ASI.

Diantaranya adalah vitamin B, vitamin C dan asam folat. Kadar vitamin B1

dan B2 cukup tinggi dalm ASI, tetapi vitamin B6 dan B12 serta asam folat

rendah, terutama pada ibu yang kurang gizi. Sehingga ibu yang menyusui

perlu tambahan vitamin ini.

f. Mineral

Mineral dalam ASI memiliki kualitas yang lebih baik dan mudah diserap

dibandingkan dengan mineral yang terdapat dalam susu sapi. Mineral utama

yang terdapat dalam susu sapi adalah kalsium yang berguna bagi

pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan

pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium pada ASI lebih rendah daripada

susu sapi, namun penyerapannya lebih besar. Mineral yang cukup tinggi

terdapat dalam ASI dibandingkan susu sapi dan susu formula adalah

selenium, yang berfungsi mempercepat pertumbuhan anak.

Page 23: Bab 2 Trully Print

28

g. Air

Air merupakan bahan pokok terbesar dari ASI (sekitar 87%). Air

membantu bayi memelihara suhu tubuh. Bahkan pada iklim yang sangat

panas, ASI mengandung semua air yang dibutuhkan bayi.

h. Kartinin

Kartinin dalam ASI sangat tinggi. Kartinin berfungsi membantu proses

pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme

tubuh.

2.3.5 Pengaruh Waktu Pada Produksi ASI

Produksi ASI yang akan dihasilkan ibu pada kelenjar payudaranya tidaklah

sama setiap waktunya. Dikatakan bahwa, volume ASI akan menurun sesuai

dengan waktu. Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila pengisapan putting

susu cukup adekuat, maka akan dihasilkan secara bertahap 10-100 ml ASI.

Produksi ASI akan optimal setelah hari 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan

mengkonsumsi 700-800 ml/hari. Produksi ASI mulai menurun 500-700 ml setelah

6 bulan pertama, 400-600 ml pada 6 bulan kedua usia bayi, dan akan menjadi 300-

500 ml pada tahun kedua usia anak.10

2.4 Masalah Menyusui Pada Bayi

Adapun masalah menyusui bayi adalah :10

1. Bayi prematur dan bayi kecil (BBLR)

Bayi kecil, prematur atau dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih relatif

Page 24: Bab 2 Trully Print

29

lemah. Oleh karenanya bayi kecil justru harus cepat dan lebih sering dilatih

menyusu. Berikan sesering mungkin walaupun waktu menyusuinya pendek-

pendek untuk merangsang menghisap sentuhlah langit-langit bayi dengan

ibu jari yang bersih. Bila bagi dirawat di RS, harus sering dijenguk, dilihat,

disentuh dengan kasih sayang atau disusui langsung.

2. Bayi kuning

Kuning dini terjadi pada bayi usia antara 2-10 hari. Bayi kuning lebih sering

terjadi dan lebih berat kasusnya pada bayi-bayi yang tidak medapat ASI

cukup. Warna kuning disebabkan kadar bilirubin (hiperbilirubinemia), yang

dapat terlihat pada kulit dan sklera (putih mata). Pada bayi baru lahir jarang

terjadi sebelum mencapai kadar 5mg/100ml.

Untuk membedakan ikterus neonatus fisiologis atau bukan, ada patokan dari

Maisels (1981), yaitu bila ada salah satu faktor berikut berarti bukan suatu ikterus

fisiologis :10

a. Ikterus muncul pada 24 jam pertama

b. Konsentrasi bilirubin serum total meningkat lebih dari 5mg/dL per hari

c. Konsentrasi bilirubin serum total lebih dari 12,9 mg/dL pada bayi cukup

bulan dan diatas 15mg/dL pada bayi prematur.

d. Konsentrasi bilirubin indirek serum diatas 1,5-2mg/dL.

e. Ikterus berlangsung lebih dari 1 minggu pada bayi cukup bulan dan 2

minggu pada bayi prematur.

Untuk mencegah agar warna kuning tidak lebih berat, bayi jelas

membutuhkan lebih banyak menyusu. Yang harus dilakukan adalah mulai

Page 25: Bab 2 Trully Print

30

menyusu segera setelah bayi lahir dan susui bayi sesering mungkin tanpa dibatasi.

Menyusui bayi dini sangat penting karena bayi akan mendapat kolostrum (susu

awal). Kolostrum bersifat purgatif ringan sehingga membantu bayi untuk

mengeluarkan mekoneum (feses bayi pertama yang berwarna kehitaman).

Bilirubin dikeluarkan melalui feses. Jadi, kolostrum berfungsi mencegah dan

menghilangkan bayi kuning.10

Jika bilirubin mencapai kadar mengkhawatirkan, sebaiknya bayi dirawat

untuk mendapat terapi sinar. Untuk sementara, pemberian ASI dihentikan sambil

dilakukan pemeriksaan. Namun, ada kalanya kasus bayi kuning terjadi karena

kurangya pemberian ASI pada hari-hari pertama. Karena ASI hari-hari pertama

masih sedikit dan pengeluaran feses atau kotoran bayi atau sedikit, timbul ikterus

(kuning) dini. Dokter biasanya akan meminta ibu menyusui lebih sering sehingga

ASI lebih banyak dan pengeluaran kotoran bayi lebih lancar. 10

2.4.1 Hal-Hal Yang Mempengaruhi Produksi ASI

Pemberian ASI juga mengalami kendala pada faktor produksi ASI. Adapun

hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI adalah :10

1. Makanan

Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap

produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola

makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar.

2. Ketenangan jiwa dan pikiran

Page 26: Bab 2 Trully Print

31

Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan pikiran

harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang akan

menurunkan volume ASI.

3. Perawatan payudara

Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi

hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin.

4. Anatomis payudara

Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain itu,

perlu diperhatikan juga bentuk anatomis papila atau putting susu ibu

5. Faktor fisiologi ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin

yang menentukan produksi ASI dan mempertahankan sekresi air susu

6. Pola istirahat Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran

ASI. Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga

berkurang.

7. Faktor hisapan anak atau frekuensi penyusuan Semakin bayi sering bayi

menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI akan

semakin banyak akan tetapi, frekuensi penyusuan bayi prematur dan cukup

bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASI bayi prematur

akan optimal dengan pompaan ASI lebih dari 5kali/hari selama bulan

pertama setelah melahirkan. Pompaan dilakukan karena bayi prematur

belum dapat menyusu. Sedangkan pada bayi cukup bulan, frekuensi

penyusuan 10x/hari selama 2 minggu pertama. Setelah melahirkan

berhubungan dengan produksi ASI yang cukup. Sehingga direkomendasikan

Page 27: Bab 2 Trully Print

32

penyusuan paling sedikit 8x/hari pada periode awal setelah melahirkan.

Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon

dalam kelenjar payudara.

8. Berat Lahir Bayi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI

yang lebih rendah dibandingkan bayi yang berat lahir normal

(BBL>2500gr). Kemampuan menhisap ASI yang lebih rendah ini meliputi

frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibandingkan bayi berat

lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan

oksitosin dalam memproduksi ASI.

9. Umur kehamilan saat melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini

disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan < 34 minggu) sangat

lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga produksi ASI

lebih rendah daripada bayi yang lahir yang cukup bulan. Lemahnya

kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan

lahir yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.

2.4.2 Faktor Lain Penyebab Rendahnya Pemberian ASI Eklusif

Page 28: Bab 2 Trully Print

33

Tingkat pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Kurangnya

pengetahuan tentang manfaat ASI dan gencarnya promosi susu formula membuat

banyak ibu dan gagal menyusui bayinya secara eksklusif.10

Masalah pada ibu dan bayi masih ada faktor lain yang mempengaruhi

rendahnya pemberian ASI eksklusif misalnya belum semua bayi memperoleh

IMD. Inisiasi menyusui dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah

dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari putting susu ibunya sendiri (tidak

disodorkan ke putting susu). Inisiasi menyusu dini akan sangat membantu dalam

keberlangsungan pemberian ASI eksklusif. Tantangan justru datang dari internal,

yakni tenaga kesehatan yang harus ditingkatkan awareness dan pemahaman

tentang IMD.10

2.5 Kerangka Penelitian

2.5.1 Kerangka Teori

Page 29: Bab 2 Trully Print

34

= Faktor yang diteliti

= Faktor yang tidak diteliti

Gambar 2.4 Kerangka Teori.7,13

2.5.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian

yang dilakukan.

Neonatus

PrematuritasFaktor Resiko

Menghambat konjugasi entero hepatik

Faktor GenetikAsupan

ASI/kolostrum pada hari ke 2-5 hari kelahiran

Hipoglikemia

Hipoalbuminemia

Ekresi bilirubin berkurang di hati

Ikterus Fisiologis

Bilirubin Indirek

Hiperbilirubin dalam darah

Resiko Obsetrik

Page 30: Bab 2 Trully Print

35

Berdasarkan tinjauan di atas,maka penulis membuat kerangka kosnep

sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.5 Kerangka Konsep

2.6 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha: Ada hubungan ikterus fisisologis dengan pemberian kolostrum sebagai upaya

manajemen nutrisi bayi baru lahir di RSUD.H.Abdul Moeloek Bandar

lampung Tahun 2015.

Ho: Tidak ada hubungan ikterus fisisologis dengan pemberian kolostrum sebagai

upaya manajemen nutrisi bayi baru lahir di RSUD.H.Abdul Moeloek

Bandar lampung Tahun 2015.

.

Pemberian kolostrum

pada neonatus

Ikterus fisiologis

neonatus