b.a. pengetahuan alat ukur tanah-gps polhut

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum belajar metoda dan teknik pengukuran tanah, diperlukan pengetahuan mengenai peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran di lapangan. Aspek-aspek pengetahuan tersebut meliputi dasar pemilihan alat ukur tanah sederhana, klasifikasi alat ukur tanah sederhana dan penggunaan alat ukur tanah sederhana. Dalam bahan ajar ini dibahas karakteristik dan penggunaan berbagai alat ukur tanah yang relatif sederhana dan mudah digunakan seperti pita ukur untuk mengukur jarak atau panjang lereng, kompas tangan untuk mengukur azimuth magnetis, clinometer untuk mengukur sudut tegak atau sudut lereng. Berbagai tujuan pengukuran tanah dan pemetaan akan menentukan metoda dan teknik pengukuran dan pemetaan yang dipilih, kemudian akan menentukan jenis alat ukur yang digunakan, pertimbangan selanjutnya adalah ketersediaan personil yang mampu melaksanakan kegiatan dengan menggunakan peralatan yang digunakan. Dengan demikian aspek-aspek tersebut satu dengan lainnya saling berkaitan. B. Deskripsi Singkat Bahan ajar ini membahas mengenai karakteristik dan penggunaan beberapa alat ukur tanah utama yang banyak digunakan dalam pengukuran antara lain pita ukur, kompas tangan dan clinometers. 1

Upload: forester36

Post on 26-Dec-2015

78 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum belajar metoda dan teknik pengukuran tanah, diperlukan

pengetahuan mengenai peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran di

lapangan. Aspek-aspek pengetahuan tersebut meliputi dasar pemilihan alat ukur

tanah sederhana, klasifikasi alat ukur tanah sederhana dan penggunaan alat ukur

tanah sederhana.

Dalam bahan ajar ini dibahas karakteristik dan penggunaan berbagai alat

ukur tanah yang relatif sederhana dan mudah digunakan seperti pita ukur untuk

mengukur jarak atau panjang lereng, kompas tangan untuk mengukur azimuth

magnetis, clinometer untuk mengukur sudut tegak atau sudut lereng.

Berbagai tujuan pengukuran tanah dan pemetaan akan menentukan metoda

dan teknik pengukuran dan pemetaan yang dipilih, kemudian akan menentukan

jenis alat ukur yang digunakan, pertimbangan selanjutnya adalah ketersediaan

personil yang mampu melaksanakan kegiatan dengan menggunakan peralatan

yang digunakan. Dengan demikian aspek-aspek tersebut satu dengan lainnya

saling berkaitan.

B. Deskripsi Singkat

Bahan ajar ini membahas mengenai karakteristik dan penggunaan beberapa

alat ukur tanah utama yang banyak digunakan dalam pengukuran antara lain pita

ukur, kompas tangan dan clinometers.

C. Manfaat Bahan Ajar Bagi Peserta

Setelah menguasai bahan ajar ini peserta diklat bukan hanya sekedar

mengenal beberapa alat ukur utama yang banyak digunakan dalam pengukuran,

tetapi juga mengetahui betul bagian-bagian alat dan fungsinya serta mampu

mengoperasikan sesuai dengan persyaratan yang perlu dipenuhi pada penggunaan

alat-alat tersebut.

1

Page 2: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

D. Tujuan Pembelajaran

1. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti mata ajaran ini peserta diklat mampu memahami aspek-

aspek pengetahuan alat ukur tanah sederhana meliputi; dasar pemilihan alat ukur

tanah sederhana, klasifikasi alat ukur tanah sederhana dan penggunaan alat ukur

tanah sederhana.

2. Indikator Keberhasilan

Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta dapat :

1. Menjelaskan dasar pemilihan alat ukur tanah sederhana.

2. Menjelaskan klasifikasi alat ukur tanah sederhana.

3. Menunjukkan fungsi alat ukur tanah sederhana.

E. Materi Pokok dan Sub Pokok Bahasan

a. Materi Pokok

1) Dasar pemilihan jenis alat ukur tanah sederhana

2) Klasifikasi alat ukur tanah sederhana

3) Prinsip Penggunaan alat ukur tanah sederhana

b. Sub Materi Pokok

1.1. Tujuan pengukuran

1.2. Metode dan teknik pengukuran

2.1. Alat ukur jarak

2.2. Alat ukur lereng

2.3. Alat penentu arah / azimuth

3.1. Pita Ukur

3.2. Clinometer

3.3. Kompas

2

Page 3: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

BAB IIDASAR PEMILIHAN ALAT UKUR TANAH

Kegiatan pengukuran tanah dalam rangka pengumpulan data lapangan

untuk keperluan penyajian peta dan profil tanah dengan baik dan benar, antara lain

ditentukan oleh jenis alat ukur tanah yang digunakan.

Jenis alat ukur tanah yang digunakan disesuaikan dengan tujuan pengukuran

dan ketelitian yang diinginkan atau dipersyaratkan dalam tujuan tersebut, hal ini

berkaitan dengan metode dan teknik pengukuran yang dilaksanakan serta ketelitian

alat ukur.

Pengukuran beda tinggi untuk tujuan menentukan dan menggambarkan profil

memanjang dan profil melintang dengan teliti misalnya, metode dan teknik

pengukuran yang dilakukan adalah menyipat datar memanjang dan melintang

dengan menggunakan alat ukur penyipat datar. Tetapi jika hanya untuk mengetahui

beda tinggi antar titik untuk tujuan pemetaan situasi dan topografi, metode dan

teknik pengukuran yang dilakukan adalah menyipat datar pada bidang dengan

menggunakan theodolit atau theodolit kompas.

Metode dan teknik pengukuran polygon dilakukan dalam kegiatan

pengukuran untuk tujuan tata batas/pengukuhan kawasan hutan, alat ukur tanah

yang diperlukan adalah theodolit kompas atau theodolit untuk hasil yang secara

teoritis lebih teliti. Tetapi meskipun dengan metode yang sama, untuk kegiatan

pengukuran pada areal yang sempit, misalnya pengukuran dan penggambaran

batas demplot konservasi tanah seluas 5 ha atau petak persemaian sekitar 1 ha,

seringkali cukup digunakan kompas tangan, clinometer dan pita ukur.

Jadi dasar pemilihan alat ukur tanah yang berkaitan dengan tujuan

pengukuran dapat diperinci sebagai berikut :

1. Tujuan: Menggambarkan profil memanjang dan melintang, misalnya untuk

keperluan pembuatan trase jalan kereta api, pembuatan irigasi;

Alat ukur tanah yang diperlukan : Penyipat Datar (Abney Level)

3

Indikator keberhasilan : Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta dapat

menjelaskan dasar pemilihan alat ukur tanah sederhana.

Page 4: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

2. Tujuan: Menggambarkan situasi lapangan dan bentuk permukaan tanah (rellief)

untuk membuat peta situasi, topografi;

Alat ukur tanah yang diperlukan: Theodolit kompas, Theodolit

3. Tujuan: Menggambarkan garis dan titik batas kawasan hutan dalam rangka

pengukuhan dan penetapan batas kawasan hutan;

Alat ukur tanah yang diperlukan : Theodolit kompas, theodolit

4. Tujuan: Menggambarkan garis dan titik batas petak persemaian, demplot,

kebun bibit desa (KBD) dan sebagainya dengan areal yang relatif sempit;

Alat ukur tanah yang diperlukan: Kompas tangan, clinometer dan pita ukur

Sedangkan dasar pemilihan alat ukur tanah yang berkaitan dengan metode

dan teknik pengukuran tanah dapat diperinci sebagai berikut;

1. Metode menyipat datar;

a. Menyipat datar memanjang, melintang;

Alat ukur : Penyipat datar

b. Menyipat datar pada bidang/melapang;

Alat ukur : Theodolit, theodolit kompas

2. Metode Polygon;

a. Polygon Theodolit

Alat ukur : Theodolit

b. Polygon Kompas

Alat ukur : Theodolit kompas, kompas tangan

Sedangkan dasar pemilihan alat ukur tanah berkaitan dengan ketelitian hasil

pengukuran yang diinginkan atau dipersyaratkan, diperinci sebagai berikut

1. Menyipat datar memanjang à ketelitian hasil pengukuran tinggi

Alat ukur : sipat datar

2. Menyipat datar melapang à ketelitian hasil pengukuran sedang

Alat ukur : theodolit, theodolit kompas

3. Membuat jaringan titik kontrol à ketelitian hasil pengukuran tinggi

Alat ukur : theodolit

4. Mengukur batas kawasan à ketelitian hasil pengukuran tinggi

Alat ukur : theodolit

4

Page 5: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

5. Mengukur batas kawasan à ketelitian hasil pengukuran sedang

Alat ukur : theodolit kompas

6. Mengukur batas petak à ketelitian hasil pengukuran rendah

Alat ukur : kompas tangan, clinometer, pita ukur

Dalam memilih dan menentukan jenis alat ukur tanah yang akan digunakan,

harus dipertimbangkan pula ketersediaan dan kemampuan personil pelaksana

pengukuran dalam menggunakan alat tersebut sesuai dengan metode dan teknik

pengukuran yang harus dilaksanakan.

Rangkuman

Kegiatan pengukuran tanah dalam rangka pengumpulan data lapangan

untuk keperluan penyajian peta dan profil tanah dengan benar dan baik, antara lain

ditentukan oleh jenis alat ukur tanah yang digunakan. Jenis alat ukur tanah yang

digunakan disesuaikan dengan tujuan pengukuran dan ketelitian yang diinginkan

atau dipersyaratkan dalam tujuan tersebut, hal ini berkaitan dengan metode dan

teknik pengukuran yang dilaksanakan serta ketelitian alat ukur.

5

Page 6: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

BAB IIIKLASIFIKASI ALAT UKUR TANAH

Peralatan ukur tanah yang digunakan dalam berbagai metode dan teknik

pengukuran di lapangan, dapat diklasifikasikan menurut jenis unsur yang diukur,

konstruksi alat ukur, sistem pembacaan dan tingkat ketelitian alat ukur sebagai

berikut:

1. Jenis unsur yang diukur;

a. Alat ukur jarak, untuk mengukur jarak datar atau panjang lereng, contoh :

pita ukur, theodolith

b. Alat ukur sudut mendatar, untuk mengukur sudut pada bidang datar, contoh :

theodolith

c. Alat ukur sudut arah/azimuth, untuk mengukur sudut arah atau azimuth,

contoh : kompas, theodolit kompas

d. Alat ukur sudut tegak, untuk mengukur sudut lereng atau helling, contoh :

clinometer, theodolith

e. Alat ukur beda tinggi, mengukur beda tinggi secara langsung, contoh; sipat

datar.

2. Berdasarkan Konstruksi (pada theodolit),

a. Theodolit repetisi, yaitu mempunyai sumbu tegak rangkap, contoh; Wild T1,

Topcon TM20c

b. Theodolit reitrasi, yaitu mempunyai sumbu tegak tunggal, contoh; Wild T0

3. Berdasarkan Sistem Pembacaan

a. Sistem mikrometer, contoh; Wild T1, Sokhisha

b. Sistem koinsidensi, contoh; Wild T0, Wild T2

c. Sistem angka langsung digital, contoh: theodolit Nikon NE20S, EDM

d. Sistem angka langsung non digital, contoh: kompas tangan brunton, suunto,

clinometer

6

Indikator keberhasilan : Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta dapat

menjelaskan klasifikasi alat ukur tanah.

Page 7: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

4. Berdasarkan Kelas ketelitian alat

a. Ketelitian sampai 1 detik, contoh: theodolit Wild T2

b. Ketelitian puluhan detik, contoh : theodolit Topcon TM20C, theodolit kompas

Wild T0 (baru)

c. Ketelitian sampai 1 menit, contoh : theodolit kompas Wild T0 (lama)

d. Theodolit puluhan menit, contoh : theodolit Kern DK-1

e. Ketelitian sampai 1 derajat, contoh : kompas tangan Brunton, Suunto,

clinometer.

Rangkuman

Peralatan ukur tanah yang digunakan dalam berbagai metode dan teknik

pengukuran di lapangan, dapat diklasifikasikan menurut jenis unsur yang diukur,

konstruksi alat ukur, sistem pembacaan dan tingkat ketelitian alat ukur.

7

Page 8: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

BAB IV

PRINSIP PENGGUNAAN ALAT UKUR TANAH

A. PITA UKUR

1. Karakteristik

Pita ukur adalah alat ukur jarak yang berbentuk pita, dibuat dari bahan kain,

baja dan fiber-glass, lebar pita 1 cm - 1,6 cm. Pita ukur untuk keperluan

pengukuran tanah panjangnya cukup beragam mulai dari 20 m, 30 m, 50 m

sampai 100 m.

Ketelitian satuan ukuran pita ukur ada yang mencapai 2 mm tapi ada pula

yang hanya sampai 0,5 cm dan 1 cm. Pita ukur kain sudah jarang digunakan

karena kurang kuat dan jika diperkuat dengan serat baja, kembang susutnya

cukup besar. Pita ukur fiber glass lebih ringan dan tahan terhadap cuaca, digulung

dalam kemasan yang dibuat dari plastik keras. Kemasan pita ukur ada yang

tertutup penuh dan ada yang tidak tertutup, pada kemasan tertutup penuh

kadangkala terjadi kemacetan waktu menggulung pita.

Sistem satuan ukuran panjang pada pita ukur biasanya ada dua macam

yang terdapat pada dua muka pita ukur, yaitu satu muka untuk satuan sistem

metrik dan dan satunya untuk sistem inggeris.

Dalam melakukan pengukuran dengan pita ukur, sebaiknya dilengkapi

dengan perlengkapan pendukungnya yang antara lain tongkat yang berujung

tajam seperti lembing sering disebut syalon, gunanya untuk menandai sementara

titik ukur dan meluruskan garis ukur, kemudian paku tanda dan pengunting atau lot

(Gambar 1.)

8

Indikator keberhasilan : Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta dapat

menunjukkan fungsi alat ukur tanah.

Page 9: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

Sumber: Dasar-dasar Pengukuran Tanah; Brinker & Wolf 1986

Gambar 1. Pita ukur dan perlengkapannya

2. Penggunaan

Pada pengukuran dengan pita ukur, terlebih dahulu harus diperiksa pangkal

pita ukur untuk meyakinkan bahwa masih terdapat garis nol. Kemudian

pemeriksaan kondisi pita dilanjutkan sampai ke ujung pita untuk meyakinkan bahwa

tidak ada sambungan.

Penting bahwa pencatat berada dekat bagian pita ukur yang akan

menunjukkan hasil ukuran dan bukan berada dekat pangkal (titik nol) pita ukur agar

juru ukur/pembaca tidak sampai perlu berteriak menyampaikan hasil ukurannya.

Prosedur pengukuran jarak dengan pita ukur dilaksanakan dalam enam

langkah, yaitu;

1). Meluruskan, maksudnya adalah meluruskan pita ukur di antara kedua titik

yang akan diukur

2). Memberi tegangan, setelah pita ukur lurus antara kedua titik, kemudian

ditarik agar cukup tegang

3). Penguntingan, maksudnya menepatkan pengukuran, garis nol pita harus

tepat berada pada salah satu titik dan titik kedua ditepatkan dengan

satuan ukuran pada pita.

4) Menandai panjang pita, yaitu menandai bagian pita yang tepat berimpit

dengan titik ukur

5) Membaca pita, membaca hasil ukuran yang telah ditandai

6) Mencatat hasil ukuran. 9

Page 10: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

Sesuai dengan kondisi lapangan, metoda yang digunakan, pengukuran

jarak dengan pita ukur dapat dilakukan dengan cara pengukuran miring (sesuai

kemiringan rata-rata permukaan tanah) atau pengukuran mendatar, yaitu dengan

mengupayakan pita ukur selalu dalam posisi mendatar.

Metoda pengukuran dengan pita ukur terdiri dari:

1) Pengukuran jarak langsung atau pengukuran mendatar;

Pada metoda ini jarak diukur secara langsung, dimana pita ukur digunakan

untuk mengukur suatu jarak dalam posisi mendatar. Pada pelaksanaanya,

cara ini sulit dilakukan di lapangan yang umumnya bergelombang sampai

berlereng curam.

A’ d B

Γ

δ t

A

Jarak datar AB = d

Gambar 2. Pengukuran jarak mendatar

2) Pengukuran jarak tidak langsung atau pengukuran jarak miring; Pada cara ini

yang diukur adalah panjang lereng (jarak miring) antara dua titik, untuk

memperoleh jarak datar harus diukur sudut lerengnya (m). Kemudian jarak

datar dihitung dengan menggunakan aturan-aturan dalam hitungan

trigonometri. (gambar 3)

B' L δt m A'

dAB

Syarat AA' = BB'

B

A

Jarak miring AB = A’B’ = L , jarak datar AB = dAB

Gambar 3. Pengukuran jarak miring

10

Page 11: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

Pada gambar di atas, yang diukur adalah panjang lereng AB, yaitu

sebesar L dan sudut lereng AB yang diukur dalam sistem horizon, yaitu sebesar

m. Jarak datar antara titik A dan B adalah dAB, dengan menggunakan aturan

trigonometri, dapat kita lihat bahwa:

dAB

Cos m = -------- -à maka; dAB = L Cos m L

Contoh:

Pada suatu pengukuran lapangan, hasil pengukuran jarak miring

dari titik A ke titik B adalah 32,50 m dan sudut kemiringan lereng dari A ke

B 15 °.

Berapa jarak datar dari A ke B ?.

Jawab:

Jarak datar AB = L Cos m

= 32,50 Cos 15°

= 31,393 m

Sumber-sumber kesalahan pengukuran dengan pita ukur;

a. Kesalahan alat : cacat dalam Pembuatan/perbaikan.

b. Kesalahan alami : karena suhu, angin dan gaya berat

c. Metode pengukuran : tidak sesuai dengan kondisi lapangan

d. Kesalahan Personil : tarikan tidak konsisten, perkiraan tidak baik, kedua

ujung pita tidak sama tingginya, penguntingan tidak benar, kesalahan

menandai dan kesalahan membaca.

B. KOMPAS

1. Karakteristik

Kompas adalah alat ukur azimuth, yang menggunakan jarum magnet

sebagai penunjuk ukuran, karena itu azimuth yang diukurnya adalah azimuth

magnetis dan bukan merupakan azimuth yang sebenarnya (geografis) karena

kutub utara magnetik tidak persis sama tempatnya dengan titik kutub utara bumi

yang sebenarnya.

11

Page 12: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

Pada umumnya sebuah kompas terdiri dari sebatang jarum baja bermagnet

yang dipasang bebas pada sumbu putar di titik pusat plat lingkaran yang

berpembagian skala dari 0° - 360°, plat lingkaran ini menyatu dengan badan

kompas, bagian penting lain adalah visier atau lubang bidik dan pada beberapa

jenis kompas terdapat nivo pendatar dan kaki penyangga (statip). Contoh sebuah

kompas adalah kompas brunton (gambar 4) dan kompas SUUNTO (gambar 5).

Sumber: Dasar-dasar pengukuran tanah, Brinker & Wolf ‘86

Gambar 4. Kompas merek Brunton

Kompas SUUNTO mempunyai karakteristik yang lain, yaitu jarum magnet

kompasnya terdapat didalam sebuah piringan dimana poros jarum kompas

menyatu dengan poros putar piringan. Prinsip pembidikannya stereoskopis, angka

pembacaan dilihat melalui visier, sedangkan obyek/target dilihat dengan mata

sebelah mata yang lain, kemudian dihimpitkan secara stereoskopis. Sebuah

kompas SUUNTO dan bagian-bagiannya dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini.

12

Page 13: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

Gambar 5. Sebuah kompas SUUNTO dan bagian-bagiannya

Keterangan:

A : Bentuk alat; B. Pandangan atas; C pandangan belakang;

D. Lubang bidik (visier) dan contoh pembacaan azimuth dari 1 ke 2 sebesar 8° (E)

a: badan alat; b: Lubang bidik (visier); c: Ring pegangan; d: Piringan

kompas;

e: Garis penunjuk target; f: Pembacaan hasil ukuran pada tepi piringan kompas

2. Penggunaan

Pada pengukuran dengan kompas, jarum magnet dapat berputar bebas

pada porosnya dan selalu menunjuk ke arah utara magnetis, lubang bidik menyatu

dengan lingkaran kompas yang bersatuan ukuran sudut dan bergerak sesuai target

yang dibidik. Maka Azimuth dari titik pengukur ke titik target besarnya adalah

seperti angka pada lingkaran kompas yang diitunjuk oleh jarum magnet.

Masalah yang khas dalam pengukuran azimuth dengan kompas adalah

adanya deklinasi magnetik, yaitu sudut penyimpangan arah utara yang ditunjukkan

oleh jarum magnet dari arah utara yang sebenarnya yang disebabkan perbedaan

tempat titik kutub utara magnetik dengan titik kutub utara bumi sebenarnya

(geografis). Besarnya deklinasi magnetik di berbagai tempat tidak selalu sama dan

makin ke utara makin besar. Di Indonesia yang terletak di ekuator, deklinasi

magnetik relatif tidak terlalu besar, berkisar dari 0° sampai 2°. Sehingga untuk

pengukuran dan pemetaan yang sederhana dan untuk daerah yang tidak terlalu

luas, hasil pengukuran azimuth dengan kompas sering langsung dijadikan data

untuk penggambaran peta.

Masalah lain dalam pengukuran dengan kompas adalah adanya gangguan

medan magnet (atraksi) lokal terhadap jarum magnet kompas yang sedang

digunakan, disebabkan oleh benda-benda logam termasuk bahan tambang

besi/baja atau transmisi elektromagnet yang terdapat disekitar tempat pengukuran,

sehingga jarum magnet menunjukkan azimuth (magnetik) yang salah.

Apabila koreksi deklinasi magnetik dan atraksi lokal dapat diketahui atau

diukur maka untuk mendapatkan azimuth yang sebenarnya tinggal menambahkan

besarnya koreksi tersebut kepada azimuth magnetik hasil ukuran.

13

Page 14: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

Aplikasi pengukuran azimuth magnetik dengan kompas untuk keperluan

pemetaan adalah polygon kompas (gambar 6.). Yang diukur pada pengukuran

polygon kompas adalah sisi-sisi polygon, pembacaan sudut datar dilakukan

dengan ujung utara jarum magnetik, sehingga setiap sisi polygon yang diukur

langsung mempunyai azimuth magnetik masing-masing.

U

Gambar 6. Pengukuran dengan Kompas

Sumber kesalahan pengukuran azimuth dengan kompas adalah;

a. Kompas tidak dalam posisi datar

b. Poros putar jarum megnet tidak tepat di tengah

c. Adanya atraksi lokal

d. Adanya deklinasi magnetik

e. Kesalahan personil (pembidikan dan pembacaan).

C. CLINOMETER

1. Karakteristik

Clinometer adalah alat ukur sudut tegak, umumnya digunakan untuk

mengukur kemiringan lereng. Satuan ukuran sebuah clinometer biasanya terdiri

dari satuan ukuran sudut seksagesimal (derajat) dan persen kemiringan lereng.

Prinsip kerja alat adalah berdasarkan gaya berat, dimana garis ke arah gaya berat

pada piringan alat diberi satuan angka 90° dan garis ke arah tegak lurus gaya berat

atau garis datar diberi satuan angka 0° ini, disebut sistim horizon.

Kemiringan suatu lereng sulit untuk diukur pada permukaan tanah, sehingga

pengukuran sudut lereng dilakukan dengan alat ukur pada ketinggian tertentu

biasanya 140 cm – 150 cm dari permukaan tanah. Untuk dapat mengukur

kemiringan lereng dengan benar, maka tinggi alat ukur dari muka tanah tempat

14

Page 15: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

mengukur harus sama dengan ketinggian garis bidik pada rambu/patok target

yang diukur.

Terdapat beberapa alat pengukur sudut lereng, yang banyak digunakan

diantaranya adalah Clinometer SUUNTO seperti pada gambar di bawah ini .

Gambar 6. Clinometer SUUNTO dan bagian-bagiannya

Keterangan:

A: Bentuk alat; B: Pandangan atas; C: Pandangan belakang D: Lubang bidik

a: badan alat ; b: lubang bidik (visier); c: Ring pegangan; d: Piringan ukuran

e: Gantungan poros piringan; f: Pembacaan hasil ukuran; g: garis penunjuk

target

Clinometer dari SUUNTO adalah alat untuk mengukur sudut lereng

berdasarkan sistem horizon, dengan pembagian ukuran pembacaan dalam satuan

ukuran sudut (derajat) dan persen kemiringan. penggunaannya praktis,

pembidikkannya streoskopis, dimana satu mata membidik target dan satu mata

melihat angka besaran sudut.

15

Page 16: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

2. Penggunaan

Pengukuran sudut lereng dilakukan dengan alat ukur sudut tegak pada

ketinggian tertentu dari muka tanah biasanya 140 cm – 160 cm. Lereng umumnya

bergelombang sehingga sudut lereng yang diukur merupakan rata-rata kemiringan

lereng pada panjang lereng tertentu. Sehingga untuk mengukur kemiringan lereng

dengan benar, maka tinggi alat ukur dari muka tanah tempat mengukur harus

sama dengan ketinggian garis bidik pada rambu/patok di atas target yang

diukur.

Untuk memperoleh hasil yang cukup mewakili keadaan lapangan, pada

daerah yang bergelombang lereng yang diukur jangan terlalu panjang-panjang, jika

kemiringan lereng berobah drastis, ukur masing-masing bagian.

A’ - m A B’ + m

B

Tinggi tongkat AA’ harus sama dengan tinggi tongkat BB’

Gambar 8. Pengukuran sudut lereng

Kesalahan pengukuran sudut lereng dapat disebabkan oleh;

Tinggi alat ukur tidak sama dengan tinggi target

Alat tidak dalam posisi mendatar

Kesalahan instrumen: rusak/cacat dalam pembuatan

Kesalahan personil: salah membaca, salah mencatat.

16

Page 17: B.a. Pengetahuan Alat Ukur Tanah-GPS Polhut

DAFTAR PUSTAKA

Frick Heinz, 1979. Alat ukur Tanah dan Penggunaannya. Penerbit Kanisius,

Yogyakarta.

Nawawi G, 2001. Mengoperasikan dan Merawat Alat Ukur Tanah. Departemen

Pendidikan Nasional. Bandung.

Sosrodarsono S., Takasaki M., 1983. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan.

Pradnya Paramitra, Jakarta.

Wongsotjitro, S., 1980. Ilmu Ukur Tanah. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Wolf, B., Walijatun, D., 1986 Pengukuran Tanah, Penerbit Airlangga, Jakarta.

17