ayuni intan karoma d61112005

77
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI GEOFISIKA EKSPLORASI “METODE-METODE GEOFISIKA” OLEH: AYUNI INTAN KAROMA’ D611 12 005

Upload: mega-putri-arisanda

Post on 18-Dec-2015

58 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

geofisika

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS HASANUDDINFAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK GEOLOGIPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

GEOFISIKA EKSPLORASI

METODE-METODE GEOFISIKA

OLEH:AYUNI INTAN KAROMAD611 12 005

MAKASSAR2015BAB IPENDAHULUANGeofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.Bumi sebagai tempat tinggal manusia secara alami menyediakan sumber daya alam yang berlimpah. Kekayaan sumber daya alam Indonesia sangat melimpah, sehingga kita sebagai generasi penerus bangsa harus berupaya untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada tersebut untuk kesejahteraan bangsa. Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumberdaya alam tersebut memang menjadi kendala bagi kita untukmelakukan eksplorasi terhadap kekayaan alam yang kita miliki tersebut. Sehingga kita merasa perlu untuk mempelajari cara atau metode untuk mengungkap suatu informasi yang terdapat di dalam perut bumi. Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi tersebut adalah dengan menggunakan metode survei geofisika. Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain1. Metode Seismik Refraksi2. Metode Seismik Refleksi3. Metode Geolistrik4. Metode Geomagnet5. Metode Gravity6. Metode Georadar7. Metode Logging GeofisikaUntuk lebih jelas dan lebih dipahami lagi, berikut akan dijelaskan secara detai mengenai sejarah perkembngan, metode, kelebihan dan kekurangan, alat yang digunakan, cara pengambilan data, cara pengolahan data, dan hasil interpretasi dari masing-masing metode geofisika tersebut.

BAB IISEISMIK REFRAKSI2.1. Sejarah Seismik RefraksiEksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho. Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intensif di Iran untuk membatasi struktur yang mengandung minyak.Metoda seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian direleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan. Sumber seismik umumnya adalah palu godam (sledgehammer) yang dihantamkan pada pelat besi di atas tanah, benda bermassa besar yang dijatuhkan atau ledakan dinamit. Respons yang tertangkap dari tanah diukur dengan sensor yang disebut geofon, yang mengukur pergerakan bumi.Metoda seismik refraksi digunakan untuk mengukur gelombang data yang dipantulkan sepanjang formasi geologi di bawah permukaan tanah. Peristiwa refraksi umumnya terjadi pada muka air tanah dan bagian paling atas formasi bantalan batuan cadas. Grafik waktu datang gelombang pertama seismik pada masing-masing geophone memberikan informasi tentang kedalaman dan lokasi dari horizon-horizon geologi ini. Informasi ini kemudian digambarkan dalam suatu penampang silang untuk menunjukkan kedalaman dari muka air tanah dan lapisan pertama dari bantalan batuan cadas.2.2. Metode Seismik RefraksiMetode seismik refraksi (seismik bias) merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk menentukan struktur geologi bawah permukaan. Metode seismik bias menghasilkan data yang bila digunakan bersama-sama dengan data geologi dan perhitungan dengan konsep fisika dapat menampilkan informasi tentang struktur bawah permukaan dan distribusi tipe batuan. Metode seismic refraksi merupakan metode yang umum digunakan dalam bidang geoteknik seperti perencanaan pendirian bangunan, gedung, pabrik, bendungan, jalan raya, landasan bandaradan sebagaimya.(Sismanto, 1999)Asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk penelitian perlapisan dangkal adalah:a. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan setiap lapisan menjalarkan gelombang seismik dengan kecepatan yang berbedabeda.

b. Semakin bertambah kedalamannya, batuan lapisan akan semakin kompak.c. Panjang gelombang seismik lebih kecil daripada ketebalan lapisan bumi.d. Perambatan gelombang seismik dapat dipandang sebagai sinar, sehingga mematuhi hukum hukum dasar lintasan sinar.e. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat dengan kecepatan pada lapisan dibawahnya.f. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.

Metode seismic refraksi

Prinsip Gelombang Prinsip dasar metoda seismik refraksi mengikuti prinsip fisika tentang perambatan gelombang antara lain :1. Prinsip Fermat : Penjalaran gelombang dari suatu titik ke titik lainnya akan melewati lintasan dengan waktu minimum.2. Prinsip Huygen : Setiap titik yang dilalui muka gelombang akan menjadi sumber gelombang baru.3. Prinsip Snellius : Gelombang yang dibiaskan atau dipantulkan akan memenuhi persamaan sebagai berikut (sin i/sin v = V1/V2)Gelombang RefraksiMetode seismik refraksi menggunakan analisis muka gelombang head wave untuk pendugaan sifat fisis batuan. Metoda ini memiliki keterbatasan yaitu bahwa metode ini dapat berhasil baik bila harga cepat rapat gelombang seismik makin besar kearah lapisan bawah, sehingga selalu terdapat gelombang yang terbiaskan ke permukaan.Kelemahan lainnya bahwa tebal suatu lapisan harus memenuhi criteria tertentu supaya tidak menghasilkan Blind Zone, yang diakibatkan oleh lapisan tipis.Seismik refraksi dilakukan dengan menimbulkan sumber getaran di suatu titik dan menerima getaran tersebut menggunakan serangkaian geophone. Waktu tempuh gelombang dari setiap geophone dibaca dan diplot dalam grafik waktu tempuh Vs jarak. Ketebalan lapisan batuan dan harga cepat rambat gelombang didapatkan dari analisa grafik tersebut.Interpretasi gelombang seismik refraksi tersebut dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara antara lain Reciprocal metods, Hagiwara, Kakeno, dll.2.3. Kelebihan dan Kelemahan Seismik RefraksiMetoda seismik refraksi digunakan untuk mengukur gelombang data yang dipantulkan sepanjang formasi geologi di bawah permukaan tanah. Peristiwa refraksi umumnya terjadi pada muka air tanah dan bagian paling atas formasi bantalan batuan cadas. Grafik waktu datang gelombang pertama seismik pada masing-masing geophone memberikan informasi tentang kedalaman dan lokasi dari horizon-horizon geologi ini. Informasi ini kemudian digambarkan dalam suatu penampang silang untuk menunjukkan kedalaman dari muka air tanah dan lapisan pertama dari bantalan batuan cadas.Keunggulan :1. Pengamatan refraksi membutuhkan lokasi sumber dan penerima yang kecil, sehingga relative mudah dalam pengambilan datanya.2. Proses refraksi relative simple dilakukan kecuali proses filtering untuk memperkuat sinyal first break yang dibaca3. Karena pengambilan data dan lokasi yang cukup kecil, maka pengembangan model untuk interpretasi tidak terlalu sulit dilakukan seperti metode geofisika lainnyaKelemahan :1. Dalam pengukuran yang regional, seismik refraksi membutuhkan offset yang lebih lebar2. Seismik bias hanya bekerja jika kecepatan gelombang meningkat sebagai fungsi kedalaman3. Seismic bias biasanya diinterpretasikan dalam bentuk lapisan-lapisan. Masing-masing lapisan memiliki dip dan topografi4. Seismik bias hanya menggunakan waktu tiba sebagai fungsi jarak (offset)5. Model yang dibuat didesain untuk menghasilkan waktu jalar teramati

2.4. Alat yang digunakan dalam Metode Seismik RefraksiPeralatan yang digunakan didalam survey seismik refraksi, biasanya terdiri dari 12 sampai 24 channel geophone dengan interval 2-5 meter dan frekuensi 8-14Hz, dengan sumber gelombang berupa palu ataupun dinamit serta perekam yang biasanya jauh lebih portable daripada peralatan seismik refleksi. Akan tetapi pada sebuah survey seismik refleksi, rekaman refraksi bisa diperoleh seiring dengan perekaman gelombang refleksi sendiri.Gambar dibawah ini menunjukkan perekam yang dikhususkan untuk survey seismik refraksi.

Alat-alat seismic refraksi

2.5. Cara Pengambilan Data Seismik Refraksi1. Pemasangan patokSebelum dilakukan pengukuran seismik, maka terlebih dahulu harus ditentukan posisi koordinat (X, Y, dan Z) dari tiap-tiap titik geophone maupun shot point. Penentuan koordinat ini dapat dilakukan dengan menggunakan theodolith ataupun GPS. Titik-titik tersebut, kemudian ditandai dengan patok yang sudah mempunyai harga koordinat terhadap referensi tertentu.2. Pemasangan geophoneGeophone dipasang sesuai dengan rencana tipe penembakan yang akan dilakukan dan disusun berurutan. Pemasangan geophone diusahakan sedekat mungkin dengan patok yang sudah diukur koordinatnya.3. Pemasangan sumber peledakSumber peledak dipasang sesuai dengan rencana tipe penembakan4. Persiapan alat perekaman data seismicSebelum melakukan penembakan alat perekam harus dicek terlebih dahulu, sehingga data yang dihasilkan cukup optimal.5. PenembakanPenembakan hanya dapat dilakukan ketika alat perekam data seismik sudah dilakukan pengecekan dan terpasang dengan baik.6. Pencatatan data pengamatan pada observer logData pengamatan dan kejadian selama berlangsungnya pengukuran kemudian disalin pada buku observer log.Cara Akuisis DataDalam survey seismik refraksi pada umumnya dilakukan prosedur sebagai Berikut :1. Menyusun konfigurasi peralatan (sesuai kondisi lapangan), pada umumnya geophone dan sumber gelombang dipasang dalam satu garis lurus (line seismic). Jarak pisah antara geophone adalah jarak horizontal dan ditentukan oleh kondisi lapangan.2. Penempatan sumber gelombang dilakukan untuk mendapatkan sumber imformasi struktur bawah permukaan bumi secara detail. Sumber gelombang yang berada di tengah spread (satu rangkaian geophone) diharapkan dapat mendeteksi lapisan paling atas, dan sumber gelombang yang berada di luar spread diharapkan dapat mendeteksi lapisan paling bawah yang dapat dicapai (lapisan bed rock).3. Data yang diperoleh dari survey seismik refraksi adalah waktu tempuh jalar gelombang dari sumber ke tiap geophone yang disebut travel time.Hal yang perlu diperhatikan pada saat pengukuran di lapangan adalah nois yang sifatnya mengganggu. Ada beberapa hal penyebab nois antara lain adalah angin, pohon, aliran sungai (parit), benda-benda lain yang bergerak dekat dengan geophone (orang berjalan, sepeda motor, dan sebagainya). Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, nois ini harus ditekan sekecil mungkin.

2.6. Cara Pengolahan Data Seismik RefraksiCara pengolahan data seismik refraksi menggunakan software Winsism. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pengolahan data seismik refraksi, ada urutan langkah-langkah yang harus dilakukan. Berikut:1. Convert data2. Picking data (first break picking)3. Hitung kecepatan4. Hitung kedalaman

2.7. Hasil Interpretasi Seismik Refraksi1. Penentuan Struktur Bawah Permukaan

2. Penentuan Kedalaman Bedrock dan Topografinya

3. Hasil pengolahan data

BAB IIISEISMIK REFLEKSI3.1. Sejarah Seismik RefleksiEksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intemsif di Iran untuk membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.Metoda seismik refleksi digunakan untuk mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan kembali ke permukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari suatu horizon geologi mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismik refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan eksplorasi perminyakan, penentuan sumber gempa ataupun untuk mendeteksi struktur lapisan tanah.seismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang dating dari batas-batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang,yakni : Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan Gelombang Love.3.2. Metode Seismik RefleksiMetode seismik refleksi merupakan metode geofisika yang umumnya dipakai untuk penyelidikan hidrokarbon. Biasanya metode seismik refleksi ini dipadukan dengan metode geofisika lainnya, misalnya metode grafitasi, magnetik, dan lain-lain. Namun metode seismik refleksi adalah yang paling mudah memberikan informasi paling akurat terhadap gambaran atau model geologi bawah permukaan dikarenakan data-data yang diperoleh labih akurat.Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu:1. Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan yang berkaitan dengan pengumpulan data sejak survey pendahuluann dengan survey detail.2. Pengolahan data seismik (processing data seismik): kegiatan untuk mengolah data rekaman di lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk penampang seismik migrasi.3. Interpretasi data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran horison, pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang hasilnya disajikan atau dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk mengetahui struktur atau model geologi bawah permukaan.

3.3. Kelebihan dan Kelemahan1. Kelebihan seismik refleksi:a. pengukuran seismik pantul menggunakan offset yang lebih kecilb. seismik pantul dapat bekerja bagaimanapun dalam perubahan kecepatan sebagai fungsi kedalamanc. seismik pantul lebih mampu melihat struktur yang lebih kompleksd. seismik pantul merekam dan menggunakan semua medan gelombang yang terekame. bawah permukaan dapat tergambar secara langsung dari data terukur2. Kelemahan Seismik Refleksi:a. karena lokasi sumber dan penerima yang cukup lebar untuk memberikan citra bawah permukaan yang lebih baik, maka biaya akuisisi menjadi lebih mahalb. prosesing seismik refleksi memerlukan komputer yang lebih mahal, dan system data base yang jauh lebih handalc. karena banyaknya data yang direkam, pengetahuan terhadap database harus kuat, diperlukan juga beberapa asumsi tentang model yang kompleks dan interpretasi membutuhkan personal yang cukup ahli3.4. Alat yang digunakan Seismik RefleksiSalah satu alat yang digunakan dalam metode seismic refleksi yaitu Sub-Bottom Profiler yang merupakan suatu sistem yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur variasi lapisan-lapisan sedimen yang berada dibawah permukaan air. Jenis lapisan sedimen dapat diprediksi berdasarkan pola refleksi gelombang akustiknya (prinsip metode seismik refleksi). kecepatan gelombang akustik pada sedimen 1542 m/s dengan penetrasi gelombang akustik mencapai 95 milisecond atau 73,2 meter.Prinsip kerja Sub-Bottom Profiler yakni gelombang akustik memancarkan sinyal secara vertikal kebawah menelusuri air dan reciever memonitor sinyal balikan yang telah dipantulkan dari dasar laut. Batasan antara lapisan satu dengan yang lain memiliki perbedaan ciri akustik (acoustic impedance)3.5. Pengambilan Data Seismik Refleksi1. Pemasangan patokSebelum dilakukan pengukuran seismik, maka terlebih dahulu harus ditentukan posisi koordinat (X, Y, dan Z) dari tiap-tiap titik geophone maupun shot point. Penentuan koordinat ini dapat dilakukan dengan menggunakan theodolith ataupun GPS. Titik-titik tersebut, kemudian ditandai dengan patok yang sudah mempunyai harga koordinat terhadap referensi tertentu.2. Pemasangan geophoneGeophone dipasang sesuai dengan rencana tipe penembakan yang akan dilakukan dan disusun berurutan. Pemasangan geophone diusahakan sedekat mungkin dengan patok yang sudah diukur koordinatnya.3. Pemasangan sumber peledakSumber peledak dipasang sesuai dengan rencana tipe penembakan4. Persiapan alat perekaman data seismicSebelum melakukan penembakan alat perekam harus dicek terlebih dahulu, sehingga data yang dihasilkan cukup optimal.5. PenembakanPenembakan hanya dapat dilakukan ketika alat perekam data seismik sudah dilakukan pengecekan dan terpasang dengan baik.6. Pencatatan data pengamatan pada observer logData pengamatan dan kejadian selama berlangsungnya pengukuran kemudian disalin pada buku observer log.3.6. Pengolahan Data Seismik RefleksiPengolahan data seismik, pada dasarnya dimaksudkan untuk mengubah data seismik lapangan yang terekam menjadi suatu penampang seismik yang kemudian dapat dilakukan interpretasi darinya. Sedangkan tujuan pengolahan data seismik adalah untuk menghasilkan penampang seismik dengan kualitas signal to noise ratio (S/N) yang baik tanpa mengubah bentuk kenampakan-kenampakan refleksi/pelapisan batuan bawah permukaan, sehingga dapat dilakukan interpretasi keadaan dan bentuk dari struktur pelapisan bawah permukaan bumi seperti kenyataannya. Atau dapat dikatakan bahwa pengolahan data seismik didefinisikan sebagai suatu tahapan untuk meredam noise dan memperkuat sinyal.Pengolahan data seismik dilakukan melalui serangkaian tahapan-tahapan. Oleh karena geologi setiap medan survey seismik berbeda-beda, yang secara umum dapat dibedakan menjadi lingkungan laut (marine), lingkungan darat (land), dan transisi (transition), perbedaan ini akan menghasilkan data dengan karakteristik yang berbeda-beda dan akan menyebabkan tahapan-tahapan pengolahan data seismik pun berbeda-beda. Selain itu, urutan/tahapan dalam pengolahan data seismik juga dipertimbangkan atas dasar kualitas data lapangan yang terekam, hingga kemampuan/pengalaman orang yang mengerjakan, dan biaya.Secara prinsip, tahapan dalam pengolahan data seismik dapat dikelompokkan dalam :a. Pre Processing/Editing (Conditioning Data)b. Main Processingc. Post ProcessingSecara garis besarnya, serangkaian tahapan pengolahan data seismik dapat disajikan sebagai berikut :

Diagram alir tahapan Pengolahan Data Seismik secara umum

1. DemultiplexingDemultiplexing, suatu tahapan untuk mengatur kembali atau mengurutkan data berdasarkan kelompok trace/channel-nya. Gelombang seismik yang diterima oleh sensor geophone pada mulanya berbentuk analog, yang kemudian dilakukan sampling dan digitalisasi dengan menggunakan multiplexer pada interval tertentu saat perekaman berlangsung. Ketika sampling dimulai dari channel A hingga channel terakhir dan kembali ke channel A dan seterusnya, sehingga akan diperoleh sampel data 1 dari channel A, sampel data 1 channel B, hingga sampel 1 channel terkahir (n), dan kemudian terulang kembali untuk sampel data 2 dengan waktu sampling t.

Proses demultiplexing dari data berdasarkan sampling time ke berdasarkan trace.2. Trace GatheringMerupakan tahapan pengelompokan berdasarkan kesamaan dari masing-masing channel/trace. Pengelompokan tersebut dapat berupa :a. Common Source Point (CSP)b. Common Depth Point (CDP)c. Common Offsetd. Common Receiver

3. Editing dan MutingTahapan editing merupakan tahapan untuk mengkoreksi amplitudo-amplitudo yang dianggap buruk pada setiap trace seismiknya. Sedangkan muting adalah tahapan untuk menghapus sinyal-sinyal gelombang langsung (direct wave) yang terekam selama pengukuran dan gelombang-gelombang refraksi yang tidak dibutuhkan.

Perbedaan dari sebelum proses muting (gambar kiri) dan setelah proses muting (gambar kanan).

Gambar kiri: hasil proses editing, gambar kanan: sebelum proses editing.

4. Gain RecoveryKetika perekaman berlangsung, data yang terekam telah diberikan penguatan (gain), namun dengan fungsi yang bersifat instantaneous floating point yang dapat menyebabkan adanya distorsi pada data. Fungsi penguatan tersebut kemudian dapat dikoreksi dengan cara mengalikan nilai-nilai trace seismik dengan inversi dari fungsi penguatan, dan nilai rata-rata amplitudo trace seismik dikalkulasi sebagai fungsi waktu, sehingga hasilnya dapat diketahui parameter-parameter fungsi penguatan yang baru.Fungsi penguatan yang benar akan menghasilkan trace seismik dengan perbandingan amplitudo-amplitudo yang sesuai dengan perbandingan dari masing-masing koefisiensi refleksinya, sehingga akan mempermudah dalam interpretasi. Fungsi penguatan g(t) secara dapat dinyatakan sebagai :

Gain (dB) = A.t + B.20 log (t) + C

dimana t merupakan waktu, A sebagai faktor atenuasi, B sebagai faktor spherical divergence, dan C adalah nilai tetapan penguatan.Dalam penerapannya, terdapat beberapa jenis penguatan, yaitu :a. Programmed Gain Control (PGC); fungsi penguatan berdasarkan interpolasi antara nilai skalar amplitudo sampel pada laju sampling dengan satu window tertentu.b. Automatic Gain Control (AGC); fungsi penguatan berdasarkan root mean square (RMS), dimana dikalkulasikan RMS dari kuadrat amplitudo di tiap sampel pada satu window tertentu.

5. Koreksi StatikKoreksi static dilakukan untuk mengembalikan waktu penjalaran gelombang seismik yang bergeser karena adanya perbedaan ketinggian antara sumber seismik dan geophone. Selain itu juga karena adanya lapisan lapuk dengan ketebalan yang bervariasi, sekaligus cepat rambat gelombang yang variatif dalam lapisan lapuk tersebut. Koreksi static ini dilakukan sedemikian hingga sumber seismik dan penerima/geophone berada pada satu garis horisontal (datum), sehingga dapat diperoleh bentuk refleksi yang kurang lebih sesuai dengan kenyataannya dan diperoleh sinyal yang sefase yang saling memperkuat pada saat proses stacking dilakukan.

3.7. Hasil InterpretasiDari pengolahan data seismik, hasilnya yang berupa penampang seismik kemudian diinterpretasikan/ditafsirkan. Tujuan interpretasi seismik adalah menggali dan mengolah berbagai informasi-informasi geologi bawah permukaan dari penampang seismik. Pada eksplorasi minyak dan gas bumi, interpretasi ditujukan untuk mengetahui lokasi reservoar hidrokarbon di bawah permukaan.Pada umumnya, penampang seismik ditampilkan sebagai penampang waktu (time section), namun dapat juga ditampilkan sebagai penampang kedalaman (depth section) setelah melalui beberapa tahapan perhitungan tertentu.

BAB IVGEOLISTRIK4.1. Sejarah Perkembangan GeolistrikPenggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger pada tahun 1912. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC (Direct Current) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah Elektroda Arus A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam.Sejarah perkembangan eksplorasi geolistrik merupakan perkembangan yang paling unik dari seluruh geofisika eksplorasi. Unik karena dalam perkembangannya metoda ini terbagi - bagi dalam beberapa mazhab (school), padahal sumber dasar teori sama. Perbedaan tersebut terletak pada :1. Tata cara kerja ( konfigurasi elektroda, interpretasi).2. Alat yang digunakan, sebetulnya tiap alat dapat digunakan untuk mazhab apapun, akan tetapi perbedaan konfigurasi elektroda yang dipakai mempengaruhi daya penetrasi alat.3. Data prossessing.Penggunaan sifat-sifat kelistrikan untuk maksud eksplorasi sudah dikenal peradaban manusia lebih dari dua abad yang lalu. Pelopor yang mula-mula memakai cara geofisika untuk maksud ksplorasi adalah :1. Gray dan Wheeler thn. 1720, melakukan pengukuran terhadap batuan dan mecoba membakukan tebal konduktivitas batuan.2. Watson thn 1746, menemukan ,bahwa tanah merupakan konduktor dimana potensial yang diamati pada titik-titik diantara dua elektroda arus yang dipotong sejarak 2 mil , bervarisai akibat adanya perbedaan kondisi geologi setempat.3. Robert W. Fox thn. (1789 - 1877) , dapat disebut sebagai Bapak Metoda Geolistrik , karena beliau yang pertama kali mempelajai hubungan sifat-sifat listrik dengan keadaan geologi, temperatur, terrestrial electric dan geothermal. Fox mempelajari sifat-sifat kelistrikan tersebut di tambang-tambang Corn wall, Inggris.4. Perkembangan dilanjutkan secara bertahap : thn.1871 oleh W.Skey, thn. 1847oleh Charles Matteucci., thn. 1882 oleh Cart Barus, thn. 1891 oleh Brown, thn. 1897 oleh Bernfield, thn 1912 oleh Gottchalk, thn. 1914 oleh R.C. Wells dan George Ottis.5. Perkembangan agak berbeda setelah Conrad Schlumberger dan R.C. Welldimana geolistrik berkembang di dua benua, dengan cara dan sejarah yang berbeda. Akan tetapi di ujung perkembangan tersebut kedua mazhab ini bertemu lagi, terutama dalam menggunakan konsep matematika yang sama yang diterapkan pada teori interpretasi masing-masing6. Perkembangan peralatan dimulai dari peralatan geolistrik di dalam truk sampai pada alat geolistrik sebesar tas kecantikan.7. Perkembangan pengolahan data nilai tahanan jenis pada abad ke 20 yaitu dengan dibuatnya kurva baku dan kurva tambahan oleh Orellana E. dan Mooney H.M.,1966, Bhattacharya P.K. dan Patra H.P., 1968, Rijkkswaterstaat, The Netherland, 1975, Zohdy, A.A.R.,1975.8. Perkembangan dalam penafsiran lengkungan tahanan jenis dengan pembuatan perangkat lunak dari melakukan matching curve sampai perangkat lunak VESPC, RESINT 53, GRIVEL, RESIX dan IP2WinGeolistrik adalah suatu metoda eksplorasi geofisika untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan. Sifat-sifat kelistrikan tersebut adalah, antara lain. tahanan jenis (specific resistivity, conductivity, dielectrical constant, kemampuan menimbulkan self potential dan medan induksi serta sifat menyimpan potensial dan lain-lain.4.2. Metode Geolistrik1. Metode Geolistrik Tahanan Jenis ( Resistivity Methode )Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari kelompok metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan bumi. Metode resistivitas umumnya digunakan untuk eksplorasi dangkal, sekitar 300 500 m. Prinsip dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui dua elektrode arus, sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektrode potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik dapat diperoleh variasi harga resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik ukur.Metode kelistrikan resistivitas dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik dengan frekuensi rendah ke permukaan bumi yang kemudian diukur beda potensial diantara dua buah elektrode potensial. Pada keadaan tertentu, pengukuran bawah permukaan dengan arus yang tetap akan diperoleh suatu variasi beda tegangan yang berakibat akan terdapat variasi resistansi yang akan membawa suatu informasi tentang struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip ini sama halnya dengan menganggap bahwa material bumi memiliki sifat resistif atau seperti perilaku resistor, dimana material-materialnya memiliki derajat yang berbeda dalam menghantarkan arus listrik. 2. Metode Geolistrik Polarisasi Terimbas ( IP/ Induce Polarization Methode )Pada prinsipnya dilakukan dengan cara memutuskan arus listrik yang di injeksikan ke dalam permungkaan bumi. Selanjutnya tampak bahwa beda potensial antara kedua elektroda tidak lansung menunjukan angka nol saat arus tersebut di putuskan. turun secara perlahan lahan dalam selang waktu tertentu. Sebaliknya apabila arus dihidupkan maka beda potensial akan kembali pada posisi semula dalam waktu yang sama.Gelaja polarisai terimabs dalam batuan termineralisasikan terutama ditentukan reaksi Elektrokimia pada bidang batas antar mineral2 logam dan larutan dalam batuan. gejala Ip dapat dilakukan dengan mengalirkan arus terkontrol melalui bahan yangakan diselidiki.Pengukuran respon IP dapat dilakukan dengan cara :a. Pengukuran domain waktuPengukuran polarisasi terimbas dengan domain waktu yaitu dengan cara mengalirkan pulsa arus listrik bebrbentuk persegi panjang kedalam tanah. untuk mengukur derajar terpolarisasi suatu bahan pada suatu waktu di definisikan chargeability.b. Pengukuran domain frekunsiUntuk mempolarisasika suatu bahan dengan arus listrik imbas ke sutau tingkat tertentu dibutuhkan waktu tertentu tergantung jenis bahannya. Karena frekunsi berbanding terbalik dengan waktu. maka perbedaan respon tegangan dengan pemberian arus listrik dengan frekuensi yang berbeda juga mencerminkan sifat polarisasi suatu bahan tertentu.ini merupakan dasar dalam pengukuran frekuensi (sumner, 1976).3. Metode Geolistrik Potensial Diri ( SP/ Self Potential Methode )Metode Self potential (SP) adalah metode pasif, karena pengukurannya dilakukan tanpa menginjeksikan arus listrik lewat permukaan tanah, perbedaan potensial alami tanah diukur melalui dua titik dipermukaan tanah. Potensial yang dapat diukur berkisar antar beberapa millivolt (mV) hingga 1 volt.Self potensial adalah potensial spontan yang ada di permukaan bumi yang diakibatkan oleh adanya proses mekanis ataupun oleh proses elektrokimia yang di kontrol oleh air tanah. Proses mekanis akan menghasilkan potensial elektrokinetik sedangkan proses kimia akan menimbulkan potensial elektrokimia (potensial liquid-junction, potensial nernst) dan potensial mineralisasi.Komponen rekaman data potensial diri yang diperoleh dari lapangan merupakan gabungan dari tiga komponen dengan panjang gelombang yang berbeda, yaitu efek topografi (TE) ), SP noise (SPN ) dan SP sisa (SPR). Metode potensial diri (SP) merupakan salah satu metode geofisika yang prinsip kerjanya adalah mengukur tegangan statis alam (static natural voltage) yang berada di kelompok titik titik di permukaan tanah. Potensial diri umumnya berhubungan dengan perlapisan tubuh mineral sulfide (weathering of sulphide mineral body), perubahan dalam sifat-sifat batuan (kandungan mineral) pada daerah kontak - kontak geologi, aktifitas bioelektrik dari material organik, korosi, perbedaan suhu dan tekanan dalam fluida di bawah permukaan dan fenomena-fenomena alam lainnya.Prinsip dasar dari metode potensial diri adalah pengukuran tegangan statis alam (Static Natural Voltage) pada permukaan tanah. Orang yang pertama kali menggunakan metode ini adalah untuk menentukan daerah yang mengandung mineral logam.4.3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Geolistrik1. Kelebihan :a. Harga peralatan murahb. Biaya survei relatif murahc. Peralatan relatif kecil dan ringand. Waktu yang dibutuhkan relatif cepat, bisa mendapatkan 6 - 7 titik dalam sehari2. Kekurangan :a. Tidak efektif untuk pemakaian di kawasan karstb. Untuk mendeteksi air tidak bisa diketahui berapa jumlah volume (debit) pasti air tersebutc. Tidak bisa membedakan air mengalir dan yang statisd. Tidak bisa menjangkau wilayah yang dalam karena jankauannya berkisar 1000-1500 kaki dibawah permukaan bumi4.4. Alat Yang Digunakan dalam Metode Geolistrik1. Peralatan Yang Digunakana. Resistivity meterb. Accuc. Elektroda arus dan potensiald. Kabel-kabel penghubunge. Meteranf. Alat alat tulis dan kalkulator2. Prinsip Kerja AlatPada dasarnya alat ukur resistivitas ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian komutator dan potensiometer.a. Bagian Komutator mengubah isyarat arus searah menjadi arus bolak-balik yang kemudian diinjeksikan ke dalam bumi.b. Bagian potensiometer berfungsi untuk mengukur besar potensial yang terjadi di permukaan tanah.4.5. Pengambilan Data GeolistrikPengambilan data pada metode geofisika tahanan jenis (resistivitas) pada umunya digunakan 2 metode, yaitu :1. Metode observasi, yaitu pengambilan data dengan pengukuran dan pengambilan data ke lapangan secara langsung dengan alat geolistrik.2. Metode literature,yaitu dengan menggunakan bahan pustaka sebagai referensi penunjang untuk memperoleh data tentang range resistivitas batuan, peta dan informasi daerah survey.Dalam proses pengambilan data ada beberapa hal atau tahapan yang umumnya harus dilakukan guna kelancaran dalam pengambilan data dilapangan, yaitu : survey pendahuluan, penentuan titik sounding di lapangan, dan pengambilan data. Untuk teknik akuisisi metode resistivitas ada 2, yaitu mapping dan sounding.Tujuan dari pengukuran mapping adalah untuk memperoleh informasi megenai variasi resistivitas secara lateral, yaitu dengan cara seluruh elektroda dipindahkan menurut lintasan tertentu. Konfigurasi yang dipgunakan antara lain pole pole, dipole dipole, wenner.Sedangkan tujuan dari sounding adalah untuk memperkirakan variasi resistivitas sebagai fungsi kedalaman, yaitu dengan cara pengukuran dilakukan pada satu titik dengan jarak elektroda bervariasi. Konfigurasi bisa menggunakan schlumberger.

4.6. Pengolahan Data GeolistrikAnalisis data dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:1. Matching Curve merupakan suatu bagian dari proses penginterpretasian secara Vertical Electric Sounding (VES) yang diperoleh data berupa horisontal.2. Software IPI2win digunakan untuk memecahkan masalah-masalah geologi sesuai dengan kuva pendugaan yang dihasilkan. Perbandingan antara Macthing Curve dengan Software IPI2win jika dilihat dari perhitungan yang dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan metode curve matching, parameter ketebalan dan true resistivity dihitung satu persatu dari ujung awal kurva dengan memotong bagian kurva menjadi beberapa bagian. Hasil dari suatu casing sumur pengukuran tahanan jenis elektrik menghasilkan berupa log tahanan jenis. Korelasi merupakan salah satu kegunaan dalam penyelidikan struk-tural yang terjadi secara detail dengan log listrik pada penyelidikan stratigrafi secara umum. Dari hasil pembandingan antara geolistrik dengan analisis log pada hasil interpretasi geolistrik menunjukkan adanya kesesuain secara relative dengan data pengeboran dan log/sonde.4.7. Hasil Interpretasi Data GeolistrikDengan memanfaatkan nilai tahanan jenis ini maka aplikasi metoda geolistrik telah digunakan pada berbagai bidang ilmu yaitu :1. Regional Geology untuk mengetahui struktur, stratigrafi dan sedimentasi.2. Hidrogeologi/Geohidrologi untuk mengetahui muka air tanah, akuifer, stratigrafi , intrusi air laut.3. Geologi Teknik untuk mengetahui struktur, startigrafi, permeabilitas dan porositas batuan, batuan dasar , pondasi , kontruksi bangunan teknis.4. Pertambangan untuk mengetahui endapan plaser, stratigrafi, struktur, penyebaran endapan mineral.5. Archeology untuk mengetahui dasar candi, candi terpendam, tanah galian lama.6. Panas bumi (geothermal) mengetahui kedalaman, penyebaran, low resistivity daerah panas bumi.7. Minyak untuk mengetahui struktur, minyak, air dan kontak air dan minyak serta porositas , water content (well logging geophysic).Aplikasi Metoda Geolistrika. Eksplorasi Reservoir Air TanahMetode geolistrik yang paling tepat untuk digunakan dalam pencarian reservoir air tanah adalah metode tahanan jenis/resistivitas, karena metode ini lebih efektif untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal yaitu pada kedalaman sekitar 30-150 meter.Parameter yang diukur adalah harga resistensi batuan dimana batuan yang mengandung banyak air memiliki konduktivitas semakin besar, sehingga resistivitasnya akan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, konduktivitas akan semakin kecil jika kandungan air dalam batuan semakin sedikit, sehingga resistivitasnya akan semakin besar.b. Eksplorasi BatubaraSalah satu metoda geofisika yang dapat digunakan untuk memperkirakan keberadaan dan ketebalan batubara di bawah permukaan adalah metoda geolistrik tahanan jenis. Metoda geolistrik dapat mendeteksi lapisan batubara pada posisi miring, tegak dan sejajar bidang perlapisan di bawah permukaan akibat perbedaan resistansi perlapisan batuan yang satu dengan yang lain, karena pada umumnya batubara memiliki harga resistansi tertentu.c. Eksplorasi GeothermalDalam eksplorasi panas bumi digunakan metode geolistrik tahanan jenis untuk memetakan harga tahanan jenis batuan di daerah penelitian dalam rangka menentukan daerah konduktif yang merupakan batas reservoir sistem panasbumi. Peninjauan yang dilakukan dengan cara profiling untuk memperoleh gambaran umum daerah prospek panasbumi.d. Eksplorasi Mineral/Bahan Galian dan IndustriDalam eksplorasi mineral digunakan metode geolistrik polarisasi terimbas. Mengenai polarisasi yang terjadi pada batuan dan tanah adalah melingkupi penyebaran atau difusi ion-ion menuju mineral-mineral logam dan pergerakan ion-ion didalam pore-filling elektrolit. Yang menjadi efek utama atau mekanisme utama yang terjadi dalam suatu proses polarisasi adalah polarisasi elektroda atau electrode polarization dan polarisasi membrane atau membrane polarization.

BAB VGEOMAGNET5.1. Sejarah Perkembangan GeomagnetSejarah perkembangan Metode Magnetik telah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu. Orang yang pertama kali melakukan penelitian magnetisasi bumi secara ilmiah adalah Sir William Gilbert(1540 1603). Gilbert adalah orang yang pertama kali melihat bahwa medan magnet bumi ekivalen dengan arah utara selatan sumbu rotasi bumi. Penemuan Gilbert kemudian diperdalam oleh Van Wrede (1843) untuk melokalisir endapan bijih besi dengan mengukur variasi magnet di permukaan bumi. Hasil penelitiannya kemudian dibukukan oleh Thalen (1879) dengan judul: The Examination Of Iron Ore Deposite By Magnetic Measurement yang kemudian menjadi pionir bagi pengukuran magnetisasi bumi (Geomagnet) Metode magnet adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan. Metode ini didasarkan pada pengukuran variasi intensitas magnetik di permukaan bumi yang disebabkan adanya variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik dibawah permukaan, kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin teramati. Pengukuran intensitas medan magnetik dapat dilakukan di darat, laut maupun udara. Susceptibilitas magnet batuan adalah harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh magnet, yang pada umumnya erat kaitannya dengan kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar kandungan mineral magnetit di dalam batuan, akan semakin besar harga susceptibilitasnya. Metoda ini sangat cocok untuk pendugaan struktur geologi bawah permukaan dengan tidak mengabaikan faktor kontrol adanya kenampakan geologi di permukaan dan kegiatan gunungapi. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.5.2. Metode GeomagnetMetoda Geomagnet adalah salah satu metoda di geofisika yang memanfaatkan sifat kemagnetan bumi. Menggunakan metoda ini diperoleh kontur yang menggambarkan distribusi susceptibility batuan di bawah permukaan pada arah horizontal. Dari nilai susceptibility selanjutnya dapat dilokalisir / dipisahkan batuan yang mengandung sifat kemagnetan dan yang tidak. Mengingat survey ini hanya bagus untuk pemodelan kearah horizontal, maka untuk mengetahui informasi kedalamannya diperlukan metoda Resistivity 2D. Jadi, survey geomagnet diterapkan untuk daerah yang luas, dengan tujuan untuk mencari daerah prospek. Setelah diperoleh daerah yang prospek selanjutnya dilakukan survey Resistivity 2D.Metode Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan menggunakan pengukuran fisis pada atau di atas permukaan. Dari sisi lain, geofisika mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat maupun tidak terlihat langsung oleh pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian pada umumnya pada permukaan (Dobrin dan Savit, 1988). Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori, yaitu:1. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi.2. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur respon yang dilakukan oleh bumi.Medan dalam ilmu geofisika terdiri dari 2 :1. Medan alami adalah misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnet bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi radiokativitas bumi.2. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.

5.3. Kelebihan dan Kelemahan Metode GeomagnetKeunggulan metode magnetik dibanding metode yang lain:1. Metode ini sensitive terhadap perubahan vertical, umumnyadigunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermalyang kaya akan mineral ferromagnetic, struktur geologi. Umumnya tubuh intrusi, urat hydrothermal kaya akan mineral ferromagnetic(Fe3O4, Fe2O3)yang memberi kontras pada batuan sekelilingnya.2. Mineral-mineral ferromagnetic akan kehilangan sifatkemagnetannya bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena ituefektif digunakan untuk mempelajari daerah yang dicurigai mempunyaipotansi Geothermal.3. Data acquitsition dan data proceding dilakukan tidak serumitmetoda gaya berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan anomaly berdasarkan panjang gelombang maupun kedalamansumber anomaly magnetic yang ingin diselidiki.Kekurangan metode magnetik dibanding metode yang lain:1. Setiap jenis batuan di bumi walaupun dalam pengklasifikasian ataupenamaannya sama, dapat saja mempunyai sifat dan karakteristik yangspesifik akibat peristiwa geologi yang dialaminya. Sehingga bisa memberikandata yang didapat bisa berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya dibawah permukaan.

5.4. Alat yang Digunakan dalam Metode GeomagnetAlat untuk penyelidikan disebut Magnetometer. Sensitivitas alat ini yang diperlukan adalah antara 1 dan 10 dalam medan total yang jarang lebih besar dari 50. adi sensitivitas peralatannya lebih kecil dari pada gravimeter. Jenis ini magnetometer ini adalah sebagai berikut :

a. Variometer Type Schmidt.Alat ini gunanya untuk mengukur komponen vertikal Z. Sistem magnetik bebas berayun pada tepi pisau batu agat (akik) dalam bidang vertikal. Kedudukan setimbangnya di stasion acuhan diatur horizontal dan defleksi dari kedudukan ini pada stasion lain dibaca dengan teleskop. Dengan mengalirkan konstanta kalibrasi pada harga ini memberikan harga relatif Z. Alat ini juga dapat mengukur H dengan menggantung sistem magnet mula-mula pada kedudukan vertikal dan pembacaan dibuat dalam meridian magnetik.b. Magnetometer Flux-gate.Instrumen ini digunakan untuk mengukur variasi diurnal (harian) didalam medan bumi, dan digunakan pula pada penyelidikan magnetik di udara serta sebagai magnetometer portable untuk penyelidikan di darat. Magnetometer flux-gate pada dasarnya terdiri dari kumparan material magnetik seperti mu-metal, permalloy, ferrit dan sebagainya. Yang mempunyai permeabilitas tinggi dalam medan magnetik yang rendah. Jenis magnetometer ini memungkinkan untuk mengukur benda magnetik yang mempunyai hysterisis loop sekecil mungkin.c. Magnetometer presisi-proton bebas.Dasar instrumen ini adalah gejala resonansi magnetik inti (NMR), dimana berprinsip pada adanya perubahan medan magnet yang berpengaruh pada orientasi spin-spin proton. Dari prinsip diatas diharapkan bahwa dalam hal dapat dideteksinya frekuensi resonansi inti bahan sample maka dapatlah ditentukan medan magnetnya dengan rumus f = H r , dimana adalah gyromagnetik ratio.5.5. Pengambilan Data GeomagnetDalam melakukan pengukuran geomagnetik, peralatan paling utama yang digunakan adalah magnetometer. Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat medan magnetik di lokasi survei. Salah satu jenisnya adalah Proton Precission Magnetometer (PPM) yang digunakan untuk mengukur nilai kuat medan magnetik total. Peralatan lain yang bersifat pendukung di dalam survei magnetik adalah Global Positioning System (GPS). Peralatan ini digunaka untuk mengukur posisi titik pengukuran yang meliputi bujur, lintang, ketinggian, dan waktu. GPS ini dalam penentuan posisi suatu titik lokasi menggunakan bantuan satelit. Penggunaan sinyal satelit karena sinyal satelit menjangkau daerah yang sangat luas dan tidak terganggu oleh gunung, bukit, lembah dan jurang.Beberapa peralatan penunjang lain yang sering digunakan di dalam survei magnetik, antara lain (Sehan, 2001) :1. Kompas geologi, untuk mengetahui arah utara dan selatan dari medan magnet bumi.2. Peta topografi, untuk menentukan rute perjalanan dan letak titik pengukuran pada saat survei magnetik di lokasi3. Sarana transportasi4. Buku kerja, untuk mencatat data-data selama pengambilan data5. PC atau laptop dengan software seperti Surfer, Matlab, Mag2DC, dan lain-lain.Pengukuran data medan magnetik di lapangan dilakukan menggunakan peralatan PPM, yang merupakan portable magnetometer. Data yang dicatat selama proses pengukuran adalah hari, tanggal, waktu, kuat medan magnetik, kondisi cuaca dan lingkungan.Dalam melakukan akuisisi data magnetik yang pertama dilakukan adalah menentukan base station dan membuat station - station pengukuran (usahakan membentuk grid - grid). Ukuran gridnya disesuaikan dengan luasnya lokasi pengukuran, kemudian dilakukan pengukuran medan magnet di station - station pengukuran di setiap lintasan, pada saat yang bersamaan pula dilakukan pengukuran variasi harian di base station.IGRF singkatan dati The International Geomagnetic Reference Field. Merupakan medan acuan geomagnetik intenasional. Pada dasarnya nilai IGRF merupakan nilai kuat medan magnetik utama bumi (H0). Nilai IGRF termasuk nilai yang ikut terukur pada saat kita melakukan pengukuran medan magnetik di permukaan bumi, yang merupakan komponen paling besar dalam survei geomagnetik, sehingga perlu dilakukan koreksi untuk menghilangkannya. Koreksi nilai IGRF terhadap data medan magnetik hasil pengukuran dilakukan karena nilai yang menjadi terget survei magnetik adalan anomali medan magnetik (Hr0).Nilai IGRF yang diperoleh dikoreksikan terhadap data kuat medan magnetik total dari hasil pengukuran di setiap stasiun atau titik lokasi pengukuran. Meskipun nilai IGRF tidak menjadi target survei, namun nilai ini bersama-sama dengan nilai sudut inklinasi dan sudut deklinasi sangat diperlukan pada saat memasukkan pemodelan dan interpretasi.5.6. Pengolahan Data GeomagnetUntuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, maka dilakukan koreksi terhadap data medan magnetik total hasil pengukuran pada setiap titik lokasi atau stasiun pengukuran, yang mencakup koreksi harian, IGRF dan topografi.1. Koreksi HarianKoreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai medan magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam satu hari.Waktu yang dimaksudkan harus mengacu atau sesuai dengan waktu pengukuran data medan magnetik di setiap titik lokasi (stasiun pengukuran) yang akan dikoreksi. Apabila nilai variasi harian negatif, maka koreksi harian dilakukan dengan cara menambahkan nilai variasi harian yang terekan pada waktu tertentu terhadap data medan magnetik yang akan dikoreksi. Sebaliknya apabila variasi harian bernilai positif, maka koreksinya dilakukan dengan cara mengurangkan nilai variasi harian yang terekan pada waktu tertentu terhadap data medan magnetik yang akan dikoreksi, datap dituliskan dalam persamaan:

H = Htotal Hharian

2. Koreksi IGRFData hasil pengukuran medan magnetik pada dasarnya adalah konstribusi dari tiga komponen dasar, yaitu medan magnetik utama bumi, medan magnetik luar dan medan anomali. Nilai medan magnetik utama tidak lain adalah niali IGRF. Jika nilai medan magnetik utama dihilangkan dengan koreksi harian, maka kontribusi medan magnetik utama dihilangkan dengan koreksi IGRF. Koreksi IGRFdapat dilakukan dengan cara mengurangkan nilai IGRF terhadap nilai medan magnetik total yang telah terkoreksi harian pada setiap titik pengukuran pada posisi geografis yang sesuai. Persamaan koreksinya (setelah dikoreksi harian) dapat dituliskan sebagai berikut :

H = Htotal Hharian H0Dimana H0 = IGRF3. Koreksi TopografiKoreksi topografi dilakukan jika pengaruh topografi dalam survei megnetik sangat kuat. Koreksi topografi dalam survei geomagnetik tidak mempunyai aturan yang jelas. Salah satu metode untuk menentukan nilai koreksinya adalah dengan membangun suatu model topografi menggunakan pemodelan beberapa prisma segiempat (Suryanto, 1988). Ketika melakukan pemodelan, nilai suseptibilitas magnetik (k) batuan topografi harus diketahui, sehingga model topografi yang dibuat, menghasilkan nilai anomali medan magnetik (Htop) sesuai dengan fakta. Selanjutnya persamaan koreksinya (setelah dilakukan koreski harian dan IGRF) dapat dituliska sebagai

H = Htotal Hharian H0 htop

Setelah semua koreksi dikenakan pada data-data medan magnetik yang terukur dilapangan, maka diperoleh data anomali medan magnetik total di topogafi. Untuk mengetahui pola anomali yang diperoleh, yang akan digunakan sebagai dasar dalam pendugaan model struktur geologi bawah permukaan yang mungkin, maka data anomali harus disajikan dalam bentuk peta kontur. Peta kontur terdiri dari garis-garis kontur yang menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai anomali sama, yang diukur dar suatu bidang pembanding tertentu.5.7. Hasil Interpretasi Data GeomagnetInterpretasi data anomali medan magnet total dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu interpretasi secara kualitatif dan interpretasi secara kuantitatif.1. Interpretasi secara kualitatif dilakukan dengan menganalisa peta kontur medan magnet total, kontur anomali medan magnet total yang sudah dikontinuasi dan kontur anomali yang telah di reduksi ke kutub. Hasil yang diperoleh adalah lokasi benda penyebab anomali berdasarkan klosur kontur.2. Interpretasi secara kuantitatif dilakukan dengan pembuatan model dari kontur anomali medan magnet total. Dari kontur tersebut dibuat sayatan yang melewati bidang anomali. Pemilihan posisi sayatan ini berdasarkan hasil dari interpretasi secara kualitatif. Sayatan tersebut kemudian dimodelkan dengan menggunakan metode Talwani yang telah dibuat dalam software program Mag2DC for windows.Dalam pemodelan ini dibuat beberapa perandaian yaitu:1. Benda atau batuan penyebab anomali magnetik hanya dari benda itu sendiri, sehingga kontras kerentanan magnetik benda penyebab anomali dengan batuan sekitar dianggap tetap.2. Benda ini hanya menyebabkan medan magnet induksi yang disebabkan oleh medan magnet dari dalam bumi, medan magnet remanennya dianggap tidak ada.3. Batuan penyebab anomali dan batuan sekitar dianggap homogen dan masing- masing mempunyai penyebaran magnetisasi secara merata.

BAB VIGRAVITY6.1. Sejarah Perkembangan Metode GravityGravitasi adalah gaya tarik-menarik yang ada antara dua massa, dua benda, setiap dua partikel. Gravitasi tidak hanya antara obyek dan daya tarik Bumi. Ini adalah daya tarik yang ada di antara semua benda, di mana-mana di alam semesta. Sir Isaac Newton (1642 - 1727) menemukan bahwa gaya diperlukan untuk mengubah kecepatan atau arah gerakan suatu benda. Dia juga menyadari bahwa kekuatan yang disebut "gravitasi" harus membuat apel jatuh dari pohon, atau manusia dan hewan hidup di permukaan planet kita berputar tanpa off lebar. Selain itu, ia menyimpulkan bahwa gaya gravitasi ada di antara semua benda. semakin besar materi, semakin besar gavitasi, sehingga hal-hal yang memiliki banyak hal seperti planet dan bulan dan bintang-bintang menarik lebih kuat.Metode Gravity merupakan salah satu metode eksplorasi geofisika yang digunakan untuk mengukur variasi medan gravity bumi akibat adanya perbedaan densitas antar batuan. Dalam prakteknya, metode ini mempelajari perbedaan medan gavitasi dari satu titik terhadap titik observasi lainnya. Sehingga sumber yang merupakan suatu zona massa dibawah permukaan bumi akan menyebabkan suatu gangguan padamedan gravity. Gangguan medan gavitasi ini-lah yang disebut sebagai anomali gravity.6.2. Metode GravityMetode ini umumnya digunakan dalam eksplorasi minyak untuk menemukan struktur yang merupakan jebakan minyak (oil trap), dan dikenal sebagai metode awal saat akan melakukan eksplorasi daerah yang berpotensi hidrokarbon. Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan lain-lain. Meskipun dapat dioperasikan dalam berbagai macam hal tetapi pada prinsipnya metode ini dipilih karena kemampuannya dalam membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik itu minyak maupun mineral lainnya. Eksplorasi metode ini dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang.Perkembangan di bidang eksplorasi gravitasi telah signifikan dari Galileo ke adaptasi terbaru dari sistem navigasi inersia. kesemimbangan torsi ke gravitimeter adalah salah satu saat yang paling menarik dalam eksplorasi geofisika,. Gravity meter telah dibuat untuk beroperasi jauh di bawah air, di permukaan laut, di udara, dan di lubang bor. keakuratan akhir umumnya dibatasi oleh kesalahan dalam data posisi bukan presisi instrumen gravitasi.Pencapaian presisi microgal (beberapa bagian per miliar) merupakan salah satu perkembangan teknik paling luar biasa. Interpretasi hampir terus kecepatan dengan pengembangan instrumen, namun laporan pada metode dan keberhasilan serius ( setidaknya 10 tahun) dalam literatur. Masalah ambiguitas berkaitan dengan distribusi massa telah jelas dilaporkan, bagaimanapun, adalah tidak cukup diperlakukan untuk pemisahan anomali. Meskipun demikian, banyak makalah berhubungan dengan resolusi anomali yang tersebar di seluruh literatur, dari operator cincin untuk transformasi Fourier cepat. Banyak diskusi juga ada di depan dan perhitungan invers, tetapi sedikit perhatian telah diberikan dalam literatur untuk interpretasi praktis, terutama dalam integrasi gravitasi dengan data geofisika seismik, magnetik, dan bor.1. Metode Sinyal AnalitikMetode sinyal analitik, yang dikenal juga sebagai metode gradien total, sebagaimana didefinisikan di sini menghasilkan jenis tertentu gravitasi dihitung atau perangkat tambahan peta anomali magnetik digunakan untuk menentukan dalam arti peta tepi (batas) geologi densitas anomali atau distribusi magnetisasi. Di bidang eksplorasi aplikasi potensial, sinyal analitik istilah longgar mengacu pada modulus dihitung dari gravitasi atau medan magnet anomali tiga ruang yang saling ortogonal (x, y, z) istilah derivatif. Dipetakan maxima (pegunungan dan puncak) pada sinyal analitik dihitung dari peta anomali gravitasi atau magnetik menemukan sumber anomali tepi tubuh dan sudut (misalnya, batas kesalahan basement blok, kontak litologi basement, sesar / geser zona, beku dan diapirs garam, dll .). maxima sinyal analitis memiliki sifat yang berguna yang mereka terjadi secara langsung di atas kesalahan dan kontak, tanpa kemiringan struktural yang dapat hadir, dan independen dari arah induksi dan / atau badan magnetizations remanen. ekstensi Berbagai metode sinyal analitik (sebagaimana didefinisikan di sini) ada. Sebagai contoh, beberapa ekstensi untuk metode ini termasuk sebagai parameter tambahan dipecahkan tubuh kedalaman sumber anomali (s).2. Estimasi Kedalaman otomatisBerbagai teknik, yang meliputi dekonvolusi Werner, metode Euler, metode Naudy's, metode Phillips, dan metode sinyal analitik, yang menganalisis profil digital magnet metode sinyal analitik atau peta untuk mendapatkan estimasi kedalaman sumber tubuh tanpa identifikasi pengguna tertentu kunci bagian dari anomali. Hal ini bertentangan dengan profil teknik seperti metode Peters '(setengah-lereng) atau metode Vacquier's (kemiringan lurus) yang dapat diimplementasikan sebagai program komputer interaktif namun memerlukan identifikasi titik-titik khusus pada anomali.3. Bouguer Gravity FieldMedan gravitasi yang diperoleh setelah lintang, elevasi, Bouguer, dan koreksi medan telah diterapkan pada (diamati atau mentah) data pengukuran gravitasi. Bouguer (bernama setelah Pierre Bouguer, sebuah geodesist Prancis) medan gravitasi sering tercatat sebagai Bouguer sederhana untuk bidang gravitasi sebelum mengajukan permohonan koreksi daerah atau Bouguer lengkap untuk bidang gravitasi setelah menerapkan medan (dan kadang-kadang kelengkungan) koreksi.gravitasi Anomali diamati di bidang Bouguer disebabkan oleh kepadatan lateral kontras dalam bagian sedimen, kerak dan sub-kerak bumi.Sebuah diukur di atas permukaan laut medan gravitasi Bouguer dan akurat dikoreksi datum permukaan laut tidak setara dengan gravitasi diukur di permukaan laut. Anomali yang disebabkan oleh inhomogeneities massa antara elevasi stasiun dan datum dan yang diukur pada ketinggian stasiun yang asli tetap dalam data kecuali koreksi khusus dibuat.4. Kepadatan Massa per satuan volume, dinyatakan dalam gram per sentimeter kubik. Rock atau pembentukan kepadatan biasanya diukur baik sebagai bulk kepadatan jenuh atau kepadatan butir. Untuk interpretasi gravitasi, kontras antara kerapatan curah batuan kepentingan utama karena perbedaan ini bertanggung jawab untuk bidang gravitasi anomaliKepadatan massal Rock telah terbukti bervariasi sebagai fungsi dari umur geologi, litologi dan kedalaman penguburan. Rock kepadatan biasanya berkisar dari 1,9 g/cm3 hingga 3,0 g/cm3.5. Kontras densitasKepadatan satu unit batuan relatif terhadap yang lain. Kepadatan kontras dapat bersifat positif atau negatif. Misalnya, jika Rock A = 2,30 g/cm3 dan Rock B = 2,40 g/cm3 maka kontras densitas batuan A relatif terhadap B adalah -0,10 g/cm3. Sebaliknya, kontras densitas relatif Rock relatif B untuk Rock adalah 0,10 g/cm3.Anomali gravitasi disebabkan oleh kepadatan kontras dalam sedimen bagian bumi, kerak-kerak dan sub dapat dianalisis dan ditafsirkan sebagai litologi dan / atau anomali struktural.6. Kepadatan-Depth FungsiHubungan antara perubahan kepadatan dengan perubahan secara mendalam. Di banyak daerah di dunia dengan bagian klastik tebal peningkatan kerapatan dengan meningkatnya kedalaman telah terbukti terutama fungsi dari pemadatan. Namun, umur, litologi dan porositas juga dapat mempengaruhi hubungan. Hubungan itu penting dalam pemodelan gravitasi karena gravitasi anomali dapat disebabkan oleh perubahan bergradasi pada kepadatan daripada kontras densitas yang relatif mendadak, seperti yang mungkin terjadi di sebuah kesalahan, kontak, atau ketidakselarasan.7. Kepadatan ModelSebuah model geologi di mana lapisan atau badan dari satuan batuan yang diberikan akan diganti dengan lapisan equi-kerapatan atau badan. Lapisan equi-density atau badan mungkin atau mungkin tidak sesuai dengan formasi geologi yang spesifik.8. Kedalaman slicingSecara umum, penggunaan filter linier untuk mengisolasi (berdasarkan kriteria panjang gelombang) anomali kontribusi ke peta yang berasal dari sumber badan dalam berbagai kedalaman tertentu. Berbagai teknik digunakan untuk melaksanakan isolasi.9. Tanggul ModelLihat Prisma. deskripsi model Dike meliputi lebar, sempit, tipis, vertikal, dan cenderung.10. Koreksi KetinggianJumlah udara bebas dan koreksi Bouguer untuk diamati atau "mentah" gravitasi. Koreksi Bouguer membutuhkan estimasi densitas bulk untuk menghitung dan menghilangkan efek gravitasi massa bawah permukaan antara titik pengukuran gravitasi dan sebuah datum.11. Free-Gravity Lapangan udaraMedan gravitasi setelah koreksi udara bebas. Koreksi ini diterapkan untuk diamati atau "mentah" pembacaan gravitasi untuk mengoreksi perubahan gravitasi karena perbedaan elevasi stasiun gravitasi relatif terhadap datum elevasi (biasanya permukaan laut). Perubahan gravitasi dengan ketinggian berbanding terbalik dengan perubahan jarak antara pusat meteran itu massa (elevasi meter) dan pusat massa bumi.12. Gravity UnitSebuah unit yang digunakan dengan pengukuran percepatan gravitasi. Disingkat g.u. Pengukuran gravitasi unit sebelumnya banyak digunakan, tapi pengukuran di milligals sekarang lebih umum. 1,0 milligal 10 unit gravitasi =13. GradiometerSebuah perangkat atau set perangkat yang mengukur nilai sebuah lapangan di setidaknya dua titik yang berbeda dalam ruang pada saat yang sama. gradien adalah perbedaan nilai bidang per satuan jarak antara sensor. Dengan mengukur gradien medan's (yaitu, turunan pertama atau tingkat perubahan dengan jarak), total bidang itu sendiri dapat dihitung dengan berbagai tingkat akurasi. Untuk bidang potensial, arah pengukuran relatif terhadap bumi adalah penting. Apakah gradien yang sedang diukur horizontal, vertikal, dan dalam kasus magnet, apa orientasi relatif terhadap medan magnet bumi? Bahkan dengan kesulitan-kesulitan ini mungkin, hanya mengukur gradien memiliki keuntungan dari menghilangkan sinyal non-geologi lapangan, seperti ketika mengukur gravitasi, yang diperkenalkan oleh percepatan normal pesawat survei.14. High Density BasementYang paling signifikan tebal unit kepadatan tinggi (s) dalam bagian geologi suatu wilayah, yang memberikan kontras densitas besar positif. Batu-batu di atas kontras densitas utama biasanya sedimen lebih muda dan / atau volkanik, biasanya memiliki kepadatan mulai dari sekitar 1,9 g/cm3 menjadi 2,6 g/cm3. Mereka di bawah kontras densitas besar biasanya lebih tua sedimen, vulkanik dan / atau batu kristal, biasanya memiliki kepadatan mulai dari 2,6 g/cm3 hingga 3,0 g/cm3. basement kepadatan tinggi mungkin atau mungkin tidak setara dengan kristal dan / atau ruang bawah tanah magnetik.15. Inverse ModelingTeknik dimana kepadatan 2D atau 3D,, kerentanan, atau geometrik (geologi) model dihitung untuk memenuhi (membalikkan) sebuah gravitasi diamati diberikan atau medan magnet.16. Milligal (mGal)Unit digunakan dengan pengukuran percepatan gravitasi.1 Gal = 1 cm/sec21 Gal = 1,000 milligals1 Ga1 mGal 10 unit gravitasi =NTingkat homogenitas dalam persamaan Euler, diinterpretasikan secara fisik sebagai tingkat jatuh-off dengan jarak dan geofisika sebagai struktural indeks (SI). Nilai bervariasi 1-3 menurut magnetik atau sumber gravitasi geometri tubuh.

17. Teramati Gravity FieldIstilah "gravitasi diamati" juga sering digunakan sebagai pengganti "gravitasi mentah" atau "gravitasi diukur". Salah, tetapi sering, peta "istilah gravitasi diamati" mungkin diposting di peta berikut: Bouguer, bebas udara, regional atau medan gravitasi sisa.18. PseudogravityPerkiraan medan gravitasi berasal dari medan magnet yang diukur pada, atau berubah menjadi, kutub magnet. Proses ini memerlukan konversi dari nilai kerentanan terhadap nilai-nilai kepadatan dan integrasi vertikal data magnetik.19. Baku GravityJuga disebut diukur gravitasi, atau gravitasi diamati. Medan gravitasi diukur pada stasiun gravitasi sebelum lintang, bebas udara, atau koreksi Bouguer daerah diterapkan.20. Regional Gravity FieldKomponen gelombang panjang yang biasanya dihubungkan dengan variasi densitas Bouguer lapangan gravitasi dianggap lebih dari bunga eksplorasi umum; (misalnya, komponen gravitasi karena variasi kepadatan kerak atau undulations dari kerak / mantel antarmuka). Sebuah daerah subjektif sering dapat dirancang untuk meningkatkan anomali sisa bunga primer.21. Sisa Gravity FieldKomponen panjang gelombang lebih pendek dari bidang Bouguer disebabkan kepadatan gravitasi kontras densitas tinggi dalam ruang bawah tanah dan / atau overburden kepadatan rendah. Anomali di bidang sisa biasanya kepentingan eksplorasi.Sebuah residu pertama adalah bidang yang diperoleh dengan mengurangkan perbedaan medan gravitasi regional dari medan gravitasi Bouguer.22. Tiga Dimensi (3D) ModelSebuah jaringan atau jaringan nilai-nilai yang model permukaan geologi direpresentasikan sebagai permukaan (gravitasi) atau kontras kerentanan (magnet). Output dari model ke depan didasarkan pada gravitasi dihitung atau efek magnetik permukaan input tertentu. Output dari model yang dicari adalah geometri yang sesuai (tetapi non-unik) permukaan dihitung dengan membalik gravitasi masukan atau medan magnet.6.3. Kelebihan dan Kelemahan Metode gravityMetode gravitasi yang menggunakan gravitimeter yang sangat sensitif dapat digunakan untuk mendeteksi terowongan bawah tanah, dan lokasi dari pemakaman-pemakanman di Pyramid.Kelebihan :a. Relatif lebih murahb. Bersifat nondekstruktif c. Instrumen yang ideal (gravimeter kecil dan portable)Kekurangan:a. Metode dengan tingkat anomali yang tinggib. Perlu adanya survei geologi yang mendalam dibanding metode lainnya.

6.4. Alat yang DigunakanDalam metode ini penelitian dapat digolongkan menjadi 3 tahap, tahap ini umum digunakan juga pada metode geofisika yang lainnya. Antara lain adalah Akuisisi Data, Prosesing Data, dan Interpretasi. Dalam hal ini kita akan coba bahas beberapa point dalam proses akuisisi data. Akuisisi data ini adalah proses pengambilan data di lapangan. Dalam proses ini dibagi menjadi beberapa tahap yang harus dilakukan. Mulai dari mengatahui informasi dari daerah yang akan diukur dan persiapan alatnya. Beberapa diantara alat itu adalah:1. Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan data di darat adalah:a. Gravimeter La Coste Romberg G-502b. Piringanc. GPSd. Tali sebagai meteran jarak antar stasiune. Peta Geologi dan peta Topografif. Penunjuk Waktug. Alat tulish. Kamerai. Pelindung Gravitimeterj. Dan beberapa alat pendukung lainnya2. Alat yang digunakan dalam pengambilan data di lautKapal laut yang memiliki navigasi dilengkapi dengan peralatan pendukung lainnyaa. Altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya alat ini digunakan untuk keperluan navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian. Seperti gambar dibawah ini.b. Gravimeter La Coste Romberg G-502Metode ini umumnya digunakan dalam eksplorasi minyak untuk menemukan struktur yang merupakan jebakan minyak (oil trap), dan dikenal sebagai metode awal saat akan melakukan eksplorasi daerah yang berpotensi hidrokarbon. Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan lain-lain. Meskipun dapat dioperasikan dalam berbagai macam hal tetapi pada prinsipnya metode ini dipilih karena kemampuannya dalam membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik itu minyak maupun mineral lainnya. Eksplorasi metode ini dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang.c. GPS

6.5. Cara Pengambilan Data GravityTargetan observasi harus mempunyai kontras densiti yang jelas (significant) agar dapat dideteksi oleh gravimetri. Grid (lintasan) yang umum digunakan cukup lebar yaitu antara 200 m s/d 1 km (500 ft s/d 1 mil). Setiap titik pengamatan diusahakan bebas dari angin, pohon-pohon, pengaruh (getaran) tanah, dll. Elevasi setiap titik observasi harus diketahui dengan akurat karena akan diperhitungkan dalam pengkoreksian hasil pembacaan alat. Begitu juga dengan waktu setiap pengukuran. Series dari hasil perhitungan akan diplot pada kertas grafik terhadap waktu.Pengukuran metode gayaberat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: penentuan titik ikat dan pengukuran titik-titik gayaberat. Sebelum survei dilakukan perlu menentukan terlebih dahulu base station, biasanya dipilih pada lokasi yang cukup stabil, mudah dikenal dan dijangkau. Base station jumlahnya bisa lebih dari satu tergantung dari keadaan lapangan. Masing-masing base station sebaiknya dijelaskan secara cermat dan terperinci meliputi posisi dan nama tempat. Base ini dipergunakan sebagai titik tutupan harian dan juga sebagai nilai acuan bagi stasiun gaya berat lainnya.Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravimeter juga penentuan posisi, waktu, dan pembacaan altimeter serta suhu. Pengukuran gayaberat pada penelitian ini menggunakan alat Gravimeter LaCoste & Romberg Model G-804, yang memiliki kemampuan pembacaan 0 sampai 7000 mGal, dengan tingkat ketelitian 0,01 mgal dan kesalahan apungan (drift) 1 mgal per bulan atau 0,03 mgal per hari. Penentuan posisi dan waktu menggunakan Global Positioning System (GPS) Garmin, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan altimeter, termometer, dan microbarograph. Dari pengukuran tersebut dihasilkan 94 titik pengukuran pada sepanjang lintasan Pangalengan - Garut dengan interval tiap titik sekitar 500 meter.Pengambilan data pada titik-titik survei dilakukan dengan sistem Loop, yaitu sistem pengukuran yang dimulai dan diakhiri pada titik gayaberat yang sudah diketahui nilainya. Sistem Loop diharapkan dapat menghilangkan kesalahan yang disebabkan oleh pergeseran pembacaan gravimeter. Metode ini muncul dikarenakan alat yang digunakan selama melakukan pengukuran akan mengalami guncang n, sehingga menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut.Data-data yang diambil pada saat pengukuran adalah:1. Tanggal dan hari pembacaan Data ini berguna untuk koreksi pasang surut2. Waktu pembacaan Data ini berguna untuk koreksi apungan dan penentuan pasang surut.3. Pembacaan alat4. Koordinat stasiun pengukuran dengan menggunakan GPS5. Data inner zone untuk koreksi Terrain6. Ketinggian titik pengukuranPada penelitian ini penulis mengolah dari konversi harga bacaan ke miliGal dari tiap stasiun untuk mendapatkan nilai anomali Bouguer hingga dilakukan pemodelan 2D yang kemudian dianalisa untuk menentukan keadaan geologi daerah penelitian.Analisis Densitas Batuan Rata-rataHasil densitas yang digunakan dalam perhitungan ini adalah harga densitas rata-rata. Untuk menetukan harga densitas rata-rata dapat digunakan cara metode Parasnis.Pada metode ini, densitas batuan dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:1. Menetukan profil topografi yang konsisten naik.2. Menghitung selisih antara medan gayaberat observasi dengan gayaberat normal lalu dijumlahkan dengan KUB untuk y-nya.3. Menghitung selisih antara KB sebelum dikalikan densitas dengan koreksi terrain sebelum dikalikan densitas untuk x-nya.4. Rapat massa batuan diperoleh dari kemiringan garis lurus regresinya.Berdasarkan persamaan garis lurus regresi, diperoleh densitas rata-rata batuan untuk daerah sepanjang lintasan Pangalengan - Garut, Jawa Barat adalah sebesar 2,607 g/cm3.6.6. Pengolahan Data GravityPengolahan data gayaberat yang sering disebut juga dengan reduksi data gayaberat, secara umum dapat dipisahkan menjadi dua macam, yaitu: proses dasar dan proses lanjutan. Proses dasar mencakup seluruh proses berawal dari nilai pembacaan alat di lapangan sampai diperoleh nilai anomali Bouguer di setiap titik amat. Proses tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut: konversi pembacaan gravimeter ke nilai milligal, koreksi apungan (drift correction), koreksi pasang surut (tidal correction), koreksi lintang (latitude correction), koreksi udara bebas(free-air correction), koreksi Bouguer, dan koreksi medan (terrain correction).Prosedur pengolahan data yang dilakukan penulis adalah mengolah dari konversi bacaan hingga menjadi model penampang 2-D. Pada pelaksanaanya, pengolahan data tersebut dibantu oleh perhitungan komputer dengan menggunakan software MS. Excel. Proses lanjutan merupakan proses untuk mempertajam kenampakan/gejala geologi pada daerah penyelidikan yaitu pemodelan dengan menggunakan software Surfer 8 dan GMSys 2-D. Beberapa koreksi dan konversi yang dilakukan dalam pemrosesan data metoda gayaberat, dapat dinyatakan sebagai berikut :1. Konversi Harga Bacaan GravimeterPemrosesan data gayaberat dilakukan terhadap nilai pembacaan gravimeter untuk mendapatkan nilai anomali Bouguer. Untuk memperoleh nilai anomali Bouguer dari setiap titik amat, maka dilakukan konversi pembacaan gravimeter menjadi nilai gayaberat dalam satuan milligal. Untuk melakukan konversi memerlukan tabel konversi dari gravimeter tersebut. Setiap gravimeter dilengkapi dengan tabel konversi.2. Posisi dan KetinggianPenentuan posisi menggunakan GPS, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan altimeter, microbarograph, dan termometer. Pengukuran ketinggian dilakukan secara diferensial yaitu dengan menggunakan microbarograph, altimeter dan termometer. Pengukuran tersebut dilakukan dengan menempatkan microbarograph di base station sedangkan altimeter dan termometer dibawa untuk melakukan pengukuran pada setiap titik amat.3. Pemrosesan Data GPSSetiap kali pembacaan posisi titik amat langsung dapat diketahui dari bacaan tersebut, yaitu berupa bujur (longitude) dan lintang (latitude). Posisi yang ditunjukan GPS dalam satuan derajat, menit, dan detik. Maka perlu melakukan konversi posisi dari satuan waktu ke dalam satuan derajat. Posisi ini selanjutnya digunakan untuk menghitung koreksi lintang.6.7. Hasil Interpretasi Metode GravitySecara prinsip, metode gravity digunakan karena kemampuannyadalam membedakan densitas dari suatu sumber anomali terhadap densitaslingkungan sekitarnya. Selain itu, metode gravity mempunyai beberapakegunaan, yang diantaranya adalah :1. Metode gravity cocok digunakan dalam pemetaan Salt Dome, karenasecara keseluruhan, garam mepunyai densitas yang lebih rendahdibandingkan dengan formasi yang berada disekitarnya.2. Metode gravity jufga dapat digunakan dalam mempelajari air tanah, danuntuk mendeteksi mineral-mineral berat, seperti Chromites ,dll.3. Metode gravity yang menggunakan gravitimeter yang sangat sensitif dapat digunakan untuk mendeteksi terowongan bawah tanah, dan lokasidari pemakaman-pemakanman di Pyramid.

BAB VIIGEORADAR7.1. Sejarah Perkembangan GeoradarSebelum tahun 1987 Frankley Reservoir di Birmingham , Inggris UK bocor 540 liter air minum per detik . Pada tahun itu GPR telah berhasi ldigunakan untuk mengisolasi kebocoran .[3] Radar Borehole memanfaatkan GPR digunakan untuk memetakan struktur dari lubang bor dalam aplikasi pertambangan bawah tanah . Directional sistem radar lubang bor modern mampu menghasilkan gambar tiga dimensi dari pengukuran dalam lubang bor tunggal . Salah satu aplikasi utama lainnya untuk radar penetrasi tanah untuk menemukan utilitas bawah tanah ,karena GPR mampu menghasilkan gambar 3D pipa bawah tanah , listrik , limbah dan pipa-pipa air . Teknologi ini sering disebut sebagai PAT , singkatan Pipe Avoiding Tool (Tool untuk menghindari Pipa yang terkubur).

GPR sering digunakan pada Program televisi saluran 4 Time Team yang menggunakan teknologi untuk menentukan daerah yang cocok untuk pemeriksaan dengan cara penggalian .Pada tahun 1992 GPR digunakan untuk memulihkan 150,000 tunai yang penculik Michael Sams diterima sebagai tebusan bagi sebuah agen real iadi culik setelah Sams mengubur uang di lapangan .Ground-penetrating radar (GPR) merupakan metode geofisika yang menggunakan pulsa radar untuk citra bawah permukaan. Metode yang tidak menimbulkan kerusakan ini menggunakan radiasi elektromagnetik dalam band microwave (daerah gelombang mikro) (frekuensi UHF/VHF) dari spektrum radio, dan mendeteksi sinyal tercermin dari struktur bawah permukaan . GPR dapat digunakan dalam berbagai media, termasuk batuan, tanah, es, air bersih, trotoar dan struktur . Hal ini dapat mendeteksi obyek, perubahan materi, rongga/luasan maupun keretakan.7.2. Metode GeoradarGround Penetrating Radar (GPR) merupakan metode geofisika dengan menggunakan teknik elektromagnetik yang dirancang untuk mendeteksi objek yang terkubur di dalam tanah dan mengevaluasi kedalaman objek tersebut. GPR juga dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dan karakteristik permukaan bawah tanah tanpa mengebor ataupun menggali tanah. Sistem GPR terdiri atas pengirim (transmitter), yaitu antena yang terhubung ke sumber pulsa (generator pulsa) dengan adanya pengaturan timing circuit, dan bagian penerima (receiver), yaitu antena yang terhubung ke LNA dan ADC yang kemudian terhubung ke unit pengolahan (data processing) serta display sebagai tampilan outputnya.Berdasarkan blok diagram di atas, masing masing blok mempunyai fungsi yang cukup penting dan saling ketergantungan. Hal ini dikarenakan GPR merupakan suatu sistem mulai dari penghasilan pulsa pada pulse generator lalu melewati blok-blok yang ada kemudian sampai pada blok display dimana kita dapat melihat bentuk dan kedalaman objek yang dideteksi. Namun dalam hal ini antena memegang peranan yang sangat penting karena menentukan unjuk kerja dari sistem GPR itu sendiri. Adapun faktor yang berpengaruh dalam menentukan tipe antena yang digunakan, sinyal yang ditransmisikan, dan metode pengolahan sinyal yaitu :2. Jenis objek yang akan dideteksi3. Kedalaman objek4. Karakteristik elektrik medium tanah atau properti elektrik.Dari proses pendeteksian seperti di atas, maka akan didapatkan suatu citra dari letak dan bentuk objek yang terletak di bawah tanah atau dipermukaan tanah. Untuk menghasilkan pendeteksian yang baik, suatu sistem GPR harus memenuhi empat persyaratan sebagai berikut:1. Kopling radiasi yang efisien ke dalam tanah2. Penetrasi gelombang elektromagnetik yang efisien3. Menghasilkan sinyal dengan amplitudo yang besar dari objek yang dideteksi.4. Bandwidth yang cukup untuk menghasilkan resolusi yang baik.Pada dasarnya GPR bekerja dengan memanfaatkan pemantulan sinyal. Semua sistem GPR pasti memiliki rangkaian pemancar (transmitter), yaitu system antena yang terhubung ke sumber pulsa, dan rangkaian penerima (receiver), yaitu sistem antena yang terhubung ke unit pengolahan sinyal. Rangkaian pemancar akan menghasilkan pulsa listrik dengan bentuk, prf (pulse repetition frequency), energi, dan durasi tertentu. Pulsa ini akan dipancarkan oleh antena ke dalam tanah. Pulsa ini akan mengalami atenuasi dan cacat sinyal lainnya selama perambatannya di tanah. Jika tanah bersifat homogen, maka sinyal yang dipantulkan akan sangat kecil. Jika pulsa menabrak suatu inhomogenitas di dalam tanah, maka akan ada sinyal yang dipantulkan ke antena penerima. Sinyal ini kemudian diproses oleh rangkaian penerima. Kedalaman objek dapat diketahui dengan mengukur selang waktu antara pemancaran dan penerimaan pulsa. Dalam selang waktu ini, pulsa akan bolak balik dari antena ke objek dan kembali lagi ke antena.

7.3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Georadar

7.4. Alat yang DigunakanAlat yang sering digunakan pada pengukuran georadar adalah GPR (ground penetrating radar). Karena metode ini jangkauanya sangat dangkal (kedalaman