asuhan keperawatan pada lansia ny.t dengan …

153
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR AMAN DAN NYAMAN PADA GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 02 CENGKARENG TANGGAL 23-25 APRIL 2018 Disusun Oleh : RATIH PARAS TARI 2015750035 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTASILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2018

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

i

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN DASAR AMAN DAN NYAMAN PADA GANGGUAN SISTEM

KARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA

WERDHA BUDI MULIA 02 CENGKARENG

TANGGAL 23-25 APRIL 2018

Disusun Oleh :

RATIH PARAS TARI

2015750035

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTASILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2018

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

ii

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

iii

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan

Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman pada Lansia Ny.T dengan Gangguan

Kardiovaskuler : Hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 02

Cengkareng Pada Tanggal 23-25 April 2018” dengan waktu yang telah ditentukan.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Ahli Madya (Amd. Kep) di Program Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan

motivasi, bimbingan serta arahan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT telah memberikan nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini dengan tepat waktu dan tanpa adanya halangan dan

kekurangan.

2. Dr. Muhammad Hadi, SKM, M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta.

3. Ns. Titin Sutini, M.Kep., Sp.Kep.An selaku Ka Prodi DIII Keperawatan Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

4. Ns. Lily Herlinah, M.Kep., Sp.Kom selaku dosen pembimbing dan penguji I dalam

proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang telah banyak meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis.

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

v

5. Ns. Nurhayati, M.Kep.,Sp.Kep.Kom selaku penguji II dalam sidang Karya Tulis

Ilmiah ini.

6. Ns. Nuraenah, M.Kep selaku Wali Akademik yang selalu memberikan motivasi

kepada penulis.

7. Seluruh Dosen Institusi beserta staff Program Studi DIII Keperawatan Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan

bekal ilmunya selama penulis selama mengikuti perkuliahan.

8. Kepala Panti dan Staff di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 02 Cengkareng

yang telah membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis selama

penulis menyusun Karya Tulis Ilmiah ini berlangsung.

9. Kedua orang tua tercinta dan kakak-kakak penulis yang telah mendukung dan

memberikan semangat serta mendoakan penulis dari awal hingga akhir sehingga

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Sahabat saya yang selalu memberikan penulis support, semangat dan motivasi

selama menempuh pendidikan di DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan.

11. Teman seperjuangan Karya Tulis Ilmiah yang telah membantu mengingatkan,

memotivasi, memberi semangat, dan bekerja sama dalam menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah.

12. Teman-teman seperjuangan Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Angkatan 33 yang selalu

berjuang dan beusaha dalam segala hal, hingga akhirnya tersusunlah karya tulis

ilmiah ini.

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

vi

Akhir kata penulis menyadari dari karya tulis ilmiah ini banyak kekurangan, oleh

karena itu penulis mengharapkan adanya masukan baik itu berupa saran ataupun

kritik yang membangun dari semua pihak dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi tenaga keperawatan pada umumnya dan bagi penulis khususnya,

sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan menambah ilmu pengetahuan di

bidang keperawatan.

Waassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 21 Mei 2018

Ratih Paras Tari

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………….1

B. Tujuan Penulisan……………………………………………………………..5

C. Ruang Lingkup…………………………………………………………….....6

D. Metode Penulisan…………………………………………………………….6

E. Sistematika Penulisan…………………………………………………….…..6

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Lanjut Lansia..……………………………………………………….8

B. Konsep Dasar Hipertensi……………………………………………………..24

C. Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Manusia…………………………………....40

D. Konsep Proses Keperawatan Lansia dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskuler : Hipertensi.……………………………………………….....53

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan……………………………………….…………….81

B. Diagnosa Keperawatan……………………………………………………....94

C. Intervensi Keperawatan……………………………………………………...98

D. Implementasi Keperawatan………………………………………………....105

E. Evaluasi Keperawatan………………………………………………………118

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

viii

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan…………………………………………………..121

B. Diagnosa Keperawatan…………………………………………………….123

C. Intervensi Keperawatan…………………………………………………....124

D. Implementasi Keperawatan……………………………………………......125

E. Evaluasi Keperawatan……………………………………………………..126

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………...128

B. Saran……………………………………………………………………….129

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan, bertambah

baiknya kondisi sosial ekonomi, dengan majunya pelayanan kesehatan,

penurunan angka kematian bayi dan anak, perbaikan gizi dan sanitasi dan

peningkatan pengawasan terhadap penyakit infeksi, semakin meningkatnya

umur harapan hidup (life expectancy). Hal tersebut menyebabkan

perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukan dengan meningkatnya

jumlah penduduk golongan lanjut usia (lansia) (Nugroho, 2008).

World Health Organitation (WHO) dan undang-undang Nomor 13 tahun

1998 tentang Kesejahteraan Lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2

menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua

bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses berangsur-angsur

mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya

daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh

yang berakhir dengan kematian (Nugroho, 2008).

Menua adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara

terus menerus, dan berkesinambungan selanjutnya akan menyebabkan

perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh secara keseluruhan

(Depkes RI, 2001, Maryam, 2008). Menjadi tua ditandai dengan adanya

kemunduran biologis, yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik,

antara lain kulit mengendur, timbul keriput, rambut beruban, gigi mulai

ompong, pendengaran dan penglihatan mulai berkurang, mudah lelah,

gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak

terutama diperut dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah

kemampuan-kemampuan kognitif seperti suka lupa, kemunduran

1

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

2

terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerima hal/ ide baru

(Maryam, 2008).

Boedhi Darmojo dan Hadi Martono mengatakan bahwa “menua” (menjadi

tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan

jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan mempertahankan

struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas

(termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho,

2008).

Menurut data WHO menunjukan adanya peningkatan jumlah usia harapan

hidup (UHH) lansia pada tahun 2012 menjadi 70 tahun dan pada tahun 2013

menjadi 71 tahun (WHO, 2013). Secara global pada tahun 2013 proporsi

dari populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7 % dari total

populasi dunia dan diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat

seiring dengan peningkatan usia harapan hidup.

WHO pada tahun 2009 menunjukan lansia berjumlah 7,49 % dari total

populasi, tahun 2011 menjadi 7,69 % dan pada tahun 2013 didapatkan

proporsi lansia sebesar 8,1 % dari total populasi (WHO, 2015). Jumlah

lansia di Indonesia tahun 2014 mencapai 20,24 juta jiwa, setara dengan 8,03

% dari seluruh penduduk Indonesia. Jumlah lansia perempuan lebih besar

daripada laki-laki, yaitu 10,77 juta lansia perempuan dan 9,47 juta lansia

laki-laki (Badan Pusat Statistik, 2015).

Menurut Nugroho (2008) saat ini, di seluruh dunia, jumlah lanjut usia

diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa (1 dari 10 orang berusia lebih dari 60

tahun), dan pada tahun 2025, diprediksi lanjut usia akan mencapai 1,2

milyar. Di Negara maju, pertambahan populasi/ penduduk lanjut usia telah

diantisipasi sejak awal abad ke-20. Tidak heran bila masyarakat di negara

maju sudah lebih siap mengadapi pertambahan populasi lanjut usia dengan

aneka tantangannya

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

3

Dengan meningkatnya jumlah lansia maka berdampak terhadap masalah

kesehatan pada lansia dan penyakit pada lanjut usia cenderung kearah

penyakit degenaritive, salah satunya adalah penyakit sistem kardiovaskuler

yaitu Hipertensi. Hipertensi di definisikan sebagai tekanan darah sistolik

lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90mmHg (Brunner &

Suddarth, 2013). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik

sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price,

2015).

Hipertensi pada lansia sedikit berbeda dengan yang terjadi pada dewasa

muda, faktor yang berperan pada lanju usia terutama adalah penurunan

kadar renin, peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium, penurunan

elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua (Boedi-Darmojo,

2011), elastis dinding aorta menurun, katub jantung menebal dan menjadi

kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun

(Reny, 2014). Adapun manifestasi klinis yang dapat ditemukan dengan

penderita hipertensi yaitu: Sakit kepala, lemas, kelelahan, gelisah, mual,

muntah, epistaksis, kesadaran umum. Komplikasi yang dapat terjadi pada

hipertensi yaitu: Gagal jantung, Stroke, Enselopati, Nefrosklerosis dan

Infusiensi ginjal (Price 2015).

Dampak lanjut usia hipertensi secara fisik dapat mengakibatkan gangguan

pada kebutuhan dasar manusia seperti gangguan aman dan nyaman karena

merasa pusing dan nyeri didaerah leher, kebutuhan istirahat dan tidur hal ini

disebabkan karena rasa sakit kepala yang berlebihan sehingga dapat

mempengaruhi lansia untuk sulit memulai tidur, kebutuhan nutrisi karena

merasa mual dan tidak nafsu makan saat tekanan darah meningkat, serta bisa

terjadi resiko cidera injuri dan resiko jatuh karena saat tekanan darah

meningkat klien merasa lemas dan pandangan menjadi kabur. Peningkatan

tekanan darah diatas normal dapat mengakibatkan angka kesakitan

(mordibitas) dan angka kematian (mortalitas) (Kushariyadi, 2008).

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

4

Penderita hipertensi juga akan menunjukan reaksi psikologis yang negatif

diantaranya marah, merasa tidak berguna, kecemasan yang meningkat

sehingga menimbulkan depresi. Dari dampak ekonomi sendiri bahwa klien

dengan penyakit hipertensi akan membutuhkan biaya yang besar karena

harus berobat secara rutin.

Menurut World Health Organitation (WHO) 2014 mengemukakan bahwa

penyakit kardiovaskuler merupakan pembunuh nomor 1 di dunia untuk usia

diatas 45 tahun dan di perkirakan 12 juta orang meninggal tiap tahunnya.

Secara global, hiepertensi diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian,

sekitar 12,8% dari total seluruh kematian. Prevalensi hipertensi di dunia

memang cukup tinggi. Center for Disease and Control (CDC) melaporkan

berdasarkan data National Health and Nutrition Examination Survey

(NHANES) di USA tahun 2011-2012, didapatkan prevalensi pada usia

dewasa ≥ 18 tahun sebesar 29,1% dan meningkat sejalan dengan usia

dimana dengan usia ≥ 60 tahun mencapai sebesar 65%.

Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI

(RISKESDAS) 2013. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%.

Prevalensi di dapat melalui pengukuran pada umur di atas 18 tahun sebesar

25,8%, tertinggi di Bangka Belitung 30,9%, diikuti Kalimantan selatan

30,8%, Kalimantan timur 29,6%, dan Jawa barat 29,4%, dan yang di dapat

melalui kuisoner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang di

diagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%, jadi ada

0,1% yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah

normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%.

Penyakit hipertensi diprediksi akan terus bertambah jumlah penderitanya.

Hal ini disebabkan adanya perubahan gaya hidup dan peningkatan usia

harapan hidup. Perawat sebagai tenaga kesehatan melakukan asuhan

keperawatan dengan memperhatikan aspek promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitative. Aspek promotif pada keperawatan adalah dengan

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

5

memberikan penyuluhan kesehatan tentang hipertensi. Aspek preventif

dengan cara deteksi secara dini adanya tanda peningkatan tekanan darah,

memonitor tanda-tanda vital secara rutin dan menganjurkan untuk menjaga

dan mengatur pola makan sesuai diit, berolahraga, mengurangi garam yang

berlebihan dalam makanan, alcohol, serta mencegah obesitas yang

dianjurkan bagi penderita hipertensi. Aspek kuratif yaitu dengan

berkolaborasi dalam pemberian obat-obatan. Aspek rehabilitative yaitu

dengan cara melakukan teknik relaksasi progresif pada saat mengalami

peningkatan tekanan darah.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Diperoleh pengalaman nyata dalam memberikan “Asuhan Kperawatan

Pemenuhan Kebutuhan dasar Aman dan Nyaman pada Lansia Ny.T

dengan Gangguan Kardiovaskuler : Hipertensi”

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian “Asuhan Keperawatan Pemenuhan

Kebutuhan dasar Aman dan Nyaman pada Ny.T dengan Gangguan

Kardiovaskuler : Hipertensi” .

b. Mampu menentukan Diagnosa Keperawatan “Asuhan Keperawatan

Pemenuhan Kebutuhan dasar Aman dan Nyaman pada Ny.T dengan

Gangguan Kardiovaskuler : Hipertensi”.

c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan “Asuhan

Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan dasar Aman dan Nyaman pada

Ny.T dengan Gangguan Kardiovaskuler : Hipertensi”.

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan “Asuhan Keperawatan

Pemenuhan Kebutuhan dasar Aman dan Nyaman pada Ny.T dengan

Gangguan Kardiovaskuler : Hipertensi”.

e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan “Asuhan Keperawatan

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman pada Ny.T dengan

Gangguan Kardiovaskuler : Hipertensi”.

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

6

f. Mampu mengidentifikasi perbedaan yang terjadi antara teori dan

kasus.

g. Mampu mengidentifikasi faktor pendukung, faktor penghambat,

serta dapat mencari solusi yang baik.

h. Mampu mendokumentsai semua kegiatan “Asuhan Keperawatan

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman pada Ny.T dengan

Gangguan Kardiovaskuler : Hipertensi”.

C. Ruang Lingkup

Menerangkan batasan penulisan Karya Tulis Ilmiah sesuai dengan Asuhan

Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman pada Ny.T

dengan Gangguan Kardiovaskuler : Hipertensi di Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Mulya 02 Cengkareng pada tanggal 23-25 april 2018.

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah

dengan metode deskriptif atau studi kepustakaan. Dalam metode deskriptif

pendekatan yang digunakan adalah ; studi kasus, dimana peserta didik

mengelola satu kasus menggunakan proses keperawatan. Dalam metode ini

di sebutkan juga bagaimana peserta didik memperoleh data informasi

dengan (wawancara secara langsung dari klien (Ny.T) dan tidak langsung

dari petugas kesehatan, observasi, dan pemeriksaan fisik).

E. Sistematika Penulisan

Penulisan karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematik yang terdiri dari :

Bab I Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, tujuan

penulisan, ruang lingkup metode penelitian dan

sistenatika penulisan.

Bab II Membahas tentang konsep dasar masalah kesehatan

yang terdiri dari pengertian, patofisiologi dan

penatalaksanaan dan konsep lanjut usia secara teori

meliputi : pengkajian keperawatan, diagnosa

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

7

keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan

keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

Bab III Tinjauan kasus yang merupakan laporan dari hasil

langsung tentang asuhan keperawatan lanjut usia

meliputi : pengkajian keperawatan, diagnosa

keperawatan, perencanaan keperawatan,

pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

Bab IV Pembahasan yang membahas kesenjangan teori

dengan kasus,

analisa dari faktor-faktor pendukung dan

penghambat serta alternatif pemecahan masalah

dalam memberikan asuhan keperawatan di tiap-tiap

tahapan yang meliputi : pengkajian keperawatan,

diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,

pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan.

Bab V Kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Lanjut Usia

1. Pengertian

WHO dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang

kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan

bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu

penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur

mengakibatkan perubahan yang komulatif, merupakan proses

menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari

dalam dan luar yang berakhir dengan kematian (Nugroho, 2008).

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,

tidak hanya dimulai dari suatu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan

kehidupan (Kushariyadi, 2010).

Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan

terhadap jejas dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Reny Yuli,

2014).

Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia

(lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit,

namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang

ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi

dengan stress lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh

kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap

8

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

9

kondisi stress fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan

daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara

individual (Efendi, 2009).

Gerontology adalah ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah

yang mungkin terjadi pada lanjut usia. Keperawatan gerontik atau

keperawatan gerontology adalah praktik perawatan yang berkaitan

dengan penyakit pada proses menua yang dapat menjalankan perannya

pada tiap tatanan pelayanan (dirumah sakit, rumah dan panti) dengan

menggunakan pengetahuan, keahlian, dan ketrampilan merawat untuk

meningkatkan fungsi optimal para lansia secara komprehensif. Tujuan

keperawatan gerontik adalah memenuhi kenyamanan lansia,

mempertahankan fungsi tubuh, serta membantu lansia menghadapi

kematian dengan tenang dan damai melalui ilmu dan teknik

keperawatan gerontik (Maryam, 2008).

2. Tujuan gerontik

1) Mempertahankan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga

terhindar dari penyakit atau gangguan/ kesehatan.

2) Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai

kemampuan dan aktivitas mental yang mendukung.

3) Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan

menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai

kelainan tertentu.

4) Memelihara kemandirian secara maksimal dengan mencari upaya

semaksimal mungkin agar para lanjut usia yang menderita penyakit

atau gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang

maksimal tanpa perlu suatu pertolongan.

5) Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir

hayatnya agar kematiannya berlangsung dengan tenang (Maryam,

2008).

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

10

3. Batasan Umur Lanjut Usia

Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-batasan

umur yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut:

a. Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 pasal

1 ayat 2 yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang

mencapai usia 60 tahun

ke atas”

b. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi

menjadi empat kriteria berikut: usia pertengahan (middle age) ialah

45-59 tahun, lanjut usia(elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua

(old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) ialah diatas 90

tahun,

c. Menurut Prof. Dr.Ny.Sumiati Ahmad Mohammad

Masa bayi (0-1 tahun), masa prasekolah (1-6 tahun), masa sekolah

(6-10 tahun), masa pubertas (10-20 tahun), masa dewasa (20-40

tahun), masa setengah umur (40-65 tahun), masa lanjut usia (65

tahun ke atas).

d. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikologi UI) terdapat empat fase yaitu:

pertama (fase inventus) ialah 25-40 tahunn, kedua (fase virilities)

ialah 40-55tahun, ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun,

keempat (fase senium) ialah 65 hingga tutup usia.

e. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia

(geriatric age):

> 65 tahun atau 70 tahun, masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri

dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old

(75-80 tahun), dan very old (> 80 tahun).

4. Tipe- tipe Lanjut Usia

Menurut Maryam (2008), beberapa tipe lansia bergantung pada

karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial

dan ekonominya. Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

11

a. Tipe arif bijaksana

Kaya dengan hikmah, pengalaman menyesuaikan diri dengan

perubahan jaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah

hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi

panutan.

b. Tipe Mandiri

Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru dan selektif

dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman dan memenuhi

undangan.

c. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi

pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik

dan banyak menuntut.

d. Tipe pasrah

Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan

melakukan pekerjaan apa saja.

e. Tipe bingung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder,

menyesal, pasif dan acuh tidak acuh (Maryam, 2008).

5. Teori-teori proses menua

a. Teori Biologis

Teori biologis dalam proses menua mengacu pada asumsi bahwa

proses menua merupakan perubahan yang terjadi dalam struktur

dan fungsi tubuh selama masa hidup (Reny Yuli, 2014). Teori ini

lebih menekankan pada perubahan kondisi tingkat struktural

sel/organ tubuh, termasuk didalamnya adalah pengaruh agen

patologis.

1) Teori Genetik

Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetic untuk

spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai di dalam

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

12

nuclei (inti sel) suatu jam yang telah diputar menurut suatu

replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan

menghentikan replikasi sel bila tidak berputar, jadi menurut

konsep ini bila jam berhenti akan meninggal dunia, meskipun

tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang

katastrofal.

2) Teori Non-genetik

a) Teori penurunan system imun tubuh (auto immune theory)

Mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya

kemampuan sistem imun tubuh mengenai dirinya

sendiri. Jika mutasi yang merusak membrane sel, akan

menyebabkan sistem imun tidak mengenalinya sehingga

merusaknya. Hal inilah yang mendasari peningkatan

peyakit auto imun pada lanjut usia.

b) Teori kerusakan akibat radikal bebas (free radical theory)

Radikal bebas dianggap sebagai penyebab penting

terjadinya kerusakan fungsi sel. Radikal bebas yang

terdapat di lingkungan seperti: Asap kendaraan bermotor,

asap rokok, zat pengawet makanan, radiasi, sinar

ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya perubahan

pigment dan kolagen pada proses menua.

c) Teori menua akibat metabolism

Bahwa pengurangan asupan kalori ternyata bisa

menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur,

sedangkan perubahan asupan kalori menyebabkan

kegemukan dan memperpendek umur.

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

13

d) Teori rantai silang

Teori ini menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh

lemak, protein, karbohidrat dan asam nukleat (molekul

kolagen) bereaksi dengan zat kimia dan radiasi, mengubah

fungsi jaringan yang menyebabkan perubahan pada

membran plasma yang mengakibatkan terjadinya jaringan

yang kaku, kurang elastis dan kehilangan fungsi pada

proses menua.

b. Teori Psikologis

a) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)

Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara

keaktifannya setelah menua Sense of integrity yang dibangun

dimasa mudanya tetap terpelihara sampai tua. Teori ini

menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah

mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.

Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari

usia lanjut. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial

dengan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke

lanjut usia.

b) Kepribadian Berlanjut (Continuty Theory)

menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang

yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang

dimilikinya.

c) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)

Putusnya pergualan atau hubungan dengan masyarakat dan

kemunduran individu dengan individu lainnya. Teori ini

menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang

secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan

sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

14

ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik

secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi anda

kehilangan (triple loss), yakni : kehilangan peran (loss of role),

hambatan kontak sosial (restriction of contacts and

relationships), berkurangnya komitmen (reduced commitment

to social moes and values). (Azizah, 2011)

c. Teori Lingkungan (Environtmental Theory)

1) Radiation Theory (Teori Radiasi)

Setiap hari manusia terpapar dengan adanya radiasi baik

karena sinar ultraviolet maupun dalam bentuk gelombang-

gelombang mikro yang lebih menumbuk tubuh tanpa terasa

yang dapat mengakibatkan perubahan susunan DNA dalam sel

hidup atau bahkan rusak dan mati.

2) Stress Theory (Teori Stres)

Stress fisik maupun psikologis dapat mengakibatkan

pengeluaran neurotransmitter tertentu yang dapat

mengakibatkan perfusi jaringan menurun sehingga jaringan

mengalami kekurangan oksigen dan mengalami gangguan

metabolisme sel sehingga terjadi penurunan jumlah cairan

dalam sel dan penurunan jumlah cairan dalam sel dan

penurunan eksisitas membrane sel.

3) Pollution Theory (Teori Polusi)

Tercemarnya lingkungan dapat mengakibatkan tubuh

mengalami gangguan pada sistem psikoneuroimunologi yang

seterusnya mempercepat terjadinya proses menua dengan

perjalanan yang masih rumit untuk dipelajari.

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

15

4) Exposure Theory (Teori Pemaparan)

Terpaparnya sinar matahari yang mempunyai kemampuan mirip

dengan sinar ultra yang lain mampu mempengaruhi susunan

DNA sehingga proses penuaan atau kematian sel bisa terjadi.

6. Tugas Perkembangan Lanjut Usia

Seiring tahap kehidupan, lansia memiliki tugas perkembangan khusus,

tujuh kategori utama tugas perkembangan lansia meliputi :

a. Menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan

Lansia harus menyesuaikan dengan perubahan fisik seiring

terjadinya penuaan sistem tubuh, perubahan penampilan dan

fungsi. Hal ini tidak dikaitkan dengan penyakit, tetapi hal ini adalah

normal.

b. Menyesuaikan terhadap masa pensiun dan penurunan pendapatan

Lansia umumnya pensiun dari pekerjaan purna waktu, dan oleh

karena itu mungkin perlu untuk menyesuaikan dan membuat

perubahan karena hilangnya peran kerja.

c. Menyesuaikan terhadap kematian pasangan

Mayoritas lansia dihadapkan pada kematian pasangan, teman, dan

kadang anaknya. Kehilangan ini sering sulit diselesaikan, apalagi

bagi lansia yang menggantungkan hidupnya dari seseorang yang

meninggalkannya dan sangat berarti bagi dirinya.

d. Menerima diri sendiri sebagai individu lansia

Beberapa lansia menemukan kesulitan untuk menerima diri sendiri

selama penuaan. Mereka dapat memprlihatkan

ketidakmampuannya sebagai koping dengan menyangkal

penurunan fungsi, meminta cucunya untuk tidak memanggil

mereka “nenek” atau menolak meminta bantuan dalam tugas yang

menempatkan keamanan mereka pada resiko yang besar.

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

16

e. Mempertahankan kepuasan pengaturan hidup Lansia

Dapat mengubah rencana kehidupannya. Misalnya kerusakan fisik

dapat mengharuskan pindah ke rumah yang lebih kecil dan untuk

seorang diri.

f. Mendefinisikan ulang hubungan dengan anak yang dewasa

Lansia sering memerlukan penetapan hubungan kembali dengan

anak-anaknya yang telah dewasa.

g. Menentukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup Lansia

harus belajar menerima aktivitas dan minat baru untuk

mempertahankan kualitas hidupnya. Seseorang yang sebelumnya

aktif secara sosial sepanjang hidupnya mungkin merasa relatif

mudah untuk bertemu orang baru dan mendapat minat baru. Akan

tetapi, seseorang yang introvert dengan sosialisasi terbatas,

mungkin menemui kesulitan bertemu orang baru selama pensiun.

(Azizah, 2011).

7. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Lansia

Menurut Reny Yuli Aspiani, 2014

a. Perubahan Fisiologi

1) Sel

Jumlah sel menurun/ lebih sedikit, ukuran sel lebih besar,

jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler berkurang,

proporsi protein di otak, otot ginjal, darah dan hati menurun,

jumlah sel otak menurun, mekanisme perbaikan sel

terganggu, otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%,

lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar.

2) Sistem Kardiovaskuler

Elastis dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan

menjadi kaku. Kemampuan jantung memompa darah

menurun 1% pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini

menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

17

Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Kurang

efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,

perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa

menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg

(mengakibatkan pusing mendadak). Tekanan darah

meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah

perifer (normal ± 170/90 mmHg).

3) Sistem pernapasan

Otot pernafasan mengalami kelemahan akibat atrofi,

kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, aktivitas silia

menurun, paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu

meningkat, menarik napas lebih berat, kapasitas pernafasan

maksimum menurun dengan kedalaman bernafas menurun,

ukuran alveoli melebar dan jumlah berkurang, berkurangnya

elastisitas bronkus, oksigen pada arteri menurun menjadi 75

mmHg, karbondioksida pada arteri tidak berganti.

Pertukaran gas terganggu, reflex dan kemampuan batuk

berkurang, sensitifitas terhadap hipoksia dan hiperkarbia

menurun, sering terjadi emfisema similis, kemampuan pegas

dinding dada dan kekuatan otot pernafasan menurun seiring

pertambahan usia.

4) Sistem Persarafan

Berat otak menurun 10-20% (sel saraf setiap orang berkurang

setiap harinya), cepat nya menurun hubungan persarafan,

respon dan waktu untuk bereaksi lambat, khususnya terhadap

stress, saraf panca indra mengecil, penglihatan berkurang,

pendengaran menghilang, saraf penciuman dan perasa

mengecil, lebih sensitive terhadap perubahan, kurang

sensitive terhadap sentuhan, defisit memori.

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

18

5) Sistem Pencernaan

Kehilangan gigi, penyebab utama kehilangan periodontal

disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, indra

pengecap menurun, adanya iritasi selaput lendir yang kronis,

atrofi indra pengecap (±80%), hilangnya sensitivitas saraf

pengecap di lidah, terutama rasa manis dan asin, hilang nya

sensitivitas saraf pengecap terhadap rasa asin, asam dan

pahit, esophagus melebar, rasa lapar menurun, asam lambung

menurun, motilitas dan waktu pengosongan lambung

menurun, peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi,

fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu, terutama

karbohidrat), hati semakin mengecil dan tempat

penyimpanan menurun, aliran darah berkurang.

6) Sistem Geniotourinarina

a) Ginjal

Ginjal merupakan alat umtuk mengeluarkan sisa

metabolism tubuh, melalui urine darah yang masuk ke

ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal

yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus).

Mengecilnya nefron akibat atrofi, aliran darah ke ginjal

menurun sampai 50% sehingga fungsi tubulus

berkurang. Akibatnya kemampuan mengosentrasi urine

menurun, berat jenis urine menurun, proteinuria

(biasanya +1), BUN (Blood urea nitrogen) meningkat

sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa

meningkat.

b) Vesika Urinaria

Otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200

ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

19

meningkat. Pada pria lanjut usia, vesika urinaria sulit di

kosongkan sehingga mengakibatkan retensi urine

meningkat.

c) Pembesaran Prostat

Kurang lebih 75% dialami oleh pria pada usia diatas 65

tahun.

7) Sistem Endokrin

Produksi hampir semua hormone menurun, fungsi paratiroid

dan sekesinya tak berubah, Pituitary : Pertumbuhan hormone

ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan

berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH.

Menurunnya aktivitas tiriod, BMR turun dan menurunnya

daya pertukaran zat, menurunnya produksi aldosteron.

Menurunnya sekresi hormone bonads : progesterone,

estrogen, testosterone.

8) Sistem Indera

a) Indera Pendengaran

Gangguan pendengaran. Hilangnya daya pendengaran

pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau

nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti

kata kata. 50% terjadi pada usia di atas 65 tahun.

Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan

otosklerosis, terjadi pengumpulan serumen, dapat

mengeras karena meningkatnya keratin, fungsi

pendengaran semakin menurun pada lanjut usia yang

mengalami ketegangan atau stress.

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

20

b) Indera Penglihatan

Sfingter pupil timbul sclerosis dan respons terhadap

sinar menghilang, kornea lebih berbentuk sferis (bola),

lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi

katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan,

meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi

terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam

gelap. Penurunan/ hilangnya daya akomodasi dengan

manifestasi prebiosfia, seseorang sulit melihat dekat

yang di pengaruhi berkurangnya elastisitas lensa, lapang

pandang menurun, luas pandang berkurang, daya

membedakan warna menurun, terutama warna biru atau

hijau pada skala.

c) Indera Peraba

Indera peraba memberikan pesan yang paling intim dan

yang paling mudah untuk menerjemahkan. Bila indera

lain hilang, rabaan dapat mengurangi perasaan sejahtera,

meskipun reseptor lain akan menumpul dengan

bertambah usia, namun tidak menghilang.

d) Indera Pengecap dan Penghidu

Empat rasa dasar yaitu manis, asin, asam dan pahit.

Diantara semuanya, rasa manis yang paling tumpul pada

lansia. Maka jelas bagi kita mengapa senang

mebubuhkan gula secara berlebihan. Rasa yang tumpul

menyebabkan kesukaan terhadap makanan yang asin

dan banyak berbumbu. Harus dianjurkan penggunaan

rempah untuk mengurangi garam dan penyedap rasa.

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

21

9) Sistem Integuman

Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan

lemak, permukaan kulit cenderung kusam, kasar, bersisik

(karena kehilangan proses kreatinasi serta perubahan ukuran

bentuk sel epidemis), timbul bercak pigmentasi akibat proses

melanogenesis yang tidak merata pada permukaan kulit

sehingga tampak bintik-bintik atau noda cokelat, terjadi

perubahan pada daerah sekitar mata, tumbuhnya kerut-kerut

halus di ujung mata akibat lapisan kulit menipis, respon

terhadap trauma menurun, mekanisme proteksi kulit

menurun, kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu,

rambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya

elastisitas akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi,

pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan

rapuh, kuku menjadi pudar, kurang bercahaya, kuku kaki

tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk, jumlah dan

fungsi kelenjar keringat berkurang.

10) Sistem Muskuloskeletal

Tulang kehilangan densitas (cairan) dan semakin rapuh,

gangguan tulang, yakni mudah mengalami demineralisasi,

kekuatan dan stabilitas tulang menurun, terutama vertebra,

pergelangan, dan paha, kartilago yang meliputi permukaan

sendi tulang penyangga rusak dan aus, kifosis, gerakan

pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas, gangguan

gaya berjalan, kekakuan jaringan penghubung, diskus

intervetebralis menipis dan menjadi pendek, persendian

membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan

mengalami sclerosis, atrofi serabut otot, komposisi otot

berubah sepanjang waktu, aliran darah ke otot berkurang

sejalan dengan proses menua, otot polos tidak begitu

berpengaruh.

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

22

11) Sistem Reproduksi dan seksualitas

a) Wanita

Vagina

Orang-orang yang makin menua masih juga

membutuhkannya, tidak ada batasan umur tertentu

dimana fungsi seksual seseorang berhenti: frekuensi

seksual intercourse cenderung menurun secara

bertahap tiap tahun, tetapi kapasitas untuk

melakukan dan menikmati masih berjalan terus

sampai tua selaput lendir vagina menurun,

permukaan menjadi halus, sekresi berkurang,

sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan warna

Ovari menciut, uterus mengalami atrofi

Atrofi payudara

b) Pria

Testis masih dapat memproduksi spermatozoa,

meskipun ada penurunan berangsur-amgsur.

Dorongan seksual menetap sampai usia 70 tahun,

asal kondisi kesehatannya baik, yaitu:

- Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai

masa lanjut usia.

- Hubungan seksual secara teratur membantu

mempertahankan kemampuan seksual.

- Tidak perlu cemas karena prosesnya alamiah.

- Sebanyak 75% pria usia diatas 65 tahun

mengalami pembesaran prostat.

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

23

b. Perubahan Psikologi

Perubahan psikologis yang meliputi short term memory (memori

jangka pendek), frustasi, kesepian, takut menghadapi kematian,

perubahan keinginan, depresi, dan kecemasan. (Maryam dkk,

2008).

c. Perubahan Sosial

1) Perubahan peran post power syndrome, single woman, single

parent.

2) Ketika lansia lainnya meninggal maka muncul perasaan kapan

akan meninggal.

3) Terjadinya kepikunan yang dapat mengganggu dalam

bersosialisasi.

4) Emosi mudah berubah, sering marah-marah dan mudah

tersinggung. (Maryam dkk, 2008).

d. Perkembangan Spiritual

Agama/ kepercayaan semakin berintegrasi dalam kehidupan,

lanjut usia semakin teratur dalam kehidupan keagamaannya. Hal

ini terlihat dalam berfikir dan bertindak sehari-hari. Spiritualitas

pada lansia bersifat universal, intrinsic dan merupakan proses

individual yang berkembang sepanjang rentang kehidupan.

Karena aliran siklus kehilangan terdapat pada kehidupan lansia,

keseimbangan hidup tersebut dipertahankan sebagian oleh efek

positif harapan dari kehilangan tersebut. Lansia yang telah

mempelajari cara menghadapi perubahan hidup melalui

mekanisme keimanan akhirnya di hadapkan pada tantangan akhir

yaitu kematian. Harapan memungkinkan individu dengan

keimanan spiritual atau religious untuk bersiap mengahadapi

krisis kehilangan dalam hidup sampai kematian.

Satu hal pada lansia yang diketahui sedikit berbeda dari orang

lebih muda yaitu sikap mereka terhadap kematian. Hal ini

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

24

menunjukan bahwa lansia cenderung tidak terlalu takut terhadap

konsep dan realitas kematian. Pada tahap perkembangan usia

lanjut merasakan atau sadar akan kematian.

B. Konsep Dasar Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140

mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg.

Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung,

tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit syaraf, ginjal, dan

pembuluh darah (Sylvia A. Price, 2015).

WHO mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah

diatas 160/95 mmHg (Sarif La Ode, 2012).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah penyakit

degenertaif yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik

lebih dari 150 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg.

2. Klasifikasi

Menurut NAND NIC-NOC 2015

No Kategori Sistolik mmHg Diastolik mmHg

1 Optimal <120 <80

2 Normal 120-129 80-84

3 High Normal hipertensi 130-139 85-89

4 Grade 1 (ringan) 140-159 90-99

5 Grade 2 (sedang) 160-179 100-109

6 Grade 3 (berat) 180-209 100-119

7 Grade 4 (sangat berat) >210 >120

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

25

3. Etiologi

Menurut Reny Yuli Aspiani (2014)

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:

a. Hipertensi Esensial / Hipertensi Primer

Penyebab hopertensi primer belum diketahui pasti, namun ada

beberapa faktor yaitu :

1) Faktor Keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki

kemnungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika

orang tuanya adalah penderita hipertensi.

2) Ciri Perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi

adalah : umur (jika umur bertambah maka tekanan darah

meningkat), jenis kelamnin (laki-laki lebih tinggi dari

perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).

3) Kebiasaan Hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya

hipertensi adalah : konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari

30 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stress, merokok,

minum alkohol, minum obat-obatan (ephedrine, prednisone,

epineprin).

b. Hipertensi Sekunder

Jenis hipertensi ini penyebabnya dapat diketahui sebagai berikut :

1) Penyakit ginjal : Glomerulonefritis, Plyelonefritis, Nekrosis

tubular akut, Tumor.

2) Penyakit Vascular : Ateroklerosis, Hiperplasia, Trombosis,

Aneurisma, Emboli kolestrol dan Vaskulitis.

3) Kelainan endokrin : Diabetes Melitus, Hiperteroidisme,

Hipotiroidisme.

4) Penyakit saraf : Stroke, Ensephalitis, Syndrom Gulian Barre.

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

26

5) Obat-obatan : Kontrasepsi Oral, Kortikosteroid.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah

terjadinya perubahan-perubahan pada :

a. Elastisitas dinding aorta menurun.

b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku.

c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap

tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung

memompa darah menurun menyebabkan menurunnya

kontraksi dan volumenya.

d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, hal ini terjadi karena

kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk

oksigenasi.

e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

27

4. Patofisiologi

Umur Jenis kelamin Gaya hidup Obesitas

Elastisitas , arteriosklerosi

Hipertensi

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan struktur

Penyumbatan pembuluh darah

Vasokontriksi

Gangguan sirkulasi

otak ginjal Pembuluh darah retina

resistensi Suplai O2 Vasokonstriksi sistemik koroner Spasme

pembuluh otak pembuluh darah arteriole

darah otak ↑ menurun ginjal vasokonstriksi Iskemi

miokard diplopia

Blood flow Afterload

Sinkop menurun meningkat

Respon RAA

Fatique

Rangsang

aldosteron

Retensi Na

Edema

Nyeri

Kepala

Gangguan

Pola

tidur

Gangguan

Perfusi

jaringan

Penurunan

Curah jantung

Intoleransi

aktifitas

Nyeri

dada

Resiko

injury

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

28

5. Manifestasi Klinis

Menurut Nanda NIC-NOC 2015

a. Mengeluh sakit kepala dan pusing

b. Lemas dan kelelahan

c. Sesak napas

d. Gelisah

e. Mual

f. Muntah

g. Kesadaran menurun

6. Pemeriksaan Penunjang

Menurut NIC-NOC, 2015

a. Pemeriksaan Penunjang

1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume

cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko

seperti : hipokoagulabilitas, anemia.

2) BUN/ kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/

fungsi ginjal.

3) Glucosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat

diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi

ginjal da nada DM.

5) Kolestrol total serum.

6) Kolestrol LDH dan HDL serum.

7) Trigliserida serum (puasa).

b. Ct scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

c. EKG : dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian

gelombang P adalah salah satu tanda penyakit jantung hiprtensi.

d. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : batu ginjal,

perbaikan ginjal.

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

29

e. Foto dada : menunjukan distruksi klasifikasi pada area katup,

pembesaran jantung.

7. Komplikasi

Menurut Priscilla Lemone, 2015

a. Gagal Jantung

Hipertensi menetap mempengaruhi sistem kardiovaskuler, saraf

dan ginjal. Laju aterosklerosis meningkat, menignkatkan resiko

penyakit jantung coroner dan stroke. Beban kerja ventrikel kiri

meningkat, menyebabkan hipertropi ventrikel yang kemudian

meningkatkan resiko penyakit jantung coroner, disritmia, dan

gagal jantung.

b. Stroke

Percepatan aterosklerosis yang terkait dengan hipertensi

meningkatkan resiko infark cerebral (stroke). Peningkatan tekanan

pada pembuluh serebral dapat menyebabkan perkembangan

mikroneurisme dan peningkatan resiko hemoragi cerebral.

c. Ensefalopati hipertensi

Suatu sindrom yang di tandai dengan tekanan darah yang sangat

tinggi, perubahan tingkat kesadaran, peningkatan tekanan

intracranial, papilledema, dan kejang dapat berkembang.

d. Nefrosklerosis dan insufisiensi ginjal

Proteinuria dan hematuria mikroskopik berkembang, serta gagal

ginjal kronik.

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

30

8. Penatalaksaan dan Terapi

a. Penatalaksanaan Non Farmakologi (Keperawatan)

1) Pengaturan diet

Beberapa diet yang dianjurkan :

a) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan

tekanan darah pada klien hipertensi. dengan pengurangan

konsumsi garam dapat mengurangi sistem renin-

angiotensin sehingga dapat berpotensi sebagai anti

hipertensi jumlah intake sodium yang dianjurkan 50-100

mmol atau setara dengan 3-6 gram per hari.

b) Diet tinggi potassium, dapat menurunkan tekanan darah

tapi mekanisme nya belum jelas. Pemberian potassium

secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang

dipercaya di mediasi oleh nitric oxide pada dinding

vascular.

c) Diet kaya buah dan sayur.

d) Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung

koroner.

Diet DASH (Dietary Approaches to stop Hypertension)

menurut Priscilla Lemone, 2015

Gandum : tujuh sampai delapan sajian per hari.

Sayuran : empat sampai lima sajian per hari.

Buah : empat sampai lima sajian per hari.

Produk susu tanpa lemak/ rendah lemak : dua sampai

tiga kali sajian per hari.

Daging, unggas, dan ikan : dua atau kurang 3 ons

sajian per hari.

Kacang, biji-bijian, dan kacang kering : empat sampai

lima per minggu.

Lemak dan minyak : dua sampai tiga sajian per hari.

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

31

2) Penurunan berat badan

Penurunan berat badan mengurangi tekanan darah,

kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan

volume sekuncup juga berkurang.

3) Olahraga

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda,

bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan

memperbaiki keadaan jantung.

Olahraga terartur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam

satu minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan

darah. olahraga meningkatkan kadar HDL, yang dapat

mengurangi terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.

4) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat

Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alcohol, penting

untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap

rokok di ketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ

dapat meningkatkan kerja jantung (Reny Yuli, 2014).

Modifikasi gaya hidup untuk hipertensi menurut (Priscilla

Lemone, 2015).

a) Pertahankan berat badan normal, turunkan berat badan

jika kelebihan berat badan.

b) Lakukan modifikasi diet : makan diet kaya buah, sayuran,

dan produk susu rendah lemak, mengurangi asupan

natrium, mengurangi asupan kolestrol, lemak total dan

jenuh.

c) Batasi asupan alcohol tidak lebih dari 1 ons etanol (½ ons

untuk wanita dan orang berbobot lebih ringan) per hari.

d) Berhenti merokok.

e) Gunakan teknik pengelolaan stress seperti terapi relaksasi.

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

32

5) Terapi Relaksasi Otot Progresif

Menurut Herodes, Terapi Relaksasi Otot Progresif adalah

teknik relaksasi otot yang tidak menggunakan imajinasi,

ketekunan atau sugesti. Berdasarkan keyakinan bahwa tubuh

manusia berespon pada kecemasan dan kejadian yang

merangsang pikiran dengan ketegangan otot. Teknik Relaksasi

Otot Progresif memusatkan perhatian pada suatu aktivitas otot

dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian

menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi

untuk mendapatkan perasaan relaks. Teknik relaksasi otot

progresif merupakan suatu terapi relaksasi yang diberikan

kepada klien dengan menegangkan otot-otot tertentu dan

kemudian relaksasi (Setyoadi, 2011).

1) Tujuan Terapi Relaksasi Otot Progresif (Herodes, 2010)

a) Menurunkan Ketegangan Otot, Kecemasan, Nyeri

Leher, dan Punggung, Tekanan Darah Tinggi,

Frekuensi Jantung dan Laju Metabolik.

b) Mengurangi Disritmia Jantung, Kebutuhan

Oksigenasi.

c) Meningkatkan gelombang alfa otak yang trejadi

ketika klien sadar dan tidak memfokuskan perhatian

serta relaks.

d) Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.

e) Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress.

f) Mengatasi insomnia, depresi kelelahan, iritabilitas,

spasme otot, fobia ringan, gagap ringan.

g) Membangun emosi positif dari emosi negative.

2) Indikasi Terapi Relaksasi Otot Progresif

a) Lansia yang mengalami gangguan tidur.

b) Lansia yang sering mengalami stress.

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

33

c) Lansia yang mengalami kecemasan.

d) Lansia yang mengalami depresi.

3) Kontraindikasi Terapi Relaksasi Otot Progresif

a) Lansia yang memiliki keterbatasan gerak, misalnya

tidak bisa menggerakan badan.

b) Lansia yang menjalani perawatan tirah baring

(bedrest).

4) Hal-hal yang perlu di perhatikan

a) Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena

dapat melukai diri sendiri.

b) Dibutuhkan waktu sekitar 20-50 detik untuk

membuat otot-otot relaks.

c) Perhatikan posisi tubuh, lebih nyaman dengan posisi

mata tertutup, hindari posisi berdiri.

d) Menegangkan kelompok otot 2 kali tegangan.

e) Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali,

kemudian bagian kiri dua kali.

f) Memeriksa apakah klien benar-benar relaks.

g) Terus menerus memberikan intruksi.

h) Memberikan intruksi tidak terlalu cepat dan tidak

terlalu lambat.

5) Teknik Terapi Relaksasi Otot Progresif

Persiapan

Persiapan alat dan lingkungan, kursi, bantal, serta

lingkungan yang tenang dan sunyi.

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

34

Persiapan klien :

a) Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dan pengisian

lembar persetujuan terapi kepada klien.

b) Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring

dengan mata tertutup dengan menggunakan bantal

dibawah kepala dan lutut, atau duduk di kursi dengan

kepala di topang, hindari posisi berdiri.

c) Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata,

jam, dan sepatu.

d) Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain

yang sifatnya mengikat ketat.

Prosedur

Gerakan 1 : Gerakan pertama ditujukan untuk melatih otot

tangan

a) Genggam tangan kiri sambil membuat satu kepalan.

b) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi

ketegangan yang terjadi.

c) Pada saat kepalan dlepaskan, klien dipandu untuk

merasakan relaks selama 10 detik.

d) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga

klien dapat membedakan perbedaan antara ketegangan

otot dan keadaan relaks yang dialami.

e) Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.

Gerakan 2 : Ditujukan untuk melatih otot tangan bagian

belakang, gerakan ini dilakukan dengan cara menekuk kedua

lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot-

otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang,

jari-jari menghadap ke langit-langit.

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

35

Gerakan 3 : Ditujukan untuk melatih otot biseps (Otot besar

pada bagian atas lengan).

a) Genggam kedua tangan sehingga membuat kepalan.

b) Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga

otot biseps akan menjadi tegang.

Gerakan 4 : Ditujukan untuk melatih otot bahu supaya

mengendur

a) Angkat kedua bahu setinggi tingginya seakan akan

menyentuh kedua telinga.

b) Fokuskan perhatian gerakan pada kontras ketegangan

yang terjadi dibahu, punggung atas, dan leher.

Gerakan 5 dan 6 : Ditujukan untuk melemaskan otot-otot

wajah (seperti otot dahi, mata, rahang dan mulut).

a) Gerakan otot dahi dengan cara mengerukan dahi dan alis

sampai otot terasa dan kulitnya keriput.

b) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan

ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang

mengendalikan gerakan mata.

Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan

yang dialami oleh otot rahang, katupan rahang, diikuti

dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan di sekitar

otot rahang.

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

36

Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot

sekitar mulut, bibir di moncongkan sekuat kuatnya sehingga

akan di rasakan ketegangan di sekitar mulut.

Gerakan 9 : Ditujukan untuk merelakskan otot leher bagian

depan maupun belakang.

a) Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru

kemudian otot leher bagian depan.

b) Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.

c) Letakkan kepala pada permukaan bantalan kursi

sedemikian rupa sehingga dapat merasakan ketegangan

di bagian belakang leher dan punggung atas.

Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian

depan.

a) Gerakan membawa kepala ke muka.

b) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan

ketegangan di daerah leher bagian muka.

Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung.

a) Angkat tubuh dari sandaran kursi.

b) Punggung di lengungkang.

c) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik,

kemudian relaks.

d) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil

membiarkan otot menjadi lemas.

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

37

Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.

a) Tarik nafas panjang untuk mengisi paru-paru dengan

udara sebanyak-banyak nya.

b) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan

ketegangan di bagian dada sampai turun ke perut,

kemudian di lepas.

c) Saat ketegangan di lepas, lakukan nafas normal dengan

lega.

d) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan

antara kondisi tegang dan relaks.

Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut.

a) Tarik dengan kuat perur ke dalam.

b) Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10

detik, lalu dilepaskan bebas.

c) Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut ini.

Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki

(seperti paha dan betis).

a) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa

tegang.

b) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa

sehingga ketegangan pindah ke otot betis.

c) Tahan posisi tegang selama 10 detik.

d) Ulangi setiap gerakan masing-masing 2 kali.

6) Terapi relaksasi nafas dalam

Menurut Brunner dan Suddart (2013), relaksasi napas adalah

pernapasan abdomen dengan frekuensi lambat dan perlahan,

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

38

berirama, dan nyaman yang dilakukan dengan memejamkan

mata.

Teknik relaksasi meliputi berbagai metode untuk perlambatan

bawah tubuh dan pikiran. Meditasi, relaksasi otot progresif,

latihan pernafasan, dan petunjuk gambar merupakan teknik

relaksasi yang sering digunakan dalam pengaturan klinis untuk

membantu mengatur stress dan reaksi untuk mencapai

kesejahteraan secara keseluruhan. Distraksi atau pengalihan

perhatian akan menstimulasi sistem control desenden, yaitu

suatu sistem serabut yang berasal dari dalam otak bagian

bawah dan bagian tengah dan berakhir pada serabut intemeural

inhibitor dalam kornu dorsalis dari medulla spinalis, yang

mengakibatkan berkurangnya stimulasi nyeri yang di

tramisikan ke otak (Smeltzer, 2012).

a) Manfaat terapi relaksasi napas dalam

Lansia mendapatkan perasaan yang tenang dan

nyaman.

Mengurangi rasa nyeri.

Lansia tidak mengalami stress.

Melemaskan otot untuk menurunkan ketegangan dan

kejenuhan yang biasanya menyertai nyeri.

Mengurangi kecemasan yang memperburuk persepsi

nyeri.

Relaksasi napas dalam mempunyai efek distraksi atau

pengalihan perhatian.

b) Indikasi terapi relaksasi napas dalam

Lansia yang mengalami nyeri akut tingkat ringan

sampai dengan sedang akibat penyakit yang

kooperatif.

Lansia dengan nyeri kronis (nyeri punggung).

Nyeri pasca operasi.

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

39

Lansia yang mengalami stress.

c) Kontraindikasi terapi relaksasi napas dalam

Terapi relaksasi napas dalam tidak dierikan pada klien

yang menglami sesak napas.

b. Penatalaksanaan Medis

1) Terapi oksigen.

2) Pemantauan hemodinamik.

3) Pemantauan jantung.

4) Obat-obatan.

a) Diuretik bekerja melalui berbagai mekanisme untuk

mengurangi curah jantung dengan mendorong ginjal

meningkatkan garam dan airnya.

b) Penyekat saluran kalsium menurunkan kontraksi otot

polos jantung atau arteri, sebagian penyekat saluran

kalsium bersifat lebih spesifik untuk saluran lambat

kalsium otot jantung. Sebagian yang lebih spesifik untuk

saluran kalsium otot polos vascular.

c) Penghambat enzim mengubah angiotensin 2 atau inhibitor

ACE berfungsi untuk menurunkan angiotensin 2 dengan

menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah

angiotensin 1 menjadi angiotensin 2. Kondisi ini

menurunkan tekanan darah secara langsung dengan

menurunkan tekanan TPR, dan secara tidak langsung

dengan menurunkan sekresi aldosterone, yang akhirnya

meningkatkan pengeluaran natrium pada urin kemudian

menurunkan volume plasma dan curah jantung.

d) Antagonis (penyekat) reseptor beta (beta-blocker),

terutama penyekat selektif, bekerja pada reseptor beta di

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

40

jantung untuk menurunkan kecepatan denyut dan curah

jantung.

e) Antagonis reseptor alfa (beta-bloker) menghambat

reseptor alfa di otot polos vascular yang secara normal

berespon terhadap rangsangan saraf simpatis dengan

vasokontriksi. Hal ini akan menurunkan TPR.

f) Vasodilator arterior langsung dapat digunakan untuk

menurunkan TPR misalnya : Natrium, Nitropusida,

Nikardipin, Hidralazin, Nitrogliserin. (Reny Yuli, 2014).

C. Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Manusia

1. Kebutuhan Dasar Manusia

Manusia mempunyai kebutuhan dasar (kebutuhan pokok) untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Walaupun setiap individu

mempunyai karakteristik yang unik, kebutuhan dasarnya sama.

Perbedaannya hanya dalam pemenuhan kebutuhan dasar tersebut

(Asmadi, 2008).

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun

psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan

dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow

dalam teori hierarki kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia

memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis seperti

oksigen, cairan (minuman), nutrisi (makanan), kebutuhan aman dan

nyaman, kebutuhan rasa cinta, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan

aktualisasi diri (Potter & Patricia, 2009).

Menurut Maslow pemenuhan berbagai kebutuhan tersebut didorong

oleh kedua kekuatan (motivasi) yakni motivasi kekurangan (deficiency

motivation) dan motivasi pertumbuhan atau perkembangan (growth

motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah

ketegangan manusia karena berbagai kekurangan yang ada. Misalnya,

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

41

lapar akan mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi;

haus untuk memenuhi kekurangan cairan dan elektrolit tubuh; sesak

nafas untuk memenuhi kekurangan memenuhi oksigen di tubuh; takut

dan cemas merupakan kebutuhan unutk memenuhi kekurangan rasa

aman; dan sebagainya (Asmadi, 2008).

Kebutuhan Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting

dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat

merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu

kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya. Lima kebutuhan

dasar manusia menurut Maslow, diambil dari Asmadi (2008) sebagai

berikut :

a. Kebutuhan Fisiologi (Phisiological Needs)

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan primer dan mutlak harus

dipenuhi untuk memelihara homeostatis biologis dan kelangsungan

kehidupan bagi tiap manusia. Kebutuhan ini merupakan syarat dasar

apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka dapat mempengaruhi

kebutuhan lainnya. Perawat membantu pasien pada setiap tingkat

umur untuk memenuhi kebutuhan fisiologis mereka. Pemenuhan

kebutuhan fisiologis bersifat lebih mendesak untuk di dahulukan dari

pada kebutuhan-kebutuhan lain yang ada pada tingkat yang lebih

tinggi. Kebutuhan fisiologis meliputi : oksigen, cairan, nutrisi,

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

42

eliminasi, istirahat, tidur, pengaturan suhu tubuh, seksual, dan lain

sebagainya. Apabila kebutuhan fisiologis ini sudah terpenuhi, maka

seseorang akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebih

tinggi dan begitu seterusnya. (Asmadi, 2008).

b. Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan (Self Security Needs)

Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan adalah kebutuhan untuk

melindungi diri dari berbagai bahaya yang mengancam, baik

terhadap fisik maupun psikososial. Ancaman terhadap keselamatan

dan keamanan fisik seseorang dapat di kategorikan ke dalam

ancaman mekanik, kimia, termal dan bakteri. Kebutuhan

keselamatan dan keamanan berkenaan dengan konteks fisiologis dan

hubungan interpersonal. Keselamatan dan keamanan dalam konteks

secara fisiologis berhubungan dengan sesuatu yang mengancam

tubuh seseorang dan kehidupannya. Ancaman bisa nyata atau hanya

imajinasi, misalnya penyakit, nyeri, cemas, dan lain sebagainya.

(Asmadi, 2008).

c. Kebutuhan Mencintai dan Dicintai (Love and Belongingness

Needs)

Kebutuhan cinta adalah kebutuhan dasar yang menggambarkan

emosi seseorang. Kebutuhan ini merupakan suatu dorongan dimana

seseorang berkeinginan untuk menjalin hubungan yang bermakna

secara efektif atau hubungan emosional dengan orang lain.

Dorongan ini akan makin menekan seseorang sedemikian rupa,

sehingga ia akan berupaya semaksimal mungkin untuk

mendorongkan pemenuhan kebutuhan akan cinta kasih dan perasaan

memiliki. (Asmadi, 2008).

d. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem Needs)

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

43

harga diri adalah penilaian individu mengenai nilai personal yang

diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang

sesuai dengan idea diri (Stuart & Sundeen 1998). Menurut hierarki

kebutuhan dasar manusia, seseorang dapat mencapai kebutuhan

harga diri bila kebutuhan terhadap mencinta dan dicintai telah

terpenuhi. Terpenuhinya kebutuhan harga diri seseorang tampak dari

sikap penghargaan diri. (Asmadi, 2008).

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)

Kebutuhan aktualisasi diri adalah tingkatan kebutuhan yang paling

tinggi menurut Maslow dan Kalish. Oleh karenanya untuk mencapai

tingkat kebutuhan aktualisasi diri ini banyak hambatan yang

menghalanginya, secara umum hambatan tersebut terbagi dua yakni

internal dan eksternal. Hambatan internal adalah hambatan yang

berasal dari dalam diri seseorang, seperti ketidaktahuan akan potensi

diri serta perasaan ragu dan takut mengungkapkan potensial diri,

sehingga potensinya terus terpendam. Berdasarkan teori maslow

mengenai aktualisasi diri, terdapat asumsi dasar bahwa manusia

pada hakikatnya memiliki nilai intrinsik berupa kebaikan. Dari

sinilah manusia memiliki peluang untuk mengembangkan dirinya.

(Asmadi, 2008).

2. Gangguan kebutuhan dasar manusia

a. Kebutuhan rasa nyaman : nyeri

1) Definisi

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak

menyenangkan, bersifat sangat subyektif karena perasaan

nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau

tingkatannya, dan hanya pada orang tersebutlah yang dapat

menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.

(Aziz Azimul, 2014).

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

44

2) Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni :

nyeri akut dan kronis.

a) Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak

dan cepat menghilang, tidak melebihi 6 bulan dan ditandai

adanya peningkatan tegangan otot.

b) Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara

perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu cukup

lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam

kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindom nyeri

kronis, dan nyeri psikosomatik.

3) Faktor yang Mempengaruhi Nyeri

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh

beberapa hal, di antaranya adalah :

a) Arti Nyeri. Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak

perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti

yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-

lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti

usia, jenis kelamin, latar belakang sosial kultural,

lingkungan, dan pengalaman.

b) Persepsi Nyeri. Persepsi nyeri merupakan penilaian

sangat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi

evaluatif kognitio).

c) Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan

adanya intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi

seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat

mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain

alkohol, obat-obatan, gesekan atau garukan, pengalihan

perhatian, kepercayaan yang kuat dan sebagainya.

Sedangkan faktor yang menurukan toleransi antara lain

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

45

kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tidak

kunjung hilang, sakit, dan lain-lain.

d) Reaksi terhadap nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan

bentuk respons seseorang terhadap nyeri, seperti

ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua

ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : arti nyeri,

tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai

budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, takut,

cemas, usia dan lain-lain.

b. Kebutuhan mobilitas

1) Pengerian mobilitas

Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu

untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan

untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan

kesehatannya. (Aziz Azimul, 2014).

2) Jenis mobilitas

a) Mobilitas Penuh, merupakan kemampuan seseorang

untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat

melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-

hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik

volunteer dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh

area tubuh seseorang.

b) Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang

untuk bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh

gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya.

Hal ini dapat dijumpai pada kasus cidera atau patah tulang

dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat

mengalami mobilitas sebagian pada ekstremitas bawah

karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik.

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

46

c) Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan

inidividu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya

sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma

reversible pada sistem musculoskeletal, contohnya adanya

dislokasi sendi dan tulang.

d) Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan

inidividu unutk bergerak dengan batasan yang sifatnya

menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem

saraf yang reversible. Contohnya terjadinya hemiplegia

karena stoke, paraplegi karena cidera tulang belakang.

3) Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas

a) Gaya hidup

Gaya perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi

mobilitas seseorang karea berdampak pada kebiasaan atau

perilaku sehari-hari.

b) Proses Penyakit/ Cidera

Hal ini dapat mempengaruhi mobilitas karena dapat

berpengaruh pada fungsi sistem tubuh. Seperti, orang

yang menderita fraktur femur akan mengalami

keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bagian bawah.

c) Kebudayaan

Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi

kebudayaan. Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya

sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang

kuat. Begitu juga sebaliknya, ada orang yang mengalami

gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya yang

dilarang untuk beraktivitas.

d) Tingkat Energi

Energi merupakan sumber untuk melakukan mobilitas,

untuk melakukan mobilitas diperlukan energi yang cukup.

e) Usia dan Status Perkembangan

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

47

Terdapat kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang

berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan dan

kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan

perkembangan usia.

e) cemas, usia dan lain-lain.

c. Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan

oleh semua orang. Untuk dapat berfungsi secara optimal, maka

setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Tidak

terkecuali juga pada orang yang sedang menderita sakit, mereka

juga memerlukan istirahat dan tidur yang memadai. Namun dalam

keadaan sakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu, sehingga

perawat perlu berupaya untuk mencukupi ataupun memenuhi

kebutuhan tidur tersebut. (Aziz Azimul, 2014).

1) Pengertian Istirahat dan Tidur

Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan

emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas

tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata

istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah,

bersantai untuk menyegarkan diri atau melepaskan diri dari

segala hal yang membosankan, meyulitkan bahkan

menjengkelkan. (Hidayat, 2008).

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi

dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang,

dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan

yang cukup. Tidur ditandai dengan aktivitas fisik minimal,

tingkat kesadaran yang bervariasi, terjadi perubahan proses

fisiologis tubuh serta penurunan respon terhadap rangsangan

dari luar. (Asmadi, 2008).

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

48

2) Karakteristik Istirahat

Menurut Narrow terdapat enam kondisi seseorang dapat

beristirahat : merasakan bahwa segala sesuatu dapat diatasi,

merasa diterima, mengetahui apa yang sedang terjadi, bebas

dari gangguan ketidaknyamanan, mempunyai sejumlah

kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan,

mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan. (Asmadi,

2008).

3) Tujuan dan Fungsi Tidur

Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi

diyakini bahwa tidur dapat digunakan untuk menjaga

keseimbangan mental, emosional, kesehatan, mengurangi

stress pada paru, kardiovaskuler, endokrin, dan lain-lain.

Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat diarahkan

kembali pada fungsi seluler yang penting. Secara umum

terdapat dua efek fisiologis dari tidur : pertama, efek pada

sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan

normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan saraf,

dan kedua, efek pada struktur tubuh dengan memulihkan

kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur

terjadi penurunan.

d. Kebutuhan Nutrisi

1) Pengertian

Pemenuhan nutrisi merupakan proses memasukkan dan

pengolahan zat makan oleh tubuh yang bertujuan

menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.

(A. Aziz Alimul H, 2009).

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan nutrisi

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

49

a) Faktor fisiologis, merupakan faktor yang terkait dengan

proses pencernaan atau intake makanan.

Intake nutrisi

Intake nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh

menimbulkan kekurangan nutrisi, demikian juga

sebaliknya jika intake nutrisi berlebihan juga

menimbulkan ketidakseimbangan nutrisi seperti :

overweight, obesitas.

Kemampuan pencernaan dan absorbs makanan

Kemampuan mencerna dan mengabsorbsi makanan

dipengaruhi oleh adekuatnya fungsi organ

pencernaan. Adanya peradangan saluran cerna atau

organ pencernaan seperti gastritis, kolesistisis, colitis

serta adanya obstruksi usus menimbulkan tidak

adekuatnya kebutuhan nutrisi.

Kebutuhan metabolic

Meningkatnya kebutuhan nutrisi tubuh pada kondisi

tertentu dapat mempengaruhi status nutrisi seperti

pada : masa pertumbuhan yang cepat seperti bayi,

remaja maupun keadaan hamil. Meningkatnya

metabolisme, stress maupun penyakit tertentuu

seperti kanker dan AIDS.

b) Gaya hidup dan kebiasaan

Kebiasaan makan seperti waktu makan pada jam tertentu,

makan bersama, cara penyajian makanan, jenis makanan

pasien, jika mengalami perubahan maka dapat

mempengaruhi selera dan intake makan.

c) Budaya dan keyakinan

Adanya budaya dan keyakinan yang salah dalam

lingkungan masyarakat tertentu dalam mengonsumsi

makanan menimbulkan tidak adekuatnya status nutrisi.

d) Kemampuan ekonomi atau tersedianya dana

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

50

Kemiskinan menimbulkan daya beli makanan menjadi

berkurang dengan demikian intake makanan juga otomatis

berkurang. Pemenuhan kebutuhan nutrisi juga akan

terganggu.

e) Penggunaan obat-obatan dan interaksi nutrisi

Penggunaan obat-obatan dalam jangka lama

menimbulkan komplikasi yang dapat menghambat intake

makanan maupun absorbs nutrient, misalnya obat-obatan

untuk psikiatri.

f) Jenis kelamin

Kebutuhan nutrisi laki-laki dengan perempuan berbeda.

Hal ini berkaitan dengan meningkatnya aktivitas, maupun

besarnya masa otot.

g) Pembedahan

Keadaan luka dan proses penyembuhan luka,

membutuhkan lebih banyak nutrisi. Demikian juga pada

pembedahan saluran pencernaan juga berpotensi tidak

adekuatnya intake makanan.

h) Kanker dan pengobatan kanker

Kanker merupakan kondisi dimana sel-sel berpoliferasi

dengan cepat dan tidak terkendali. Pembelahan sel yang

cepat membutuhkan energi yang banyak sehingga

metabolism meningkat. Pengobatan kanker dengan

kemoterapi mempunyai efek mual sehingga dapat

mengurangi intake nutrisi.

i) Penggunaan alkohol

Alkohol mempunyai efek tidak nafsu makan sehingga

kebutuhan nutrisi akan berkurang.

j) Status psikologis

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

51

Respon stress pada individu berbeda, ada individu yang

mengalami stress akan meningkatkan nafsu makan,

namun juga sebaliknya tidak nafsu makan.

(A. Aziz Alimul H, 2009)

3) Status Nutrisi

Karakteristik status nutrisi melalui adanya indeks masa tubuh

dan berat tubuh ideal.

a) Body Mass Index (BMI)

Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang

dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan

penimbunan total lemak dalam tubuh sehingga dapat

dipakai sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat

badan (overweight) dan obesitas. Rumus BMI

diperhitungkan dengan pembagian berat badan (kg) per

meter kuadrat (kg/m²) atau berat badan dalam pons

dilakukan konstanta 704,5 dibagi tinggi badan dalam inci

kuadrat.

b) Ideal Body Weight (BWI)

Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi

tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi

badan dalam sentimeter dikurangi 100 dan dikurangi atau

ditambah 10% dari jumlah tersebut.

Rumus IBW diperhitungkan : (TB – 100) – (15% x TB –

100) . (A. Aziz Alimul H, 2009).

4) Macam-macam gangguan yang berkaitan dengan

ketidakseimbangan nutrisi.

a) Kelebihan berat badan atau overweight

Overweight merupakan kelebihan berat badan

dibandingkan dengan berat badan ideal. Untuk

menentukan status overweight dipakai dengan ukuran

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

52

Indeks Masa Tubuh (BMI atau IMT) serta dengan

membandingkan perhitungan berat badan ideal.

Overweight diidentifikasi dengan kriteria untuk orang

Asia jika BMI antara 23,0 – 24,9 (normal: 18,5 – 22,9)

atau kelebihan berat badan antara 10-20% dari berat badan

ideal.

b) Obesitas

Merupakan kondisi dimana terjadi penimbunan lemak

tubuh dalam jumlah yang berlebihan dalam tubuh

sehingga berat badan jauh melebihi dari normal. Obesitas

menurut WHO (2008) dikelompokka menjadi :

preobesitas dengan BMI antara 30-34,9 kg/m², obesitas II

dengan BMI 35,0-39,9 kg/m² dan obesitas III dengan BMI

lebih dari 40,0 kg/m².

c) Berat badan kurang atau underweight

Underweight merupakan kondisi dimana berat badan

kurang dari berat badan normal, yaitu kurang dari 10%

berat badan ideal atau BMI kurang dari 18,5. Kondisi

yang menyebabkan berat badan kurang adalah asupan

nutrisi yang kurang seperti pembatasan makanan,

ketidakmampuan menyediakan makanan, pecandu

alkohol dan obat terlarang serta berbagai penyakit seperti

hipertiroid, cacingan, TBC paru, penyakit kanker dan

penyakit infeksi. (A. Aziz Alimul H, 2009).

D. Konsep Proses Keperawatan Lansia dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskuler : Hipertensi

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses

keperawatan, untuk itu diperlukan kecematan dan ketelitian tentang

masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

53

tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat

bergantung pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas :

a. Pengumpulan Data (Anamnesa)

1) Data Demografis

Identitas klien : meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat,

agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan,

riwayat pekerjaan, tanggal masuk panti, diagnosa medis.

2) Keluhan Utama

Pada umumnya keluhan utama pada Lansia dengan

Hipertensi adalah sakit kepala, lemah, tengkuk terasa tegang,

episode berkeringat, kecemasan, palpitasi (feokromositoma),

episode lemah otot (aldosteronisme).

Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa

nyeri klien digunakan :

a) Provoking Incident : apakah ada peristiwa yang menjadi

faktor presipitasi nyeri.

b) Quality of Pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan

atau digambarkan klien. Apakah seperti terbakar,

berdenyut, atau menusuk.

c) Region : radiation, relief. Apakah rasa sakit bisa reda,

apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana

rasa sakit terjadi.

d) Severity (Scale) of Pain : seberapa jauh rasa nyeri yang

dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien

menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi

kemampuan fungsinya.

e) Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah

bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

54

3) Riwayat Penyakit Sekarang

Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab

dari hipertensi, yang nantinya membantu dalam membuat

rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa keluhan sakit

kepala, pusing, tengkuk terasa tegang, lemas, berkeringat dan

kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa

ditentukan kekuatan yang terjadi dan dapat menegakan

diagnose serta tindakan keperawatan.

4) Riwayat Penyakit Keluarga

Ada peran genetik pada penyakit Hipertensi, dimana keluarga

memiliki Hipertensi maka kemungkinan untuk mengalami

Hipertensi juga semakin besar genetik.

5) Riwayat Psikososial

Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang

dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat

serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-

harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.

b. Pola-Pola Fungsi Kesehatan

1) Aktivitas/ istirahat

Gejala :

Kelemahan, Letih, Napas pendek, Gaya hidup monoton.

Tanda :

Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,

takipnea.

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

55

2) Sirkulasi

Gejala :

Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/

katup, penyakit serebrovaskuler.

Tanda :

Kenaikan TD, Nadi : denyutan jelas, Frekuensi/ irama :

takikardia, berbagi disritmia, Bunyi jantung : murmur,

Distensi vena jugularis, Ekstremitas Perubahan warna kulit,

suhu dingin (vasokontriksi perifer), pengisian kapiler

mungkin lambat.

3) Integritas ego

Gelaja :

Faktor-faktor stress akut/kronis misal finansial, pekerjaan,

ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan sosial, keputusan

dan ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra

tubuh, identitas diri misal ketergantungan pada orang lain,

dan perubahan bentuk anggota tubuh.

4) Makanan / cairan

Gejala :

Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi

makanan atau cairan adekuat : mual, anoreksia, dan kesulitan

untuk mengunyah.

Tanda :

Penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

56

5) Hygiene

Gejala :

Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan

pribadi secara mandiri, ketergantungan pada orang lain.

6) Neurosensory

Gejala :

Keluhan pusing / pening, sakit kepala, kebas, kelemahan pada

suatu sisi tubuh, gangguan penglihatan (penglihatan kabur,

diplopia).

Tanda :

Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir

atau memori (ingatan), respon motorik : penurunan kekuatan

genggaman, perubahan retinal optik.

7) Nyeri/kenyamanan

Gejala :

Nyeri hilang timbul pada kepala terutama daerah oksipital.

8) Keamanan

Gejala :

Gangguan koordinasi, cara jalan.

Tanda :

Episode paresthesia unilateral transien.

9) Interaksi sosial

Gejala :

Kerusakan interaksi dengan keluarga / orang lain, perubahan

peran, isolasi.

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

57

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut NIC-NOC 2015

a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan

dengan afterload, vasokontriksi, iskemia miokardia, hipertropi

ventricular.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi, kelemahan

umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

c. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular

serebral.

d. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan fisik, pola

hidup monoton, keyakinan budaya.

e. Infektif koping individual berhubungan dengan mudah terserang

penyakit, krisis situasional, perubahan dalam hidup, relaksasi tidak

adekuat, sistem pendukung tidak adekuat, nutrisi buruk, harapan

yang tidak terpenuhi, kerja berlebihan, metode koping tidak efektif.

f. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi,

rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan,

keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosis.

g. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik

pada ekstremitas kanan bagian bawah.

h. Resiko jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

58

3. Intervensi Keperawatan

Menurut NIC-NOC 2015

Tujuan utama untuk pasien mencakup pemahaman tentang proses penyakit dan terapinya, partisipasi dalam program

keperawatan diri, dan tidak mengalami komplikasi.

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN

KRITERIA HASIL

INTERVENSI RASIONAL

1

Resiko tinggi terhadap

penurunan curah

jantung berhubungan

dengan peningkatan

afterload, vasokontriksi,

iskemia miokardia,

hipertrofiventrikuler.

Tujuan :

Afterload tidak meningkat,

tidak terjadi vasokontriksi

pembuluh darah, tidak

terjadi iskemia miokard.

Kriteria Hasil :

a) Berpartisipasi dalam

aktivitas, yang

menurunkan tekanan

Mandiri :

1. Pantau tekanan darah, ukur pada

kedua tangan/ paha untuk evaluasi

awal. Gunakan ukuran manset yang

tepat dan teknik yang akurat.

2. Catat keberadaan serta kualitas

denyutan sentral dan perifer.

1. Perbandingan tekanan darah

memberikan gambaran yang

lebih lengkap tentang

keterlibatan/bidang masalah

vaskuler.

2. Denyutan karotis, radialis,

jugularis dan femuralis

terpalpasi. Denyut pada

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

59

darah / beban kerja

jantung.

b) Mempertahankan

tekanan darah dalam

rentang individu yang

dapat di terima.

c) Mempertahankan

irama dan frekuensi

jantung stabil dalam

rentang normal.

3. Auskultasi bunyi jantung dan bunyi

nafas.

tungkai mungkinn menurun,

mencerminkan efek diri

vasokontriksi (peningkatan

SVR) dan kongesti vena.

3. S4 umum terdengar pada

klien hipertensi berat karena

hipertrofi atrium (peningkatan

volume/tekanan atrium).

Perkembangan S3

menunjukan hipertrofi

ventrikel dan kerusakan

fungsi. Adanya krekles dan

mengindikasikan kongesti

paru sekunder terhadap

terjadinya gagal jantung

kronik.

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

60

4. Amati warna kulit, kelembapan,

suhu, dan masa pengisian kapiler.

5. Catat edema umum atau tertentu.

6. Berikan lingkungan tenang,

nyaman, kurang aktivitas/keributan

lingkungan, batasi pengunjung.

7. Batasi aktivitas, seperti istirahat di

tempat tidur/ kursi, istirahat tanpa

4. Pucat, dingin, kulit lembap,

dan masa pengisian kapiler

lambat berkaitan dengan

vasokontriksi/dekompensasi/

penurunan curah jantung.

5. Mengindikasikan gagal

jantung, kerusakan

ginjal/vaskuler.

6. Membantu menurunkan

rangsang simpatis,

meningkatkan relaksasi.

7. Menurunkan stress dan

ketegangan yang

mempengaruhi tekanan darah

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

61

gangguan, bantu melakukan

aktivitas perawatan diri.

8. Lakukan tindakan yang nyaman,

seperti pijatan punggung, leher,

meninggikan kepala tempat tidur.

9. Anjurkan teknik relaksasi, panduan

imajinasi, aktivitas pengalihan.

10. Pantau respon terhadap obat untuk

mengontrol tekanan darah.

dan perjalanan penyakit

hipertensi.

8. Mengurangi ketidaknyamanan

dan menurunkan rangsangan

simpatis.

9. Menurunkan rangsangan yang

menimbulkan stress, membuat

efek tenang sehingga

menurunkan tekanan darah.

10. Respon terhadap terapi obat

(diuretic inhibitor simpatis,

vasodilator) tergantung pada

klien dan efek sinergis obat.

Karena efek samping tersebut,

maka penting mnggunakan

obat dalam jumlah paling

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

62

Kolaborasi :

11. Berikan obat sesuai indikasi :

a. Diuretik tiazid, misal

kolorotiazid (diuril),

hidroklorotiazid (esidrix atau

hidrodiuril),

bendroflumentiazid (naturetin).

b. Diruretik loop, misal

furosemide (Lasix), asam

etakrinic (edecrin) bumetamid

(burmex).

sedikit dan dosis paling

rendah.

11.

a. Tiazid digunakan

snediri/campur dengar obat

lain untuk menurunkan

tekanan darah pada klien

dengan fungsi ginjal yang

relative normal. Diuretik

memperkuat agen anti

hipertensi lain dengan

membatasi retensi cairan.

b. Menghasilkan diuresis kuat

dengan menghambat

reabsorbsi natrium klorida

dan merupakan obat anti

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

63

c. Bloker gang lion misal,

guenetidin (ismelin), trimetapan

(arfonad), ACE inhibitor,

misalnya kaptopril.

12. Batasi cairan dengan diet natrium

sesuai indikasi.

hipertensi efektif, khususnya

pada klien yang resisten

terhadap tiazid/ mengalami

kerusakan ginjal.

c. Penggunaan inhibitor

simpatis tambahan di

butuhkan bila tindakan lain

gagal untuk mengontrol

tekanan darah.

12. Pembatasan dapat mengatasi

retensi cairan dengan respon

hipertensi sehingga

menurunkan berat kerja

jantung.

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

64

2

Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan

imobilisasi, kelemahan

umum,

ketidakseimbangan

antara suplai dan

kebutuhan O2.

ditandai dengan:

a. Mengungkapkan

dengan verbal

tentang keletihan

atau kelemahan.

b. Frekuensi nadi dan

TD abnormal

sebagai respon

terhadap aktivitas.

c. Rasa tidak nyaman

saat aktivitas atau

dipsneu.

Tujuan :

Klien mampu melakukan

aktivitas secara mandiri.

Kriteria Hasil :

a) Berpartisipasi dalam

aktivitas yang

diinginkan.

b) Melaporkan

peningkatan dalam

toleransi peningkatan

dalam toleransi

aktivitas yang dapat

dikur.

c) Menunjukan

penurunan dalam

tanda toleransi

fisiologi.

Mandiri

1. Bantu klien mengidentifikasi faktor

yang meningkatkan atau

menurunkan toleransi aktivitas.

2. Kembangkan aktivitas klien dalam

program latihan.

3. Ajarkan klien menggunakan daftar

latihan harian mencatat aktivitas

latihan dan responnya (nadi,

bernafas dangkal, cemas).

1. Pengkajian akurat terhadap

faktor yang meningkatkan/

menurunkan toleransi

aktivitas memberikan dasar

untuk membuat rencana

perawatan.

2. Program latihan fisik

mempunyai efek

menguntungkan kepada kerja

jantung.

3. Membuat daftar latihan

harian dapat meningkatkan

kemampuan.

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

65

d. Perubahan EKG

mencerminkan

iskemia dan

aritmia.

d) Menggunakan

dukungan sosial untuk

mempertahankan pola

hidup yang

diinginkan.

e) Mengintegrasikan

latihan yang

diharuskan ke dalam

ADL.

4. Kaji respon fisiologi terhadap

aktivitas, observasi, frekuensi nadi

>20 x/menit diatas frekuensi

istirahat, peningkatan tekanan darah

selama/ sesudah aktivitas (sistolik

meningkat 40 mmHg/ diastolik

meningkat 20 mmHg), dipsneu,

keletihan, kelemahan berlebihan,

diaphoresis, pusing/ pingsan.

5. Ajarkan tentang rasa takut/ cemas.

6. Ajarkan strategi koping kognitif

(perbandingan, relaksasi,

pengendalian bernafas).

4. Menyebutkan parameter

mambantu dalam mengkaji

respon fisiologi terhadap

stress aktivitas, dan bila ada

merupakan indikator dan

kelebihan kerja yang

berkaitan dengan tingkat

aktivitas.

5. Rasa takut/ cemas dapat

meningkatkan toleransi

aktivitas.

6. Respon emosional terhadap

intoleransi aktivitas dapat

ditangani dengan

menggunakan strategi koping

kognitif.

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

66

7. Ajarkan teknik penghematan energy

(menggunakan kursi saat mandi,

duduk saat menyisir, menyikat gigi,

dan melakukan aktivitas dengan

perlahan.

8. Ajarkan keluarga untuk membantu

klien untuk melakukan aktivitas.

9. Kolaborasi dengan keluarga/ klien

untuk menetapkan rencana ADL

yang konsisten dengan pola hidup.

7. Teknik menghemat energi

mengurangi penggunaan

energi, membantu

keseimbangan antara suplai

dan kebutuhan O2.

8. Dukungan sosial

meningkatkan pelaksaan

aktivitas.

9. Mencapai dan

mempertahankan pola hidup

produktif sesuai kemampuan

jantung dalam berespon

terhadap peningkatan

aktivitas dan stress.

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

67

10. Berikan dukungan melakukan

aktivitas/ perawatan diri bertahap.

Berikan bantuan sesuai kebutuhan.

11. Berikan semangat klien untuk

mencari bantuan dalam

mempertahankan aktivitas.

10. Kemajuan aktivitas bertahap

mencegah peningkatan kerja

jantung tiba-tiba. Membantu

sebatas kebutuhan

mendorong kemandirian

dalam beraktifitas.

11. Dukungan sosial

meningkatkan penyembuhan

dan mempertahankan pola

hidup yang diharapkan.

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

68

3 Nyeri akut berhubungan

dengan peningkatan

tekanan vascular

serebral.

ditandai dengan

a. berfokus pada diri.

b. melaporkan nyeri

berdenyut yang

terletak pada

region

suboksipital,

terjadi saat bangun,

dan hilang secara

spontan setelah

beberapa waktu

berdiri.

c. Perilaku berhati-

hati segan untuk

menggerakan

Tujuan :

Tekanan vaskuler tidak

meningkat.

Kriteria Hasil :

a. Melaporkan nyeri /

ketidaknyamanan

hilang atau control.

b. Mengungkapkan

metode yang

memberikan

pengurangan.

c. Mengikuti regimen

farmakologi yang di

resepkan.

Mandiri

1. Kaji keadaan umum klien dan TTV.

2. Kaji tingkat nyeri klien.

3. Kaji lokasi intensitas dan skala

nyeri.

1. Keadaan umum menunjukan

keadaan klien secara utuh

dengan mengetahui TTV

terutama tekanan darah untuk

menentukan tindakan

selanjutnya.

2. Untuk mengetahui tingkat

nyeri klien dengan

menggunakan pengkajian

PQRST.

3. Untuk mengetahui nyeri yang

dirasakan klien sehingga bisa

ditentukan intervensi yang

tepat.

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

69

kepala, menggaruk

kepala,

menghindar sinar

terang dan

keributan,

mengerutkan

kening,

menggenggam

tangan.

d. Melaporkan

kekakuan leher,

pusing,

penglihatan kabur,

mual, dan muntah.

4. Bantu klien dalam ambulasi sesuai

dengan kebutuhan.

5. Berikan tindakan non farmakologi

(Teknik relaksasi otot progresif).

6. Berikan penjelasan cara untuk

meminimalkan vasokontriksi

mengurangi mengejan saat BAB,

batuk panjang, dan bungkuk.

Kolaborasi

7. Pemberian obat penurun tekanan

darah (captopril 1x1) sesuai

program.

4. Untuk mengetahui insiden

kecelakaan atau terjatuh

karena pusing.

5. Mengurangi atau

menghilangkan sakit kepala.

6. Aktifitas yang meningkatkan

vasokontriksi menyebabkan

sakit kepala.

7. Terapi untuk menurunkan

tekanan darah.

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

70

4 Perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan

dengan intake tidak

adekuat, nyeri

abdomen, mual dan

muntah, anoreksia,

ketidakmampuan

menelan makanan.

ditandai dengan:

a. Nafsu makan

berkurang.

b. BB kurang dari 10-

20% ideal untuk

tinggi dan bentuk

tubuh.

c. Terdapat tanda-

tanda malnutrisi:

konjungtiva an-

Tujuan :

Perubahan nutrisi dapat

terpenuhi.

Kriteria Hasil :

a. Adanya peningkatan

BB sesuai dengan

tujuan.

b. BBI dalam batas

normal sesuai tinggi

badan.

c. Menunjukan diet yang

baik dan seimbang.

d. Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi.

e. Tidak ada tanda-tanda

malnutrisi.

Mandiri

1. Kaji adanya alergi makanan.

2. Monitor adanya penurunan BB.

3. Monitor adanya tanda-tanda

kekurangan nutrisi.

4. Monitor intake nutrisi klien.

5. Beri informasi pada klien

pentingnya nutrisi.

1. Untuk mengetahui adanya

alergi atau tidak.

2. Untuk mengetahui adanya

penurunan BB atau tidak.

3. Untuk melihat keadaan

umum tanda-tanda

kekurangan nutrisi klien.

4. Untuk mengetahui

perkembangan nafsu makan

klien.

5. Agar klien mengetahui

pentingnya nutrisi untuk

tubuh.

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

71

anemis, kurus,

lemas, mukosa

bibir kering, dan

penurunan berat

badan secara cepat.

6. Beri klien makanan dalam keadaan

hangat.

7. Anjurkan pada klien makan dengan

porsi sedikit tapi sering.

8. Anjurkan pada klien untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi dengan

menghabiskan makan porsinya.

Kolaborasi

9. Rujuk ke ahli gizi untuk pemenuhan

kebutuhan nutrisi.

6. Makanan hangat dapat

mengurangi rasa mual saat

makan.

7. Makan terlalu banyak karena

akan merangsang rasa mual.

8. Supaya asupan nutrisi klien

terpenuhi.

9. Memberikan konseling dan

bantuan dengan memenuhi

kebutuhan diet individual.

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

72

5 Infektif koping

individual berhubungan

dengan mudah

terserang penyakit,

krisis situasional,

perubahan dalam hdup,

relaksasi tidak adekuat,

sistem pendukung tidak

adekuat, nutrisi buruk,

harapan yang tidak

terpenuhi, kerja

berlebihan, metode

koping tidak efektif.

ditandai dengan :

a. Perubahan dalam

keikutsertaan

sosial.

b. Menyatakan

ketidakmampuan

Tujuan :

Infektif koping individual

dapat teratasi.

Kriteria Hasil :

a. Mengembangkan

respon yang adekuat.

b. Mengidentifikasi

perilaku koping

efektif dan

konsekuensinya.

c. Menyatakan

kesadaran

kemampuan koping/

kekuatan pribadi.

d. Mengidentifikasi

potensial situasi stress

dan mengambil

langkah untuk

Mandiri

1. Kaji keefektifan strategi koping

dengan mengobservasi perilaku,

misal; kemampuan menyatakan

perasaan dan perhatian, keinginan

berpartisipasi dalam rencana

pengobatan.

2. Bantu klien untuk memenuhi

kebutuhan yang ingin di penuhi atau

tujuan yang ingin di capai.

3. Berikan dukungan atas

pengungkapkan perasaan keinginan

dan rangsangan.

1. Manifestasi mekanisme

koping maladaptive

merupakan indikator arah

yang ditekankan dan

diketahui telah menjadi

penentu utama tekanan darah

diastolik.

2. Untuk menigkatkan

kemampuan dalam proses

koping. Membantu dalam

meningkatkan rasa percaya

diri dan motivasi.

3. Membantu memudahkan

pemenuhan kebutuhan dasar

klien berhubungan

pemecahan masalah yang di

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

73

mengatasi atau

meminta bantuan.

c. Ketidakmampuan

memenuhi harapan

peran/ kebutuhan

dasar.

d. Perilaku merusak

terhadap diri,

makan berlebihan,

anoreksia,

merokok/ minum

berlebihan.

e. Kelemahan/

insomnia kronik.

menghindari/

mengubahnya.

e. Mendemonstrasikan

penggunaan

keterampilan/ metode

koping efektif.

4. Identifikasi kebutuhan dasar yang

diperlukan dalam berespon terhadap

penanganan stress dan kesehatan,

keterampilan koping, serta

dukungan sosial.

5. Bantu klien mengidentifikasi

stressor spesifik dan strategi

mengatasinya.

hadapinya sesuai

kemampuan.

4. Mekanisme adaptif perlu

untuk mengubah pola hidup

individu dan

mengintegrasikan terapi yang

di haruskan dalam kehidupan

sehari-hari.

5. Keterlibatan memberikan

perasaan kontrol diri yang

berkelanjutan, memperbaiki

keterampilan koping dan

meningkatkan kerja sama

dalam terapi.

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

74

6. Libtakan klien dalam perencanaan

perawatan dan beri dukungan

partisipasi dalam rencana

pengobatan.

7. Bantu klien mengidentifikasi dan

merencanakan perubahan hidup,

bantu menyesuaikan tujuan diri atau

keluarga.

6. Fokus perhatian pada realitas

situasi terhadap pandangan

klien tentang apa yang

diinginkan.

7. Perubahan yang harus di

prioritaskan secara realistik

untuk menghindari rasa tidak

menentu dan tidak berdaya.

6 Kurang pengetahuan

(kebutuhan belajar)

mengenai kondisi,

rencana pengobatan

berhubungan dengan

kurang pengetahuan,

keterbatasan kognitif

menyangkal diagnosis.

Tujuan :

Kurang pengetahuan

mengenai kondisi rencana

pengobatan dapat teratasi.

Mandiri

1. Kaji kesiapan dan hambatan dalam

belajar, termasuk keluarga.

1. Kesalahan konsep dan

menyangkal diagnosis

mempengaruhi minat untuk

mempelajari penyakit

prognosis.

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

75

ditandai dengan :

a. menyatakan

masalah.

b. Meminta

informasi.

c. Menyatakan

miskonsepsi.

d. Mengikuti intruksi

inadekuat, kinerja

prosedur inakurat,

perilaku tidak

tepat.

Kriteria Hasil :

a. Menyatakan

pemahaman tentang

proses penyakit dan

regimen pengobatan.

b. Mengidentifikasikan

efek samping obat

dan kemungkinan

komplikasi.

c. Mempertahankan

tekanan darah.

2. Tetapkan tekan darah normal.

Jelaskan tentang hipertensi dan

efeknya terhadap jantung,

pembuluh darah, ginjal dan otak.

3. Bantu klien dalam

mengidentifikasi faktor resiko

kardiovaskuler yang dapat diubah,

misal; obesitas, diet tinggi lemak

jenuh dan kolestrol, pola hidup

monoton, merokok, minum

alkoho, serta pola hidup penuh

stress.

4. Atasi maslaah bersama klien

dengan mengidentifikasi cara gaya

hidup tepat dapat dibuat untuk

mengurangi faktor resiko

kardiovaskuler.

2. Memberikan dasar

pemahaman tentang

peningkatan tekanan darah.

3. Faktor resiko menunjukan

hubungan dalam menunjang

hipertensi/ penyakit

kardiovaskuler dan ginjal.

4. Faktor resiko meningkatkan

proses penyakit. Dengan

mengubah perilaku,

dukungan, petunjuk, dan

Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

76

5. Bahaya pentingnya menghentikan

dan bantu klien untuk berhenti

merokok.

empati, dapat meningkatkan

keberhasilan klien.

5. Nikorin meningkatkan

pelepasan katekolamin,

mengakibatkan peningkatan

frekuensi jantung, tekanan

darah, dan vasokontriksi,

mengrangi oksigenasi

jaringan, serta meningkatkan

beban kerja miokardium.

7 Hambatan mobilitas

fisik berhubungan

dengan kelemahan fisik

pada ekstremitas kanan

bagian bawah

Tujuan :

Hambatan mobilitas fisik

dapat teratasi

Kriteria Hasil :

Mandiri :

a. Kaji kemampuan klien dalam

mobilisasi, kemampuan motorik.

b. Kaji luasnya kerusakan secara

teratur.

a. Mengeidentifikasi kekuatan

otot, kelmahan motorik.

b. Mengetahui kerusakan yang

menghambat mobilisasi.

Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

77

di tandai dengan:

a. Tidak mampu

menggerakan

tangan dan kaki

b. Tidak mampu

memenuhi

kebutuhan ADL

c. Adanya

hemiplegia/

hemiparese

d. Tonus otot

kurang

e. Kekuatan otot

kurang

a. Mempertahankan

keutuhan tubuh

secara optimal

seperti tidak adanya

kontraktur

b. Mempertahankan

kekuatan fungsi

tubuh secara optimal

c. Mendemonstrasikan

teknik perilaku

melakukan aktivitas

d. Mempertahankan

integritas kulit

e. Kebutuhan ADL

terpenuhi

c. Ajarkan klien untuk melakukan

ROM minimal 4x perhari bila

mungkin.

d. Anjurkan pasien bagaimana

merubah posisi. Bila klien

ditempat tidur, lakukan tindakan

untuk meluruskan postur tubuh.

Gunakan papan kaki.

Ubah posisi setiap 2 jam.

e. Observasi daerah yang tertekan,

termasuk warna, edema atau

tanda lain gangguan sirkulasi.

c. Latihan ROM meningkatkan

massa otot, kekuatan otot,

perbaikan fungsi jantung dan

pernapasan.

d. Mencegah kontraktur fleksi

bahu, edema, dan fleksi pada

pergelangan.

e. Daerah yang tertekan mudah

sekali terjadi trauma.

Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

78

f. Inspeksi kulit terutama pada

daerah tertekan, beri bantalan

lunak.

g. Lakukan massage pada daerah

tertekan.

Kolaborasi:

a. Konsultasikan dengan ahli

fisioterapi, kolaborasi pemberian

obat, relaksasi otot

f. Membantu mencegah

kerusakan kulit.

g. Membantu memperlancar

sirkulasi darah.

a. Memenuhi kebutuhan

mobilisasi, koordinasi dan

kekuatan ekstremitas.

8 Resiko jatuh

berhubungan dengan

penurunan kekuatan

otot

Tujuan :

Diharapkan resiko jatuh

tidak terjadi.

a. Kaji kemampuan klien dalam

berdiri dan berjalan.

b. Berikan pencahayaan yang cukup.

a. Mengetahui sejauh mana

kemampuan klien dalam

berjalan dan berdiri.

b. Pencahayaan yang cukup

membuat saat mobilisasi

lebih aman.

Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

79

ditandai dengan :

a. bagian

ekstremitas

lemah.

b. Kekauan sendi.

c. Penglihatan

buram dan tidak

jelas.

d. Ruangan tidak

cukup

pencahayaan.

Kriteria Hasil :

a. Klien mampu

menunjukkan

tingkat keamanan.

b. Mampu

meminimalkan

terjadinya resiko

jatuh.

c. Mampu

memodifikasi

lingkungan yang

aman.

c. Anjurkan klien untuk

menggunakan alat bantu saat

beraktivitas.

d. Lakukan program latihan fisik

ROM.

e. Bantu klien dalam pergerakan

sendi, batasan-batasan sendi.

c. Menghindari jatuh karena

lantai licin.

d. Mengajarkan rentang gerak

sendi untuk menghindari

kekakuan saat berjalan dan

berdiri.

e. Menghindari resiko cidera

lebih lanjut.

Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

80

4. Implementasi Keperawatan

Setelah perencanaan penulis mengacu pada tahap implementasi. Pada

tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan

perencanaan yang telah disusun sebelumnya.

Banyak faktor yang mendukung terlaksananya impelementasi

keperawatan diantaranya : peran keluarga yang mendukung,

tersedianya alat-alat serta adanya bimbingan dari perawat ruangan, CI

ruangan, pembimbing dari akademik, serta adanya peran dokter yang

menentukan diagnosa menurut medis.

5. Evaluasi Keperawatan

Mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan

klien ke arah pencapaian tujuan. Data di kumpulkan dengan dasar

berkelanjutan untuk mengukur perubahan dalam fungsi, dalam

kehidupan sehari-hari, dan dalam ketersediaan atau penggunaan

sumber eksternal. Hasil akhir yang di harapkan untuk pasien :

a. Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat.

b. Mematuhi program perawatan diri.

c. Tidak mengalami komplikasi.

Page 89: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

81

BAB III

TINJAUAN KASUS

Dalam bab ini menguraikan laporan kasus Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada

Lansia Ny.T dengan Hipertensi yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Mulya 02 Cengkareng Jakarta Barat. Asuhan Keperawatan lansia dilakukan pada

Ny.T selama 3 hari pada tanggal 23-25 april 2018 dengan melakukan Asuhan

Keperawatan selama 3 hari, dilaksanakan melalui pendekatan proses keperawatan

dengan langkah-langkah sebagai berikut : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,

Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi.

A. Pengkajian Keperawatan

Pengumpulan data merupakan langkah awal dari pengkajian dalam

melakukan asuhan keperawatan lansia. Dari hasil pengumpulan data pada

lansia diperoleh data-data sebagai berikut :

1. Riwayat Kesehatan

a. Identitas Klien

Nama : Ny.T

Alamat : Jalan Taman Kencana

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 28 Juli 1958

Suku/Agama : Tionghoa/ Kristen

Status perkawinan : Janda, Cerai Mati

Orang yang dapat dihubungi : Kakak

b. Riwayat keluarga

Klien menikah dengan suaminya Tn.B, kemudian dari pernikahan

tersebut memiliki 2 orang anak, 1 anak laki-laki dan . anak

perempuan. Anak pertama klien bernama Tn.A berusia 35 tahun,

anak kedua bernama Ny.D berusia 20 tahun. Sekarang kedua anak

klien tinggal bersama istri atau suami nya,

81

Page 90: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

82

c. Riwayat pekerjaan

Status pekerjaan saat ini, klien tidak bekerja, sebelumnya klien

bekerja sebagai pedagang pakaian. Sebelum putus dari pekerjaan

dan sebelum suami klien meninggal dunia, penghasilan didapat dari

pekerjaan klien sehari-hari.

d. Riwayat Lingkungan Tinggal

Dahulu klien tinggal didaerah Taman Kencana dan memiliki rumah

sendiri yang dibeli bersama suaminya dan tinggal bersama selama 8

tahun, namun setelah suami Ny.T meninggal rumah tesebut dijual

oleh kakak iparnya tanpa sepengetahuan Ny.T.

e. Riwayat Rekreasi

Klien mempunyai hobbi memasak dan jalan-jalan. Setiap hari senin

dan kamis Ny.T selalu mengikuti kegiatan ibadah di aula, hari rabu

biasanya Ny.T mengikuti kegiatan membuat kerajinan tangan, pada

hari sabtu dan minggu biasanya Ny.T tidak ada kegiatan dari panti,

terkadang saat acara yang diadakan panti seperti kunjungan atau

undangan klien selalu ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.

f. Status Kesehatan

1) Status kesehatan saat ini

Keluhan yang dirasakan klien saat ini adalah sering pusing,

tengkuk terasa berat dan kaku, mata terasa nyeri dan pandangan

tiba-tiba menjadi kabur. Adapun obat-obatan yang dikonsumsi

Ny.T Captopril 25 mg 1x1.

2) Riwayat Kesehatan yang Lalu

Orang tua klien (ibu) memiliki penyakit hipertensi dan (ayah)

klien klien memiliki panyakit asma. Klien tidak memiliki

riwayat penyakit.

Page 91: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

83

g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

1) Nutrisi

Klien makan 3x sehari dengan porsi sedang, klien makan di

sediakan oleh panti. Klien makan-makanan yang sama dengan

penghuni panti lainnya, klien tidak menyukai ikan, klien

sangat suka mengkonsumsi biskuit.

2) Personal hygiene

Klien mandi 2x sehari, pagi dan sore, membersihkan rambut 2

hari sekali menggunakan shampoo, kuku bersih tidak kotor

dan tidak panjang, mulut bersih tidak ada sariawan, klien

terlihat cukup bersih menggunakan baju daster.

3) Aktifitas/ istirahat

Aktifitas klien terhambat karena kelemahan dan keterbatasan

anggota gerak bagian bawah dan terdapat luka jahitan post op.

Klien melakukan aktivitas secara mandiri namun secara

perlahan, klien menggunakan alat bantu kursi roda. Pola tidur

klien 8 jam selama sehari.

4) Eliminasi

Pola eliminasi klien dalam sehari BAB 1 kali saja dan BAK 5-

8 kali dalam sehari, tidak ada kesulitan saat eliminasi.

5) Oksigenasi

Pola nafas Ny.T normal, frekuensi nafas 18x/ menit, klien

tidak memiliki keluhan batuk, pilek, dan sesak nafas, klien

tidak memiliki riwayat alergi obat dan makanan.

Page 92: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

84

6) Spiritual

Hubungan klien dengan tuhan baik, klien rutin melakukan

ibadah pada hari senin dan kamis, dan sering membaca buku-

buku tentang keagaman.

h. Tinjauan Sistem

1) Kondisi dari system tubuh yang ada

Terjadi gangguan pada system kardiovaskuler terdapat

masalah hipertensi.

2) Masalah/ gagguan pada system tubuh

Ny.T mengatakan sering pusing, tengkuk terasa berat dan

kaku, pandangan sering kabur.

3) Penggunaan Protesa

Klien menggunakan kursi roda.

2. Pengkajian Psikologi

a. Proses Pikir (lupa, bingung, pikun, curiga) :

Saat ditanya atau dilakukan pengkajian wawancara klien mampu

menyebutkan waktu dan tanggal. Klien mampu mengingatnya

dengan baik, klien juga mampu mengingat tentang identitas dirinya.

b. Gangguan Perasaan (depresi, wajah tanpa ekspresi, kelelahan, acuh

tak acuh, mudah tersinggung) :

Saat diwawancara Ny.T menunjukan ekspresi wajah dan perasaan

senang, Ny.T tidak memiliki gangguan perasaan, klien menunjukan

sesuai dengan apa yang di sampaikan. Ny.T juga terbuka dengan

masalah-masalah yang ditanyakan oleh perawat.

Page 93: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

85

c. Komunikasi (Penggunaan protesa, kesulitan berkomunikasi, putus

asa dll) :

Klien berkomunikasi dengan baik dan jelas.

d. Orientasi (Tempat, Waktu dll) :

Orientasi Ny.T baik, klien mampu mengingat sekarang berada

diruang jeruk pada tanggal 23 april 2018, klien tidak memiliki

gangguan pada orientasi.

e. Sikap Klien Terhadap Lansia

Klien mengatakan merasa senang tinggal dipanti, klien juga mampu

bersosialisasi dengan baik dengan sesama peghuni panti. Klien

merasa banyak teman dan banyak hal yang bisa dilakukan, klien

memandang dirinya positif “Ny.T mengatakan saya selalu menerima

apapun yang terjadi dalam hidup saya dan selalu berusaha menjalani

hidup ini. Saya yakin Tuhan memberi jalan dan mempunyai rencana

yang lebih baik untuk hidup saya”.

f. Mekanisme koping klien terhadap masalah yang ada

Ny.T jika ada masalah selalu mendekatkan diri kepada Tuhan nya,

dengan berdoa dan berusaha menerima apapun yang terjadi.

3. Pengkajian Sosial Ekonomi

a. Latar Belakang Klien

Ny.T seorang janda, suami klien sudah meninggal sejak tahun 2013

dan memiliki 2 orang anak, dulu Ny.T seorang pedagang pakaian

dan untuk kebutuhan sehari-hari didapatkan dari hasil berdagang.

b. Frekuensi hubungan sehari-hari

1) Dengan Keluarga

Komunikasi klien dengan keluarga baik jika ada masalah selalu

memberikan pendapat.

Page 94: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

86

2) Dengan Masyarakat

Klien tidak ada masalah dengan masyarakat (lansia penghuni

panti), klien mudah bergaul dengan sesama lansia di panti.

3) Aktivitas Klien di Panti

Klien di panti selalu mengikuti jadwal yang sudah di cantumkan

oleh petugas panti, klien mengikuti aktivitas kegiatan yang

diadakan oleh panti seperti ibadah, senam, kerajinan dan

kunjungan kunjungan serta acara-acara lain yang di

selenggarakan dipanti.

4. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda Tanda Vital

1) Keadaan Umum : Baik

2) Kesadaran : Composmentis

3) Suhu : 36,7ºC

4) Nadi : 80x/ menit

5) Tekanan Darah : 170/90 mmHg

6) Pernafasan : 18x/ menit

7) Tinggi Badan : 160 cm

8) Berat Badan : 60 kg

b. Pemeriksaan dan Kebersihan perorangan

1) Kepala

a. Rambut

Bersih, pendek, tidak kusut, tidak berminyak, tidak ada

benjolan, sedikit beruban.

b. Mata

Simetris, konjungtiva an anemis, sclera an ikterik, pupil

isokor, lensa mata tampak sedikit keruh.

Page 95: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

87

c. Hidung

Bersih, tidak ada polip, tidak ada cairan dari hidung, tidak

ada pernafasan cuping hidung.

d. Telinga

Bersih, serumen tidak ada, pendengaran baik dan cairan

telinga tidak ada.

2) Leher

Nadi karotis teraba kuat, tidak ada pembesaran vena jugularis,

tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, dan tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid.

3) Dada/ Thorax

a. Dada

Bentuk dada simetris

b. Paru-paru

Suara nafas vasikuler, tidak ada bunyi suara nafas tambahan

(ronchi, wheezing), irama regular, tidak ada penggunaan

otot bantu pernafasan.

4) Jantung

Pulsasi jantung teraba kuat, bunyi jantung normal Bj1 : lub Bj2

: dup, tidak ada bunyi jantung tambahan (gallop, murmur),

batas-batas jantung dalam batas normal.

5) Abdomen

Tidak ada distensi abdomen, bising usus 10x/ menit

Page 96: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

88

6) Muskuloskeletal

Kesulitan pergerakan karena kelemahan pada ekstremitas

bawah bagian kanan.

Kekuatan otot 5555 5555

5555 3333

7) Lingkungan

Bersih, rapih dan nyaman.

5. Informasi Penunjang

a. Diagnosa Medis : HIPERTENSI

b. Laboratorium : tidak ada

c. Terapi Medis : Captopril 25mg 1x1

6. Resume Pengkajian

Klien bernama Ny.T berusia 60 tahun, klien seorang janda suami klien

sudah meninggal sejak tahun 2013, klien masih merasa kehilangan

suamninya karena cuma suami nya yang tinggal bersama. Klien memiliki

2 orang anak, Ny.T dulu pernah bekerja sebagai pedagang pakaian

didaerah taman kencana Jakarta barat selama 5 tahun lalu berhenti karena

klien sudah tidak mampu untuk bekerja, kemudian klien di bawa oleh

Pak Rt ke Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 2 Cengkareng pada

tahun 2014. Status kesehatan saat ini klien mengeluh sering merasa

pusing, leher terasa berat dan kaku, mata terasa nyeri dan pandangan tiba-

tiba menjadi kabur. Adapun obat-obatan yang dikonsumsi Ny.T

Captopril 25 mg 1x1.

Page 97: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

89

1. DATA FOKUS

Data Subjektif Data Objektif

Klien mengatakan :

Penyakit darah tinggi

sejak 4 tahun yang lalu

Sering merasa pusing dan

tidak nyaman saat

darahnya sedang naik

Leher terasa berat dan

kaku

Mata suka merasa nyeri

dan pandangan tiba-tiba

menjadi kabur

Nyeri seperti berdenyut-

denyut dan tertarik beban

Nyeri timbul hampir

setiap hari dan hilang

timbul

Nyeri berkurang setelah

mengkonsumsi obat darah

tinggi

Klien mengatakan rutin

mengkonsumsi obat

captopril untuk

mengontrol darah tinggi

Klien tidak menyukai

ikan

Makanan yang dihabiskan

1 porsi

Sering mengkonsumsi

biskuit

Keadaan umum : baik

Kesadaran :

composmentis

Suhu : 36.7ºC

Nadi : 80x/ menit

Tekanan Darah : 170/90

mmHg

Pernafasan : 18x/ menit

Tinggi badan : 160 cm

Berat badan : 60 kg

Ny.T tampak meringis

tapi masih mampu untuk

menahan nyeri

Klien menggunakan alat

bantu jalan (kursi roda)

saat beraktivitas

Ruangan kamar klien

tampak rapih dan nyaman

Klien tampak kesulitan

meluruskan kaki kanan

nya

Kekuatan otot

5555 5555

5555 3333

Page 98: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

90

Kaki kanan tidak dapat

digerakkan, saat di angkat

sakit

Kaki kanan bekas post op

karena fraktur

Kesulitan berjalan dan

apabila berjalan harus

menggunakan alat bantu

kursi roda

Aktivitas dilakukan secara

mandiri namun dengan

sangat perlahan.

Kaki kanan lemah dan

terasa sulit untuk dibawa

berjalan.

Page 99: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

91

2. ANALISA DATA

No Data Masalah Etiologi

1.

Data Subjektif

Klien mengatakan :

Penyakit darah tinggi

sejak 4 yang yang lalu

Sering merasa pusing

dan tidak nyaman saat

darahnya sedang naik

Leher terasa berat dan

kaku

Mata suka merasa

nyeri dan pandangan

tiba-tiba menjadi kabur

Nyeri seperti

berdenyut-denyut dan

tertarik beban

Nyeri hilang timbul

Nyeri berkurang

setelah mengkonsumsi

obat darah tinggi

Klien mengatakan

rutin mengkonsumsi

obat captopril untuk

mengontrol darah

tinggi

Data Objektif

Keadaan umum : baik

Kesadaran

compsmentis

Gangguan

Rasa Nyaman

Nyeri

Peningkatan

Tekanan

Vaskuler

Serebral

Page 100: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

92

2.

Skala nyeri 8 (1-10)

Suhu : 36,7ºC

Tekanan Darah :

170/90 mmHg

Ny.T tampak meringis

tapi masih mampu

untuk menahan nyeri

Terapi :

Captopril 25mg 1x1

Data Subjektif

Klien mengatakan :

Kaki kanan tidak dapat

digerakkan, saat di

angkat sakit

Kaki kanan bekas post

op karena fraktur

Kesulitan berjalan dan

apabila berjalan harus

menggunakan alat

bantu kursi roda

Aktivitas dilakukan

secara mandiri namun

dengan sangat

perlahan.

Data Objektif

Klien terdapat

kelemahan pada

ekstremitas bawah.

Hambatan

Mobilitas Fisik

Kelemahan

fisik pada

ekstremitas

kanan bagian

bawah

Page 101: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

93

3.

Klien beraktivitas

selalu menggunakan

alat bantu kursi roda.

Sulit untuk

diregangkan pada kaki

kanan dan kaki kanan

mengalami kelemahan.

Kaki kiri dan kanan

pergerakan terbatas.

Kekuatan otot

5555 5555

5555 3333

Data Subjektif

Klien mengatakan :

Kaki kanan lemah dan

terasa sulit untuk

dibawa berjalan.

Kesulitan berjalan dan

apabila berjalan harus

menggunakan alat

bantu kursi roda.

Data Objektif

Klien terdapat

kelemahan ekstremitas

bawah bagian kanan.

Tonus otot melemah

pada kaki kanan.

Klien berjalan

menggunakan alat

bantu kursi roda.

Resiko Jatuh

Penurunan

Kekuatan otot

Page 102: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

94

Kekuatan otot

5555 5555

5555 3333

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi

1.

Gangguan Rasa Nyaman

Nyeri berhubungan dengan

Peningkatan Tekanan

Vaskuler serebral ditandai

dengan :

Data Subjektif

Klien mengatakan :

Penyakit darah tinggi

sejak 4 yang yang lalu

Sering merasa pusing

dan tidak nyaman saat

darahnya sedang naik

Leher terasa berat dan

kaku

Mata suka merasa nyeri

dan pandangan tiba-

tiba menjadi kabur

Nyeri seperti

berdenyut-denyut dan

tertarik beban

Nyeri hilang timbul

Nyeri berkurang

setelah mengkonsumsi

obat darah tinggi

23 April 2018

25 April 2018

Page 103: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

95

2.

Klien mengatakan rutin

mengkonsumsi obat

captopril untuk

mengontrol darah

tinggi

Data Objektif

Keadaan umum : baik

Kesadaran

compsmentis

Skala nyeri 8 (1-10)

Suhu : 36,7ºC

Tekanan Darah :

170/90 mmHg

Ny.T tampak meringis

tapi masih mampu

untuk menahan nyeri

Terapi :

Captopril 25mg 1x1

Hambatan Mobilitas Fisik

berhubungan dengan

kelemahan fisik pada

ekstremitas kanan bagian

bawah ditandai dengan :

Data Subjektif

Klien mengatakan :

Kaki kanan tidak dapat

digerakkan, saat di

angkat sakit

23 April 2018

25 April 2018

Page 104: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

96

Kaki kanan bekas post

op karena fraktur

Kesulitan berjalan dan

apabila berjalan harus

menggunakan alat

bantu kursi roda

Aktivitas dilakukan

secara mandiri namun

dengan sangat

perlahan.

Data Objektif

Klien terdapat

kelemahan pada

ekstremitas bawah.

Klien beraktivitas

selalu menggunakan

alat bantu kursi roda.

Sulit untuk

diregangkan pada kaki

kanan dan kaki kanan

mengalami kelemahan.

Kaki kiri dan kanan

pergerakan terbatas.

Kekuatan otot

5555 5555

5555 3333

Page 105: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

97

3.

Resiko jatuh berhubungan

dengan penurunan kekuatan

otot ditandai dengan :

Data Subjektif

Klien mengatakan :

Kaki kanan lemah dan

terasa sulit untuk

dibawa berjalan.

Kesulitan berjalan dan

apabila berjalan harus

menggunakan alat

bantu kursi roda.

Data Objektif

Klien terdapat

kelemahan ekstremitas

bawah bagian kanan.

Tonus otot melemah

pada kaki kanan.

Klien berjalan

menggunakan alat

bantu kursi roda.

Kekuatan otot

5555 5555

5555 3333

23 April 2018

25 April 2018

Page 106: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

98

4. RENCANA KEPERAWATAN

Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan, kriteria hasil, rencana tindakan dan rasional

sebagai berikut :

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1.

Nyeri berhubungan dengan

peningkatan tekanan

vascular serebral ditandai

dengan

Data Subjektif

Klien mengatakan :

Penyakit darah tinggi

sejak 4 yang yang lalu

Sering merasa pusing

dan tidak nyaman saat

darahnya sedang naik

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan kepada Ny.T

selama 3 x 24 jam

diharapkan tekanan

vaskuler tidak meningkat.

Kriteria Hasil :

a. Melaporkan nyeri/

ketidaknyamanan

hilang atau terkontrol

b. Mengungkapkan

metode yang

1. Kaji keadaan umum

klien dan TTV.

1. Keadaan umum

menunjukan

keadaan klien secara

utuh dengan

mengetahui TTV

terutama tekanan

darah untuk

menentukan

tindakan

selanjutnya.

Page 107: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

99

Leher terasa berat dan

kaku

Mata suka merasa

nyeri dan pandangan

tiba-tiba menjadi kabur

Nyeri seperti

berdenyut-denyut dan

tertarik beban

Nyeri hilang timbul

Nyeri berkurang

setelah mengkonsumsi

obat darah tinggi

Klien mengatakan

rutin mengkonsumsi

obat captopril untuk

mengontrol darah

tinggi

memberikan

pengurangan

c. Mengikuti regimen

farmakologi yang

diresepkan

d. Tekanan darah dalam

batas normal

2. Kaji tingkat nyeri

klien.

3. Kaji lokasi intensitas

dan skala nyeri.

4. Bantu klien dalam

ambulasi sesuai

dengan kebutuhan.

2. Untuk mengetahui

tingkat nyeri klien

dengan

menggunakan

pengkajian PQRST.

3. Untuk mengetahhui

nyeri yang dirasakan

klien sehingga bisa

ditentukan

.intervensi yang

tepat.

4. Untuk menghindari

insiden kecelakaan

atau terjatuh karena

pusing.

Page 108: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

100

Data Objektif

Keadaan umum : baik

Kesadaran

compsmentis

Skala nyeri 8 (1-10)

Suhu : 36,7ºC

Tekanan Darah :

170/90 mmHg

Ny.T tampak meringis

tapi masih mampu

untuk menahan nyeri

5. Berikan tindakan non

farmakologi (Teknik

relaksasi otot

progresif).

6. Berikan penjelasan

cara untuk

meminimalkan

vasokontriksi

mengurangi mengejan

saat BAB, Batuk

panjang, dan

membungkuk.

7. Kolaborasi dalam

pemberian obat

penurun tekanan

darah (captopril 1x1)

5. Mengurangi atau

menghilangkan sakit

kepala.

6. Aktifitas yang

meningkatkan

vasokontriksi

menyebabkan sakit

kepala.

7. Terapi untuk

menurunkan tekanan

darah.

Page 109: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

101

2.

Hambatan Mobilitas Fisik

berhubungan dengan

Cedera jaringan sekitar

fraktur ditandai dengan

Data Subjektif

Klien mengatakan :

Kaki kanan tidak dapat

digerakkan, saat di

angkat sakit

Kaki kanan bekas post

op karena fraktur

Kesulitan berjalan dan

apabila berjalan harus

menggunakan alat

bantu kursi roda

Aktivitas dilakukan

secara mandiri namun

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan kepada Ny.T

selama 3 x 24 jam

diharapkan hambatan

mobilitas fisik dapat

teratasi

Kriteria Hasil :

a. Mempertahankan atau

meningkatkan kekuatan

dan fungsi yang

terkena.

b. Peningkatan dalam

aktivitas fisik.

c. Tidak ada komplikasi,

tidak adanya

kontraktur.

d. Mempergerakan teknik

atau gerakan yang

1. Kaji kemampuan

klien dalam

mobilisasi.

2. Kaji luasnya

kerusakan secara

teratur.

3. Lakukan latihan

tentang gerak aktif

pada ekstremitas

(ROM).

4. Anjurkan klien

bagaimana merubah

posisi dan berikan

bantuan jika

diperlukan.

1. Untuk mengetahui

sejauh mana

mobilisasi yang

dapat dilakukan.

2. Untuk mengetahui

luasnya kerusakan

dan hambatan

mobilisasi.

3. Meningkatkan

sirkulasi, membantu

mencegah

kontraktur.

4. Pergerakan agar

mengurangi

hambatan

mobilisasi.

Page 110: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

102

dengan sangat

perlahan.

Data Objektif

Klien terdapat

kelemahan pada

ekstremitas bawah.

Klien beraktivitas

selalu menggunakan

alat bantu kursi roda.

Sulit untuk

diregangkan pada kaki

kanan dan kaki kanan

mengalami kelemahan.

Kaki kiri dan kanan

pergerakan terbatas.

Kekuatan otot

5555 5555

3333 3333

memungkinkan dalam

peningkatan aktivitas.

e. Peningkatan mobilisasi.

5. Anjurkan klien untuk

membantu pergerakan

dan latihan dengan

menggunakan

ekstremitas yang tidak

sakit untuk

menyokong yang

lemah.

6. Kolaborasi dengan

ahli fisioterapi secara

aktif latihan dan

ambulasi klien.

5. Untuk latihan aktif

dan respon baik

ekstremitas yang

tidak sakit.

6. Untuk memenuhi

kebutuhan

mobilisasi,

koordinasi dan

kekuatan pada

ekstremitas.

Page 111: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

103

3.

Resiko jatuh berhubungan

dengan kerusakan

neuromuskuler, tekanan dan

disuse ditandai dengan :

Data Subjektif

Klien mengatakan :

Kaki kanan lemah dan

terasa sulit untuk

dibawa berjalan.

Kesulitan berjalan dan

apabila berjalan harus

menggunakan alat

bantu kursi roda.

Data Objektif

Tonus otot melemah

pada kaki kanan.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan kepada Ny.T

selama 3 x 24 jam

diharapkan resiko jatuh

tidak terjadi.

Kriteria Hasil :

a. Mampu meminimalkan

terjadinya resiko jatuh

b. Mampu menjelaskan

cara mencegah

terjadinya resiko jatuh

c. Mampu memodifikasi

lingkungan yang aman

1. Kaji kemampuan

klien dalam berdiri

dan berjalan

2. Berikan pencahayaan

yang cukup

3. Anjurkan klien untuk

menggunakan alat

bantu saat beraktivitas

4. Lakukan program

latihan fisik ROM

1. Mengetahui sejauh

mana kemampuan

klien dalam berjalan

dan berdiri

2. Pencahayaan yang

cukup membuat saat

mobilisasi lebih

aman

3. Menghindari jatuh

karena lantai licin

4. Mengajarkan

rentang gerak sendi

untuk menghindari

kekakuan saat

berjalan dan berdiri

Page 112: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

104

Klien berjalan

menggunakan alat

bantu kursi roda.

Lantai didepan kamar

mandi panti terlihat

basah dan licin

Ruangan kamar klien

rapih dan nyaman

Kekuatan otot

5555 5555

5555 3333

5. Bantu klien dalam

pergerakan sendi,

batasan-batasan sendi

5. Menghindari resiko

cidera lebih lanjut

Page 113: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

105

5. IMPLEMETASI KEPERAWATAN

Dalam rangka memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan

hipertensi sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat, maka

penulis melakukan asuhan keperawatan selama 3 hari yang dimulai dari

tanggal 23 - 25 April 2018

No

Dx

Hari/Tanggal Jam Tindakan Keperawatan Paraf

1.

Senin, 23

April 2018

08.00

08.15

1. Mengkaji keadaa umum

klien

DS :

Klien mengatakan sering

merasa pusing dan tidak

nyaman saat darahnya

sedang naik, leher terasa

berat dan kaku, mata

merasa nyeri dan

pandangan tiba-tiba

menjadi kabur.

DO :

Keadaan umum : baik.

Kesadaran :

Composmentis, Suhu :

36,7ºC, Nadi : 80 x/menit,

Tekanan Darah : 170/90

mmHg, RR :18x/menit.

2. Mengkaji tingkat nyeri

klien

DS :

Ratih

Paras

Tari

Page 114: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

106

08.20

11.00

Klien mengatakan nyeri

berdenyut-denyut dan

seperti tertarik beban,

nyeri hilang timbul.

DO :

Skala nyeri 8 (1-10).

3. Mengkaji lokasi intensitas

dan skala nyeri

DS :

Klien mengatakan nyeri di

bagian kepala, kaku

dibagian leher belakang,

mata merasa nyeri.

DO :

Skala nyeri 8 dari (1-10),

klien tampak meringis

namun masih bisa

tertahankan.

4. Memberikan tindakan non

farmakologi (Teknik

relaksasi otot progresif)

DS :

Klien mengatakan dapat

melakukan gerakan namun

belum maksimal.

DO :

Klien tampak relaks

setelah dilakukan teknik

relaksasi.

Page 115: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

107

2.

Senin, 23

April 2018

13.00

13.10

5. Memberikan penjelasan

cara untuk meminimalkan

vasokontriksi (mengurangi

mengejan saat BAB,

Batuk panjang, dan

membungkuk).

DS : -

DO :

Klien tampak

memperhatikan dan

mendengarkan penjelasan

perawat

6. Memberikan tindakan

farmakologi captopril 25

mg 1 tablet

DS: -

DO: -

1. Mengkaji kemampuan

klien dalam mobilisasi

DS :

Klie mengatakan kesulitan

untuk berjalan dan kaki

kanan lemah

DO :

Klien tampak kesulitan

melakukan pergerakan

Kekuatan otot

5555 5555

5555 3333

Ratih

Paras

Tari

Page 116: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

108

10.00

10.05

14.00

2. Mengkaji luasnya

kerusakan awal secara

teratur

DS :

Klien mengatakan bagian

atau anggota tubuh yang

tidak bisa digunakan dan

digerakkan pada

ekstremitas bawah bagian

kanan.

DO :

Kelemahan tampak pada

ekstremitas bawah bagian

kanan

3. Melakukan latihan rentang

gerak aktif (ROM)

DS :

Klien mengatakan kaki

kanan bila digerakkan

sakit

DO :

Kaki kanan klien tampak

lemah.

4. Menganjurkan klien

bagaimana merubah posisi

dan memberikan bantuan

bila diperlukan.

Page 117: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

109

3.

Senin, 23

April 2018

14.00

08.00

DS :

Klien mengatakan bila

ingin merubah posisi

secara perlahan.

DO :

Klien tampak

menunjukkan adanya

peningkatan aktivitas.

5. Menganjurkan klien untuk

membantu pergerakan dan

latihan dengan

menggunakan ekstremitas

yang tidak sakit untuk

menyokong yang lemah.

DS :

Klien mengatakan bila

menggerakan kaki kanan

harus dibantu.

1. Mengkaji kemampuan

klien dalam berdiri dan

berjalan

DS :

Klien mengatakan bila

berdiri dan bangun secara

perlahan.

DO :

Klien tampak perlahan dan

kesulitan bangun.

Ratih

Paras

Tari

Page 118: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

110

1.

Selasa, 24

April 2018

13.50

14.00

08.00

2. Memberikan pencahayaan

yang cukup.

DS : -

DO :

Klien tampak menyalakan

lampu kamar.

3. Menganjurkan klien untuk

menggunakan alat bantu

saat beraktivitas.

DS :

Klien mengtakan selalu

memakai kursi roda saat

beraktivitas.

DO :

Klien tampak

menggunakan kursi roda.

.

1. Mengkaji keadaan umum

klien

DS :

Klien mengatakan

pusingnya akan berkurang

jika minum obat

DO :

Keadaan umum : baik,

Kesadaran :

Composmentis, Suhu :

36ºC, Nadi : 82 x/menit,

Tekanan Darah : 160/90

mmHg, RR : 19 x/menit.

Ratih

Paras

Tari

Page 119: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

111

08.05

08.10

09.00

2. Mengkaji tingkat nyeri

klien

DS :

Klien mengatakan

pusingnya berkurang

setelah minum obat, skala

nyeri 5 (1-10)

DO : -

3. Memberikan tindakan non

farmokologi (Teknik

relaksasi otot progresif)

DS :

Klien mengatakan senang

saat diajarkan teknik

relaksasi dan sudah

beberapa hafal

gerakannya.

DO :

Klien tampak kooperatif

dan mengikuti semua

gerakan yang diberikan.

4. Menjelaskan cara untuk

meminimalkan

vasokontriksi (mengurangi

mengejan saat BAB,

Batuk panjang, dan

membungkuk)

DS :

Klien mengatakan setelah

diberi penjelasan kemarin

Page 120: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

112

2.

Selasa, 24

April 2018

09.00

09.00

09.10

mulai mengurangi

mengejan dan menunduk

DO :

Setelah diberikan

penjelasan pada hari senin

kemarin , klien mampu

meminimalkan

vasokontriksi untuk

meminimalkan rasa

pusingnya.

5. Memberikan terapi sesuai

program captopril 25 mg 1

tablet

DS : -

DO : obat sudah diminum.

1. Mengkaji kemampuan

klien dalam mobilisasi

DS :

Klien mengatakan mampu

menggerakan kaki kanan.

DO :

Klien tampak mampu

menggerakan ekstremitas

bawah bagian kanan.

2. Melakukan latihan rentang

gerak aktif (ROM)

DS :

Klien mengatakan latihan

hanya mengangkat kaki

Ratih

Paras

Tari

Page 121: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

113

3.

Selasa, 24

April 2018

09.30

10.00

11.00

11.05

kanan dan menggerakan

kaki kanan

DO :

Klien dibantu dalam

pergerakkan sendi-sendi.

3. Menganjurkan klien

bagaimana merubah posisi

dan memberikan bantuan

bila diperlukan.

DS :

Klien mengatakan bila

ingin berjalan bangun

perlahan.

4. Menganjurkan klien untuk

membantu pergerakan dan

latihan dengan

menggunakan ekstremitas

yang tidak sakit untuk

menyokong yang lemah

DS :

Klien mengatakan kaki

kiri jarang membantu kaki

kanan dalam pergerakan

DO :

Klien tampak mengangkat

kaki kanan tanpa bantuan.

1. Mengkaji kemampuan

klien dalam berdiri dan

berjalan.

Ratih

Paras

Tari

Page 122: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

114

1.

Rabu, 25

April 2018

11.10

08.00

DS :

Klien mengatakan bila

berdiri dan bangun secara

perlahan.

DO :

Klien tampak mampu

bangun dan berdiri.

2. Memberikan pencahayaan

yang cukup.

DS : -

DO :

Klien tampak menyalakan

lampu kamar.

1. Mengkaji keadaan umum

klien

DS :

Klien mengatakan pusing

masih ada namun hilang

timbul, kaku pada leher

masih ada namun

berkurang.

DO :

Keadaan umum : baik

Kesadaran :

Composmentis

Suhu : 36ºC

Nadi : 80 x/menit

Tekanan Darah : 150/100

mmHg

RR : 18 x/menit

Ratih

Paras

Tari

Page 123: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

115

08.05

08.10

08.20

2. Mengkaji lokasi intensits

dan skala nyeri

DS :

Klien mengatakan setelah

minum obat pusing

berkurang, kaku pada

leher masih ada namun

berkurang, skala nyeri 4

(1-10)

DO :

Klien tampak

menunjukkan raut wajah

yang cukup relaks.

3. Mengajarkan tindakan non

farmakologi (teknik

relaksasii otot progresif)

DS :

Klien mengatakan senang

saat diajarkan oleh

perawat.

DO :

Klien mengikuti gerakan

dengan cukup semangat.

4. Memberikan terapi

farmakologi captopril 25

mg 1 tablet

DS : -

DO : obat sudah diminum

Page 124: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

116

2.

Rabu, 25

April 2018

09.00

09.10

09.20

1. Mengkaji kemampuan

klien dalam mobilisasi

DS :

Klien mengatakan

mampu menggerakan

kaki kanan

DO :

Klien tampak mampu

menggerakan ekstremitas

bawah bagian kanan.

2. Melakukan latihan

rentang gerak aktif dan

ROM

DS :

Klien mengatakan

mampu melakukan nya.

DO :

Klien tampak mengikuti

gerakan sampai selesai.

3. Menganjurkan klien

bagaimana merubah

posisi dan memberikan

bantuan bila diperlukan.

DS :

Klien mengatakan

mampu merubah posisi.

DO :

Klien tampak mampu

merubah posisi sendiri.

Ratih

Paras

Tari

Page 125: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

117

3.

Rabu, 25

April 2018

09.35

10.00

4. Menganjurkan klien

untuk membantu

pergerakan dan latihan

dengan menggunakan

ekstremitas yang tidak

sakit untuk menyokong

yang lemah.

DS :

Klien mengatakan sudah

dapat mengangkat kaki

yang lemah dengan

mandiri.

DO :

Klien tampak

mengangkat kaki kanan

secara perlahan.

1. Mengkaji kemampuan

klien dalam berdiri dan

berjalan

DS :

Klien mengatakan

mampu berdiri dengan

secara perlahan.

DO :

Klien tampak bangun

dan berdiri secara

perlahan.

Ratih

Paras

Tari

Page 126: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

118

13.00

2. Menganjurkan klien

untuk menggunakan alat

bantu saat beraktivitas.

DS :

Klien mengatakan saat

melakukan aktivitas

pakai kursi roda.

DO :

Klien tampak memakai

kursi roda

6. EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi yang sudah dilakukan penulis setelah tindakan keperawatan

selama 3 hari yang dimulai dari tanggal 23 April – 25 April 2018 dapat

dilihat dari catatan perkembangan sebagai berikut :

No.

Dx

Tanggal SOAP Paraf

1.

Rabu/25

April 2018

S :

Klien mengatakan pusing masih ada

namun hilang timbul, kaku pada

leher masih ada namun berkurang.

Skala nyeri 4 (1-10)

O :

Keadaan umum : baik

Kesadaran : Composmentis

Suhu : 36ºC

Nadi : 80 x/menit

Tekanan Darah : 150/100 mmHg

RR : 18 x/menit

Ratih

Paras Tari

Page 127: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

119

2.

Rabu/ 25

April 2018

A :

Masalah teratasi sebagian

P :

Minimalkan aktivitas yang dapat

meningkatkan sakit kepala, seperti

mengejan saat BAB, batuk panjang,

dan membungkuk.

S :

Klien mengatakan mampu

menggerakan kaki kanan .

Klien menagtakan sulit melatih

gerak dan jarang melakukan ROM.

Klien mengatakan dapat merubah

posisi.

Klien mengatakan mampu

mengangkat kaki kanan yang lemah

secara mandiri dengan perlahan.

O :

Klien tampak mampu menggerakan

ekstremitas bawah bagian kanan,

adanya peningkatan pergerakan

mobilisasi.

A :

Masalah teratasi sebagian

P :

Motivasi klien untuk latihan gerak

aktif, pergerakan sendi, ROM.

Ratih

Paras Tari

Page 128: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

120

3.

Rabu/ 25

April 2018

S :

Klien mengatakan bila berdiri

bangun dengan perlahan. Klien

mengatakan melakukan pergerakkan

dengan bertahap..

O :

Klien tampak bangun berdiri secara

perlahan. Klien melakukan

pergerakan sendi ekstremitas atas

dan bawah.

A :

Masalah Teratasi

P :

Anjurkan klien selalu menggunakan

alat bantu saat beraktivitas.

Ratih

Paras Tari

Page 129: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

121

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan antara tinjauan teoritis dengan

laporan kasus penelitian. Dalam pembahasan ini penulis mencoba membandingkan

antara tinjauan teoritis dan laporan kasus tentang pemenuhan kebutuhan dasar aman

dan nyaman pada lansia Ny.T dengan Hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Mulia 02 Cengkareng dengan mengikuti tahap-tahap proses keperawatan

mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi.

A. Pengkajian Keperawatan

Pada tahap ini penulis mengarah pada format pengkajian yang telah

disediakan dari institusi, mengacu pada proses pengkajian yang terdapat pada

tinjauan teoritis, dan konsep pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Untuk

tehnik mengumpulkan data dengan cara melakukan wawancara, pemeriksaan

fisik, observasi klien, dan melihat status. Terdapat beberapa kendala karena

kurang lengkapnya catatan keperawatan, alat pengukur tekanan darah yang

tidak valid (rusak), hasil penunjang yang tidak memadai karena belum

tersedianya laboratorium, serta kurang lengkapnya buku-buku edisi terbaru

tentang pemenuhan kebutuhan pada lansia dengan hipertensi.

Pada tinjauan teori, penyebab dan tanda gejala dari hipertensi yaitu Genetik,

usia, stress fisik dan psikis obesitas, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas

fisik, dengan tanda gejala sakit kepala, biasanya di tengkuk dan leher, dapat

muncul saat terbangun, dan berkurang saat siang hari. Tanda gejala lain

terjadi akibat kerusakan organ target dan dapat mencakup nokturia, bingung,

mual dan muntah, dan gangguan penglihatan.

121

Page 130: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

122

Pada tinjauan teoritis menurut Abraham Maslow terdapat kebutuhan dasar

manusia yaitu, fisiologis (oksigen), cairan (minum), nutrisi (makan),

keseimbangan suhu tubuh, eliminasi, istirahat tidur, serta kebutuhan seksual,

rasa aman nyaman, kebutuhan rasa dicintai, harga diri, kebutuhan aktualisasi

diri. Namun, pada penderita hipertensi kebutuhan dasar yang terganggu

menurut teori maslow yang ada pada kasus Ny.T adalah kebutuhan rasa aman

dan keselamatan, hal ini terjadi klien mengatakan sering merasakan sakit

kepala jika darahnya tinggi kepala terasa berat, sering pusing, pandangan

sering menjadi kabur.

Pada landasan teori hipertensi klien mendapatkan pemeriksaan penunjang dan

laboratorium yang spesifik mengenai hipertensi, seperti pemeriksaan EKG,

CT scan, IUP serta data laboratorium yang meliputi : kolestrol total serum,

kolestrol LDL dan HDL serum, Trigliserida serum, hemoglobin, hematokrit.

Sedangkan data yang didapatkan oleh penulis hanya pemeriksaan tekanan

darah dan mendokumentasikan selama 3 hari perawatan pada tanggal 23-25

april 2018.

Pada aspek sosial secara teori lansia akan mengalami gangguan dalam

bersosialisasi, karena lansia cenderung memusatkan diri pada persoalan

pribadi dan mempersiapkan diri menghadapi kematian, sedangkan pada kasus

Ny.T tidak ditemukan, karena Ny.T masih bisa bersosialisasi dengan biak dan

berinteraksi dengan lansia lain nya, serta masih aktif dalam kegiatan-kegiatan

yang diadakan di PSTW Budi Mulia 02 Cengkareng.

Pada aspek psikologis secara teoritis lansia akan mengalami gejala psikologis

berupa rasa takut, tegang, depresi, mudah sedih, mudah marah, mudah

tersinggung dan curiga karena seorang lansia tidak dibutuhkan lagi,

sedangkan pada kasus Ny.T tidak ditemukan gangguan psikologis, Ny.T saat

di wawancara menunjukan ekspresi wajah senang, klien juga terbuka dengan

masalah-masalah yang dihadapi. Dalam teori pada lansia masa janda dapat

Page 131: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

123

memperberat depresi bagi wanita lanjut usia, sedangkan pada Ny.T klien

menerima status jandanya dalam arti koping klien terhadap masalah yang

dihadapi baik dalam fase menerima.

Pada aspek spiritual secara teoritis bahwa lansia akan matur dalam kehidupan

keagamaannya, sementara pada kasus Ny.T cukup baik dalam melakukan

ibadah klien melakukan kebaktian di aula, hal ini sesuai dengan tinjauan

teoritis bahwa lansia akan matur dalam kehidupan keagamaannya.

B. Diagnosa Keperawatan

Setelah melakukan proses pengkajian dan data yang terkumpul

dikelompokkan sesuai dengan masalahnya, maka penulis merumuskan

diagnosa keperawatan berdasarkan data-data tersebut. Berdasarkan teori

diagnosa yang terdapat pada pasien hipertensi, yaitu :

1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

afterload, vasokontriksi, iskemia miokardia, hipertropi ventricular.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi, kelemahan umum,

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral.

4. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan fisik, pola hidup

monoton, keyakinan budaya.

5. Infektif koping individual berhubungan dengan mudah terserang

penyakit, krisis situasional, perubahan dalam hdup, relaksasi tidak

adekuat, sistem pendukung tidak adekuat, nutrisi buruk, harapan yang

tidak terpenuhi, kerja berlebihan, metode koping tidak efektif.

6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana

pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan, keterbatasan

kognitif, menyangkal diagnosis.

7. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik pada

ekstremitas kanan bagian bawah.

8. Resiko jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.

Page 132: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

124

Diagnosa yang terdapat pada tinjauan kasus yaitu :

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan

vascular serebral.

Terjadi karena klien mengatakan sering merasakan sakit kepala, jika

darahnya tinggi kepala terasa berat dan leher terasa kaku serta terasa tidak

nyaman berdenyut-denyut pada alis seputar mata dan pandangan menjadi

kabur.

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik pada

ekstremitas kanan bagian bawah.

Terjadi karena klien mengatakan kaki kanan tidak dapat digerakkan saat

diangkat sakit, kesulitan berjalan dan apabila berjalan harus

mmenggunakan kursi roda.

3. Resiko cidera jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.

Terjadi karena klien mengatakan kaki kanan lemah dan terasa sulit untuk

dibawa berjalan, dan berhati-hati karena takut terjatuh saat kepalanya

sedang pusing dan pandangan suka kabur.

C. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada

tinjauan teoritis yaitu diawali dengan menyusun urutan prioritas, menentukan

tujuan, kriteria hasil serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan

pada semua diagnosa yang muncul. Pada perencanaan untuk diagnosa

prioritas masalah pada tinjauan teoritis yaitu diagnose Resiko tinggi terhadap

penurunan curah jantung berhubungan dengan afterload, vasokontriksi,

iskemia miokardia, hipertopi ventricular. Data yang menunjukkan untuk

terjadi nya diagnosa prioritas resiko tinggi penurunan curah jantung sesuai

konsep teori tidak mendukung pada kasus Ny.T karena tidak ditemukan tanda

gejala seperti pembesaran jantung, gangguan irama jantung, penurunan

aktivitas serta hasil pemeriksaan penunjang yang mendukung seperti hasil

EKG, CT Scan dan IUP.

Page 133: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

125

Pada tinjauan kasus yang menjadi prioritas yang didapatkan oleh penulis

adalah gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan

vascular serebral. Hal ini dikarenakan pada kasus Ny.T sesuai dengan teori

yang didukung data Tekanan darah yang tinggi 170/90 mmHg, sering merasa

pusing, terasa kaku pada leher. Penulis merencanakan tujuan keperawatan

selama tiga hari diharapkan Nyeri yang dialami klien hilang dan terkontrol.

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik pada

ekstremitas kanan bagian bawah. Terjadi karena klien mengatakan kaki kanan

tidak dapat digerakkan saat di angkat sakit, kesulitan berjalan dan apabila

berjalan harus menggunakan kursi roda. Penulis merencanakan tujuan selama

tiga hari diharapkan mobilisasi pasien dapat teratasi. Resiko cidera jatuh

berhubungan dengan penurunan kekuatan otot. Terjadi karena klien

mengatakan kaki kanan lemah dan terasa sulit untuk dibawa berjalan, dan

berhati-hati karena takut terjatuh saat kepalanya sedang pusing dan

pandangan suka kabur. Penulis merencanakan tujuan selama tiga hari

diharapkan tidak terjadi resiko jatuh.

D. Pelaksanaan Keperawatan

Pada tahap pelaksaan ini, penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan

rencana tindakan yang telah ditetapkan atau ditentukan, pelaksanaan

dilakukan dengan memperhatikan keadaan atau kondisi pasien dan sarana

yang tersedia diruangan. Pelaksanaan keperawatan dilakukan oleh penulis

selama 3 hari dimulai dari tanggal 23-25 April 2018. Semua alat yang

mendukung pelaksanaan tindakan keperawatan disediakan oleh penulis untuk

memberikan asuhan keperawatan. Untuk pelaksanaan tindakan keperawatan

Teknik Relaksasi Otot Progresif sendiri juga dilakukan oleh penulis sebagai

mahasiswa perawat dan media seperti lembar balik telah disiapkan oleh

penulis. Tidak ada ahli fisioterapi dan perawat panti yang melakukan secara

rutin kepada Ny.T sehingga penulis melakukan Teknik Relaksasi Otot

Progresif secara mandiri selama proses perawatan. Pelaksanaan perawatan

pada Ny.T dilakukan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah

dibuat, namun ada beberapa rencana tindakan yang tidak dilakukan yaitu

Page 134: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

126

membantu klien dalam pergerakan sendi, batasan-batasan sendi. Pelaksanaan

yang sering dilakukan yaitu melakukan teknik relaksasi otot progresif dan

melakukan rentang gerak aktif atau range of motion (ROM) baik secara aktif

maupun pasif.

Dalam pelaksanaan kegiatan ada faktor-faktor yang mendukung dan

menghambat dalam implementasi yang dilakukan. Faktor yang mendukung

antara lain klien dapat kooperatif dalam mengatasi masalah sesuai diagnosa

yang ada, sedangkan faktor yang menghambat antara lain kurang tersedia alat

dalam melakukan pemeriksaan fisik.

E. Evaluasi

Tahap evaluasi adalah tahap kelima dimana dilakukan pengukuran

keberhasilan dari suatu tindakan asuhan keperawatan yang telah dilakukan

oleh penulis dari tanggal 23-25 april 2018. Adapun dalam evaluasi menulis

menggunakan SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, Planning).

Evaluasi yang penulis lakukan selama 3 hari berturut-turut, adapun hasil dari

evaluasi tersebut adalah dua diagnosa yang teratasi sebagian dan satu

diagnosa yang teratasi.

Masalah yang teratasi adalah :

1. Resiko cidera jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.

Diagnosa ini dapat teratasi selama 3 hari, karena klien mengatakan sudah

mengerti cara mencegah terjadinya resiko jatuh dengan menggunakan

alat bantu kursi roda, menjauhi lantai yang licin.

Sedangkan masalah yang teratasi sebagian adalah :

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral.

Karena klien mengatakan pusing masih ada namun hilang timbul, kaku

pada leher masih ada namun berkurang.

Page 135: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

127

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik pada

ekstremitas kanan bagian bawah. Diagnosa ini dapat teratasi sebagian

karena klien jarang melakukan ROM, dan klien mengatakan kesulitan

bila melakukan gerakan-gerakan tersebut.

Page 136: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

128

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini, penulis akan memaparkan kesimpulan dan saran dari hasil

pembahasan Asuhan Keperawatan pada Lansia Ny.T dengan Pemenuhan

Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman pada Gangguan Sistem Kardiovaskuler :

Hipertensi selama 3 hari dari tanggal 23-25 April 2018 di Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Mulia 02 Cengkareng Jakarta Barat. Penulis mengambil kesimpulan

baik dari tinjauan teoritis maupun tinjauan kasus yaitu :

A. Kesimpulan

Hasil pengkajian pemeriksaan diagnostik atau data penunjang yang dilakukan

pada Ny.T yaitu tidak adanya hasil laboratorium yang spesifik mengenai

hipertensi seperti pemeriksaan EKG, CT Scan, IUP, serta data laboratorium

yang meliputi : kolestrol total serum, kolestrol LDL dan HDL serum,

Trigliserida serum, hemoglobin, dan hematokrit. Dalam kebutuhan dasar yang

terganggu menurut teori Maslow adalah gangguan aman dan nyaman

disebabkan karena adanya penurunan atau perubahan sistem kardiovaskuler.

Diagnosa yang muncul pada kasus Ny.T tidak sesuai dengan diagnose prioritas

yang ada di tinjauan teoritis, diagnosa yang muncul apada kasus Ny.T yang ada

yaitu gangguan aman nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan

vaskuler serebral, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan

fisik pada ekstremitas kanan bagian bawah, dan resiko jatuh berhubungan

dengan penurunan kekuatan otot.

Rencana keperawatan yang diterapkan untuk Ny.T dibuat berdasarkan tinjauan

teoritis. Yang menjadi prioritas dalam tinjauan teoritis adalah resiko tinggi

terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,

vasokontriksi, iskemia miokardia, hipertropi ventricular, namun dari data yang

128

Page 137: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

129

didapatkan diagnosa pada Ny.T yang menjadi prioritas adalah gangguan aman

nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral.

Pelaksanaan keperawatan pada Ny.T dilakukan sesuai dengan rencana tindakan

keperawatan yang telah dibuat, ada beberapa rencana tindakan yang tidak

dilakukan karena memandang pada kondisi Ny.T dan kondisi dipanti.

Pelaksanaan yang tidak dilakukan yaitu membantu klien dalam pergerakan

sendi, batasan-batasan sendi.

Tahap evaluasi masalah yang dapat teratasi yaitu resiko jatuh berhubungan

dengan penurunan kekuatan otot. Sedangkan masalah yang teratasi sebagian

yaitu gangguan aman nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan

vascular serebral dan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan

fisik pada ekstremitas kanan bagian bawah.

B. Saran

Setelah penulis melakukan observasi selama 3 hari di PSTW Budi Mulia 02

Cengkareng dan bedasarkan kesimpulan yang telah dibuat oleh penulis, maka

saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Tim perawat dan untuk Panti diharapkan dapat melengkapi alat pengukur

tekanan darah yang akurat untuk mempermudah lansia dipanti untuk

memeriksakan kesehatannya, perawat panti menyediakan waktu untuk

untuk melakukan teknik relaksasi otot progresif pada klien dengan

Hipertensi dan mendokumentasikan yang sudah dilakukan.

2. Untuk institusi pendidikan diharapkan dapat menyediakan sumber-sumber

buku yang lengkap dengan edisi terbaru, khususnya tentang Hipertensi dan

pemenuhan kebutuhan dasar lansia dengan Hipertensi.

Page 138: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

130

DAFTAR PUSTAKA

A. Azis Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. 2014. Pengantar kebutuhan

dasar manusia. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Alimul hidayat, A. Azis. 2009. Pengantar kebutuhan dasar manusia

aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.

Aspiani, Reny. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Aplikasi

NANDA, NIC, dan NOC Jilid 1. Jakarta : Trans Info Media.

Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Usia Lanjut 2014 : Jakarta vii-ix.

Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah edisi 12. Jakarta :

EGC.

Effendi, F & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori

dan Praktek dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Kushariyadi. 2011. Asuhan Keperawatan Pada Klien Lanut Usia. Jakarta :

Salemba Medika.

Lemone, Priscilla. 2015. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3 edisi 5.

Jakarta : EGC.

Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.

Jakarta : Salemba Medika

Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta :

EGC.

Page 139: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

131

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kementrian RI tahun 2013. Diakses: 20 Februari 2018,

dari http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%

20Riskesdas%20 2013.pdf.

Setiyati, Siti & dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi ke 6

jilid 2. Jakarta : Interna Publishing.

Setyoadi & Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitaas Pada Klien

Psikogeriatrik. Jakarta : Salemba Medika.

Page 140: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

132

Lampiran

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

RELAKSASI OTOT PROGRESIF

Pokok pembahasan : Hipertensi

Topik :

1. Pengertian Relaksasi Otot Progresif

2. Tujuan Relaksasi Otot Progresif

3. Indikasi Relaksasi Otot Progersif

4. Kontraindikasi Relaksasi Otot Progresif

5. Teknik Relaksasi Otot Progresif

Sasaran : Ny.T

Penyuluh : Ratih Paras Tari

Hari/Tanggal : 23 April 2018

Waktu : 30 menit

Tempat : Ruang Pisang PSTW Budi Mulia 02 Cengkareng

A. Tujuan Intuksional Umum (TIU)

Setelah menigkuti pendidikan kesehatan cara melakukan teknik relaksasi otot

progresif selama 40 menit diharapkan Ny.T dapat melakukan gerakan relaksasi

otot progresif.

B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan cara melakukan teknik relaksasi otot

progresif selama 40 menit diharapkan Ny.T dapat menjelaskan dan

mendemonstrasikan gerakan secara minimal tentang :

1. Pengertian Relaksasi Otot Progresif

2. Tujuan Relaksasi Otot Progresif

Page 141: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

133

3. Indikasi Relaksasi Otot Progresif

4. Kontraindikasi Relaksasi Otot Progresif

5. Teknik Relaksasi Otot Progresif

C. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Demonstrasi

4. Tanya jawab

D. Media

Leafle

E. Materi

Terlampir

F. Kegiatan

1. Persiapan

a. Berpakaian rapih dan sopan

b. Mempersiapkan media untuk penyuluhan : leaflet, tempat melakukan

relaksasi : tempat tidur, bantal.

2. Pelaksanaan

Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media

Pembukaan

(5 Menit)

1. Memberi salam

pembukaan

2. Menjelaskan

tujuan

penyuluhan

1. Membalas salam

penyuluh

2. Mendengarkan

dan

memperhatikan

-

Page 142: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

134

3. Menjelaskan

kontrak waktu

3. Mendengarkan

dan

memperhatikan

Pelaksanaan

(25 menit)

Penjelasan Materi :

1. Pengertian

Relaksasi Otot

Progresif

2. Tujuan

Relaksasi Otot

Progresif

3. Indikasi

Relaksasi Otot

Progresif

4. Kontraindikasi

Relaksasi Otot

Progresif

5. Teknik

Relaksasi Otot

Progresif

Mendengarkan

dengan aktif dan

mengikuti gerakan

yang diajarkan oleh

penyuluh

Leaflet

Penutup

(10 menit)

1. Memberikan

beberapa

pertanyaan

untuk

mengevaluasi

sejauh mana

pemahaman

pasien

2. Meminta pasien

mempraktekan

kembali apa

yang sudah

diajarkan

1. Menjawab

pertanyaan

2. Mempraktikan

gerakan yang

telah dipelajari

3. Menyimpulkan

4. Mendengarkan

dan

memperhatikan

5. Membalas

salam penutup

-

Page 143: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

135

3. Menyimpulkan

secara bersama-

sama

4. Mengakhiri

penyuluhan

5. Memberi salam

penutup

3. Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1. Persiapan klien : duduk menghadap kearah penyuluh

2. Peserta diharapkan dapat mengikuti kegiatan dengan baik

3. Perawat telah membuat kontrak sebelumnya dengan pasien

4. Perawat telah mempersiapkan materi dengan baik

b. Evaluasi Proses

1. Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung

2. Peserta dapat berperan aktif selama kegiatan berlangsung

3. Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan penyuluh

4. Peserta dapat mengikuti dan mengulang beberapa gerakan yang

diajarkan dengan baik.

c. Evaluasi hasil

1. Klien mampu menyebutkan pengertian dan tujuan relaksasi otot

progresif

2. Klien mampu mengikuti gerakan yang diajarkan dengan baik

dan mengulang gerakan kembali dengan baik saat diminta oleh

penyuluh

Page 144: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

136

Lampiran 1

TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF

A. Pengertian

Menurut Herodes, Terapi Relaksasi Otot Progresif adalah teknik relaksasi otot

yang tidak menggunakan imajinasi, ketekunan atau sugesti. Berdasarkan

keyakinan bahwa tubuh manusia berespon pada kecemasan dan kejadian yang

merangsang pikiran dengan ketegangan otot. Teknik Relaksasi Otot Progresif

memusatkan perhatian pada suatu aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot

yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik

relaksasi untuk mendapatkan perasaan relaks. Teknik relaksasi otot progresif

merupakan suatu terapi relaksasi yang diberikan kepada klien dengan

menegangkan otot-otot tertentu dan kemudian relaksasi (Setyoadi, 2011).

B. Tujuan

Tujuan Terapi Relaksasi Otot Progresif (Herodes, 2010) :

1. Menurunkan Ketegangan Otot, Kecemasan, Nyeri Leher, dan Punggung,

Tekanan Darah Tinggi, Frekuensi Jantung dan Laju Metabolik.

2. Mengurangi Disritmia Jantung, Kebutuhan Oksigenasi.

3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang trejadi ketika klien sadar dan tidak

memfokuskan perhatian serta relaks.

4. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.

5. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress.

6. Mengatasi insomnia, depresi kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia

ringan, gagap ringan.

7. Membangun emosi positif dari emosi negative.

C. Indikasi

1. Lansia yang mengalami gangguan tidur

2. Lansia yang sering mengalami stress

Page 145: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

137

3. Lansia yang mengalami kecemasan

4. Lansia yang mengalami depresi

D. Kontraindikasi

1. Lansia yang memiliki keterbatasan gerak, misalnya tidak bisa menggerakan

badan

2. Lansia yang menjalani perawatan tirah baring, bedrest

E. Prosedur Tindakan

Persiapan

Persiapan alat dan lingkungan, kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang dan

sunyi.

Persiapan klien :

e) Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dan pengisian lembar persetujuan terapi

kepada klien.

f) Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup

dengan menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut, atau duduk di kursi

dengan kepala di topang, hindari posisi berdiri.

g) Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu.

h) Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya mengikat

ketat.

Prosedur

Gerakan 1 : Gerakan pertama ditujukan untuk melatih otot tangan

f) Genggam tangan kiri sambil membuat satu kepalan.

g) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang

terjadi.

h) Pada saat kepalan dlepaskan, klien dipandu untuk merasakan relaks selama

10 detik.

Page 146: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

138

i) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien dapat

membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang

dialami.

j) Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.

Gerakan 2 : Ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang, gerakan

ini dilakukan dengan cara menekuk kedua lengan ke belakang pada

pergelangan tangan sehingga otot-otot di tangan bagian belakang dan lengan

bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit.

Gerakan 3 : Ditujukan untuk melatih otot biseps (Otot besar pada bagian atas

lengan).

c) Genggam kedua tangan sehingga membuat kepalan.

d) Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot biseps akan

menjadi tegang.

Gerakan 4 : Ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur

c) Angkat kedua bahu setinggi tingginya seakan akan menyentuh kedua

telinga.

d) Fokuskan perhatian gerakan pada kontras ketegangan yang terjadi

dibahu, punggung atas, dan leher.

Gerakan 5 dan 6 : Ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti

otot dahi, mata, rahang dan mulut).

c) Gerakan otot dahi dengan cara mengerukan dahi dan alis sampai otot

terasa dan kulitnya keriput.

d) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar

mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.

Page 147: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

139

Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh

otot rahang, katupan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi

ketegangan di sekitar otot rahang.

Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut, bibir

di moncongkan sejuat kuatnya sehingga akan di rasakan ketegangan di

sekitar mulut.

Gerakan 9 : Ditujukan untuk merelakskan otot leher bagian depan maupun

belakang.

d) Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot

leher bagian depan.

e) Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.

f) Letakkan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa

sehingga dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan

punggung atas.

Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.

c) Gerakan membawa kepala ke muka.

d) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di

daerah leher bagian muka.

Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung.

e) Angkat tubuh dari sandaran kursi.

f) Punggung di lengungkang.

g) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks.

Page 148: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

140

h) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot

menjadi lemas.

Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.

e) Tarik nafas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-

banyak nya.

f) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian

dada sampai turun ke perut, kemudian di lepas.

g) Saat ketegangan di lepas, lakukan nafas normal dengan lega.

h) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi

tegang dan relaks.

Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut.

d) Tarik dengan kuat perur ke dalam.

e) Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu

dilepaskan bebas.

f) Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut ini.

Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan

betis).

e) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.

f) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan

pindah ke otot betis.

g) Tahan posisi tegang selama 10 detik.

h) Ulangi setiap gerakan masing-masing 2 kali .

Page 149: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

141

DISUSUN OLEH :

Yuni Herlina Sary

2013750051

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

RATIH PARAS TARI

2015750035

Page 150: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

142

Page 151: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

143

Lampiran 2

DAFTAR RIWAYAT HUDUP

Nama : Ratih Paras Tari

Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 20 Juni 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jalan Bentengan I RT 01 RW 05 NO 25

Kelurahan Sunter Jaya Kecamatan Tanjung Priok

Jakarta Utara

Pendidikan

1. TK Bakti tahun 2000-2002

2. SDN Sumur Batu 08 tahun 2002-2008

3. SMPN 152 Jakarta tahun 2008-2011

4. SMAN 72 Jakarta tahun 2011-2014

5. D III Keperawatan FIK UMJ 2015-2018

Page 152: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

144

Page 153: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA NY.T DENGAN …

145