asuhan keperawan pada an. fn dengan prioritas masalah

73
Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah Pertumbuhan/ Perkembangan Di Lingkungan I Kel. Siti Rejo II Kec. Medan Amplas Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan Oleh Devi Yanti S 132500023 PROGRAM STUDI DIIIKEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA JUNI 2016 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah Pertumbuhan/ Perkembangan

Di Lingkungan I Kel. Siti Rejo II Kec. Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Devi Yanti S

132500023

PROGRAM STUDI DIIIKEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

JUNI 2016

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

karunia dan rahmat-Nya, kami dapat menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul

“Asuhan Keperawatan Pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Pertumbuhan/Perkembangan Di Lingkungan I Kel. Siti Rejo II Kec. Medan

Amplas” selesai tepat pada waktunya.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan

pendidikan ilmu keperawatan program studi diploma III keperawatan fakultas

keperawatan universitas sumatera utara.Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini

penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu :

1. Bapak Setiawan, S.Kep, M.NS, P.hd, selaku dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara dan dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan support, saran, dan pengarahan untuk kelancaran

menyelesaikan studi diploma selama ± 3 tahun.

2. Ibu Sri eka wahyuni, S.Kep, Ns., M.Kep, selaku wakil dekan I dan Ibu

cholina Trisa Siregar, S.kep., Sp.KMB, M.Kep, selaku wakil dekan II dan

Ibu Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, selaku wakil dekan III

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu nur afi darti, S.Kp., M.Kep, selaku ketua Prodi DIII Keperawatan

Universitas Sumatra Utara.

4. Ibu Fatwa Imelda, S.Kep., Ns., M.Biomed, selaku dosen pembimbing

yang penuh dengan kesabaran dan ketekunan memberikan dorongan,

perhatian, bimbingan, pengarahan, serta saran dalam pembuatan karya

tulis ilmiah ini mulai dari awal sampai akhir.

5. Ibu Eqlima Elvira, S.Kp., Ns., M.Kep, selaku dosen penguji yang telah

banyak memberikan saran yang membangun dalam pembuatan karya tulis

ilmiah ini.

6. Kedua orangtua saya, Bapak (K. Simanihuruk), Ibu (K. Situngkir), kakak

(Elis Simanihuruk), adik (Frika N Simanihuruk, Sofia I Simanihuruk, dan

Risma Duma Fitri Nainggolan) atas cinta, dukungan, dan doa yang selalu

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

diberikan. Serta seluruh keluarga terutama E. Situngkir (†) yang sudah

membersarkan saya penuh kasih sayang. Sehingga karya tulis ilmiah ini

selesai pada waktunya.

7. Teman-teman Mahasiswa DIII keperawatan, Teman-taman satu dosen

pembimbing, teman-teman kost, dan teman terdekat saya (Mayditia,

Darmalia, dan Luky) yang selama ini memperikan dukungan dan pehatian

selama pengerjaan KTI ini. Semoga kita tetap menjalin serta menjaga

bertemanan diantara kita semua, amin.

8. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah banyak membantu.

Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum

sempurna, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi

perbaikan karya tulis ilmiah selanjutnya.Akhirnya penulis berharap semoga karya

tulis inlmiah ini bermanfaat.

Medan, Juni 2016

penulis

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

DAFTAR ISI

Sampul depan

Halaman orisinalitas

Lembar pengesahan ....................................................................................... i

Kata pengantar ............................................................................................... ii

Daftar isi .......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2 C. Manfaat Penulisan ............................................................................... 2

BAB II PENGELOLAAN KASUS ............................................................... 4

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ............................................... 4 1. Pengkajian ...................................................................................... 29 2. Analisa data .................................................................................... 30 3. Rumusan masalah........................................................................... 30 4. Perencanaan/Intervensi .................................................................. 31 5. Implementasi .................................................................................. 31 6. Evaluasi .......................................................................................... 31

B. Asuhan Keperawatan Kasus ................................................................. 32 1. Pengkajian ..................................................................................... 32 2. Analisa data ................................................................................... 39 3. Rumusn masalah ........................................................................... 41 4. Diagnosa keperawatan................................................................... 41 5. Perencanaan/Intervensi.................................................................. 42 6. Implementasi dan evaluasi ............................................................ 43

BAB III KESIMPULAN ................................................................................ 44

A. Kesimpulan .......................................................................................... 44 B. Saran ..................................................................................................... 46

Daftar Pustaka

Lampiran

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

BAB I

PENDAHULUAN

D. Latar Belakang

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam

membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak.

Mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan

perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang

nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi

thiamin, defisiensi kalium dan lain-lain yang dapat menghambat proses tumbuh

kembang anak (Hidayat, 2009).

Potter & Perry (2010), mengatakan Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan

untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi,

seperti : karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral. Air adalah

komponen tubuh vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin

dam mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk proses metabolisme

dan kesimbangan asam dan basa.

Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau

dipahami sejak konsepsi hingga dewasa yang menurut WHO sampai usia 18

tahun. Gangguan makan pada anak sering kali kita jumpai pada masyarakat awam

yang belum memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak dan

memahami pentingnya nutrisi pada anak (Hidayat, 2008)

Tujuan umum Millenium Development Goals pada tahun 2015 adalah

menangani kemiskinan dan kelaparan dengan indikator menurunnya prevelansi

dalam bentuk stunting.Stunting akan meningkatkan angka kematian dan

peningkatan angka kesakitan (Dinkes, 2015).

Di Indonesia 23 juta Balita sekitar 7,6 juta anak balita tergolong stunting

(35,6%) terdiri dari 18,5% balita sangat pendek dan 17.1% balita pendek.

Prevelansi Balita stunting di provinsi Bengkulu masih tinggi terutama di

1

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

kabupaten Rejang lebong memiliki angka stunting tinggi sebesar 38,5% (Dinkes,

2015).

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan

fungsinya, energi membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-

proses kehidupan (Almatsier S, 2001).

Menurut Rosk CL (2004), Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia

Menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,

pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara

asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.

Pemeriksaan nutrisi pada anak dapat digunakan untuk menentukan keadaan

status gizi anak, kemudian dalam penilaian status gizi anak dapat disimpulkan

apakah anak mengalami gizi baik, cukup, atau gizi yang kurang (Hidayat, 2008).

Masalah kurang gizi di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Riskesdas

tahun 2013 prevalensi kurang gizi di indonesia menunjukkan peningkatan dari

17,9 % tahun 2010 menjadi 19,6 % pada tahun 2013. Prevalensi kurang gizi pada

saat bayi memasuki usia 6 bulan sampai dengan usia 2 tahun, kondisi ini sangat

dipengaruhi oleh tumbuh kembangnya yang tidak optimal. Olek karena itu, anak

harus memperoleh kebutuhan makanan, sandang, dan perumahan serta

perlindungan dan penghargaan terhadap hak asasinya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan pengelolaan kasus

keperawatan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan

keperawatan pada An. FN dengan Prioritas Masalah Pertumbuhan dan

Perkembangan Anak .

Pada kasus yang ditemukan di Medan Amplas Siti Rejo II Lingkungan X Jalan

STM, terdapat anak yang memiliki masalah pertumbuhan dan perkembangan

anak.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

E. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran tentang penerapan Asuhan keperawatan

dengan masalah pertumbuhan/perkembangan di kelurahan Siti Rejo II

kecamatan Medan Amplas.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk melakukan pengkajian asuhan keperawatan pasien pada

masalah pertumbuhan/perkembangan.

b) Untuk melakukan analisa data asuhan keperawatan pasien pada

masalah pertumbuhan/perkembangan.

c) Untuk melakukan rumusan masalah asuhan keperawatan pasien pada

masalah pertumbuhan/perkembangan.

d) Untuk melakukan perencanaan asuhan keperawatan pasien pada

masalah pertumbuhan/perkembangan.

e) Untuk melakukan implementasi asuhan keperawatan pasien pada

masalah pertumbuhan/perkembangan.

f) Untuk melakukan evaluasi asuhan keperawatan pasien pada masalah

pertumbuhan/perkembangan.

F. Manfaat Penulisan

1. Orang tua pasien

Keluarga dapat memperbaiki gizi anaknya dengan memberikan makanan

yang banyak mengandung protein agar pertumbuhan anaknya semakin

membaik.

2. Penulis

Sebagai sarana untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan tentang

kurang kebutuhan nutrisi khususnya pada An.F.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

C. Konsep dasar Asuhan keperawatan dengan masalah pertumbuhan

dan perkembangan anak

1. Pertumbuhan

a. Konsep pertumbuhan

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan

berkembang sejak saat kontrasepsi sampai berakhirnya masa remaja.Hal ini

adalah yang membedakan anak dari orang dewasa.Jadi anak tidak bisa

diidentikkan dengan dewasa dalam bentuk kecil. Ilmu pertumbuhan (growth) dan

perkembangan (development) merupakan dasar ilmu kesehatan anak dan kedua

istilah itu disatukan menjadi ilmu tumbuh-kembang, meskipun merupakan proses

yang berbeda keduanya tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan satu sama lain

(IDAI, 2002 ).

Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam

arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi dan pertambahan ukuran

sel berarti ada pertambahan secara kuantatif dan hal tersebut terjadi sejak

terjadinya konsepsi (IDAI, 2002).Jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada

pertambahan ukuran fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang

bentuknya, seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar

kepala (Nursalam, 2005).

Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa

yang dialaminya yaitu masa percepatan dan perlambatan. Masa tersebut akan

berlainan dalam satu organ tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut

merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh akan tetapi

masih saling berhubungan satu dengan yang lain. Peristiwa pertumbuhan pada

anak dapat terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, ukuran, di dalam tingkat

sel, organ maupun individu, sedangkan peritiwa perkembangan pada anak dapat

terjadi perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial,

emosional, dan intelektual (Hidayat, 2012).

2

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara garis besar di

kelompokkan kedalam tiga kelompok, yaitu :

1) Kebutuhan fisis-biomedis (asuh)

2) Kebutuhan akan kasih sayang (asih)

3) Kebutuhan latihan/rangsangan/bermain (asah)

Kebutuhan akan asuh, yaitu kebutuhan akan nutrisi yang adekuat dan seimbang.

Nutrisi termasuk pembangun tubuh yang mempunyai pengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan

dimana anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat terutama

pertumbuhan otak (IDAI, 2002 ).

b. Pemantauan Pertumbuhan

Komsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi

baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi

yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,

perkembangan otak kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat

setinggi mungkin (Almatsier, 2001)

Kita mengenal beberapa cara pengukuran status gizi anak seperti dengan

metode anthropometric, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan laboratorik. Diantara

ketiganya, pengukuran anthropometri relatif paling sederhana, mudah, murah, dan

banyak dilakukan.

Penilaian tumbuh kembang anak perlu dilakukan untuk menentukan apakah

pertumbuhan anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi medis atau

statistik. Anak yang sehat akan menunjukkan pertumbuhan yang optimal. Untuk

mengetahui tumbuh kembang anak, terutama pertumbuhan fisiknya digunakan

parameter-parameter tertentu. Parameter penilaian pertumbuhan fisik tersebut

yaitu :

1) Ukuran antropometrik

Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-ukuran

antropometrik yang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu meliputi :

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

a) Tergantung umur (age dependence)

1. Berat badan (BB) terhadap umur

2. Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur

3. Lingkaran kepala (LK) terhadap umur

4. Lingkar lengan atas (LLA) terhadap umur

Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat,

karena tidak semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahirnya.

b) Tidak tergantung umur

1. BB terhadap TB

2. LLA terhadap TB (QUAC Stick = Quacker Arm Circumference measuring

stick).

3. Lain-lain: LLA dibandingkan dengan standar baku, lipatan kulit pada trisep,

subskapular, abdominal dibandingkan dengan baku.

Kemudian hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan

suatu baku tertentu, misalnya baku Harvard, NCHS, atau baku nasional.

2) Ukuran antropometrik yang lain :

Ukuran antropometrik yang lain dimanfaatkan untuk menilai perawakan

(somatotype).

a) Menurut Hippocrates

1. Habitus phthisicus/perawakan tinggi kurus.

2. Habitus apoplekticus/perawakan gemuk pendek.

b) Menurut Kretschmer terdapat tiga jenis perawakan, yaitu :

1. Piknikus.

2. Atletikus.

3. Astenikus.

c) Menurut Sheldon

1. Endomorfi

2. Mesomorfi

3. Ektomorfi, untuk perawakan yang sesuai dengan klasifikasi dari

Kretschmer.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Interpretasi hasil pemeriksaan keadaan pertumbuhan anak dapat dilihat dari

empat aspek, yaitu corak/pola pertumbuhan, proses pertumbuhan, hasil

pertumbuhan pada suatu waktu dan keadaan/status gizi. Keadaan gizi merupakan

bagian dari pertumbuhan anak. Pada pemeriksaan di lapangan dipakai cara

penilaian yang disepakati bersama untuk keseragaman, baik dalam caranya

maupun baku patokan yang menjadi bahan pembandingnya. Batasan-batasan

penilaian status gizi dapat dilihat pada tabel 2.1 dan tabel 2.2 dibawah ini.

Tabel 2.1 Baku Antropometri Menurut Standar WHO-NCHS

Indikator Status Gizi Keterangan

Berat Badan menurut

Umur (BB/U)

Gizi lebih

Gizi baik

Gizi kurang

Gizi buruk

2 SD

≥ -2 SD sampai 2 SD

< -2 SD sampai ≥ -3

SD

< -3 SD

Tinggi Badan menurut

Umur (TB/U)

Normal

Pendek

Sangat pendek

≥ -2 SD sampai +2 SD

< -2 SD

< -3 SD

Berat Badan menurut

Tinggi Badan (BB/TB)

Gemuk

Normal

Kurus

Kurus sekali

˃ 2 SD

≥ -2 SD sampai 2 SD

< -2 SD sampai ≥ -3

SD

< -3 SD

Sumber : Depkes RI 2004

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Tabel 2.2 Berat Badan dan Tinggi Badan Ideal Anak menurut Umur

Usia/

Minggu

Anak perempuan Anak laki-laki

Berat (kg) Tinggi (cm) Berat (kg) Tinggi (cm)

3 50 97 3 50 97 3 50 97 3 50 97

3 bulan

6 bulan

9 bulan

12 bulan

18 bulan

2 tahun

3 tahun

4 tahun

5 tahun

6 tahun

7 tahun

8 tahun

9 tahun

10 tahun

11 tahun

12 tahun

13 tahun

14 tahun

4,4

5,9

7,0

7,7

8,8

9,6

11,5

13,0

15,0

16,0

18,0

19,5

21,0

24,0

25,0

29,0

37,0

42,0

5,5

7,4

8,6

9,8

11,5

12,2

14,5

16,4

18,3

20,5

22,5

25,0

27,5

30,7

34,2

40,0

47,5

52,8

6,8

9,2

10,7

11,9

13,6

15,0

18,0

20,0

23,0

27,0

30,0

35,0

40,0

45,0

51,0

57,0

66,0

72,0

55,0

61,0

66,0

69,0

75,0

80,0

85,0

92,0

98,0

104

109

114

119

124

130

138

145

148

59,5

66,0

70,0

75,0

83,0

85,5

92,5

100,5

100,0

113,5

119,5

125,0

130,5

136,0

141,5

149,5

157,5

160,0

63,0

71,0

76,0

80,0

86,5

92,0

100

108

116

126

129

139

142

147

153

161

168

172

4,5

6,3

7,4

8,2

9,4

10,2

11,5

13,0

14,0

16,0

17,0

19,0

21,0

23,0

25,0

27,0

30,0

36,0

5,7

7,8

9,2

10,2

11,7

12,7

14,5

16,5

18,5

20,5

22,6

24,9

27,5

30,5

33,2

36,5

40,5

48,0

7,2

9,7

11,3

12,5

14,2

15,5

18,0

20,5

23,0

26,5

30,0

34,0

38,5

43,0

48,0

53,0

58,0

66,0

55,0

63,0

67,5

71,0

77,5

81,0

86,0

93,0

99,0

105

110

115

120

125

130

135

140

149

60,0

68,0

73,0

76,5

82,0

87,0

94,5

102

108,5

115,0

121,0

126,0

131,5

137,0

142,0

147,0

152,5

161,0

64,5

73,0

77,5

88,0

92,5

101

110

117

124

131

137

143

148

154

159

164

172

Sumber : Graidne, D., dan Pearson, J. (1971), Tanner, J.M., Whitehous, R. H.

(1976) dalam Retnowulan, A (1997)

Selain dengan perkiraan tersebut, BB juga dapat diperkirakan dengan

menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :

a) Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg

b) Berat badan usia 3-12 bulan, menggunakan rumus :

𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢(𝑏𝑏𝑢𝑢𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏) + 9 2

=𝑏𝑏 + 9

2

c) Berat badan usia 1-6 tahun, menggunakan rumus :

𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢(𝑡𝑡𝑏𝑏ℎ𝑢𝑢𝑏𝑏) × 2) + 8 = 2𝑏𝑏 + 8

Keterangan : n adalah usia anak

Berat badan merupakan indikator sederhana yang digunakan di laporan atau

Puskesmas untuk menentukan status gizi anak, yaitu dengan menggunakan Kartu

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Menuju Sehat (KMS).KMS merupakansuatu kartu/alat penting yang digunakan

untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak (Soetjiningsih, 1996).

KMS yang ada saat ini adalah untuk Balita, yaitu kartu yang membuat grafik

pertumbuhan serta indikator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan

memantau tumbuh kembang balita setiap bulannya, dari sejak lahir sampai berusia

lima tahun(Depkes RI, 1996).

Secara umum, KMS berisi gambar kurva berat badan terhadap umur untuk

anak berusia 0-5 tahun, atribut penyuluhan, dan catatan yang penting untuk

diperlihatkan oleh petugas dan orang tua, seperti riwayat kelahiran anak,

pemberian ASI dan makanan tambahan, pemberian imunisasi dan vitamin A,

penatalaksanaan diare di rumah, serta patokan sederhana tentang perkembangan

psikomotorik anak (Nursalam, 2005).

Menurut Moersintowarti (2002), pertumbuhan anak dikatakan normal apabila

grafik berat badan anak berada pada jalur berwarna hijau pada kelender balita

(KMS) atau sedikit diatasnya. Arah grafik harus sejajar mengikuti lengkungan

jalur (kurva) berwarna hijau.Sementara pertumbuhan anak dikatakan ideal jika

pertumbuhan yang ditetapkan dengan pengukuran antropometri adalah BB/U;

BB/M, dan lingkar kepala/U.

Lingkar lengan atas atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan

lemak, dan otak yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh,

dibandingkan dengan berat badan. Lla dapat dipakai untun menilai keadaan

gizi/tumbuh kembang pada kelompok umur prasekolah. Berikut batasan-batasan

LLA menurut kelompok umur anak pada tabel 2.3 dibawah ini.

Tabel 2.3 Persentil Lingkar Lengan Atas

Kelompok umur

5 10 25 50 75 90 95

Laki laki 1-1,9 2-2,9 3-3,9 4-4,9

142 141 150 149

146 145 153 154

150 153 160 162

159 162 167 171

170 170 175 180

176 178 184 186

183 185 190 192

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

5-5,9 6-6,9 7-7,9 8-8,9 9-9,9

10-10,9 11-11,9 12-12,9 13-13,9 14-14,9 15-15,9 16-16,9 17-17,9 18-18,9 19-24,9 25-34,9 35-44,9 45-54,9 55-64,9 65-74,9

153 155 162 162 175 181 186 193 194 220 222 244 246 245 262 271 278 267 258 248

160 159 167 170 178 184 190 200 211 226 229 248 253 260 272 282 287 281 273 263

167 167 177 177 187 196 202 214 228 237 244 262 267 276 288 300 305 301 296 285

175 179 187 190 200 210 223 232 247 253 264 278 285 297 308 319 326 322 317 307

185 188 201 202 217 231 244 254 263 283 284 303 308 321 331 342 345 342 336 325

195 209 223 220 249 262 261 282 286 303 311 324 336 353 355 362 363 362 355 344

204 228 230 245 257 274 280 303 301 322 320 343 347 379 372 375 374 376 369 355

Perempuan 1-1,9 2-2,9 3-3,9 4-4,9 5-5,9 6-6,9 7-7,9 8-8,9 9-9,9

10-10,9 11-11,9 12-12,9 13-13,9 14-14,9 15-15,9 16-16,9 17-17,9 18-18,9 19-24,9 25-34,9 35-44,9

138 142 143 149 153 156 164 168 178 174 185 194 202 214 208 218 220 222 221 233 241

142 145 150 154 157 162 167 172 182 182 194 203 211 223 221 224 227 227 230 240 251

148 152 158 160 165 170 174 183 194 193 208 216 223 237 239 241 241 241 247 256 267

156 160 167 169 175 176 183 195 211 210 224 237 243 252 254 258 264 258 265 277 290

164 167 175 177 185 187 199 214 224 228 248 256 271 272 279 283 295 281 290 304 317

172 176 183 184 203 204 216 247 251 251 276 282 301 304 300 318 324 312 319 342 356

177 184 189 191 211 211 231 261 260 265 303 294 338 322 322 334 350 325 345 368 378

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

45-54,9 55-64,9 65-74,9

242 243 240

256 257 252

274 280 274

299 303 299

328 335 326

362 367 356

384 385 373

Sumber : Frisancho A.R, dikutip dari Corry S. Matondang dkk, 2000 dalam

Hidayat, A. Aziz, 2008

2. Perkembangan

a. Konsep perkembangan

Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh

bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan

bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh

kematangan dan belajar (Whalley dan Wong, 2000 dalam Hidayat, 2005).

Menurut soetjiningasih (1995), perkembangan (development) adalah

bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses

pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa

sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga

perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya.Perkembangan merupakan hasil interaksi penting antara

kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, sehingga

perkembangan ini berperan penting dalam kehidupan manusia.

b. Pemantauan Perkembangan

Anak usia balita merupakan usia dimana si anak memiliki perkembangan

intelektual dan ketrampilan motorik yang cukup pesat. Perkembangan

kemampuan motorik dan intelektual anak balita paling pesat adalah pada umur 3-

5 tahun (Triton, 2006).Ada beberapa tahapan perkembangan menurut para ahli

yang dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Tabel 2.4 tahap perkembangan kognitif anak

Ahli Tahap Aktivitas

Erikson Inisiatif versus

bersalah (usia 3-6

tahun)

Suka menyenangkan orang tua

Mulai merencanakan aktivitas, membuat

permainan

Memulai aktivitas dengan orang lain

Memerankan peran orang lain (nyata atau

khayalan)

Mengembangkan identitas seksual

Mengembangkan kesadaran

Dapat meluapkan frustasi pada saudara

kandung

Suka mengeksplorasi hal-hal baru

Menyukai berolahraga, berbelanja,

memasak, bekerja

Merasa sangat menyesal ketika membuat

pilihan salah atau berprilaku dengan

buruk

Bekerja sama dengan anak lain

Menegoisasikan solusi terhadap konflik

Piaget subtahap

praoperasional :

fase prakonseptual

usia : 2-4 tahun

Memperlihatkan pemikiran egosentrik,

yang berkurang saat anak berusia 4 tahun

Memiliki rentang perhatian yang pendek

Belajar melalui observasi dan imitasi

(meniru)

Menunjukkan animisme

Membentuk konsep yang tidak sekomplet

atau selogis orang dewasa

Mampu membuat klasifikasi sederhana

Pada usia 4 tahun memahami konsep

tentang lawan kata (panas/dingin,

lunak/keras, penalaran/pemikiran dari

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Subtahap

Praoperasional

Fase intutitif

Usia 4-7 tahun

khusus ke khusus (transduktif)

Memiliki imajinasi aktif

Mampu mengklasifikasi dan

menghubungkan objek

Memiliki proses pemikiran intuitif ; tahu

jika sesuatu benar atau salah, meskipiun

tidak dapat menyatakan alasannya

Menoleransi perbedaan orang lain tetapi

tidak memahaminya

Sangat penasaran tentang fakta

Mengetahui aturan budaya yang dapat

diterima

Menggunakan kata-kata dengan tepat

tetapi sering kali tanpa pemahaman nyata

tentang meknanya

Memiliki sensasi sebab akibat yang lebih

realistis

Dapat mulai mempertanyakan nilai orang

tua

Kohlberg Orientasi hukuma-

kepatuhan

Usia 2-7 tahun

(moralitas

prakonvesional)

Menemukan baik versus buruk

bergantung pada hukuman yang terkait

Anak dapat mempelajari perilaku yang

tidak tepat pada tahap ini jika intervensi

orang tua tidak terjadi (jika anak

memukul, mengigit, atau tidak

menghargai orang lain secara verbal,

tetapi tidak di hukum karena aktivitas

ini,anak akan melihat perilaku ini sebagai

sesuatu yang baik dan gterus

melakukannya)

Freud Tahap falik

Usia 3-7 tahun

Kesenangan akan berpusat pada genitalia

dan masturbasi. Superego berkembang

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

dan kesadaran muncul.

Tahap oedipus terjadi : cemburu dan

bersaing terhadaporang tua berjenis

kelamin sama, dengan cinta dari orang tua

yang berjenis kelamin berbeda. Ini

biasanya reda pada akhir masa pra

sekolah, ketika anak mengembangkan

identifikasi kuat dengan orang tua

berjenis kelamin sama

Perkembangan anak tergolong normal apabila umur dan

kemampuan/kepandaian anak sesuai dengan patokan yang berlaku.Berdasarkan

pedoman Deteksi Tumbuh Kembang Balita, skor yang diperoleh saat pemeriksaan

harus berjumlah 9-10.Apabila menggunakan kalender balita (KMS), maka

kemampuan anak sesuai usiayang terdapat pada gambar. Ada 4 parameter

perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak, antara lain (Kyle

& Carman, 2015) :

1) perkembangan kemampuan gerak kasar

berakan (motorik) adalah semua gerakan yang mungkin dilakukan oleh

seluruh tubuh, sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian

gerak tubuh, dan perkembangan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan

pusat di otak. Disebut gerak kasar karena gerakan yang dilakukan melibatkan

sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan

oleh otot-otot yang lebih besar. Contoh: gerakan membalik dari terlungkup

menjadi terlentang atau sebaliknya, gerakan berjalan, berlari dan sebagainya.

2) Perkembangan kemampuan gerak halus

Dikatan gerak halus karena hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu

sada dan dilakukan oleh otot-otot kecil, karena itu tidak begitu memerlukan

tenaga.Contoh : gerakan mengambil sesuatu benda dengan hanya menggunakan

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

ibu jari dan telunjuk tangan, memasukkan benda kedalam lubang, menari,

menggambar, dan gerakan lainnya

3) Perkembangan kemampuan bicara, bahasa, dan kecerdasan

Kemampuan anak terhadap respon terhadap suara, mengikuti perintah dan

berbicara sopan.Pada balita kemampuan berpikir mula-mula berkembang melalui

kelima inderanya, misalnya melihat warna-warna, mengenal rasa, dan lain-lain.

Melalui kata-kata yang didengar dan diajarkan, ia mengerti bahwa segala sesuatu

itu ada namanya. Daya fikir dan pengertian mula-mula terbatas pada apa yang

nyata (konkrit), yang dapat dilihat dan dipegang atau dimainkan.

4) Perkembangan kemampuan bergaul dan mandiri

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

berinteraksidengan lingkungannya. Dengan semakin mampunya anak melakukan

gerakan motorik (berdiri, berjalan, dan berbicara) anak terdorong untuk

melakukan sendiri berbagai hal dan terdorong untuk bergaul dengan orang lain

selain anggota keluarganya sendiri.

Menurut Adriani, M (2012) adapun perumbuhan dan perkembangan yang

terjadi saat usia balita adalah :

a) Usia 12-18 bulan , perkembangan fisik dan mental :

1. Berjalan sendiri tanpa jatuh.

2. Berjalan dan mengeksplorasi sekeliling rumah.

3. Menyusun 2-3 kotak.

4. Memungut benda kecil seperti kacang dengan ibu jari dan telunjuk.

5. Minum sendiri dari gelas tampa tumpah.

6. Dapat mengatakan 5-10 kata.

7. Mengungkapkan keinginan secara sederhana.

8. Memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing.

b) Usia 18-24 bulan, perkembangan fisik dan mental :

1. Naik turun tangga.

2. Berjalan mundur sedikitnya lima langkah.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

3. Menyusun enam kotak.

4. Menunjuk bagian tubuh dan menyebut namanya.

5. Mencoret-coret dengan alat tulis.

6. Menyusun dua kata.

7. Belajar makan sendiri.

8. Meniru melakukan pekerjangan rumah tangga, misalnya membantu

menyiapkan meja makan.

9. Menggambar garis di kertas atau pasir.

10. Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil.

11. Menaruh minat terhadap apa yang dikerjakan orang yang lebih dewasa.

12. Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan mereka.

c) Usia 2-3 tahun, perkembangan fisik dan mental :

1. Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki tanpa

berpegangan sedikitnya dua hitungan.

2. Membuat jembatan dengan tiga kotak.

3. Mampu menyusun kalimat.

4. Menggunakan kata saya, bertanya, mengerti kata yang ditujukan untuknya.

5. Menggambar lingkaran.

6. Meniru membuat garis lurus.

7. Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain

di luar keluarganya.

d) Usia 3-4 tahun, perkembangan fisik dan mental :

1. Berjalan sendiri mengunjungi tetangga.

2. Berjalan pada jari kaki.

3. Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri.

4. Menggambar garis silang.

5. Menggambar orang hanya kepala dan badan.

6. Mengenal 2-3 warna

7. Menyebut namanya, jenis kelamin, dan umur.

8. Banyak bertanya, bertanya bagaimana anak dilahirkan.

9. Mengenal sisi atas, bawah, muka, dan belakang.

10. Mendengarkan cerita.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

11. Bermain dengan anak lain.

12. Mematuhi peraturan permainan sederhana.

13. Menunjukkan rasa sayang kepada saudaranya.

14. Dapat melakukan tugas-tugas sderhana.

e) Usia 4-5 tahun, perkembangan fisik dan mental :

1. Melompat dan menari menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, dan

badan.

2. Menggambar segitiga dan segi empat.

3. Pandai bicara.

4. Dapat menghitung jari-jarinya.

5. Dapat menyebut hari dalam satu minggu.

6. Mendengar dan mengulang hal penting dan bercerita.

7. Minat kepada kata baru dan artinya.

8. Memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya.

9. Mengenal empat warna.

10. Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil.

11. Minat kepada aktivitas orang dewasa.

3. Faktor-fator yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

balita

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang

normal, dan ini merupakan hasil interaksi banyak faktor yang

mempengaruhinya.Banyak sekali faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak itu. Faktor-faktor itu dibagi dalam dua golongan, yaitu:

a. Faktor dalam (internal)

Faktor internal meliputi:

1) Perbedaan ras atau bangsa

Bila seseorang dilahirkan sebagai ras orang Eropa, maka tidak mungkin ia

memiliki faktor herediter ras orang Indonesa atau sebaliknya. Tinggi badan

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

setiap bangsa berlainan, pada umumnya ras oarang kulit putih mempunyai

ukuran tungkai yang lebih panjang daripada orang mongol.

2) Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi dan ada keluarga yang

gemuk-gemuk.

3) Umur

Kecepatan pertumbuhan pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama

kehidupan, dan masa remaja.

4) Jenis kelamin

Pada umumnya, wanita lebih cepat dewasa dibanding anak laki-laki. Pada

masa pubertas wanita umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki dan

kemudian setelah melewati masa pubertas laki-laki akan lebih cepat.

5) Kelainan genetika

Sebagai salah satu contoh, achondroplasia (kelainan herediterkongenital)

yang menyebabkan darfisme (kerdil), sedangkan sindroma marfan yang

menyebabkan pertumbuhan tinggi badan yag berlebihan.

6) Kelainan koromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan

seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner.

b. Faktor luar (eksternal/lingkungan)

Faktor eksternal dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1) Faktor prenatal

a) Gizi

Tumbuh kembang anak tidaklah dimulai sejak anak lahir tetapi dimulai sejak

ibu hamil. Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan

memengaruhi pertumbuhan janin.

b) Mekanik

Posisi fetus yang tidak abnormal dapat menyebabkan kelainan kongenital.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

c) Toksin/zat kimia

Minopetrin dan obat kontrasepsi dapat menyebabkan kelainan kongenital

seperti palatoskisis.

d) Endokrin

Seperti pada diabetes militus dapat menyebabkan makrosomia kardiomegali,

hiperplasia adrenal.

e) Radiasi

Paparan radium dan sinar roentgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin

seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental, dan deformitas anggota

gerak, kelainan kongenital mata, dan kelainan jantung.

f) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua adalah oleh TORCH (toksoplasma,

rubella, sitomegalo virus, herpes simpleks), PMS (penyakit menular seksual),

serta penyakit virus lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperi

katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung

kongenital.Karena itu, pemeliharaan gizi anak harus juga mencakup upaya

pencegahan penyakit infeksi.Pemberian imunisasi terhadap beberapa penyakit

harus dilakukan sesuai waktunya, disamping pemeliharaan kebersihan dan

sanitasi lingkungan.

g) Kelainan imunologi

Eritroblastosis fetalisi timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara

janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah

janin, kemudian melalui plasenta masuk kedalam peredaran darah janin dan

akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan

hiperbilirubinemia kemicterus yang akan menyebabkan kerusakan janin otak.

h) Anoksia embrio

Anoksia embrio (kekurangan penyediaan O2

i) Psikologis ibu

) yang disebabkan oleh gangguan

fungsi plasenta sehingga menyebabkan pertumbuhan terganggu.

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu

hamil, dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

j) Faktor persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia dapat

menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.

2) Pasca-natal

a) Gizi

Untuk tumbuh kembang anak, diperlukan zat makanan yang adekuat.

b) Penyakit kronis

Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan dapat mengakibatkan

retardasi pertumbuhan jasmani.

c) Lingkungan fisik dan kimia

Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan

sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, merkuri, dan rokok) mempunyai

dampak negatif terhadap pertumbuhan anak.

d) Psikologis

Psikologis dari anak adalah adanya hubungan anak dengan orang tua

sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak

yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan didalam pertumbuhan

dan perkembangannya.

e) Endokrin

Gangguan hormon misalnya, pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan

anak mengalami hambatan pertumbuhan. Defisiensi hormon pertumbuhan

akan menyebabkan anak menjadi kerdil.

f) Sosioekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makan, kesehatan

lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan

anak.

g) Lingkungan pengasuhan.

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulan khususnya dalam keluarga,

misalnya penyediaan alat mainan,sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan

anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak, perlakuan ibu terhadap perilaku

anak.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

i) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid dalam jangka waktu lama akan menghambat

pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap

susunan saraf pusat yang menyebabkan terhambatmya produksi hormon

pertumbuhan (Adriani M, 2012).

4. Masalah tumbuh kembang

Stunting adalah keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek.Stunting

terjadi akibat kekurangan gizi dan penyakit berulang dalam waktu lama pada masa

janin hingga 2 tahun pertama kehidupan seorang anak (Black et al, 2008).

Gizi kronis atau pengerdilan adalah bentuk lain dari kegagalan pertumbuhan.

Gizi kronis terjadi dari waktu ke waktu tidak seperti kekurangan gizi akut.Seorang

anak yang terhambat atau kronis kekurangan gizi sering muncul secara normal

porposional tapi sebenarnya lebih pendek dari normal untuk usianya (UNICEF,

2014).

Untuk mengetahui gangguan perkembangan fisik perlu pemantauan yang

kontinu.Dengan pemantauan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, umur

tulang dan pertumbuhan gigi, maka dapat diketahuiadanya suatu kelainan tumbuh-

kembang fisik seorang anak.Pemantauan barat badan anak dengan menggunakan

KMS, maka kita dapat mengetahui pola pertumbuhan anak.Bila grafik berat badan

anak lebih dari 120% kemungkinan akibat dari obesitas atau kelainan

hormonal.Sedangkan di bawah garis normal, kemungkinan anak kurang gizi,

deprivasi, menderita penyakit kronis, atau kelainan hormonal. Berat badan

terhadap tinggi badan dibawah persentil ke lima, menunjukkan indikator adanya

kurang gizi yang akut. Setelah beberapa bulan kekurangan kalori, tinggi badan

terhadap umur akan menurun (stunting), sehingga proporsi berat badan terhadap

tinggi badan akan kembali normal.proporsi tubuh mengikuti sekuen perubahan

yang teratur dalam perkembangan anak (IDAI, 2002)

Umur tulang mempunyai kolerasi dengan stadium pubertas dan berguna

untuk memprediksi tinggi badan dewasa pada remaja yang mengalami maturitas

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

dini atau lambat.Pada perawakan pendek karena keturunan (familial short stature)

umur tulang adalah normal sesuai sesuai dengan umur kronologis.Sedangkan pada

pertumbuhan yang terlambat, perawakan pendek akibat kelainan endokrin dan

kurang gizi maka umur tulang adalah lebih rendah (IDAI, 2002).

Stunting disebabkan oleh banyak faktor baik secara faktor langsung atau tidak

langsung.Faktor langsung ditentukan oleh asupan makanan, berat badan lahir, dan

penyakit.Sedangkan faktor tak langsung seperti faktor ekonomi, budaya,

pendidikan, dan pekerjaan, fasilitas pelayanan kesehatan.Faktor sosial ekonomi

saling berinteraksi satu dengan yang lainnya seperti masukan zat gizi, berat badan

lahir, dan penyakit infeksi pada anak (Frongillo et al, 1997).

Data dari WHO 2014, indonesia menempati urutan ke 17 dari 117 negara

dengan prevalensi wasting (perawakan kurus) dan stunting (perawakan pendek)

yang tinggi pada balita (Tribun Medan, 2016). Ada sekitar 14 % balita wasting

dan balita stunting mencapai proporsi tertinggi yaitu 35%.

Menurut NANDA (2012) resiko pertumbuhan tidak proporsional adalah

pasien/klien beresiko mengalami pertumbuhan di atas persentil ke-97 atau di

bawah persentil ke-3 untuk usia, yang melewati dua jalur persentil. Ada beberapa

Faktor resiko penyebab resiko pertumbuhan tidak prooporsional, yaitu :

Pengasuh :

a. Penganiyaan

b. Kesulitan belajar (cacat mental)

c. Penyakit mental

d. Ketunadayaan belajar berat

Lingkungan :

a. Deprivasi

b. Kemiskinan

c. Keracunan timbal

d. Bencana alam

e. Teratogen

f. Perilaku kekerasan

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Individu :

a. Anoreksia

b. Perilaku pemberian makan yang maladaptif oleh pengasuh

c. Penyakit kronis

d. Perilaku makan individu yang maladaptaif

e. Infeksi

f. Selera makan yang selalu meningkat

g. Malnutrisi

h. Prematuritas

i. Penyalahgunaan zat

Pre natal :

a. Gangguan kongenital

b. Gangguan genetik

c. Infeksi maternal

d. Nutrisi maternal

e. Kehamilan kembar

f. Penyalahgunaan zat

g. Pemajanan teratogen

5. Gizi pada balita

a. Kebutuhan Nutrisi Ibu hamil

Pada masa usia kehamilan muda, tambahan gizi dalam bentuk vitamin dan

mineral sangat diperlukan, sedangkan kebutuhan akan kalori sangat diperlukan

pada minggu kedelapan sampai kelahiran. Selain dalam masa kehamilan yang

memerlukan tambahan gizi yang sangat banyak, ibu juga memerlukan tambahan

yang lebih besar lagi menjelang kelahiran dan menyusui. Seorang ibu hamil yang

mengalami kekurangan gizi, maka bayi yang dilahirkan akan memiliki berat

badan yang rendah, mudah sakit-sakitan, dan mempengaruhi kecerdasannya

(Proverawati, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Tabel 2.5 Perbedaan Kebutuhan Gizi antara Ibu Hamil dan Tidak Hamil

Zat Gizi Kebutuhan

Wanita Dewasa

Kebutuhan

Wanita Hamil

Sumber

Makanan

Energi (kalori) 2500 + 300 Padi-padian,

jagung, umbi-

umbian, mie, roti

Protein (gram) 40 + 10 Daging, ikan,

telur, kacang-

kacangan, tahu,

tempe

Kalsium (mg) 0,5 + 0,6 Susu, ikan teri,

kacang-

kacangan,

sayuran hijau

Zat besi (mg) 28 + 2 Daging, hati,

sayuran hijau.

Vit. A (SI) 3500 + 500 Hati, kuning

telur, sayur dan

buah berwarna

hijau dan kuning

kemerahan

Vit. B1 (mg) 0,8 + 0,2 Biji-bijian, padi-

padian, kacang-

kacangan, daging

Vit. B2 (mg) 1,3 + 0,2 Hati, telur, sayur,

kacang-kacangan

Vit. B6 (mg) 12,4 + 2 Hati, daging,

ikan, biji-bijian,

kacang-kacangan

Vit. C (mg) 20 +20 Buah dan sayur

Sumber: Proverawati, 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

b. Kebutuhan Nutrisi bayi

ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan-bulan

pertama, sebab memenuhi syarat-syarat kesehatan.ASI mengandung semua

nutrien untuk membangun dan menyediakan energi dalam susunan yang

diperlukan. Sejak masa lampau sampai sekarang ada dua cara pemberian ASI,

yaitu :

1) Frekuensi menyusui dengan dengan pembatasan

Pembatasan dilakukan tentang frekuensi, jarak menyusui, jadwalwaktu

yang ketat, dan lama waktu menyusui kira-kira 10-15 menit.

2) Frekuensi menyusui gaya bebas, tanpa pembatasan

Bayi disusui setiap kali menangis karena lapar atau haus.Bagi ibu yang

cerdas, kiranya tidak begitu sulit untuk membedakan untuk apakah bayi itu

menangis bukan karena sebab lain, misalnya karena perasaan sakit, gatal,

kaget, kepanasan, dan sebagainya.Sekarang menyusui tanpa pembatasan

ini dianjurkan dan disebut menyusui menurut kehendak bayi.

c. Kebutuhan Nutrisi Balita

Balita dan dewasa memiliki perbedaan dalam pemenuhan kebutuhan akan

kalori maupun nutrisinya. Kebutuhan balita akan nutrisi dan kalori jauh lebih

tinggi dibandingkan dengan orang dewasa, hal ini terutama terkait dengan

perkembangan tubuhnya yang masih dalam usia pertumbuhan. Ketika balita mulai

dapat berjalan, maka akan semakin besar lagi kebutuhan nutrisinya maupun

kalorinya (triton, 2006).

Untuk menjamin kesehatan balita yang bagus, pemenuhan nutrisi bagi balita

tidak cukup.Pemenuhan nutrisi bagi balita harus diselaraskan dengan pemenuhan

kebiasaan makan yang sehat.Kebiasaan makan yang sehat ini harus dibentuk

sedini mungkin (Triton, 2006).

Pemenuhan nutrisi bagi balita harus diwujudkan dalam pengaturan menu

yang seimbang. Pengaturan menu seimbang akan mampu memenuhi kecukupan

nutrisi dan kalori yang dibutuhkan si kecil (Triton, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Ada lima kelompok makanan penting bagi balita yang sering juga dkenal

dengan empat sehat lima sempurna. Thompson (2003) menggolongkan makanan

utama balita dalam komposisi sebagai berikut :

Tabel 2.6 kelompok makanan utama pada balita dan pengaturannya

No Kelompok makanan utama Pengaturan

1 Lemak dan gula

Makanan yang seimbang harus

mengandung lemak dan gula. Hindari

pemanis buatan. Berikan makanan

olahan susu berlemak tinggi

2 Daging dan alternatifnya

Setiap hari diberikan satu porsi

daging, ikan, atau telur, atau 2 porsi

tumbuh-tumbuhan seperti kacang-

kacangan.

3 Makanan olahan susu

Balita setiap hari harus diberikan

sedikitnya 350 ml susu dengan kadar

lemak yang tinggi atau 2 porsi keju

maupun yougurt.

4 Buah dan sayuran

Setiap hari balita harus diberikan

minimal 4 porsi buah-buahan atau

sayuran segar, kalengan, maupun

beku. Jus buah dihitung sebagai satu

porsi walaupun diberikan lebih dari

satu kali sehari.

5 Produk biji-bijian dan zat tepung

Pada saat makan setiap harinya

balita perlu diberikan sedikitnya satu

porsi nasi, roti, jagung, sereal,

ataupun tumbuhan yang mengandung

zat tepung. Hindari pemberian makan

dari biji-bijian yang sangat kasar.

Sumber : Thompson, 2003

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Pada prinsipnya kelengkapan nutrisi makanan yang dibutuhkan balita terdiri

atas semua komponen gizi meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan

mineral.Kesemua komponen gizi tersebut sangat diperlukan untuk kesehatan

balita (Triton, 2006).

Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) yang dikeluarkan dalam widya

karya nasional pangan dan gizi (WKNPG) tahun 1998, uur dikelompokkan

menjadi 0-6 bulan, 7-12 bulan, 1-3 tahun, 4-6 tahun, dan 7-12 tahun, dengan

catatan pengelompokan di atas tidak membedakan jenis kelamin. Takaran

konsumsi makanan sehari dapat di lihat ada tabel 2.5.

Tabel 2.7 Takaran Komsumsi Makanan Sehari

Kelompok umur Bentuk makanan Frekuensi makan

0-4 bulan ASI ekslusif Sesering mungkin

4-6 bulan Makanan lumat

2 x sehari

2 sendok makan setiap

kali

6-12 bulan Makanan lembek

3 x sehari

Plus 2 x makanan

selingan

1-3 tahun

Makanan keluarga

1-11/2

2-3 potong lauk hewani

piring nasi/pengganti

1-2 potong lauk nabati 1/2

2-3 potong buah-buahan

mangkuk sayur

1 gelas susu

3 x sehari

4-6 tahun

1-3 piring nasi/penggati

2-3 potong lauk hewani

1-2 potong lauk nabati

1-11/2

2-3 potong buah-buahan

mangkuk sayur

1-2 gelas susu

3 x sehari

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

selain makanan yang dibutuhkan oleh tubuh, ada juga beberapa makanan

yang justru harus dihindari agar tidak dikomsumsi si kecil. Kelompok makanan

itu adalah (Thompson,2003) :

a) Makanan berbahaya bagi alat pencernaan luar si kecil. Kelompok makanan

ini dapat membuat si kecil tersedak, antara lain pop corn, buah-buahan berbiji

kecil, klengkeng, dan segala jenis kacang-kacang terutama kacangan.

b) Makanan dan minuman yang mengandung kafein. Makanan yang

mengandung kafein ini dapat membuat balita menjadi gelisah.

c) Makanan yang mengandung rempah, kecuali si kecil sudah terbiasa, dan

sikecil memintanya sendiri.

d) Makanan yang terlalu asin. Makanan asin dapat membuat si kecil menjadi

cepat merasakan haus.

Meskipun kebutuhan kalori dan nutrisi balita amat besar, ternyata kapasitas

perut balita jauh lebih kecil daripada orang dewasa. Otomatis porsi makan yang

dapat diberikan bagi balita jauh lebih sedikit, yaitu antara 25% hingga 40% dari

porsimakan orang dewasa. Untuk menyiasati hal ini, maka dilakukan pemberian

makanan selingan tiga kali sehari disela-sela pemberian tiga kali makanan utama

(Triton, 2006) .

Pertumbuhan balita sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor

dalam maupun faktor luar.Faktor dalam dipengaruhi oleh jumlah dan mutu

makanan, kesehatan balita (ada atau tidaknya penyakit). Faktor luar dipengaruhi

tingkat ekonomi, pendidikan, perilaku (orang tua/pengasuh), sosial budaya atau

kebiasaan, ketersediaan bahan makanan di rumah tangga (Depkes RI, 2000 dalam

Adriani,.M, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Konsep Asuhan keperawatan :

7. Pengkajian

Menurut Nursalam (2005), Pengkajian pertumbuhan dan perkembangan

anak dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan

tumbuh-kembang anak sehingga dengan data yang ada dapat diketahui mengenai

keadaan anak. Hal-hal yang perlu dikaji pada pengkajian anak adalah :

A. Riwayat pranatal

Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil,

seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan lain-lain

serta apakah kehamilannya di pantau secara berkala.Kehamilan resiko tinggi

yang tidak ditangani yang tidak benar dapat menggagu tumbuh-kembang

anak.Dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan anaknya dapat

diperkirakan.

B. Riwayat kelahiran

Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara

normal dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam

kandungan terdeteksi sehat, apabila kelahirannya mengalami gangguan (cara

kelahiran dengan tindakan seperti porceps, partus lama, atau kasep) maka

gangguan tersebut dapat mempengaruhi tumbuh-kembang anak.

C. Pertumbuhan fisik

Untuk menentukan pertumbuhan fisik anak, perlu dilakukan pengukuran

antropometri dn pemeriksaan fisik. Pengukuran antropometri yang sering

digunakan di lapangan untuk memantau tumbuh-kembang anak adalah BB,

TB, dan Lingkar kepala.

D. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut, kepala, leher, dada, perut,

genetalia, ekstermitas.Selain itu, tanda-tanda vital dan keadaan umum perlu

dikaji. Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan perkembangan ini adalah

sama seperti cara pemeriksaan fisik pada bayi dan anak. Oleh karena itu,

pemeriksaan fisik tidak dibahas secara khusus pada bagian ini.

E. Perkembangan anak

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku

pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita.Dari pedoman ini dapat

diketahui mengenai keadaan perkembangan anak saat ini, apakah anak berada

dalam keadaan normal, meragukan, atau memerlukan, rujukan.

F. Data lain

Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak, data

penunjang lainnya, seperti pemeriksaan laboratorium, serta data yang

diperlukan terutama apabila anak berada diklinik.

Pengkajian keperawatan meliputi dua tahap sebagai berikut :

1) Mengumpulkan dan verifikasi data dari sumber primer (klien) dan sumber

sekunder (keluarga, tenaga kesehatan, rekam medis).

2) Analisis seluruh data sebagai dasar untuk menegakkan diagnosis

keperawatan, mengidentifikasi berbagai masalah yang saling berhubungan,

dan mengembangkan rencana keperawatan yang sifatnya individual.

8. Analisa data

Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya

berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan

pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan. Dalam melakukan

analisis data, diperlukan kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data

tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat

kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.

Analisa data memerlukan pengenalan pola atau kecenderungan yang ada pada

kelompok data, membandingkannya dengan nilai normal, dan kemudian dibuat

kesimpulan mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan. Tahap analisa

data : kenali pola atau kecenderungan tanda, bandingkan dengan nilai normal,

buat kesimpulan yang beralasan (potter & perry, 2010).

9. Rumusn masalah

Diagnosa keperawatan merupakan keperawatan klinis tentang respon

individu, keluarga, komunitas terhadap masalah kesehatan yang aktual dan

potensial atau proses kehidupan. Tujuannya adalah mengarahkan rencana asuhan

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

keperawatan untuk membantu klien dan keluarga beradaptasi terhadap penyakit

dan menghilangkan masalah keperawatan kesehatan (Dermawan, 2012). Diagnosa

keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan tindakan keperawatan untuk

mencapai hasilbagi anda, sebagai perawat, yang dapat diandalkan (NANDA

International , 2007).

10. Perencanaan/Intervensi

Rencana keperawatan adalah terapi atau tindakan berdasarkan pertimbangan

dan pengetahuan klinis yang dilakukan oleh perawat untuk mencapai hasil pada

klien.Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih

dari status kesehatan saat ini ke status kesehatan yang diharapkan (potter & perry,

2010).

11. Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan komponen dari proses keperawatan,

kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan

dan diselesaikan (potter & perry, 2010)

12. Evaluasi

Menurut Dermawan, D (2012), Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan

asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan

dengan respon perilaku klien yang tampil. Evaluasi yang akan dilakukan oleh

penulis disesuaikan dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada sehingga rencana

tindakan dapat dilaksanakan dengan SOAP (subjective, objective, analisa,

planning).

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

D. Asuhan Keperawatan pada An. FN dengan prioritas masalah

pertumbuhan /perkembangan

1. Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU

I. Biodata

A. Identitas klien

Nama : Fauziah Nur

Tempat Tanggal lahir : Medan Amplas, 12 Januari 2012

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : Belum Sekolah

Alamat : Jl. STM Gg. Patri No.16

Tanggal Pengkajian : 23 Mei 2016

B. Data biografis orang tua

Ayah

Nama : Fuji Rahmad

Tanggal lahir : 03 September 1986

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. STM Gg. Patri No. 16

Ibu

Nama : Anita Safitri

Tanggal lahir : 03 November 1986

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl. STM Gg. Patri No. 16

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

II. Keluhan Utama

Ny. A mengatakan berat badan anak tidak bertambah, badan An.FN

pendekl dan kurus.Ny. A bingung bagaimana caranya supaya berat badan

anaknya sesuai dengan berat badan ideal balita.Anak juga tidak menyukai

sayur.

III. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Keadaan ini di alami sejak ± satu tahun yang lalu klien (anak dari Tn.F

dan Ny. A) tidak menunjukkan bertambahnya berat badan anak. Ny. A

mengatakan anak menolak saat diberikan sayuran.

b. Riwayat Kesehatan Lalu

1. Prenatal

Pemerikasaan kehamilan : jarang (tidak tentu)

Keluhan saat hamil : tidak nafsu makan, lebih sering

mengkomsumsi gorengan sebagai

penggantinya (kebutuhan gizi ibu

hamil tidak terpenuhi hanya

memakan gorengan saja).

Riwayat : Pada usia kehamilan 7 bulan Ny. A pernah mengalami

perdarahan (perdarahan dialami pada saat Ny.A sedang

mecuci pakaian dengan posisi jongkok).

2. Natal

Tempat melahirkan : di poliklinik Dharma

Lama dan jenis persalinan : empat jam dan melahirkan spontan

(normal)

Penolong persalinan : Dokter

Tidak ada komplikasi saat melahirkan

3. Postnatal

Kondisi bayi : BB : 2,6 kg

TB : 43 cm

Keadaan bayi sehat

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

(kondisi BB dan TB lahir anak rendah, dibawah rata-rata pada

umumnya).

Masalah menyusui : hanya minum ASI sampai usia 4 Bulan setelah

itu dilanjutkan minum susu formula sampai

usia 3 tahun.

Penyakit yang pernah dialami : batuk dan demam

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Anggota keluarga tidak ada penyakit keturunan

Genogram

Keterangan :

: laki-laki

: laki-laki telah meninggal

: perempuan

: perempuan telah meninggal

: klien

: tinggal serumah

IV. Riwayat Imunisasi

Catatan pemberian imunisasi An.FN

No Jenis imunisasi Waktu pemberian Keterangan

1 Hepatitis B - -

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

2 BCG 18 Februari 2012

3 DPT-HB 23 Maret 2012

19 April 2012

-

23 Juni 2012

Imunisasi ke 3 tidak

diberikan karena An.

FN demam

4 Polio 18 Februari 2012

24 Maret 2012

19 April 2012

23 Juni 2012

-

5 Campak 20 Oktober 2012 -

V. Riwayat Tumbuh Kembang

a. Pertumbuhan Fisik

BB : 11 Kg

TB : 88 cm

(pertumbuhan anak dibawah persenti ke 3).

Waktu tumbuh gigi : Ny. A mengatakan usia ±8 bulan gigi seri An. Fn

mulai tumbuh pada usia > 1 tahun gigi An. Fn

mulai bertumbuhan.

b. Perkembangan Tiap Tahap

Usia Anak saat :

1. Berguling : Ny. A mengatakan Lupa

2. Duduk : Ny. A mengatakan Lupa

3. Merangkap :Ny. A mengatakan Lupa

4. Berdiri : Ny. A mengatakan Lupa

5. Berjalan : usia 1 tahun

6. Bicara : usia 1 tahun

VI. Riwayat Nutrisi

a. Pemberian ASI

Pertama kali disusui : bayi sejak lahir

Cara pemberian : setiap kali menangis

Lama pemberian : sampai bayi tidak mau

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

ASI diberikan : sampai usia 4 bulan

b. Pemberian susu formula

Ny. A mengatakan karena putrinya (An. FN) tidak mau minum ASI

makan Ny. A mengganti dengan susu formula sampai usia 3 tahun.

Cara pemberian : (usia 5 bulan – 1 tahun) pada saat anak menangis.

Usia 2-3 tahun pada saat anak meminta.

Jumlah : susu formula diberikan ± 180-300 ml.

c. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini

No Usia Jenis nutrisi

1 0-4 bulan ASI

2 5-12 bulan Susu formula + bubur (terkadang

dicampur wortel/kentang)

3 12 bulan - saat

ini

Nasi + sayur (jarang) + lauk pauk

NB :Ny. A mengatakan anak tidak mau minum susu formula dan tidak

menyukai sayuran

VII. Riwayat Psikososial

Anak tinggal di rumah orang tuanya, lingkungan berada di kota, rumah

dekat dengan lingkungan sekolah, tempat ibadah (musholla), tidak punya

tempat tidur sendiri (tidur bersama orang tua), hubungan dengan anggota

keluarga harmonis, pengasuh anak orang tua.

VIII. Riwayat Spiritual

Orang tua klien rajin beribadah dan anggota keluarga rajin ikut wirit.

IX. Pola Aktivitas/Kebiasaan Sehari-hari

a. Pola makan dan minum

Frekuensi makan : 3 kali sehari

Nafsu/ selera makan : selera makan kurang, meningkat sedikit ketika

memiliki teman untuk makan bersama, tidak

menyukai sayuran.

Alergi : tidak ada riwayat alergi makanan

Waktu pemberian makan : Pagi sekitar jam 07. 00 WIB

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Siang sekitar jam 12.30 WIB

Sore sekitar jam 18.00 WIB

Jumlah dan jenis makanan : jumlah dalam porsi satu sendok nasi , jenis

nasi,telur puyuh, sayur (jarang), dan air

mineral

Waktu pemberian minum : tidak tentu, frekuensi ˃ 4 gelas.

b. Perawatan Diri

Kebersihan tubuh : keadaan tubuh kulit lembab dan berdaki.

Kebersihan gigi dan mulut : gigi cukup bersih, mulut bersih, bibir

tampak kering.

Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan tangan bersih, tidak

ada kehitaman di kuku.

c. Pola Kegiatan/ Aktivitas

Klien dibantu orang tuanya untuk mandi dan makan, eliminasi,

mengganti pakaian secara sebagian.

X. Pola Eliminasi

a. BAB

Pola BAB : satu kali sehari pada pagi/sore hari

Karakter feses : lembek

Riwayat perdarahan : Tidak ada

b. BAK

Pola Bak :> 4 kali sehari

Karakter urine : kuning jernih

Tidak ada nyeri saat BAK

XI. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum klien

Badan kecil dan kurus, pergerakan anak aktif

b. Tanda-tanda Vital

Suhu : 36,80

Nadi : 97 kali/menit

C

Respirasi : 24 kali/ menit

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Tekanan darah : -

c. Antropometri

TB : 88 cm

BB : 11 kg

LK : 47 cm

LLA :14 cm

d. Sistem pernapasan

Hidung : simetris kanan dan kiri, tidak ada secret, lubang hidung

lengkap (dua)

Leher : tidak tampak adanya pembesaran kelenjar, tidak teraba

kelenjar tiroid

Dada : Inspeksi ; bentuk dada simetris kanan kiri (barrel shest),

pergerakan dada simetris, tidak ada bunyi tambahan.

e. Sistem Cardio Vaskuler

Conjungtiva : pucat, bibir : tidak pucat/sianosis, tekanan vena jugularis

tidak tinggi

Suara jantung : tidak ada bunyi abnormal (resonan)

Capillary refilling time : 2 detik

f. Sistem Pencernaan

Sklera : ikterus

Bibir : kering dan pecah-pecah

Mulut : stomatitis tidak ada, gusi merah/tidak pucat, gigi lengkap

g. Sistem indra

1) Mata

Tidak ada oedem pada kelopakmata alis merata

Visus (tidak dilakukan)

Tidak ada belek/secret mata

2) Hidung

Bersih/tidak ada secret pada llubang hidung, simetris kiri dan

kanan, lubang hidung lengkap.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

3) Telinga

Bentuk telinga : normal/tidak ada kelainan

Ukuran telinga : normal/ tidak ada kelainan, sejajar dengan mata

Lubang hidung : normal, tidak ada serumen pada lubang hidung

h. Sistem integumen

Kebersihan : kulit lembab dan berdaki

Kehangatan : temperatur hangat

Warna : sawo matang,

Turgor : turgor kembali kurang dari 2 detik

Kelainan kulit : tidak ada kelainan kulit.

2. Analisa data

No Data Penyebab Masalah

keperawatan

1 DS :

- Ny.A

mengatakan anak

tidak selera

makan dan tidak

menyukai

sayuran

- Saat hamil ibu

klien (Ny.A)

tidak nafsu

makan, lebih

sering

mengkomsumsi

gorengan

DO :

- Klien menolak

saat diberikan

makan terutama

Nutrisi pada saat

prenatal kurang,

nutrisi tidak

adekuat

Malnutrisi

Resiko

pertumbuhan tidak

proporsional

Resiko pertumbuhan

tidak proporsional b/d

tidak adekuatnya

nutrisi pada anak

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

sayur

- BB : 11 kg

- TB : 88 cm

(BB dan TB

dibawah persentil

ke 3).

- Usia: 4 tahun 4

bulan

- Klien tampak

pendek dan kurus

2 DS :

- Menolak makan

saat diberikan

sayuran

- Ny. A

mengatakan klien

kurang makan

- Memberikan Pasi

Saat anak

meminta Saja.

DO:

- Rambut pirang

dan kering

- BB : 11 kg

- TB : 88 cm

- Kurang minat

terhadap

makanan (sayur)

- Ketidakefektifan

pemberian PASI

saat bayi

Tidak nafsu makan,

menolak saat

diberikan sayuran

nutrisi tidak

adekuat

Nutrisi kurang dari

kebutuhan

Ketidakseimbangan

nutrisi : kurang dari

kebutuhan tubuh

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

3 Do :

- Ny.A mengatak-

an An. FN belum

bisa mandi secara

mandiri

Ds :

- Kulit lembab dan

berdaki

- Bau badan

- Anak tidak

mampu

membersihkan

diri sendiri.

Ketidakmampuan

klien

membersihkan

tubuh

Penurunan

motivasi (keluarga)

Defisit perawatan

diri : mandi

Defisit perawatan diri

: mandi/higiene

3. Rumusan masalah

1. Resiko pertumbuhan tidak proporsional.

2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan.

3. Defisit perawatan diri : mandi.

4. Diagnosa Keperawatan

1. Asuhan keperawatan anak resiko pertumbuhan tidak proporsional d.d

BB : 11 kg, TB : 88 cm, usia : 4,4 tahun, tidak selera makan, orangtua

(Ny. A) tidak nafsu makan saat prenatal, Ny. A mengalami perdarahan

usia kehamilan 7 bulan.

2. Asuhan keperawatan ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari

kebutuhan pada An. FN b/d perilaku maladaptif anak pada makanan,

nafsu makan kurang d.d klien tampak kurus, umur : 4,4 tahun, BB : 11

kg, TB : 88 cm, tidak selera makan, tidak suka sayur, menolak

makanan.

3. Asuhan keperawatan defisit perawatan diri : mandi/higiene b/d

penurunan motivasi orangtua.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

5. Perencanaan

Hari/tanggal No.Dx Perencanaan keperawatan

Rabu/

25 Mei 2016

Resiko pertumbuhan

tidak proporsional

Tujuan dan kriteria hasil :

Anak akan mencapai normal

pertumbuhan yang diharapkan

(misal : BB, lingkar kepala, usia

tulang,dan masa tumbuh tanpa

lemak) yakni: tidak diatas persentil

ke 97 atau dibawah persentil ke 3

usianya.

Rencana tindakan Rasional

1. Skrining kesehatan : mendeteksi

masalah atau resiko kesehatan

melalui riwayat, pemeriksaan, dan

prosedur lain.

2. Manajemen nutrisi : membantu dan

memberikan asupan diet makanan

dan minuman yang seimbang

3. Penyuluhan nutrisi : todler, anjuran

tentang nutrisi dan praktik

pemberian makan atau

meminimalkan nutrisi.

4. Promosi kesehatan: Pendidikan

kesehatan tumbuh kembang anak

1. Mengetahui apakah ada

masalah tumbuh-kembang

pada klien

2. Memperbaiki nutrisi kurang

3. Membantu merencanakan

untuk asupan makanan

seimbang

4. Menginformasikan orangtua

mengenai tumbuh-kembang

sesuai usianya

Universitas Sumatera Utara

Page 49: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

6. Implementasi dan Evaluasi

Hari/tanggal No.Dx Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP)

Senin/

26 Mei

2016

1 1. Melakukan pengkajian

untuk mendeteksi

masalah atau resiko

kesehatan melalui

riwayat, pemeriksaan,

dan prosedur lain.

2. Membantu dan

memberikan asupan diet

makanan dan minuman

yang seimbang

3. Melakukan penyuluha n

nutrisi pada usia Todler

4. Memberikan pendidikan

kesehatan tentang

tumbuh kembang anak

S : orang tua klien

mengatakan

memahami informasi

yang diberikan dan

berusaha

memberikan menu

seimbang untuk

putrinya.

O : respon orang tua

klien cukup baik

terhadap intervensi

yang diberikan,

orangtua klien juga

dapat menjelaskan

kembali tumbuh-

kembang dan

kebutuhan nutrisi

usia 4 tahun

A : masalah teratasi

sebagian

P : intervensi

dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara

Page 50: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

C. Kesimpulan

Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh

bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan

bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh

kematangan dan belajar (Whalley dan Wong, 2000 dalam Hidayat, 2009).

1. Pengkajian

Data yang didapat dari pengkajian Senin, 23 Mei 2016 jam 11.00 WIB,

pada An. FN, BB : 11 kg, TB : 88 cm, usia 4,4 tahun. Keadaan TTV normal ;

T : 36, 8 0

2. Analisa data

C, RR : 24 x/menit, HR : 97 x/menit. Orang tua klien mengatakan

BB tidak bertambah sejak ±1 tahun yang lalu,anaknya kurang nafsu makan

dan tidak menyukai sayur dan susu formula. Klien selalu menolak jika

diberikan sayur. Klien menyusui (ASI) sampai usia 4 bulan dan diganti

dengan susu formula sejak usia 5 bulan-3 tahun karena klien tidak mau

menyusu. Keadaan umum klien tampak kotor, kulit lembab dan berdaki,

tercium bau badan pada klien.Ny. A mengatakan pernah mengalami

perdarahan pada usia kehamilan 7 bulan saat mengandung klien, tidak selara

makan, lebih banyak mengkomsumsi gorengan pengganti makanan pokok.

Dari data pengkajian yang dilakukan pada tanggal 23 Mei 2016,

didapatkan beberapa data pengkajian yang sesuai dengan buku NANDA 2012-

2014. Resiko pertumbuhan tidak proporsional berhubungan dengan Asuhan

keperawatan anak resiko pertumbuhan tidak proporsional b/d tidak adekuatnya

nutrisi pada tumbuh kembang anak, ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari

kebutuhan pada An. FN b/d perilaku maladaptif anak pada makanan, nafsu

makan kurang, defisit perawatan diri : mandi/higiene b/d penurunan motivasi

orangtua.

44

Universitas Sumatera Utara

Page 51: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

3. Rumusan masalah

Diagnosa keperawatan yang muncul dalam Asuhan Keperawatan pada

pasien An. FN dengan masalah pertumbuhan/perkembangan adalah : resiko

pertumbuhan tidak proposional, ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari

kebutuhan, serta defisit perawatan diri : mandi.

4. Intervensi

Pada rencana tindakan keperawatan meliputi kriteria, tujuan, tindakan,

rasional, yang dalam penyusunan disesuaikan dengan teori dan memodifikasi

tindakan keperawatan melihat kondisi klien dengan mengikut sertakan

keluarga klien.Pada tahap perencanaan keperawatan, penulis menetapkan

prioritas masalah dengan menggunakan pola kebutuhan dasar manusia

menurut Hierarki Abraham Maslow.Dari perencanaan yang disusun oleh

penulis, perencanaan untuk empat diagnosa keperawatan disusun sesuai

dengan NANDA, NIC dan NOC.

5. Implementasi

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini pada umumnya telah sesuai

dengan rencana tindakan keperawatan.Dalam tahap pelaksanaan ini penulis

menerapkan pengetahuan dan ketrampilan berdasarkan teori yang ada.Asuhan

Keperawatan dan yang diberikan secara berkesinambungan dan terus-

menerus.Pada kasus ini pelaksanaannya sudah sesuai dengan kondisi pasien

tanpa menyimpang dari perencanaan yang telah dibuat.Adapun faktor

pendukung dari pelaksanaan adalah adanya kerjasama yang baik antara klien

dan keluarga.

6. Evaluasi

Dari implementasi yang telah dilakukan hasil evaluasi yang didapatkan

adalah sebagian masalah teratasi dan intervensi yang belum tecapai

dilajutkan.Orang tua klien (Ny. A) mengatakan memahami informasi yang

diberikan dan berusaha memberikan menu seimbang untuk putrinya. Respon

Universitas Sumatera Utara

Page 52: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

orang tua klien cukup baik terhadap intervensi yang diberikan, orangtua klien

juga dapat menjelaskan kembali tahap tumbuh-kembang dan kebutuhan nutrisi

usia 4 tahun.

D. Saran

Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam pada An, FN

dengan masalah pertumbuhan/perkembangan. Pada tahap ini penulis

menyampaikan saran kepada orang tua agar lebih memperhatikan menu makanan

yang diberikan kepada anak sesuai dengan kebutuhan gizi menurut tahap tumbuh-

kembangnya dan menurut usianya.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Universitas Sumatera Utara

Page 54: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M., Wirjatmadi, B. 2012.Peran Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kharisma Putra Utama.

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Dede, D. 2012. Proses keperawatan: penerapan konsep dan kerangka kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Depkes RI. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.

Dinkes.2015. Faktor Dan Dampak Stunting Pada Kehidupan Balita (Balita Pendek).Bengkulu.

Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008. Buku saku praktikum keperawatan anak. Jakarta: EGC.

. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

. 2012. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika.

IDAI. 2002. Buku Ajar 1: Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto.

Kyle, T & Carman, S. 2015. Buku Ajar Keperawatan Pediatric, Ed.2, Vol.1. Jakarta:EGC.

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC.

Nursalam, dkk.2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan). Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. 2010. Fundamental keperawatan, edisi 7 buku 1 . Singapure: ELSEVIER.

Proverawati, A. 2010.Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Jakarta: Nuha Medika.

Retnowulan, E., Ratriningsih D.,A. 1997. Mengatasi Sulit Makan Dengan Ramuan Tradisional. Ungaran: Trubus Angriwidya.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Triton. 2006. Mengasuh Dan Perkembangan Balita. Yogyakarta: ORYZA.

UNICEF. 2014. Malnutrisi Kronis: stunting. Diambil dari http://www.unicef.org/nutrition/training/2.3/1.html.(10 Juni 2016).

47

Universitas Sumatera Utara

Page 55: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Lampiran 1

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan evaluasi keperawatan

No. DX Hari/tanggal Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi

Resiko

pertumbuhan

tidak

porposional

Senin,

30 Mei 2016

10.00

WIB

5. Melakukan pengkajian untuk

mendeteksi masalah atau resiko

kesehatan melalui riwayat,

pemeriksaan, dan prosedur lain.

6. Membantu dan memberikan asupan

diet makanan dan minuman yang

seimbang

7. Melakukan penyuluhan nutrisi pada

usia Todler

8. Memberikan pendidikan kesehatan

tentang tumbuh kembang anak

S : orang tua klien mengatakan memahami

informasi yang diberikan dan berusaha

memberikan menu seimbang untuk putrinya.

O : respon orang tua klien cukup baik

terhadap intervensi yang diberikan, orangtua

klien juga dapat menjelaskan kembali tumbuh-

kembang dan kebutuhan nutrisi untuk usia 4

tahun.

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

Selasa,

31 Mei 2016

11.0 WIB 1. Melakukan pengkajian untuk

mendeteksi masalah atau resiko

kesehatan melalui riwayat,

pemeriksaan, dan prosedur lain.

S: orang tua klien mengatakan sudah

memberikan menu makan 4 sehat

(nasi+telur puyuh+bayam+ air mineral)

O: anak menerima saat diberikan sayur saat

Universitas Sumatera Utara

Page 56: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

2. Membantu dan memberikan asupan

diet makanan dan minuman yang

seimbang

3. Melakukan penyuluhan nutrisi pada

usia Todler

4. Memberikan pendidikan kesehatan

tentang tumbuh kembang anak

makan bersama dengan teman sebayanya,

selera makan anak mulai meningkat.

BB : 11 kg

TB : 88 cm

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara

Page 57: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Lampiran 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Tumbuh-kembang Anak

Sub Pokok Bahasan : -

Sasaran : An. FN (4,4 tahun) anak dari Ny. A

Waktu : 15 Menit (pukul 10.00 Wib)

Tanggal : 30 Mei 2016

Tempat : Rumah Tn. F, jl.STM Gg. Patri No. 16

1. Tujuan Intruksional (TIU)

Setelah Pelaksanaan penyuluhan ibu memahami tentang:

a. tumbuh-kembang pada Balita

b. tahap perkembangan bagi balita

c. pertumbuhan ideal balita

2. Tujuan Intruksional (TIK)

Setelah pelaksana penyuluhan ibu dapat :

a. Menjelaskan tumbuh-kembang pada Balita

b. Menyebutkan tahap perkembangan bagi balita

c. Menyebutkan pertumbuhan ideal balita

3. Materi:

Tumbuh-kembang anak (terlampir)

4. Kegiatan penyuluhan

No Langkah Kegiatan

waktu Penyuluh sasaran

1 Pendahuluan Memberikan

salam dan

Menjawab salam

3 menit

Universitas Sumatera Utara

Page 58: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

memperkenalkan

diri.

Menyampaikan

tujuan

penyuluhan.

Mendengarkan

2

Pelaksanaan Menyampaikan

garis besar materi

tumbuh-kembang

anak.

Memberikan

kesempatan

kepada peserta

untuk bertanya

Menjawab

pertanyaan

peserta

Mendengarkan

dan menyimak.

Menanyakan hal

yang belum jelas.

Mendengarkan

dan menyimak

10 menit

3

Penutup Menyimpulkan

Salam penutup

Mendengarkan

dan menjawab

salam

2 menit

5. Metode

Ceramah, tanya jawab

6. Media

leaflet

7. Evaluasi :

Jelaskan mengenai tumbuh-kembang anak.

Jelaskan tahap perkembangan anak.

Jelaskan pertumbuhan ideal anak.

Universitas Sumatera Utara

Page 59: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

8. Referensi :

Adriani, M., Wirjatmadi, B. 2012.Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.

Jakarta : Kharisma Putra Utama.

IDAI. 2002. Buku Ajar 1: Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta :

Sagung Seto.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Retnowulan, E., Ratriningsih D.,A. 1997. Mengatasi Sulit Makan Dengan

Ramuan Tradisional.Ungaran : Trubus Angriwidya.

Universitas Sumatera Utara

Page 60: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Lampiran materi penyuluhan tumbuh kembang anak

A. Pengertian tumbuh-kembang anak

Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam

arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi dam pertambahan ukuran

sel berarti ada pertambahan secara kuantatif dan hal tersebut terjadi sejak terjadinya

konsepsi (IDAI, 2002). Menurut soetjiningasih (1995), perkembangan

(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi

tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai

hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari

sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang

sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk

juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi

dengan lingkungannya.

B. Tahap tumbuh-kembang anak

1. Dari Lahir sampai 3 Bulan

a) Belajar mengangkat kepala.

b) Belajar mengikuti objek dengan matanya.

c) Melihat ke muka orang dengan tersenyum.

d) Bereaksi terhadap suara/bunyi.

e) Melihat ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak.

f) Menahan barang yang dipengannya.

2. Dari 3 sampai 6 Bulan

a) Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan tangan.

b) Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau di luar

jangkauannya.

c) Menaruh benda-benda di mulut.

d) Berusaha memperluas lapangan pandangan.

e) Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain.

f) Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang.

Universitas Sumatera Utara

Page 61: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

3. Dari 6 sampai 9 Bulan

a) Dapat duduk tanpa dibantu.

b) Dapat tengkurep dan berbalik sendiri.

c) Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang.

d) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain.

e) Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.

4. Dari 9 sampai 12 Bulan

a) Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu.

b) Dapat berjalan dengan dituntun.

c) Menirukan suara.

d) Mengulang bunyi yang didengarnya.

e) Belajar mengatakan satu atau dua kata.

f) Mengerti perintah sederhana larangan.

5. Dari 12 sampai 18 bulan

a) Berjalan dan mengeksplorasi rumah sekeliling rumah.

b) Menyusun 2 atau 3 kotak.

c) Dapat mengatakan 5-10 kata.

d) Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing.

6. Dari 18 sampai 24 bulan

a) Naik turun tangga.

b) Menyusun 6 kotak.sss

c) Menunjuk mata dan hidungnya.

d) Menyusun dua kata.

e) Belajar makan sendiri.

f) Menggambar garis di kertas atau pasir.

7. Dari 2 sampai 3 Tahun

a) Belajar meloncat, memanjat, melompat, ddengan satu kaki.

b) Membuat jembatan dengan 3 kotak.

c) Mampu menyusun kalimat.

d) Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan

kepadanya.

Universitas Sumatera Utara

Page 62: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

8. Dari 3 sampai 4 Tahun

a) Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga.

b) Berjalan pada jari kaki.

c) Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri.

d) Menggambar garis silang.

e) Menggambar orang hanya kepala dan badan.

f) Mengenal 2 atau 3 warna.

g) Bicara dengan baik.

h) Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya.

i) Banyak bertanya.

9. Dari 4 sampai 5 Tahun

a) Melompat dan menari.

b) Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan.

c) Menggambar segi tiga dan segi empat.

d) Pandai bicara.

e) Dapat menghitung jari-jarinya.

f) Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu.

g) Dapat mencuci tangan tanpa bantuan.

C. Pertumbuhan ideal anak

Usia/

Minggu

Anak perempuan Anak laki-laki

Berat (kg) Tinggi (cm) Berat (kg) Tinggi (cm)

3 50 97 3 50 97 3 50 97 3 50 97

3 bulan

6 bulan

9 bulan

12 bulan

18 bulan

2 tahun

3 tahun

4 tahun

4,4

5,9

7,0

7,7

8,8

9,6

11,5

13,0

5,5

7,4

8,6

9,8

11,5

12,2

14,5

16,4

6,8

9,2

10,7

11,9

13,6

15,0

18,0

20,0

55,0

61,0

66,0

69,0

75,0

80,0

85,0

92,0

59,5

66,0

70,0

75,0

83,0

85,5

92,5

100,5

63,0

71,0

76,0

80,0

86,5

92,0

100

108

4,5

6,3

7,4

8,2

9,4

10,2

11,5

13,0

5,7

7,8

9,2

10,2

11,7

12,7

14,5

16,5

7,2

9,7

11,3

12,5

14,2

15,5

18,0

20,5

55,0

63,0

67,5

71,0

77,5

81,0

86,0

93,0

60,0

68,0

73,0

76,5

82,0

87,0

94,5

102

64,5

73,0

77,5

88,0

92,5

101

110

Universitas Sumatera Utara

Page 63: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

5 tahun

6 tahun

7 tahun

8 tahun

9 tahun

10 tahun

11 tahun

12 tahun

13 tahun

14 tahun

15,0

16,0

18,0

19,5

21,0

24,0

25,0

29,0

37,0

42,0

18,3

20,5

22,5

25,0

27,5

30,7

34,2

40,0

47,5

52,8

23,0

27,0

30,0

35,0

40,0

45,0

51,0

57,0

66,0

72,0

98,0

104

109

114

119

124

130

138

145

148

100,0

113,5

119,5

125,0

130,5

136,0

141,5

149,5

157,5

160,0

116

126

129

139

142

147

153

161

168

172

14,0

16,0

17,0

19,0

21,0

23,0

25,0

27,0

30,0

36,0

18,5

20,5

22,6

24,9

27,5

30,5

33,2

36,5

40,5

48,0

23,0

26,5

30,0

34,0

38,5

43,0

48,0

53,0

58,0

66,0

99,0

105

110

115

120

125

130

135

140

149

108,5

115,0

121,0

126,0

131,5

137,0

142,0

147,0

152,5

161,0

117

124

131

137

143

148

154

159

164

172

Universitas Sumatera Utara

Page 64: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Universitas Sumatera Utara

Page 65: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Universitas Sumatera Utara

Page 66: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Lampiran 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Gizi Seimbang

Sub Pokok Bahasan : Gizi Seimbang pada Balita

Sasaran : An. FN (4,4 tahun) anak dari Ny. A

Waktu : 15 Menit (pukul 10.00 Wib)

Tanggal : 30 Mei 2016

Tempat : Rumah Tn. F, jl.STM Gg. Patri No. 16

10. Tujuan Intruksional (TIU)

Setelah Pelaksanaan penyuluhan ibu memahami tentang:

a. Gizi Seimbang pada Balita

b. Jenis-Jenis Makanan yang baik bagi balita

c. Cara memotivasi makanan pada anak

d. Pola pemberian makanan pada balita 4 tahun

11. Tujuan Intruksional (TIK)

Setelah pelaksana penyuluhan ibu dapat :

a. Menjelaskan gizi seimbang bagi balita

b. Menyebutkan jenis-jenis makanan yang baik bagi balita.

c. Menyebutkan cara memotivasi makanan pada anak

d. Mengetahui pola pemberian makanan pada balita 4 Tahun

12. Materi:

Gizi Seimbang bagi Balita (terlampir)

13. Kegiatan penyuluhan

No Langkah Kegiatan

waktu penyuluh sasaran

Universitas Sumatera Utara

Page 67: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

1 Pendahuluan

Memberikan

salam dan

memperkenalkan

diri.

Menyampaikan

tujuan

penyuluhan.

Menjawab salam

Mendengarkan

3 menit

2

Pelaksanaan Menyampaikan

garis besar materi

Gizi pada balita.

Memberikan

kesempatan

kepada peserta

untuk bertanya

Menjawab

pertanyaan

peserta

Mendengarkan

dan menyimak.

Menanyakan hal

yang belum jelas.

Mendengarkan

dan menyimak

10 menit

3

Penutup Menyimpulkan

Salam penutup

Mendengarkan

dan menjawab

salam

2 menit

14. Metode

Ceramah, tanya jawab

15. Media

leaflet

16. Evaluasi :

Jelaskan mengenai gizi seimbang bagi balita.

Jelaskan jenis-jenis makanan yang baik bagi balita

Jelaskan cara memotivasi makan pada balita

Universitas Sumatera Utara

Page 68: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

17. Referensi :

Adriani, M., Wirjatmadi, B. 2012.Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.

Jakarta : Kharisma Putra Utama

MATERI

A. Karakteristik Balita

Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu

pendudukyang berada dalam rentang usia tertentu. Usia balita dapat

dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun),

golongan balita (2-3 tahun), dan golongan prasekolah (> 3-5 tahun). Adapun

menurut WHO, kelompok usia balita adalah 0-60 bulan. Sumberlain mengatakan

bahwa usia balita adalah 1-5 tahun

Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima

makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya

anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan

masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah

makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil

menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan

lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar.Oleh karena itu, pola makan

yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.

B. Gizi Seimbang Bagi Balita

Balita dan dewasa memiliki perbedaan dalam pemenuhan kebutuhan akan

kalori maupun nutrisinya. Kebutuhan balita akan nutrisi dan kalori jauh lebih

tinggi dibandingkan dengan orang dewasa, hal ini terutama terkait dengan

perkembangan tubuhnya yang masih dalam usia pertumbuhan. Ketika balita

mulai dapat berjalan, maka akan semakin besar lagi kebutuhan nutrisinya

maupun kalorinya (triton, 2006).

Gizi adalah zat-zat yang dibutuhkan untuk menjalankan proses di dalam

tubuh. Gizi seimbang adalah komposisi atau zat-zat yang cukup ideal untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 69: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

menjalankan proses didalam tubuh. Makanan yang bergizi seimbang setidak-

tidaknya mengandung 3 fungsi utama yaitu :

1. Sebagai sumber tenaga/energy, antara lain : nasi, kentang, singkong, dsb.

2. Sebagai sumber pengatur, pada sayur dan buah-buahan.

3. Sebagai sumber pembangun, terdapat pada lauk-pauk, ini berfungsi untuk

pertumbuhan dan pengganti sel yang rusak.

C. Peran Makanan Bagi Balita

1. Makanan sebagai sumber zat gizi

Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak,

protein, mineral, dan air.Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat

tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.

2. Zat tenaga

Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat, lemak,

dan protein.Bagi balita tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya

serta pertumbuhan dan perkembangannya.Oleh karena itu, kebutuhan zat

gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.

3. Zat pembangun

Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untk pertumbuhan fiik dan

perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan

yang rusak.

4. Zat pengatur

Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk

otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan

sebagai zat pengatur :

1. Vitamin : baik yang larut dalam air (Vit. B kompleks dan Vit. C)

maupun vitamin yang larut dalam lemak (Vit. A, D, E, dan K)

2. Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.

3. Air sebagai alat bantu pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

Universitas Sumatera Utara

Page 70: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

D. Cara memotivasi makan pada anak

1. Membuat suasana makan anak menyenangkan

2. Jangan memaksa/mengomeli anak ketika makan

3. Berikan kebebasan anak dalam memilih menu makanan dengan tetap

mempertahankan gizi yang seimbang

E. Pola pemberian makanan pada balita

Kelompok umur Bentuk makanan Frekuensi makan

0-4 bulan ASI ekslusif Sesering mungkin

4-6 bulan Makanan lumat

2 x sehari

2 sendok makan setiap

kali

6-12 bulan Makanan lembek

3 x sehari

Plus 2 x makanan

selingan

1-3 tahun

Makanan keluarga

1-11/2

2-3 potong lauk hewani

piring nasi/pengganti

1-2 potong lauk nabati 1/2

2-3 potong buah-buahan

mangkuk sayur

1 gelas susu

3 x sehari

4-6 tahun

1-3 piring nasi/penggati

2-3 potong lauk hewani

1-2 potong lauk nabati

1-11/2

2-3 potong buah-buahan

mangkuk sayur

1-2 gelas susu

3 x sehari

Keterangan:

- Makanan keluarga: mudah dicerna dan tidak pedas - Makanan kecil berupa biscuit, bubur kacang ijo dll.

Universitas Sumatera Utara

Page 71: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Universitas Sumatera Utara

Page 72: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Universitas Sumatera Utara

Page 73: Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas Masalah

Universitas Sumatera Utara