asal mula dusun jemaring
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangManusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibekali ilmu pengetahuan, demikian juga binatang. Namun pengetahuan yang dimilki manusia dan binatang tidaklah sama, binatang mapupun makhluk selain manusia pengetahuannya bersifat statis, akan tetapi manusia pengetahuannya bersifat dinamis. Manusia pengetahuannya selalu berkembang karena manusia memiliki kemampuan untuk mencerna pengalaman, merenung, merefleksi, menalar, dan meneliti dalam upaya memahami lingkungannya.
Manusia dibekali kemampuan oleh Tuhan berupa akal sehingga dengan akal tersebut mansia memiliki rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu tahu yang dimiliki manusia membuat mansia selalu mempertanyakan apa yang dilihatnya, menyangsikan sesuatu yang dilihat, dan berusaha mencari segala permasalahan yang dihadapi. Menurut Francis Bacon, akal manusia mempunyai tiga daya, yaitu: ingatan, imajinasi, dan pikiran. Ingatan menciptakan sejarah, imajinasi menciptakan puisi, dan pikiran menciptakan filsafat.
Awal perkembangannya filsafat meliputi seluruh jenis ilmu pengetahuan. Pada masa Renaissannce abad ke 17 dan sesudahnya, ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang luar biasa sehingga memisahkan diri dari filsafat. Berikut ini akan dipaparkan mengenai filsafat sejarah yang merupakan cabang dari filsafat.
B. RumusanMasalah1. Apa pengertian filsafat sejarah?2. Bagaimana sejarah dusun Jemaring?
C. Tujuan1. Apa pengertian filsafat sejarah?2. Bagaimana sejarah dusun Jemaring?
1
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Sejarah
Awal perkembangan filsafat, filsafat meliputi seluruh jenis ilmu pengetahuan.
Pada masa ini pengetahuan belum terpecah-pecah dan terspesialisasi. Namun pada
masa Renaissannce abad ke 17 dan sesudahnya, ilmu pengetahuan mengalami
perkembangan yang luar biasa sehingga memisahkan diri dari filsafat. Setelah
filsafat pecah menjadi berbagai disiplin ilmu, aktivitas filsafat tidak mati, tetap
hidup dengan corak baru sebagai ilmu istimewa yang mencoba memecahkan
masalah yang tidak terpecahkan oleh jangkauan ilmu. Filsafat kemdian memiliki
cabang-cabangnya.
De Vos, dalam E. N. S. I. E (Eerste Nederlandse Systematich Ingeriche
Encyclopaedie), menggolongkan cabang-cabang filsafat sebagai berikut:
a. Metafisika
b. Logika
c. Ajaran tentang ilmu pengetahuan
d. Filsafat alam
e. Filsafat kebudayaan
f. Filsafat sejarah
g. Etika
h. Estetika
i. Antropologi
2
Sementara itu, Jappers dalam bukunya yang berjudul Vom Ursprung un Ziel
der Geschichte (1949) yaitu tentang asal dan tujuan sejarah, salah satu tugas bagi
sejarah filsafat adalah mencari struktur sejarah sedunia sebagai sejarah
keseluruhan. Jaspers membagi sejarah ke dalam 4 periode:
a. Periode pertama merupakan zaman prahistoris yang tidak meninggalkan jejak
tertulis. Pada masa ini bahasa-bahasa berkembang, alat-alat ditemukan, api
mulai digunakan. Zaman ini meletakkan dasar bagi seluruh sejarah yang akan
datang. Disini manusia mengatasi keadaan biologis belaka dan menjadi manusia
dalam rti sungguh-sungguh.
b. Tahun 5000-3000SM, timbulnya kebudayaan-kebudayaan kuno yang besar di
Mesir, Mesopotamia, di tepi sungai Indus dan kemudian di tepi sungai Indus
dan tepi sungai Hoangho.
c. Tahun 800-200SM, peletak dasar rohani dan intelektual bagi umat manusia.
Seperti di Tiongkok, India, Parsi, Palestina, dan Yunani.
d. Sejak waktu itu berlangsung sejarah baru yang menyangkut seluruh dunia, yaitu
timbulnya jaman ilmiah teknis. Jaman itu sudah dipersiapkan di Eropa sejak
akhir Abad Pertengahan, didasari abad ke 17 berkembang lebih luas pada akhir
abad ke 18 dan mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Periode ketiga memainkan peranan sentral karena dianggap pusat seluruh
sejarah. Zaman antara tahun 800-200 SM luar biasa suburnya. Berbagai ciptaan
rohani yang masih memupuk hidup intelektual dan religius hingga saat ini.
Dalam zaman poros itu pula lahirlah agama-agama besar.
3
Menurut Al Khudairi, filsafat sejarah adalah tinjauan terhadap peristiwa-
peristiwa historis secara filosofis untuk mengetahui faktor-faktor essensial yang
mengendalikan perjalanan peristiwa-peristiwa istoris itu, untuk kemudian
mengikhtisarkan hukum-hukum umum yang tetap, yang mengarahkan
perkembangan berbagai bangsa dan negara dalam berbagai masa dan generasi.
Sementara itu, F. Laurent mengatakan bahwa sejarah tidak mungkin hanya
merupakan seperangkat rangkaian peristiwa yang tanpa tujuan atau makna.
Dimana sejarah tunduk sepenuhnya pada kehendak Tuhan seperti peristiwa alam
yang tunduk pada hukum hukum yang mengendalikannya.
W. H. Walsh dalam bukunya An Introduction to Phillosophy of
History menyatakan hendaknya memperhatikan definisi sejarah dahulu sebelum
mendefnisikan filsafatsejarah. Sejarah kadang diartikan sebagai peristiwa yang
terjadi pada masa lalu dan penuturan peristiwa masa lalu itu. pengertian tersebut
berpengaruh terhadap bidang kajian filsafat sejarah. 1. Merupakan suatu studi
dalam bentuk kajian sejarah tradisional, yaitu perjalalan sejarah dan
perkembangannya dalam pengertian yang aktual. 2. Suatu studi mengenai proses
pemikiran filosofis tentang perjalanan dan perkembangan sejarah itu sendiri.
Dalam hal ini filsafat sejarah dapat dimaknai sebagai studi mengenai jalannya
peristiwa sejarah atau studi terhadap asumsi dan metode para sejarawan.
Filsafat sejarah adalah cabang dari filsafat yang mempelajari tentang prinsip-
prinsip mendasar (hakekat) sejarah sejauh dapat ditangkap oleh akal dan dapat
4
dipertanggung-jawabkan secara ilmiah, artinya bersifat rasional-ilmiah. Filsafat
sejarah mempelajari prinsip-prinsip dasar keilmuan sejarah. Filsafat sejarah
membicarakan “ada” sebagai sejarah. Pertanyaan yang dapat dikemukakan dalam
filsafat sejarah adalah struktur mendasar atau esensi dasar apa yang menyebabkan
sejarah (masa lampau) itu menjadi ada atau hal-hal mendasar apa yang
menyebabkan sesuatu itu terjadi atau berubah. Filsafat sejarah membicarakan
hakekat sejarah atau esensi dasar sejarah.
Hingga kini masih terjadi perdebatan antara filsafat sejarah dan teori sejarah.
Di Negeri Belanda orang lebih suka kepada istilah filsafat sejarah, sebaiknya di
Jerman lebih menyukai istilah teori sejarah. Tetapi menurut F.R Ankersmit,
penulis buku “Refleksi Tentang Sejarah”, mengatakan bahwa rupanya tak ada satu
cabang ilmu yang dapat dinamakan teori sejarah atau sejarah teoritis.
Sejarah dalam kerangka filosofis adalah sejarah dalam pengertian filsafat
sejarah. Filsafat sejarah mengandung dua spesialisasi. Pertama, sejarah yang
berusaha untuk memastikan suatu tujuan umum yang mengurus dan menguasai
suatu kejadian dan seluruh jalannya sejarah. kedua, sejarah yang bertujuan untuk
menguji dan menghargai metode ilmu sejarah dan kepastian dari kesimpulan-
kesimpulannya.
B. Asal Mula Dusun jemaring/sindang bulan
5
Pada zaman dahulu kala ada seorang pengembara yang sangat senang
mengembara,dia berjalan melewati lautan,hutan,dan gunung-gunung. Pemuda itu
mengembara dari satu desa ke desa satunya lagi. Dia berjalan waktu malam, siang,
hujan, panas, namun semua itu tak sedikitpun mengurangi semangat
pengembaranya,karena dalam diri pemuda tersebut tertanam jiwa pengembara sejati.
Menurut para orang tua desa,diketahui nama pemuda tersebut adalah
jemaring,jemaring adalah seorang pemuda yang sangat suka sendiri dalam
mengembara,itu dapat dilihat setiap kali dia menjejakan kaki ke suatu tempat atau
desa dia selalu sendiri tanpa seorang pendamping atau pengikut. Namun meskipun
demikian,jemaring terkenal ramah dan pintar bergaul dengan penduduk desa yang di
tempati,dia tidak mempunyai tempat yang tetap sebagai tempat istirahatnya.
Namanya juga pengembara tentunya tidak ada tempat yang tetap untuk dirinya
beristirahat.
Jemaring beristirahat apabila dia merasa letih atau ada penduduk yang sengaja
mengajaknya bermalam di desa mereka,tidak jarang jemaring di jamu dengan
makanan yang mewah oleh penduduk,jemaring sangat dihormati oleh penduduk desa
karena keramahan dan keluhuran budi jemaring,namun dia tidak bisa lama-lama
tinggal di desa itu karena dia harus melanjutkan perjalanan ke desa selanjutnya lagi.
Dalam perjalananya dia tidak pernah mengalami rintangan yang berat,karena
alam,penduduk,dan hewan-hewan sangat bersahabat dengan dirinya. Hari telah
berganti minggu,minggu berganti bulan,dan bulan pun berganti tahun namun
jemaring tetap saja sendiri dalam mengembara,dia belum juda mempunyai
6
pendamping apa lagi seorang anak untuk meneruskan pengembaraannya.
Waktu terus berjalan,sampai sekarang jemaring belum juga mengakhiri
pengembaraannya dia tetap berjalan mengikuti naluri hati,kini usia jemaring sudah
tidak tergolong muda lagi rambut sudah mulai memutih,dan kulit sudah mulai
mengeriput,tubuh yang dulu terlihat gagah,tegap, namun kini sudah mulai
membungkuk. Meskipun begitu dia tidak pernah ingin berhenti mengembara,sampat
suatu saat dia menjejakkan kakinya ke suatu desa yang masih sedikit sekali
penduduknya,desa itu hanya mempunyai beberapa kepala keluarga,dan desa itupun
belum mempunyai nama. Penduduk desa menerima kedatang jemaring dengan
gembira,tapi meskipun penduduk desa menerima kedatangannya dengan baik,tetap
saja dia merasa enggan tidur di dalam rumah penduduk,dia lebih senang menyendiri
di dalam hutan. penduduk desa tidak bisa memaksa jemaring untuk tinggal dirumah
mereka.
Pada suatu saat,jemaring menghilang entah kemana tidak ada satupun penduduk
desa mengetahui kemana kepergian jemaring tersebut. Penduduk desa mencoba
mencari jemaring ke sebuah bukit kecil di tengah hutan,namun tetap saja mereka
tidak menemukan jemaring,dan tiba-tiba ada seorang penduduk menemukan jejak
kaki dan sebuah batu gepeng,penduduk yakin jejak kaki dan batu itu adalah milik
jemaring,para penduduk menandai jejak kaki itu dengan dua buat batu yang di
letakkan di kedua sisinya,yaitu depan dan dan belakang sehingga jejak kaki itu
menyerupai sebuah makam. Senja telah menutup hari penduduk kembali ke desa
mereka,pada malam itu seorang pemimpin desa mengajak penduduk bermusyawarah
7
untuk menentukan nama desa mereka,mengingat jemaring sudah pernah menjejakkan
kakinya ke desa mereka,penduduk sepakat kalau desa mereka di beri nama
jemaring,tentunya mereka semua setuju dengan nama itu. Dan mulai saat itulah desa
tersebut dikenal dengan nama jemaring,namun sayang semenjak hilangnya
jemaring,bukit itu terkenal angker dan sering terlihat sosok anak kecil yang sering
mengganggu mereka,dan sampai sekarang bukit kecil itu masih terkenal angker. Desa
jemaring terletak di kecamatan Seginim,Kabupaten Bengkulu Selatan,Provinsi
Bengkulu.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah dalam kerangka filosofis adalah sejarah dalam pengertian filsafat
sejarah. Filsafat sejarah mengandung dua spesialisasi. Pertama, sejarah yang
berusaha untuk memastikan suatu tujuan umum yang mengurus dan menguasai
suatu kejadian dan seluruh jalannya sejarah. kedua, sejarah yang bertujuan untuk
menguji dan menghargai metode ilmu sejarah dan kepastian dari kesimpulan-
kesimpulannya.
B. Saran
Segala puji bagi Allah SWT,yang karena karunianya,akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah kami.semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmatnya
kepada kami untuk membuat karya yang lebih baik untuk waktu-waktu yang akan
datang. Kami berharap sekali-kritik dan saran dari para pembanca sangat kami
harapkan.semoga dapat menjadi khazana baru buat kami untuk karya kami
berikutnya.
9
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur hanya untuk Allah SWT. Yang telah memberikan taufik
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan
salam senantiasa dicurahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan segenap
keluarganya serta orang-orang yang meneruskan risalahnya sampai akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kebaikan makalah ini sangat diharapkan dari
para pembaca. Akhir kata, semoga karya tulis sederhana ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Bengkulu, November 2013
Penulis
10i
MAKALAHFILSAFAT SEJARAH
Asal Mula Dusun Jemaring
Di susun oleh : Piki Syaputra2113438018
Nama Dosen:Drs. Poniman
PROGRAM STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAMFAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU (IAIN) BENGKULU2013
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................1
C. Tujuan........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Sejarah........................................................ 2
B. Asal Mula Dusun jemaring/sindang bulan ................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................9
B. Saran .........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
12
ii
DAFTAR PUSTAKA
http://bondiangmaharani.blogspot.com/2013/03/bab-i-pendahuluan-a.html
http://the-thambul.blogspot.com/2012/11/asal-mula-desa-jemaring.html
13