artikel skripsi

12
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) DAN EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens (Lour.) Merr.) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT SECARA IN VITRO Artikel Vicky Selta Agatha Zaratyca 1041111168 PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN PHARMASI” SEMARANG 2015

Upload: vickyselta

Post on 08-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skripsi asam urat

TRANSCRIPT

1

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata

(Burm.f.) Nees) DAN EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBUNG NYAWA

(Gynura procumbens (Lour.) Merr.) TERHADAP PENURUNAN

KADAR ASAM URAT SECARA IN VITRO

Artikel

Vicky Selta Agatha Zaratyca

1041111168

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN PHARMASI”

SEMARANG

2015

2

1

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata

(Burm .f.) Nees) DAN EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBUNG NYAWA

(Gynura procumbens (Lour.) Merr.) TERHADAP PENURUNAN

KADAR ASAM URAT SECARA IN VITRO

THE INFLUENCE OF ETHANOL EXTRACT OF SAMBILOTO LEAVES

(Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) AND SAMBUNG NYAWA LEAVES

(Gynura procumbens (Lour.)Merr.) TO DECREASE RATE OF URIC ACID

IN VITRO

Vicky Selta Agatha Z, Anang Budi Utomo, Agus Suprijono

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “YAYASAN PHARMASI” Semarang

SARI

Hiperurisemia adalah suatu keadaan tingginya kadar asam urat di dalam

darah yang terjadi karena penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan.

Asam urat terbentuk sebagai sisa metabolisme protein makanan yang mengandung

purin. Beberapa senyawa aktif pada daun sambiloto dan daun sambung nyawa

diduga mampu menurunkan kadar asam urat. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh perbedaan kemampuan antara ekstrak etanol daun

sambiloto dan ekstrak etanol daun sambung nyawa terhadap penurunan kadar

asam urat secara in vitro serta mengetahui konsentrasi efektif antara ekstrak etanol

daun sambiloto dan ekstrak etanol daun sambung nyawa terhadap penurunan

kadar asam urat secara in vitro. Metode ekstraksi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode ekstraksi remaserasi dengan pelarut etanol 70%

selama 5 hari, teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.

Penetapan kadar asam urat dilakukan dengan metode Spektrofotometri ABX

Pentra. Deret konsentrasi yang digunakan adalah 250, 500, 750, 1000, 1250, 1500,

dan 1750 ppm. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan efektif dalam

menurunkan kadar asam urat secara in vitro pada ekstrak daun sambiloto dan

ekstrak daun sambung nyawa adalah 250 ppm. Hasil statistika menunjukkan

bahwa ada pengaruh ekstrak etanol daun sambiloto dan ekstrak etanol daun

sambung nyawa dalam menurunkan kadar asam urat secara in vitro. Serta tidak

ada perbedaan antara ekstrak etanol daun sambiloto dengan ekstrak etanol daun

sambung nyawa terhadap penurunan kadar asam urat secara in vitro.

Kata kunci : Asam urat, daun sambiloto, daun sambung nyawa, in vitro.

ABSTRACT

Hiperurisemia is a condition of high concentration of uric acid in the blood

that occurs because of a buildup of uric acid in the body. Uric acid is formed as

residu of the protein metabolism of foods containing purin. Some of the active

compounds in the sambiloto leave and sambung nyawa leave of allegedly

2

being able to decrease the concentration of uric acid. The aims of this research is

to know the influence of the difference between the ability of ethanol extract of

sambiloto leaves and ethanol extract of sambung nyawa leaves against the

concentration of uric acid in vitro as well as knowing the effective concentration

of ethanol extract of sambiloto leaves and extract ethanol of sambung nyawa

leaves against a decrease in the consentration of uric acid in vitro. The extraction

methods used in this research is the method of extraction remaserasi by solvent

ethanol 70% in 5 days, the sampling technique used was purposive sampling. The

determination of the concentration of uric acid is determined out by

Spectrophotometry method ABX Pentra. Series of concentration used was 250,

500, 750, 1000, 1250, 1500, and 1750 ppm. The results of the research, the ability

is effective in decreasing the concentration of uric acid in vitro on extract of

sambiloto leaves and extract of sambung nyawa leaves is 250 ppm. Statistical

results showed that there is influence of the ethanol extracts of sambiloto leaves

and ethanol extracts of sambung nyawa leaves against decreasing the

concentration of uric acid in vitro. And there is no difference between ethanol

extracts of sambiloto leaves with ethanol extracts of sambung nyawa leaves

against a decrease in the concentration of uric acid in vitro.

Keywords: uric acid, sambiloto leaves, sambung nyawa leaves, in vitro.

PENDAHULUAN

Asam urat merupakan sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan

yang mengandung protein yang dikonsumsi setiap hari. Purin juga merupakan

hasil samping dari pemecahan sel dalam darah. Purin banyak terdapat dihewani

(udang, cumi-cumi, kerang, remis, ikan teri, ikan sarden, serta jeroan) serta bisa

juga terdapat pada sayuran (kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur

kuping, daun singkong, daun pepaya, kangkung) dan buah-buahan (nanas, kelapa

muda, dan durian). Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang

terjadi. Asam urat yang berlebih tersebut akan tertimbun pada persendian

sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Gejala asam urat diantaranya

adalah rasa kesemutan dan nyeri, sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak,

kemerahan, dan panas (Yatim, 2006).

Asam urat adalah produk akhir dari metabolisme purin yang dapat

mengendap dalam jaringan dan bisa menyebabkan peradangan yang dikenal

dengan gout. Kadar asam urat sangat erat kaitannya dengan pola hidup yang

3

dijalani, pola konsumsi makanan yang salah, serta penyalahgunaan alkohol yang

terjadi di masyarakat secara meluas (Simon dkk., 2001). Purin dan pirimidin yang

dilepaskan oleh pemecahan nukleotida mungkin digunakan kembali atau

dikatabolisme. Pirimidin dikatabolisme menjadi CO2 dan NH3, dan purin

dikonversi menjadi asam urat (Ganong, 1995).

Tanaman sambiloto dan sambug nyawa memiliki kandungan senyawa aktif

dari golongan polifenol (golongan senyawa flavonoid dan golongan senyawa

fenolat) dan mineral. Zat-zat tersebut dibutuhkan oleh kedua tanaman ini untuk

menjadi bagian dari sistem pertahanan dirinya terhadap serangan dari luar.

Spektrofotometer ABX Pentra adalah spektrofotometer yang biasa digunakan

di Laboratorium Kesehatan atau Rumah Sakit. Kelebihan alat ini adalah di dalam alat

sudah terdapat bermacam-macam reagen dan saat sampel yang akan diuji

dimasukkan ke dalamnya, maka alat akan otomatis menambahkan reagen yang

diperlukan sesuai dengan input data yang telah kita atur sebelumnya. Parameter yang

dapat diperiksa antara lain Albumin, Total Protein, SGPT, SGOT, Trigliserida, Asam

Urat, Ureum, LDH, Kreatinin, Glukosa, Amylase, Lipase, Kolesterol, HDL, Bilirubin

Total, Protein Spesifik, Magnesium, Natrium, Kalium, Klorida, Kalsium. Metode

yang digunakan adalah Uricase (modifikasi Trinder) (User Manual ABX PENTRA).

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak etanol daun

sambiloto ekstrak etanol daun sambung nyawa yang digunakan adalah 250, 500,

750, 1000, 1250, 1500 dan 1750 ppm. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

aktivitas penurunan asam urat ekstrak etanol daun sambiloto dan ekstrak etanol

daun sambung nyawa. Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah Konsentrasi

asam urat 17 mg/dL, metode ekstraksi remaserasi, berat sampel daun sambiloto

100 gram, berat sample daun sambung nyawa 100 gram.

4

Bahan uji yang digunakan adalah serbuk daun sambiloto (Andrographis

paniculata (Burm.f.)Nees) dan daun sambung nyawa (Gynura procumbens

(Lour.)Merr.), kristal asam urat, aquadest dan reagen uric acid FS TBHBA (4-

aminoantipyrine dan 2, 4, 6 – tribomo – 3 hydroxybenzoic acid).

Alat-alat yang digunakan adalah Spektro ABX Pentra, neraca analitik, pipet

volume, labu takar, pipet tetes, dan tabung reaksi.

Remaserasi 100 gram serbuk sambiloto dan sambung nyawa kering

dimaserasi dengan 1 L etanol 70% selama 5 hari, penyari diganti 1x24 jam. Filtrat

yang didapat 5 hari dipekatkan hingga didapat ekstrak kental daun sambiloto dan

ekstrak kental daun sambung nyawa.

Pengujian kualitatif ekstrak

Identifikasi kualitatif ekstrak yang dilakukan pada penelitian ini adalah

glikosida 3-flavonol, shinoda (golongan flavon, kalkon, auron), taubeck (golongan

flavonoid), fenolik, polifenol, flavonoid, mineral (natrium, magnesium,kalium dan

kalsium), alkaloid, tanin dan saponin.

Pembuatan Larutan Asam Urat 17 mg/dl

Sebanyak 85,00 mg kristal asam urat ditimbang seksama dan dimasukkan ke

dalam labu takar 500 mL. Dilarutkan dalam aquadest panas 400 mL jika perlu

menggunakan pemanasan hingga larut. Didinginkan hingga mencapai suhu kamar,

kemudian ditambah aquadest sampai tanda 500 mL. Diperoleh larutan asam urat

dengan konsentrasi 17 mg/dL.

Cara pengukuran kadar asam urat

Pengukuran dilakukan dengan cara 500 µl larutan baku asam urat ditambah

500 µl ekstrak sambiloto dan ekstrak sambung nyawa kemudian ditambahkan

dengan reagen Uric Acid pada Spektrofotometer ABX Pentra. Pengukuran kadar

asam urat menggunakan pereaksi Kit yang terdiri dari 2 macam reagen. Reagen

pertama berisi buffer fosfat pH 7 dan TBHBA (2,4,6 – Tribromo 3-

hydroxybenzoic acid), sedangkan reagen kedua berisi buffer fosfat pH 7, 4-

aminoantipyrine, K4 [Fe(CN)6], peroksidase (POD) dan urikase.

5

HASIL PENELITIAN

Remaserasi adalah metode maserasi yang dilakukan secara berulang,

umumnya setiap hari cairan penyari diganti baru. Prinsip remaserasi adalah

perendaman simplisia yang mempunyai derajat kehalusan tertentu dengan cairan

penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel kemudian masuk kedalam

rongga sel yang mengandung zat aktif, sehingga melarutkan zat aktif. Adanya

perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam dan di luar sel-sel akan

mendesak keluar larutan zat aktif di dalam sel yang lebih pekat. Cairan penyari yang

digunakan adalah etanol 70%. Etanol merupakan pelarut universal, yang artinya

dapat melarutkan berbagai macam kandungan zat aktif.

Uji kualitatif dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa aktif yang

terdapat dalam ekstrak. Uji kualitatif yang dilakukan meliputi uji magnesium,

kalium, kalsium, natrium, fenolik, polifenol, flavonoid, alkaloid, saponin, tanin,

glikosida 3-flavonol, Shinoda dan Taubeck. Berdasarkan hasil uji kualitatif yang

telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun sambiloto

mengandung senyawa kalium, magnesium, natrium, flavonoid, fenolik, polifenol,

alkaloid, dan saponin. Sedangkan ekstrak etanol daun sambung nyawa

mengandung senyawa senyawa kalium, magnesium, natrium, flavonoid, fenolik,

polifenol, tanin, alkaloid, dan saponin.

Pengukuran kadar asam urat menggunakan pereaksi Kit yang terdiri dari 2

macam reagen. Reagen pertama berisi buffer fosfat pH 7 dan TBHBA (2,4,6 –

Tribromo 3-hydroxybenzoic acid), sedangkan reagen kedua berisi buffer fosfat pH

7, 4-aminoantipyrine, K4 [Fe(CN)6], peroksidase (POD) dan urikase. Prinsip dari

reaksi enzimatik fotometri TBHBA adalah asam urat yang bereaksi dengan air

akan dioksidasi menjadi alantoin oleh adanya urikase, selanjutnya hidrogen

peroksida sebagai hasil samping reaksi tersebut akan bereaksi dengan 4-

aminoantipyrine dan 2, 4, 6 – tribomo – 3 hydroxybenzoic acid (TBHBA)

membentuk quinimine yang berwarna merah muda dengan bantuan peroksidase

warna yang terbentuk selanjutnya diukur absorbansinya dengan spektrofotometer

UV Visibel pada panjang gelombang maksimal. Pengukuran berdasarkan

6

intensitas warna yang dihasilkan dari reaksi asam urat dengan reagen Uric Acid

FS TBHBA seperti di bawah ini :

+ H2O + O2 uricase

+ CO2 + H2 + H2O2

TBHBA + 4 aminoantipirin + 2H2O2 Quinimine + 3H2O

Tabel 1. Hasil pengukuran rerata kadar asam urat sebelum dan setelah

penambahan ekstrak sambiloto dan ekstrak sambung nyawa.

Konsentrasi

(ppm)

Ekstrak

sambiloto

Ekstrak

Sambung Nyawa

Kontrol

250

24,38 %

46,57 %

24,74 %

45,94 %

500 48,32 % 47,52 %

750 49,67 % 48,83 %

1000 51,26 % 50,29 %

1250 52,49 % 51,15 %

1500 53,05 % 51,75 %

1750 53,83% 52,36 %

Hasil pengukuran kadar asam urat dapat dilihat pada diagram batang di

bawah ini :

Gambar 1. Diagram Batang Persentase Penurunan Kadar Asam Urat

Pada kelompok perlakuan dengan penambahan ekstrak sambiloto dan

ekstrak sambung nyawa, dapat menurunkan kadar asam urat secara signifikan. Hal

ini kemungkinan disebabkan oleh adanya kandungan golongan polifenol dan

mineral yang ikut terlarut dalam sediaan ekstrak.

23.00%26.00%29.00%32.00%35.00%38.00%41.00%44.00%47.00%50.00%53.00%

Sambioto

Sambung Nyawa

HN

NH N

H

NH

O

O

O

7

Penurunan kadar asam urat diduga karena terjadinya ionisasi setelah

penambahan ekstrak sambiloto dan ekstrak sambung nyawa yang mengandung

flavonoid. Asam urat yang telah terion kemudian akan berikatan dengan ion-ion

mineral membentuk senyawa garam yang mudah larut dalam air. Hal ini

didasarkan pada sifat asam urat yang merupakan asam lemah. Asam urat tersebut

pada pH normal akan terionisasi menjadi ion urat. Dengan kation yang ada, ion

urat akan membentuk garam urat.

Tetapi dalam ekstrak daun sambiloto dan ekstrak daun sambung nyawa

kemungkinan ada peranan dari senyawa lain yang ikut berperan dalam

pembentukan garam urat yang lebih mudah larut dalam air sehingga pada

pembacaan hasil spektro ABX Pentra terjadi penurunan dari kadar sebelumnya.

Asam urat yang telah terion kemudian akan berikatan dengan ion-ion mineral

membentuk senyawa garam. Hal ini didasarkan pada sifat asam urat yang

merupakan asam lemah. Asam urat tersebut pada pH normal akan terionisasi

menjadi ion urat. Senyawa kompleks yang terbentuk antara asam urat dan kation

K+ adalah garam urat atau kalium urat. Garam urat jauh lebih larut dalam air

dibandingkan asam urat (Veramida, 2011). Asam urat selain membentuk

kompleks dengan kation kalium, juga membentuk kompleks dengan kation lain

seperti, kalsium dan magnesium. Logam-logam cenderung kehilangan elektron

dan non-logam cenderung menerima elektron. Semakin elektronegatif suatu atom,

maka atom akan memperoleh satu atau lebih elektron valensi dan karenanya akan

menjadi anion. Atom-atom yang kurang elektronegatif akan kehilangan satu atau

lebih elektron valensi dan akan menjadi kation (Satyajit, 2007).

HN

NH

NH

HN

HN

NH

NH

HN

OK

OO

O

O

O

K+

H-

Asam Urat Kalium Urat

Gambar 1. Reaksi antara asam urat dengan ion K+ menghasilkan kalium

urat (Allen dkk., 2006)

8

Asam Urat Kalsium Urat

Gambar 2. Reaksi antara asam urat dengan ion Ca2+

menghasilkan

kalsium urat (Allen dkk., 2006)

Asam Urat Magnesium Urat

Gambar 3. Reaksi antara asam urat dengan ion Mg2+

menghasilkan

magnesium urat (Allen dkk., 2006)

Interaksi nukleofilik dengan kation logam pada posisi asam urat akan

berbeda beda. Nukleofilik akan berinteraksi dengan kation logam secara

koordinasi. Posisi yang paling disukai untuk interaksi kation K+ adalah ikatan

antara kedudukan N7 dan O8. Sementara semua kation dengan valensi 2 seperti Mg

dan Ca lebih mengikat pada kedudukan N3 dan O6. Hasil pengukuran

menunjukkan angka kadar yang lebih kecil dibanding kadar pengukuran awal. Hal

ini dikarenakan jumlah asam urat yang dioksidasi oleh urikase sudah berkurang,

karena sebagian sudah menjadi garam urat. Jika garam urat direaksikan dengan

pereaksi asam urat maka reaksi antara keduanya tidak akan menghasilkan

alantoin dan hidrogen peroksida yang akan bereaksi dengan 4-aminoantipyrine

dan 2,4,6– tribromo–3 hydroxybenzoic acid (TBHBA), sehingga tidak akan

terbentuk senyawa quinimine yang berwarna merah muda, yang akan terbaca

sebagai kadar asam urat.

Untuk mengetahui adanya perbedaan nilai persentase kemampuan

penurunan kadar asam urat antara ekstrak sambiloto dengan ekstraksi sambung

nyawa signifikan atau tidak maka dilakukan uji anava jalan dengan metode SPSS

versi 16. Pada pengujian normalitas data, hasil signifikansinya 0,09 dan 0,1 lebih

besar dari syarat (α) 0,05 yang menunjukkan hasil data berdistribusi normal. Pada

pengujian homogenitas, hasilnya signifikansi 0,346 atau lebih besar dari syarat (α)

NH

HN

HN

NH

O

O

O Mg2+

NH

HN

N

N

O

O

O

Mg

NH

HN

HN

NH

O Ca2+

HN

NH

N

NO

O

O

Ca

O

O

9

0,05 yang menunjukkan hasil data homogen. Hasil statistik anava dapat diketahui

dengan melihat nilai signifikansi yaitu sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada kelompok konsentrasi,

yang berarti bahwa kelompok konsentrasi ekstrak sambiloto dan ekstrak sambung

nyawa dapat menurunkan kadar asam urat.. Sehingga konsentrasi efektif yang

didapat adalah 250 ppm untuk ekstrak sambiloto dan ekstrak sambung nyawa.

Setelah dilakukan uji anava, kemudian dibandingkan ada atau tidaknya

pengaruh antara kedua ekstraksi, yaitu ekstrak sambiloto dan ekstrak sambung

nyawa dalam kemampuannya menurunkan kadar asam urat. Hasil pengujian

dengan uji “t” hasil yang diperoleh signifikansi adalah 0,07 atau lebih besar dari

syarat (α) 0,05 artinya hasil data tidak ada perbedaan, yang menunjukkan bahwa

antara ke dua ekstraksi yaitu ekstrak sambiloto maupun ekstraksi sambung nyawa

tidak ada berpengaruh dalam aktivitas menurunkan kadar asam urat.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan :

1. Ada pengaruh ekstrak etanol daun sambiloto dan ekstrak etanol daun sambung

nyawa terhadap penurunan kadar asam urat secara in vitro.

2. Konsentrasi efektif ekstrak etanol sambiloto dan ekstrak etanol sambung

nyawa adalah 250 ppm.

3. Tidak ada perbedaan antara ekstrak etanol daun sambiloto dan ekstrak etanol

daun sambung nyawa terhadap aktivitas penurunan kadar asam urat secara

in vitro.

10

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Anang Budi Utomo, S.Pd., S.Mn.,

M.Pd. dan Drs. Agus Suprijono, M.Kes., Apt. yang telah membimbing peneliti

dalam penyelesaian penelitian ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Dra. Erlita Verdia Mutiara, M.Si., Apt. Dan Intan Martha Cahyani, M.Sc., Apt.

yang telah memberikan masukan-masukan kepada peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, R.N., Sukla, M.K., Burda, J.V., dan Jerzy,L.2006. Theoretical Study of

Interaction of Urate with Li=, Na

+, K

+, Be

2=, Mg

2+, and Ca

2+ Metal Cations

Journal of Phys. Chem

Departemen Kesehatan RI. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta : Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Dipiro, Joseph T. Talbert., Robert L. Yee., Gary C. Matzke., Gary R. Wells.,

Barbara G. Posey., dan L.Mitchael. 2005. Pharmacotherapy A

Pathophyiologic Approach Sixth Edition. United Sate Of America:

McGraw-Hill

Gambhir, G. 2008. Chromatography. Acharya Narendra Dev College

Ganong, William F. 1995. Fisiologi Kedokteran Edisi 14. Jakarta : EGC

Rinaudo, C., dan Boistelle R. 1982. Theoretical and Experimental Growth

Morphologies of Sodium Urat Crystals. J Cryst. Growth 57

Satyajit, Sarker D. dan Lutfun Nahar. 2007. Kimia untuk Mahasiswa Farmasi.

Diterjemahkan oleh Abdul Rohman. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Veramida, M. 2011. Pengaruh Pemberian Ekstrak Sarang Semut (Myrmecodia

pendens Merr. & Perry). Skripsi. Semarang : STIFAR Yayasan Pharmasi

Vitahealth. 2005. Asam Urat. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Yatim F. 2006. Penyakit Tulang dan Persendian. Edisi 1. Jakarta : Pustaka Obor

Populer