artikel protozoa

24
Plasmodium sp Plasmodium merupakan genus protozoa parasit. Penyakit yang disebabkan oleh genus ini dikenal sebagai malaria. Parasit ini senantiasa mempunyai dua inang dalam siklus hidupnya: vektor nyamuk dan inang vertebra. Sekurang-kurangnya sepuluh spesies menjangkiti manusia. Spesies lain menjangkiti hewan lain, termasuk burung, reptilia dan hewan pengerat. Genus Plasmodium dinamakan pada tahun 1885 oleh Marchiafava dan Celli dan terdapat lebih dari 175 spesies yang diketahui berada dalam genus ini. Siklus hidup Plasmodium amat rumit. Sporozoit dari liur nyamuk betina yang mengigit disebarkan ke darah atau sistem limfa penerima. Sporozoit berpindah ke hati dan menembus hepatosit. Tahap dorman bagi sporozoit Plasmodium dalam hati dikenal sebagai hipnozoit. Dari hepatosit, parasit berkembang biak menjadi ribuan merozoit, yang kemudian menyerang sel darah merah. Di sini parasit membesar dari bentuk cincin ke bentuk trofozoit dewasa. Pada tahap skizon, parasit membelah beberapa kali untuk membentuk merozoit baru, yang meninggalkan sel darah merah dan bergerak melalui

Upload: yuga-rahmat-s

Post on 29-Jun-2015

1.557 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel protozoa

Plasmodium sp

Plasmodium merupakan genus protozoa

parasit. Penyakit yang disebabkan oleh

genus ini dikenal sebagai malaria. Parasit ini

senantiasa mempunyai dua inang dalam

siklus hidupnya: vektor nyamuk dan inang

vertebra. Sekurang-kurangnya sepuluh spesies menjangkiti

manusia. Spesies lain menjangkiti hewan lain, termasuk burung,

reptilia dan hewan pengerat.

Genus Plasmodium dinamakan pada tahun 1885 oleh Marchiafava

dan Celli dan terdapat lebih dari 175 spesies yang diketahui

berada dalam genus ini.

Siklus hidup Plasmodium amat rumit. Sporozoit dari liur

nyamuk betina yang mengigit disebarkan ke darah atau sistem

limfa penerima. Sporozoit berpindah ke hati dan menembus

hepatosit. Tahap dorman bagi sporozoit Plasmodium dalam hati

dikenal sebagai hipnozoit. Dari hepatosit, parasit berkembang

biak menjadi ribuan merozoit, yang kemudian menyerang sel

darah merah. Di sini parasit membesar dari bentuk cincin ke

bentuk trofozoit dewasa. Pada tahap skizon, parasit membelah

beberapa kali untuk membentuk merozoit baru, yang

meninggalkan sel darah merah dan bergerak melalui saluran

darah untuk menembus sel darah merah baru. Kebanyakan

merozoit mengulangi siklus ini secara terus-menerus, tetapi

sebagian merozoit berubah menjadi bentuk jantan atau betina

(gametosit) (juga dalam darah), yang kemudiannya diambil oleh

nyamuk betina. Dalam perut tengah nyamuk, gametosit

membentuk gamet dan menyuburkan satu sama lain,

membentuk zigot motil yang dikenal sebagai ookinet. Ookinet

Page 2: Artikel protozoa

menembus dan lepas dari perut tengah, kemudian

membenamkan diri pada membran perut luar. Di sini mereka

terbelah berkali-kali untuk menghasilkan sejumlah besar

sporozoit halus memanjang. Sporozoit ini berpindah ke kelenjar

liur nyamuk, di mana ia dicucuk masuk ke dalam darah inang

kedua yang digigit nyamuk. Sporozoit bergerak ke hati di mana

mereka mengulangi siklus ini.

Spesies Plasmodium yang menyerang manusia termasuk:

Plasmodium falciparum (sumber malaria tersiana maligna)

Plasmodium vivax (sumber yang biasa menyebabkan

malaria tersiana benigna)

Plasmodium ovale (lain-lain, jarang, sumber malaria

tersiana benigna)

Plasmodium malariae (sumber malaria kuartana benigna)

Plasmodium knowlesi

Plasmodium brasilianum

Plasmodium cynomolgi

Plasmodium inui

Plasmodium rhodiani

Plasmodium schweitzi

Plasmodium semiovale

Plasmodium simium

PENYEBAB WABAH E.COLI DI EROPAPada tahun 2011, di Eropa telah terjadi

wabah Entero Hemoragic E.Coli (EHEC)

yang telah menimbulkan infeksi

Page 3: Artikel protozoa

terhadap ratusan orang dan menelan

puluhan korban jiwa. Jerman

menemukan 520 kasus "Haemolytic

Uraemic Syndrome" atau HUS dengan

11 kematian dan

1.213 kasus "Enterohaemorrhagic Escherichia coli" atau EHEC

yang mengakibatkkan enam orang di antaranya meninggal dunia.

Selain Jerman, ada 11 negara lain yang menemukan dua kasus

penyakit itu yakni Austria (2 kasus EHEC), Republik Czech (1

kasus EHEC), Denmark (7 kasus HUS dan 10 kasus EHEC)),

Prancis (6 kasus EHEC), Belanda (4 kasus HUS dan 4 kasus EHEC),

Norwegia (1 kasus EHEC), Spanyol (1 kasus HUS), Swedia (15

kasus HUS dan 28 kasus EHEC), Swiss ( 2 kasus EHEC), Inggris (3

kasus HUS dan 4 kasus EHEC) dan Amerika Serikat (2 kasus HUS).

Menurut sebagian pengamat, awalnya, bakteri E. coli diduga

berasal dari tanaman ketimun yang ditanam di wilayah Spanyol.

Namun, pada hari Senin (6/6) kemarin diduga bakteri E. coli yang

mewabah berasal dari tanaman tauge yang berasal dari

perkebunan organik di Jerman. Kemudian didapat dari Press

Association, dikabarkan bahwa tanaman tauge dari perkebunan

organik di Jerman bukanlah penyebab wabah E. coli di Eropa. Dari

sample yang ada, 23 dari 40 sample yang ada menunjukan hasil

yang negatif. dan yang masih hangat adalah tudingan Uni Eropa

yang menyatakan bahwa bakteri akibat biji fenugreek yang

diimpor dari Mesir. Jadi mana yang benar?Mari kita simak

penjelasan berikut:

Bakteri E.coli dapat ditemukan pada usus manusia dan binatang

berdarah panas. Serangan bakteri  Escherichia coli atau E.coli

diwaspadai sebagai strain terbaru E.coli, karena efek penyakit

yang disertai perdarahan serius dan dapat menyebabkan

Page 4: Artikel protozoa

kematian penderita. Demikian pula, bakteri ini kebal terhadap

antibiotik. Penyebaran, penyakit ini diketahui, merupakan akibat

kontaminasi makanan, air minum, susu, sayuran, serta

pencemaran lingkungan, yang berasal dari kotoran, liur, atau

tinja penderita penyakit diare ini, baik langsung dari penderita

atau merupakan vektor dari binatang mengerat misalnya tikus.

Beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan

keracunan makanan yang serius pada manusia.

Domai

n:Bacteria

Phylu

m:Proteobacteria

Class:Gammaproteobac

teria

Ordo: Enterobacteriales

Family:Enterobacteriacea

e

Genus: Escherichia

Specie

s:E. coli

Page 5: Artikel protozoa

Menurut sejarahnya, infeksi E.Coli telah menyerang dunia

dan mewabah sejak tahun 1882 yang menelan ribuan korban jiwa

di Amerika, kemudian menyebar ke Jepang dan Eropa.

Selanjutnya 100 tahun kemudian, tepatnya tahun 1975

ditemukan strain baru yang berdasarkan uji isolasi antigen,

dimana E.Coli ini kebal terhadap antibiotik, dan tahun 2011 ini

berawal dari Eropa, penyakit ini kembali mewabah. Selama

wabah yang mulai minggu kedua bulan Mei di utara Jerman, lebih

dari 2300 orang telah terinfeksi pada 7 Juni, dan lebih dari 600

jiwa mengalami Haemolytic Uraemic Syndrome, yaitu suatu

perdarahan yang menimbulakan kelebihan urea didalam darah,

dan tentunya bisa menyebabkan penurunan kesadaran, serta 123

jiwa diantaranya telah meninggal dunia.

Gejala klinis penderita Haemolytic Uraemic Syndrome

Gejala infeksi bakteri E.Coli antara lain berupa sakit perut

seperti kram disertai diarrhea, yang pada sebagian kasus dapat

mengeluarkan darah (haemorrhagic colitis). Gejala lain yang

sering menyertainya adalah demam serta mual-muntah,

kemudian infeksi bisa berlanjut sebagai suatu perdarahan atau

Haemolytic Uraemic Syndrome (HUS). Jika telah terjadi

perdarahan, akan memperlihatkan gejala yang serius, berupa

gagal ginjal akut yang disertai kerusakan pada sel-sel darah

merah, gangguan saraf, stroke dan koma. Diperkirakan sekitar 10

persen dari pasien yang terinfeksi EHEC akan berlanjut ke

keracunan uraemic didalam darahnya (HUS), dengan tingkat

kematian sebesar 3-5 persen.Diagnosa pasti penyakit ini

didasarkan pada pemeriksaan kultur tinja. Pada pemeriksaan

tersebut ditemukan bakteri dengan strain terbaru berupa E. Coli,

dan pemeriksaan lanjut untuk memperkuat diagnosa dapat

digunakan PCR untuk analisa DNA, serta dapat menggunakan

Page 6: Artikel protozoa

teknik fluoresensi untuk mendeteksi perkembangan antigen dari

bakteri tersebut.

Meskipun E. coli merupakan bagian alami dari flora usus

manusia dan biasanya tidak pathogen (tidak menimbulkan

penyakit), namun strain terbaru dari E. Coli ini digolongkan

bersama sebagai EHEC (Entero Hemoragic E.Coli) yang

menghasilkan racun atau toksin Shiga. Toksin Shiga ini

berbahaya karena dapat memasuki sel-sel lapisan usus dan

menghambat sintesis atau produksi protein. Selanjutnya,

penghancuran sel-sel usus oleh bakteri ini akan menyebabkan

kram perut dan diare yang disertai perdarahan. Dalam beberapa

kasus, racun juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan

memicu sindrom keracunan asam uremik dan akhirnya bisa

berakibat kematian pada penderita. Sehingga bakteri E.Coli

menjadi berbahaya bagi manusia ketika bakteri ini

terkontaminasi oleh racun Shiga-toksin yang memproduksi

bakteriofag. Infeksi bakteri sering berasal dari makanan yang

terkontaminasi. Bakteriofag itu pula yang menyebabkan bakteri

ini kebal terhadap antibotik.

Bagi masyarakat umum, tindakan pencegahan adalah

pilihan terbaik, sebelum penyakit ini mewabah dibumi Indonesia.

Berdasarkan rekomendasi World Health Organization (WHO)

sebagai langkah pencegahan Entero Hemoragic E.Coli (EHEC) dan

Haemolytic Uraemic Syndrome (HUS), adalah sebagai berikut:

Melaksanakan pola hidup bersih sehat, dengan selalu mencuci

tangan setelah menggunakan toilet dan sebelum memegang

makanan. Pengamatan terhadap kasus diare berdarah yang

disertai sakit perut, yang kasus itu ada riwayat perjalanan/atau

kontak dengan orang penderita penyakit ini. Jika ditemukan kasus

seperti ini harus segera berobat kesarana kesehatan terdekat.

Page 7: Artikel protozoa

Mencermati setiap kasus dengan gejala diarrhea terutama yang

disertai dengan gejala perdarahan untuk segera dilakukan

tindakan pengobatan dan perawatan.

Selanjutnya WHO merekomendasikan “WHO 5 key to safer food” -

lima kunci untuk penanganan makanan yang aman sebagai cara

mengelola makanan dengan baik untuk menghindari infeksi

saluran cerna termasuk EHEC ini, yaitu sebagai berikut:

a). Menjaga kebersihan bahan makanan,

b). Memisahkan makanan mentah dengan makanan matang,

c). Memasak hingga benar-benar matang,

d). Menyimpan makanan pada suhu yang aman,

e). Mencuci bahan baku makanan dengan air bersih.

f).Saran pada pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian

Kesehatan bekerjasama dengan bagian Imigrasi di bandara atau

pelabuhan, untuk melakukan deteksi dini terhadap semua

penumpang yang masuk ke daerah Indonesia agar di check

kesehatannya, sehingga penyebaran penyakit ini tidak sampai

mewabah di bumi Indonesia.

g). Jika ada diantara keluarga yang menderita penyakit dengan

gejala yang mirip penyakit diatas, segera dibawa ke Rumah Sakit

terdekat, untuk dilakukan tindakan medis, berupa pemberian

cairan intravenous (Infus), serta pemberian spesifik antibiotik

oleh dokter, dilanjutkan dengan pencegahan perdarahan, dan

berbagai tindakan darurat lainnya.

Page 8: Artikel protozoa

Sejarah Toxoplasma

Toxoplasma gondii merupakan salah satu parasit yang paling

banyak dipelajari, karena pentingnya dari segi kesehatan

manusia dan hewan. Ada ribuan referensi yang memuat berbagai

hal mengenai toxoplasma. Artikel sejarah toxoplasma ini

bertujuan memberikan pengenalan dan gambaran perkembangan

toxoplasma selama 100 tahun terakhir.

Penemuan Mengenai Agen Toxoplasma gondii

1908 Protozoa ditemukan dalam hewan pengerat,

Ctenodactylus gundi di Tunisia.  Protozoa ditemukan pada

seekor kelinci di Brasil

1909 Nama Toxoplasma gondii diusulkan

1937 Untuk pertama kali  Toxoplasma gondii bisa diisolasi

dari binatang.

1939 Pertama kali Toxoplasma gondii bisa diisolasi dari

manusia.

1941 Toxoplasma gondii yang menginfeksi manusia dan

hewan terbukti sama

Page 9: Artikel protozoa

1951 Perkembangan penyakit dan cara toxo menyerang dan

akibatnya seperti hidrocephalus mulai diketahui

Morfologi dan Siklus Hidup Toxoplasma gondii,

Tachyzoit (Tropozhoite, Bentuk Proliferatif)

1973 Istilah tachyzoit diusulkan.

1954 Struktur internal toxoplasma mulai diketahui

1958 Endodyogeny mulai diketahui dan dideskripsikan.

Endodyogeny adalah salah satu cara protozoa

memperbanyak diri dengan cara aseksual

Kista Jaringan, Bradyzoit,Cystozoit

1928 Kista toxoplasma mulai  diketahui

1951 Struktur kista dideskripsikan

1962 Struktur internal kista dideskripsikan

1973 Istilah bradyzoit mulai diperkenalkan

1988 Istilah kista jaringan mulai diperkenalkan

1960 Bradyzoite diketahui tahan terhadap enzim

pencernaan

1976 Perkembangan kista jaringan dan bradyzoit mulai

diketahui

1998 Biologi bradyzoites dan kista jaringan diketahui secara

lengkap

Fase Entroepithelial ([ada Usus Kucing )

1970 Fase Coccidian didokumentasi, morfologi ookista dan

ultrastruktur ookista mulai dideskripsikan

1972 Lima bentuk aseksual T. gondii (tipe A-E) dietahui

Cara Penyebaran Toxoplasma

Page 10: Artikel protozoa

Kongenital (Sejak/melalui Kandungan)

1939 Penularan Saat Masih Dala Kandungan Diketahui

1959 Transmisi melalui kandungan bisa berulang pad anak

berikutnya

2008 Penularan melali kandungan juga diketahui pada

hewan besar seperti rusa ekor putih

Melalui Daging (Carnivorism) Inang Antara (Intermediate

host)

1954 Muncul ada dugaan penularan Toxoplasma melalui

daging

1965 Kasus penularan Toxoplasma melalui daging

ditemukan pada manusia

Melalui Bahan yang Tercemar Feces Kucing  yang

Mengandung Ookista(Rute Fecal-Oral)

1965 Penularan melalui tinja bisa dibuktikan sekaligus

menujukkan adanya fase coccidian (enteroepitel)

Toxoplasma

1970 Fase Coccidian terbukti

1970 Inang definitif dan inang antara penyebaran

toxoplasma diketahui, termasuk penyebaran ookista oleh

kucing

1979 Wabah Toxoplasma akibat ookista yang tertelan

melalui mulut dan terhisap bisa dijelaskan

Genetika dan Perbedaan Genetik Strain Toxoplasma

gondii

1980 Persilangan genetik dan rekombinan bisa dihasilkan

Page 11: Artikel protozoa

1991 Perbedaan isoenzyme digunakan untuk membedakan

strain Toxoplasma gondii.

1992 Toxoplasma terbagi menjadi 3 tipe

2006 Strain Toxoplasma nasional, benua, antar benua dan

pandemi bisa dibedakan

2005 Genome Toxoplasma gondii didokumentasikan

Kekebalan dan Perlindungan terhadap Toxoplasma

1942 Antibodi penetralisir T. gondii ditemukan

1948 Antibodi diketahui bisa membunuh Toxoplasma yang

hidup diluar sel, tetapi tidak bisa membunuh Toxoplasma

yang berada di dalam  sel

1967 Kekebalan bisa ditransfer melalui sel limfoid bukan

melalui antibodi

1988 Gama Interferon merupakan sitokin utama yang

berperan dalam kekebalan terhadap Toxoplasma

1991 Peran CD4+ dan CD8+ dalam perlindungan bisa

didefinisikan

Toxoplasmosis pada manusia

Kongenital (sejak kandungan)

1939 Kasus toksoplasmosis bawaan Pertama  terbukti.

1942 Empat tanda-tanda klinis khas dijelaskan (hidrosefalus

atau microcephalus, chorioretinitis, kalsifikasi intraserebral)

Dapatan

1940 Toksoplasmosis fatal pada orang dewasa ditemukan

1941 Kasus pertama toxoplasma pada anak-anak

Page 12: Artikel protozoa

1956 Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening )

diakui sebagai gejala toxoplasmosis yang paling sering

1983 Penderita AIDS rentan terhadap toksoplasmosis.

Infeksi kronis

1946 Kista yang ditemukan pada otopsi, menunjukkan

infeksi kronis

Toksoplasmosis pada hewan lain

1910 Toxoplasmosis ditemukan di hewan domestik, anjing

1955 Imunosupresif pada anjing yg terserang Canine

Distemper Virus dipengaruhi klinis toksoplasmosis

1957 Epidemi toksoplasmosis aborsi pada domba ditemukan

1988 Toksoplasmosis pada hewan ditinjau secara kritis

2000 Toksoplasmosis ditemukan dalam spesies mamalia

laut seperti berang-berang laut

Diagnosa Toxoplasma

1948 Tes dengan Pewarnaan Novel Sabin-Feldman dye test

1968 Tes dikembangkan untuk mendeteksi antibodi IgM

dalam darah tali pusar

1980 Uji aglutinasi langsung, dikembangkan (DAT, MAT)

1995 Validasi tes serologi menggunakan isolasi parasit

sebagai standar

1989 Tes PCR dikembangkan untuk mendeteksi DNA T.

gondii

Pengobatan

1942 Sulfonamides ditemukan efektif terhadap T. gondii

Page 13: Artikel protozoa

1953 Ditemukan sinergi Pirimetamin dengan sulfonamides

terhadap pembelahan takizoit

1957 Asam folat dan ragi dapat meningkatkan kegiatan

sulfadiazin dan pirimetamin

1957 Spiramisin ditemukan memiliki efek anti-toxoplasmic

1973 Klindamisin juga diketahui mmpunyai efek anti-

toxoplasmic

Pencegahan dan kontrol

1973 Pengobatan profilaksis, dan tes laboratorium wanita

hamil dimulai di Austria dan Prancis untuk mengurangi

kejadian toksoplasmosis kongenital

1972 Menjaga kebersihan & higiene merupakan langkah-

langkah yang dianjurkan untuk mencegah infeksi

Toxoplasma melalui ookista

1986 Kurva Thermal untuk membunuh T. gondii dalam

daging oleh memasak, pembekuan, dan iradiasi dibangun

1995 Cara-cara produksi hewan ternak yang baik

dikembangkan untuk mengurangi infeksi T. gondii pada

hewan ternak

Vaksinasi

1983 Vaksin untuk mengurangi kerugian janin pada domba

dikomersialisasikan Wilkins dan O'Connell

1984 Ts-4 vaksin untuk inang antara

Page 14: Artikel protozoa

1991 T-263 vaksin untuk mencegah penyebaran ookista dari

usus kucing

3 Bentuk Toxoplasma yang Penting

dalam Penyebaran

Tiga bentuk Toxo yang terdapat dalam siklus hidup

toxoplasma, memegang peranan sangat penting dalam proses

infeksi dan penyebaran Toxoplasma. Yaitu Ookista (Oocyst),

Bradizoit (Bradyzoite) dan Takizoit (Tachyzoite). Sebagian

besar Toxoplasma berada dalam ketiga bentuk ini. Ookista telah

Page 15: Artikel protozoa

teradaptasi untuk penyebaran toxoplasma di Usus kucing dan

lingkungan, sementara bradizoit dan takizoit adalah bentuk

toxoplasma yang terdapat dalam tubuh sebagian besar hewan

dan manusia. Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut.

Seperti juga sebagian besar protozoa, Toxoplasma bisa

berkembang biak melalui dua cara, yaitu cara seksual

(gametogoni) dan akseksual (endodyogeni). Aseksual artinya,

toxoplasma berkembang biak dengan cara membelah diri.

Sedangkan Fase berkembang biak secara seksual hanya terjadi di

usus kucing. Toxoplasma yang terdapat dalam usus kucing

berkembang dan menghasilkan dua sel kelamin berupa

makrogamet dan mikrogamet. Kedua sel gamet tersebut

melakukan penggabungan inti sel (pembuahan) dan

menghasilkan sporogoni yang kemudian di keluarkan melalui

feces kucing. Dalam waktu 24 jam Sporogoni yag berada di

lingkungan berkembang menjadi bentuk infektif Ookista. 

Ookista bisa tahan hingga 6 - 12 bulan di tanah/lingkungan

yang lembab dan terlindung dari sinar matahari. Ookista yang

tertelan oleh inang antara (tikus, ayam,

kambing,domba,sapi,anjing,dll) kemudian berkembang menjadi

Takizoit atau bradizoit dalam sel/jaringan.

Page 16: Artikel protozoa

Pemakan daging seperti kucing, anjing, dan manusia bisa

tertular toxoplasma bila memakan daging yang mengandung

Takizoit atau bradizoit yang masih aktif/hidup. Ookista hanya

bisa dihasilkan di usus kucing. Ookista akan segera berkembang

18 hari setelah masuk ke dalam tubuh inang. Inang ini

merupakan semua mahluk/hewan berdarah panas termasuk

manusia dan kucing.

Bradizoit dan Takizoit hanya bisa dihasilkan oleh

toxoplasma yang hidup di jaringan/daging. Takizoit akan mulai

berkembang 19 hari setelah manusia/hewan memakan

jaringan/daging yang mengandung Takizoit. Sedangkan Bradizoit

lebih cepat.

Bradizoit mulai berkembang dalam waktu 3-10 hari sejak

manusia/hewan memakan jaringan/daging yang mengandung

bradizoit. Beberapa artikel Toxoplasma yang akan datang khusus

membahas mengenai ketiga bentuk toxoplasma di atas. Ketiga

bentuk toxoplasma tersebut sangat penting karena memang

ketiganya memegang kunci dalam penyebaran toxoplasma. (oleh

: drh. Neno Waluyo S)

Page 17: Artikel protozoa

Siklus Hidup Toxoplasma gondii

Toxoplasma gondii adalah hewan bersel satu yang disebut

protozoa. protozoa ini merupakan parasit pada tubuh hewan dan

manusia. Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis,

yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.

Mirip dengan kupu-kupu, T. Gondii juga mempunyai daur

hidup dengan bentuk yang bermacam-macam. Penularan

terutama terjadi melalui bentuk ookista (semacam telur) dan

bentuk bradizoit yang biasanya terdapat pada daging yang tidak

dimasak dengan sempurna.

Page 18: Artikel protozoa

Tachyzoit, salah satu bentuk yang dapat menular. Dilihat dengan mikroskop elektron

Sebagian besar T. Gondii berada dalam tiga bentuk utama,

yaitu : ookista, tachyzoit dan bradizoit. Ookista hanya terbentuk

dalam usus inang definitif, yaitu bangsa kucing. Ookista

dikeluarkan melalui feces. Bila tertelan oleh manusia atau hewan

lain, berkembang menjadi tachyzoit (tropozoit). Bentuk ini

merupakan bentuk yang dapat memperbanyak diri dengan cepat.

Pada wanita hamil, tachyzoit bisa menginfeksi janin. 

Tachyzoit menempati jaringan otot dan sistem syaraf seperti

otak, kemudian berubah menjadi bradizoit. Bradizoit dalam

daging yang tidak masak, bila termakan kembali berubah

menjadi tachyzoit dan memulai siklus memperbanyak diri lagi.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar siklus hidup

toxoplasma berikut.

Page 19: Artikel protozoa