pestisida artikel

21
http://biotis.co.id/index.php? option=com_content&view=article&id=82:apa-itu- pastisida&catid=14:berita PENDAHULUAN Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. BBagi kehidupan rumah tangga, yang dimaksud hama adalah meliputi semua hewan yang mengganggu kesejahteraan hidupnya, seperti lalat, nyamuk, kecoak, ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau, ulat, rayap, ganggang serta kehidupan lainnya yang terbukti mengganggu kesejahteraannya. Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian

Upload: ega-hidayat

Post on 03-Jan-2016

62 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

artikel

TRANSCRIPT

Page 1: Pestisida Artikel

http://biotis.co.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=82:apa-itu-

pastisida&catid=14:berita

PENDAHULUAN

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus

yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama

di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu,

penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus,

kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis),

siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.

BBagi kehidupan rumah tangga, yang dimaksud hama adalah meliputi

semua hewan yang mengganggu kesejahteraan hidupnya, seperti lalat,

nyamuk, kecoak, ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau, ulat, rayap,

ganggang serta kehidupan lainnya yang terbukti mengganggu

kesejahteraannya.

Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang

mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian

tanaman.

Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida

ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih

dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada

dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali. 

Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk

pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat 1702

formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan

Page 2: Pestisida Artikel

bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis.

Dalam  pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah

sebagai alternatif terakhir.  Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini

tidak lagi memberi subsidi terhadap pestisida . Namun kenyataannya di

lapangan petani masih banyak menggunakannya.  Menyikapi hal ini, yang

terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta terus menerus memberi

penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan

benar.  Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat

(tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan

tepat takaran).

PERATURAN PEMERINTAH NO. 7 TAHUN 1973

Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan alam

khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan

efektif, maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur

dengan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973. Dalam peraturan tersebut

antara lain ditentukan bahwa:

* tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri Pertanian melalui Komisi

Pestisida untuk dimintakan izin penggunaannya

* hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh

Menteri Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan

* pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri

Pertanian hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut

ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam izin pestisida itu

* tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi

keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan Menteri

Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan

Page 3: Pestisida Artikel

yang ditetapkan dalam pendaftaran dan izin masing-masing pestisida.

Dalam peraturan pemerintah tersebut yang disebut sebagai pestisida adalah

semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang

dipergunakan untuk:

* memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman,

bagian tanaman atau hasil pertanian

* memberantas gulma

* mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak

diinginkan

* mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman,

kecuali yang tergolong pupuk

* memberantas atau mencegah hama luar pada ternak dan hewan piaraan

* memberantas atau mencegah hama air

* memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah

tangga

* memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit

pada manusia atau binatang yang dilindungi, dengan penggunaan pada

tanaman, tanah dan air.

Sesuai dengan definisi tersebut di atas maka suatu bahan akan termasuk

dalam pengertian pestisida apabila bahan tersebut dibuat, diedarkan atau

disimpan untuk maksud penggunaan seperti tersebut di atas.

Sedangkan menurut The United States Federal Environmental Pesticide

Control Act, pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus

untuk memberantas atau mencegah gangguan serangga, binatang pengerat,

nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama

kecuali virus, bakteria atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan

Page 4: Pestisida Artikel

binatang lainnya. Atau semua zat atau campuran zat yang digunakan

sebagai pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman.

PERANAN PESTISIDA

Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad

pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam

bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang

lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan

vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan

lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap

atau gangguan serangga yang lain.

Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad

pengganggu tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat

mengancam kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak

bijaksana jelas akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia,

sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya.

Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh

hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama, pestisida

berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Prinsip

penggunaannya adalah:

* harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen

hayati

* efisien untuk mengendalikan hama tertentu

* meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan

* tidak boleh persistent, (zat mudah terurai)

* dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus

Page 5: Pestisida Artikel

memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum

* harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut

* sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota

* relatif aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif tinggi)

Idealnya teknologi pertanian maju tidak memakai pestisida. Tetapi sampai

saat ini belum ada teknologi yang demikian. Pestisida masih diperlukan,

bahkan penggunaannya semakin meningkat. Pengalaman di Indonesia

dalam menggunakan pestisida untuk program intensifikasi, ternyata

pestisida dapat membantu mengatasi masalah hama padi. Pestisida dengan

cepat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan dapat

dicegah, dan kehilangan hasil karena hama dapat ditekan.

Pengalaman di Amerika Latin menunjukkan bahwa dengan menggunakan

pestisida dapat meningkatkan hasil 40 persen pada tanaman coklat. Di

Pakistan dengan menggunakan pestisida dapat menaikkan hasil 33 persen

pada tanaman tebu, dan berdasarkan catatan dari FAO penggunaan

pestisida dapat menyelamatkan hasil 50 persen pada tanaman kapas.

Dengan melihat besarnya kehilangan hasil yang dapat diselamatkan berkat

penggunaan pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida

sangat besar dan merupakan sarana penting yang sangat diperlukan dalam

bidang pertanian. Usaha intensifikasi pertanian yang dilakukan dengan

menerapkan berbagai teknologi maju seperti penggunaan pupuk, varietas

unggul, perbaikan pengairan dan pola tanam akan menyebabkan perubahan

ekosistem yang sering diikuti oleh meningkatnya problema serangan jasad

pengganggu.

MACAM DAN CONTOH NAMA PESTISIDA

Pestisida dapat digolongkan menjadi bermacam-macam dengan berdasarkan

fungsi dan asal katanya. Penggolongan tersebut disajikan sbb.:

Page 6: Pestisida Artikel

* Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau

atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk

membunuh tungau atau kutu.

* Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti

ganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge.

* Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung.

Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol

populasi burung.

* Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron.

Berfungsi untuk melawan bakteri.

* Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang

berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.

* Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun.

Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).

* Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan

atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.

* Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat

atau larva.

* Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung

tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.

* Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema

yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam

cacing yang hidup di akar).

* Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk

membunuh telur.

* Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi

untuk membunuh kutu atau tuma.

* Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk

membunuh ikan.

* Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat.

Page 7: Pestisida Artikel

Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.

* Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa.

Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).

* Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk

membunuh pohon.

* Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang

daun. Berfungsi untuk membunuh rayap.

Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida, namun namanya

tidak menggunakan akhiran sida:

* Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi

tertarik. Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan

menangkapnya dengan perangkap.

* Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan

bertulang belakang.

* Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya

memudahkan panen, digunakan pada tanaman kapas dan kedelai.

* Desiccant. zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian

tanaman lainnya.

* Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan

mikroorganisme.

* Zat pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat, mempercepat dan

menghentikan pertumbuhan tanaman.

* Repellent, zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga

atau hama yang lainnya. Contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak

sereb untuk penolak nyamuk.

* Sterilan tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad

renik atau biji gulma.

* Pengawet kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol (PCP).

* Stiker, zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap

Page 8: Pestisida Artikel

angin dan hujan.

* Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan pestisida pada

permukaan daun.

* Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas.

* Stimulan tanaman, zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan

dan memastikan terjadinya buah.

FORMULASI PESTISIDA

Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida

dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian

dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator

baru diberi nama. Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering

dijumpai:

1. Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible concentrates)

Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di

belakang nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC

(water soluble concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di

muka singkatan tersebut tercantum angka yang menunjukkan besarnya

persentase bahan aktif. Bila angka tersebut lebih dari 90 persen berarti

pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida cair biasanya terdiri

dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida

golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang

dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi.

2. Butiran (granulars)

Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai

insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk

melindungi tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya

terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa

Page 9: Pestisida Artikel

serta bahan perekat. Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen,

dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah

bila dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di belakang

nama dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible

granule).

3. Debu (dust)

Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan

zat pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu

ini kurang banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40

persen saja apabila pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat

mengenai sasaran (tanaman).

4. Tepung (powder)

Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif

dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen).

Untuk mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama

dagang tercantum singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water soluble

powder).

5. Oli (oil)

Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO

(solluble concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak

seperti xilen, karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti

penyemprotan ULV (ultra low volume) dengan menggunakan atomizer.

Formulasi ini sering digunakan pada tanaman kapas.

6. Fumigansia (fumigant)

Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap

yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang

penyimpanan.

KIMIA PESTISIDA

Page 10: Pestisida Artikel

Pestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105

unsur. Namun yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21

unsur. Unsur atau atom yang lebih sering dipakai adalah carbon, hydrogen,

oxigen, nitrogen, phosphor, chlorine dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari

logam atau semi logam adalah ferum, cuprum, mercury, zinc dan arsenic.

1. Sifat pestisida

Setiap pestisida mempunyai sifat yang berbeda. Sifat pestisida yang sering

ditemukan adalah daya, toksisitas, rumus empiris, rumus bangun, formulasi,

berat molekul dan titik didih.

2. Tata Nama Pestisida

Pengetahuan pestisida juga meliputi struktur dan cara pemberian nama atau

dikenal dengan tata nama.

3. Cara Kerja Pestisida

* Pestisida kontak, berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad

terkena sasaran.

* Pestisida fumigan, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran

terkena uap atau gas

* Pestisida sistemik, berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian

tanaman melalui jaringan. Hama akan mati kalau mengisap cairan tanaman.

* Pestisida lambung, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran

memakan pestisida.

CARA PENGGUNAAN PESTISIDA

Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang

penting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun

jenis obatnya manjur, namun karena penggunaannya tidak benar, maka

menyebabkan sia-sianya penyemprotan. Hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu

udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan

Page 11: Pestisida Artikel

mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian

bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula

kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel

pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan

dapat menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisida

berkurang.

Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah

ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan

pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu

rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat

mempercepat timbulnya resistensi.

1. Dosis pestisida

Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan

untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman

yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang

mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau

diencerkan dengan air yang digunakan untuk menyemprot hama dengan

satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida

yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan.

Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida.

2. Konsentrasi pestisida

Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan

pestisida

* Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida

dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.

* Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram

setiap liter air.

* Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase

kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi.

Page 12: Pestisida Artikel

3. Alat semprot

Alat untuk aplikasi pestisida terdiri atas bermacam-macam seperti knapsack

sprayer (high volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar

500 liter. Mist blower (low volume) biasanya dengan volume larutan

konsentrasi sekitar 100 liter. Dan Atomizer (ultra low volume) biasanya

kurang dari 5 liter.

4. Ukuran droplet

Ada bermacam-macam ukuran droplet:

Veri coarse spray

lebih 300 µm

Coarse spray

400-500 µm

Medium spray

250-400 µm

Fine spray

100-250 µm

Mist

50-100 µm

Aerosol

0,1-50 µm

Fog

5-15 µm

5. Ukuran partikel

Ada bermacam-macam ukuran partikel:

Macrogranules

lebih 300 µm

Microgranules

100-300 µm

Coarse dusts

44-100 µm

Page 13: Pestisida Artikel

Fine dusts

kurang 44 µm

Smoke

0,001-0,1 µm

6. Ukuran molekul hanya ada satu macam, yatu kurang 0,001 µm

PETUNJUK PENGGUNAAN PESTISIDA

1. Memilih pestisida

Di pasaran banyak dijual formulasi pestisida yang satu sama lain dapat

berbeda nama dagangnya, walaupun mempunyai bahan aktif yang sama.

Untuk memilih pestisida, pertama yang harus diingat adalah jenis jasad

pengganggu yang akan dikendahikan. Hal tersebut penting karena masing-

masing formulasi pestisida hanya manjur untuk jenis jasad pengganggu

tertentu. Maka formulasi pestisida yang dipilih harus sesuai dengan jasad

pengganggu yang akan dikendalikan. Untuk mempermudah dalam memilih

pestisida dapat dibaca pada masing-masing label yang tercantum dalam

setiap pestisida. Dalam label tersebut tercantumjenis-jenis jasad

pengganggu yang dapat dikendahikan. Juga tercantum cara penggunaan dan

bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan.

Untuk menjaga kemanjuran pestisida, maka sebaiknya belilah pestisida yang

telah terdaftar dan diizinkan oleb Departemen Pertanian yang dilengkapi

dengan wadah atau pembungkus asli dan label resmi. Pestisida yang tidak

diwadah dan tidak berlabel tidak dijamin kemanjurannya.

2. Menyimpan pestisida

Pestisida senantiasa harus disimpan dalam keadaan baik, dengan wadah

atau pembungkus asli, tertutup rapat, tidak bocor atau rusak. Sertakan pula

label asli beserta keterangan yang jelas dan lengkap. Dapat disimpan dalam

tempat yang khusus yang dapat dikunci, sehingga anak-anak tidak mungkin

menjangkaunya, demikian pula hewan piaraan atau temak. Jauhkan dari

Page 14: Pestisida Artikel

tempat minuman, makanan dan sumber api. Buatlah ruang yang terkunci

tersebut dengan ventilasi yang baik. Tidak terkena langsung sinar matahari

dan ruangan tidak bocor karena air hujan. Hal tersebut kesemuanya dapat

menyebabkan penurunan kemanjuran pestisida.

Untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu pestisida tumpah, maka harus

disediakan air dan sabun ditergent, beserta pasir, kapur, serbuk gergaji atau

tanah sebagai penyerap pestisida. Sediakan pula wadah yang kosong,

sewaktu-waktu untuk mengganti wadah pestisida yang bocor.

3. Menggunakan pestisida

Untuk menggunakan pestisida harus diingat beberapa hal yang harus

diperhatikan:

* Pestisida digunakan apabila diperlukan

* Sebaiknya makan dan minum secukupnya sebelum bekerja dengan

pestisida

* Harus mengikuti petunjuk yang tercantum dalam label

* Anak-anak tidak diperkenankan menggunakan pestisida, demikian pula

wanita hamil dan orang yang tidak baik kesehatannya

* Apabila terjadi luka, tutuplah luka tersebut, karena pestisida dapat terserap

melalui luka

* Gunakan perlengkapan khusus, pakaian lengan panjang dan kaki, sarung

tangan, sepatu kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut dan atribut

lain yang diperlukan

* Hati-hati bekerja dengan pestisida, lebih-lebih pestisida yang

konsentrasinya pekat. Tidak boleh sambil makan dan minum

* Jangan mencium pestisida, karena pestisida sangat berbahaya apabila

tercium

* Sebaiknya pada waktu pengenceran atau pencampuran pestisida dilakukan

di tempat terbuka. Gunakan selalu alat-alat yang bersih dan alat khusus

* Dalam mencampur pestisida sesuaikan dengan takaran yang dianjurkan.

Jangan berlebih atau kurang

* Tidak diperkenankan mencampur pestisida lebih dari satu macam, kecuali

Page 15: Pestisida Artikel

dianjurkan

* Jangan menyemprot atau menabur pestisida pada waktu akan turun hujan,

cuaca panas, angin kencang dan arah semprotan atau sebaran berlawanan

arah angin. Bila tidak enak badan berhentilah bekerja dan istirahat

secukupnya

* Wadah bekas pestisida harus dirusak atau dibenamkan, dibakar supaya

tidak digunakan oleh orang lain untuk tempat makanan maupun minuman

* Pasanglah tanda peringatan di tempat yang baru diperlakukan dengan

pestisida

* Setelah bekerja dengan pestisida, semua peralatan harus dibersihkan,

demikian pula pakaian-pakaian, dan mandilah dengan sabun sebersih

mungkin.

PETUNJUK KEAMANAN, PERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN

* Petunjuk Keamanan

o Jangan makan/minum atau merokok pada waktu bekerja.

o Pakailah sarung tangan, pelindung tubuh, topeng muka, gunakan pakaian

berlengan panjang /celana panjang serta jauhkan dari nyala api pada waktu

membuka wadah dan memindahkan pada waktu bekerja

o Sebelum makan, minum atau merokok dan setelah bekerja, cucilah tangan

atau kulit yang terkena insektisida ini dengan air sabun, yang banyak,

jangan menggunakan insektisida ini 10 hari sebelum tanaman dipanen untuk

tanaman pangan.

o Setelah digunakan cucilah dengan air semua peralatan semprot dan

pakaian pelindung jangan mencemari kolam, perairan dan sumber air

lainnya dengan insektisida ini atau wadah bekasnya.

o Simpan insektisida ini secara tertutup rapat di tempat sejuk dan kering,

jauh dari bahan makanan, api, sumber air dan jangkauan anak-anak.

o Rusakkanlah wadah bekasnya, kemudian tanamlah sekurang-kurangnya

0,5 meter di dalam tanah dan jauh dari sumber air.

Page 16: Pestisida Artikel

* Gejala Dini Keracunan

o Kulit atau mata terasa gatal atau terbakar, pusing, sakit kepala, banyak

menimbulkan keringat, mual, mencret,badan gemetar, pingsan.

o Apabila satu atau lebih gejala tersebut timbul, segera berhenti bekerja,

lakukan tindakan pertolongan pertama dan pergilah ke Puskesmas/dokter

terdekat.

* Petunjuk Pertolongan Pertama pada Keracunan

o Tanggalkan pakaian yang terkena insektisida ini.

o Apabila kulit terkena, segera cuci dengan sabun dan air yang banyak.

o Apabila mata terkena, cucilah segera dengan air bersih selama sedikitnya

15 menit.

o Apabila tertelan dan penderita masih sadar, segera usahakan

permuntahan dengan memberikan segelas air hangat yang diberi 1 sendok

garam dapur atau dengan cara menggelitik tenggorokan penderita dengan

jari tangan yang bersih sampai cairan muntahan menjadi jernih.

o Jangan memberi sesuatu melalui mulut kepada penderita yang

pingsan/tidak sadar.

o Apabila terhisap segera dibawa ke ruangan yang berudara sejuk/segar,

apabila perlu berikan pernafasan buatan melalui mulut atau dengan

pemberian oksigen.

* Perawatan oleh Dokter

Perawatan dilakukan secara simptomatik sesuai dengan gejala yang timbul