analisis wacana dalam film titian...

104
ANALISIS WACANA FILM TITIAN SERAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA CHAERUL UMAM Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1430 H

Upload: dinhbao

Post on 11-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

ANALISIS WACANA FILM TITIAN SERAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA CHAERUL UMAM

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010 M / 1430 H

Page 2: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

ABSTRAK “Analisis Wacana Film Titian Serambut Dibelah Tujuh karya Chaerul Umam”

Oleh : Zakka Abdul Malik Syam 105051001918

Film Titian Serambut dibelah Tujuh merupakan salah satu film ber-genre drama religi, mengusung tema seputar perjuangan sesosok guru muda yang bernama Ibrahim yang telah menimba ilmu dari pesantren. Dalam langkahnya sebagai guru muda yang ingin menerapkan ilmunya di tengah masyarakat ia menemui banyak sekali tantangan dan lika-liku dalam kehidupannya, namun semua itu ia hadapi dengan keikhlasan dan kesabaran serta perjuangan.

Kemudian yang menjadi pertanyaan utama adalah bagaimana gagasan atau wacana yang terdapat dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh yang di sutradarai oleh Chaerul umam? Selanjutnya akan melahirkan sub-question mengenai nilai-nilai moral apa saja yang terdapat dalam film titian serambut dibelah tujuh ini?

Metode yang digunakan adalah analisis wacana dari model Teun Van Dijk. Dalam model Van Dijk ada tiga dimensi yang menjadi objek penelitiannya, yaitu dimensi teks, kognisi sosial, dan juga konteks sosial adalah pandangan atau pemahaman komunikator terhadap situasi yang melatar belakangi dibuatnya film tersebut. Sedangkan dimensi teks adalah susunan struktur teks yang terdapat dalam film ini.

Jika dianalisa, secara umum guru Ibrahim dalam film titian serambut dibelah tujuh ini hendak mengkonstruksi tema besar yakni tentang keikhlasan, kesabaran dan perjuangan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar serta cobaan yang dihadapinya. Dalam film ini juga tertangkap kesan kuat mengenai kepasrahan seorang manusia terhadap Tuhannya, kemudian agar lebih menggugah emosi para penonton disisipkan kata/kalimat yang berpetuah bijak.

Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa strategi wacana, komunikator dalam film ini dapat ditemukan dalam wacana Van Dijk yang meliputi elemen tematik, skematik, semantik, sintaksis, stalistik, maupun informasi percakapan dan ungkapan kiasan dalam strategi retoris. Komunikator melakukan strategi wacana melalui komposisi jumlah scene yang mempresentasikan wacana-wacana yang hendak di usung, komposisi peletakan scene, penekanan suatu pesan dan pelemahan suatu scene yang lain hingga penguatan karakter/tokoh dan pelemahan karakter/tokoh lain.

i

Page 3: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur disampaikan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Wacana Film

Titian Serambut Dibelah Tujuh karya Chaerul Umam’’ ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan Salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad saw.

Banyak pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena

itu, sepatutnyalah diberikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima

kasih kepada :

1. Dr. Arief Subhan, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, dan

Drs. Wahidin Saputra,MA., Drs. H. Mahmud Djalal, MA., serta Drs. Study

Rizal L.K, selaku Pembantu Dekan I, II dan III Fakultas Dakwah dan

Komunikasi

2. Drs. Jumroni, M.Si., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

(KPI).

3. Hj. Umi Musyarofah, MA., selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam (KPI).

4. Drs. S. Hamdani, MA., selaku dosen Pembimbing skripsi, yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

ii

Page 4: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang selama ini telah

memberikan ilmu pengetahuan. Semoga ilmu yang telah diberikan dapat

bermanfaat. Juga kepada Staf Perpustakan Utama, dan Staf Perpustakaan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

6. Kedua orang tua tercinta, H. Syamsuddin dan Hj. Jawiyah atas segala kasih

sayang, perhatian, doa, dan segala bantuan baik berupa dukungan moril maupun

materiil.

7. Sutradara Film Titian Serambut Dibelah Tujuh Bapak Chaerul Umam, yang

telah meluangkan waktunya serta memberikan pencerahan tentang film nasional

ditengah sibuk jadwal syuting film sinteron religi ramadhan terbarunya.

8. Keluarga Besar (Alm.) Hj. Fatimah Binti H. Solihin, encang-encing, abang-

abang, mpok-mpok, yang selalu memberikan nasihat, masukan dan kritik untuk

kebaikan yang membuat hati ini bahagia dan termotivasi.

9. Kawan-kawan seperjuangan KPI B angkatan 2005, Irfanul Hakim, Indra

Gunawan, Afandi Sradak-sruduk, Acunk, Noviyanto, Erwin Item, Rif.Q, Laily,

Maryam, Yudithia Ahmad, dan yang hingga sampai saat ini entah dimana

kalian, seluruh KOMUNITAS DJUANDA Ray, Renal salam oke-oke, El-

Masyhar United.

10. Kawan-kawan KPI A, KPI C, KPI D. don’t miss me ok2x terima kasih buat

motivasi dan hangatnya arti perkawanan.

iii

Page 5: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

iv

Akhirnya hanya Allah SWT jualah, penulis kembalikan semoga semua yang

telah diberikan kepada penulis akan menjadi amal ibadah yang tak terhapus

selamanya. Dengan demikian, mesti diakui masih terdapat banyak kekurangan dalam

tulisan ini. Oleh karenanya, sangat diharapkan saran dan kritik juga ralat dari

pembaca sekalian. Semoga tulisan ini bermanfaat. Sekian dan terima kasih.

Jakarta, 04 Maret 2010

Penulis

Page 6: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

ANALISIS WACANA FILM TITIAN SERAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA CHAERUL UMAM

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

ZAKKA ABDUL MALIK SYAM 105051001918

Pembimbing:

Drs. S. Hamdani, MA NIP.19550309 199403 1 001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010 M / 1430 H

Page 7: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dewasa ini, media massa

yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah seperti surat kabar, radio,

televisi, internet dan film memberikan kemudahan bagi para da’i untuk

menyampaikan pesan dakwahnya. Karena dengan menggunakan media massa

maka jangkauan dakwah tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu.

Sebagaimana diketahui, film merupakan salah satu media komunikasi

massa,1 Oleh karena itu film adalah medium komunikasi yang ampuh, bukan saja

untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan pendidikan (edukatif) secara penuh

(media yang komplit)2

Diantara beberapa media tersebut yang banyak diminati oleh masyarakat

adalah film, karena film bisa memadukan dua unsur yaitu suara dan gambar.

Selain itu film juga merupakan salah satu dari hasil kebudayaan yang

kehadirannya saat ini akrab dengan keseharian manusia.3

Film dimasukkan dalam kelompok komunikasi massa selain mengandung

aspek hiburan, juga memuat aspek edukatif. Namun aspek sosial kontrolnya tidak

1 Adi Pranajaya, Film dan Masyarakat: Sebuah Pengantar (Jakarta: BP SDM Citra Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, 1999), h. 11.

2 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung : Cipta Aditya Bakti, 2003), h.207.

3 Mustafa Mansur, Jalan Dakwah, (Jakarta: Pustaka Ilmiah, 1994), h.26.

1

Page 8: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

2

sekuat pada surat kabar, majalah serta televisi yang memang menyiarkan berita

berdasarkan fakta yang terjadi. Fakta film ditampilkan secara abstrak dimana tema

cerita bertolak dari fenomena yang terjadi di tengah masyarakat. Bahkan dari itu,

dalam cerita dibuat secara imajinatif.4

Kehadiran keanekaragaman media komunikasi adalah salah satu yang

dapat dimanfaatkan oleh umat Islam sebaik-baiknya sebagai sarana peningkatan

iman dan takwa, media komunikasi juga dapat digunakan untuk penyampaian

pesan moral baik yang terkandung dalam Islam maupun yang hanya disepakati

oleh masyarakat. Oleh karena itu praktis dakwah dituntut unuk bisa berinovasi

melalui media alternatif dalam menyampaikan nilai moral kepada masyarakat dan

kebenaran Islam.5

Film sama dengan media artistik lainnya memliki sifat-sifat dasar dari

media lainya yang terjalin dalam susunannya yang beragam. Film memiliki

kesanggupan untuk memainkan ruang dan waktu, mengembangkan dan

mempersingkatnya, menggerak majukan dan memundurkan secara bebas dalam

batasan-batasan wilayah yang cukup lapang. Meski antara media film dan lainnya

terdapat kesamaan-kesamaan, film adalah sesuatu yang unik.6

Salah satu kelebihan yang dimiliki film, baik yang ditayangkan lewat

tabung televisi maupun layar perak, film mampu menampilkan realitas kedua (the

4 Marfi Amir, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), h.27.

5 Sean Mac Bried, Komunikasi dan Masyarakat Sekarang dan Masa Depan, Aneka Suara Satu Dunia (Jakarta : PN Balai Pustaka Unesco, 1983), h. 120.

6 Adi Pranajaya, Film dan Masyarakat: Sebuah Pengantar, h. 6.

Page 9: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

3

second reality) dari kehidupan manusia. Kisah-kisah yang ditayangkan bisa lebih

bagus dari kondisi nyata sehari-hari, atau sebaliknya bisa lebih buruk. Film

sebagai media komunikasi yang di dalamnya terdapat proses komunikasi banyak

mengandung pesan, baik pesan sosial, pesan moral, maupun pesan keagamaan.

“Mengikuti dunia perfilman, nampaknya kini film telah mampu merebut perhatian masyarakat. Lebih-lebih setelah berkembangnya tekhnologi komunikasi massa yang dapat memberikan kontribusi bagi perfilman. Meskipun masih banyak bentuk-bentuk media massa lainnya, film memiliki efek ekslusif bagi penontonnya. Puluhan bahkan ratusan penelitian berkaitan dengan efek media massa film bagi kehidupan manusia betapa kuatnya media mempengaruhi pikiran, sikap dan tindakan para penontonnya.”7

Namun sebelum itu, saya akan menguraikan sedikit ekspresi kebudayaan

Islam di mana memainkan peranan yang signifikan bagi kebudayaan Islam. Pada

dasarnya, ekspresi kebudayaan Islam tak terlepas dari sistem nilai dalam ajaran

Islam sebagai bentuk manifestasi dalam mengaktualisasikan ajaran Islam yang

bersumbu pada doktrin tauhid. Di bawah ini saya akan menguraikan secara

singkat konsepsi ajaran Islam yang memiliki implikasi pada karya seni dan

kebudayaan Islam.

Di dalam Islam kita mengenal adanya konsep tauhid, suatu konsep sentral

yang berisi ajaran bahwa Tuhan adalah pusat dari segala sesuatu, dan bahwa

manusia harus mengabdikan diri sepenuhnya kepada-Nya. Konsep tauhid ini

mengandung implikasi doktrinal lebih jauh bahwa tujuan kehidupan manusia tak

lain kecuali menyembah kepada-Nya. Doktrin bahwa hidup harus diorientasikan

7 KH. Miftah Faridl, Dakwah Kontemporer Pola Alternatif Dakwah Melalui Televisi, (Bandung: Pusdai Press,2000), h. 96.

Page 10: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

4

untuk pengabdian kepada Allah inilah yang merupakan kunci dari seluruh ajaran

Islam.

Tapi kemudian ternyata bahwa sistem tauhid ini mempunyai arus balik

kepada manusia. Dalam banyak sekali ayat kita melihat bahwa iman, yaitu

keyakinan religius yang berakar pada pandangan teosentris, selalu dikaitkan

dengan amal, yaitu perbuatan atau tindakan manusia; keduanya merupakan satu

kesatuan yang tak terpisahkan. Ini berarti bahwa iman harus selalu

diaktualisasikan menjadi amal, bahwa konsep tentang iman, tentang tauhid, harus

diaktualisasikan menjadi aksi kemanusiaan. Pusat dari perintah zakat-misalnya-

iman, adalah keyakinan kepada Tuhan; tapi ujungnya adalah terwujudnya

kesejahteraan sosial. Dengan demikian, di dalam Islam, konsep teosentrisme

ternyata besifat humanistik. Artinya, menurut Islam, manusia harus memusatkan

diri kepada Tuhan, tetapi tujuannya adalah untuk kepentingan manusia sendiri.

Humanisme-teosentris inilah yang merupakan nilai-inti (core-value) dari seluruh

ajaran Islam.8

Humanisme-teosentris menjadi tema sentral peradaban Islam. Arti

tema sentral inilah muncul sistem simbol. Sistem yang terbentuk karena proses

dialetik antara nilai dan kebudayaan. Misalnya dalam Al-Qur’an, kita mengenal

adanya rumusan amar ma’ruf nahi munkar ditujukan untuk serangkaian gerakan

pembebasan dan emansipasi. Nahi Munkar, atau mencegah kemungkaran, berarti

membebaskan manusia dari semua bentuk kegelapan (zhulumat) alam pelbagai

8 Ibnu Taymiyah, Amar ma’ruf nahi munkar. (Jakarta: Aras Pustaka, 1999). h, 11.

Page 11: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

5

manifestasinya. Dalam bahasa ilmu sosial, ini juga berarti pembebasan dari

kebodohan, kemiskinan, ataupun penindasan. Sementara itu, amar ma’ruf yang

merupakan langkah berangkai dari gerakan nahi munkar, diarahkan untuk

mengemansipasikan manusia kepada nur, kepada cahaya petunjuk ilahi, untuk

mencapai keadaan fitrah. Fitrah adalah keadaan di mana manusia mendapatkan

posisinya sebagai makhluk yang mulia.9

Amar ma’ruf nahi munkar adalah ajaran yang diturunkan Allah dalam

kitab-kitabNya, yang dibawa oleh rasul-rasulNya, dan bagian dari agama.

Risalah Allah itu sesungguhnya adakalanya berupa berita (ikhbar), dan

adakalanya pula berupa tuntutan (insya’). Ikhbar (berita) berkaitan dengan

zatNya, makhlukNya, seperti tauhid dan kisah-kisah yang mengandung janji baik

dan janji buruk (al-wa’d wa’l-wa’id). Sedangkan insya’ adalah amr (perintah),

nahi (larangan) dan ibahah (pembolehan). Hal ini sesuai dengan firman Allah

SWT, dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf [157] diterangkan:10

☺ ⌧ ☺

”Yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar”. (QS. Al-A’raf : 157)

Walaupun film ini termasuk film klasik, namun film Titian Serambut

Dibelah Tujuh mencoba memberi tontotan bermoral dan menjunjung tinggi nilai

moral yakni keyakinan, perjuangan, kepasrahan, kesetiaan serta harapan. Film

9 Kontowijoyo dalam Paradigma Islam; Interpretasi untuk Aksi., (Bandung : Mizan Press,1998), h.228-229

10 Ibnu Taymiyah, Amar ma’ruf nahi munkar. h, 1.

Page 12: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

6

Titian Serambut Dibelah Tujuh yang walau terlihat usang, namun film ini adalah

bentuk awal film dakwah pertama yang di presentasikan oleh sutradara Chaerul

Umam.

Dalam konteks ini, apa yang terkandung pada cerita film Titian

Serambut Dibelah Tujuh, film satu dari lima film yang dibiayai Dewan Film

Nasional 1981-1982, yang telah memenangi penghargaan PWI Jaya sebagai Film

Drama Terbaik 1983 dan Tata Suara terbaik.11

Melakukan dakwah Islamiyah dengan menegakkan amar ma’ruf nahi

munkar di desa Batu Hampar yang dilakukan oleh tokoh protogonis Ibrahim

dalam mengaktualisasikan ajaran Islam yang sesuai dalam konteks amar ma’ruf

nahi munkar. Ibrahim dalam melangsungkan dakwahnya terbukti telah

memberikan perubahan yang signifikan bagi desa batu hampar dengan menggagas

dan mengimplementasikan Islam yang berpihak pada transformasi sosial.

Memang pada awal mulanya usaha untuk merintis gagasan Islam yang

transformatif banyak mendapatkan tantangan terutama dari H.Sulaeman selaku

guru agama dan sesepuh kampung, kehidupannya banyak dipengaruhi kebejatan

moral Harun, orang terkaya di kampung itu. Di tambah ulah seorang pemuda

brandalan yang bernama Arsad dengan berbagai cara ia tempuh untuk

menghentikan usaha Ibrahim dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar di

desa batu hampar.

11 Kristanto JB dalam Katalog Film Indonesia; 1926 -2005. h. 69.

Page 13: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

7

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian lebih dalam mengenai film Titian Serambut Dibelah Tujuh

karya Chaerul Umam. Untuk membahas permasalahan di atas maka penulis

mengangkatnya ke dalam bentuk skripsi dan memberi judul: “Analisis Wacana

Film Titian Serambut Dibelah Tujuh karya Chaerul Umam”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah penulisan dalam skripsi ini, maka perlu bagi

penulis untuk membatasi ruang lingkup dari permasalahan yang akan dibahas

pada kajian ini. Agar pembahasan dalam skripsi ini jelas dan terarah penulis

mengambil Analisis Wacana Teun Van A Djik, yang mempunyai kategori

yaitu Dilihat secara teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Melihat dari isi

teks yang dapat menekankan pada isi dalam skenario film tersebut, kemudian

melihat dari kognisi sosial meneliti dan memahami bagaimana bentuk hasil

peristiwa yang terjadi dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh, dan di

lanjutkan kepada konteks sosial yang menunjukkan bahwa proses film

tersebut diproduksi dan menggambarkan nilai-nilai masyarakat dan dijadikan

objek oleh penulis skenario dalam membuat film ini.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut, penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

Page 14: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

8

1. Bagaimanakah wacana film “Titian Serambut Dibelah Tujuh” dilihat

dari teks (struktur makro, superstruktur, struktur mikro)?

2. Bagaimanakah wacana film ”Titian Serambut Dibelah Tujuh” dilihat

dari kognisi sosial?

3. Bagaimanakah wacana film ”Titian Serambut Dibelah Tujuh” dilihat

dari konteks sosial?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu kepada permasalahan sebagaimana penulis rumuskan di

atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk

memberikan kejelasan tentang wacana film Titian Serambut Dibelah Tujuh.

1. Untuk dapat mengetahui bangunan wacana teks film

2. Untuk dapat mengetahui kognisi sosial yang melatarbelakangi penulis

skenario dalam membuat naskah film Titian Serambut Dibelah Tujuh

3. Untuk dapat mengetahui konteks sosial menurut wacana yang

berkembang.

2. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah:

a. Secara Akademis

Page 15: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

9

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi

penambahan wacana keilmuan dakwah terutama dalam hal ini media film

sebagai secara penyampaian syiar Islam.

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi para

akademisi, praktisi, pemikir dakwah dan juga para seniman, dalam mengemas

nilai-nilai Islam menjadi sebuah kajian yang menarik. Selanjutnya, tulisan ini

diharapkan agar media film sebagai saluran berdakwah di era informasi yang

lebih dimanfaatkan dan dipergunakan secara optimal.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian menggunakan penelitian analisis wacana (Discourse

analysis) yaitu studi tentang struktur pesan atau telah mengenai aneka fungsi

bahasa (pragmatik).12 Metode analisis wacana berbeda dengan analisis isi

kuantitatif yang lebih menekankan pada pertanyaan ’Apa’ (what), analisis

wacana lebih melihat kepada ’Bagaimana’ (how) dari sebuah wacana (cerita,

teks, kata) disusun atau dikemas dan diatur sedemikian rupa sehingga

menghasilkan sebuah kalimat atau paragraf.

Analisis wacana tidak hanya mengetahui isi teks, tetapi bagaimana

juga pesan itu disampaikan lewat kata, frase, kalimat, metafora macam apa

12 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotic dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2001), h. 68.

Page 16: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

10

yang disampaikan. Analisis wacana bisa melihat makna yang tersembunyi dari

suatu teks. Analisis wacana lebih melihat kepada bagaimana isi pesan yang

akan diteliti.13

Metode yang digunakan oleh peneliti adalah model Teun Van A Djik,

menurutnya penelitian wacana tidak hanya pada teks semata, tetapi juga

bagaimana suatu teks diproduksi. Inti analisis Van Djik menggabungkan tiga

dimensi wacana ke dalam satu kesatuan analisis.

Ada empat perbedaan antara analisis wacana dengan analisis isi (kuantitatif)

menurut Eriyanto yaitu:

a. Analisis Wacana lebih bersifat kualitatif dibandingkan dengan analisis isi

yg umumnya kuantitatif, analisis wacana menekankan pada pemaknaan

teks ketimbang penjumlahan unit katagori seperti yg terdapat dalam

analisis isi. Sehingga dalam menentukan analisis datanya, analisis wacana

tidak memerlukan lembaran koding.

b. Analisis isi kuantitatif pada umumnya hanya dapat digunakan untuk

membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata), atau

dengan kata lain yang dipentingkan adalah “objektivitas”, “Validitas”

(keakuratan data), dan realibitas. Sedangkan dalam analisis wacana, unsure

terpenting dalam analisisnya adalah penafsiran dari teks yang latent

(tersembunyi).

c. Analisis isi kuantitatif lebih menekankan kepada “apa’’ (what) yang

dikatakan oleh media, dan hanya bergerak pada level makro isi media saja.

Sedangkan analisis wacana menekankan kepada “bagaimana” (how) dan

dengan cara apa pesan dikatakan oleh media. Selain meneliti level makro

13 Sobur, Analisis Teks Media, h. 68.

Page 17: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

11

isi media, analisis wacana juga meneliti pada level mikro yang menyusun

suatu teks, seperti kata, kalimat, ekspresi, dan retoris.

d. Analisis isi bertujuan melakukan generalisasi dalam penyimpulan hasil

penelitiannya, dan bahkan melakukan prediksi. Hal ini karena dalam unit

atau perangkat penelitiannya mengunakan sample, angket dan sebagainya,

yang secara tidak langsung bertujuan untuk menggambarkan fenomena

dari suatu isu atau peristiwa. Sedangkan analisis wacana tidak bertujuan

untuk melakukan generalisasi dengan menggunakan beberapa asumsi. Hal

ini karena analisis wacana melihat bahwa setiap peristiwa pada dasarnya

selalu bersifat unik, karena tidak diperlukan prosedur yang sama yang

diterapkan untuk isu dan kasus yang berbeda.14

Kelebihan analisis wacana dari model Van Dijk adalah bahwa penelitian

wacana tidak semata-mata dengan menganalisis teks saja, tetapi juga melihat

bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam

masyarakat dan bagaimana kognisi atau pikiran serta kesadaran yang membentuk

dan berpengaruh terhadap teks tertentu.15 Wacana dalam model Teun A. Van Dijk

mengutamakan tiga hal atau dimensi yaitu teks sosial, kognisi sosial, dan konteks

sosial, dan inti dari model ini adalah menggabungkan ketiga dimensi tadi menjadi

sebuah kesatuan (Unity).

a) Kerangka Analisis Wacana dalam Dimensi Teks

14 Sobur, Analisis Teks Media, h. 70-71. 15 Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKIS, 2006), h.224.

Page 18: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

12

Kerangka analisis wacana dalam dimensi teks yang dipaparkan oleh Van

Dijk dibedakan menjadi tiga struktur atau tingkatan, dimana struktur satu dengan

yang lainnya memiliki hubungan yang saling mendukung yaitu:

1) Struktur makro, yaitu makna atau global dari suatu teks yang dapat

diamati dari topik atau tema yang diangkat oleh suatu teks.

2) Superstruktur, yaitu kerangka suatu teks, maksudnya struktur dan

elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh.

3) Struktur mikro, yaitu makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati

dari pilihan kata, kalimat, dan gaya bahasa yang dipakai oleh suatu

teks.16

Dalam sebuah film, teks yang dimaksud di sini adalah cerita dari adegan per

adegan yang disampaikan oleh para pemainnya.

Peneliti menjelaskan pada ketiga dimensi tersebut di atas, adapun struktur

wacananya adalah sebagai berikut:

Di bawah ini adalah dimensi teks sosial menurut model Teun A. Van Dijk.

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur Makro Tematik Tema atau topik yang dikedepankan dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh

Topik

Superstruktur Skematik Bagaimana bagian dan urutan film di skemakan dalam teks atau naskah

Skema

16 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 227.

Page 19: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

13

film yang utuh

Struktur mikro Semantik Makna yang ingin ditekankan pada film

Sintaksis Bagaimana kalimat atau bentuk, susunan yang di pilih

Stilistik Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh

Retoris Bagaimana dengan cara penekanan dilakukan

Latar,Detail dan Maksud

Bentuk,Kalimat Koherensi,Kata Ganti

Leksikon

Grafis,Metafora

b) Analisis Wacana dari Dimensi Kognisi sosial

Sedangkan analisis wacana dari dimensi kognisi sosial adalah titik kunci

dalam memahami sebuah produksi teks atau cerita, maksudnya adalah selain

meneliti teks, penulis juga meneliti proses terbentuknya teks. Proses terbentuknya

suatu teks ini tidak hanya bermakna bagaimana suatu teks itu dibentuk, tetapi juga

proses ini memasukan informasi yang digunakan untuk menulis dari suatu bentuk

wacana tertentu.17

17 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 266.

Page 20: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

14

Oleh karena itu, untuk mengetahui suatu peristiwa yang disampaikan oleh

komunikator, dibutuhkan analisis kognisi sosial untuk menemukan struktur

mental komunikator ketika memahami suatu peristiwa yang dibuatnya.

“Menurut Van Dijk, analisis kognisi sosial memusatkan perhatian pada

struktur mental, proses pemaknaan, dan mental komunikator dalam

memahami sebuah fenomena dari proses produksi sebuah teks (berita, cerita

dan sebagainya).”18

c) Analisis Wacana dari Dimensi Konteks Sosial

Dimensi ketiga dari analisis wacana yang dikemukakan Van Dijk adalah

analisis konteks sosial. Menurut Van Dijk, wacana yang terdapat dalam sebuah

teks adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga

untuk meneliti suatu teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meniliti

bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam

masyarakat.19

Setelah mengetahui struktur wacana model Van Djik di atas, ada dua kategori

yang penting dalam meneliti suatu teks media yaitu dilihat dari kognisi sosial dan

konteks sosial ini mempunyai dua arti, di satu sisi ia menunjukkan bagaimana

proses film tersebut diproduksi, namun di sisi lain ia menggambarkan bagaimana

nilai-nilai masyarakat menyebar dan diserap oleh penulis skenario dan akhirnya

digunakan untuk membuat film tersebut.

2. Subjek dan Objek Penelitian

18 Eriyanto, Analisis Wacana, h.267. 19 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 271.

Page 21: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

15

Adapun subjek penelitian ini adalah film ”Titian Serambut Dibelah Tujuh”

yang pemikiran utamanya adalah Chaerul Umam dan Tokoh Protagonis yaitu El

Manik, sedangkan objek penelitiannya adalah hanya fokus pada wacana kritis

yang terdapat pada film “Titian Serambut Dibelah Tujuh” wacana kritis yang di

maksud adalah menggambarkan amar ma’ruf, nahi munkar serta penanaman sikap

terhadap individu yang terdapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh

masyarakat. Sumber data dari penelitian ini adalah berdasarkan skenario film

Titian Serambut Dibelah Tujuh, footage dan juga dari buku-buku pustaka yang

penulis jadikan sumber bacaan untuk penulisan skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi adalah berupa kegiatan yang berhubungan dengan pengawasan,

peninjauan, penyelidikan dan riset.20 Penelitian melakukan observasi

langsung yaitu dengan teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap subjek yang di selidiki yaitu film titian

serambut dibelah tujuh dan objeknya yaitu wacana yang di angkat melalui

literatur yang didapatkan, menganalisis kemudian membedah skenario .

b. Wawancara

20 Sutrisno Hadi, Metedologi Research, (Yogyakarta : Andi Offset, 1989), h. 92.

Page 22: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

16

Wawancara adalah merupakan suatu alat pengumpulan informasi yang

langsung tentang beberapa jenis data. Penulis menggunakan teknik wawancara

terpimpin, yaitu penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang telah penulis

persiapkan, kemudian setelah itu dijawab oleh pemberi sumber data dengan

jelas dan terbuka, dengan menggunakan alat panduan wawancara yaitu tape

recorder. Narasumber yang di wawancarai yaitu Sutradara Chaerul Umam.

c. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang diperoleh dengan cara

mencatat dokumen-dokumen berupa catatan tertulis atau literatur yang

koheren dan yang berhubungan dengan penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Analisis wacana lebih melihat kepada gagasan yang akan diteliti. Unsur

penting dalam analisis wacana adalah kepaduan dan kesatuan serta penafsiran

penulis skenario berupa analisa.

Untuk penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat

Deskriptif Analisis, yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara objektif,

dengan menggambarkan pesan-pesan dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh.

Dalam hal ini, wacana film Titian Serambut Dibelah Tujuh meliputi konteks

sosial, kognisi sosial dan teks skenario. Menganalisis superstruktur yang

mencakup skematik yang ada dalam film tersebut. Terakhir adalah struktur mikro

Page 23: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

17

yang meliputi semantik, sintaksis, stalistik, retoris yang terdapat dalam film Titian

Serambut Dibelah Tujuh.

Dalam melaksanakan analisis ini, perlu dilakukan penyajian data yang

merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

5. Pedoman Penulisan

Adapun teknik penulisan yang digunakan, berpedoman pada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,Tesis, dan Disertasi) yang disusun oleh Tim UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Press, 2007, Cetakan kedua

E. Tinjauan Pustaka

Penulis menggunakan beberapa rujukan skripsi terdahulu dalam

mendapatkan informasi tentang hal yang berkaitan dengan skripsi yang sedang

ditulis, hal tersebut bertujuan agar tidak adanya kesalahan dalam mengolah data

dan menganalisisnya.

Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis mengadakan tinjauan

kepustakaan serta membaca literatur buku-buku yang berkaitan dalam skripsi ini

antara lain, Onong uchjana effendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Eriyanto,

Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media. Kontowijoyo dalam Paradigma

Islam; Interpretasi untuk Aksi. Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar

Untuk Analisis Wacana. M. Boggs Joseph, The Art of Watching Film. Adi

Pranajaya, Film dan Masyarakat: Sebuah Pengantar. dan tidak mendapati judul

Page 24: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

18

yang serupa dengan judul yang diambil oleh penulis yaitu : Analisis Wacana

Pesan Moral dalam Film Naga Bonar Karya Asrul Sani oleh saudara Sukasih Nur

tahun 2008. Dalam penulisan, penulis merujuk pada beberapa judul skripsi yang

berkaitan, diantaranya: Analisis Wacana Dakwah dalam Film Ayat-Ayat Cinta

oleh saudara Zeid Nuh tahun 2008. Sedangkan penulis mengambil judul Analisis

Wacana Film Titian Serambut Dibelah Tujuh Karya Chaerul Umam, dari dua

perbandingan di atas penulis berkeyakinan bahwa dengan objek yang berbeda

maka akan menghasilkan pada hasil penelitian yang berbeda pula.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika pembahasan skripsi ini terdiri dari lima bab yang terdiri

dari beberapa sub bab. Secara sistematis bab-bab tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I : Diawali dengan pendahuluan yang menjadi alasan diangkatnya

penelitian ini. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah,

pembatasan masalah dan perumusan masalah, manfaat penelitian,

metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II: Sebagai elaborasi mengenai film sebagai media pesan dakwah

meliputi, pengertian wacana film, tinjauan tentang film, film sebagai

sarana transformasi sosial, wacana film dilihat dari presfektif teoritis.

BAB III: Gambaran umum tentang film titian serambut dibelah tujuh, biografi

tentang Chairul Umam meliputi, latar belakang Chairul Umam,

karya-karya dari Chairul Umam, serta menguraikan deskripsi tentang

film Titian Serambut Dibelah Tujuh.

Page 25: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

19

BAB IV: Merupakan inti persoalan yang diangkat dalam skripsi ini, yaitu

berupaya menerangkan temuan dan analisis wacana yang dibangun

dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh dan korelasinya dengan

konteks teks film, kognisi sosial, konteks sosial dalam film Titian

Serambut Dibelah Tujuh.

BAB V : Merupakan akhir atau penutup dari penulisan skripsi ini, berisi

kesimpulan dan saran-saran. Pada bagian penutup ini merupakan

jawaban terhadap beberapa pertanyaan yang termuat dalam rumusan

masalah.

Lampiran-lampiran. Berisikan naskah wawancara, dokumentasi, footage-footage

gambar dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh, foto-foto pembuat film Titian

Serambut Dibelah Tujuh, dan lain-lainnya.

Page 26: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Wacana Film

1. Analisis Wacana

Secara etimologi, wacana berasal dari bahasa Sansekerta wac/wak/vak,

artinya ‘berkata’ atau berucap’. Kata ana yang berada di belakang adalah bentuk

sufiks (akhiran) yang bermakna ‘membedakan’ (nominalisasi). Kemudian kata

tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Jadi kata wacana dapat diartikan

sebagai perkataan atau tuturan.1 Namun, istilah wacana diperkenalkan dan

digunakan oleh para ahli linguis di Indonesia sebagai terjemahan dari istilah

bahasa Inggris discourse. Kata discourse sendiri berasal dari bahasa Latin

discursus (lari kesana kemari). Kata ini diturunkan dari kata dis (dan/dalam arah

yang berbeda) dan kata currere (lari).2

Sedangkan secara terminologi, istilah wacana memiliki arti yang sangat

luas. Luasnya makna wacana tersebut, mulai dari studi bahasa, psikologi,

sosiologi, politik, komunikasi, dan sastra.3

Dengan demikian, kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau

tuturan. Dalam kamus bahasa Jawa kuno Indonesia karangan Wojowasito terdapat

1 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik dan Analisis Framing, h. 48. 2 Dede Oetomo, Kelahiran dan Perkembangan Analisa Wacana, (Yogyakarta: Kanisius,

1993), h. 3. 3 Sobur, Analisis Teks Media, h. 47.

20

Page 27: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

21

kata waca berarti baca, wacaka berarti mengucapkan dan kata wacana berarti

perkataan.4

Analisis wacana atau discourse analysis adalah suatu cara atau metode

untuk mengkaji wacana yang terdapat atau terkandung di dalam pesan-pesan

komunikasi baik secara tekstual maupun kontekstual. Analisis wacana berkenaan

dengan isi pesan komunikasi, yang sebagian di antaranya berupa teks.5 Di

samping itu, analisis wacana juga dapat memungkinkan kita melacak variasi cara

yang digunakan oleh komunikator (penulis, pembicara, sutradara) dalam upaya

mencapai tujuan atau maksud-maksud tertentu melalui pesan-pesan berisi wacana-

wacana tertentu yang disampaikan, Analisis wacana adalah ilmu baru yang

muncul beberapa puluh tahun belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini

membatasi penganalisannya hanya kepada soal kalimat dan barulah belakangan

ini sebagai ahli bahasa memalingkan perhatiannya kepada penganalisisan

wacana.6

Meskipun pendefinisian mengenai wacana kenyataannya memang

berbeda-beda sesuai dengan perspektif teori yang digunakan, pada umumnya

disepakati bahwa wacana sebenarnya adalah proses sosiokultural sekaligus juga

proses linguistik.

Seperti yang banyak dilakukan dalam penelitian mengenai organisasi

pemberitaan selama dan sesudah tahun 1960-an, analisis wacana menekankan

pada “How the ideological significance of news is part and parcel of the methods

4 Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis

Wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), h.3. 5 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKiS, 2007), h. 170. 6 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, h. 171.

Page 28: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

22

used to process news” (bagaimana signifikasi ideologis merupakan bagian dan

menjadi paket metode yang digunakan untuk memproses media).

“Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut saat ini selain

demokrasi, hak asasi manusia, masyarakat sipil, dan lingkungan hidup. Akan

tetapi, seperti umumnya banyak kata, semakin tinggi disebut dan dipakai kadang

bukan semakin jelas, tetapi semakin membingungkan dan rancu. Ada yang

mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat.”7

Menurut Collins English Dictionary, “wacana adalah komunikasi verbal,

ucapan dan percakapan. Sedangkan menurut J.S. Badudu wacana merupakan

rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu

dengan proposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah

makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu.”8

Van Dijk menyatakan bahwa wacana itu sebenarnya adalah bangun teoritis

yang abstrak (The abstract theoretical construct) dengan begitu wacana belum

dapat dilihat sebagai perwujudan wacana adalah teks.9

Sebuah kalimat bisa terungkap bukan hanya karena ada orang yang

membentuknya dengan motivasi atau kepentingan subjektif tertentu. Terlepas dari

apa pun motivasi atau kepentingan orang ini, kalimat yang dituturkannya tidaklah

dapat dimanipulasi semau-maunya oleh yang bersangkutan. Kalimat itu hanya

dibentuk, hanya akan bermakna, selama ia tunduk pada sejumlah “aturan”

gramatika yang berada di luar kemauan, atau kendali si pembuat kalimat. Aturan-

7 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 237. 8 Abdul Rani, Analisis Wacana Sebuah Kajian (Malang: Bayu Media, 2004), h. 4 9 Abdul Rani, Analisis Wacana Sebuah Kajian, h. 5.

Page 29: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

23

aturan kebahasan tidak dibentuk secara individual oleh penutur yang

bagaimanapun pintarnya. Bahasa selalu menjadi milik bersama di ruang publik.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa wacana adalah

gagasan umum bahwa bahasa ditata menurut pola-pola berbeda yang diikuti oleh

ujaran para pengguna bahasa ketika mereka ambil bagian dalam domain-domain

kehidupan sosial yang berbeda.

2. Pengertian Film

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film adalah selaput tipis yang

dibuat dari selluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau

tempat gambar positif (yang akan di mainkan di bioskop).10 lakon (cerita), gambar

hidup.11 Sedangkan secara etimologis, film adalah gambar hidup, cerita hidup.

Sedangkan menurut beberapa pendapat, film adalah susunan gambar yang ada

dalam selliloid, kemudian diputar dengan mempergunakan teknologi proyektor

yang sebetulnya telah menawarkan nafas demokrasi, dan bisa ditafsirkan dalam

berbagai makna.12 Ada juga yang menjelaskan bahwa film adalah bayangan yang

diangkat dari kenyataan hidup yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, yang

menyebabkan selalu ada kecenderungan untuk mencari relevansi antara film

dengan realitas kehidupan.13

Tetapi lebih dari itu, dilihat lebih mendalam film tidak hanya sekedar

cerita semata melainkan sebuah gambaran dalam kehidupan sosial sebuah

10 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 316 11 Poerwadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h.11. 12 Gatot Prakoso, Film Pinggiran-Antalogi Film Pendek, Eksperimental & Dokumenter.

FFTV-IKJ dengan YLP (Jakarta:Fatma Press, 1997), h. 22. 13 Aep Kusnawan, dkk., Komunikasi dan Penyiaran Islam (Bandung: Benang Merah

Press, 2004), h. 95.

Page 30: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

24

komunitas. Film memiliki realitas kelompok masyarakat, baik realitas dalam

bentuk imajinasi atau realitas dalam arti sebenarnya.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa film adalah

sebuah cerita yang disampaikan melalui media audio visual yang berisi tentang

kehidupan sehari-hari ataupun kisah lainnya, yang mempunyai durasi dalam

penayangannya.

Film dapat memberikan pengaruh bagi jiwa manusia, karena dalam suatu

proses menonton film terjadi suatu gejala yang disebut oleh ilmu jiwa sosial

sebagai identifikasi psikologi, karena sesuai dengan karakteristik dan

keunikannya, film mempunyai kelebihan dibanding dengan media-media lainnya.

Pesan yang disampaikan melalui media film akan disampaikan secara halus dan

meyentuh relung hati sehingga tanpa sadar orang yang melihat film tersebut

seolah-olah tidak merasa digurui.

Dilihat dari fungsinya, film tidak hanya memberikan hiburan semata tetapi

lebih dari itu film sudah masuk kedalam sebuah kebudayaan yang tidak hanya

sekedar objek estetika. Grame Turner menyatakan bahwa film merupakan praktek

sosial pembuat film dan penonton film, di mana melalui narasi-narasi dan makna-

makna yang ditampilkan, terlihat bukti yang membuat budaya menjadi masuk akal

dan nyata.

“It’s now more or less accepted that film’s function in our culture goes beyond that being simply an exhibited aesthetic. Object film is a social practice for it’s makers and it’saudience: in it’s narative and meaning we can locate evidence of the ways in which our culture makes sense of it selfs.”14 (Sekarang lebih atau kurang diterima bahwa fungsi film dalam budaya kita melampaui bahwa menjadi sekadar estetika dipamerkan. Objek film adalah

14 Grame Turner, Film As Social Praktice (London: Routledge, 1993), h. 3.

Page 31: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

25

praktek sosial untuk itu para pembuat dan penonton: di dalamnya dari narative dan artinya kita dapat menemukan bukti tentang cara-cara di mana budaya kita itu masuk akal mereka sendiri)

Film juga dapat berfungsi alat propaganda bagi kepentingan kelompok

ataupun kepentingan sebuah negara, karena film dianggap memiliki sebuah

kredibilitas, jangkauan, dan pengaruh emosi bagi orang yang menontonnya.

Sekitar tiga dekade lalu terjadi perang Vietnam pada tahun 1970-an, di mana pada

perang Vietnam pasukan Amerika Serikat dibuat tidak berdaya menghadapi

pasukan Vietkong (tentara Vietnam), tetapi dalam film Rambo yang menceritakan

perang Vietnam, Justru sebaliknya pasukan Vietkong berhasil dikalahkan oleh

pasukan Amerika Serikat.

Selain itu, fungsi film juga dapat memberikan perubahan sosial bagi

masyarakat, misalnya ketika film Laskar Pelangi sukses di pasaran, banyak dari

lapisan masyarakat Indonesia yang sangat menggemari dari bentuk alur cerita,

film ini berkisah tentang kalangan pinggiran, tentang perjuangan hidup menggapai

cita-cita yang mengharukan dan indahnya persahabatan.

B. Tinjauan Tentang Film

1. Sejarah Perfilman di Indonesia

Pertunjukan film di Indonesia dimulai pada 05 Desember 1900 di Batavia

(Jakarta) dan film baru dibuat tahun 1910-an, itupun berupa film dokumenter,

sedang film cerita tahun 1926 di Bandung dengan judul ‘Loetoeng Kasaroeng’.15

15 Rahman Chaidir, Festival Film Indonesia 1983, (Medan : Badan Pelaksana FFI, 1983),

h. 84.

Page 32: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

26

“Dari catatan sejarah perfilman di Indonesia, film pertama yang diputar

berjudul ‘Lady Van Java’ yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926 oleh

seorang yang bernama David, lalu disusul oleh ‘Eulis Atjih’ produksi Krueger

Coorporation pada 1927 / 1928.”16

“Tiga tahun setelah itu, yakni 1929 berdirilah sebuah perusahaan film di

Jakarta yaitu Tan’s Film, dan pada 1931 muncul film-film bersuara ; Nyai

Dasima’, ‘Terang Bulan’ yang mulai beredar pada 1938 membuat kejutan, mampu

menarik penonton luar biasa Pasangan R. Mochtar dan Roekiah jadi laris. Java

Industrial Film (JIF) pimpinan The Teng Chun yang bergerak sejak 1931, tampil

sebagai perusahaan yang paling produktif.”17

Masa panen pertama berakhir pada 1942 dengan mendaratnya Jepang, yang

mengusir Belanda dari Indonesia, semua perusahaan film ditutup, yang boleh

bergerak hanya Nippon Eigh Sha milik pemerintah Jepang, yang selanjutnya

memproduksi film panjang berjudul ‘Berjoeang’ sempat dibuat disamping film

penting dengan durasi 30 menit, namun isinya hanya propaganda. Jepang telah

memanfaatkan film untuk media informasi dan propaganda. Namun tatkala

bangsa Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaannya, maka pada tanggal

06 Oktober 1945 Nippon Eigh Sha diserahkan secara resmi kepada pemerintah

Republik Indonesia.18

16 Rahman Chaidir, Festival Film Indonesia 1983, h. 85. 17 Rahman Chaidir, Festival Film Indonesia 1983, h. 86. 18 Rahman Chaidir, Festival Film Indonesia 1983, h.87.

Page 33: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

27

Dalam perkembangan film di Indonesia setelah berdirinya NKRI (Negara

Kesatuan Republik Indonesia) ada empat periode :

a. Periode 1950-1962

Sesudah negara NKRI berdiri, mulailah kehidupan baru dalam

perfilman Indonesia, karena baru muncul perusahaan produksi film milik

pribumi Indonesia sendiri, seperti haji Usmar Ismail dan Jamaludin.

Mereka mempunyai cita-cita untuk mempertinggi kesenian dan teknik film

Indonesia agar mendapat penghargaaan dari masyarakat. Beberapa film

dan organisasi film yang berdiri pada saat itu adalah : PERFINI

(Perusahaan Film Nasional) dengan pemimpin Usmar Ismail, Soemanto,

Djojokoesoemo. PERSARI (Persatuan Artis Republik Indonesia) di bawah

pimpinan Djamaloedin Malik. Pada tahun 1952 berdiri Surya Film

Tranding, dan pihak penguasa Tionghoa muncul Ksatrya Dharma Film.

Sedangkan Banteng Film campuran dari orang Indonesia dengan

Tionghoa. Dari segi financial Tionghoa memiliki dan yang kuat sehingga

mereka mampu membuat film dan memutarnya di bioskop-bioskop.

Namun di tengah persaingan produsen-produsen Indonesia mempunyai

keberanian untuk menyewa studio yaitu: perusahaan PERFINI dengan film

pertama Darah dan Doa (The Long March). PERSARI berhasil membuat

cerita pertamanya sedap malam, namun perusahaan ini lebih

memperhitungkan segi komersial saja dibanding dengan perusahaan film

lainnya. Dunia perfilman akhirnya disemarakan dengan adanya Festival

Page 34: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

28

Film Indonesia (FFI) yang pertama berlangsung dari tanggal 30 Maret- 5

April 1955 dari sini maka timbulnya berbagai organisasi-organisasi

perfilman lainnya.19

b.Periode 1962-1965

Zaman keemasan perfilman secara kuantitatif bermula pada tahun

1960 dengan 38 judul, dan secara kualitatif bermula pada film Usmar

Ismail. Namun sebenarnya masa keemasan hanya sekejap saja, sebab

tahun 1962 tercatat kemunduran drastis. Kemunduran film ini tidak lepas

dari ketegangan politik di tanah air, sehingga banyak orang-orang politik

masuk dalam dunia perfilman. Maka jelas mereka lebih banyak keinginan

politik dibandingkan membangun industri film.20

c. Periode 1965-1970

Periode ini dengan munculnya pemerintah Orde Baru yang masih

memberlakukan hukum darurat perang. Dalam keadaan stabilitas politik

yang sering berubah-ubah, maka hal ini sangat menentukan maju dan

mundurnya dunia perfilman. Film nasional yang diproduksi tahun 1965

halnya 18 judul antara lain: Bergema, Liburan Seniman, Insane Bahari,

19 Phil Bactiar, Sejarah Media Massa (Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas

Terbuka,2000), h. 81. 20 Phil Bactiar, Sejarah Media Massa, h. 82.

Page 35: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

29

Karma, Darah Nelayan dan lainnya. Di tahun ini bioskop mulai melirik

bangunan fisik dan fasilitas yang bagus untuk menarik khalayak.21

d. Periode 1970- Sekarang

Pada periode ini tekhnologi canggih media visual mulai merambah

ke Indonesia seperti Video Tape dan pada tahun 1980 menjadi persaingan

dengan dunia film nasional maupun bioskop nasional. Persaingan ini

merambah dengan adanya pembajakan film dalam bentuk kaset, sehingga

masyarakat juga memiliki video dan hal ini menjadi penurunan terhadap

pembioskopan. Dan mengatasi persaingan ini, para pengusaha film

bergabung dalam Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI). Persaingan

ini semakin ketat dengan hadirnya teknologi HDTV (High Devinition

Television). Terus berkembang dengan mulai hadirnya televisi swasta

seperti, RCTI, SCTV, TPI, ANTV, TRANS TV, dan TV yang berkembang

sampai saat ini.22

2. Karakteristik dan Jenis-jenis Film

Sangat penting bagi seorang komunikator untuk mengetahui jenis serta unsur-

unsur yang terkandung pada sebuah film agar dapat memanfaatkan film tersebut

sesuai dengan karakteristiknya.

Film-film yang beredar memliki beberapa jenis-jenis tersebut dapat

diklasifikasikan kepada:

21 Phil Bactiar, Sejarah Media Massa, h. 83 22 Phil Bactiar, Sejarah Media Massa, h. 83.

Page 36: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

30

a. Drama, adalah suatu kejadian atau peristiwa hidup yang hebat,

mengandung konflik pergolakan, clash atau benturan antara dua orang

atau lebih. Sifat drama: romantika, tragedi dan komedi.

b. Realisme, adalah film yang mengandung relevansi dengan kehidupan

keseharian.

c. Film sejarah, melukiskan kehidupan tokoh tersohor dan peristiwanya.

d. Film perang, menggambarkan peperangan atau situasi di dalamnya atau

setelahnya.

e. Film futuristik menggambarkan masa depan secara khayali.

f. Film anak, mengupas kehidupan anak.

g. Kartun, cerita bergambar yang mulanya lahir di media cetak, yang diolah

sebagai cerita bergambar, bukan saja sebagai storyboard melainkan

gambar yang sanggup bergerak dengan tekhnik animation atau single

stroke operation.

h. Adventure, film pertarungan tergolong film klasik.

i. Crime story, pada umumnya mengandung sifat-sifat heroik.

j. Film seks, menampilkan erotisme.

k. Film misteri/horor, mengupas terjadinya fenomena supranatural yang

menimbulkan rasa wonder, heran, takjub dan takut.23

Tetapi ada satu lagi jenis film yang menurut penulis masuk ke dalam salah

satu jenis film yaitu film dokumenter. Film dokumenter adalah film yang berisi

tentang dokumentasi dari kisah kehidupan nyata, atau juga bisa berisi tentang

23 Kusnawan, dkk., Komunikasi dan Penyiaran Islam. h. 99.

Page 37: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

31

dokumentasi dari kehidupan diluar itu, misalnya dokumentasi tentang perang di

sebuah negara atau dokumentasi dari sebuah karya fun sebagainya.

3. Unsur-unsur dan Struktur Film Diantaranya:

a. Unsur-unsur Film

1) Title adalah judul.

2) Crident title, meliputi: produser, karyawan, artis (pemain) dll.

3) Tema film adalah sebuah inti cerita yang terdapat dalam sebuah film.

4) Intrik, yaitu usaha pemeranan oleh pemain dalam menceritakan adegan

yang telah disiapkan dalam naskah untuk mencapai tujuan yang di

inginkan oleh sutradara.

5) Klimaks, yaitu puncak dari inti cerita yang disampaikan. Klimaks bisa

berbentuk konflik atau benturan antar kepentingan para pemain.

6) Plot, adalah alur cerita. Alur cerita terbagi kedalam dua bagian yang

pertama adalah alur majudan yang kedua adalah alur mundur. Alur maju

adalah cerita yang disampaikan pada masa sekarang atau masa yang akan

datang, sedangkan alur mundur adalah cerita yang mengisahkan tentang

kejadian yang telah lampau.

7) Suspen atau keterangan, yaitu masalah yang masih terkatung-katung.

8) Million setting, yaitu latar kejadian dalam sebuah film. Latar ini bisa

berbentuk waktu, tempat, perlengkapan, aksesoris, ataupun fashion yang

disesuaikan.

9) Sinopsis, adalah gambaran cerita yang disampaikan dalam sebuah film,

sinopsis ini berbentuk naskah.

Page 38: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

32

10) Trailer, yaitu bagian film yang menarik.

11) Character, yaitu karakteristik dari para pemain/pelaku dalam sebuah

film.24

b. Struktur-struktur Sebuah Film Diantaranya:

1) Pembagian cerita.

2) Pembagian adegan (squence).

3) Jenis pengambilan gambar (shoot).

4) Pemilihan adegan pembuka (opening).

5) Alur cerita dan continuity (berkelanjutan).

6) Intrique yang meliputi jealousy, pengkhianatan, rahasia bocor, tipu

muslihat, dan lain-lain.

7) Anti klimaks, yaitu penyelesaian masalah. Anti klimaks ini terjadi setelah

klimaks.

8) Ending atau penutup. Ending dalam film bisa bermacam-macam, apakah

happy ending (cerita diakhiri dengan kebahagian) ataupun sad ending

(diakhiri dengan penderitaan).25

4. Dramatika Sebuah Film Titian Serambut Dibelah Tujuh

“Dramatika sebuah cerita dipahami sebagai unsur karya film yang

membuat penonton selalu merasa ingin mengikuti cerita film tersebut hingga

akhir. Dengan kata lain dramatika sebuah cerita menjadi pengunci perhatian

penonton, misalnya dengan mengunci empti penonton ketika menampilkan

24 Kusnawan, dkk., Komunikasi dan Penyiaran Islam, h. 101. 25 Kusnawan, dkk., Komunikasi dan Penyiaran Islam, h. 103.

Page 39: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

33

adegan yang menegangkan. Dengan adanya dramatik cerita ini, maka karya film

tidak monoton atau berkesan datar.”26

Ada beberapa unsur yang dapat menguatkan dramatik cerita sebuah film. Unsur

tersebut antara lain :

a. Informasi cerita

Informasi ini dapat berbentuk :

1) Suara (dialog, sound effect, dan ilustrusi musik)

2) Tempat atau setting cerita

3) Waktu (identifikasi waktu, flasback, lapse of time, periode sebuah masa,

waktu yang biasa pada kehidupan sehari-hari)

4) Informasi masa datang, semakin berlalu semakin tidak penting, dan

ketika sudah melewati informasi tersebut maka rasa ingin tahu hilang.

b. Konflik

Terjadinya action. Action muncul karena adanya alasan (motif) untuk

mengurangi ketergantungan. Dan action yang didasari alasan, yang dilakukan

orang tersebut dinamakan kehendak untuk mencapai tujuan, dan tujuannya

yaitu untuk mengurangi atau menghilangkan ketergangguan.

c. Suspence

Ketegangan yang dihasilkan oleh konflik sebuah cerita akan membuat

penonton terbawa dalam suasana cerita film tersebut.

d. Curiosity

26 M. Bayu Widagdo dan Winastiwan Gora S, Bikin Sendiri Film Kamu (Yogyakarta : DV

Industri, 2004), h. 30.

Page 40: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

34

Antisipasi degaan pada penonton yang dapat memancing rasa penasaran

atas sebuah adegan.

e. Surprise

Surprise lebih dipahami sebagai sebuah action yang dilakukan atau terjadi

di luar dugaan.27

C. Film Sebagai Sarana Transformasi Sosial

“Film merupakan alat komunikasi yang paling dinamis, apa yang

terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, masih lebih cepat dan mudah

masuk akal dari pada apa yang hanya dibaca. Film sebagai media massa, dapat

dimainkan peran dirinya sebagai saluran menarik untuk menyampaikan pesan-

pesan tertentu dari dan untuk manusia, termasuk pesan-pesan keagamaan atau

pesan moral.”28

“Perhatian terhadap penonton berubah bentuk ketika Jepang masuk. Film digunakan sebagai medium propaganda oleh pemerintahan pendudukan Jepang. Misbach sendiri mengakui efektivitas propaganda ini. Ia mengaku berkat film-film propaganda yang ditontonnya, ia tak percaya bahwa Jepang bisa kalah founding fathers film Indonesia sebagai kemampuan film untuk melakukan “komunikasi sosial”. Fase pendudukan Jepang inilah yang dipandang oleh Misbach sebagai sebuah fase penting dalam perkembangan film Indonesia. Ini sebabkan film bertransformasi dari fungsi hiburannya semata menjadi sebuah kekuatan pengubah masyarakat atau setidaknya mampu menjadi pembawa gagasan untuk didiskusikan oleh kaum intelektual, pada masa itu mereka sudah mulai menunjukan kepempimpinan politik yang sangat penting.”29

27 Bayu Widagdo dan Winastiwan Gora S, Bikin Sendiri Film Kamu, h. 31. 28 Kusnawan, dkk,, Komunikasi dan Penyiaran Islam, h.95. 29 Misbach Yusa Biran, Sejarah Film 1900-1950 Bikin Film di Jawa, (Komunitas Bambu

dan Dewan Kesnian Jakarta 2009), Cet ke-2, h, 31

Page 41: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

35

“Transformasi menunjukan adanya proses perubahan. Transformasi sosial

menunjuk pada proses perubahan-perubahan sosial yang dalam hal ini menunjuk

pada proses perubahan masyarakat.”30

Film sebagai salah satu media massa dalam komunikasi mempunyai

peranan yang penting dalam penyampaian pesannya, karena dengan kelebihan

yang dimilikinya pesan dalam film akan mudah dipahami oleh orang yang

menontonnya, begitupula dengan film “Titian Serambut Dibelah Tujuh”. Film

yang bernafaskan Islam yaitu “Titian Serambut Dibelah Tujuh” yang dihasilkan

oleh sutradara ternama Chaerul Umam mempunyai peranan dalam perkembangan

kegiatan dakwah di kancah perfilman nasional. Masuknya film membantu praktisi

dakwah di Indonesia untuk lebih giat lagi dalam menyampaikan tentang ajaran

Islam khususnya mengenai dakwah bil’hal serta tauhid dan rohaniyah.

Meskipun film ini termasuk berbentuk film klasik, namun film Titian

Serambut Dibelah Tujuh mencoba memberi tontotan bermoral dan menjunjung

tinggi nilai moral yakni keyakinan, perjuangan, kepasrahan, kesetian serta

harapan. Film Titian Serambut Dibelah Tujuh yang walau terlihat usang, namun

film ini adalah bentuk awal film dakwah pertama yang di presentasikan oleh

sutradara Chaerul Umam.

D. Wacana Film Dilihat dari Perspektif Teoritis

“Wacana secara bahasa berasal dari bahasa Inggris yaitu discourse. Kata

discourse menurut kamus besar bahasa Inggris berasal dari bahasa latin yaitu

30 Masyhur Amin, Mohammad Nadjib, Agama, Demokrasi dan Transformasi Sosial,

(LKPSM NU DIY 1993), h. 155.

Page 42: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

36

discursus, yaitu artinya lari kian kemari (kata dis berarti dari dalam arah yang

berbeda sedangkan currere berarti lari).”31

Di bawah ini adalah beberapa pengertian mengenai wacana menurut

beberapa pendapat.

Ismail Marahimin mengartikan wacana sebagai “kemampuan untuk maju

(dalam pembahasaan) menurut urut-urutan yang teratur dan semestinya”, dan

“komunnikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur”.32

Sedangkan Riyono Pratiko menjelaskan bahwa wacana adalah sebuah proses

berpikir seseorang yang mempunyai ikatan dengan ada tidaknya sebuah kesatuan

dan koherensi dalam tulisan yang disajikannya. Menurutnya, makin baik cara atau

pola pikir seseorang, maka akan terlihat jelas adanya kesatuan dan koherensi itu.33

Lain halnya dengan Samsuri yang menyatakan bahwa wacana bukan hanya

sebatas tulisan semata, tetapi juga menyangkut peristiwa komunikasi, baik lisan

ataupun tulisan. Seperti yang diungkapkanya dibawah ini.

“Wacana ialah rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa

komunikasi, biasanya terdiri atas seprangkat kalimat yang mempunyai hubungan

pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu dapat menggunakan

bahasa lisan, dan dapat pula memakai bahasa tulisan”.34

Alex Sobur menggambarkan wacana dalam berbagai aspek makna

kebahasaan, diantaranya:

31 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik dan Analisis Framing (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 9. 32 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 10. 33 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 10 34 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 10.

Page 43: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

37

1) Komunikasi pikiran dengan kata-kata; ekspresi ide-ide atau gagasan-gagasan; konversasi atau percakapan.

2) Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu subjek studi atau pokok telaah

3) Risalat tulis; disertasi formal; kuliah; ceramah; khutbah.35

Sementara itu Van Dijk mengemukakan bahwa wacana (discourse) memiliki

arti yang sangat kompleks, karena Van Dijk melihat wacana bukan hanya dilihat

dari segi kebahasaannya saja, tetapi melibatkan berbagai faktor diantaranya

komunikasi, interaksi, sosial dan budaya, sebagaimana diutarakannya.

“It would be nice if we could squeeze all we know about discourse inti a handy defination, unfortunately, as is also the case for such related concepts as “languange”, “communication”, “interaction”, “society” and “culture”. The notion of discourse is essentially fuzzy. As is often the case for consepts that stand for complex phenomena”.36 (Akan lebih baik jika kita bisa menekan semua kita ketahui tentang inti wacana yang berguna mendefisikan, sayangnya, seperti juga kasus terkait seperti konsep-konsep sebagai "bahasa", "komunikasi", "interaksi", "masyarakat" dan "budaya". Pengertian wacana pada dasarnya adalah kabur. Seperti sering terjadi untuk konsep yang berdiri untuk fenomena kompleks)

Van Dijk mengungkapkan bahwa suatu karakteristik yang khas yang

menandai wacana adalah pada aspek fungsionalnya yaitu berupa komunikasi.

Komunikasi adalah di mana orang menggunakan bahasa untuk

mengkomunikasikan ide-ide, kepercayaan-kepercayaan, atau ekspresi mereka,

dalam peristiwa sosial yang kompleks, misalnya dalam suatu situasi tertentu

seperti saat menelpon, bertemu teman, belajar di kelas, wawancara pekerjaan,

waktu kunjungan ke dokter, saat menulis atau membaca laporan berita.

Dari pendekatan ini, Van Dijk melihat wacana dari tiga dimensi yaitu:

1) Pengunaan bahasa.

35 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 10. 36 Ema khotimah, Analisis Wacana Ideologi Tandingan (Wacana Terorisme dalam

Media-Analisis Kritis Pemberitaan Abu Bakar Ba’asyir), (UNISBA, 2004), h. 19.

Page 44: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

38

2) Penyebaran kepercayaan.

3) Interaksi dalam situasi politik.

Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa wacana

adalah sebuah bentuk komunikasi baik verbal maupun nonverbal ataupula yang

berupa lisan atau tulisan yang disusun dengan menggunakan kalimat-kalimat yang

benar yang dipengaruhi oleh konteks-konteks (situasi/keadaan) dalam

pembentukan wacananya.

Teks, Konteks, dan Wacana

Apa yang dimaksud dengan teks itu? Bagi Barthes seperti dikutip Alex

Sobur, teks adalah sebuah kenikmatan.

“Sebuah kenikmatan dalam pembacaan sebuah teks adalah kesenangan kala menyusuri halaman demi halaman objek yang dibaca. Sebentuk keasyikan yang hanya dirasakan oleh si pembaca sendiri. Kenikmatan pembacaan itu bersifat individual. Kita tak akan bisa merasakan betapa asyiknya seseorang ketika membaca sampai tidak memperhatikan lagi apa yang ada di sekelilingnya bila kita sendiri tidak mencoba merasakan itu dengan turut membaca tulisan yang sama. Kenikmatan yang individual itu seakan-akan membangun sebuah dunia pembaca itu sendiri, yang dia secara bebas mengimajinasikannya (Kurniawan, 2001:202). Imajinasi itu sendiri merupakan suatu daya yang muncul dari dalam diri manusia, yang anatara lain, memiliki ciri personal (Tedjoworo, 2001:59).”37

Kenikmatan yang dimaksud oleh Barthes di sini adalah kenikmatan terhadap

isi dari bacaaan yang dibaca oleh seseorang. Barthes menggangap bahwa

penggunaan bahasa yang baik akan membawa orang yang membaca teks atau

naskah tersebut kedalam sebuah imajinasi pembacanya. Berbeda dengan Barthes,

Ricoeur berpendapat bahwa teks adalah wacana (yang berbentuk lisan) yang

37 Sobur, Analisis Teks Media, h. 52.

Page 45: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

39

diaplikasikan kedalam sebuah bentuk tulisan, artinya bahwa teks adalah “fiksasi

atau pelembagaan sebuah peristiwa wacana lisan dalam bentuk tulisan”.

Sementara Van Dijk menyebutkan ada enam konsep utama dalam sebuah teks

yaitu:

1) Suatu teks adalah suatu entitas yang dirangkum dalam suatu topik. 2) Beberapa teks (atau beberapa rangkaian sub topik) merupakan suatu

wilayah pengertian yang secara hirarkis diorganisir mulai dari tingkat permukaan sampai kedalaman dan sampai pada sub topik yang lebih umum.

3) Tingkat luaran (permukaan) suatu teks terdiri atas kata-kata (atau simbol-simbol) yang sebenarnya merupakan rangkaian ungkapan.

4) Tingkat permukaan secara berurut dapat dianalisis secara logis guna menunjukan struktur logis atau hubungan linier dan koherensi linier.

5) Tidak ada satupun teks yang secara utuh dipahami secara sederhana melalui analisis logis struktur urutan linier karena semua relasi logis antar proposisi tidak pernah sepenuhnya terklarifikasi berdasarkan bukti-bukti simbolik.

6) Kadang-kadang apa yang dikatakan (secara simbolik ditunjukan) pada tingkat permukaan (luaran) memberikan kita pemahaman apa yang terdapat pada tingkat yang lebih dalam seperti yang tampak pada teks.38

“Sementara itu Guy Cook berpendapat bahwa antara teks, konteks, dan

wacana merupakan suatu kesatuan yang tak terpisahkan, karena satu sama lainnya

mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi.”39

“Cook mengartikan bahwa teks adalah suatu bentuk bahasa baik itu kata-kata yang tercetak di kertas, tetapi juga termasuk kedalamnya berbagai ekspresi komunikasi, seperti ucapan, musik, gambar, efek suara, citra dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud konteks adalah semua situasi yang berbeda diluar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa, seperti partisipan, situasi, fungsi dan lain-lain, dan wacana adalah teks dan konteks sebagai suatu kesatuan. Oleh karena itu, Cook menekankan bahwa analisis wacana adalah upaya menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam proses komunikasi.”40

38 Khatimah, Analisis Wacana Ideologi., h. 31. 39 Sobur, Analisis Teks Media., h. 56. 40 Khatimah, Analisis Wacana Ideologi., h. 31-32.

Page 46: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

40

Sehingga dalam menganalisis sebuah wacana, terlebih dahulu harus diketahui

siapa pembicaranya, dan siapa pendengarnya, dengan begitu teks dan konteks

akan diketahui isinya, tetapi sebelum melakukan analisis wacana, harus diketahui

konteksnya terlebih dahulu, karena konteks menentukan suatu tujuan dari teks,

apabila konteks berubah maka berubah pula maknanya.

“Begitu pula menurut Van Dijk, dalam membahas wacana (discourse) sebagai

aksi dan interaksi, konteks merupakan suatu hal yang krusial. Tetapi yang paling

krusial diantara unsur-unsur konteks adalah para peserta yang terlibat di dalam

wacana. Unsur-unsur yang terlibat dalam konteks selain partisipan adalah setting,

perangkat keras, tindakan, pengetahuan, dan kesengajaan, tindakan-tindakan

dalam level yang lebih tinggi, lokal atau global konteks, dan konstruksi

konteks.”41

41 Khatimah, Analisis Wacana Ideologi, h. 33.

Page 47: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

BAB III

GAMBARAN UMUM FILM TITIAN SERAMBUT DIBELAH TUJUH

A. Sekilas Tentang Chaerul Umam

Chaerul Umam adalah seorang sutradara film yang cukup konsisten

mempertahankan eksisitensinya di genre keagamaan. Banyak sekali film-film yang

sudah disutradarai.

Pemilihan dari isi film adalah menjadi bidikan pertama untuk menggarap

produksi film. Karena sutradara film-film religi ini sangat memperhatikan betul apa

yang menjadi inti persoalan film yang akan di garapnya.

Imam Setyantoro Chaerul Umam yaitu nama lengkap sutradara yang selalu

mengingatkan kru filmnya ini akan kesadaran beragama. “Mamang” panggilan

akrabnya. Lahir dari seorang mubalighah yang aktif di Aisyiah Muhamadiyah

bernama Arifiah yang selalu mengajarkannya hidup beragama dan selalu dalam

lingkungan agamis. Mamang kecil selalu diajak oleh ibunya untuk mendengarkan

Arifiah berceramah diberbagai tempat di Tegal. Bapaknya bernama M. Chaeri adalah

seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja sebagai Guru.1

1 “Tema Islami Selamanya Akan Laku; Wawancara Eksklusif Bersama Chaerul Umam”,

Kolom Tokoh Harian Seputar Indonesia, (edisi Jum’at, 11 April 2008), h. 35.

42

Page 48: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

43

Chaerul Umam kecil tinggal disuatu desa terpencil. Chaerul Umam seperti anak

kecil pada umumnya lincah, nakal dan selalu iseng terhadap teman-temannya,

aktivitasnya setiap hari juga seperti anak-anak desa pada umumnya, pagi berangkat

sekolah, pulang sekolah dilanjutkan dengan sekolah Madrasah, sorenya pergi ke

mesjid untuk menunaikan ibadah sholat maghrib.

Ada hal yang berbeda dari kebiasaan anak kecil didesanya, setiap sore sambil

menunggu sholat maghrib, mamang dan teman-temannya berkumpul disurau untuk

berebut kentongan, selain itu, Mamang dan teman-temannya juga berebut untuk

mengumandakan adzan maghrib, dan mereka sering bertengkar gara-gara itu, hingga

ada yang menangis.2

Aktivitasnya berlanjut sehabis sholat maghrib di Surau kemudian pulang untuk

makan, dan setelah menunaikan sholat Isya dilanjutkan dengan ikut teater kampung

bernama “Ababalu”. Dari kecil Chaerul Umam memang sudah terlihat sebagai orang

yang tertarik terhadap dunia kesenian. Walaupun “Mamang” pernah tidak bermain

ludruk lagi ketika itu, malah justru dia sering mengganggu teman-temannya yang

sedang main drama.

Masa remaja Chaerul Umam tidak diwarnai oleh kegiatan-kegiatan yang cukup

padat, dia hanya seorang remaja yang berharap bahwa nanti kelak akan menjadi orang

yang berguna bagi semua orang. Dia bukan orang yang cukup pandai untuk berbuat

2 Wawancara Eksklusif Bersama Chaerul Umam, h. 35.

Page 49: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

44

banyak dikala itu. Namun aktivitas seni tetap saja dilakukan, dia bersama teman-

temannya membuat kelompok band dikampungnya, setelah pulang sekolah biasanya

chaerul umam dan teman-temannya pergi untuk “Ngeband”, nama band chaerul

umam dengan teman-temannya adalah “Pinang Muda”.

Aktivitas teaternya sampai remaja tidak berhenti. Darah seni yang mengalir dalam

tubuhnya mendorong beliau untuk terus aktif dalam dunia drama. Suatu saat pernah

dia merasa jenuh dengan aktivitas dramanya, ketika itu chaerul umam bosan, beliau

selalu mengganggu teman-temannya yang sedang latihan drama misalnya dengan

cara mematikan listriknya agar teman-temannya tidak konsentrasi dalam latihannya.

Tapi kemudian dia diajak lagi oleh guru keseniannya juga memotivasi dia agar dia

terus melanjutkan potensinya di bidang drama, karena guru keseniannya melihat

bakat yang cukup dari chaerul umam pada bidang seni peran.3

Dari SMA Chaerul Umam melanjutkan sekolahnya keperguruan tinggi, ketika itu

perguruan tinggi yang beliau pilih Universitas Gajah Mada (UGM), fakultas

Psikologi, tapi Mamang hanya sampai tingkat III. Selain itu Chaerul Umam juga

sempat mengenyam Pendidikan Asdrafi (Akademi Seni Drama Aktor Film) tidak

sampai setahun, karena Mamang lebih aktif diluar kampus. Ketika di perguruan tinggi

Chaerul Umam aktif disalah satu organisasi ekstra kampus, yaitu Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI) sempat menjadi Ketua Lembaga Seni Mahasiswa Islam

3 Wawanacara Eksklusif Bersama Chaerul Umam, h. 35.

Page 50: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

45

(LSMI) Cabang Yogyakarta. Setiap pekerjaan itu tergantung niatnya. Bila niatnya

untuk ibadah, maka pekerjaan itu pun bernilai ibadah. Inilah yang kini menjadi itikad

Imam Setyantono Chaerul Umam dalam setiap pekerjaan yang dilakukannya,

terutama sesuai dengan bidangnya, dalam setiap membuat film atau sinetron.

Pria kelahiran Tegal, 4 April 1943, ini mulai tertarik pada seni pentas ketika

melihat beberapa temannya ada yang aktif bermain drama. Apalagi, kenangnya, pada

saat itu sekelompok mahasiswa berhaluan kiri yang tergabung dalam Lembaga

Kesenian Rakyat (Lekra) aktif memnfaatkan teater sebagai ajang untuk propaganda

komunis. Melihat kondisi itu, ia dan sejumlah temannya di HMI kemudian

mendirikan kelompok teater untuk mengimbangi kelompok teater Lekra.

Akhirnya hampir setiap malam Chaerul Umam dn teman-temannya main drama

sampai kuliahnya terbengkalai. Ditambah lagi setelah WS. Rendra datang dari

Amerika, Chaerul Umam dan WS. Rendra mendirikan Bengkel Teater, dan kuliahnya

semakin tertinggal.4

Namun, setelah terjun di dunia teater, tampaknya ia sudah ‘kesetrum’. Setrum itu

ternyta sangat kuat, sehingga akhirnya justru ia susah meninggalkan dunia seni.

Bahkan kemudian, kuliah psikologi di UGM pun ia tinggalkan. Ia kemudian

berangkat ke Jakarta, untuk bertahan di ibukota, mula-mula ia menjadi wartawan

4 Wawanacara Eksklusif Bersama Chaerul Umam, h. 35.

Page 51: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

46

majalah Ekspres, sebelum terbit majalah Tempo. “Pokoknya saya kepingin kerja cari

uang,” kenangnya.5

Dari potensi yang dia miliki itu kemudian chaerul umam terus mengasah dirinya

di dunia peran dengan terus ikut berteater, pernah juga chaerul umam satu kelompok

teater dengan Alm. Abdurrahman Shaleh (Mantan Mahkamah Agung) dengan nama

“Pentas Cuiri” diambil dari nama salah satu batik Pekalongan, karena ketika itu

semua anggotanya orang Pekalongan.

Chaerul Umam dan kelompok teaternya pernah mengikuti Gestafu (Festival

Teater Kampus Islam) dan memenangkan festival itu, tapi setelah itu kelompok

teaternya kemudian bubar, kemudian Chaerul Umam bergabung dengan Arifin C.

Noer dalam teater “Muslim”, dan ketika Arifin C. Noer pindah ke Jakarta, Chaerul

Umam bergabung dengan WS. Rendra selama 2 tahun.6

1. Biografi Chaerul Umam

Imam Setyantono Chaerul umam yang lahir di Tegal, 4 April 1943 adalah satu

dari sedikit sutradara handal yang memiliki dedikasi kuat terhadap komitmen

perbaikan moral dan penebaran nilai-nilai kebajikan melalui ranah sinematografi atau

film. “Harun yahya menyatakan bahwa apa yang dimaksud dengan nilai moral adalah

5 Wawancara Pribadi dengan Chaerul Umam, Rabu, 03 Februari 2010.

6 “Profil Chaerul Umam”, Artikel diakses pada 5 Desember 2009 dari http://www.tamanismailmarzuki.com,

Page 52: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

47

konsep yang diperkenalkan oleh agama sehingga membuat hidup ini indah dan

berguna. Kapan pun terjadi penyimpangan atas nilai ini, kita menghadapi gambaran

masyarakat yang benar-benar buruk.”7

Chaerul umam memiliki sejarah yang cukup panjang dalam meretas kariernya

sebagai sutradara. Tercatat bahwa Mamang memulai karir di dunia perfilman nasional

adalah pada tahun 1973. Pada saat itu posisi Mamang adalah sebagai dubber (pengisi

suara dalam film). Kemudian dipercaya sebagai asisten sutradara. Sutradara kala itu

adalah Moetinggo Busye disusul kemudian kesempatan untuk menjadi asisten dari

Asrul Sani. Empat kali Mamang menjadi asisiten sutradara.8 Promosinya sebagai

sutradara juga lahir tanpa sengaja. Pada tahun 1975, Asrul Sani menangani film Tiga

Sekawan, produksi Kwartet Jaya pimpinan Eddy Sud. Dua minggu sebelum shooting,

Asrul Sani mendadak mengundurkan diri. Tiga sutrdara yakni, Misbach Jusa Biran,

Wahju Sihombing dan Nya’Abbas Acub diminta menggantikannya. Semua menolak,

Acub malah mengusulkan chaerul umam, yang memang melamar sebagai sutradara

pengganti Asrul Sani.9 Pengagum sutradara Jepang Akira Kurosawa ini mengaku

belajar film dari Sjumandjaja, Motinggo Boesje, Teguh Karya, dan buku-buku.

7 Harun Yahya, Kedangkalan Pemahaman Orang-Orang Kafir, (Surabaya: Risalah Gusti,

2003), cet. Ke 1, h. 67.

8 Wawancara Pribadi dengan Chaerul Umam, Rabu, 03 Februari 2010.

9 “Profil Chaerul Umam”, Artikel diakses pada 5 Desember 2009 dari http://www.tamanismailmarzuki.com.

Page 53: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

48

Dalam menerima order, ia mensyaratkan skenario yang baik, misi yang jelas, dan

tidak mau didikte. Ia pernah menolak membikin film komedi seks.10

Chaerul umam memang dikenal sebagai sutradra yang religious. Ia menuturkan

bahwa akhlak orang film harus baik, ketika di depan layar kamera ataupun tidak,

tingkah laku mereka harus mencerminkan Islam. Begitu pula dengan film Islami.

Menurutunya film Islami adalah film yang pengadegannya Islam. Jadi Islam bukan

hanya dijadikannya sebagai solusi konflik dalam film, jangan-jangan 99 persen

pengadegan film itu jahili kemudian diakhiri dengan adegan insyaf. Chaerul umam

merasa tidak cocok jika dalam film yang bertemakan Islam, terdapat aktor atau aktris

yang bukan beragama Islam. Ketidakcocokan Chaerul Umam berpulang pada

kekhawtirannya jika dalam film tersebut terdapat adegan seperti sholat yang

dimainkan aktor atau aktris yang bukan muslim.11

“Chaerul Umam memang terkenal memagang teguh ajaran Islam secara baik.

Pada waktu mayoritas sineas muda yang tergabung dalam Masyarakat Perfilman

Indonesia (MFI) mewakili elemen liberal menuntut pembubaran Lembaga Sensor

Film (LSF) dengan alasan yang klasik, bahwa keberadaan Lembaga Sensor Film

menghambat kreatifitas. Mereka menuntut liberalisme yang ekstrem. Chaerul Umam

akhirnya berperan besar dalam menuntaskan permasalahan ini, dia menyarankan

10 http://www.tamanismailmarzuki.com, Ibid

11 “Definisi Sebuah Film Islami; Profil Chaerul Umam”, Kolam Wawasan Harian Republika, Nomor 85/Tahun Ke-16 (Rabu, 2 April 2008), h. 9.

Page 54: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

49

kepada LSF untuk satu ormas yang kerap memaki-maki LSF dan meminta

pembubaran terhadap LSF. Saran itupun dikuti oleh LSF. Akhirnya LSF mengundang

ormas tersebut untuk melihat potongan-potongan film yang ada di LSF. Setelah

melihat potongan-potongan film yang telah disensor, akhirnya ormas tersebut justru

berbalik arah mendukung LSF.”12

2. Karya-karya Chaerul Umam dan Penghargaan Perfilmannya

1) Karya

Karya dan penghargaan chaerul umam di dunia perfilman dibilang termasuk

spektakuler. Debutnya di dunia film sudah menghasilkan puluhan karya dan diantara

karya-karya yang dibuat diantaranya:

1) Bing Slamet Dukun Palsu (1973)

2) Si Rano, Sayangilah Daku Sebelum Usia 17 (1974)

3) Tiga Sekawan (1975)

4) Al- Kautsar (1977)

5) Cinta Putih (1977)

6) Sepasang Merpati (1979)

7) Betapa Damai Hati Kami (1981)

8) Titian Serambut Dibelah Tujuh (1982)

9) Gadis Marathon (1981)

12 “Susahnya Mencetak Sutradara Handal”, Kolom Tatap Muka Majalah Tarbawi, Ibid, h. 24

Page 55: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

50

10) Hati Yang Perawan (1984)

11) Kejarlah Daku Kau Kutangkap (1985)

12) Perceraian (1985)

13) Sama Juga Bohong (1986)

14) Bintang Kejora (1986)

15) Keluarga Markum (1986)

16) Terang Bulan Di Tengah Hari (1988)

17) Malioboro (1989)

18) Joe Turun Ke Desa (1989)

19) Jangan Bilang Siapa-siapa (1990)

20) Oom Pasikom / Periode Ibukota (1990)

21) Boss Cormad (1990)

22) Nada dan Dakwah (1991)

23) Ramadhan dan Ramona (1992)

24) Fatahillah (1997)

25) Ketika Cinta Bertasbih (2009).13

Selain dunia film chaerul umam juga berkarya lewat sinetron, sudah banyak

sinetron yang disutradarainya, diantaranya :

13 Wawancara Pribadi dengan Chaerul Umam, Rabu, 03 Februari 2010.

Page 56: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

51

1) Bengkel Bang Jun

2) Rumah Tuhan Rumah Kehidupan

3) Jalan Lain Kesana

4) Maha Kasih

5) Jalan Takwa

6) Matahari Cinta

7) Astagfirullah

2. Penghargaan

Selain beliau berkreativitas dan berkarya di dunia perfilman ada beberapa

penghargaan yang sudah beliau raih, salah satu prestasinya diantaranya:

1). Nominasi Sutradara Terbaik dalam film.

a. Titian Serambut Dibelah Tujuh pada Festival Film Indonesia (FFI)

tahun 1984

b. Joe Turun ke Desa pada Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1986

c. Kejar Daku Kau Kutangkap pada Festival Film Indonesia (FFI) tahun

1987

d. Nada dan Dakwah pada Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1992.14

2). Sutradara Terbaik dalam Film Terbaik pada Festival Film Indonesia

(FFI) tahun 1992 melalui film Ramadhan dan Ramona.

14 J.B. Kristanto, Katalog Film Indonesia, h. 256.

Page 57: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

52

3). Skenario Terbaik dalam film Nada dan Dakwah pada Piala Citra.

4). The Best Sound Recording dan The Best Sosial Cultural Film pada

Festival Film Asia-Pasifik yang diselengarakan di Bangkok, Thailand

pada tahun 1977 melalui film Al-Kautsar.15

Curricullum Vitae Chaerul Umam

Nama Lengkap : Imam Setyantoro Chaerul Umam

Nama Panggilan : Mamang atau Chaerul Umam

Tempat, Tanggal lahir : Tegal, 4 April 1943

Nama Orang Tua : M. Chaeri (Bapak)

Arifiyah (Ibu)

Anak ke : 3 dari 4 bersaudara

Agama : Islam

Pekerjaan / Profesi : Sutradara

Karier : Direktur Utama PT. Prasidi Teta Film

Jabatan Lain : Ketua Lembaga Seni dan Budaya PP Muhammadiyah

Status marital : Menikah dengan dikaruniai 3 orang anak

Nama Istri : Siti Chadisah

Nama Anak : Putri Emma ZK

15 Wawancara Pribadi dengan Chaerul Umam, Rabu, 03 Februari 2010.

Page 58: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

53

Putra Chaerul Al-Hadits

Aulia Akbar

Hobby : Membaca Cerita Pendek

Alamat : Kav. Pengadilan Blok G No.4 Klender Jakarta Timur

Pendidikan Formal : SDN 18 Tegal, Jawa Tengah (1955)

SMPN 2 Tegal, Jawa Tengah (1958)

SMA Muhamadiyyah Yogyakarta (1964)

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

(UGM), Yogyakarta (sampai tingkat III)

Motto Hidup : Mencari Ridho Allah.16

B. Deskripsi Film Titian Serambut Dibelah Tujuh

1. Jalan Cerita Film Titian Serambut Dibelah Tujuh

Ibrahim (El Manik). Guru muda yang teguh, menemukan kejanggalan-

kejanggalan dalam kehidupan kampung yang akan dia tinggali. Hatinya

membenarkan apa yang pernah dikatakan musafir tua (Darussalam), yang berkelana

dari desa ke desa untuk menambah ilmu atau mengajar, bahwa kehidupan

masyarakatnya diibaratkan sebagai layang-layang putus. Pak sulaeman (Rachmat

Hidayat) selaku guru agama dan sesepuh kampung, kehidupannya banyak

16 Wawancara Pribadi dengan Chaerul Umam, Rabu, 03 Februari 2010

Page 59: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

54

dipengaruhi kebejatan moral Pak Harun (Soekarno M Noor), orang terkaya di

kampung itu, yang hidupnya dihiasi perjudian dan perbuatan homoseksual. Cara

mengajar agama Sulaiman pun keras dan konservatif. Hal ini berbeda dengan cara

pendekatan ibrahim, hingga ia harus berhadapan dengan guru tua itu.

Disamping itu, Ibrahim juga harus berhadapan dengan Arsad (Soultan

Saladin), pemuda brandalan yang tidak suka dengan kehadirannya, terutama karena

Ibrahim pernah memergoki Arsad ketika memperkosa Halimah (Dewi Irawan), gadis

desa yang kemudian dianggap sakit jiwa. Ia juga harus berhadapan dengan isteri Pak

Harun, Jamilah (Justine Rais) yang jatuh cinta kepadanya, lalu memfitnahnya.

Ibrahim ibarat tengah menyebrang titian serambut dibelah tujuh. Ibrahim berhasil

membuka kesadaran kehidupan di kampung itu. Apalagi Arsad dipergoki penduduk

tengah berusaha memperkosa gadis lain hingga penduduk marah. Ibrahim sendiri

kena difitnah istri Harun dengan tuduhan memperkosa. Di tengah kerumunan

penduduk yang hendak menghukum, muncul lagi sang musafir tua mendudukan

perkara sebenarnya.17

2. Wacana Yang Diangkat dalam Film Titian Serambut Dibelah Tujuh

Dalam film ini wacana atau gagasan yang diangkat adalah sebuah konteks

ajaran nilai-nilai Islam yakni amar ma’ruf nahi munkar yang mana hadirnya guru

Ibrahim setelah belajar dan lulus dari sebuah pesantren dan ingin menerapakan ilmu

17 J.B. Kristanto, Katalog Film Indonesia, h. 256

Page 60: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

55

agamanya dan menjadi seorang musafir ke dalam desa batu hampar itu telah

memberikan sebuah peran yang sangat besar dalam memberikan secercah harapan

yang baik serta tatanan ajaran Islam yang benar dengan dakwah bil hal-nya atau

dakwah perbuatannya. Namun dibalik itu semua guru Ibrahim mendapatkan cobaaan

serta rintangan dalam mengaktualisasikan ajaran-ajaran Islam, melihat kondisi sosial

masyarakat desa batu hampar yang sangat begitu hampa dalam mencari seorang

pemimpin yang tauldan dan membebaskan seluruh masyarakat desa batu hampar

tersebut lepas dari segala bentuk kejahiliyahan Banyak hal pelajaran hidup dan

keadaan sosial yang Ibrahim dapatkan serta diberikan kepada masyarakat desa batu

hampar, tegasnya untuk lebih membuat bahwa amar ma’ruf nahi munkar di tengah

masyarakat desa batu hampar yang telah seperti layang-layang putus, tak ada panutan

seseorang dibalik sebuah kehidupan yang sangat tidak tertata.

3. Perjuangan Tokoh Protagonis dalam Film Titian Serambut Dibelah Tujuh

Ibrahim sesosok guru muda yang tegar dan bijaksana hadir di sebuah desa

batu hampar, datangnya guru ibrahim di tengah desa yang penuh penyakit

masyarakat, perjuangan seorang guru ibrahim sangat rumit dan penuh tantangan

dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.18 Ketika di hadapkan dengan sebuah

kenyataan yang begitu dilematika, ibrahim mencoba untuk tegar dan memberanikan

dirinya untuk terjun ke dalam ranah masyarakat desa batu hampar yang penuh dengan

18 Kristanto, Katalog Film Indonesia, h. 256

Page 61: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

56

kebusukan. Melakukan dakwah Islamiyah dengan menegakkan amar ma’ruf nahi

mungkar di desa batu hampar yang dilakukan oleh tokoh protogonis Ibrahim dalam

mengaktualisasikan ajaran Islam yang sesuai dalam konteks amar ma’ruf nahi

munkar. Ibrahim dalam melangsungkan dakwahnya terbukti telah memberikan

perubahan yang signifikan bagi desa batu hampar dengan menggagas dan

mengimplementasikan Islam yang berpihak pada transformasi sosial. Memang pada

awal mulanya usaha untuk merintis gagasan Islam yang transformatif banyak

mendapatkan tantangan terutama dari H.Sulaeman selaku guru agama dan sesepuh

kampung, kehidupannya banyak dipengaruhi kebejatan moral Harun, orang terkaya di

kampung itu. Di tambah ulah seorang pemuda brandalan yang bernama Arsad dengan

berbagai cara ia tempuh untuk menghentikan usaha Ibrahim dalam menegakkan amar

ma’ruf nahi munkar di desa batu hampar yang penuh rintangan serta cobaan.19

19 Kristanto, Katalog Film Indonesia, h. 256

Page 62: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS

A. Wacana Film “Titian Serambut Dibelah Tujuh” Dilihat dari Teks Film

Sesuai dengan model Teun Van Dijk, wacana teks terdiri atas tiga struktur

atau tingkatan, yaitu struktur makro, superstruktur, struktur mikro, yang masing-

masing saling mendukung.

1. Struktur Makro

a. Tematik

Dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh, topik menggambarkan

apa gagasan inti yang ingin dikedepankan dan diungkapkan oleh penulis

skenario dalam film tersebut, ketika melihat atau memandang suatu

peristiwa.

Dalam film titian serambut dibelah tujuh, topik utama atau tema

umum yang di ambil penulis tentang perjuangan Ibrahim dalam menghadapi

tantangan, ibrahim selalu memegang keyakinan dan prinsip moral dengan

teguh dalam kesehariannya.1 Masa sulit dan cobaan fitnah yang menghujani

pada ibrahim, sehingga membawa pada sebuah kekuatan doa dan keyakinan.

Subtopik dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh mengenai persoalan:

1) Tentang Keimanan (Keyakinan Kepada Allah SWT)

1 Wawancara Pribadi dengan Chaerul Umam, Rabu, 03 Februari 2010

57

Page 63: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

58

Dalam skenario ini, isi cerita yang diangkat mengenai perjuangan

ibrahim sebagai guru muda yang teguh, menemukan kejanggalan-

kejanggalan dalam kehidupan kampung yang akan ia tinggali. Namun

ibrahim tidak berputus asa. Ibrahim senantiasa memberikan ajaran-

ajaran Islam kepada masyarakat desa batu hampar, ibrahim selalu berdoa

dan meminta pertolongan kepada Allah dan pada akhirnya Allah

memberikan jalan keluar atas permasalahan yang sedang dihadapi, dan

mereka percaya bahwa menegakkan amar ma’ruf nahi munkar adalah

suatu perbuatan yang amat terpuji.

Di dalam scene 23, secara umum digambarkan kepada murid-murid

Ibrahim mengenai keimanan kepada Allah SWT dan keyakinan guru

Ibrahim terhadap pertolongan Allah SWT. Karena ia yakin dan percaya

bahwa hanya Allah yang mampu menolong hamba-Nya dari kesulitan.

IBRAHIM: Waktu itu nabi sudah tidak dapat lagi melarikan diri. Orang Quraish yang mengejarnya telah siap untuk mengayunkan pedangnya buat membunuh Nabi. Ia lalu bertanya: “Hai, Muhammad, siapa yang bisa menyelamatkan engkau kalu bukan aku?” lalu apa kata Nabi. Kalu orang-orang tidak beriman akan berteriak “ampun, ampun”. Tapi Nabi tidak. Dengan penuh keimanan Nabi berkata “Ahad”—maksudnya yang satu. Maka jatuhlah pedang orang Quraish itu. Nabi berdiri. Nah, sekarang berganti. Nabi mengambil pedang lalu berkata pada orang Quraish itu: Nah, kini siapa yang bisa menyelamatkan kamu. Orang Quraish itu sadar, bahwa dia tidak punya siapa-siapa untuk minta tolong—maka orang Quraish itu menyerah, lalu sesudah itu orang Quraish itu memeluk agama Islam.2

2 Dalam Skenario Film Titian Serambut Dibelah Tujuh, h. 21., Dilihat juga buku Perjalanan

Hidup Rasul Yang Agung Muhammad SAW Dari Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir, (Jakarta: Darul Haq, 2008), h. 95.

Page 64: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

59

Pada scene 23, digambarkan tokoh protagonis Ibrahim yang sedang

meyakinkan murid-muridnya, bahwa yang dapat menolong dari

kesulitan hidup ini adalah Allah SWT. Karena Ibrahim yakin bahwa

kekuasaan Allah di atas segalanya. Oleh sebab itu, ketika Ibrahim

menerangkan kepada murid-muridnya mengenai arti sebuah keimanan

bahwa segala sesuatu karena Allah SWT. Di sini dijelaskan pula bahwa

ibrahim tidak untuk diam melihat keadaan dan mencari solusi yang

terbaik dan selalu berdoa serta berjuang dalam menegakkan amar

ma’ruf nahi munkar, dan menunjukkan perilaku tidak cepat menyerah

pada nasib yang ada.

2) Tentang Kepasrahan/ Ikhtiar

Dalam film ini, penulis mencoba menggambarkan fakta mengenai

kepasrahan seorang ibu yang telah merawat Halimah dari kecil sampai

dewasa yang menceritakan kepada guru ibrahim tentang keadaan

anaknya yang telah di fitnah berzina. Oleh karena itu ibu halimah selalu

menangis melihat keadaan psikologis dari halimah yang terkadang

membingungkan.

IBU HALIMAH: Guru, tolonglah guru. Apa kesalahan Kami maka kami dihukum begitu rupa. Dari tahun ketahun saya perhatikan anak

Page 65: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

60

Ini makin pendiam. Sebentar-sebentar kaget. Ketakutan.3 3) Tentang Kesabaran

Film ini menggambarkan tentang kesabaran seorang guru Ibrahim

yang tinggal di desa batu hampar yang telah melihat kejanggalan-

kejanggalan. Kesabaran ibrahim ditunjukan dalam mengatasi

problematika yang hadir di tengah prahara yang membelutnya. Di setiap

langkahnya selalu saja di terpa oleh cobaan yang hadir di saat mau

menegakkan amar ma’ruf, namun kesabaran guru Ibrahim dalam

mengarungi kehidupan yang nyata ini dengan penuh kesabaran.

4) Tentang Perjuangan

Selain kesabaran, film ini juga mengangkat tema tentang perjuangan

menegakkan amar ma’ruf dan melawan nahi munkar, sesosok guru

Ibrahim dalam membela yang haq dan bathil melihat dari usaha untuk

menciptakan ajaran Islam yang benar. Ketika dihadapkan sebuah

masalah yang penuh dilematika, maka ibrahim selalu memperjuangkan

dengan bentuk perbuatan yang sebenarnya dan tidak melalui peperangan

tapi melalui retorika yang baik dan benar.

5) Muamallah

Di dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh juga digambarkan

mengenai pesan muamalah. Manusia hidup di dunia tidak sendiri-sendiri

tetapi masih ada orang lain di sekitar kita, karena sesama muslim dengan

3 Dalam Skenario Film Titian Serambut Dibelah Tujuh, h. 38.

Page 66: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

61

muslim lainnya adalah bersaudara. Jadi, apabila ada seseorang yang

butuh pertolongan, maka kewajiban kita seharusnya menolong orang

tersebut.

Seperti dijelaskan pada scene 43, ketika halimah, salah seorang wanita

di desa itu yang telah di fitnah berzina, melihat keadaan psikologi

halimah, yang sangat memprihatinkan, dan ia tergerak untuk membantu

meringankan beban halimah yang di alaminya dengan cara menceritakan

peristiwa sebenarnya.4

IBRAHIM: Aku percaya padamu, jadi kau juga harus

Percaya padaku. Aku melihat Arsad ingin memperkosa kau dan kau melawan dengan gigih. Aku melihat, aku saksi.

Dalam scene 54, juga digambarkan mengenai sikap pasrah yang

dilakukan oleh Halimah, ketika orang-orang kampung telah di provokasi

oleh pemuda Arsad datang untuk memasungnya agar tidak menganggu

orang lain di sekelilingnya.

HALIMAH: Saya tidak salah……… Berapa lama…….!! Menurut penulis, pesan yang dicoba untuk disampaikan dalam film

titian serambut dibelah tujuh ini adalah memberikan pemahaman serta

ajaran akan pentingnya berbuat sabar, ikhtiar dan tawakkal,

menyerahkan segala urusan yang dihadapi, serta tetap memperkokoh

keyakinan yang ada dalam diri akan adanya Dzat yang Maha Esa yang

4 Dalam Skenario Film Titian Serambut Dibelah Tujuh, h. 83.

Page 67: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

62

berkehendak atas segala yang ada di dunia ini yaitu Allah SWT. Karena

jika keyakinan itu tidak mereka miliki, maka yang terjadi adalah dampak

hilangnya panutan moral yang akan membawa mereka kepada kesesatan

serta kedengkian. Maka alangkah baiknya dan terpujinya agar kita selalu

melakukan hal-hal yang memberikan nilai-nilai ajaran Islam yang positif

bukan dengan cara kekerasan.

2. Superstruktur

a. Skematik

“Skematik merupakan strategi penulis dalam mengemas pesannya

dengan memberikan tekanan bagian mana yang di dahulukan, dan bagian

mana yang diakhirkan.”5 Pada film Titian Serambut Dibelah Tujuh, sutradara

dan penulis skenario mengemas pesannya dalam lima tahap:

Pertama : Opening Shoot menampilkan sebuah mesjid itu adalah sebuah

mesjid berukuran sedang. Disisinya kelihatan sebuah menara yang bagus.

Dari luar pandangan terus ke dalam ke sekitar mihrab, melalui sebuah pintu

yang cukup luas. Dalam mesjid itu lampu bersinar terang-benderang.

Kelihatan sejumlah pemuda (para santri) lagi duduk. Di latar belakang

kelihatan bintang berkelip-kelip. (Mesjid yang dipergunakan adalah mesjid

miniatur). Maka kedengaran azan shubuh.

5 Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan

Analisis Framing, h. 50

Page 68: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

63

Kedua : Ibrahim menaiki sepedanya dan berjalan melewati jalanan yang

berbukit serta berliku, kemudian diikuti dengan tampilan nama-nama pemain

dan tim produksi.

Ketiga : Barulah masuk ke dalam bagian-bagian scene. Dari awal scene 1

sampai 107, bagian pertama sudah mulai masuk ke inti cerita tentang maksud

dari film tersebut.

Keempat : Dalam scene 46-47, digambarkan mengenai klimaks dari film ini.

Ketika itu Ibrahim menjelaskan kepada orang tua Halimah bahwa ia ingin

diperkosa oleh Arsad, lalu Arsad duduk di antara orang banyak, menghasut

warga desa untuk memasung Halimah serta untuk memfitnah guru Ibrahim.

Kelima : Ending, perjuangan serta kebenaran dan harapan itu datang ketika

musafir tua tiba-tiba datang di tengah warga desa Batu Hampar lalu

menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Kemudian Ibrahim meninggalkan

kampung itu dengan berat hati, tapi di tengah perjalanannya bertemu musafir

tua lagi kemudian Ibrahim diberikan pemahaman tentang arti kehidupan agar

untuk kembali lagi di kampung itu.

3. Struktur Mikro

a. Semantik

Bentuk semantik menurut Van Dijk, terdiri dari:

1) Latar

“Merupakan peristiwa yang dipakai dalam menyajikan teks atau cerita.

Latar peristiwa yang dipilih akan menentukan kearah mana pandangan

Page 69: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

64

khalayak akan dibawa. Latar membantu bagaimana seseorang memberi

pemaknaan atas suatu peristiwa.”6 Dalam film Titian Serambut Dibelah

Tujuh ini, isi cerita yang ditampilkan tentang sosok perjuangan guru

Ibrahim dalam meniti perjuangan dan menegakkan amar ma’ruf nahi

munkar.

Penulis memandang bahwa dalam kehidupan ini ibarat meniti titian

serambut dibelah tujuh, begitu banyak tantangan serta rintangan dan

cobaan yang dialami. Maka apabila kita melihat seseorang yang telah

diperlakukan dengan keji maka sebagai manusia yang beriman, alangkah

baiknya kita melakukan dengan amar ma’ruf nahi munkar, menegakkan

yang haq dan memusnahkan yang bathil sehingga tercapai kehidupan

yang sejahtera.

2) Detail

Dalam skenario film Titian Serambut Dibelah Tujuh, pihak yang

banyak digambarkan secara detail adalah guru Ibrahim senantiasa berbuat

baik, teguh serta memperjuangkan dengan ajaran-ajaran Islam dan

menerapkan ilmunya setelah ia keluar dari pesantren, dan tak mengira

bahwa apa yang dipelajari itu tidak ada di dalam masyarakat, itu

tantangannya dan hampir saja putus asa.

Dapat disimpulkan, bahwa isi dari film ini, tidak lepas dari buah

pemikiran penulis skenario. Penulis ingin memunculkan pesan-pesan

6 Eriyanto, “Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media”. h. 235.

Page 70: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

65

moral, kepada penonton diantaranya pada saat ini cerita ini benar-benar

realitas sosial. Dan sebagai manusia apabila melihat kejahatan maka kita

wajib untuk merubahnya dengan kebaikan. Sebagai manusia apabila

sedang di uji oleh Allah SWT, bersikaplah sabar, tabah, ikhlas dan

tawakkal. Allah SWT mengajarkan keikhlasan menerima cobaan dan

ujian. Dalam keikhlasan terkadang kesabaran dan keikhlasan menjadikan

keimanan begitu indah dan membuat manusia menjadi tetap tegar dan

bersandar kepada-Nya dengan kita bisa menerima kepahitan sebagai

sesuatu yang memang harus diterima sebagai ketentuan Allah SWT.

3) Maksud

Dalam skenario yang penulis amati, elemen maksud dapat dilihat dari

ungkapan Lelaki Tua.

LELAKI TUA: Rakyat di kampung itu seperti layang-layang putus..!!

Dialog di atas, merupakan perumpamaan dari musafir tua yang

dijelaskan kepada ibrahim bahwa di kampung itu tidak ada seorang pun

yang patut jadi panutan dan pemimpin.

Selain itu, penulis menemukan elemen maksud lainnya, pada scene 48,

ketika Ibrahim melihat serta merasakan apa yang terjadi sesungguhnya di

dalam kampung itu, dan dia mulai menulis di dalam sebuah buku harian

Page 71: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

66

serta bertanya-tanya dalam diri pribadinya.7 Seakan untuk diberikan

kemudahan dalam menghadapi semua segala terpaan cobaan yang datang.

IBRAHIM: Aku kemari sebagai guru. Aku sudah mulai menunaikan keajiban itu. Tapi kini aku merasa dihadapkan pada kewajiban yang bukan menjadi kewajiban seorang guru. Apa itu?

dan kelengkapan apa yang harus kumiliki?

4) Praanggapan

Praanggapan ini dapat dilihat dalam skenario.8 Ketika Ibrahim di kejar

oleh masyarakat akibat telah di tuduh oleh Saleha karena ingin di

perkosannya. Kemudian isteri Pak Syamsu berkata.

ISTERI PAK SYAMSU: Apa yang kejadian di kampung kita ini, pak. Apa ini tanda kutukan Tuhan.

PAK SYAMSU: Entahlah Jiah, kita ini semua sudah munafik. Agama di kampung ini hanya hiasan bibir.9

b. Sintaksis

1) Koherensi

7 Dalam Skenario Film Titian Serambut Dibelah Tujuh, h. 4. 8 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 235. 9 Dalam Skenario Film Titian Serambut Dibelah Tujuh, h.36.

Page 72: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

67

Dalam skenario film Titian Serambut Dibelah Tujuh ini dapat dilihat

pada ending (akhir) dari cerita yaitu ketika Ibrahim ingin meninggalkan

desa itu kemudian bertemu kembali dengan musafir tua dan berkata:

LELAKI TUA: Kau baru saja lulus sekolah. Mereka percaya padamu. Kalau kamu pergi mereka akan jadi kapal tanpa nahkoda. Kau telah menyelamatkan kampung dari dosa. 2) Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara

berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas, dimana ia menanyakan apakah A

yang menjelaskan B, ataukah yang menjelaskan A.10 yang terdapat dalam

film Titian Serambut Dibelah Tujuh terdapat pada scene 14.

Saleh berlari sekencang-kencangnya di jalan kampung Subjek Prediket Objek Keterangan

3) Kata Ganti

Dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh, nama Sultan Turki

representasi dari Ukan, salah seorang tukang kudanya pak Harun sebagai

orang yang bodoh seperti kuda.

PAK HARUN: Sekarang kau -- yang bernama Ukan, bukan yang bernama Sultan Turki dipersilakan kemari

c. Stilistik

10 Eriyanto, “Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media”. h. 236.

Page 73: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

68

Dalam skenario film Titian Serambut Dibelah Tujuh terdapat, kata-kata

yang dipilih adalah yang paling dekat dengan ungkapan sehari-hari sehingga

mudah dicerna dan ditangkap oleh penonton.

IBRAHIM: Mah, aku adalah sahabatmu…..anggap aku kakakmu… Aku pergi, nanti kita bicara lagi.

d. Retoris

1) Grafis

Dalam skenario film Titian Serambut Dibelah Tujuh terdapat beberapa

istilah pengambilan gambar yaitu dissolve (teknik perpindahan dari satu

scene ke scene yang lain secara halus tanpa terlihat terputus), fade in

(pemunculan gambar dari layar yang semula hitam/kosong), fade out

(menghilangkan visual berganti:menjadi layar kosong/hitam), trade mark

(bentuk trik kamera), external (kepanjangannya adalah Exterior (adegan di

luar) dalam sinema di pakai untuk spesifikasi lokasi di luar ruangan),

internal (singkatan dari interior atau adegan dilakukan di dalam

ruangan).11

2) Metafora

Beberapa ungkapan metafora yang penulis temukan dalam skenario

film Titian Serambut Dibelah Tujuh adalah pada saat istri Pak Syamsu

berbincang dengan suaminya.

11 Sutrisno, Penulisan Skenario Televisi dan Video, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia, 1993), h. 125-126.

Page 74: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

69

ISTERI PAK SYAMSU: Kampung ini sudah jadi kampung orang munafik.

Di gambarkan bahwa benar-benar keadaan kampung yang penuh

dengan kemunafikan dan penuh dengan kedzaliman, tidak ada yang bisa

menjadi sesosok orang pemimpin yang berani untuk menjadikan

perubahan dengan ajaran-ajaran Islam, sehingga tidak ada yang berani

untuk merubahnya.

B. Wacana Film “Titian Serambut Dibelah Tujuh” Dilihat dari Kognisi sosial

Dalam wawancara yang penulis lakukan pada hari rabu, tanggal 03

Februari 2010, kepada sutradara, penulis menemukan beberapa jawaban

mengenai pandangan sutradara tentang gejala sosial pada waktu itu. Menurut

sutradara Chaerul Umam pada waktu itu ada satu situasi sosial yang digarap

secara Islami kemudian ada perbedaan pandangan atau sikap dari angkatan muda

Islam dengan angkatan tuanya, karena pada waktu itu ada tiga generasi yang hadir

yakni generasi tua sekali, generasi tua dan generasi muda. Maka hadirnya film

titian serambut dibelah tujuh memberikan satu pandangan sikap bahwa segala

bentuk kejahatan atau perbuatan yang menuju kezhaliman dapat dicegah dengan

menegakkan perbuatan yang terpuji yakni dengan bentuk perjuangan melawan

kezhaliman yang terjadi di dalam masyarakat sosial pada waktu itu hingga pada

zaman sekarang sehingga terciptanya keadaan yang baik dan membentuk

masyarakat yang ber-akhlak karimah.12

12 Wawancara Pribadi dengan Chaerul Umam, Rabu, 03 Februari 2010.

Page 75: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

70

Kemudian pandangan kritis Chaerul Umam tentang kognisi sosial yang

hadir pada waktu itu tersentuh pada buah pemikiran penulis skenario yaitu Asrul

Sani, dimana beliau paling memberikan pencerahan pada dekade perfilman

nasional pada waktu itu sehingga terbesit terbentuknya gambaran masyarakat

pada umumnya, mungkin dari dulu sampai sekarang hingga menyerupai klise

hampir sama tak ada yang membedakan satu sama lain. Sebenarnya begitu

sulitnya menghadapi tantangan duniawi, sehingga perlu diciptakan karya atau

peristiwa yang membangkitkan rasa gairah dalam memberikan semacam panutan

bukan sekedar tontonan tapi lebih memberikan tuntunan yang mengajarkan kita

atas keyakinan berdasarkan nilai-nilai Islam. Serta memberikan segala macam

bentuk aktualisasi yang ingin disampaikan dengan menggunakan dakwah melalui

audiovisual yang mudah di tanggap oleh para khalayak khususnya menjadi

cerminan budaya bangsa yang rata-rata beragama Muslim. Dan umumnya

melakukan dakwah apapun bentuknya yakni dengan hati yang tulus dan ikhlas.

C. Wacana Film “Titian Serambut Dibelah Tujuh” Dilihat dari Konteks sosial

Wacana yang diangkat oleh penulis skenario dalam film Titian Serambut

Dibelah Tujuh adalah mengenai perjuangan seorang guru muda yang teguh

bernama Ibrahim dan ketika itu baru saja lulus dari pesantren dan ingin

menerapkan ilmunya di tengah masyarakat.

Konteks sosial dalam hal ini adalah menjawab pertanyaan bagaimana

wacana yang berkembang di masyarakat atau gambaran pada umumnya mengenai

Page 76: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

71

perilaku sebagian manusia di muka bumi ini. Dan waktu itu hanya embrio dari

sebuah film-film yang bertemakan Islam dan sebab itu hadirnya film titian

serambut dibelah tujuh pada waktu itu untuk menggalakan atau melawan arus

akibat dampak dari perfilman nasional di Indonesia pada saat itu, dimana

hadirnya film-film box office yang bernuansa sex komersial dan tidak ada seorang

yang bisa menyandangkan dananya untuk membuat film-film yang bertemakan

religi padahal waktu itu sangat di gandrungi oleh masyarakat.13 Maka dengan

inisiatif di visualisasikan melalui gejala penyakit masyarakat yang dari dulu

hingga sekarang banyak terjadi di sekeliling kita, adanya orang-orang yang

berkelakuan hina hingga sampai menaruhkan jiwa kepimpinannya yang tidak

mempunyai panutan serta kehormatan. Ketika seorang dihadapakan dengan

berbagai macam cobaan serta rintangan dalam menegakkan amar ma’ruf nahi

munkar yang merupakan bentuk aktualisasi ajaran-ajaran Islam yang baik dan

benar. Dalam hal ini perlu adanya bentuk kekuatan hati atau ghirah dalam

membangkitkan hati nurani dan menghadapi sebuah tantangan di tengah

masyarakat yang penuh berbagai macam karakter.

13 Wawancara Pribadi dengan Chaerul Umam, Rabu, 03 Februari 2010.

Page 77: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

72

Page 78: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Film Titian Serambut Dibelah Tujuh merupakan film yang ber-genre, drama

religi. Secara keseluruhan, film ini mengangkat tema untuk menggugah kepada

seluruh lapisan masyarakat agar menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.

Berdasarkan penelitian/riset yang penulis lakukan terhadap teks, konteks, dan

kognisi sosial yang ada dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh, maka hasil

dari penelitian/riset yang menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Di lihat dari Segi Teks/Naskah Skenario

Dilihat dari segi teks/naskah skenario, penulis menyimpulkan bahwa:

a. Tematik/tema umum yang terdapat dalam film Titian Serambut Dibelah

Tujuh adalah Titian Serambut mengisahkan seorang guru mengaji muda,

Ibrahim, yang baru datang ke sebuah desa dan harus berbenturan dengan

tantanan desa yang berbalut fitnah dan kemunafikan. Misalnya dari tokoh

guru ngaji senior yang sangat dihormati tapi sebenarnya rutin menerima

uang hasil judi dan menyimpan dendam pada seorang gadis manis yang

terus-terusan ia katai iblis. Pasalnya di gadis yang nyaris diperkosa, malah

difitnah berzina oleh pemerkosanya.

Sedangkan pesan yang terkandung dalam film Titian Serambut Dibelah

Tujuh meliputi: Tentang Keimanan (Keyakinan Kepada Allah SWT),

72

Page 79: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

73

Tentang Kepasrahan/ Ikhtiar, Tentang Kesabaran, Tentang Perjuangan,

Muamallah.

b. Skematik/skema atau alur dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh

adalah membahas mengenai alur cerita dari pendahuluan sampai akhir. Di

awali dari Opening Shoot, lalu Opening Bill Board (OBB), barulah masuk

ke dalam bagian-bagian scene, dari awal scene 1-80 yang menggambarkan

kehadiran guru Ibrahim sangat di tunggu untuk memberikan ajaran-ajaran

Islam tapi datangnya Ibrahim banyak sekali menemukan segala rintangan,

setelah itu masuk ke dalam klimaks film, barulah masuk ke dalam ending

atau akhir dari tema yang di angkat.

c. Semantik dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh adalah membahas

elemen-elemen dalam film. Untuk elemen latar penulis skenario

mengangkat tema mengenai perjuangan guru Ibrahim dalam menegakkan

amar ma’ruf nahi munkar di tengah masyarakat yang sesungguhnya

banyak sekali problematika dan berbagai macam karakter-karakter yang

berbeda, dan Ibrahim mendapatkan tantangan dari berbagai tokoh

masyarakat di dalam kampung itu. Dalam elemen detail film Titian

Serambut Dibelah Tujuh, pihak yang banyak di gambarkan adalah guru

Ibrahim yang sedang di uji oleh Allah SWT, guru Ibrahim senantiasa sabar

dan ikhlas dalam mengarungi segala problematika yang hadir di tengah

masyakarat kampung yang ia tinggali. Sedangkan elemen maksud dapat

dilihat dari ungkapan-ungkapan musafir tua mengenai arti kehidupan serta

memberikan penjelasan tentang kebenaran yang telah terjadi. Praanggapan

Page 80: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

74

merupakan pernyataan atau kenyataan yang belum terjadi, ketika Halimah

dituduh berzina oleh Arsad dan Halimah mengalami depresi berat

sehingga membuat Halimah tak sanggup untuk menerima semua tuduhan

kepadanya. Kata ganti dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh yaitu

nama si Ukan, representasi dari Sultan Turki, seekor hewan kuda yang

mudah di belai. Stalistik dalam skema Film Titian Serambut Dibelah

Tujuh. Kata-kata yang di pilih adalah yang paling dekat dengan ungkapan

yang baik dan sopan atau ungkapan kiasan. Grafis film Titian Serambut

Dibelah Tujuh, yaitu dissolve, fade in, fade out, external, internal, trade

mark. Metafora film Titian Serambut Dibelah Tujuh adalah pada Opening

Shoot dimana ada sebuah Masjid dan terdapat banyak santri termasuk

Ibrahim yang sedang menunaikan shalat shubuh berjamaah.

2. Di lihat dari Segi Kognisi Sosial

Apa yang disampaikan dalam Film Titian Serambut Dibelah Tujuh,

problem mendasar yang di angkat dalam film ini, sangat menarik bahwa ada satu

situasi sosial digarap secara Islami, maksudnya dalam masyarakat Islam kemudian

ada perbedaan pandangan atau sikap dari angkatan muda Islam dengan angkatan

tuanya. Ada tiga generasi disana, di setiap tahunnya selalu hadir seperti Rahmat

Hidayat, Slamet Rahardjo, El manik yang memiliki perbedaan sikap disana dan

memilki konflik yang menarik. Kemudian ada perjuangan sosok Ibrahim yang

memperjuangkan dalam penerapan ilmunya setelah ia lulus dari pesantren, di

masyarakat yang penuh tantangan, dan tidak mengira bahwa apa yang dipelajari

itu tidak sesuai yang ada di dalam masyarkat tapi hadirnya Ibrahim ketika di

Page 81: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

75

tengah masyarakat agar mendapat pembelajaran agar manusia lebih sabar, tabah,

ikhlas serta tidak putus asa dalam menghadapi segala kesulitan dan lebih

mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Satu hal yang menarik dari film ini adalah, tampaknya, Chaerul

berusaha menggambarkan homoseksualitas di sebuah desa kecil yang tampaknya

memegang teguh syariat Islam. Sayang, isu ini tidak digali lebih dalam. Hanya

tampak dari tokoh pria paling kaya di desa itu yang gemar berjudi dan punya

semacam asisten pribadi seorang pria muda yang menyertainya kemana-mana,

termasuk ke area di balik sarung. Dan kemudian menghadapi berbagai macam

karakter-karakter yang bermacam-macam di masyarakat ini ada orang seperti H.

Sulaiman, sososok ulama yang di hormati para masyarakat desa Batu Hampar tapi

tidak bisa memberikan contoh yang benar dan sering mendapatkan uang hasil judi

dari Harun. Dan itu gambaran masyarakat kita pada umumnya sekarang dari dulu

sampai sekarang akan ada ulama seperti itu, akan ada mafia seperti Harun, akan

ada isteri-isteri yang suka menyeleweng itu banyak, dan semua iu realitas sosial

yang hadir setiap saat.

Secara umum wacana dalam film ini mengangkat tema besar yaitu

tentang menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, seorang guru muda Ibrahim dalam

mengarungi problema yang hadir di tengah masyarakat kampung yang ia tinggali

menggambarkan betapa mudah masyarakat desa itu terprovokasi dan termakan

fitnah. Karena melihat kejanggalan-kejanggalan yang terjadi dan tidak memiliki

moral serta panutan tokoh didalam masyarakat itu. Kognisi sosial yang

terkandung dalam film ini adalah tentang bagaimana perjuangan melawan amar

Page 82: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

76

ma’ruf nahi munkar yang dihadapi oleh guru muda Ibrahim di tengah masyarakat

desa Batu Hampar. Yang dalam film ini dibingkai dengan nilai-nilai moral Islami.

3. Di lihat dari Segi Konteks Sosial

Jika dilihat dari konteks sosial yang terjadi pada saat penayangan film

Titian Serambut Dibelah Tujuh. Film ini setidaknya sudah mewakili sebagian

besar masyarakat Indonesia yang beragama Islam. Karena pada waktu tahun itu,

banyak film-film yang bernuasa sex komersil. Hadirnya film Titian Serambut

Dibelah Tujuh ini melawan arus pada waktu itu sehingga membangkitkan citra

tayangan perfilman Indonesia. Ini merupakan sebuah embrio dari sebuah film

dengan tema-tema Islami atau religius, berharap di ikuti ternyata itu tidak

berkembang, kemudian boleh dikatakan matilah tema-tema semacam itu karena

produksi film itu tidak tergantung pada si pembuatnya akan tetapi dari si

penyandang dana, penyandang dana itu tidak ada berniat begitu belum ada yang

muslim pada waktu itu, jadi tidak berjalan tema-tema yang mengangkat tentang

dunia Islam tapi lebih banyak diminati termasuk film box office. Akan tetapi

sekarang ini muncul karena ada sebuah novel yang meledak yang namanya Ayat-

Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Perempuan Berkalung Sorban, Emak Naik

Haji, 3 Doa 3 Cinta dan film-film lainnya, baru para produser-produser dengan

semangat membara berlomba- lomba dalam membuat film-film yang bertemakan

Islami tapi bukan karena Islam tapi karena pasar (market) yang berlandaskan

hanya ingin mendapatkan keuntungan yang sangat besar (provit making), melihat

masa depan film-film di Indonesia tergantung pada satu yang meledak terlebih

dulu seperti, sastra, novel, atau mungkin peristiwa yang terjadi dan dapat memiliki

Page 83: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

77

sebuah karya dan nilai-nilai yang di berikan kepada khalayak banyak, khususnya

para pecinta film-film di Indonesia sehingga bisa memberikan tontonan serta

tuntunan yang dapat menjadi media pembelajaran (media literacy)

Dari pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa strategi wacana

komunikator dalam film ini dapat ditemukan dalam wacana Van Dijk yang

meliputi elemen tematik, skematik, sintaksis, stalistik, maupun informasi

percakapan dan ungkapan kiasan dalam strategi retoris. Komunikator melakukan

strategi wacana melalui komposisi jumlah scene yang mempresentasikan wacana-

wacana yang hendak diusung, komposisi peletakan scene, penekanan suatu pesan

dan pelemahan suatu scene yang lain. Hingga penguatan karakter/tokoh yang lain.

B. Saran-saran

Berdasarakan hasil pengamatan dan penelitian penulis terhadap film Titian

Serambut Dibelah Tujuh dan juga skenario atau naskah film titian serambut

dibelah tujuh, penulis ingin memberikan saran ditujukan kepada:

1. Kepada Sutradara Film Titian Serambut Dibelah Tujuh Bapak Chaerul Umam,

agar terus memproduksi film-film yang bertema Islami, Selain itu, film ini

terlihat usang maka alangkah baiknya untuk dapat di produksi kembali

walaupun begitu, isi pesan-pesan yang coba di angkat sangat menyentuh

relung hati. Seperti film Titian Serambut Dibelah Tujuh ini dan untuk

mengcounter pengaruh film-film horror dan berbau sex metropolitan yang

masih beredar di bioskop-bioskop Indonesia.

2. Bagi seniman muslim yang biasa membuat film, diharapkan dapat

memproduksi tayangan yang mempunyai visi Islam dan dakwah karena film

ini bukan hanya memberi tontonan, tetapi memberi tuntunan tentang cara

Page 84: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

78

3. Adapun dalam segi akademik, besar harapan saya Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi dapat membuat jurusan tentang perfilman dan semoga

dalam penulisan ini menjadikan suatu informasi dan pengetahuan yang pada

dasarnya memperkaya diri dengan berbagai wacana dan pengetahuan,

khususnya dalam bidang sinematografi atas media terhadap khalayak.

Page 85: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………...... ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. v

BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………... 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………… 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ……………………. 7

C. Manfaat Penelitian …………………………………. 8

D. Metodologi Penelitian ……………………………… 9

E. Tinjauan Pustaka …………………………………… 17

F. Sistematika Penulisan ……………………………… 18

BAB II : LANDASAN TEORI ………………………………….. 20

A. Pengertian Wacana Film …………………………… 20

1. Analisis Wacana ……………………………….. 20

2. Pengertian Film ………………………………... 23

B. Tinjauan Tentang Film …………………………….. 25

1. Sejarah Perfilman di Indonesia ………………… 25

2. Karakteristik dan Jenis-Jenis Film …………….. 29

3. Unsur- Unsur dan Struktur Film ……………..... 31

4. Dramatika Sebuah Film Titian Serambut

Dibelah Tujuh ………………………………….. 33

C. Film Sebagai Sarana Transformasi Sosial ………..... 34

D. Wacana Film Dilihat dari Persfektif Teoritis ………. 35

ه

Page 86: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

BAB III : GAMBARAN UMUM FILM TITIAN SERAMBUT

DIBELAH TUJUH …………………………………… 42

A. Sekilas Tentang Chaerul Umam …………………… 42

1. Biografi Chaerul Umam ………………………. 46

2. Karya-karya Chaerul Umam …………………... 49

B. Deskripsi Film Titian Serambut Dibelah Tujuh ........ 53

1. Jalan Cerita Film Titian Serambut

Dibelah Tujuh ………………………………….. 53

2. Wacana Yang Diangkat dalam Film Titian Serambut

Dibelah Tujuh ………………………………….. 54

3. Perjuangan Tokoh Protagonis dalam Film Titian

Serambut Dibelah Tujuh ……………………….. 55

BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS ……………………….. ... 57

A. Wacana Film “Titian Serambut Dibelah Tujuh” Dilihat dari

Teks film …………………………………………… 57

B. Wacana Film “Titian Serambut Dibelah Tujuh” Dilihat dari

Kognisi sosial ………………………………………. 69

C. Wacana Film “Titian Serambut Dibelah Tujuh” Dilihat dari

Konteks sosial ……………………………………… 70

BAB V : PENUTUP …………………………………………....... 72

A. Kesimpulan …………………………………............ 72

1. Di lihat dari Segi Teks/Naskah Skenario ………. 72

2. Di lihat dari Segi Kognisi Sosial ……………….. 74

3. Di lihat dari Segi Konteks Sosial ………………. 76

و

Page 87: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

ز

B. Saran ………………………………………………... 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 88: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Marfi. Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam. Jakarta: Logos,

1999.

Ardani, Moh. Memahami Permasalahan Fikih Dakwah. Jakarta : PT Mitra Cahaya

Utama, 2006.

Al-Ja’bar, Ibrahim Muhammad. Gerakan Kebangkitan Islam, terjemahan Abu Ayyub

al-Anshari, Solo:Duta Rohman, 1996.

Abdul, Rani. Analisis Wacana Sebuah Kajian, Malang: Bayu Media, 2004.

Amin, Masyhur dan Nadjib, Mohammad. Agama, Demokrasi dan Transformasi

Sosial. LKPSM NU DIY, 1993.

Bachtiar,Wardi. Metedologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997. cet. ke-1.

Biran, Misbach Yusa. Sejarah Film 1900-1950 Bikin Film di Jawa. Jakarta:

Komunitas Bambu dan Dewan Kesenian, 2009.

Bactiar, Phil. Sejarah Media Massa. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,

2000.

Bried, Sean Mac. Komunikasi dan Masyarakat Sekarang dan Masa Depan, Aneka

Suara Satu Dunia. Jakarta : PN Balai Pustaka Unesco, 1983.

Chaidir, Rahman. Festival Film Indonesia 1983. Medan : Badan Pelaksana FFI, 1983.

Page 89: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

Oetomo, Dede, Kelahiran dan Perkembangan Analisa Wacana, Yogyakarta:

Kanisius, 1993.

Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Cipta

Aditya Bakti, 2003.

Eriyanto, dkk. Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS,

2006.

Hamka. Pelajaran Agama Islam. Jakarta : Bulan Bintang, 1956.

Hadi, Sutrisno, Metedologi Research, Yogyakarta : Andi Offset, 1989.

Joseph, M. Boggs.. The Art of Watching Film. Diterjemahkan oleh Asrul Sani dengan

judul Cara Menilai Sebuah Film. Jakarta : Yayasan Citra, 1986.

Kuntowijoyo. Dalam Paradigma Islam; Interpretasi untuk Aksi. Bandung: Mizan,

1998. cet. VIII.

Kristanto , JB. Katalog Film Indonesia ; 1926- 2005.

Kusnawan, Aep. dkk. Komunikasi dan Penyiaran Islam. Bandung: Benang Merah

Press, 2004.

Khotimah, Ema. Analisis Wacana Ideologi Tandingan (Wacana Terorisme dalam

Media-Analisis Kritis Pemberitaan Abu Bakar Ba’asyir. Bandung: UNISBA.

2004.

Mansur, Mustafa. Jalan Dakwah. Jakarta: Pustaka Ilmiah, 1994.

Moleng, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosakarya, 2006.

Page 90: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

Mulyana. Kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis

Wacana, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005.

Omar, Toha Yahya. Ilmu Dakwah. Jakarta : Wijaya, 1992.

Pranajaya, Adi. Film dan Masyarakat: Sebuah Pengantar. Jakarta: BP SDM Citra

Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, 1999.

Poerwadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1976.

Prakoso, Gatot, Film pinggiran-Antologo Flim Pendek, Eksperimental &

Dokumenter, FFTV-IKJ dengan YLP. Jakarta: Fatma Press, 1997.

Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LKiS, 2007.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotic dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2001.

Sutrisno, Penulisan Skenario Televisi dan Video. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia. 1993.

Taymiyah, Ibnu. Amar ma’ruf nahi munkar. Jakarta: Aras Pustaka,1999.

Turner, Grame. Film As Social Praktice. London: Routledge, 1993.

Widagdo, M Bayu dan Gora S, Winastiwan. Bikin Sendiri Film Kamu. Yogyakarta :

DV Industri, 2004.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia . Jakarta : PT. Hidayah Karya Agung,

1989.

Page 91: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

Yahya, Harun. Kedangkalan Pemahaman Orang-Orang Kafir. Surabaya: Risalah

Gusti, 2003. cet. ke-1.

Situs : http://www.tamanismailmarzuki.com,

Page 92: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

Hasil Wawancara Pribadi dengan H. Chaerul Umam Sutradara Film Titian Serambut Dibelah Tujuh

Hari rabu, tanggal 03 Februari 2010, pukul 13.30-15.30. Tempat, gedung POLA

1. Pertanyaan : Film ini adalah film yang dibuat versi yang ke-2 setelah film yang

dibuat 1959 oleh Asrul Sani, apa yang menjadi perbedaan antara

film pertama dari film 1982?

Jawaban : pertama saya tidak melihat, saya cuma baca scenario. Pada waktu itu

pak Misbach Jusa Biran sedang menyiapkan pusat dokumentasi,

kemudian ada skenario-skenario lama saya ikut membaca titian

serambut dibelah tujuh saya tertarik sekali, waktu itu saya masih

belum menjadi sutradara, masih gelandangan tim. Sebelumnya di

teater aaahh… jadi film yang dibuat pak asrul itu sendiri saya tidak

melihat, saya cuma baca skenario saja. Konon katanya pernah dibuat

tahun 50-an atau 55-an.

2. Pertanyaan : Seperti apa bapak melihat film Titian Serambut Dibelah Tujuh ini?

yang menjadi gagasan atau wacana serta problema mendasar yang

diangkat dalam film bapak sutradarai ini?

Jawaban : sangat menarik, sangat menarik, bahwa ada 1 situasi sosial digarap

secara Islami, maksudnya dalam masyarakat Islam kemudian ada

perbedaan pandangan atau sikap dari angkatan muda Islam dengan

angkatan tuanya. Ada tiga generasi disana, saya kira ada setiap tahun

ada generasi seperti Rahmat Hidayat, Slamet Rahardjo, El Manik,

ada tiga generasi nah itu ada perbedaan sikap disana, itu yang

menarik konfliknya disitu.

3. Pertanyaan : Kenapa film ini diberi judul “Titian Serambut Di Belah Tujuh”? dan

apa relevansinya dengan cerita yang diangkat dalam film ini?

Jawaban : itu aslinya dari sana, maksudnya ini semacam di ibarat sebuah

perjuangan tokoh utamanya ini yang dimainkan oleh el manik ini,

bagaimana memperjuangkan dia menerapkan ilmunya setelah ia

keluar dari pesantren di masyarakat yang penuh tantangan, dia tidak

Page 93: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

mengira bahwa apa yang dipelajari itu tidak sesuai yang ada di

dalam masyarakat. Itu tantangan di situ, hampir dia putus asa.

4. Pertanyaan : Dalam hal pemilihan setting-lokasi sepertinya di daerah Sumatera?

Bisa bapak jelaskan mengenai hal ini?

Jawaban : sebetulnya itu daerah antah berantah itu di mana saja, some where,

some place tapi karena pengarangnya pak asrul sani gaya bahasanya,

gaya bahasa pak asrul sani yang berasal dari sumatera barat, nah

saya menyesuaikan alamnya kaya apa, sesuai dengan si alam si

pencipta cerita. Kita cari perkampungan, cari rumah yang kita

kehendaki kita membuat sett-sett, sett-sett yang itu saya buat Cuma

warung, adegan-adegan kopi kita bikin itu, syuting di daerah

maninjau di perkampungan kecil maninjau ada beberapa

perkampungan. Kalau awalnya itu di bukit tinggi kemudian ke sulit

air kemudian banyak lokasinya di maninjau, kota kacih, sungai

rangeh terus ada lagi saya lupa.

5. Pertanyaan : Film ini skenarionya dibuat oleh Asrul Sani, lalu bagaimana

pembacaan bapak dalam konteks menerjema kannya ke dalam

bahasa Visual yang tentunya mempunyai relevansi dengan cerita

film ini?

Jawaban : yaa seperti anda lihat, bagaimana cara mengatakannya dari skenario

film, apa ada yang aneh misalnya anehnya di mana gitu loh? yang

saya buat seperti itu.

6. Pertanyaan : Dalam pandangan bapak film Titian Serambut Dibelah Tujuh ini,

apakah benar sebagai sebuah manifestasi dari konsep amar ma’ruf

nahi munkar?

Jawaban : ada, artinya bagaimana apa si El Manik ini ber-amar ma’ruf nahi

munkar dan ia menyelamatkan seorang Halimah yang di tuduh

berzina hingga sampai kehilangan warasnya. Selalu di musuhi oleh

Arsad kemudian di lindungi oleh dia, itulah amar ma’ruf nya di situ

ehh nahi munkarnya, tadinya malah saya pingin sebut amar ma’ruf

nahi munkar atau dalam (sirotul mustaqim).

Page 94: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

7. Pertanyaan : Tokoh Ibrahim bagaimana bapak melihatnya? Begitupun dengan

seorang ulama Pak Sulaiman, Tuan Harun, Arsad, serta Halimah dan

masyarakat Batu Hampar?

Jawaban : si Ibrahim itu merupakan tokoh asing dari dunia pesantren baru lulus

kemudian baru masuk ke dalam satu masyarakat yang menghadapi

karakter-karakter yang bermacam-macam di masyarakat ini ada

orang yang seperti H.Sulaiman, melihatnya ulama, ada ulama seperti

itu ada mafia namannya Harun penguasa dusun itu. Itu gambaran

masyarkat kita pada umumnya sekarang dari dulu sampai sekarang

akan ada ulama seperti yang itu, akan ada mafia seperti Harun, akan

ada isteri-isteri yang suka menyeleweng itu banyak, ada yang

penjilat-penjilat kaya seperti Arsad misalnya kan. Naah itu selalu di

masyarakat kita selalu begitu dan itu akan makanya ada sementara

orang menyatakan itu klasik, klasik itu kebalikan dari klise hampir

sama, dan itu masyarakat pada umumnya dari dulu sampai sekarang

dari zaman Fir’aun sampai dengan zaman SBY (Susilo Bambang

Yudhoyono)

8. Pertanyaan : Ada hal yang menarik dalam film ini, ketika scene pertama dibuka,

ada seorang kakek tua yang menegur dan memperingkatkan Ibrahim

ketika hendak mengajar ke kampung batu hampar? Lalu ia berkata

“Masyarakat di sana bagai layang-layang putus”, bisa di jelaskan

tentang hal ini?

Jawaban : si kakek tua gambaran semacam filsuf atau semacam hati nurani juga

bisa divisualisasikan di dalam bentuk generasi yang lebih tua lagi

yang saya bilang ada tiga generasi, generasi tua sekali, generasi tua,

generasi muda yang dia biasa memberikan nasehat-nasehat semacam

hati nurani feeling, secara verbal dia bilang sata memang

mengembara dari satu tempat ke tempat ke tempat lain mencari ilmu

kan, kalau di suatu tempat itu tak mengajar saya mengajar, kalau ada

orang pintar saya belajar, biasanya saya pengembara, pengembara

yang arif.

Page 95: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

9. Pertanyaan : Mengapa di beri judul Titian Serambut Dibelah Tujuh?apa

relevansinya?

Jawaban : itukan ibarat, sebuah ibarat dari tafsir sirotul mustaqim, bagaimana

orang menyembrang dari satu tempat ini ke surga melalui suatu

penderitaan gitu seperti meniti titian serambut dibelah tujuh betapa

sulitnya. Kalau terperleset masuk neraka itukan ibarat saja, sangat

sulitkan begitu untuk meniti betapa sulitnya dia hidup di dalam satu

masyarakat yang baru di hadapi yang semula ia tidak mengira dia,

pesantren asyik satu pandangan, satu sikap, kerjanya cuma beribadah

aja mungkin ya, ketika masuk bertemu tadi Harun, ketemu ini,

ketemu itu, seperti meniti titian serambut dibelah tujuh gitu –gitu

beribarat.

10. Pertanyaan : Dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, Ibrahim dengan cara

sendiri nilai-nilai moral seperti keyakinan, perjuangan, kepasrahan,

kesetian serta harapan bagaimana bapak melihat ini?

Jawaban : ini adalah sebuah simbol dari seorang yang mau ber amar ma’ruf

nahi munkar, symbol saja dan semua niat baik sama iman yang tebal

harus diuji.

Ini ujiannya, jadi simbol dari sebuah niat baik dari seorang dan yang

lainnya itu sebagai ujiannya malah ia yakin tetap yakin bahwa Allah

tidak menguji di luar batas kemampuan.

11. Pertanyaan : Formula apa yang tepat untuk saat ini di mana film-film Islam lebih

membumi dengan situasi dan kondisi masyarkat khususnya

masyarkat Islam di Indonesia?

Jawaban : saya kira dulu embrio itu saja. Embrio dari sebuah film dengan tema-

tema Islami atau religius, kami berharap ini di ikutin ternyata itu

tidak berkembang. Kemudian boleh dikatakan matilah tema-tema

semacam itu karena produksi film itu tidak tergantung pada si

pembuatnya tapi dari si penyandang dana, penyandang dana itu tidak

ada berniat begitu belum ada yang muslim waktu itu, jadi tidak jalan

itu tema-tema itu di minati termasuk film box office loh yaa…

Page 96: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

sebelum ada lagi al-kautsar itu film ke-2 saya al-kautsar itu box

office sangat di gandrungi, tidak ada yang mengikuti sampai film

ketujuh saya ulangi lagi film titian serambut dibelah tujuh engga

juga ada….kosong !! bah sekarang ini muncul karena ada sebuah

novel yang meledak yang namanya Ayat-ayat cinta baru produser-

produser itu bukan karena Islam tapi karena pasar, karena ini novel

meledak nih. Ketika cinta bertasbih meledak lagi, bikin ya anu ya

kaitannya dengan itu mungkin di bidang novel/sastra perlu digalakan

lagi itu kan, kisah-kisah Islami yang popular gitu yang meledak ya

nanti filmnya nyusul nih baru percaya. Kalo zaman dulu al-kautsar

tanpa novel, titian serambut dibelah tujuh tanpa novel bisa meledak

sebetulnya. Nah sekarang yang paling diminati ya itu, yang kira-kira

merangsang syahwat gitu ya, itu yang paling mudah karena orang

menahan syahwat paling laku, cepet, bikin cepat, ga perlu cerita

yang ruet yang pokoknya asal buka saja deh, buka dada, buka kaki

udah pasti laku, itu mereka berfikiran bagaimana mendapatkan uang

sebanyak-banyaknya dengan modal sekecil-kecilnya sekarang

memang tujuannya dagang susah sekali menawarkan tema-tema

Islam itu susah. Tema-tema Islam kalo mau ngaji di masjid pak

engga di bioskop, susahkan mending ke mesjid (sambil tertawa).

12. Pertanyaan : Bagaimana bapak melihat masa depan film-film di Indonesia seperti

cara bertuturnya, temanya, atau cerita yang di angkat agar dapat

menerjemahkan nila-nilai Islam yang lebih tepat?

Jawaban : Kalau kita lihat tergantung dari satu yang meledak dulu apa itu

sastra, novel, atau mungkin peristiwa, saya kira itu/ kalua hanya kita

sekedar kita bikin cerita itu ya, yang belum tentu tau orangnya

mungkin aja spekulasi gitu loh, tadinya saya yakin asal tema Islam

laku deh kira saya itu pernah saya pahamin kaya al-kautsar laku,

titian serambut dibelah tujuh laku tanpa di didahului dengan novel,

tanpa didahului peristiwa besar laku kemudian fatahillah laku, nada

dan dakwah laku tapi ada unsur pemainnya Rhoma Irama dan

Page 97: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

Zainuddin MZ mungkin ya tersapa karena kolosal tapi yang menjadi

patokan itu titian sama Al-kautsar itu tanpa ini ko peristiwa, tanpa

apa-apa bisa laku, bisa menciptakan penonton baru pada waktu itu.

Jakarta, 03 Maret 2010

Pewawancara Yang di wawancarai

Zakka Abdul Malik Syam H. Chaerul Umam

Page 98: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 99: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

Foto-foto Wawancara bersama Chaerul Umam Sutradara Film Titian Serambut Dibelah Tujuh

Page 100: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

Sutrdara Chaerul Umam sedang menandatangani surat keterangan wawancara

Page 101: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 102: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

Foto Wawancara Pribadi bersama Sutradara Film Titian Serambut Dibelah Tujuh

Page 103: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

Sutradara Chaerul Umam Sedang menandatangani Surat Wawancara

Penulis berfoto dengan Chaerul Umam Sutradara Film Titian Serambut Dibelah Tujuh

Page 104: ANALISIS WACANA DALAM FILM TITIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3471/1...ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 04 Maret 2010

Zakka Abdul Malik Syam