analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba...

76
ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA DALAM T AFSIR AL-AZHAR Disusun Oleh: ARIEF ZAINAL ASIQIEN NIM: 100024018557 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H. /2007 M.

Upload: phamnhan

Post on 03-Feb-2018

273 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT -AYAT

RIBA DALAM TAFSIR AL-AZHAR

Disusun Oleh:

ARIEF ZAINAL ASIQIENNIM: 100024018557

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 H. /2007 M.

Page 2: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT

RIBA DALAM TAFSIR AL-AZHAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniorauntuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Smjana Sastra (S.S.)

Oleh:

ARIEF ZAINAL ASIQIENNIM.I00024018557

Di Bawah Bimbingan:

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 3: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi beljudul ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT­

AYAT RIBA DALAM TAFSIR AL-AZHAR telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Adah dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

14 Juni 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Sastra (S.S.) pada Program Studi Tarjamah.

Jakarta, 14 Juni 2007

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota

·~~~ittf~~~

DI~IIl: n Azizi, M.Ag.NIP. 150268589

Sekertaris Merangkap Anggota

H. AhmadSyaekhuddin, M.Ag.NIP. 150303 001

Anggota Penguji

//// ~<>;;'f;,1.·1!"~ .,' /~'t/

---;iHalid, M.Ag.NIP. 150 299 476

Pembimbing

Page 4: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

ABSTRAK

Arief Zainal AsiqienAnalisis Terhadap Terjemahan Ayat-ayat RiM Dalam Tafsir al-Azhar

Perbedaan Riba dengan jual-beli itu sangat mendasar, kalau RiMmemberikan pinjaman dengan pengembalian disertai bunga, sebenarnya mengenaiRiM ini bukan sesuatu yang banI. Sebelum Islam pun, filosof Yunani sepertiSocrates itu mengatakan uang tidak melahirkan uang! Untuk itu mereka sudahmemahami. Karena untuk orang yang suka RiM, selalu mementingkan dirisendiri. Dia taruh uang, Dia ambil bunga, orang kelaparan atall tidak, Dia tidakmau tahu. DaIam Islam yang diinginkan dari uang, mi~;alnya 100 juta, itudirasakan manfaatnya oleh sekian banyak orang. Bukan u!1tuk pribadi sendiri.Kedua, dalam berbisnis itu ada untung dan rugi. Kalau RiM hanya untung saja,sehingga tidak berkembang. Padahal di negara yang sudah maju pun, bunga banksangat rendah. Di Jepang tidak lebih dari 2% saja, jadi sangat kecil, karena yangdiinginkan untuk investasi. Tapi nilai uang bisa menyusllt karena inflasi? Itualasan yang terkuat untuk ekonomi. Pada dasarnya orang meminjam itll butuh kilatolong. Orang meminjam itu karena minta dibantu. RiM tidak mengajarkansolidaritas, yang ada bagaimana uang itll kembali dan untung.

Adapun anal isis terjemahan ayat-ayat RiM ini dengan menganalisisterjemahan Hamka dalam tafsir al-Azhar, yang mana dalam terjemahannyaHamka menggunakan bahasa melayu, di mana bahasa ters·ebut kadang-kadangterjadai pemborosan kata-kata karena pengulangan kata atau kalimat, walaupundari segi arti tidak memberikan perbedaan yang sign ifikan dalam pemahamannya.Karena semua itll kembali kepada bagaimana memahami dan dengan metode apayang digunakkan.

Page 5: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

ii

KATAPENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang mengatur hati para hamba

sesuai dengan kehendak-Nya. .;x,lmvat dan Salam semoga dilimpahkan kepada

orang yang mengangkat bangunan hidayah dengan pernyataan kebenaran, dan

juga kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya yang dengan cita-citanya dapat

memutuskan tali kesesatan. Maka berkat Ri(b-Nya yang telah diberikan, akhirnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Tak dapat dipungkiri bahwa proses penelitian dan proses penulisan skripsi

ini telah melibatkan banyak pihak yang secara langsung maupun tidak langsung

ikut berpa!tisipasi membangun teori dan mengumpulkan data, sehingga skripsi ini

dapat selesai sebagaimana mestinya. Semoga Allah SWT membalas mereka

dengan pahala yang berlipat, Amln.

Dalam kesempatan ini, saya ingin menghaturkan ucapan terimakasih dan

penghargaan yang setinggi-setingginya kepada:

Bapak Dr. Abdul Chair, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora,

Bapak Drs. Ikhwan Azizi M.A. selah! Ketua Jurusan Tarjamah, Bapak Saehuddin

M.Ag. selaku Sekertaris Jurusan Tarjamah, dan segenap Dosen Fakultas Adab dan

Humaniora, Jurusan Tarjamah khususnya, yang telah mentransfer ilmu dan

pengetahuan kepada penulis.

Bapak Dr. Sukron Kamil M.Ag. selah! Dosen Pembimbing yang telah

memberikan waktunya hingga selesainya penulisan skripsi ini.

Segenap jajaran Perpustakan Utama, Fakultas Adab dan Humaniora,

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Jakmta, STEI SEBI, Tazkia Institut, Masjid

Page 6: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

iii

Istiqlal, Iman Jama', yang telah membantu berbagai referensi yang penulis

butuhkan untuk penyusunan skripsi ini.

Penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Bapa dan

Mi yang telah memberikan segalanya kepada penulis, yaitu Bapak Abdillah

Ridwan Yasin dan Mi Nanik tercinta, yang dengan susah payah dan sabar

membimbing penulis sejak kecil sampai sekarang, semoga Allah SWT selalu

memberikan kesehatan dan kesejahteraan kepada beliau berdua. Spesial untuk

Mamang dan Bibi yang telah 'mengawal' penulis selama di Ciputat, dari pertama

masuk lAIN sampai sekarang jadi UIN; semoga Allah SWT memberikan

kesejahteraan selalu kepada beliau berdua dan anak-anaknya. Untuk kaka­

kakakku; Yayu Anah (Mang Apud), Ang Pie (Kang Mansur), Ang Uyun (Mang

Bali), dan adikku satu-satunya Bayi Lia Nur Alia S.pd, yang selalu mengkritisi

penulis. Dan untuk ponakan-ponakanku; Mba Ewi, Mba Jihan, Kaka (Ayu), Ang

Bili (Sabflurrosyad), Salman dan Si kecil Midah, semoga kalian menjadi anak­

anak yang soleh-solehah dan berbakti kepada kedua orang tua.

Keluarga Besar Pondok Pesantren Maharsyishiddiq Wanantara Cirebon.

K.H. Zainal Muttaqin, Pimpinan Pondok Pesantren Niirul Huda, Cirebon.

Ajeungan Ma'mun, Pimpinan Pondok Pesantren Riya(iul 'Uliim Wadda'wah,

Tasikmalaya. Mama Sanja (aim.) Pendiri Pondok Pesantren Riyac;Jul Alfiyyah,

Pandeglang, Banten. Syukron KasTl'.

Terima kasih buat Pak Jais dan Miji (Umi Haji) yang selalu memotifasi

penulis dalam belajar dan meyuruh penulis agar mencoba daftar jadi "dosen", Mas

Bayu+Teh Dewi=Lutfi yang selalu 'mengingatkan' dan menjadi 'Motifator' plus

temen curhat tentang CINTA. Temen-temen kOs, Imam+Urni, Azis, Kohar, Agus,

Page 7: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

iv

Tarobin, Badruzzaman, Dadang, dll. Temen-temen S3, khususnya Pak Syam, Pak

Hamlan (yang telah memberikan ide-ide dalam penyusuna.n skripsi penulis dan

bereerita banyak bagaimana meneapai Ri(io Allah). Keluarga Pare:

Roni+Lika=Shima, Udin+Bety (yang selalu menanyakan kapan waisuda?), Dian,

Mega dan Ayu. Keluarga Bungur: Anjung Riza, (yang telah mengajarkan penulis

tentang waeana-waeana Sosiologi, Filsafat, dll), Mang Udin "Syarifudin Al­

lambat' (Pijatannya yang membuat penulis 'melek' dan tam bah semangat dalam

mengerjakan skripsi) Abdlll+Lina=Kaori, Rini+Ozzy, AIi.eia, Mita, Ida, Ulfa,

Nisa, Vera, dll, semoga kekeluargaan ini bisa telap te~iaga selamanya. M@kar

Institute: Abi, Oeit, Jarwo, Imad+Isna, Udi, Ais, IYlls, Roy, Hehni, Hisjam

Kareem, dll. Sedulur-sedulur IKBAL: Nurin (kesuwun komputere), Ujang dan

Yamin, Ali, Luqman, dll. KMSGD, PERMAI-AYU, HIMA-.crTA.

Teman-teman Tarjamah 2000, Ueup "El-Baradat' (2x KKN saya

tungguin, ternyata 'ente' wisuda duluan!!! Semoga kita suk~;es selalu dalam setiap

lIsaha dan selalu di Ri(ioiNya), Zaky+Iffah "Selamat ya", Robi+Uul, Rijal

"Master" Firdaos, Tomo, Oki, Fahri, AYll, dll. Khususnya buat Yuliana dan Siwi

terima kasih atas bukunya, Perpisahan tidak membuat persahabatan kita pisah.

Pak Bing (yang telah memberikan motifasi kepada penulis dalam segala

hal, khususnya tentang "meneari dui!" yang benar), Pahala Situmorang (Direktur

Anugerah), Pak Yan Boendoro (Manager), Agung, Candra, Hans (Anugerah),

Deni (Citibank), Cika (Dea). Terima kasih banyak atas segala keljasamanya.

Jakarta, 28 Mei 2007

Penulis

Page 8: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

PEDOMAN TRANSLITERASI

v

Skripsi ini menggunakan transliterasi yang bersumber bagi pedoman

transliterasi Arab atas keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan

dan kebudayaan No. 158 tahun 1987 No. 0543 b/UI87, dengan sedikit

memodifikasi pada sistem penulisan sebagaimana dijelaskan di bawah ini:

f u z j b y

q <3 s L>' t = w

k = ~ sy = cY> "c:,

-'

= J $ L>"" j <:

m = t Q <.J'o 11 C

n W \ .b kh = t

w J ? .h d j

h = A t " ~,-

• g t I' J

Y .;

Vokal Pendek

A

u

Vocal Panjang

A

Tanwin

An

In

Un

Page 9: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

vi

Keterangan:

1. Kata Sandang (J I) al- I ditulis secara berbeda antara kata sandang yang

ditulis oleh huruf Qomariyah dengan kata sandang yang diikuti oleh huruf

Syamsiah.

a. Kala Sambung yang diikuli oleh huruf Qomariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu aI-I.

b. Kala Sandang yang diikuti oleh huruf Syamsiah ditransliterasikan

sesuai dengan bunyinya yailu huruf 1-1/ diganti dengan huruf yang

sarna dengan huruf langsung dengan kata sandang ilu.

2. Saddah ditandai dengan huruf kernbar, conloh ;;c:r.J1.I al-jannalu I.

3. Seliap fonem dipisah dengan landa minus ( - ) sepeJ1i I al-jannah.

Page 10: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

vii

DAFTARISI

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

PEDOMAN TRANSLITERASI " v

DAFTAR lSi vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah " 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian dan Signifikansi 7

D. Metodologi Penelitian 7

E. Sistematika Penulisan 8

BAB II KERANGKA TEORI. 9

A. Semantik 9

I. Pengertian Semantik 9

2. Jenis-jenis Semantik 9

3. Manfaat Semantik " "" " 10

B. Metode Penerjemahan al-Qur·an 11 j

I. Jenis-jenis Penerjemahan al-Qur ·an 16

2. Syarat PeneIjemahan al-Qur 'an 17

3. Cara Menerjemahkan al-Qur'an 18

Page 11: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

viii

4. Hukum MeneJjemahkan al-Qur'iin 19

C. Kontroversi RiM Dalam Islam 20

I. Pendapat Yang Mengharamkan Bunga Bank 25

2. Pendapat Yang Menghalalkan Bunga Bank 27

BAB III BIOGRAFI HAMKA DAN TAFSIR AL·AZHAR 30

A. Biografi Hamka 30

B. Karya-karya Hamka .38

C. Sekelumit Tafsir AI-Azhar ..4 I

BAB IV ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RmA

DALAM TAFSIR AL-AZHAR .44

A. Analisis Akurasi Bahasa dan Bentuk Teljemahan 44

B. Analisis Semantik Terhadap Terjemahan Hamka .47

BAB V PENUTUP 61

A. Kesimpulan 61

B. Saran-saran 62

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merumuskan suatu sistem ekonomi yang berbeda dari sistem-sistem

lainnya. Hal ini karena ekonomi Islam memiliki akar dari syari'ah yang menjadi

sumber dan panduan bagi setiap muslim dalam melaksanakan aktifitasnya. Islam

memiliki tujuan-tujuan syari'ah (maqasid a.I}'-syar'zyyah). Tujuan-tujuan itu sendiri

selain mengacu kepada kepentingan manusia untuk mencapai kesejahteraan dan

kehidupan yang lebih baik, juga memiliki nilai yang sangat penting bagi persaudaraan

dan keadilan sosioekonomi, serta menuntut tingkat kepuasan yang seimbang antara

kepuasan jasmani dan ruhani. 1

Ekonomi Islam secara jelas membedakan antara uang (money) dan modal

(capilal). Dalam konsep Islam uang adalah .flow concepl, sedangkan capital adalah

slack concepl. Maka, dalam perekonomian, semakin cepat uang berputar akan

semakin baik tingkat ekonominya. Dalam kerangka pikir inilah, Islam menganjurkan

qard dan sedekah yang secara makro akan mempercepat perputaran uang dalam

k . 2pere OnOl11lan.

I Tim pengembangan Perbankan Syari'ah Institute Bankir Indonesia, Konsep, Produk, danImplementasi Operasional Bank Syari'ah, (Jakarta: Djambatan, 2003) h.IO '

2. Adiwannan A Karim, Ekonollli Islam suoll, Key'ian Kontemporer, (Jakarta: Gema InsaniPress, 200 I)

Page 13: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Dalam konsep Islam tidak dikenal motif kebutuhan uang untuk spekulasi,

karena spekulasi tidak dibolehkan. Kebalikan dari sistern konvensional yang

memberikan bunga atas modal, Islam malah menjadikan modal sebagai objek zakat.

Dalam konsep Islam, uang adalah barang publik, sedangkan capital adalah

barang pribadi. Money adalah milik masyarakat. Karenanya, penimbunan uang diatas

bantaI (dibiarkan tidak produktif) berarti mengurangi jumlah uang beredar. Bila

diibaratkan dengan darah, perekonomian akan kekurangan darah alias kelesuan

ekonomi alias stagnasi.

Berkembangnya bank-bank syari 'ah di negeri-negeri Islam berpengaruh ke

Indonesia, pada awal periode 1980-an. Diskusi tentang ekonomi syari' ah sebagai

pilar ekonomi Islam mulai dilakukan, para tokoh yang terlibat dalam kajian tersebut

adalah Karnaen A. Perwataatmadja, M. Dawam Raharjo, A.M. Saefuddin, M. Amien

Azis dan lain-Iain 3

Akan tetapi perakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank Islam di Indonesia

baru dilakukan pada tahun 1990.4 Majlis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20

Agustus 1990 menyelenggarakan lokakarya "Bunga Bank dan Perbankan" di Cisarua,

Bogor Jawa Barat. Kemudian ditindaklanjuti dalam Musyawarah Nasional IV MUI

yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya Jakarta, 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan

amanat Munas ke IV MUI, dibentuk kelompok kerja lIntlik mendirikan bank Islam di

) M Amien Azis. Mengemhangkan Bank Islam di Indonesia, (Jakarta: Bangkit, t992).( M. Syafi'i Antonio, Bank Syari 'ah dari Teo!"i ke Praktik, (Jakarta: Gema lnsani Press, 200 I)

cet-t,I1.25

Page 14: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Indonesia, yang kemudian melahirkan Bank Muamalat Indonesia dengan akte

pendirian tanggal 1 November 19905

Dengan adanya ketentuan-ketentuan yang berdasarkan pada ai-QuI' 'an dan

juga Hadis juga didasari oleh kenyataan akan praktek bunga pada bank konvensional

yang "tumbang" akibat Negative Spread' yang dialami, dan juga diperkuat dengan

fatwa- fatwa ulama/ bank di tingkat nasional maupun internasional akan

pengharaman bunga bank, l11aka muncullah berbagai lembaga keuangan syari'ah yang

dewasa ini telah cukup berkel11bang dengan pesatnya.

Pesatnya perkembangan lembaga keuangan syari'ah 1111 dikarenakan

terdapatnya keistimewaan-keistimewaan yang salah satunya adalah yang melekat

pada konsep yang berorientasikan kebersal11aan. Orientasi kebersamaan inilah yang

menjadikan bank syari'ah l11ampu tampil sebagai alternatif pengganti dari sistem

. 8bunga.

Dengan pesatnya perkembangan ekonomi syari'ah, saat ini tidak hanya

perbankkan saja yang syariah akan tetapi Asuransi,9 Obligasi,1O Reksadana, II

Saham,12 kalau dalal11 Bursa Erek Jakarta 13 terkul11pul dalam Jakarta Islamic Indeks. 14

5 Karnaen A. Perwataatmadja dan M. Syafi'i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Is/am,(Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992) h.84

6 fni merupakan kondisi dimana biaya bunga bank yang harus dibayar oleh bank kepada paradeposan lebih besar dari pacta pendapatan bunga yang diterillla bank. Hal ini te(jadi akibat bank masihberkewajiban membayar kepada para deposan llleskipUll usaha yang dibiayainya mengalami kerugian.Lihat SUl11al10 Zulkifli, Pandllon Praktis Perh(1I1kan S.vari 'ah, (Jakarta: Zikrul Hakim) h.8

7 Salah satll fatw8 ulu1ll3nya adalah dari has!! Muktul11ur II Lembaga Riset Islam Al-Azhar diKairo bulan Mei 1965 yang menyepakati bahwa: "Bunga (interest) dari scmua jcnis pinjaman,hukumnya Riba diharamkan". Lihat M. Syafi'l Antonio, Bank Syari'ah suafll Pengena/an Umum,(Jakarta: Bank Indonesia dan Tazkia Inslitule, 1999) cet-I, 11.94

8 Warkllm Sumitro, Asas-asas Perbankan [slam dan Lembaga-lembaga terkait BM! danTakajid di fndanesia, (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2002) cet-3, 11.2

9 Asuransi adalah suatu persclujuan dimana pihak yang menjal1lin beljanji kepada pihak yangdijamin, untuk menerima sejllmlah liang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan

Page 15: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Ada pendapat bahwa bunga hanya dikategorikan RiM bila sudah

berlipatganda dan memberatkan, sedangkan bila kecil wajar-wajar saja dan

dibenarkan. Pendapat ini berasal dari pemahaman yang keliru atas surat Ali-Imran

ayat 130:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba denganberlipal ganda dan berlakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapalkeberunlungan.

Sepintas ini hanya l11elarang RiM yang berlipat ganda. Akan tetapi,

l11emahal11i kembali ayat tersebut seeara eerl11at termasuk l11engaitkannya dengan

ayat-ayat Riba lainnya seeara kOl11prehensif, seeara pemahaman terhadap fase-fase,

diderita oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas. Lihat WirjonoProdjoclikoro, /-Iuklll/1 asuI'Gnsi di Indonesia. (PT. Intermasa, 1981) h.1

10 Obligasi adalah surat hutang yang diterbitkan oleh pemerintah atau swasta yang akanmcmbayar kupan tertentu dan melunasi pakok hutang tcrsebut pacta saat jatuh waktu Uaruh tempo).Lihat http://\vww.perencanakeuunean.com/o.html diambil pacta I mei 2006.

II Reksadana (Mutual Fund) adalah sertifikat yang mcnje:laskan bahwa pemiliknyamcnitipkan uang kepada pengelola reksadana (disebut Manajer lnvestasi) untuk digunakan sebagaimodal berinvestasi di pasal" uang atau pasal" modal. Lihat http://www.e­bursa.com/ind/referensi/reksadana!pengertian rek"l2hP_diambil pada 1 mei 2006.

" Saham adalah kertas yang merepresentasikan hak pemiliknya dalam kepemilikan sebagiandari perusahaan dan memberikannya hak untuk ikut serta dalam mengatur perusahaan, baik denganjalan keanggotaanya dalam dewan 1I111um pemegang saham, atau dengan jalan dewan komisaris. LihatHlisin as-Syahatah & Athiyyah Fayyadh, Bursa Elek: TuJ1tll/an Is/am do/am Transaksi di PasOI'Modol, (Surabaya: Pustaka Progressif, 2004) cet-I, h.14

D Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistim dan ataLl sarana untukll1empertemukan penawaran jual dan baik efek (yang diterbitkan oleh) pihak-pihak lain dengan tujuanll1emperdagangkan efek di antara mereka. Lilla! Agus Syabarudin, A1encari IIpaya pengembanganok/ivi/as Para A10najer /nvestasi memy"u investC/si syari'ah. (BEM Ekonomi UIN Jakarta 2002) 11.3

14 Jakal1a Islamic Incleks (JII) adalah papan Indeks untuk 30 saham yang sudah dikategorikanshariah compliance atau tidak bel1entangan dengan syari'ah. Biasanya JII ini di-review setiap enambulan sekali. Untuk mengetahui clallar saham apa saja yang masuk ke clalam JlI bisa dilihat di websiteBursa Efek Jakarta (BEJ). Lihal D.1!J))/www.rcpublika.co.jd/koran cletil.asp?id"' 191 6 I&kat ido'314diambil pada I mei 2006.

Page 16: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

pelarangan RiM secaJ'a menyeluruh, akan sampai pada kesimpulan bahwa riba dalam

segala bentuk dan jenisnya mutlak diharamkan.

1. Kriteria berlipat ganda dalam ayat ini harus dipahami sebagai hal atau sifat

dari RiM dan sama sekali bukan merupakan syarat. (syarat berarti kalau

teljadi pelipatgandaan maka RiM, jika kecil tidak RiM)

2. Menanggapi hal ini, Dr. Abdullah Draz, dalam salah satu konferensi fiqih

Islam di Paris tahun 1978, menegaskan kerapuhan asumsi syarat tersebut.

Ia menjelaskan secara linguistik (w.....a) arti "kelipatan". Sesuatu berlipat

minimal kali lebih besar dari semula, sedangkan (wl..t..;,\) adalah bentuk

jamak dari kelipatan tadi. Minimal jamak adalah tiga. Dengan demikian

(ljl..t..;,i) berarti 3x2=6 kali. Adapun (I.icL:o.o) dalam ayat adalah ta'kid (4l:il)

untuk penguatan.

Dengan demikian, kalau berlipat ganda itu dijadikan syarat maka seSUaI

dengan konsekuensi bahasa. minimal 6x atau bunga 600%. Secara operasional dan

nalar sehat, angka itu mustahil terjadi dalam proses perbankkan maupun simpan

Kehidupan di dunia ini menurut Islam bukanlah final maupun terminal, maIm

kehidupan ekonominya pun selalu berfikiran transedental··ukhrowi, dengan prinsip:

menyiapkan tempat yang scbaik-baiknya di dunia ini sesuai dengan tuntutan Ilahi.

Karena itu ekonomi QUI" 'ani kelihatannya bukanlah berorientasi optimal profit untuk

diri sendiri, ataupun kelompok kepentingan. tetapi terutama optimal benefit untuk

keseluruhan alam, bertingkat-tingkat dan berkesinambungan, dari diri, keluarga,

masyarakat. manusia dan makhluk lainnya.

Page 17: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Karena al-Qur'lin diturunkan dalam bahasa Arab, diperlukan terjemahan al­

Qur'lin dari bahasa Arab ke Bahasa Indonesia yang merupakan salah satu cara

memberi jalan pada masyarakat muslim yang belum memahami al-Qur'lin yang

disebabkan kesulitan bahasa.

Maka, berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat

judul: "ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA DALAM

TAFSIR AL-AZHAR" sebagai judul skripsi, dengan asumsi lebih banyak orang

memahami ayat-ayat yang berkaitan dengan RiM.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Penulisan skripsi ini hanya terbatas pada analisis ayat-ayat RiM, yaitu: Q.S.

al-Baqarah 2:278, dan Q.S. Ali-Imrlin 3:130. Pemikiran dua masalah ini, karena

menurut hemat penulis, masalah inilah yang menjadi titik tolak paling mendasar,

karena persoalan ini sangat penting bagi berjalannya suatu perekonomian dan

menyangkut kehidupan orang banyak yang sesuai dengan kaidah Islam.

Berlandaskan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalah sebagai

berikut:

I. Bagaimana hamka menerjemahkan ayat-ayat tentang RiM?

2. Bagaimana ayat-ayat tentang RiM diterjemahkan dan apa implikasi terhadap

hukum bunga bank?

3. Apakah ada kekeliruan Bahasa dan Makna dalam terjema.han ayat-ayat RiM?

Page 18: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

C. Tujuan Penelitian dan Signifikansi

Berdasarkan pelmasalahan yang penulis kemukakan diatas, yang menjadi

tujual1 dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui teori Islam tentang RiM.

2. Mengetahui metode penerjemahan yang dipergunakan oleh Haruka tentang

ayat-ayat RiM.

Sedangkan signifikansi penelitian ini ialah untuk rnelengkapi salah satu

persyaratan mencapai gelar strata satu dalam bidang Tarjanlah di Fakultas Adab dan

Humaniora. Selain itu, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita

untuk mengetahui salah satu metode penerjemahan teks-teks keagarnaal1 (ai-QuI' 'an.)

D. Metodologi Penelitian

Metode yang penulis pergunakan dalam membahas skripsi ini adalah:

1. Pendekatan semantik dan sosiolinguistik, yaitu: hubungan inheren antara

bahasa dan sosial - kemasyarakatan, seperti: kultur/tradisi, ekonomi dan

budaya.

2. Adapun surnber data yang penulis pergunakan adalah: Primer dan Sekunder.

Sumber Primer dalam skripsi ini adalah ayat-ayat RiM dalam Tafsir al­

Azhar dan Sumber Sekunder yang digunakan dalam skripsi ini adalah ayat­

ayat RiM dalam Tafsir Non al-Azhar.

3. Pengolahan dan analisa data meliputi: pengurnpulan data, menyusun

(tipologisasi dan analisa data), dan mengklasifikasikan data.

Page 19: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

E. Sisternatika Penulisan

Sisternatika penulisan yang penulis gunakan, mengacu pada "Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang disusun oleh Tim UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan diterbitkan oleh CeQDA UfN Jakarta Press tahun

2007.

Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan penelitian dan signifikansi, metodologi penelitian, dan

sistematika penulisan

Bab II Kerangka teori yang mencakup semantik, jenis-jenis semantik, manfaat

semantik, penerjemahan al-Qur 'an, kontroversi bunga bank dalam Islam.

Bab III Biografi, karya-karya Hamka, dan sekelumit Ta/sir al-Azhar.

Bab IV Analisis terhadap terjemahan ayat-ayat RiM dalam Tafsir al-Azhar terbagi

dua. Perlarna analisis akurasi bahasa dan bentuk terjemahan, Kedua anal isis

semantik terhadap terjemahan harnka.

Bab V Penutupan, berisi kesimpulan dan saran-saran.

Page 20: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

BABn

KERANGKA TEORl

A.SEMANTIK

1. Pengertian Semantik

Kata Semantik berasal dari bahasa yunam yaitu sema (kata benda) yang

berarti 'tanda atau lambang', sedangkan semaino (kata kerja) yang berarti 'menandai

atau melambangkan'. Senada dengan definisi yang dikemukakan Ferdinand de

Saussure (1966) yang membaginya meqjadi dua macam, yaitu tanda atau lambang

yang mengartikan yang berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa dan tanda atau

lambang yang diartikan (makna) dari bentuk-bentuk bunyi bahasa tersebut. 15

2. Jenis-jenis Semantik

Menurut Verhaar (1978), berdasarkan tataran atau bagian dari bahasa sebagai

objek penelitian, adapunjenis-jenis semantik terbagi empat macam,16 yaitu:

a. Sematik Leksikal

Semantik Leksikal adalah semantik yang objek penelitiannya adalah

leksikon dari bahasa itu, dan didalam semantik leksikal ini diselidiki makna

yang ada pada leksem-leksem (kata-kata) dari bahasa tersebut.

15 Abdul Chair, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. (Jakarta: Rineka Cipla, 2002), Cet.Ke-2, h.2.

16 Abdul Chair, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet.Ke-2, h.2.

Page 21: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Sedangkan Leksem (kata) itu adalah satuan gramatikal bebas terkecil.

dan dalam bahasa Arab dikenal dengan 'kalimat'.

b. Semantik Gramatikal

Semantik Gramatikal adalah semantik yang objek studinya adalah

makna-makna gramatikal dari tataran suatu bahasa, baik morfologi maupun

sintaksis, dalam bahasa Arab morfologi disebut ilmu ;;araf dan sintaksis

dengan ilmu nahwu.

c. Semantik Kalimat

Semantik Kalimat adalah semantik yang berkaitan dengan topik

kalimat. Menumt Verhaar, semantik kalimat ini belum banyak menjadi

perhatian para ahli linguistik.

d. Semantik Maksud

Semantik Maksud adalah semantik yang berkenaan dengan pemakaian

bentuk-bentuk gaya bahasa, seperth metafora, irani, litotes, dan sebagainya.

Semantik Maksud yang dimaksud Verhaar ini mirip dengan istilah Semantik

Pragamatik yang di kemukakan pakar-pakar lain dan lazim diartikan dengan

bidang studi semantik yang mempelajari makna ujaran yang sesuai dengan

konteks situasinya.

3. Manfaat Semantik

Manfaat yang dapat kita petik dari studi semantik sangat tergantung dari studi

apa yang kita geluti dalam tugas kita sehari-hari. Bagi seOl'ang wartawan, seorang

reporter, atau orang-orang yang berkecimpung dalam dunia persuratkabaran dan

Page 22: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

pemberitaan, mereka barang kali akan memperoleh manfaat praktis dari pengetahuan

mengenai semantik. Pengetahuan semantik memudahkannya dalam menggunakan

data dengan makna yang tepat dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat

umum.

a. Sebagai salah satu unsur peneIjemah, semantik mempunyai manfaat yang

besar dalam menerjemahkan. Penguasaan seorang penerjemah terhadap

bahasa Arab (bahasa sumber) ke dalam Bahasa Indonesia (bahasa sasaran)

adalah syarat utama yang harus dimiliki. Namun, penerjemah tidak

mempunyai keterampilan dan kreatifitas di dalam l1lerangkai kata dalam

kalimat teks tetjemahan, maka hasil tetjemahan akan terlihat kaku. Akibatnya

pembaca merasa jenuh dan tidak te11arik untuk membacanya.

b. Dengan penguasaan di bidang semantik, seorang penerjemah menjadi lebih

terkenal dari pengarang aslinya apabila kepandaiannya dalam merangkai kata

- kata untuk menuangkan pesan pengarang asli dapat dipahami pembaca atau

pendengar. Seorang sastrawan Mesir Moderen yai1.u Mustafa Lutfi al­

Manfaluthi, sangat l.erkenal dengan karya terjel1lahannya dari bahasa perancis

yang berjudul Majdulin dan yang kita kenai dengan Magdalena.

c. Semantik sebagal alat dalam menetjemahkan adalah faktor yang sangat

mendukung untuk menjadikan terjemahan yang propesional karena ia l1lampu

menuangkan manfaat atau pesan pengarang asli dan ia pun dapat menjadikan

pembaca tertarik dengan karya terjemahannya melalui kata - kata indah yang

dirangkainya apalagi terhadap karya - karya sash·a.

B. Metode Penerjemahan al-Qur'ii/l

Kata al-Qur'an berasal dari kata ,.1.) - i~ - i.) dan lii• .) yang berarti bacaan.

Sebagian ulama berpendapat bahwa dinamakan al-Qur 'an karena gunanya untuk

dibaca, baik tulisan maupun kandungan isinya, dengan kata lain bahwasannya

Page 23: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

ai-QuI' 'lin bukan hanya sekedar sebagai bacaan, tetapi juga harus dimengerti dan

dihayati serta diamalkan isi dan kandungannya,

Arti ai-QuI' 'lin menurut bahasa (lugah) ialah sesuatu yang dibaca,

AI-QuI' 'lin menurut undang-undang bahasa adalah kalimat masdar, yaitu

pokok kata, yang berarti bacaan, tetapi diartikan lebih dekat kepada sesuatu yang

lebih dikeljakan (Isim Maf'ul), artinya yang dibaca,

Menurut ahli-ahli Syari'at, ai-QuI' 'lin adalah Kallimullah (Sabda Tuhan) yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang dituliskan di dalam mushaf

Dan menurut ahli Fikih bahwasanya ai-QuI' 'lin itu adalah 'nama' yang

diberikan kepada keseluruhan ai-QuI' 'lin dan dinamakan juga bagi suku-sukunya dan

bagian-bagiannya. 17

Sedangkan menurut Istilah, ai-QuI' 'lin bermii Kallimullah yang diwahyukan

kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan Malaikat, yang diawali dengan

Basmalah dalam surat AI-Ftitihah dan diakhiri dengan An-Ntis,

Teljemahan ai-QuI' 'tin artinya adalah memindahkan ai-QuI' 'tin pada bahasa

yang lain yang bukan bahasa Arab dan mencetak terjemahan ini kedalam beberapa

naskah agar dapat di baca orang yang tidak dapat mengerti bahasa Arab sehingga ia

bisa memahami maksud dari kitab ai-QuI' 'lin tersebut. 18

AI-QuI' 'tin disebut juga al-Kittib, yaitu wahyu-wahyu tuhan yang diturunkan

kepada Rasulnya, dengan perantaraan malaikat Jibril, untuk di sampaikan kepada

manuSIa.

17 Hamka, Taftir Al-Azhar, (Jakarta: Puslaka Panjimas, 1982 ) h. 29"Ismail Lubis, Falsifikasi Terjemahan ai-QuI' 'an Depag, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,

2001) cet-I, h.54

Page 24: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Kumpulan dari semua itu, menurut perhitungan yang umum berjumlah 6.236

ayat, terdiri dari 114 surat, diturunkan dalam dua periode. Pertama periode di

makkah, selama 13 tahun, yang sejak Rasul ditentukan Tuhan dan ditetapkanNya

menjadi Rasul pada tahun ke 40 sampai beliau pindah ke Madinah. Kedua periode di

Madinah, yaitu semenjak beliau pindah ke Madinah sampai beliau wafat, kurang

lebih selama 10 tahun.

AI-Qur 'an mempunyai bahasa yang khas dan tidak dapat ditiru oleh para

sastrawan Arab sekalipun, karena adanya susunan yang indah yang berlainan dengan

setiap susunan yang diketahui mereka dalam bahasa Arab. Mereka melihat al-Qur 'an

memakai bahasa dan lafa; mereka, tetapi ia bukan puisi, prosa, atau syair. Mereka

tidak mampu membuat yang seperti itu. Mereka berputus asa, lalu merenungkannya,

kemudian merasa kagum kemudian menerimanya kemudian dari mereka masuk

Islam. 19

Bahasa al-Qur 'an adalah kalimat-kalimat yang menakjubkan, yang berbeda

sekali dengan kalimat-kalimat diluar al-Qur 'an. Ia mampu mengeluarkan sesuatu

yang abstrak kepada fenomena yang dapat dirasakan sehingga didalamnya terdapat

ruh dinamika. Adapun huruf, hanyalah simbol makna-makna, sementara lafa;

memiliki petunjuk-petunjuk etimologis yang berkaitan dengan makna-makna batin

seseorang kepada hal-hal yang biasa dirasakan (al-mahsusat) yang bergerak didalam

imajinasi dan perasaan, bukan hal yang mudah dilakukan.

19 Said Agil Husain AI-Munawar dan Masykul" Halim.ljaz AI-Qur'an dan Metodologi Taftir.(Semarang: Dina Ulama, 1994) cel-I, h.

Page 25: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Kemudian uslub al-Qur'lin benar-benar membuat orang Arab kagum dan

terpesona dengan kehalusan bahasa, keanehan yang menakjubkan dalam berekspresi,

ciri-ciri khas balagah dan fa,lihah baik yang abstrak maupun yang kongkrit, dapat

mengungkapkan rahasia keindahan dan kehudusan al-Qur'iin dan barang siapa

mampu menggali rahasia balligah al-Qur'lin itu, dia dapat mengeluarkan khazanah

kandungannya,

Didalam al-Qur'lin terkandung nilai-nilai istimewa dimana tidak akan

terdapat dalam ucapan manusia yang menyamai isi yang terkanclung didalamnya.

Dalam hal ini az-Zarqani mensinyalir dan berkata: "Ketahuilah bahwa bahasa

Arab sejak turunnya al-Qur'lin sampai saat ini telah dilalui dengan berbagai pasang

surut."

Al-Qur'lin tetap akan memancarkan umur dan hidliyahnya, melimpahkan

keasliannya dengan keagungannya, mengalirkan kelembutan dan kebesaran,

mengeluarkan keindahan dan kemegahan. Al-Qur'lin senantiasa membawa bendera

kemu'jizatan dan mengajak bertanding dengan bangsa-bangsa. dunia dengan penuh

keyakinan dan kepercayaan sambi1mengatakan kebenaran dengan jelas lagi kuat dan

menyatakan kekuatan serta kemampuan kemu'jizatan.20

Al-Qur'lin al-Karfm dengan uslubnya yang menakjubkan mempunyai

beberapa keistimewaan, diantaranya:

I. Kelembutan al-Qur'lin seCal'a lafae yang terdapat dalam susunan dan

keindahan bahasanya

20 Said Agil Husain AI-Munawar dan Masykur Halim, ['laz AI-Qur'an dan Meladologi Tafsir.(Semarang: Dina Utama, 1994) cet-I, h.3

Page 26: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

2. Keseriusan ai-QuI' 'an baik untuk awam maupun untuk cendikiawan, dalam

arti bahasa semua orang dapat merasakan keagungan dan keindahan al­

QUI"an.

3. Sesuai dengan akal dan perasaan, dimana ai-QuI' 'an memberikan doktrin

pada akal dan hati, serta merangkum keindahan sekaligus.

4. Keindahan sajian ai-QuI' 'an serta susunan bahasanya, seolah-olah merupakan

suatu bingkai yang dapat memukau akal dan memusatkan tanggapan serta

perhatian.

5. Keindahan dalam liku-liku ucapan atau kalimat serta beranekaragam

bentuknya, bermii bahwa satu makna diungkapkan dalam beberapa la/a? dan

susunan yang bermacam-macam yang semuanya indah dan halus.

6. AI-QuI' 'an mencakup dan memenuhi persyaratan antara bentuk global (ijmal)

dan bentuk yang terperinci (fa!?;!)

7. Dapat dimengerti sekaligus dengan melihat segi yang tersurat (dikemukakan)

Menurut Muhammad Husayn al-Dzahabi, salah seorang ulama ai-QuI' 'an dari

Universitas al-Azhar Mesir. Kata fel'jemah lazim digunakan untuk dua pengertian,

yaitu:21

I. Mengalihkan atau memindahkan suatu pembicaraan dari satu bahasa ke

bahasa lain, tanpa menerangkan makna dari bahasa asal yang diterjemahkan.

2. Menafsirkan suatu pembicaraan dengan menerangkan maksud yang

terkandung didalamnya dengan bahasa lain.

Menurut Muhammad Abdul Azim al-Zarqany, menerjemahkan ai-QuI' 'an

Yaitu:22

I. Menyampaikan berita kepada yang terhalang menerima berita.

21 Muhammad Huasyn al-Dzahabi, at-Taftir wa af-Mzgassirun (tt: ip, 1976) jilid.l, hal.2322 Muhammad Abdul Azim al-ZarqallY, Manahil al-Ir/an fi 'Ulam al-Qur ·an. (It: Malba'ah:

[sa al-Babi Halabi wa Syarakahu, tlh) jilid.I1, h.1 09

Page 27: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

2. Menjelaskan maksud kalimat.

3. Dengan menggunakan bahasa aslinya.

4. Menjelaskan maksud suatu kalimat dengan perantaraan bahasa di luar Bahasa

Sumber.

5. Alih Bahasa, yaitu pengalihan makna atau amanat dari bahasa tertentu ke

bahasa lain.

Dari pendapat tentang definisi terjemahan al-Qur 'an, dapatlah diketahui

bahwa kata terjemah dalam tuturan bahasa Arab meliputi "situasi' dimana kata itu

diucapkan. Namun, secara umum penerjemahan al-Qur 'an adalah memindahkan

suatu kalam (pembicaraan) dari suatu bahasa kedalam bahasa lain dengan

memenuhi arti dan maksud yang terkandung di dalam-Nya.

1. Jenis-jenis Penerjemahan Al-Qur'iill.

Adapun macam-macam terjemahan al-Qur 'an menurut Manna' KhalIl al-

Qal;1;an terdapat dua macam yaitu:23

a. TeIjemahan Harfiyyah yang disebut juga dengan terjemahan la/ziyyah yaitu

mengalihkan lafa?-lafa? dari suatu bahasa ke dalam lafa?-lafa? yang serupa

dari bahasa lain dengan sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa

jedanya sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama.

b. Teljemah Tajsfriyyah atau disebut juga Teljemah Maknawiyyah, yaitu

menjelaskan makna kalam atau pembicaraan dengan bahasa lain tanpa

terikat dengan tertib bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya.

Teljemah Tajsfriyyah diartikan oleh para :.llama, yaitu dengan

mendatangkan malma yang terdekat, mudah dan kuat, kemudian penafsiran

2J Manna' KhalIl al-Qal;\an, Studi !lmu-ilmu QUI' 'lin, (Bogor: Pustalea Litera AntarNusa, 1996)cet-Ill, h.443

Page 28: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

ini dituangkan ke dalam teIjemahan secara cemlat, cara seperti ini

dinamakan terjemahan TaJsfriyyah dalam arti memberi syarat (keterangan)

dan menjelaskan maknanya dengan bahasa lain.

2. Syarat Pcncrjcmahan Al-Qur'iill

Kegiatan meneljemah, lebih-lebih meneljemahkan al-Qur 'an ke dalam bahasa

asmg, bukan merupakan perbuatan mudah yang bisa dilakukan oleh sembarangan

orang. kegiatan menerjemah merupakan pekerjaan berat meskipun tidak berarti

mustahil dilakukan seorang, terutama oleh ll1ereka yang berbakat dan belminat untuk

menjadi mutarjim. Karena bukan hanya ll1enguasai bahasanya saja, tetapi harus

mengetahui materinya juga. Bahkan, bagi penerjemah profesional, boleh jadi tidak

ll1engalall1i kesulitan yang berarti dalam ll1enerjemahkan buku, novel, bahkan kitab

suci al-Qur 'an.

Untuk dapat meneljell1ahkan sesuai dengan ll1aksud tulisan, terlebih bagi

meneIjell1ahkan al-Qur 'an, mutGljim harus ll1emenuhi beberapa persyaratan. Adapun

syarat-syaratnya seperti yang diungkapkan Ad-Dzahabi sebagai berikut:24

a. MutGljim al-Qur 'an pada dasarnya hams ll1emiliki apa yang dikenakan pada

muJassir, seperti ]'itikad baik, niat yang tulus, dan menguasai ilmu-ilmu yang

semisal ilmu kalam, fiqih, usul fiqih, ilmu akhlak, dan lain-lain. Dengan

persyaratan ini, seorang penerjemah al-Qur 'an diharapkan terhindar dari

kekeliruan menerjell1ahkannya.

b. Mutarjim al-Qur 'an harus ll1emiliki Aqfdah Islamiyyah yang kuat dan lurus.

Sebab orang yang tidak memiliki Aqfdah Islamiyyah yang sehat, pada dasarnya

24 Muhammad Amin Suma, Stlldi I1mll-i1mu ai-QuI' 'an f, (Jakarta: Pusataka Firdaus, 2000)h.29-30

Page 29: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

tidak dibolehkan menafsirkan ai-QuI' 'tin, karena tidak sejalan dengan tujuan

utama turunnya ai-QuI' 'tin itu sendiri, yaitu sebagai kitab petunjuk.

c. Mutarjim juga harus menguasai dengan baik dua bahasa yang bersangkutan,

yakni bahasa asal yang ditetjemahkan dan bahasa tetjernahan. Oalam konteks

ini, bahasa ai-QuI' 'tin (Arab) dan bahasa terjemahan itu sendiri yaitu bahasa

indonesia. Jadi, mutarjim ai-QuI' 'tin kedalam bahasa Indonesia misalnya, tidak

hanya dituntut untuk menguasai dengan baik bahasa Arab ai-QuI' 'tin yang

diterjemahkan, tetapi harus juga mernahami dalam menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

d. Sebelum menerjernahkan ai-QuI' 'tin, pcncrjemah harus kbih dulu menuliskan

ayat-ayat ai-QuI' 'tin yang hendak ditetjemahkan, baru kemudian diterjemahkan

dan atau diterjemahkan sekaligus. Selain dimaksudkan untuk memudahkan

pembaca untuk mengecek makna yang sesungguhnya manakala terdapat

tetjemahan ai-QuI' 'tin yang diragukan kebenarannya, juga terutama dalam

rangka mempertahankan otensitas teks ai-QuI' 'tin itu sendiri.

3. Cara Menerjcmahkan AI-Qur'iill.

Cara menerjemahkan aI-QuI' 'tin tentu sangat berbeda dengan menerjemahkan

teks biasa. Seorang penerjemah ai-QuI' 'tin hams memulai dengan beberapa tahapan.

Seperti di ungkapkan oleh H. Oatuk Tombak Alam dalam bukunya yang berjudul

"Metode menerjcmahkan ai-QUi' 'tin AI-Karim 100 kali Pandai, " beliau memberikan

beberapa proses yang hams ditempuh seorang mutarjim ai-QuI' 'tin. Adapun

tahapannya sebagai berikues

Pertama, yaitu menerjemahkan seCal'a Hwjiyyah dan menumt susunan bahasa

Arabnya yang sudah tentu tidak cocok dengan susunan bahasa Indonesia yang baik.

25 Datuk Tombak Alam, Metode Menerjemohkon AI-QuI' 'an AI-Karim. (Jakarta: RinekaCipta, J992) h. J9

Page 30: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Hal ini dilakukan pada tahap pertama agar dalam penerjemahan dapat mengenal

kedudukan dan hukum kata-kata itu.

Kedua. yaitu membuang kata-kata yang ada dalam al-Qur 'an ke dalam

terjemahan,

Ketiga, yaitu menggeser atau menyusun kalimatnya dalam teIjemahan untuk

mencapai bahasa Indonesia yang baik, yaitu di awal digeser ke belakang dan yang di

akhir diletakkan ke muka sesuai dengan susunan kalimat dalam bahasa Indonesia (S,

P, 0, K), Tahap ini boleh dipergunakan jika diperlukan, tetapi jika seorang

peneIjemah ingin dikatakan hasil terjemahannya itu baik, rnaka tahap ini harus

dipenuhi.

4. Hukum Menerjemahkan Al-Qur'iill.

Adapun mengenai hukum menerjemahkan al-Qur'iin, jika dilihat dari

pengertian yang telah dijelaskan di atas, maka pembagian hukum menerjemahkan al-

Qur 'an adalah:26

a. Jenis dan Hukum Terjemahan Harfiyyah

Menurut sebagian para ulama, penerjemahan al-Qur 'an secara Harfiyyah itu

dianggap haram, Alasan yang diperkuat oleh para ulama tentang haramnya

menerjemahkan al-Qur 'an dengan teljemahan Harfiyyah, sebab al-Qur 'an adalah

kalam Allah (Kalamullah), yang diturunkan kepada Rasul-Nya merupakan mukjizat,

dengan lqfa! dan maknanya serta membacanya dipandang sebagai ibadah. Disamping

26 Manna' KhalTl al-Qa(\an, Studi Itmu-ilmu Qur 'all, (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 1996)cet-lII, h.444

Page 31: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

itu tidak seorangpun yang berpendapat bahwa kalimat-kalimat al-Qur 'an yang

diterjemahkan maka dinamakan Kalam Allah, sebab Allah tic1ak berfilman kecuali

dengan al-Qur 'an yang kita baca dalam bahasa Arab dan kemukjizatalillya pun tidak

terjadi dengan terjemahan. Kemudian yang dipandang sebagai ibadah yaitu dengan

membaca al-Qur 'an dengan bahasa Arab berikut lafw-Iafa? serta huruf-huruf dan

tertib katanya.

b. Jenis dan Hukum Terjemahan Tafsiriyyah

Para ulama melakukan penafsiran al-Qur 'an dengan cara mendatangkan

makna yang dekat, mudah dan kuat. Kemudian penafsiran ini diterjemahkan dengan

penuh kejujuran dan kecermatan. Terjemah Tafsiriyyah berarti mensyarahi

(mengomentari) perkataan dan menjelaskan maknanya dengan bahasa lain. Usaha

penerjemahan al-Qur 'an Tafsiriyyah tidak ada halangan, karena Allah mengutus Nabi

Muhammad untuk menyampaikan risalah Islam kepada seluruh umat manusia

dengan segala bahasa dan ras yang berbeda.

C. Kontroversi RiM Dalam Islam

RiM secara bahasa berarti 'tambahan' atau 'kelebihan',. Dalam bahasa

Arabnya disebut ziyadah, akar katanya terdiri dari huruf ra, ba, dan huruf ilIat??

Terdiri dari rabawa - yarbuwu - riban, yang berarti tambahan, baik kuantitas atau

27 Huruf iIIat dalam kata Ribii ada yang menulisnya dengan huruf wmVll, ada yang menulisdengan huruf ya.dan ada juga yang meulisnya dengan huruf alif Lihat An-Nawawi dalam SahihMuslim bi Syarh An-Nmvmvi (AI-Misriyyah, 1924),jilid 1II, h. 89

Page 32: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

kualitas?S Secara istilah RiM berarti tambahan pada harta yang disyaratkan dalam

transaksi dari dua pelaku akad dalam tukar menukar antara harta dengan harta?9

Dalam kosa kata bahasa lnggris, "RiM" biasanya diterjemahkan sebagai

usury, sedangkan "Bunga" diterjemahkan sebagai Interest. 3o Dari segi ekonomi,

"Bunga berarti imbalan jasa untuk penggunaan uang atau modal yang dibayar pada

waktu yang disetujui, umumnya dinyatakan sebagai persentase dari modal pokok."JI

Sedangkan, Ribti merupakan cara usaha yang tidak sehat.32

Evolusi konsep RiM dari bunga tidak lepas dari perkembangan lembaga

keuangan, khususnya bank. Lembaga keuangan timbul, karena kebutuhan modal

untuk membiayai industri dan perdagangan.

Pembiayaan kecil-kecilan bisa diatasi dengan modal sendiri. Tetapi ketika

yang membutuhkan kredit mulai banyak dan skalanya makin besar, maka modal

harus dicari dari sumber lain. Disinilah timbulnya keperluan bank sebagai lembaga

perantara antara mereka yang membutuhkan kredit dengan mereka yang memiliki

surplus modal. Bank tidak memandang untuk keperluan konsumsi, produksi,

perdagangan, ataupunjasa. Akan tetapi umumnya pinjaman diarahkan untuk usaha.

Bank harus mengenakan "ongkos" untuk peminjam, karena bank pun hams

membayar ongkos untuk bisa memberikan pinjaman. Di sini dikenal apa yang disebut

28 Irfan Abu Bakar, Bunga Bank Sama dengan Riba? (Jakarta: PBB UIN Syahid, 2003), h. 629 Definisi ini disandarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan AI-Haris bin Usamah dari

Ali bin Abu Thalib, dimana Rasulullah bersabda: "Setiap hutang yang menimbulkan manfaa! adalahriba". Lihat: www.syari'ahonline.com di ambil pada 23 juni 2006.

30 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam suatu Kajian Kontemporer, (Jakm1a: Gema InsaniPress, 2001) h.72.

J1 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi II, Pusal Pembinaan dan Pengembangan BahasaDepdikbud. (TT: Balai Pustaka, 1999)

32 Ahmad Muhammad AI-Assai dan Fathi Ahmad Abdul Karim. Sislem, Prinsip dan TujuanEkonomi [slam. (Bandung: Pustaka Setia, 1999) h.89

Page 33: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

sebagai modal "murni," yaitu tingkat bunga nominal dikurangi beberapa ongkos,

seperti biaya-biaya administrasi, j aminan terhadap keamanan hutang pokok maupun

bunganya, kemungkinan merosotnya daya beli uang, baik karena inflasi maupun nilai

tukarnya terhadap mata uang asing, juga ongkos-ongkos yang diperlukan untuk

menjaga keutuhan uang karena pembayaran dengan cara angsuran.

RiM dalam arti tambahan yang dipungut atau yang ditanggung atau hutang

piutang, uang atau barang, bukanlah hanya gejala Islam, melainkan gejala universal.33

Kesemuanya berpandangan bahwa menjalankan uang dengan menarik RiM adalah

pekerajaan yang berdosa, tidak patut dilakukan, harus ditinggalkan dan bahkan perlu

dilarang oleh masyarakat maupun penguasa.

Sungguhpun begitu, praktek RiM sulit dihindari, karena kredit adalah sesuatu

yang dibutuhkan, terutama oleh mereka yang miskin. Adapun pelarangan RiM sangat

suiit diterapkan, terutama mengahadapi masalah kebutuhan kredit untuk keperluan

usaha di bidang-bidang tertentu, sehingga penguasa kerap kali hanya bisa membatasi

dan mengatur kegiatan hutang-menghutang saja.

Dalam perkembangannya, pengertian tentang RiM yang di Barat disebut

usury atau woeker, mengalami evolusi sehingga akhirnya, kira-kira pada akhir abad

pertengahan, mulai dirumuskan konsep bunga yang membedakan diri dari RiM.

Dalam hal ini, RiM adalah tambahan atas hutang yang dipungut dalam tara!yang

terlalu tinggi dan mengandung unsur pemaksaan atau pemerasan terhadap yang

membutuhkan tetapi lemah kedudukannya. Sedangkan Bunga adalah tambahan yang

33 M. Dawam Rahardjo, Ensikiopedi A/-QuI' 'an, Taftir Sosia/ Berdasarkal1 KOl1sep-konsepKlinci. (Jakarta: Paramadina, 1996) cet-!, h. 615

Page 34: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

tingkatannya wajar, dengan memperhitungkan berbagai ongkos dan risiko yang

harus dipikul oleh pemilik modal maupun bank. Perubahan dalam pengertian

mengenai RiM menjadi bunga tersebut ikut mempengaruhi sikap pemerintah di dunia

Islam, terutama dalam mengizinkan beroperasinya bank berdasarkan konsep bunga.

Sebelum turun ayat pelarang RiM, transaksi RiMwi tei:ah terbiasa dilakukan

oleh masyarakat Arab, baik di Taif, Mekah, maupun Madinah. Thabari mencatat pada

saat jatuh tempo, pemberi utang biasanya memberikan dua pilihan; melunasi seluruh

pinjaman atau perpanjangan waktu dengan tambahan bayaran. Seseorang yang harus

mengembalikan seekor unta betina bernmur satu tahun bila meminta perpanjangan

kedua, maka harns mengembalikan unta betina bernmur tiga tahun dan seterusnya.

Begitu pula dengan emas (dinar) atau perak (dirham).

Ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan sistem bunga perbankkan

Modern. Bahkan, tanpa meminta perpanJangan waktu pun, si pem1l1Jam harns

membayar beban bunga34

Larangan ai-QuI' 'an terhadap pengambilan RiM adalah jelas dan pasti,

sepanjang pengetahuan tidak seorang pun mempermasalahkannya, tetapi yang timbul

adalah mengenai perbedaan antm'a RiM dan bunga. Salah satu madzhab pemikiran

percaya bahwa apa yang dilarang Islam adalah RiM bukan bunga. Sementara

madzhab pemikiran lain, merasa bahwa sebenarnya tidak terdapat perbedaan antara

RiM dan bunga.

34 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam sua/II Kajian Kon/emporer, (Jakarta: Gema InsaniPress, 2001) h.70-71

Page 35: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Belum lama berselang larangan Islam atas bunga (Ribi'!) yang pada umunya

masih dianggap sebagai proposisi yang hampir tidak mungkin untuk dapat diterima,

apalagi di kalangan banyak Intelektual Muslim. Situasi dalam beberapa dekade

terakhir berubah secara dramatis. Hegemoni Intelektual, terutama dari para ekonom

dan kalangan Cendikiawan Muslim. Ada sejumlah besar literatur mengenai masalah

itu yang menunjukkan peningkatan, baik dalam jumlah maupun kualitas lebih dari

itu. Debat dewasa ini tidak hanya terbatas pada argumen teoritis; kini muncul tradisi

eksperimentasi yang semakin luas dan kaya, begitu pula eksperimentasi dalam

perkembangan kelembagaan.

Pada tahapan justifikasi sistem bunga konvensional, ada sementara orang

bedalih bahwa RiM yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya, adalah jenis yang dikenal

sebagai "Bunga konsumtif." Yaitu, bunga yang khusus dibebankan bagi orang yang

berutang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, seperti makan, minum,

pakaiannya, beserta orang yang berada dalam tanggungannya. Hal ini teIjadi karena

dalam jenis RiM tersebut terdapat unsur eksploitasi terhadap kepentingan orang yang

sedang membutuhkan. Karena itu, ia terpaksa meminjam. Namun, si pemilik uang

menolak untuk memberi pinjaman, kecuali dengan RiM (bunga), agar uang yang

dikembalikan nanti bertan1bah menjadi seratus sepuluh.

Prof. Dr. Hamka dalam al-Azharnya mengatakan, "Menurut keterangan

Sayyidina Umar bin Khottob, sebelum Rasulullah saw menerangkan RiM dengan

Page 36: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

terperinci, beliau wafat". Meskipun tanpa penjelasan yang terperinci namun

pokoknya telah diketahui, yaitu membungakan sesuatu.35

Oi lingkungan Islam, ada beberapa golongan yang berpendapat tentang bunga

bank:

1. Pendapat yang mengharamkan bunga bank

Syekh Muhammad Abu Zahrah, Guru Besar Islam Pada Fakultas Hukum di

Universitas Kairo,36 memandang bahwa RiM Nasiah sudah jelas keharamannya

dalam al-Qur'an. Akan tetapi banyak orang tertarik pada sistem perekonomian orang

Yahudi yang menguasai ekonomi dunia. Mereka memandang bahwa sistem RiM itu

darurat dan tidak dapat dielakkan. Mereka menta 'wi/kan dan membahas makna RiM.

Padahal sudah jelas bahwa makna RiM itu ialah RiM yang dilakukan oleh semua

bank dewasa ini, dan tidak ada lagi keraguan tentang keharamannya.

Muhammad Munir ad-Dimasyqi,37 pell.\yarah kitab Ikhwanul Ahkam dari

Ibnu Oaqiqil'id menandaskan bahwa, perbuatan meribakan itu ialah sebagaimana

teIjadi sekarang pada beberapa orang yang meminjam uang dari bank dengan

tambahan tertentu pula. Apabila sudah datang waktunya membayar, sedang dia tidak

punya uang, maka dia minta diperpanjang waktunya dengan menambah (bunga)

untuk uang pinjaman. Oemikianlah seterusnya, hingga habis harta kekayaannya. Oleh

karena itu Allah melarang RiM walaupun sedikit, adapun menitipkan uang pada Bank

Tabungan Pos (sebagaimana dikerjakan oleh kebanyakan orang dengan ketentuan

35 Lihat: http://abahzacky.wordpress.com/2007/04/02/riba-hllkum-dan-parktik-laQangan!closediambil pada 3 I mei 2007

J6 Hamzah Ya'qllb, Kode Elik Dagang Menurul Istam (Pola Pembinaan Hidup DalamBerekonomi), (Bandllng: Diponegoro, 1994) h.194

37 Hamzah Ya'qllb, Kode Elik Dagang Menurul Islam (Pola Pembinaan Hidup DalamBerekonomi), (Bandling: Diponegoro, 1994) h.195

Page 37: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

dapat diambil sewaktu-waktu dan mendapat tambahan sebanyak yang ditentukan oleh

pemerintah) hukumnya tidak boleh, karena tidak sesuai dengan asas persekutuan

dagang dan jual beli.

Afif Abdul Fattah Thabbarah mengatakan bahwBl, untuk menetapkan

hukum bunga dari Bank Tabungan Pos atau Bank, baik kita kutip pendapat Majlis

Fatwa yang mengikuti pendapat syekh-syekh AI-Azhar yang mengatakan, "Bahwa

memungut bunga uang yang disimpan dalam Bank Tabungan Pos itu diharamkan,

karena termasuk RiM yang diharamkan. ,,38

Imam Razi mencoba menjelaskan alasan pelarangan Riba.39

a. Karena RiM bera11i mengambil harta si peminjam secara tidak adil. Pemilik

uang biasanya berdalih ia berhak atas keuntungan bistlis yang dilakukan si

peminjam. Namun, ia tampaknya lupa bila tidak meminjamkan, uangnya tidak

bertambah. Ia pun berdalih kesempatannya berbisnis hilang karena

meminjamkan uang, makanya berhak atas RiM. Inipun keliru karena belum

tentu karena bisnisnya menghasilkan untung dan yang pasti ia harus

menanggung risiko bisnis.

b. Dengan RiM, seseorang akan malas bekerja dan berbisnis karena dapat

duduk-duduk tenang sambiI menunggu uangnya berbunga. Imam Razi

mengatakan bahwa kegiatan produksi dan perdagangan akan lesu. Lihat saja

saat ini, bisnis mana yang akan berkembang dengan bunga 60%.

c. RiM akan merendahkan martabat manusia karena untuk memenuhi hasrat

dunianya seseorang tidak segan-segan meminjam dengan bunga tinggi walau

akhirnya dikejar-kejar penagih utang. Saat ini, berapa banyak orang yang

38 Hamzah Ya'gllb, Kode Elik Dagang Menurut Islam (Pola Pembinaan Hidup DalamBerekonami), (Bandllng: Diponegoro, 1994) h.194

39 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta: Gerna InsaniPress, 2001) h.72

Page 38: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

terpandang kedudukanya menjadi pesakitan karena tidak mampu membayar

kartu kreditnya.

d. RiM akan membuat orang kaya bertambah kaya dan yang miskin bertambah

miskin. Apalagi pada masa krisis orang kaya malah bertambah kayak karena

bunga deposito dan simpanan dolarnya.

e. RiM jelas-jelas dilarang oleh ai-QuI" 'an dan Sunnah.

2. Pendapat yang mengahalalkan bunga bank

Sementara itu, terdapat golongan ulama yang memandang bahwa bunga bank

yang berlaku sekarang ini, dalam batas-batas yang wajar tidaklah dapat dipandang

haram. Berikut ini pendapat-pendapat mereka:

Menurut Kaidah Ushul Fiqh, bahwa "Keaclaan darurat memperbolehkan

yang dilarang". Dewasa ini tidak mungkin umat Islam ikut serta memegang

perekonomian, tanpa melalui bank-bank dunia. Oleh karena itu daruratlah hukumnya

mengikuti sistem berniaga dengan saluran bank.

Muhammad Abduh, pembaharu pemikiran Islam Mesir abad ke-19, pernah

mengatakan bahwa "Bunga yang tidak selalu tinggi tingkatannya diperbolehkan."

Tentu saja ia tetap berpendapat bahwa RiM itu haram hukumya. Hal ini berlatar

belakang pada sejarah perkembangan ekonomi yang telah merubah pengertian yang

membedakan antara bunga bank dan RiM. Perubahan itu telah terjadi di Eropa Barat

dan negeri-negeri berkebuclayaan Yudeo-Kristiani lainnya.

Ahmad al-Zarqa berpendapat bahwa:

a. Sistem perbankan yang berlaku hingga saat ini dapat diterima sebagai suatu

penyimpangan yang bersifat sementara, dengan kata lain bahwa sistem

perbankkan suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari, maka umat Islam

Page 39: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

dibolehkan bermuamalah atas dasar pertimbangan darurat, tetapi umat Islam

harus senantiasa berusaha mencari jalan keluar.

b. Pengertian RiM dibatasi hanya mengenai praktek RiM di kalangan Arab

Jahiliyyah saja, yaitu yang benar-benar merupakan suatu pemerasan dari orang­

orang mampu (kayo.) terhadap orang-orang miskin dalam utang-piutang yang

bersifat konsumtif, bukan utang-piutang yang bersifat produktif.

A. Hasan BangH berpendapat bahwa "Bunga bank haram jika berlipat

ganda,40 bila hanya duo. persen dari modal pinjaman, itu tidak berlipat ganda, maIm

tidak termasuk RiM yang diharamkan oleh agama Islam."

Gubemur Bank SentraJ Indonesia yang peliama, Syafruddin Pmwiranegara,

mengatakan bahwa "Bunga bank tidak sarna dengan Riba. Karena, menurut

pengertiannya, bunga bank adalah rente, yaitu tingkat bunga yang wajar, yang hanya

boleh dipungut berdasarkan undang-undang, sedangkan RiM adaJah woeker, suatu

tingkatan bunga atau laba yang mengandung unsur pemerasan."

Adapun yang menjadi dasar di bolehkannya pengambilan RiM dengan tidak

berlipatganda adalah surat Ali-Imran: J30

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan RiM denganberlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapatkeberuntungan.

40 AZ. Azharudin Lalhif, Fiqh Muamatat, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), 11.93

Page 40: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Tentu saja perbedaan pendapat ulama di atas, umumnya terjadi pada saat

perkembangan bank syari'ah belum sepesat saat ini. Bahkan khusus untuk konteks

Indonesia, pendapat ulama Indonesia di atas di sampaikan ketika di negara ini belum

ada satupun bank yang beroperasi dengan sistem syari'ah. Oleh Karena itu,

kesimpulan tidak mengharamkan bunga bank baik secm'a mutlak atau dalam kategori

mulG5yabihal merupakan sesllatu yang wajar dalam konteks upaya memberikan

solusi cerdas kepada umat dalam l11elakllkan transaksi dengan perbankkan

konvensional.

Praktek usaha dengan cara Riba merupakan penyebab kemalasan dan

terciptanya sekelompok orang yang mel11peroIeh harta tal1pa melakukan liSaha

atallplln pekerjaan. Ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang mengajak manllsia

lIntllk giat bekerja.

Dari segi sosial. l11asyarakat tidak dapat l11engambil kellntllngan sedikitplln

dari praktek-praktek RiM. Bahkan praktek-praktek Riba ini membawa bencana sosial

yang besar, sebab l11enal11bah beban bagi orang-orang yang tiada berkecllkupan, dan

l11enyebabkan perllsakan nilai-nilai lllhur yang dibawa oleh Islam, yang

menganjurkan persaudaraan, tolong-menolong dan bergotong-royong di antara

sesama manllsia. Hal ini menimbulkan ekses-ekses sosial yang buruk dan membuka

pintu selebar-lebarnya bagi bermacal11-l11acal11 fitnah dan pertikaian di antara berbagai

kelol11pok bangsa.

Page 41: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

BABIII

BIOGRAFI HAMKA DAN TAFSIR AL-AZHAR

A. Biogl'afi Hamka

Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau di kenai HAMKA, di lahirkan di

Sungai Batang Maninjau (Sumatera Barat). Ranah Minang, pada tanggal 17 Februari

1908 M. (14 Muharram 1326 H).41 Ayahnya adalah seorang ulama terkenal Dr. Haji

Abdul Karim Amrullah alias Haji Rasul pembawa paham-paham pembaharuan Islam

di Minangkabau. 42

Dalam usia 6 tahun (1914) Hamka dibawa ayahnya ke Padang Panjang.

Sewaktu berusia 7 tahun sekolah ke desa dan malamnya mengaji ai-QuI' 'an dengan

ayahnya sendiri sehingga khatam. Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia belajar

agama pada sekolah-sekolah "Diniyah School" dan "Sumatra Thawalib" di Padang

Panjang dan di Parabek, Engku Mudo Abdul Hamid dan Zainuddin Labay. Padang

Panjang waktu itu ramai elengan menuntut ilmu agama Islam, di bawah Pimpinan

ayahnya sendiri. Pada tahun 1924 ia berangkat ke Yogya, dan mulai mempelajari

pergerakan-pergerakan Islam yang mulai bergelora. 1a dapat kursus pergerakan Islam

dari HOS Tjokroaminoto, H. Fakhruelin, R. M. Suryopranoto dan iparnya seneliri A.

R. St. Mansur yang paela waktu itu ada eli Pekalongan:3

"I-Iamka, Tasawu[Modern, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982) h. XVIIU Hamka, Ayahku: Riwayat HidllP Dr. H. Abdul Karim Amrullah dan Pe'~illangan Kaum

Agama di Suma/era, (Jakarta: Uminda, 1982)4) I-Iamka, Tasawu[ Modern, (Jakarta: Pustaka Pani imas, 1982) h. XVII

Page 42: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Hamka mengawali pendidikannya membaca al-Qur 'an di lUmah orang tuanya

ketika mereka sekeluarga pindah dari Maninjau ke Padang Panjang, seperti telah

disebut dimuka. Pada tahun 1918, di saat Abdul Karim Malik, alias Hamka kecil

sudah di khitan di kampung halamannya Maninjau, dan di waktu yang sama ayahnya,

Syekh Abdul Karim Amrullah, kembali dari perlawatan pertamanya ke Tanah Jawa;

Surau Jembatan Besi tempat beliau memberikan pelajaran agama dengan sistem

klasik (lama), dirubah menjadi madrasah yang kemudian dikenal dengan Thawalib

School. Dengan hasrat agar anaknya kelak menjadi ulama seperti dia juga, Syekh

Abdul Karim Amrullah memasukkan Hamka ke Thawalib School, sedangkan dari

'sekolah desa' Hamka berhenti44

Dalam perkembangan awalnya -- Thawalib School -- ini masih belum mampu

melepaskan diri dari cara-cara lama belajar agama. NamUll kendatipun demikian

unsur kebaruan sudah ll1ell1asuki lembaga pendidikan ini. Malah menurut Mahmud

Yunus. Surau jembatan besi yang sejak semula memberikan pelajaran agama dalam

sistem lama, merupakan surau pertama di Minangkabau yang mempergunakan sistell1

klassikal. Tercatat ada tujuh kelas yang disediakan oleh Thawalib School di awal

perubahannya itu. Namun kendatipun sistem klassikal sudah diberlakukan oleh

Thawalib School, kurikulum dan materi pelajaran masih cara lama. Buku-buku lama

dan keharusan mengahafal, ll1asih merupakan ciri utama dari sekolah ini. Inilah yang

4,1 M. Yunan Yusuf, Corak Pemikiran Ka/am T(((sir AI-Azhar: Sebuah Telaah alas PemikiranHamka do/am Teologi Islam, (Jakarta: Permadani, 2003) h, 36

Page 43: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

membuat Hamka cepat bosan memmJam istilah Hamka sendiri, "Memusingkan

kepala.,,45 Tetapi setiap tahun ia tetap naik kelas, sampai ia menduduki kelas empat.

Situasi belajar yang seperti ini memang tidaklah menarik. Keseriusan belajar

tidak tumbuh dari dalam, tetap dipaksakan dari luar. Keadaan inilah yang membawa

Hamka berada di perpustakaan umum milik Zainuddin Labai el Yunusi dan Bagindo

Sinaro. Hamka menjadi asik di perpustakaan yang diberi nama dengan "Zainaro"

tersebut, dan memberikan kegairahan baru bagi Hamka. Rasa tertekan yang

dirasakannya selama ini mendapat tempat pelarian diperpustakaan ini. Imajinasinya

sebagai seOl'ang anak-anak dapat tumbuh, tapi sayang pertumbuhan lmajinasinya

pada masa kanak-kanaknya itu mendapat jegalanjuga. "Apakah engkau akan menjadi

orang alim juga nanti atau akan menjadi tukang cerita,,46 Semprot ayahnya, ketika

Hamka tertangkap basah sedang asyik membaca sebuah buku cerita silat.

Hamka mengalami suatu peristiwa yang menggoncangkan jiwanya, ketika

perceraian ayah dan ibunya. Sangat mungkin dengan peristiwa ini kemudian

membentuk sikap Hamka yang memandang beberapa praktek adat tidak sesuai

dengan ajaran Islam. Dan adat, terutama adat kawin cerai, tak lapuk oleh hujan dan

tak lekang oleh panas, menurut Hamka "Seumpama batu, dan karena batu itu sudah

berlumut sudah waktunya disimpan di Musium".

Ketentuan adat serta kebolehan berpoligami dalam Islam telah

terassimilasikan dalam alam pikiran Minangkabau. Assirnilasi ini memberikan

kemungkinan yang luas bagi para ulama, sebagai orang yang terpandang di tengah

'15 Hal1lka, KenQng-kenQngan Hidup, (Jakm1a: Bulan Bintang, 1979) Jilid-I, h.5846 Hal1lka, KenQng-kenangan Hidup, (Jakal1a: Bulan Bintang, 1979) Jilid-I, h.63

Page 44: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

masyarakat, untuk dapat melakukan pembenaran dalam kawin eerai seeara berganti-

ganti. Dan kenyatan ini pulalah yang dijumpai Hamka terjadi pada ayahnya, Syekh

Abdul Karim Amrullah. Akibatnya adalah kehidupan Abdul Malik, si Hamka keeil

itu, menjadi terlantar dan pada giliran berikutnya membuat "Kenakalan" Hamka

berubah menjadi semaeam "Pemberontakan".47

Kenyataan ini membuat Hamka ingin menjauhkan diri dari ayahnya.

Keinginannya yang besar untuk pergl ke Tanah Jawa, sebagai akibat dari

persentuhannya dengan informasi tentang tanah tersebut diperpustakaan zainaro,

memperkuat dorongan untuk pergi jauh mewujudkan "Pemberontakan" itu. la pun

mengambil keputusan nekal, berangkat ke Tanah Jawa seorang diri. Tapi sayang

"Pelarian" tersekat di Bengkulen, karena la terkena wabah eac:ar. Dua bulan lamanya

Hamka tinggal dipembaringan. Setelah sembuh, ia kembali pulang ke Padang panjang

dengan wajah yang penuh bekas eaear. Kegagalan ini tidak membuat Hamka putus

asa, setahun kemudian tanpa bisa dihalangi oleh ayahnya, Ha:mka berangkat kembali

untuk kedua kalillya mellujll Tallah Jawa pada tahun 192448

Kujungall Hamka ke Tallah Jawa yang relatif sillgkat, kurang lebih satu tahull,

menurut Hamka selldiri telah mampu memberikan "Semangat baru" dalam

mempelajari Islam pada saat pengembaraall meneari ilmu di Tanah Jawa. la memlliai

dari Yogyakarta, kota tempat dimalla Muhamadiyah -- Organisasi Pembaharuall --

lahir. Lewat Dja'far Amrllllah pamallya, Hamka kemlldian mendapat kesempatall

,17 Fachri Ali, "Hamka dan Masyarakat Islam Indonesia: Catatan pendahuluan dan RiwayatPeljuangannya", da/am "Kenang-kcnangan 70 tahuf1 Ellya Hamka", (TT: Prisma, 1983) h.468

48 M. Yunan Yusuf, Corak Pemikiran Ka/am Ta/sir AI-Azhar,- Sebuah Telaah alas PemikiranHall/ka da/am Teologi Islam, (Jakm1a: Permadani, 2003) h. 38

Page 45: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

mengikuti kursus-kursus yang diselenggarakan oleh Muhamadiyah dan Syarikat

Islam. Oalam kesempatan ini Hamka bertemu dengan Ki Bagus Hadikusumo, dari dia

Hamka mendapatkan Pelajaran Tafsir al-Qur 'an, ia juga bertemu dengan HOS

Tjokroaminoto dan mendengar ceramahnya tentang Islam dan Sosialisme. Oi

samping itu ia berkesempatan pula bertukar pikiran dengan beberapa tokoh penting

lainnya, seperti Fachruddin dan Syamsul Ridjal, tokoh Jong Islamieten Bond.

Kota Yogyakarta nampaknya mempunyai arti penting bagi peliumbuhan

Hamka sebagai seorang pejuang dan penganjur Islam. Kota tersebut telah

memberikan sesuatu yang baru bagi kesadaran keagamaan Hamka. Ia sendiri

menyebut bahwa di Yogyakalia ia menemukan "Islam sebagai sesuatu yang hidup,

pendirian dan peljuangan yang dinamis." Kesadaran bal'll dalam melihat Islam yang

diperoleh Hamka di Yogyakarta tersebut memang sangat jauh berbeda dengan

kesadarannya tentang Islam, seperti yang ia dapat dari guru-gurunya di Minangkabau.

Oi sini ditemukan cita pembahal'llan Islam dalam bentuk pemurnian yang lebih

banyak berhadapan dengan praktek adat Minang dipandang berbau Jahiliyyah. Oleh

karena itu, orientasi yang ditampilkan oleh tokoh-tokoh pembahal'llan Islam

dikawasan ini lebih bercorak puritan, membersihkan akfdah dan ibiidah Islam dari

daki-daki Syirik dan Bid'ah.

Sebaliknya cita pembaharuan Islam di Jawa, dengan identijikasi gerakan­

gerakan yang di tampilkan oleh Syariat Islam dan Muhammadiyah, kelihatannya

lebih berorientasi kepada upaya memerangi keterbelakangan, kebodohan, dan

kemiskinan serta bahaya kristenisasi yang mendapat sokongan dari pemerintah

Kolonial.

Page 46: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Kesadaran bam dalam melihat Islam yang diperoleh Hamka di Yogyakarta

ini, kemudian mendapat pengukuhannya ketika ia berada di Pekalongan selama lebih

kurang enam bulan, dari AR. Sutan Mansur, menantu Ayahnya yang menetap di

Pekalongan.

Oengan modal [nleleklual serta semangat pergerakan sebagai yang tergambar

di atas itulah, Hamka kembali ke Minangkabau. Sejak itu ia mulai menapaki jalan

yang dipilihnya, yaitu sebagai tokoh dan ulama dalam arus perkembangan pemikiran

dan pergerakan Islam di Indonesia.

Jalan mulia yang ditapaki oleh Hamka itu bukanlah tanpa kerikil. Oi mata

masyarakat Minangkabau sendiri, dengan latar belakang pemahaman keagamaan

yang .fikhi senlris, Hamka sebenarnya tidak ada apa-apanya. Ia seperti yang mereka

katakan, "Tukang pidato" saja. Hamka bukan ahli agama bahkan ia tidak punya

modal yang kuat sebagai seorang ulama, yaitu tidak memahami secara mendalam

bahasa Arab. Oleh sebab itulah kepada Hamka dilontarkan kritikan-kritikan tajam,

bukan saja dari orang-orang yang tadinya meragukan kemampuannya, tetapi juga dari

teman-teman sebayanya, sesudah menamatkan pelajaran dikelas VII Thawalib

School.

Atas kepercayaan Pimpinan Pusat Muhamadiyah Hamka diutus untuk menjadi

Muballig di Makasar. Pada tahun 1993, la menghadiri Muktamar Muhamadiyah di

Semarang dan setahun kemudian dia diangkat menjadi anggota Majlis Konsul

Muhamadiyah Sumatera Tengah49

·19 Hamka, Kenang-kenangan Hidup, (Jakarta: Bulan Binlang, 1979) Jilid-I, h. 65

Page 47: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Sekembalinya dari Makasar, Hamka mendirikan Kui'liyatul Mabtilighfn di

Padang Panjang. Kemudiaan pada tahun 1936 di kota Medan, Hamka bersama M.

Yunan Nasution menerbitkan majalah Pedoman Ma;,yarakat, majalah yang menurut

M. Yunan Nasution memberikan andil besar bagi kepujanggaan Hamka di masa

depan.

Pada tahun 1946, Hamka terpilih sebagai ketua Muhamadiyah melalui

konferensi yang berlangsung di Padang Panjang. Kemudian Hamka hijrah ke Jakarta

pada tanggal 18 Desember 1949. Jakarta menawarkan sejuta kemungkinan buat

Hamka. Beberapa lama kemudian la diterima sebagai anggota koresponden Surat

Kabar Merdeka dan Majalah Pemandangan. Oi masa ini juga Hamka terjun dalam

politik praktis yaitu menjadi anggota Partai Islam Masyumi. 50

Pada tahun 1955 Hamka terpilih sebagai Konstituante Partai Masyumi. Lewat

Konstituante ini Hamka gigih memperjuangkan kepentingan Islam. Hamka pernah

mengusulkan untuk mendirikan negara berdasarkan al-Qur 'an dan Sunnah Nabi,

usulnya memang tidak diterima, namun ia telah menunjukkan dengan gigih upayanya

untuk berjuang demi agama yang dia anut sejak kecil.

Ketika menjadi pejabat tinggi dan Penasehat Oepartemen Agama, Hamka

diundang pemerintah Amerika Serikat untuk menetap seIama empat bulan di

Amerika. Setelah itu berturul-turut menjadi anggota misi kebudayaan ke Muangthai

(1953), mewakili Oepartemen Agama beliau menghadiri peringatan mangkatnya

Budha ke 2500 di Myanmar (ketika itu Burma, 1945). Ia juga diundang menghadiri

Konferensi Islam di Lahore (1958), oleh Universitas AI-Azhar Kairo, Hamka diminta

50 Hamka, Kenang-kenangan Hidup, (JakaI1a: Bulan Bintang. 19']9) Jilid-I. h. 292

Page 48: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

untuk memberikan ceramah tentang "Pengaruh Muhammad Abduh di Indonesia."

Kemudian dengan ceramahnya itu, pada permulaan tahun 1959 Majlis Tinggi

Universitas Al-Azhar Kairo Mesir memberikan gelar Ustadziah Fakhriah (Doktor

Honoris Causa) kepada Hamka. 51

Agaknya tidaklah berlebihan bila dikatakan, dengan i.stilah yang digunakan

oleh Abdurrahman Wahid, Hamka hanyalah sebagai seorang "Ulama Organisasi".52

Dan sebagai ulama organisasi, seseorang itu tidak dituntut untuk melakukan diskusi

serius masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang spesialisasi ilmu keagamaan

Islam. 1tulah sebabnya, dengan mengutip Abdurrahman wahid selanjutnya,

penenmaan masyarakat terhadap keulamaan Hamka, bukanlah pengakuan yang

khusus dari pengenalan sepenuhnya akan keahlian tertentu bidang agama, seperti

yang juga dituduhkan oleh l1lasyarakat terhadapnya di Minangkabau pada awal

pernyataan dirinya itu.

Dalal1l saat-saat terakhir hidupnya, Hamka dikenang terutama sebagai tokoh

ulama. Keulamaanya itu dikukuhkan oleh kedudukannya sebagai ketua Majelis

Ulama Indonesia yang peliama. Tentu saja, predikat itu tidak lahir sekedar lahir dari

suatu keputusan politik. Ia sebelumnya sudah dikenal sebagai seorang ulama, paling

tidak dari karya besarnya -- TafsTr al-Azhar --. Tidak seorang pun di Indonesia yang

l1lengarang buku-buku keagamaan sebanyak dia. Tapi rnungkin, karena itu pula

citranya sebagai ulama sepertinya menjadi "Kabur", karena kebanyakan ulama kita

51 Ceramuh tersebut kernudian diterbitkan mcnjadi scmuah buku dengan judul "PengaruhMuhallllnad Abduh di Indonesia ", (Jakmta: Tintamas, 1961)

52 Abdurrahmun Wahid. Benarkah Buya Hamka Seorang Besal'? Sebuah Pengantar, dalamNasir Tamara, Buntaran Sanusi, dan Vincent Djauhari, Oalam tlHamka Dimaio Hati UmniatI' (Jakarta:Sinal' Harapan, 1984) h. 35

Page 49: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

tidak mengarang buku, melainkan mengajar di pesantren atau bertablig dengan lisan

tanpa menulis buku-buku. Adapun orang-orang mungkin lebih suka menyebut Hamka

sebagai seorang Cendikiawan yang menulis soal-soal keagamaan. 53

Sesudah bulan-bulan pengunduran dirinya sebagai ketua Majlis Ulama

Indonesia, Ia masuk Rumah Sakit, disebabkan serangan jantung yang cukup berat.

Akhirnya pada tanggal 24 Juli 1981, dikelilingi oleh istrinya Khodijah, beberapa

teman dekat dan putranya Afif Amrullah, Hamka berpulang ke Rahmatullah dalam

usia 73 tahun 54 Hamka menutup mata dalam suatu penyelesaian tugas, dengan

meminjam kata-kata Leon Agusta, "Di akhir pementasan yang rampung" dalam

kapasitas sebagai mantan ketua umum Majlis Ulama Indonesia. Dengan predikat

keulamaan itu Hamka memastikan "Kehadirannya" dalam upaya menggenapi kredo

hidupnya sendiri "Sekali berbakti, sudah itu mati.,,5S

B. Karya - karya Hamka

Hamka banyak menulis atau mengarang tentang berbagai masalah-masalah

kehidupan manusia, reputasi Hamka sebagai seorang pengarang ia bangun dari

menulis tentang berbagai soal umum, sebagai editor berbagai majalah, seperti Panji

Masyarakat, seorang penulis cerita penelek elan novel is yang romantis eli masa-masa

sebelum perang. la aelalah "Seorang eli antara pengarang-pengarang terpenting eli luar

kalangan kesusastraan yang resmi", hal ini seperti telah clitulis oleh seorang pakar,

53 M. Daw3m Rahardjo, Intelektual Imehgensia dan Perilaku Politik Bangsa. (Bandung:Mizan, 1993) h. 199

5,' H. Rusydi Hamka, Pribadi dan Marlabal Buya Prof.' Dr, Halllka. (Jakm1a: PustakaPanjimas, 1983) h.195-196

55 Taufik Abdullah, "Hamka Dalam Struktur dan Dinamika Keu/amaan," dalam BuntaranSanus; dan Vincent Djauhari. Halllka Di Mala HaN UlIllllal, (Jakarta: Sin", Harapan, 1984) h.409-410

Page 50: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Prof. Dr. A. Tewu dalam pokok dan tokohnya. Dinyatakan demikian, karena dia tidak

bisa dimasukkan sebagai "Pengarang-pengarang Balai Pustaka." Adapun menurut M.

Dawam Rahardjo, walaupun roman-romannya kemudian diterbitkan oleh Balai

Pustaka, akan tetapi tulisannya itu mula-mula muncul dalam majalah Islam, Pedoman

Ma:,yarakat, sebagai cerita bersambung. Selain itu, dia tidak digolongkan demikian,

karena kecenderungannya mempropagandakan agama, seperti yang tercermin dari

corak-corak tulisannya. Maka dia tidak dimasukkan kedalam barisan "Sastrawan

resmi". Mungkin di sini dia dianggap sebagai pengarang. yang hanya menjadikan

kesusastraan "Sebagai alat Dakwah". Tapi itu semua hanyalah suatu penilaian.

Dengan demikian mutu karya-karya sastranya tampil dan berbicara sendiri.

Adapun karya-karya [-Iamka sejak menulis dan mengarang pada tahun 1925

(usia 17 tahun) adalah: 56

1. Khatibul Ummah, Jilid 1. inilah permulaan mengarang yang dicetak dengan hurufArab, Khatibul Ummah, artinya Khatib dari Umat.

2. Khatibul Ummah, Jllid JI3. Khatibul Ummah, Jllid JII4. Si Sabariah, cerita roman, huruf Arab, bahasa Minangkabau (1928), dicetak

sampai tiga kali. Dari hasil jualan buku ini, ia gunakan untuk menikah.5. Pembela Islam (Tarikh Sayyidina Abu Bakar Shiddiq), 1929.6. Adat Minangkabau dan Agama Islam, 19297. Ringkasan Tarikh Ummat Islam Ringkasan sejarah sejak Nabi Muhammad SAW

sampai Khalifah yang empat, Bani Umayyah, Bani Abbas, 1929.8. Kepentingan Melakukan Tabligh, 1929.9. Hikmat Ism Mi'raj.10. Arkanul Islam, 1932, di Makassar.II. Lalla Majnun, 1932, Balai Pustaka.12. Mati Menanggung Malu, (salinan AI-Manfaluthi), 1934.13. Di Bawah Lindungan Ka'bah, 1936, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.14. Tenggelamnya Kapal Van Del' Wijck, 1937, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.IS. Di Dahlin Lembah Kehidupan, 1939, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.

56 Rusydi, Pribadi dan Martab,,/; Buva Prof Dr. [-[amka, (Jak3lta: Pustaka Panjimas, 1983)h.335-339

Page 51: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

16. Merantau Ke Deli, 1940, Pedoman Masyarakat, Toko Buku Syarkawi.17. Terusir, 1940, Pedoman Masyarakat, Toko Buku Syarkawi.18. Margareta Gauthier (terjemahan), 1940.19. Tuan Direktur, 1939.20. Dijemput Mamaknya, 1939.21. Keadilan !lahi, 1939.22. Cemburu (Ghirah), 1949.23. TashawufModern, 1949.24. Falsafah Hidup, 1939.25. Lembaga Hidup, 1940.26. Lembaga Budi, 1940.27. Negara Islam, 1946.28. Islam dan Demokrasi, 1946.29. Revolusi Pikiran, 1946.30. Revolusi Agama, 1946.31. Merdeka, 1946.32. Dibandingkan Ombak Masyarakal, 1946.33. Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi,. 1946.34. Di Dalam Lembah Cita-eita, 1946.35. Sesudah Naskah Reville, 1947.36. Ayahku, 1950, di Jakarta.37. Mandi Cahaya Di Tanah Suei.38. Mengembara di Lembah Nyl.39. Di Tepi Sungai Dajlah.40. Sejarah Ummal Islam, I41. Sejarah Ummal Islam, Il42. Sejarah Ummal Islam, III43. Sejarah Ummal Islam, IV44. Pedoman Muballigh Islam, (eet.l, th 1937; eel. Ii th 1950).45. PRIBADI, 1950.46. Agama dan Perempuan, 1939.47. Perkembangan Tashawufdari Abad ke Abad, 1952.48. Muhamadiyah Melalui Tiga Zaman, 1946, di Padang Panjang.49. Pelajaran Agama Islam. 1956.50. Empal Bulan Di Amerika, .lilid I51. Empat Bulan Di Amerika, .lWd Il52. Dari Perbendaharaan Lama, !963, dieetak oleh M. Arbi, Medan.53. Lembaga Hikmal, 1953, oleh Bulan Bintang, Jakarta.54. Islam dan Kebalhinan, 1972, oleh Bulan Bintang, Jakarta.55. Sayid .lamaluddin AI-Afghani, 1965, oleh Bulan Bintang, Jakarta.56. EkJpansi Ideologi (al-Ghazwul Fikri), 1963, oleh Bulan Bintang, Jakarta.57. Hak-hak Asasi Manusia Dipandang dari segi 1slam, 1968.58. Falsafah Ideologi Islam, 1950, Sekembali dari Mekah.59. Keadilan Sosial Dalam Islam, 1950, Sekembali dari Mekah.60. Fakla dan Khayal Tuanku Rao, 1970.

Page 52: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

61. Di Lembah Cita-cita, 1952.62. Studi Islam, 1973, diterbitkan oleh Panji Masyarakat.63. Himpunan Khotbah-khotbah.64. Urat Tunggang Pancasi/a, 1952.65. Bohong Di Dunia, 1952.66. Sejarah Islam di Sumatera.67. Doa-doa Rasulullah SAW, 1974.68. Pandangan Hidup Muslim, 1960.69. Mengembalikan Tashawwu.fke Pangkalnya, 1973.70. Tajl'ir AI-Azhar. Juz! -XXX.

D. Sekelumit Tafsi .. AI -Azha..

Pada tahun 1962 Hamka mulai menafsirkan al-Qur lin dengan "Taf;ir al-

Azhar", dan sebagian besal' tafsir ini dapat diselesaikan selama da1am tahanan dua

tahun tujuh bulan. (Hari Senin tanggal 12 Ramadhan 1385, bertepatan dengan tanggal

27 Januari 1964 sampai dengan bulan Ju1i 1969).

Penulisan TarsiI' al-Azhar seCaI'a keseluruhan menurut Hamka di dOl'Ong oleh

dua hal; Pertama, bangkitnya minat baca angkatan muda Islam di tanah air Indonesia

dan daerah yang berbahasa Melayu, yang hendak mengetahui isi al-Qur 'an di zaman

sekarang, padahal mereka tidak mempunyai kemampuan bahasa Arab. Kedua, medan

dakwah para muballigh yang memerlukan keterangan agama dengan sumber yang

kuat dari ai-QuI' 'an, sehingga tafsir ini bisa menjadi penolong bagi para muballigh

dalam menghadapi bangsa yang mulai cerdas57

Adapun Tarsir al-Azhar sendiri berasal dari kuliah subuh yang diberikan oleh

Hamka di Masjid Agung AI-Azhar sejak tahun 1959, yang ketika itu belum bernama

57 Nurwahdah Ahmad EQ, Pemahaman Hamka dan Hasbi as-Shiddiqi mengenai ayat-ayatyang berkaitan dengan po/itik, Elwnomi dan Ilmu Pengelahuan, Disel'tasi, (Jakarta: PerpustakaanUshuluddinlAIN, 1998) h. 114-115

Page 53: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

AI-Azhar. 58 Pada waktu yang sama, Hamka bersama Kiai Fakih Usman, HM. Yusuf

Ahmad, menerbitkan Majalah Panji Masyarakat59 Tidak lama setelah berfungsi

Masjid AI-Azhar, suasana politik yang digambarkan terdahulu mulai muncul. Agitasi

milik PKI dalam mendiskreditkan orang-orang yang tidak sejalan dengan

kebijaksanaan mereka bertambah meningkat, Masjid AI-Azhar pun tidak luput dari

kondisi tersebut. Menurut M. Yunan Yusuf, masjid ini di tuduh menjadi sarang "Neo

Masyumi" dan "Hamkaisme".

Keadaan ini bertambah buruk ketika pada penerbitan No. 22 th 1960 Panji

Masyarakat memuat artikel Muhammad Hatta "Demokrasi Kita", Hamka sadar betul

akibat yang akan diterima oleh Panji Masyarakat bila memuat aIiikel tersebut. Namun

hal ini dipandang Hamka sebagai perjuangan memegang amanah yang dipercayakan

oleh Mohammad Hatta ke pundaknya. Demokrasi itu harus kita muat. Ini adalah

suatu kepercayaan yang beliau timpakan keatas diri ayah! Beliau tidak serahkan

kepada yang lain. Demikian kata Hamka kepaela putranya Rusyeli.

Tanpa elieluga sebelumnya, paela hari senin 12 Ramaelhan 1383 bertepatan

elengan 27 Januari 1964, sesaat setelah I-Iamka memberikan pengajian eli haelapan

lebih kurang IOO orang kaum ibu eli Masjid AI-Azhar, ia eli tangkap oIeh penguasa

orde lama lalu elijebloskan ke elalam tahanan. Sebagai tahanan politik Hamka eli

tempatkan eli tahanan Sukabumi atau Bungalo "Herlina" elan "Harjuna", eli Puncak

58 Nama Al-Azhar untuk Masjid Agung Kebayoran Barl! Jakarta diberikan oleh SyekhMahmud Syaltut, Rektor Universitas AI-Azhar. Dalam kesempatan kunjungannya pacta bulanDesember 1969. Sejak ittl Masjid tersebut dibed nam3 Masjid Agung Al-Azhar. Lihat Hamka, TalsirAl-Azhar.

59 Hamka, IIMensYllkul'i Tajsir al-Azhar," Panji Masyarakat, No.3 17, h. 39

Page 54: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

atau Mess Brimob di Mega Mendung. Di rumah tahanan inilah Hamka mempunyai

kesempatan yang cukup untuk menulis Ta/sir al-Azhar.

Hamka kemudian di pindahkan ke Rumah Sakit Persahabatan Rawamangun

Jakarta karena kesehatannya mulai menurun, selama perawatan di rumah sakit itu

Hamka 60meneruskan penulisan tafsirnya.

Setelah kejatuhan orde lama dan kemudian orde baru bangkit, dibawah

pimpinan Soeharto, Hamka dibebaskan dari tuduhan. Pada tanggal 21 januari 1966,

Hamka kembali menemukan kebebasannya setelah mendekal11 dalam tahanan. Dan

kesempatan inipun dipergunakannya untuk memperbaiki serta menyempurnakan

Tafsir al-Azhar yang pernah dia tulis di beberapa rumah tahanan sebelumnya.

Tentang menafsirkan ai-QuI' 'an, Hamka berpendapat bahwa ai-QuI' 'an tidak

dijelaskan dengan sunnah Rasulullah. Tetapi dalam penjelasannya, "Rasulullah tidak

banyak meninggalkan pengertian tentang suatu ayat." Oleh karena itu, selama Tafsir

ai-QuI' 'an tersebut tidak membelokkan tujuan dari menafsirkan, itu diperbolehkan.

Hamka juga menerangkan tentang tingkatan para mufassir dan pendapat-pendapat

para ulama tentang boleh atau tidaknya penafsiran ai-QuI' 'an. Salah satunya adalah

Imam Ghazali yang berpendapat bahwa yang menafsirkan ai-QuI' 'an tidak boleh

hanya semata-mata dengan akal, demikian pula tidak boleh hanya berpegang pada

naqal.

Sedangkan dalam corak penafsirannya, Hamka mengatakan sangat tertarik

dengan Taj.i·il' AI-ManaI' km'angan Sayyid Ridha, yang terkenal dengan corak

penafsiran birra'yi-nya.

60 Hamka, Ta(,ir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982) h. :;6.

Page 55: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

BABIV

ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA DALAM

TAFSIR AL-AZHAR

A. Analisis Akurasi Bahasa dan Bentuk Terjemahan

Seperti telah disinggung pada bab-bab sebelumnya, Skripsi ini bertujuan

untuk menelaah secara semantik dan sosiolinguistik hasil teIjemahan aI-QuI' 'an

dalam Taftir al-Azhar. Lebih khusus pada ayat-ayat yang sering dijadikan acuan

dalam pembahasan tentang RiM. Titik tekan kajian penulis adalah Surat al-Baqarah

2:278 dan Ali-Imran: 130.

Untuk menangkap makna kontekstual yang terbentuk dari dua ayat tersebut,

penulis menganggap pembahasan seeara menyeluruh sangat penting, sehingga penulis

akan meneantumkan seeara utuh keseluruhan isi ayat tersebut.

Wahai orang-orang yang beriman! Takwalah kepada Allah dan tinggalkanlahsisa-sisa Riba itu, jikalau benar-benar kamu orang-orang yang beriman. (AI­Baqarah: 278)

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan RiM berlipatganda dan takwalah kepada Allah, supaya kamu beroleh kemenangan. (Ali­lmriin: 130)

Page 56: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Penulis mencoba mengoreksi beberapa arti yang kurang dipahami karena

perbedaan budaya dan bahasa pada masa itu, walaupun sec:ara gramatikal (EYD)

tidak bisa disalahkan.

Pertama al-Baqarah: 278, menurut Penulis, ada pengulangan kata dan itu

membuat tidak efektifuya sebuah kalimat, yaitu pada kata takwalah dan

tinggalkanlah. Takwalah kepada Allah dan linggalkanlah sisa-sisa RiM, menjadi

bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa-sisa RiM yang belum dipungut.

Sedangkan pada jikalau benar-benar kamu orang-orang yang beriman, terdapat

pemborosan kata, yaitu dengan adanya pengulangan kata-kata pada satu kalimat. Dan

menurut hemat penulis kalimat tersebut menjadi jika benar kamu orang-orang yang

beriman.

Kedua ali-Imriin: J30, menurut hemat penulis kata yang tcpat dalam kalimat

janganlah kamu memakan RiM berlipat ganda mcnjadi janganlah kamu memakan

RiM dengan berlipat ganda. Karena kalimat itu akan mcnjadi kalimat aktif, dan tidak

baku. Sedangkan pada kalimat yang kedua, pada kalimat supaya kamu beroleh

kemenangan, menjadi supaya kamu mendapat/memperoleh kemenangan. Karena

beroleh adalah kata baku yang kata aktifuya "memperoleh."

Adapun metode yang digunakan Hamka dalam peneIjemahan Taftir al-

Azhamya ini adalah terjemahan Taftfriyyah atau terjemahan maknawiyyah yaitu

menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa tcrikat dengan tertib kata-

kata bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya.6!

61 Mannli' Khalil al-Qll\taD, Studi IImu-ilmu Qur '!in, (Bogor: Pustaka Litera AntarN usa, 1996)eet-Ill, h.443-444.

Page 57: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Mereka yang mempunyai pengetahuan tentang bahasa-bahasa tentu

mengetahui bahwa terjemah Harjiyyah dengan pengertian sebagaimana di atas tidak

mungkin dapat dicapai dengan baik jika konteks bahasa asli dan cakupan semua

maknanya tetap dipertahankan. Sebab karakteristik setiap bahasa berheda satu dengan

yang lain dalam hal tertib bagian-bagian kalimatnya. Sebagai <:ontoh,jumlah ji 'liyyah

(kalimat verbal) dalam bahasa Arab dimulai dengan ji'iI (kala keIja yang berfungsi

sebagai predikat) kemudian fa'il (subjek), baik dalam kalimat tanya (istifhiim)

maupun lainnya; mu(liif didahulukan atas muriif ila/h, dan mau$i1f atas $ifat, seperti

pOOa contoh: I W , u,,:,J (perak air, maksudnya air yang bagaik,m perak).

Adapun penjelasan Hamka tentang dua ayat diatas adalah sebagai berikut,

Pertama Surat al-Baqarah 2:278, adalah berawal dari kebiasaan orang arab dahulu

yaitu mentemakan uang, khususnya paman Nabi sendiri yaitu Abbas bin Abdul

Muthalib. Di zaman jahiliyah beliau mendirikan suatu usaha bekerjama dengan oramg

bani Mughirah yang usahanya adalah menernakkan uang (makan RiM). Mereka

pemah meminjamkan uang kepOOa Bani Tsaqif di Taif. Setelah datangnya Islam,

datanglah peraturam ini, yaitu bahwa sisa-sisa RiM jahiliyah itu ditinggalkan sarna

sekali. Artinya orang yang berhutang di Taif itu tidak perlu lagi memberikan bunga

RiM, tapi cukup mengembalikan seberapa banyak hutangnya dulu.62

Kedua, Surat Ali-Imriin: 130, ayat ini adalah ayat pertama yang

mengaharamkan RiM. Adapun ayat ini erat kaitannya dengan ayat 275-279 Surat al­

Baqarah, yaitu Si penghutang boleh terlambat membayar hutangnya bahkan yang

berutang memang menghendaki agar membayar hutangnya itu dilambat-lambatkan.

62 Hamka "Tajsir al-Azhar" (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982) h. 73

Page 58: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Misalanya, orang yang berhutang Rp.100, boleh membayar hutangnya tahun depan

tetapi menjadi Rp.200. kalau terlambat lagi setahun, maim hutang yang harus dibayar

menjadi RpAOO, dan demikian seterusnya.63

B. Analisis Semantik Terhadap Terjemahan Hamka

Sebelum memulai pembahasan yang lebih luas, penlllis lebih dahulu ingin

melakllkan koreksi terhadap beberapa kekeliruan yang terdapat dalam terjemahan

kedlla ayat diatas tersebut, karena potongan ayat yang mempakan tema inti dari

rangkaian ayat-ayat ini menjadi perdebatan mengenai bunga dan RiM.

Kekeliruan tersebut, seperti telah penlliis paparkan sebelumnya, disebabkan

oleh metode penerjemahan yang digunakan, yaitu metode pemajemahan harfiah.

Kedua ayat tersebut adalah dua buah kalimat yang memiliki susunan serupa

yaitu kalimat majemuk setara. Dan setiap kalimat majemuk setara disusun

berdasarkan anak kalimatnya.64

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah /camu mema/can RiM berlipatganda dan takwalah kepada Allah, supaya /camu berolt1h kemenangan.

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah /camu mema/can RiM berlipat

ganda merupakan indllk kalimat, sedangkan dan takwalah kepada Allah, supaya

/camu beroleh kemenangan merupakan anak kalimat Induk kalimat itu sendiri di

perluas yang kalau diambil kalimat utamanya adalah:

6J Hamka "Tajsir al-Azhar..... h. 8864 Widjono, Hs. "Bahasa Indonesia."(Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005). h.l46

Page 59: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Sedangkan pokok pembahasan kedua ayat tersebut terletak pada predikatnya,

yang lebih luasnya adalah sebagai berikut:

Janganlah kamu memakan RiMS P 0

Predikat pada kalimat di atas mendapat perluasan yang diletakkan setelah

objek kalimat, sehigga predikat itu akan berdiri utuh menjadi kalimat memakan Riba

dengan ber/ipatganda.

Sedangkan pada ayat yang kedua, secara sepintas terdapat susunan yang sama

dengan susunan kalimat pada ayat yang pertama,Yaitu:

Hai orang-orang yang beriman. bertakwalah kepada Allah dan tinggalkansisa RiM (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.

Sama dengan yang pertama menjadi:

Hai orang-orang yang beriman, tinggalkan sisa RiM (yang belum dipungut)dan bertakwalah kepada Allah,jika kamu orang-orang yang beriman.

Dengan pokok pembahasannya adalah:

orang-orang beriman tinggalkanlah sisa RiM yang belum dipungulS P 0

Selanjutnya, untuk dapat menangkap tema sampai pada satuan wacana yang terkecil

dalam Ta/sir al-Azhar, penulis akan menyajikannya berdasarkan tema yang

terkandung dalam setiap kalimat dalam ayat tersebut. Pada a,yat pertama A/i-Imriin:

130, terdapat beberapa tema yang kita dapat lihat dalam bebempa kalimat berikut:

I. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan RiM

berlipatganda.

2. Takwalah kepada Allah, supaya kamu beroleh kemenangan.

Page 60: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Dari dua kalimat di atas, kita dapat mengambil tema inti tiap kalimat tersebut.

Kedua kalimat tersebut adalah pelarangan memakan RiM dengan berlipatganda, dan

perintah takwa kepada Allah.

Pada ayat kedua al-Baqarah: 278, tema yang ditampilkan lebih spesifik, yaitu

pelarangan pengambilan RIM yang belum dipungut. Lebih mudahnya dapat kita

pahami melalui beberapa kalimat berikut:

1. Wahai orang-orang yang beriman. takwalah kepada Allah

2. Tinggalkan sisa-sisa RiM itu. jlkalau benar-benar kamu orang-orang yang

heriman.

Penulis sengaja membagi ayat menurut satuan kalimat tertentu, karena setiap

kalimat, tentunya membawa tema spesifik, meskipun ia hanya berupa kalimat

pembantu. Sebab dengan begitu, kita lebih mudah untuk menangkap kandungan arti

yang terdapat dalam ayat tersebut. Sehingga, proses pemahaman akan lebih mudah.

Dari beberapa potongan ayat tersebut, dapat ditangkaJP satu tema besar yaitu

"pelarangan RiM." Dengan menjadikan kalimat ini menjadi t"ma inti dari kedua ayat

tersebut, maka dengan sendirinya muncul beberapa tema pembantu yang menjelaskan

tema utama tersebut.

Berdasarkan pengamatan Penulis, kedua ayat tersebut mempunyai kesamaan,

yaitu sarna-sarna kalimat perintah, karena kata ganti yang digllnkan dalam kedlla ayat

tersebut adalah kata ganti orang kedua.

Adapun wacana RiM semakin pesat diperdebatkan oleh berbagai kalangan,

makanya perfu diulas kembali. Bahwa RiM adalah harta yang bertambah. Ketika

Page 61: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Allah berfinnan: Janganlah kamu memakan RiM, timbul pel1anyaan? Jawabannya:

Tentu dapat dimakan, karena dasamya untuk dimakall, (kalau dalam bahasa

Indonesia, orang meneari harta dikenal juga dengan istilah orang meneari makan).65

RiM atau kelebihan yang terlarang dalam Surat AIi-Imrlin 130, adalah: sifat

a(l'afan mu(lii 'afah, adapun kata a(l'afan adalah bentuk jama' dari (Ii 'f yang berarti

"Serupa", sehingga yang satu menjadi dua. (Ii'fain adalah bentuk dua, sehingga jika

dua ia menjadi empat. A(I'afan adalah berlipat ganda. ltulah yang teljadi pada zaman

jahiliah. Jika seseorang tidak mmnpu membayar utangnya, ia ditawari atau

menawarkan penangguhan pembayaran, dan sebagai penambahan itu, pada saat ia

akan membayar hutangnya maka seeara otomatis dia membayar dengan belipat

ganda.66

..~ {:;;"~~ \A,;~fi;.?\i~t-;ii~\;':-: r..;JI4J~

"Janganlah kamu memakan Ribii berlipat ganda."

Hal ini adalah apabila telah sampai waktunya apa yang ada dalam tanggungan

orang yang berhutang, kemudian pemiliknya (piutang) mengatakan: "Kamu akan

lunasi atau kamu tambah apa yang jadi tanggunganmu?" Sehingga dengan eara akan

berlipat ganda apa yang ada dalam tanggungan orang yang dalam kesulitan

(peminjam) ini tanpa memberi manfaat atau tidak pula ia dapat memanfaatkannya.

65 Syekh Muhammad Mutawalli Sya'rawi, Taftir Sya 'rawi, (JakaJta: Duta Azhar, 2004)66 M. Quraish Shihab, Taftir Ai-Mishbah; Pesan, Kesall, dan Keserasian al-Qur'lin.

(Ciputal: Lentera Hati, 2000) cet-I, h311-312

Page 62: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Allah telah mewajibkan pemilik (piutang) memberi kesempatlm terhadap orang yang

kesulitan.

Kata af/'ajan mu(iii 'afah bukanlah syarat bagi larangan ini. la bukan dalam arti

jika penambahaan akibat penundaan itu sedikit, atau tidak berlipat ganda atau atau

berganda maka RiM atau penambahan itu menjadi boleh, kata af/'ajan mu(iii 'ajah

disini bukankah syarat, tetapi sekedar kenyataan yang berlaku saat itu. Betapapun

keputusan akhir bagi yang melakukan transaksi hUlang piutang adalah firman-Nya:

"Bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya," QS. Al­

Baqarah (2:279). Memang boleh jadi sepintas diduga bahwa yang menghentikan

praktek RiM mengalami kerugian, tetapi dugaan itu tidak benar. Oengan

meninggalkan RiM akan terjadi hubungan harmonis antara anggota masyarakat, serta

terbina keljasama dan tolong menolong yang pada gilirannya mengantar kepada

kebahagiaan.

Oalam tafsir "AI-Kasysyaf' dikemukakan bahwa Imam Abu Hanifah apabila

membaca surat Ali-Imran ayat 130 di atas, beliau berkata, "Inilah ayat yang paling

menakutkan dalam al-Qur 'an, karena Allah mengancam orang-orang beriman

teljerumus kedalam neraka yang disediakan Allah untuk orang-orang kafir."

Perubahan hutang baik disebutkan secara tegas atau hillah (muslihat) yang

bukan itu tujuannya, melainkan agar menambah beban tanggungan orang yang

berhutang. Ini peringatan Allah dengan ancaman yang sangat keras. Bahwa orang

yang memakan harta dari RiM, tidaklah mereka berdiri dari kuburan mereka menuju

ke tempat mereka dikumpulkan melainkan seperti berdirinya orang orang yang

dibanting setan karena penyakit gila. Sehingga mereka berdiri dalam keadaan

Page 63: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

ketakutan dan kegelisahan. Hilang gerakkan mereka ketika mereka mengetahui

kegelisahan dan ketakutan yang ada dihadapan mereka sebagai akibat memakan RiM.

Disebutkan pula bahwa balasan bagi mereka yang memakan RiM itu berarti

memaklumkan perang terhadap Allah dan Rasul-Nya, kalau mereka tidak bertaubat.

Barang siapa yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dia pasti terhina dan akibatnya

sangat buruk. Seandainya dia diibaratkan demikian sampai waktu tertentu, maka

akhir dari urusannya adalah kemusnahan dan kebinasaan. SeJ'!:rti dalam firman Allah

subhanahu wa ta'ala:

Dan apa yang lramu berikan dari RiM, supaya dibungai pada harta bendamanusia, malra tidaklah dia berbunga di sisi Allah.

Sebagian mereka ada yang berusaha mengembangkan harta, dengan

memberikan hadiah kepada orang-orang kaya, agar hadiah tersebut dibalas dengan

berlipat-lipat! Maka, Allah menjelaskan kepada mereka bahvva ini bukan jalan yang

benar dalam mengembangkan harta secara halal.67

Ini adalah wasilah yang rerjamin untuk melipatgandakan harta, yaitu:

memberikannya dengan tanpa balasan dan tanpa menunggu ganti dari manusia. Ia

melakukannya semata untuk mendapatkan keridhaan Allah. Bukankah dia yang

membukakan rezeki dan menetapkannya?

67 Sayyid Quthb, Taftir Fi Zhilalil Qur'iln: Di hawah naungan al-Qur'iln. (Jakarta: Gema[nsan! Press, 2004) eel-I, jilid-17, h.223-224

Page 64: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Maka, dialah yang dapat melipatgandakannya harta itu bagi orang-orang yang

yang menginfakkannya dengan tujuan mendapatkan keridhaan-Nya. Dia juga yang

mengurangi harta orang-orang yang menjalankan RiM yang bertujuan mendapatkan

perhatian manusia. Itu adalah perhitungan dunia, sedangkan berinfak adalah

perhitungan akhirat, dan di dalamnya terdapat berlipat-lipat ganda keuntungan. Dan,

ia adalah perdagangan yang menguntungkan di dunia dan di akhirat.

Pelaku RiM yang merasa aman dan tertipu pada saat ini, samasekali tidak

mengetahui apa yang tidak tersedia untuknya di masa yang akan datang. Allah akan

menghimpun untuknya siksaan dunia dan akhirat, kecuali apabila dia beltaubat dan

kembali kepada atuaran AlIah.apabiia dia bertaubat, maka baginya apa yang telah

diambilnya. Adapun akad yang sedang berlangsung maka tarnbahan itu tidak halal,

sehingga dia hanya berhak menerima kembali modalnya. Sebagaimana finnan Allah:

Te/api jilra kamu ber/auba/. maka bolehlah kamu ambil pokok haria komu;tidak kamu dianiaya dan tidak pula kamu menganiaya.

Jika kamu ber/auba/, yakni tidak lagi melakukart transaksi RiM, dan

melaksanakan tuntutan !lahi, tidak mengambil sisa RiM yang belum di ambil maka

perang tidak akan berlanjut, bahkan kamu boleh mengambil pokok har/amu dari

mereka, dengan demikian kamu /idak menganiaya mereka dengan membebani

mereka pembayaran hutang yang melebihi apa yang mereka terima, dan tidak (pula)

Page 65: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

dianiaya oleh mereka karena mereka hams membayar penuh sebesar jumlah hutang

yang mereka terima.

Kita tidak boleh berkata, sesungguhnya apa yang diterima kernbali - setelah

waktu berlalu - tidak lagi sarna nilainya dengan modal yang pemah diutangkan.

Jangan berkata demikian, jika kita percaya kelak dihari kemudian kita akan menerima

keuntungan itu berlipat ganda dari bunga yang kita terima dari membungakannya.

Boleh berkata demikian,jika kita percaya kepada Allah danjanji-janji-Nya.

Boleh jadi yang berhutang, baik dengan praktik RiM atau bukan, tidak

memiliki kemampuan membayar pada saat jatuh tempo pembayaran, atau saat

ditagih. Kepada pemilik piutang, ditujukan nasehat berikut

Tennasuk jenis RiM adalah pinjaman yang bennanfaat.68 Karena

sesungguhnya pinjaman itu mernpakan salah satu bentuk perbuatan ihsiin dan

muriijiq (pemberi perhatian) diantara sesama manusia. Maka apabila dimasuki sistem

ganti rngi dimana orang yang meminjamkan mensyaratkan kepada peminjam untuk

mengembalikan yang lebih baik dengan satu akad jual beli atau dengan jumlah yang

lebih besar atau dengan syarat yang memberikan keuntungan atau pemilikan dengan

sistem ganti rugi yang lainnya. Inilah yang tennasuk RiM, karena pada hakekatnya

adalah bentuk jual beli dirham dengan dirham yang ditunda. Dan keuntungannya

adalah keuntungan yang disyaratkan.

Allah menasehatkan kaum mukmin Jangan sampai memakan RiM dan

bermuamalah dengannya. Hendaknya mereka merasa cukup diengan usaha yang baik

68 Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'adi, Ringkasan Taftir As-Sa'di: KemudahanMemahami Ayat-ayat aI-Qur'an. (Tegal: Pustnka An-Nusroh. 2004) h.254

Page 66: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

(haiti!) yang mengandung berkah, kebaikan agama dan didunia, selia mensucikan

akhlak dengan dihasilkannya I'tibar (pengakuan) dan hubungan muamalah yang baik,

kejujuran, keadilan dan penunaian hak dan selamat dari semua tanggung jawab. Di

antara hal-hal yang dilarang dalam muamalat ini adalah judi dan garar (khianat).

Para rentenir pemilik modal intemational inilah yang mengorbankan

peperangan-peperangan secara langsung atau tidak langsung. Merekalah yang

memasang jerat untuk menjerat persekutuan perusahaan-perusahaan, rakyat, dan

pemerintah. Kemudian mendesak para mangsanya sehingga terjadilah peperangan.

Minimal - kalau tidak teIjadi secara keseluruhan - adalah kehancuran jiwa,

kemerosotan akhlak, dan lepasnya kendali syahwat. Juga runtuhnya eksistensi

manusia dari dasamya, adapun kehancurannya tidak pemah teljadi oleh perang nuklir

yang mengerikan sekalipun.

lni adalah peperangan yang terus berkobar. Allah telah memaklumatkannya

terhadap orang-orang yang melakukan bisnis Riba. Perang ini sekarang juga sedang

berkobar. Ia memakan yang hijau dan kering dalam kehidupan manuasia yang

tersesat, lalai, dan mengira akan mendapatkan hasil dan mencapai kemajuan setiap

kali Iimpahan hasil material yang dikeluarkan oleh pabrik-pabrik. Limpahan

penghasilan ini akan menjamin kebahagiaan manusia seandainya ia bersumber dari

sumber yang suci dan bersih. Akan tetapi, ia - keluar dari sumber Riba yang

berlumuran kotoran - tidak menggambarkan selain beban yang menyesakkan nafas

manusia dan membinasakannya, sedangkan di atasnya duduk segolongan kecil

rentenir international, yang tidak merasakan penderitaan manusia yang terpuruk di

bawah tindihan beban yang terkutuk inL

Page 67: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Islam telah menyeru kaum muslimin tempo dulu dan tidak: henti-hentinya

menyeru semua manusia kepada tatanan suci dan bersih, untuk bertobat dari dosa dan

kesalahan.

Tobat dari kesalahan, yaitu kesalahan jahiliah. Kejahiliahan yang tidak terikat

pada zaman dan aturan tertentu. Jahiliah adalah menyimpang dari syariat Allah dan

manhaj-Nya kapanpun waktunya dan dimanapun tempatnya. Juga tobat dari dosa dan

kesalahan yang menimbulkan di dalam kehidupan jaman dan masyarakat umum.

Dosa yang berbekas di dalam kehidupan manusia seeara keseluruhan dan di dalam

pertumbuhan ekonominya sendiri, meskipun orang-orang yang tertipu oleh

propaganda para rentenir mengira bahwa sistem RiM itu satu-satunya asas yang tepat

bagi pertumbuhan ekonomi.

Menarik kembali modal mumi adalah suatu keadilan yang tidak menganiaya

yang berutang maupun yang memberi utang. Adapun mengembangkan harta

memiliki eara-eam yang baik dan bersih, bisa diperoleh atas lIsaha pribadi. Juga bisa

diperoleh dengan melakukan mufbrabah. Yaitu, menyerahk~m modal kepada orang

lain untuk diputar dan keuntungannya dibagi dua dan kerugiannya pun ditanggung

bersama. Seperti halnya perusahaan-perusahaan yang mel1laruh saham-sahamnya

seeara langsung di pasar, tanpa akte-akte pendirian yang hanya meneari untung

sendiri sebesar-besamya, dan akan memberikan keuntungan yang halal dari jalan ini.

Wahai manusia! Makanlah dari apa yang ada di bumi ini barang yang halallagi baik,

Penting sekali peringatan ini buat kita, dimana keeurangan-keeurangan,

penipuan dan mengelabui mata yang bodoh, banyak atauplln sedikit ada hubunganya

Page 68: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

dengan perut asal terisi. Berapa perbuatan curang yang teJjadi di di atas dunia ini oleh

karena mempertahankan syahwat perut. Maka apabila manusia telah mengatllr makan

minumnya, mencari dari sumber yang halal, bukan dari penipllan, atau biasa terkenal

dengan KKN, maka jiwa akan terpelihara dari kesengsaraan.

Adapun yang dimaksud dengan makanan haram adalah yang tidak disembelih,

daging babi, darah, dan yang disembelih untuk berhala.69 Ak,m tetapi tidak semua di

dunia otomatis halal dimakan atau digunakan. Allah menciptllkan ular berbisa bukan

untuk dimakan, tetapi antara lain untuk dipakai bisanya sebagai obat, ada burung­

burung yang diciptakan-Nya untuk memakan serangga yang memakan tanaman.

Dengan demikian, tidak semlla yang ada di bumi menjadi makanan yang halal, karena

semua yang diciptakannya untuk dimakan manusia, walau semlla untuk kepentingan

manusia. Karena itu, Allah memerintahkan untuk memakan makanan yang halal.

Makanan halal adalah makanan yang tidak haram, yakni tidak dilarang agama

memakannya. Makanan yang haram ada dua macam: perlama, yang haram karena

zatnya seperti babi, bangkai dan darah. Kedua, haram bllkan karena sesllatu dari

zatnya yaitu; makanan yang tidak di izinkan oleh pemiliknya untuk dimakan atau

digunakan. Adapun makanan halal adalah yang bukan termasuk dua macam ini.

Namun, tidak semlla makanan yang ha/iil otomatis baik, karena yang halal

terdiri dari empat macam: wajib, sunnah. mubah, dan makruh. Aktivitas pun

demikian, ada aktivitas yang walaupun halal namun makruh atau sangat tidak disukai

Allah, yaitu pemutusan hubungan silaturrahmi. Selanjutnya, tidak semua yang halal

sesuai dengan kondisi masing-masing. Ada halal baik untuk si A yang memiliki

69 Hamka, Taftir al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Paujimas. 1982) 11.48

Page 69: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

kondisi kesehatan tertentu, dan ada juga yang kurang baik untuknya, walau baik

untuk yang lain. Ada makanan yang halal tetapi tidak bergizi, dan ketika itu ia

menjadi kurang baik. diperintahkan Allah adalah makananyang halallagi baik.

Aktivitas atau makanan yang berkaitan dengan jasmani seringkali digunakan

setan untuk memperdaya manusia. Karena itu, lanjutan ayat ini mengingatkan; dan

janganlah kamu mengikuti langkah-Iangkah setan.

Setan mempunyai jejak langkah, ia menjerumuskan manusia langkah demi

langkah, tahap demi tahap. langkah adalah dua jarak kaki Sllwaktu beIjalan, tetapi bila

tidak disadari, langkah demi langkah dapat menjerumuskan manusia ke dalam

bahaya. Setan pada mulanya hanya mengajak manusia melangkah selangkah, tetapi

langkah itu disusul dengan langkah lainnya, sampai akhirnya masuk neraka.

Mengapa demikian? Karena sesungguhnya selan ilu adalah musuh yang

nyala bagi karnu. atau dia adalah musuh yang tidak segan rnenarnpakkan

perrnusuhannya kepada kamu.

Leluhur manusia, yakni Adam AS dan Pasangannya, terpedaya melalui

makanan. Memang tidak lain ulah setan, kecuali hanya menyuruh berbual jahal.

yakni perbuatan yang mengotori jiwa, dan berdampak bumk, walau tanpa sanksi

hukum duaniawi seperti berbohong, dengki, dan angkuh, jugamenyuruh berbuat keji,

yakni perbuatan yang tidak sejalan dengan tuntutan agama dan akal sehat, khususnya

yang telah ditelapkan sanksi duniawinya seperti zina dan pembunuhan, dan juga

Page 70: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

menyulUh kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui,

memberinya sifat-si fat yang tidak wajar bagi-Nya. 70

Asal mulanya tidak menjaga diri dari makanan dalam hal syahwat pelUt,

akhimya berialUt-lalUt manjadi kafir. Ketika telah gagal, kal'ena tentu suatu waktu

akan gagal, maka keluarlah perkataan kepada Allah dengan tidak beradab. Seperti

mengatakan Allh tidak adil. Dan kalau orang telah kaya-raya dengan harta tidak halal,

lalu ada orang yang memberi nasihat, namun karena sudah dipengalUhi setan, dia

akan berkata tentang Allah: "Apa Allah! Apa Agama!"

Kita pun tidak boleh mengharamkan barang yang halal yang telah Allah

halalkan buat kita mahluknya didunia ini, seperti dalam arti finnan Allah SWT:

Wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu haramkan barang baikyang telah dihalalkan Allah bagi kamu. dan janganlah komu melampaui batas.Sesungguhnya Allah tidaklah suka kepada orang-orang yang melampaui batas.Dan makanlah olehmu apa yang telah dikurniakan kepada kamu oleh Allah,yang halal lagi baik. Dan takwalah kepada Allah, yang kepadaNyalah kamuberiman.

Barang baik yang telah dihalalkan Allah bagi kamu ialah makanan-makanan

yang enak dan bennanfaat. Dalam barang baik terkandung kesehatan jiwa dan rasa

yang terkandung didalamnya, seumpama daging dari binatang yang halal dimakan,

buah-buahan, sayur-sayuran, berns, gandum, jagung dan lain-lain. Dalam setiap

makanan yang halal itu terkandung berbagai gizi, seperti zat-zat protein, vitamin,

calori, honnon, dan lain sebagainya.

70 M. Quraish Shihab, Talsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur '!in. (Ciputat:Lentera Hati, 2000) eet-I, h.354-356

Page 71: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Tennasuk juga dalam barang baik yang dihalalkan Allah ialah persetubuhan

suami-isteri. Tennasuk juga pakaian yang pantas dipakai, rumah yang pantas didiami,

dan kendaraan yang pantas, seperti mobil atau motor pada zaman ini. Maka janganlah

segala barang baik yang telah dihalalkan oleh Allah itu diharamkan kepada diri

sendiri.

Ath-Thabari dan AI-Wahidi meriwayatkan bahwa ayat ini turun berkenaan

dengan kedatangan seseorang kepOOa Nabi Muhammad SAW sambil berkata, "Kalau

saya makan daging maka saya terus akan 'mendatangi' wanita-wanita, maka saya

mengharamkan atas diri saya daging." Ayat ini turun meluruskan ayat itu.

La la'iadu yang berarti jangan melampau! balas dengan bentuk kata

menggunakan huruf la " mengandung makna keterpaksaan, yakni diluar batas yang

lumrah?l Ini menunjukkan bahwa fitrah manusia mengarah kepOOa maderas! dalam

arti menempatkan segala sesuatu pada tempatnya yang wajar, tidak berlebih dan juga

tidak kekurangan. Setiap pelampauan batas adalah semacam pemaksaan terhadap

fitrah dan pOOa dasamya bera!, atau risih melakukannya. Ilnilah yang diisaratkan

dengan kata la 'lad!.

Larangan melampaui batas ini, dapat juga berarti bahwa menghalalkan yang

haram atau sebaliknya, merupakan pelampauan hatas kewenangan Allah SWT.

Karena Dialah yang berwewenang menghalalkan dan mengharamkan sekian banyak

hal yang hala!.

71 M. Qumish Shihab, Tajsir AI-Mishbah; Pesan. Kesan, dan [(eserasian al-Qur 'an. (Ciputat:Leutera Hati, 2000) eet-I, h.171

Page 72: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

BABV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap pembahasan ayat-ayatnya Hamka membuat pola atau acuan penafsiran

dengan sistematika awalnya selalu dilengkapi dengan Nama Surat serta tempat

turunnya ayat, dalam teks Latin berbahasa Indonesia. Kemudian di bawahnya di

tuliskan bunyi ayat-ayat dalam bentuk tulisan Arab berikut artinya dalam bahasa

Indonesia.

Penafsiran terhadap ayat-ayat itu Hamka sangat memperhatikan urutan dan

rangkaian ayat ke ayat berikutnya. Didalam memberikan pembahasannya Hamka

mengutip sebagian pendapat ulama yang dianggap relevan, selain itu pada umumnya

adalah hasil penelitian Hamka sendiri.

Corak ini menitikberatkan penjelasan ayat-ayat al-Qur'lin yang dibahasnya

pOOa segi ketelitian susunan kata atau redaksi bahasanya. Kl~mudian kandungannya

ditulis dengan susunan kata yang sederhana dan enak dibaea. Namun demikian tetap

menonjolkan aspek ajaran al-Qur'lin bagi kehidupan, serta menghubungkan

pengertian ayat-ayat yang dibahasnya itu dan sunnatullah yang berlaku dalam

masyarakat.

Tidak lupa Hamka melengkapi dengan sabab an-Nuziil yang menjadi latar

belakang atau sebab turunnya ayat. Selain itu Hamka juga menyajikan munasabah

terhadap ayat-ayat yang ditafsirkannya.

Page 73: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Karena susunan kata dan rangkaian kalimatnya yang sederhana, maka Tafs;r

al-Azhar sangat mudah di mengerti dan di pakai oleh siapapun pembacanya. Itulah

sebabnya Tafs;r al-Azhar ini sangat menarik untuk di baca berulang-ulang.

Jika kita telah membacanya berulang-ulang, maka semakin kita sadari bahwa

tafsir ini bennaksud memahami pemyataan-pemyataan al-Qur 'an sehingga bisa

membawa kepada perbuatan dalam rangka merealisasikan mi:;i al-Qur 'an hudan wa

rahmatan.

B. Saran-saran

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekeurangan. Namun, Penulis berharap bahwa skripsi ini nantinya bisa menjadi

pedoman dan bennanfaat bagi adik-adik, terutamajurusan tarjamah.

Saran Penulis kepada para pengajar, mahasiswa, dan para pembaca pada

umumnya, harus lebih menggali lagi makna yang ada didalam al-Qur 'an, karena al­

Qur'an merupkan pedoman hidup manusia baik didunia maupun diakhirat.

Di dalam Tafs;r al-Azhar karya Hamka, masih banyak teljemahan yang perlu

dikaji lagi dari segi tata bahasa Indonesia.

Page 74: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik, "Hamka Dalam Struktur dan Dinamika Keulamaan" dalamBuntaran Sanusi dan Vincent Djauhari, Hamka Di Mata Hati Ummat,Jakarta: Sinar Harapan, 1984.

Ahmad, Mustaq, Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: Pustaka AI-Kautsar, 2001.

Alam, Datuk Tombak, Metode Meneljemahkan AI-Qur'lin AI-Karim. Jakarta:Rineka Cipta, 1992.

Ali, Atabik, Kamus Kontemporer, Yogyakarta: Mukti Karya Grafika, 1996.

Ali, Fachri, Hamka dan Masyarakat Islam Indonesia: Catatan Pendahuluan danRiwayat Peljuangannya, dalam Kenang-kenangan 70 tahun, IT: Prisma,1983.

Alwi, Hasan, Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta: Balai Pm;taka, 2002.

AI-'Assal, Ahmad Muhammad dan Karim, Fathi Ahmad Abdul, Sistem, Prinsipdan tujuan Ekonomi Islalll, Bandung: Pustaka Setia, 1999.

AI-Farmawi, Abd. AI-Hayy, Metode Tafsir Mawdhu ·iy. Jakat1a: Raja GrafindoPersada, 1996.

AI-Qardhawi, Yusuf, Bunga Bank HarGill. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana,2003.

AI-Qatl;an, Manna' KhalTl, Studt IllIlu-illllu QUI' 'lin, Bogor: Pustaka LiteraAntarNusa, 1996.

Alwasilah, A. Chaedar, Pengantar Sisiologi Bahasa. Bandung: Angkasa, 1993.

Arifin, E. Zainal, dan Tosei, S. Amran, Cermat Berbahasa Indonesia. (edisi lama)Jakarta: Medyatama Sarana Perkasa, 1988.

Arifin, E. Zainal, dan Tosei, S. Amran, Cerlllat Berbahasa Indonesia. (edisi baru)Jakarta: Akademika Pressindo, 2002.

Arifin, Zainal, Dasar-dasar Manajemen Bank Syari'ah. Jakarta: Alvabet, 2003.

Badudu, J. S., InUah Bahasa Indonesia Yang Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka,1993.

Page 75: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Broto, A. S., Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua Di SekolahDasar Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif. Jakarta: BulanBintang, 1980.

Burdah, Ibnu, Menjadi Penerjemah, Metode dan Wawasan Meneljemah TeksArab. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2004.

Chair, Abdul, Linguistik Umum. Jakmta: Rineka Cipta, 1994.

Chair, Abdul, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakalta: Rineka Cipta, 2002

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Tata BahasaIndonesi. Jakmta: Balai Pustaka dan Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress, 1988.

Hamka, Ayahku: Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim Amrullah dan PerjuanganKaum Agama di Sumatera. Jakarta: Uminda, 1982.

Hamka, Kenang-kenangan Hidup. Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Hamka, Mensyukuri Taftir Al-Azhar. Panji Masyarakat, No. 317.

Hamka, Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982.

Hamka, TasawufModern. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982.

Hamka, H. Rusydi, Pribadi dan Marlabat Buya Prof Dr. Hamka. Jakarta:Pustaka Panjimas, 1983.

Hanafi, Nurachman, Teori dan Seni Meneljemahkan. NIT: Nusa Indah, 1986.

Hasan, M. Ali, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqih Muamalat),Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004. Cet.ll.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi II, Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa Depdikbud. IT: Balai Pustaka, 1999.

Keraf, Gorys, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: NusaIndah, 1994.

Lathif, AZ. Azharudin, Fiqh Muamalal, Ciputat: U1N Jakmta Press, 2005.

Machali, Rochayah, Pedoman Bagi Penerjemah, Jakarta: Grassindo, 2000.

Mannan, M. Abdul, Teori dan Praklek Ekonomi Islam. Yogyakarta: Dana BhaktiWakaf, 1995.

Page 76: ANALISIS TERHADAP TERJEMAHAN AYAT-AYAT RIBA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20210/1/ARIEF... · analisis terhadap terjemahan ayat-ayat riba dalam tafsiral-azhar

Muslehuddin, Muhammad, Sistem Perbankan Dalam Islam, Jakal1a: RinekaCipta, 1994.

Pateda, Mansoer., Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa, 1987

Perwataatmadja, Kamaen A, Membumikan Ekonomi Islam Di Indonesia. Depok:UsahaKami,1996.

Perwataatmadja, Kamaen A. dan Muhammad Syafi'i Antonio, Apa danBagaimana Bank Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992. Cel.!.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan danKebudayaan Republik Indonesia, Pedoman umum Ejaan BahasaIndonesia Yang Disempurnakan. Bandung : Pustaka Setia, 1996.

Rahardjo, M. Dawam, Ensiklopedi al-Qur 'tin, Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep­konsep Kunci. Jakarta: Paramadina, 1996.

Rahardjo, M. Dawam, Intelektual Inteligensia dan Perilaka Politik Bangsa.Bandung: Mizan, 1993.

Sadily, Hasan, Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Bam-Van Hoeve, 1982.

Samsllri, AnaUsis Bahasa. Jakarta: Erlangga, 1987.

Sinllngan, Muchdarsyah, Uang dan Bank, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

SlIma, Muhammad Amin, Studi Ilmu-i1mu AI-Qurtin. I, (JakaI1a: Plisataka Firdaus,2000.

Ya'qub, Hamzah, Kode Etik Dagang Menurut Islam (Pola Pembinaan HidupDalam Berekonomi), Bandllng: Diponegoro, 1994.

Ylisuf, Suhendra, Teori teljemah Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik danSosiolinguistik, Bandllng: TP, 1994.

Verhaar, 1. W. M., Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress, 1995.

Wahid, Abdllrrahman, Benarkah Buya Hamka Seorang Besar? SebuahPengantar, dalam Nasir Tamara, BUn/aran Sanusi, dan Vincent Djauhari,Hamka Dimata Hati Ummat, Jakarta: Sinar Harapan, 1984.

Widjono, Hs. Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005.

Widyamartaya, A, Seni Menerjemahkan, Yogyakarta: Kanisills, 1994. Cet.lV.

Wijk, D. Gerth Van, Tata Bahasa Melayu. Jakarta: Djambatan, 1985.