analisis tendangan sabit

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gerak melingkar adalah salah satu konsep yang dipahami oleh sesorang yang belajar fisika. Selama ini gerak melingkar hanya diperagai melalui ganbar-gambar padahal gerak tersebut mudah dipelajari melalui pencak silat . Pencak silat merupakan seni bela diri asal melayu yang diadopsi oleh Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam, pencak silat itu sendiri berasal dari kata “Silaturrahmi” dan banyak makna didalamnya salah satunya secara dhahir silat berarti mengenal dan menjalin kekerabatan sesama manusia dan secara bathin mengenal siapa dirinya dan tuhannya. Menurut MUNAS IPSI (1995) pencak silat dapat diartikan sebagai gerak- bela serang yang teratur menurut system, waktu, tempat, dan iklim dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara ksatria, tidak mau melukai perasaan. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pencak silat merupakan suatu kemahiran bela diri ingkat 1

Upload: asep-cucu-setiadi

Post on 07-Aug-2015

863 views

Category:

Documents


51 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Tendangan Sabit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gerak melingkar adalah salah satu konsep yang dipahami oleh sesorang yang

belajar fisika. Selama ini gerak melingkar hanya diperagai melalui ganbar-gambar padahal

gerak tersebut mudah dipelajari melalui pencak silat .

Pencak silat merupakan seni bela diri asal melayu yang diadopsi oleh Indonesia,

Malaysia dan Brunei Darussalam, pencak silat itu sendiri berasal dari kata “Silaturrahmi”

dan banyak makna didalamnya salah satunya secara dhahir silat berarti mengenal dan

menjalin kekerabatan sesama manusia dan secara bathin mengenal siapa dirinya dan

tuhannya. Menurut MUNAS IPSI (1995) pencak silat dapat diartikan sebagai gerak-bela

serang yang teratur menurut system, waktu, tempat, dan iklim dengan selalu menjaga

kehormatan masing-masing secara ksatria, tidak mau melukai perasaan.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pencak silat merupakan

suatu kemahiran bela diri ingkat tinggi dengan berdasarkan persaudaraan yang kuat. Untuk

saat ini olahraga pencak silat telah dipertandingkan dalam berbagai ajang pertandingan,

kategori yang dipertandingkan dalam olahraga pencak silat adalah: Kategori Tanding,

Tunggal, Ganda, dan Regu. Kategori tanding merupakan kategori yang paling banyak

menggunakan prinsip-prinsip biomekanika di dalamnya. Tendangan Sabit merupakan teknik

serangan yang paling besar frekuensinya digunakan didalam kategori tanding. Seperti

namanya tendangan busur adalah tendangan berbentuk busur dengan menggunakan

punggung kaki. Pelaksanaan tendangan ini adalah sama dengan prinsip tendangan depan

namun lintasanya berbentuk busur dengan tumpuan satu kaki dan perkenaan pada punggung

1

Page 2: Analisis Tendangan Sabit

kaki, Analisis didalam ilmu biomekanika tendangan ini berhubungan dengan Kecepatan

Linier dan Kecepatan Rotasi. Sebelum menganalisis tendangan busur ditinjau dari ilmu

Biomekanika terlebih dahulu pahami pengertian tentang Biomekanik itu sendiri.

Biomekanika (Biomechanics) merupakan salah satu ilmu pokok ilmu keolahragaan, apabila

dilihat dari asal katanya terdiri dari dua suku kata yaitu Bio dan Mechanics jadi secara

bahasa dapat diartikan mekanika mahluk hidup dalam hal ini manusia. Jadi secara istilah

biomekanika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak benda-benda hidup/mati, serta

gaya-gaya yang bekerja dan efek yang dihasilkannya melalui pendekatan ilmu mekanika.

Sedangkan mekanika sendiri adalah bagian dari pembahasan dalam ilmu fisika yang

mempelajari bagaimana tenaga dapat menghasilkan satu gerak tertentu.

Bertolak belakang dari yang telah diuraikan tersebut diatas penulis tertarik untuk

membahas tentang analisis kecepatan teknik tendangan sabit ditinjau dari lintasannya.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan didalam makalah ini adalah, bagaimana

pengaruh kecepatan teknik tendangan sabit/busur ditinjau dari lintasan gerak.

1.3. Batasan Masalah

Dalam permasalahan ini tentunya banyak hal yang perlu dibahas, untuk itu

diperlukan adanya batasan masalah, adapun yang menjadi batasan masalah didalam makalah

ini adalah biomekanika yang berperan pada teknik tendangan sabit tepatnya pada konsep

kecepatan linear dan kecepatan rotasi.

2

Page 3: Analisis Tendangan Sabit

1.4. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menentukan

kecepatan tendangan sabit dari kedua teknik berbeda.

1.5. Manfaat

Adapun yang menjadi manfaat penulisan yang sederhana ini hendaknya bermanfaat

bagi penulis sendiri, selanjutnya penulis juga berharap agar uraian yang singkat ini dapat

menjadi sumbangan yang berguna dalam dunia ilmu pengeahuan, terutama bagi atlet pencak

silat.

3

Page 4: Analisis Tendangan Sabit

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pencak Silat

2.1.1. Definisi Pencak Silat

Pencak silat merupakan seni bela diri asal melayu yang diadopsi oleh Indonesia,

Malaysia dan Brunei Darussalam, pencak silat itu sendiri berasal dari kata “Silaturrahmi”

dan banyak makna didalamnya salah satunya secara dhahir silat berarti mengenal dan

menjalin kekerabatan sesama manusia dan secara bathin mengenal siapa dirinya dan

tuhannya. Di Aceh sendiri pencak silat dibawa oleh salah seorang wali (wali sembilan) yang

dikenal dengan Syech Maulana Malik Ibrahim.

Menurut MUNAS IPSI (1995) “ pencak silat dapat diartikan sebagai gerak-bela

serang yang teratur menurut system, waktu, tempat, dan iklim dengan selalu menjaga

kehormatan masing-masing secara ksatria, tidak mau melukai perasaan”. Dari beberapa

pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pencak silat merupakan suatu kemahiran bela

diri tingkat tinggi dengan berdasarkan persaudaraan yang kuat. Untuk saat ini olahraga

pencak silat telah dipertandingkan dalam berbagai ajang pertandingan, kategori yang

dipertandingkan dalam olahraga pencak silat adalah Kategori tanding, tunggal, ganda, regu .

2.1.2. Tekhnik Tendangan Sabit

Tendangan sabit atau sering dikenal juga dengan tendangan busur merupakan jenis

tendangan yang paling besar frekuensinya digunakan dalam pertandingan kategori tanding

disetiap cabang olah raga bela diri terutama pencak silat. Seperti namanya tendangan

sabit/busur adalah tendangan berbentuk busur dengan menggunakan punggung kaki.

Pelaksanaan tendangan ini adalah sama dengan prinsip tendangan depan namun lintasanya

4

Page 5: Analisis Tendangan Sabit

berbentuk busur dengan tumpuan satu kaki yang berputar sejauh 1300 dan perkenaan pada

punggung kaki.

Seperti halnya pada gerakan menendang sabit atau busur pada pencak silat, kalau

perkenaan tendangan pada jarak tembak normal ( lebih mendekati ujung jari ), maka

kekuatan tendangan lebih besar dari pada kalau perkenaan lebih dekat ke pangkal paha.

Tendangan ini sasarannya ada pada bagian samping lawan. Tendangan ini membutuhkan

tubuh yang fleksibel agar gerakannya rapi. Penggunaan tekhnik tendangan sabit didalam

pencak silat terbagi dalam dua bentuk lintasan, teknik dasar dari lintasan tendangan sabit ini

adalah gerakan melingkar sedangkan teknik tendangan sabit yang lain merupakan

modifikasi dari tendangan lurus, dengan pola lurus dan melingkar. Perhatikan lintasan dari

gerakan tendangan sabit sebagai berikut (gambar 2.1 dan 2.2)

a. Lintasan tendangan sabit Teknik dasar b. Lintasan tendangan sabit teknik lurus

Gambar 2.1. Bentuk lintasan tendangan sabit

5

Page 6: Analisis Tendangan Sabit

2.2. Tinjauan Fisika

2.2.1. Biomekanika

Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada system biologi.

Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu

biologi dan fisiologi. Menurut WenGayo (http://wengayo.blogspot.com/)

“Biomekanika (Biomechanics) merupakan salah satu ilmu pokok ilmu keolahragaan, apabila dilihat dari asal katanya terdiri dari dua suku kata yaitu Bio dan Mechanics jadi secara bahasa dapat diartikan mekanika mahluk hidup dalam hal ini manusia.Jadi secara istilah biomekanika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak benda-benda hidup/mati, serta gaya-gaya yang bekerja dan efek yang dihasilkannya melalui pendekatan ilmu mekanika. Sedangkan mekanika sendiri adalah bagian dari pembahasan dalam ilmu fisika yang mempelajari bagaimana tenaga dapat menghasilkan satu gerak tertentu”.

Dalam definisi yang lain Biomekanik adalah suatu ilmu yang menggunakan hukum-hukum

fisika dan konsep keteknikan untuk mempelajari gerakan yang dialami oleh beberapa

segmen tubuh dan gaya-gaya yang terjadi pada bagian tubuh tersebut selama aktivitas

normal. Konsep Biomekanika diklasifikasikan menjadi 2 kelompok , yaitu::

1. General Biomechanic

Adalah bagian dari biomekanika yang berbicara mengenai hukum-hukum dan

konsep-konsep dasar yang mempengaruhi organ tubuh manusia baik dalam posisi diam

maupun bergerak. Dibagi menjadi 2, yaitu

Biostatic adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisis tubuh

pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam

(uniform).

6

Page 7: Analisis Tendangan Sabit

Biodinamic adalah bagian dari biomekanika umum yang berkaitan dengan gambaran

gerakan-gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi (kinematika) dan

gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik).

2. Occupational Biomechanic

Didefinisikan sebagai bagian dari biomekanika terapan yang mempelajari interaksi

fisik antara pekerja dengan mesin, material, dan peralatan dengan tujuan untuk

meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar produktifitas kerja dapat

meningkat.

2.2.2. Gerak Melingkar

Suatu benda yang bergerak mengelilingi sumbu dalam lintasan melingkar disebut

gerak melingkar. Ketika memahami gerak melingkar akan menemukan sudut yang dibentuk

oleh vektor jari-jari yang menghubungkan dua posisi benda yang berbeda dalam lintasan

melingkar itu.

s = r

r

Gambar 2.2. Menggambarkan gerak melingkar, sudut yang dibentuk oleh vektor jari-jari. Satu radian adalah satuan sudut yang setara dengan 57,3o.

Dalam geometri berbagai satuan digunakan untuk menyatakan pengukuran sudut.

Misalnya derajad (°), yang mana untuk satu putaran penuh sebesar 360°. Satuan lain adalah

radian, yang mana untuk satu putaran penuh sebesar 2 radian, sehingga dapat dikatakan

bahwa 360°setara dengan 2 radian.

7

Page 8: Analisis Tendangan Sabit

Hubungan antara sudut tempuh dengan busur lingkaran yang ditempuh s adalah ,

jika sudut tempuh satu putaran 2 radian maka panjang busur yang ditempuh adalah

keliling lingkaran = 2 r (r = jari-jari lingkaran). jika sudut tempuh satu putaran radian

maka panjang busur lingkaran yang ditempuh adalah = s. Dengan demikian 2/ = 2 r/s

atau 2 .s = 2 r.

sehingga s = r.

Satuan radian lebih banyak digunakan dalam pembahasan gerak melingkar.

2.2.3. Kecepatan Anguler dan Kecepatan Tangensial

Benda yang bergerak dalam lintasan melingkar menempuh busur lingkaran s

dalam selang waktu tertentu t. Bila perubahan busur lingkaran yang ditempuh sama tiap

selang waktu yang sama, maka gerak melingkar semacam ini disebut gerak melingkar

beraturan.

Kelajuan tangensial (besar dari kecepatan tangensial ) atau sering disebut dengan kelajuan

linier dirumuskan dengan :

v =

ΔsΔt

Arah vektor kecepatan tangensial selalu tegak lurus dengan arah vektor jari-jari dengan arah

gerak benda Jika s adalah keliling lintasan yang ditempuh benda dalam satu periode

waktu maka s = 2 r dan (t =T) sehingga kelajuan tangensial dirumuskan menjadi :

v =

2 π . rT

Substitusikan T =

1f ke dalam persamaan tersebut maka akan diperoleh persamaan sebagai

berikut.

v = 2 r f

8

Page 9: Analisis Tendangan Sabit

Sudut yang ditempuh benda dalam selang waktu tertentu dinamakan kelajuan

anguler atau kecepatan sudut benda dan pada gerak melingkar beraturan selalu sama dalam

selang waktu yang sama, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.

=

ΔθΔt

Apabila sudut yang ditempuh benda dalam satu periode waktu t = T adalah = 2

radian, maka kelajuan anguler dalam gerak melingkar beraturan dirumuskan;

=

2πT

Tempatkan T =

1f ke dalam persamaan tersebut maka akan diperoleh hubungan antara

kelajuan anguler dengan frekuensi sebagai berikut.

= 2 f

Menurut Alonso dan Finn, kecepatan sudut dapat dinyatakan sebagai besaran vektor,

yang arahnya tegak lurus pada bidang gerak, dengan arah yang ditunjukkan oleh ibu jari

tangan kanan jika jari-jari tangan menunjuk ke arah gerak partikel.

9

A

r

RC

X

Y

0

Page 10: Analisis Tendangan Sabit

Gambar 2.3. Arah vektor kecepatan sudut

Hubungan antara kelajuan tangensial dengan kelajuan anguler dapat ditentukan dari;

ΔsΔt =

ΔθΔt r

Persamaan hubungan antara kelajuan tangensial dengan kelajuan anguler tersebut dapat

lebih disederhanakan menjadi sebagai berikut.

v = .r

2.2.4.Torsi

Torsi adalah suatu pemuntiran sebuah batang yang diakibatkan oleh kopel-kopel

(couples) yang menghasilkan perputaran terhadap sumbu longitudinalnya. Kopel-kopel

yang menghasilkan pemuntiran sebuah batang disebut momen putar (torque) atau

momen puntir (twisting moment). Momen sebuah kopel sama dengan hasil kali salah

satu gaya dari pasangan gaya ini dengan jarak antara garis kerja dari masing-masing gaya.

10

Page 11: Analisis Tendangan Sabit

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian ini dilakukan di UKM PENCAK SILAT UNSYIAH

yang di lakukan pada tanggal 24 Mei 2012.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Stop Watch

2. Camera

3. Meteran Jahit

4. Pencing /Target

3.3. Prosedur Penelitian

1. Atlit menendang pencing menggunakan tendangan sabit selama 5 detik dengan

kecepatan penuh (full speed) pada jangkauan jarak tembak maksimum dengan lintasan

lurus melingkar.

2. Atlit menendang pencing menggunakan tendangan sabit selama 5 detik dengan

kecepatan penuh (full speed) pada jangkauan jarak tembak maksimum dengan lintasan

melingkar.

3. Pengamat menghitung jumlah tendangan yang dihasilkan dalam waktu 5 detik tersebut.

4. Pengamat mengukur tinggi kaki atlit dan jangkauan terhadap pencing

5. Data-data yang diperoleh dimasukkan kedalam tabel pengamatan.

11

Page 12: Analisis Tendangan Sabit

3.4. Form Pengamatan

Nama Atlit : .............

Panjang Kaki (R) : ............ (Pinggang Ke Lutut)

: ............ (Lutut Ke Punggung Kaki)

: ........... (Panjang Secara Keseluruhan)

Jarak Pencing Pada Titik Berat : ...............

Berat Badan : ........... Kg

Tabel 3.1. Pengamatan Jumlah Tendangan

Set Waktu (detik)Bentuk Lintasan dan Jumlah Tendangan

Lintasan Lurus Melingkar Lintasan Melingkar

Kanan Kiri Kanan Kiri

Set 1 5 ..... x ..... x ..... x ...... x

Set 2 5 ..... x ..... x ..... x ...... x

Set 3 5 ..... x ..... x ..... x ...... x

12

Page 13: Analisis Tendangan Sabit

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Nama Atlit : Rizki Ananda

Panjang Kaki (R) : 49 cm (0,49 m) (Pinggang Ke Lutut)

: 44,1 cm (0,44 m) (Lutut Ke Punggung Kaki)

: 93,1 cm (0,93 m) (Panjang Secara Keseluruhan)

Jarak Pencing Pada Titik Berat : 100,45 cm (1,0045 m)

Berat Badan : 57 Kg

Tabel 3.1. Pengamatan Jumlah Tendangan

SetWaktu (detik)

Bentuk Lintasan dan Jumlah TendanganLintasan Lurus

MelingkarLintasan Melingkar

Kanan Kiri Kanan KiriSet 1 5 12 x 12 x 7 x 8 xSet 2 5 11 x 12 x 8 x 8 xSet 3 5 12 x 11 x 8 x 7 x

Jumlah Tendangan Rata-Rata

Berdasarkan data didalam tabel 3.1. dapat dihitung jumlah tendangan rata-rata:

Dengan Rumus = Jumlah Tendangan / banyaknya set

Teknik Lurus Melingkar

Rata-Rata = 35/3 = 11,67 ≈ 12 tendangan / 5 detik

Teknik Melingkar

Rata-Rata = 23/3 = 7,67 ≈ 8 tendangan / 5 detik

13

Page 14: Analisis Tendangan Sabit

Berdasarkan data – data yang diperoleh, langkah selanjutnya adalah mengolah data

– data yang ada agar dapat ditarik sebuah kesimpulan.

4.2. Pembahasan4.2.1. Teknik Lurus Melingkar

Data I merupakan data yang terkumpul pada teknik tendangan sabit dengan lintasan

lurus melingkar, berdasarkan data yang diperoleh dalam waktu 5 detik baik kaki kanan

maupun kiri diperoleh tendangan sebanyak 12. Dan memiliki periode sebesar

T=nt

125=2,4 tendangan /s

dan memiliki frekuensi sebesar

f=1T= 1

2,4=0,41 Hz

Setelah mendapatkan frekuensi dari tiap tendangan maka langkah selanjutnya

adalah menghitung kelajuan angular dari suatu tendangan dengan menggunakan

persamaan :

ω=2 πT

ω=2(3,14)

2,4=2,61 rad /s

Selanjutnya menghitung kelajuan tangensial dengan persamaan v = .r sehingga

diperoleh

V = 2,61 x 0,93 m = 2,42 m/s

Dan berdasarkan lintasan gerak dari tendangan itu sendiri terdapat didalamnya

lintasan lurus dan memiliki kecepatan linear. Besarnya kecepatan linear ini dapat dihitung

dengan persamaan :

V= st

v=0,490,2

=2,45 m/s

14

Page 15: Analisis Tendangan Sabit

Setelah dihitung kecepatan linear dari tendangan tersebut maka langkah selanjutnya

adalah menghitung kecepatan total yaitu penjumlahan antara kecepatan tangensial dan

kecepatan linear sehingga diperoleh :

Vtotal =Vlinear + Vtangensial

Vtotal = 2,45+2,42 = 4,87 m/s

Dalam menganilis kecepatan tendangan sabit teknik lurus melingkar tentunya tidak

hanya kecepatan namun juga gaya yang diberikan oleh tendangan itu sendiri, jika massa

keseluruhan dari tiap posisi tubuh diasumsikan sama maka akan diperoleh Gaya pada

tendangan sebesar,

F = m.a a =0,93 (2,42)2

=0,93 *(5,85) = 5,44 m/s2

= 57 Kg x 5,44 = 310,44 N

Ketika kaki yang satu digunakan sebagai tendangan dan yang satunya lagi digunakan

sebagai tumpuan dan juga poros dari kaki yang menendang, maka lahirlah torsi didalamnya

dengan panjang kaki secara keseluruhan dianggap sebagai l dan sudut yang dibentuk

dianggap oleh poros dianggap θ maka dapat dihitung torsinya dengan persamaan sebagai

berikut:

τ = F . l sin θ

= 310,44 * 0,93 sin 135

= 204, 14 N.m

Dan kecepatan putar poros dapat dihitung dengan persamaan

v=√ τRm

v=√ 204,14 x 0,9357

v=√3,33=1,82 m/s

15

Page 16: Analisis Tendangan Sabit

4.2.2. Teknik Dasar (Melingkar)

Data II merupakan data yang terkumpul pada teknik tendangan sabit dengan

lintasan dasar (melingkar), berdasarkan data yang diperoleh dalam waktu 5 detik baik kaki

kanan maupun kiri diperoleh tendangan sebanyak 8 tendangan (diambil pembulatan dari

rata-rata jumlah tendangan) . Dan memiliki periode sebesar

T=nt

85=1,6 tendangan /s ................. (4.1)

dan memiliki frekuensi sebesar

f=1T= 1

1,6=0,625 Hz .............(4.2)

Setelah mendapatkan frekuensi dari tiap tendangan maka langkah selanjutnya

adalah menghitung kelajuan angular dari suatu tendangan dengan menggunakan

persamaan :

ω=2 πT

ω=2(3,14)

1,6=3,92 rad /s

Selanjutnya menghitung kelajuan tangensial dengan persamaan v = .r sehingga

diperoleh

V = 3,92 x 0,93 m = 3,65 m/s

Dan berdasarkan lintasan gerak dari tendangan itu sendiri terdapat didalamnya

hanya terdapat lintasan melingkar dan dalam menganilis kecepatan tendangan sabit teknik

melingkar tentunya tidak hanya kecepatan namun juga gaya yang diberikan oleh tendangan

itu sendiri, jika massa keseluruhan dari tiap posisi tubuh diasumsikan sama maka akan

diperoleh Gaya pada tendangan sebesar,

F = m.a a =0,93 (3,92)2

=0,93 *(5,85) = 14,2 m/s2

16

Page 17: Analisis Tendangan Sabit

= 57 Kg x 14,2 = 814,57 N

Ketika kaki yang satu digunakan sebagai tendangan dan yang satunya lagi digunakan

sebagai tumpuan dan juga poros dari kaki yang menendang, maka lahirlah torsi didalamnya

dengan panjang kaki secara keseluruhan dianggap sebagai l dan sudut yang dibentuk

dianggap oleh poros dianggap θ maka dapat dihitung torsinya dengan persamaan sebagai

berikut:

τ = F . l sin θ

= 814,57 * 0,93 sin 135

= 535,66 N.m

Dan kecepatan putar poros dapat dihitung dengan persamaan

v=√ τRm

v=√ 535,66 x 0,9357

v=√8,73=2,95 m/s

Dari hasil pengolahan data maka teknik tendangan sabit dengan lintasan lurus

melingkar dapat menghasilkan kecepatan lebih tinggi (4,87 m/s) dibandingkan dengan

lintasan melingkar (3,65 m/s) sedangkan kecepatan poros tendangan pada lintasan lurus

melingkar lebih kecil (1,82 m/s) dari pada kecepatan poros tendangan pada lintasan

melingkar (2,95 m/s). Dan Gaya tendangan yang dihasilkanpun lebih besar pada teknik

tendangan sabit lintasan melingkar (814,57 N) dibandingkan pada lintasan lurus melingkar

(310,44 N).

Dan dari pembahasan diatas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan, besar kecilnya

gaya dan kecepatan tendangan, poros, bergantung pada besar sudut yang dibentuk poros

dan teknik lintasan tendangan itu sendiri.

17

Page 18: Analisis Tendangan Sabit

Selain faktor diatas terdapat faktor lain yang mempengaruhi kecepatan dan tenaga

tendangan yaitu, kondisi psikis atlit, besarnya pinggul atlit, kekuatan otot tungkai,

kelentukan, pinggang atlit, dan jangkauan kaki atlit.

4.3.

18

Page 19: Analisis Tendangan Sabit

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan olah data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan

bahwa terdapat perbedaan kecepatan dari dua teknik tendangan sabit yang berbeda. Pada

teknik tendangan sabit dengan lintasan lurus melingkar dapat menghasilkan kecepatan lebih

tinggi yaitu sebesar 4,87 m/s sedangkan pada lintasan melingkar dihasilkan kecepatan 3,65

m/s.

5.2. Saran

Harapan saya koloqium ini menjadi tahap awal dan melakukan penelitian lanjutan

tentang analisis teknik tendangan sabit ditinjau dari segi lainnya. Dan diharapkan menjadi

bahan bacaan yang dapat diaplikasikan langsung didalam keseharian, khususnya bagi para

atlit bela diri dapat menjadi rujukan tentang teknik seperti apa yang cocok digunakan

didalam bertanding.

19

Page 20: Analisis Tendangan Sabit

DAFTAR PUSTAKA

Agung Nugroho. (2004). Comparasi, Implementasi, Manajamen Pencak Silat.

Yogyakarta: FIK UNY.

Amat Komari. (2000). Citius, Altius, Fortius. Hand Out Biomekanika Olahraga.

Yogyakarta: FIK UNY.

Awan Hariono. (2005). Pedoman Sistem Energi Dalam Pencak Silat Kategori

Tanding. Majalah Ilmiah Olahraga. Volume 11. Yogyakarta: FIK UNY.

http://www.KONI.com/ Analisis Bio-mekanika Softball by jajat Darajat KN

Jewet (2009). Fisika Untuk Sains dan Teknik. Salemba Teknika: Jakarta

Tipler (1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga: Jakarta

20