analisis musikal dan tekstual lagu-lagu ibadat … · tambahan madah nyanyian, bacaan dan doa....

98
i ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL LAGU-LAGU IBADAT HARIAN PADA KONGREGASI SUSTERAN FRANSISKANES SANTA ELISABETH DI KAPELA RS. SANTA ELISABETH SKRIPSI SARJANA O L E H NAMA : MARIMAR ANGELIA SIMANIHURUK NIM : 140707008 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2019

Upload: vananh

Post on 10-Aug-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL LAGU-LAGU IBADAT HARIAN PADA

KONGREGASI SUSTERAN FRANSISKANES SANTA ELISABETH DI KAPELA

RS. SANTA ELISABETH

SKRIPSI SARJANA

O

L

E

H

NAMA : MARIMAR ANGELIA SIMANIHURUK

NIM : 140707008

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2019

ii

ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL LAGU-LAGU IBADAT HARIAN PADA

KONGREGASI SUSTERAN FRANSISKANES SANTA ELISABETH DI KAPELA

RS. SANTA ELISABETH

OLEH:

NAMA : MARIMAR ANGELIA SIMANIHURUK

NIM : 140707008

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Rithaony Hutajulu, MA Drs, Prikuten Tarigan, M. Si

NIP: 196311161990032001 NIP: 195804021987031003

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan,

untuk kelengkapan salah satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam bidang disiplin

Etnomusikologi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2019

iii

PENGESAHAN

DITERIMA OLEH:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk

melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam bidang disiplin

Etnomusikologi pada Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan

Pada Tanggal :

Hari :

Panitia Ujian: Tanda Tangan

1. Drs. Bebas Sembiring, M.Si ( Dosen Penguji I) ( )

2. Drs. Fadlin, M.A. ( Dosen Penguji II) ( )

3. Dra. Rithaony Hutajulu, MA. ( Dosen Pembimbing I) ( )

4. Drs. Prikuten Tarigan, M.Si ( Dosen Pembimbing II) ( )

iv

DISETUJUI OLEH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

v

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

digunakan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang sudah pernah di tulis atau di

terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam skripsi ini dan disebutkan

dalam daftar pustaka.

Medan, 2019

Marimar Angelia Simaihuruk

14070700

ii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Analisis Musikal dan Tekstual Lagu-lagu Ibadat

Harian Pada Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth Di Kapela Rs. Santa

Elisabeth Medan”. Ibadat harian pada Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth

adalah doa umum yang setiap hari dilaksanakan untuk menyucikan waktu. Ibadat

harian dilaksanakan pagi, siang dan sore. Ibadat harian terdiri atas mazmur dengan

tambahan madah nyanyian, bacaan dan doa.

Tujaun penelitian ini adalah untuk menganalisis makna tekstual seta

menganalisis musikal Lagu-lagu ibadat harian untuk menjawab permasalahan di

atas penulis menggunakan dua teori utama yaitu teori makna tekstual (Allan. P.

Merriam) dan teori transkripsi (Bruno Netl) dengan metode weighted scale

(Wiliam P Malm). Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan

melakukan observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Lagu-lagu ibadat harian

memiliki nada dasar, tangga nada, jumla nada, interval, bentuk dan kontur yang

berbeda. Lagu-lagu memiliki makna tekstual dan tujuan serta nilai tertentu bagi

individu maupun kelompok Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth.

Kata kunci : Lagu ibadat, Kongregasi, Teks, Katolik

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus

Kristus, karena kasihNya yang begitu besar telah melimpahi kehidupan penulis.

Setip detik dalam perjalanan hidup penulis disertai dan diberi sukacita penuh.

Secara khusus dalam penyusunan skripsi ini, kekuatan dan penghiburan

diberikanNya jauh melebihi permohonan penulis. Skripsi ini berjudul “Analisis

Musikal dan Tekstual Lagu-lagu Ibadat Harian pada Kongregasi Fransiskanes

Santa Elisabeth Di Kapela Rs. Santa Elisabeth Medan” Skripsi ini diajukan dalam

melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Seni pada

Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari banyak kekurangan dan tantangan yang terdapat dalam

penyusunan skripsi ini. Hal-hal tersebut berasal dari dalam dan luar diri penulis.

Kejenuhan dan kelelahan senantiasa mendekat ke dalam diri penulis. Namun,

energi baru selalu hadir melalui orang-orang di sekitar penulis.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan

mempersembahkan skripsi ini kepada kedua orang tua yang sangat penulis

sayangi, Bapak Ir. O. Simanihuruk dan Mamak Henni Herawati Purba. Terima

kasih untuk segala cinta kasih dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis.

Kesabaran, kebijaksanaan, dan kerendahan hati telah diajarkan kepada penulis

sejak kecil. Sehingga, saat ini merupakan buah karya dan karsa yang telah

dilakukan untuk penulis. Terlebih-lebih dalam penyusunan skripsi ini, suka dan

duka terlampaui atas doa-doa yang telah dipanjatkan setiap hari. Motivasi dan

dorongan selalu hadir saat penulis melakukan kelalaian dalam penyelesaian

iv

skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kakak terkasih

Irmayanti Simanihuruk, Sriliwinda Simanihuruk, adik terkasih Joya Kristin

Simanihuruk dan Asyera Vedora Simanihuruk. Terimakasih untuk doa, bantuan,

motivasi, waktu, dan semangat yang telah diberikan kepada penulis. Meskipun

jarak memisahkan keberadaan kita, penulis dapat merasakan kehadiran kalian.

Sehingga penulis mampu melalui rintangan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis

sungguh bersyukur kepada Tuhan karena telah menganugerahkan keluarga yang

luar biasa untuk penulis.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat Bapak

Dr. Budi Agustono, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU Medan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran di Dekanat

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucapkan terima

kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat Ibu Arifni Netriroza, SST.,

MA. sebagai Ketua Departemen Etnomusikologi. Terima kasih yang terhormat

buat Dosen Pembimbing I Ibu Dra. Rithaony Hutajulu, M.A. yang telah

membimbing dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih untuk ilmu pengetahuan, pengalaman, kebaikan dan nasehat-nasehat

yang telah Ibu berikan kepada penulis selama berada di perkuliahan. Kiranya

Tuhan selalu menyertai dan melimpahkan sukacita kepada Ibu. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada yang terhomat kepada Bapak Drs. Prikuten

Tarigan, M.A. Dosen Pembimbing II yang telah mengarahkan dan memberikan

bimbingan kepada penulis sejak memulai perkuliahan dan menyelesaikan skripsi

v

ini. Terimakasih untuk perhatian, ilmu, dan kebaikan yang bapak berikan. Kiranya

Tuhan senantiasi melindungi dan melimpahkan berkat untuk Bapak.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat seluruh

staf pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah banyak memberikan

pemikiran dan wawasan baru kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

Kepada seluruh dosen di Etnomusikologi, Bapak Prof. Mauly Purba, M.A.,Ph.D,

Bapak Drs. Irwansyah Harahap, M.A., Ibu Drs. Rithaony Hutajulu, M.A., Bapak

Drs. Fadlin, M.A., Bapak Drs. Bebas Sembiring, M.Si., Ibu Arifni Netrosa,

SST,M.A., Ibu Dra. Frida Deliana, M.Si., Bapak Drs. Perikuten Tarigan, M.Si.,

Bapak Drs. Dermawan Purba, M.Si., dan Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu yang

telah membagikan ilmu dan pengalaman hidup Bapak/Ibu sekalian. Seluruh ilmu

dan pengalaman hidup Bapak/Ibu sekalian menjadi pelajaran berharga untuk

penulis.

Kepada semua informan yang telah memberikan dukungan dan bantuan

untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; Suster Lucia dan Seluruh Suster-

suster Kongregasi FSE terima kasih banyak atas waktu dan kerja samanya selama

ini. Kiranya Tuhan selalu memberkati Kongregasi ini agar sealalu maju dan

berkembang. mendapatkan kelancaran dalam proses penelitian dalam skripsi ini.

vi

Kepada saudara-saudari penulis Etno 2014 terimakasih untuk masa-masa

yang telah kita ciptakan di Etnomusikologi. Penulis sangat bersyukur dapat

memiliki teman-teman yang luar biasa seperti kalian. Penulis berdoa semoga kita

dapat berhasildan berjumpa di lingkungan yang baru.

Medan, Januari 2019

Marimar Angelia Simanihuruk

NIM. 140707008

vii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...................................................................................................... v

ABSTRAK .............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1

1.2. Pokok permasalahan ................................................................................................ 5

1.3. Tujuan penelitian ..................................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 6

1.5 Konsep dan Kerangka Teori ................................................................................... 6

1.5.1. Konsep .............................................................................................................. 6

1.5.2. Kerangka Teori ................................................................................................. 8

1.6 Metode Penelitian ..................................................................................................... 9

1.6.1 Studi Kepustakaan............................................................................................ 11

1.6.2 Studi Lapangan ................................................................................................ 11

1.7 Lokasi Penelitian ..................................................................................................... 12

BAB II ................................................................................................................... 13

GAMBARAN UMUM KONGREGASI FRANSISKANES SANTA ELISABETH

............................................................................................................................... 13

2.1. Sejarah Berdirinya Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth ............................... 13

2.2. Pendiri dan Awalnya Berdirinya Kongregasi ....................................................... 14

2.3. Perubahan Nama dan Arti Logo kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth. .......... 17

2.4. Kehidupan dan Perkembangan Kongregasi FSE .................................................. 19

2.5. Sejarah Rumah sakit Santa Elisabeth ................................................................... 23

BAB III ................................................................................................................. 27

IBADAT HARIAN PADA KONGREGASI ........................................................ 27

3.1. Pengertian ibadat harian ......................................................................................... 27

3.2. Sejarah Ibadat Harian ............................................................................................. 29

viii

3.3. Ibadat Harian pada Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth ............................. 32

3.3.1. Pembukaan ...................................................................................................... 32

3.3.2. Madah ............................................................................................................. 33

3.3.3. Pendarasan Mazmur ........................................................................................ 34

3.3.4. Bacaan dan Lagu Singkat ................................................................................ 38

3.3.5. Kidung Zakaria ............................................................................................... 39

3.3.6. Doa Permohonan ............................................................................................. 40

3.3.7 Doa Penutup ..................................................................................................... 41

BAB IV ................................................................................................................. 43

ANALISIS TEKSTUAL ....................................................................................... 43

4.1 Bentuk teks Lagu-lagu ibadat Harian ..................................................................... 43

4.1.1 Lirik lagu pada hari minggu pagi dimasa biasa. .............................................. 43

4.1.2. Lirik lagu pada hari senin pagi pada masa biasa. ............................................ 44

4.1.3. Lirik lagu pada hari selasa pagi pada masa biasa. ........................................... 44

4.1.4. Lirik lagu pada hari rabu pagi pada masa biasa. ............................................. 45

4.1.5. Lirik lagu pada hari Kamis pagi pada masa biasa ........................................... 45

4.1.6. Lirik lagu pada hari jumat pagi pada masa biasa ............................................ 46

4.1.7. Lirik lagu hari sabtu pagi pada masa biasa ..................................................... 46

4.1.8. Lirik lagu hati Minggu Sore pada masa biasa ................................................. 47

4.1.9. Lirik lagu hari Senin Sore pada masa biasa .................................................... 47

4.1.10. Lirik lagu hari selasa sore pada masa biasa .................................................. 48

4.1.11. Lirik lagu hari rabu sore pada masa biasa ..................................................... 48

4.1.12. Lirik lagu hari kamis sore pada masa biasa .................................................. 49

4.1.13. Lirik lagu hari jumat pada masa biasa........................................................... 49

4.1.14. Lirik lagu hari minggu /madah penutup pada masa biasa ............................. 49

BAB V ................................................................................................................... 51

TRANSKRIPSI ANALISIS MELODI LAGU-LAGU IBADAT HARIAN ........ 51

5.1. Transkripsi ............................................................................................................. 51

5.2. Proses Transkripsi ................................................................................................. 51

5.3. Analisis Melodi Lagu-lagu Ibadat Harian ............................................................ 52

5.3.1. Madah minggu pagi pada masa biasa............................................................. 53

ix

5.3.2. Madah senin pagi pada masa biasa ................................................................ 54

5.3.3. Madah selasa pagi pada masa biasa ............................................................... 56

5.3.4. Madah rabu pagi pada masa biasa ................................................................... 57

5.3.5. Madah kamis pagi pada masa biasa ................................................................ 58

5.3.6. Madah jumat pagi pada masa biasa ................................................................. 60

5.3.7. Madah sabtu pagi pada masa biasa ................................................................ 62

5.3.8. Madah minggu sore pada masa biasa .............................................................. 63

5.3.9. Madah senin sore pada masa biasa.................................................................. 65

5.3.10. Madah selasa sore pada masa biasa .............................................................. 66

5.3.11. Madah rab sore pada masa biasa ................................................................... 68

5.3.12. Madah kamis sore pada masa biasa .............................................................. 69

5.3.13. Madah jumat sore pada masa biasa ............................................................. 71

5.3.14. Madah minggu sore/penutup pada masa biasa .............................................. 72

5.4 Kontur .................................................................................................................... 73

5.5. Ritme ..................................................................................................................... 75

5.6. Analisis Bentuk ...................................................................................................... 76

BAB VI ................................................................................................................ 79

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 79

6.1. Kesimpulan : ......................................................................................................... 79

6.2. Saran ...................................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82

DAFTAR INFORMAN ........................................................................................ 83

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Mgr.Henricus van Beek............................................................ 15

Gambar 2.2 : Sr. Mathilda Leenders.............................................................. 15

Gambar 2.3 : Logo Kongregasi...................................................................... 18

Gambar 2.4 : Para Biarawati Fransiskanes Santa Elisabeth.......................... 22

Gambar 2.5 : Para Biarawati FSE................................................................. 22

Gambar 2.6 : Kapel Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth.................... 23

Gambar 2.7 : RS. Santa Elisabeth.................................................................. 23

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Interval lagu minggu pagi........................................................... 54

Tabel 5.2 Interval lagu senin pagi............................................................... 55

Tabel 5.3 Interval lagu selasa pagi.............................................................. 57

Tabel 5.4 Interval lagu rabu pagi................................................................ 58

Tabel 5.5 Interval lagu kamis pagi............................................................. 60

Tabel 5.6 Interval lagu jumat pagi.............................................................. 61

Tabel 5.7 Interval lagu sabtu pagi.............................................................. 63

Tabel 5.8 Interval lagu minggu sore........................................................... 64

Tabel 5.9 Interval lagu senin sore............................................................... 66

Tabel 5.10 Interval lagu selasa sore.............................................................. 67

Tabel 5.11 Interval lagu rabu sore................................................................ 69

Tabel 5.12 Interval lagu kamis sore ............................................................. 70

Tabel 5.13 Interval lagu jumat sore.............................................................. 71

Tabel 5.14 Interval lagu minggu sore/penutup............................................. 73

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Musik salah satu aktivitas budaya yang merupakan produk jenis perilaku

manusia yang bermaksud memuaskan rangkaian sejumlah kehidupan untuk

kebutuhan naluri akan keindahan,1

yang khusus secara imajinatif membantu

manusia menerangkan, memahami dan menikmati hidup dengan menggunakan

kemampuan estetisnya. James (1988 : 1) mengatakan bahwa musik adalah suatu

yang membuahkan hasil karya seni, berupa bunyi berbentuk lagu atau komposisi

yang mengungkapkan fikiran serta perasaan penciptanya lewat unsur-unsur pokok

musik yakni irama, melodi, harmoni, serta bentuk atau susunan lagu dan ekspresi

sebagai satu-kesatuan. Musik tidak lepas dalam kehidupan manusia salah satunya

dalam aktivitas keagamanaan itu sendiri sebagai fungsi komunikasi dalam Gereja

Katolik.2

Musik dalam gereja katolik telah menjadi bagian dalam sejarah

keselamatan umat Allah dan sangat banyak sekali didalam kitab perjanjian lama

menjelaskan peran musik yang begitu penting dalam hal memuji Allah yang

1Malinowski.1987.”Teori fungsional dan struktural” dalam Koentjaraningrat. Antropologi I.

Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hal 171. 2 Katolik berasal dari kata sifat bahasa yunani (Katholikos), artinya Universal. Gereja Katolik

bermakna Gereja yang berada dalam Persekutuan penuh dengan Uskup Roma terdiri atas

Gereja Latin dan 23 Gereja Katolik Timur, makna inilah yang umum dipahami di banyak

Negara.

2

sangat banyak dalam kitab Mazmur.3

Dalam gereja katolik musik memiliki

perananan penting dalam suatu ibadat, dimana ibadat terdiri dari Ibadat Harian

(pagi, siang dan sore), Ibadat Mingguan, Doa Novena, dan Misa Ekasristi. Selain

Ibadat, gereja katolik juga memiliki istilah “Biara dan Biarawati”. Biara

merupakan suatu tempat tinggal laki-laki seperti para pastor, frater, uskup dan

paus. Biarawati merupakan suatu tempat tinggal suster-suster, yang sehari-harinya

hanya untuk mengabdikan dirinya kepada Tuhan dengan mengikuti aturan-aturan

yang ditetapkan oleh pemimpin tarekat mereka masing-masing.

Salah satu kelompok suster-suster yaitu Kongregasi Susteran Fransiskanes

Santa Elisabeth Medan. Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth merupakan

suatu tempat tinggal atau kelompok biarawati yang mengabdikan dirinya kepada

Tuhan yang memiliki tujuan melayani, memberi pertolongan kepada pasien-

pasien, menolong orang-orang yang menderita dan menyerahkan seluruh

hidupnya hanya kepada Tuhan. Sesuai dengan pelayanan yang diperjuangkan

kongregasi ini dipercayakan pada perlindungan Santa Elisabeth dari Hongaria,

karena Santa Elisabeth diteladani Gereja Katolik sebagai pecinta orang-orang

miskin dan menderita, khususnya orang-orang sakit. Rumah sakit Elisabeth

sendiri merupakan tempat para biarawati-biarawati bekerja, menolong orang-

orang sakit dan juga mendoakannya. Kongregasi Susteran Fransiskanes Santa

Elisabeth memiliki kegiatan doa yang setiap hari dilaksanakan pagi dan sore

untuk menyucikan waktu yang disebut dengan Ibadat harian.

3 Indonesia.blogspot.co.id

3

Ibadat harian merupakan doa sehari-hari yang setiap hari dilakukan dalam

gereja barat pada umumnya untuk menyucikan waktu setiap hari pada jam

tertentu. Ibadat harian juga membantu umat katolik untuk membiasakan diri

beribadat kepada Tuhan dan tidak hanya ketika kita bangun tidur atau hendak

tidur. Tata ibadah yang telah disusun secara sistematis terdapat unsur-unsur

didalam nya yang mencakup: Pembukaan Ibadat Harian, Madah, Pendarasan

Mazmur, Bacaan singkat, Renungan Sabda Allah, Kidung Zakharia, Doa

Permohonan, Doa Penutup, dan Penutup. Kelompok susteran disini memiliki sifat

aktifkonplentatif yaitu Aktif berarti Bekerja dan konplentatif berarti Berdoa4.

maka sebelum memulai hari atau bekerja kelompok ini melaksanakan ibadat

harian pagi begitu juga sesudah berjalannya hari (sore) melaksanakan kembali

ibadat harian sore. Dalam Konstitusi Liturgi Konsili Vatikan II (1962-1965)

mengatakan gereja tiada putusnya memuji Tuhan dan memohon keselamatan

seluruh dunia bukan hanya dengan merayakan Ekaristi, melainkan dengan cara

lain-lain juga terutama dengan mendoakan Ibadat harian.5

. Di dalam ibadat harian, musik menjadi sarana pengungkapan perasaan

hati untuk bersyukur, memuji, memuliakan dan memohon kepada Tuhan dengan

cara bernyanyi bersama disertai dengan alat musik yang disebut organ. Musik

dalam Ibadat harian juga memiliki masa atau waktu lain seperti musik dalam masa

kegembiraan, sedih atau berduka dan bersyukur. Musik dalam masa ke gembiraan

berarti musik yang menyatakan perasaan senang dan bahagia misalnya dalam

4 Wawancara kepada suster Lucia FSE

5Hardawiryana, R. SJ, 1993. “Dokumen konsili vatikan II” Jakarta: Obor

4

pelaksaanaan ibadat harian pada masa Natal dan masa pesta paskah. Berbeda

dengan musik dalam masa Sedih dan berduka berarti bentuk musik disini seperti

perasaan seseorang yang telah kehilangan, seseorang yang kecewa atau yang telah

ditinggalkan yang sama halnya dengan wafat Yesus di kayu salib, musik ini

dimainkan dalam pelaksanaan ibadat harian pada masa Prapaskah dan Jumat

Agung. Sedangkan musik dalam masa bersyukur berarti musik dimainkan

sebagaimana manusia selalu ingin mengucapkan syukur dalam hal apa saja, musik

ini biasanya dimainkan pada masa ibadat harian biasa. Selain konsep musik yang

dapat saya uraikan dapat diketahui juga bahwa berdasarkan dari Teks lagu-lagu

ibadat harian memiliki makna yang pasti dan nyata.

Teks lagu-lagu ibadat harian dapat dilihat dari buku lagu-lagu ibadat

harian itu sendiri yang dimiliki dalam susteran ini. Didalam buku lagu-lagu ibadat

harian terdapat notasi, kata-kata tetapi tidak memiliki judul dalam setiap lagu dan

juga ritem, seperti yang kita ketahui bahwa dalam sebuah lagu atau nyanyian

memiliki judul dan juga ritem atau tempo. Dari lagu-lagu ibadat harian, penulis

ingin menganalisis bagaimana para suster-suster menyanyikan lagu-lagu ibadat

harian. Yang menjadi latar belakang penulis disini ingin menganalisis bagaimana

unsur musikal dan apa makna tekstual lagu-lagu ibadat harian dan bagaimana juga

bernyanyinya suster-suster dengan menggunakan buku lagu-lagu ibadat harian

yang tidak memiliki judul lagu dan juga ritem, maka penulis menuliskannya

dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul: “Analisis Musikal dan Tekstual Lagu-

lagu Ibadat Harian Pada Kongregasi Susteran Fransiskanes Santa Elisabeth

Di Kapela Rs. Santa Elisabeth Medan”. Dalam kelanjutan tulisan ini, penulis

5

akan menyingkat kalimat Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth menjadi

Kongregasi FSE.

1.2. Pokok permasalahan

Berdasarkan uraian dan penjelasan latar belakang diatas, penulis

menentukan beberapa pokok masalah yaitu:

1. Bagaimana unsur musikal lagu-lagu ibadat harian pada Kongregasi FSE?

2. Apa makna tekstual lagu-lagu ibadat harian pada Kongregasi FSE?

3. Bagaimana bernyanyinya suster-suster dengan menggunakan buku lagu-

lagu ibadat harian yang tidak memiliki judul lagu dan juga ritem?

1.3. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis unsur-unsur musik dalam lagu-lagu ibadat harian

pada Kongregasi Frasnsiskanes Santa Elisabeth?

2. Untuk menganalisis makna tekstual lagu-lagu ibadat harian pada

Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth?

3. Untuk menganalisis bagaimana cara bernyanyinya suster-suster dengan

menggunakan buku lagu-lagu ibadat harian yang tidak memiliki judul

lagu dan juga ritem

6

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai modal awal untuk mengasah dan membekali kemampuan

selaku mahasiswi Etnomusikologi, Universitas Sumatera Utara.

2. Sebagai Dokumentasi Kegiatan ibadat harian pada Kongregasi

Fransiskanes Santa Elisabeth.

3. Sebagai Informan dan catatan kegiatan ibadat harian pada Kongregasi

Fransiskanes Santa Elisabeth dan dapat menarik perhatian bagi

masyarakat yang belum mengetahui tentang isi tulisan ini.

4. Sebagai sumber referensi bagi peneliti lain yang memiliki keterkaitan

judul penelitian tentang Musik ibadat harian.

1.5 Konsep dan Kerangka Teori

1.5.1. Konsep

Menurut R. Merton dalam Koentjaraningrat, konsep merupakan defenisi

dari apa yang perlu diamati. Konsep juga merupakan unsur pokok dari suatu

penelitian (Koentjaraningrat,1987:36). Konsep diperlukan untuk memberikan

pemahaman yang sama sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda

antara penulis dan pembaca. Maka dari itu penulis akan menguraikan konsep yang

berhubungan dalam tulisan ini.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka tahun

1991, Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh

7

pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Dengan demikian, kata

analisis dalam tulisan ini berarti hasil analisa dari objek penelitian. Adapun yang

menjadi objek dalam tulisan ini adalah menelaah dan menguraikan Musikal dan

Tekstual Lagu-lagu Puji Syukur Dalam Konteks Ibadat Harian.

Nettl berpendapat bahwa Musik merupakan semacam alat komunikasi,

tentu saja setiap gaya musik mempunyai tanda-tanda (ciri-ciri) yang

menyampaikan suatu makna yang telah dimengerti atau telah diberikan kuncinya

(initialed) . Dari pengertian musik ini, dapat dikatakan bahwa musikal merupakan

suatu ungkapan dari ekspresi manusia yang diolah dalam suatu nada-nada yang

harmonis. Dieter Mack6 juga berpendapat bahwa suatu bunyi dikatakan sebagai

Musik yang tergantung pada pendekatan kata yang pasti bahwa bunyi datang dari

dalam maupun dari luar diri kelompok. Ide bisa berbentuk ide progmatik atau ide

absolut.

Merriam berpendapat teks merupakan bagian yang utuh dari musik dan

terdapat potongan bukti yang jelas bahwa bahasa yang digunakan dalam

hubungannya dengan musik berbeda dari wacana ilmiah biasa. Tekstual berarti

teks dalam lagu-lagu ibadat harian. Buku lagu-lagu ibadat harian digunakan

sebagai pedoman atau alat bantu bernyanyi bersama yang digunakan pada

kelompok susteran ini.

6 Mack Dieter, 1995. Ilmu Melodi. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

8

Ibadat harian kegiatan doa yang wajib dilaksanakan sebelum dan sesudah

bekerja atau melaukan kegiatan atau doa untuk menyucikan waktu, dilaksanakan

pagi, siang dan sore.

Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth merupakan suatu tempat tinggal

berjubah atau kelompok biarawati yang mengabdikan dirinya kepada Tuhan yang

memiliki tujuan melayani, memberi pertolongan kepada orang-orang menderita

dan menyerahkan seluruh hidupnya hanya kepada Tuhan.

1.5.2. Kerangka Teori

Poerdawarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menyebutkan

bahwa teori diartikan sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa (keja-

dian) dan asas-asas, hukum-hukum umum yang dijadikan dasar dan pendapat,

cara-cara dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu. Penulis menggunakan

beberapa teori untuk menganalisis lebih dalam dan menjawab setiap pokok

permasalahan yang ada tulisan ini.

Bentuk dan struktur lagu. Menurut Nettle7 yang dialihbahasakan oleh

Nathalian H.P.D Putra, bentuk adalah hubungan-hubungan diantara bagian-bagian

dari sebuah komposisi, termasuk hubungan diantara unsur-unsur melodis dan

ritmis. Untuk menganalisa sebuah komposisi, terlebih dahulu harus

mengelompokkannya sesuai dengan bagian-bagiannya, patokan-patokan yang

dapat dipakai dalam pembagian tersebut adalah: (1) pengulangan komposisi bisa

dianggap sebagai satu unit; (2) frase-frase dan istirahat; (3) pengulangan dengan

7 Nettle Bruno. 1964. Theory and Method in Ethnomusicology (New York. The Free

Press:1964) hal. 146-147

9

perubahan (umpamanya transposisi lagu atau pengulangan pola ritme dengan

nada-nada lain). Bruno Nettl juga mengatakan bahwa untuk mendeskripsikan

komposisi musikal harus memperhatikan unsur-unsur berikut: (1) perbendaharaan

nada, (2) tangga nada (Inggris: modus), (3) interval, (4) kantur melodi, (5) ritme,

(6) Tempo, dan (7) Bentuk. Teori musik ini di harapkan dapat menuntun dalam

menganalisa data-data dalam tulisan ini.

Allan P Merriam yang menjelaskan kebenaran bahwa musik dan bahasa

saling berkaitan. Bahasa menunjukkan pola-pola umum dari suku-suku kata

bernada tinggi dan bernada rendah, suku-suku kata keras dan lembut, suku-suku

kata panjang dan pendek, dan bahasa-bahasa berbeda yang memberikan tekanan

berbeda untuk faktor-faktor ini. Untuk mendalami makna teks lagul-lagu puji

syukur penulis menggunakan teori semiotik. Istilah kata semiotik ini berasal dari

bahasa Yunani, semeioni. Panuti Sudjiman dan van Zoest (bakar 2006:45-51)

menyatakan bahwa semiotika berarti tanda atau isyarat dalam satu sistem lambang

yang lebih besar. Teori semiotik adalah sebuah teori mengenai lambang yang

dikomunikasikan.

1.6 Metode Penelitian

Dalam rangka mencari atau memperoleh kebenaran yang ilmiah dari suatu

penelitian yang ilmiah maka tentulah diperlukan cara penanganan yang ilmiah

pula cara yang dimaksud disebut metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu

pengejaran akan kebenaran yang dilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan logis

terhadap penemuan, pengesahan maupun penjelasan tentang kebenaran

10

Penelitian adalah suatu kegiatan yang teorganisir atau sistematis guna

memperoleh solusi atau pemecahan satu atau lebih masalah, penelitian tidak lain

dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-

hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang

tepat terhadap masalah tersebut.

Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode

penelitian kualitatif, dalam metode kualitatif, peneliti perlu melibatkan diri dalam

kehidupan subyek. Keterlibatan ini sedikit banyak disebabkan oleh hubungannya

dengan subyek itu. Seperti dikatakan oleh Cottle dalam Bogdan & Taylor

(1973:27):

Memilih metode yang begitu fundamental seperti berbincang-bincang

dengan orang, mendengarkan, berbicara, dan membiarkan percakapan

berjalan sekehendaknya, berarti kehidupan seseorang harus dilibatkan

dalam kehidupan orang lain, sedang perasaannya sendiri timbul karena

bahasa, sejarah, dan cerita orang lain.

Dan bahkan lebih jauh daripada keterlibatan ini, peneliti harus

mengidentifikasikan diri dan bersatu rasa dengan subyeknya sehingga ia dapat

mengerti mereka dengan menggunakan kerangka berpikir mereka sendiri.

Penelitian ini dimaksudkan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara

lengkap, faktual dan teliti mengenai fakta-fakta, sifat hubungan dan hubungan

antar fenomena yang diselidiki (Nasir 1999: 63). Metode ini akan mendasari

penelitian ini khususnya di dalam pengumpulan data maupun penganalisaan d

11

1.6.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dibutuhkan penulis sebagai landasan dalam hal

penelitian yakni dengan mengumpulkan literatur atau sumber bacaan untuk

mendapatkan pengetahuan dasar tentang objek yang di teliti. Sumber-sumber

bacaan ini dapat berupa jurnal, artikel, skripsi/thesis yang berhubungan dengan

nyanyian gereja, buletin, buku seperti Theory and Method in Ethnomusicology

yang dialih bahasakan oleh Nathalian H.P.D.P, The Anthrophology of Music oleh

Allan P Merriam, dan lain sebagainya.

1.6.2 Studi Lapangan

Curt Sachs (1962) dalam Nettle (1964:59) membagi penelitian

etnomusikologis menjadi dua macam pekerjaan, yakni kerja lapangan (field work)

dan kerja meja (desk work). Kerja lapangan mengacu pada kegiatan

mengumpulkan rekaman-rekaman dan memperoleh pengalaman tentang

kehidupan musikal dalam kebudayaan tertentu; sedangkan kerja meja meliputi

transkripsi, analisis, dan penarikan kesimpulan.

Penelitian lapangan tidak hanya mengumpulkan data berupa rekaman-

rekaman dan catatan. Namun, penelitian lapangan juga merupakan pembentukan

hubungan personal antara peneliti dan masyarakat. Studi lapangan yang

digunakan oleh penulis meliputi observasi, wawancara, dan perekaman. Dalam

pengumpulan data cara ini bisa disebut dengan pengumpulan data primer yang

diperoleh dari narasumber dengan teknik wawancara kepada suster-suster dalam

Biarawati Fransiskanes Santa Elisabeth.

12

1.7 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang penulis pilih sebagai lapangan untuk

melakukan penelitian yaitu berada Kongregasi Susteran Fransiskanes Santa

Elisabeth di Kapela Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth Medan. Alasan

penulis memilih lokasi tersebut karena di tempat ini ada salah seorang suster yang

kebetulan bekerja dan menjadi suster di Kongregasi ini dan keluarga saya sendiri,

sehingga penulis berkeinginan untuk mengangkat tulisan ini dari Kongregasi

Susteran Fransiskanes Santa Elisabeth Medan

13

BAB II

GAMBARAN UMUM KONGREGASI

FRANSISKANES SANTA ELISABETH

2.1. Sejarah Berdirinya Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth

Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth didirikan pada tanggal 1 Agustus

1880 di Breda, Belanda oleh Mathilda Leenders. Suster Mathilda Leenders lahir

Di Nijmegen 21 Desember 1825 dengan nama Wihelmina Leenders, ayahnya

bernama Adrianus Leenders dan ibunya Gertrude Saes. Ia dibesarkan dalam

keluarga Katolik yang taat dan saleh. Sejak kecil orang tuanya memperkenalkan

kepadanya hidup menggereja sehingga ia tumbuh menjadi seorang yang beriman,

pribadi yang berwatak kuat, bijaksana, penuh kehati-hatian, ramah, serta peka

pada situasi lingkungan sosial.

Pada tanggal 12 september 1849, Wilhelmina Leenders bergabung suster-

suster Alles Voor Allen yang berarti segalanya untuk semua orang, sekarang

biara itu disebut Biara Maria Mater Dei dari Haagdijk, dengan nama biara Sr. M.

Mathilda Leenders, ia mengucapkan kaul kekal 26 Okotober 1851. Sr. M.

Mathilda Leenders mengabdikan dirinya dengan sepenuh hati untuk melayani

orang-orang sakit dan menderita.

14

2.2. Pendiri dan Awalnya Berdirinya Kongregasi

Situasi masyarakat di Negeri Belanda sekitar tahun 1878-1879 tidak

menguntungkan. Banyak orang sakit yang tinggal dirumah masing-masing dan

tidak mendapatkan perawatan. Oleh karena itu, perawatan orang sakit dari rumah

ke rumah merupakan kebutuhan yang sangat mendesak bagi masyarakat. Keadaan

ini mendorong Mgr. Henricus van Beek, Uskup Breda, yang kemudian dicatat

sebagai inspirator kongregasi, untuk melakukan sesuatu demi keselamatan orang-

orang sakit yang terlantar. Didukung oleh semangat pelayanan yang tinggi dan

tugasnya sebagai Uskup, ia mencari orang yang bersedia melayani orang sakit di

rumah mereka masing-masing. Setelah melalui proses yang panjang, tawaran ini

mendapat tanggapan dari Sr. M . Mathilda Leenders. Sr. M. Mathilda Leenders

berusia 55 tahun ketika memulai pelayanan yang baru. Bukanlah hal yang

gamapng bagi seseorang untuk meninggalkan Biara dan cara hidup yang

sesungguhnya ia cintai. Namun, didorong oleh keprihatinan yang luar biasa, Sr.

M. Matilda Leenders tergerak menyuarakan dan mewujudkan kehendak Allah,

ditengah dunia untuk melayani orang sakit dari rumah ke rumah, yang ditawarkan

Tuhan melalui Mgr. Henricus van Beek.

15

Gambar 2.1. Mgr.Henricus van Beek

Sumber : Hasil Foto Penulis dalam penelitian

Gambar 2.2 : Sr. Mathilda Leenders

Sumber : Www.wikipedia.com

Didukung oleh semnagat lepas-bebas, hamba Tuhan yang bijaksana ini

menentukan pilihan untuk memulai hidup dan pelayanan yang baru. Seorang

suster lain, Sr. M. Anna. van Dun, akhirnya juga memutuskan untuk mengikuti Sr.

M. Mathilda Leenders. Maka pada tanggal 25 Juli 1880, dua suster ini dengan

16

berani menandatangani surat yang menyatakan kerelaannya melepaskan

keanggotaan dari Biara Alles Voor Allen. Lima hari kemudian, tanggal 29 Juli

1880, mereka meninggalkan Biara Alles Voor Allen dan tinggal disebuah rumah

sederhana di Breda. Dalam waktu yang sangat singkat tepatnya 1 Agustus 1880,

Kongregasi baru resmi berdiri dengan nama Kongregasi Religieuze Penitenten

Recolectinen van de Heilige Fransiscus van Asisi,8 dan dipercayakan di bawah

perlindungan Santa Elisabeth Hongaria,9

karena Santa ini diteladani Gereja

Katolik sebagai pencinta orang-otang miskin dan menderita, Khususnya orang-

orang sakit. Secara otomatis Sr. M. Mathilda Leenders menjadi pemimpin

Kelompok baru tersebut.

Kharisma pendiri Fransiskanes Santa Elisabeth memilik kharisma hidup

religius. Kharisma Sr. M. Mathilda Leenders nyata dengan membangun kerajaan

Allah, melalui pelayanan kepada orang-orang sakit dan menderita dari rumah ke

rumah. Ia meniru Yesus yang berjalan keliling menyembuhkan orang-orang sakut.

Ia juga semakin mampu melihat orang-orang yang dilayani sebagai identifikasi

dari Yesus sendiri. Maka, roh yang menjadi penggerak dan sumber inspirasi

utama bagi suster yang tanggap, terjelma dalam perkataan Yesus “ketika aku sakit

kamu melawat aku” (Mat. 25-36). Ungkapan inilah yang senantiasa berbicara,

bergejolak dan membakar seluruh jiwanya serta dipegang teguh sebagai motto

hidupya. Motto ini diwariskan menjadi motto Kongregasi dan Karya-karyanya

hingga saat ini. Dibalik motto ini terungkap kharisma pendiri, yakni: “Daya kasih

8 Nama pertama sejak awal berdirinya Kongregasi. Dari nama tersebut dikenali langsung bahwa

kongregasi ini pengikut St. Fransiskus Asisi, sebagai Peniten Rekolek. 9 Adakalanya Elisabeth disebut dengan nama suaminya (Ludovikus atau Louis) pangeran dari

Thuringia.

17

kristus yang menyembuhkan orang-orang kecil dan menderita sampai rela wafat

di kayu salib”. Ungkapan ini nyata dari cara hidupnya sebagai peniten rekolek. Ia

menekankan empat pilar pentig dari kharismanya yang mendasari seluruh hidup

doa dan kebersamaan dengan suster-susternya, terutama bagi orang-orang yang

dilayani. Keempat pilar yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Kasih

Menyembuhkan

Kepeduliaan kepada orang-orang “Kecil” dan menderita

Salib

2.3. Perubahan Nama dan Arti Logo kongregasi Fransiskanes Santa

Elisabeth.

Sejak rumah induk di berkati dan para suster tinggal di dalamnya, nama

Kongregasi diganti menjadi “ Kongregatie Fransiskanessen van de Heilige

Elizabeth”, di indonesia disebut “ Kongergasi Fransiskanes Santa Elisabeth”

disingkat FSE. Hingga kini dan sampai kapanpun nama ini akan tetap

dipertahankan dan diabadikan sebagi warisan sejarah di atas pintu utama rumah

baru, diukir logo dan motto Kongregasi, mat. 25:36 yang berbunyi: “ Ik was zie

en gij hebt mij bezocht” ( ketika aku sakit kamu melawat aku ). Logo ini memiliki

arti yang mendalam bagi Kongregasi maupun karya-karya perutusannya, yakni :

18

Gambar 2.3 : Logo Kongregasi

Sumber: www.wikipedi.com

Arti dalam logo Kongregasi :

o Dua tiang:

Kekuatan kasih Tuhan yang menopang dan mengangkat harkat dan

martabat manusia yang dicintainya.

o Setengah Lingkaran:

Ikatan kesatuan dengan Tuhan, Kongregasi dan orang-orang yang dilayani.

o Perempuan:

Suster FSE dipanggil memberikan pelayanan penyembuhan dengan Kasih

o Kerudung:

Kesetiaan, kesederhanaan, kemurnian dan pengorbanan

o Tempayan:

Rahmat Kasih Tuhan yang harus dibagikan

o Orang yang duduk:

19

Penderita yang membutuhkan pelayanan penyembuhan dengan kasih

2.4. Kehidupan dan Perkembangan Kongregasi FSE

Adalah wajar kalau pada awal kongregasi baru ini berkekurangan secara

finansial. Menyaksikan situasi tersebut masyarakat sekitar menaruh simpati, dan

membantu pelayanan para suster dengan berbagai cara. Dan untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari, selain melayani orang sakit dari rumah ke rumah, para

suster juga bertani, beternak dan melakukan pekerjaan tangan; menjahit,

menambal kain dan membuat baju pengantin. Demikianlah, segala jenis pekerjaan

mereka lakukan dengan rajin dan gembira. Mereka bekerja keras tanpa kenal

lelah, dan sambil bekerja mereka berdoa rosario.

Pelayanan kepada orang sakit dari rumah kerumah berkembang pesat.

Banyak orang meminta para suster untuk jaga malam bagi orang sakit dirumah-

rumah. Karena begitu banyak orang sakit yang harus dirawat dirumah masing-

masing, dan tempatnya cukup jauh dari biara, maka banyak suster-suster harus

tinggal bersama keluarga tersebut. Sebagai ibu, Sr. M. Mathilda Leenders, setia

tinggal sendiri di komunitas mengurus kebutuhan para suster dan menunggu

kehadiran suster-susternya. Ia berusaha mengunjungi dan menyapa para susternya

yang sibuk melayani orang sakit. Pada saat suster-suster melayani orang sakit dari

rumah ke rumah, mereka juga menjadi tempat mengadu bagi para penderita.

Mereka mendengarkan jeritan hati serta keluhan, penderitaan dan kemiskinan

yang dialami. Tak jarang para suster memberikan apa yang mereka miliki di biara

untuk membantu keluarga-keluarga yang miskin.

20

Kesibukan sehari-hari yang sungguh menyita waktu para suster, tidak

mengurangi semangat hidup religius mereka sebagai peniten rekolek. Mereka

tetap mencari waktu untuk membiara relasi dengan Tuhan, melalui doa pribadi,

doa bersama, meditasi dan doa rosario. Dan paling utama adalah perayaan

Ekaristi, sebagaimana tertuang dalam konstitusi, bagi para suster sakramen

ekaristi menjadi yang hakiki bagi hidup religius. Sebagai peniten rekolek, para

suster menghayati hidup askese, penyangkalan iri dan keugaharian.

Seiring perjalanan waktu kongregasi berkembang terus, baik dalam karya

maupun keanggotan. Perkembangan ini menuntut tanggung jawab dan organisasi

yang lebih teratur. Oleh karena itu, Sr. M. Mathilda Leenders meminta dan

menunjuk Sr. M. Aloysia dan Sr. M. Yosephina Beaweleux untuk mendampingi

dan sekaligus menjadi penasihatnya.

Pada tahun 1889 Sr. M. Mathilda Leenders meminta berhenti sebagai

pemimpinan umum karena kesehatannya mulai menurun. Tanggal 4 November

1894, ia meninggal dunia dalam usia 69 tahun. Kepergiannya menaruh kesedihan

yang mendalam bagi para susternya dan semua orang yang pernah mengenalnya.

Ia dikebumikan di pemakaman Zuylen, Breda.

Kongregasi Susteran Fransiskanes Santa Elisabeth merupakan suatu

tempat tinggal atau kelompok biarawati atau suster-suster yang mengabdikan

dirinya kepada Tuahan yang memiliki tujuan melayani, memberi pertolongan

kepada pasien-pasien, menolong orang-orang yang menderita dan menyerahkan

seluruh hidupnya hanya kepada Tuhan. Sesuai dengan pelayanan yang

21

diperjuangkan kongregasi ini dipercayakan pada perlindungan Santa Elisabeth

dari hongaria, karena Santa Elisabeth diteladani Gereja Katolik sebagai pecinta

orang-orang miskin dan menderita, khususnya orang-orang sakit. Rumah sakit

Elisabeth sendiri merupakan tempat para biarawati-biarawati bekerja, menolong

orang-orang sakit dan juga mendoakannya.

Kongregasi Susteran Fransiskanes Santa Elisabeth memiliki kegiatan doa

yang setiap hari dilaksanakan pagi dan sore untuk menyucikan waktu yang

disebut dengan Ibadat harian. Kongregasi ini memiliki sifat Aktifkoplentatif,

dimana Aktif berartai bekerja dan Koplentatif berarti Berdoa. Maka sebelum

memulai hari atau beraktivitas, suster-suster ini melaksanakan ibadat pagi begitu

juga sesudah berjalannya hari melaksanakan kembali ibadat sore dan ibadat ini

setiap hari dilaksanakan begitu dalam hari-hari besar seperti masa prapaskah dan

paskah, bulan Maria, hari besar Kemerdakaan Indonesia 17 Agustus, Natal, Tahun

Baru dan Lain sebagainya. Tujuan Ibadat harian yaitu menyucikan waktu setiap

hari pada jam tertentu dan juga mendoakan mewakili selurh Dunia, disini maksud

Kongregasi dalam mendoakan mewakili seluruh Dunia, bahwa suster-suster ini

berdoa untuk masyarakat, umat atau kerabat yang belum menyempatkan dan

membiasakan Doa Ibadat Harian, misalnya orang yang lagi kesusahan, tersakiti,

putus asa, dan jauh dengan Tuhan. Ketekunan dan kedisiplinan yang kuat

merupakan prinsip pada Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth semakin maju

dan berkembang.

22

Gambar 2.4 : Para Biarawati Fransiskanes Santa Elisabeth

Sumber : Foto dari Informan

Gambar 2.5 : Para Biarawati FSE

Sumber : foto dari informan

23

Gambar 2.6 : Kapel Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth

Sumber :Hasil foto penulis pada saat penelitian

2.5. Sejarah Rumah sakit Santa Elisabeth

Gambar 2.7 : RS. Santa Elisabeth

Sumber : Www.wikipedia.com

24

Pada tahun 1922, Mgr.Mathias Brans pemimpin misi di Sumatea ingin

mengembangkan pelayanan di daerah misinya, khususnya di bidang pelayanan

kesehatan. Untuk rencana tersebut beliau meminta tenaga dari negeri Belanda,

melalui Mgr. Hopmans, yang pada akhirnya memilih Kongregasi Fransiskanes

Santa Elisabeth di Breda. Pilihan ini dirasa sangat tepat karena Suster FSE sudah

berpengalaman dalam hal merawat orang sakit. Disamping itu, Kongregasi ini

dianggap cukup kuat untuk menopang pelayanan didaerah misi baik secara

finansial maupun relasional.

Setelah memalui proses panjang dan perjuangan yang serius akhirnya

tawaran yang di pandang sebagai kehendak Allah diterima dengan baik oleh

Muder Assisia (Pemimpin Kongregasi FSE waktu itu) dengan hati terbuka.

Maka pada suatu hari di musim gugur tahun 1924, Muder Assisia

menguumkan bahwa sudah diputuskan Kongregasi FSE akan bermisi ke

Nederlands Oost Indie (Indonesia), tetapi siapa suster yang menjadi misionaris

belum diketahui secara pasti.

Tugas mulia ini pertama-tama ditawarkan kepada semua suster. Setelah

melalui proses yang cukup panjang dalam bimbingan Roh Allah, akhirnya 16 Juli

1924 diutus 4 suster (Sr. Phia, Sr. Philotea, Sr.Gonzaga dan Sr. Antonette)

berangkat ke Indonesia. Pada tanggal 29 september 1925 FSE hadir di Indonesia,

khususnya di Medan. Keempat misionaris diatas pertama kali tinggal disebuah

rumah kecil di Jl. Wasir yang sekarang dikenal Jl.Kolonel soegiono 8 Medan,

yang dikontrak oleh pastor de Wolf. Mereka tinggal di rumah ini selama 4 bulan,

25

lalu pindah ke Jl. Padang Bulan yang sekarang dikenal dengan Jl. S.Parman

Komplek SMA Santo Thomas.

Dari rumah inilah mereka pergi kerumah-rumah untuk merawat orang-

orang sakit, sekaligus rumah ini juga menjadi tempat perawatan orang sakit yang

datang berobat. Demikian dari hari ke hari Kongregasi berkembang pesat di

Indonesia, kini telah berkarya di enam keuskupan. Kongerasi FSE akhirnya

menjadi kongregasi yang mandiri Pada tanggal 17 November 2000 dan

mempunyai rumah induk di Jl. Imam Bonjol 38 Medan, dengan jumlah anggota

161 orang.

Pada tanggal 11 Debruari 1929, Rs. St. Elisabeth dibangun (peletakan

batu pertama) dan rumah Suster di Jl. Imam Bonjol. Pada tanggal 19 November

1930 Rumah Sakit Santa Elisabeth diresmikan, maka itu ada semboyan “Dibalik

penderitaan ada rahmat”. Pada tanggal 01 Februari 1934 rumah istirahat untuk

penderita TBC dan mengasuh anak-anak dibangun di Berastagi (St. Induriva)

pelayanan terhadap orang-orang sakit semakin nyata dan melebar.

Ke empat Suster Misionaris pertama tinggal di Jl. Wazir (Jl. Kolonel

sugiono No.8 Medan) kemudian pindah ke Jl. Padang Bulan. Adapun tugas-tugas

para Suster Misionaris tersebut adalah merawat orang sakit dari rumah ke rumah.

Disamping itu mereka juga melayani para pasien yang datang ke rumah

(poliklinik kecil). Beberapa bulan kemudian mereka membangun asrama untuk

menampung anak-anak miskin, terlantar dan yang tidak jelas orang tua asuhnya.

Budaya, makanan, iklim, bahasa, suku sangat berbeda dengan negara asalnya.

26

Semua harus belajar, belajar dengan budaya, bahasa serta kesulitan makanan

dihadapi dengan doa, sharing dan pasrah dan semangat persaudaraan (hadir dalam

komunitas/mereka jarang mengeluh, tetap ceria, bersemangat dan ugahari).

Masa Perang Jepang

Para Suster Misionaris tidak mudah berkarya, karena situasi politik,

situasi perang oleh jepang. Keadaan perang memaksa suster-suster misionaris

menyerahkan Rumah Sakit Santa Elisabeth ke tangan tentara Jepang untuk

menjadi markas tentara Jepang. Tiga tahun lamanya mereka tinggal di Kamp.

Tahanan, tetapi suster-suster tetap merawat orang-orang sakit, menghibur orang

yang ditinggal kamp, mengingatkan mereka berdoa dan menjalin hubungan erat

dengan Tuhan, yang merupakan sumber kekuatan dan penghiburan dalam

penderitaan mereka dalam kamp tahanan tersebut.

Pada tahun 1945 perang berakhir, maka Suster-suster dibebaskan.

Suster-suster dikembalikan ke RS dan tinggal di Jl. Imam Bonjol no 38. Medan.

Rumah Sakit Santa Elisabeth mulai berjalan lancar dan teratur. Tenaga-tenaga

Suster muda mulai berdatangan dari Belanda, karena pasien-pasien semakin

banyak. Mereka masih bekerja di bawah pengawasan pemerintahan Belanda. Pada

tanggal 04 Mei 1950 atas kesepakatan dr. T. Mansyur dgn Dienst Van Volks

Gezondheid secara resmi Rumah Sakit Santa Elisabeth diserahkan kembali

kepada Suster-suster FSE.

27

BAB III

IBADAT HARIAN PADA KONGREGASI

3.1. Pengertian ibadat harian

Gereja katolik mengenal apa yang disebut dengan ibadat

harian/Ofisi/Brevier. Ketiga kata ini sebenarnya maknanya sama. Disebut ibadat

harian karena ibadat ini membagi satu hari kedalam 7 jam ibadat, istilah ini adalah

padanan istilah latin “Liturgis Horarum”, sementara itu, istilah ofisi (ilahi) adalah

padanan istilah latin “Officium Divina” atau dapat diterjemahkan sebagai “Tugas

Ilahi”. Disebut demikian, karena ofisi itu adalah tugas resmi dari seseorang yang

hidup membiara. Sedangkan istilah breiver berasal dari kata breiviarum yang

berarti ikhtisar jam-jam kanonik.

Banyak umat katolik menggunakan ofisi, baik dalam bentuk lengkap

maupun ringkas. Taize, sebuah komunitas iman di Perancis, menerbitkan Ibadat

Harian yang telah disederhanakan. Ibadat Harian membantu umat kristen katolik

untuk membiasakan diri beribadat kepada Tuhan sepanjang hari dan tidak hanya

ketika kita bangun atau hendak tidur. Ibadat harian adalah doa yang baik sekali

digunakan dalam kelompok-kelompok doa.

Ofisi adalah bagian dari “Peraturan Hidup” yang ditetapkan oleh santo

Benediktus dari Nursia. Pada abad kelima St. Benediktus menghimpun para

pertapa dalam suatu komunitas (komunitas = kelompok atau kumpulan) yang

pertama di Eropa. Ia menetapkan para biarawan dan biarawati berdoa empat

28

hingga delapan jam sehari, tidur delapan jam dan menggunakan waktu selebihnya

untuk bekerja dan belajar.

Santo Benediktus. Beliau dikenal sebagai Bapak Monastik, pendiri cara

hidup membiara di Eropa Barat, peletak dasar-dasar aturan bagi ordo dan

komunitas biara. Hingga kini aturan-aturan yang dibentuknya lebih dari 15 abad

lalu tetap menjadi dasar hidup ordo dan komunitas biara, bukan saja di gereja

katolik, tetapi juga di gereja Ortodoks dan Anglikan. Untuk menghormatinya

pula, Kardinal Ratzinger memakai namanya sesudah ia terpilih mwmangku

jabatan Paus, yaitu sebagai Paus Benediktus XVI, Santo Benediktus dilahirkan

pada tahun 480 di Nursia, Italia Tengah. Ia berasal dari keluarga Italia yang kaya,

Benediktus terlahir sebagai anak kembar. Saudara kembarnya adalah seorang

wanita yang juga hidup suci dan dikenal sebagai Santa Skolastika. Sebenarnya

saudara kembarnya lah yang mengikuti lebih dulu panggilan Tuhan. Sebagai

seorang religius yang mengabdi Tuhan dan sesama, barulah kemudian Benediktus

terpanggil juga.

Ofisi adalah bagian dari “Peraturan Hidup” yang ditetapkan oleh Santo

Benediktus. Ia menetapkan para biarawan berdoa empat hingga delapan jam, tidur

delapan jam dan menggunakan waktu selebihnya untuk menggunakan waktu

untuk bekerja dan belajar. Jam-jam tersebut ialah: Matins, saat fajar; Prime saat

mulai bekerja; Tercee jam 9:00, Sext siang hari; None jam 3 sore; Vespers saat

matahari tebenam; dan Compline sebelum tidur.

29

Kita telah terbiasa mendengar semboyan “ora et labora” yang berarti

“berdoa dan bekerja” namun mungkin saja kita tidak menyadari bahwa semboyan

itu sebetulnya adalah salah satu pedoman /peraturan hidup membiara yang ditulis

oleh Santo Benediktus. Motto “ora et labora” dan “pax” yang berarti perdamaian

seungguhnya adalah juga motto ordo Benediktus, ordo yang pertama kalinya

mengadopsi Peraturan Santo Benediktus atau Regula Benedicti dalam bahasa

latin.

3.2. Sejarah Ibadat Harian

Dalam Puji Syukur (Buku nyanyian dan tata perayaan ibadat orang

katolik), pada bagian kebiasaan orang kristen salah satunya dikatakan adalah

melaksanakan Ibadat Harian. Dalam hal ini Konstitusi Liturgi Konsili Vatikan II

mengatakan: “gereja tiada putusnya memuji Tuhan dan memohon keselamatan

seluruh dunia bukan hanya dengan merayakan Ekaristi, melainkan dengan cara-

cara lain juga, terutama dengan mendoakan Ibadat Harian” (SC 83).

Ibadat harian atau Ofisi disusun sedemikian rupa sehingga seluruh kurun

hari dan malam disucikan dengan pujian kepada Allah, kegiatan ini dilaksanakan

oleh para Imam, orang lain yang atas ketetapan gereja maupun umat beriman (bdk

SC 84). Maka dari itu semua orang yang mendoakan ibadat harian menunaikan

tugas gereja maupun ikut serta dalam kehormatan tertinggi mempelai Kristus.

Sebab seraya melambungkan pujian kepada Allah mereka berdiri dihadapan tahta

Allah atas nama Bunda gereja (SC 85). Kecuali itu sebagai doa resmi gereja

Ibadat Harian atau Ofisi menjadi sumber kesalehan dan membekali doa pribadi.

30

Oleh karena itu para Imam dan semua orang lain yang ikut mendaras Ibadat

Harian atau Ofisi diminta dalam Tuhan, supaya melaksanakannya hati mereka

berpadu dengan apa yang mereka ucapkan. Supaya itu tercapai dengan lebih baik,

hendaknya mereka mengusahakan pembinaan yang lebih mendalam tentang

Liturgi dan Kitab Suci, terutama Mazmur-mazmur (SC 90). Dengan memanjatkan

Ibadat Harian kita menunjukkan wajah gereja yang berdoa. Doa-doa dalam Ibadat

Harian adalah doa-doa yang diinspirasikan dari Roh Kudus, karena berasal dari

kitab suci khususnya Mazmur Daud.

Asal mula doa Ibadat Harian atau Ofisi dari Kitab Suci dan Sejarah:

1. Contoh dari Yesus dan kitab suci yang juga menunjukkan adanya doa pada

jam-jam tertentu “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan

pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.”(Mrk 1:35)

2. “TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi

aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.” (Mazmur

5:3)

3. “Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi.”

(Luk 4:42)

4. “Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang....” (1 Raja 18:36)

5. “Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku

yang terangkat seperti persembahan korba pada waktu petang.” (Maz 141:2)

31

6. “Inilah korban sejati yang diwariskan oleh Tuhan, penyelamat, waktu sore

ketika sedang mengadakan perjamuan dengan para rasul untuk memulai

misteri suci gereja[ekaristi]” (Puji Syukur, Pengantar ibadah sore, hal 51)

7. “ Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri, ketika hari sudah malam,

Ia sendirian disitu.” (Mat 14:23)

8. Diambil alih dari kebiasaan umat Israel berdoa, kebiasaan ini diambil alih

oleh gereja, sehingga memiliki sifat khas (bisa dilihat dari kutipan PL di atas

dan keluaran 29:38-42 dan Bilangan 28:3-8). Umat Israel pada masa

pembuangan juga memiliki kebiasaan berdoa pada jam-jam tertentu (lihat

Daniel 6:10;6:13)

9. Pada mulanya, Ibadat harian atau Ofisi dilaksanakan bersama-sama pada

gereja atau komunitas tertentu [biarawan/biarawati], tetapi karena sibuknya

petugas gereja sehingga gereja barat mengembangkan breviarium

(=brevir,brief,singkat) yaitu bentuk singkat Ibadat harian untuk didoakan

sendiri [walaupun dapat didoakan dalam komunitas]. Ibadat harian ada pada

gereja Katolik [Barat dan Timur] serta gereja-gereja ortodoks.

10. Ofisi singkat seperti ofisi singkat st. Perawan Mari dikembangkan bagi

mereka yang tidak terikat kewajiban mendoakan ofisi akan tetapi hendak

mendoakan ofisi tsb dengan intensi tertentu dalam hal ini memohon

pertolongan Maria. Ofisi singkat dikembangkan berdasarkan brevir, itulah

mengapa ofisi singkat juga menjadi bagian dari doa resmi gereja.

32

3.3. Ibadat Harian pada Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth

Untuk memulai mendaraskan/mendoakan/menyanyikan Ibadat Harian,

maka ada tiga cara yang dapat dilakukan:

1. Mendarasakan Ibadat Harian menggunakan struktur Ibadat Harian dari

Puji Syukur (Ada Ibadah Pagi,Sore dan Penutup)

2. Menggunakan Ibadat Singkat St. Perawan Maria yang mudah untuk

digunakan dan dapat ditemukan di toko buku terdekat.

3. Menggunakan Buku Ibadat Harian menurut Ritus Roma. Buku ini

digunakan oleh para Biarawan dan Biarawati serta merupakan doa

wajib bagi para klerus. Buku ini juga dapat digunakan oleh siapapun

yang tertarik untuk mendaraskan Ibadat Harian. Untuk memperolehnya

dapat mencari ditoko buku baru rohani Katolik yang terdekat sampai

yang terjauh (Toko Buku Obor, Lumen, Dioma, Dll), karena cukup

langka bukunya (tidak banyak dicetak).

Berikut ini, urutan Doa yang penulis pilih untuk dianalisis adalah Doa Ibadat

Harian dengan keseluruhan dari teks Ibadat pagi hari senin, dalam buku ibadat

harian satu pekan.

3.3.1. Pembukaan

Ketika doa ibadat harian sudah dimulai maka untuk memulai doa tersebut

biasanya dimulai dengan sebuah seruan pembukaan yang dipimpin oleh

33

seorang pemimpin doa, yaitu dengan membuat tanda salib sebagaimana

kebiasaan orang katolik. Kemudian dilanjutkan dengan ritual nyanyian

pembukaan dengan tehnik chanting sebagai berikut :

Pemimpin : Ya Allah, bersegeralah menolong aku

Umat : Tuhan, perhatikanlah hambaMu.

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh

kudus seperti pada permulaan sekarang selalu dan

sepanjang segala abad. Alleluya.

3.3.2. Madah

Madah adalah nyanyian pembukaan yang pada umumnya setelah penulis

amati madah yang terdapat pada doa ibadat harian berbentuk sajak, namun tanpa

menggunakan sampiran atau makna kiasan karena baris pertama hingga baris

keempat adalah isi. Madah yang penulis ini bersajak AA BB. Madah dinyanyikan

setelah selesai membacakan bait mazmur pembukaan. Madah dinyanyikan oleh

seluruh peserta yang ikut dalam doa ibadat harian/ofisi.

Sumber cahaya mulia

Yang menerangi dunia

Malam kau hentikan sudah

Kau terbitkan fajar cerah

Engkau terangi sejati

Melebihi matahari

Dasar lubuk hati kami

Kau sinari kau selami.

Terangilah diri kami

Ya bapa yang murah hati

Dengan rahmat dan kasihMu

Agar selamat selalu.

Terpujilah Allah Bapa

34

Bersama Putera tercinta

Dalam ikatan Roh suci

Sepanjang seluruh hari. Amin.

3.3.3. Pendarasan Mazmur

Pendarasan mazmur atau menyanyikan mazmur adalah nyanyian

berbentuk mazmur antifonal, namun dalam hal ini yang saling bersahut-sahutan

bukanlah antara solois dengan umat melainkan antara umat dengan umat itu

sendiri, dalam menyanyikannya terdapat dua kelompok umat didalam ruangan doa

ibadat harian tersebut, pembagian kelompok ini tidak terlalu terlihat didalam

ruangan doa itu, dalam hal ini ruangan yang dipakai adalah kapel, karena kapel

tersebut tidak memiliki batas pemisah seperti halnya dalam gereja, jadi pembagian

kelompok tersebut hanya berdasarkan pekiraan antara sebelah kiri dan sebelah

kanan saja, dimana bagian antara kiri dan bagian kanan kelompok umat tersebut

diberi jarak sehingga terlihat lebih lapang. Sehingga dapat diketahui kelompok

yang akan melakukan Doa Mazmur antifonal tersebut.

Dalam Doa ibadat harian ini terdapat tiga antifon atau teks mazmur dan

kidug yang akan dipakai sebagai doa, yaitu antifon pertama, antifon kedua dan

antifon ketiga. Sama halnya dengan pendarasan mazmur pembuka di atas, ketiga

antifon tersebut akan diawali atau dimulai oleh seorang solois atau pemimpin

antifon, pemimpin antifon tersebut akan menyanyikan mazmur pada baris pertama

teks mazmur dan selanjutnya diikuti oleh satu kelompok pertama pada baris kedua

kemudian disambung oleh kelompok kedua pada baris ketiga dan keempat, begitu

35

seterusnya kedua kelompok bersahut-sahutan hingga teks mazmur tersebut selesai

dinyanyikan.

Berikut ini penulis telah menuliskan isi dari ketiga antifon yang dipakai

dalam doa ibadat harian oleh biarawati Fransiskanes Santa Elisabeth.

PENDARASAN MAZMUR

P : Pemimpin

A : Kelompok pertama

B : Kelompok kedua

Antifon Pertama (Mazmur 5, 2-10, 12-13) Doa pagi mohon pertolongan.

Pemimpin :KepadaMu aku berdoa, ya Tuhan; waktu pagi Engkau

mendengarkan seruanku.

M.P. Orang yang berlindung padaMu akan bersukacita dan bergembira selama-

lamanya, alleluya.

Orang yang menerima sabda dalam hatinya, akan bersorak-sorai selama-

lamanya.

A: Dengarkan kata-kataku, ya Tuhan,*

Indahkan keluh kesahku.

B: Perhatikanlah permohonanku,*

Ya rajaku dan Allahku.

KepadaMu aku berdoa, ya Tuhan,+

A: Waktu pagi Engkau mendengar seruanku,*

Sejak pagi aku mengharapkan belaskasihMu.

B: Sebab Engkau bukan Allah yang berkenan akan kejahatan,*

Orang jahat tidak boleh bertemu padaMu.

A: Orang berdosa tak dapat bertahan di hadapan pandanganMu,*

Engkau membenci orang yang melakukan kejahatan.

B: Pembohong kau binasakan,*

Engkau muak akan penumpah darah dan penipu.

A: Tapi aku, berkat kasih setiaMu yang besar,*

Akan masuk kedalam rumahMu.

B: Aku sujud ke arah rumahMu yang kudus,*

Penuh khidmat, ya Tuhanku.

36

A: Bimbinglah aku dengan setia, karena banyaklah lawanku,*

Ratakanlah jalanMu dihadapanku.

B: Sungguh, tak ada yang jujur pada mulut mereka, *

Batinnya penuh rencana busuk.

A: Tenggorokannya bagaikan kubur ternganga,*

Lidah mereka licik merayu.

B: Tetapi orang yang berlindung padaMu akan bersukacita,*

Dan bergembira selama-lamanya.

A: Karena lindunganMu bersukarialah,*

Mereka yang mengasihi namaMu.

B: Sebab Engkau memberkati orang takwa, ya Tuhan,*

Engkau melingkupi mereka dengan perisai cintaMu.

Antifon kedua (1 taw 29, 10-13 ) Hanya Allah yang harus

dimuliakan

Pemimpi :Kami memuji namaMu ya mulia, ya Allah.

M.P. Engkaulah raja, ya Tuhan, unggul melampaui semua penguasa, alleluya.

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus (Ef 1,3).

A: Tepujilah Engkau, ya Tuhan, selama-lamanya,*

Allah israel, Allah leluhur kami,

B: Engkaulah, ya Tuhan, luhur dan perkasa,*

Gemilang dan berseri semarak.

Sebab milikMulah langit dan bumi,+

A: BagiMulah kerajaan, ya Tuhan.*

Engkau unggul melampaui semua penguasa.

B: Kekayaan dan kemuliaan berasal dari padaMu,*

Dan segala kau kuasai.

A: Di tanganMulah kekuatan dan keperkasaan,*

Segala yang jaya karya tanganMu.

B: Maka kini kami bersembah sujud, ya Allah.*

Dan memuji namaMu yang mulia.

Antifon ketiga (Mazmur 28 (29) Pujian bagi sabda Tuhan

Pemimpin : Sujudlah kepada Tuhan dengan hormat dan khidmat.

M.P. Tuhan bersemayam sebagai raja selama-lamanya, alleluya.

Terdengarlah suara dari langit: “inilah Puteraku tercinta. Aku sangat berkenan

kepadaNya” ( Mat 3, 17).

37

A: Sampaikanlah kepada Tuhan, hai penghuni surga,*

Sampaikanlah kepada Tuhan kemuliaan dan kekuasaan,

B: Sampaikanlah kepada Tuhan kemuliaan namaNya,*

Sujudlah kepadaNya dengan hormat dan khidmat,

A: Suara Tuhan di atas langit,*

Allah yang mulia bergemuruh di angkasa raya,

B: Suara Tuhan penuh kekuatan,*

Suara Tuhan penuh semarak.

A: Suara Tuhan mematahkan pohon-pohon jati,*

Menumbangkan jati raksasa.

Suara Tuhan membuat gunung melonjak-lonjak,

B: Bagaikan anak lembu,*

Dan bukit bagaikan anak kuda.

A: Suara Tuhan meledakkan mata petir,*

Dan menggetarkan padan gurun.

B: Suara Tuhan menggoyangkan pohon,*

Merontokkan dedaunan hutan,

A: Maka dalam rumah Tuhan,*

semua berseru: Mulia! Mulia!

B: Tuhan bertahta disurga,*

Bersemayam sebagi raja selama-lamanya.

A: Tuhan memberikan kekuatan kepada umat,*

Umat diberkatinya dengan damai sejahtera.

Apabila tonus atau nada yang dipakai hanya berbenuk atau berpola 2 baris

maka untuk menyanyikannya antifon terseut masin-masing kelompok akan

menyanyikan hanya 2 baris, dan apabila tonus atau nada yang dipakai berpola 4

baris saja dan kemudian dilanjutkan oleh kelompok lain baris berikutnya sebanyak

4 baris, kemudian kembali lagi pada kelompok pertama untuk menyanyikan 4

baris, demikian seterusnya hingga selesai dan setiap akhir antifon selalu ditutup

dengan doa kemuliaan, yaitu:

.....Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh kudus, seperti pada

permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

Teks antifon dengan pola 2 baris:

A: Sampaikanlah kepada Tuhan, hai penghuni surga,*

Sampaikanlah kepada Tuhan kemuliaan dan kekuasaan,

38

B: Sampaikanlah kepada Tuhan kemuliaan namaNya,*

Sujudlah kepadaNya dengan hormat dan khidmat.

Teks antifon dengan pola 4 baris:

A: BagiMulah kerajaan, ya Tuhan.*

Engkau unggul melampaui semua penguasa.

Kekayaan dan kemuliaan berasal dari padaMu,*

Dan segala kau kuasai.

B: Di tanganMulah kekuatan dan keperkasaan,*

Segala yang jaya karya tanganMu.

Maka kini kami bersembah sujud, ya Allah.*

Dan memuji namaMu yang mulia.

Pada teks antifon terdapat tanda atau simbol tersendiri yaitu simbol atau

tanda bunga (*) menandakan tanda berhenti atau semacam fungsi titik (.) dalam

tulisan, kemudian tanda tambah (+) berfungsi untuk istirahat sebentar sebelum

melanjutkan kebaris berikutnya atau semacam fungsi koma (,) dalam tulisan.

3.3.4. Bacaan dan Lagu Singkat

Bacaan singkat adalah teks yang diambil dari Alkitab, dan dibacakan

setelah selesai menyanyikan Mazmur antifon. Didalam buku brevari, bacaan

singkat tersebut telah ada tertulis, namun apabila ada kepentingan lain maka

pemilihan bacaan dapat dipilih dari teks Alkitab tersendiri. Sedangkan untuk lagu

singkat adalah nyanyian yang dinyanyikan sama seperti menyanyikan mazmur

antifon, perbedaan antara mazmur antifon dengan lagu singkat ini adalah teks

yang dipakai, pada antifon teks yang dipakai diambil dari teks mazmur dan

kidung sedangkan untuk lagu singkat teks yang dipakai adalah teks doa biasa dan

39

tidak bersumber dari teks mazmur atau kidung. Berikut ini adalah contoh teks dan

bacaan singkat dan lagu singkat.

BACAAN SINGKAT (2 Tes 3, 10b-13)

Jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Kami mendengar

bahwa di antara kamu ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak

bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang

yang demikian kami peringatkan dan kami nasihati dalam Tuhan Yesus

Kristus, supaya tetap melakukan pekerjaannya dengan tenang, dan makan

rejekinya sendiri. Dan kamu, saudara-saudara, janganlah kamu berbuat

baik.

LAGU SINGKAT

P : Terpujilah Tuhan* Dari awal mula sampai selama-lamanya.

Umat : Terpujilah Tuhan.

P : Sebab agunglah karya tanganNya.

Umat : Dari awal sampai selama-lamanya.

P : Kemulian kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus,

Umat : Terpujilah Tuhan.

3.3.5. Kidung Zakaria

Adapun yang terdapat pada bagian dari Doa ini yakni diambil dari teks

Alkitab perjanjian Baru yaitu dari injil Lukas 1, 68-79. Sama seperti

menyanyikan antifon diatas dan masih tetap tergantung pada pola tonus yang

dipilih. Berikut adalah teks Kidung Zakaria :

KIDUNG ZAKARIA

P : Terpujilah Tuhan, Allah Israel,*

A : Sebab Ia mengunjungi dan membebaskan umatNya.

B : Ia mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa,*

Putera Daud hambaNya.

A : Seperti dijanjikanNya dari sediakala,*

Dengan perantara para nabiNya yang kudus.

B : Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita,*

Dan dari tangan semua lawan yang membenci kita.

40

A : Untuk menunjukkan rahmatNya kepada leluhur kita,*

Dan mengindahkan perjanjianNya yang kudus.

B : Sebab Ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita,*

Akan membebaskan kita dari tangan musuh.

A : Agar kita dapat mengabdi padaNya tanpa takut,*

Dan berlaku kudus dan jujur dihadapanNya seumur hidup.

B : Dan Engkau, Anakku, akan disebut nabi Allah yang mahatinggi,*

Sebab Engkau akan mendahului Tuhan untuk menyiapkan

jalanNya.

A : Untuk menanamkan pengertian akan keselamatan dalam umatNya,*

Berkat pengampunan dosa mereka.

B : Sebab Allah kita penuh rahmat dan belaskasihan,*

Ia mengunjungi kita laksana fajar cemerlang.

A : Untuk menyinari orang yang meringkuk dalam kegelapan maut,*

Dan membimbing kita ke jalan damai sejahtera.

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh kudus, seperti pada permulaan,

sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

3.3.6. Doa Permohonan

Doa permohonan adalah doa syafaat atau doa umat yang biasa didoakan

pada perayaan misa pada hari minggu. Berikut ini adalah Doa permohonan dalam

doa ibadat harian :

DOA PERMOHONAN

P: Marilah kita meluhurkan kristus yang penuh rahmat dan Roh kudus.

Hendaklah dengan kepercayaan besar berdoa kepadaNya:

U: Berilah kami rohMu, ya Tuhan

Anugrahilah kami suatu hari tanpa noda, penuh sukacita dan damai,

*supaya kami nanti malam dapat memuji Engkau dengan hati gembira.

Semoga kemuliaanMu menyinari kami hari ini,

*dan bimbinganMu menyuburkan usaha dan pekerjaan kami.

Tunjukkanlah seri wajahMu kepada kami,

*dan lingungilah kami hari ii dijalan kebaikan dan damai.

Perhatikanlah semua orang yang menaruh harapan pada doa kami,

*dan limpahilah mereka dengan kurnia rohani dan jasmani.

41

(Dapat juga ditambah doa permohonan lain diluar ketetapan doa tetap ini,

dan tanda bunga (*) adalah tanda jeda antara seorang pemohon doa dengan

seruan umat, misalnya seorang membacakan doa permohonan ini, kemudian

ketemu dengan tanda bunga (*) maka dilanjukan oleh seluruh umat sama seperti

semacam seruan umat saja).

Setelah selesai doa permohonan maka dilanjutkan dengan Doa Bapa Kami, doa

Bapa kami dapat dinyanyikan atau dibacakan. Berikut ini adalah doa Bapa Kami;

Bapa kami yang ada disurga, dimuliakanlah namaMu, datanglah kerajaanMu,

jadilah kehendakMu, diatas bumi seperti didalam surga. Berilah kami rezeki pada

hari ini, dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang

bersalah kepada kami dan janganlah masukkan kami kedalam percobaan, tetapi

bebaskanlah kami dari yang jahat.

3.3.7 Doa Penutup

Ritual penutup dalam suatu acara Doa dalam Gereja Katolik pada umumnya

adalah selalu sama, ritus penutup dimulai setelah selsesai pembacaan Doa

Penutup oleh Pemimpin Ibadat atau Imam/Pastor, selanjutnya dimulai dari

pemberian berkat oleh imam dan salam perutusan. Berikut ini penulis akan

menuliskan sebuah teks Ritus penutup dalam upacara Ibadat Harian.

DOA PENUTUP

Tuhan, pangkal tujuan dan kegiatan kami, terangilah budi kami dalam merencanakan

pekerjaan kami. Dampingilah kami dalam melaksanakannya dan berilah rahmatMu

untuk menyelesaikannya dengan baik. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan

pengantara kami, yang Hidup bersama Dikau kini dan sepanjang segala masa. Amin

Teks yang umum dipakai dalam Ritus/Ritual Penutup Ibadat Harian

P = Semoga Tuhan Beserta Kita

U = Sekarang dan selama-lamanya

42

P = Semoga kita sekalian diberkati oleh Allah yang maha kuasa, Bapa dan Putera

dan Roh Kudus

U = Amin

Kemudian dilanjutkan dengan Doa terakhir sebagai berikut.

P = Terpujilah yang terkandung tanpa Noda Dosa

U = Kami perawan Maria Bunda Allah

P = Kami menyembah Engkau

U = Tuhan Yesus Kristus, disini dan disemua GerejaMu yang ada diseluruh dunia,

dan kami menyembah Engkau sebab Engkau telah menebus dunia dengan salibMu

yang suci.

P = Hati Yesus yang Maha Kudus

U = Kasihanilah Kami, Amin.

Setelah mengucapkan Tesk terakhir tersebut, selanjutnya seluruh Umat membuat

Tanda kemenangan atau tanda salib, sebagaimana tradisi umat Katolik pada

umumnya. Dengan demikian maka Upacara Ibadat Harian pun telah selesai.

43

BAB IV

ANALISIS TEKSTUAL

4.1 Bentuk teks Lagu-lagu ibadat Harian

Lagu-lagu ibadat harian merupakan pedoman atau lampiran dalam

pelaksanaan Ibadat harian dalam Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth.

Disamping itu teks dalam lagu juga mengarahkan atau menjelaskan makna pujian,

makna syukur, makna yang sebenarnya (denotatif), makna kiasan (konotatif), oleh

sebab itu lagu-lagu ibadat harian memiliki peranan penting dalam sebuah konteks

ibadat yaitu ibadat harian.

Menganalisis teks lagu-lagu ibadat harian berarti mencari tahu dan

menemukan makna-makna yang muncul dari teks lagu-lagu ibadat harian

tersebut. Teks merupakan bagian integral dari musik. Lagu-lagu ibadat harian

terdiri dari 2 baris dalam 1 bait, 3 baris dalam 1 bait dan 4 baris dalam 1 bait.

setiap lagu terdiri juga dari 2 bait sampai 4 bait dalam satu lagu. Dalam Setiap

lagu diakhir dengan kalimat Amin. Sehubungan dengan penemuan makna-makna

tersebut. Berikut penulis akan menganalisis teks lagu-lagu ibadat harain.

4.1.1 Lirik lagu pada hari minggu pagi dimasa biasa.

Allah hidup dan meraja, Alleluia Alleluia

Maut sudah dikalahkan, Hidup sudah dilimpahkan

Alleluia-alleluia Terpujilah Kristus Tuhan

Hari ini hari Tuhan, Alleluia Alleluia

44

Hari penuh kesukaan, Hari raya kebangkitan

Alleluia-alleluia Terpujilah Kristus Tuhan

Mari kita Bergembira, Alleluia Alleluia

Bersyukur sambil memuji, bermadah sambil bernyaynyi

Alleluia-alleluia Terpujilah Kristus Tuhan (Amin)

Teks lagu diatas memiiki makna Pujian yang sangat besar karna pada

umumnya hari Minggu merupakan hari besarnya Tuhan dan umat

Katolik merayakannya dengan pelaksanaan Ibadat Harian Minggu

pagi-sore dan Sakramen Ekaristi.

4.1.2. Lirik lagu pada hari senin pagi pada masa biasa.

Sumber Cahaya mulia yang menerangi dunia

Malam kau hentikan sudah, kau terbitkan fajar cerah

Engkaulah terang sejati melebihi matahari

Dasar lubuk hati kami kau sinari, kau selami

Terangilah diri kami ya Baps yang murah hati

Dengan rahmat dan kasih-Mu, agar selamat selalu

Terpujilah Allah Bapa bersama Putra Tercinta

Dalam ikatan Roh suci sepanjang seluruh hari (Amin)

Teks lagu diatas memiliki makna Pujian dan Syukur karena perubahan

hari demi hari yang selalu baik. Seperti perubahan malam ke pagi yang

selalu terberkati (Terlindungi).

4.1.3. Lirik lagu pada hari selasa pagi pada masa biasa.

Gelap berkurang malam hampir hilang

Fajar gemilang menyebarkan terang

Marilah kita memanjatkan doa kepada Bapa

Semoga Bapa berbelas kasihan

Membimbing kita dalam pengabdian

45

Dan merestui karya darma bakti sepanjang hari

Ya Bapa kami sudilah kabulkan

Harapan hati yang kami ungkapan

Secara tulus demi Yesus Kristus dalam Roh Kudus (Amin)

Teks lagu diatas memiliki makna pujian, syukur dan pengabdian

kepada Tuhan.

4.1.4. Lirik lagu pada hari rabu pagi pada masa biasa.

Mari kita putra terang tampil maju dan berjuang

Diresapi semangat Kristus jadi abdi dengan tulus

Jangan lupa mohon Tuhan agar kita diarahkan

Pada tujuan sejati setia sepanjang hari

Allah cahaya sejati sinarilah hati kami

Agar mampu memantulkan Kristus terang kehidupan

Terpujilah Allah Bapa terpujilah Allah Putra

Bersama Roh Kudus pula sekarang dan selamanya (Amin)

Teks lagu diatas memiliki makna pujian, syukur. Teks juga

mengajarkan untuk selalu setia kepada Tuhan dan selalu memohon

kepadanya.

4.1.5. Lirik lagu pada hari Kamis pagi pada masa biasa

Bapa penguasa waktu lihat kini fajar baru

Mulai memancarkan sinar lambang cahaya yang benar

Rahmat baru ditawarkan terselubung kejadian

Dan menyampaikan undangan untuk berbakti berkurban

Kami sambut kesempatan melayani Kistus Tuahn

46

Yang hadir dalam sesama tersembunyi namun nyata

Smoga pengabdian kami dijiwai Roh ilahi

Dijadikan karya putra demi kemuliaan Bapa (Amin)

Teks lagu diatas memiliki makna pujian dan mengajak untuk selalu

berbakti kepada-Nya.

4.1.6. Lirik lagu pada hari jumat pagi pada masa biasa

Meski Kristus ada di setiap waktu

Namun jangan tunda janganlah menunggu

Carilah wajah-Nya sekarangpun juga

Tanpa menantikan senja

Kristus sungguh ada dalam diri kita

Meski kita hina meski kita papa

Carilah wajah-Nya serukan namaNya

Kita pasti di bimbingNya (Amin)

Teks lagu diatas memiliki makna pujian dan syukur dalam setiap waktu

4.1.7. Lirik lagu hari sabtu pagi pada masa biasa

Kristus cahaya dunia terbitlah bagaikan surya

Datanglah kami menunggu, kami siap menyambut-Mu

Kristus anak domba paska yang dibunuh namun jaya

Datanglah kami menanti, sudah rindu hati kami

Kristus Gembala Utama yang wafat membela domba

Datanglah jangan berlambat, kami mendambakan slamat

Terpujilah Yesus Kristus dengan Bapa dan Roh Kudus

Yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa (Amin)

Teks lagu diatas bermaknakan pujian dan syukur dan keselamatam dunia .

47

4.1.8. Lirik lagu hati Minggu Sore pada masa biasa

Hari kan berlalu namun cinta Allah

Pasti dekat selalu, tidakkan terpisah

Cemas tidak perlu,tak usah gelisah

Hati harus tetap tabah

Tinggalah ya Bapa dampingilah kami

Dalam suka dan duka yang kami hadapi

Agar senantiasa kami mengimani

Kehadiranmu yang sakti

Trimalah luapan rasa syukur kami

Atas kelimpahan kebaikan hati

Yang kau perlihatkan pada hari ini

Ya Tuhan dan Allah kami

Terpujilah Bapa pencipta semesta

Bersama Putera penebus dunia

Yang mengutus RohNya di tengah Gereja

Untuk tinggal selamanya (Amin)

Teks lagu diatas memiliki makna pujian dan Syukur telah berlalunya hari

yang sangat baik

4.1.9. Lirik lagu hari Senin Sore pada masa biasa

Allah pencipta semesta yang mengatur segalanya

Siang kau hiasi terang, malam kau jadikan tenang

Semoga istirahat kami membuat kuat kembali

Jiwa raga yang tertekan oleh beban pekerjaan

Hari yang mengayunkan langkah, malam mendekatlah sudah

Kami menyanyikan lagu nutuk bersyukur padaMu

Kabulkanlah doa kami ya Bapa yang baik hati

Bersama Putra dan RohMu, sekarang serta selalu (Amin)

48

Teks lagu bermakna pujian dan syukur dalam satu hari yang baik.

4.1.10. Lirik lagu hari selasa sore pada masa biasa

Bapa yang mahakuasa, senja hari sudah tiba

Dengarkanlah madah kami, pengungkapan isi hati

Hati dan suara kami bersatu padu memuji

Cinta kami kepada-Mu tetaplah teguh selalu

Bila malam jadi gelap, jangan iman hilang lenyap

Semoga malam diterangi sinar iman yang sejati

Kabulkanlah doa kami ya Bapa yang baik hati

Bersama Putra dan Roh-Mu, sekarang serta selalu (Amin)

Teks lagu diatas bermakna pujian dan syukur telah berjalannya hari.

4.1.11. Lirik lagu hari rabu sore pada masa biasa

Pada waktu senja kini, malam mulai mendekat

Kami menyerahkan diri penuh pasrah dan hormat

Kepada-mu Bapa kami sumber segala rahmat

Kami bersyukur pada-Mu atas kurnia hari

Yang kini akan berlalu, dan atas kasih suci

Yang kau ciptakan selalu kedalam hati kami

Semoga kami semua yang khidmat menghadap-Mu

Siap menanggapi cinta dengan tiada ragu

Membaktikan jiwa raga demi kerajaan-Mu

Terpujilah Allah Bapa Tuhan mahakuasa

Terpujilah Yesus Kristus yang menjadi penebus

Terpujilah Roh Ilahi penghibur yang sejati (Amin)

Teks lagu diatas memiliki makna pujian dan syukur yang sangat besar.

49

4.1.12. Lirik lagu hari kamis sore pada masa biasa

Yesus Kristus Putra Bapa yang menjadi manusia

Kaulah cahaya dunia yang mencerahkan semua

Bila semua lenyap Engkau akan tinggal tetap

Bila segalanya musna Engkau tetap berkuasa

Bila fajar tampil lagi, terbit hari yang abadi

Kau meraja selamanya berjaya bersama Bapa (Amin)

Teks lagu diatas bermakna pujian yang besar karena Allah yang baik hati

4.1.13. Lirik lagu hari jumat pada masa biasa

Yesus cahaya sejati yang bersinar dalam hati

Membawa keselamatan dan damai yang tahan zaman

Engkau laksana pelita didalam gelap gulita

Yang menjadi perjalanan agar mencapai tujuan

Bilasenja sudah tiba Engkau tetap bercahaya

Menyinarkan kasih suci memancarkan cinta murni

Terpujilah Kristus Tuhan yang rela menjadi kurban

Namun kini sudah jaya mulia untuk selamanya (Amin)

Teks lagu diatas memiliki makna pujian.

4.1.14. Lirik lagu hari minggu /madah penutup pada masa biasa

Kristus cahaya mulia kegelapan kau enyahkan

Malam maut tak berdaya sudah kalah kau lumpuhkan

Lindungilah kami Tuhan selama semalam ini

Kami mohon kami ketenangan dalam istirahat nanti

Meski mata kan tertidur semoga hati berjaga

Rapi selalu teratur siap menyambut rajanya

50

Terpujilah Kristus Raja bersama Bapa mulia

Dan Roh Kudus sumber cinta sepanjang segala masa (Amin)

Teks lagu diatas bermaknakan pujian dan syukur telah berlalunya hari dan

menunggu hari yang baru dengan penuh sukacita dan damai.

51

BAB V

TRANSKRIPSI ANALISIS MELODI LAGU-LAGU IBADAT HARIAN

5.1. Transkripsi

Dalam ilmu Etnomusikologi, transkripsi merupakan proses penulisa bunyi-

bunyian sebagai hasil dari pengamatan dan pendengaran suatu musik ke dalam

bentuk simbol-simbol yang disebut dengan notasi. Untuk melakukan transkripsi

melodi lagu-lagu ibadat harian, penulis memilih notasi deskriptif yang

dikemukakan oleh Charles Seeger. Notasi deskriptif adalah notasi yang ditujukan

untuk menyampaikan kepada pembaca tentang ciri-ciri atau detail-detail

komposisi musik yang belum diketahui oleh pembaca.

Dalam bab ini, penulis memilih untuk mentranskripsi dan menganalisis

melodi Lagu-lagu Ibadat Harian. Hasil transkripsi dan analisis dikerjakan dengan

menggunakan notasi Barat. Penulis memilih notasi Barat agar dapat

menggambarkan pergerakan melodi pada Lagu-lagu Ibadat Harian secara grafis.

5.2. Proses Transkripsi

Dalam proses transkripsi, penulis melakukakan beberapa cara dalam

mentranskripsi sebuah lagu, menurut Netl (1964 :98), yaitu (1) kita dapat

menganalisis dan mendeskripsikan apa yang kita dengar (2) dan kita dapat dengan

cara menuliskan apa yang kita dengar tersebut keatas kertas lalu mendeskripsikan

52

apa yang kita lihat. Namun menurut Netl point pertama merupakan hal yang

sangat sulit dan tidak mungkin bagi seseorang manusia untuk mengingat dan

mendeskripsikan sesuatu hanya lewat sekali pendengaran, untuk itu penulis hanya

menggunakan poin kedua.

5.3. Analisis Melodi Lagu-lagu Ibadat Harian

Dalam menganalisis melodi pada lagu-lagu Ibadat harian, penulis

berpedoman terhadap Nettle10

yan dialihbahasakan oleh Nathalian H.P.D Putra,

bentuk adalah hubungan-hubungan diantara bagian-bagian dari sebuah komposisi,

termasuk hubungan diantara unsur-unsur melodis dan ritmis. Untuk menganalisa

sebuah komposisi, terlebih dahulu harus mengelompokkannya sesuai dengan

Bagian-bagiannya, patokan-patokan yang dapat dipakai dalam pembagian

tersebut adalah: (1) pengulangan komposisi bisa dianggap sebagai satu unit; (2)

frase-frase dan istirahat; (3) pengulangan dengan perubahan (umpamanya

transposisi lagu atau pengulangan pola ritme dengan nada-nada lain). Bruno Nettl

juga mengatakan bahwa untuk mendeskripsikan komposisi musikal harus

memperhatikan unsur-unsur berikut: (1) perbendaharaan nada, (2) tangga nada

(Inggris: modus), (3) interval, (4) kontur melodi, (5) ritme, (6) Tempo, dan (7)

Bentuk. Disini penulis akan menganalisis lagu-lagu ibadat harian secara

menyeluruh.

10

Nettle Bruno. 1964. Theory and Method in Ethnomusicology (New York. The Free Press:1964) hal. 146-147

53

5.3.1. Madah minggu pagi pada masa biasa

A A1

B

- Madah minggu pagi di masa biasa, terdapat 4 nada Re, 3 nada Mi, 4

nada fa, 17 nada Sol, 12 nada la, 7 nada si dan 2 nada Do tinggi.

- Pada madah hari minggu penulis telah melihat dan menganalisis

bahwa dalam lagu-lag berdasarkan hari di atas ini menggunakan

tangga nada D Mayor dalam 2 kres sebagai nada yang digunakan.

- Jumlah interval dalam lagu ibadat harian minggu pagi di masa biasa.

Interval Jumlah

1P 9

54

Tabel 5.1 Interval lagu minggu pagi

- Tabel diatas menjelaskan bahwa dalam lagu tersebut kebanyakan atau

dominan menggunakan interval seconde mayor

- Lagu ibadat minggu pagi pada masa biasa terdiri dari 2 bentuk yaitu A

A1 dan B. Di dalam lagu tersebut terdapat 5 Motif yang penulis lihat

berdasarkan lirik atau penggalan lagu. Dalam lirik (Amin) merupakan

penggalan terakhir dalam lagu tersebut.

5.3.2. Madah senin pagi pada masa biasa

A

B

2M 18

2m 14

3m 1

4P 4

55

- Madah senin pagi di masa biasa, terdapat 1 nada Re, 3 nada Mi, 11

nada Fa, 10 nada Sol, 9 nada La, 5 nada Si, 4 nada Do tinggi, dan 2

nada Re tinggi

- Pada madah hari senin pagi, penulis telah melihat dan menganalisis

bahwa dalam lagu-lag berdasarkan hari di atas ini menggunakan

tangga nada D Mayor dalam 2 kres sebagai nada yang digunakan.

- Jumlah interval dalam lagu ibadat harian senin pagi di masa biasa.

Tabel 5.2 Interval lagu senin pagi

- Tabel di atas menjelaskan bahwa dalam lagu tersebut lebih dominan

menggunakan interval seconde mayor.

- Lagu ibadat senin pagi pada masa biasa terdiri dari 2 bentuk A dan B.

Di dalam lagu tersebut terdapat 4 motif yang penulis lihat berdasarkan

Interval Jumlah

1P 7

2M 19

2m 11

3M 8

3m 3

5P 1

56

lirik atau penggalan lagu. Dalam lirik (Amin) merupakan penggalan

terakhir dalam lagu tersebut.

5.3.3. Madah selasa pagi pada masa biasa

A B C

- Madah selasa pagi di masa biasa, terdapat 2 nada Re, 6 nada Mi, 18

nada Fa, 6 nada Sol, 10 nada La, 4 nada Si, 1 nada Do tinggi.

- Pada madah hari selasa, penulis telah melihat dan menganalisis bahwa

dalam lagu-lag berdasarkan hari di atas ini menggunakan tangga nada

D Mayor dalam 2 kres sebagai nada yang digunakan.

- Jumlah interval lagu ibadat harian selasa pagi di masa biasa

Interval Jumlah

1P 5

2M 28

57

Tabel 5.3 Interval lagu selasa pagi

- Tabel di atas menjelaskan bahwa dalam lagu tersebut lebih dominan

menggunakan interval seconde mayor.

- Lagu ibadat selasa pagi pada masa biasa terdiri dari 3 bentuk yaitu A B

dan C. Terdapat 7 motif yang penulis lihat berdasarkan lirik atau

penggalan lagu. Dalam lirik (Amin) merupakan penggalan terakhir

dalam lagu tersebut.

5.3.4. Madah rabu pagi pada masa biasa

A B

- Madah rabu pagi di masa biasa, terdapat 1 nada Re, 5 nada Fa, 12 nada

Sol, 5 nada La, 6 nada Si, 5 nada Do tinggi, 1 nada Re tinggi.

- Madah rabu pagi di masa biasa, penulis telah menganalisis bahwa

dalam lagu pada hari rabu menggunakan tangga nada dalam Dm dalam

F satu mol sebagai nada yang digunakan.

2m 9

3m 3

58

- Jumlah interval lagu ibadat harian rabu pagi di masa biasa

Tabel 5.4 Interval lagu rabu pagi

- Tabel di atas menjelaskan bahwa lagu tersebut lebih dominan

menggunakan seconde mayor.

- Lagu ibadat rabu pagi pada masa biasa terdiri dari 2 bentuk yaitu A

dan B. Terdapat 4 motif yang penulis lihat berdasarkan lirik atau

penggalan lagu. Dalam lirik (Amin) merupakan penggalan terakhir

dalam lagu tersebut.

5.3.5. Madah kamis pagi pada masa biasa

A

Interval Jumlah

1P 3

2M 20

2m 3

3M 2

3m 4

59

B

- Madah kamis pagi di masa biasa, terdapat 1 nada Re, 3 nada Mi, 12 nada

Fa, 8 nada Sol. 11 nada La, 8 nada Si, 4 nada Do tinggi dan 2 nada Re

tinggi.

- Pada madah hari kamis pagi dimasa biasa, penulis telah melihat dan

menganalisis bahwa dalam lagu-lagu berdasarkan hari di atas ini

menggunakan tangga nada D Mayor dalam 2 kres sebagai nada yang

digunakan.

- Jumlah interval lagu ibadat harian kamis pagi di masa biasa.

Interval Jumlah

1P 7

2M 19

2m 11

3M 7

3m 2

60

Tabel 5.5 Interval lagu kamis pagi

- Tabel di atas menjelaskan bahwa lagu tersebut lebih dominan

menggunakan interval seconde mayor dan satu menggunakan interval

kwint perfect.

- Lagu ibadat kamis pagi pada masa biasa terdiri dari 2 bentuk yaitu A

dan B Terdapat 4 motif yang penulis lihat berdasarkan lirik atau

penggalan lagu. Dalam lirik (Amin) merupakan penggalan terakhir

dalam lagu tersebut.

5.3.6. Madah jumat pagi pada masa biasa

A A1 B

A2

5P 1

61

- Madah jumat pagi di masa biasa, terdapat 1 nada Re, 2 nada Mi, 1 nada

Fa, 8 nada Sol, 13 nada La, 8 nada Si, 14 nada Do tinggi, 4 nada Re tinggi

dan 1 nada Mi tinggi.

- Madah jumat pagi di masa biasa, penulis telah menganalisi bahwa lagu

pada hari jumat menggunakan tangga nada C sebagai nada yang

digunakan.

- Jumlah interval lagu ibadat harian jumat pagi di masa biasa

Tabel 5.6 Interval lagu jumat pagi

- Tabel di atas menjelaskan bahwa lagu tersebut lebih dominan

menggunakan interval seconde mayor.

Interval Jumlah

1P 1

2M 24

2m 8

3M 1

3m 6

4P 1

62

- Lagu ibadat jumat pagi pada masa biasa terdiri dari 2 bentu yaitu A A1

A2 dan B. Terdapat 7 motif yang penulis lihat berdasarkan lirik atau

penggalan lagu. Dalam lirik (Amin) merupakan penggalan terakhir

dalam lagu tersebut.

5.3.7. Madah sabtu pagi pada masa biasa

A B

- Pada Madah sabtu pagi di masa biasa, terdapat 1 nada Re, 5 nada Fa, 13

nada Sol, 5 nada La, 5 nada Si, 5 nada Do tinggi dan 1 nada Re tinggi.

- Madah sabtu pagi di masa biasa, penulis telah menganalisis bahwa dalam

lagu pada hari rabu menggunakan tangga nada Dm dalam F dalam satu

mol sebagai nada yang digunakan.

- Jumlah interval lagu ibadat harian sabtu pagi di masa biasa

63

Tabel 5.7 Interval lagu sabtu pagi

- Tabel di atas menjelaskan bahwa lagu tersebut lebih dominan

menggunakan interval seconde mayor.

- Lagu ibadat sabtu pagi pada masa biasa terdiri dari 2 bentuk yaitu A

dan B. Terdapat 4 motif yang penulis lihat berdasarkan lirik atau

penggalan lagu. Dalam lirik (Amin) merupakan penggalan terakhir

dalam lagu tersebut.

5.3.8. Madah minggu sore pada masa biasa

A B C

D

Interval Jumlah

1P 3

2M 19

2m 4

3M 2

3m 4

64

- Madah minggu sore di masa biasa, terdapat 4 nada Mi, 9 nada Fa, 7 nada Sol,

11 nada La, 11 nada Si, 5 nada Do tinggi, 7 nada Re tinggi dan 1 nada Mi

tinggi.

- Madah minggu Ibadat sore di masa biasa, penulis telah menganalisis bahwa

dalam lagu di hari minggu menggunkan tangga nada Bm dalam D satu kres

sebagai nada yang digunakan.

- Jumlah interval lagu ibadat harian minggu sore di masa biasa

Tabel 5.8 Interval lagu minggu sore

- Tabel di atas menjelaskan bahwa lagu lebih dominan menggunakan

interval seconde mayor.

- Lagu ibadat minggu sore pada masa biasa terdiri dari 4 bentuk yaitu A

B C D Terdapat 7 motif yang penulis lihat berdasarkan lirik atau

Interval Jumlah

1P 2

2M 31

2m 9

3M 3

3m 3

4P 3

65

penggalan lagu. Dalam lirik (Amin) merupakan penggalan terakhir

dalam lagu tersebut.

5.3.9. Madah senin sore pada masa biasa

A B

- Pada madah senin sore di masa biasa, terdapat 2 nada Re, 9 nada Mi, 13 nada

Fa, 14 nada Sol, 11 nada La, 4 nada Si, dan 1 nada Re tinggi. Penulis melihat

dalam buku lagu-lagu ibadat harian pada hari senin dan kamis memiliki

bentuk melodi yang sama.

- Madah senin sore di masa biasa, penulis telah menganalisis bahwa dalam lagu

di hari senin dan kamis menggunakan tangga nada D dalam 2 kres sebagai

nada yang digunakan.

- Jumlah interval lagu ibadat harian senin dan kamis sore di masa biasa

Interval Jumlah

1P 6

66

Tabel 5.9 Interval lagu senin sore

- Tabel di atas menjelaskan bahwa lagu tersebut lebih dominan

menggunakan interval seconde mayor.

- Lagu ibadat senin sore pada masa biasa terdapat 2 bentuk yaitu A dan

B. Terdapat 4 motif yang penulis lihat berdasarkan lirik atau penggalan

lagu. Dalam lirik (Amin) merupakan penggalan terakhir dalam lagu

tersebut.

5.3.10. Madah selasa sore pada masa biasa

A B

- Pada madah selasa sore di masa biasa, terdapat 3 nada Mi, 16 nada Fa, 12 nada

Sol, 10 nada La, 7 nada Si, dan 5 nada Do tinggi.

- Madah selasa sore di masa biasa, penulis telah menganalisis bahwa dalam lagu

di hari selasa dan jumat menggunakan tangga nada Bes dalam 2 mol sebagai

nada yang digunakan.

2M 23

2m 13

3m 6

67

- Jumlah interval lagu ibadat harian selasa sore di masa biasa

Tabel 5.10 Interval lagu selasa sore

- Tabel di atas menjelaskan bahwa lagu tersebut lebih dominan

menggunakan interval seconde mayor.

- Lagu ibadat selasa sore pada masa biasa terdapat 2 bentuk yaitu A dan

B. Terdapat 4 motif yang penulis lihat berdasarkan lirik atau penggalan

lagu. Dalam lirik (Amin) merupakan penggalan terakhir dalam lagu

tersebut.

Interval Jumlah

1P 6

2M 32

2m 9

3M 5

3m 1

4P 1

68

5.3.11. Madah rab sore pada masa biasa

A B

C

- Pada Madah rabu sore di masa biasa, terdapat 1 nada Re, 8 nada Fa, 11 nada

Sol, 5 nada La, 9 nada Si, 11 nada Do tinggi dan 4 nada Re tinggi.

- Rabu sore di masa biasa, penulis telah menganalisis bahwa dalam lagu pada

hari rabu menggunakan tangga nada F dalam satu mol sebagai nada yang

digunakan.

- Jumlah interval lagu ibadat harian rabu sore di masa biasa

Interval Jumlah

1P 6

69

Tabel 5.11 Interval lagu rabu sore

- Tabel di atas menjelaskan bahwa lagu tersebut lebih dominan

menggunakan interval seconde mayor.

- Lagu ibadat rabu sore pada masa biasa terdapat 3 bentuk yaitu A B C.

Terdapat 6 motif yang penuis lihat berdasarkan lirik atau penggalan

lagu. Dalam lirik (Amin) merupakan penggalan terakhir dalam lagu

tersebut.

5.3.12. Madah kamis sore pada masa biasa

A B

- Pada madah kamis sore di masa biasa, terdapat 2 nada Re, 9 nada Mi, 13 nada

Fa, 14 nada Sol, 11 nada La, 4 nada Si, dan 1 nada Re tinggi. Penulis melihat

2M 16

2m 5

3M 1

3m 7

70

dalam buku lagu-lagu ibadat harian pada hari senin dan kamis memiliki

bentuk melodi yang sama.

- Madah kamis sore di masa biasa, penulis telah menganalisis bahwa dalam lagu

di hari senin dan kamis menggunakan tangga nada D dalam 2 kres sebagai

nada yang digunakan.

- Jumlah interval lagu ibadat harian kamis sore di masa biasa

Tabel 5.12 Interval lagu kamis sore

- Tabel di atas menjelaskan bahwa lagu tersebut lebih dominan

menggunakan interval seconde mayor.

- Lagu ibadat kamis sore pada masa biasa terdapat 2 bentuk yaitu A dan

B. Terdapat 4 motif yang penulis lihat berdasarkan lirik atau penggalan

lagu. Dalam lirik (Amin) merupakan penggalan terakhir dalam lagu

tersebut.

Interval Jumlah

1P 6

2M 23

2m 13

3m 6

71

5.3.13. Madah jumat sore pada masa biasa

A B

- Pada madah jumat sore di masa biasa, terdapat 3 nada Mi, 16 nada Fa, 12 nada

Sol, 10 nada La, 7 nada Si, dan 5 nada Do tinggi.

- Madah jumat sore di masa biasa, penulis telah menganalisis bahwa dalam lagu di

hari selasa dan jumat menggunakan tangga nada Bes dalam 2 mol sebagai nada

yang digunakan.

- Jumlah interval lagu ibadat harian jumat sore di masa biasa

Tabel 5.13 Interval lagu jumat sore

Interval Jumlah

1P 6

2M 32

2m 9

3M 5

3m 1

4P 1

72

- Tabel di atas menjelaskan bahwa lagu tersebut lebih dominan

menggunakan interval seconde mayor.

- Lagu ibadat jumat sore pada masa biasa terdapat 2 bentuk yaitu A dan

B. Terdapat 4 motif yang penulis lihat berdasarkan lirik atau penggalan

lagu. Dalam lirik (Amin) merupakan penggalan terakhir dalam lagu

tersebut.

5.3.14. Madah minggu sore/penutup pada masa biasa

A B

- Madah minggu Sore atau Madah Penutup di masa biasa, terdapat 4

nada Mi, 18 nada Fa, 9 nada Sol, 7 nada La, dan 1 nada Si.

- Minggu sore atau Madah Penutup di masa biasa, penulis telah

menganalisis bahwa dalam lagu di hari Minggu menggunakan tangga

nada E dalam 4 kres sebagai nada yang digunakan.

- Jumlah interval lagu ibadat harian minggu sore atau madah penutup di

masa biasa.

73

Tabel 5.14 Interval lagu minggu sore/penutup

- Tabel di atas menjelaskan bahwa lagu tersebut lebih dominan

menggunakan interval seconde mayor.

- Lagu ibadat minggu sore//penutup pada masa biasa terdapat 2 bentuk

yaitu A dan B. Terdapat 4 motif yang penulis lihat berdasrkan lirik

atau penggalan lagu. Dalam lirik (Amin) merupakan penggalan

terakhir dalam lagu tersebut.

5.4 Kontur

Kontur adalah garis melodi dalam sebuah nyanyian. Malm membedakan

kontur ke dalam beberapa jenis, sebagai berikut:

1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari

nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi.

2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari

nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah.

Interval Jumlah

1P 6

2M 16

2m 5

3M 1

3m 7

74

3. Pendulous yaitu garis melodi yang bentuk gerakannya melengkung dari

nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi

ke nada yang lebih tinggi atau sebaliknya.

4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu

nadake nada yang lain baik naik maupun turun.

5. Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada

yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang

lebih rendah ke nada yang lebih tinggi.

6. Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke

nada yang lainnya, dan biasanya intervalnya di atas sekonde baik mayor

maupun minor.

7. Static yaitu garis melodi yang bentuknya tetap yang jaraknya

mempunyai batas-batasan.

Garis kontur yang terdapat pada melodi lagu-lagu Ibadat Harian pada

umumnya adalah ascending, descending, conjuct, dan juga disjuct. Untuk lebih

jelasnya lihat gambar di bawah ini.

Kontur Pendulous

75

Kontur Conjuct :

Kontur disjuct :

5.5. Ritme

Ritme atau irama merupakan pengulangan secara terus-menerus dan

teratur dari suatu unsur atau beberapa unsur. Dalam lagu-lagu ibadat harian, ritme

digunakan dalam semua lagu-lagu ibadat harian dengan menggunakan garis

pengulangan dengan pola Gregorian Chant dan memiiki free ritem dalam setiap

bait lagu.

76

5.6. Analisis Bentuk

Bentuk merupakan hubungan-hubungan diantara bagian-bagian dari

sebuah komposisi lagu. Hubungan-hubungan tersebut termaksud unsur-unsur

melodis dan ritmis. Untuk lebih jelasnya, sebuah komposisi lagu dapat dikatakan

kumpulan dari beberapa bentuk.

Wiliam P. Malm mengemukakan bahwa ada beberapa istilah dalam

menganalisis Bentuk, yaitu:

1. Repetitive, yaitu bentuk nyanyian yang diulang-ulang.

2. Iteratif, yaitu bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang kecil

dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan di dalam keseluruhan

nyanyian.

3. Stropic, yaitu bentuk nyanyian yang diulang tetapi menggunakan teks

atau nyanyian baru atau berbeda.

4. Reverting, yaitu bentuk yang apabila nyanyian terjadi pengulangan pada

frasa pertama setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan melodi.

5. Progresive, yaitu bentuk nyanyian yang terus berubah dengan

menggunakan materi melodi yang selalu baru.

Bentuk-bentuk inilah yang kemudian dianalisis sehingga dapat dilihat

bagaimana bentuk yang satu dihubungkan dengan bentuk lainnya sehingga

tersusun sebuah komposisi lagu yang utuh. Bentuk disusun oleh frasa-frasa/sub

77

frasa dan motif-motif. Hubungan-hubungan antara bagian-bagian bentukakan

digambarkan dengan kode huruf, yaitu A, B, C, dan seterusnya. Selanjutnya dua

bagian yang bermiripan tetapi tidak persis sama digambarkan dengan tambahan

angka di atas baris; misalnya, A, A1 dan A2 adalah dua bagian yang dianggap

sebagai variasi dari bahan musikal yang sama.

Dalam lagu-lagu ibadat harian di masa biasa, penulis telah menarik

kesimpulan bahwa bentuk yang terdapat dalam lagu-lagu ibadat harian adalah

bentuk dalam kategori Strophic yang merupakan bentuk nyanyian yang di ulang

tetapi menggunakan teks yang baru atau berbeda.

Lagu-lagu ibadat harian atau Ofisi yang berbentuk chanting dengan

demikian sejalan dengan defenisi chanting, yaitu:

1. Secara umum, musik yaitu lagu yang disesuaikan dengan suatu ritual

atau tradisi.

2. Sesuatu dengan fakta, musik vokal yang tidak diiringi digunakan

sebagai bentuk pelayanan dalam gereja kristen, chanting ambrosian,

chanting gregorian.

3. Di gereja Anglikan di gunakan hanya menyanyi Mazmur dan Kidung,

4. Lagu, menyanyi, suara (concise Dictionary Of Music halaman 82)

Selain bentuk dari lagu-lagu ibadat harian, gaya bernyanyi merupakan

salah satu bagian dalam menyanyikan lagu-lagu ibadat harian. Kongregasi

bernyanyi secara bersama-sama atau secara bergantian dengan satu suara atau

78

unisono dan juga kongregasi cenderung dengan menggunakan nada tinggi karena

dalam kongregasi ini semuanya perempuan, tetapi tidak seperti paduan (choir)

suara pada umumnya. Mereka menjelaskan bahwa gaya bernyanyi mereka

merupakan kenyamanan tersendiri saat memuji atau berkomunikasi secara

langsung kepada Tuhan.

Dapat disimpulkan bahwa lagu-lagu ibadat harian memiliki jumlah nada

yang, tangga nada (scale), interval, kontur, ritem (gregorian), dan juga bentuk

yang telah dijelaskan penulis diatas.

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan :

Musik salah satu aktivitas budaya yang merupakan produk jenis perilaku

manusia yang bermaksud memuaskan rangkaian sejumlah kehidupan untuk

kebutuhan naluri akan keindahan, yang khusus secara imajinatif membantu

manusia menerangkan, memahami dan menikmati hidup dengan menggunakan

kemampuan Estetisnya. Musik tidak lepas dalam kehidupan manusia salah

satunya dalam aktivitas keagamanaan itu sendiri sebagai fungsi komunikasi dalam

Gereja Katolik.

Gereja katolik merupakan gereja resmi secara mendunia (Universal).

gereja katolik musik memiliki perananan penting dalam suatu ibadat, dimana

ibadat terdiri dari Ibadat Harian (pagi, siang dan sore), Ibadat Mingguan, Doa

Novena, dan Misa Ekasristi. Selain Ibadat, gereja katolik juga memiliki istilah

“Biara dan Biarawati”.

Ibadat harian adalah kegiatan doa yang dilaksanakan setiap hari pagi,

siang dan malam atau doa sebelum memulai hari dan sesudah berlalunya hari

untuk menyucikan waktu. Ibadat harian merupakan “doa resmi” gereja dan

termasuk liturgi resmi.

Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth merupakan suatu tempat tinggal

berjubah atau kelompok biarawati yang mengabdikan dirinya kepada Tuhan yang

80

memiliki tujuan melayani, memberi pertolongan kepada orang-orang menderita

dan menyerahkan seluruh hidupnya hanya kepada Tuhan.

Lagu-lagu ibadat harian merupakan nyanyian madah dan panduan lagu-

lagu pada ibadat harian. Lagu-lagu ibadat harian dapat dilihat atau dibaca dalam

buku lagu-lagu ibadat harian yang diterbitkan oleh Pertapaan Santa Maria

Rawaseneng, Temanggung. Dibagian akhir buku disediakan beberapa alternatif

beberapa pola lagu untuk menyanyikan Mazmur dan Kidung yang ada di dalam

ibadat harian.

Dalam lagu-lagu ibadat harian, analisis musik di dalam lagu memiliki

tangga nada dalam setiap lagu, memiliki kontur pendulous, conjuct dan disjuct,

interval, ritme yang free ritem, tempo dan bentuk. Teks lagu-lagu ibadat harian

berisikan atau memiliki makna pujian, syukur dan permohon atau sebagai alat

komunikasi kongregasi kepada Tuhan

6.2. Saran

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam proses penyusunan tulisan

ini. Salah satunya adalah kurangnya sumber-sumber refrensi mengenaai

Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth yang dapat mendukung tulisan ini.

Penulis berharap peneliti-peneliti berikutnya dapat menyempurnakan tulisan ini.

Bagi para peneliti berikutnya, penulis menyarankan beberapa hal untuk

dipersiapkan dalam penyusunan tulisan ini. Pertama, kita harus mempunyai

pengetahuan umum tentang apa yang hendak kita tulis, sehingga pada saat

menerapkan teknik-teknik penelitian lapangan kita dapat mengetahui dan

81

menyusun konsep pengerjaan selanjutnya secara bertahap dan sistematis, antara

lain wawancara, observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya kita juga harus

mempunyai kemampuan menjadi sebagai seorang insider. Dengan kata lain dapat

mendukung proses penelitian nantinya.

Demikian tulisan ini diselesaikan, jika ada kalimat yang kurang sempurna

penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga tulisan ini memberikan

manfaat kepada budaya dan pendidikan secara umum dan ilmu etnomusikologi

secara khusus.

82

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, 2005. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Jakarta: Balai Pustaka, Edisi

Ketiga

Hardawiryana, R. SJ, 1993. “Dokumen konsili vatikan II” Jakarta: Obor

Ibadat Harian Sederhana I Pekan (cetakan III). 1998. Komisi Liturgi Keuskupan

Agung Medan

Nakagawa, Shin. 2000. Music and Cosmos : Sebuah Pengantar Etnomusikologi.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Malinowski. 1987.”Teori fungsional dan struktural” dalam Koentjaraningrat.

Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hal 171.

Nettl, Bruno. Theory and methode in Ethnomusikologi bab IV “Transcription”

Merriam, Allan P. 1964. “ The Antropology Of Music” . Use and Fungtion

Chicago: Northwestern University Press.

Konisius, 2011. “Lagu-Lagu Ibadat Harian”. Yogyakarta: Indonesia

Komisi Liturgi KWI. 1993. Puji Syukur: Kebiasaan Orang Kristen, Halaman

Kuning. Jakarta: Obor

Prier. Karl Edmund SJ. 1987. “Pedoman Untuk Nyanyian Dan Musik Dalam

Ibadat Dokumen Universa Laus”. Yogyakarta: PML

Sukarto, Aristarchus. 1996. “Kontekstualisasi Musik Gerejawi : Suatu

Pertimbangan Teologis Dan Kultural”. Edisi Musik Gereja Oktober

Yogyakarta: Gema Duta Wacana

Witkamp, Th. D Theo, 1999. “Mazmur-mazmur Kekristenan Purba Dalam

Konteks Yahudi Abad Pertama”. Edisi Musik Gereja. Yogyakarta: Gema

Duta Wacana

WM Collin Sons & Co Ltd. 1986. Concise Dictioanary Of Music. Defenisi Chant

Di Halaman 82

83

DAFTAR INFORMAN

Nama : Suster Lucia Haloho FSE

Tempat lahir : Mandak

Tanggal lahir : 21 Agustus 1949

Tanggal menjadi biara : 17 juli 1965 hingga sekarang

Usia : 69 Tahun

Nama : Suster Ema Ginting FSE

Usia : 35 Tahun

Nama : Suster Kristin FSE

Usia : 26 Tahun

Nama : Suster Eligia FSE

Usia : 28 Tahun

Nama : Suster Barbara FSE

Usia : 29 Tahun