analisis hubungan penggunaan lahan dan rasio debit …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. skripsi full...

55
ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT DI DAS SEKAMPUNG HULU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SWAT DAN REGRESI LINIER BERGANDA Skripsi Oleh REYSA FATTAH PRATIWI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT DI

DAS SEKAMPUNG HULU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SWAT

DAN REGRESI LINIER BERGANDA

Skripsi

Oleh

REYSA FATTAH PRATIWI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 2: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

ABSTRAK

ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT

DI DAS SEKAMPUNG HULU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

SWAT DAN REGRESI LINIER BERGANDA

Oleh:

Reysa Fattah Pratiwi

DAS Way Sekampung Hulu merupakan Daerah Aliran Sungai yang terletak di

Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung dengan luas 43.453,30 Ha. DAS

Sekampung Hulu telah mengalami perubahan penggunaan lahan hutan menjadi

pertanian yang sangat luas. Akibat konversi hutan menjadi lahan pertanian dan usaha

tani tanpa mempertimbangkan kemampuan dan kesesuaian lahan, serta agroteknologi

konservasi tanah dan air, telah menyebabkan kerusakan DAS Sekampung Hulu yang

berdampak pada bagian hilir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari parameter

yang berpengaruh terhadap debit di DAS Sekampung Hulu, mengetahui model

hubungan penggunaan lahan dalam fungsi linier berganda berdasarkan perhitungan

debit SWAT, dan mengetahui bentuk penggunaan lahan yang paling berpengaruh

(sensitif) terhadap rasio debit.

Metode penelitian terdiri atas persiapan dan pengumpulan data. Analisis penelitian

yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis SWAT, analisis regresi linier

berganda, analisis tingkat kesalahan (RMSE), dan uji kepekaan model.

Page 3: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai kalibrasi sebesar (R2 0,70), nilai validasi

sebesar (R2 0,82), dan nilai RMSE sebesar (0,250004). Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa 1) parameter koefisien waktu jeda aliran permukaan, konstanta

manning’s permukaan tanah, konstanta manning’s permukaan sungai, faktor

kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi transpirasi tanaman,

koefisien kehilangan air tanah, faktor aliran air tanah (hari), konduktivitas hidrolik

saluran sungai (mm/hari), dan kapasitas menahan air (mm/mm) berpengaruh terhadap

debit di DAS Sekampung Hulu dengan tingkat ketelitian (validitas) sebesar 82%. 2)

Kondisi hidrologi (debit) DAS Sekampung Hulu juga dapat diduga menggunakan

model regresi linier berganda dalam bentuk fungsi eksponensial yang

menggambarkan hubungan antara rasio debit (Q satuan m3/det)) dengan luas setiap

bentuk penggunaan lahan (satuan hektar), dengan nilai koefisien determinasi R2

terbaik sebesar 0,324. 3) Bentuk penggunaan lahan yang paling besar pengaruhnya

(sensitif) dalam meningkat nilai rasio debit adalah Pertanian Lahan Kering (PLKR),

sedangkan penggunaan lahan yang paling berpengaruh (sensitif) mengurangi nilai

rasio debit adalah semak belukar (SMBL).

Kata Kunci : Rasio Debit, Penggunaan Lahan, Daerah Aliran Sungai (DAS)

Page 4: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

ABSTRACT

ANALYSIS CORRELATION OF LAND USE AND DEBIT RATIO

IN WATERSHED OF SEKAMPUNG HULU USING SWAT MODEL AND

MULTIPLE LINIER REGRESSION

By

Reysa Fattah Pratiwi

Watershed of Way Sekampung Hulu is one of watershed area located in Tanggamus

Regency, Lampung Province with the large of 43.453,30 Ha. Watershed of Way

Sekampung Hulu had been changing from forest land to largest land of agriculture.

As a result of converting forest into agricultural land and agricultural sector without

deciding the capabilities of land and the suitable of land, and agrotechnology of land

and water conservation, it effected damage to seamounts of Way Sekampung Hulu on

the downstream. The purpose of this research was to find out the parameter effected

to debit in watershed of Sekampung Hulu, to find out the correlation model of various

land use in multiple linear with debit ratio of SWAT, and to find out the land use is

most effective (sensitive) to debit ratio.

The method of this research is preparation and data collecting. The analysis in this

research is using the SWAT analysis, multiple linear regression analysis, error level

analysis (RMSE), dan sensitivity tests model analysis. So it can be concule that 1)

The coefficient parameter of surface flow, konstanta manning’s of land use, constanta

Page 5: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

manning’s of river surface, compensation factor of evaporation of land surfaces,

compensation factor for plant transpiration, coefficient of water plant loss, flow of

water soil factor (day), hydrolic conductivity flow of river, and water storage capacity

(mm/mm) was affected to discharge at watershed of Sekampung Hulu with precision

levels (validity) of 82%. 2) hidrology condition (debit) at watershed of Sekampung

Hulu also it can be using by exponential regression model that correlation between

the exponential ratio (Q unit m3/s) with the width of each land use (hectare unit ),

with coefficient determidation value of 0,324. 3) The land’s use most influential

(sensitive) increasing debit rasio value is ratification is secondary farm (PLKR),

while The land’s use most influential (sensitive) decreasing debit rasio value is shrub

(SMBL).

Keyword: Debit Ratio, Land Use, Watershed.

Page 6: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT DI

DAS SEKAMPUNG HULU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SWAT

DAN REGRESI LINIER BERGANDA

Oleh

REYSA FATTAH PRATIWI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 7: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi
Page 8: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi
Page 9: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi
Page 10: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 22 Maret

1998, anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Ir. H.

Revi Akmal Yudaputra, MEP dan Ibu Unsri. Penulis

menyelesaikan pendidikan mulai dari Pendidikan Taman

Kanak-kanak di TK PERTIWI yang diselesaikan pada Tahun

2004, Sekolah Dasar (SD) di SDN 1 PAHOMAN Bandar

Lampung diselesaikan pada Tahun 2010, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di

SMPN 25 Bandar Lampung diselesaikan pada Tahun 2013, Sekolah Menengah Atas

(SMA) di SMAN 2 Bandar Lampung diselesaikan pada Tahun 2016.

Pada tahun 2016 penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Teknik Pertanian di

Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN. Selama menjadi mahasiswa, penulis

pernah menjadi asisten dosen elektronika, hidrologi, aplikasi GIS, dan pengelolaan

daerah aliran sungai. Penulis juga aktif pada organisasi tingkat fakultas yaitu

Lembaga Studi Mahasiswa Pertanian (LS-MATA) menjadi Anggota Pengembangan

Sumber Daya Anggota pada periode 2018-2019. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) Tematik yang dilakukan pada bulan Januari - Februari 2019 di Desa

Pakuan Ratu, Kecamatan Pakuan Ratu, Kabupaten Way Kanan. Bulan Juli - Agustus

Page 11: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

2019 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Balai Pelatihan Pertanian (BPP)

Lampung, dengan judul “Mempelajari Sistem Hidroponik DFT Pada Tanaman

Bayam”. Penulis berhasil mencapai gelar Sarjana Teknik (S.T.) S1 Teknik Pertanian

pada tahun 2020 dengan menghasilkan skripsi yang berjudul “ANALISIS

HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT DI DAS

SEKAMPUNG HULU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SWAT DAN

REGRESI LINIER BERGANDA.”

Page 12: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmaniraahim

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

kupersembahkan Karya Kecilku ini untuk :

Papa dan Mamaku Tercinta

Bapak Ir. H. Revi Akmal Yudaputra, MEP dan Ibu Unsri

Adik-adikku Tersayang

Safhira Hayyi Dwiria dan Alya Salma Tri’Aisyah

Serta

Almamaterku Tercinta

Universitas Lampung

Teknik Pertanian 2016

Page 13: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat meyelesaikan tugas akhir perkuliahan dalam penyusunan

skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad

SAW dan keluarga serta para sahabatnya. Aamiin.

Skripsi yang berjudul “Analisis Hubungan Penggunaan Lahan dan Rasio Debit Di

DAS Sekampung Hulu Dengan Menggunakan Model SWAT dan Regresi Linier

Berganda” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T) di

Universitas Lampung.

Penulis memahami dalam penyusunan skripsi ini begitu banyak cobaan, suka, dan

duka yang dihadapi, namun berkat kesabaran, ketulusan doa, semangat, bimbingan,

dan dukungan dari kedua orang tua serta berbagai pihak sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan

kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M. Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung atas izin yang diberikan untuk melaksanakan Praktik

Umum.

Page 14: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

2. Dr. Ir. Agus Haryanto, M. P., selaku Ketua Jurusan Teknik Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

3. Dr. Muhammad Amin, M. Si., selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan dan berbagai masukan serta motivasi dalam

penyelesaian skripsi ini.

4. Dr. Ir. Ridwan, M. S., selaku Pembimbing Kedua sekaligus Pembimbing

Akademik yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukkan,

bimbingan, motivasi dan saran selama proses penelitian hingga penyusunan

skripsi ini.

5. Dr. Ir. Sugeng Triyono, M. Sc., selaku pembahas yang telah memberikan

saran dan masukan sebagai perbaikan selama penyusunan skripsi ini.

6. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji-Sekampung (BBWS M-S) beserta

staf, terimakasih atas data yang telah diberikan untuk menunjang

terselesaikannya skripsi ini.

7. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Masgar

Lampung, terimakasih atas data yang telah diberikan untuk menunjang

terselesaikannya skripsi ini.

8. Hendri Setiawan, S.T.P, terimakasih atas ilmu dan waktunya dalam

membantu terselesaikannya penelitian.

9. Papaku (Ir. H. Revi Akmal Yudaputa, MEP), mamaku (Unsri), Adik-adikku

(Safhira Hayyi Dwiria dan Alya Salma Tri’Aisyah) yang sangat luar biasa

memberikan kasih sayang, semangat, dan doa nya selama ini.

Page 15: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

10. Muhammad Krisna Triandana, terimakasih atas kontribusi dalam memberikan

semangat dan meluangkan waktu untuk membantu proses penyusunan skripsi

ini.

11. Kak Finta, terimakasih atas bantuan dan dukungan dalam proses penyusunan

skripsi ini.

12. Teman-teman Teknik Pertanian 2016, atas kebersamaan dan dukungannya

selama ini.

Bandar Lampung, 18 Februari 2020

Penulis

Reysa Fattah Pratiwi

Page 16: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

DAFTAR TABEL................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 5

2.1 Siklus Hidrologi ........................................................................................ 5

2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) .................................................................... 6

2.3 Pengelolaan DAS ...................................................................................... 7

2.4 Debit Sungai.............................................................................................. 8

2.5 Penggunaan Lahan (Land Use) ............................................................... 10

2.6 Geographic information system (GIS). ................................................... 11

2.7 SWAT (Soil and Water Assessment Tools)............................................ 13

2.8 SUFI-2 SWAT-CUP ............................................................................... 14

2.9 Analisis Regresi ...................................................................................... 18

2.10 Uji Kepekaan Model ............................................................................... 18

III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 20

3.1 Waktu dan Tempat .................................................................................. 20

3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................ 21

3.3 Tahapan Penelitian .................................................................................. 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 32

4.1 Kondisi Lokasi Penelitian ....................................................................... 32

4.2 Analisis Soil Water Assessment Tool (SWAT) ....................................... 32

4.2.1 Delineasi DAS ............................................................................... 32

4.2.2 Pembentukan dan Pendefinisian HRU .......................................... 33

4.2.3 Pembentukan Data Iklim ............................................................... 38

4.2.4 Membangun Input Data ................................................................. 40

Page 17: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

ii

4.2.5 Simulasi Debit Model SWAT ....................................................... 40

4.3 Kalibrasi Parameter Model SWAT ......................................................... 40

4.4 Validasi ................................................................................................... 43

4.5 Hubungan Antara Debit dan Penggunaan Lahan Dengan Model Regresi

Linier Berganda ...................................................................................... 44

4.5.1 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ................................................ 44

4.5.2 Uji Regresi Linier Eksponensial .................................................... 47

4.6 Pengujian Kepekaan Model .................................................................... 51

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 54

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 54

5.2 Saran ....................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data yang digunakan dalam penelitian .......................................................... 23

2. Sebaran Jenis Penggunaan Lahan DAS Sekampung Hulu Tahun 2013,

2015, dan 2017 ............................................................................................... 34

3. Curah Hujan Rata-rata Bulanan Tahun 2010-2017........................................ 39

4. Nilai Parameter SWAT Hasil Kalibrasi ......................................................... 41

5. Hasil Uji Koefisien Regresi Linier................................................................. 45

6. Hasil Uji Koefisien Regresi Eksponensial ..................................................... 48

7. Nilai Terbesar, Terkecil, dan Beda nilai untuk masing-masing parameter

Penggunaan lahan .......................................................................................... 52

8. Nilai parameter penggunaan lahan dari yang terkecil sampai terbesar

dengan selang 10% ........................................................................................ 52

9. Hubungan prosentase perubahan masing-masing parameter penggunaan

lahan terhadap prosentase perubahan debit .................................................... 53

10. Database Wgen User ...................................................................................... 63

11. Hasil Uji Determinasi (R2) dan Anova Fungsi Additif ................................. 64

12. Hasil Uji Determinasi (R2) dan Anova Fungsi Eksponensial........................ 65

13. Sebaran Landuse, Soil, dan Slope Sub DAS Way Sekampung Hulu

Tahun 2013 .................................................................................................... 66

14. Sebaran Landuse, Soil, dan Slope Sub DAS Way Sekampung Hulu

Tahun 2015 .................................................................................................... 67

15. Sebaran Landuse, Soil, dan Slope Sub DAS Way Sekampung Hulu

Tahun 2017 .................................................................................................... 68

Page 19: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Siklus Hidrologi ............................................................................................... 5

2. Ilustrasi hubungan antara ketidakpastian parameter masukan dengan

ketidakpastian hasil prediksi. ......................................................................... 17

3. Peta Lokasi Penelitian .................................................................................... 20

4. Tahapan Penelitian ......................................................................................... 22

5. Tahapan Running SWAT ............................................................................... 30

6. Tahapan Kalibrasi dan Validasi SWATCUP ................................................. 31

7. Peta Sebaran SubDAS dan Outlet .................................................................. 33

8. Peta Jenis Tanah DAS Sekampung Hulu ....................................................... 37

9. Peta Kontur DAS Sekampung Hulu .............................................................. 38

10. Grafik Debit Observasi dan Debit Model Hasil Kalibrasi Tahun 2013 ......... 42

11. Grafik XY Scatter antara Debit Observasi dan Debit Model ........................ 42

12. Grafik Debit Observasi dan Debit Model Hasil Kalibrasi Tahun 2015 ......... 43

13. Grafik XY Scatter antara Debit Observasi dan Debit Model ........................ 43

14. Grafik Pengukuran Error ................................................................................ 51

15. Peta Sebaran Penggunaan Lahan Di DAS Sekampung Hulu Tahun 2013 .... 60

16. GPeta Sebaran Penggunaan Lahan Di DAS Sekampung Hulu Tahun 2015 . 61

17. Gambar 18. Peta Sebaran Penggunaan Lahan Di DAS Sekampung Hulu

Tahun 2017 .................................................................................................... 62

Page 20: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu wilayah dataran yang menampung

dan menyimpan air hujan untuk kemudian mengalirkannya ke laut melalui sungai

utama, dan dipisahkan dengan DAS-DAS lainnya oleh topografi, punggung-

punggung bukit, maka seluruh wilayah dataran terbagi habis dalam DAS. Pada

Daerah Aliran Sungai dikenal dua wilayah yaitu wilayah pemberi air (daerah

hulu) dan wilayah penerima air (daerah hilir). Kedua daerah ini saling

berhubungan dan mempengaruhi dalam unit ekosistem Daerah Aliran Sungai

(DAS). Fungsi Daerah Aliran Sungai adalah sebagai areal penangkapan air

(catchment area), penyimpan air (water storage) dan penyalur air (distribution

water) (Halim, 2014).

DAS Sekampung merupakan salah satu DAS yang ada di Provinsi Lampung.

Berdasarkan regim sungai DAS Sekampung dapat dibagi menjadi tiga bagian,

Sekampung bagian hulu, tengah, dah hilir. DAS Sekampung Hulu terbentuk dari

tiga sungai utama yaitu Way Sekampung yang mengalir dari pegunungan di

sebelah barat, Way Sangharus yang mengalir dari Bukit Rindingan, dan Way

Rilau yang mengalir dari pegunungan di sebelah utara. DAS Sekampung Hulu

merupakan area tangkapan hujan bagi Bendungan Batutegi. Air dari Bendungan

Batutegi dimanfaatkan untuk menggerakkan Pembangkit Listrik Tenaga Air

Page 21: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

2

(PLTA), bahan baku air minum dan menjadi sumber utama irigasi bagi lahan

sawah di daerah irigasi Sekampung Sistem seluas 108.553 Ha sawah (Ridwan,

2014).

Salah satu faktor utama yang menentukan kondisi hidrologi suatu DAS adalah

penggunaan lahan. Perubahan penggunaan lahan akan selalu diikuti oleh

perubahan kondisi hidrologi DAS (Rau, 2012). Pengelolaan DAS merupakan

pengaturan komposisi penggunaan lahan pada suatu DAS agar sumberdaya DAS

dapat dimanfaatkan tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan pada DAS.

Pengelolaan DAS dapat dilakukan melalui perencanaan yang optimal yang

didasarkan pada kemampuan atau kondisi DAS dengan mempertimbangkan

keseimbangan lingkungan (Broto, 2009).

Perubahan pola penggunaan lahan dari lahan non terbangun menjadi terbangun di

kawasan hulu, akan menstimulasi besarnya aliran air permukaan yang memberi

dampak pada pengurangan kapasitas resapan, sehingga akan meningkatkan laju

aliran permukaan yang dapat berpotensi menghasilkan banjir di kawasan hilir

(Staddal, 2016).

Menurut (Supriyadi, 2018), DAS Sekampung Hulu telah mengalami perubahan

penggunaan lahan hutan menjadi pertanian yang sangat luas. Akibat konversi

hutan menjadi lahan pertanian dan usaha tani tanpa mempertimbangkan

kemempuan dan kesesuaian lahan serta agroteknologi konservasi tanah dan air,

telah menyebabkan kerusakan DAS Sekampung Hulu yang berdampak pada

bagian hilir.

Page 22: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

3

Fenomena hidrologi dalam suatu DAS dapat dipelajari melalui teknik pendekatan

model. Salah satu model yang banyak digunakan oleh para ahli hidrologi adalah

model SWAT (Soil Water Assesment Tools) yang dikembangkan oleh Dr. Jeff

Arnold untuk USDA Agricultural Research Service pada tahun 1980 (Ridwan,

2014). Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka dilakukan

penulisan skripsi dengan judul Analisis Hubungan Penggunaan Lahan dan Debit

Di DAS Sekampung Hulu Dengan Menggunakan Model SWAT dan Regresi

Linier Berganda

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah perubahan penggunaan lahan di DAS Sekampung Hulu

berpengaruh terhadap debit yang terjadi?

2. Apakah perubahan penggunaan lahan dan debit dapat dinilai menggunakan

model hidrologi SWAT?

3. Apakah hubungan penggunaan lahan dan debit dapat dirumuskan dalam

model matematis linier berganda?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mencari parameter yang berpengaruh terhadap debit di DAS Sekampung

Hulu

2. Mengetahui model hubungan dalam fungsi linier berganda berdasarkan

perhitungan debit SWAT.

3. Mengetahui bentuk penggunaan lahan yang paling berpengaruh terhadap

debit rasio.

Page 23: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

4

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memahami fenomena hidrologi secara utuh terkait penggunaan lahan dan

debit.

2. Menguasai teknik simulasi model hidrologi menggunakan SWAT berbasis

Geografic Information System (GIS).

Page 24: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi atau daur hidrologi adalah gerakan air laut ke udara, kemudian

jatuh ke permukaan tanah dan akhirnya kembali mengalir ke laut. Air laut

menguap karena adanya radiasi matahari menjadi awan, kemudian awan yang

terjadi bergerak ke atas daratan karena tertiup angin. Adanya tabrakan antara

butir-butir uap air akibat desakan angin menyebabkan presipitasi. Presipitasi yang

terjadi berupa hujan, salju, hujan es dan embun.

Gambar 1. Siklus Hidrologi

Sumber : Kurniawan, 2009.

Setelah jatuh ke permukaan tanah, presipitasi akan menimbulkan limpasan

permukaan (surface runoff) yang mengalir kembali ke laut. Dalam perjalanan

menuju ke laut beberapa bagian masuk ke dalam tanah (infiltrasi) dan bergerak

Page 25: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

6

terus ke bawah (perkolasi) ke dalam daerah jenuh (saturated zone) yang terdapat

di bawah permukaan air tanah. Air di dalam daerah ini bergerak perlahan lahan

melewati aquifer masuk ke sungai kemudian ke laut. Air yang masuk ke dalam

tanah memberi hidup kepada tumbuhan dan ada diantaranya naik lewat aquifer

diserap akar, batang dan daun sehingga terjadi transpirasi. Transpirasi adalah

penguapan pada tumbuhan melalui bagian bawah daun yaitu stomata. Pemukaan

tanah, sungai dan danau juga mengalami penguapan yang disebut evaporasi. Jika

kedua proses penguapan di atas terjadi bersamaan maka disebut evapotranspirasi.

Akhirnya air yang tidak menguap ataupun mengalami infiltrasi tiba kembali ke

laut lewat sungai. Air tanah (groundwater) yang bergerak jauh lebih lambat

keluar lewat alur-alur masuk ke sungai atau langsung merembes ke pantai. Maka

seluruh siklus telah dijalani, kemudian akan berulang kembali (Kurniawan 2009).

2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai (DAS) berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 adalah suatu wilayah daratan yang merupakan

satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi

menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke

danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis

dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas

daratan (Setiawan, 2017).

Ekosistem alam yang dibatasi oleh punggung bukit merupakan definisi lain dari

daerah aliran sungai (DAS). Air hujan yang jatuh di daerah tersebut akan

mengalir pada sungai-sungai yang akhirnya bermuara ke laut atau ke danau. Pada

Page 26: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

7

Daerah Aliran Sungai dikenal dua wilayah yaitu wilayah pemberi air (daerah

hulu) dan wilayah penerima air (daerah hilir). Kedua daerah ini saling

berhubungan dan mempengaruhi dalam unit ekosistem Daerah Aliran Sungai

(DAS). Fungsi Daerah Aliran Sungai adalah sebagai areal penangkapan air

(catchment area), penyimpan air (water storage) dan penyalur air (distribution

water) (Halim, 2014).

2.3 Pengelolaan DAS

Pengelolaan DAS adalah upaya yang dilakukan manusia dalam pemanfaatan

sumberdaya alam dalam suatu wilayah ekosistem DAS sehingga DAS dapat

berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Upaya pengelolaan DAS

secara ideal harus mampu menyeimbangkan antara laju degradasi DAS dengan

tingkat perbaikannya sehingga DAS dapat berfingsi secara baik. Kerusakan DAS

mengakibatkan infiltrasi menurun sehingga aliran permukaan dan erosi

meningkat. Dalam hal ini, DAS atau SubDAS gagal melakukan fungsinya

sebagai pengatur tata air. Perubahan atau terganggunya salah satu komponen

penyusun DAS akan mempengaruhi fungsi ekosistem DAS secara keseluruhan.

Untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi dan interaksi antar komponen

penyusun DAS, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta dapat

diterapkan. Pengelolaan DAS mencakup unsur perencanaan, pelaksanaan, serta

pemantauan dan evaluasi (Manik, 2012).

Pengelolaan DAS dalam pelaksanaannya melibatkan banyak stakeholders (para

pihak) dan pengambil keputusan, khususnya dalam pemanfaatan sumberdaya alam

dengan berbagai tujuannya, sehingga pendekatan multidisiplin merupakan

Page 27: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

8

keharusan esensial. Kegiatan dalam pengelolaan DAS harus melibatkan institusi

pemerintah dari berbagai bidang atau sektor serta berbagai kelompok masyarakat.

Akan tetapi terlalu banyak pelibatan unsur atau elemen dalam perencanaan dan

pengambilan keputusan menjadikan hasil akhir yang kurang efisien/optimal dan

kurang memuaskan. Partisipasi kelembagaan dalam pengelolaan DAS perlu

dibatasi pada komunitas yang secara langsung berpengaruh dan berkaitan. Sistem

pembangunan nasional yang telah diatur dalam sistem peraturan perundangan

dapat diacu sebagai dasar penyusunan perencanaan pengelolaan DAS, yaitu

dengan melibatkan berbagai unsur kelembagaan secara efisien (Paimin, 2012).

2.4 Debit Sungai

Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu

penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya

debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt). Dalam laporan-

laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran.

Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit sebagai respon adanya perubahan

karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS (oleh adanya

kegiatan pengelolaan DAS) dan atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau

tahunan) iklim lokal (Asdak, 1995).

Dilihat dari segi fisik DAS, Asdak (1995, dalam Pradityo, 2011) menyebutkan

bahwa indikator normal tidaknya suatu DAS ditentukan diantaranya oleh nisbah

debit maksimum (Qmax) dan debit minimum (Qmin). Kondisi fisik DAS

dianggap baik apabila nisbah Qmax/Qmin relatif stabil dari tahun ke tahun,

Page 28: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

9

sedangkan kondisi DAS dianggap mulai terganggu apabila nisbah Qmax/Qmin

terus naik dari tahun ke tahun.

Tutupan hutan berpengaruh terhadap tinggi-rendahnya debit air, Asdak (1995,

dalam Pradityo, 2011) menyatakan bahwa tutupan hutan dapat menghasilkan

debit yang rendah disebabkan oleh meningkatnya stabilitas tanah karena tingginya

kapasitas infiltrasi, adanya perlindungan dari tutupan tajuk pohon, tingginya

konsumsi air tanah oleh akar pohon. Hal-hal tersebut memberikan keuntungan

bagi daerah yang memiliki tutupan hutan, yakni perlindungan terhadap bahaya

banjir pada saat musim hujan.

Menurut Arsyad (2010, dalam Budiawan, 2012) metode rasional dalam

menentukan laju puncak aliran permukaan (debit puncak) mempertimbangkan

waktu konsentrasi, yaitu waktu yang dibutuhkan air yang mengalir di permukaan

tanah dari tempat yang terjauh sampai tempat keluarnya (outlet) di suatu daerah

aliran. Persamaan dalam menghitung debit puncak dengan model rasional (United

State Soil Conservation Service, 1987) adalah sebagai berikut:

Qp = 0,0028 CiA .................................................... (Pers.1)

yang menyatakan Qp adalah debit puncak untuk suatu hujan dengan interval

tertentu, dalam m 3 /det, C adalah koefisien aliran permukaan, © adalah intensitas

hujan yaitu banyaknya curah hujan per satuan waktu dari hujan maksimum yang

diharapkan, lamanya hujan yang terjadi sama dengan waktu konsentrasi suatu

DAS dalam mm/jam, dan A adalah luas suatu DAS dalam hektar.

Page 29: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

10

2.5 Penggunaan Lahan (Land Use)

Penggunaan lahan diartikan setiap bentuk interaksi (campur tangan) manusia

terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Candra

(2003, dalam Longdangsalu, 2008), penggunaan lahan merupakan bentuk

kegiatan manusia terhadap sumberdaya alam lahan baik bersifat permanen atau

sementara, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan baik material maupun

spiritual. Penggunaan lahan merupakan proses yang dinamis, mengalami

perubahan secara terus-menerus, sebagai hasil dari perubahan pola dan besarnya

aktifitas manusia. Perubahan penggunaan lahan tidak akan membawa masalah

yang serius sepanjang mengikuti kaidah konservasi tanah dan air serta kelas

kemampuan lahan. Dari aspek hidrologi, perubahan lahan akan berpengaruh

langsung terhadap karateristik penutupan lahan, sehingga akan mempengaruhi

sistem tata air DAS. Fenomena ini ditujukan oleh respon hidrologi DAS yaitu

yang dapat dikenali melalui produksi air, erosi dan edimentasi (Longdangsalu,

2008).

Faktor utama penyebab terjadinya perubahan penggunaan lahan adalah

peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan ini memiliki konsekuensi terhadap

perkembangan ekonomi yang menuntut kebutuhan lahan untuk pemukiman,

industri, infrastruktur dan jasa. Beberapa kajian dan penelitian telah dilakukan

untuk menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan penggunaan

lahan. Mansur (2001) menyebutkan tiga faktor yang berpengaruh yaitu

peningkatan jumlah penduduk, urbanisasi dan peningkatan jumlah anggota

kelompok pendapatan menengah ke atas di daerah perkotaan. Sementara Rustiadi

Page 30: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

11

dkk (2007) menyatakan beberapa hal yang diduga sebagai penyebab proses

perubahan penggunaan lahan, antara lain:

1. Tingginya permintaan atas lahan sebagai akibat dari peningkatan jumlah

penduduk

2. Market failure: alih profesi bagi petani yang kemudian petani tersebut menjual

sawahnya, sebagai akibat dari pergeseran struktur dalam perekonomian dan

dinamika pembangunan

3. Government failure: kebijakan pemerintah, misalnya memberikan peluang

investasi di sektor industri namun tidak diikuti dengan kebijakan konversi

lahan.

2.6 Geographic information system (GIS).

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem informasi berbasiskan

komputer untuk menyimpan, mengelola dan menganalisis, serta memanggil data

bereferensi geografis yang berkembang pesat pada lima tahun terakhir ini.

Manfaat dari SIG adalah memberikan kemudahan kepada para pengguna atau para

pengambil keputusan untuk menentukan kebijaksanaan yang akan diambil,

khususnya yang berkaitan dengan aspek keruangan (spasial). Dengan adanya

teknologi ini maka akan memudahkan dalam hal pemetaan lahan, salah satunya

lahan pertambangan. Dalam pengaplikasian Geographic Information System

(GIS) menggunakan perangkat lunak Arcview yang merupakan salah satu

perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) yang terkemuka hingga saat ini

dengan kehandalan ESRI (Wibowo, 2015).

Page 31: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

12

Johnson (2009, dalam Ridwan 2014), memberikan 11 fungsi umum yang dapat

dilakukan oleh SIG/GIS, yaitu :

1. Menangkap dan menyimpan data spasial,

2. Melaksanakan pengukuran secara geometris,

3. Mengklasifikasi data dan menempatkannya sesuai dengan jenis data, spasial

atau bukan spasial,

4. Operasional-operasional lengkungan, seperti proximity, buffer, dan aspect,

5. Fungsi hubungan dan penataan data spasial,

6. Operasional-operasional permukaan, seperti membuat dan menganalisa data

berupa Digital Elevation Model (DEM) atau TIN,

7. Tumpang susun (overlay) dan analisis pemetaan seperti vector analysis dan

raster analysis,

8. Analisis statistik keruangan (spasial),

9. Pengolahan gambar atau citra (image),

10. Menampilkan peta dalam tampilan warna dan atribut yang sesuai dengan

kaidah pemetaan, serta hasil SIG/GIS dapat digabungkan dengan berbagai

program lain, dan

11. Kemampuan SIG/GIS untuk melaksanakan permodelan (management

models).

Perkembangan penerapan teknologi SIG/GIS telah banyak dilakukan pada

berbagai bidang dan kajian yang terkait dengan kebumian. Kajian hidrologi DAS

juga telah banyak dilakukan dengan teknologi SIG/GIS, karena dengan SIG/GIS

akan diperoleh kemudahan dalam mengelola dan melakukan analisis data dalam

Page 32: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

13

jumlah yang besar secara bersamaan termasuk pada ukuran DAS yang besar

(Ridwan, 2014).

2.7 SWAT (Soil and Water Assessment Tools)

Soil and Water Assessment Tool yang disingkat SWAT adalah model hidrologi

skala daerah aliran sungai (DAS) yang pertama kali dikembangkan oleh Dr. Jeff

Arnold untuk USDA Agricultural Research Service. SWAT dikembangkan untuk

memprediksi dampak pengelolaan lahan (land management practices) terhadap

hasil air, sedimen, dan hasil kimia pertanian pada suatu DAS yang kompleks dan

luas dengan beragamjenis tanah, penggunaan lahan dan pola pengelolaan pada

waktu yang lama (Ridwan, 2014).

SWAT memungkinkan untuk diterapkan dalam berbagai analisis serta simulasi

dalam suatu DAS. Informasi data masukan pada tiap sub das kemudian dilakukan

pengelompokan atau disusun dalam kategori: iklim, unit respon hidrologi (HRU),

tubuh air, air tanah, dan sungai utama sampai pada drainase pada sub das. Unit

respon hidrologi pada tiap subdas terdiri dari variasi penutup lahan, tanah dan

manajemen pengelolaan (Neitsch et al.2005).

Siklus hidrologi, proses yang diperhitungkan dalam model SWAT yang terjadi di

dalam DAS didasarkan kepada neraca air (Gambar 1). Persamaan matematis,

komponen hidrologi neraca air yang berlaku pada model SWAT yaitu:

SWt = SW0 + Rday – Qsurf– Ea – Wsep – Qgw ).................(Pers. 2)

Keterangan:

SWt = kandungan lengas tanah pada akhir waktu t (mm)

SW0 = kandungan lengas tanah pada awal waktu i (mm)

Page 33: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

14

Rday = presipitasi/hujan harian pada waktu/hari i (mm)

Qsurf = jumlah limpasan permukaan pada waktu/hari i, (mm)

Ea = jumlah evapotranspirasi pada waktu/hari i (mm)

Wsep = Jumlah air yang memasuki zona vadose pada profil tanah (perkolasi)

pada Waktu/hari i (mm)

Qgw = Jumlah air, aliran balik/kembali (mm)

i dan t = i = 1, t = menunjukkan waktu (hari)

Luaran utama model SWAT adalah kondisi hidrologi berupa nilai debit, erosi, dan

sedimen terangkut. Nilai-nilai tersebut mencerminkan kondisi hidrologi terkait

kinerja DAS seperti Koefisien Regim Sungai (KRS), Sediment Delivery Ratio

(SDR), dan nilai coefficient runoff (C). Kinerja model diukur dengan cara

validasi, yaitu kalibrasi dan verifikasi menggunakan kriteria statistik R2

(Coefficient of Determination), Ef atau NSE (Nash-Sutcliffe model Efficiency) dan

PBIAS (percent bias) (Hidayat, 2016).

2.8 SUFI-2 SWAT-CUP

SWAT-CUP adalah progam komputer yang digunakan untuk kalibrasi model

hidrolologi SWAT. SWAT-CUP memiliki empat program link yaitu GLUE,

ParaSol, MCMC, dan SUFI-2. SWAT-CUP dapat digunakan untuk melakukan

analisis sensitivitas, kalibrasi, validasi dan analisis ketidakpastian pada model

hidrologi SWAT (Rau, 2012).

SWAT-CUP dengan metode SUFI2 memiliki 3 bagian penting dalam melakukan

proses kalibrasi, diantaranya adalah calibration inputs, executable file, dan

calibration outputs. Calibration inputs merupakan bagian awal dari proses

Page 34: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

15

kalibrasi, yaitu pemasukan data. Bagian ini terdiri dari Par_inf.txt,

SUFI2_swEdit.def, File.Cio, dan Absolute_SWAT_Values.txt, serta sub bagian

pemasukan data, diantaranya adalah Observation, Extraction, Objective Function,

dan No Observation. Executable file merupakan bagian proses yang digunakan

untuk melakukan perintah kalibrasi, bagian ini terdiri dari SUFI2_pre.bat,

SUFI2_run.bat, SUFI2_post.bat, dan SUFI2_Extract.bat. Pada bagian

calibration output dapat dilihat hasil dari proses kalibrasi yang telah dilakukan.

Bagian ini terdiri dari 95ppu plot, 95ppu No Observed plot, Dotty Plots,

Best_par.txt, Best_Sim.txt, Goal.txt, New_pars.txt, Summary_Stat.txt (Arifianto,

2011).

SUFI2 merupakan metode kalibrasi di mana ketidakpastian parameter masukan

digambarkan memiliki distribusi yang seragam. Berdasarkan ketidakpastian nilai

output tersebut, model dikalibrasi menggunakan metode 95% Prediction

Uncertainty (95PPU). 95PPU dihitung pada level 2.5% sampai 97.5% dari

distribusi kumulatif variabel output menggunakan Latin Hypercube Sampling.

95PPU menggambarkan luasan dari range parameter yang digunakan. Jika data

observasi bersinggungan dengan luasan grafik 95PPU, maka parameter yang

dimasukkan sesuai dengan karakteristik DAS yang ditinjau (Rau, 2012). Konsep

analisis ketidakpastian dari SUFI2 dapat dijelaskan lebih lanjut dengan grafik

pada Gambar 2. Gambar tersebut mengilustrasikan bahwa nilai parameter tunggal

(diwakili oleh titik) memberi pengaruh tunggal pada model (Gambar 2a),

kemudian peningkatan ketidakpastian pada nilai dan jumlah parameter masukan

(diwakili oleh garis) mempengaruhi nilai 95PPU yang diilustrasikan oleh luasan

wilayah pada Gambar 2b. Ketika ketidakpastian pada parameter masukkan

Page 35: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

16

meningkat (Gambar 2c) maka meningkat pula ketidakpastian pada output yang

dihasilkan. Perpotongan data hasil observasi di sepanjang luasan 95PPU

menunjukan bahwa range nilai parameter masukan kalibrasi sudah tepat atau

valid. Sebagai contoh, jika situasi pada Gambar 2d terjadi, dimana data hasil

observasi tidak berpotongan dengan luasan 95PPU maka range nilai parameter

masukan harus diubah. Dan jika range nilai parameter masukan sudah sesuai

dengan batas nilai fisik yang diinginkan tetapi keadaan tersebut tetap terjadi, maka

masalahnya bukan pada parameter masukan kalibrasi tetapi konsep dari model

yang harus dievaluasi.

SUFI-2 memulai proses kalibrasi dengan mengasusmsikan besarnya

ketidakpastian pada parameter masukan, kemudian nilai ketidakpastian berkurang

seiring dengan proses kalibrasi sampai dua syarat terpenuhi: (1) sebagian besar

data hasil observasi berpotongan dengan luasan grafik 95PPU dan (2) selisih rata–

rata antara batas atas (pada level 97.5%) dan batas bawah (pada level 2.5%)

95PPU kecil. Model dianggap valid jika 80 – 100% data hasil observasi

berpotongan dengan luasan grafik 95PPU serta selisih antara batas atas dan batas

bawah 95PPU lebih kecil dari standar deviasi data hasil observasi (Setiawan,

2017).

Gambar 2a. Menunjukkan satu nilai parameter dalam masukkan parameter

kalibrasi sehingga model yang dihasilkan tunggal atau 1 titik atau

berbentuk garis bukan luasan.

Gambar 2b. Menunjukkan bahwa nilai parameter dalam bentuk ketidakpastian

(nilai dalam bentuk range) dan jumlah parameter meningkat

sehingga model yang dihasilkan berupa luasan ketidakpastian yang

Page 36: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

17

nantinya akan dipotongkan dengan data observasi untuk dilihat

sampai mana luasan ketidakpastian yang berpotongan dengan data

observasi dan data keluaran(debit) dari hasil simulasi.

Gambar 2c. Menunjukkan bahwa nilai parameter dalam bentuk ketidakpastian

(nilai dalam bentuk range) bertambah atau meningkat sehingga

model luasan prediksi ketidakpastian meningkat dan menyebabkan

output simulasi meningkat sehingga luasan prediksi ketidakpastian

menjadi lebih besar.

Gambar 2d. Menunjukkan pada garis merah merupakan data observasi yang

berada di luar luasan prediksi ketidakpastian dari simulasi nilai

parameter-parameter ketidakpastian. Nilai parameter harus di atur

ulang kembali.

Gambar 2. Ilustrasi hubungan antara ketidakpastian parameter masukan dengan

ketidakpastian hasil prediksi.

Sumber : Rau, 2012.

Page 37: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

18

2.9 Analisis Regresi

Analisis regresi merupakan salah satu metode statistika yang digunakan untuk

mempelajari dan mengukur hubungan statistik yang terjadi antara dua atau lebih

variabel. Dalam regresi sederhana dikaji dua variabel, sedangkan dalam regresi

majemuk dikaji lebih dari dua variabel. Dalam analisis regresi, suatu persamaan

regresi hendak ditentukan dan digunakan untuk menggambarkan pola atau bentuk

fungsi hubungan yang terdapat antar variabel. Variabel yang akan diestimasi

nilainya disebut variabel terikat (dependent variable atau response variable) dan

biasanya diplot pada sumbu tegak (sumbu-y). Sedangkan variabel bebas

(independent variable atau explanatory variable) adalah variabel yang

diasumsikan memberikan pengaruh terhadap variasi variabel terikat dan biasanya

diplot pada sumbu datar (sumbu x) (Harinaldi, 2005).

2.10 Uji Kepekaan Model

Pengujian kepekaan model bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi pada

Q (debit), jika salah satu parameter penggunaan lahan diubah-ubah, dan nilai-nilai

parameter penggunaan lahan yang lain dibuat tetap. Hal ini diharapkan dapat

diketahui seberapa jauh pengaruh perubahan suatu penggunaan lahan terhadap

perbedaan perubahan nilai Q. Tahapan uji kepekaan model terdiri atas :

1. Tentukan nilai terbesar dan terkecil dari parameter penggunaan lahan,

kemudian hitung nilai perbedaannya. Data parameter penggunaan lahan

berasal dari data 30 subDAS yang dipakai untuk pembuatan model.

2. Hitung perubahan nilai Q, akibat perlakuan dari perubahan nilai satu

parameter penggunaan lahan dan nilai parameter yang lain dibuat tetap.

Page 38: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

19

Selang perubahan dibuat sama dengan 10% dari beda nilai terbesar dan

terkecil dari parameter penggunaan lahan yang bersangkutan.

3. Langkah butir 2 tersebut dilakukan untuk semua parameter penggunaan lahan

yang menyusun model.

(Darmadi, 1990)

Page 39: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober – Januari bertempat di

Laboratorium Sumber Daya Air dan Lahan, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil satu

DAS Sekampung bagian hulu yang terletak di Kabupaten Tanggamus Provinsi

Lampung. Secara geografis lokasi penelitian berada pada garis meridian

membentang dari 14o30’ BT hingga 106o00’ BT dan dari 05o00’ LS hingga 05o05’

LS. Lokasi penelitian ini disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian

Page 40: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

21

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Laptop dengan kapasitas RAM 2 GB dan Processor Core I5.

b. Software seperti Microsoft Office, Microsoft Excel, ArcGIS 10.2, SWAT

2009, SWAT CUP 2019 dan SPSS 17.

Bahan yang digunakan dalam penelitian berupa data primer dan data sekunder.

Data sekunder yang digunakan dalam bentuk spasial antara lain:

a. Peta rupa bumi wilayah Provinsi Lampung dengan skala 1:250.000

b. DEM (Digital Elevation Model) sumber SRTM dengan resolusi 30 meter

c. Peta tanah Provinsi Lampung dengan skala 1:50.000

d. Peta tutupan lahan Provinsi Lampung.

Sedangkan data sekunder dalam bentuk non spasial antara lain:

a. Data debit tahun 2013 dan 2015

b. Data curah hujan tahun 2010-2017

c. Data klimatologi tahun 2010-2017

3.3 Tahapan Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan beberapa tahapan, tahap penelitian yang

dilakukan mengikuti bagan alir sebagaimana disajikan pada Gambar 4.

Page 41: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

22

Gambar 4. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan diantaranya :

1. Tahap Persiapan.

Tahap awal yang dilakukan yaitu dengan melakukan studi literatur yang

berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, diantaranya tentang

Hidrologi, DAS, debit, penggunaan lahan dan SWAT. Pada penelitian ini

harus menyiapkan laptop dengan kapasitas RAM 2 GB, Processor Core I5,

dan software seperti Microsoft Office, ArcGIS 10.2, SWAT 2009, SWAT

CUP 2019, dan SPSS 2017.

Validasi

Kalibrasi

Analisis Hidrologi Model SWAT

Pengumpulan Data

Persiapan

Analisis Regresi

Selesai

Analisis Uji Kepekaan

Page 42: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

23

2. Pengumpulan Data

Pada tahapan ini, yaitu mengumpulkan data sekunder yang nantinya akan

digunakan untuk penelitian. Data sekunder yang digunakan berupa data

spasial dan non spasial. Data-data yang digunakan didapatkan dari

instansiinstansi terkait. Teknik pengumpulan data yang digunakan dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data yang digunakan dalam penelitian

No.

Jenis

Data

Klasifikasi

Data

Sumber

Data

1. - Curah Hujan

- Debit Sungai

Sekampung

- Temperatur

- Kelembaban Udara

- Kecepatan Angin

- Radiasi Matahari

Non Spasial

- Balai Besar

Wilayah Sungai

Mesuji-

Sekampung

Prov.Lampung

- Badan

Meteorologi dan

Geofisika Masgar

Lampung

2. - Peta Tutupan Lahan

Prov.Lampung

- Peta Jenis Tanah

Prov.Lampung

- Peta Kemiringan

Lereng

Spasial

- Balai Pengelolaan

Daerah Aliran

Sungai dan Hutan

Lindung Way

Seputih Way

Sekampung

3. Analisis Hidrologi Model SWAT

Kegiatan analisis data hasil penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan,

seperti pemilihan model, analisis pendukung data model, melakukan

kalibrasivalidasi model dan evaluasi model. Model hidrologi yang dipilih

dalam penelitian ini berupa software SWAT. Model SWAT dijalankan dengan

bantuan software ArcSWAT karena model SWAT ini adalah model hidrologi

Page 43: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

24

berbasis Sistem Information Geografis (SIG) sebagai ekstensi tambahan dari

perangklat lunak ArcGIS 10.2.

Langkah kerja yang harus dikerjakan meliputi tahapan sebagai berikut:

a. Database model hidrologi SWAT, persiapan tahap kerja yang pertama

adalah database, meliputi: data klimatologi (curah hujan, temperatur,

radiasi matahari, kecepatan angin dan kelembapan relatif) dalam bentuk

(.txt) atau text delimited atau (.dbf) ESRI dbase file, data penutup lahan

(peta tata guna lahan) dan data jenis tanah (peta jenis tanah) dalam bentuk

(shp) atau ESRI shape file atau ESRI Grid, data DEM (Digital Elevation

Model) dalam bentuk ESRI Grid.

b. Pembuatan batas DAS (Watershed Delineation), pada tahap ini antara lain

dilakukan, DEM Setup, mendefinisikan sungai (Stream), Outlet, dan Inlet.

c. Overlay terhadap jenis tata guna lahan, jenis tanah, dan batas DAS, pada

tahap ini ada beberapa proses, yaitu :

1) Penentuan jenis tata guna lahan, dilakukan proses overlapping data tata

guna lahan (peta tata guna lahan) terhadap hasil pembuatan batas DAS.

Selanjutnya dilakukan penentuan klasifikasi tata guna lahan

berdasarkan penetapan jenis tata guna lahan crop dan urban.

2) Penentuan jenis tanah, dilakukan proses overlapping data jenis tanah

(peta jenis tanah) terhadap batas DAS. Selanjutnya dilakukan

penentuan klasifikasi jenis tanah berdasarkan penetapan standar

USDA.

3) Klasifikasi kelas lereng, berdasarkan data DEM dibagi menjadi lima

kelas, yaitu 0-3 %, 3-8 %, 8-15 %, 15-25 %, dan >25 %.

Page 44: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

25

4) Overlay peta tata guna lahan, jenis tanah, dan lereng. Proses overlay

untuk mengetahui distribusi spasial parameter tersebut guna analisis

HRU (Hydrologic Response Unit).

d. Penentuan HRU Distribution, pada tahap ini dilakukan dengan dua

metode, yaitu dominant landuse and soil atau multiple hydrologic

response unit. Jika memilih model multiple HRU perlu dilakukan

penentuan batas ukuran minimum (threshold) untuk tata guna lahan dan

jenis tanah.

e. Import Data Cuaca (Weather Stations), pada tahap ini dilakukan import

data cuaca, yaitu curah hujan, temperatur, radiasi matahari, dan

kelembapan relatif. Data pengukuran ini dimasukkan ke dalam pengolahan

software ArcSWAT yang bersifat opsional, yaitu dapat disesuaikan dengan

keinginan pemakai (custom database). Jenis data yang digunakan adalah

data harian.

f. Input Data, pada tahap ini diproses data iklim dan cuaca, data HRU, data

air tanah (groundwater), data saluran utama.

g. Edit ArcSWAT input Data, pada tahap ini dilakukan editing data, yaitu

parameter-parameter DAS yang bisa dilakukan perbaikan data sebelum

dilakukannya proses simulasi ArcSWAT. Beberapa data yang dapat

diperbaiki, yaitu: Point source input, Inlet discharges, Reservoirs, Sub

basin, Soil parameter, input data: Weather generator, Sub basin general,

HRU general, Edit main channel, Edit groundwater, Edit water use, Edit

management, Edit soil chemical, Edit pond atau wetland, Edit stream

quality.

Page 45: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

26

h. Pembacaan ulang input parameter (rewriting watershed input files),

dilakukan pembacaan ulang parameter yang dibutuhkan. Pemakai software

ArcSWAT dapat memilih data-data yang akan dibutuhkan untuk simulasi

ArcSWAT.

i. Simulasi ArcSWAT (running process), pada tahapan ini dapat mensetting

beberapa tahapan proses running, yaitu:

1) Periode simulasi, ditetapkan tanggal permulaan dan akhir simulasi.

2) Rainfall, runoff, atau routing, ditetapkan pilihan apakah digunakan

precipitation time step, run off calculation method, dan routing time

step.

3) Rainfall distribution, dipilih distribusi yang digunakan untuk

menghasilkan data hujan.

4) Potential ET method, dipilih metode yang digunakan untuk

menentukan evapotranspiration potential (PET).

5) Channel water routing method, dipilih metode yang digunakan untuk

rute air di dalam jaringan saluran DAS.

6) Channel dimension, menggambarkan ada atau tidaknya dimensi

saluran yang diizinkan untuk berubah selama keadaan simulasi dalam

kaitan dengan channel degradation.

j. Print out frequency, mengontrol frekuensi output data yang tersedia, yaitu

daily, monthly, dan yearly.

k. Output ArcSWAT, hasil luaran adalah:

Page 46: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

27

1) Sub basin output file (.bsb), berisi tentang informasi yang ada pada

masing-masing Sub DAS atau ringkasan pada HRU pada setiap Sub

DAS.

2) Main channel output file (.rch), berisi ringkasan informasi muatan

komponen-komponen DAS yang masuk dan keluaran saluran.

7) HRU output file (.sbs), berisi ringkasan informasi HRU DAS (Amin,

2015). Tahapan simulasi SWAT dapat dilihat pada Gambar 5.

4. Proses Kalibrasi merupakan proses perbandingan hasil simulasi model

ArcSWAT dengan data hasil observasi. Hasil kalibrasi berupa nilai parameter

yang dipilih. Tahapan kalibrasi terdapat dalam diagram alir A disajikan pada

Gambar 6.

5. Proses Validasi

Validasi merupakan uji ketepatan nilai parameter terpilih hasil kalibrasi

menggunakan data lain atau pada obyek yang sama di lokasi yang lain dengan

tahapan-tahapan yang sama. Tahapan validasi terdapat dalam diagram alir B

disajikan pada Gambar 6.

6. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda merupakan model regresi yang terdiri dari satu

variabel tak bebas (Y) dan memiliki lebih dari satu variabel bebas (X).

Bentuk umum dari regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

𝑌𝑖 = 𝛽0+ 𝛽𝑖𝑋𝑖1 + 𝛽2𝑋𝑖2 +... + 𝛽𝑘𝑋𝑖𝑘 + 𝜀𝑖 …………………(Pers. 3)

Keterangan :

𝑌𝑖 : variabel dependen untuk pengamatan ke i = 1,2,...,n.

𝛽0, 𝛽1, … , 𝛽𝑘 : parameter

Page 47: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

28

𝑋𝑖1 , 𝑋𝑖2 , … , 𝑋𝑖𝑘 : variabel independen

𝜀𝑖 : sisaan (𝜀) untuk pengamatan ke i

7. Pengukuran RMSE

Root Mean Squared Error (RMSE) merupakan metode alternatif untuk

mengevaluasi teknik peramalan yang digunakan untuk mengukur tingkat

akurasi hasil prakiraan suatu model.

Keteranangan :

Predicted = nilai hasil observasi

Aktual = nilai hasil prediksi

i = urutan data pada database

n = jumlah data

Nilai RMSE rendah menunjukkan bahwa variasi nilai yang dihasilkan oleh

suatu model prakiraan mendekati variasi nilai obeservasinya. Semakin kecil

nilai RMSE, semakin dekat nilai yang diprediksi dengan nilai observasi,

sedangkan semakin besar nilai RMSE, semakin jauh nilai yang diprediksi

dengan nilai observasinya.

8. Analisis Uji Kepekaan Model

Analisis pengujian kepekaan masing-masing parameter penggunaan lahan

terhadap nilai Q dilaksanakan dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Nilai parameter penggunaan lahan yang sedang diuji kepekaannya

dimasukkan ke dalam model, dimulai dari dari nilai terkecil sampai

terbesar dengan selang perubahan sebesar 10% dari beda nilai terbesar dan

Page 48: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

29

terkecil. Sehingga jumlah nilai yang dipakai untuk pengujian akan sama

dengan 10, dengan persentase perubahan nilai 0%, 10%, 20%,…, 100%.

b. Nilai parameter penggunaan lahan yang lain untuk pengujian

menggunakan nilai terkecil dan dibuat tetap selama proses pengujian.

c. Buat hubungan persentase perubahan nilai Q dengan persentase perubahan

nilai untuk masing-masing parameter yang diuji kepekaannya. Prosentase

perubahan nilai Q dihitung berdasarkan nilai Q yang diperoleh dengan

nilai Q awal. Nilai Q awal didefinisikan sebagai nilai yang di peroleh dari

model, jika nilai-nilai parameter penggunaan lahan yang digunakan adalah

nilai terkecil.

Page 49: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

30

Gambar 4. Tahapan Running SWAT

Data Spasial Data Numerik

Peta

DEM Peta

Tanah

Peta Tata

Guna

Data Iklim

ArcSWAT

Watershed

ArcSWAT HRU

Distribution

Batas DAS

SubDAS

Input

Parameter

Running ArcSWAT

A

Output

Selesai

Page 50: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

31

Gambar 5. Tahapan Kalibrasi dan Validasi SWATCUP.

A

Input Nilai Parameter Default

Tentukan Jumlah Simulasi

Debit

Observasi

Running Simulasi

Output

Simulasi Debit

Indikator

R2 > 0,5

Cetak Grafik / Tabel

B

Selesai

Editing

Parameter

Tidak

Ya

Page 51: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Parameter koefisien waktu jeda aliran permukaan, konstanta manning’s

permukaan tanah, konstanta manning’s permukaan sungai, faktor kompensasi

evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi transpirasi tanaman, koefisien

kehilangan air tanah, faktor aliran air tanah (hari), konduktivitas hidrolik

saluran sungai (mm/hari), dan kapasitas menahan air (mm/mm) berpengaruh

terhadap debit di DAS Sekampung Hulu dengan tingkat ketelitian (validitas)

sebesar 82%.

2. Kondisi hidrologi (debit) DAS Sekampung Hulu juga dapat diduga

menggunakan model regresi linier berganda dalam bentuk fungsi eksponensial

yang menggambarkan hubungan antara debit (Q satuan m3/det)) dengan luas

setiap bentuk penggunaan lahan (satuan hektar), dengan nilai koefisien

determinasi R2 terbaik sebesar 0,324.

3. Bentuk penggunaan lahan yang paling besar pengaruhnya (sensitif) dalam

meningkat nilai rasio debit adalah Pertanian Lahan Kering (PLKR), sedangkan

penggunaan lahan yang paling berpengaruh (sensitif) mengurangi nilai rasio

debit adalah semak belukar (SMBL).

Page 52: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

55

5.2 Saran

1. Kalibrasi merupakan suatu proses pencarian dan penetapan nilai-nilai

parameter terbaik yang akan digunakan dalam sebuah model hidrologi,

termasuk model SWAT. Parameter-parameter terbaik (best parameters) hasil

proses kalibrasi menggunakan model Sufi2 masih dapat ditingkatkan dengan

menambah jumlah simulasi hingga lebih dari 500 kali namun perlu didukung

dengan kemampuan processor komputer dan ketersediaan RAM (random

acces memory) yang lebih tinggi.

2. Untuk mendapatkan hasil model matematis terbaik maka perlu adanya

identifikasi yang lebih spesifik dari setiap bentuk penggunaan lahan misalnya

jenis vegetasi, luas tutupan tajuk, serta ada atau tidaknya tindakan pengelolaan

lahan pada setiap unit atau satuan lahan (HRU atau sub DAS) yang dikaji.

Page 53: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. 2015. Simulasi Tata Guna Lahan Untuk Pengelolaan DAS Garang

Jawa Tengah. (Disertasi). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Anonim. 1987. Soil Mechanics Level I- module 3 USDA Textural Soil

Classification. Soil Conservation Service, Unites States Departemen of

Agriculture.

Arifianto, H. 2011. Kalibrasi dan Validasi Model MW-SWAT Pada Analisis Debit

Aliran Sungai Sub DAS Ciliwung Hulu. (Skripsi). Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Asdak. 1995. Hidrologi dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

Broto, A. H. 2009. Kajian Perubahan Penutupan Lahan dan Arahan Pengelolaan

Ruang Daerah Tangkapan Air (DTA) Waduk Batutegi Kabupaten

Tanggamus Provinsi Lampung. (Tesis). Institut Pertanian Bogor.

Budiawan, S.S. 2012. Pendugaan Debit Puncak Menggunakan Model Rasional

dan SCS-CN (Soil Conservation Service-Curve Number). (Skripsi).

Departemen Manajemen Hutan, Institut Pertanian Bogor.

Darmadi. 1990. Analisis Hidrograf Satuan Berdasarkan Parameter Fisik DAS.

(Disertasi). Institut Pertanian Bogor.

Halim, F. 2014. Pengaruh Hubungan Tata Guna Lahan Dengan Debit Banjir

Pada Daerah Aliran Sungai Malalayang. Jurnal Ilmiah Media

Engineering. 4:45-54.

Hasrinaldi, 2005. Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains. Erlangga.

Jakarta

Hidayat, L., Sudira, P., Susanto, S., Jayadi, R. 2016. Validasi Model Hidrologi

SWAT di daerah Tangkapan Air Waduk Mrica. Jurnal Agritech. 36:467-

474.

Page 54: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

57

Kurniawan, E. 2009. Analisis Debit Dan Muka Air Banjir Sungai Simpang Aur-

Lemau Dengan Adanya PLTA Musi Kabupaten Bengkulu Utara.

Universitas Indonesia. Skripsi. DKI Jakarta.

Longdangsalu, D.T. 2008. Analisis Pendugaan Erosi, Sedimentasi, dan Aliran

Permukaan Menggunakan Model Agnps Berbasis Sistem Informasi

Geografis Di Sub Das Jeneberang Propinsi Sulawesi Selatan. (Skripsi).

Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Manik. S. K. E. 2012. Konservasi Tanah (Pengelolaan DAS Dan Konservasi

Tanah Sebagai Basis Pembangunan Berkelanjutan. Lembaga Penelitian

Universitas Lampung.

Mansur, E. 2001. Pengendalian Konservasi Sawah Beririgasi.

http://pu.go.id/Sekjen/Puskabijak/warta/e\web_001/kajian_3_edl.htm

[diakses 23 Agustus 2019).

Neitsch, S.L., Arnold, J.G., Kiniry, J.R., dan William, J.R. 2005. Soil and water

Assessmen Tool Teoretical Documentation. Agriculture Research Service

and Texas Agricultur Experiment Station. Texas.

Paimin, P., Purwanto, I. B., Indrawati, D. R. 2012. Sistem Perencanaan

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Konservasi dan Rehabilitasi (P3KR). Bogor.

Pradityo, T. 2011. Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan da Aktivitas Manusia

Terhadap Kualitas Air Sub DAS Saluran Tarum Barat. Skripsi. IPB,

Bogor.

Rau, M. I. 2012. Analisis Debit Sungai Dengan Menggunakan Model SWAT Pada

DAS Cipasauran, Banten. (Skripsi). Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor.

Ridwan. 2014. Integrasi Pola Operasi Bendungan dan Bendung Berbeda Basis

Waktu untuk Kebutuhan Irigasi. (Disertasi). Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta.

Rustiadi, E., Saefulhakim, S., dan Panuju, D. R. 2007. Perencanaan dan

Pengembangan Wilayah. Depatemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya

Lahan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Saputri, D. A. 2017. Analisis Koefisien Aliran Permukaan Pada Berbagai Bentuk

Penggunaan Lahan Dengan Model SWAT. Fakultas Pertanian.

Universitas Lampung.

Setiawan, H. 2017. Analisis Pengaruh Penggunaan Lahan Terhadap Erosi dan

Sedimentasi Das Way Seputih Hulu Menggunakan Model SWAT.

(Skripsi). Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Page 55: ANALISIS HUBUNGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN RASIO DEBIT …digilib.unila.ac.id/61544/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · kompensasi evaporasi permukaan tanah, faktor kompensasi

58

Supriyadi, E. 2018. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap

Karakteristik Aliran Masuk (Inflow) Bendungan Batutegi. Fakultas

Kehutanan. Universitas Lampung.

Staddal, I. 2016. Analisis Alisran Permukaan Menggunakan Model SWAT di

DAS Bila Sulawesi Selatan. Jtech, 4(1) 57-63.

Wibowo, K. M., Kanedi, I., Jumadi. J. 2015. Sistem Informasi Geografis (SIG)

Menentukan Lokasi Pertambangan Batu Bara di Provinsi Bengkulu Berbasis Website. Jurnal Media Infotama. 11:No. 1. 51-60.