tb pulmo

Post on 07-Jul-2016

228 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

TB Pulmo

TRANSCRIPT

TUBERCULOSIS PARU

NURUL FAUZIAH (10711219)

IDENTITAS

Pasien

• Nama : Ny. K• Umur : 35 tahun• Alamat : Mungkid• Agama : Islam• Pasien : Bangsal Anggrek• No. RM : 258xxx• Masuk RS Tanggal : 28/03/2016• Ax dilakukan pada : 30/03/2015

Keluhan Utama

Demam

Riwayat Penyakit SekarangRPS

• Pasien baru ke IGD diantar oleh suaminya dengan keluhan demam sejak 4 hari yll demam naik turun, menggigil (-), mimisan (-), gusi berdarah (-). Selain itu pasien juga mengeluhkan batuk sejak 2 mggu yll , dahak (+) warnak kehijauan, pusing (+), mual (+), lemas (+), sesak (-). Sudah satu setengah bulan ini pasien merasakan berat badan semakin turun karena pasien tidak nafsu makan. Pasien belum pernah memeriksakan diri sebelumnya ataupun membeli obat untuk meringankan keluhannya.

RIWAYAT PENYAKIT :

Dahulu :- Riwayat modok di RS dengan keluhan serupa disangkal;

- Riwayat penyakit jantung, hipertensi, asma, alergi,

ataupun riwayat penyakit flek paru pada pasien

disangkal;- Riwayat alergi obat ataupun makanan disangkal.

Keluarga :- Di keluarga pasien ada yang memiliki riwayat TB Paru;

- Riwayat penyakit jantung, hipertensi, asma pada

keluarga pasien disangkal;- Riwayat alergi obat ataupun makanan disangkal.

CONT.

Lingkungan dan Kebiasaan : - Pasien hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mengurus ana-anaknya. Dan dari hasil anamnesis pasien mengatakan jarang membuka jendela dirumah dan pencahayaan dirumah memang kurang karena ventilasi yang kurang memadai.

Anamnesis Sistem

1. Sistem Cerebrospinal : demam (+), nyeri kepala (-), pusing (+)

2. Sistem Kardiovaskuler : nyeri dada (-), berdebar (-)

3. Sistem Respirasi : batuk (+), dahak (+), sesak napas (-)

4. Sistem Gastrointestinal : BAB lancar, nafsu makan berkurang, mual (+), perut perih (-), muntah (-)

5. Sistem Urogenital : BAK tidak terdapat keluhan

6. Sistem Integumentum : keringat dingin (-)

7. Sistem Muskuloskeletal : lemas (+), nyeri otot (-), nyeri sendi (-), bengkak (-)

PEMERIKSAAN FISIK

KU : Tampak lemas, compos mentis Vital Sign

Tekanan darah : 125/80 mmHg Nadi : 110 x/menit Respirasi : 22 x/menit Suhu : 38,6⁰ celcius

• Berat badan : 39 Kg• Kepala & Leher : CA(-/-), SI (-/-)

THORAKS

Inspeksi: Pulsasi ictus cordis terlihat

Bentuk dada simetrisTidak ada retraksi

Perkusi: Jantung : Dalam batas normal

Pulmo : Sedikit redup

Palpasi: Ictus cordis teraba, fremitus

berkurang

Aukultasi

: Jantung : S1 S2 reguler, suara tambahan (-)Pulmo : Suara dasar vesikuler paru +/+ Ronkhi -/-Wheezing -/-

RESUME

Demam Batuk berdahak

Demam Batuk berdahak Riwayat penyakit

TB pada keluarga (+)

Ventilasi di rumah kurang

Nafsu makan dan BB turun

PEMERIKSAAN FISIK

DAFTAR MASALAH PASIEN

PEMERIKSAAN PENUNJANG

TUBERCULOSIS

DIAGNOSIS

TERAPI

Tirah baring; Masukan nutrisi ditingkatkan Meningkatkan motivasi untuk

sembuh Memberi pengertian kepada

pasien bahwa penyakit ini membutuhkan waktu pengobatan yang cukup lama, maka dari itu dibutuhkan kepatuhan dalam mengkonsumsi obat

Memberi pengertian kepada keluarga mengenai kondisi pasien

Infus RL 20 tpm Paracetamol 3 x 500 mg Inj. Ceftriaxon 1 gr/12

jam OBH 3 x C1 SF 3 x 1 Curcuma 2 x 1 Metformin 2 x 1 4 FDC 1 x II (BB> 38 kg)

Non-medikamentosaMedikamentosa

TEORI

Definisi• suatu penyakit infeksi menular

yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (MTB)

• 1/3 penduduk dunia telah terinfeksi MTB

Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB didunia, terjadi pada negara-negara berkembang.

Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina ( 10% dari total jumlah pasien TB didunia).

Epidemiologi

• Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri batang tipis lurus berukuran sekitar 0,4 x 3 µm.

• Sebagian besar bakteri ini terdiri atas asam lemak (lipid), peptidoglikan dan arabinoman.

• Bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai (BTA)

• Tahan hidup pada udara kering dan dingin

• Cepat mati dgn sinar matahari langsung

Etiologi

Faktor

Risiko

Sosial Ekonomi

Status Gizi

- Umur- Jenis

Kelamin

CARA PENULARAN

Secara inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei, khususnya di dapat dari pasien TB dengan BTA positif.

Lingkungan hidup yang sangat padat dan pemukiman di wilayah perkotaan mempermudah proses penularan berperan dalam peningkatan jumlah kasus TB.

PATOGENESIS

MANIFESTASI KLINIS

Gejala Sistemik

•Demam•Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). •Sesak napas•Nyeri dada•Malaise (tidak nafsu makan, penurunan berat badan, sakit kepala,keringat malam,dll)

PEMERIKSAAN FISISInspeksi : hemi torak kanan dan kiri

simetris dengan gerakan yang statis dan dinamis. Retraksi interkostal (-) kecuali pada TBC kronis akibat dari fibrosis jaringan paru.

Palpasi : Fremitus melemah → karena cavitas maupun infiltrat

Perkusi : Redup → infiltrat yg luas

Auskultasi : bervariasi, terdapat juga suara nafas tambahan (rhonki basah,

kasar)

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

Foto Thoraks PA

Pemeriksaan Sputum BTA BTA sputum positif minimal 2 dari 3 spesimen SPS (sewaktu-pagi-sewaktu)

Tes Mantoux/TuberkulinSetelah 48–72 jam tuberkulin disuntikkan maka diukur

diameter dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi:

1. Pembengkakan (Indurasi) : 0–5mm, uji mantoux negatif.2. Pembengkakan (Indurasi) : 6–9mm, uji mantoux

meragukan.3. Pembengkakan (Indurasi) : 10-15mm, uji mantoux

positif.4. Pembengkakan (Indurasi) : >15mm, uji mantoux positif

kuat.

ALUR DIAGNOSIS TB PARU

PENATALAKSANAAN

Promotif

Penyuluhan kepada masyarakat apa itu TBC

Pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularan, cara pencegahan, faktor resiko

Mensosialisasiklan BCG di masyarakat.

KURATIF MENGGUNAKAN OAT OAT KDT Kategori I : 2 (HRZE)/4 (RH)

Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).Diberikan kepada: Penderita baru TBC paru BTA positif. Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.

OAT KDT Kategori II : 2 HRZES / HRZE/ 5 H3R3E3Diberikan kepada: Penderita kambuh Penderita gagal terapi Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat

Obat sisipan (HRZE)

Obat ini diberikan apabila pada akhir tahap intensif dari pengobatan dengan kategori 1 atau kategori 2, hasil pemeriksaan sputum masih BTA positif

Obatsisipan (HRZE) diberikan setiap hari

selama 1 bulan

PROGNOSIS

Jika berobat teratur sembuh total (95%).

Jika dalam 2 tahun penyakit tidak aktif, hanya sekitar 1 % yang mungkin relaps.

top related