rotator cuff syndrome pras

Post on 31-Dec-2015

57 Views

Category:

Documents

14 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

rotator cuff syndrome, etiologi, diagnosis, manajemen

TRANSCRIPT

Rotator Cuff SyndromePresentan: Prasetya Hadi Nugraha 12100112050Perceptor: dr. Satryo Waspodo, SpRM

PENDAHULUAN(1)

Rotator cuff: adalah grup dari 4 otot yang terdiri dari M.Supraspinatus,M.Infraspinatus,M.Subsacpularis,dan M.Teres minor

Fungsi dari ke-4 otot ini menarik humerus ke arah skapula. Menstabilkan sendi glenohumeral untuk fungsi ball and socket dan membantunya saat gerakan-gerakan sendi glenohumeral seperti abduksi-adduksi, rotasi, fleksi-ekstensi

Pendahuluan

Sindrom rotator cuff : kumpulan gejala yang timbul akibat kerusakan atau lesi dari rotator cuff yang bisa ditimbulkan akibat trauma, dan degenerasi, postur tubuh yang salah.(2)

Epidemiologi(3)

Di amerika sindrom rotator cuff merupakan penyebab ke 3 paling sering yang menyebabkan kelainan muskuloskeletal setelah LBP.

Insidens penakit ini meningkat 25 kasus per 1000 populasi pada usia 42-55 tahun

Laki-laki dibanding perempuan 1:1

Etiologi

Etiologi sindrom rotator cuff:1. Trauma2. Degeneratif3. Postur tubuh yang salah

Pembahasan (4)

Tendon m.supraspinatus yang melekat pada tuberositas mayor humeri harus melewati ligamen coracoacromialis dan berada di bawah “atap” acromion.

Hal inilah yang menyebabkan terjadinya “jepitan”atau trauma mekanik yang apabila terjadi terus-menerus menimbulkan inflamasi pada daerah tendon m.supraspinatus dan bursa subdeltoid

Pembahasan (4)

Bentuk-bentuk Os.acromion juga berpengaruh terhadap sindrom rotator cuff in. terdapat 3 bentuk dari tulang acromion I.Flat II.curved III.Hooked

Pembahasan (4)

Pembahasan(5)

Pada perjalanan penyakitnya sindrom rotator cuff ini akan berlangsung 3 fase:

Fase 1: subakut tendinitis atau painfull arc syndrome yang biasanya timbul oedem, nyeri saat menaikan tangan dan nyeri tekan di lokasi inflamasi pada supraspinatus tendon atau pada bursa subacromial.

fase 2: chronic tendinitis sakit yang berulang terus menerus karena tendinitis dan fibrosis kalsifikasi penimbunan kalsium

Pembahasan (5)

Fase 3: cuff disruption pada fase ini nyeri berlangsung terus menerus terjadi kelemahan dan ketidakmampuan menggerakkan bahu disebabkan sobekan di otot rotator cuff.

pembahasan (5)

Pemeriksaan fisik :1. The painfull arc : penderita berdiri dan

melakukan gerakan abduksi sendi bahu biasa didapatkan nyeri daerah abduksi 45-160 derajat dilakukan secara aktif dan pasif.

2. Neer’s test : penderita duduk, stabilkan scapula dengan satu tangan, pemeriksa mengekstensikan tangan pasien hingga maksimal setelah itu lengan pasien diangkat. Dikatakan positif bila pasien merasa sakit.

Pembahasan (5)

Pembahasan

Hawkin-kennedy test: stabilisasi skapula dan lengan atas pasien menggunakan 1 tangan pemeriksa, sisa tangan pemeriksa mengabduksikan bahu pasien 90 derajat lalu meflexikan bahu pasien 30 derajat lalu memflexikan sendi siku pasien 90 derajat lalu merotasi internalkan bahu pasien. Dikatakan positif bila pasien merasa sakit.

Pembahasan (5)

Pembahasan

Pemeriksaan penunjangFoto roetgenUSGMRI

PEMBAHASAN(5)

Penatalaksanaan :terapi non operatif Indikasi : pada fase akut Goal: meredakan inflamasi, nyeri dan

mengembalikan fungsi bahu Terdiri dari:

Modifikasi istirahat dan aktifitas Pemberian terapi oral NSAID dan analgetik bila

diperlukan Pemberian injeksi kortikosteroid melalui celah

subakromial

Pembahasan(5)

Penatalaksanaan: terapi operatif dianjurkan apabila gejala tidak mereda selama 3 bulan dengan pemberian terapi konservatif atau terdapat tanda-tanda robekan oto-otot rotator cuff

Semenjak tahun 1990 sudah dapat dilakukan teknik operasi arthroscopic rotator cuff repair

Pembahasan(5)

Indikasi operasi, berdasarkan pertimbangan: Umur pasien Tipe dan keparahan robekan (parsial

sampai menyeluruh) Lamanya penyakit Kepatuhan untuk mengikuti terapi post

operative

Prognosis

33 – 90 % dapat sembuh dengan konservatif terapi. Biasanya kesembuhan akan dicapai lebih lama pada penderita org tua.

Robekan Rotator cuff 77 - 95 % dapat sembuh dengan operasi walaupun pada kebanyakan kasus ROM pasien tidak dapat kembali normal seutuhnya.

Rehabilitation

Goal: meringanan inflmasi & tekanan pada tendon yang inflamasi

Menggunalan es di daerah yang mengalami inflamasi

Selama masih sakit hindari tekananan pada tendon yang inflamasi dengan tidak mengangkat tangan

Menghindari kekakuan dengan pasif ROM saat supervisi rehab dan program latihan di rumah

TERIMA KASIH

Daftar Pustaka

1. Campos N. rotator cuff syndrome [internet]. 2008 july 31[cited 2012 july 17]. available from: http://drnickcampos.com/health-newsletter/RotaotrCuffSyndrome.htm

2. Shiel w.c. rotator cuff disease [internet]. 2008 marc 20[cited 2012 july 17]. available from: http://www.medicinenet.com/rotator_cuff/page4.htm#7whatis

3. Roy A. rotator cuff disesase [internet].2012 [update 2012 jan 18; cited 2012 july 17]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/328253-overview

4. Johnson HD, pedowitz RA.Practical Orthopaedic Sports Medicine & Arthroscopy.1st Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;2007.P161-68

5. Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley system of orthopaedics and fracture. 9 th edition. Bristol UK: Hodder arnorld;2010. P341-48

top related