program diploma 1 jurusan teknologi ......proses tersebut di kerjakan di server sedangkan outputnya...
Post on 26-Oct-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Halaman 1 dari 52
Di Susun Oleh:
M Rhoza Permana NIM 7406106037
Feri Kristiana NIM 7406106021
Venky Muchlison NIM 7406106059
PROGRAM DIPLOMA 1
JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
COMMUNITY COLLEGE KOTA KEDIRI
2007
Halaman 2 dari 52
BAB I
PENDAHULUAN
LTSP adalah suatu project yang mengeksplorasi kemampuan Linux untuk aplikasi
diskless XTerminal. XTerminal merupakan salah satu model thin client yang dapat dibangun
dengan platform Linux. Teknologi yang mirip sistem mainframe ini semakin populer karena
dapat menghemat sumber daya hardware tanpa perlu mengurangi performance.
Platform Linux yang kian berkembang dan memasyarakat telah terbukti
memberikan banyak solusi alternative yang mendorong efisiensi, penghematan biaya dan
kemudahan kerja. Sifatnya yang open telah melahirkan berbagai kombinasi baru dibidang
teknologi informasi dan dapat dimanfaatkan oleh siapa saja yang mau memanfaatkannya.
Linux diskless adalah Mengizinkan client yang tidak dilengkapi dengan media
penyimpanan seperti harddisk,disket,CDROM dan sebagainya untuk mengaktifkan system
operasi dalam hal ini adalah linux.proses diskless akan membantu komputer client untuk
dapat mengaktifkan system operasi tersebut dengan mengeksekusi file kernel dan sisi
komputer client.Setelah proses diskles selesai,dilanjutkan akses melalui jaringan untuk
mengeksekusi server disisi komputer client,sehingga komputer client,dapat mengakses
aplikasi diskless.Proses tersebut memungkinkan komputer lama seperti komputer 486 yang
mempunyai RAM 8 MB menggunakan linux diskless dapat menjalankan kernel dan
mengeksekusi X-Server,setelah proses eksekusi x-server berhasil,proses dialihkan ke
client.Proses yang telah di arahkan tersebut seolah-olah berjalan di komputer client,proses-
proses tersebut di kerjakan di server sedangkan outputnya di client.
Halaman 3 dari 52
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 TUJUAN
Dalam penulisan laporan jaringan wilisystem,tujuan yang ingin dicapai adalah sbb:
1. Mahasiswa bisa memahami konsep jaringan secara menyeluruh
2. Mahasiswa bisa mengaplikasikan teori konsep jaringan secara menyeluruh
3. Mahasiswa bisa mengkonfigurasikan LTSP dengan linux diskless.
2.2 MANFAAT
Penulis berharap agar penyusunan laporan ini nantinya dapat berguna bagi
penulis,bagi semua teman-teman CCIT Kota Kediri dan bagi semua pembaca.
Adapun manfaat yang diperoleh dari praktek jaringan wilisystem adalah sebagai berikut:
1. Dapat menambah pengetahuan,wawasan dan pengalaman dengan praktek secara
langsung.
2. Untuk meningkatkan ketrampilan Mahasiswa dengan melaksanakan tugas praktek
yang di berikan oleh Dosen Pembimbing.
4. Sebagai bahan evaluasi dan materi yang telah dijelaskan oleh Dosem pembimbing.
Halaman 4 dari 52
BAB III
MENGKONFIGURASI
3.1 PERANCANGAN LTSP
Berikut diagram perancangan bahwa server linux sebagai Linux Terminal Server
dan server Windows 2000 untuk client yang menggunakan windows sebagai system
aplikasi serta dua buah workstation .
Dan berikut peralatan-peralatan yang di gunakan:
Komputer Server
Komputer Terminal/Client
Koneksi Jaringan
Kartu jaringan
Perangkat lunak,yang terdiri dari:
Jenis LTSP
File RPM dapat didownload http://www.lts.or
CD Installer Redhat
Etherboot untuk bootdisk (dapat di download di http://www.rom-o-matic.com
3.2 Teori Konsep Jaringan
3.2.1 Menseting Ethernet Card
Untuk login yaitu root kemudian periksa perangkat jaringan dengan mengetikkan
perintah ifconfig. Jika hanya muncul lo seperti komentar di bawah dan atrributnya tanpa
eth0, berarti jaringan belum aktif.
[root@ltsp etc]# ifconfig
Halaman 5 dari 52
lo Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:58 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:58 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:4060 (3.9 Kb) TX bytes:4060 (3.9 Kb)
[root@ltsp etc]#
3.2.2 Pengaturan Pada IP Address Ethernat Card
Dalam praktek ini, menggunakan IP (Kelas-C networks). Untuk komputer
server, alamat IPnya 192.168.0.254, dan untuk komputer terminal dimulai dengan
alamat IP 192.168.0.1 dan seterusnya keatas, ini dengan asumsi komputer terminal yang
ter- hubung adalah 253 dengan satu server.
Untuk mengaktifkan IP address jaringan dengan perintah ifconfig (net device) up (IP
address) netmask (netmask) broadcast (broadcast) adalah sbb:
[root@ltsp etc]# ifconfig eth0 192.168.0.254 netmask 255.255.255.0
broadcast 192.168.0.255
Dan untuk mengaktifkan IP address yang telah dibuat, jalankan script
/etc/rc.d/init.d/network restart,seperti di bawah.
[root@ltsp etc]#/etc/rc.d/init.d/network restart
Kemudian periksa dengan perintah ifconfig, jika komentarnya seperti dibawah
berarti jaringan ethernet card sudah aktif.
[root@ltsp etc]# /sbin/ifconfig
eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:90:27:50:52:C0
inet addr:192.168.0.254 Bcast:192.168.0.255 Mask:255.255.255.0
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:265675 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:283794 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:100
RX bytes:35032815 (33.4 Mb) TX bytes:84562927 (80.6 Mb)
Interrupt:11 Base address:0x9000
lo Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:58 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:58 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:4060 (3.9 Kb) TX bytes:4060 (3.9 Kb)
Halaman 6 dari 52
[root@ltsp etc]#
selanjutnya edit files /etc/sysconfig/network-script/ifcfg-eth0
[root@ltsp etc]# vi /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth0
DEVICE=eth0
BOOTPROTO=none
BROADCAST=192.168.0.255
IPADDR=192.168.0.254
NETMASK=255.255.255.0
NETWORK=192.168.0.0
ONBOOT=yes
[root@ltsp etc]#
Kemudian tes koneksi terhadap komputer lain dalam satu jaringan dengan perintah
ping,seperti di bawah ini.
[fauzan@ltsp network-scripts]$ ping 192.168.0.1
PING 192.168.0.1 (192.168.0.1) from 192.168.0.254 : 56(84) bytes of data.
64 bytes from 192.168.0.1: icmp_seq=1 ttl=255 time=0.258 ms
64 bytes from 192.168.0.1: icmp_seq=2 ttl=255 time=0.291 ms
64 bytes from 192.168.0.1: icmp_seq=3 ttl=255 time=0.286 ms
64 bytes from 192.168.0.1: icmp_seq=4 ttl=255 time=0.287 ms
64 bytes from 192.168.0.1: icmp_seq=5 ttl=255 time=0.272 ms
--- 192.168.0.1 ping statistics ---
5 packets transmitted, 5 received, 0% loss, time 3997ms
rtt min/avg/max/mdev = 0.258/0.278/0.291/0.024 ms
[fauzan@ltsp network-scripts]$
3.3 Paket Files Diskless
3.3.1 DHCP (Dinamic host Configuration Protocol)
DHCP memberikan dua layanan utama pada client jaringan. Pertama,
mengalokasikan IP address jaringan untuk komputer client. Alamat ini adalah alamat
sementara yang diambil dari komputer server dan juga bisa menjadi alamat permanen
yang ditentukan oleh administrator dan hanya dapat diingat oleh komputer server.
Pemberian IP address berdasarkan nomor hardware (MAC) yang tertanam di setiap
ethernet card.
Sebagai contoh alamat hardware (MAC) ethernet card kornputer server
penulis adalah 00:09:27:50:52:CO (bertanda bergaris bawah).
[root@ltsp etc]# /sbin/ifconfig
eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:90:27:50:52:C0
Halaman 7 dari 52
inet addr:192.168.0.254 Bcast:192.168.0.255 Mask:255.255.255.0
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:265675 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:283794 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:100
RX bytes:35032815 (33.4 Mb) TX bytes:84562927 (80.6 Mb)
Interrupt:11 Base address:0x9000
lo Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:58 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:58 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:4060 (3.9 Kb) TX bytes:4060 (3.9 Kb)
[root@ltsp etc]#
Berikut ini adalah pesan-pesan dari DHCP
DHCPDISCOVER, ripe pertama dari DHCP, yaitu komputer client broadcast untuk
menemukan server DHCP lokal.
DHCPOFFER, server DHCP menerima client DHCPDISCOVER kemudian
melayani permintaan informasi dan mengirimkan DHCPOFFER ke komputer client
dengan sekumpulan paramater.
DHCPTREQUEST, kornputer client menerima satu atau lebih DHCPOFFER dan
memutuskan mana yang harus diterima.
DHCPACK, server mengirimkan DHCPACK (ACK adalah acknowledge)
kornputer client dengan sekumpulan paramater konfigurasi dan memberitahukan
kornputer client bahwa DHCPREQUEST diterima kemudian memberikan informasi
yang diperlukan.
DHCPNAK, server mengirimkan DHCPNAK (NAK adalah negative acknowledge)
ke kornputer client jika DHCPREQUEST adalah alamat yang salah dari kornputer
client, kemudian memberitahukan bahwa ia (komputer client) tidak dapat
memperolch alamat tersebut.
Halaman 8 dari 52
3.3.2 NFS Server
Root device pada computer normal biasanya ke hardisk (/dev/hda1). Di sini
dibagun jaringan diskless Xterminal, sehingga dimungkinkan root device-nya
mengarah ke Network Files System (NFS). Dengan demikian, server membutuhkan
NFS server.
NFS memungkinkan melakukan mount file-file atau direktoi computer server
dari computer yang ebrbeda dalam satu jaringan yang sama. Serve diskless Xterminal
yang dibangun dengan paket LTSP (Linux Terminal Server Project) menambahkan
suatu derektori yang akan diekspor, yaitu direktori /opt/ltsp/i386/.
Berikut adalah isi dari file /etc/exprort
[root@ltsp etc]# vi /etc/export
## LTS-begin ##
#
# The lines between the 'LTS-begin' and the 'LTS-end' were added
# on: Wed Nov 28 11:19:42 PST 2001 by the ltsp installation script.
# For more information, visit the ltsp homepage
# at http://www.ltsp.org
#
/opt/ltsp/i386 192.168.0.0/255.255.255.0(ro,no_root_squash)
/var/opt/ltsp/swapfiles 192.168.0.0/255.255.255.0(rw,no_root_squash)
#
# The following entries need to be uncommented if you want
# Local App support in ltsp
#
#/home 192.168.0.0/255.255.255.0(rw,no_root_squash)
## LTS-end ##
[root@ltsp etc]#
Direktori yang dieskpor computer server melalui NFS server adalah /opt/ltsp/i386
192.168.0.0 dengan netmask 255.255.255.0 dan /var/opt/ltsp/swapfiles 192.168.0.0 dengan
netmask 255.255.255.0 ini berarti komputer lain dalam jaringan sama dapat melakukan mount
direktori tersebut.
Halaman 9 dari 52
3.3.3 Portmap
Portmap digunakan Network File System (NFS) server dan juga dipakai untuk
mendownload kernel. Protmap dibutuhkan bootrom pada saat proses booting. Periksa
file portmap dengan perintah rpm –qa |grep portmap.
Melihat bahwa portmap sudah aktif, menggunakan perintah ps –e |grep portmap
[root@ltsp network-scripts]# ps -e |grep portmap
791 ? 00:00:00 portmap
[root@ltsp network-scripts]#
Dan dapat juga menggunakan perintah netstat. Portmap mengunakan TCP dan
UDP port 111.
[root@ltsp network-scripts]# netstat -an |grep ":111"
tcp 0 0 0.0.0.0:111 0.0.0.0:*
LISTEN
udp 0 0 0.0.0.0:111 0.0.0.0:*
[root@ltsp network-scripts]#
3.3.4 TFTP
Files TFTP secara default otomatis ikut terinstal dalam Linux, yang di atifkan
melalui files xinetd.conf
[root@ltsp etc]# vi /etc/xinetd.conf
# Simple configuration file for xinetd
#
# Some defaults, and include /etc/xinetd.d/
defaults
{
instances = 60
log_type = SYSLOG authpriv
log_on_success = HOST PID
log_on_failure = HOST
cps = 25 30
}
Halaman 10 dari 52
includedir /etc/xinetd.d
[root@ltsp etc]#
Dan ada beberpa files yang perlu dikonfigurasi sebelum melakukan instalasi LTSP
(Linux Terminal Server Project)
/etc/X11/xdm/xdm-config
File ini merupakan konfigurasi yang memungkinkan komputer client diskless
Xterminal remot login untuk mendapatkan layar login XDM (Xwindows Display
Manager) server Xterminal yang ditentukan dengan baris
“DisplayManager,reguestPort:0”
[root@ltsp etc]# vi /etc/X111/xdm/xdm-config
! $XConsortium: xdm-conf.cpp /main/3 1996/01/15 15:17:26 gildea $
! $XFree86: xc/programs/xdm/config/xdm-conf.cpp,v 1.6 2000/01/31
19:33:43 dawes Exp $
DisplayManager.errorLogFile: /var/log/xdm-errors
DisplayManager.pidFile: /var/run/xdm-pid
DisplayManager.keyFile: /etc/X11/xdm/xdm-keys
DisplayManager.servers: /etc/X11/xdm/Xservers
DisplayManager.accessFile: /etc/X11/xdm/Xaccess
DisplayManager.willing: su nobody -c
/etc/X11/xdm/Xwilling
! All displays should use authorization, but we cannot be sure
! X terminals will be configured that way, so by default
! use authorization only for local displays :0, :1, etc.
DisplayManager._0.authorize: true
DisplayManager._1.authorize: true
! The following three resources set up display :0 as the console.
DisplayManager._0.setup: /etc/X11/xdm/Xsetup_0
DisplayManager._0.startup: /etc/X11/xdm/GiveConsole
DisplayManager._0.reset: /etc/X11/xdm/TakeConsole
!
DisplayManager*resources: /etc/X11/xdm/Xresources
DisplayManager*session: /etc/X11/xdm/Xsession
DisplayManager*authComplain: false
! SECURITY: do not listen for XDMCP or Chooser requests
Halaman 11 dari 52
! Comment out this line if you want to manage X terminals with xdm
DisplayManager.requestPort: 0
/etc/X11/xdm/Xaccess
File yang membukan akses dari komputer client untuk mendapatkan layat
login XDM (Xwindows Display Manager)
[root@ltsp etc]# vi /etc/X11/xdm/Xaccess
# $XConsortium: Xaccess,v 1.5 91/08/26 11:52:51 rws Exp $
#
# Access control file for XDMCP connections
#
# To control Direct and Broadcast access:
#
# pattern
#
# To control Indirect queries:
#
# pattern list of hostnames and/or macros ...
#
# To use the chooser:
#
# pattern CHOOSER BROADCAST
#
# or
#
# pattern CHOOSER list of hostnames and/or macros ...
#
# To define macros:
#
# %name list of hosts ...
#
# The first form tells xdm which displays to respond to itself.
# The second form tells xdm to forward indirect queries from hosts
matching
# the specified pattern to the indicated list of hosts.
# The third form tells xdm to handle indirect queries using the
chooser;
# the chooser is directed to send its own queries out via the
broadcast
# address and display the results on the terminal.
Halaman 12 dari 52
# The fourth form is similar to the third, except instead of using
the
# broadcast address, it sends DirectQuerys to each of the hosts in
the list
#
# In all cases, xdm uses the first entry which matches the terminal;
# for IndirectQuery messages only entries with right hand sides can
# match, for Direct and Broadcast Query messages, only entries
without
# right hand sides can match.
#
* #any host can get a login window
#
# To hardwire a specific terminal to a specific host, you can
# leave the terminal sending indirect queries to this host, and
# use an entry of the form:
#
#terminal-a host-a
#
# The nicest way to run the chooser is to just ask it to broadcast
# requests to the network - that way new hosts show up
automatically.
# Sometimes, however, the chooser can't figure out how to broadcast,
# so this may not work in all environments.
#
* CHOOSER BROADCAST #any indirect host can get a chooser
#
# If you'd prefer to configure the set of hosts each terminal sees,
# then just uncomment these lines (and comment the CHOOSER line
above)
# and edit the %hostlist line as appropriate
#
#%hostlist host-a host-b
#* CHOOSER %hostlist #
Halaman 13 dari 52
* # any host can get a login window
/etc/hosts.allow
File yang berisi komentar bahwa komputer client Xterminal bisa
mendapatkan service dari server Xterminal dalan satu jaringan yang sama (jaringan
192.168.0.0).
[root@ltsp etc]# vi /etc/hosts.allow
#
# hosts.allow This file describes the names of the hosts which
are
# allowed to use the local INET services, as decided
# by the '/usr/sbin/tcpd' server.
#
## LTS-begin ##
#
# The lines between the 'LTS-begin' and the 'LTS-end' were added
# on: Wed Nov 28 11:19:42 PST 2001 by the ltsp installation script.
# For more information, visit the ltsp homepage
# at http://www.ltsp.org
#
bootpd: 0.0.0.0
in.tftpd: 192.168.
portmap: 192.168.
## LTS-end ##
/etc/inittab
[root@ltsp etc]# more inittab
#
# inittab This file describes how the INIT process should set
up
# the system in a certain run-level.
#
Halaman 14 dari 52
# Author: Miquel van Smoorenburg,
<miquels@drinkel.nl.mugnet.org>
# Modified for RHS Linux by Marc Ewing and Donnie
Barnes
#
# Default runlevel. The runlevels used by RHS are:
# 0 - halt (Do NOT set initdefault to this)
# 1 - Single user mode
# 2 - Multiuser, without NFS (The same as 3, if you do not have
networking)
# 3 - Full multiuser mode
# 4 - unused
# 5 - X11
# 6 - reboot (Do NOT set initdefault to this)
#
id:5:initdefault:
# System initialization.
si::sysinit:/etc/rc.d/rc.sysinit
l0:0:wait:/etc/rc.d/rc 0
l0:0:wait:/etc/rc.d/rc 0
l1:1:wait:/etc/rc.d/rc 1
l2:2:wait:/etc/rc.d/rc 2
l3:3:wait:/etc/rc.d/rc 3
l4:4:wait:/etc/rc.d/rc 4
l5:5:wait:/etc/rc.d/rc 5
l6:6:wait:/etc/rc.d/rc 6
# Things to run in every runlevel.
ud::once:/sbin/update
# Trap CTRL-ALT-DELETE
ca::ctrlaltdel:/sbin/shutdown -t3 -r now
# When our UPS tells us power has failed, assume we have a few
minutes
# of power left. Schedule a shutdown for 2 minutes from now.
# This does, of course, assume you have powerd installed and your
# UPS connected and working correctly.
pf::powerfail:/sbin/shutdown -f -h +2 "Power Failure; System
Shutting Down"
Halaman 15 dari 52
# If power was restored before the shutdown kicked in, cancel it.
pr:12345:powerokwait:/sbin/shutdown -c "Power Restored; Shutdown
Cancelled"
# Run gettys in standard runlevels
1:2345:respawn:/sbin/mingetty tty1
2:2345:respawn:/sbin/mingetty tty2
3:2345:respawn:/sbin/mingetty tty3
4:2345:respawn:/sbin/mingetty tty4
5:2345:respawn:/sbin/mingetty tty5
6:2345:respawn:/sbin/mingetty tty6
# Run xdm in runlevel 5
# xdm is now a separate service
x:5:respawn:/etc/X11/prefdm -nodaemon
[root@ltsp etc]#
Apabila paket LTSP sudah terinstall, berikut ini yang terjadi :
1. Ketika workstation diaktifkan, maka akan terjadi proses "Power On Self Test"
(POST)
2. Pada saat proses tersebut terjadi, BIOS akan mencari ROM yang terpasang pada
network card. ROM yang dicari tersebut harus sudah terisi kode Etherboot.
3. Setelah proses POST selesai, kemudian kode Etherboot yang terdapat pada ROM
network card tersebut akan dieksekusi.
4. Kode buatan Etherboot tersebut kemudian akan mencari network card yang
terpasang. Jika berhasil ditemukan maka network card tersebut akan di-initialisasi.
5. Kode Etherboot tersebut kemudian akan mengirimkan sinyal ke jaringan berupa
permintaan DHCP (DHCP Request). Permintaan DHCP tersebut akan disertai
dengan MAC Address dari network card yang digunakan.
6. DHCPD daemon yang aktif di server kemudian akan memperoleh sinyal permintaan
tersebut, dan akan mencari data pada file konfigurasi yang ada.
7. DHCPD daemon kemudian akan mengirimkan paket balasan, berisi beberapa
informasi. Paket balasan ini akan berisi informasi berikut :
IP Address untuk workstation tersebut
Konfigurasi NETMASK untuk jaringan internal
Halaman 16 dari 52
Lokasi file kernel yang akan di-download.
Parameter tambahan untuk dikirimkan ke kernel, melalui baris perintah kernel.
8. Kode Etherboot kemudian akan menerima balasan dari server, dan kemudian
melakukan konfigurasi TCP/IP pada network card dengan parameter yang diterima.
9. Dengan menggunakan TFTP ( Trivial File Transfer Protocol ), kode Etherboot
kemudian akan berusaha untuk melakukan download file kernel dari server.
10. Setelah kernel berhasil didownload sepenuhnya di workstation, kode Etherboot
kemudian akan meletakkan kernel tersebut ke lokasi memory yang tepat.
11. Kontrol kemudian akan diambil alih oleh Kernel. Kernel ini kemudian akan
melakukan initialisasi seluruh system dan peralatan terpasang yang dikenali.
12. Sampailah pada bagian yang sangat menarik. Pada bagian akhir dari kernel terdapat
image filesystem, yang akan diletakkan di memory sebagai sebuah ramdisk, dan
sementara di-mount sebagai root filesystem. Hal ini dilakukan dengan memberikan
baris perintah root=/dev/ram0 yang kemudian akan memberitahu kernel untuk
melakukan proses mount pada image tersebut sebagai root directory.
13. Pada umumnya, setelah kernel selesai melalui proses booting, akan dieksekusi
program init. Tetapi, pada kasus ini, dilakukan perubahan dengan menginstruksikan
kernel untuk melakukan membaca shell script. Hal tersebut dilakukan dengan
memberikan parameter init=/linuxrc pada baris perintah kernel.
14. Script /linuxrc tersebut kemudian akan memeriksa PCI bus, mencari network card.
Setiap perangkat PCI yang ditemukan, kemudian akan dilakukan proses pencarian
pada file /etc/niclist, untuk mencari apakah perangkat tersebut ada pada daftar
tersebut. Jika ditemukan, maka nama module dari NIC tersebut akan diambil untuk
kemudian dieksekusi. Untuk ISA card, module driver tersbut HARUS dirinci pada
baris perintah kernel, disertai dengan IRQ atau parameter alamat yang dibutuhkan.
15. Setelah network card berhasil diidentifikasi, maka script /linuxrc akan mengambil
modul kernel yang mendukung network card tersebut.
16. dhclient kemudian akan dijalankan, untuk melakukan query informasi ke DHCP
server. Permintaan tersebut dilakukan untuk kedua kalinya, karena jika
menggantungkan pada hasil query yang dilakukan oleh Etherboot, maka informasi
tersebut tidak sepenuhnya dapat diterima oleh kernel. Kernel kemudian akan
mengabaikan konfigurasi NFS Server yang disertakan sebagai parameter tambahan
root-path. Hal ini perlu dilakukan jika dimiliki NFS server yang berada pada server
terpisah dari TFTP server.
Halaman 17 dari 52
17. Ketika dhclient memperoleh jawaban dari server, kemudian akan dieksekusi file
/etc/dhclient-script, yang mana kemudian akan berusaha membaca konfigurasi untuk
kemudian melakukan setup pada interface eth0.
18. Sampai pada proses ini, filesystem root berada di ramdisk.. Selanjutnya, script
/linuxrc akan melakukan proses mount ulang pada filesystem melalui NFS. Direktori
yang di-export pada server umumnya adalah /opt/ltsp/i386. Proses tersebut tidak bisa
langsung melakukan proses mount filesystem yang baru sebagai /. Proses mount
akan terlebih dahulu dilakukan pada /mnt. Kemudian, dilakukan pivot_root.
pivot_root kemudian akan melakukan pertukaran filesystem root yang aktif dengan
filesystem baru. Setelah proses tersebut, filesystem NFS akan di-mount pada /, dan
filesystem root terdahulu akan di-mount pada /oldroot.
19. Setelah proses mount dan pivot pada filesystem root yang baru selesai, shell script
/linuxrc telah selesai melakukan perintah yang ada, dan saatnya diperlukan untuk
menjalankan program init yang seharusnya.
20. Init kemudian akan membaca file /etc/inittab dan mulai melakukan setting
environtment workstation tersebut.
21. Init menggunakan konsep runlevel, dimana tiap runlevel memiliki konfigurasi
services yang berbeda. LTSP workstation akan diawali pada runlevel '2'. Konfigurasi
tersebut dapat dilihat pada baris initdefault pada file inittab.
22. Salah satu item yang berada pada urutan awal yaitu perintah rc.local yang akan aktif
sementara workstation berada pada tahap 'sysinit'.
23. Script rc.local kemudian akan membuat ramdisk sebesar 1 mb untuk menyimpan
file-file yang akan dibuat atau diubah.
24. Ramdisk akan di-mount sebagai direktori /tmp. Semua file yang akan dituliskan
sebenarnya akan diletakkan pada direktori /tmp, dan nantinya akan terdapat
symbolic link yang mengacu pada file-file tersebut.
25. Filesystem /proc kemudian di-mount.
26. Jika workstation ditentukan untuk melakukan swap over NFS, maka direktori
/var/opt/ltsp/swapfile akan di-mount sebagai /tmp/swapfiles. Jika, belum tersedia
swapfile untuk workstation tersebut, maka akan dibuat secara otomatis. Ukuran dari
swapfile tersebut ditentukan pada file lts.conf .
Swapfile kemudian akan diaktifkan, dengan menggunakan perintah swapon.
27. Interface loopback akan dikonfigurasi. Interface tersebut nantinya akan
menggunakan IP Address 127.0.0.1.
Halaman 18 dari 52
28. Jika Local apps diaktifkan, maka direktori /home akan di-mount, sehingga aplikasi
tersebut dapat mngakses direktori home.
29. Beberapa direktori kemudian akan dibuat pada filesystem /tmp untuk menyimpan
beberapa file sementara yang dibutuhkan sewaktu system berjalan. Direktori yang
akan dibuat tersebut adalah sebagai berikut :
a . /tmp/compiled
b. /tmp/var
c. /tmp/var/run
d. /tmp/var/log
e. /tmp/var/lock
f. /tmp/var/lock/subsys
30. Proses selanjutnya adalah melakukan konfigurasi pada system X Windows. Pada file
lts.conf, terdapat parameter yaitu XSERVER. Jika parameter tersebut tidak
diketemukan, atau ditentukan menjadi "auto", maka akan dilakukan proses deteksi.
Jika card yang digunakan adalah PCI, maka akan diambil PCI Vendor dan Device id,
untuk kemudian dicari apakah terdapat pada file /etc/vidlist.
Jika card tersebut didukung oleh XFree86 4.X, maka pci_scan akan memberikan hasil
yaitu nama dari driver modul yang digunakan. Jika hanya didukung oleh Xfree86
3.3.6, maka pci_scan akan memberikan X server yang akan digunakan. Script rc.local
dapat membedakan hasil dari pci_scan tersebut dikarenakan pada versi terdahulu 3.3.6
nama server didahului oleh 'XF86_'.
31. Jika digunakan XFree86 4.x, maka script /etc/rc.setupx akan dijalankan untuk
membentuk file XF86Config untuk X4. Jika yang digunakan adalah Xfree86 3.3.6
maka script /etc/rc.setupx3 akan dijalankan untuk membentuk file XF86Config.
File XF86Config akan dibuat, berdasarkan file /etc/lts.conf.
32. Ketika script rc.setupx selesai, maka alur proses akan kembali pada rc.local.
Kemudian /tmp/start_ws akan dibuat. Script ini juga berfungsi untuk menjalankan
XServer.
33. File /tmp/syslog.conf juga akan dibuat. File ini akan menginformasikan syslogd
daemon, host manakah pada jaringan yang akan menerima informasi logging
workstation. Syslog host ditentukan pada file lts.conf. Terdapat symbolic lynk
/etc/syslog.conf yang mengacu ke file /tmp/syslog.conf.
Halaman 19 dari 52
34. Syslogd daemon kemudian akan dijalankan, menggunakan konfigurasi file yang
disebutkan pada langkah sebelumnya.
35. Alur proses kemudian dikembalikan ke init. Init akan mencari initdefault untuk
menentukan runlevel yang digunakan. Nilai dari initdefault adalah 2, sama halnya
dengan yang ditentukan pada lts_core-2.08.
36. Runlevel 2 akan menyebabkan init untuk menjalankan script set_runlevel yang akan
membaca file lts.conf dan menentukan runlevel workstation yang dijalankan.
Standard runlevel untuk LTSP adalah 3, 4, dan 5.
3 - Akan menjalankan shell. Sangat berguna untuk debugging workstation.
4 - Akan menjalankan satu atau lebih Telnet session pada mode karakter atau text
base. Sangat cocok jika diaplikasikan untuk menggantikan serial terminal.
5. - GUI mode. Ini akan menjalankan X windows, dan mengirimkan query XDCMP
ke server, yang akan menampilkan kotak dialog login untuk akses ke server.
Dibutuhkan display manager yang aktif di server, seperti XDM, GDM atau KDM.
3.4 Instalasi Setting Komputer Server LTSP (Linux Terminal Server Project)
3.4.1 Instalasi LTSP pada server.
Untuk menjalankan X windows pada workstation, terdapat 4 buah paket
yang harus didownload. Pada saat ini digunakan Network card berbasis RTL 8029 dan
video card berbasis S3 Triov64.
1.Paket LTSP Core
Download paket ltsp core versi terakhir, dan install dengan menggunakan perintah
RPM.
rpm -ivh lts_core-3.0.0.i386.rpm
Perintah tersebut akan melakukan instalasi paket tersebut ke direktori /opt/ltsp/i386.
2.Paket Kernel
Halaman 20 dari 52
Download versi terakhir paket ltsp kernel, dan install dengan menggunakan perintah
RPM.
rpm -ivh lts_kernel-3.0.0.i386.rpm
Perintah tersebut akan melakukan instalasi paket kernel.
3.Paket X Core
Download paket ltsp Xfonts versi terakhir, dan install dengan menggunakan perintah
RPM.
rpm -ivh lts_x_fonts-3.0.0.0.i386.rpm
Perintah tersebut akan melakukan instalasi paket font
4.Paket X Fonts
Download paket ltsp Xfonts versi terakhir, dan install dengan menggunakan perintah
RPM.
rpm -ivh lts_x_fonts-3.0.0.0.i386.rpm
Perintah tersebut akan melakukan instalasi paket font
3.4.2 Inisialisasi Server
Setelah instalasi file-file tersebut ter-install, kemudian masuk ke direktori
/opt/ltsp/templates. Terdapat beberapa file yang akan mengubah file system pada server.
Masing-masing dari file-file tersebut bertanggung jawab untuk sebuah file system. Jika
ingin secara otomatis, jalankan perintah ltsp_initialize dengan perintah:
cd /opt/ltsp/templates
./ltsp_initialize
Perintah tersebut kemudian akan menampilkan beberapa pertanyaan
mengenai service-service yang akan di-konfigurasi. Initialisasi tersebut akan melibatkan
service berikut :
XDM - X Display Manager
GDM - Gnome Display Manager
Display Manager startup script
File DHCP /etc/dhcpd.conf
File NFS /etc/exports
tcpwrappers
Port mapper
syslogd
Halaman 21 dari 52
Script TFTP startup
3.4.3 Konfigurasi Workstation
Selanjutnya dilakukan proses konfigurasi untuk workstation. Terdapat tiga buah
file yang berisi konfigurasi untuk workstation.
1./etc/dhcpd.conf
2./etc/hosts
3./opt/ltsp/i386/etc/lts.conf
/etc/dhcpd.conf
Workstation membutuhkan alamat IP dan informasi lain. Berikut adalah
informasi yang akan diperoleh dari server DHCP.
Alamat IP
Hostname
Alamat IP Server
Default gateway
Lokasi file kernel yang akan diambil
Server beserta direktorinya yang akan di-mount sebagai filesystem root.
Pada saat script ltsp_intialize dijalankan, akan dibuat sebuah file contoh
dhcp.conf. Nama file tersebut adalah /etc/dhcpd.conf.example yang dapat di-copy
menjadi /etc/dhcpd.conf sebagai dasar dari konfigurasi dhcp. File tersebut di-modifikasi
beberapa bagian di dalamnya untuk disesuaikan dengan konfigurasi workstation dan
server.
[root@ltsp etc]# vi /etc/dhcpd.conf
# Sample configuration file for ISCD dhcpd
#
# Don't forget to set run_dhcpd=1 in /etc/init.d/dhcpd
# once you adjusted this file and copied it to /etc/dhcpd.conf.
#
default-lease-time 21600;
max-lease-time 21600;
ddns-update-style none;
allow booting;
allow bootp;
Halaman 22 dari 52
option subnet-mask 255.255.255.0;
option broadcast-address 192.168.0.255;
option routers 192.168.0.254;
option domain-name-servers 192.168.0.254;
option domain-name "ltsp";
option root-path "192.168.0.254:/opt/ltsp/i386";
option option-128 code 128 = string;
option option-129 code 129 = text;
shared-network WORKSTATIONS {
subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 {
range dynamic-bootp 192.168.0.100 192.168.0.253;
use-host-decl-names on;
option log-servers 192.168.0.254;
# trick from Peter Rundle <peter.rundle@au.interpath.net>
if substring (option vendor-class-identifier, 0, 9) = "PXEClient"
{
filename "/lts/pxe/pxelinux.bin";
# NOTE: kernels are specified in /tftpboot/lts/pxe/pxelinux.cfg/
}
else
{
filename "/lts/vmlinuz-2.4.18-ltsp";
}
}
}
# example configurations for specifying specific kernels to specific
clients
group {
use-host-decl-names on;
option log-servers 192.168.0.254;
host ws001 {
hardware ethernet 00:50:FC:54:10:F3;
fixed-address 192.168.0.1;
filename "/lts/vmlinuz-2.4.18-ltsp";
#option option-128 e4:45:74:68:00:00;
#option option-129 "NIC=3c509";
}
host ws002 {
hardware ethernet 00:C0:26:EF:47:4E;
Halaman 23 dari 52
fixed-address 192.168.0.2;
filename "/lts/vmlinuz-2.4.18-ltsp";
#option option-128 e4:45:74:68:00:00;
#option option-129 "NIC=ne";
}
host ws003 {
hardware ethernet 00:D0:09:30:28:B2;
fixed-address 192.168.0.3;
# kernels are specified in /tftpboot/lts/boot/pxe/pxelinux.cfg/
filename "/lts/boot/pxe/pxelinux.bin";
}
}
File kernel diletakkan pada direktori /tftpboot/lts, tetapi pada option "filename"
pada /etc/dhcpd.conf awalan /tftpboot tersebut tidak dijumpai pada pathname. Hal ini
dilakukan karena pada RedHat 7.3, TFTP dijalankan dengan option "-s". Hal tersebut
menyebabkan tftp daemon berjalan pada mode "secure", dimana akan dilakukan chroot ke
direktori /tftpboot pada saat aktif. Untuk itulah semua file yang tersedia pada tftp daemon
adalah relative pada direktori /tftpboot.
/etc/hosts
Pemetaan alamat IP ke nama host. Komputer secara umum berkomunikasi dengan
baik menggunakan alamat IP. Untuk mempermudah penggunakan, maka alamat IP yang
lebih sukar diingat tersebut diberikan nama pada masing-masing komputer. File
/etc/hosts tersebut yang akan berperan untuk memberikan nama masing-masing
komputer, konsep tersebut lebih dikenal dengan DNS.
[root@ltsp etc]# vi /etc/dhcpd.conf
# Do not remove the following line, or various programs
# that require network functionality will fail.
127.0.0.1 ltsp.umm.ac.id ltsp localhost.localdomain localhost
10.10.1.244 design.umm.ac.id design
192.168.0.1 ws001.ltsp ws001
192.168.0.2 ws002.ltsp ws002
192.168.0.3 ws003.ltsp ws003
192.168.0.4 ws004.ltsp ws004
192.168.0.5 ws005.ltsp ws005
.
.
192.168.0.250 win.ltsp windows2000
Halaman 24 dari 52
192.168.0.251 ws251.ltsp ws251
192.168.0.252 ws252.ltsp ws252
192.168.0.253 ws253.ltsp ws253
192.168.0.254 server.ltsp server
/opt/ltsp/i386/etc/lts.conf
Terdapat beberapa konfigurasi yang dapat dispesifikasikan pada file lts.conf. File
lts.conf memiliki aturan penulisan yang sederhana, file tersebut terbagi menjadi
beberapa bagian. Terdapat bagian umum yang disebut dengan [default] dan masing-
masing dapat dibuatkan bagian tersendiri untuk masing-masing workstation.
Workstation dapat dikenali dengan menggunakan nama komputer (hostname), alamat IP
atau alamat MAC (hardware ethernet address).
Pada saat design LTSP, akan dihadapi permasalahan dimana terdapat berbagai
macam konfigurasi berbeda yang dipasang pada workstation. Konfigurasi tersebut dapat
menyangkut aspek processor, network card dan video card yang berada pada masing-
masing workstation.
Diputuskan, suatu cara untuk memungkinkan secara teknis konfigurasi yang
berbeda-beda pada masing-masing workstation, yaitu dengan menggunakan suatu
konfigurasi file yang dinamakan dengan lts.conf dan berada di direktori /etc pada ltsroot.
Format dari lts.conf mengijinkan adanya konfigurasi 'default' (umum) dan
konfigurasi individual yang disesuaikan dengan hardware yang terpasang. Jika semua
workstation menggunakan perangkat dengan spesifikasi yang sama, maka konfigurasi
dapat diletakkan pada bagian '[Default]'.
[root@ltsp etc]# vi /opt/ltsp/i386/etc/lts.conf
#
# Config file for the Linux Terminal Server Project (www.ltsp.org)
#
[Default]
SERVER = 192.168.0.254
XSERVER = auto
X_MOUSE_PROTOCOL = "PS/2"
X_MOUSE_DEVICE = "/dev/psaux"
X_MOUSE_RESOLUTION = 400
X_MOUSE_BUTTONS = 3
X_USBMOUSE_PROTOCOL= "PS/2"
X_USBMOUSE_DEVICE = "/dev/input/mice"
X_USBMOUSE_RESOLUTION = 400
X_USBMOUSE_BUTTONS = 3
Halaman 25 dari 52
USE_XFS = N
LOCAL_APPS = N
RUNLEVEL = 5
# uncomment the following line to enable floppy support
RCFILE_01 = floppyd
# enable sound by default
# SOUND = Y
# default sound volume
# VOLUME = 75
### For ISA sound cards, you have to specify the module to use:
# SMODULE_01 = sb io=0x220 irq=5 dma=1
#--------------------------------------------------------------------------
----
#
# Example of specifying X settings for a workstation
#
[ws001]
XSERVER = auto
SERVER = 192.168.0.254
XF86CONFIG_FILE = XF86Config.baru
LOCAL_APPS = N
X_MODE_0 = 800x600 60.75 800 864 928 1088 600 616 621 657
-HSync -VSync
USE_PROTOCOL = "Microsoft"
X_MOUSE_DEVICE = "/dev/ttyS0"
X_MOUSE_RESOLUTION = 50
X_COLOR_DEPTH = 16
UI_MODE = WILI
X_MOUSE_BUTTONS = 2
USE_NFS_SWAP = N
SWAPFILE_SIZE = 64m
RUNLEVEL = 7
RDPSERVER = 192.168.0.250
[ws002]
XSERVER = auto
SERVER = 192.168.0.254
XF86CONFIG_FILE = XF86Config
Halaman 26 dari 52
LOCAL_APPS = N
X_MODE_0 = 800x600 60.75 800 864 928 1088 600 616 621 657
-HSync -VSync
USE_PROTOCOL = "Microsoft"
X_MOUSE_DEVICE = "/dev/ttyS0"
X_MOUSE_RESOLUTION = 50
X_COLOR_DEPTH = 16
UI_MODE = WILI
X_MOUSE_BUTTONS = 2
USE_NFS_SWAP = N
SWAPFILE_SIZE = 64m
RUNLEVEL = 7
RDPSERVER = 192.168.0.250
[ws003]
XSERVER = XF86_SVGA
LOCAL_APPS = N
USE_NFS_SWAP = N
SWAPFILE_SIZE = 64m
RUNLEVEL = 3
#
# ws004 is my virtual workstation running in a VMware session
#
[ws004]
DNS_SERVER = 192.168.0.254
XSERVER = auto
X4_BUSID = "PCI:0:15:0"
X_MODE_0 = 800x600
LOCAL_APPS = N
USE_NFS_SWAP = N
SWAPFILE_SIZE = 64m
RUNLEVEL = 5
#--------------------------------------------------------------------------
----
#
# Example of a workstation configured to load some modules
#
#[ws001]
# MODULE_01 = agpgart.o # This is for i810 video
# MODULE_02 = uart401.o
Halaman 27 dari 52
# MODULE_03 = sb.o io=0x220 irq=5 dma=1
# MODULE_04 = opl3.o
#--------------------------------------------------------------------------
----
#
# Example of ws001 configured for local apps
#
#[ws001]
# LOCAL_APPS = Y
# LOCAL_WM = Y
# NIS_DOMAIN = ltsp
# NIS_SERVER = 192.168.0.254
#--------------------------------------------------------------------------
----
#
# Example of a serial printer attached to /dev/ttyS1 on workstation ws001
#
#[ws001]
# PRINTER_0_DEVICE = /dev/ttyS1
# PRINTER_0_TYPE = S # P-Parallel, S-Serial
# PRINTER_0_PORT = 9100 # tcp/ip port: defaults to 9100
# PRINTER_0_SPEED = 9600 # baud rate: defaults to 9600
# PRINTER_0_FLOWCTRL = S # Flow control: S-Software (XON/XOFF),
# # H-Hardware (CTS/RTS)
# PRINTER_0_PARITY = N # Parity: N-None, E-Even, O-Odd
# # (defaults to 'N')
# PRINTER_0_DATABITS = 8 # Databits: 5,6,7,8 (defaults to 8)
#
# Config part for the http://www.wilisystem.com
#
# example ws009 accessing the W2K/NT4 TSE
[ws009]
RDPSERVER = 192.168.1.241 # use W2K/NT4TSE IP Address
RUNLEVEL = 7 # runlevel 7 for wilisystem
SERVER = 192.168.0.254
XSERVER = auto
X_MOUSE_PROTOCOL = "PS/2"
X_MOUSE_DEVICE = "/dev/psaux"
X_MOUSE_RESOLUTION = 400
X_MOUSE_BUTTONS = 3
3.4.4 Perintah-perintah yang digunakan dalam konfigurasi lts.conf
Halaman 28 dari 52
a. Parameter Umum
SERVER
Adalah alamat IP yang digunakan oleh XDM_SERVER,
TELNET_HOST,XFS_SERVER dan SYSLOG_HOST, jika salah satu dari alamat
server tersebut tidak diisi. Jika digunakan satu buah komputer untuk dapat
menangani berbagai macam keperluan tersebut, maka cukup didefinisikan pada
paramaeter ini dan option server lainnya dapat diabaikan. Jika nilai dari parameter
ini tidak diberikan, maka akan digunakan alamat IP 192.168.0.254.
USE_NFS_SWAP
Isikan nilai Y jika diinginkan untuk mengaktifkan option NFS swap. Default adalah
N.
SWAPFILE_SIZE
Konfigurasi ini akan mengijinkan perubahan terhadap ukuran dari swapfile. Default
adalah 64m.
MODULE01 sampai MODULE_10
Terdapat 10 buah module kernel yang dapat diaktifkan pada konfigurasi ini. Baris
perintah yang digunakan pada perintah insmod dapat dicantumkan disini. Berikut
contoh parameter tersebut :
MODULE_01 = uart401.o
MODULE_02 = sb.o io=0x220 irq=5 dma=1
MODULE_03 = opl3.o
Jika nilai dari paramaeter tersebut adalah pathname yang absolut, maka insmod akan
digunakan untuk membaca module, jika tidak akan digunakan modprobe.
SOUND
Jika paket LTSP Sound terinstall, maka perlu dilakukan setting pada parameter ini
menjadi Y yang dimana nantinya akan di-eksekusi script rc.sound untuk melakukan
setup sound card dan daemon yang diperlukan. Default adalah N.
b. Parameter X-Windows
XSERVER
Mendifinisikan X server yang akan dijalankan di workstation. Untuk video card PCI
dan AGP, maka parameter ini tidak harus diisi, script rc.local akan melakukan
proses auto-detect video card yang digunakan. Option ini juga dispesifikan dengan
nilai auto untuk menunjukkan bahwa akan dilakukan proses auto-detect.
Jika menggunakan video card ISA, atau ingin menggunakan X server tertentu, maka
parameter ini dapat diisi dengan driver X server.
Halaman 29 dari 52
Jika nilai dimulai dengan XF86_, maka akan digunakan XFree86 3.3.6, jika tidak
maka akan menggunakan XFree86 4.1.x. Nilai default dari parameter ini adalah
auto.
RUNLEVEL
Untuk menghasilkan workstation dengan tampilan grafik, sehingga option runlevel
diset sebagai '5', dan untuk menampilkan menu windows pada saat boot maka
RUNLEVEL diset sebagai ‘7’.
X_MODE_0 sampai X_MODE_2
Dapat didefinisikan tiga jenis modeline dan resolusi untuk masing-masing
workstation. Terdapat h dua buah bentuk penulisan yang bisa digunakan, yaitu
hanya menuliskan resolusi atau menuliskan modeline selengkapnya.
X_MODE_0 = 800x600
atau
X_MODE_0 = 800x600 60.75 800 864 928 1088 600 616 621 657 -HSync -VSync
Jika tidak ditemukan pilihan X_MODE_x maka akan dicoba untuk menggunakan
daftar modeline yang dimiliki, dengan resolusi 1024x768, 800x600 dan 640x480.
X_MOUSE_PROTOCOL
Nilai yang diisikan disini dapat mengikuti nilai yang berfungsi pada Protocol Pointer
XFree86. Nilai yang umum digunakan adalah "Microsoft" dan "PS/2". Default
adalah "PS/2".
X_MOUSE_DEVICE
Digunakan untuk memberikan nilai port untuk mouse yang digunakan. Jika
menggunakan serial mouse yang menggunakan serial port, maka nilainya adalah
/dev/ttyS0 atau /dev/ttyS1. Jika digunakan keyboard mouse, maka nilainya adalah
/dev/psaux. Nilai default adalah /dev/psaux.
X_MOUSE_RESOLUTION
Nilai dari option ini bisa menggunakan nilai pada 'Resolution' pada file XF86Config.
Nilai umum adalah 50 dan nilai umum untuk mouse PS/2 adalah 400. Default adalah
400.
X_BUTTONS
Memberitahu system berapa banyak tombol pada mouse yang digunakan. Umumnya
adalah 2 atau 3. Default adalah 3.
X_COLOR_DEPTH
Adalah angka yang menunjukkan jumlah warna yang digunakan. Nilai yang bisa
digunakan adalah 8, 15, 16, 24, dan 32, 8 bit akan menampilkan 256 warna, 16 bit
Halaman 30 dari 52
akan menampilkan 65536 warna, 24 bit akan menampilkan 16 juta warna dan 32 bit
memberikan 4.2 milyar warna. tidak semua X servers bisa mendukung penggunaan
semua warna tersebut. Nilai default adalah 16.
USE_XFS
Pilihan yang tersedia akan menggunakan X Font Server (XFS) atau membaca file
font dari NFS filesystem. Font server akan memudahkan untuk melakukan
penyimpanan file font pada satu tempat, tetapi jika jumlah workstation yang dimiliki
melewati 40, bisa menyebabkan problem. Pilihan nilainya adalah Y dan N, default
N. Jika ingin menggunakan font server, maka alamat host server dapat diisikan pada
XFS_SERVER.
XF86CONFIG_FILE
Jika diinginkan untuk menggunakan XF86Config file tersendiri, maka hal ini dapat
dilakukan dengan meletakkan file XF86Config tersebut ke direktori
/tftpboot/lts/ltsroot. Untuk mengconfigurasi files tersebut menggunakan perintah
XF86Config dan sesuaikan dengan hadware client :
[root@ltsp etc]# XF86Config
This program will create a basic XF86Config file, based on menu selections
you
make.
The XF86Config file usually resides in /usr/X11R6/etc/X11 or /etc/X11. A
sample
XF86Config file is supplied with XFree86; it is configured for a standard
VGA card and monitor with 640x480 resolution. This program will ask for a
pathname when it is ready to write the file.
You can either take the sample XF86Config as a base and edit it for your
configuration, or let this program produce a base XF86Config file for your
configuration and fine-tune it.
Before continuing with this program, make sure you know what video card
you have, and preferably also the chipset it uses and the amount of video
memory on your video card. SuperProbe may be able to help with this.
Press enter to continue, or ctrl-c to abort.
First specify a mouse protocol type. Choose one from the following list:
1. Microsoft compatible (2-button protocol)
2. Mouse Systems (3-button protocol)
Halaman 31 dari 52
3. Bus Mouse
4. PS/2 Mouse
5. Logitech Mouse (serial, old type, Logitech protocol)
6. Logitech MouseMan (Microsoft compatible)
7. MM Series
8. MM HitTablet
9. Microsoft IntelliMouse
If you have a two-button mouse, it is most likely of type 1, and if you
have
a three-button mouse, it can probably support both protocol 1 and 2. There
are
two main varieties of the latter type: mice with a switch to select the
protocol, and mice that default to 1 and require a button to be held at
boot-time to select protocol 2. Some mice can be convinced to do 2 by
sending
a special sequence to the serial port (see the ClearDTR/ClearRTS options).
Enter a protocol number: 1
You have selected a Microsoft protocol mouse. If your mouse was made by
Logitech, you might want to enable ChordMiddle which could cause the
third button to work.
Please answer the following question with either 'y' or 'n'.
Do you want to enable ChordMiddle? n
You have selected a two-button mouse protocol. It is recommended that you
enable Emulate3Buttons.
Please answer the following question with either 'y' or 'n'.
Do you want to enable Emulate3Buttons? y
Now give the full device name that the mouse is connected to, for example
/dev/tty00. Just pressing enter will use the default, /dev/mouse.
Mouse device: /dev/ttyS0
Please select one of the following keyboard types that is the better
description of your keyboard. If nothing really matches,
choose 1 (Generic 101-key PC)
1 Generic 101-key PC
2 Generic 102-key (Intl) PC
3 Generic 104-key PC
4 Generic 105-key (Intl) PC
5 Dell 101-key PC
Halaman 32 dari 52
6 Everex STEPnote
7 Keytronic FlexPro
8 Microsoft Natural
9 Northgate OmniKey 101
10 Winbook Model XP5
11 Japanese 106-key
12 PC-98xx Series
13 Brazilian ABNT2
14 HP Internet
15 Logitech iTouch
16 Logitech Cordless Desktop Pro
17 Logitech Internet Keyboard
18 Logitech Internet Navigator Keyboard
19 Compaq Internet
20 Microsoft Natural Pro
21 Genius Comfy KB-16M
22 IBM Rapid Access
23 IBM Rapid Access II
24 Chicony Internet Keyboard
25 Dell Internet Keyboard
Enter a number to choose the keyboard.
1 U.S. English
2 U.S. English w/ ISO9995-3
3 U.S. English w/ deadkeys
4 Albanian
5 Arabic
6 Armenian
7 Azerbaidjani
8 Belarusian
9 Belgian
10 Bengali
11 Brazilian
Halaman 33 dari 52
12 Bulgarian
13 Burmese
14 Canadian
15 French Canadian
16 Croatian
17 Czech
18 Czech (qwerty)
Enter a number to choose the country.
Press enter for the next page
1
Please enter a variant name for 'us' layout. Or just press enter
for default variant
Please answer the following question with either 'y' or 'n'.
Do you want to select additional XKB options (group switcher,
group indicator, etc.)? n
Now we want to set the specifications of the monitor. The two critical
parameters are the vertical refresh rate, which is the rate at which the
the whole screen is refreshed, and most importantly the horizontal sync
rate,
which is the rate at which scanlines are displayed.
The valid range for horizontal sync and vertical sync should be documented
in the manual of your monitor. If in doubt, check the monitor database
/usr/X11R6/lib/X11/doc/Monitors to see if your monitor is there.
Press enter to continue, or ctrl-c to abort.
You must indicate the horizontal sync range of your monitor. You can either
select one of the predefined ranges below that correspond to industry-
standard monitor types, or give a specific range.
It is VERY IMPORTANT that you do not specify a monitor type with a
horizontal
sync range that is beyond the capabilities of your monitor. If in doubt,
choose a conservative setting.
hsync in kHz; monitor type with characteristic modes
Halaman 34 dari 52
1 31.5; Standard VGA, 640x480 @ 60 Hz
2 31.5 - 35.1; Super VGA, 800x600 @ 56 Hz
3 31.5, 35.5; 8514 Compatible, 1024x768 @ 87 Hz interlaced (no 800x600)
4 31.5, 35.15, 35.5; Super VGA, 1024x768 @ 87 Hz interlaced, 800x600 @ 56
Hz
5 31.5 - 37.9; Extended Super VGA, 800x600 @ 60 Hz, 640x480 @ 72 Hz
6 31.5 - 48.5; Non-Interlaced SVGA, 1024x768 @ 60 Hz, 800x600 @ 72 Hz
7 31.5 - 57.0; High Frequency SVGA, 1024x768 @ 70 Hz
8 31.5 - 64.3; Monitor that can do 1280x1024 @ 60 Hz
9 31.5 - 79.0; Monitor that can do 1280x1024 @ 74 Hz
10 31.5 - 82.0; Monitor that can do 1280x1024 @ 76 Hz
11 Enter your own horizontal sync range
Enter your choice (1-11): 5
You must indicate the vertical sync range of your monitor. You can either
select one of the predefined ranges below that correspond to industry-
standard monitor types, or give a specific range. For interlaced modes,
the number that counts is the high one (e.g. 87 Hz rather than 43 Hz).
1 50-70
2 50-90
3 50-100
4 40-150
5 Enter your own vertical sync range
Enter your choice: 2
You must now enter a few identification/description strings, namely an
identifier, a vendor name, and a model name. Just pressing enter will fill
in default names.
The strings are free-form, spaces are allowed.
Enter an identifier for your monitor definition:
Now we must configure video card specific settings. At this point you can
choose to make a selection out of a database of video card definitions.
Because there can be variation in Ramdacs and clock generators even
between cards of the same model, it is not sensible to blindly copy
the settings (e.g. a Device section). For this reason, after you make a
selection, you will still be asked about the components of the card, with
the settings from the chosen database entry presented as a strong hint.
Halaman 35 dari 52
The database entries include information about the chipset, what driver to
run, the Ramdac and ClockChip, and comments that will be included in the
Device section. However, a lot of definitions only hint about what driver
to run (based on the chipset the card uses) and are untested.
If you can't find your card in the database, there's nothing to worry
about.
You should only choose a database entry that is exactly the same model as
your card; choosing one that looks similar is just a bad idea (e.g. a
GemStone Snail 64 may be as different from a GemStone Snail 64+ in terms of
hardware as can be).
Do you want to look at the card database?
Now you must give information about your video card. This will be used for
the "Device" section of your video card in XF86Config.
You must indicate how much video memory you have. It is probably a good
idea to use the same approximate amount as that detected by the server you
intend to use. If you encounter problems that are due to the used server
not supporting the amount memory you have (e.g. ATI Mach64 is limited to
1024K with the SVGA server), specify the maximum amount supported by the
server.
How much video memory do you have on your video card:
1 256K
2 512K
3 1024K
4 2048K
5 4096K
6 Other
Enter your choice: 3
You must now enter a few identification/description strings, namely an
identifier, a vendor name, and a model name. Just pressing enter will fill
in default names (possibly from a card definition).
The strings are free-form, spaces are allowed.
Enter an identifier for your video card definition:
Please specify which color depth you want to use by default:
1 1 bit (monochrome)
Halaman 36 dari 52
2 4 bits (16 colors)
3 8 bits (256 colors)
4 16 bits (65536 colors)
5 24 bits (16 million colors)
Enter a number to choose the default depth.
I am going to write the XF86Config file now. Make sure you don't accidently
overwrite a previously configured one.
Shall I write it to /etc/X11/XF86Config?
Please answer the following question with either 'y' or 'n'.
Shall I write it to the default location, /usr/X11R6/etc/X11/XF86Config?
Do you want it written to the current directory as 'XF86Config'?
Please give a filename to write to: /opt/ltsp/i386/etc/X11/XF86Config.ws001
File has been written. Take a look at it before running 'startx'. Note that
the XF86Config file must be in one of the directories searched by the
server
(e.g. /etc/X11) in order to be used. Within the server press
ctrl, alt and '+' simultaneously to cycle video resolutions. Pressing ctrl,
alt and backspace simultaneously immediately exits the server (use if
the monitor doesn't sync for a particular mode).
For further configuration, refer to the XF86Config(5) manual page.
[root@ltsp etc]#
XF86CONFIG_FILE = XF86Config.ws001
c. Parameter Local apps
LOCAL_APPS
Jika diinginkan untuk menjalankan aplikasi secara lokal pada workstation, maka
isilah nilai variabel tersebut menjadi Y. Beberapa langkah tambahan harus dilakukan
untuk dapat mengaktifkan local application tersebut.
Agar client dapat langsung terhubung dengan server Windows, maka terlebih
dahulu menginstall program wilisystem.
[root@ltsp root]# tar zxvf wilisystem3.tar.gz
wilisystem/
wilisystem/rc.local.wilisystem
Halaman 37 dari 52
wilisystem/rdesktop
wilisystem/xinit
wilisystem/README
wilisystem/lts.conf.wilisystem
wilisystem/inittab.wilisystem
wilisystem/install.sh
[root@ltsp root]#
[root@ltsp root]# cd wilisystem
[root@ltsp wilisystem]# ./install.sh
==================================================
wilisystem.com installation script for LTSP 3.x
this script will modify :
/opt/ltsp/i386/etc/inittab
/opt/ltsp/i386/etc/rc.local
/opt/ltsp/i386/etc/lts.conf
Press CTRL-C now to cancel, any other keys will
execute the script !
adding inittab.wilisystem
adding rc.local.wilisystem
adding lts.conf.wilisystem
copying rdesktop
copying xinit
Script installed successfully,
use RUNLEVEL = 7 to activate the
wilisystem.com script on accessing the
Windows 2000 Server/NT4TSE.
Good Luck.
Rudy Hermawan
hermawan@kafelinux.com
==================================================
[root@ltsp wilisystem]#
Files Inittab adalah files yang didalamnya digunakan untuk mengontrol runlevel
pada workstation yang digunakan pada konfigurasi lts.conf.
Halaman 38 dari 52
[root@ltsp etc]#vi /opt/ltsp/i386/etc/inittab
#
# initdefault should be set to '2'. For control of
# the runlevel for individual workstations, use the
# RUNLEVEL option in the lts.conf file.
#
id:2:initdefault:
si::sysinit:/bin/sh /etc/rc.local
0:2:once:/bin/set_runlevel
1:3:respawn:/bin/startsess tty1 /bin/bash --login
2:3:respawn:/bin/startsess tty2 /bin/bash --login
8:4:respawn:/bin/start_telnet
9:5:respawn:/tmp/start_ws
#
# Start the printers
#
a:345:respawn:/bin/start_printer 0
b:345:respawn:/bin/start_printer 1
c:345:respawn:/bin/start_printer 2
#
# RUNLEVEL = 7 will execute this command
7:7:respawn:/tmp/start_wili
3.5 Menginstalasi windows terminal server.
a. Instalasi dapat mulai melalui Klik Start – Klik Settings – Klik Control Panel – Klik
Add Remove Programs – Klik Add/Remove Windows Component. Instalasi
Terminal Service dapat dilakukan setelah mengkonfigurasi windows 2000 server.
Pada Windows Componen Wizard dapat dilihat ada dua layanan, yaitu Terminal
Services seperti nampak pada Gambar dibawah.
Halaman 39 dari 52
b. Tentukan layanan yang akan di-install, kemudian muncul kotak dialog untuk
menentukan mode operasi dari Terminal Services, seperti terlihat pada Gambar.
b.Berikut adalah proses instalasi yang sedang berlangsung sampai muncul Finish,bila
muncul finish berarti instalasi sudah berakhir dan Remoot Dekstop Windows 2000
sudah dapat digunakan, seperti pada gambar.
Halaman 40 dari 52
3.5.1 Terminal Services Configuration
Terminal Services Configuration ini berguna untuk membuat, melakukan
modifikasi, dan menghapus sesi yang terdapat pada Terminal server. Fasilitas yang
terdapat pada Terminal Services Configuration, yaitu sbb:
Membuat koneksi baru.
Mengatur hak akses koneksi.
Menambah hak akses user dan group.
Melakukan pengontrolan untuk waktu akses dan pemutusan koneksi
Kotak tampilan Terminal Services Configuration juga terdiri atas tiga bagian
utama. Bagian atas terdapat menu untuk Action dan View, sebelah kiri terdapat menu
Connections dan Server Settings, sedangkan bagian kanan menampilkan sub menu
dari Connections dan Server Settings.
Pada menu Connections hanya menampilkan informasi koneksi serta tipe
protokol yang dipergunakan pada Terminal Services yaitu RDPTcp.
tampilan Terminal Services Configuration, menu Connections
Sedangkan untuk pililian Server Settings akan menampilkan informasi
mengenai mode Terminal Server dan beberapa pilihan lain, seperti tampak pada
Gambar di bawah. Attribute dari tiap pililian bisa diubah sesuai kebutuhan.
Caranya adalah dengan memilih Settings yang akan diubah kemudian klik kanan
untuk menampilkan menu lalu pilih Properties. Akan tampil pililian Attribute
Halaman 41 dari 52
yang bisa diubah. Contoh untuk Delete temporary folders on exit mempunyai
pililian Attribute: Yes atau No
tampilan Terminal Services Configuration, menu Server Settings
Pada menu Connections, saat memilih Properties dari RDP-Ticp akan
muncul kotak tampilan dari Properties RDP-Tcp yang berisi menu General, Logon
Settings, Sessions, Environment, Remote Control, Client Setings, Network
Adapter dan Permissions.
General
Bagian ini memuat informasi mengenai ripe protokol yang digunakan oleh Windows
Terminal Services yaitu Microsoft RDP 5.0 dengan transport yang dipergunakan tcp.
Kotak isian Comment dapat diisi sesuai kebutuhan seperti nampak pada Gambar 3.8.
Tersedia tiga pilihan tingkat enkripsi data. Enkripsi data ini berfungsi untuk
melindungi semua lalu lintas data yang terjadi antara server dan client berdasarkan
fasilitas enkripsi yang terdapat pada server. Tingkatan enkripsi yang tersedia adalah:
Low. Merupakan enkripsi dengan arah hanya dari client ke server saja.
Medium. Pilihan default yang menggunakan enkripsi 56-bit dua arah antara
client dan server.
High. Enkripsi ini menggunakan 128-bit dua arah yang bisa diaktifkan setelah
memasang Windows 2000 High Encryption Pack.
Tampilan RDP-Tcp Properties , General
Halaman 42 dari 52
Logon Settings
Use client-provided logon information. Pilihan ini diaktifkan jika Terminal Server
melayani banyak user dengan aplikasi, konfigurasi, nama user dan password yang
berbeda untuk tiap user. Dengan demikian, informasi mengenai log on termasuk nama
user dan password disediakan atau dikonfigurasi di sisi kornputer client.
Always use the folowing logon information. jika Terminal Server dikondisikan
hanya melayani satu jenis user saja, pilihan ini dapat diaktifkan. Semua user akan
melakukan proses log on secara otomatis dengan memakai nama user, password dan
domain yang sama.
Always prompt password. jika setiap user yang melakukan proses log on harus
memasukkan password, pilihan ini diaktifkan.
Tampilan RDP-Tcp Properties , Logon Settings
Sessions
Bagian ini menyediakan fasilitas pengaturan atau konfigurasi sesi yang terjadi pada
saat user terhubung ke Terminal Services seperti nampak pada Gambar 3.10. Pilihan
global Override user settings berarti bahwa semua konfigurasi di kornputer client tidak
akan dijalankan dan server hanya akan membaca konfigurasi di sisi server.
End a disconnected session. Sebuah sesi yang terputus secara sengaja atau tidak,
mempunyai pilihan untuk tetap dapat tersambung kembali atau secara otomatis akan
terputus permanen setelah beberapa waktu. Jika pilihan Never diaktifkan, user dapat
melanjutkan sesi yang terputus tadi tanpa batas waktu dan meneruskan aplikasinya
tanpa harus mengeksekusi ulang aplikasi tersebut. Sedangkan, jika pilihan toleransi
waktu dipilih (1 minute, 5 minutes dan seterusnya), user dapat meneruskan sesinya
dalam rentang waktu yang tersedia. Jika batas waktu telah tercapai, user tidak dapat
melanjutkan sesinya yang terputus dan harus melakukan ulang proses log on serta
mengeksekusi aplikasi yang dikehendaki.
Halaman 43 dari 52
Session Limit
Active Session Limit. Terminal Services memungkinkan sebuah Terminal Server
membatasi lamanya user mengakses server. Pilihan Never berarti user dapat
mengakses server tanpa batas waktu dan dapat mengeksekusi aplikasi selama mungkin
sampai user tersebut melakukan proses log out. Pembatasan waktu akses dapat
dilakukan dengan memilih waktu yang dikehendaki (misalnya 30 minutes).
Idle session limit. Adakalanya sebuah sesi mengalami status idle dikarenakan user
tidak melakukan kegiatan apapun. Mengaktifkan pilihan Never mengizinkan user
untuk tidak melakukan kegiatan pada satu sesi Terminal Services tanpa batas waktu,
sedangkan mengaktifkan pilihan batas waktu (1 minute, 5 minutes dan seterusnya)
mengakibatkan sebuah sesi dengan status idle akan diputuskan. Hal ini berguna untuk
melindungi pemakaian sebuah sesi olch orang yang tidak berhak.
When session limit is reached or connection broken. Ketika batas waktu bagi suatu
sesi aktif atau sesi dengan statu idle tercapai, terdapat dua pilihan yaitu untuk
memutuskan koneksi (Disconnect from session) atau mengakhiri sesi tersebut (End
Session).
Allow reconnection. Sesi yang terputus milik user dapat disambung kembali dengan
pilihan hanya menggunakan asal (From previous client) atau. dari sembarang
kornputer client (From any client).
Tampilan RDP-Tcp Properties , Sessions
Environment
Initial Program. Pilihan Override settings from user profile and Client
Connection Manager Wizard berarti bahwa sernua konfigurasi yang terdapat pada
bagian user profile dan di komputer client tidak akan dijalankan dan server hanya akan
membaca konfigurasi di sisi server saja.
Halaman 44 dari 52
Client Wallpaper. Untuk meningkatkan kecepatan layar dalam perubahan tampilan
grafis dikarenakan pemakain gambar wallpaper pada desktop client dan menghemat
pemakaian sumber daya yang terdapat di server, pilihan Disable wallpaper dapat
diaktifkan.
Tampilan RDP-Tcp Properties , Environment
Remote Control
Fasilitas Remote Control dapat digunakan untuk melakukan kontrol jarak jauh atau
melihat sesi user. Ada tiga pilihan, yaitu pilihan mengunakan remote control dengan
konfigurasi standar dan pilihan tidak mengizinkan fasilitas remote kontrol. Sedangkan
pilihan ketiga adalah pilihan remote control dengan sub pilihan kondisi berdasarkan izin
dari user. Tingkatan kontrol yang bisa dilakukan adalah melihat sesi (View the session)
atau berinteraksi dengan sesi tersebut (Interact with the session).
Tampilan RDP-Tcp Properties , Remote Control
Halaman 45 dari 52
Clients Settings
Pilihan untuk berinteraksi dengan perangkat kornputer client terdapat pada bagian ini,
termasuk koneksi client drives dan printer pada saat log on.
Tampilan RDP-Tcp Properties , Cilent Settings
Network Adapter
Informasi mengenai semua kartu jaringan yang kompatibel dengan tipe transport
Terminal Services ditampilkan pada bagian ini. Jika Terminal Server mempunyai lebih
dari satu kartu jaringan yang terpasang, dapat dipilih salah satu atau semua untuk
digunakan oleh Terminal Services.
Jumlah koneksi maksimum yang bisa dilayani oleh server pada saat bersamaan dapat
dibatasi dengan mengaktifkan pilihan Maximum Connections dan diisi dengan
jumlah yang dikehendaki. Pilihan lain yang tersedia adalah Unlimited Connections
jika jumlah koneksi tidak dibatasi.
Pertimbangan yang dipakai untuk menentukan dibatasi atau tidak jumlah koneksi
antara lain:
Ketersediaan sumber daya server dalam melakukan fungsi eksekusi aplikasi
bagi user (memori, procesor, harddisk dan lain-lain)
Ketersediaan bandwidth dalam jaringan kornputer yang berhubungan dengan
jumlah data yang dikirim antara server dan kornputer client
Halaman 46 dari 52
Aplikasi yang dipergunakan turut mempengaruhi pula
Tampilan RDP-Tcp Properties , Network AdapteR
Permissions
Pengaturan hak bagi user untuk menjalankan dan mengakses protokol RDP-Tcp dapat
dilakukan pada bagian Permissions ini. Selain dari menambah user yang berhak juga dapat
menghapus user dari daftar. Jenis Permissions terdiri atas Allow dan Deny dengan
beberapa item seperti Full Control, User Access atau Guest Acess.
Tampilan RDP-Tcp Properties , Permissions
Halaman 47 dari 52
Pengesetan IP Address
Gambar cara Pengesetan IP Address pada server
Windows 2000
Gambar di atas Menunjukkan bagaimana cara pengesetan ip adress pada server
windows yaitu dengan menekan gambar dua koneksi komputer pada pojok kanan
bawah pada layar dekstop, setelah itu akan muncul tampilan Local Area Connection
Status dan menekan perintah propertis maka akan muncul tampilan Local Area
Connection Propertis dan setelah itu pilih Internet Protocol (TCP/IP) dan menekan
perintah propertis.
Gambar cara Pengisian IP Address pada server
Windows 2000
Halaman 48 dari 52
Gambar di atas Menunjukkan bagaimana cara pengisian IP address pada server
dengan menekan perintah Use the Following IP Address untuk pengesetan IP address,
Subnet Mask, Default Geteway dan Use the Following DNS Server Address.
Langkah-langkah Boot floppy
Setelah komputer workstation diaktifkan,maka Boot Floppy bisa kita jalankan.
Pengertian dari Boot Floppy sendiri adalah istilah yang digunakan untuk mengacu
pada disket yang digunakan sebagai media untuk menyimpan kode yang akan dieksekusi
pada saat komputer workstation diaktifkan.
Langkah-langkah boot floppy ada dua cara yaitu:
1. Boot flopy dengan rom-o-matic,langkah-langkahnya sbb:
a. Buka file Rawritewin,klik 2 kali Rawritewin.exe seperti gambar berikut:
Maka akan muncul gambar sebagai berikut.
Halaman 49 dari 52
b. Setelah muncul gambar di atas maka klik kotak yang ada di samping kolom Image
file.Setelah muncul seperti gambar di bawah,carilah file rom-o-matic dan bukalah
eb-5[1].4.3-rtl8139.zdsk.
Maka akan muncul gambar RawWrite, dan kolom Image filenya terisi.
Halaman 50 dari 52
2. Boot floppy dengan ebnet,langkah-langkahnya sbb:
a. Buka file ebnet, klik 2 kali rawrite2.exe seperti gambar berikut.
Halaman 51 dari 52
b. Maka akan muncul seperti pada gambar dibawah ini
c. Pada file name ketik ” ebnet522.dsk” dan pada target diskette drive ketik “a”
d. Kemudian ketik enter, maka akan tampil seprti gambar dibawah ini :
e. Lalu klik enter lagi untuk memulai pemrosesan diskette image
Halaman 52 dari 52
BAB IV
PENUTUP
Setelah melakukan praktek jaringan wilisystem ltsp dengan linux diskless,dapun
kesimpulan dan saran, dan kesimpulan dan saran tersebut adalah sbb:
4.1 KESIMPULAN
1. Mempersiapkan peralatan-peralatan secara lengkap merupakan salah satu bagian
terpenting dan sebagai pendukung bekerjanya sebuah jaringan yang akan kita buat.
2. Ketelitian dalam mengkonfigurasi pada praktek jaringan wilisystem ltsp dengan
linux diskless juga merupakan bagian terpenting.
3. Jaringan wilisystem ltsp dengan linux diskless adalah bisa merupakan penghematan
biaya dan memberi kemudahan kerja.
4. Dengan memakai jaringan wilisystem ltsp dengan linux diskless maka client tidak
akan bisa mengubah atau menghapus data dan program yang telah dibuat oleh
server,karena data atau program-program yang telah dibuat tersebut berada pada
komputer server.
4.1 SARAN
1. Dalam melakukan praktek ini, harus tahu dan hafal letak alamat IP/host,yang berada
pada server dan client,karena dengan tahu dan hafal IP/Address maka akan
mempermudah pengkonfigurasian.
2. Dalam melakukan praktek jaringan ini,telitilah dalam mengkonfigurasi terminal
server,terminal client,dan host, karena dengan ketelitian dalam mengkonfigurasi ini
kita tidak akan melakukan konfigurasi yang ber ulang-ulang..
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.
top related