morfologi ikan
Post on 16-Aug-2015
71 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
MORFOLOGI IKAN
Disusun oleh:
Kelompok 10
Rachmawati Hartini (H1K013014)Dewi Suci Indah Sari (H1K013026)
Muhammad Rifat Muharam (H1K013044)Muhammad Riski Ardianto (H1K013050)
Asisten : Mellia Indriani
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Morfologi adalah studi tentang bentuk makhluk hidup, atau bagian-bagiannya.
Morfologi merupakan alat fundamental untuk identifikasi dan klasifikasi spesies. Struktur
ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang
dapat dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan.morfologi ikan sangat
berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan, dalam mempelajari jenis-jenis ikan
pada perairan laut, payau maupun tawar.
Morfologi berarti mencakup tentang bentuk tubuh dan organ tubuh bagian luar pada
suatu organisme. Bentuk tubuh ikan dibedakan menjadi dua macam yaitu simetris bilateral
dan non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah bila ikan dibelah menjadi dua bagian yang
sama pada bagian tengahnya, kedua sisi letak, bentuk maupun ukurannya sama persis. Non
simetris bilateral adalah kedua sisi lateralnya bentuk yang berbeda atau tidak sama.
I.2 Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengenal bentuk, bagian, ciri-ciri tubuh luar ikan sehingga
diharapkan mahasiswa dapat memebuat deskripsi tentang jenis ikan tertentu.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Morfologi adalah studi tentang bentuk makhluk hidup, atau bagian-bagiannya.
Morfologi merupakan alat fundamental untuk identifikasi dan klasifikasi spesies. Bentuk luar
merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari organisme.
Bentuk luar seringkali mengalami perubahan, baik perubahan yang sangat mencolok ataupun
yang tidak.
Bagian-bagian tubuh ikan,umumnya terbagi menjadi atas tiga bagian yaitu caput
dibagian kepala, truncus dibagian badan, dan cauda dibagian ekor. Tubuh ikan berbentuk
setangkup atau simetris bilateral ( terbagi menjadi dua bagian yang sama ). Beberapa jenis
ikan yang mempunyai bentuk non-simetris bilateral ( dibelah secara melintang maka terdapat
perbedaan) , contohnya pada ikan langkau (Psettodes erumei (Bloch & Schneider, 1801)) dan
ikan lidah (Cynoglossus bilineatus (Lacepède, 1802)).
Bentuk tubuh simetris ikan yaitu Fusiform atau bentuk torpedo (bentuk cerutu),
Compressed atau pipih, Depressed atau picak , Anguilliform atau bentuk ular atau sidat atau
belut,Filiform atau bentuk tali, Taeniform atau flatted-form atau bentuk pita, Sagittiform atau
bentuk panah, Globiform atau bentuk bola, dan Ostraciform atau bentuk kotak.
Kepala ikan umumnya tidak bersisik, tetapi ada yang bersisik. Bagian-bagian pada
kepala ikan yang penting yaitu tulang tulang tambahan tutup insang bentuk mulut, letak
mulut, dan letak sungut. Badan Ikan ada yang terdapat sisik (squama), Gurat sisi (linea
lateralis), Finlet (jari-jari sirip tambahan), Scute (skut, sisik duri), Keel (kil, lunas),
Adipose fin (sirip lemak), atau Interpelvic process ( cuping ).
Anggota gerak pada ikan berupa sirip-sirip, sirip ikan ada yang berpasangan ada yang
tidak.Sirip yang berpasangan yaitu Sirip dada dan Sirip perut. Sedangkan Sirip yang tidak
berpasangan atau sirip tunggal yaitu Sirip punggung, Sirip dubur, danSirip ekor
Perkembangan arah ujung belakang notochord atau vertebrae, Bentuk ekor ikan terdiri
atas empat macam, yaitu Protocercal, Heterocercal, Homocercal, dan Diphycercal. Bentuk
luar sirip ekor, maka secara morfologis dapat dibedakan beberapa bentuk sirip ekor, yaitu
Rounded (membundar), Truncate (berpinggiran tegak), Pointed (meruncing), Wedge shape
(bentuk baji), Emarginate (berpinggiran berlekuk tunggal), Double emarginate (berpinggiran
berlekuk ganda), Forked / Furcate (bercagak), Lunate (bentuk sabit), Epicercal (bagian daun
sirip atas lebih besar), dan Hypocercal (bagian daun sirip bawah lebih besar).
III. MATERI DAN METODE
3.1 Materi
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu baki parafin, pensil dan buku
gambar.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah ikan mas, ikan patin, ikan nila,
ikan lele, ikan tongkol, ikan kakap, ikan bandeng.
3.2 Metode
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2. Pembahasan
4.1.1 Ikan Lele (Clarias batrachus).
Persebarannya meliputi Asia : Jawa , Indonesia . Clarias aff .batrachus dari Indochina
dan Clarias aff . Batrachus dari Sundaland telah salah diidentifikasi sebagai Clarias batrachus
dari Jawa . Ikan lele diperkenalkan ke beberapa negara lain, negara tersebut melaporkan
dampak ekologis yang merugikan setelah diperkenalkan (Rahman, A.K.A., 2009)Ikan lele
(Clarias batrachus) merupakan ikan air tawar, termasuk ke dalam golongan ikan demersal.
Ikan lele dapat hidup pada suhu 10oC-28oC.Panjang tubuh berkisar antara 23.6cm-47cm dan
berat badan dapat mencapai 1.2kg.Jumlah duri sirip punggung antara 60-76 buah.Jumlah duri
pada sirip dubur antara 47-58 buah. Bentuk tubuh merupakan pencapampuran dari compress,
depress, dan taeniform. Duri pada sirip dada kasar pada tepi luar dan bergerigi pada tepi
dalamnya.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan telah sesuai dengan pendapat
(Rahman, A.K.A., 2009) bahwa pada lele ( Clarias batrachus ) memiliki ciri morfologi pada
bentuk tubuh pencapampuran dari compress, depress, dan taeniform . Ikan lele memiliki
bentuk badan yang memanjang, berkepala pipih, tidak bersisik, memiliki empat pasang kumis
( Sungut ) yang memanjang sebagai alat peraba, dan memiliki alat pernapasan tambahan
(arborescent organ). Ikan lele memiliki bentuk sirip berpinggiran tegak( truncate ). Posisi
sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk abdominal.
4.2.2. Ikan Kembung (Rastrelli sp. )
Ikan kembung (Scomber canagorta) tergolong ikan pelagik yang menghendaki perairan
yang bersalinitas tinggi. Ikan kembung suka hidup secara bergerombol dan kebiasaan makan
adalah memakan plankton yang besar/kasar (Copepode atau Crustacea). Di Indonesia sendiri
penyebarannya sangat luas, diantaranya selat malaka (Dekat Banda Aceh), Laut Jawa, Laut
Selatan Jawa, dan perairan timur laut lainnya. Ikan kembung juga banyak di temuan di
perairan lain di luar Indonesia.
Memiliki ciri morfologi pada bentuk tubuh berupa compresiform. Posisi mulutnya di
kategorikan termasuk terminal. Bentuk siripnya di kategorikan termasuk Forked. Ciri khusus
dari ikan kembung adalah mempunyai caudal scute. Posisi sirip perut terhadap sirip dada di
kategorikan termasuk Thoracic.
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat Jones & Rosa Jr,
Fischer & Whitehead,.2012) bahwaikan kembung ( Rastrelli sp. ) memiliki rahang, tubuh
bilateral simetris yaitu compressed, mulutnya terminal dan memiliki tutup insang. Ikan
kembung juga memiliki linea lateralis, rudimeter, finlet, memiliki lubang hidung dua buah
(dirhinous), bersisik, dan ikan kembung juga memiliki satu buah sirip punggung, dua buah
sirip perut yang sejajar dengan sirip dada ( Thoracic ), pectoralis, sirip anal dan sirip ekor
bercagak ( Forked ). Hasil pengamatan pada ikan kembung juga terdapat caudal scute.
4.2.3. Ikan Bandeng (Chanos chanos )
Habitat ikan bandeng meliputi air tawar , muara , dan perairan pantai perairan . Di
Great Barrier Reef , Bandeng dewasa hidup di perairan pantai , tapi di musim panas , mereka
bermigrasi melintasi Great Barrier Reef Lagoon , dan bertelur di luar terumbu pita di Laut
Coral . Larva kemudian bergerak kembali melintasi laguna dan menuju tempat yang
dangkal , perairan pantai (Hoese, D.F., Bray, D.J., Paxton, J.R. & G.R. Allen, 2010).
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat(Hoese, D.F.,
Bray, D.J., Paxton, J.R. & G.R. Allen, 2010), ikan bandeng mempunyai badan yang
memanjang seperti torpedo ( Fusiform ) dengan sirip ekor bercabang sebagai tanda bahwa
ikan bandeng tergolong sebagai perenang cepat. Kepala ikan bandeng tidak bersisik, mulut
kecil terletak di ujung rahang( Terminal ) tanpa gigi, lubang hidung terletak di depan mata.
Mata diliputi oleh selaput bening (subcutaneus).Warna badan putih keperak-perakan dan
punggung putih kehitaman.
Ikan bandeng mempunyai tubuh yang ramping dan ditutupi oleh sisik dengan jari-jari
yang lunak. Sirip ekor yang panjang dan bercagak( Forked ). Mulut sedang dan non
protractile dengan posisi mulut satu garis dengan sisi bawah bola mata dan tidak memiliki
sungut.Hasil praktikum menunjukan posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan
termasuk abdominal.
4.2.4. Ikan Tongkol( Euthynnus sp. )
Ikan tongkol merupakan penghuni hampir seluruh perairan Asia. Di indonesia, ikan ini
banyak membentuk gerombolan-gerombolan besar atau migratory yang tersebar disekitar
perairan Samudera Atlantik, Hindia dan Pasifik, terutama di perairan Indonesia timur dan
samudra Indonesia. Ikan Tongkol adalah jenis ikan pelagis yang merupakan salah satu
komoditas utama ekspor Indonesia yang hidup pada kedalaman hingga 50 m di daerah tropis
dengan kisaran suhu 27– 28oC (Fischer & Whitehead. 2011)..
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (Fischer &
Whitehead. 2011) bahwa ikan tongkol tergolong ikan Scombridae, bentuk tubuh seperti
Torpedo ( Fusiform ) dengan kulit yang licin . dibelakang sirip punggung dan sirip dubur
terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet serta terdapat skut. Sirip
dada melengkung, ujungnya lurus dan pangkalnya sangat kecil.Ikan tongkol merupakan
perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang.Sirip-sirip punggung,
dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip
ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan
dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat. Selain itu, pada saat praktikum menyatakan
bahwa ikan tongkol memiliki mulut yang di kategorikan termasuk terminal dan bentuk
siripnya di kategorikan termasuk Forked, serta posisi sirip perut terhadap sirip dada di
kategorikan termasuk Thoracic.
4.2.5.Ikan Mas (Cyprinus carpio )
Ikan mas hidup di tengah-tengah dan aliran yang lebih rendah dari sungai , di daerah
tergenang , dan di perairan dangkal terbatas , seperti danau , danau oxbow , dan waduk air .
ikan mas merupakan penghuni bawah/dasar perairan tapi mencari makanan di lapisan
menengah dan atas perairan. Pertumbuhan terbaik diperoleh saat suhu air berkisar antara 23 °
C dan 30 ° C. Ikan dapat bertahan hidup periode musim dingin . Salinitas sampai sekitar 5 ‰
ditoleransi . Kisaran pH optimal adalah 6,5-9,0 . Spesies bisa bertahan pada konsentrasi
rendah oksigen ( 0,3-0,5 mg / liter ) serta jenuh . ikan mas adalah omnivora , dengan
kecenderungan tinggi terhadap konsumsi makanan hewani , seperti serangga air , larva
serangga , cacing , moluska , dan zooplankton . Konsumsi zooplankton dominan di kolam
ikan di mana kepadatan tebar tinggi . Selain itu , ikan mas mengkonsumsi batang , daun dan
biji dari air dan darat tanaman , tanaman air membusuk , dll. Pertumbuhan harian ikan mas
dapat mencapai 2 sampai 4 persen dari berat tubuhnya .ikan mas dapat mencapai bobot 0,6-
1,0 kg berat badan dalam satu musim di kolam ikan polycultural dari subtropis daerah tropis
(De Silva, S. 2013).
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (De Silva, S.
2013)bahwa ikan masbentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak
(comprossed). Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat
disembulkan (protaktil).Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut.Di ujung dalam
mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi
geraham. Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa
varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan
ke dalam sisik tipe sikloid lingkaran.
Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan di
bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi.Letak sirip punggung berseberangan dengan
permukaan sisip perut (ventral).Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung,
yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi.garis rusuknya (linea lateralis atau gurat
sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup
insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor. Bentuk siripnya di kategorikan termasuk
emarginated .Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk sub-abdominal.
4.2.6. Ikan Kurisi (Nemiptorus nemapthorus)
Habitatnya di laut, di daerah karang dan di daerah berbatu-batu dengan kedalaman
minimal 100m.Oleh sebab itu mengapa ikan ini dikatakan ikan demersal. Ikan kurisi
ditemukan pada kedalaman 100m, ikan ini terdapat pada lingkaran laut pada kedalaman
mencakup 100-300m. Tidak berpindah-pindah atau dapat dikatakan non-migran.Indo-Pasifik
Barat: termasuk Teluk Benggala, Laut Andaman, Selat Malaka, Filipina, Laut Cina Selatan,
Teluk Thailand dan Indonesia. Record daribarat lautAustraliatampaknyatidak berdasar
(Wiadnya. 2012).
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (Wiadnya. 2012)
bahwa warna sangat bervariasi, seperti kemerah-merahan, kecoklat coklatan, merah
kekuningan ataupun kehijau-hiajuan.Bentuk tubuh berupa compresiform.Posisi mulutnya
terminal.Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk Thoracic.
Sirip ekor bagian atas memanjang membentuk flagel sedangkan pada sirip ekor bagian
bawahnya tidak.Terdapat totol orange atau merah terang dekat pangkal garis rusuk (linea
lateral).Sirip dorsal berwarna merah, dengan garis tepi berwarna kuning atau orange dengan
satu pita kuning yang luas sepanjang dasar sirip dorsal.
4.2.7. Ikan Nilem( Osteochilus hasselti )
Ikan Nilem habitat aslinya di daerah beriklim sedang dengan suhu berkisar 18-28
ºC.Ikan Nilem hidup di tempat-tempat yang dangkal dengan arus yang tidak begitu deras,
seperti danau, sungai, rawa, dan genangan-genangan air. Ikan ini mudah berkembang biak
menurut aturan air mengalir. Ikan ini memakan planton dan peripyton (jasad yang menempel
pada tanaman air). Ikan ini dapat bereproduksi pada usia kira-kira 9 bulan. Induk dari ikan
Nilem yang dapat dipelihara di kolam berusia satu sampai dua tahun selang waktu memijahan
tiga sampai empat bulan sekali.
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (Motomura, H.,
S. Tsukawaki and T. Kamiya.2009) yaitu ciri morfologi pada bentuk tubuh berupa
compresiform.Posisi mulutnya di kategorikan termasuk terminal.Bentuk siripnya di
kategorikan termasuk emarginate. Ciri khusus dari ikan kembung adalah mempunyai caudal
scute. Posisi sirip perut terhadap sirip dada di kategorikan termasuk sub-abdominal.
Sudut – sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut – sungut peraba. Sirip punggung
disokong oleh tiga jari – jari keras dan 12 – 18 jari – jari lunak.Sirip ekor berjagak dua,
bentuknya simetris.Sirip dubur disokong oleh 3 jari – jari keras dan 5 jari – jari lunak.Sirip
perut disokong oleh 1 jari – jari keras dan 13 – 15 jari – jari lunak.Bentuk tubuh ikan nilem
agak memenjang dan piph, ujung mulut runcing dengan moncong (rostral) terlipat, serta
bintik hitam besar pada ekornya merupakan ciri utama ikan nilem.Ikan ini termasuk
kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempel yang disebut epifition dan
perifition.Panjang standar maksimum yang pernah ditemukan mencapai 12,6 " / 32cm.
4.2.8. Ikan Patin (Pangasius sp )
Habitatnya di tepi sungai-sungai besar dan muara-muara sungai. Penyebaran ikan patin
meliputi Thailand, Burma, India (Weber danBeaufort, 1913; Smit 1945; Direktorat Jenderal
Perikanan, 1977), Taiwan,Malaysia, Semenanjung Indocina (Buchanan, 1983), Sumatra dan
Kalimantan(Schuster dan Djajadiredja, 1952). Jenis ikan patin di Indonesia
diantaranyaPangasius poluranodo (ikan juaoro), Pangasius macronema (ikan rius,
riu,lancang), Pangasius micronemus (wakal, riu scaring) Pangasius nasutus (pedado)dan
Pangasius nieuwenhuisil (lawang) (Arie, 2009).Ikan patin bersifat nokturnal, yaitu melakukan
aktivitas di malam harisebagaimana umumnya ikan catfish lainnya. Hal yang membedakan
ikan patindengan ikan catfish pada umumnya yaitu sifat patin yang termasuk omnivora
ataugolongan ikan pemakan segala. Makanan ikan patin di alam berupa ikan kecil,cacing,
detritus, serangga, biji-bijian, udang kecil dan moluska. Ikan patintermasuk ikan yang hidup
di dasar perairan.Hal ini dapat dilihat dari bentuk mulutnya yang sedikit ke bawah (Susanto
dan Amri, 1997 dalam Maharani, 2009).
Hasil praktikum yang telah kami lakukan juga sesuai dengan pendapat (Susanto dan
Amri, 1997 dalam Maharani, 2009), bahwa jari-jari keras yang berubah menjadi senjata yang
dikenal sebagai patil.Ikan patin memiliki badan memanjang berwarna putih seperti perak
dengan punggung berwarna kebiru-biruan.Panjang tubuhnya dapat mencapai 120 cm. Kepala
patin relatif kecil dengan mulut terletak di ujung kepala sedikit ke bawah.Hal ini merupakan
ciri khas golongan catfish.Sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi
sebagai peraba.Sirip punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil
yang bergerigi dan besar disebelah belakangnya.Jari-jari lunak sirip punggung terdapat enam
atau tujuh buah.Pada punggungnya terdapat sirip lemak yang berukuran kecil sekali dan sirip
ekornya membentuk cagak dengan bentuk simetris.Ikan patin tidak memiliki sisik, sirip
duburnya panjang, terdiri dari 30 – 33 jari-jari lunak, sedangkan sirip perutnya memiliki 6
jari-jari lunak.Ciri morfologi bentuk tubuhnya berupa compresiform.Posisi mulutnya inferio.
Ciri khusus dari ikan kembung adalah mempunyai adipose fin. Posisi sirip perut terhadap
sirip dada di kategorikan termasuk Sub-abdominal.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini mahasiswa dapat mengambil kesimpulan bahwa: Dapat
diketahui morfologi dari ikan diantaranya bentuk tubuh, bentuk mulut, posisi mulut, bentuk
sirip ekor, ciri-ciri khusus pada ikan, dan posisi sirip perut pada sirip dada. Pada praktikum
ini bahan yang dipakai ialah,ikan Mas, ikan Patin, ikan Nila, ikan Baceman, ikan Lele, ikan
Tongkol, ikan Kakap, ikan Layur, ikan Bandeng, dan ikan Belanak. Setelah melakukan
praktikum mahasiswa dapat mengenal morfologi dari masing-masing jenis ikan tersebut.
5.2 Saran
Menggunakan ikan yang segar saat praktikum agar praktikan dapat lebih jelas dalam
melihat morfologi ikan tersebut dan mendapatkan hasil yang lebih akurat dan mendetail.
Banyaknya ikan tawar dan air laut semestinya seimbang, kalau bisa menggunakan ikan-ikan
yang bertulang lunak ( kondrosit ) spserti hiu, pari, dan lain-lain agar kita dapat mengenal
morfologi ikan-ikan yang bertulang lunak juga tidak hanya ikan-ikan yang bertulang keras.
VI. DAFTAR PUSTAKA
De Silva, S. 2013. Carps. In: J.S. Lucas and P.C. Southgate (eds.), Aquaculture: farming aquatic animals and plants, pp. 276-294. Blackwell Publishing, Oxford, England.
Fischer & Whitehead, eds (2011, Species Identification Sheets, Eastern Indian Ocean/Western Central Pacific.
Hoese, D.F., Bray, D.J., Paxton, J.R. & G.R. Allen. 2010. Fishes. in Beesley, P.L. &A. Wells. (eds) Zoological Catalogue of Australia.Volume 35. ABRS & CSIRO Publishing: Australia. parts 1-3, pages 1-2178.
Jones & Rosa Jr, Fischer & Whitehead, eds. 2012.Species Identification Sheets, Eastern Indian Ocean/Western Central Pacific.
Maharani, D. 2009.Kedudukan Taksonomi dan Ciri-ciri Morfologi Ikan Patin.http://e-journal.uajy.ac.id/2599/3/2BL00889.pdf (diakses pada tanggal 21 Mei 2014)
Motomura, H., S. Tsukawaki and T. Kamiya.2009 - Bull. Natn. Sci. Mus. 28(4): 233-246. 2009 A preliminary survey of the fishes of Lake Tonle Sap near Siem Reap, Cambodia
Rahman, A.K.A., 2009. Freshwater fishes of Bangladesh. Zoological Society of Bangladesh.Department of Zoology, University of Dhaka.364 p.
Wiadnya.2012. Ikan Hasil Tangkap.http://wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/4C_2-Ikan-Hasil-Tangkap-1.pdf (diakses pada tanggal 21 Mei 2014)
top related