laporan ipba kelompok 5
Post on 05-Jul-2015
329 Views
Preview:
TRANSCRIPT
A. JUDUL : KEADAAN GEOGRAFI PANTAI TORONIPA
B. TUJUAN :
Adapun tujuan yang hendak dicapai pada pengamatan ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui letak astronomis dan letak geografis pantai Toronipa
2. Untuk mengetahui material yang ada di pesisir pantai pada jarak 10 m dari air
laut dan kedalaman hingga 50 cm
3. Untuk mengetahui arus susur pantai
4. Untuk mengetahui jarak antara jenis tumbuhan yang hidup pada garis pantai
dengan daratan
5. Untuk mengetahui jarak keberadaan batuan dari garis pantai kearah darat
6. Untuk mengretahui keadaan gelombang laut
7. Untuk mengetahui waktu pada saat air laut pasang dan surut
8. Untuk mengetahui fenomena cuaca/astronomi di sekitar pantai
C. LANDASAN TEORI
Didalam pengajaran geografi pembahasan tentang konsep letak sangat
penting artinya terutama pada pengkajian wilayah. Letak dapat dikelompokkan
dalam dua pengertian yaitu :
1. Letak astronomis yaitu letak yang ditinjau dari aspek astronomis.
Dalam pengajaran geografi garis astronomis berkaiatan erat dengan
pembicaraan tentang letak suatu Negara, iklim, dan berbagai aktivitas penduduk.
Contohnya Indonesia terletak antara 60 lintang utara samapai 110 lintang selatan
dan anatara garis 960 bujur timur samapai 1410 bujur timur. Garis meridian
terletak 960 bujur timur yang membujur disebelah sabam yaitu dipulai Weh,
sedangkan dibagian timur terletak 1410 bujur timur yang membujur disebelah
Laporan Praktikum IPBA 1
timur dikota marauke dipapua dan sekaligus sebagai batas antara Indonesia dan
Papua Nugini. Adapun jarak anatar ujung barat dan ujung timur wilayah
Indonesia ± 5110 Km, sedang batas anatar ujung utara samapai ujung selatan
adalah ± 1900 Km, pada garis 110 lintang selatan didekat pulau Roti NTT.
2. Letak geografis
Yang dimaksud dengan letak geografis adalah tinjauan suatu tempat
berdasarkan hubungannya dengan tempat-tempat lain disekitarnya.Sebagai
Negara bahari Indonesia memiliki ribuan pulau yang dianpit oleh dua benua
besar dalam (benua Asia dan Australia), dan juga diapit oleh dua samudra
(samudra Fasifik dan samudra Indonesia).Berdasarkan letak geograsis tersebut
menjadikan indonesi seolah-olah sebagai jembatan penghubung anatara benua
Asia dan benua austaralia, disamping sebagai persinggahan bagi pelayaran dunia
internasional dari samudra fasifik kesamudra Indonesia atau sebaliknya.Selain
letak astronomi dan geografis tersebut, letak fisiografis lainnya seperti letak
maritime dan letak continental juga cukup stategis dalam pengembangan
kepariwisataan Indonesia.
Ditinjau dari segi konsep geografi, pengertian pantai dan pesisir harus
dibedakan.Pantai (shore) adalah suatu wilayah yang meluas dari titik terendah
pada saat air laut surut, sampai arah kedaratan hingga mencapai batas efektif dari
aktivitas gelombang laut.Garis panatai (shore line) berubah-ubah sesuai
kedudukan pasang surut, pengaruh gelombang dan arus laut.wujud butiran-
butiran sedimen tersebut dihasilkan oleh rombakan batuan. Ada dua sedimen
pantai yang terjadi, yaitu : (1) sedimen klasik dan (2) sedimen biogenetic.
Sedimen klasik berupa batuan lepas dari bahan rombakan, sedangkan sedimen
biogenetic kebanyakan berupa batuan material kalsium karbonat (CaCO3) yang
berasal dari cangkang binatang seperti hewan decapoda dan atau sejenisnya.
Selain itu material pantai dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu : (1)
Laporan Praktikum IPBA 2
kelompok sedimen kohesif, dan (2) kelompok sedimen non-kohesif. Kelompok
sedimen tersususn dari material lempung sekunder yang terikat bersama-sama
karena adanya tenaga elektrolit. Kelompok sedimen non-kohesif terbentuk dari
material padat yang berdiameter lebih besar 0,06 mm dan terikat secara bersama-
sama oleh adanya gaya gravitasi bumi. Ada tiga sumber utama pemasok material
pantai yaitu (1) hasil erosi tebing, (2) erosi sungai, dan (3) erosi dasar laut.
Semua hasil terse4but akan menjadi endapan yang terbawa masuk ke mintakat
dekat panatai (near shore zone) dank e mintakat dasar laut oleh adanya kenaikan
permukaan laut serta proses-proses glacial dan periglasial. Endapan inilah yang
menjadi material pantai seperti yang ada sekarang.
Wilayah pesisir diartikan sebagai suatu jalur saling pengaruh anatara
adarat dan laut yang memiliki cirri geosfer yang khusus, arah ke darat dibatasi
oleh pengaruh sifat fisik laut dan social ekonomi bahari, sedangkan kearah laut
dibatasi oleh pengaruh prose salami serta akibat kegiatan manusia terhadap
lingkungan didarat. (BAKOSURTANAL,1990). Batas wilayah pesisir pada arah
kedarat tersebut ditentukan oleh dua hal, yaitu :
1. Pengaruh sifat sifik air laut yang ditentukan berdasarkan seberapa jauh
pengaruh pasang air laut, seberapa banyak flora yang suka akan air laut
akibat pasang vegetasi (water lowing vegetarion) dan seberapa besar
pengaruh air laut terhadap kedalaman air tawar.
2. Pengaruh kegiatan bahari (social) yaitu seberapa banyak konsentrasi
ekonomi bahari (desa nelayan0 sampai kearah daratan.
Wilayah pesisir berdasarkan generalisasinya (kejadiannya) dibedakan
menjadi satuan bentang lahan ( landscape) sebagai berikut :
1. Rataan pasang surut (tidal flat), yaitu daerah pada wilayah pesisir yang
berawah atau berlumpur, tertutup air pada saat air laut pasang.
Laporan Praktikum IPBA 3
2. Gisik (beach) yaitu daerah pesisir yang berada pada pertemuan daratan dan
air laut lerengnya landai, material pembentuknya kasar belum memadat,
umumnya pasir, kerakal dan shingle
3. Beting gisik (beach ridge) yaitu daerah yang berbentuk gemuk memanjang,
materialnya kasar yang berbatasan dengan gisik yang terbentuk oleh
pengaruh gelombang
4. Lereng terjadi dilaut (sea cliff) yaitu daerah berbatu dengan lereng terjal
yang terbentuk oleh gelombang laut.
5. Teras marin yaitu suatu kenampakan ditepi laut yang dicirikan oleh bagian
lereng yang relative datar/dan dibatasi oleh tariknya yang lebih curam.
Teras marin muncul setelah terjadi perubahan muka air laut,
6. Delta, yaitu suatu bentang lahan yang terbentuk dimuara sungai, baik
diperairan laut maupun perairan danau. Delta terbentuk anatara lain akibat
dasar muara sungai yang stabil dan dangkal, sedimen yang terbawa sungai
cukup besar, perairan laut cukup tenang (gelombang dan arus laut tidak
terlampaum kuat)
7. Gumuk pasir (sand dune), adalah suatu bentang lahan yang dicirikan oleh
bukit rendah (gumuk) yang tersusun dari pasir yang pembentukannya oleh
proses Aeolian (angin) (Anonim, 2010 : 114-118).
Pasang Surut (pasut) merupakan salah satu gejala laut yang besar
pengaruhnya terdapat kehidupan biota laut. Khususnya di wilayah pantai,
permukaan laut atau paras laut setiap hari naik dan turun secara berskala dan
dapat dilihat di mintakat pantai. Pasut terjadi karena gaya tarik (Gaya
Gravitasi) bulan. Bumi berputar bersama kolam air dipermukaannya yang
menghasilkan dua kali pasang dan dua kali surut dalam 24 jam dibanyak
tenpat dibumi kita ini (James W. Nybakken,1992 )
Laporan Praktikum IPBA 4
Pantai adalah daerah yang meliputi pesisir sampai daerah yang lebih
jauh kearah daratan tetapi batasnya kurang jelas. Pantai mempunyai dua
bentuk utama yaitu pantai curam dan pantai landai. Bentuk pantai ini bersifat
dinamis dan selalu berubah. perubahan ini dapat terjadi secara alamiah yang
diakibatkan oleh gelombang, arus dan cuaca ataupun perubahan yang terjadi
akibat ulah manusia. Faktor-faktor osenografis seperti arus, gelombang
pasang surut, saling berinteraksi membentuk muka atau morfologi pantai
(Rasyid, 2005 : 5).
Pasang surut air laut adalah suatu gejala fisik yang selalu berulang
dengan periode tertentu dan pengaruhnya dapat dirasakan sampai jauh masuk
kearah hulu dari muara sungai.Pasang surut terjadi karena adanya gerakan dari
benda benda angkasa yaitu rotasi bumi pada sumbunya, peredaran bulan
mengelilingi bumi dan peredaran bulan mengelilingi matahari.Gerakan
tersebut berlangsung dengan teratur mengikuti suatu garis edar dan periode
yang tertentu.Pengaruh dari benda angkasa yang lainnya sangat kecil dan
tidak perlu diperhitungkan (www.digilib.itb.ac.id).
Gerakan dari benda angkasa tersebut di atas akan mengakibatkan
terjadinya beberapa macam gaya pada setiap titik di bumi ini,yang disebut
gaya pembangkit pasang surut. Masing masing gaya akan memberikan
pengaruh pada pasang surut dan disebut komponen pasang surut, dan gaya
tersebut berasal dari pengaruh matahari, bulan atau kombinasi keduanya
(www.digilib.itb.ac.id).
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek
sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi.
Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik
terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik
gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada
Laporan Praktikum IPBA 5
jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan
dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut
gravitasional di laut.Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh
deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan
matahari (www.oseanografi.blogspot.com).
Untuk menjelaskan terjadinya pasang surut maka mula-mula dianggap
bahwa bumi benar-benar bulat serta seluruh permukaannya ditutupi oleh
lapisan air laut yang sama tebalnya sehingga didalam hal ini dapat diterapkan
teori keseimbangan. Pada setiap titik dimuka bumi akan terjadi pasang surut
yang merupakan kombinasi dari beberapa komponen yang mempunyai
amplitudo dan kecepatan sudut yang tertentu sesuai dengan gaya
pembangkitnya. Pada keadaan sebenarnya bumi tidak semuanya ditutupi oleh
air laut melainkan sebagian merupakan daratan dan juga kedalaman laut
berbeda beda. Sebagai konsekwensi dari teori keseimbangan maka pasang
surut akan terdiri dari beberapa komponen yang mempunyai kecepatan
amplitudo dan kecepatan sudut tertentu, sama besarnya seperti yang diuraikan
pada teori keseimbangan (www.digilib.itb.ac.id).
Kisaran pasang-surut (tidal range), yakni perbedaan tinggi muka air
pada saat pasang maksimum dengan tinggi air pada saat surut minimum, rata-
rata berkisar antara 1 m hingga 3 m. Tetapi di Teluk Fundy (kanada)
ditemukan kisaran yang terbesar di dunia, bisa mencapai sekitar 20 m.
Sebaliknya di Pulau Tahiti, di tengah Samudera Pasifik, kisaran pasang-
surutnya kecil, tidak lebih dari 0,3 m, sedangkan di Laut Tengah hanya
berkisar 0,10-0,15 m. Di perairan Indonesia beberapa contoh dapat diberikan
misalnya Tanjung Priok (Jakarta) kisarannya hanya sekitar 1 m, Ambon
sekitar 2 m, Bagan Siapi-api sekitar 4 m, sedangkan yang tertinggi di muara
Sungai Digul dan Selat Muli di dekatnya (Irian Jaya bagian selatan) kisaran
pasang-surutnya cukup tinggi, bisa mencapai sekitar 7-8 m (Nontji, 1987).
Laporan Praktikum IPBA 6
Terdapat tiga tipe dasar pasang surut yang didasarkan pada periode
dan keteraturannya, yaitu pasang surut harian (diurnal), tengah harian (semi
diurnal) dan campuran (mixed tides).Dalam sebulan, variasi harian dari
rentang pasang surut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang
pasang surut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai
samudera (www.wikipedia.org)
topografi dasar laut tersusun atas beberapa macam antara lain lumpur,
pasir, koral, karang an sebagainya. Perbedaan substrat dasar laut sangat
mempengaruhi pola kehidupan organisme laut. Sebagai contoh, dasar laut
dengan substrat berupa pasiran banyak dihuni oleh jenis lamun, dasar laut
dengan substrat berupa karang banyak dihuni oleh berbagai jenis ikan,
beberapa jenis rumput dan lain-lain (Zuni, 2003:5 – 7).
D. ALAT DAN BAHAN
No Nama alat dan bahan Fungsi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Anemometer
GPS
Meteran
Tali
Busur derajat
Linggis
Flowwatch
Untuk mengetahui kecepatan angin di pesisir
pantai pada jarak 10 m dari pinggir pantai
Untuk mengetahui letak astronomis pantai
Toronipa
Untuk mengukur jarak antara tepi pantai dengan
obyek (material) yang akan diamati
Untuk membantu pengukuran jarak
Untuk mengukur sudut arus susur pantai
Untuk menggali daerah titik obyek yang akan
diamati materialnya
Untuk mengukur kecepata air laut, kecepata angi
dan suhu udara
Laporan Praktikum IPBA 7
E. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja pada pengamatan ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan lokasi/posisi yang akan diamati pada tepi pantai Toronipa
2. Menentukan lokasi galian yang akan diamati materialnya dengan mengukur
jarak sejauh 150 meter antara titik obyek/galian yang satu dengan yang
lainnya (jarak galian masing-masing kelompok)
3. Setelah lokasi ditentukan, kemudian mengukur jarak sejauh 10 meter dari
tepi air laut, dan menggali titik tersebut dengan kedalaman 50 cm
4. Mengamati material yang ada pada kedalaman 50 cm
5. Mencatat hasil pengamatan
6. Menentukan waktu pada saat air pasang
7. Mengukur arus susur pantai
8. Mengukur jarak antara garis pantai dengan jenis tumbuhan
(pepohonan/graminaea)yang ada disekitar pantai
9. Menentukan jarak kkeberadaan batuan dari garis pantai ke arah darat
10. Mengukur tinggi gelombang air laut pada saat gelombang tersebut pecah
11. Mengamati keadaan astronomis pantai ditinjau dari: keadaan cuaca,
kecepatan angin, suhu udara dan berapa malam bulan di langit
12. Menunggu beberapa saat kemudian samapai air laut surut dan mencatat
waktu pada saat air laut surut
Laporan Praktikum IPBA 8
F. DATA PENGAMATAN
1. Garis pantai:
a. Lebar garis pantai pada saat :
1) Air surut : 13 meter
2) Air pasang : 10 meter
b. Material pantai pada 10 m dari air laut dan kedalaman hingga 50 cm
yaitu pasir halus
c. Arus susur pantai : 600 (derajat)
d. Jenis tumbuhan (pepohonan / gramineae) yang hidup dari garis pantai
kearah darat yaitu 35 meter
e. Keberadaan batuan yaitu ± 1 Km dari garis pantai ke arah darat
f. Keadaan gelombang laut : 20 cm (diperkirakan) tingginya
g. Air laut:
1) Pasang pada pukul 11: 00 WITA
2) Surut pada pukul 11:20 WITA
2. Fenomena cuaca / astronomi
a. Keadaan cuaca : cerah
b. Kecepatan angin : 1,6 m/s
c. Suhu udara : 270
d. Berapa malam bulan di langit : 11 malam bulan di langit
G. PEMBAHASAN
Laporan Praktikum IPBA 9
Pantai merupakan zona batas peralihan daratan dan laut, Indonesia yang
terdiri dari ribuan Pulau besar dan kecil, tentunya memiliki garis / zona pantai
yang sangat panjang, termasuk salah satu negara dengan garis pantai terpanjang
di dunia. Pantai yang terlihat sekarang, pada umumnya sudah terbentuk sejak
ribuan tahun silam, dan akan selalu memperlihatkan perubahan sepanjang waktu
disebabkan aksi yang bekerja dipantai sangat dinamis. Perubahan yang dialami
oleh pantai dapat berubah dengan sangat cepat dalam hitungan jam apabila pantai
diterpa oleh badai dan dapat sangat lambat perubahannya.
Dalam praktikum lapangan kali ini kita mengamati keadaan pantai yang
sering menjadi objek wisata yaitu pantai Toronipa. Secara administratif Pantai
Toronipa berada di wilayah Kabupaten Konawe yang merupakan kawasan wisata
pantai yang banyak diminati oleh wisatawan lokal. Berjarak kurang lebih ±20
km dari Kendari ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara dan dapat diakses melalui
jalur transfortasi darat maupun laut. Toronipa merupakan daerah yang berada
didaerah tropis yang kaya akan sumber daya alam sehingga sebagian besar
penduduknya menggantungkan hidup sebagai petani dan nelayan namun ada juga
yang mencari tambahan penghasilan sebagai pedagang atau penyedia jasa wisata.
Toronipa terletak di daerah katulistiwa atau daerah tropis. Hal ini
menyebabkan lamanya siang dan malam hari relatif sama. Dengan kondisi ini
Toronipa memiliki potensi seperti potesi vegetasi dan pantai yang memberikan
banayak manfaat bagi aspek kehidupan penduduk setempat.
Kawasan pantai Toronipa merupakan daerah pantai yang sangat aktif
dengan kondisi ombak yang terus bergejolak. Dilihat secara sepintas kondisi air
laut di pantai Toronipa airnya berwarna kuning kecoklat-coklatan. Ini
menandakan kondisi air laut yang banyak mengandung material-material lain
seperti lumpur atau pasir yang ditimbulkan akibat abrasi air laut. Kondisi pantai
ditempat tersebut sebagian besar didominasi oleh pasir sedimen dengan warna
Laporan Praktikum IPBA 10
kehitam-hitaman. Didaerah pengamatan pada koordinat S.03*52’32”
E.122*30’23,2’ dengan jarak 10 meter dari garis pantai dapat ditemukan pasir
yang merupakan pasir hasil sedimen yang dibawa arus laut. Hal itu dapat
dibuktikan dengan menggali pasir di daerah tersebut sedalam 50 cm kondisi pasir
halus masih tetap ditemukan. Ini menandakan proses sedimentasi telah
berlangsung lama dan terjadi secara terus menerus. Keadaan ini jelas teramati
gerakan arus air laut dipantai menanunjukan adanya partikel-partikel pantai yang
ikut terbawa arus laut.
Berdasarkan pengamatan melalui GPS pantai Toronipa terletak melintas
dari utara keselatan dengan arah pantai menghadap ketimur. Berdasarkan
pengukuran daerah ini juga mengalami pasang surut sebagaimana kondisi pantai
lainnya. Pada pukul 11.00, Sabtu 22 Mei 2010 malam ke 11 dari bulan mati pada
koordinat S.03*52’32” E.122*30’23,2’ lebar pantai terukur sepanjang 35 m.
Setelah dilakukan pengamatan satu jam kemudian nampaknya terjadi pergeseran
garis pantai yang berarti juga terjadi perubahan lebar pantai, yaitu sepanjang 40
meter akibat dari garis pantai yang surut sepanjang 5 meter dari garis pantai
semula.
Kondisi pantai Toronipa ini sangat dipengaruhi oleh adanya aktivitas
gelombang dan arus laut. Gerakan gelombang laut dipantai tersebut turut pula
membawa material-materiallain seperti pasir sedimen yang telah disinggung
sebelumnya. Bahkan kadang-kadang turut pula terbawa material lain seperti
bagian-bagian tumbuhan yang terbawa arus dan gelombang laut. Secara umum
kondisi sedimen ditempat ini terdiri atas dua yaitu sedimen klasik dan sedimen
biogenetik. Sedimen klasik kemungkinan disebabkan oleh rombakan batuan
sedangkan sedimen biogenetik disebabkan oleh sisa-sisa binatang karang dan
sisa-sisa rombakan tumbuhan yang terbawa kelaut oleh air sungai.
Laporan Praktikum IPBA 11
Partikel sedimen yang terbawa gelombang dan arus laut tidak semata-
mata terendapkan dipantai tersebut. Namun, sebagian tertarik kembali kearah laut
namun arah pergerakan laut ini sangat ditentukan oleh kondisi suatu pantai
diwilayah tersebut. Dilihat dari datangnya material sedimen berupa pasir
arahnya tegak lurus terhadap garis pantai kemudian arah pergesaran material
kearah 150 derajat dari arah utara dimana posisi garis pantai membujur dari utara
keselatan. Dengan demikian kemungkinan pasir-pasir sedimen tersebut akan
diendapakan dibagian tenggara pantai Toronipa.
Banyaknya material-material sedimen ditempat tersebut dimungkinkan
akibat kecepatan arus laut cukup besar. Berdasarkan pengukuran dengan
menggunakan Watchmeter terukur kecepatan arus laut sebesar 0,6 Km/jam.
Kondisi gerakan udara atau angin ditempat ini menjadi faktor utama
aktivitas gelombang laut. Dengan kecepatan angin sebesar 1,6 meter/detik
menghasilkan gelombang laut yang tidak terlalu besar. Gerakan gelombang air
laut yang menuju garis pantai gelombangnya akan pecah dibibir pantai. Hal ini
diakibatkan oleh pengurangan kedalaman air laut.
Selain keterdapatan benda-benda mati yang berupa material, Toronipa
juga merupakan wilayah yang kondisinya banyak dipengaruhi oleh kondisi
vegetasi disekitar temapat tersebut. Adapun tumbuhan yang dapat dijumpai di
tempat tersebut diantaranya rerumputan, ketapang, gamal, pohon kelapa yang
tumbuhnya mengarah kepantai, Hal ini mengidentifikasikan bahwa arah tumbuh
tumbuhan menuju kearah cahaya yang terang, daripada daerah sekitarnya, serta
pohon-pohon lain yang secara sengaja ditanam oleh penduduk setempat dan
adapula yang tumbuh secara subur dan liar. Hal ini sangat dimungkinkan dengan
kondisi alam yang berada didaerah tropis dengan suhu rata-rata pada cuaca cerah
sebesar 270.
Laporan Praktikum IPBA 12
Adanya tumbuhan hidup yang ditanan penduduk setempat menunjukan
adanya proses interaksi antara manusia dengan lingkungan yang Saling
mempengaruhi. Namun ada juga sebagian tumbuhan yang tidak subur akibat
kondisi tanah yang berpasir. Walaupun wilayah Toronipa yang menjadi wilayah
pengamatan merupakan kawasan pantai namun diwilayah ini tidak ditemukan
adanya tumbuhan mangrove. Alasan utama tidak adanya tumbuhan mangrove
disebabkan tidak adanya bagian pantai yang berlumpur sebagai tempat hidup
yang subur bagi tanaman tersebut. Di wilayah ini juga ditemui adanya batuan dan
letaknya diperkirakan berjarak ± 1 Km kearah barat pantai. Selajutnya laporan ini
juga menambahkan beberapa hal-hal pentig yang berkaitan dengan pantai dan
daerah disekitar lengkap dengan penjabarannya yang dapat jadikan sebagai
referensi seperti mineral, angin, dan arus.
a. Mineral
Pada dasarnya mineral merupakan salah satu komponenya pembentuk
batuan yang materialnya berupa zat-zat hablur yang terdapat pada kulit bumi dan
sifatnya homogen. Berdasarkan sifat-sifat fisika dari mineral maka mineral dapat
dibedakan berdasarkan warna mineral, kilapan, pecahan, bentuk, berat jenis,
kekerasan mineral, pembagian mineral pijadikan embentuk batuan. Contoh
mineral yang melimpah dipermukaan bumi yaitu SiO2. SiO2 merupakan mineral
yang mengalami gejala kilapan berupa kilapan gelas. Mineral kwarsa tersebut
memiliki kekerasan antara satu sampai dengan sepuluh. Mineral kwarsa yang
susunan kimianya (SiO2) mempunyai struktur berupa garis-garis mendatar
nampak khas pada sisi bidang kristalnya.
b. Angin
Angin adalah gerakan udara pada permukaan bumi, arah angin adalah
searah dengan arah gradien tekanan (tegak lurus terhadap garis isobar dari garis
isobar bertekanan tinggi menuju garis isobar bertekanan rendah) atau dari
Laporan Praktikum IPBA 13
temperatur yang tinggi ke temperatur yang rendah. Dalam praktek ini akan
diukur kecepatan angin disekitar pantai Toronipa. Angin yang ada disekitar
pantai dapat dikategorikan sebagi angin laut karena bertiup dari arah laut kearah
daratan, hal ini disebabkan karena pada siang hari daratan lebih cepat panas dari
pada lautan, sehingga tekanan udara didaratan lebih rendah dari pada tekanan
diatas laut. Sebagai hasilnya udara bergerak dari laut (bertekanan tinggi) menuju
didatar bertekanan rendah yang dinamakan angin laut.
c. Arus
Arus merupakan permukaan gerak air yang mengakibatkan perpindahan
horizontal massa air. Arus terjadi karena gerakan angin, sehingga air di lapisan
bawahnya ikut terbawa diakibatkan karena adanya gaya corielus yakni gaya yang
diakibatkan oleh perputaran bumi. Arus ini dipengaruhi penyebaran organisme
laut dan juga menentukan pergeseran daerah melalui perpindahan air hangat ke
daerah yang lebih dingin dan sebaliknya.
Arus laut selalu berlawanan dengan arah angin. Arus laut akan membelok
membentuk suatu pola melingkar yang bergerak mengikuti arah jarum jam di
belahan bumi utara dan kebalikan arah jarum jam di belahan bumi selatan.
Adanya pembelokan dan gerak melingkar juga diakibatkan gaya corielus, maka
arah arus semakin menyimpang dari arah arus permukaan. Jika terjadi divergensi
atau pembubaran arus permukaan yakni naiknya massa air dari lapisan bawah
laut ke lapisan permukaan dan jika terjadi keadaan sebaliknya yang disebut
tenggelam massa air dari Vegetasi Tumbuhan dan Gambaran Fisiografi.
d. Suhu
Suhu di laut adalah salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan
organisme dilautan. Karena suhu mempengaruhi baik aktifitas metabolisme
maupun perkembangbiakan dari organisme-organisme tersebut. Jadi tidaklah
mengherankan jika banyak dijumpai bermacam-macam jenis hewan yang tidak
Laporan Praktikum IPBA 14
terdapat diberbagai tempat di dunia. Baik kelautan maupun daratan. Keduanya
dipanasi oleh sinar matahari melalui suatu proses yang dinamakan insolation.
Secara alamiah suhu air permukaan adalah lapisan hangat karena
mendapat radiasi matahari langsung. Adanya kerja angin, maka di lapisan teratas
sampai kedalaman 50-70 meter terjadi pengadukan sehingga dilapisan tersebut
terdapat suhu hangat (28oC) yang homogen. Di laut dangkal, lapisan ini dapat
mencapai hingga ke dasar laut. Suhu air dipermukaan dipengaruhi oleh kondisi
meteorologi, seperti curah hujan, penguapan, kelembaban udara, kecepatan
angin, dan intensitas radiasi matahari.
H. KESIMPULAN
Dari pengamatan lapangan pada pantai Batu Gong diperoleh beberapa
kesimpulan yaitu :
1. Gambaran material pesisir pantai Toronipa yaitu Kondisi pantai ditempat
tersebut sebagian besar didominasi oleh pasir sedimen dengan warna kehitam-
hitaman
2. Kecepatan arus laut dan kecepatan angin masing-masing sebesar 0,6 Km/jam
dan 1,6 meter/detik berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan
flowwatch meter.
3. tumbuhan yang dapat dijumpai di tempat tersebut diantaranya :
- rerumputan
- ketapang
- gamal
- pohon kelapa
- serta pohon-pohon lain yang secara sengaja ditanam oleh penduduk
setempat
Laporan Praktikum IPBA 15
4. Tidak ditemukan adanya tumbuhan mangrove Karena tidak adanya bagian
pantai yang berlumpur sebagai tempat hidup yang subur bagi tanaman tersebut
dan terdapat batuan yang letaknya diperkirakan berjarak ± 1 Km kearah barat
pantai.
I. SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah :
1. Sebaiknya untuk praktikum lapangan kedepannya, mahasiswa dalam
melakukan pegamatan dan pengambilan data lebih teliti lagi demi ketepatan
data yang diperoleh dengan keyataan yang ada di lapagan.
2. Agar kebersihan dapat dimaksimalkan demi kelangsungan pantai Wisata
Toronipa yang dapat memberikan kenyamanan bagi para pengunjung.
Laporan Praktikum IPBA 16
DAFTAR PUSTAKA
Nybakken, J.W.,1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia. Jakarta.
Ramli. 2007. Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Universitas Haluoleo . Kendari.
Rasyid, Saidal. 2005. Perbandingan Titik Didih Air di Kawasan Pantai Nambo dan Pegunungan Pungkaluku. Skripsi. Unhalu. Kendari
Zuni, Laode. 2003. Studi Tentang Karakteristik Fisika Kawasan Pesisir Pantai Tanjung Tiram Sebagai Tempat Bududaya Rumput Laut (Eucheuma sp). Skripsi. Unhalu. Kendari
www.digilib.itb.ac.id
www.oseanografi.blogspot.com
www.wikipedia.org
Laporan Praktikum IPBA 17
top related