kerajaan kalingga (sejarah peminatan) kelas x

Post on 24-Jan-2015

14.697 Views

Category:

Education

20 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

- Alya Salsabila- Amalia Firdaus- Mutia Nurazizah R- Nopah- Sonia Devi Maranik

KERAJAAN KALINGGA

Kerajaan Kalingga

• Kerajaan Kalingga adalah kerajaan bercorak Buddha di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 Masehi.

• Lokasi tepatnya kerajaan ini berada masih belum terlalu jelas dan masih diperdebatkan, kemungkinan besar berada di Blora dan Cepu (Jawa Tengah).

Sumber Sejarah Kerajaan Kalingga

Sumber sejarah kerajaan ini kebanyakan diperoleh dari:• Sumber Cina• Kisah setempat• Carita Parahyangan

Sumber Cina

Sumber-sumber manuskrip Cina ditulis pada masa Dinasti Tang, oleh I-Tsing yang menyebut kerajaan ini dengan nama Ho-ling dan berlokasi di Cho-po (Jawa).

Catatan tersebut berisikan tentang:

1. Kalingga disebutkan terletak di Jawa di daerah Laut Selatan. Kerajaan ini berada di antara Kamboja di sebelah Utara, Bali di sebelah Timur, dan Sumatera di sebelah Barat.

2. Ibu kota kerajaan pada waktu itu dikelilingi benteng yang terbuat dari tonggak kayu.

3. Raja tinggal di istana kerajaan yang tersusun atas bangunan bertingkat yang besar, mempunyai atap dari pohon aren, serta singgasana dari gading gajah.

4. Penduduknya pandai membuat arak dari nira pohon kelapa.

5. Kerajaan ini menghasilkan banyak barang tambang berupa perak dan emas, juga gading gajah dan cula.

Pada tahun 664 M di Ho-ling (Kalingga) datang seorang pendeta Cina yang bernama Hwining yang bermaksud menerjemahkan kitab suci agama Buddha. Sesampainya disana, ia mendapat bantuan dari seorang pendeta Kalingga yang bernama Jnanabadhra.

Kisah Setempat/Lokal

Terdapat kisah yang berkembang di Jawa Tengah utara mengenai seorang Maharani legendaris bernama ratu Sima yang menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kebenaran dengan keras tanpa pandang bulu.

Ia menerapkan hukuman yang keras bagi pencuri, yaitu pemotongan tangan.

Pada suatu hari ketika seorang raja dari seberang lautan mendengar mengenai kemahsyuran rakyat kerajaan Kalingga yang terkenal jujur dan taat pada hukum.

Untuk mengujinya ia meletakkan sekantung emas di persimpangan jalan dekat pasar. Tak seorangpun berani menyentuhnya, apalagi mengambilnya. Hingga tiga tahun kemudian kantung itu tersentuh kaki putra mahkota.

Untuk menjunjung tinggi hukum, ratu Sima menjatuhkan hukum kepada anaknya, namun dewan menteri memohonkan ampun baginya. Hukumannya pun dikurangi dengan hanya dipotong kakinya.

Carita Parahyangan

• Berdasarkan naskah Carita Parahyangan yang berasal dari abad ke-16 M, putri Maharani Sima, Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang bernama Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh.

• Maharani Sima memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga Kerajaan Galuh, yaitu Bratasenawa.

• Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut dengan Bumi Mataram, kemudian mendirikan Dinasti Sanjaya dan Kerajaan Mataram Kuno.

Maharani Sima

Parwati Prabu

Mandiminyak

BratasenawaSanaha

Sanjaya

Peninggalan

Peninggalan Kerajaan Kalingga dapat berupa:

1. Prasasti• Prasati Tukmas• Prasati Sojomerto

2. Candi• Candi Angin• Candi Bubrah

Prasati Tukmas

• Prasati ini ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang-Jawa Tengah.

• Prasasti ini bertuliskan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta.

• Prasasti ini menyebutkan tentang mata air yang sangat bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India.

• Pada prasati itu terdapat gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra dan bunga teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.

Prasasti Sojomerto

• Prasasti ini ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

• Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa melayu kuno.

• Prasasti ini memuat tentang keluarga dari Dapunta Selendra yang merupakan cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Syailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno.

Candi Angin

• Candi ini terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara.

• Dinamakan Candi Angin karena letaknya yang tinggi tapi tidak roboh terkena angin.

Candi BUbrah

• Candi ini terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara.

top related