bab ii revisi pak ym
Post on 26-Jul-2015
46 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transportasi
Transportasi adalah usaha memindahkan,menggerakan, mengangkut, atau
mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana ditempat lain
ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan
tertentu (Miro, 2002:4).
Transportasi merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan
masyarakat. Pengembangan transportasi umum merupakan jawaban dari masalah
kemacetan yang terjadi di kota-kota besar pada negara berkembang.
Transportasipun ada beberapa jenis. Salah satunya transportasi darat.
Di kota besar transportasi darat sangatlah dibuthkan untuk menunjang
perekonomian kota tersebut. Tetapi padatnya penduduk kota tidak menutup
kemungkinan terjadinya kemacetan di jalan raya. Untuk itu dibutuhkan
transportasi yang mempunyai jalur tersendiri dan bebas macet. Salah satu
solusinya adalah transportasi transkota (busway).
2.2 Busway
Busway adalah sebuah sistem transportasi bus cepat. Busway pertama kali
dijalankan di Indonesia di kota Jakarta. Sistem ini dimedelkan berdasarkan sistem
TransMilenio yang sukses di Bogota, Kolombia. Perencanaan Busway telah
dimulai sejaktahun 1997 oleh konsultan dari Inggris. Pada waktu itu direncanakan
bus berjalan berlawanan dengan arus lalu-lintas (contraflow) supaya jalur tidak
diserobot kendaraan lain, namun dibatalkan dengan pertimbangan keselamatan
lalu-lintas. Meskipun Busway di Jakarta meniru negara lain (Kolombia, Jepang,
Australia), namun Jakarta memiliki jalur terpanjang dan terbanyak.
2.3 Metode Johnson
Metode Johnson adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk
penjadwalan pekerjaan yang terdiri dari dua orang pekerja yang ditugaskan, atau
dua buah mesin tersedia yang digunakan. Jumlah pekerjaan yang dapat
4
5
dijadwalkan untuk dilakukan atau yang akan diprosesnya dapat lebih dari dua
buah. Metode Johnson hanya dapat digunakan apabila proses produksi atau
pengerjaannya bersifat terus menerus (continuous system). Untuk
prosespengerjaan yang bersifat terputus-putus (intermitten system), maka metode
ini tentunya tidak bisa digunakan (Muhardi, 2004:111).
Gambar 2.1 Algoritma Metode Johnson
Gambar di atas menunjukkan bahwa, order atau pekerjaan yang dianggab
pertama harus diproses (misalkan order 1), akan lebih dahulu selesai daripada
order berikutnya. Demikian pula dengan pekerja yang akan memproses pekerjaan
itu. Pekerjaan A dianggap sebagai pekerjaan pertama, kemudian setelah pekerjan
A selesai baru pekerjaan B dapat memproses pekerjaan itu. Ini artinya, jika
pekerjaan B dianggap sebagai pekerja kedua, maka pekerja B tidak dapat
memproses suatu pekerjaan sebelum pekerjaan A selesai melaksanakan suatu
pekerjaan itu. Urutan atau rangkaian inilah yang dimaksud dengan sistem operasi
yang terus-menerus atau kontinyu.
Untuk mengguakan metode Johnson dalam penjadwalan penugasan
pekerjaan membutuhkan langkah-langkah pengerkaan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Mengedintifikasikan seluruh pekerjaan-pekerjaan atau order yang akan
dikerjakan, dan waktu pengerjaan masing-masing pekerjaan secara jelas;
2. Membuat penjadwalan pekerjaan secara lengkap (totally) hingga diketahui
waktu penyelesaian pekerjaan keseluruhan;
3. Mengatur pekerjaan yang akan dikerjakan pekerja.
6
Hasil dari rangkaian langkah-langkah pengerjaan tersebut dapat pula
dijadikan sebagai dasar penentuan jumlah waktu menganggur (idle time) atau
waktu tidak terpakai untuk masing-masing pekerjaan, sehingga akan diketahui
pula utilisasi atau produktivitas masing-masing pekerjaan tersebut. Selain itu,
sebagai informasi dari hasil penjadwalan pekerja tersebut. Selain itu, berbagai
informasi dari hasil penjadwalan pekerjaann ini dapat dijadikan sebagai alat untuk
pengendalian operasi (operations control) serta penentuan nilai moneter atau
finansial suatu rangkaian kegiatan
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa metode Johnson ini
hanya bisa digunakan sebagai suatu alat (tool) untuk penjadwalan pekerjaan, maka
sesungguhnya dapat dipahami jika metode ini relatif lebih mudah untuk
diterapkan ketimbang metode-metode penjadwalan lainnya, seperti metode
indikator, Gantt-char, metode Modi, metode jalur kritis, metode evaluasi dan
peninjauan program, dan lain-lain. Karenanya metode ini dinilai tepat digunakan
untuk penjadwalan pekerjaan pada usaha-usaha yang bersekala kecil. Metode ini
tentunya tidak hanya dapat diterapkan pada kasus-kasus operasi pada usaha
manufaktur tetapi juga pada usaha organisasi-organisasi jasa (service
organization).
2.4 Robot
Istilah robot diperkenalkan oleh seorang penulis bernama Karel Capek
yang menggunakan istilah robot yang berarti boneka / pekerja yang bisa bekerja
secara mandiri, pada kisah yang ditulisnya di tahun 1921 (Mas, 2010:5).
Sementara itu, cikal bakal teknologi robot sudah dikembangkan sejak abad
18, seperti Jacques de Vaucanson di tahun 1738, yang membuat bebek mekanik
yang dapat memakan dan mencincang biiji bijian, membuka dan menutup
sayapnya. Tahun 1796, Tanaka Hisashige di Jepang berhasil membuat mainan
mekanik yang dapat menghidangkan teh dan menulis huruf kanji. Tahun1926,
Nikola Tesla membuat perahu bot yang dapat dikontrol dengan radio. Tahun
1948, William Grey Walter membuat robot elektronik otomatis pertama dimana
robot ini dapat me-respons cahaya dan dapat melakukan kontak dengan objek dari
7
luar. Tahun 1954, saat dimulainya zaman digital, sebuah robot digital yang dapat
deprogram ditemukan oleh George Devol.
Selain Karel Capek yang menggunakan istilah robot sebagai
boneka/pekerja, ada juga Webster’s Dictionary yang mendefinisikan robot sebagai
perangkat otomatis yang membantu fungsi-fungsi menyerupai manusia. Sistem
kelas dalam robot mengelompokkan Autonomous Mobile Robot (AMR) sebagai
salah satu tahapan paling penting dalam tahap evolusi intelegensi dan struktur
robot. Robot diberi kemampuan khusus untuk berpindah tempat atau bergerak
dengan alat gerak konvensional seperti kaki atau roda.
Kata “autonomi” dapat diartikan sebagai kemampuan diri untuk
mengambil tindakan pada perubahan situasi atau kemampuan untuk mengambil
keputusan tanpa campur tangan manusia. Kemampuan autonomi robot pada
dasarnya dikendalikan oleh operator, meskipun pada beberapa operasi lain dapat
direncanakan, dikontrol dan dikerjakan tanpa campur tangan manusia itu sendiri.
Menurut klasifikasinya robot dapat dibagi menjadi 3, yaitu : Robot Non Mobile,
Robot Mobile, dan Humanoid, Animaloid, extra ordinar.
2.4.1 Robot Non Mobile
Robot Non Mobile merupakan type robot yang tidak dapat bergerak,
kebanyakan robot jenis ini digunakan di dalam industri.
2.4.2 Robot Mobile
Robot ini memiliki fungsi untuk dapat bergerak atau berpindah tempat,
pada awal perkembangannya robot mobile menggunakan roda untuk dapat
berpindah tempat, namun saat ini telah muncul berbagai teknologi yang dapat
mendukung robot mobile untuk berpindah tempat, salah satunya adalah hexapod,
memiliki kaki seperti laba – laba yang dapat bergerak lebih flexible. Berikut ini
beberapa contoh robot mobile:
8
Gambar 2.2 Contoh Robot Mobile
2.4.3 Humanoid, Animaloid, extra ordinary
Robot jenis ini sangat banyak digunakan saat ini karena memiliki fungsi
yang menyerupai manusia / hewan sehingga sangat bermanfaat untuk
menyelesaikan pekerjaan manusia yang mengharuskan tingkat keakuratan tinggi.
Secara garis besar robot jenis ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Humanoid
Robot yang memiliki bentuk fisik menyerupai manusia.
b. Android
Robot yang menyerupai laki – laki baik sifat, perasaan juga anggota tubuh.
c. Cyborg
Robot yang tidak menyerupai manusia tetapi memiliki fungsi seperti
manusia.
d. Gynoid
Berasal dari kata gyne, yang berarti wanita. Robot ini sama seperti
Android, hanya saja Gynoid berjenis kelamin wanita.
e. A.I
Robot yang mempunyai kecerdasan dan fungsi seperti manusia / hewan.
f. Disable Robotic
Robot yang diciptakan untuk membantu orang yang kekurangan secara
fisik.
g. Domotics
Robot yang digunakan dalam industry, dimana pengoperasiannya masih
harus menggunakan inputan dari computer.
9
2.5 Line Follower Robot (LFR)
Robot Line Follower adalah suatu robot yang dirancang / dibuat
menyerupai mobil, dan cara kerjanya ialah robot tersebut akan mengikuti garis
hitam / putih secara otomatis dimana pengendalinya berupa sensor-sensor dan
selanjutnya akan dieksekusi oleh komparator berupa transistor-transistor
dilanjutkan ke motor motor yang membuat robot bisa bekerja sabagai mana
mestinya.
Gambar 2.3 Robot line follower
2.6 Mikrokontroler
Mikrokontroler pada dasarnya merupakan bagian dasar dari suatu sistem
komputer. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu
komputer pribadi atau komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari
elemen-elemen dasar yang sama. Mikrokontroler merupakan alat yang
mengerjakan instruksi-instruksi yang diberikan kepadanya. Program ini
menginstruksikan untuk melakukan suatu tugas sederhana ataupun melakukan
tugas yang lebih kompleks sesuai dengan keinginan sang programmer.
Mikrokontroler biasanya terdiri dari CPU, RAM, ROM, I/O dan timer
yang terintegrasi dalam sebuah chip. Besarnya kapasitas ROM, RAM dan Port I/O
sudah ditentukan sesuai tipe mikrokontroler. Mikrokontroler digunakan untuk
orientasi pengontrolan, seperti pengontrol temperature, penampil display LCD,
pemroses sinyal digital, pemroses dan pengontrol mesin-mesin industri, robot, dan
lain-lain.
10
Berbagai jenis mikrokontroler dari berbagai vendor yang digunakan
secara luas di dunia saat ini diantaranya ialah dari Intel, Maxim, Microchip,
Motorolla, dan ATMEL. Beberapa seri mikrokontroler yang Mikrokontroler
adalah sebuah sistem mikroprosesor dimana didalamnya sudah terdapat CPU,
ROM, RAM, I/O, Clock, dan peralatan internal lainnya yang sudah saling
terhubung dan terorganisasi (teralamati) dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan
dikemas dalam satu chip yang siap dipakai. Sehingga kita tinggal memprogram isi
ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik yang membuatnya.
2.6.1 Mikrokontroler ATMEGA8535
Ada beberapa vendor yang membuat mikrokontroler diantaranya Intel,
Microchip, Winbond, Atmel, Philips, Xemics dan lain - lain. Dari beberapa
vendor tersebut, yang paling populer digunakan adalah mikrokontroler buatan
Atmel. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc prosesor) memiliki arsitektur
RISC 8 bit, di mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word)
dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda
dengan instruksi MCS 51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Tentu saja itu
terjadi karena jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda.
AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan seri
MCS 51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Secara umum,
AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga
AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan
masing – masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi
arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Oleh
karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu ATMega8535.
Selain mudah didapatkan dan lebih murah ATMega8535 juga memiliki fasilitas
yang lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu AT Tiny, AVR klasik, AT Mega.
Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O yang tersedia serta fasilitas lain seperti
ADC, EEPROM dan lain sebagainya. Salah satu contohnya adalah ATMega 8535.
Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz membuat
ATMega8535 lebih cepat bila dibandingkan dengan varian MCS 51. Dengan
11
fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan ATMega8535 sebagai mikrokontroler
yang powerfull.
Beberapa karakteristik dan fitur yang dimiliki mikrokontroler
ATmega8535 antara lain:
1. Resolusi data 8 bit.
2. Arsitektur RISC.
3. 8 kByte In System Programmable Flash.
4. 512 Bytes EEPROM.
5. 512 Bytes SRAM internal.
6. 8 channel, 10 bit resolusi ADC.
7. 4 channel PWM.
8. 2 timer/counter 8 bit.
9. 1 timer/counter 16 bit.
10. Osilator internal yang dikalibrasi.
11. Internal dan eksternal sumber interrupt
2.6.1.1 Fungsi dan Kebutuhan Pin
Pinout IC mikrokontroler ATMega8 yang berpackage DIP dapat dilihat di
bawah ini.
Gambar 2.4 IC mikrokontroller ATMega8535
12
Penjelasan dari masing-masing pin adalah sebagai berikut:
1. VCC (kaki 10) dihubungkan ke Vcc.
2. GND (kaki 31) dihubungkan ke ground.
3. PortA (PA7..PA0) (kaki 33-40) merupakan terminal masukan analog
menuju A/D Converter. Port ini juga berfungsi sebagai port I/O 8 bit dua
arah (bidirectional), jika A/D Converter tidak diaktifkan.
4. Port B (PB7-PB0) (kaki 1-8) merupakan port I/O 8 bit dua arah
(bidirectional) dengan resistor pull-up internal. Port B juga dapat berfungsi
sebagai terminal khusus.
5. Port C (PC7..PC0) (kaki 22-29) adalah port I/O 8 bit dua arah
(bidirectional) dengan resistor pull-up.
6. Port D (PD7..P0) (kaki 14-21) adalah port 8 bit dua arah I/O dengan
resistor pull-up internal. Port D juga dapat berfungsi sebagai terminal
khusus.
7. Reset (kaki 9) Kondisi rendah yang lebih lama dari 1,5 µS akan mereset
mikrokontroler.
8. XTAL1 (kaki 13) masukan bagi rangkaian osilator internal dan masukan
clock internal pada rangkaian sirkuit.
9. XTAL2 (kaki 12) keluaran dari rangkaian osilator internal.
10. ICP (kaki 20) adalah kaki masukan untuk fungsi Timer/Counter1 Input
Capture.
11. OC1B (kaki 18) adalah kaki keluaran bagi fungsi Output CompareB
keluaran Timer/Counter1.
12. AREF (kaki 32) adalah pin referensi analog untuk A/D Converter.
2.7 Bahasa Pemograman Mikrokontroller
Secara umum bahasa pemograman mikrokontroller adalah bahasa tingkat
rendah yaitu bahasa assembler, dimana setiap mikrokontroller memiliki bahasa
pemograman yang berbeda-beda. Karena banyaknya hambatan dalam penggunaan
13
bahasa assembler, maka mulai dikembangkan compiler, atau penerjemah untuk
bahasa tingkat tinggi.
Untuk keluarga Atmel atau mikrokontroller AT89S52 bahasa tingkat
tinggi yang banyak dikembangkan antara lain Basic, Pascal dan bahasa C. Dalam
melakukan pemograman banyak software yang dapat digunakan seperti AVR
Studio-4 dan BASCOM-8052C.
Dalam perancangan program robot line follower sudut lancip ini penulis
menggunakan bahasa pemograman C dengan menggunakan software Codevision
AVR.
2.7.1 Bahasa Pemograman C
Pada suatu pengontrolan alat, program yang digunakan adalah
pemrograman bahasa C. Untuk itu diperlukan juga pemahaman tentang
pemrograman tersebut
2.8 Codevision AVR
Code vision adalah software untuk memprogram sekaligus mendownload
program ke dalam ATmega, software ini sudah di edit sedemikian rupa sehingga
tidak ada batasan size program yang akan di download ke micrro.
Code Vision AVR merupakan sebuah cross-compiler C,Integrated
Development Environtment (IDE), dan Automatic Program Generator yang
didesain untuk mikrokontroler buatan Atmel seri AVR. CodeVisionAVR dapat
dijalankan pada sistem operasi Windows 95, 98, Me, NT4, 2000, dan XP.
Cross-compiler C mampu menerjemahkan hampir semua perintah dari
bahasa ANSI C, sejauh yang diijinkan oleh arsitektur dari AVR, dengan tambahan
beberapa fitur untuk mengambil kelebihan khusus dari arsitektur AVR dan
kebutuhan pada sistem embedded.
Code Vision AVR juga mempunyai Automatic Program Generator
bernama Code Wizard AVR, yang mengujinkan Anda untuk menulis, dalam
hitungan menit, semua instruksi yang diperlukan untuk membuat fungsi-fungsi
berikut:
1. Set-up akses memori eksternal
14
2. Identifikasi sumber reset untuk chip
3. Inisialisasi port input/output
4. Inisialisasi interupsi eksternal
5. Inisialisasi Timer/Counter
6. Inisialisasi Watchdog-Timer
7. Inisialisasi UART (USART) dan komunikasi serial berbasis buffer yang
digerakkan oleh interupsi.
Gambar 2.5 Code Vision AVR (http://student.eepis-its.edu)
top related